• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

57 4.1. Hasil Penelitian

Penerapan model pembelajaran Value Clarification Technique (VCT) mampu mengembangkan sikap menjaga keutuhan NKRI di SD 3 Golantepus. Berkembangnya kualitas tersebut ditunjukkan dengan meningkatnya sikap menjaga keutuhan NKRI dan hasil belajar siswa. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus dengan masing-masing siklus terdiri atas tiga kali pertemuan. Berikut ini akan dipaparkan hasil penelitian berupa data hasil observasi guru dan siswa, , hasil tes skala sikap serta data hasil evaluasi berupa hasil belajar PKn melalui penerapan model pembelajaran Value Clarification Technique (VCT) pada siswa kelas 5 SD 3 Golantepus.

4.1.1. Deskripsi Kondisi Awal

Hasil pengamatan awal pembelajaran di kelas 5 SD 3 Golantepus menunjukkan bahwa sikap menjaga keutuhan NKRI siswa masih rendah. Hal ini terlihat dari sebagian besar siswa kurang tertib dalam mengikuti upacara bendera. Di dalam kelas kurang bisa menjaga kerukunan, bisa dilihat dengan masih seringnya mereka bertengkar, saling mengejek. Sat diajak berdiskusi mereka masih belum bisa menghargai pendapat temannya. Masih punya perasaan bahwa suku bangsanya yang paling bagus, dan melihat suku bangsa dan adat istiadat suku lain tidak bagus.

Penyebab lainnya adalah model pembelajaran yang digunakan guru kurang mampu memfasilitasi siswa dalam mengembangkan sikap menjaga keutuhan NKRI. Guru hanya monoton dalam menjelaskan materi pembelajaran dan selalu fokus pada peningkatan nilai kognitif saja, tetapi materi PKn itu kurang bermakna dalam kehidupan sehari-hari. Hal inilah yang menjadi dasar pijakan peneliti untuk melakukan penelitian tindakan kelas.

(2)

Berdasarkan kondisi tersebut guru melakukan suatu tindakan perbaikan proses pembelajaran, menggunakan model pembelajaran Value

Clarification Technique (VCT) untuk mengembangkan sikap menjaga

keutuhan NKRI di SD 3 Golantepus. 4.1.2. Deskripsi Penelitian Siklus

4.1.2.1. Deskripsi Siklus I a. Perencanaan Tindakan

Siklus I dilaksanakan mulai hari selasa, tanggal 2 Agustus 2016 sampai hari selasa, tanggal 9 Agustus 2016. Dalam perencanaan tindakan ada beberapa hal yang direncanakan peneliti, yaitu sebagai berikut:. 1) Menentukan materi siklus I yaitu standar kompetensi memahami

pentingnya menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dengan konpetensi dasar mendeskripsikan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

2) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk 3 kali pertemuan. RPP dilaksanakan selama 2 minggu.

3) Peneliti mempersiapkan media/alat peraga yang akan digunakan. 4) Menyusun instrumen sikap menjaga keutuhan NKRI serta lembar

evaluasi hasil belajar siswa siklus I.

5) Menyusun pedoman observasi aktivitas mengajar bagi guru dan aktivitas belajar siswa.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pada silkus I pelaksanaan tindakan berdasarkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang disusun oleh guru peneliti. Selama satu minggu dilakukan pembelajaran siklus I. Adapun urutan RPP siklus I secara umum adalah sebagai berikut:

1) Kegiatan Awal ( 15 menit )

a). Guru mengkondisikan kelas, berdo’a, mengabsen, mengatur tempat duduk siswa.

(3)

c). Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. 2) Kegiatan Inti ( 160 menit )

Eksplorasi:

a). Guru melontarkan / menyampaikan media stimulus video tentang kerusuhan di Ambon.

b). Siswa menyimak dengan baik video yang ditayangkan guru.

c). Guru menanyakan apakah semua siswa sudah dapat memahami video yang ditayangkan, seandainya belum guru akan mengulangi menayangkan video tersebut.

Elaborasi :

a). Siswa menjawab pertanyaan guru.

b). Guru memberikan kesempatan ± 3 menit kepada siswa untuk berdialog dengan diri sendiri maupun sesama teman sebangku, muka, belakang, samping kiri atau kanan sehubungan dengan video kerusuhan di Ambon.

c). Siswa melaksanakan dialog dengan diri sendiri dan sesama teman sebangku, muka, belakang, samping kiri atau kanan sehubungan dengan video yang ditayangkan guru.

d). Disaat ini guru bertugas mengamati raut wajah dan komentar siswa sebagai masukan sikap dari siswa bagi guru sebelum guru membina siswa untuk dapat mengenal pentingnya menjaga keutuhan NKRI.

e). Kemudian guru mencatat masukan siswa tersebut diantaranya tentu ada yang amat baik, baik, cukup, kurang.

Konfirmasi :

a). Guru melakukan dialog terpimpin dengan siswa melalui pertanyaan yang skenarionya telah dipersiapkan guru terlebih dahulu. Pertanyaan diarahkan ke individual siswa, dilanjutkan ke kelompok, terus ke kelasikal sehubungan dengan video yang telah ditayangkan guru tentang keributan sidang. Pertanyaan lain bisa saja muncul tiba-tiba tergantung pada situasi .

(4)

b). Guru meminta siswa untuk menentukan argumen/ pendapat dan klarifikasi pendirian melalui pertanyaan guru yang bersifat individual, kelompok dan kelasikal.

3) Kegiatan Akhir ( 35 menit )

a). Guru bersama siswa menyimpulkan pelajaran. b). Penilaian.

c). Refleksi.

d). Guru menutup pelajaran dengan berdo’a bersama. e). Keluar kelas dengan tertib pada waktunya.

c. Observasi

Observasi dilakukan saaat pembelajaran sedang berlangsung. Pada tahap pengamatan, yang bertugas mengamati adalah guru kelas lain. Observasi dilakukan pada masing-masing pembelajaran dengan menggunakan pedoman observasi yang telah dipersiapkan sebelumnya. Observasi dilkukan untuk mengetahui keberhasilan ataupun kekurangan guru menggunakan model pembelajaran Value Clarification Technique (VCT). Hal-hal yang diamati adalah kegiatan guru dan siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung.

Hasil rinci masing-masing proses pembelajaran yang diamati antara lain : 1) Pelaksanaan kegiatan awal, seperti memberikan salam dan berdoa bersama, mengkondisikan siswa, dan menyampaikan materi pokok serta tujuan pembelajaran yang akan dipelajari; 2) Kegiatan inti, merupakan pelaksanaan pembelajaran materi menjaga keutuhan NKRI dengan menerapkan pembelajaran Value Clarification Technique (VCT); 3) Kegiatan penutup, guru membuat kesimpulan dan menutup pelajaran.

Kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru berdasarkan pedoman pengamatan secara garis besar dinilai sudah cukup baik walaupun masih ada beberapa kekurangan dan beberapa aspek yang belum dilaksanakan secara sempurna. Jalannya kegiatan belajar mengajar cukup lancar dan kondisi kelas juga cukup terkontrol. Guru cukup berhasil mengelola kelas

(5)

tetapi perlu ditingkatkan lagi agar tujuan pembelajaran yang sudah ditentukan dapat dicapai secara maksimal.

Aktivitas belajar siswa juga masih belum memperlihatkan hasil yang diinginkan hal ini terlihat masih banyak siswa yang cukup antusias memperhatikan video yang ditayangkan dan mengikuti diskusi dengan baik.

d. Refleksi

Refleksi tindakan ini mendiskusikan hasil observasi kelas yang telah dilaksanakan. Dalam kegiatan refleksi ini didapatkan beberapa hal yang perlu dipertimbangkan sebagai masukan untuk perbaikan siklus selanjutnya.

Beberapa hal yang harus dipertimbangkan tersebut antara lain : Bagi Guru :

1) Memberi motivasi siswa agar lebih fokus pada saat pembelajaran. 2) Dalam menerapkan model pembelajaran Value Clarification

Technique (VCT) guru harus merancang semenarik mungkin dan

dengan persiapan yang lebih matang.

3) Guru harus menanamkan nilai sikap sesuai dengan materi PKn yang sedang diajarkan, tidak hanya berorientasi pada nilai kognitif .

Bagi siswa :

1) Siswa masih belum terlalu memahami model pembelajaran Value Clarification Technique (VCT).

2) Siswa masih perlu bimbingan yang intensif dalam mengikuti model pembelajaran Value Clarification Technique (VCT).

3) Sikap menjaga keutuhan NKRI masih kurang. Siswa belajar PKn hanya bertujuan agar nilai ulangannya bagus.

Oleh karena itu perlu diadakan evaluasi terhadap tindakan kelas pada siklus I. Hal ini diharapkan dapat mengatasi permasalahan yang dihadapi pada siklus I. Adapun evaluasi yang dihasilkan antara lain :

(6)

1) Guru harus mampu mengendalikan kelas dan membuat suasana pembelajaran yang menyenangkan pada siswa tanpa mengesampingkan tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.

2) Guru harus tahu kesulitan yang dialami oleh masing-masing siswa. 3) Guru harus mampu menanamkan konsep nilai sikap menjaga keutuhan

NKRI.

e. Hasil Pelaksanaan Tindakan Siklus I

Hasil dari observasi kegiatan guru yang telah dilaksanakan pada tindakan kelas siklus I, ditemukan hal-hal sebagai berikut :

1). Pada kegiatan awal, guru hanya sedikit dalam melaksanakan apersepsi dan menyampaikan tujuan pembelajaran.

2). Pada kegiatan inti, guru juga masih kurang dalam mengaitkan materi dengan nilai sikap yang perlu ditanamkan. Guru juga masih jarang dalam memberikan penilaian pada siswa baik secara individu maupun kelompok, serta masih banyak lagi lainnya yang masih jarang dilakukan guru.

3). Pada kegiatan akhir guru juga masih kurang dalam melakukan refleksi.

Berdasarkan lembar observasi aktivitas kegiatan belajar siswa diperoleh hasil diantaranya :

1) Tujuan siswa belajar PKn masih banyak yang hanya berorientasi pada nilai kognitif yang tinggi.

2) Tujuan pembelajaran PKn untuk mengembangkan sikap menjaga keutuhan NKRI belum tercapai secara optimal.

3) Siswa masih belum terbiasa dengan model pembelajaran Value Clarification Technique (VCT)..

Adapun hasil penilaian sikap menjaga keutuhan NKRI pada siswa kelas 5 SD 3 Golantepus pada siklus I dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

(7)

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Tingkat Sikap Menjaga Keutuhan NKRI Siklus I

No Interval Frekuensi Persentase Kategori

1 ≤ 72 3 14,29 % Sangat Kurang 2 73 - 80 5 23,80 % Kurang 3 81 - 88 7 33,33 % Cukup 4 89 - 96 3 14,29 % Baik 5 97 - 104 3 14,29 % Sangat Baik Jumlah siswa 21 100%

Dari hasil pelaksanaan tindakan siklus I di atas diketahui hasil penilaian sikap menjaga keutuhan NKRI siswa sudah cukup memuaskan. Bila dilihat dari 21 siswa terdapat 3 siswa atau 14, 29 % terletak pada interval ≤ 72 dengan kategori sangat kurang. Terdapat 5 siswa 23,80% terletak pada interval 73-80 dengan kategori kurang. Terdapat 7 siswa atau 33,33% terletak pada interval 81-88 dengan kategori cukup. Terdapat 3 siswa atau 14,29% terletak pada interval 89-96 dengan kategori baik, dan terdapat 3 siswa atau 14,29% terletak pada interval 104-97 dengan kategori sangat baik.

Data di atas menunjukkan bahwa siswa yang telah mampu mengembangkan sikap menjaga keutuhan NKRI sebanyak 13 anak atau 61,90% yaitu pada kategori cukup baik dan sangat baik. Sedangkan masih ada 8 siswa atau 38, 10% yang belum tuntas yang selanjutnya akan diberi tindakan pada siklus II

Untuk mengetahui lebih jelasnya sikap menjaga keutuhan NKRI siklus I pada tabel 4.1 digambarkan dalam diagram 4.1.

(8)

Diagram 4.1 Distribusi Frekuensi Sikap Menjaga Keutuhan NKRI Siklus I Hasil belajar pada siklus I diperoleh dari hasil observasi terhadap hasil belajar PKn siswa kelas 5 SD 3 Golantepus dengan model pembelajaran Value Clarification Technique (VCT). Setelah pelaksanaan tindakan dan observasi pada siklus I dengan menerapkan pembelajaran Value Clarification Technique (VCT). selesai, maka dilakukan evaluasi untuk mengetahui pencapaian hasil belajar yang diperoleh dari masing-masing siswa, apakah sudah mencapai KKM atau belum mencapai mencapai KKM. Hasil belajar PKn siklus I disajikan dalam tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Hasil belajar Siswa Siklus I berikut ini:

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Siklus I

No Interval Frekuensi Persentase Kategori

1 ≤ 48 1 4,76 % Sangat Kurang 2 49 – 61 5 23,80 % Kurang 3 62 – 74 3 14,29 % Cukup 4 75 – 87 9 42,86 % Baik 5 88 – 100 3 14,29 % Sangat Baik Jumlah siswa 21 100%

(9)

Dari hasil pelaksanaan tindakan siklus I di atas diketahui hasil belajar siswa sudah cukup memuaskan. Bila dilihat dari 21 siswa terdapat 1 siswa atau 4,76 % terletak pada interval ≤ 48 dengan kategori sangat kurang. Terdapat 5 siswa 23,80% terletak pada interval 49 - 61 dengan kategori kurang. Terdapat 3 siswa atau 14,29 % terletak pada interval 62 – 74 dengan kategori cukup. Terdapat 9 siswa atau 42,86 % terletak pada interval 75 - 87 dengan kategori baik, dan terdapat 3 siswa atau 14,29% terletak pada interval 88 - 100 dengan kategori sangat baik.

Data di atas menunjukkan bahwa siswa yang hasil belajarnya meningkat sebanyak 15 anak atau 71,43% yaitu pada kategori cukup baik dan sangat baik. Sedangkan masih ada 6 siswa 28,57% yang belum tuntas yang selanjutnya akan diberi tindakan pada siklus II. Untuk mengetahui lebih jelas hasil belajar siswa pada siklus I tabel 4.2 digambarkan dalam diagram 4.2.

. 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 ≤ 48 49-61 62-74 75-87 88-100

Hasil Belajar Siswa Siklus I

≤ 48 49-61 62-74 75-87 88-100

Diagram 4.2. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Siklus I 4.1.2.2. Deskripsi Siklus II

a. Perencanaan Tindakan

Siklus II dilakukan mulai hari Kamis tanggal 11 Agustus 2016 sampai dengan hari Kamis tanggal 18 Agustus 2016. Pembelajaran dilaksanakan dengan pedoman Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(10)

(RPP) selama 3 kali pertemuan yang dilaksanakan selama 2 minggu. Perencanaan tindakan ada beberapa hal yang direncanakan peneliti, yaitu sebagai berikut :.

1) Menentukan materi yang akan dijadikan bahan pembelajaran untuk dipraktekkan yaitu bab Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) pada kompetensi dasar menunjukkan contoh-contoh perilaku dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

2) Peneliti mempersiapkan terlebih dahulu media/alat peraga yang akan digunakan.

3) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk 3 kali pertemuan.

4) Menyusun instrumen sikap menjaga keutuhan NKRI pada siswa kelas 5 dan lembar evaluasi hasil belajar siswa siklus II.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pada sklus II pelaksanaan tindakan tersebut berdasarkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang disusun oleh peneliti. Adapun urutan RPP siklus II adalah :

1) Kegiatan Awal (15 menit )

a). Guru mengkondisikan kelas, berdo’a, mengabsen, mengatur tempat duduk siswa.

b). Guru melakukan apersepsi.

c). Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. 2) Kegiatan Inti (160 menit )

Eksplorasi:

a). Guru melontarkan / menyampaikan media stimulus video tentang konflik supporter sepakbola.

b). Siswa menyimak dengan baik video yang ditayangkan guru

c). Guru menanyakan apakah semua siswa sudah dapat memahami video yang ditayangkan, seandainya belum guru akan mengulangi menayangkan video tersebut.

(11)

Elaborasi :

a). Siswa menjawab pertanyaan guru.

b). Guru memberikan kesempatan ± 3 menit kepada siswa untuk berdialog dengan diri sendiri maupun sesama teman sebangku, muka, belakang, samping kiri atau kanan sehubungan dengan video koflik supporter sepakbola.

c). Siswa melaksanakan dialog dengan diri sendiri dan sesama teman sebangku, muka, belakang, samping kiri atau kanan sehubungan dengan video yang ditayangkan guru.

d). Disaat ini guru bertugas mengamati raut wajah dan komentar siswa sebagai masukan sikap dari siswa bagi guru sebelum guru membina siswa untuk dapat mengenal pentingnya menjaga keutuhan NKRI.

e). Kemudian guru mencatat masukan siswa tersebut diantaranya tentu ada yang amat baik, baik, cukup, kurang.

Konfirmasi :

a). Guru melakukan dialog terpimpin dengan siswa melalui pertanyaan yang skenarionya telah dipersiapkan guru terlebih dahulu. Pertanyaan diarahkan ke individual siswa, dilanjutkan ke kelompok, terus ke kelasikal sehubungan dengan video yang telah ditayangkan guru tentang keributan sidang. Pertanyaan lain bisa saja muncul tiba-tiba tergantung pada situasi.

b). Guru meminta siswa untuk menentukan argumen/ pendapat dan klarifikasi pendirian melalui pertanyaan guru yang bersifat individual, kelompok dan kelasikal.

3) Kegiatan Akhir ( 35 menit )

a). Guru bersama siswa menyimpulkan pelajaran. b). Penilaian.

c). Refleksi.

(12)

e). Keluar kelas dengan tertib pada waktunya. c. Observasi

Observasi dilakukan saaat pembelajaran siklus II berlangsung. Kegiatan guru yang diamati adalah pelaksanaan kegiatan awal seperti memberikan salam dan berdoa bersama, mengkondisikan siswa, dan menyampaikan materi pokok serta tujuan pembelajaran yang akan dipelajari. Kegiatan inti merupakan pelaksanaan pembelajaran tema bab menjaga keutuhan NKRI di sekolah dengan menerapkan model pembelajaran Value Clarification Technique (VCT). Kegiatan penutup guru membuat kesimpulan dan menutup pelajaran.

Kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru berdasarkan pedoman pengamatan dinilai sudah cukup baik untuk seluruh aspek. Jalannya kegiatan belajar mengajar cukup lancar dan kondisi kelas juga cukup terkontrol. Guru cukup berhasil mengelola kelas sesuai tujuan pembelajaran yang sudah ditentukan. Hal ini selaras dengan aktivitas belajar siswa. Sikap menjaga keutuhan NKRI siswa juga terlihat mengalami peningkatan yang cukup signifikan.

d. Refleksi

Refleksi tindakan ini mendiskusikan hasil observasi kelas yang telah dilaksanakan. Dalam kegiatan refleksi ini didapatkan beberapa hal yang perlu dipertimbangkan sebagai masukan untuk perbaikan siklus selanjutnya.

Hal-hal yang perlu dipertimbangkan antara lain : Bagi Guru :

Guru harus lebih bersabar dalam membimbing siswa dalam menemukan makna belajar PKn materi menjaga keutuhan NKRI.

Bagi siswa :

1) Siswa sudah mulai memahami bagaimana sikap menjaga keutuhan NKRI.

2) Siswa sudah mulai terbiasa mengikuti model pembelajaran Value Clarification Technique (VCT).

(13)

Evaluasi yang dihasilkan antara lain :

Guru harus memperhatikan semua siswa sehingga siswa tetap fokus pada pembelajaran yang berlangsung.

e. Hasil Pelaksanaan Tindakan

Hasil observasi kegiatan pembelajaran guru pada siklus II yang dilakukan sebanyak 3 kali pertemuan ditemukan hal-hal sebagai berikut :

1) Pada kegiatan awal, guru sudah melaksanakan seluruh kegiatan dengan baik.

2) Pada kegiatan inti, guru sudah mampu memandu siswa dalam melakukan model pembelajaran Value Clarification Technique (VCT).

3) Guru sudah mampu menanamkan konsep sikap menjaga keutuhan NKRI pada siswa.

4) Terlihat sudah ada perkembangan sikap menjaga keutuhan NKRI pada siswa.

5) Pada kegiatan akhir guru sudah melaksanakan seluruh kegiatan dengan baik.

Hasil dari observasi yang telah dilaksanakan pada tindakan kelas siklus II juga ditemukan bahwa rata-rata aktivitas belajar siswa dan hasil belajar siswa sudah baik.

Adapun hasil penilaian sikap menjaga keutuhan NKRI pada siswa kelas 5 SD 3 Golantepus pada siklus II dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Tingkat Sikap Menjaga Keutuhan NKRI Siklus II

No Rentang Skor Frekuensi Persentase Kategori

1 ≤ 72 0 0 % Sangat Kurang 2 73 - 80 0 0 % Kurang 3 81 - 88 6 28,57 % Cukup 4 89 - 96 10 47,62 % Baik 5 97 - 104 5 23,81 % Sangat Baik Jumlah siswa 21 100%

(14)

Hasil pengembangan sikap menjaga keutuhan NKRI pada materi menjaga keutuhan NKRI, kompetensi dasar contoh-contoh menjaga keutuhan NKRI pada siklus II dapat dilihat pada tabel 4.3. Dari tabel tersebut bisa diketahui bahwa sikap menjaga keutuhan NKRI pada siswa mengalami perkembangan bila dibandingkan pada siklus I. Data di atas menunjukkan bahwa terdapat 6 siswa atau 28,57 % yang berada pada kategori cukup, terdapat 10 siswa atau 47,62% berada pada kategori baik dan terdapat 5 siswa atau 23,81 % yang berada pada kategori sangat baik. Untuk lebih jelasnya perkembangan sikap menjaga keutuhan NKRI siswa pada tiap pembelajaran dapat dilihat pada diagram di bawah ini.

Diagram 4.3 Distribusi Frekuensi Sikap Menjaga Keutuhan NKRI Siklus II

Hasil belajar pada siklus II diperoleh dari hasil observasi terhadap hasil belajar PKn siswa kelas 5 SD 3 Golantepus dengan model pembelajaran Value Clarification Technique (VCT). Setelah pelaksanaan tindakan dan observasi pada siklus II dengan menerapkan pembelajaran Value Clarification Technique (VCT) selesai, maka dilakukan evaluasi untuk mengetahui pencapaian hasil belajar yang diperoleh dari masing-masing siswa, apakah sudah mencapai KKM atau belum mencapai KKM. Hasil belajar PKn siklus II disajikan dalam tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Hasil belajar Siswa Siklus II berikut ini:

(15)

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Siklus II

No Interval Frekuensi Persentase Kategori

1 ≤ 48 0 0 % Sangat Kurang 2 49 - 61 0 0 % Kurang 3 62 - 74 5 23,81 % Cukup 4 75 - 87 12 57,14 % Baik 5 88 - 100 4 19,05 % Sangat Baik Jumlah siswa 21 100%

Berdasarkan tabel 4.4 maka Hasil evaluasi belajar pada siklus II sudah lebih baik dari pada siklus I. Dari tabel tersebut, terlihat bahwa untuk mata pelajaran PPKn dari 21 siswa terdapat 5 siswa atau 23,81% terletak pada interval 62 – 74 dengan kategori cukup, terdapat 12 siswa atau 57,14% berada pada interval 75 – 87 dengan kategori baik dan terdapat 4 siswa atau 19,05% berada pada interval 88 – 100 dengan kategori sangat baik. Untuk lebih memperjelas hasil belajar siswa pada siklus II dapat dilihat pada diagram 4.4 di bawah ini.

(16)

4.1.2.3. Komparasi Siklus I dan Siklus II

Peneliti melakukan komparasi untuk membandingkan hasil penelitian pada siklus I dengan siklus II. Hal ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan tindakan pada siklus I dan siklus II Perbandingan hasil penelitian sikap menjaga keutuhan NKRI pada siklus I dan siklus II bisa dilihat pada tabel 4.3 di bawah ini.

Tabel 4.5 Perbandingan Perkembangan Sikap Menjaga Keutuhan NKRI Siklus I dengan Siklus II

No Nama Siklus I Siklus II

Nilai Kategori Nilai Kategori

1 AD 73 Kurang 89 Baik

2 AP 97 Sangat Baik 99 Sangat Baik

3 AT 98 Sangat Baik 101 Sangat Baik

4 AN 74 Kurang 82 Cukup

5 DA 73 Kurang 81 Cukup

6 FA 81 Cukup 89 Baik

7 FB 89 Baik 95 Baik

8 IR 86 Cukup 94 Baik

9 KC 90 Baik 96 Sangat Baik

10 MA 82 Cukup 90 Baik

11 MI 74 Kurang 89 Baik

12 MN 98 Sangat Baik 99 Baik

13 MR 65 Sangat Kurang 82 Cukup

14 MU 73 Kurang 83 Cukup

15 MZ 84 Cukup 92 Baik

16 NA 81 Cukup 91 Baik

17 ND 63 Sangat Kurang 82 Cukup

18 NK 82 Cukup 100 Sangat Baik

19 NF 89 Baik 98 Sangat Baik

20 SI 85 Cukup 92 Baik

21 UD 63 Sangat Kurang 81 Cukup

Untuk lebih mengetahui gambaran tentang perkembangan sikap Menjaga Keutuhan NKRI pada siswa kelas 5 di SD 3 Golantepus, bisa dilihat pada diagram di bawah ini:

(17)

Diagram 4.5 Perkembangan Sikap Menjaga Keutuhan NKRI Siklus I dengan Siklus II

Model pembelajaran Value Clarification Technique (VCT) juga berhasil meningkatkan nilai hasil belajar siswa. Pada siklus I terdapat 6 siswa yang nilainy dibawah 70 yang berarti belum mencapai KKM, dengan rata-rata nilai kelas 70,48. Selanjutnya peneliti mengambil langkah siklus II. Hasil pada siklus II menunjukkan bahwa siswa sudah menguasai materi PKn yang diajarkan. Hal ini terbukti, seluruh siswa telah mencapai nilai KKM 70 dengan rata-rata nilai kelas yaitu 80,24. Hasil belajar siswa kelas 5 materi menjaga keutuhan NKRI pada siklus I dan siklus II bisa dilihat pada tabel 4.4. di bawah ini.

Tabel 4.6 Perbandingan Peningkatan Hasil Belajar Siklus I dengan Siklus II

No Nama

Siklus I Siklus II

Nilai Kategori Nilai Kategori

1 AD 70 Tuntas 75 Tuntas 2 AP 85 Tuntas 85 Tuntas 3 AT 95 Tuntas 100 Tuntas

(18)

4 AN

50 Belum Tuntas 70 Tuntas

5 DA

55 Belum Tuntas 70 Tuntas

6 FA 75 Tuntas 75 Tuntas 7 FB 80 Tuntas 85 Tuntas 8 IT 75 Tuntas 80 Tuntas 9 KC 75 Tuntas 75 Tuntas 10 MA 75 Tuntas 80 Tuntas 11 MI 70 Tuntas 100 Tuntas 12 MN 90 Tuntas 95 Tuntas 13 MR

55 Belum Tuntas 75 Tuntas

14 MU

50 Belum Tuntas 70 Tuntas

15 MZ

70 Tuntas 75 Tuntas

16 NA

75 Tuntas 80 Tuntas

17 ND

55 Belum Tuntas 70 Tuntas

18 NK 90 Tuntas 95 Tuntas 19 NF 80 Tuntas 85 Tuntas 20 SI 75 Tuntas 75 Tuntas 21 UD

35 Belum Tuntas 70 Tuntas

Untuk lebih memperjelas gambaran peningkatana hasil belajar siswa siklus I dengan siklus II bisa digambarkan dengan diagram di bawah ini.

(19)

Diagram 4.6 Peningkatan Hasil Belajar Siswa

4.2. Pembahasan Hasil Penelitian

Data yang telah dipaparkan oleh peneliti mulai dari siklus I sampai dengan siklus II mengalami perkembangan yang memuaskan. Dari data yang telah berhasil peneliti dapatkan bisa kesimpulan bahwa dengan menerapkan model pembelajaran Value Clarification Technique (VCT) dapat mengembangkan sikap menjaga keutuhan NKRI pada siswa kelas 5 di SD 3 Golantepus. Pada kondisi awal sebelum diterapkannya pembelajaran Value Clarification Technique (VCT), pelajaran PKn hanya berorientasi pada pencapaian nilai kognitif yang tinggi sedangkan penanaman nilai sikap dikesampingkan. Sikap siswa masih belum mencerminkan sikpa menjaga keutuhan NKRI. Misalnya, ada siswa yang suka mengejek teman yang mempunyai kekurangantidak mau mendengarkan guru mengajar dan saat upacara masih ramai dan berbicara sendiri.

Bila dilihat dari hasil belajar juga masih belum memuaska. Karena masih banyak siswa yang memperoleh nilai dibawah KKM.Perolehan hasil belajar sebelum tindakan, siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan minimal (KKM ≥70) hanya ada 11 siswa atau dengan persentase 52,38%.

(20)

Peneliti melakukan tindakan penelitian sebanyak 2 siklus. Aspek yang diteliti adalah sikap menjaga keutuhan NKRI pada siswa kelas 5 Sd 3 Golantepus. Pada siklus I sikap menjaga keutuhan NKRI pada siswa masih belum optimal, dengan masih terdapat 8 anak berada pada kategori kurang, yang berarti belum memenuhi indikator pencapaian penelitian yaitu cukup. Sedangkan terdapat 13 anak yang sudah mencapai kategori cukup, baik, dan sangat baik.

Sedangkan pada hasil belajar siswa juga terdapat 6 anak yang nilainya di bawah 70 yang berarti belum mencapai KKM 70. Sedangkan terdapat 15 anak yang sudah mencapai standar indikator pencapaian yaitu nilai 70 dengan rata-rata nilai 70,48. Karena masih banyak anak yang belum mencapai indikator yang ditetapkan oleh peneliti, maka peneliti melanjutkan penelitian pada siklus yang ke II.

Pada pembelajaran siklus II, terdapat perkembangan yang memuaskan pada sikap menjaga keutuhan NKRI pada siswa kelas 5 SD 3 Golantepus. Pada siklus II ini sikap menjaga keutuhan NKRI siswa sudah 100% mencapai indikator keberhasilan penelitian yaitu dengan kategori minimal cukup. Ini berarti bahwa model pembelajaran Value Clarification Technique (VCT) mampu mengembangkan sikap menjaga keutuhan NKRI secara signifikan. Model pembelajaran Value Clarification Technique (VCT)juga sangat sesuai diterapkan pada pelajaran PKn karena mampu mengembangkan nilai-nilai positif pada siswa.

Hasil belajar siswa pada siklus II juga meningkat secara optimal. Seluruh siswa sudah mendapat nilai ≥ 70 dengan rata-rata nilai siswa 80.

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan, secara garis besar dengan dilaksanakannya model pembelajaran Value Clarification Technique (VCT) pada pembelajaran PKn materi menjaga keutuhan NKRI kelas 5 SD 3 Golantepus ternyata berhasil mengembangkan sikap menjaga keutuhan NKRI pada siswa serta berhasil meningkatkan hasil belajarnya. Oleh karena itu tujuan penelitian ini sudah dikatakan telah berhasil.

(21)

Hasil dari penelitian ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh A. Kosasih Djahiri (1992), bahwa pembelajaran VCT dianggap unggul untuk pembelajaran afektif karena; pertama, mampu membina dan mempribadikan nilai dan moral; kedua, mampu mengklarifikasi dan mengungkapkan isi pesan materi yang disampaikan; ketiga mampu mengklarifikasi dan menilai kualitas nilai moral diri siswa dan nilai moral dalam kehidupan nyata; keempat, mampu mengundang, melibatkan, membina dan mengembangkan potensi diri siswa terutama potensi afektualnya; kelima, mampu memberikan pengalaman belajar dalam berbagai kehidupan; keenam, mampu menangkal, meniadakan mengintervensi dan menyubversi berbagai nilai moral naif yang ada dalam sistem nilai dan moral yang ada dalam diri seseorang; ketujuh, menuntun dan memotivasi untuk hidup layak dan bermoral tinggi.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Haris (2013) telah melakukan penelitian dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran VCT (Value Clarification Technique) Untuk Meningkatkan Kesadaran Nilai Menghargai Jasa Pahlawan Pada Siswa sekolah Dasar”. Dari hasil penelitian yang dilihat dari angket respon siswa, didapat informasi bahwa respon siswa terhadap model pembelajaran VCT pada siklus I mencapai skor 77,7% dengan kategori baik namun belum mencapai indikator keberhasilan penelitian. Pada siklus II respon siswa mengalami peningkatan seiring dengan diterapkannya beberapa upaya perbaikan pada beberapa aspek di atas, skor yang dicapai adalah 83% dan telah mencapai indikator penelitian. Respon siswa terhadap pembelajaran kembali meningkat pada siklus IIImencapai skor 93,6% dengan kategori sangat baik. Sebagian besar siswa telah menunjukkan ketertarikan terhadap pembelajaran yang dapat meningkatkan keaktifan, pembelajaran menjadi lebih menantang karena diberikan stimulus-stimulus dan menumbuhkan motivasi belajar mereka, serta sumber belajar yang beragam dapat menambah pengetahuan mereka. Sehingga dapat disimpulkan bahwa siswa memberikan respon yang sangat baik terhadap penerapan model pembelajaran VCT.

(22)

Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan pleh Herniawati (2011) dengan judul “Menanamkan Nilai nasionalisme Melalui Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan PTK Pada Siswa Kelas VI SDN 88 Perumnas Unib Bentiring”. Penelitian ini menunjukkan terjadi peningkatan mutu dan ketuntasan pembelajaran PKn. Penananman nilai nasionalisme siswa melalui pembelajaran dengan menggunakan metode VCT semakin baik, yaitu ketuntasan belajar dari 23 siswa pada siklus I, ada 17 orang atau 74,7% yang telah mencapai nilai 6,5 ke atas. Pada siklus II ada 19 orang siswa atau 82,6% yang telah mencapai nilai 6,5 ke atas. Pada siklus III, ada 21 orang siswa atau 91,3% yang telah mencapai nilai 6,5 ke atas. Dari analisis data tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Value

Clarification Technique (VCT) dapat mengembangkan sikap menjaga

keutuhan NKRI pada siswa kelas 5 SD 3 Golantepus dan juga dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas 5 SD 3 Golantepus

Gambar

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Tingkat Sikap Menjaga Keutuhan NKRI  Siklus I
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Siklus I
Diagram 4.2. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Siklus I  4.1.2.2.  Deskripsi Siklus II
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Tingkat Sikap Menjaga Keutuhan NKRI  Siklus II
+5

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan tabel di atas, dari hasil evaluasi pada tindakan siklus I sampai siklus III yang telah dilakukan mengalami peningkatan nilai rata-rata sebesar

Setelah peneliti mengumpulkan hasil observasi dan hasil evaluasi, maka peneliti menyimpulkan bahwa pembelajaran yang telah dilakukan pada pembelajaran siklus I

Refleksi tindakan kelas siklus I dilakukan setelah observasi dilaksanakan. Kegiatan ini dilakukan untuk mendiskusikan hasil observasi tindakan kelas siklus I,

Perencanaan penelitian merupakan rancangan tindakan yang akan dilakukan pada pelaksanaan penelitian. Rencana pelaksanaan yang akan dilakukan pada siklus I adalah

a) Hasil Observasi Aktivitas Peneliti dan Aktivitas Peserta Didik Tahap observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Pada tahap ini peneliti bertindak

Tahapan refleksi dilakukan setelah melewati tahap pelaksanaan tindakan dan tahap observasi. Kegiatan refleksi dimaksudkan untuk mengetahui apakah tindakan yang dilakukan pada siklus

Pelaksanaan tindakan dan observasi ini merupakan deskripsi dari kegiatan pembelajaran dari awal sampai akhir pembelajaran serta deskripsi observasi kegiatan guru dan

Kategori 3 yaitu setelah dilaksanakan tindakan menerapkan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) pada siklus 2 diperoleh hasil belajar siswa yang tuntas