TUGAS SEMANTIK
ANALISIS TEHNIK PEMBELAJARAN Dosen Pembimbing:
Susi Darihastiningsih, M.Pd.
Oleh:
Nama : Trisnia Choirun Nisa’
NIM : 096239
PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA 2009-D SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA JOMBANG
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita senang tiasa ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga penyusun bisa menyelesaikan tugas mata kuliah SEMANTIK, yang merupakan salah satu tugas perkuliahan Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Persatuan Guru Republik Indonesia, Jombang.
Dalam hal ini penyusun mengucapkan terima kasih yang setulusnya kepada :
1. Kedua orang tua tercinta.
2. Susi Darhastining, M.Pd selaku KAPRODI Bahasa dan Sastra Indonesia dan selaku dosen pembimbing.
3. Semua mahasiswa yang banyak membantu dalam menyelesaikan makalah.
Penyusun menyadari bahwa tugas mata kuliah, Semantik ini jauh dari sempurna, oleh karena itu penyusun mohon saran dan kritik dari pembaca. Akhir kata semoga tugas ini bermanfaat bagi pembaca.
Jombang,29 Januari 2011
DAFTAR ISI
Halaman Judul...1
Kata Pengantar...2
Daftar Isi...3
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang...4
B. Batasan Masalah...4
C. Rumusan masalah...4
D. Tujuan...5
BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Analisis SWOT...6
B. Jenis-jenis Analisis SWOT...6
C. Ragam dan Jenis Metode Pengajaran...8
D. AnalisisTeknik Mengajar Dosen Mata Kuliah Semester 3...20
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan...26
B. Saran...26
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gagasan dan pelaksanaan pendidikan selalu dinamis sesuai dengan dinamika manusia dan masyarakatnya.Sejak dulu, kini dan masa depan pendidikan selalu mengalami perkembangan.Pemikiran-pemikiran yang membawa pembaruan pendidikan ini disebut aliran-aliran pendidikan.Seperti dalam bidang-bidang lainnya, pemikiran dalam pendidikan itu berlangsung seperti suatu diskusi berkepanjangan yakni pemikiran-pemikiran selalu ditanggapi dengan pro dan kontra oleh pemikir-pemikir yang lain dari pemikir-pemkir itu muncullah metode-metode yang digunakan dalam pembelajaran.OLeh karena itu setiap calon tenaga pendidik utamanya calon pakar pendidikan harus memehami jenis-jenis metode pengajaran beserta kelebihan dan kelemahannya supaya bisa menerapkan metode tersebut sesuai kondisi siswa dengan harapan proses belajar mengajar bisa sukses.
B. Batasan Masalah
Agar masalah penelitian lebih fokus kepada tujuan penelitian dan tidak terlalu luas, maka penulis membatasi masalah penelitian hanya pada ruang lingkup tentang konsep analisis swot dan analisis metode pengajaran yang dilakukan dosen selama semester tiga.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis mengajukan rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksut analisis SWOT?
2. Bagaimana menganalisis tehnik pengajaran dosen semester 3?
Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah, serta batasan masalah yang diajukan diatas maka secara umum penelitian ini bertujuan:
1. Agar mahasiswa mengetahui konsep analisis swot.
2. Agar mahasiswa mampu menganalisis metode pengajaran yang dilakukan dosen selama semester tiga
BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Analisis SWOT
Analisa SWOT adalah sebuah bentuk analisa situasi dan kondisi yang bersifat deskriptif (memberi gambaran). Analisa ini menempatkan situasi dan kondisi sebagai sebagai faktor masukan, yang kemudian dikelompokkan menurut kontribusinya masing-masing. Satu hal yang harus diingat baik-baik oleh para pengguna analisa SWOT, bahwa analisa SWOT adalah semata-mata sebuah alat analisa yang ditujukan untuk menggambarkan situasi yang sedang dihadapi atau yang mungkin akan dihadapi oleh organisasi, dan bukan sebuah alat analisa ajaib yang mampu memberikan jalan keluar yang cespleng bagi masalah-masalah yang dihadapi oleh organisasi.
Analisa ini terbagi atas empat komponen dasar yaitu :
1. Strength (S), adalah situasi atau kondisi yang merupakan kekuatan dari organisasi atau program pada saat ini.
2. Weakness (W), adalah situasi atau kondisi yang merupakan kelemahan dari organisasi atau program pada saat ini.
3. Opportunity (O), adalah situasi atau kondisi yang merupakan peluang diluar organisasi dan memberikan peluang berkembang bagi organisasi dimasa depan. 4. Threat (T), adalah situasi yang merupakan ancaman bagi organisasi yang datang dari
luar organisasi dan dapat mengancam eksistensi organisasi dimasa depan.
Selain empat komponen dasar ini, analisa SWOT, dalam proses penganalisaannya akan berkembang menjadi beberapa Subkomponen yang jumlahnya tergantung pada kondisi organisasi. Sebenarnya masing subkomponen adalah pengejawantahan dari masing-masing komponen, seperti Komponen Strength mungkin memiliki 12 subkomponen, Komponen Weakness mungkin memiliki 8 subkomponen dan seterusnya.
Sebuah asumsi dasar dari model ini adalah kondisi yang berpasangan antara S dan W, serta O dan T. Kondisi berpasangan ini terjadi karena diasumsikan bahwa dalam setiap kekuatan selalu ada kelemahan yang tersembunyi dan dari setiap kesempatan yang terbuka selalu ada ancaman yang harus diwaspadai. Ini berarti setiap satu rumusan Strength (S), harus selalu memiliki satu pasangan Weakness (W) dan setiap satu rumusan Opportunity (O) harus memiliki satu pasangan satu Threath (T).
Kemudian setelah masing-masing komponen dirumuskan dan dipasangkan, langkah selanjutnya adalah melakukan proses penilaian. Penilaian dilakukan dengan cara memberikan skor pada masing -masing subkomponen, dimana satu subkomponen dibandingkan dengan subkomponen yang lain dalam komponen yang sama atau mengikuti lajur vertikal. Subkomponen yang lebih menentukan dalam jalannya organisasi, diberikan skor yang lebih besar. Standar penilaian dibuat berdasarkan kesepakatan bersama untuk mengurangi kadar subyektifitas penilaian.
2. Model Kualitatif
Urut-urutan dalam membuat Analisa SWOT kualitatif, tidak berbeda jauh dengan urut-urutan model kuantitatif, perbedaan besar diantara keduanya adalah pada saat pembuatan subkomponen dari masing-masing komponen. Apabila pada model kuantitatif setiap subkomponen S memiliki pasangan subkomponen W, dan satu subkomponen O memiliki pasangan satu subkomponen T, maka dalam model kualitatif hal ini tidak terjadi. Selain itu, SubKomponen pada masing-masing komponen (S-W-O-T) adalah berdiri bebas dan tidak memiliki hubungan satu sama lain. Ini berarti model kualitatif tidak dapat dibuatkan Diagram Cartesian, karena mungkin saja misalnya, SubKomponen S ada sebanyak 10 buah, sementara subkomponen W hanya 6 buah.
C. Ragam dan Jenis Model Pengajaran 1. Metode Kerja kelompok
Cara mengajar , dimana siswa didalam kelas dipandang sebagai suatu kelompok atau dibagi menjadi beberapa kelompok.
Adapun pengelompokkan itu berdasarkan :
Adanya alat peraga yang tidak mencukupi jumlahnya Kemampuan belajar siswa
Minat Khusus
Memperbesar partisipasi siswa Pembagian tugas atau pekerjaan Kerjasama yang efektif
2. Metode Penemuan ( Discovery)
Proses mental dimana siswa mampu mengasimilasikan sesuatu konsep atau prinsip. Yang dimaksud dengan proses mental adalah mengamati, mencerna, mengerti, menggolongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, membuat kesimpulan.
3. Unit Teaching
Tehnik ini memberi kesempatan siswa belajar secara aktif dan guru dapat mengenal dan menguasai cara belajar secara unit. Pengajaran unti ini ada 3 fase :
Fase perencanaan/permulaan
Guru membagi kelas ke beberapa kelompok
Membagi tugas dengan masalah yang akan dibahas
Setiap kelompok menunjukkan pencatatn laporankemajuan dan hasil kerja kelompok Guru menunjukan sumber-sumber untuk memecahkan masalah
Fase pengerjaan unit
Siswa terjun kelapangan,belajar diperpustakaan, meneliti laboratorium, mengamati Guru mengntrol apa yangdikerjakan siswa, memberi saran/pertanyaan, membantu
Hasil kerja siswa dibawa kembali kesekolah
Hasil informasi disusn ,diolah, sehingga menghasilkan sesuatu yang bisa dilihat orang banyak misalnya hasil kerajinan, hasil perkebunan atau lainnya
4. Micro Teaching
Mikro teaching berarti suatu kegiatan mengajar dimana segala dikecilkan atau disederhanakan, yaitu :
Jumlah murid , 5 sampai 6 orang
Waktu mengajar antara 5 sampai 10 menit
Bahan pelajaran hanya mencangkup satu atau dua unit kecil yang sederhana Keterampilan mengajar difokuskan pada beberapa keterampilan khusus saja .
5. Metode Inquiri
Keunggulan tehnik inquiri adalah :
Dapat membentuk dan mengembangkan “self-concept’ pada diri siswa sehingga siswa dapat mengerti tentang konsep dasar dan ide-ide lebih baik
Membantu dalam menggunaka ingatan dan transfer pada situasi proses belajar yang baru
Mendorong siswa untuk berpikirr dan bekerja atas inisiatif sendiri
Mendorong siswa untuk berpikir intuitif dan merumuskan hipotesa sendiri Situasi proses belajar menjadi lebih terangsang
Memberi kepuasan yang bersifat intrinsic
Siswa dapat menghindari siswa dari cara-cara belajar yang tradisional
Dapat memberi waktu siswa secukupnya sehingga mereka dapat mengasimilasi dan mengakomodasi informasi
6. Metode Penampilan
Metode Penampilan berbentuk pelasanaan paktek oleh siswa dibawah bimbingan dari dekat oleh Pengajar. Jika metode ini dipergunakan dalam pengajaran harus :
Melakukan tindakan pengamanan sebelum kegiatan praktek dimulai untuk keselamatan siswa yang menggunakan
Metode Penampilan digunakan :
Pelajaran telah mencapai tingkat lanjutan
Kegiatan pembelajaran bersifat normal, latihan kerja atau magang
Siswa mendapat kemungkinan untuk menerapkan apa yang dipelajari kedalam situasi yang sesungguhnya
Kondisi praktek sama dengan kondisi kerja Adanya bimbingan selama praktek
Kegiatan ini menjadi remedial bagi siswa
Keterbatasan penggunaan metode ini adalah :
Membutuhkan waktu yang lama
Membutuhkan fasilitas dan alat khusus yang mungkin mahal, sulit diperoleh dan dipelihara secara terus menerus
Membutuhkan pengajar yang lebih banyak .
7. Metode Diskusi
Metode ini merupakan interaksi antar siswa atau siswa dengan guru untuk menganalisa, memecahkan masalah, menggali atau memperdebatkan topik atau permasalahan tertentu. Yang dibutuhkan bila menggunakan metode ini adalah :
Menyediakan bahan/topik atau masalah yang akan didiskusikan
Menyebutkan pokok-pokok masalah yang akan dibahas atau memberikan penugasan studi khusus kepada siwa sebelum menyelenggarakan diskusi
Menugaskan siswa untuk menjelaskan , menganalisa dan meringkas. Membimbing diskusi , tidak memberi ceramah
Sabar terhadap kelompok yang lamban dalam mendiskusikannya
Waspada terhadap kelompok yang tampak kebingungan atau berjalan dengan tidak menentu
Model ini cocok digunakan :
Siswa berada di tahap menengah atau tahap akhir proses belajar Pelajaran normal atau magang
Perluasan pengetahuan yang telah didiskusikan
Belajar mengidentifikasi dan memecahkan masalah serta mengambil keputusan
8. Metode Ceramah
Metode ini berbentuk penjelasan konsep, prinsip dan fakta pada akhir perkuliahan ditutup dengan Tanya jawab antara dosen dan mahasiswa . Metode ini dapat dilakukan :
Untuk memberikan pengarahan , petunjuk diawal pembelajaran
Waktu terbatas, sedangkan materi / informasi banyak yang akan disampaikan. Lembaga pendidikan sedikit memiliki staf pengajar dengan siswa yang banyak.
9. Metode Demonstrasi
Metode demontrasi dapat dilaksanakan manakala:
Kegiatan pembelajaran berrsifat normal, magang atau latihan bekerja Bila materi pelajaran berbentuk keterampilan gerak
Guru, pelatih , instruktur bermaksud menyederhanakan penyelesaian kegiatan yang panjang
Pengajar bermaksud menunjukkan suatu standar penampilan
Untuk menumbuhkan motivasi siswa tentang latihan/ praktik yang kita laksanakan Untuk dapat mengurangi kesalahan-kesalahan
Bila beberapa masalah yang menimbulkan pertanyaan pada siswa dapat dijawab lebih teliti waktu proses demonstrasi
Batas-batas metode ini adalah :
Demonstrasi menjadi kurang efektif bila tidak diikuti dengan sebuah aktivitas dimana para siswa sendiri dapat ikut bereksperimen dan menjadikan aktifitas itu pengalaman pribadi
Tidak semua hal dapat didemosntrasikan di dalam kelompok
Kadang-kadang bila suatu alat dibawa ke dalam kelas kemudian didemonstrasikan, terjadi proses yang berlainan dengan proses dalam situasi nyata
Jika setiap orang diminta mendemostrasikan maka dapat menyita waktu yang banyak dan membosankan bagi peserta lainnya.
10. Metode Tanya jawab
Metode Tanya jawab ialah suatu cara penyajian bahan pelajaran melalui bentuk pertanyaan yang perlu dijawab oleh siswa.
Kelebihan metode ini :
Lebih mengaktifkan siswa dibandingkan dengan metode ceramah
Siswa akan lebih cepat mengerti , karena memberi kesempatan siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum jelas atau belum dimengerti sehingga guru dapat menjelaskan kembali
Mengembangkan keberanian dan keterampilan siswa dalam menjawab dan mengemukakan pendapat
Mengetahui perbedaan pendapat anatar siswa dan guru , dan akan membawa kearah suatu diskusi
pertanyaan dapat menarik dan memusatkan perhatian siswa
Keterbatasan metode ini adalah :
Menyita waktu lama dan jumlah siswa harus sedikit
Mempersyaratkan siswa memiliki latar belakang yang cukup tentang topik atau maslah yang didiskusikan
Dapat menimbulkan beberapa masalah baru Mudah menyimpang dari pokok persoalan
Apatis bagi siswa yang tidak terbiasa dalam forum 11. Metode Studi Mandiri
Metode studi mandiri berbentuk pelaksanaan tugas membaca atau penelitian oleh siswa tanpa bimbingan atau pengajaran khusus. Metode ini digunakan :
Pada tahap akhir
Dapat digunakan pada semua mata pelajaran Menunjang metode pembelajaran yang lain Meningkatkan kemampuan kerja siswa Mempersiapkan siswa untuk kenaikan tingkat
Memberi kesempatan kepada siswa untuk memperdalam minatnya tanpa dicampuri siswa lain.
12. Metode Pembelajaran Terprogram
Metode ini menggunakan bahan pelajaran yang disiapkan secara khusus. Ketika menggunakan metode ini , yang harus diperhatikan adalah :
Siswa-siswa harus benar-benar memiliki seluruh bahan, alat-alat dan perlengkapan lain yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pelajaran tersebut
Siswa harus benar-benar tahu bahwa bahan tersebut bukan tes
Tersedianya sumber yang dapat membantu siswa apabila mengalami kesulitan
Secar periodik, siswa harus dicek kemampuannya untuk membuatnya benar-benar belajar
Metode ini dugunakan apabila :
Kurang mendapat interaksi social
Semua tahap belajar , dari permulaan sampai dengan proses akhir belajar siswa dapat diprogram secara lengkap/utuh
Pelajaran formal , belajar jarak jauh dan magang Mengatasi kesulitan perbedaan individual
Mempermudah siswa belajar dalam waktu yang diinginkan
Bahan pelajaran yang telah dikumpulkan dengan baik membuat setiap siswa melalui urutan kegiatan belajar yang sama. Hal ini membuat metode kurang fleksibel
Biaya pengembangan yang tinggi Siswa kurang mendapat interaksi sosial
13. Metode Tugas dan Resitasi
Metode resitasi adalah metode penyajian bahan dimana guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukankegiatan belajar. Metode ini diberikan karena dirasakan bahan pelajaran terlalu banyak , sementara waktu sedikit. Tugas dan resitasi tidak sama dengan pekerjaan rumah (PR), tetapi jauh lebih luas. Langkah-langkah yang harus diikuti metode tugas dan resitasi adalah :
Fase Pemberian tugas Tujuan yang akan dicapai Jenis tugas yang jelas dan tepat Sesuai dengan kemampuan siswa
Ada petunjuk/sumber yang dapat membantu pekerjaan siswa Sediakan waktu yangcukup untuk mengerjakan tugas tersebut
Langkah Pelaksanaan Tugas
Diberikan bimbingan/ pengawasan oleh guru Diberikan dorongan sehingga anak mau bekerja
Diusahakan /dikerjakan oleh siswa sendiri, tidak menyuruh orang lain Dianjurkan agar siswa mencatat hasil-hasil yang ia peroleh
Fase mempertanggungjawabkan Tugas
Laporan siswa baik lisan/ tertulis dari apa yang dikerjakannya Ada Tanya jawab/diskusi kelas
Penilaian hasil pekerjaan siswa baik dengan tes maunpun non tes
Metode ini disebut juga metode training, merupakan suatu cara mengajar yang baik untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu. Metode ini dapat digunakan juga untuk memperoleh suatu ketangkasan, ketepatan , kesempatan dan keterampilan.
15. Metode Latihan bersama teman
Metode ini memanfaakan siswa yang telah lulus atau berhasil. Dalam pengunaan metode ini yang perlu diperhatikan adalah :
Seorang siswa memperhatikan seorang siswa yang telah mencapai tingkat lanjut dalam melaksanakan semua tugas dibawah bimbingan pelatih
Setelah mengenal tugas tersebut, siswa dilatih dalam keterampilan melakukannya Setelah lulus , ia menjadi pelatih untuk siswa lainnya
Kelemahan metode ini adalah :
Terbatasnya siswa yang dapat dilatih dalam satu periode tetentu
Kegiatan latihan harus senantiasa dikontrol secara langsung untuk memelihara kualitas.
16. Metode Simulasi
Metode ini menampilkan symbol-simbol atau peralatan yang menggantikan proses kejadian atau benda yang sebenarnya. Penggunaan metode ini perlu memperhatikan beberapa hal :
Pada tahap permulaan proses belajar, diperlukan tingkat dibawah relaitas . Siswa diharapkan mengidentifikasikan lokasi tujuan, sifat-sifat benda, tindakan yang sesuai dengan kondisi tertentu, dan sebagainya
Pada tahap pertengahan proses belajar, diperlukan tingkat realitas yang memadai. Siswa diharapkan dapat mempelajari sesuatu dalam kaitan dengan pengetahuan yang lebih luas dan memulai mengkoordinasikan keterampila- keterampilan.
Pada tahap akhir, diperlukan tingkat realitas yang tinggi.
Siswa diharapkan dapat melakukan pekerjaan seperi yang seharusnya
Metode ini dilakukan bila :
Memberi kegiatan-kegiatan yang analogis
Memungkinkan praktek dan umpan balik dengan resiko kecil Diprogramkan sebagai alat pelajaran mandiri
17. Metode Pemecahan Masalah
Metode ini dikenall sebagai Metode Brainstorming merupakan metode yang merangsang berpikir dan menggunakan wawasan tanpa melihat kualitas pendapat yang disampaikan oleh siswa. Metode ini dapat dilaksankan apabila siswa telah berada pada tingkat yang lebih tinggi dengan prestasi yang tinggi pula. Penggunaan metode ini dengan mengikuti langkah-langkah sebagi berikut :
Adanya masalah yang jelas untuk dipecahkan
Mencari data atau keterangan yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah tersebut
Menetapkan jawaban sementara dari masalah tersebut Menguji kebenaran jawaban sementara tersebut
Menarik kesimpulan artinya siswa harus sampai kepada kesimpulan terakhir tentang jawaban dari masalah tadi.
18. Metode Studi Kasus
Metode ini berbentuk penjelasan tentang masalah kejadian, atau situasi tertentu , kemudian siswa ditugasi mencari alternative pemecahannya. Metode ini dapat dikembangkan atau diterapkan pada siswa, manakala siswa memiliki pengetahuan awal tentang masalah ini.
Keterbatasan metode ini :
Mendapatkan kasus yang telah ditulis dengan baik sebagai hasil penelitian lapangan dan sesuai dengan lingkungan kehidupan siswa
Mengembangkan kasus sangat mahal.
19. Metode Insiden
20. Metode Praktikum
Metode ini dapat dilakukan kepada siswa setelah guru memberikan arahan , aba-aba petunjuk.
21. Metode Proyek
Metode ini merupakan pemberian tugas kepada semua siswa untuk dikerjakan secara individual. Siswa dituntut untuk mengamati, membaca, meneliti,. Kemudian siswa dimintakan untuk membuat laporan dari tugas yang diberikan kepadanya dalam bentuk makalah. Metode ini bertujuan membentuk analisis masing-masing siswa.
22. Metode bermain peran
Metode ini adalah suatu cara penguasaan bahan pelajaran melalui pengembangan dan penghayatan anak didik. Metode yang melibatkan interaksi antara dua siswa atau lebih tentang suatu topik atau situasi. Siswa melakukan peran masing-masing sesuai dengan tokoh yang ia lakoni, mereka berinteraksi sesama mereka. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan metode ini adalah:
Penetuan topik
Penentuan anggota pemeran Pembuatan lembar kerja Latihan singkat dialog Pelaksanaan pemainan peran
.
23. Metode Seminar
Merupakan kegiatan belajar sekelompok siswa untuk membahas topik, masalah tertentu. Setiap anggota kelompok seminar dituntut agar berperan aktif dankepada mereka dibebankan tanggungjawab untuk mendapatkan solusi dari topic, masalah yang dipecahkannya. Guru bertindak sebagai nara sumber. Tidak jarang seminar melahirkan rekomendasi dan resolusi.
24. Metode Simposium
Sebuah simposium hampir menyerupai panel, karena simposium harus pula terdiri atas beberapa pembicara sedikitnya dua orang. Tetapi symposium berbeda dengan panel didalam cara pembahasan persoalan. Sifatnya lebih formal. Seorang anggota symposium terllebih dahulu menyiapkan pembicaraannya menurut satu titik pandangan tertentu. Terhadap sebuah persoalan yang sama diadakan pembahasan dari berbagai sudut pandangan dan disoroti dari titk tolak yang berbeda-beda.
25. Metode Sosiodrama
Ialah cara mengajar yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan kegiatan memainkan peranan tertentu yang terdapat dalam kehidupan masyarakat.
Tujuan yang diharapkan dengan penggunaan metode ini adalah :
Agar siswa dapat menghayati dan mengehargai perasaan orang lain Dapat belajar bertanggung jawab
Dapat belajar bagaimana mengambil keputusan dalam situasi kelompok secara spontan
Merangsang kelas untuk berpikir dan memecahkan masalah.
26. Metode Tutorial
Merupakan cara menyapaikan bahan pelajaarn yang telah dikembangkan dalam bentuk modul untuk dipelajari siswa secara mandiri. Siswa dapat mengkonsultasikantentang masalh-masalah dan kemajuan yang ditemui secara periodik.
27. Metode Deduktif
Metode deduktif merupakan pemberian penjelasan tentang prinsip-prinsip isi pelajaran, kemudian dijelaskan dalam bentuk penerapannya atu contoh- contohnya dalam situasi tertentu. Metode ini menjelaskan teori ke bentuk realitas atau menjelaskan hal-hal yang bersifat umum ke yang bersifat khusus.
Metode ini tepat dipergunakan :
Isi pelajaran meliputi terminology, teknis dan bidang yang kurang membutuhkan proses berpikir kritis,
Pengajaran mengenai pelajaran tersebut mempunyai persiapan yang baik dan pembicara yang baik
Waktu yang tersedia sedikit
28. Metode Induktif
Metode induktif dimulai dengan pemberan berbagai kasus , fakta , contoh atau sebab yang mencerminkan suatu konsep atau prinsip. Kemudian sswa dibimbing untuk berusaha keras mensitesiskan, merumuskan atau menyimpulkan prinsip dasar dari pelajarn tersebut . Metode ini disebut metode discovery atau Socratic
Metode ini tepat digunakan :
Pengajar mempunyai keterampilan fleksibel, terampil mengajukan pertanyaan , terampil mengulang pertanyaan dan sabar
Waktu yang tersedia cukup panjang.
29. Metode KaryaWisata
Ialah Suatu cara penguasaan bahan pelajaran oleh para siswa dengan jalan membawa mereka langsung ke objek yang terdapat diluar kelas atau dilingkungan kehidupan nyata.
30. Metode Eksperimen
Metode ini adalah metode pemebrian kesempatan kepada siswa perseorangan dan kelompok, untuk dilatih melakukan suatu proses atau percobaan
31. Metode Bercerita
Ialah suatu cara mengajar dengan bercerita. Pada hakekatnya metode bercerita sama dengan metode ceramah. Karena informasi disampaikan melalui penuturan atau penjelasan lisan dari seseorang kepada orang lain.
Mata Kuliah Metode Pengajaran Kelebihan Kelemahan
Metode Tugas dan Resitasi
Metode resitasi adalah metode penyajian bahan dimana guru
memberikan tugas tertentu agar siswa
melakukankegiatan belajar. Metode ini diberikan karena dirasakan bahan
pelajaran terlalu banyak ,
sementara waktu sedikit. Tugas dan resitasi tidak sama dengan pekerjaan rumah (PR), tetapi jauh lebih luas.
Metode Diskusi
Metode ini merupakan interaksi antar siswa atau siswa dengan guru untuk menganalisa,
Lebih merangsang siswa dalam melakukan aktivitas belajar
individual
ataupun kelompok Dapat
mengembangkan
kemandirian siswa diluar pengawasan guru
Dapat membina tanggung jwab dan disiplin siswa tugas kelompok, tidak jarang yang aktif mengerjakan dan menyelesaikan adalah anggota tertentu saja , sedangkan anggota yang sesuai dengan pervedaan
individu siswa
Faizun, M.Pd berbentuk pelasanaan paktek oleh siswa dibawah bimbingan dari dekat oleh Pengajar.
kemungkinan untuk menerapkan apa yang dipelajari fasilitas dan alat khusus yang mungkin mahal, sulit
diperoleh dan
dipelihara secara terus menerus
• Membutuhkan pengajar yang lebih ba
Sintaksis Dibimbing oleh:
Nur Wahyu,
M.Pd
Metode Tugas dan Resitasi
Metode resitasi adalah metode penyajian bahan dimana guru
memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar. Metode ini diberikan karena dirasakan bahan pelajaran terlalu banyak , sementara waktu sedikit.
Tugas dan resitasi tidak sama dengan pekerjaan rumah (PR), tetapi jauh lebih luas.
Metode Diskusi
Metode ini merupakan interaksi antar siswa atau siswa dengan guru untuk menganalisa,
Lebih merangsang siswa dalam melakukan aktivitas belajar
individual
ataupun kelompok Dapat
mengembangkan
kemandirian siswa diluar pengawasan guru
Dapat membina tanggung jwab dan disiplin siswa Dapat
mengembangkan kreativitas siswa
Kelebihan diskusi:
Melatih mahasiswa dalam menghargai pendapat orang lain Belajar
mengidentifikasi dan memecahkan
masalah serta tugas kelompok, tidak jarang yang aktif mengerjakan dan menyelesaikan adalah anggota tertentu saja , sedangkan anggota yang sesuai dengan pervedaan
individu siswa
memecahkan masalah,
Melatih mahasiswa untuk bertanggung jawab terhadap apa yang dibuat olehnya
Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk
Lebih merangsang
siswa dalam
melakukan aktivitas belajar individual Metode ini berbentuk penjelasan konsep, prinsip dan fakta pada akhir
perkuliahan ditutup dengan Tanya jawab antara dosen dan mahasiswa.
• Guru mudah menguasai kelas
• Mudah
mengorganisasikan tempat duduk / kelas • Dapat diikuti oleh siswa dalam jumlah besar • Mudah mempersiapkan dan melaksanakannya • Guru mudah
menerangkan pelajaran dengan baik
• Keberhasilan siswa tidak terukur
• Perhatian dan motivasi siswa sulit diukur
• Peran serta siswa dalam pembelajaran rendah
• Pembicara sering melantur
• Bila sering
digunakan dan terlalu lama membosankan Belajar
Pembelajaran Dibimbing oleh:
Metode Tugas dan Resitasi
Metode resitasi adalah
Lebih merangsang siswa dalam melakukan aktivitas belajar
Drs. Joko Santuso metode penyajian bahan dimana guru
memberikan tugas tertentu agar siswa
melakukankegiatan belajar. Metode ini diberikan karena
Tugas dan resitasi tidak sama dengan pekerjaan rumah (PR), tetapi jauh lebih luas.
Metode Diskusi
Metode ini merupakan interaksi antar siswa atau siswa dengan guru untuk menganalisa,
kemandirian siswa diluar pengawasan guru
Dapat membina tanggung jwab dan disiplin siswa Dapat
mengembangkan kreativitas siswa Kelebihan diskusi:
Melatih mahasiswa dalam menghargai pendapat orang lain Belajar
mengidentifikasi dan memecahkan
masalah serta
mengambil Keputusan
Melatih mahasiswa untuk bertanggung jawab terhadap apa yang dibuat olehnya
Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk
Lebih merangsang
Khusunya untuk tugas kelompok, tidak jarang yang aktif mengerjakan dan menyelesaikan adalah anggota tertentu saja , sedangkan anggota yang sesuai dengan pervedaan
individu siswa
siswa dalam melakukan aktivitas belajar individual Metode studi mandiri berbentuk pelaksanaan tugas membaca atau penelitian oleh siswa tanpa bimbingan atau pengajaran khusus.
Meningkatkan
kemampuan kerja mahasiswa
Memberi
kesempatan kepada
siswa untuk
Metode Tugas dan Resitasi
Metode resitasi adalah metode penyajian bahan dimana guru
memberikan tugas tertentu agar siswa
melakukankegiatan belajar.
Metode ini diberikan karena dirasakan bahan pelajaran terlalu banyak ,
sementara waktu sedikit. Tugas dan resitasi tidak sama dengan pekerjaan rumah (PR), tetapi jauh
Lebih merangsang siswa dalam melakukan aktivitas belajar
individual
ataupun kelompok Dapat
mengembangkan
kemandirian siswa diluar pengawasan guru
Dapat membina tanggung jwab dan disiplin siswa Dapat
mengembangkan kreativitas siswa Kelebihan diskusi:
Melatih mahasiswa dalam menghargai pendapat orang lain
Siswa sulit dikontrol mengenai pengerjaan tugas Khusunya untuk tugas kelompok, tidak jarang yang aktif mengerjakan dan menyelesaikan adalah anggota tertentu saja , sedangkan anggota yang sesuai dengan pervedaan
individu siswa
lebih luas.
Metode Diskusi
Metode ini merupakan interaksi antar siswa atau siswa dengan guru untuk menganalisa, memecahkan masalah, menggali atau
memperdebatkan topik atau permasalahan tertentu.
Belajar
mengidentifikasi dan memecahkan
masalah serta
mengambil Keputusan
Melatih mahasiswa untuk bertanggung jawab terhadap apa yang dibuat olehnya
Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mencari sendiri materi yang sudah ditugaskan kepada mereka yang nantinya merupakan ilmu yang akan mereka peroleh
Lebih merangsang
siswa dalam
melakukan aktivitas belajar individual ataupun kelompok
BAB III PENUTUP A.KESIMPULAN
Analisa SWOT adalah sebuah bentuk analisa situasi dan kondisi yang bersifat deskriptif (memberi gambaran).
Analisa ini terbagi atas empat komponen dasar yaitu :
Strength (S), adalah situasi atau kondisi yang merupakan kekuatan program pada saat itu Weakness (W), adalah situasi atau kondisi yang merupakan kelemahan program pada saat itu Opportunity (O), adalah situasi atau kondisi yang merupakan peluang penerapan program tersebut.Threat (T), adalah situasi yang merupakan ancaman penerapan program tersebut.Dari analisis diatas juga dapat disimpulkan bahwa metode yang paling banyak digunakan dosen adalah metode diskusi dan pemberian tugas, mungkin metode ini dirasa cukup sesuai dengan kondisi mahasiswa sehingga metode ini banyak digunakan.
B.SARAN.
DAFTAR PUSTAKA
Djamarah,sayiful bahri,dkk.2006.Strategi Belajar Mengajar.Jakarta:Rineka Cipta.