MERAPUN KECAMATAN KELAI KABUPATEN BERAU PROVINSI
KALIMANTAN TIMUR
Oleh :
INDAH RUSDIANA
NIM. 120500052
PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN JURUSAN
MANAJEMEN PERTANIAN
POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA
S A M A R I N D A
Judul Laporan PKL : Laporan Praktek Kerja Lapang (PKL) Budidaya Kelapa Sawit di PT. Yudha Wahana Abadi Desa Merapun Kecamatan Kelai Kabupaten Berau Provinsi Kalimantan Timur
Nama : Indah Rusdiana
NIM : 120500052
Program Studi : Budidaya Tanaman Perkebunan Jurusan : Manajemen Pertanian
Pembimbing Penguji I Penguji II
Menyetujui/Mengesahkan
Ketua Program Studi Budidaya Tanaman Perkebunan Politeknik Pertanian Negeri SamarindaNur Hidayat SP, M.Sc Nip. 197210252001121001
Yuanita, SP, MP
Nip. 196611252001122001
Roby, SP, MP
NIP. 197305172005011009
Nur Hidayat SP,M.Sc
Nip. 197210252001121001
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan KaruniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas-tugas selama Praktek Kerja Lapang (PKL) di PT. Yudah Wahana Abadi, Desa Merapun Kecamatan Kelai Kabupaten Berau Provinsi Kalimantan Timur. hingga tersusunya laporan ini.
Keberhasilan dan kelancaran dalam pelaksanaan PKL ini juga tidak terlepas dari peran serta dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Roby, SP, MP selaku dosen pembimbing. 2. Ibu Yuanita, SP, MP selaku dosen penguji PKL.
3. Bapak Nur. Hidayat, SP, MSc selaku Ketua Program Studi Budidaya Tanaman Perkebunan. Sekaligus menjadi dosen penguji
4. Bapak Ir. Hasanudin, MP selaku Direktur Politeknik Pertanian Negeri Samarinda.
5. Bapak Arie Purniawan selaku asisten Afdeling Nenci dan Bapak Preedy Manurung selaku asisten Afdeling Juliet di PT.Yudha Wahana Abadi
6. Rekan-rekan mahasiswa yang telah banyak membantu dalam penyusunan laporan ini.
7. Keluarga yang telah banyak memberikan motivasi dan doa kepada penulis selama ini.
Penulis menyadari dalam penyusunan laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dalam segi penyusunan materi laporan maupun dari segi pengetahuan dan penulis berharap lapoaran ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri maupun pembaca.
Samarinda, 25 April 2015 Penulis
Halaman
HALAMAN PENGESAHAN………. ... .i
KATA PENGANTAR………... ... .II DAFTAR ISI……… ... .III DAFTAR LAMPIRAN………. ... .IV I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang………. ... ..1
B. Tujuan Praktek ... ..3
C. Hasil Yang Diharapkan ... ..3
II. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN A. Tinjauan Umum Perusahaan ... ..4
B. Visi dan misi ... ..4
C. Manajemen Perusahaan ... ..5
D. Lokasi Dan Waktu Kegiatan PKL ... ..7
III. HASIL PRAKTIKUM A. Perawatan Tanaman Belum Menghasilkan ... ..8
1. Pengendalian gulma dengan cara kimia ... ..8
2. Sensus Pokok ... 10
3. Kastrasi ... 11
4. Kosilidasi ... 13
B. PerawatanTanaman Menghasilkan ... 14
1. Pengendalian gulma dengan cara kimia ... 11
2. Pengendalian gulma secara manual ... 15
3. Penyisipan ... 16
4. Pemupukan ... 18
C. Kegiatan Sebelum Panen ... 20
1. Pembersihan Pasar Pikul ... 20
2. Pemasangan Titi Panen ... 22
D. Panen Dan Pengangkutan TBS ... 23
1. Pemotongan Buah ... 24
2. Pengangkutan Tandan Buah Segar ... 25
IV. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 28
B. Saran ... 29 DAFTAR PUSTAKA
No Halaman
1. Peta Afdeling………. .……30
2. Struktur Organisasi perusahaan………..31 3. Dokumentasi………...32
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kelapa sawit merupakan tanaman komoditas perkebunan yang cukup penting di Indonesia dan masih memiliki prospek pengembangan yang cukup cerah. Komoditas kelapa sawit, baik berupa bahan mentah maupun hasil olahannya, menduduki peringkat ketiga penyumbang devisa non migas terbesar bagi negara setelah karet dan kopi (Sastrosayono, 2006).
Pemerintah Indonesia telah menetapkan kebijakan berupa pengelolaan perkebunan khususnya kelapa sawit secara besar di pulau Kalimantan dan Sumatra, karena kedua pulau tersebut memiliki luas lahan dan keadaan tanah yang cukup baik sebagai perkebunan kelapa sawit. Komoditi kelapa sawit dalam perekonomian Indonesia cukup memegang peran penting dan stategis kalena komoditi ini mempunyai prospek yang cerah sebagai sumber devisi. Selain itu, minyak sawit merupakan bahan utama minyak goreng yang banyak dipakai di seluruh dunia, sehingga secara terus-menerus mampu menjaga stabilitas harga minyak sawit. Banyaknya perkebunan kelapa sawit mampu pula menciptakan kesempatan kerja yang luas dan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat (Setyamidjaja, 2003).
Era pengembangan kelapa sawit di Kalimantan Timur dimulai pada tahun 1982 yang dirintis melalui Proyek Perkebunan Inti Rakyat (PIR) yang dikelola PTP VI. Pada tahun 2011 luas areal kelapa sawit baru mencapai 827.347 ha yang terdiri dari 164.952 ha sebagai tanaman plasma, 17.237 ha milik BUMN sebagai inti dan 645.158 ha milik perkebunan swasta. Produksi Tandan Buah Segar (TBS) sebesar 4.471.546 ton pada tahun 2011. Dari sejumlah perusahaan perkebunan swasta yang telah memperoleh ijin lokasi
sementara ini yang telah beroperasi membangun kebun dalam skala yang
luas baru kurang lebih 330 perusahaan (Sastroyono, 2003).
Kelapa sawit merupakan jenis tanaman perkebunan merupakan berupa pohon. Tanaman ini mulai ditanam sebagai tanaman komersial di Indonesia sejak tahun 1991. Selain sebagai bahan pangan, kelapa sawit juga belakangan ini kian popular sebagai bahan baku energi alternatife biodiesel. Sebagai bahan pangan, kelapa sawit dan minyak kelapa sawit kaya akan karoten, yang dapat mencegah kekurangan vitamin A di hati (Pardamean, 2011).
Prospek pasar bagi olahan kelapa sawit cukup menjanjikan, karena permintaan dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang cukup besar, tidak hanya dalam negeri, tetapi juga diluar negeri. Karena itu, Indonesia berpeluang besar untuk mengembangkan perkebunan kelapa sawit, baik melalui penanaman modal asing maupun skala perkebunan rakyat (Sastrosayono, 2006).
Banyaknya perkebunan kelapa sawit mampu pula menciptakan kesempatan kerja yang luas namun diperlukan sumber daya manusia (SDM) yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan perkebunan. Sehubungan dengan hal tersebut maka Politeknik Pertanian Negeri Samarinda mempunyai program Praktek Kerja Lapang ke perkebunan dengan harapan agar para lulusannya memiliki keterampilan yang bisa diandalkan untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan selama PKL di dunia kerja khususnya perkebunan nantinya.
B. Tujuan Praktek Kerja Lapang (PKL) adalah
1. Mahasiswa dapat lebih memahami kegiatan budidaya kelapa sawit khususnya penanaman, pemeliharaan tanaman belum menghasilkan, pemeliharaan tanaman menghasilkan, panen dan pengangkutan.
2. Mahasiswa dapat memahami budaya kebun khusunya di perusahaan kelapa sawit
3. Mahasiswa dapat lebih memahami tata cara penggunaan alat-alat dan bahan yang digunakan di lapangan.
C. Hasil Yang Diharapkan
Adapun hasil yang diharapkan dari kegiatan PKL adalah :
1. Agar mahasiswa lebih mengetahui budaya kebun dan mampu secara teknik melakukan kegiatan budidaya kelapa sawit yang dikakukan oleh perusahaan.
2. Dapat menjadi tenaga kerja yang terlatih dan terampil.
3. Menjadi mahasiswa yang lebih mempunyai kedisiplinan dalam melakukan pekerjaan.
II. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN
A. Tinjauan Umum Perusahaan
PT. Yudha Wahana Abadi didirikan pada tanggal 26 Juli 2004, sebagai perusahaan nasional perkebunan kelapa sawit, yang terletak di Desa Merapun, Kecamatan Kelai, Kabupaten Berau, Provinsi Kalimantan Timur. PT. Yudha Wahan Abadi memiliki lahan seluas 8.782,94 ha dan
mulai melakukan penanaman pada tahun 2006 (Development, 2014)
PT. Yudha Wahana Abadi ini dibagi menjadi dua site yaitu Letta dan Mayong, adapun untuk site Letta yaitu : Afdeling Alpa, Afdeling Bravo, Afdeling Carlie, Afdeling Delta, Afdeling Eko, Afdeling fanta, Afdeling Golf. Sedangkan untuk site Mayong sendiri terdiri dari Afdeling Hotel, Afdeling India, Afdeling Juliet, Afdeling Kilo, Afdeling Mike, Afdeling Lima, dan Afdeling Nanci.
B. Visi dan Misi Perusahaan 1 Visi :
Menjadi perusahaan perkebunan kelapa sawit dengan pengelolaan yang prima.
2 Misi :
a. Memberikan kontribusi yang optimal kepada stakeholder b. Memenuhi tata kelola perusahaan yang baik.
c. Berkontribusi kepda masyarakat dan membuat perkebunan yang ramah lingkungan.
3 Manajemen Perusahaan 1. Senior Manager
Senior Manager bertugas memimpin segala kegiatan operasional dalam bidang tanaman dan non tanaman agar tercapai produksi TBS yang maksimal dalam satu estate.
2. Kepala tata Usaha (KTU)
Membawahi Departemen Personali, Departemen Keuangan, Departemen Pergudangan dan Krani.
3. Kasie
Bertugas membuat laporan kegiatan dalam satu estate. Kasie dibagi menjadi tiga yaitu :
a. Kasie tanaman
Bertanggung jawab atas semua laporan produksi dan kegiatan yang berhubungan dengan tanaman dari seluruh divisi.
b. Kasie keuangan
Bertanggung jawab atas keluar-masuknya uang dalam satu estate.
c. Kasie administrasi
Bertanggung jawab atas semua administrasi yang ada di kantor besar.
4. Asisten kepala (Askep)
Merupakan pemegang jabatan setelah manager, Asisten kepala kebun membawahi seluruh Asisten Afdeling dan kegiatan yang ada di kantor Afdeling
5. Asisten afdeling
Bertugas sebagai pemimpin di setiap afdeling untuk merencanakan, mengorganisir serta mengendalikan sumber daya yang ada agar tercapai mutu pekerjaan yang baik untuk mencapai item pekerjaan yang telah ditargetkan oleh perusahaan.
6. Asisten Workshop (bengkel alat-alat perusahaan)
Workshop tempat perbaikan alat-alat perkebunan dan mobil angkut yang rusak milik perusahaan
7. Asisten traksi
Bertanggung jawab atas semua transportasi produksi. 8. Mandor satu (Mandor kepala)
Membantu setiap asisten dalam pengawasan semua kegiatan di lapangan agar dicapai kualitas dan target kerja yang ditetapkan perusahaan. Setiap satu asisten dibantu oleh satu orang mandor kepala 9. Kerani afdeling
Bertugas membantu asisten dalam hal administrasi di setiap divisi. Setiap asisten dibantu oleh satu orang kerani.
4. Lokasi dan Waktu Kegiatan PKL
Lokasi kegiatan PKL dilaksanakan di PT. Yudha Wahana Abadi
Desa : Merapun
Kecamatan : Kelai
Kabupaten : Berau
Provinsi : Kalimantan Timur
Waktu kegiatan PKL dimulai dari tanggal 03 Maret 2015 dan berakhir pada tanggal 3 Mei 2015
III. HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG
A. Perawatan Tanaman Belum Mengahasilkan (TBM)
Menurut Pahan (2008), yang dimaksud tanaman belum menghasilkan
(TBM) adalah mulai penanaman sampai tanaman berumur 36 bulan. Kegiatan dari pemeliharaan tanaman belum menghasilkan (TBM) yaitu garuk piringan pokok, pengendalian gulma di gawangan, membuat dan memelihara pasar kontrol, membuat dan memelihara pasar pikul, wiping lalang, kastrasi, tunas pasir, konsolidasi pokok, inventarisasi pokok dan penyisipan.
Tujuan utama dari perawatan tanaman belum menghasilkan (TBM) diantaranya adalah mendorong pertumbuhan vegetatif, menjamin tanaman yang homogen, menjamin kebersihan blok dan mempercepat fase tanaman menghasilkan (TM).
1. Pengendalian gulma dengan Cara Kimia a. Tujuan
Pengendalian gulma dengan cara kimia bertujuan untuk mengurangi terjadinya persaingan unsur hara terhadap tanaman pokok (kelapa sawit) memudahkan pelaksanaan pemeliharaan dan mencegah berkembangnya hama.
b. Dasar teori
Dalam perkebunan kelapa sawit memang sering masalah gulma baik dipiringan, pasar pikul, digawangan, serta tempat pemungut hasil (TPH) harus bebas dari gulma dengan jadwal pengendaliannya disesuaikan dengan program pemupukan. Pengendalian gulma yang tidak tepat waktu atau terlambat dapat menunda waktu pemupukan,
sehingga efektivitas pemupukan menurun. Pengendalian gulma di piringan pohon dapat dilakukan secara manual atau kimia (Mangoensoekarjo, dan Semangun, 2008).
c. Alat dan bahan
Alat : Sprayer, takaran dosis dan ember.
Bahan : round up dan air. d. Prosedur kerja
1) Menyiapkan alat dan bahan
2) Mencampurkan herbisida round up 0,75cc 15 L air yang sudah ditentukan dengan menggunakan gelas takaran kemudian dimasukan ke dalam sprayer diaduk sampai rata.
3) Menutup penutup keep dan memompa sebanyak 8 kali
4) Penyemprotan dilakukan secara merata mengenai gulma sasaran.
e. Hasil Yang Dicapai
Untuk mendapatkan upah 1 hari kerja satu orang tukang semprot dapat menyelesaikan 10 keep larutan herbisida Atau 3 ha f. Pembahasan
Untuk item pekerjaan ini setelah mandor rawat dan asisten memberikan arahan Kelemahan aplikasi perawatan secara khemis ini adalah jika sedang turun hujan atau musim hujan, maka pekerjaan ini harus dihentikan karena tidak efisien untuk dilakukan karena herbisida akan larut oleh air.
2. Sensus Pokok
Perkebunan kelapa sawit merupakan sebuah usaha dengan investasi jangka panjang, karena itu data tentang keadaan lapangan yang sesungguhnya sangat diperlukan untuk dapat memprediksikan seberapa besar biaya yang akan diperlukan pada nantinya. Untuk mendapatkan data yang akurat tentang keadaan kebun maka perlu dilakukan pendataan sejak dini. Sensus pokok merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mendata keadaan tanaman di lapangan agar produksi per hektarnya dapat selalu dipantau dengan baik
a. Tujuan
Sensus ini bertujuan untuk mengetahui tanaman yang mati, pohon yang diserang oleh hama (tikus, babi, landak, dan lain- lain) maupun tanaman abnormal.
b. Dasar teori
Sensus pokok yang dilakukan secara teliti dan teratur dapat memberikan gambaran mengenai keadaan blok yang sebenarnya. Manfaat hasil sensus adalah kemudahan mengelola kebun, antara lain: Mengetahui jumlah pokok (termasuk keperluan pokok sisipan), pokok sakit/abnormal, data parit, data sarana fisik (jalan, jembatan, titi panen, dll), pekerjaan pemupukan, serta pengendalian hama dan penyakit. Data pokok normal dan abnormal yang didapatkan lebih awal akan sangat bermanfaa tuntuk menyusun program penyisipan,
sehingga didapat produksi /ha yang maksimal (Anonim, 2010).
c. Alat dan Bahan
Bahan : tanaman kelapa sawit d. Prosedur kerja
1) Petugas sensus dan mahasiswa berjalan di pasar pikul dan arah berjalan menurut arah barisan
2) Dalam sekali jalan penyensus dapat melakukan sensus terhadap 2 baris.
3) Selain melakukan sensus pokok, petugas juga dapat melakukan sensus terhadap sungai, parit.
4) Untuk TBM dilakukan 2 rotasi sensus per tahun, sedangkan untuk TM dilakukan 1 rotasi sensus per tahun.
e. Hasil Yang Dicapai
Untuk mendapatkan 1 hari kerja (HK) 1 orang penyensus dapat menyelesaikan 1 blok (20 ha)
f. Pembahasan
Cara melakukan sensus pokok pada dataran dan terasan berbeda, apabila didataran dihitung didalam baris tanaman terhadap dua baris tanaman sekali jalan. Sedangkan diterasan menghitung tanaman mengikuti teras.
3. Kastrasi a. Tujuan
Untuk merangsang pertumbuhan vegetatif, menghemat penggunaan unsur hara dan air dan memudahkan pelaksanaan penyerbukan buatan
b. Dasar teori
Kastrasi adalah pemotongan atau pembuangan bunga jantan dan bunag betina yang masih muda yang telah tumbuh pada tanaman yang berumur 17 bulan setelah tanam dan diakhiri pada
umur 21bulan setelah tanam (Development, 2014).
c. Alat dan Bahan
Alat : dodos dan gancu
Bahan : pokok dan bunga kelapa sawit d. Prosedur kerja
1) Meyiapkan alat dan bahan
2) Menentukan blok yang akan dilakukan pekerjaan kastrasi
3) Memotong bunga jantan maupun bunga betina yang ada dipokok sawit dengan menggunakan dodos
4) Bunga-bunga tersebut dikumpulkan dan dibuang di gawangan mati
e. Hasil yang dicapai
Untuk mendapatkan 1 hari kerja 1 orang karyawan dapat menyelesaikan pekerjaan kastrasi 3 ha. Sedangkan mahasiswa dapat enyelesaiakn 5 pokok tanaman kelapa sawit
f. Pembahasan
Kegiatan kastrasi ini dilakukan pada umur 17 bulan setelah tanam dan diakhiri pada umur 21 setelah tanam, prosedur kerja mengikuti SOP perusahaan
4. Konsolidasi a. Tujuan
Untuk memeriksa dan memperbaiki keadaan tanaman yang rusak, di lahan untuk dilakukan konsolidasi seperti penambahan tanah dan dipadatkan kembali, menegakkan tanaman yang condong dan rebah untuk diperbaiki pada kondisi semula.
b. Dasar Teori
Menurut pahan (2008), Kosolidasi pokok merupakan usaha
untuk memperbaiki tanaman yang kurang baik karena pada saat penanaman tidak melakukannya dengan benar sehingga tanaman miring tertiup angin.
c. Alat dan Bahan Alat : cangkul
Bahan : tanah dan kayu d. Prosedur Kerja
1) Mecari pohon kelapa sawit yang miring atau tumbang
2) Gulma yang ada disekitar tanaman dibersihkan telebihdahulu 3) Menegakkan tanaman yang miring, dan tumbang
4) Menambah tanah pada tanaman e. Hasil yang dicapai
Terdapat beberapa pokok tanaman kelapa sawit yang dikosolidasi akibat angin dan penanaman yang kurang baik
f. Pembahasan
Kegiatan kosolidasi pada tanaman kelapa sawit di PT. Yudha menggunakan alat, bahan dan prosedur kerja sesuai dengan standar oprasional perusahaan (SOP) perusahaan.
B. Perawatan Tanaman Menghasilkan (TM)
Karena tanaman telah menghasilkan maka pemeliharaan TM lebih difokuskan kepada produksi dengan harapan agar panen dapat berjalan dengan baik dilapangan. Pekerjaan-pekerjaan pada masa TM ini hampir sama saja dengan masa TBM.
1. Pengendalian gulma secara kimia a. Tujuan
Pengendalian gulma bertujan untuk mengurangi terjadinya persaingan unsur hara terhadap tanaman pokok, memudahkan pelaksanaan pemeliharaan, dan mecegah berkembangnya hama . b. Dasar teori
Dalam perkebunan kelapa sawit memang sering ditemui masalah gulma, baik dipiringan maupun digawangan. Pemunculan gulma harus ditangani sedini mungkin, karena dengan cara ini pengendalian gulma lebih mudah, lebih murah, dan gulma tidak
menimbulkan persaingan (Mangoensoekarjo, dan Semangun 2008).
c. Alat dan Bahan
Alat : sprayer, takaran dosis dan ember Bahan : Air dan round up
d. Prosdur Kerja
2) Mencampurkan herbisida round up 0,75cc 15 liter air yang sudah ditentukan dengan menggunakan gelas takaran kemudian dimasukan ke dalam sprayer diaduk sampai rata.
3) Menutup penutup keep dan memompa sebanyak 8 kali
4) Penyemprotan dilakukan secara merata mengenai gulma sasaran. e. Hasil yang dicapai
Untuk mendapatkan upah 1 hari kerja (HK), satu orang tukang semprot dapat menyelesaikan 10 keep larutan herbisida atau 3 ha f. Pembahasan
Untuk item pekerjaan ini setelah mandor rawat dan asisten memberikan arahan Kelemahan aplikasi perawatan secara chemis ini adalah jika sedang turun hujan atau musim hujan, maka pekerjaan ini harus dihentikan karena tidak efisien untuk dilakukan karena herbisida akan larut oleh air.
2. Pengendalian gulma secara manual a. Tujuan
Tujuannya adalah untuk mengendalikan gulma yang terdapat di dalam gawangan, piringan, serta pada TPH. Selain itu bertujuan untuk mempermudah pekerjaan lainnya, seperti pengawasan panen, proses panen, penyemprotan dan pemupukan.
b. Dasar Teori
Pengendalian Gulma secara Manual bersifat selektif, selain kacangan, rumput liar,serta semua gulma dibabat setinggi ± 30 cm dari permukaan tanah. Pada Tanaman menghasilkan (TM) perawatan
ini merupakan perawatan awal sebelum melakukan perawatan secara kimia atau chemis (Rizsa, 2006).
c. Alat dan Bahan
Alat : parang dan batu asah Bahan : Gulma
d. Prosedur kerja
1) Menyiapakan alat dan bahan terlebi dahulu
2) Gulma-gulma terlebih dahulu di babat yang ada disekitar piringan 3) Semua gulma yang ada di piringan dibersihkan dengan
menggunakan penggaruk dengan lebar 2 m. e. Hasil yang dicapai
Untuk 1 orang pekerja dapat menyelesaikan 66 pokok tanaman kelapa sawit/ hari kerja
f. Pembahasan
Untuk item pekerjaan ini, sebelum dimulai maka asisten dan mandor rawat akan memberikan instruksi tentang prosedur pekerjaannya dan blok yang akan dilakukan pengendalian gulma 3. Penyisipan
a. Tujuan
Penyisipan bertujuan untuk mengganti tanaman yang mati, abnormal atau untuk memenuhi stadar pokok/ha ( SPH)
b. Dasar Teori
Penyisipan adalah mengganti tanaman yang mati,atau tumbuh abnormal dengan bibit yang baru. Penyisipan harus dilakukan segera mungkin pada saat musim tanam itu juga, namun, penyulaman masih
dapat dilakukan hingga tanaman berumur 3-5 tahun dengan konsekuensi jika penyulaman terlambat dilakukan akan menyebabkan pertumbuhan tanaman sulaman terhambat (Development, 2014)
c. Alat dan bahan
Alat : cangkul dan parang
Bahan : bibit sawit, pupuk RP, pupuk NPK 15, kawat ram dan plastik mulsa
d. Prosedur Kerja
1) Menyiapakan alat dan bahan yang akan digunakan 2) Menentukan lokasi yang akan di lakukan penyisipan
3) Bibit terlebih dahulu di ecer pada blok yang akan di lakukan penyisipan
4) Membuat lubang tanam kemudian ditaburkan pupuk RP kedalam lubang tanam tersebut
5) Pokok bibit sawit diberi kawat ram secara melingkar agar tidak terserang landak dan babi.
e. Hasil yang dicapai
Dari hasil kerja yang telah dilakukan 1 orang pekerja dapat menyelesaikan 15 bibit sawit/ hari kerja sedangkan mahasiswa dapat menyelesaiak 5 pokok tanaman kelapa sawit
f. Pembahasan
Pekerjaan sisip ini melalui tahap-tahap pekerjaan yang dilakukan, mulai dari data tim sensus dan pengecekkan ketersediaan
pupuk, pemancangan. Untuk proses pekerjaanya butuh pengawasan yang tinggi dari mandor rawat dan asisiten.
4. Pemupukan
Salah satu tindakan perawatan tanaman yang berpengaruh besar terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman adalah pemupukan. Pupuk dapat menambah ketersediaan unsur hara di dalam tanah yang sangat diperlukan oleh tanaman. Kekurangan unsur hara bagi tanaman akan menyebabkan produksi menurun bahkan kematian.
a. Tujuan
Pemupukan bertujuan untuk memberikan unsur hara yang dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhan vegetatif maupun generatif sehingga diperoleh hasil yang optimal.
b. Dasar Teori
Menurut Pahan (2008), Pemupukan sangat penting bagi
perkebunan kelapa sawit karena pertumbuhan dan perkembangan tanaman kelapa sawit sangat dipengaruhi oleh pemberian pupuk dan ketersediaan unsur hara di dalam tanah. Untuk mencapai produksi yang diinginkan, jumlah hara yang dibutuhkan dan harus ditambahkan dalam bentuk pupuk (organik atau anorganik) tergantung pada tingkat kebutuhan haranya.
Menurut Setyamidjaja, (1991). salah satu tindakan yang
sangat penting dalam teknis budidaya kelapa sawit adalah pmupukan. Tujuan dari pemupukan adalah menambah ketersediaan unsur hara di dalam tanah agar tanaman dapat menyerapnya sesuai kebutuhan. Pemupukan harus dilakukan secara teratur menurut
bagan pemupukan, sedangkan bagan pemupukan dibuat berdasarkan hasil analisis tanah maupun analisis daun.
Pelaksananan pemupukan akan mencapai sasaran apabila dilakukan dengan prinsip 5T yaitu : Tepat jenis (sesuai kebutuhan), tepat dosis (sesuai rekomendasi), tepat waktu (kisaran curah hujan 100-200 ml/bulan), tepat cara (Anonim, 2010).
c. Alat Dan Bahan
Alat : tas gendong, mangkok takar dan pisau bahan : pupuk urea
d. Prosedur Kerja
1) Pupuk diambil digudang dengan menggunakan Truk.
2) Tim ecer mengecer pupuk ke jalan colleksen road. Berat pupuk
/karung adalah 50 kg. Satu karung pupuk diaplikasikan pada 24 pokok tanaman.
3) Tukang tabur mengambi pupuk dari karung kemudian dimasukkan kedalam tas gendong.
4) Pupuk ditabur menggunakan takaran yang telah disesuaikan dengan dosis 2,1grm/pokok Penaburan dilakukan dengan menaburkan pupuk mengelilingi pokok sawit di dalam piringan. e. Hasil Yang Dicapai
Dari hasil pesngamatan di lapangan dapat diperoleh hasil bahwa prestasi kerja untuk tenaga pemupukan adalah 400 kg/ hari kerja.
f. Pembahasan
Untuk item kerja pemupukan menggunakan sistem semester atau 6 bulan sekali. Jadi dalam 1 tahun pemupukan hanya akan dilakukan 2 kali. Pada kegiatan pemupukan, untuk menentukan dosis-dosis yang telah diberikan pada tanaman yaitu berdasarkan hasil pengambilan sampel daun (Analisis jaringan daun) maka akan diketahui pupuk yang harus diberikan pada tanaman tersebut yang akan dating.
C. Kegiatan Sebelum Panen 1. Pembersihan Pasar Pikul
Untuk pelaksanaan operasional kebun diperlukan jalan yang berfungsi sebagai tempat lewat karyawan maupun sarana produksi dan hasil produksi. Pembuatan pasar pikul pada dasarnya bertujuan agar fungsi tersebut dapat dilakukan dengan tepat.
a. Tujuan
Pembersihan pasar pikul bertujuan untuk mempermudah jalannya angkong, pemupukan, pemanenan atau perawatan tanaman. b. Dasar teori
Pasar Pikul adalah jalan setapak yang dibuat searah barisan tanaman. Pasar pikul berfungsi untuk melayani 2 baris tanaman dalam proses pekerjaan pemanen. Selain itu pasar pikul juga berfungsi untuk kontrol, memudahkan pemupukan, penyemprotan, sensus dan pekerjaan lainnya (Yan Fauzi 2004).
c. Alat dan Bahan Alat : sprayer
Bahan : herbisida smart d. Prosedur kerja
1) Menetukan blok yang akan dilakukan pembersihan 2) Menyiapakan alat dan bahan
3) Mencanpurkan larutan herbisida smart dengan air. 4) Menyemprotkan pada gulma sasaran
e. Hasil Yang Dicapai
Standar minimal yang harus dicapai seorang pekerja untuk mendapatkan upah 1 hari kerja adalah 5ha/ hari kerja
f. Pembahasan
Pada pembersihan pasar pikul ini diawasi oleh mandor rawat dan asisten
2. Pemasangan Titi Panen
Untuk mempermudah pemanen dan meperlancar proses pengeluaran buah ke tempat pemungut hasil (TPH). Lahan yang susah untuk dilewati harus dilakukan pemasangan titi panen terlebih dahulu a. Tujuan
Mempermudah proses pengeluaran buah dari dalam blok b. Dasar teori
Menurut Pahan (2008), titi panen sangat penting dalam
perkebunan kelapa sawit, dengan adanya titi panen akan mempermudah proses pengeluaran tandan buah segar ke tempat pemungut hasil (TPH).
c. Alat dan Bahan
Bahan : kayu dan paku d. Prosedur Kerja
1) Titi panen harus dibuat di setiap jalan pikul yang melewati parit maupun saluran air, agar jalan pikul dapat dilalui tanpa hambatan 2) Titi panen harus dibuat secara bertahap setelah jalan pikul tersedia. 3) Titi panen dapat dibuat dari kayu
4) Jumlah titi panen di sesuaikan dari jumlah parit dan saluran air. 5) Panjang titi panen di sesuaikan pada lebar parit dan saluran air. e. Hasil Yang Dicapai
Dari hasil yang dapat dilakukan dilapangan pembuatan titi panen melakukan sisten borongan
f. Pembahasan
Pada kegiatan pembuatan titi panen ini dilakukan diareal yang susah dilewati angkong pada saat panen
D. Panen
Panen merupakan pekerjaan utama dipekerbunan kelapa sawit karena langsung menjadi sumber pemasukan uang bagi perusahaan melalui penjualan minyak kelapa sawit dan inti kelapa sawit. Oleh karena itu tugas utama personil dilapangan ialah mengambil buah dari pokok dan mengantarkannya kepabrik sebanyak-banyaknya dengan cara dan dalam waktu yang tepat. Cara yang tepat akan mempengaruhi kuantitas produksi (ekstraksi), sedangkan waktu yang tepat akan mempengaruhi kualitas
produksi asam lemak bebas (Sastrosayo, 2008).
Panen merupakan titik awal dari produksi dan terkait erat dengan kegiatan budidaya, khusunya pemeliharaan tanaman. Produksi adalah hasil
yang diperoleh dari panen setelah melalui proses pascapanen atau pengolahan. Keberhasilan produksi tergantung pada budidaya, transportasi, organisasi, ketenagaan, dan factor penunjang lainya (Setyamidjaja, 2006). 1. Pemotongan Buah
a. Tujuan
Tujuan Pemotongan buah yaitu mengambil buah untuk segera diolah ke pabri kelapa sawit
b. Dasar teori
Dalam keadaan normal dan dengan dilaksanakannya pemeliharaanya yang baik, pada tahun kedua tanaman kelapa sawit telah menunjukkan pembungaan, walaupun buah yang tebentuk belum dapat dolah kerena ukurannya masih terlalu kecil. Memasuki umur sekitar 30 bulan, tanaman kelapa sawit, varietas Tenera (Dura x pisifera), umumnya telah menunjukkan kesiapan untuk dipanen bila ukuran tandan buahnya telah mencapai berat 3 kg atau lebih. Tandan buah telah masak atau siap panen sekitar 5,5 bulan semenjak terjadinya penyerbukan. Pemanen kelapa sawit perlu memperhatikan beberapa ketentuan umur agar TBS yang dipanen sudah matang, sehingga minyak kelapa sawit yang dihasilkan bermutu baik (Setyamidjaja, 2006)
c. Alat dan Bahan
Alat : dodos, gancu, angkong, ember
Bahan : tanaman kelapa sawit, karung
d. Prosedur Kerja
2) Menentukan blok yang akan dipanen
3) Setiap memotong tandan matang maka harus diperhatiakn pelepah yang harus ditinggal sebagai penyangga buah yang belum matang, pelepah harus dipotong mepet dan menyisaan songgoh dua
4) Kemudian tandan buah segar (TBS) harus dipotong mepet dari tangkai tandan
5) Buah yang sudah dipotong dimasukkan ke dalam angkong
6) Brondolan yang berjatuhan dikutip dan dimasukkan ke dalam ember 7) Kemudian pelepah dikumpulkan dan disusun digawangan mati 8) Lalu melangsir buah ke tempat pemungut hasil (TPH) dan disusun
rapi
9) Kemudian mengisi nota panen e. Hasil yang dicapai
Dari hasil kerja yang dilakukan 1 orang pekerja dapat menyelesaikan 3 Ha/ hari kerja
f. Pembahasan
Dalam kegiatan panen pengawasan dilakukan oleh mandor panen, dan asisten. Dalam kegiatan ini penting bagi asisten untuk menjelaskan prosedur kerja serta kriteria kematangan buah.
2. Pengangkutan TBS
Tanaman kelapa sawit merupakan salah satu tanaman produksi yang tonase per tahunnya sangat tinggi. Oleh karena itu organisasi atau pekerjaan transportasi diperkebunan kelapa sawit adalah salah satu pekerjaan yang utama. Transportasi buah yang baik juga akan
berpengaruh baik bagi output dari pekerjaan panen dan pengolahan di pabrik.
a. Tujuan
Kegiatan pengangkutan bertujuan untuk mengangkut sesegera mungkin tandan buah segar (TBS) beserta berondolanya untuk diolah di pabrik, sehingga diharapkan tidak terjadi restan buah.
b. Dasar Teori
Pengangkutan buah (TBS dan brondolan) dari lapangan ke pabrik harus segera dilakukan pada hari itu juga setelah buah dipanen. Operasi pengangkutan saling mendukung dengan operasi panen dan pengolahan, karena sifat pengoperasiannya merupakan 3 sub sistem induk yaitu Panen - Angkut - Olah (PAO). Buah yang sudah ada di tempat pemungut hasil (TPH) harus sesegera mungkin diangkut ke pabrik karena kalau buah sampai bermalam di kebun akan menyebabkan asam lemak bebas (ALB) meningkat dan kandungan
rendemen minyak menurun (Sam’ani, 1995).
Menurut Pahan (2008), dalam pengelolaan kebun kelapa sawit,
faktor transportasi harus mendapat perhatian khusus. Keterlambatan (restan) pengangkutan tandan buah segar (TBS) ke pabrik kelapa sawit (PKS) akan mempengaruhi proses pengolahan, kapasitas olah, dan mutu produk akhir.
c. Alat Dan Bahan
Alat : dump truck, dan tojok. Bahan : tandan buah segar ( TBS)
d. Prosedur kerja
1) Pencatatan jumlah tandan buah segar (TBS) di setiap tempat pemungut hasil (TPH) berfungsi untuk keperluan pembuatan surat pengantar buah (SPB) dan pemesanan alat angkut (truk).
2) Persiapan alat angkut yang jumlahnya disesuaikan dengan hasil panen dalam satuan ton.
3) Pelangsiran buah menggunakan strada dilakukan hanya untuk blok
yang tidak dapat dimasuki truk. Sedangkan blok yang jalannya dapat dimasuki oleh truk, buah dapat langsung dimuat
e. Hasil yang di capai
Kapasitas 1 dump truk 6-7 ton. Dimana mahasiswa melakukan pengawasan pemuatan tandan buah segar (TBS) ke truk untuk diangkut ke pabrik kelapa sawit (PKS) bersama kerani panen
f. Pembahasan
Pengangkutan buah harus dilakukan setelah panen tersebut. pengangkutan harus selesai pada hari itu juga agar menghindari tejadinya buah restan.
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kegiatan praktek kerja lapang yang dilakukan disalah satu perusahaan perkebunan PT. Yudha Wahana Abadi dapat disimpulkan bahwa :
1. Pemeliharaan Tanaman Belum Menghasilkan pengendalian gulma
dilakukan dengan menggunakan herbisida merk round up dengan
konsentrasi 0,75%. Pengendalian dengan cara ini terbukti dapat menurunkan tingkat populasi
2. Pemeliharaan Tanaman Menghasilkan, pemupukan tanaman
menggunakan pupuk urea pemilihan jenis dan dosis pupuk ditentukan oleh perusahaan atau badan riset berdasarkan uji LSU. Selain pemupukan, TM juga perlu ditunas untuk mempermudah berbagai kegiatan di kebun seperti panen, pemupukan, dan pengamatan buah. 3. Sebelum panen dilakukan diperlukan sarana jalan bagi pemanen untuk
mengeluarkan buah dari dalam blok. Sarana jalan ini disebut pasar pikul. Proses pembuatannya dilakukan dengan cara manual,
Pengangkutan buah dilakukan menggunakan Dump Truck. Sedangkan
untuk blok yang keadaan jalannnya tidak dapat dilewati oleh truk maka pengangkutan dilakukan menggunakan strada
4. Panen Dan Transportasi
Kegiatan panen terdiri dari pemotongan buah segar, dan pengangkutan buah. Panen merupakan titi awal dari produksi
Memahami budaya kebun yang ada di perusahaan PT. Yudha Wahan Abadi
B. Saran
1. Untuk Politeknik Pertanian Negeri Samarinda
Sebaiknya ada ikatan kerjasama antara Politeknik Peratanian Negeri Samarinda dengan perusahaan perkebunan sehingga dalam pelaksanaan praktek kerja lapang nantinya mahasiswa tidak mengalami kesulitan untuk mencari lokasi PKL.
2. Untuk PT. Yudha Wahana Abadi
Perlu menerapkan sistem instruksi contoh pada karyawan sebelum pelaksanaan kerja dan tidak hanya menyampaikan teori.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2010. Kultur Teknis Kelapa Sawit. Pusat Penelitian Kelapa Sawit. Sumatra Utara.
Agronomi & Development DEPT. 2014 ,Laporan PKL di PT. Yudha Wahana Abadi Site Mayong dan Letta. Merapun, Kelai, Berau, Kalimantan Timur. Fauzi,Y.2004. Kelapa Sawit Penebar Swadaya, Jakarta.
Mangoensukarjo, S dan Semangun, H. 2008. Manejemen Agribisnis Kelapa Sawit. Gadjah Mada Universitas Press, Yogyakarta.
Pahan, I. 2008. Panduan LengkapKelapa Sawit. Penebar Swadaya. Jakarta. Pardamean, M. 2011. Sukses Membuka Kebun Dan Pabrik Kelapa Sawit.
Penebar Swadaya. Bogor
Rizsa. 2006. Budidaya kelapa sawit. Kanisius. Yogyakarta Sam’ ani. 1995. Potensi perkebunan kelapa sawit,Jakarta.
Sastrosayono. 2006. Budidaya Kelapa Sawit. Agromedia Pustaka, Jakarta. Sastroyono. 2003. Budidaya Kelapa Sawit dan Pengolahan Kelapa Sawit.
Agromedia Pustaka. Jakarta
Setyamidjaja, D. 1991. Pupuk dan Pemupukan. CV. Simlek Jakarta. Setyamidjaja, D.2003. Budidaya Kelapa Sawit. Kanisius. Yokyakarta.
Setyamidjaja, D. 2006. Kelapa Sawit Teknik Budidaya, Panen, Dan Pengolahan. Kanisius. Yogyakatra.
Lampiran 2. Struktur
Senior manager
Kepala Kebun
Mayong
Kepala Tata
Usaha
Kepala TeknikAsisten
Hotel
Asisten India
Asisten Juliet
Asisten Kilo
Asisten Mike
Asisten nency
Asisten Lima
Kepala
Keuangan
Kabag
HR / GA
Kepala
Gudang
Kepala
Database
Asisten
Workshop
Asisten
Traksi
Lampiran 3. Dokumentasi kegiatan praktek kerja lapang di PT. Yudha Wahana Abadi
Gambar 1. Pengendalian gulma secara kemis
G
Gambar 3. Kosolidasi pokok
Gambar 5. Pengendalian gulma secara kemis
Gambar 7. Penyisipan
Gambar 9. Pembersihan pasar pikul
Gambar 11. Pemotongan Buah
Gambar 13. Buah di tempat pemungut hasil (TPH)