• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PERSEPSI KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DAN SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH TERHADAP KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU PAI SMP DI KOTA SALA TIGA TAHUN 2017 - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENGARUH PERSEPSI KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DAN SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH TERHADAP KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU PAI SMP DI KOTA SALA TIGA TAHUN 2017 - Test Repository"

Copied!
142
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PERSEPSI KEPEMIMPINAN

TRANSFORMASIONAL DAN SUPERVISI

AKADEMIK KEPALA SEKOLAH TERHADAP

KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU PAI SMP DI

KOTA SALATIGA TAHUN 2017

Oleh

MUHAMAD RIPAAT NIM 12010150053

Tesis diajukan untuk sebagai pelengkap persyaratan untuk gelar Megister Pendidikan

PROGRAM PASCASARJANA

(2)

PENGARUH PERSEPSI KEPEMIMPINAN

TRANSFORMASIONAL DAN SUPERVISI

AKADEMIK KEPALA SEKOLAH TERHADAP

KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU PAI SMP DI

KOTA SALATIGA TAHUN 2017

Oleh

MUHAMAD RIPAAT NIM 12010150053

Tesis diajukan kepada Program Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri Salatiga sebagai pelengkap persyaratan untuk

gelar Magister Pendidikan

Salatiga, 19 September 2017

(3)
(4)

PROGRAM PASCASARJANA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA PROGRAM STUDI SUPERVISI PENDIDIKAN ISLAM

LEMBAR PERSETUJUAN TESIS

Nama Muhamad Ripaat

NIM 12010150053

Program Studi Pascasarjana IAIN Salatiga Konsentrasi Supervisi Pendidikan Islam Tanggal Ujian Senin, 19 September 2017

Judul Tesis Pengaruh Kepemimpinan Transformasional dan Supervisi Akademik Kepala Sekolah Terhadap Kompetensi

Pedagogik Guru Pendidikan Agama Islam SMP di Kota Salatiga Tahun 2017.

Panitia Munaqasah Tesis

1 Ketua Sidang Dr. H. Zakiyuddin, M.Ag. ……….

2 Sekretaris Dr. Winarno, S.Si., M.Pd. ……….

3 Penguji I Dr. Lilik Sriyanti, M.Si ……….

4 Penguji II Dr. Budiyono Saputra, M.Pd ……….

(5)

MOTTO

1. Bukankah kami Telah melapangkan untukmu dadamu?, 2. Dan kami Telah menghilangkan daripadamu bebanmu, 3. Yang memberatkan punggungmu?

4. Dan kami tinggikan bagimu sebutan (nama)mu,

5. Karena Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, 6. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.

7. Maka apabila kamu Telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain,

(6)

PERSEMBAHAN

Karya sederhana ini kupersembahkan untuk Istriku tercinta

(7)

ABSTRAK

Judul : Pengaruh Kepemimpinan Transformasional dan Supervisi Akademik Kepala Sekolah Terhadap Kompetensi Pedagogik Guru Pendidikan Agama Islam SMP di Kota Salatiga Tahun 2017.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh persepsi guru tentang kepemimpinan transformasional dan supervisi akademik Kepala Sekolah terhadap kompetensi pedagogik guru pendidikan agama Islam SMP di Kota Salatiga tahun 2017 secara partial maupun secara simultan.

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif jenis pendekatan one shot method (metode “menembak” atau pengumpulan data satu kali terhadap satu kasus) dan eks post facto. Penelitian expost facto disebut sebagai penelitian sesudah kejadian. Oleh karena itu, penelitian ini dapat dilakukan ketika suatu peristiwa yang di dalamnya terdapat komponen variabel bebas dan variabel terikat telah terjadi. Subjek penelitian ini adalah guru Pendidikan Agama Islam SMP di Kota Salatiga sebanyak 30 orang. Uji instrumen yang digunakan adalah uji validitas dan reliabilitas. Uji asumsi klasik menggunakan uji normalitas, uji multikolinearitas, uji linearitas, dan uji heterokedastisitas. Analisis data menggunakan regresi linier berganda, uji F (Goodness of Fit), dan uji t.

Hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) Kepemimpinan Transformasional berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kompetensi Pedagogik Guru Pendidikan Agama Islam SMP di Salatiga tahun 2017 terbukti bahwa nilai Sig sebesar 0,000 < 0,05 dan t1 hitung 19,439 > daripada t tabel

2,0452, (2) Supervisi akademik Kepala Sekolah berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kompetensi Pedagogik Guru Pendidikan Agama Islam SMP di Salatiga tahun 2017 terbukti bahwa nilai Sig sebesar 0,000 < 0,05 dan t2 hitung

17,345 > daripada t tabel 2,0452, (3) Kepemimpinan Transformasional dan supervisi akademik Kepala Sekolah berpengaruh signifikan secara simultan terhadap Kompetensi Pedagogik Guru Pendidikan Agama Islam SMP di Salatiga tahun 2017 terbukti bahwa nilai Sig sebesar 0,000 < 0,05 dan F hitung 188,443 > F table 3,354.

Kata kunci: Kepemimpinan transformasional, Supervisi akademik Kepala

(8)

ABSTRACT

Title: Influence of Transformational Leadership Principal and Supervision of Academic Kepala Sekolah on Pedagogical Competency of Islamic High School Teacher of Islamic Junior High School in Salatiga City Year 2017.

This study aims to determine the influence of teachers' perceptions of transformational leadership of principals and Kepala Sekolah Kepala Sekolah supervision of pedagogical competence of teachers of Islamic education of SMP in Salatiga City in 2017 partially and simultaneously.

This research uses quantitative type of research type of one shot method (method of "shooting" or collecting data once against one case) and ex post facto. The expost facto study is referred to as post-event research. Therefore, this research can be done when an event in which there are components of independent variables and dependent variables have occurred. The subject of this study is the teacher of Islamic Religious Education Junior High School in Salatiga City of 30 people. Test instrument used is the test of validity and reliability. Classic assumption test using normality test, multicollinearity, linearity test, and test heterokedastisitas. Data analysis using multiple linear regression, F (Goodness of Fit) test, and t test.

The result of the research can be summarized as follows: (1) Transformational Leadership of Headmaster has positive and significant influence to Pedagogic Competency of Islamic Junior High School Teacher Teacher in Salatiga 2017, proved by Sig. value 0.000 < 0.05 and t1 count 19.439 > t table

2,0452; (2) Academic Supervision have positive and significant influence to Pedagogic Competency Teacher of Islamic Religious Education Junior High in Salatiga 2017, proved by Sig. value 0.000 < 0.05 and t2 count 17.345 > t table

2,0452; (3) Transformational leadership and academic supervision of headmaster have significant effect simultaneously on the Pedagogic Competency of Islamic Junior High School Teachers Teachers in Salatiga 2017, proved by Sig. value 0.000 < 0.05 and F count 188,443 > F table 3,354.

(9)

PRAKATA

Pada kesempatan yang berbahagia ini, penulis memanjatkan puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Esa, yang telah memberikan banyak karunia-Nya hingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis.

Berbagai hambatan dan rintangan penulis temui selama penyusunan tesis ini. Namun berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak akhirnya penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan baik. Untuk itu, penulis menyampaikan terima kasih atas bimbingan, bantuan serta petunjuk-petunjuk yang sangat berharga dalam penyusunan tesis ini kepada :

1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd., Rektor IAIN Salatiga.

2. Bapak Dr. H. Zakiyuddin, M.Ag., Direktur Pascasarjana IAIN Salatiga.

3. Dr. Hj. Lilik Sriyanti, Dosen Pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan arahan yang berguna dalam penyusunan tesis ini.

4. Direktur Jenderal Pendidikan Agama Islam, Kementrian Agama yang telah memberikan kesempatan dan bantuan untuk menempuh studi S2 di IAIN Salatiga.

5. Ketua Progam Studi yang memberikan bantuan berguna dalam menyelesaikan penyusunan tesis ini.

6. Bapak dan Ibu Dosen Program Pascasarjana IAIN Salatiga yang telah mengupayakan alih pengetahuan dan pengalaman sehingga penulis berhasil menyelesaikan tesis ini.

(10)

8. Semua keluarga yeng telah membantu keberangkatan saya dari Propinsi Jambi ke Jawa Tengah

9. Kepada Bapak Drs. SB Hariyanto ketua pengurus MGMP PAI Kota Salatiga yang telah membantu proses pengumpulan data

10. Kepada seluruh Pegawai Dinas Pendidkan dan Dinas Badan Kepegawain Daerah yang telah memberi surat tugas belajar

11. Kepada kepala sekolah SMPN Satap Lubuk Raman Heri Masturi. SP dan semua guru dan tenaga admistrasi bapak samseri S.Pd.

12. Istri terkasih Kurnia Linda dan anakku tercinta Lailatur Rahma Dinia dan Abyan Nandana yang selalu memberikan dukungan dan kekuatan dalam perjuangan ini.

Semoga Allah membalas budi baik semua dengan pahala yang berlipat ganda.

Penulis menyadari, tesis ini masih banyak kekurangannya karena keterbatasan kemampuan penulis. Untuk itu saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca sangat penulis harapkan demi kemajuan penulis di masa mendatang.

Akhirnya penulis berharap semoga tesis ini dapat bermanfaat, khususnya bagi penulis dan para pembaca pada umumnya.

Salatiga, 19 September 2017 Penulis

(11)

DAFTAR ISI

halaman

HALAMAN SAMPUL ... i

JUDUL ... ii

PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN ... iii

MOTTO ... iv

BAB II KAJIAAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI DAN HIPOTESIS 9 A. Kajiaan Pustaka ... 9

B. Kerangka Teori ... 19

1. Kepemimpinan Transformasional ... 19

2. Supervisi Akademik Kepala Sekolah ... 23

F. Pengujian Instrumen Penelitian ... 43

G. Teknik Analisis Data ... 44

(12)

A. Deskripsi Responden ... 49

B. Deskripsi Variabel ... 53

1. Persepsi Responden terhadap Variabel Kepemimpinan transformasional (X1) ... 53

2. Persepsi Responden terhadap Variabel Supervisi Akademik Kepala Sekolah (X2) ... 54

3. Persepsi Responden terhadap Variabel Kompetensi pedagogik guru Pendidikan Agama Islam (Y) ... 55

C. Pengujian Instrumen Penelitian ... 55

1. Uji Validitas ... 56

2. Uji Reliabilitas ... 61

D. Uji Asumsi ... 62

E. Uji Model ... 68

F. Uji Hipotesis ... 70

G. Pembahasan ... 73

BAB V PENUTUP ... 82

A. Simpulan ... 82

B. Saran ... 82

C. Implikasi Penelitian ... 84

DAFTAR PUSTAKA ... 86

(13)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Kisi-kisi Instrumen Penelitian ... 39

4.1 Jenis Kelamin ... 50

4.2 Tingkat Pendidikan ... 51

4.3 Masa Kerja ... 51

4.4 Usia Responden ... 52

4.5 Deskripsi Statistik ... 54

4.6 Hasil Uji Validitas Variabel Kepemimpinan transformasional (X1) ... 56

4.7 Hasil Uji Validitas Variabel Kepemimpinan transformasional (X1) – putaran ke-2 ... 57

4.8 Hasil Uji Validitas Supervisi akademik Kepala Sekolah (X2) ... 58

4.9 Hasil Uji Validitas Supervisi akademik Kepala Sekolah (X2) – putaran ke-2 ... 59

4.10 Hasil Uji Validitas Variabel Kompetensi pedagogik guru Pendidikan Agama Islam (Y) ... 60

4.11 Rekapitulasi Hasil Uji Reliabilitas Instrumen ... 61

4.12 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ... 63

4.13 Uji Linearitas Y dengan X1 ... 65

4.14 Uji Linearitas Y dengan X2 ... 65

4.15 Uji Multikolinieritas ... 66

4.16 Uji Heteroskedastisitas………..67

4.17 Uji Determinasi ... 68

4.18 Hasil Uji F ... 69

4.20 Hasil Analisis Regresi ... 70

4.21 Uji t 1 ... 71

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

A Kuesioner

B Tabulasi Skor Angket

C Uji Validitas dan Reliabilitas D Deskripsi Data

E Uji Normalitas

(15)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam Undang-Undang No.14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 8 disebutkan bahwa guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Pasal 10 juga dijelaskan bahwa guru wajib memiliki kualifikasi akademik minimal S1 atau D-IV dan memiliki empat standar kompetensi yakni kompetensi pedagogik, kompetensi professional, kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial. Melihat kewajiban guru tersebut maka sangat penting bagi guru untuk selalu meningkatkan kompetensinya. Terutama kompetensi pedagogik guru yang berkaitan langsung dengan proses pembelajaran. Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanakan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktulisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.1

Kepemimpinan kepala sekolah yang efektif sangat penting dalam peningkatan mutu kegiatan belajar mengajar. Salah satunya adalah kepemimpinan transformasional. Menurut O’Leary2 kepemimpinan transformasional pada prinsipnya memotivasi bawahan untuk berbuat lebih

1

Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, pasal 8.

2Elizabeth O’Leary,

(16)

baik dari apa yang bisa dilakukan, dengan kata lain dapat meningkatkan kepercayaan atau keyakinan diri bawahan yang akan berpengaruh terhadap peningkatan kompetensi pedagogik. Kepemimpinan transformasional mencakup upaya perubahan terhadap bawahan untuk berbuat lebih positif atau lebih baik dari apa yang biasa dikerjakan yang berpengaruh terhadap peningkatan kompetensi pedagogik.

Kepala sekolah, sebagai administrator dan manajer pendidikan, dipandang memiliki kemampuan profesional dan memiliki keterampilan yang dibutuhkan dalam meningkatkan kompetensi pedagogik guru. Salah satu kemampuan professional seorang kepala sekolah adalah melakukan supervisi akademik.

Kompetensi pedagogik guru agama SMP di Kota Salatiga saat ini terus ditingkatkan melalui supervisi akademik secara kolaboratif yang dilaksanakan oleh kepala sekolah. Kepala Sekolah bertanggungjawab untuk mengarahkan semua sumber daya pendidikan termasuk di dalamnya guru agama agar mampu bekerja dengan baik sesuai dengan tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.

Secara umum supervisi akademik adalah usaha yang sistematik dan berkesinambungan untuk mendorong dan mengarahkan, meninggkatkan pertumbuhan setiap guru, sehingga bertambah lebih efektif dalam memberikan sumbangan bagi tercapainya tujuan yang telah ditetapkan.3 Pengertian ini menunjukkan bahwa hakekat supervisi bukanlah Kepala

3

Tschannen-Moran, M. “Fostering organizational citizenship in schools: transformational

(17)

Sekolah yang hendak mencari-cari kesalahan guru agama, melainkan bersifat membina dan membantu guru agama dalam upaya memperbaiki kompetensi pedagogiknya.

Supervisi akademik yang dilaksanakan pada SMP di Kota Salatiga saat ini difokuskan pada peningkatan situasi belajar mengajar untuk membantu guru agama dalam mengatasi berbagai masalah yang dihadapi selama menjalankan tugasnya.

Berdasarkan survei awal yang dilaksanakan pada tanggal 15 Februari 2017 dengan guru pendidikan agama Islam SMPN 4 di kota Salatiga yang bernama Drs. S.B. Hariyanto, ada beberapa masalah berkaitan dengan kepemimpinan kepala sekolah, supervisi akademik oleh Kepala Sekolah, dan kompetensi pedagogik guru.

Pertama, masalah kepemimpinan kepala sekolah secara umum lebih bersifat direktif dan kedinasan terhadap guru, sehingga guru PAI mengembangkan kompetensi pedagogik lebih cenderung memenuhi formalitas kedinasan.

(18)

seperti menghadapi beban yang berat ketika akan disupervisi. Masalah lain yaitu guru dan Kepala Sekolah kurang dalam menciptakan hubungan kemanusiaan yang harmonis, terbuka, jujur, sabar, antusias, dan penuh humor. Kadang-kadang kurang terbuka dan kurang jujur dalam supervisi.

Ketiga, masalah kompetensi pedagogik guru pendidikan agama Islam yang timbul dalam kegiatan pembelajaran antara lain (a) menurunnya semangat guru-guru PAI dalam menjalankan tugasnya karena masalah pribadi maupun dengan teman sejawat, (b) kurang difungsikannya alat-alat perlengkapan termasuk macam-macam media instruksional dalam proses pembelajaran, karena adanya guru kurang menguasai penggunaan media pembelajaran, (c) kurangnya kreativitas sebagian guru Agama dalam menggunakan metode-metode baru dalam proses belajar-mengajar sehingga berkesan monoton, (d) kompetensi pedagogik guru PAI pada umumnya bersifat klasik dalam pembelajaran dan masih perlu mendapatkan perbaikan ke pembelajaran yang lebih inovatif.4 (hasil wawancara dengan Drs. S.B. Hariyanto, Guru Agama SMPN 4 Salatiga, 15 Februari 2017).

Meskipun berbagai masalah tersebut selalu muncul, ternyata guru PAI tetap menjalankan tugasnya. Masalah-masalah yang mendorong untuk diteliti berkaitan dengan kepemimpinan dan supervisi oleh Kepala Sekolah. Kepemimpinan kepala sekolah, supervisi dan kompetensi pedagogik telah diusahakan perbaikan secara bertahap. Kepala sekolah sudah melakukan inovasi kepemimpinan dengan kepemimpinan transformasional, sebagai

4

(19)

bentuk atau gaya kepemimpinan yang diterapkan kepala sekolah dalam mempengaruhi bawahannya (guru, tenga administrasi, siswa, dan orang tua peserta didik) untuk mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan sehingga dapat menunjang terwujudnya perubahan sistem persekolahan. Demikian pula supervisi akademik oleh Kepala Sekolah diupayakan lebih mengembangkan kreativitas dan inovasi guru PAI.

Dari penjelasan di atas, maka dipandang perlu untuk dilaksanakan suatu kajian secara mendalam untuk menganalisis pengaruh kepemimpinan transformasional dan supervisi akademik Kepala Sekolah terhadap kompetensi pedagogik guru SMP di Kota Salatiga tahun 2017.

B. Rumusan Masalah

1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas terdapat beberapa kendala pada masalah kepemimpinan kepala sekolah, supervisi akademik Kepala Sekolah, dan kompetensi pedagogik guru PAI selama ini antara lain :

a. Masalah penurunan dan stagnasi kompetensi pedagogik guru PAI yang timbul dalam kegiatan pembelajaran.

b. Kepempinan kepala sekolah secara umum lebih bersifat direktif dan kedinasan terhadap guru, sehingga guru PAI mengembangkan kompetensi pedagogik lebih cenderung memenuhi formalitas kedinasan. c. Supervisi selama ini dilaksanakan bagi para guru PAI juga bersifat

(20)

d. Kompetensi pedagogik guru PAI pada tingkat cukup baik, namun belum ada perkembangan yang lebih optimal

2. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas, maka dalam penelitian ini dibatasi pada masalah persepsi guru tentang kepemimpinan transformasional, supervisi akademik Kepala Sekolah, dan kompetensi pedagogik guru PAI SMP di Kota Salatiga tahun 2017.

3. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

a. Bagaimana pengaruh persepsi guru tentang kepemimpinan transformasional terhadap kompetensi pedagogik guru pendidikan agama Islam SMP di Kota Salatiga tahun 2017?

b. Bagaimana pengaruh persepsi guru tentang supervisi akademik Kepala Sekolah terhadap kompetensi pedagogik guru pendidikan agama Islam SMP di Kota Salatiga tahun 2017?

c. Bagaimana pengaruh secara simultan persepsi guru tentang kepemimpinan transformasional dan supervisi akademik Kepala Sekolah terhadap kompetensi pedagogik guru pendidikan agama Islam SMP di Kota Salatiga tahun 2017?

C. Signifikansi Penelitian

1. Tujuan Penelitian

(21)

a. Pengaruh persepsi guru tentang kepemimpinan transformasional terhadap kompetensi pedagogik guru PAI SMP di Kota Salatiga tahun 2017.

b. Pengaruh persepsi guru tentang supervisi akademik Kepala Sekolah terhadap kompetensi pedagogik guru SMP di Kota Salatiga tahun 2017.

c. Pengaruh simultan persepsi guru tentang kepemimpinan transformasional dan supervisi akademik Kepala Sekolah terhadap kompetensi pedagogik guru SMP di Kota Salatiga tahun 2017.

2. Manfaat Penelitain

Dengan penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut: a. Manfaat teoretis penelitian ini yaitu untuk memperkaya wacana dalam

bidang kajian supervisi pendidikan agama Islam.

b. Manfaat praktis penelitian ini yaitu menjadi rujukan bagi praktik supervisi pendidikan agama Islam di sekolah umum khususnya jenjang SMP.

D. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan tesis terdiri atas pendahuluan, bagian utama, dan penutup.

BAB I pendahuluan berisi tentang : (a) latar belakang masalah (b) identifikasi masalah (c) pembatasan masalah (d) rumusan masalah (e) tujuan penelitian (f) manfaat penelitian

(22)

tentang : (a) kajian pustaka (b) kerangka teori yang meliputi (1) kepemimpinan transformasional kepala sekolah (2) supervisi akademik kepala sekolah (3) kompetensi pedagogik guru.

BAB III metode penelitian terdiri atas: (a) jenis penelitian, (b) populasi dan sampel, (c) variabel, (d) definisi konseptual dan definisi operasional variabel, (e) alat pengumpul data, (f) uji validitas dan reliabilitas, (g) teknik analisis data.

BAB IV pembahasan hasil penelitian terdiri dari : a. deskripsi data, b. analisis data (1) uji instrumen, (2) uji asumsi, (3) uji regresi, (4) uji hipotesis dan c. pembahasan

(23)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI, DAN HIPOTESIS

E. Kajian Pustaka

Penelitian tentang kepemimpinan transformasional, supervisi akademik, dan kompetensi pedagogik, telah dilakukan oleh banyak peneliti yang tujuannya bermacam-macam. Beberapa penelitian tentang supervisi antara lain sebagai berikut.

Astuti5 menulis penelitian berjudul “Penerapan Supervisi Akademik untuk Meningkatkan Kompetensi Guru dalam Menyusun Administrasi Penilaian di

SD Laboratorium UKSW”. Hasil penelitian menunjukkan temuan bahwa

supervisi akademik dapat meningkatkan kemampuan guru-guru dalam menyusun administrasi penilaian dalam pembelajaran di SD Laboratorium Salatiga sebesar 26,2%.

Persamaan dengan penelitian ini pada variable supervisi akademik dan kompetensi pedagogik guru. Perbedaannya, penelitian Astuti terdapat variable

“menyusun administrasi penilaian”, adapun penelitian ini meneliti variable

kepemimpinan transformasional.

Sugiyanti dan Narimo6menulis penelitian berjudul “Pengelolaan Supervisi

Akademik oleh Kepala Sekolah di SD Negeri 6 Putatsari Gobogan”. Hasil

penelitian, 1. Perencanaan supervisi akademik di SD Negeri 6 Putatsari

5

Suhandi Astuti, “Penerapan Supervisi Akademik untuk Meningkatkan Kompetensi Guru dalam Menyusun Administrasi Penilaian di SD Laboratorium UKSW”,Jurnal Scholaria, Vol 6, No 1 (Januari 2016), 117 – 126

6

(24)

menghasilkan, a. Penyusunan jadwal supervisi, b. Penyusunan Instrumen, c. Menyusun daftar guru yang akan disupervisi. 2. Pelaksanaan Supervisi Akademik di SD Negeri 6 Putatsari, Kepala Sekolah datang ke kelas dengan membawa instrument yang telah disiapkan untuk mengadakan pengamatan pembelajaran sambil mencatat kejadian yang sesuai dengan instrumen. 3. Tindak Lanjut Supervisi Akademik di SD Negeri 6 Putatsari, Kepala sekolah bersama guru mengadakan diskusi waktu istirahat di ruang kepala sekolah, guru diberi kesempatan mengungkapkan pendapatnya mengenai proses pembelajaran yang sudah dilaksanakan. Kepala sekolah menunjukkan hasil observasi selanjutnya memberikan kesempatan pada guru untuk mencermati dan menganalisanya.

Persamaan dengan penelitian ini pada variable supervisi akdemik. Perbedaannya, penelitian Sugiyanti dan Narimo menggunakan jenis penelitian kualitatif, adapun penelitian ini meneliti variable kepemimpinan transformasional dan kompetensi pedagogik dengan jenis penelitian kuantitatif. Putri Balqis7 menulis penelitian berjudul “Kompetensi Pedagogik Guru Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa pada SMPN 3 Ingin Jaya Kabupaten Aceh Besar.” Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Kompetensi pedagogik guru dalam perencanaan pembelajaran dilakukan dengan membuat draft RPP, namun sebagian guru tidak membawa RPP pada saat proses belajar mengajar berlangsung sehingga tujuan pembelajaran tidak tercapai secara maksimal (2) Kompetensi pedagogik guru dalam proses pembelajaran

7Putri Balqis, “Kompetensi Pedagogik Guru Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa

(25)

dilakukan dengan mendalami dan memantapkan sejumlah materi pembelajaransebagaimana terdapat dalam buku paket, adapun dalam proses pembelajaran terdapat pengelolaan kelas yang kurang baik dan pemanfaatan waktu yang kurang disiplin; dan (3) Kompetensi pedagogik guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa dilakukan dengan memberi kesempatan kepada peserta didik untuk terlibat aktif dalam menggunakan fasilitas teknologi informasi dan komunikasi dalam pencapaian tujuan pembelajaran, berkomunikasi secara efektifdengan peserta didik, dan melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran

Persamaan dengan penelitian ini pada variable kompetensi pedagogik. Perbedaannya, penelitian Putri Balqis menggunakan jenis penelitian kualitatif, adapun penelitian ini meneliti variable kepemimpinan transformasional dengan jenis penelitian kuantitatif.

Thomas Stefanus Kaihatu,8 melakukan penelitian untuk menguji hubungan langsung maupun tidak langsung dari sebuah model multidimensional mengenai pengaruh persepsi guru tentang kepemimpinan transformasional terhadap perilaku ekstra peran yang dimediasi oleh kepuasan akan kualitas kehidupan kerja dan komitmen organisasional sebagai variable antasenden. Dalam penelitian ini, secara signifikan kepuasan akan kualitas kehidupan kerja memediasi kepemimpinan transformasional terhadap perilaku ekstra peran, sebaliknya komitmen organisasional ditemukan tidak signifikan. Penerapan

8Thomas Stefanus Kaihatu, “Kepemimpinan Transformasional dan Pengaruhnya Terhadap

(26)

kepemimpinan transformasional dari kepala sekolah meningkatkan kepuasan akan kualitas kehidupan kerja, dan hal ini cenderung akan meningkatakan perilaku ekstra peran dari para guru.

Persamaan dengan penelitian ini pada variable kepemimpinan transformasional dan menggunakan jenis penelitian kuantitatif. Perbedaannya, penelitian Thomas Stefanus Kaihatu meneliti variable kepuasan kualitas kehidupan kerja dan komitmen organisasional, adapun penelitian ini meneliti variable supervisi akademik dan kompetensi pedagogik dengan jenis penelitian kuantitatif.

Khofiatun9 meneliti tentang “Peran Kompetensi Pedagogik Guru Dalam

Pembelajaran Tematik di Sekolah Dasar”. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui peran kompetensi pedagogik guru pada pembelajaran tematik di SD Negeri Paguyangan 2 Brebes. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan rancangan studi kasus. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa kompetensi pedagogik yang dimikili oleh guru kelas IV dan guru kelas V di SD Negeri Paguyangan 2 berbeda-beda. Hal tersebut bisa dilihat dari latar belakang dan pengalaman mengajar guru serta dari nilai Uji Kompetensi Guru (UKG) yang diperoleh. Peran kompetensi pedagogik guru dalam proses pembelajaran juga berpengaruh terhadap hasil pembelajaran tematik dikelasnya.

Persamaan dengan penelitian ini pada variable kompetensi pedagogik. Perbedaannya, penelitian Khofiatun menggunakan jenis penelitian kualitatif,

9Khofiatun, “

(27)

adapun penelitian ini meneliti variable supervisi akademik dan kepemimpinan transformasional dengan jenis penelitian kuantitatif.

Sitti Hartinah10 menulis penelitian berjudul “Model Kepemimpinan

Transformasinal Kepala Sekolah SMK Negeri”. Model kepemimpinan

transformasional kepala sekolah terbentuk dari berbagai asfek yaitu kompetensi, iklim organisasi sekolah dan etos kerja. Permasalahannya adalah apakah model kepemimpinan transformasional kepala sekolah dikonstruk dari dimensi kompetensi, iklim organisasi sekolah dan etos kerja. Tujuan penelitian ini mencari model kepemimpinan transformasional kepala sekolah di SMKN Tegal. Desain penelitian ini adalah berpendekatan confirmatory factor analysis. Jumlah sampel 200 dipilih secara proportional random sampling. Instrumen

menggunakan “questionare” dengan reliability. Desain penelitian dengan

paradigma kuantitatif, menjelaskan hubungan kausal variabel melalui uji hipotesis, dengan pemodelan persamaan structural (SEM). Hasil analisis menemukan kesesuaian model konseptual dengan model teruji bahwa kepemimpinan transformasional kepala sekolah dipengaruhi secara signifikan oleh; kompetensi kepala sekolah (24,5%); iklim organisasi sekolah (29,4%); etos kerja (28,1%); Model faktor kompetensi kepala sekolah, iklim organisasi sekolah, dan etos kerja secara simultan berkontribusi terhadap kepemimpinan transformasional kepala sekolah sebesar (85,6%). Implikasinya jika ingin meningkatkan kompetensi kepala sekolah, iklim organisasi sekolah dan etos kerja maka perlu dikembangkan model kepemimpinan transformasional kepala

(28)

sekolah dalam model yang teruji ini. Berdasarkan temuan, disarankan agar kepala sekolah, memiliki keterampilan manajerial, memperbaiki iklim organisasi sekolah dan peningkatan etos kerja kepala secara maksimal.

Persamaan dengan penelitian ini pada variable kepemimpinan kepala sekolah transformasional. Perbedaannya, penelitian Sitti Hartinah menggunakan jenis penelitian kuantitatif, adapun penelitian ini meneliti variable supervisi akademik dan kompetensi pedagogik dengan jenis penelitian kuantitatif.

Fitriani11, menulis penelitian berjudul “Supervisi Akademik Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kinerja Guru (Studi Multi Kasus di MTs Negeri Batu dan SMP Ar-Rohmah Putri Malang)”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model supervisi akademik kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja Guru di MTS Negeri Batu dan SMP Ar-Rohmah Putri Malang adalah model supervisi klinis. Kepala SMP Negeri Batu Malang lebih menekankan pada model supervisi klinis face to face, sedangkan kepala SMP Ar-Rohmah Putri Malang menekankan pada model supervisi pendampingan.

Persamaan dengan penelitian ini pada variable supervisi akademik. Perbedaannya, penelitian Fitriani Hartinah variable dependen adalah kinerja guru dan menggunakan jenis penelitian kuantitatif komparatif. Adapun penelitian ini variable independek kompetensi pedagogik guru dan jenis penelitian kuantitatif regresi.

11

(29)

Helfiana Noviarista12 menulis penelitian berjudul “Pengaruh Persepsi Guru tentang Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah Terhadap

Kompetensi dan Kinerja Guru”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Terdapat pengaruh yang positif kepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap kompetensi guru SD se-Gugus R.A. Kartini Warungpring, Kabupaten Pemalang dengan tingkat pengaruh persepsi guru tentang kepemimpinam kepala sekolah sebesar 0,208 dan kontribusi sebasar 4,3%; (2) Terdapat pengaruh yang positif kepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap kinerja guru SD se-Gugus R.A. Kartini Warungpring, Kabupaten Pemalang dengan dengan tingkat pengaruh persepsi guru tentang kepemimpinam kepala sekolah sebesar 0,389 dan kontribusi sebesar 15,1%.

Persamaan dengan penelitian ini pada variable kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan menggunakan jenis penelitian kuantitatif. Perbedaannya, penelitian Helfiana variable dependen adalah kompetensi dan kinerja guru komparatif. Adapun penelitian ini variable independen kompetensi pedagogik guru.

Artini13 menulis penelitian berjudul “Pengaruh Supervisi Akademik terhadap Kemampuan Guru Melaksanakan Pengelolaan Proses Pembelajaran

Dalam Rangka Pelaksanaan Kurikulum 2013”. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa terdapat pengaruh penerapan supervisi akademik terhadap kemampuan

12

Helfiana Noviarista, “Pengaruh Persepsi Guru tentang Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah Terhadap Kompetensi dan Kinerja Guru”, Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Edisi 1 Tahun ke 1V (Januari 2015), 1.

13

(30)

mengelola proses pembelajaran sebagai bagian dari kompetensi pedagogik pada para guru SD di Gugus VIII Kecamatan Sawan Kabupaten Buleleng.

Persamaan dengan penelitian ini pada variable supervisi akademik, serta sama menggunakan analisis kuantitatif regresi linier berganda. Perbedaannya, penelitian Artini menggunakan variable independen supervisi akademik, adapun penelitian ini variable kompetensi pedagogik.

Martiningsih 14 dalam penelitian berjudul “Pengaruh Supervisi Akademik dan Partisipasi Guru dalam KKG terhadap Kompetensi Profesional Guru Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Pekalongan Utara Kota Pekalongan.” Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa semakin tinggi supervisi akademik akan mengakibatkan semakin tinggi kompetensi professional guru.

Persamaan dengan penelitian ini pada variable supervisi akademik, serta sama menggunakan analisis kuantitatif regresi linier berganda. Perbedaannya, penelitian Martini menggunakan variable kinerja dan kemampuan pengelolaan pembelajaran sebagai kompetensi pedagogik. Adapun penelitian ini meneliti variable supervisi akademik dan kompetensi pedagogik.

Tatang Kurniawan 15 dalam penelitian berjudul “Pengaruh Kompetensi Pedagogik dan Kompetensi Profesional Guru terhadap Kinerja Guru di SMK. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru secara bersama-sama maupun partial terhadap kinerja guru.

14

Tri Martiningsih, “Pengaruh Supervisi Akademik dan Partisipasi Guru dalam KKG terhadap Kompetensi Profesional Guru Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Pekalongan Utara Kota Pekalongan”, Tesis Pascasarjana Universitas Negeri Semarang, 2008, vii.

15

(31)

Persamaan dengan penelitian ini pada variable supervisi akademik, serta sama menggunakan analisis kuantitatif regresi linier berganda. Perbedaannya, penelitian Tatang menggunakan variable kinerja sebagai variable dependen, adapun penelitian ini variable independen adalah kompetensi pedagogik.

Ninik Sumiarsi16 menulis penelitian berjudul “Analisis Kompetensi

Pedagogik dan Pengembangan Pembelajaran Guru SD Negeri 041 Tarakan”.

Hasil penelitian menunjukkan, bahwa kompetensi kompetensi pedagogik yang dimiliki Guru SDN 041 Tarakan sudah sejalan dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007, namun perlu ada beberapa perbaikan atau peningkatan. Selanjutnya pengembangan pembelajaran di SDN 041 Tarakan sangat diperlukan guna melengkapi segala kekurangan yang ada. Bentuk strategi pengembangan yang dapat dilakukan adalah pengembangan yang bersifat bottom-up.

Persamaan dengan penelitian ini pada variable supervisi akademik. Perbedaanya penelitian Sumiarsi menggunakan analisis kualitatif, adapun penelitian ini variable analisis kuantitatif.

Mardia Rahman17 menulis penelitian berjudul “Professional Competence , Pedagogical Competence and the Performance of Junior High School of Science Teachers”. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional berpengaruh positif terhadap kinerja

16

Ninik Sumiarsi, “Analisis Kompetensi Pedagogik dan Pengembangan Pembelajaran Guru SD Negeri 041 Tarakan”, Jurnal Kebijakan dan Pengembangan Pendidikan Volume 3, Nomor 1 (Januari 2015), 99-104.

17

Mardia Hi, Rahman. “Professional Competence Pedagogical Competence and the

Performance of Junior High School of Science Teachers”, Journal of Education and Practice,

(32)

guru sains SMP di Ternate.

Persamaan dengan penelitian ini sama-sama menggunakan analisis kuantitatif. Perbedaanya penelitian Mardia menggunakan variable kompetensi pedagogik sebagai variable independen. Adapun penelitian ini analisis kualitatif, adapun penelitian ini variable kompetensi pedagogic sebagai variable dependen.

Flavia18 menulis penelitian berjudul “Transformational Leaders and Work Performance: The Mediating Roles of Identification and Self-efficacy”. Hasilnya menunjukkan bahwa kepemimpinan transformasional berpengaruh terhadap tingkat kinerja tugas dan perilaku yang lebih tinggi.

Persamaan dengan penelitian ini sama-sama menggunakan analisis kuantitatif. Perbedaanya penelitian Flavia, variable dependen adalah tingkat kinerja tugas dan perilaku yang lebih tinggi. Adapun penelitian ini variable dependen adalah kompetensi pedagogik.

Aan Komarian19 menulis penelitian “Pengaruh Kepemimpinan Transformasional, Iklim Sekolah, Kinerja Mengajar Guru terhadap Produktivitas Sekolah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh langsung yang positif dan signifikan dari kepemimpinan transformasional dan iklim sekolah terhadap kinerja mengajar guru dan produktivitas sekolah.

Berdasarkan penelitian terdahulu diatas, maka perbedaan yang peneliti

18

Flávia Cavazotte, “ Transformational Leaders and Work Performance: The Mediating Roles of Identification and Self-efficacy”, Journal BAR, Rio de Janeiro, Volume 10, Nomor 4 (Desember 2013), 490-512.

19 Aan Komariah, “Pengaruh Kepemimpinan Transformasional, Iklim Sekolah, Ki

nerja

(33)

lakukan sekarang lebih pokus pada pengaruh persepsi kepemimpinan transformasional dan supervisi akademik kepala sekolah terhadap kompetensi pedagogik guru pendidikan agama islam SMP di kota salatiga tahun 2017.

F. Kerangka Teori

1. Kepemimpinan Transformasional

a. Pengertian Kepemimpinan

James A.F. Stoner dan Charles Wankel20 mengatakan bahwa kepemimpinan adalah kemampuan dan keterampilan mengarahkan, merupakan faktor (aktivitas) penting penting dalam efektivitas manajer atau pemimpin. Makmuri Muchlas21 menyatakan bahwa kepemimpinan adalah proses yang sangat penting dalam setiap organisasi, karena kepemimpinan inilah yang akan menentukan sukses atau gagalnya sebuah organisasi.

Secara umum dapat dikatakan bahwa kepemimpinan itu didefinisikan sebagai kemampuan seseorang untuk mempengaruhi sebuah kelompok menuju kepada pencapaian tujuan kelompok tersebut. b. Konsep Kepemimpinan Transformasional

Guna menjawab berbagai permasalahan yang dihadapi sekolah, pola kepemimpinan transformasional merupakan salah satu pilihan bagi kepala sekolah untuk memimpin dan mengembangkan sekolah yang berkualitas. Kepemimpinan transformasional memiliki penekanan dalam

20

Hadari Nawawi, Supervisi Kepala Sekolah Mengefektifkan Organisasi, Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 2013, 18.

21

(34)

hal pernyataan visi dan misi yang jelas, penggunaan komunikasi secara efektif, pemberian rangsangan intelektual, serta perhatian pribadi terhadap permasalahan individu anggota organisasinya. Kepemimpinan transformasional kepala sekolah menuntut kemampuannya dalam berkomunikasi, terutama komunikasi persuasive, yang akan menjadi factor pendukung dalam proses transformasi kepemimpinannya. 22

Kepemimpinan transformasional (transformational leadership) merupakan salah-satu diantara sekian model kepemimpinan, oleh Burns23

diartikan sebagai “sebuah proses saling meningkatkan diantara para

pemimpin dan pengikut ke tingkat moralitas dan motivasi yang lebih

tinggi’.

Bass24 mengemukakan bahwa “kepemimpinan transformasional

sebagai pengaruh pemimpin atau atasan terhadap bawahan. Para bawahan merasakan adanya kepercayaan, kebanggaan, loyalitas dan rasa hormat kepada atasan, dan mereka termotivasi untuk melakukan melebihi apa

yang diharapkan”. “Kepemimpinan transformasional harus dapat

mengartikan dengan jelas mengenai sebuah visi untuk organisasi, sehinggga para pengikutnya akan menerima kredibilitas pemimpin

tersebut”25

.

Kepemimpinan transformasional secara jelas mengkomunikasikan

22

Sudarwan Danim dan Suparno, Manajemen dan Kepemimpinan...,48.

23

Yukl, A.G., Kepemimpinan Dalam Organisasi, Edisi Bahasa Indonesia, Jakarta: Penerbit Prenhallindo, 1998, 296.

24Syahir Natsir, “Ringkasa

n Disertasi: Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Perilaku

Kerjadan Kinerja Karyawan Perbankan di Sulawesi Tengah”, Disertasi, Universitas Airlangga Surabaya, 2004, 2-3.

25

(35)

harapan-harapan, yang diinginkan pengikut tercapai. Dengan demikian, kepemimpinan transformasional kepala sekolah dapat diartikan sebagai bentuk atau gaya kepemimpinan yang diterapkan kepala sekolah dalam mempengaruhi bawahannya (guru, tenga administrasi, siswa, dan orang tua peserta didik) untuk mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan sehingga dapat menunjang terwujudnya perubahan system persekolahan. c. Kraktaristik Kepemimpinan Transformasional

Menurut Bass dan Avalio yang dikutip Donni Junni Priansa26 menyatakan bahwa karakteristik kepemimpinan transformasional dipengaruhi oleh beberapa faktor :

1) Menunjukan perilaku Karismtik

a) Mendapatkan rasa hormat untuk dipercaya b) Kepercayaan kepada orang lain

c) menyampaikan rasa pengertian memiliki misi yang kuat terhadap pengikutnya.

d) Menampilkan standar moral yang tinggi 2) memunculkan motivasi inspirasional

a) Mengacu pada cara memimpin transformasional dalam memotivasi. b) Memberi inspirasi melalui visi yang jelas

c) Kepercayaan diri d) Semangat kelompok e) Antisias

26

(36)

3) Memberikan Stumulasi Intelektual

a) Menunjukan usaha pemimpin yang mendorong pengikut menjadi inovativ.

b) Kreatif dalam memimpin untuk mendorong pengikut agar menayakan asumsi-asumsi.

c) Membuat kembali kerangkan permasalahan d) Mendakati pengikut dengan cara baru.

4. Memperlakukan pengikut dengan memeberi perhatian kepada individu a) Memberikan perhatian secara personel pada semua individu. b) Membuat semua individu merasa dihargai

c) Mendelegasiakan tugas sebagai cara pengembangan pengikut. Menurut Bass dan Avolio kepemimpianan transformasional sebagaimana disebutkan dalam Ancok yaitu27 :

a) Idealized Influence (pengaruh yang diidealkan). Pemimpin transformasional mampu menjadi model panutan dalam bertingkah laku, berprestasi maupun berkomitmen bagi pengikutnya.

b) Ispiration Motivation (motipasi yang inspirasional). Pemimpin memotivasi, menginspirasi, merangsang semangat dan melibatkan para pengikutnya untuk mencapai masa depan yang menarik, melalui ekspektasi yang tinggi dan tantangan kerja yang kerasdalam memfokuskan usaha dan tindakan dalam

27

(37)

mengekpresikan tujuan.

c) Individual consideration (kepedulian secara perorangan). Seorang pemimpin yang transformatif senantiasa memperhatikan agar bawahan bisa mencapai kemajuan serta mengembangan diri.

d) Intellectual stimulation (stimulasi intelektual). Pemimpin transformasional menantang bawahannya mencari ide –ide dalam rangka meningkatkan kompetensi, mendorong kreativitas bawahannya untuk berinovasi dalam rangka menyelesaikan hal baru.

2. Supervisi Akademik

a. Konsep dan Teori Supervisi Akademik

Supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran28. Supervisi akademik tidak terlepas dari penilaian kinerja guru dalam mengelola pembelajaran. Rekleksi praktis penilaian kinerja guru dalam supervisi akademik adalah melihat kondisi nyata kinerja guru untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan, misalnya: Apa yang sebenarnya terjadi di dalam kelas?, Apa yang sebenarnya dilakukan oleh guru dan peserta didik di dalam kelas? Aktivitas-aktivitas mana dari keseluruhan aktivitas di dalam kelas itu yang bermakna bagi

28

(38)

guru dan peserta didik?, Apa yang telah dilakukan oleh guru dalam mencapai tujuan akademik?, Apa kelebihan dan kekurangan guru dan bagaimana cara mengembangkannya?, Berdasarkan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan ini akan diperoleh informasi mengenai kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran. Namun satu hal yang perlu ditegaskan disini, bahwa setelah melakukan penilaian kinerja harus dilanjutkan pelaksanaan supervisi akademik dengan melakukan tindak lanjut berupa pembuatan program supervisi akademik dan melaksanakan dengan sebaik-baiknya.

Menurut Glickman dalam Priansa dan Somad29, supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya dalam mengelola proses pembelajaran demi pencapaian tujuan pembelajaran. Supervisi pendidikan atau supervisi akademik menurut Burton dan Brueckner30 adalah suatu teknik pelayanan yang tujuan utamanya mempelajari dan memperbaiki secara bersama-sama factor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak.

b. Ruang Lingkup Supervisi Akademik

Ruang lingkup supervisi akademik dijelaskan Lantip dan Sudiyono31 meliputi hal-hal berikut ini.

1) Pelaksanaan KTSP

2) Persiapan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran oleh guru.

29

Donni Juni Priansa dan Rismi Somad, Manajemen..., 106.

30

Syaiful Sagala, Supervisi Pembelajaran dalam Profesi Pendidikan, Bandung: Alfabeta, 2012, 91.

31

(39)

3) Pencapaian standar kompetensi lulusan, standar proses, standar isi, dan peraturan pelaksanaannya.

4) Peningkatan mutu pembelajaran melalui pengembangan sebagai berikut.

a) Model kegiatan pembalajaran yang mengacu pada Standar Proses. b) Peran serta peserta didik dalam proses pembelajaran secara aktif,

kreatif, demokratif, mendidik, memotivasi, mendorong kreativitas, dan dialogis.

c) Peserta peserta didik dapat membentuk karakter dan memiliki pola piker serta kebebasan berpikir sehingga dapat melaksanakan aktivitas intelektual yang kreatif dan inovatif, berargumentasi, mempertanyakan, mengkaji, menemukan, dan memprediksi.

d) Keterlibatan peserta didik secara aktif dalam proses belajar yang dilakukan secara sungguh-sungguh dan mendalam untuk mencapai pemahaman konsep, tidak terbatas pada materi yang diberikan oleh guru.

(40)

Menggunakan pengetahuan untuk menyelesaikan masalah, (6) Mengkomunikasikan pengetahuan pada pihak lain, (7) Mengembangkan belajar mandiri dan kelompok dengan proporsi yang wajar.

c. Tujuan dan Fungsi Supervisi Akademik

Secara umum, tujuan supervisi akademik adalah membantu guru untuk mengembangkan kemampuannya dalam mencapai tujuan pembelajaran yang direncanakan bagi peserta didiknya. Melalui supervisi akademik diharapkan kualitas akademik yang dilakukan oleh guru semakin meningkat32.

Berikut ini adalah beberapa tujuan supervisi akademik: (1) Membantu guru mengembangkan kompetensinya, (2) Mengembangkan kurikulum, (3) Mengembangkan kelompok kerja guru, dan membimbing penelitian tindakan kelas (PTK).

Supervisi akademik merupakan salah satu fungsi mendasar (essential function) dalam keseluruhan program sekolah. Hasil supervisi akademik berfungsi sebagai sumber informasi bagi pengembangan profesionalisme guru33.

d. Prinsip-prinsip Supervisi Akademik

Prinsip-prinsip supervisi akademik diuraikan sebagai berikut34. 1) Praktis, artinya mudah dikerjakan sesuai kondisi sekolah.

2) Sistematis, artinya mudah dikembangkan sesuai perencanaan program

32

Donni Juni Priansa dan Rismi Somad, Manajemen Supervisi ..., 108.

33

Lantip Diat Prasojo dan Sudiyono,Supervisi Pendidikan..., 55.

34

(41)

supervisi yang matang dan sesuai dengan tujuan pembelajaran. 3) Objektif, artinya masukan sesuai aspek-aspek instrument. 4) Realistis, artinya berdasarkan kenyataan sebenarnya.

5) Antisipatif, artinya mampu mengahadapi masalah-masalah yang mungkin akan terjadi.

6) Konstruktif, artinya mengembangkan kreativitas dan inovasi guru dalam mengembangkan proses pembelajaran.

7) Kooperatif, artinya ada kerja sama yang baik antara Kepala Sekolah dan guru dalam mengembangkan pembelajaran.

8) Kekeluargaan, artinya mempertimbangkan saling asah, asih, adan asuh, dalam mengembangkan pembelajaran.

9) Demokratis, artinya Kepala Sekolah tidak boleh mendominasi pelaksanaan supervisi akademik.35

10) Aktif, artinya guru dan Kepala Sekolah harus aktif berpartisipasi. 11) Humanis, artinya mampu menciptakan hubungan kemanusiaan yang

harmonis, terbuka, jujur, ajeg, sabar, antusias, dan penuh humor. 12) Berkesinambungan, artinya supervisi akademik dilakukan secara

teratur dan berkelanjutan oleh kepala sekolah/madrasah. 13) Terpadu, artinya menyatu dengan program pendidikan.

e. Komprehensif, artinya memenuhi ketiga tujuan supervisi akademik sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya

35

(42)

f. Teknik-teknik Supervisi Akademik

Teknik-teknik supervisi akademik yang seharusnya dipahami dan dikuasai oleh seorang Kepala Sekolah ada dua macam. Kedua macam teknik tersebut terdiri dari beberapa strategi atau cara. Seorang Kepala Sekolah diharapkan memahami dan menguasai berbagai strategi tersebut. Hal ini diperlukan, sebab untuk melakukan antisipasi apabila ada permasalahan yang terkait dengan supervisi akademik yang tidak bisa diselesaikan dengan suatu cara tertentu, maka Kepala Sekolah bisa menggunakan strategi yang lain. Kedua teknik supervisi akademik tersebut, yaitu teknik supervisi individual dan teknik suoervisi kelompok. Adapun penjelasan masing-masing teknik tersebut dijelaskan Lantip dan Sudiyono sebagai berikut.36

1) Teknik Supervisi Individual

Teknik supervisi individual adalah pelaksanaan supervisi perseorangan terhadap guru. Kepala Sekolah di sini hanya berhadapan dengan seorang guru, sehingga dari hasil supervisi ini akan diketahui kualitas pembelajarannya. Teknik supervisi individual ada lima macam, yaitu: Kunjungan Kelas, Observasi Kelas, Pertemuan Individual, Kunjungan antar Kelas, dan Menilai Diri Sendiri.

a) Kunjungan Kelas

Kunjungan kelas adalah teknik pembinaan guru oleh kepala sekolah untuk mengamati proses pembelajaran di kelas. Tujuannya

36

(43)

adalah untuk menolong guru dalam mengatasi masalah di dalam kelas.

b) Observasi Kelas

Observasi kelas adalah mengamati proses pembelajaran secara teliti di kelas. Tujuannya adalah untuk memperoleh data objektif aspek-aspek situasi pembelajaran, dan kesulitan-kesulitan guru dalam usaha memperbaiki proses pembelajaran.

c) Pertemuan Individual

Pertemuan individual adalah suatu pertemuan, percakapan, dialog, dan tukar pikiran antara Kepala Sekolah dan guru. Tujuannya adalah sebagai berikut: (1) Memberikan kemungkinan pertumbuhan jabatan guru melalui pemecahan kesulitan yang dihadapi, (2) Mengembangkan hal mengajar yang lebih baik, (3) Memperbaiki segala kelemahan dan kekurangan pada diri guru, (4) Menghilangkan atau menghidari segala prasangka.

d) Kunjungan Antar Kelas

Kunjungan antar kelas adalah guru yang satu berkunjung ke kelas yang lain di sekolah itu sendiri. Tujuannya adalah untuk berbagi pengalaman dalam pembelajaran.

e) Menilai Diri Sendiri

(44)

berikut: (1) Suatu daftar pandangan atau pendapat yang disampaikan kepada para peserta didik untuk menilai pekerjaan atau suatu aktivitas; (2) Biasanya disusun dalam bentuk pertanyaan, baik secara tertutup maupun terbuka, dengan tidak perlu menyebut nama; (3) Menganalisis tes-tes terhadap unit kerja ; (4) Mencatat aktivitas para peserta didik dalam suatu catatan, baik mereka bekerja secara individu maupun secara kelompok.

2) Supervisi Kelompok

(45)

3. Kompetensi Pedagogik

a. Pengertian Dasar Kompetensi Pedagogik

Menurut Mulyasa37 kompetensi adalah perpaduan dari pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak. McAshan38 mengungkapkan bahwa

kompetensi is “a knowledge, skills, and abilities or capabilities that a

person achieves, which become part of his or her being to the exent he or she can satisfactorily perform particular cognitive, afective, and psychomotor behaviors”. Dalam hal ini kompetensi diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang dikuasai oleh seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya, sehingga ia dapat melakukan perilaku-perilaku kognitif, afektif, dan psikomotorik dengan sebaik-baiknya.

A person’s competencies may be defined in terms of one’s

knowledge, skills and behaviours. To understand the competencies required of a teacher, we must first define the job of a teacher. The task of a teacher is closely tied to the nature of the classroom. Today’s

classrooms call for teachers to “prepare virtually all students for

higher order thinking and performance skills once reserved to only a few”39. Menurut Darling-Hammond, kompetensi seseorang dapat didefinisikan berdasarkan pengetahuan, keterampilan, dan perilaku

37

Mulyasa, Kurikulum Bernasis Kompetensi, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2002, 37.

38

McAshan, Competency Based Education and Behavioral Objectives, America: Education Technology Publicataions, 2001, 45.

39

(46)

seseorang. Untuk memahami kompetensi yang dibutuhkan seorang guru, pertama-tama kita harus mendefinisikan tugas seorang guru. Tugas seorang guru sangat terkait dengan sifat kelas. Ruang kelas sekarang meminta para guru untuk "mempersiapkan hampir semua siswa untuk berpikir dan kemampuan berkinerja tinggi yang hanya dimiliki oleh beberapa orang saja".

Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian kompetensi guru adalah pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang dikuasai oleh seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya, sehingga ia dapat melakukan perilaku kognitif, afektif dan psikomotorik dengan sebaik-baiknya.

Kompetensi pedagogik yaitu kemampuan pemahaman terhadappeserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.

b. Komponen Kompetensi Pedagogik Guru

(47)

(6) kemampuan melakukan evaluasi hasil belajar, (7) kemampuan mengembangkan bakat dan minat peserta didik melalui kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler.40

Kompetensi Pedagogik adalah41: (1) Memahami peserta didik secara mendalam yang meliputi memahami peserta didik dengan memamfaatkan prinsip-prinsip perkembangan kognitif, prinsip-prinsip kepribadian, dan mengidentifikasi bekal ajar awal peserta didik, (2) Merancang pembelajaran,termasuk memahami landasan pendidikan untuk kepentingan pembelajaran yang meliputi memahmi landasan pendidikan, menerapkan teori belajar dan pembelajaran, menentukan strategi pembelajaran berdasarkan karakteristik peserta didik, kompetensi yang ingin dicapai, dan materi ajar, serta menyusun rancangan pembelajaran berdasarkan strategi yang dipilih, (3) Melaksanakan pembelajaran yang meliputi menata latar ( setting) pembelajaran dan melaksanakan pembelajaran yang kondusif, (4) Merancang dan melaksanakan evaluasi pembelajaran yang meliputi merancang dan melaksanakan evaluasi (assessment) proses dan hasil belajar secara berkesinambungan denga berbagai metode,menganalisis hasil evaluasi proses dan hasil belajar untuk menentukan tingkat ketuntasan belajar (mastery level), dan memamfaatkan hasil penilaian pembelajaran untuk perbaikan kualitas program pembelajaran secara umum, (5) Mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai

40

Syamsul Sagala, Kemampuan …, 32.

41

(48)

potensinya meliputi memfasilitasi peserta didik untuk pengembangan berbagai potensi akademik, dan memfasilitasipeserta didik untuk mengembangkan berbagai potensi nonakademik.

G. Kerangka Pikir Penelitian

Rancangan penelitian ini dapat disajikan dalam bentuk gambar sebagai berikut :

Gambar 2.1 Skema Desain Penelitian

H. Hipotesis

Berdasarkan latar belakang dan landasan teori yang telah disampaikan oleh penulis sebelumnya, maka dapatlah dirumuskan hipotesis sebagai berikut: H1 : Ada pengaruh positif dan signifikan persepsi guru tentang

kepemimpinan transformasional terhadap kompetensi pedagogik guru PAI SMP di Kota Salatiga tahun 2017.

H2 : Ada pengaruh positif dan signifikan supervisi akademik Kepala

Sekolah terhadap kompetensi pedagogik guru PAI SMP di Kota Kepemimpinan

Transformasional (X1)

Supervisi Akademik Kepala Sekolah

(X2)

Kompetensi Pedagogik Guru

PAI (Y)

H1

H2

(49)

Salatiga tahun 2017.

H3 : Ada pengaruh secara simultan positif dan signifikan persepsi guru

(50)

BAB III

METODE PENELITIAN

A.Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif jenis pendekatan one shot method (metode “menembak” atau pengumpulan data satu kali terhadap satu kasus) dan eks post facto. Penelitian expost facto disebut sebagai penelitian sesudah kejadian. Oleh karena itu, penelitian ini dapat dilakukan ketika suatu peristiwa yang di dalamnya terdapat komponen variabel bebas dan variabel terikat telah terjadi.Metode ex post factomerupakan penelitian empiris sistematis tanpa melakukan perlakuan-perlakuan maupun manipulasi terhadap variabel penelitian tetapi hanya mengumpulkan fakta-fakta berdasarkan pengukuran terhadap gejala yang terjadi pada diri responden sebelumnya42. Penelitian ini juga menggunakan pendekatan kuantitatif untuk mendeskripsikan persepsi guru pendidikan agama Islam SMP tentang kepemimpinan transformasional kepala sekolah, supervisi akademik oleh Kepala Sekolah, dan kompetensi pedagogik guru.

B. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian.43 Populasi di dalam penelitian ini adalah seluruh guru pendidikan agama Islam SMP di Kota Salatiga yang berjumlah 30 orang. Menurut Arikunto, jika subjeknya kurang

42

Moh Nazir, Metode Penelitian,Jakarta: Ghalia Indonesia, 2009, 129.

43

(51)

dari 100 maka sampelnya adalah keseluruhan populasi.44 Karena responden kurang dari seratus maka pengambilan sampel untuk dijadikan responden dalam penelitian ini adalah menggunakan metode total sampling yaitu sampel diambil dari semua populasi.

C.Variabel penelitian

1. Kepemimpinan transformasional adalah sebagai bentuk atau gaya yang diterapkan kepala sekolah dalam mempengaruhi bawahannya ( guru, tenaga administrasi, siswa, dan orang tua peserta didik) untuk ,mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan.45 Dengan indikator yaitu Penyampaian visi dan misi organisasi secara jelas, Kemampuan membuat bawahan merasa bangga menjadi rekan kerja, Menumbuhkan kepercayaan bawahan, Penyampaian harapan yang jelas dan menarik, Kemampuan membangkitkan semangat kerja, Kemampuan menginspirasi bawahan untuk antusias mencapai tujuan, Kemampuan menginspirasi bawahan optimis mencapai tujuan, Mampu merangsang kreativitas bawahan, Mampu merangsang inovasi bawahan, Mampu menghargai ide-ide bawahan, Mampu mengarahkan pemecahan masalah secara cermat, Perhatian kepada bawahan, Menghargai perbedaan individual, Pemberian pelatihan dan pengarahan kepada bawahan.

2. Supervisi akademik adalah suatu proses bimbingan yang bertujuan untuk membantu pengembangan profesional guru atau calon guru, khususnya dalam penampilan mengajar, berdasarkan observasi dan analisis data secara

44

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian..., 134.

45

(52)

teliti dan obyektif sebagai pegangan untuk perubahan tingkah laku mengajar tersebut. adalahsuatu proses bimbingan yang bertujuan untuk membantu pengembangan profesional guru atau calon guru, khususnya dalam penampilan mengajar, berdasarkan observasi dan analisis data secara teliti dan obyektif sebagai pegangan untuk perubahan tingkah laku mengajar tersebut. Indikator supervisi akademik adalah teknik supervisi individual, terdiri kunjungan kelas, observasi kelas, kunjungan antar kelas, penilaian diri sendiri, rapat guru, studi kelompok, diskusi, supervisi sebaya, pemberian standar perilaku guru, pengarahan tindakan guru, Penguatan terhadap perlaku guru, mendemonstrasikan keterampilan mengajar, membesarkan hati guru, mengklarifikasi permasalahan guru, mendengarkan keluhan guru, negoisiasi terhadap perilaku guru, pemecahan masalah yang dihadapi guru, menunjukkan ide tentang bagaimana mengola informasi. 3. Kompetensi pedagogik adalah kemampuan pemahaman terhadappeserta

(53)

mampu mengaitkan kegiatan pembelajaran dengan konteks sehari-hari peserta didik, mampu melakukan aktivitas pembelajaran yang bervariasi, mampu mengelola kelas dengan efektif, Mampu merancang dan melaksanakan aktivitas pembelajaran yang mendorong peserta didik untuk belajar sesuai kecakapan dan pola belajar masing-masing, mampu secara aktif membantu peserta didik dalam proses pembelajaran, mampu mendorong peserta didik untuk memahami dan menggunakan informasi yang disampaikan, mampu memotivasi peserta didik untuk bertanya, mampu mendengarkan semua pertanyaan dan tanggapan peserta didik, mampu menanggapi pertanyaan peserta didik dengan tepat dan benar, Mampu menyusun alat penilaian sesuai dengan tujuan pembelajaran, Mampu menganalisis hasil penilaian pembelajaran, Memanfaatkan hasil penilaian sebagai bahan tindak lanjut pembelajaran berikutnya.

Tabel 3. 1 Kisi-kisi Instrumen Penelitian N

o

Variabel Dimensi Indikator Ket. Item

soal

1. Penyampaian visi dan misi organisasi secara jelas

2. Kemampuan membuat bawahan merasa bangga menjadi rekan

(54)

Intellectual stimulation (kepedulian secara perorangan)

1. Mampu merangsang kreativitas bawahan.

2. Mampu merangsang inovasi bawahan.

3. Mampu menghargai ide-ide bawahan.

1. Perhatian kepada bawahan. 2. Menghargai perbedaan

individual.

3. Pemberian pelatihan dan pengarahan kepada bawahan. 3. Kunjungan antar kelas 4. Penilaian diri sendiri

19, 20

1. Pemberian standar perilaku guru.

1. Pemecahan masalah yang dihadapi guru.

1. Mampu menguasai berbagai tehnik pembelajaran.

(55)

3.Mampu memilih materi

pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan kemampuan peserta didik 2. Mampu mengaitkan kegiatan

pembelajaran dengan konteks sehari-hari peserta didik. 3. Mampu melakukan aktivitas

pembelajaran yang bervariasi. 4. Mampu mengelola kelas dengan

efektif

1. Mampu merancang dan melaksanakan aktivitas

pembelajaran yang mendorong peserta didik untuk belajar sesuai kecakapan dan pola pikir masing masing

2. Mampu secara aktif membantu peserta didik dalam proses pembelajaran.

3. Mampu mendorong peserta didik untuk memahami dan

1. Mampu memotivasi peserta didik untuk bertanya.

2. Mampu mendengarkan semua pertanyaan dan tanggapan peserta didik.

3. Mampu menanggapi pertanyaan peserta didik dengan tepat dan benar

1. Memanfaatkan hasil penilaian sebagai bahan tindak lanjut pembelajaran berikutnya.

(56)

D.Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah subjek dari mana data diperoleh.46 sumber data penelitian ini ada dua yaitu data primer dan data skunder. Sember data primer di peroleh dari responden yaitu guru-guru SMP di Kota Salatiga tahun 2017. Sedangkan sumber data skunder diperoleh dari data-data penelitian-penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini.

E. Metode Pengumpulan Data

Adapun metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuesioner. Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang diketahui47. Metode kuesioner digunakan untuk mengungkap data tentang variable : Kepemimpinan transformasional (X1), Supervisi akadmeik Kepala Sekolah(X2), dan

variabel Kompetensi Pedagogik guru Pendidikan Agama Islam (Y).

F. Pengujian Instrumen Penelitian

1. Uji Validitas

Validitas menurut Arikunto48 validitas adalah suatu ukuran instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengungkapkan apa yang diinginkan atau mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Dalam penelitian ini alat ukur yang

46

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian..., 172.

47

SuharsiniArikunto,Prosedur Penelitia…, 128.

48

(57)

digunakan berupa angket atau kuesioner yang merupakan gambaran-gambaran variabel-variabel gejala yang merupakan pokok permasalahan dari teori yang ada. Untuk mencari validitas item-item angket digunakan rumus Teknik Korelasi Product Moment yang dikemukakan oleh Pearson dalam Arikunto49sebagai berikut:

 

suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika nilai Cronbach Alpha lebih besar dari 0,60 pada tingkat kepercayaan 95% 50.

49

SuharsiniArikunto,Prosedur Penelitian..., 213.

50

(58)

G. Teknik Analisis Data

1. Uji Persyaratan Analisis

a. Uji Normalitas

Uji normalitas ini bertujuan untuk mengetahui setelah perlakuan akan berdistribusi normal atau tidak51. Untuk uji normalitas data hasil tes digunakan uji Kolmogorov-Smirnov dan melihat normal probability plot melalui tampilan output SPSS 17. Keputusan uji, jika

p sama atau kurang dari α, tolak Ho, dan jika p lebih dari α, terima Ho.

Adapun metode normal probability plot membandingkan distribusi kumulatif dari data sesungguhnya dengan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data adalah normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya52.

b. Uji Linearitas

Uji linearitas digunakan untk melihat apakah spesifikasi model linear yang digunakan sudah benar atau tidak. Dalam penelitian ini, uji yang digunakan adalah Ramsey test. Uji ini dikembangkan oleh Ramsey tahun 1969. Ramsey menyarankan suatu uji yang disebut general test of specification. Sedangkan untuk melakukan uji ini harus

51

Sudjana, Metode Statistika..., 291.

52

Gambar

Tabel
Gambar 2.1 Skema Desain Penelitian
Tabel  3. 1  Kisi-kisi Instrumen Penelitian
Tabel 4.1 Jenis Kelamin
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tes dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar dengan menggunakan metode latihan ( drill ) dengan metode resitasi. Adapun langkah-langkah

Skripsi yang berjudul peningkatan kreativitas dan prestasi belajar matematika materi keliling dan luas jajargenjang dan segitiga melalui pendekatan matematika realistik

Tanah liat tambang sebagai pengganti tanah liat biasa memungkinkan terdapatnya unsur-unsur yang berguna sebagai alternatif bahan baku pembuatan semen dan pengisi karet

Dalam melakukan penelitian, penulis menggunakan 4 (empat) metode penelitian yaitu metode analisa yang membahas 3 (tiga) tahap awal dari 7 (tujuh) tahap Internet marketing, metode

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas maka penelitian ini mencoba untuk meneliti hal tersebut dengan mengambil topik yang berkaitan dengan

menentukan menyunting informasi iklan, slogan, dan poster sesuai bahasa yang baik dan benar.. Pertemuan Kedua

Hukum tabayyun secara garis besar dapat dikategorikan menjadi tiga yaitu satu hukum melakukan tabayyun adalah wajib baik berita yang disampaikan oleh orang fasik

Seterusnya, dapatan kajian Guenther, Falk &amp; Arnott (2008) mendapati penerapan kemahiran literasi dan numerasi, motivasi, keyakinan diri, harga diri, kemahiran asas hidup