• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANAN SUPERVISI AKADEMIK PENGAWAS DAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENGEMBANGKAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU PAI SD - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PERANAN SUPERVISI AKADEMIK PENGAWAS DAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENGEMBANGKAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU PAI SD - Test Repository"

Copied!
111
0
0

Teks penuh

(1)

i Oleh:

BUDI ARIF MUZAYYIN NIM. M2.14.003

Tesis diajukan sebagai pelengkap persyaratan untuk gelar Magister Pendidikan

PROGRAM PASCASARJANA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

(2)

ii

LEMBAR PERSETUJUAN TESIS

Nama : Budi Arif Muzayyin, S.Pd.I

NIM : M2.14.003

Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Konsentrasi : Supervisi Pendidikan Agama Islam

Tanggal Ujian : 03 Oktober 2016

Judul Tesis

:

“Peranan Supervisi Akademik Pengawas Dan Kepala Sekolah Dalam Mengembangkan Kompetensi Pedagogik

Guru PAI SD (Kajian Terhadap Implementasi Supervisi

Akademik Pengawas dan kepala sekolah pada guru PAI

SD Se Kecamatan Bumijawa Kabupaten Tegal Tahun

2016)”

Panitia Munaqosah Tesis

1. Ketua Penguji : Dr. H. Zakiyuddin, M.Ag. ________________

2. Sekretaris : Dr. Mukti Ali, M.Hum. ________________

3. Penguji I : Prof. Dr. H. Budiharjo, M.Ag. ________________

(3)

iii

“Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis ini merupakan hasil karya

saya sendiri dan sepanjang pengetahuan dan keyakinan saya tidak mencantumkan

tanpa pengakuan bahan-bahan yang telah dipublikasikan sebelumnya atau ditulis

oleh orang lain, atau sebagian bahan yang pernah diajukan untuk gelar atau ijazah

pada Institut Agama Islam Negeri Salatiga atau perguruan tinggi lainnya.”

Salatiga, September 2016

Yang Membuat Pernyataan

(4)

iv

يِوىُئِبْوَأ َلبَقَف ِةَكِئلاَمْلا ىَلَع ْنُهَضَرَع َّنُث بَهَّلُك َءبَمْسلأا َمَدآ َنَّلَعَو

ْنِإ ِءلاُؤَه ِءبَمْسَأِب

َهيِقِدبَص ْنُتْىُك

ا:ةرقبلا(

3

)

Artinya: “Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para malaikat lalu berfirman: “Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang benar orang-orang yang benar!”. (Qs. al-Baqarah: 31)1

1

(5)

v

1. Istri tercinta Maftukhatin yang selalu setia mendampingi dalam menjalani

hidup hingga usia kini dan nanti untuk memperoleh Ridho Illahi.

2. Rafif dan Arkan yang selalu menjadi penyejuk dalam setiap perjuangan

penulis.

3. Ayah dan Ibu yang selalu mengulurkan do’a dan kasih sayang guna keberhasilan dunia-akhirat bagi putranya.

4. Semua dosen Pasca Sarjana IAIN Salatiga.

5. Sahabat-sahabat, teman kuliah angkatan 2015 program supervisi dan teman

guru se Kecamatan Bumijawa Kabupaten Tegal.

(6)

vi

GURU PAI SD (Kajian Terhadap Implementasi Supervisi Akademik Pengawas dan kepala sekolah pada guru PAI SD Se Kecamatan Bumijawa Kabupaten Tegal Tahun 2016)

Pelaksanaan pengawasan atau supervisi merupakan aktifitas penting dalam penyelenggaraan pendidikan. Supervisi dimaksudkan sebagai kegiatan kontrol terhadap seluruh kegiatan pendidikan untuk mengarahkan, mengawasi, membina dan mengendalikan dalam pencapaian tujuan. Sehingga mutu pendidikan dapat menuju ke arah yang lebih baik.

Jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan Deskriptif. Metode pengumpulan data yang digunakan observasi, dokumentasi dan wawancara bebas (non terstruktur). Teknik analisis dalam penelitian ini menggunakan pendekatan deduksi analitik sesuai teori Milles and Habermen.

Hasil penelitian, implementasi supervisi akademik yang dilakukan pengawas belum maksimal karena pengawas yang hanya satu harus menghadapi realita lapangan yang demikian luas baik wilayah bimbingan maupun jumlah guru yang harus dibimbing. tetapi menurut para guru supervisi yang diberikan sangat membantu para guru dalam mengembangkan kompetensi pedagogik yang dimiliki. Kepala sekolah masih banyak yang gagap dengan tehnologi pendidikan dan sistem supervisi sehingga proses supervisi yang dilakukan masih belum maksimal. Keberhasilan supervisi yang dilakukan pengawas dan kepala sekolah menjadikan kompetensi pedagogik yang dimiliki guru sudah baik namun masih perlu untuk selalu ditingkatkan. Hambatan pelaksanaan supervisi akademik yang ideal dikategorikan dalam dua aspek, yaitu struktur dan kultur.

(7)

vii

ISLAMIC EDUCATION TEACHER AT ELEMENTARY SCHOOL

Supervision is an important activity in conducting education process. It is intended to control all educational activities through directing, supervising, developing, and managing them to reach the education goals. Thus, it will result better education quality.

It was qualitative research that used descriptive approach. The writer conducted observation, documentation and non restricted interview to gain the data. Analytic deduction approach proposed by Milles and Habermen was used to analyze the data.

This research showed that the implementation of academic supervision conducted by supervisors was not done maximally because one supervisor should supervise a wide range of teachers and area. In the other hand, the supervised teachers told that supervisions done by supervisor had helped them to improve their pedagogic competence. There were many headmaster who were lack of supervision knowledge and technology competence that impacted their in-maximal supervision process to the teachers. Supervision success done by supervisor and headmaster was good enough but it need some betterment. Problems in conducting academic supervision are categorized into two aspects: structural and cultural.

(8)

viii

Puji Syukur kami panjatkan kehadlirat Allah SWT, atas limpahan rahmat, taufik,

hidayah dan inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang

berjudul PERANAN SUPERVISI AKADEMIK PENGAWAS DAN KEPALA

SEKOLAH DALAM MENGEMBANGKAN KOMPETENSI PEDAGOGIK

GURU PAI SD KECAMATAN BUMIJAWA KABUPATEN TEGAL (Kajian

Terhadap Implementasi Supervisi Akademik Pengawas dan kepala sekolah pada

guru PAI SD Se Kecamatan Bumijawa Kabupaten Tegal Tahun 2016)” yang secara akademis menjadi syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan.

Di samping itu, apa yang telah tersaji ini juga tidak lepas dari bantuan

berbagai pihak, kepadanya kami mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Bapak Dr. H. Zakiyuddin, M.Ag., selaku Direktur Pascasarjana IAIN Salatiga

yang telah memberikan restu dan selalu mendo’akan pada penulisan tesis ini.

3. Bapak Dr. Winarno, M.Pd., selaku Ka Prodi Supervisi Pendidikan Pascasarjana

IAIN Salatiga yang telah memberikan arahan pada penulisan tesis ini.

4. Bapak Dr. H. Zakiyuddin, M.Ag. selaku Dosen Pembimbing yang telah

(9)

ix

6. Bapak Dr. H. Amin Haedari, M.Pd, selaku Direktur Direktorat PAIS

Kementrian Agama RI yang telah menyediakan anggaran Program Beasiswa

S2 Supervisi Pendidikan Agama Islam bagi guru PAI.

7. Bapak Nifasri Moh. Nir, M.Pd. Ka Subdit PAIS Kementrian Agama RI yang

telah membantu dalam proses pengurusan surat tugas belajar.

8. Bapak Dr. Phil. Asfa Widiyanto, MA, selaku pembimbing Awal pembuatan

tesis penulis

9. Hj. Roikhatul Jannah, S.Pd.I., selaku Pengawas guru PAI SD Kecamatan

Bumijawa Kabupaten Tegal yang telah membantu dan memberikan informasi

dan materi implementasi kepengawasan yang penulis butuhkan.

10. Kepada Seluruh kepala sekolah dan guru PAI SD se kecamatan Bumijawa,

yang bersedia memberikan berbagai informasi guna terselesaikannya

penyusunan tesis ini.

11. Istri dan anakku yang selalu mensuport dan memberikan inspirasi hingga

selesainya penulisan ini

12. Semua pihak dan teman-temanku seperjuangan yang tak dapat saya sebut satu

persatu lagi yang sedikit maupun banyak telah membantu dalam proses

(10)

x

Akhirnya penulis menyadari bahwa apa yang telah tersaji dalam

penulisan ini masih jauh mencapai kesempurnaan. Masih banyak hal-hal yang

perlu diperbaiki dan diperdalam lebih lanjut atau ada hal yang kurang sesuai,

karena hanya sebatas inilah yang dapat penulis sampaikan, maka dengan

segala bentuk kritik dan saran sangat kami harapkan, demi menindak lanjuti

pada kajian-kajian yang lebih baik.

Salatiga, September 2016

Penulis,

(11)

xi

HALAMAN JUDUL ……….. i

HALAMAN PERSETUJUAN TESIS ……….. ii

HALAMAN PERNYATAAN ……….. iii

MOTTO ………. iv

PERSEMBAHAN ……… v

ABSTRAK ……….. vi

PRAKATA ……….………..………... viii

DAFTAR ISI ……….. xi

DAFTAR GAMBAR .………... xiii

DAFTAR LAMPIRAN …...………. xiv BAB I: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... . 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Signifikansi Penelitian ... 9

D. Kajian Pustaka ... . 11

E. Metodologi Penelitian ... 14

F. Sistematika Penulisan Tesis ... 19

BAB II: SUPERVISI AKADEMIK DAN KOMPETENSI PEDAGOGIK A. Supervisi Akademik Pengawas ... 21

(12)

xii

A. Profil Kecamatan Bumijawa ... 39

1. Keadaan Geografis ………... 39

2. Keadaan Demografis ………... 40

B. Profil Pengawas SD Kecamatan Bumijawa ……… 41

C. Profil Kepala Sekolah Dasar (SD) Kecamatan Bumijawa……… 41

BAB IV: SUPERVISI AKADEMIK PENGAWAS DAN KEPALA SEKOLAH A. Tahapan Implementasi Supervisi Akademik……… 44

B. Keberhasilan Supervisi Akademik dalam Meningkatkan Kompetensi Pedagogik Guru PAI SD …………. 64

C. Hambatan Pelaksanaan Supervisi Akademik ……….. 68

BAB V: PENUTUP A. Simpulan………... 73

B. Saran………. 76

DAFTAR PUSTAKA………... 78

LAMPIRAN………. 81

(13)

xiii

(14)

xiv

Lampiran 1: Pedoman Wawancara... 81

Lampiran 2: Dokumentasi Penelitian ……… 87

Lampiran 3: Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian……… 88 Lampiran 4: Data Sekolah, Kepala Sekolah, Pangawas dan Guru ………… 89

(15)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Guru memiliki pengaruh luas dalam dunia pendidikan. Di sekolah ia

adalah pelaksana administrasi pendidikan yaitu bertanggung jawab agar

pendidikan dapat berlangsung dengan baik. Oleh karena itu, guru harus

memiliki kompetensi dalam mengajar. Kompetensi pedagogik merupakan

salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap guru dalam jenjang

pendidikan apapun. Kompetensi-kompetensi yang lainnya adalah kompetensi

kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional. Sebagaimana

diterangkan dalam Undang-Undang Republik Indonesia nomor 14 tahun 2005

tentang Guru dan Dosen yaitu: ”kompetensi guru meliputi kompetensi

pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi

profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi, keempat kompetensi

ini saling berkaitan”.2

Selain itu kedudukan guru sebagai seseorang yang mempunyai

kualifikasi akademik dan sertifikat pendidik sesuai dengan persyaratan untuk

setiap jenis dan jenjang pendidikan tertentu sangatlah penting dalam proses

2

Pemerintah RI, Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, Jakarta: Gaung Persada Press, Cet. Ke 5, 2008, 9.

(16)

2

akademik. Sedangkan kompetensi guru adalah suatu kemampuan tertentu

yang dimiliki guru dalam melaksanakan proses pembelajaran. Guru sebagai

tenaga profesional haruslah memiliki empat kompetensi, yaitu kompetensi

pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi sosial, dan kompetensi

kepribadian.Tiap- tiap pribadi guru haruslah memahami, memiliki, dan

menguasaia, keempat kompetensi dasar tersebut. Barulah guru tersebut dapat

dikatakan sebagai sosok guru yang profesional. Namun dalam realitanya

masih banyak guru yang belum, atau hanya ditunjang oleh sebagian saja dari

keempat kompetensi tersebut.3

Namun dilapangan masih banyak guru yang belum memperhatikan

tentang pentingnya kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru itu. Hal

ini lebih diperparah jika kepala sekolah maupun pengawas sekolah tidak

membina dan mengarahkan melakukan supervisi terhadap guru yang belum

maupun yang sudah memahami tentang tentang kompetensi guru. Oleh

karena itu supervisi seorang kepala sekolah maupun pengawas sangat

dibutuhkan untuk senantiasa mengembangkan kompetensi yang dimiliki guru

terutama kompetensi pedagogik, karena kompetensi ini bersinggungan

langsung dengan proses pembelajaran dan pencapaian tujuan pendidikan.

Pelaksanaan pengawasan atau supervisi merupakan aktifitas penting

dalam praktek penyelenggaraan pendidikan. Kegiatan kepengawasan

dimaksudkan sebagai kegiatan kontrol terhadap seluruh kegiatan pendidikan

untuk mengarahkan, mengawasi, membina dan mengendalikan dalam

3

(17)

3

pencapaian tujuan, lebih jauh kegiatan ini juga mempunyai tanggung jawab

dalam peningkatan mutu pendidikan, baik proses maupun hasilnya, sehingga

kegiatan kepengawasan dilakukan sejak dari tahap perencanaan sampai pada

tahap evaluasi yang akan berfungsi sebagai feed back tindak lanjut dalam

rangka perbaikan dan peningkatan mutu pendidikan ke arah yang lebih baik.4

Supervisi akademik pengawas dan kepala sekolah dalam

mengembangkan kompetensi guru lembaga pendidikan yang tergolong sukses

adalah yang selalu menekankan kegiatan akademik, selalu memonitor dan

selalu mengawasi kegiatan akademik. Dimana inti kegiatan akademik

diperankan dan dilaksanakan oleh guru melalui kegiatan pembelajaran yang

berinteraksi langsung dengan siswa yang pada nantinya siswa itu akan

menjadi out put produk didik dari kerja guru.5 Dengan demikian keberhasilan

out put produk didik sebagian besar dan dominan ditentukan oleh kompetensi

guru dalam bidang akademik.

Pentingnya pelaksanaan supervisi akademik untuk meningkatkan

kompetensi guru dan meningkatkan kualitas pembelajaran melalui proses

pembelajaran yang baik serta membantu guru menciptakan lulusan yang baik

dari segi kualitas maupun kuantitas.6 Oleh karena itu, kegiatan supervisi ini hendaknya rutin dilaksanakan di sekolah sebagai salah satu kegiatan yang

dipandang positif dalam meningkatkan kompetensi guru untuk proses

4

Departemen Agama RI, Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Pengawas Pendidikan Agama dan Angka Kreditnya, Jakarta: DepartemenAgama RI, 2000, 22.

5

Departemen Agama RI, Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Pengawas Pendidikan Agama dan Angka Kreditnya,..., 23.

6

(18)

4

pembelajaran yang lebih baik. Apabila konsep-konsep ideal tersebut

dilaksanakan, maka dapat diharapkan kualitas pendidikan akan meningkat

secara signifikan.

Melihat betapa peran strategis guru dalam keberhasilan proses

pendidikan tersebut maka guru perlu mendapat arahan, bimbingan, petunjuk,

pembinaan agar kompetensi yang dimiliki guru semakin meningkat baik,

yaitu melalui supervisi Pengawas, khususnya kepengawasan akademik dalam

rangka meningkatkan kompetensinya, akan tetapi kenyataan di lapangan

menunjukkan bahwa proses kepengawasan dari seorang Pengawas terhadap

guru belum maksimal, hal ini disebabkan oleh beberapa hal sebagai berikut :

Pertama, persepsi sebagian besar guru terhadap proses kepengawasan

dianggap sebagai beban yang memberatkan bagi guru. Kedua, persepsi

sebagian besar guru terhadap pengawas dianggap sebagai seorang inspektur

yang mencari-cari kesalahan, bukan sebagai mitra kerja untuk meningkatkan

kompetensi melalui sejumlah kegiatan pengarahan, pembinaan,

pembimbingan dan mitra dialog untuk memecahkan masalah. Ketiga,

pengetahuan pengawas dalam melakukan kepengawasan masih belum

maksimal dan ketrampilan dasar yang dimiliki masih perlu pengembangan.

Menurut pengamatan penulis, masih banyak guru yang belum terbuka

pemahamannya (open minded) terhadap perkembangan baru di dunia

pendidikan baik menyangkut konsep dan teori pendidikan, regulasi bidang

pendidikan serta aplikasinya. Dan pengawas yang mampu melaksanakan

(19)

5

Oleh karena itu peran pengawasan dalam proses pendidikan harus

dilakukan untuk mencari terobosan improvisasi pelaksanaan pembelajaran

disamping dalam upaya menghindari kejenuhan rutinitas yang cenderung

stagnan sehingga tidak ada dinamisasi implementasi proses pendidikan yang

pada gilirannya akan mengakibatkan melemahnya kompetensi guru.

Bumijawa yang merupakan salah satu kecamatan di kabupaten Tegal

secara geografis sebagian besar wilayahnya adalah pegunungan, dimana

sekolah-sekolah yang ada banyak terdapat di dataran tinggi yang sulit

dijangkau oleh pengawas. Apalagi pengawas didaerah ini adalah seorang

perempuan, sehingga jarang sekali melakukan supervisi ke sekolah-sekolah.

Karena daerahnya yang jauh dari kota dan masih banyak pemikiran yang

stagnan tentang perkembangan pendidikan termasuk kepala sekolah yang ada

di daerah itu menjadikan kepala sekolahpun kurang memahami tentang

tugasnya yang juga sebagai supervisor. Sehingga baik pengawas maupun

kepala sekolah jarang sekali melakukan sepervisi terutama supervisi

akademik terhadap guru-guru untuk mengembangkan kompetensi

pedagogiknya.7

Ruang lingkup tugas kepengawasan secara garis besar terbagi menjadi

dua yaitu pengawasan manajerial dan pengawasan akademik. Yang menjadi

kajian dalam tulisan ini adalah pengawasan akademik kompetensi guru PAI

SD. Penulis menjadikan pengawasan akademik dan kompetensi guru PAI SD

sebagai obyek kajian dan pembahasan dengan alasan; karena bidang

7

(20)

6

akademik dan guru dalam proses pendidikan adalah inti dari pendidikan itu

sendiri, berkaitan langsung dengan usaha pencapaian tujuan yang harus

dikuasai oleh siswa.

Berdasarkan paparan yang telah dikemukakan di atas, peneliti tertarik

untuk mengadakan penelitian dengan judul “Peranan Pengawas dan Kepala Sekolah Dalam Mengembangkan Kompetensi Guru PAI SD (Kajian

Terhadap Implementasi Supervisi Akademik Pengawasdan Kepala Sekolah

pada guru PAI SD Se Kecamatan Bumijawa Kabupaten Tegal Tahun 2016)”. dengan alasan bahwa peranan pengawas dan kepala sekolah dalam

meningkatkan kompetensi pedagogik guru PAI SD di Kecamatan Bumijawa

Kabupaten Tegal belum terlaksana dengan baik, hal ini penulis temukan

dalam observasi pendahuluan bahwa jarang adanya supervisi akademik yang

dilakukan pengawas dan kepala sekolah untuk meningkatkan kompetensi

pedagogik guru PAI SD. Selain itu persepsi yang salah oleh sebagian besar

guru PAI SD di kecamatan Bumijawa tentang kegiatan supervisi yang

dianggap sebagai pencari kesalahan terhadap para guru PAI SD.

Dalam penelitian ini penulis mencari sejauhmana dan seberapa jauh

peran pengawas dan kepala sekolah dalam melaksanakan kepengawasan

akademik guna meningkatkan kompetensi pedagogik guru PAI SD se

(21)

7

B. Rumusan Masalah

1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan dari observasi pendahuluan di lapangan dan uraian latar

belakang di atas, maka identifikasi masalah pada judul “Peranan Pengawas dan Kepala Sekolah Dalam Mengembangkan Kompetensi Pedagogik Guru

PAI SD (Kajian Terhadap Implementasi Supervisi Akademik Pengawas

dan Kepala Sekolah pada guru PAI SD Se Kecamatan Bumijawa

Kabupaten Tegal Tahun 2016)” adalah:

Peran pengawas dan kepala sekolah dalam pelaksanaan supervisi di

kecamatan Bumijawa terutama supervisi akademik terhadap guru PAI SD

belum sesuai dengan tata pelaksanaan supervisi yang ada.

Adanya persepsi yang salah dari sebagian besar guru PAI SD

terhadap pelaksanaan supervisi yang dianggap sebagai pencari kesalahan

menjadi salah satu hambatan dalam pelaksanaan supervisi akademik. Dan

sebagian besar guru PAI SD di Kecamatan Bumijawa belum memenuhi

Kompetensi terutama kompetensi pedagogik.

Dari identifikasi masalah di atas yang menjadi fokus utama adalah

ketidak terpenuhinya kompetensi guru terutama kompetensi pedagogik,

apakah karena kurangnya peranan supervisi akademik pengawas dan

(22)

8

2. Batasan Masalah

Sesuai identifikasi masalah dan latar belakang diatas maka penelitian

ini peneliti beri batasan, yaitu: penelitian ini penulis batasi hanya meneliti

tentang Peranan Pengawas dan Kepala Sekolah Dalam Mengembangkan

Kompetensi Pedagogik Guru PAI SD Kajian Terhadap Implementasi

Supervisi Akademik Pengawas dan Kepala Sekolah pada guru PAI SD Se

Kecamatan Bumijawa Kabupaten Tegal Tahun 2016.

3. Rumusan Masalah

Berdasar pada latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka

yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

a. Bagaimana tahapan implementasi supervisi akademik pengawas dan

kepala sekolah dalam meningkatkan kompetensi pedagogik guru PAI

SD se Kecamatan Bumijawa Kabupaten Tegal Tahun 2016?

b. Bagaimana keberhasilan supervisi akademik pengawas dan kepala

sekolah dalam mengembangkan kompetensi pedagogik guru PAI SD se

Kecamatan Bumijawa Kabupaten Tegal Tahun 2016?

c. Apa saja hambatan dalam pelaksanaan supervisi akademik pengawas

dan kepala sekolah untuk mengembangkan kompetensi pedagogik guru

(23)

9

C. Signifikansi Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin

dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Untuk mengetahui tahapan implementasi supervisi akademik pengawas

dan kepala sekolah dalam meningkatkan kompetensi pedagogik guru

PAI SD se Kecamatan Bumijawa Kabupaten Tegal Tahun 2016.

b. Untuk mengetahui keberhasilan supervisi akademik pengawas dan

kepala sekolah dalam mengembangkan kompetensi pedagogik guru PAI

SD se Kecamatan Bumijawa Kabupaten Tegal Tahun 2016.

c. Untuk mengetahui hambatan dalam pelaksanaan supervisi akademik

pengawas dan kepala sekolah dalam mengembangkan kompetensi

pedagogik guru PAI SD se Kecamatan Bumijawa Kabupaten Tegal

Tahun 2016.

2. Manfaat Penelitian

Penelitian ini adalah sebagai suatu penelitian tentang kondisi riil

peranan supervisi akademik pengawas dalam mengembangkan kompetensi

guru PAI SD se Kecamatan Bumijawa Kabupaten Tegal Tahun 2016. Dari

hasil penelitian ini diharapkan, antara lain :

a. Secara teoretis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya

khasanah keilmuan khususnya yang berkenaan dengan implementasi

(24)

10

pengembangan kompetensi pedagogik guru PAI SD serta dapat

menjadi bahan masukan bagi siapapun yang berminat menindaklanjuti

hasil penelitian ini pada bidang penelitian yang relevan.

b. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

masukan bagi:

1) Bagi penulis, hal ini bisa menambah wawasan dan cakrawala

keilmuan khususnya tentang pengawasan, supervisi khususnya

akademik dan tentang kompetensi pedagogik guru PAI SD.

2) Bagi Pengawas, sebagai bahan evaluasi dalam pelaksanaan

kepengawasan yang selama ini telah dilaksanakan dan

menjadikan pengawas mau meningkatkan proses supervisi

terutama supervisi akademik supaya tujuan pendidikan yang

dicapai guru dapat maksimal.

3) Kepala sekolah, sebagai bahan evaluasi peran kepala sekolah

yang juga sebagai supervisor terhadap guru, dan menjadikan

kepala sekolah mau meningkatkan proses supervisi terutama

supervisi akademik terhadap guru supaya tujuan sekolah dapat

tercapai dengan maksimal.

4) Bagi guru, dapat dijadikan sebagai evaluasi dan pembenahan

terstruktur terhadap kompetensi pedagogik yang dimiliki supaya

termotivasi untuk mengembangkan kompetensinya menjadi lebih

(25)

11

5) Seluruh pembaca, sebagai pengetahuan atau informasi untuk

menambah partisipasi dan kepedulian terhadap dunia pendidikan

karena dibutuhkan keterlibatan banyak pihak untuk menghasilkan

kualitas pendidikan yang lebih bermutu.

D. Kajian Pustaka

Supervisi akademik yang dilakukan pengawas sangat penting untuk

mengembangkan kompetensi guru guna hasil pendidikan yang lebih baik.

Sudah banyak tentunya penelitian–penelitian yang di lakuakan oleh para peneliti tentang supervisi akademik, pengawas dan kompetensi guru. Sudah

tentu bahwa kajiannya pun semakin luas dan komplek. Namun tetaplah ada

hal yang belum tersentuh oleh penelitian-penelitian terdahulu, karena setiap

hasil penelitian selalu memiliki sisi yang masih dapat dikaji atau dijadikan

refrensi oleh peniliti lain.

Adapun penelitian relevan yang pernah dilakukan sebelum penelitian

ini yaitu sebagai berikut:

Penelitian Ali Rif’an, “Implementasi supervisi akademik dalam proses pembelajaran (Antara Konsep dan Praktik)”. Inti dari penelitian Rif’an adalah Pelaksanaan supervisi pengajaran di lapangan, kenyataannya masih jauh dari

konsep teoritik yang dikembangkan di jurusan/program manajemen

pendidikan. Untuk mengatasi kesenjangan tersebut, diperlukan sosialisasi dan

(26)

bersama-12

sama harus dilakukan dengan pengembangan budaya mutu dalam pendidikan,

yang intinya terletak pada kualitas proses pembelajaran di dalam kelas.8 Taba heriyanto, meneliti “Supervisi Akademik Pengawas Sekolah Guru SMA di Kabupaten Kepahiang (Studi Deskriptif Kualitatif Tentang

Supervisi Akademik)”, inti dari tesis saudara Taba heriyanto adalah Pengawas sekolah memiliki andil dalam melaksanakan pengawasan akademik

yakni menilai dan membina guru dalam rangka mempertinggi kualitas proses

pembelajaran yang dilaksanakannya, sehingga kualitas hasil belajar peserta

juga semakin baik.9

Ika Widi Astuti, meneliti Kompetensi Profesional Guru Pendidikan

Agama Islam Madrasah Aliyah Al-Hikmah Gunungkidul. Hasil penelitian

menunjukkan : (1) Guru PAI Madrasah Aliyah Al-Hikmah sudah memiliki

kemampuan dalam penguasaan materi dan pengemabangan materi. Sehingga

dalam kegiatan pembelajaran dapat dilakukan secara efektif untuk mencapai

tujuan yang diharapkan. Hal ini didasarkan pada beberapa hal, antara lain :

kemampuan dalam menyampaikan materi dan penguasaan materi guru PAI

telah menerapkan kurikulum pendidikan yang sesuai dengan kurikulum

Departemen Agama. Tetapi ada juga Guru PAI MA GunungKidul yang

penguasaan materi dan pengembangan materi bagus, tetapi tidak profesional

dalam menjalankan tugasnya, hal ini terbukti dengan jarangnya salah satu

guru ini masuk untuk melakukan proses belajar mengajar. (2) Untuk

8Ali Rif’an, “

Implementasi Supervisi Aakademik dalam Proses Pembelajaran (Antara Konsep dan Praktik)”, Tesis, UIN Jakarta, 2011.

9

Taba heriyanto, “Supervisi Akademik Pengawas Sekolah Guru SMA di Kabupaten

(27)

13

meningkatkan kompetensi profesional di MA Gunungkidul dilakukan melalui

upaya kepala madrasah, dan upaya guru secara personal. a) Upaya yang

dilakukan oleh kepala madrasah adalah mengadakan FM2PG. Pelatihan/work

shop, dengan memberikan kesempatan secara luas terhadap guru untuk

mengaktualisasikan diri, melakukan kunjungan kelas, percakapan pribadi,

penilaian sendiri, pemberian motivasi-motivasi, dan lain-lain. b) Usaha guru

dalam meningkatkan kompetensi profesional masih sangat minim. Yaitu

sebatas mengikuti kegiatan yang diselenggarakan pihak yayasan Al-Hikmah

dalam meningkatkan kompetensi guru, tetapi ada juga guru PAI yang

mengikuti pelatihan/seminar, AMT dengan biaya sendiri, membaca

buku-buku/ dari media massa, mengakses internet, dan belajar menggunakan media

pembelajaran.10

Riduan Muhammad, meneliti Kompetensi Guru Pendidikan Agama

Islam dalam Pelaksanaan Evaluasi pembelajaran di SDLB. C (tuna graita)

kemala bayangkari 2 kebomas gresik. Hasil penelitiannya dapat disimpilkan

bahwa guru Pendidikan Agama Islam di SDLB.C (TUNA GRAHITA)

Kemala Bhayangkari 2 Kebomas Gresik memiliki kompetensi yang tinggi

dalam pelaksanaan evaluasi pembelajaran.11

Penelitian terdahulu yang penulis tulis di atas mengungkap tentang

supervisi akademik secara umum dan peranannya dalam perbaikan proses

pembelajaran serta mengkaji tentang kompetensi guru dalam mengevaluasi

10

Ika Widi Astuti, “Kompetensi Profesional Guru Pendidikan Agama Islam Madrasah

Aliyah Al-Hikmah Gunungkidul”, Tesis, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2009.

11

(28)

14

pembelajaran. Penelitian ini lebih fokus pada implementasi supervisi

akademik pengawas dan kepala sekolah dalam mengembangkan kompetensi

pedagogik guru PAI SD.

E. Metodologi Penelitian

1. Jenis Penelitian

Dengan berlandaskan pada masalah, maka penelitian ini termasuk

jenis penelitian kualitatif yang berdasarkan studi lapangan (field research)

dengan pendekatan deskriptif naturalistik, yaitu sebuah pendekatan dalam

penelitian yang menggambarkan kondisi obyek dan subyek penelitian

dengan gambaran sewajarnya atau apa adanya.12

2. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini bersifat kualitatif dengan pendekatan deskriptif

naturalistik karena penelitiaannya dilakukan pada kondisi yang alamiah

(natural setting). Sumber datanya ialah situasi wajar, peneliti

mengumpulkan data berdasarkan observasi situasi wajar, sebagaimana

adanya. Peneliti adalah instrument kunci yang mengadakan pengamatan

dan wawancara sendiri.13

3. Objek Studi

Penelitian ini termasuk jenis penelitian lapangan (field research)

yang bersifat studi kasus dengan mengambil objek studi peranan supervisi

12

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta, 2001, 18.

13

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,

(29)

15

akademik pengawas dan kepala sekolah dalam mengembangkan

kompetensi guru PAI SD.

Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Bumijawa Kabupaten

Tegal Tahun 2016, dikarenakan beberapa hal, yaitu:

a. Lokasi yang penulis teliti merupakan daerah yang letaknya agak jauh

dari kota yang problematikanya lebih banyak dan hitrogen, sehingga

nilai tawarnya memiliki nilai lebih untuk diteliti;

b. Dengan satu kecamatan semakin banyak dinamika yang dapat kita

gambarkan dan problematika yang kita temukan;

c. Kecamatan Bumijawa merupakan letak yang terdekat dengan rumah

penulis sehingga dari segi biaya dapat lebih menghemat dan dari segi

waktupun dapat terjangkau, akan tetapi secara nilai kevalidan data

tetap terjaga.

4. Jenis dan Sumber Data

a. Jenis Data

Penelitian ini termasuk penelitian lapangan (Field Research), yaitu

research yang dilakukan dikancah atau medan terjadinya gejala-gejala.14 Maka jenis data yang dibutuhkan dan yang digunakan adalah jenis data

lapangan yang disajikan secara deskriptif.

b. Sember Data

Untuk mengumpulkan sejumlah data diperlukan sumber data

diberbagai sumber yaitu:

14

(30)

16

1) Data Primer

Data Primer yaitu data pokok dalam penelitian ini, yaitu data

tentang implementasi supervisi akademik pengawas dan kepala

sekolah dalam mengembangkan kompetensi pedagogik guru PAI SD

se Kecamatan Bumijawa Kabupaten Tegal Tahun 2016. Data ini

dikumpulkan dengan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi.

2) Data Sekunder

Data sekunder dalam penelitian ini adalah sebagai pendukung,

yaitu kondisi obyektif pengawas, kepala sekolah dan guru PAI SD se

Kecamatan. Bumijawa Kabupaten Tegal Tahun 2016. Data ini

berupa perencanaan kepengawasan, jadwal kepengawasan, data

pengawas guru PAI SD, kepala sekolah, data guru PAI SD se

Kecamatan Bumijawa, sarana yang digunakan serta lain - lain. Data

ini dikumpulkan dengan teknik observasi dan dokumentasi.

5. Teknik Pengumpulan Data

Dalam melakukan pengumpulan data peneliti menjadikan Pengawas

dan guru yang tergabung dalam gugus Gatotkaca untuk menjadi informan

dalam penggalian dan pengumpulan data. Data kualitatif diambil melalui :

a. Observasi

Observasi partisipan dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan

pedoman sebagai instrumen pengamatan.15 Peneliti terlibat langsung,

15

(31)

17

sehinggga observasi partisipan digunakan untuk mencari data-data

implementasi supervisi akademik pengawas dan kompetensi guru PAI

SD se Kecamatan Bumijawa Kabupaten Tegal.

b. Wawancara

Wawancara ini dilakukan agar memperoleh data untuk memperkuat

data hasil observasi. Selebihnya wawancara dilakukan secara

open-ended, non struktur, sehingga lebih fleksibel.16 Daftar yang dimintai wawancara tersebut adalah: Pengawas PAI SD dan kepala sekolah

sebagai supervisor untuk mengetahui tentang implementasi supervisi

akademik. Guru PAI SD sebagai pemilik Kompetensi dan pelaksana

pembelajaran di kelas untuk mengetahui perangkat pembelajaran,

metode, dan media yang disiapkan sekaligus digunakan dalam proses

pembelajaran guru PAI SD se Kecamatan Bumijawa Kabupaten Tegal

Tahun 2016 .

c. Dokumentasi

Dokumentasi ini berupa arsip-arsip tentang kepengawasan

pengawas dan kepala sekolah serta kompetensi guru PAI SD se

Kecamatan Bumijawa Kabupaten Tegal Tahun 2016.

6. Metode Analisis Data

Analisis data merupakan upaya mencari dan menata secara

sistematis catatan hasil observasi, wawancara, dan lainya untuk

16

(32)

18

meningkatkan pemahaman peneliti tentang fenomena yang diteliti dan

menyajikannya sebagai temuan bagi orang lain.17

Analisa data sebagaimana menurut Patton yang dikutip oleh Lexy J

Moleong adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya

kedalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar.18

Analisis dilakukan atas data yang ditemukan di lapangan, dan bukan

sebagai upaya untuk menguji teori yang telah ditetapkan sebelumnya,

mengingat bahwa penelitian kualitatif menolak pra-konsep sebelum terjun

di lapangan.19

Adapun analisis data pada penelitian ini mengikuti model Miles and

Huberman yang dikutip oleh Sugiyono:

Periode pengumpulan

Gambar 1.1. Diagram komponen dalam analisis data.20

17

Noeng Muhadjir, Metode Penelitian Kualitatif..., 71. 18

Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif..., 103. 19

Noeng Muhadjir, Metode Penelitian Kualitatif..., 166. 20

Sugiyono, Prosedur Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002, 246.

(33)

19

Berdasarkan definisi dan diagram di atas, maka langkah-langkah

analisis data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Menelaah data yang berhasil dikumpulkan dari hasil observasi,

wawancara dan dokumentasi.

b. Mengadakan reduksi data dengan cara mengambil data yang dapat

diolah lebih lanjut.

c. Menyusun data dalam satuan-satuan yang relevan.

d. Melakukan kategorisasi sambil melakukan pengkodean (coding)

e. Mengadakan pemeriksaan keabsahan data

f. Menafsirkan data dan mengambil kesimpulan secara induktif dengan

cara berfikir berdasarkan fakta-fakta khusus, kemudian diarahkan

kepada penarikan kesimpulan yang bersifat umum.21

F. Sistematika Penulisan Tesis

Untuk memudahkan dalam memahami isi tesis ini, maka terlebih dahulu

penulis sajikan tentang sistematika penulisan tesis secara garis besarnya.

Bab satu, pada bab ini berisi tentang: Latar Belakang Masalah, Rumusan

Masalah, Signifikansi Penelitian, Kajian Pustaka, Metode Penelitian, dan

Sistematika Penulisan Tesis.

Bab dua, tentang supervisi akademik dan kompetensi pedagogik. Pada

bab ini membahas empat sub bab, yaitu: sub bab pertama tentang Supervisi

Akademik Pengawas, sub bab ke dua Supervisi Akademik Kepala Sekolah,

21

(34)

20

sub bab ke tiga tentang Kompetensi pedagogik guru, dan sub bab ke empat

tentang peran kompetensi pedagogik guru pai dalam mengajar.

Bab tiga membahas tentang profil. Pada bab ini membahas tiga sub bab, yaitu: sub bab pertama membahas tentang Profil Kecamatan Bumijawa, Sub

bab ke dua membahas tentang profil pengawas dan sub bab ke tiga

membahas tentang profil kepala sekolah.

Bab empat membahas tentang supervisi akademik pengawas dan kepala

sekolah. Pada bab ini membahas tiga sub bab, yaitu: sub bab pertama

membahas tentang tahapan implementasi supervisi akademik. Sub bab ke dua

membahas tentang keberhasilan supervisi akademik, dan sub bab ke tiga

membahas tentang hambatan supervisi akademik.

(35)

21 BAB II

SUPERVISI AKADEMIK DAN KOMPETENSI PEDAGOGIK

A. Supervisi Akademik Pengawas

Banyak pakar menyatakan betapa pentingnya supervisi sebagai bagian

dari manajemen pendidikan dalam substansi ekstensinya maupun substansi

intinya.22 Menurut konsep tradisional, supervisi dilaksanakan dalam bentuk inspeksi atau mencari kesalahan. Sedangkan dalam pandangan modern,

supervisi merupakan usaha untuk memperbaiki situasi pendidikan atau

pembelajaran, yakni sebagai bantuan bagi pendidik untuk meningkatkan

kemampuan profesionalisme sehinnga peserta didik akan lebih berkualitas.23 Konsekuensi prilaku supervisi tradisonal atau Snooper Vision adalah para staf

pengajar akan menjadi takut dan mereka bekerja secara terpaksa serta

mengurangi/mematikan kreativitas guru/dosen dalam pengembangan

profesionalismenya.24

Supervisor akademik, tentu memiliki peran berbeda dengan

“pengawas”. Supervisor, lebih berperan sebagai “gurunya guru” yang siap

22

H. Burhanuddin, dkk (ed.), Manajemen Pendidikan: Analisis Substantif dan Aplikasinya dalam Institusi Pendidikan, Malang: UM Press, 2003, 11.

23

Syaiful Sagala. Administrasi Pendidikan Kontemporer. Bandung: CV. Alfabeta, 2000, 228.

24

(36)

22

membantu kesulitan guru dalam mengajar. Supervisor akademik (pengajaran)

bukanlah seorang pengawas yang hanya mencari-cari kesalahan guru.

Peranan pengawas sekolah/madrasah adalah membantu guru-guru dan

pemimpin-pemimpin pendidikan untuk memahami isu-isu dan membuat

keputusan yang bijak yang mempengaruhi pendidikan siswa.25

Dalam melaksanakan supervisi akademik, pengawas sekolah/madrasah

hendaknya memiliki peranan khusus sebagai: 1. Patner (mitra) guru dalam

meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran dan bimbingan di

sekolah/madrasah binaannya; 2. Inovator dan pelopor dalam mengembangkan

inovasi pembelajaran dan bimbingan di sekolah/madrasah binaannya; 3.

Konsultan pendidikan dan pembelajaran di sekolah/madrasah binaannya; 4.

Konselor bagi guru dan seluruh tenaga kependidikan di sekolah/madrasah;

dan 5. Motivator untuk meningkatkan kinerja guru dan semua tenaga

kependidikan di sekolah/madrasah.26

Karena itu, sasaran supervisi akademik antara lain adalah untuk

membantu guru dalam hal: 1. merencanakan kegiatan pembelajaran dan atau

bimbingan; 2. melaksanakan kegiatan pembelajaran/ bimbingan; 3. menilai

proses dan hasil pembelajaran/bimbingan; 4. memanfaatkan hasil penilaian

untuk peningkatan layanan pembelajaran/ bimbingan; 5. memberikan umpan

balik secara tepat dan teratur dan terus menerus pada peserta didik; 6.

25

Piet A. Sahertian, Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan: Dalam Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia..., 20.

26

(37)

23

melayani peserta didik yang mengalami kesulitan belajar; 7. memberikan

bimbingan belajar pada peserta didik; 8. menciptakan lingkungan belajar

yang menyenangkan; 9. mengembangkan dan memanfaatkan alat bantu dan

media pembelajaran dan atau bimbingan; 10. memanfaatkan sumber-sumber

belajar; 11. mengembangkan interaksi pembelajaran/bimbingan (metode,

strategi, teknik, model, pendekatan dan sebagainya) yang tepat dan berdaya

guna; 12. melakukan penelitian praktis bagi perbaikan pembelajaran/

bimbingan; dan 13. mengembangkan inovasi pembelajaran/ bimbingan.27

Sedangkan Kompetensi Supervisor Akademik pengawas berdasarkan

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 12 Tahun 2007 tentang standar

kompetensi pengawas sekolah/madrasah yang meliputi kompetensi

kepribadian, kompetensi supervisi manajerial, kompetensi supervisi

akademik, kompetensi evaluasi pendidikan, dan kompetensi penelitian

pengembangan.28

Secara lebih sepesiifik kompetensi akademik supervisor adalah sebagai

berikut: 1. Memahami konsep, prinsip, teori dasar, karakteristik, dan

kecenderungan perkembangan tiap bidang pengembangan; 2. Memahami

konsep, prinsip, teori/teknologi, karakteristik, dan kecenderungan

perkembangan proses pembelajaran/ bimbingan tiap bidang pengembangan.

Membimbing guru dalam menyusun silabus tiap bidang pengembangan atau

mata pelajaran berlandaskan standar isi, standar kompetensi dan kompetensi

27

Surya Dharma, Peran dan Fungsi Pengawas Sekolah/ Madrasah …, 4.

28

(38)

24

dasar, dan prinsip-prinsip pengembangan KTSP; 3. Membimbing guru dalam

memilih dan menggunakan strategi/metode/teknik pembelajaran/bimbingan

yang dapat mengembangkan berbagai potensi siswa melalui bidang

pengembangan; 4. Membimbing guru dalam menyusun rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP); 5. Membimbing guru dalam melaksanakan kegiatan

pembelajaran/bimbingan (di kelas, laboratorium, dan/atau di lapangan) untuk

mengembangkan potensi siswa; 6. Membimbing guru dalam mengelola,

merawat, mengembangkan dan menggunakan media pendidikan dan fasilitas

pembelajaran/bimbingan, dan Memotivasi guru untuk memanfaatkan

teknologi informasi untuk pembelajaran/bimbingan.

Untuk dapat melaksanakan peran-peran di atas, supervisor harus

memiliki beberapa kompetensi dan kemampuan pokok, yaitu berkaitan

dengan (substantive aspects of professional development) meliputi

pemahaman dan pemilikan guru terhadap tujuan pengajaran, persepsi guru

terhadap peserta didik, pengetahuan guru tentang materi, dan penguasaan

guru terhadap teknik mengajar. Kedua berkaitan dengan (professional

development competency areas) yaitu agar para guru mengetahui bagaimana

mengerjakan tugas (know how to do), dapat mengerjakan (can do), mau

mengerjakan (will do) serta mau mengembangkan profesionalnya (will

grow).29

Adapun teknik-teknik Supervisi Akademik dapat dilakukan secara

individual maupun kelompok. Berbagai teknik supervisi individual meliputi

29

(39)

25

kegiatan, antara lain: 1. kunjungan kelas; 2. observasi kelas; 3. Pertemuan

individual; 4. kunjungan antar kelas; dan 5. self assessment.30

Berbagai kegiatan supervisi yang dilakukan secara kelompok, antara

lain 1. orientasi bagi guru baru; 2. ujicoba di kelas atau penelitian tindakan

kelas; 3. pelatihan sensitivitas; 4. pertemuan guru yang efektif; 5. melakukan

teknik Delphi untuk mengambil keputusan mengenai perbaikan

pengajaran/sekolah; 6. mengunjungi guru lain yang profesional; 7.

pengembangan instrument ujian secara bersama; dan 8. pusat kegiatan guru.

Dalam kegiatan supervisi kelompok tersebut, tentu saja peran

supervisor yang menonjol adalah sebagai koordinator dan group leader.

Sementara itu dalam kegiatan supervisi individual, supervisor lebih berperan

sebagai konsultan. Berbagai bentuk kegiatan atau taknik supervisi tersebut

tentunya sangat tergantung pada inisiatif supervisor.

B. Supervisi Akademik Kepala Sekolah

Permendiknas Nomor 28 Tahun 2010 “ Tentang Penugasan Guru

Sebagai Kepala Sekolah/Madrasah ” bahwa guru dapat diberikan tugas tambahan sebagai kepala sekolah/madrasah untuk memimpin dan mengelola

sekolah/madrasah dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan.31

Kepala sekolah memegang peranan penting dalam perkembangan

sekolah. Oleh karena itu, ia harus memiliki jiwa kepemimpinan untuk

30

Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional, Metode dan Teknik Supervisi. Jakarta: Pustaka Jaya, 2008. 20.

31

(40)

26

mengatur para guru pegawai tata usaha dan pegawai sekolah lainnya. Tetapi

belum semua kepala sekolah mengerti maksud kepemimpinan, kualitas serta

fungsi-fungsi yang harus dijalankan oleh pemimpin pendidikan. Dalam hal

ini, kepala sekolah tidak hanya mengatur para guru saja, melainkan juga

ketatausahaan sekolah siswa, hubungan sekolah dengan masyarakat dan orang

tua siswa. Tercapainya tujuan sekolah sepenuhnya bergantung pada

bijaksana yang terapkan kepala sekolah terhadap seluruh personal sekolah.

Kepala sekolah mempunyai beberapa peran dalam menjalankan

tugasnya. Salah satu peran kepala sekolah yaitu sebagai seorang supervisor.

Menurut Asmani supervisi merupakan kegiatan membina dan dengan

membantu pertumbuhan agar setiap orang mengalami peningkatan pribadi

dan profesinya.32 Menurut Daryanto, tujuan supervisi adalah untuk mengetahui apakah segala peraturan, perintah atau larangan dijadikan sesuai

dengan petunjuk. Kepala sekolah sebagai supervisor memberikan layanan

kepada guru untuk memperbaiki pengajaran dengan melakukan pembinaan

untuk meningkatkan dan mengembangkan kemampuan guru maupun

sekolah.33

Menurut Daryanto, adapun beberapa faktor yang mempengaruhi

berhasil atau tidaknya supervisi atau cepat lambatnya hasil supervisi yaitu

lingkungan masyarakat dimana sekolah berada, besar kecilnya sekolah yang

menjadi tanggung jawab kepala sekolah, tingkatan dan jenis sekolah, keadaan

32

Jamal Ma’mur Asamani, Tips Efektif Supervisi Pendidikan Sekolah, Jogyakarta: Diva Press, 2012, 188.

33

(41)

27

guru-guru dan pegawai-pegawai yang tersedia, kecakapan dan keahlian

kepala sekolah itu sendiri.34

Sebagai supervisor, kepala sekolah mempunyai beberapa peran penting

yaitu: 1. Melaksanakan penelitian sederhana untuk perbaikan situasi dan

kondisi proses belajar mengajar; 2 . Mengadakan observasi kelas untuk

peningkatan efektivitas proses belajar mengajar; 3. Melaksanakan pertemuan

individual secara profesional dengan guru untuk meningkatkan profesi guru;

4. Menyediakan waktu dan pelayanan bagi guru secara profesional dalam

pemecahan masalah proses belajar mengajar; 5. Menyediakan dukungan dan

suasana kondusif bagi guru dalam perbaikan dan peningkatan mutu proses

belajar mengajar; 6. Melaksanakan pengembangan staf yang berencana dan

terarah; 7. Melaksanakan kerjasama dengan guru untuk mengevaluasi hasil

belajar secara komprehensif; 8. Menciptakan team work yang dinamis dan

profesional; 9. Menilai hasil belajar peserta didik secara komprehensif.35

Seorang supervisor dalam bidang pendidikan (kepala sekolah)

mempunyai tanggung jawab besar dan lebih berat daripada supervisor di

bidang lain (misalnya direktur pengawas, kepala bagian, dan lain-lain).

C. Kompetensi Pedagogik Guru

Kompetensi guru merupakan kemampuan seseorang guru dalam

melaksanakan kewajiban-kewajiban secara bertanggung jawab dan layak.

Kompetensi yang dimilki oleh setiap guru akan menunjukkan kualitas guru

34

Daryanto, Administrasi Pendidikan, ..., 171. 35

(42)

28

dalam mengajar. Kompetensi tersebut akan terwujud dalam penguasaan

pengetahuan dan profesional dalam menjalankan fungsinya sebagai guru.

Artinya guru bukan saja harus pintar, tetapi juga harus pandai mentransfer

ilmunya kepada peserta didik.36

Istilah pedagogik diterjemahkan dengan kata ilmu mendidik, dan yang

dibahas adalah kemampuan dalam mengasuh dan membesarkan seorang anak.

Kompetensi pedagogik digunakan untuk merujuk pada keseluruhan konteks

pembelajaran, belajar, dan berbagai kegiatan yang berhubungan dengan hal

tersebut. Kompetensi pedagogik bertumpu pada kemungkinan pengembangan

potensi dasar yang ada dalam tiap diri manusia sebagai makhluk individual,

sosial dan moral.

Secara lebih sederhana terkait dengan guru, kompetensi pedagogik

berarti kemampuan guru dalam mengelola kelas sedemikian rupa agar tujuan

pendidikan dapat tercapai, yang didalamnya terdapat banyak hal cakupannya.

Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 27 Tahun 2008

dijelaskan tentang kompetensi pedagogik, meliputi: Menguasai ilmu

pendidikan dan landasan keilmuannya, Mengimplementasikan prinsip-prinsip

pendidikan dan proses pembelajaran, dan Menguasai landasan budaya dalam

praksis pendidikan.37

Guru memiliki pengaruh luas dalam dunia pendidikan. Di sekolah ia

adalah pelaksana administrasi pendidikan yaitu bertanggung jawab agar

36

Nanang Hanifah dan Cucu Suhana, Konsep Strategi Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta, 2009, 103.

37 Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian RI, 2010, “Lomba Fun Science

(43)

29

pendidikan dapat berlangsung dengan baik. Oleh karena itu, guru harus

memiliki kompetensi dalam mengajar. Kompetensi pedagogik merupakan

salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap guru dalam

jenjang pendidikan apapun.

Istilah kompetensi memiliki banyak makna, ada beberapa definisi

tentang pengertian kompetensi yaitu:38

1. Dalam UU RI No 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen ditulis:

Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, ketrampilan dan

perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai oleh guru atau

dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan.39

2. Dalam bukunya Dr. H. Syaiful Sagala, M. Pd. yang berjudul

Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan di jelaskan:

Kompetensi adalah perpaduan dari penguasaan, pengetahuan,

keterampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan

berpikir dan bertindak dalam melaksanakan tugas/pekerjaannya.40

3. Menurut W. Robert Houston memberikan pengertian adalah

sebagai berikut : “Competence” ordinarily is difined as “adequacy

38

Depdiknas, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS, Jakarta: CV. Mini Jaya Abadi, 2003, 9.

39

Depdiknas, UU RI No 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Jakarta: CV. Mini Jaya Abadi, 2005, 7.

40

(44)

30

for a task” or as “possession of require knowledge, skill and

abilities”.41

Dari uraian diatas nampak bahwa kompetensi mengacu pada

kemampuan melaksanakan sesuatu yang diperoleh melalui pendidikan.

Kompetensi guru menunjuk kepada performance dan perbuatan yang rasional

untuk memenuhi spesifikasi tertentu dalam melaksanakan tugas-tugas

kependidikan. Dikatakan rasional karena mempunyai arah dan

tujuan, sedangkan performance adalah perilaku nyata dalam arti tidak hanya

diamati tetapi mencakup sesuatu yang tidak kasat mata.

Pedagogik adalah teori mendidik yang mempersoalkan apa dan

bagaimana mendidik itu sebaik-baiknya.42 Oleh sebab itu pedagogik dipandang sebagai suatu proses atau aktifitas yang bertujuan agar tingkah

laku manusia mengalami perubahan.43

Adapun pengertian kompetensi pedagogik adalah kemampuan dalam

pengelolaan peserta didik, meliputi:44

1. Pemahaman wawasan guru akan landasan dan filsafat pendidikan.

2. Guru memahami potensi dan keberagaman peserta didik, sehingga

dapat didesain strategi pelayanan belajar sesuai keunikan masing-masing

peserta didik.

41

Roestiyah N.K “Masalah-Masalah Ilmu Keguruan” Jakarta: Bina Aksara, 1982, 4.

42

Edi Suardi, Pedagogik, Bandung: Angkasa OFFSET, 1979, 113.

43

Dewi Gusti, Kompetensi Pedagogik, http://dewigusti.blogspot.com. Diakses pada tanggal 7 Agustus 2016, Pukul: 16.36 WIB.

44

(45)

31

3. Guru mampu mengembangkan kurikulum/silabus baik dalam bentuk

dokumen maupun implementasi dalam bentuk pengalaman belajar.

4. Guru mampu menyusun rencana dan strategi pembelajaran

berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar.

5. Mampu melaksanakan pembelajaran yang mendidik dengan

suasana dialogis dan interaktif.

6. Mampu memanfaatkan tegnologi pembelajaran

7. Mampu melakukan evaluasi hasil belajar dengan memenuhi prosedur

dan standar yang dipersyaratkan. Sebagaimana dalam firman Allah

dalam surat al-Baqarah ayat 31 berikut:

بَهَّلُك َءبَمْسلأا َمَدآ َنَّلَعَو

benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para malaikat lalu berfirman: “Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang benar orang-orang yang benar!”. (Qs. al-Baqarah: 31)45

ayat di atas menerangkan pengevaluasian terhadap nabi Adam tentang

asma-asma yang diajarkan Allah kepadanya dihadapan malaikat.

8. Mampu mengembangkan bakat dan minat peserta didik melalui

kegiatan intrakulikuler dan ekstrakulikuler untuk mengaktualisasikan

berbagai potensi yang dimilikinya.46

45

Sunarjo, Al-qur’an dan Terjemahnya, Jakarta: Lentera Islami, 2002, 21.

46

(46)

32

Sedangkan pengertian guru dalam kamus besar Bahasa Indonesia

adalah orang yang pekerjaannya mengajar.47 Dan menurut Roestiyah N.K. bahwa guru adalah sebagai pembimbing, untuk membawa anak didik

kearah kedewasaan, pendidik tidak maha kuasa, tidak dapat membentuk

anak menurut sekehendaknya.48

Dalam perspektif Islam, pendidik adalah orang-orang yang

bertanggung jawab terhadap perkembangan peserta didik dengan

mengupayakan perkembangan seluruh potensi peserta didik, baik potensi

afektif, koqnitif maupun psikomotorik sesuai dengan nilai-nilai ajaran

Islam.49

Perlu diketahui bahwasannya pendidikan agama Islam sendiri adalah

bimbingan jasmani, rohani berdasarkan hokum-hukum agama Islam menuju

kepada terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam.

Jadi, dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kompetensi

pedagogik guru PAI adalah seperangkat pengetahuan, ketrampilan

dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai oleh guru PAI

dalam mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan

mengevaluasi peserta didik sehingga dapat meningkatkan

perkembangan jasmani dan rohani mencapai tingkat kedewasaan

sehingga mampu menunaikan tugas-tugas kemanusiaannya sebagai

(kholifah fil ardh) sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam.

47

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,

Jakarta: Balai Pustaka, 1989, 288.

48

Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik, Jakarta: Rineka Cipta, 2000, 38.

49

(47)

33

Adapun kompetensi pedagogik yang harus dimiliki oleh guru

khususnya guru PAI, meliputi:

1. Pemahaman terhadap peserta didik, sedikitnya ada empat hal yang harus

dipahami guru dari peserta didiknya, yaitu: a) tingkat kecerdasan; b)

kreativitas; c) cacat fisik; d) perkembangan kognitif.

2. Perancangan pembelajaran, dalam pembelajaran terdapat kegiatan

memilih, menetapkan dan mengembangkan metode untuk mencapai

hasil pembelajaran yang diinginkan. hal ini mencakup tiga kegiatan

yaitu: a) identifikasi kebutuhan; b) identifikasi kompetensi; c)

penyusunan program pembelajaran.50

3. Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis, dalam peraturan

pemerintah tentang guru dijelaskan bahwa guru harus memiliki

kompetensi untuk melaksanakan pembelajaran yang mendidik dan

dialogis. Hal ini berarti bahwa, pelaksanaan pembelajaran harus

berangkat dari proses dialogis antar sesama subjek pembelajaran

sehingga melahirkan pemikiran kritis dan komunikatif.

4. Pemanfaatan teknologi pembelajaran, teknologi pembelajaran

merupakan sarana pendukung untuk memudahkan pencapaian tujuan

pembelajaran dan pembentukan kompetensi, memudahkan penyajian

data, informasi, materi pembelajaran dan variasi budaya. Oleh karena itu,

memasuki abad 21, sumber belajar dengan mudah dapat diakses

50

(48)

34

melalui teknologi informasi, khususnya internet yang didukung oleh

komputer.

5. Evaluasi hasil belajar, evaluasi atau penilaian memegang peranan

penting dalam segala bentuk pengajaran yang efektif. Berhasil tidaknya

suatu pendidikan dalam mencapai tujuannya dapat dilihat dari hasil

evaluasinya. Evaluasi dapat dilakukan untuk mengetahui perubahan

perilaku dan pembentukan kompetensi peserta didik yang dapat

dilakukan dengan beberapa cara, yaitu: a) penilaian kelas; b) tes

kemampuan dasar; c) penilaian akhir satuan pendidikan dan sertifikasi;

d) benchmarking (mengukur kinerja yang sedang berjalan); e) penilaian

program. 51

6. Pengembangan peserta didik, Pengembangan peserta didik dapat

dilakukan oleh guru melalui berbagai cara antara lain:52a) kegiatan ekstra kurikuler; b) pengayaan dan remedial; c) bimbingan dan

konseling;

D. Peran Kompetensi Pedagogik Guru PAI dalam Mengajar

Semua orang yakin bahwa guru memiliki andil yang sangat besar

terhadap keberhasilan pembelajaran di sekolah. Guru sangat berperan dalam

membantu perkembangan peserta didik untuk mewujudkan tujuan hidupnya

secara optimal. Minat, bakat, kemampuan dan potensi-potensi yang

dimiliki oleh peserta didik tidak akan berkembang secara optimal tanpa

bantuan guru.

51

E. Mulyasa, Profesionalisme Guru, Yogyakarta: Lentera Ilmu, 2009, 110.

52

(49)

35

Dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional. Ada beberapa tujuan dikeluarkannya UU No. 14

tahun 2005 ini, yang dijelaskan dalam bagian penjelasannya, diantaranya:

meningkatkan martabat guru, meningkatkan kompetensi guru, dan

meningkatkan mutu pembelajaran.53

Peran kompetensi pedagogik Guru PAI dalam mengajar adalah sebagai

pengelola proses belajar mengajar PAI, bertindak selaku fasilitator yang

berusaha menciptakan proses belajar mengajar yang efektif dan tidak

membosankan.54 Apalagi mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) kurang mendapat perhatian dalam pemikiran peserta didik,

mengembangkan bahan pelajaran dengan baik dan meningkatkan

kemampuan peserta didik untuk menyimak pelajaran dan menguasai

tujuan-tujuan pendidikan Islam yang harus mereka capai yaitu

meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan dan pengamalan tentang

agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertakwa

kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi,

masyarakat, berbangsa dan bernegara.

Hal ini menuntut perubahan-perubahan dalam penggunaan metode

mengajar, strategi belajar mengajar, maupun sikap dan karakteristik guru

dalam mengelola pembelajaran. Untuk itu, guru harus mampu mengelola

pembelajaran yang memberikan rangsangan kepada peserta didik sehingga ia

53

Depdiknas, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS…, 5 2 .

54

(50)

36

mau belajar karena memang peserta didiklah subjek utama dalam

belajar. Guru yang mampu melaksanakan perannya sesuai dengan

tuntutan seperti yang disebutkan di atas yaitu sebagai seorang guru yang

memiliki kompetensi pedagogik.55

Oleh sebab itu peran kompetensi pedagogik guru dalam proses

pendidikan yang berkualitas tidaklah ringan. Apalagi dalam konteks

pendidikan Islam, dimana semua aspek pendidikan Islam terkait dengan nilai-

nilai (Value Bound), yang melihat guru bukan hanya pada penguasaan materi

tetapi juga pada investasi nilai-nilai moral dan spiritual.

Adapun ciri-ciri guru PAI yang memiliki kompetensi pedagogik

diantaranya adalah:

1. Memiliki wawasan keilmuan yang luas sehinga materi PAI dapat

ditinjau dari berbagai disiplin keilmuan yang lain.

2. Memahami psikologi anak didik sehingga belajar PAI di sekolah

bagi anak didik bukan saja belajar tentang yang boleh dan tidak boleh,

tetapi mereka belajar adanya pilihan nilai yang sesuai dengan

perkembangan mereka.

3. Guru dalam mentransfer nilai tidak hanya diberikan dalam

bentuk ceramah, tetapi juga terkadang dalam bentuk membaca puisi,

bernyanyi, mendongeng dan bentuk lainnya, sehingga suasana belajar

tidak monoton dan terasa menyenangkan.

55

(51)

37

4. Guru tidak hanya menyampaikan istilah-istilah arab kepada anak

didik atau memiliki kemampuan Bahasa Arab, tetapi juga diperlukan

kemampuannya dalam Bahasa Inggris, sehingga kesan guru sebagai

kaum yang dimarginalisasi dan hanya bisa menyampaikan ini halal

dan ini haram berkurang.

5. Guru PAI hendaknya mengikuti perkembangan metode pembelajaran

mutakhir yaitu menggunakan media teknologi informasi dalam

pembelajarannya sehingga pembelajaran yang efisien dapat dicapai.56 Guru harus menguasai metode mengajar, menguasai materi yang akan

diajarkan dan ilmu-ilmu lain yang ada hubungannya dengan ilmu yang akan

diajarkan kepada siswa. Juga mengetahui kondisi psikologis siswa dan

psikologis pendidikan agar dapat menempatkan dirinya dalam kehidupan

siswa dan memberikan bimbingan sesuai dengan perkembangan siswa.57 Guru sebelum mengelola interaksi proses pembelajaran di kelas,

terlebih dahulu harus sudah menguasai bahan atau materi apa yang akan

dibahas sekaligus bahan-bahan yang berkaitan untuk mendukung jalannya

proses pembelajaran. Bahan pelajaran adalah substansi yang akan

disampaikan dalam proses pembelajaran di kelas. Dengan menguasai materi

pelajaran, maka guru akan lebih mudah dalam pengelolaan kelas. Selain itu

guru menjadi lebih mudah dalam memilih strategi belajarnya agar tujuan

yang hendak dicapai dalam materi pelajaran tersebut berhasil terwujud.

56

Hasbi Indra, “Peran Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Implementasi Kurikulum standar Nasional”, http://aksay.multiply.com. Diakses pada tanggal 17 Juni 2016, Pukul. 14.30 WIB.

57

(52)

38

Penguasaan bahan ajar yang berkaitan dengan materi pokoknya dari

ilmu-ilmu lain seringkali sangat dibutuhkan dalam memberikan

penjelesannya. Hal ini menjadi sebuah kebutuhan dimasa sekarang, dimana

arus informasi begitu cepat untuk diketahui siswa.

Oleh karena itu, perlunya guru PAI senantiasa mengembangkan

wawasan keilmuan yang berhubungan langsung dengan materi pelajaran, dan

hal-hal lainnya yang berkaitan dan dapat membantu pemahaman siswa.

Kompetensi yang perlu dimiliki diantaranya yaitu guru memperhatikan “seni mengajar dan mendidik”, guru tidak cukup hanya memiliki pengetahuan yang

diajarkan tetapi juga harus memiliki pengetahuan tentang psikologi anak,

(53)

39 BAB III

PROFIL BUMIJAWA DAN PENGAWAS

A. Profil Kecamatan Bumijawa

1. Keadaan Geografis

Kecamatan Bumijawa adalah salah satu kecamatan yang ada di

Kabupaten Tegal. Kecamatan Bumijawa terdiri dari 18 desa, yakni

Bumijawa, Sumbaga, Muncanglarang, Batumirah, Sigedong, Cintamanik,

Jejeg, Gunung Agung, Cawitali, Pagerkasih, Sokasari, Traju, Carul,

Begawat, Guci, Sokatengah, Dukuhbenda dan Cempaka. Batas-batas

wilayah Kecamatan Kecamatan Bumijawa adalah sebagai berikut:

a. Sebelah Barat : Kabupaten Brebes

b. Sebelah Selatan : Kabupaten Banyumas dan Kabupaten Brebes

c. Sebelah Utara : Kecamatan Margasari dan Balapulang

d. Sebelah Timur : Kecamatan Bojong

Kecamatan Bumijawa merupakan kecamatan yang berada di daerah

pegunungan sehingga jarak desa dibatasi dengan bukit-bukit dan dataran

tinggi 682 m dari permukaan laut. Hal ini menjadikan transportasi antar

Gambar

Gambar 1.1. Diagram komponen dalam analisis data.20

Referensi

Dokumen terkait

Analisis terhadap data bobot relatif menunjukkan bahwa kandungan protein ransum (15 vs 19%) tidak nyata (P>0,05) berpengaruh terhadap bobot relatif segmen saluran pencernaan anak

Akan tetapi, pelaksanaan Binusmaya untuk jurusan yang baru didirikan 5 tahun ini, telah menimbulkan suatu pertanyaan, yaitu apakah e-learning Universitas Bina Nusantara

menentukan menyunting informasi iklan, slogan, dan poster sesuai bahasa yang baik dan benar.. Pertemuan Kedua

Penelitian ini bertujuan: (1) Mengetahui tingkat adversity quotient peserta didik MTs Darul Karomah (2) Mengetahui tingkat kecerdasan intelektual peserta didik MTs

Diperoleh beberapa fakta dari hasil studi pendahuluan, yaitu (1) siswa belum mampu memberikan alasan pada jawaban mereka, padahal mungkin siswa tersebut tahu alasannya,

Hubungan yang signifikan antara supervisi akademik pengawas sekolah dan kompetensi kepemimpinan kepala sekolah dengan kinerja guru, maka dinyatakan bahwa

Rencana Kerja SKPD (Renja SKPD) Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Kabupaten Kediri Tahun 2020

haji. Akad yang digunakan adalah akad Kafalah bil Ujrah. Aplikasi Pembiayaan Akad Mura>bah}ah bil Waka>lah Untuk Pembelian Bahan Material Bangunan di BMT UGT Sidogiri