• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gangguan Kepribadian menggunakan pembangunan aplikasi (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Gangguan Kepribadian menggunakan pembangunan aplikasi (1)"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

GANGGUAN KEPRIBADIAN

MAKALAH

disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah

Psikologi

oleh

Erlina Sugi Heria 1104186

Annisa Nur Pratiwi 1104163

Winda Prabaniti Wijaya 1104125

Gina Agytha Rahayu 1104166

Fadel Khafi 1104185

SEKOLAH TINGGI KESEJAHTERAAN SOSIAL

BANDUNG

(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Gangguan Kepribadian” ini dengan lancar. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh dosen pembimbing mata kuliah Psikologi.

Kami ucapkan terima kasih kepada ibu dosen pembimbing, atas bimbingan dan arahan dalam penulisan makalah ini. Juga kepada rekan-rekan sekelompok atas bantuan dan kerjasamanya sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik.

Kami berharap, dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua, dan dapat menambah wawasan kita terutama dalam hal Penanganan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial, khususnya bagi penanganan klien yang mengalami Gangguan Kepribadian. Makalah ini masih jauh dari kata sempurna, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat mendukung dari pembaca demi perbaikan menuju arah yang lebih baik.

Bandung, 1 Maret 2012

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………..…i

DAFTAR ISI……….….ii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penulisan………1

1.2 Tujuan Penulisan……….1

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Gangguan Kepribadian………..……..2

2.2 Faktor Penyebab Gangguan Kepribadian………..…………....3

2.3 Gejala Umum Gangguan Kepribadian………...4

2.4 Klasifikasi dan Diskripsi Gangguan Kepribadian…..………..5

2.5 Resiko Gangguan Kepribadian………11

2.6 Treatment bagi Penderita Gangguan Kepribadian……….12

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan……….……17

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penulisan

Gangguan kepribadian menurut Rusdi Malim (1998) yang merujuk pada PPGDJ-III (Pedoman Penggolongan diagnose Gangguan Jiwa III) adalah paranoid, schizoid, emosional tak stabil tipe implusif dan ambang, historic, anankastik, cemas (menghindar), dependen, khas lainnya yang tidak tergolongkan.

Gangguan Kepribadian adalah istilah umum untuk suatu jenis penyakit mental di mana cara berpikir, memahami situasi, dan berhubungan dengan orang lain tidak berfungsi.

Sedangkan gangguan kepribadian menurut Kaplan dan Saddock adalah suatu varian dari sifat karakter tersebut yang diluar rentang yang ditemukan pada sebagian besar orang. Hanya jika sifat kepribadian tidak fleksibel dan maladaptif dan dapat menyebabkan gangguan fungsional yang bermakna atau penderitaan subyektif maka dimasukkan sebagai kelas gangguan kepribadian.

Jadi, pembuatan makalah ini bermaksud agar kita lebih paham dan mengerti apa itu gangguan kepribadian serta sebagai salah satu tugas dari mata kuliah Psikologi untuk Peksos II dengan pokok bahasan Psikologi Abnormal.

1.2 Tujuan Penulisan

 Tujuan Umum

Untuk memperoleh gambaran yang nyata tentang apa itu gangguan kepribadian.

 Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui apa itu pengertian dari gangguan kepribadian b. Mengetahui faktor penyebab timbulnya gangguan kepribadian c. Mengetahui gejala umum gangguan kepribadian

d. Mengetahui klasifikasi dan diskripsi gangguan kepribadian e. Mengetahui resiko gangguan kepribadian

f. Treatment bagi gangguan kepribadian

(5)

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Gangguan Kepribadian

Pengertian Gangguan Kepribadian Menurut beberapa ahli :

 Koswara (1991) dalam pengertian sehari-hari kepribadian adalah bagaimana individu menampilkan dan menimbulkan kesan bagi individu lain.

 Maramis (1999) kepribadian adalah keseluruhan pola pikiran, perasaan, dan perilaku yang sering digunakan oleh seseorang dalam usaha adaptasi yang terus menerus terhadap hidupnya.

 Rusdi Malim (1998) yang merujuk pada PPGDJ-III (Pedoman Penggolongan diagnose Gangguan Jiwa III) adalah paranoid, schizoid, emosional tak stabil tipe implusif dan ambang, historic, anankastik, cemas (menghindar), dependen, khas lainnya yang tidak tergolongkan. Gangguan Kepribadian adalah istilah umum untuk suatu jenis penyakit mental di mana cara berpikir, memahami situasi, dan berhubungan dengan orang lain tidak berfungsi.

 Kaplan dan Saddock adalah suatu varian dari sifat karakter tersebut yang diluar rentang yang ditemukan pada sebagian besar orang. Kaplan dan Saddock mendefinisikan kepribadian sebagai totalitas sifat emosional dan perilaku yang menandai kehidupan seseorang dari hari ke hari dalam kondisi yang biasanya, kepribadian relatif stabil dan dapat diramalkan.

Hanya jika sifat kepribadian tidak fleksibel dan maladaptif dan dapat menyebabkan gangguan fungsional yang bermakna atau penderitaan subyektif maka dimasukkan sebagai kelas gangguan kepribadian. Orang yang mengalami kepribadian biasanya memiliki tingkah laku yang kompleks dan berbeda-beda berupa :

 Ketergantungan yang berlebihan

 Ketakutan yang berlebihan dan intimitas

 Kesedihan yang mendalam

 Tingkah laku yang eksploitatif

 Kemarahan yang tidak dapat dikontrol

 Kalau masalah mereka tidak ditangani

(6)

kepribadian dan berhubungan dengan kekacauan pribadi dan sosial. Gangguan itu dapat disebabkan oleh faktor hereditas dan pengalaman hidup pada awal masa kanak-kanak.

Diagnosa terjadinya gangguan kepribadian pada seseorang yang di dasarkan pada bentuk perilaku, mood, sosial interaksi, impulsif, dapat menjadi suatu hal yang kontroversial dan merugikan individu bersangkutan, kebanyakan orang awam memberikan sebutan label atau pelbagai stigma tertentu pada mereka. Akibatnya, individu tersebut semakin enggan untuk berobat dan melakukan isolasi diri.

Kemunculan gangguan kepribadian berawal kemunculan distres, yang dilanjutkan pada penekanan perasaan-perasaan tersebut dan berperilaku tertentu seperti orang mengalami distres pada umumnya. Rendahnya fungsi interaksi sosial di lingkungan tempat tinggal dan lingkungan kerja ikut memperburuk kondisi dan suasana emosi dengan cara mendramatisir, menyimpan erat, mengulang atau mengingat kembali suasana hati (obsesif), dan antisosial.

Beberapa perilaku tersebut menganggu individu dan aktivitas sehari-harinya, secara umum individu yang mengalami gangguan kepribadian kesulitan untuk mempertahankan atau menlanjuti hubungan dengan orang lain. Hal ini disebabkan oleh permasalahan interpersonal yang kronis, atau kesulitan dalam mengenal perasaan-perasaan (emosi) sendiri yang muncul dalam dirinya.

Penderita gangguan kepribadian mempunyai karakteristik perilaku yang kaku sulit menyesuaikan diri sehingga orang lain seperti bersikap impulsif, lekas marah, banyak permintaan, ketakutan, permusuhan, manipulatif, atau bahkan bertindak kasar. Problem ketergantungan pada alkohol, gangguan mood, kecemasan dan gangguan makan, melakukan hal-hal yang berbahaya terhadap diri sendiri, keinginan bunuh diri, gangguan seksual sering menjadi bagian dari permasalahan gangguan kepribadian.

2.2 Faktor Penyebab Gangguan Kepribadian

1. Faktor Genetika

(7)

waktu luang, dan sikap social, kembar monozigotikyang dibesarkan terpisah adalah kira-kira sama dengan kembar monozigotik yang dibesarkan bersama-sama.

2. Faktor Temperamental

Faktor temperamental yang diidentifikasi pada masa anak-anak mungkin berhubungan dengan gangguan kepribadian pada masa dewasa. Contohnya, anak-anak yang secara temperamental ketakutan mungkin mengalami kepribadian menghindar.

3. Faktor Biologis

 Hormon , orang yang menunjukkan sifat impulsive seringkali juga menunukkan peningkatan kadar testosterone, 17-estradiol dan estrone.

 Neurotransmitter, penilaian sifat kepribadian dan system dopaminergik dan serotonergik, menyatakaan suatu fungsi mengaktivasi kesadaran dari neurotransmitter tersebut. Meningkatkan kadaar serotonin dengan obat seretonergik tertentu seperti fluoxetine dapat menghasilkan perubahan dramatik pada beberapa karakteristik kepribadian. Serotonin menurunkan depresi, impulsivitas.

 Elektrofisiologi , perubahan konduktansi elektrik pada elektroensefalogram telah ditemukaan pada beberaapa pasien dengan gangguan kepribadian, paling sering pada tipe antisocial dan ambang, dimana ditemukan aktivitas gelombang lambat.

4. Faktor Psikoanalitik

Sigmund Freud menyatakan bahwa sifat kepribadian berhubungan dengan fiksasi pada salah satu stadium perkembangan psikoseksual. Fiksasi pada stadium anal, yaitu anakyang berlebihan atau kurang pada pemuasan anal dapat menimbulkan sifat keras kepala, kikir dan sangat teliti.

2.3 Gejala Umum Gangguan Kepribadian

(8)

1. Pengalaman dan perilaku individu yang menyimpang dari social expectation. Penyimpangan pola tersebut pada satu atau lebih:

o Cara berpikir (kognisi) termasuk perubahan persepsi dan interpretasi terhadap dirinya, orang lain dan waktu.

o Afeksi (respon emosional terhadap terhadap diri sendiri, labil, intensitas dan

3. Gangguan kepribadian yang terbentuk berhubungan erat dengan pembentukan distress atau memburuknya hubungan sosial, permasalahan kerja atau fungsi-fungsi sosial penting lainnya.

4. Pola gangguan bersifat stabil dengan durasi lama dan gangguan tersebut dapat muncul dan memuncak menjelang memasuki dewasa dan tidak terbatas pada episode penyakit jiwa.

5. Gangguan pola kepribadian tidak disebabkan oleh efek-efek psikologis yang muncul yang disebabkan oleh kondisi medis seperti luka di kepala.

2.4 Macam-macam Gangguan Kepribadian

Kelompok A (cenderungberpikir atau berperilaku anehdan eksentrik/ tampak aneh) :

Paranoid

(9)

Gejala Paranoid Personality Disorder:

1. Enggan untuk memaafkan karena dianggap penghinaan. 2. Sensitivitas yang berlebihan.

3. Susah percaya kepada orang lain dan kemandirian berlebihan.

4. Cenderung suka menyalahkan ke orang lain.

5. Selalu melakukan mengantisipasi terhadap pengkhianatan.

6. Agresif dan gigih untuk hak-hak pribadi.

7. Curigaan parah

Schizoid

Orang dengan gangguan kepribadian Schizoid menghindari hubungan dengan orang lain dan tidak menunjukkan banyak emosi. Tidak seperti avoidants, schizoids benar-benar lebih suka menyendiri dan tidak diam-diam menginginkan popularitas. Mereka cenderung mencari pekerjaan yang memerlukan sedikit kontak sosial. keterampilan sosial mereka lemah dan mereka tidak menunjukkan perlunya perhatian atau penerimaan. Mereka dianggap tidak punya selera humor dan jauh dan sering disebut sebagai “penyendiri.”

Gejala Schizoid Personality Disorder :

1. Lemahnya kemampuan interpersonal.

2. Kesulitan mengekspresikan kemarahan, bahkan ketika diprovokasi “penyendiri” mentalitas, menghindari situasi sosial.

3. Orang lain menganggap dia jauh, menyendiri, dan tidak bisa terikat dengan orang lain.

4. Rendah gairah seksual

5. Tidak responsif pada pujian atau kritik

Schizotypal

(10)

ringan. Gangguan ini ditandai oleh bentuk-bentuk berpikir dan memahami dengan cara yang aneh, dan individu dengan gangguan ini sering mencari isolasi dariorang lain . Mereka kadang-kadang percaya untuk memiliki kemampuan indra yang ekstra atau kegiatan yang tidak berhubungan berhubungan dengan mereka dalam beberapa cara penting. Mereka umumnya berperilaku eksentrik dan sulit berkonsentrasi untuk waktu yang lama. pidato mereka sering lebih rumit dan sulit untuk diikuti.

Gejala Personality Disorder Schizotypal :

1. Aneh atau tingkah laku atau penampilan eksentrik. 2. Bertakhyul atau sibuk dengan fenomena paranormal.

3. Sulit untuk mengikuti pola bicara.

4. Perasaan cemas dalam situasi sosial.

5. Kecurigaan dan paranoia.

6. Suka berpikir menganai kepercayaan aneh atau magis.

7. Nampak pemalu, suka menyendiri, atau menarik diri dari orang lain

Kelompok B (cenderung emosi dalam berpikir dan berperilaku) :

Antisosial

Banyak yang salah paham bahwa gangguan kepribadian antisosial mengacu pada orang yang memiliki keterampilan sosial yang buruk. Sebaliknya, gangguan kepribadian antisosial ditandai oleh kurangnya hati nurani. Orang dengan gangguan ini rentan terhadap perilaku kriminal, percaya bahwa korban-korban mereka lemah dan pantas dimanfaatkan. Antisocials cenderung suka berbohong dan mencuri. Sering kali, mereka tidak hati-hati dengan uang dan mengambil tindakan tanpa berpikir tentang konsekuensinya . Mereka sering agresif dan jauh lebih peduli dengan kebutuhan mereka sendiri daripada kebutuhan orang lain.

Gejala Gangguan Kepribadian antisosial :

(11)

2. Impulsif dan tidak bertanggung jawab pengambilan keputusan.

3. Kurangnya rasa penyesalan karena merugikan orang lain.

4. Berbohong, mencuri, perilaku kriminal lainnya.

5. Mengabaikan untuk keselamatan diri dan orang lain

Ambang/ Borderline

Merupakan suatu gangguan kepribadian yang menyebabkan penderita tidak memiliki rasa diri yang jelas dan konsisten serta tidak pernah memiliki kepastian dalam nilai – nilai, loyalitas, dan pilihan karier mereka. Mereka tidak tahan berada dalam kesendirian, memiliki rasa takut di abaikan, dan menuntut perhatian. Mudah mengalami perasaan depresi dan perasaaan kosong yang kronis, mereka seringkali mencoba bunuh diri dan melakukan tindakan memutilasi diri sendiri (Davidson, Neale, Kring, 2004).

Gejala Gangguan Kepribadian Ambang/ Borderline :

1. Berupaya keras untuk mencegah agar tidak di abaikan

2. Ketidakstabilan dan intensitas ekstrem dalam hubungan interpersonal

3. Rasa diri (sense of self) yang tidak stabil

4. Perilaku impulsif

5. Perilaku bunuh diri (berupa sinyal atau sungguh – sungguh mencoba)

6. Kelabilan emosional yang ekstrem

7. Perasaan kosong yang kronis

8. Sangat sulit mengendalikan kemarahan

9. Pikiran paranoid dan sintom – sintom disosiatif yang di picu oleh stres.

Histrionic

(12)

perlu menjadi pusat perhatian setiap waktu, sering menggangguorang lain untuk mendominasi pembicaraan. Mereka menggunakan bahasa muluk-muluk untuk menggambarkan kejadian sehari-hari dan mencari pujian konstan. Mereka suka berpakaian ”yang memancing” atau melebih-lebihkan kelemahannya untuk mendapatkan perhatian. Mereka juga cenderung membesar-besarkan persahabatan dan hubungan, percaya bahwa setiaporang menyukai mereka. Mereka sering manipulatif.

Gejala Personality Disorder Histrionic :

1. Kebutuhan untuk menjadi pusat perhatian.

2. Berpakaian atau melakukan tindakan-tindakan provokatif.

3. Emosinya dapat berubah dengan cepat.

4. Melebih-lebihkan persahabatan.

5. Terlalu-dramatis , terkadang sangat ”lebay”.

6. Mudah dipengaruhi, gampang dibujuk.

Narcissistic

Gangguan kepribadian Narcissistic dicirikan oleh keterpusatan diri. Seperti gangguan Histrionic, orang-orang dengan gangguan ini senang mencari perhatian dan pujian. Mereka membesar-besarkan prestasi mereka, mengharapkan orang lain untuk mengakui mereka sebagai superior. Mereka cenderung teman, karena mereka percaya bahwa tidak sembarang orang yang layak menjadi teman mereka. Narsisis cenderung membuat kesan pertama yang baik, namun mengalami kesulitan menjaga hubungan jangka panjang. Mereka umumnya tidak tertarik pada perasaan orang lain dan dapat mengambil keuntungan dari mereka.

Gejala narsisistik Personality Disorder:

1. Membutuhkan pujian dan kekaguman berlebihan 2. Mengambil keuntungan dari orang lain

(13)

4. Kurangnya empati

5. Berbohong, diri dan orang lain.

6. Terobsesi dengan fantasi ketenaran, kekuasaan, atau kecantikan

Kelompok C (cenderung tampak cemas dan ketakutan) :

Avoidant

Gangguan kepribadian yang ditandai dengan kegelisahan sosial yang ekstrim. Orang dengan gangguan ini sering merasa ”tidak cukup”, menghindari situasi sosial, dan mencari pekerjaan dengan sedikit kontak dengan orang lain. Avoidant takut ditolak dan khawatir jika mereka memalukan diri mereka sendiri di depan orang lain. Mereka membesar-besarkan potensi kesulitan pada situasi baru untuk membuat orang berpikir agar menghindari situasi itu. Sering kali, mereka akan menciptakan dunia fantasi untuk pengganti yang asli. Tidak seperti gangguan kepribadian skizofrenia, avoidant merindukan hubungan sosial, tetapi belum merasa merekabisa mendapatkannya. Mereka sering mengalami depresi dan memiliki kepercayaan diri yang rendah.

Gejala Personality Disorder Avoidant :

1. Keengganan dalam relasi sosial; mundur dari orang lain dalam mengantisipasi penolakan

2. Terobsesi denga tolakan atau kritikan dalam situasi sosial

3. Takut dianggap memalukan, sehingga menghindari kegiatan baru

4. Miskin citra diri; perasaan tidak puas dalam kehidupan sosial

5. Keinginan untuk meningkatkan hubungan sosial

6. Nampak sibuk sendiri dan tidak ramah

7. Menciptakan kehidupan fantasi rumit

Dependent

(14)

kelainan ini cenderung bergantung pada orang dan merasa takut kehilangan mereka. Mereka mungkin menjadi bunuh diri ketika berpisah dengan orang yang dicintai. Mereka cenderung untuk membiarkan orang lain mengambil keputusan penting bagi mereka dan sering melompat dari hubungan satuke hubungan yang lainnya. mereka sering bertahan dalam suatu hubungan, walaupun sering dikasari atau disakiti. kepekaan berlebih terhadap penolakan umum. Mereka sering merasa tak berdaya dan tertekan.

Gejala Gangguan Kepribadian Dependent :

1. Kesulitan membuat keputusan

2. Perasaan tidak berdaya saat sendirian

3. Berpikir ingin bunuh diri jika ditalak

4. Pasrah

5. Merasa terpuruk jika dikritik atau ketika tisak disetujui idenya.

6. Tidak dapat memenuhi tuntutan hidup sehari hari

Obsesif-Kompulsif

Nama gangguan kepribadian Obsesif-Kompulsif (OCDP) mirip dengan kecemasan obsesif-kompulsif, namun keduanya sangat berbeda. Orang dengan gangguan kepribadian obsesif-kompulsif terlalu fokus pada keteraturan dan kesempurnaan. Mereka harus melakukan segalanya “benar” sering mengganggu produktivitas mereka. Mereka cenderung untuk terjebak dalam halhal yang detil, namun kehilangan gambaran yang lebih besar. Mereka menetapkan standar yang tinggi tidak masuk akal untuk diri mereka sendiri dan orang lain, dan cenderung sangat kritis terhadap orang lain ketika mereka tidak hidup sampai saat ini standar yang tinggi. Mereka menghindari bekerja dalam tim, percaya orang lain terlalu ceroboh atau tidak kompeten. Mereka menghindari membuat keputusan karena mereka takut membuat kesalahan dan jarang murah hati dengan waktu atau uang. Mereka sering mengalami kesulitan mengekspresikan emosi.

Gejala Gangguan Kepribadian Obsesif-Kompulsif:

(15)

2. Suka dengan ketertiban

3. Kaku

4. Kurang murah hati

5. Terlalu fokus pada detail dan aturan

6. Suka bekerja keras untuk bekerja, kadang berlebihan.

2.5 Resiko Gangguan Kepribadian

Individu yang tidak segera melakukan pengobatan, gangguan kepribadian dapat berdampak pada :

(1) Isolasi sosial, kehilangan sahabat-sahabat terdekat yang disebabkan ketidakmampuan untuk menjalani hubungan yang sehat, rasa malu yang disebabkan putusnya hubungan dengan masyarakat

(2) Bunuh diri, melukai diri sendiri sering terjadi pada individu yang mengalami gangguan kepribadian ambang dan cluster B

(3) Ketergantungan pada alkohol dan obat-obatan

(4) Depresi, kecemasan dan gangguan makan. Untuk semua cluster mempunyai resiko berkembangnya problema psikologis lainnya

(5) Perilaku berbahaya yang dapat merusak diri sendiri. Penderita gangguan kepribadian ambang berpotensi melakukan tindakan berbahaya, tanpa perhitungan seperti terlibat pada seks bebas beresiko atau terlibat dalam perjudian. Pada gangguan kepribadian dependen beresiko mengalami pelecehan seksual, emosional, atau kekerasan fisik karena individu ini hanya mengutamakan pada bertahan hubungan semata (bergantung pada orang tersebut)

(16)

(7) Tindakan kriminal. Gangguan kepribadian antisosial mempunyai resiko lebih besar melakukan tindakan kriminal. Hal ini dapat mengakibatkan diri bersangkutan dipenjara

(8) Gangguan simtom yang ada dapat menjadi lebih buruk dikemudian hari bila tidak mendapatkan perawatan secara baik.

2.6 Treatment bagi Penderita Gangguan Kepribadian

Treatment secara spesifik, menurut diskripsi gangguan kepribadiannya :

Kelompok A

A. Paranoid

Psikoterapi – Pasien paranoid tidak bekerja baik dalam psikoterapi kelompok, karena itu ahli terapi harus berhadapan langsung dalam menghadapi pasien dan harus diingat bahwa kejujuran merupakan halyang sangat penting bagi pasien.

Farmakoterapi – Farmakoterapi berguna dalam menghadapi agitasi dan kecemasan. Pada sebagian besar kasus obat anti anxietas sepertidiazepam dapat digunakan.

B. Skizoid

Psikoterapi – Dalam lingkungan terapi kelompok, pasien gangguan kepribadiaan schizoid mungkin diam untuk jangka waktu yang lama, namun suatu waktu, mereka akan ikut terlibat.

Pasien harus dilindungi dari serangan agresif anggota kelompok lain mengingat kecenderungan mereka akan ketenangan. Dengan berjalaannya waktu, anggota kelompok menjadi penting bagi pasien schizoid dan dapaat memberikan kontak sosial.

Farmakoterapi – Dengan antipsikotik dosis kecil, anti depresan dan psikostimulan dapat digunakan dan efektif pada beberapa pasien.

(17)

Psikoterapi – Pikiran yang aneh dan ganjil pada pasien gangguan kepribadian skizotipal harus ditangani dengan berhati-hati. Beberapa pasien terlibat dalam pemujaan, praktek religius yang aneh. Ahli terapi tidak boleh menertawakan aktivitas tersebut atau mengadili kepercayaan atau aktivitas mereka.

Farmakoterapi – Medikasi antipsikotik mungkin berguna dalaam menghadapi gagasan mengenai diri sendiri, wahaam dan gejala lain dari gangguan dan dapaat digunakan bersama-sama psikoterapi. Penggunaan haloperidol dilaporkan memberikan hasil positif pada.

Kelompok B

A. Antisosial

Psikoterapi – Jika pasien merasa berada diantara teman-teman sebayanya, tidak adanya motivasi mereka untuk berubah bisa menghilang, kemungkinan karena hal itulah kelompok yang menolong diri sendiri akan lebih berguna dibandingkan di penjara dalam menghilangkan gangguan.

Tetapi ahli terapi harus menemukan suatu cara untuk menghadapi perilaku merusak pada pasien. Dan untuk mengatasi rasa takut pasien terhadap keintiman, ahli terapi harus mengagalkan usaha pasien untuk melarikan diri dari perjumpaan dengan orang lain.

Farmakoterapi – Farmakoterapi digunakan untuk menghadaapi gejala yang diperkirakan akan timbul seperti kecemasan, penyerangan dan depresi.

B. Ambang/ Borderline

(18)

Latihan keterampilan social, khususnya dengan video tape, membantu pasien untuk melihat bagaimana tindakan mereka mempengaruhi orang lain, hal ini untuk meningkatkan perilaku interpersonal mereka.

Farmakoterapi – Antipsikotik dapat digunakan untuk mengendalikan kemarahan, permusuhan dan episode psikotik yang singkat. Antidepresan memperrbaiki mood yang terdepresi yang sering ditemukan pada pasien.

Dialectical behavior therapy merupakan salah satu type dari CBT berfokus pada coping skill, dalam terapi ini individu belajar mengontrol perilaku dan emosi dengan teknik kesadaran penuh, pasien dibantu untuk mengenal pelbagai muatan emosinya tanpa perlu bereaksi (mengontrol perilakunya) Terapi ini efektif untuk penyembuhan gangguan kepribadian ambang.

DBT merupakan pendekatan yang mengkombinasikan client-centered empathy dan penerimaan dengan menyelesaikan masalah secara kognitif-behavioral dan social-skills training. DBT mempunyai tiga tujuan utama, yaitu:

1. Mengajari individu untuk mengatur dan mengendalikan tingkah laku dan emosi yang ekstrem.

2. Mengajari individu untuk menoleransi perasaan distress.

3. Mengajari individu belajar untuk mempercayai pikiran dan emosinya sendiri.

(19)

Terapi dengan obat-obatan juga berfungsi dalam menangani beberapa gejala tertentu yang ditunjukkan oleh pasien. Obat antidepresan dan obat untuk penstabil mood sangat membantu untuk menghilangkan perasaan depresi dalam diri penderita dan keadaan diri labil yang mereka alami. Serta untuk mengatasi distorsi kognitif pada penderita maka pemberian obat antipsikosis sangatlah membantu.

C. Gangguan Kepribadian Historinic

Psikoterapi – Pasien dengan gaangguan kepribadian histrionic seringkali tidak menyadari perasaan mereeka yang sesungguhnya.

Psikoterapi berorientasi psikoanaliasis, baik dalam kelompok atau individual.

Farmakoterapi – Farmaakoterapi dapaat ditaambaahkaan jikaa gejala adalah menjadi sasarannya, seperti penggunaan aantidepresan untuk depresi dan keluhan somatic, obat anti anxietas untuk kecemasan dan antipsikotik untuk derealisasi dan ilusi.

D. Gangguan Kepribadian Narsistik

Psikoterapi – Mengobati gangguan kepribadiaan naarsistik sukaar karena pasien harus meninggalkaan narsismenya jika ingin mendapatkan kemajuan.

Farmakoterapi – Lithium (eskalith) digunakaan pada pasien yang memiliki pergeseran mood sebagai bagian dari gambaran klinis. Dan karena rentan terhadap depresi, maka antidepresan juga dapat digunakan

Kelompok C

A. Menghindar/ Avoid

(20)

Tetapi ahli terapi harus berhati-hati saat memberikan tugas untuk berlatih keterampilan social yang baru di luar terapi, karena kegagalan dapat memperberat harga diri pasien yang telah buruk.

Tetapi kelompok dapat membantu pasien mengerti efek kepekaan mereka terhadap penolakan pada diri mereka sendiri dan orang lain. Melatih ketegasan adalah bentuk terapi perilaku yang dapat mengajarkan pasien untuk mengekspresikan kebutuhan mereka secara terbuka dan untuk meningkatkan harga diri mereka.

Farmakoterapi - Beberapa pasien tertolong oleh penghambat beta, seperti atenolol (Tenormin), untuk mengatasi hiperaktivitas sistem saraf otonomik, yang cenderung tinggi pada pasien dengan gangguan kepribadian menghindar, khususnya jika mereka menghadapi situasi yang menakutkan.

B. Dependen

Psikoterapi – Terapi yang digunakan yaitu melalui proses kognitif behavioral, dengan menciptakan kemandirian pada pasien, melatih ketegasan dan menumbuhkan rasa percaya diri.

Farmakoterapi – Benzodiazepine dan obat serotonergik dapat berguna.

C. Obsesif Kompulsif

Psikoterapi – Pasien gangguan kepribadian obsesif kompulsif seringkali tahu bahwa mereka sakit dan mencari pengobatan ataas kemauaan sendiri. Asosiasi bebas dan terapi yang tidak terlalu mengarahkan, sangat dihargai oleh pasien gangguan ini.

(21)

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

(22)

gangguan kepribadian mempunyai karakteristik perilaku yang kaku sulit menyesuaikan diri sehingga orang lain seperti bersikap impulsif, lekas marah, banyak permintaan, ketakutan, permusuhan, manipulatif, atau bahkan bertindak kasar.

Berupa gangguan psikologis yang sangat mempengaruhi kehidupan seseorang. Memiliki gangguan kepribadian negatif dapat mempengaruhi pekerjaan seseorang, keluarga, dan kehidupan sosial seseorang. Mereka yang memiliki gangguan kepribadian memiliki beberapa fitur yang berbeda termasuk gangguan psikologis dalam diri : kemampuan untuk memiliki hubungan interpersonal yang sukses, kesesuaian dari jangkauan emosi, cara memahami diri mereka sendiri, orang lain, dan dunia, dan kesulitan memiliki kontrol impuls yang tepat.

Gangguan kepribadian menciptakan suatu pola perilaku meresap dan pengalaman batin yang sangat berbeda dari norma-norma budaya dan individu yang ada didalam masyarakat. Terkadang berupa penyimpangan perilaku yang muncul secara dramatis tanpa disadari. Oleh karena itu, mereka yang memiliki gangguan kepribadian sering mengalami konflik dengan dirinya secara pribadi, keluarga, maupun lingkungan sekitarnya.

Gangguan Kepribadian dikelompokkan menjadi 3 : cenderung berpikir atau berperilaku aneh dan eksentrik/ tampak aneh, cenderung emosi dalam berpikir dan berperilaku, serta cenderung ketakutan dan cemas.

Namun, dari segala bentuk gangguan kepribadian tersebut telah dilakukan beberapa treatment bagi penanganan penderita gangguan kepribadian. Sehingga,seiring berjalannya waktu perilaku tersebut dapat diminimalisir.

DAFTAR PUSTAKA

Suryabrata, Sumardi. 2008. Psikologi Kepribadian. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Davidson, dkk. 2006. Psikologi Abnormal. Cetakan Kesembilan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

(23)

Referensi

Dokumen terkait

Sehingga dari pembahasan di atas penelitia ini sejalan dengan penelitian sebelumnya dari Widi (2013), Herawan (2013) dan Tuerah (2014) yaitu, berdasarkan perhitungan

Mencermati tingginya peningkatan pinjaman untuk keperluan investasi serta juga didukung kontribusi investasi yang cukup besar terhadap perekonomian Kabupaten Kubu Raya yaitu 37,8

Selisih dari perhitungan antara ke dua metode tersebut disebabkan perbedaan jumlah biaya overhead pabrik, hal ini karena terdapat pengeluaran biaya yang tidak diakui oleh

Gaji / upah sebagai salah satu fungsi penting dalam Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) dan pada dasarnya gaji adalah balas jasa dalam bentuk uang yang diterima karyawan

Kepada bapak/ibu dosen STIE Perbanas Surabaya terima kasih banyak kalian sudah dengan sabar membagikan ilmu, dan mengajarkan apa yang.. tidak aku bias

Dalam komunikasi ini, pemuka pendapat tidak dapat dikesampingkan, karena ia merupakan saluran yang menghubungkan jaringan massa dengan komunikasi interpersonal, bahkan boleh

Pengaruh Karakteristik Individu Dan Motivasi Ekstrinsik terhadap Kinerja Dokter dalam Kelengkapan Pengisian Rekam Medis Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit PT Perkebunan

Jika di sisi penerima, file yang ingin dikirimkan sudah ada, tapi belum tentu sama (misalnya ukurannya lebih kecil/besar atau terdapat perbedaan karena versinya