• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN TIPOLOGI FISIK PESISIR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA UNTUK MENDUKUNG PENGEMBANGAN DAN PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR NURUL KHAKHIM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KAJIAN TIPOLOGI FISIK PESISIR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA UNTUK MENDUKUNG PENGEMBANGAN DAN PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR NURUL KHAKHIM"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

i

KAJIAN TIPOLOGI FISIK PESISIR DAERAH ISTIMEWA

YOGYAKARTA UNTUK MENDUKUNG PENGEMBANGAN

DAN PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR

NURUL KHAKHIM

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR 2009

(2)

PERNYATAAN MENGENAI DISERTASI DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Kajian Tipologi Fisik Pesisir Daerah Istimewa Yogyakarta Untuk Mendukung Pengembangan dan Pengelolaan Wilayah Pesisir adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini.

Bogor, Januari 2009

Nurul Khakhim

(3)

iii ABSTRACT

NURUL KHAKHIM. Study of Coastal Physical Typology in DIY Province for Coastal Development and Management. Guided by Dedi Soedharma, Ani Mardiatsuti, Vincentius P. Siregar dan Mennofatria Boer.

The aim of this research is to analyze a coastal typology based on its land physical attribute as a guideline to develop a policy in developing and managing coastal area for the continuous development. The method used to do the analysis is by using the approach of data interpretation from remote sensing image integrated with geographic information system and field survey. The guideline in deciding the classification of coastal physical typology is using the Response-Process System with relief/slope, main constructing material, genesis process and dominate process happened in the mean time such as tide, wave and river flow. This response-process system divide the coastal physical typology into seven classes including coastal typology of land erosion coast, sub aerial deposition coast, volcanic coast, structurally shaped coast, wave erosion coast, marine deposition coast and coast built by organism. Deciding development model for fishery, agriculture, harbor, settlement and tourism using evaluation of land suitability and SBE (Scenic Beauty Estimation) special for coastal landscape panorama for tourism development. The method used to compose the policy of model development and management of coastal area is SWOT method. The material used including black and white panchromatic aerial photograph, thematic maps, GPS receiver, abney level, geological compass, digital camera, EC-meter and soil test kit.

Result shows that all seven coastal physical typology are found in the coastal area. Land erosion coast and coast built by organism dominate in Gunungkidul coastal area and then in Bantul and Kulon Progo coastal area are dominated by marine deposition coast and sub aerial deposition coast. volcanic coast, structurally shaped coast, wave erosion coast can only be found in a small area of Gunungkidul coast. Each of this coastal typology has a special land characteristic which can be used to develop its potential. Land erosion coast only suitable for agricultural sector; sub aerial deposition coast suitable for fishery, agriculture, harbor and settlement; volcanic coast, structurally coast and wave erosion coast only suitable for specific tourism interest; marine deposition coast suitable for tourism, harbor and sand agriculture and coast built by organism is very suitable for tourism activity proved by the high score of SBE from the respondents.

Recommendation for developing and managing coastal area in area of interest is by developing the coastal natural resources suitable to its physical typology, because this will make the management of coastal area for continuous development easier. Recommendations for coastal management in Gunungkidul were protected of karst ecosystem and coastal process. Recommendation for coastal management in Bantul and Kulon Progo using Limited Intervention by which adjustments are made to be able to cope with inundation, raising coastal land and buildings vertically.

(4)

RINGKASAN

NURUL KHAKHIM. Kajian Tipologi Fisik Pesisir Daerah Istimewa Yogyakarta Untuk Mendukung Pengembangan dan Pengelolaan Wilayah Pesisir. Dibimbing oleh DEDI SOEDHARMA, ANI MARDIASTUTI, VINCENTIUS P. SIREGAR, dan MENNOFATRIA BOER.

Wilayah pesisir merupakan wilayah peralihan antara darat dan laut. Proses yang terjadi di laut dan di daratan yang terus-menerus berlangsung tentunya membentuk jenis pesisir tertentu (tipologi pesisir) tergantung pada proses genetik dan material penyusunnya, sehingga tiap tipologi pesisir tertentu akan memberikan ciri-ciri pada bentanglahan (landscape) dan berbagai macam sumberdaya yang ada di wilayah pesisir tersebut. Dengan demikian, pengelompokan (zonasi) tipologi pesisir dari aspek fisik lahan akan mempermudah dalam melakukan perencanaan dan pengelolaan pesisir secara tepat sesuai dengan kondisinya. Istilah tipologi fisik pesisir digunakan untuk lebih menekankan bahwa aspek-aspek yang dikaji lebih ditekankan pada aspek fisik pesisir. Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan analisis tipologi pesisir berdasarkan parameter fisik lahannya sebagai dasar untuk menyusun pola pengembangkan dan pengelolaan wilayah pesisir menuju kepada pembangunan yang berkelanjutan.

Metode yang digunakan untuk melakukan analisis tipologi fisik pesisir adalah melalui pendekatan interpretasi data penginderaan jauh dipadukan dengan pengolahan data spasial Sistem Informasi Geografis (SIG) dan survei lapangan. Dasar penentuan klasifikasi tipologi fisik pesisir menggunakan sistem Proses – Respon, yang merupakan kombinasi antara sistem morfologi dan sistem cascade (merujuk pada aliran energi dan zat pada sistem pesisir). Sistem morfologi merujuk pada metode pengelompokan yang mendasarkan pada relief, material penyusun utama, proses genesa, sedangkan sistem cascade yang merujuk pada aliran energi mengacu pada penentuan tipologi pesisir yang dilakukan oleh Europen Union for Coastal Conservation/EUCC (1998) terutama pada rezim pasang surut yaitu dominasi proses yang terjadi antara pasang surut, gelombang dan sungai. Dalam teknik identifikasi ini, terlebih dahulu diidentifikasi reliefnya (berelief tinggi atau rendah), kemudian diidentifikasi materi penyusun utamanya (material padu, material lepas/klastik, material lembek/lumpur, atau materinya organisme), setelah itu diidentifikasi proses genesanya (struktural, vulkanik, solusional, marin, fluviomarin, aeoliomarin, biomarin).

Sistem Proses-Respon ini membagi tipologi fisik pesisir menjadi 7 (tujuh) klas yang meliputi tipologi pesisir erosi darat, pengendapan darat, volkanik, struktural, erosi gelombang, pengendapan laut dan organik. Penentuan pola pengembangan untuk perikanan, pertanian, pelabuhan, permukiman dan pariwisata menggunakan metode evaluasi kesesuaian lahan dan metode SBE (scenic beauty estimation) khusus untuk menilai panorama lanskap pesisir untuk pengembangan pariwisata. Metode yang digunakan untuk menyusun pola pengembangan dan pengelolaan wilayah pesisir adalah dengan menggunakan metode SWOT. Bahan dan alat yang digunakan meliputi foto udara pankromatik hitam putih, peta-peta tematik, GPS receiver, abney level, kompas geologi, kamera digital, EC-meter dan soil test kit.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi relief daerah penelitian secara garis besar didominasi oleh dua kondisi relief yang berbeda yaitu wilayah pesisir Kabupaten Gunungkidul yang didominasi oleh kondisi relief cukup curam sampai sangat curam dengan kemiringan lereng > 15%, dan wilayah pesisir Kabupaten Bantul dan Kabupaten Kulonprogo yang didominasi oleh kondisi relief yang relatif datar sampai landai dengan kemiringan lereng 0 – 14 %. Bentuklahan yang

(5)

v terdapat di wilayah pesisir Kabupaten Gunungkidul sebagian besar merupakan bentuklahan asal proses solusional (karst), dan sebagian kecil di beberapa tempat merupakan bentuklahan bentukan asal proses bio-marin, marin, fluvial, structural, dan volkanik. Tekstur tanah yang dominan adalah kerikil dan pasir (GC). Bentuklahan yang terdapat di wilayah pesisir Kabupaten Bantul dan Kulon Progo lebih banyak didominasi oleh bentuklahan asal proses marin, fluvial dan Aeolian.Pada bentuklahan bentukan asal proses marin (M) seperti gisik dan gumuk pasir tekstur tanah yang dominan adalah material kasar dari pasir hingga kerikil (GW, SM, dan SP). Pada bentuklahan bentukan asal fluvial (F) tekstur tanah yang dominan adalah material yang mengandung lempung (ML dan CL).

Dari ketujuh tipologi fisik pesisir yang digunakan, semuanya ditemukan di wilayah pesisir daerah penelitian. Tipologi fisik pesisir erosi darat dan organik cukup mendominasi jenis tipologi fisik pesisir di Kabupaten Gunungkidul, sedangkan tipologi fisik pesisir di Kabupaten Bantul dan Kulon Progo didominasi oleh tipologi pesisir pengendapan laut dan pengendapan darat (terutama di sekitar sungai-sungai besar). Tipologi pesisir volkanik, struktural, dan erosi gelombang hanya ditemukan di sebagian wilayah kecil pesisir Kabupaten Gunungkidul. Masing-masing tipologi fisik pesisir tersebut mempunyai karakteristik yang spesifik mengenai materi fisik lahan dan proses yang dominan pada lahan tersebut. Melalui evaluasi lahan, dapat diketahui bahwa karakteristik tersebut menentukan potensi pemanfaatannya mendasarkan pada tipologi fisiknya.

Tipologi pesisir erosi darat terutama sesuai untuk tegalan tanaman keras, tipologi pesisir pengendapan darat sesuai untuk pertanian, perikanan, permukiman, dan pelabuhan. Tipologi pesisir volkanik, structural, dan erosi gelombang hanya sesuai untuk kegiatan pariwisata minat khusus. Tipologi pesisir pengendapan laut sangat sesuai untuk pariwisata dan pelabuhan, juga agak sesuai untuk dikembangkan perikanan dan pertanian, sedangkan tipologi pesisir organik sangat sesuai untuk kegiatan pariwisata. Pesisir organic sangat sesuai untuk pariwisata dibuktikan dengan nilai SBE (Scenic Beauty Estimation) yang relatif tinggi untuk semua foto lanskap yang dinilai oleh responden pengunjung wisata pantai.

Pola pengembangan untuk pemanfaatan sumberdaya wilayah pesisir adalah sebagai berikut : a) perikanan tambak di tipologi pesisir pengendapan darat adalah model tambak sistem resirkulasi tertutup; b) perikanan tambak di tipologi pesisir pengendapan laut adalah model tambak sistem biocrete, Teknologi biocrete ini adalah berupa pengembangan tambak di lahan pasir. c) pertanian di tipologi pesisir erosi darat berupa pertanian tegalan dengan memanfaatkan sumur tadah hujan; d) pertanian di tipologi pesisir pengendapan laut berupa pertanian lahan pasir model sumur renteng dan pembuatan kolam penampungan air; e) pelabuhan pada tipologi pesisir pengendapan laut dengan dominasi tenaga gelombang adalah dengan model pelabuhan yang meletakkan kolam pelabuhan di wilayah pesisir bagian daratan dan bangunan pemecah gelombang yang tidak berhadapan langsung dengan arah datangnya gelombang (agak menyerong); f) permukiman pada tipologi pengendapan laut hendaknya pada jarak yang aman terhadap terjangan ombak; dan g) kegiatan pariwisata secara umum lebih ditekankan pada tipologi pesisir organic dan tipologi pengendapan laut, sedangkan pada tipologi pesisir erosi gelombang, volkanik dan structural lebih ditekankan pada pengembangan pariwisata minat khusus seperti panjat tebing sesuai dengan karakteristik lahannya berupa tebing yang sangat curam dan berbatuan keras.

Rekomendasi pengelolaan wilayah pesisir Kabupaten Gunungkidul adalah dengan cara mempertahankan dan melindungi kelangsungan proses ekosistem karst dan ekosistem pesisir karena keduanya saling berkaitan. Cara

(6)

yang dapat ditempuh adalah dengan melakukan pemetaan dan pengklasifikasian perbukitan karst yang dilindungi dan yang dapat dimanfaatkan secara ekonomis oleh masyarakat, sedangkan pengelolaan wilayah pesisir di Kabupaten Bantul dan Kabupaten Kulon Progo adalah dengan cara Limited Intervention, yaitu upaya pengelolaan wilayah pesisir dengan cara membatasi pendirian bangunan dan ekploitasi yang berlebihan pada lahan-lahan pesisir yang secara ekologis berfungsi menahan gelombang laut seperti gumuk pasir (sand dunes).

Model pendekatan melalui tipologi fisik pesisir yang diterapkan di wilayah pesisir Daerah Istimewa Yogyakarta dalam menentukan pola pengembangan dan pengelolaan wilayah pesisir ternyata memberikan hasil yang memuaskan karena semua tipologi fisik pesisir ditemukan di daerah penelitian, sehingga dapat dikatakan bahwa wilayah pesisir Daerah Istimewa Yogyakarta adalah laboratorium alam yang lengkap untuk tipologi fisik pesisir. Model ini dapat diterapkan pada wilayah-wilayah pesisir di seluruh Indonesia, karena pada prinsipnya semua wilayah pesisir di seluruh Indonesia mempunyai karakteristik yang bervariasi yang meliputi seluruh tipologi fisik pesisir yang ada.

(7)

vii

©

Hak Cipta milik IPB, tahun 2009

Hak Cipta dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan yang wajar di IPB

Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh Karya tulis dalam bentuk apapun tanpa ijin IPB

(8)

KAJIAN TIPOLOGI FISIK PESISIR DAERAH ISTIMEWA

YOGYAKARTA UNTUK MENDUKUNG PENGEMBANGAN

DAN PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR

NURUL KHAKHIM

Disertasi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Doktor pada

Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Lautan

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR 2009

(9)

ix Judul Disertasi : Kajian Tipologi Fisik Pesisir Daerah Istimewa Yogyakarta

Untuk Mendukung Pengembangan dan Pengelolaan Wilayah Pesisir

Nama : Nurul Khakhim

NIM : C 261030011/SPL

Disetujui : Komisi Pembimbing

Prof. Dr. Ir. Dedi Soedharma, DEA Prof Dr. Ir. Ani Mardiastuti, M.Sc

Ketua Anggota

Dr. Ir. Vincentius P. Siregar, DEA Dr. Ir. Mennofatria Boer, DEA Anggota Anggota

Diketahui :

Ketua Program Studi Dekan Sekolah Pascasarjana

Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Lautan

Dr.Ir.Mennofatria Boer, DEA Prof.Dr.Ir.Khairil A. Notodiputro,MS

(10)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah S.W.T yang telah melimpahkan rakmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan disertasi ini dengan judul : Kajian Tipologi Fisik Pesisir Daerah Istimewa Yogyakarta Untuk Mendukung Pengembangan dan Pengelolaan Wilayah Pesisir.

Sejak penyusunan rencana penelitian, pelaksanaan penelitian hingga penyusunan disertasi ini, penulis mendapat bantuan yang sangat berarti dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis menyampaikan penghargaan dan mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat Bapak Prof. Dr. Ir Dedi Soedharma, DEA sebagai ketua komisi pembimbing, Ibu Prof. Dr. Ir. Ani Mardiastuti, M.Sc, Bapak Dr. Ir. Vincentius P. Siregar, DEA, dan Bapak Dr. Ir. Mennofatria Boer, DEA, masing-masing sebagai anggota komisi pembimbing, atas saran dan bimbingan yang telah diberikan.

Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Ketua Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Lautan, Dekan Sekolah Pascasarjana IPB, dan Dekan Fakultas Geografi UGM yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melanjutkan studi pada jenjang S3 (Program Doktor).

Ucapan terima kasih ini juga penulis sampaikan kepada Letkol Drs. Haris Djoko Nugroho, M.Si, atas segala bantuan baik moril maupun materiil, kepada staf laboran di Laboratorium Kartografi Digital, Program Studi Kartografi, Penginderaan Jauh dan SIG Fakultas Geografi UGM, juga kepada staf laboran di Laboratorium Tanah dan Air Fakultas Geografi UGM, staf di Bapeda Provinsi dan Kabupaten DIY, Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten, atas semua bantuan baik data maupun informasi yang berguna bagi penelitian ini.

Ungkapan terima kasih dan penghargaan yang tinggi juga penulis haturkan kepada ibu, bapak, dan istri Dra. Riana Tri Herwanti, serta anak-anak tercinta Nabila Puspakesuma dan Nabila Astridkesuma, atas segala doa dan kasih sayangnya. Merekalah karunia terindah dalam hidup penulis.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Januari 2009

Nurul Khakhim

(11)

xi RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Pati Jawa Tengah pada tanggal 26 Oktober 1966, putera pertama dari ayah H. Zaeni dan Ibu Hj. Siswati. Penulis menikah dengan Dra. Riana Tri Herwanti pada tahun 1992 dan dikaruniai 2 orang putri cantik yang bernama Nabila Puspakesuma (15 tahun) dan Nabila Astridkesuma (11 tahun). Putri pertama saat ini baru duduk di bangku SMA kelas 1 dan putri yang kedua duduk di bangku SD kelas 5.

Tahun 1985 penulis tamat dari SMA Negeri I Pati, kemudian melanjutkan kuliah di Fakultas Geografi UGM melalui jalur Penelusuran Minat dan Kemampuan (PMDK) tanpa test, dan lulus tahun 1991. Setelah lulus penulis mengabdikan dirinya kembali ke almamater untuk menjadi dosen pada Program Studi Kartografi dan Penginderaan Jauh Fakultas Geografi UGM sampai sekarang. Pada tahun 1995 penulis berkesempatan untuk melanjutkan studi pada jenjang S2 di UGM dan lulus tahun 1998 pada program studi Geografi. Tahun 2003 penulis berkesempatan untuk melanjutkan studi pada jenjang S3 di Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Lautan IPB. Saat ini penulis diberikan amanah untuk memangku jabatan sebagai Kepala Pusat Studi Sumberdaya dan Kelautan (PUSTEK Kelautan) UGM periode 2008-2010.

Selama mengikuti Program S3 ini, beberapa karya ilmiah yang berkaitan dengan pengelolaan wilayah pesisir telah penulis hasilkan dalam bentuk laporan dan naskah yang diterbitkan dalam majalah ilmiah. Penelitian dalam bentuk laporan antara lain : 1) Penelitian Hibah Bersaing (2003 – 2005) berjudul ”Kajian Sel Sedimen melalui Integrasi Sistem Informasi Geografis dan Citra Penginderaan Jauh sebagai Acuan Penataan Ruang Pesisir Jawa Tengah dan Jawa Timur” , 2) Penyusunan Tata Ruang Kawasan Pesisir menggunakan Pendekatan Sel Sedimen. Dalam bentuk naskah yang diterbitkan dalam majalah ilmiah adalah : 1) Pendekatan Sel Sedimen menggunakan Citra Penginderaan Jauh sebagai Dasar Penataan Ruang Wilayah Pesisir (Studi Kasus di wilayah Pesisir Utara Propinsi Jawa Tengah). Majalah Geografi Indonesia. ISSN 0852-2682. September 2005, 2) Pemetaan batas Wilayah Laut Propinsi Jawa Tengah Menggunakan Survei GPS Metode Diferensial. Dimuat di Majalah Geografi Indonesia. ISSN 0125-1790. Tahun 2004, dan 3) Analisis Preferensi Visual Lanskap Pesisir DIY untuk Pengembangan Pariwisata Pesisir menuju pada Pengelolaan Wilayah Pesisir yang Berkelanjutan. Dimuat di Majalah Forum Geografi ISSN 0852-2682 (terakreditasi) vol. 22 No. 1 Juli 2008.

(12)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

I. PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang Penelitian ..………. 1

1.2. Perumusan Masalah Penelitian ... 3

1.3. Tujuan Penelitian ... 5

1.4. Manfaat Penelitian ... 6

1.5. Ruang Lingkup Studi ... 6

II. KERANGKA TEORITIS ... 7

2.1. Tinjauan Pustaka ... 7

2.1.1. Pesisir... 7

2.1.2. Tipologi Fisik Pesisir ... 11

2.1.3. Bentanglahan Pesisir (coastal landscape)... 17

2.1.4. Tipologi Pemanfaatan Wilayah Pesisir ... 20

2.1.5. Pariwisata Pesisir ... 22

2.1.6. Pengelolaan Wilayah Pesisir ... 23

2.1.7. Penginderaan Jauh dan SIG ... 24

2.2. Telaah Hasil Penelitian yang terdahulu dan terkait dengan penelitian ini ... 25

2.3. Kerangka Teoritis ... 27

2.4. Daftar Istilah (glossary) ... 31

III. METODE PENELITIAN ... 34

3.1. Alat dan Bahan Penelitian ... 34

3.1.1. Alat Penelitian ... 34

3.1.2. Bahan-bahan penelitian ... 34

3.2. Tahapan Penelitian ... 35

3.2.1. Penentuan Tipologi Fisik Pesisir ... 35

3.2.2. Penentuan Tipologi Pemanfaatan Sumberdaya Pesisir ... 47

3.2.3. Analisis Rekomendasi Pengembangan dan Pengelolaan Wilayah Pesisir ... 56

(13)

xiii Halaman

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN ... 60

4.1. Letak, Luas dan Batas Daerah Penelitian ... 60

4.2. Iklim ... 62

4.3. Geologi ... 67

4.4. Geomorfologi ... 68

4.5. Tanah ... 69

4.6. Oseanografi ... 71

4.7. Erosi dan Sedimentasi ... 78

4.8. Hidrologi ... 82

4.9. Kerawanan Bencana Tsunami ... 85

4.10. Penggunaan Lahan ... 90

4.11. Aksesibilitas ... 95

4.12. Peratutan Perundangan dan Tata Ruang Wilayah... 97

V. HASIL PENELITIAN ... 102

5.1. Interpretasi Foto Udara ... 102

5.2. Tipologi Fisik Wilayah Pesisir ... 102

5.3. Kondisi Fisik Titik Sampel ... 115

5.4. Tipologi Pemanfaatan Sumberdaya Pesisir ... 115

VI. PEMBAHASAN ... 118

6.1. Relief ... 118

6.2. Materi Penyusun Utama dan Proses Genesa ... 119

6.3. Tipologi Fisik Pesisir ... 128

6.4. Kondisi Fisik Titik Sampel ... 131

6.5. Tipologi Pemanfaatan Sumberdaya Pesisir ... 135

6.6. Evaluasi Aspek Visual Wilayah Pesisir ... 138

6.7. Analisis Pengembangan dan Pengelolaan Wilayah pesisir ... 142

6.8. Analisis Rekomendasi Pengembangan dan Pengelolaan.. 156

KESIMPULAN DAN SARAN ... 166

DAFTAR PUSTAKA ... 170

(14)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Tipologi Pesisir di Eropa ... 14

Tabel 2. Tipologi Pemanfaatan Wilayah Pesisir ... 21

Tabel 3. Klasifikasi Tipologi Pesisir ... 36

Tabel 4. Matriks Jenis Data dan Sumber Data yang digunakan dalam Penelitian ……… 39

Tabel 5. Klasifikasi Proses Genesa untuk Penentuan Tipologi Fisik Pesisir ……… 39

Tabel 6. Hubungan antara Bentuklahan dan Material Penyusun … 40 Tabel 7. Klasifikasi Material Penyusun Utama untuk Penentuan Tipologi Fisik Pesisir ... 41

Tabel 8. Klasifikasi Material Permukaan ……… 41

Tabel 9. Klasifikasi Relief untuk Penyusunan Tipologi Fisik Pesisir … 42 Tabel 10. Matrik Penentuan Tipologi Fisik Pesisir ……… 43

Tabel 11. Matrik Kesesuaian Lahan untuk Wisata Pantai Kategori Rekreasi ... 51

Tabel 12. Potensi Lahan untuk Perikanan (Tambak) ... 52

Tabel 13. Potensi Lahan untuk Pertanian ... 53

Tabel 14. Potensi Lahan untuk Pelabuhan ... 53

Tabel 15. Potensi Lahan untuk Permukiman ... 54

Tabel 16. Kriteria Klas Daya Dukung Tanah ... 55

Tabel 17. Kriteria Klas Kerawanan Terhadap Bencana (Pembatas) ... 55

Tabel 18. Matriks SWOT ……….. 57

Tabel 19. Data Curah Hujan Rerata Bulanan (mm/bulan) di Beberapa Stasiun Penakar Hujan Daerah Penelitian ……. 62

Tabel 20. Suhu Udara Rata-Rata Bulanan (oC) Tahun 1991 – 2005... 64

Tabel 21. Kelembaban Udara Rata-Rata Daerah Penelitian Tahun 1991-2005 ... 65

Tabel 22. Arah (NoE) dan Kecepatan (m/dt) Angin Bulanan Rata-Rata Tahun 1995-2004 ... 66

Tabel 23. Data Frekuensi Gelombang ... 72

(15)

xv Halaman Tabel 25. Tsunami di Indonesia ... 89 Tabel 26. Luas Sawah, Tegalan, dan Pekarangan (Ha)

di Beberapa Kecamatan yang berada di Wilayah Pantai

Kabupaten Gunungkidul ... 91 Tabel 27. Prinsip-Prinsip Pengembangan Lingkungan

Daerah Selatan Kabupaten Gunungkidul ……… 100 Tabel 28. Pendekatan Pengelolaan Lingkungan Kab.Gunungkidul….. 101 Tabel 29. Hasil Analisis Tekstur Tanah dikaitkan dengan

Bentuklahannya ………... 107 Tabel 30. Tipologi Fisik Pesisir Daerah Penelitian ……… 109 Tabel 31. Matriks antara Tipologi Fisik Pesisir dengan

Tipologi Pemanfaatan Sumberdaya Pesisir ... 116 Tabel 32. Perhitungan Nilai SBE ... 139 Tabel 33. Nilai SBE pada setiap Tipologi Fisik Pesisir ... 140 Tabel 34. Pengembangan dan Pengelolaan Wilayah Pesisir

Berdasarkan Tipologi Fisik Pesisir` ... 144 Tabel 35. Matrik SWOT Analisis Kebijkan Pengembangan dan

Pengelolaan Wilayah Pesisir Kabupaten Gunungkidul .... 157 Tabel 36. Matrik SWOT Analisis Kebijkan Pengembangan dan

Pengelolaan Wilayah Pesisir Kabupaten Bantul dan

(16)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1. Lingkup Wilayah Kepesisiran (Coastal Area)

Pada Daerah Berpasir ... 9

Gambar 2. Lingkup Wilayah Kepesisiran (Coastal Area) Pada Daerah Rataan Terumbu Karang (Reef Flat) ... 9

Gambar 3. Lingkup Wilayah Kepesisiran (Coastal Area) Pada Daerah Berlumpur atau Rataan Pasang Surut (Tidal Flat) .. 10

Gambar 4. Lingkup Wilayah Kepesisiran (Coastal Area) Pada Daerah Batugamping dan Berbentuk Cliff ……… 10

Gambar 5. Lingkup Wilayah Kepesisiran (Coastal Area) Pada Daerah Batuan Beku dan Mempunyai Gisik Saku … 10 Gambar 6. Klasifikasi Bentuk Delta berdasarkan pada Proses yang Dominan antara Pasang surut, Gelombang dan Sungai... 13

Gambar 7. Klasifikasi Genesa Pesisir menurut Shepard (1973) ... 16

Gambar 8. Lima Strategi Pengelolaan Wilayah Pesisir ………….. 23

Gambar 9. Diagram Alir Kerangka Teoritis ……… 30

Gambar 10. Foto Udara Pankromatik Hitam Putih Parangtritis, Bantul .. 38

Gambar 11. Peta Rupabumi lembar Brosot, Yogyakarta tahun 1998 …… 38

Gambar 12. Pengukuran Kemiringan Lereng dengan Abney-level ……. 42

Gambar 13. Diagram Alir Identifikasi Geomorfologis Pesisir …… 44

Gambar 14. Diagram Alir Penelitian ……… 59

Gambar 15. Peta Citra Mosaik Tak Terkontrol ... 61

Gambar 16. Grafik Curah Hujan Rerata Bulanan Beberapa Stasiun... 62

Gambar 17. Grafik Mawar Angin Kecepatan Angin (m/dt) Bulanan rerata 67 Gambar 18. Tanah Mediteran di Pantai Krakal ... 70

Gambar 19. Gelombang tipe Spilling (melimpah) ... 73

Gambar 20. Gelombang tipe Plunging (menunjam) ... 73

Gambar 21. Gelombang tipe Surging ... 73

Gambar 22. Gelombang tipe Spilling (melimpah) di Pantai Parangtritis.. 74

Gambar 23. Data Pasang Surut Sungai Serang (PUSTEK UGM,2003).. 77

Gambar 24. Pasang Surut Muara Sungai Sadeng ... 77

Gambar 25. Proses Erosi Pantai pada Clif ... 79

Gambar 26. Delta Bentuk Elongated (memanjang) ... 81

(17)

xvii Halaman Gambar 28. Delta bentuk Cuspate di Muara Sungai Progo, DIY .... 81 Gambar 29. Delta bentuk Crenulate ... 81 Gambar 30. Sistem Akifer Batugamping Karst ... 84 Gambar 31. Pengukuran Muka Airtanah di Lahan Pasir, Kulon Progo.. 84 Gambar 32. Proses terjadinya Tsunami ... 87 Gambar 33. Peta Daerah Rawan Tsunami di Indonesia ………….. 89 Gambar 34. Kenampakan Padi Sawah Tadah Hujan di Pantai Krakal.. 92 Gambar 35. Model Sumur Renteng di Lahan Pasir ,Congot, KP ... 93 Gambar 36. Buah Naga yang ditanam di Lahan Pasir, Glagah, KP ... 93 Gambar 37. Sistem Surjan, Trisik Kulon Progo ... 94 Gambar 38. Penggunaan Lahan Sawah Dataran Aluvial S. Bogowonto 94 Gambar 39. Permukiman dan Pekarangan dengan Pola Memanjang di

Sepanjang Sungai ... 95 Gambar 40. Jalan Aspal menuju Pantai Krakal, Gunungkidul ... 96 Gambar 41. Kondisi Jalan di Pantai Depok-Parangtritis, Bantul ... 96 Gambar 42. Penampang Melintang (Profil) Pantai Ngungap, GK … 104 Gambar 43. Penampang Melintang (Profil) Pantai Wediombo, GK …… 104 Gambar 44. Penampang Melintang (Profil) Pantai Krakal, GK …… 104 Gambar 45. Penampang Melintang (Profil) Pantai Parangendog …… 104 Gambar 46. Penampang Melintang (Profil) Pantai Parangtritis …… 105 Gambar 47. Penampang Melintang (Profil) Pantai Samas,Bantul …… 105 Gambar 48. Penampang Melintang (Profil) Pantai Trisik, KP …… 105 Gambar 49. Penampang Melintang (Profil) Pantai Glagah, KP …… 105 Gambar 50. Perbandingan antar Penampang Melintang …… 106 Gambar 51. Peta Tipologi Fisik Pesisir DIY ... 114 Gambar 52. Pantai Karst Gunungkidul ... 119 Gambar 53. Gisik Pantai di Teluk Baron Gunungkidul DIY ... 120 Gambar 54. Zona Empasan Gelombang di Pantai Siung Gunungkidul... 120 Gambar 55. Citra Satelit Muara Bengawan Solo Purba dan

Kenampakannya di Lapangan , Pantai Sadeng, GK ... 121 Gambar 56. Kenampakan Gunung Batur, Pantai Wediombo,

dan Pantai Siung ... 122 Gambar 57. Kenampakan Batuan Volkanik berumur Tersier

(18)

Halaman

Gambar 58. Pantai Siung dengan Kenampakan Batuan yang berbeda... 122

Gambar 59. Pantai Ngobaran Gunungkidul ... 123

Gambar 60. Dataran Aluvial Sungai Progo yang ditanami padi, Trisik... 123

Gambar 61. Dataran Banjir Sungai Bogowonto, Congot Kulon Progo... 124

Gambar 62. Tanggul Alam Sungai Opak, Depok Bantul ... 124

Gambar 63. Rawa Belakang Sungai Opak, Depok Bantul ... 125

Gambar 64 . Gisik Pantai Parangtritis ... 126

Gambar 65. Lokasi Gumuk Pasir Aktif dan Rawa Belakang, Sungai Opak, Depok Bantul ... 127

Gambar 66. Gumuk Pasir Melintang (Transversal) ... 127

Gambar 67. Gumuk Pasir Memanjang (Longitudinal) ... 128

Gambar 68. Gumuk Pasir Sabit (Barchan) ... 128

Gambar 69. Materi Sedimen Laut di Pantai Baron, Gunungkidul ……… 129

Gambar 70. Materi Pasir Putih Pecahan Karang di Pantai Krakal, ….…… 129

Gambar 71. Percontohan Tambak Pasir di Pantai Karangwuni, ... 137

Gambar 72. Sebaran Nilai SBE dari Lanskap Pesisir yang dinilai... 139

Gambar 73. Grafik Hubungan antara Tipologi Fisik Pesisir dengan Nilai SBE ... 142

Gambar 74. Proses Pemindahan Permukiman di Parangtritis …….. 154

Gambar 75. Permukiman di Gumuk Pasir yang Dekat dengan Laut …… 163

(19)

xix DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Urutan Nilai SBE Lanskap dari yang Terbesar sampai Terkecil Lampiran 2. Satuan Bentuklahan untuk Peta Geomorfologi Skala 1 : 50.000 Lampiran 3. Satuan Penggunaan Lahan untuk Pemetaan P. Lahan 1 : 50.000 Lampiran 4. Hasil Analisis Tekstur Tanah

Lampiran 5. Deskripsi Kondisi Fisik Lahan

Lampiran 6. Kenampakan Visual Fenomena Kecepatan Angin berdasarkan Skala Beaufort

Lampiran 7. Perhitungan Nilai SBE Lanskap Daerah Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

dan tag <acronym> dapat digunakan untuk menyimpan kepanjangan dari sebuah singkatan yang ditampilkan pada halaman HTML.. Fungsi dari tersebut adalah ketika

Walaupun didukung dengan sarana, prasarana serta sumber dana, pemimpin dan kompensasi tetapi jika kinerja pegawai tidak sesuai dengan tujuan atau visi organisasi maka

Dari definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa produk dalam arti luas adalah sarana pemuas kebutuhan konsumen, yang berbentuk benda fisik, pelayanan jasa,

Pada penelitian kali ini, dapat dilihat bahwa, sikap seorang user dalam menggunakan suatu aplikasi pada pekerjaannya hanya dipengaruhi oleh dari manfaat aplikasi (PU) tersebut

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan penerapan perilaku caring perawat dengan tingkat kecemasan pada anak usia sekolah yang dirawat di RS PKU Muhammadiyah

Dari setiap nilai pada subindikator, didapatkan nilai keselamatan konstruksi pada pekerjaan pilar ditinjau terhadap dimensi keselarnatan publik adalah 49 %, nilai

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Konsep perizinan berusaha di bidang lingkungan hidup yang terdapat dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Pengembangan kompetensi guru produktif dalam meningkatkan sikap kewirausahaan siswa melalui MGMP, (2) Pelaksanaan