• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDIDIKAN KERUKUNAN BERAGAMA (Studi Analisis Terhadap Penanaman Nilai-Nilai Kerukunan Beragama di SMP Muhammadiyah Salatiga Tahun 2010)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENDIDIKAN KERUKUNAN BERAGAMA (Studi Analisis Terhadap Penanaman Nilai-Nilai Kerukunan Beragama di SMP Muhammadiyah Salatiga Tahun 2010)"

Copied!
159
0
0

Teks penuh

(1)

PENDIDIKAN KERUKUNAN BERAGAMA

(Studi Analisis Terhadap Penanaman Nilai-Nilai Kerukunan

Beragama di SMP Muhammadiyah Salatiga Tahun 2010)

SKRIPSI

D isiiik is untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

Oleh:

PUSPO NUGROHO

111 06 026

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

(2)
(3)

PENDIDIKAN KERUKUNAN BERAGAMA

(Studi Analisis Terhadap Penanaman Nilai-Nilai Kerukunan

Beragama di SMP Muhammadiyah Salatiga Tahun 2010)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

Oleh:

PUSPO NUGROHO

111 0 6 0 2 6

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

(4)

KEMENTERIAN AGAMA RI

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA

Jl. Tentara Pelajar No. 2 Tip 323706 Fax. 323433 Kode Pos 50721 Website :http//www.salatiga.ac.id, e-mail :akademika@stainsalatiga.ac.id

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi Saudara : Nama : Puspo Nugroho

NIM : 11106026 Jurusan : Tarbiyah

Program studi : Pendidikan Agama islam

Judul : PENDIDIKAN KERUKUNAN BERAGAMA

(Studi Analisis Terhadap Penanaman Nilai-Nilai Kerukunan Beragama di SMP Muhammadiyah Salatiga tahun 2010)

telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.

Sa lati g a , ... -AV.

W '.

... 20 i 0 Pembimbing

(5)

KEMENTERIAN AGAMA RI

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA

Jl. Tentara Pelajar No. 2 Tip 323706 Fax. 323433 Kode Pos 50721 Website :http//www.salatiga.ac.id, e-mail :akademika@stainsalatiga.ac.id

PENGESAHAN KELULUSAN

Skripsi Saudara PUSPO NUGROHO dengan nomor induk mahasiswa 11106026 yang beijudul PENDIDIKAN KERUKUNAN BERAGAMA (Studi Analisis Terhadap Penanaman Nilai - Nilai Kerukunan Beragama Di SMP Muhammadiyah Salatiga Tahun 2010) telah dimunaqosahkan dalam Sidang Panitia Ujian Jurusan Tarbiyah Program Studi Pendidikan Agama Islam Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga pada hari Selasa tanggal 31 Agustus 2010 dan teiah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Saijana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Panitia Ujian

Salatiga, 31 Agustus 2010

Sekretaris Sidang

IP 19670112 199203 1 005

Penguji II

Dr. H. M Zulfa Mahasin, M.Ag M P : 19520430 197703 1 001

( ' j j V k y ) .

Prof. Dr. H. MlansurJVLAc NIP : 19680613 199403 1 004

Pembimbing

7

Ye<Jf Efriadi, M.Ag

*

(6)

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Yang bertanda tangan di bawah i n i: Nama : Puspo Nugroho

NIM : 11106026

Jurusan : Tarbiyah

Program S tu d i: Pendidikan Agama Islam

Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jipiakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Salatiga, 31 Agustus 2010 Yang Menyatakan

(7)

MOTO

Trinsvp 'ResiprokaCitas... "Jika Ingin D isayang M aka

Sayangilah, Jika Ingin D ihorm ati M aka NormatiCah & Jika

Tidak Ingin Dimusuhi M aka Jangan Mengganggu"

/a tflC

{ KJ.VLV +s\u j\J' ~SXtSlAAA,lAA,/fA c* r„ )

/• Z'

"U ntukm u agamamu, dan untukkuCah, agam aku

. "

(Q_S. JAC X afirun 6)

i j j i

La

fa

j a

\

j£ l Lajj j . A-ul L J La£- VI Laj|

"Sesungguhnya SegaCa JAmaC Itu 'Tergantung N ia tn ya D an

Sesungguhnya Setiap Orang M endapatkan Jtpa yan g

D iniatkannya" (3( r .

:

Buckori)

(8)

P E R S e M B A H A N

*♦

* Tiada ungkapan yang bisa menterjemahkan setiap kucuran darah,

peluh keringat dan setiap tetes air mata dari sebuah karya yang

tercipta sebagai tanda kasih, ucapan terima kasih dan do'a.

Kupersembahkan karya ini untuk : Ibu-Ibu-Ibunda tercinta serta

Almarhum Ayahanda tersayang, hormat ta'dzim tak terhingga

kepada beliau yang senantiasa Derjuang denu anaknya. Perjuangan

mereka tak lapuk oleh teriknya matahari dan tak luntur puia

tersiram oleh hujan. Merekalah yang telah melinangi sekujur

tubuhnya dengan darah, keringat serta air mata. Mereka jualah

yang senantiasa membasahi bibirnya dengan do'a. Demi

mengenalkan ananda tentang arti sebuah kehidupan.

❖ Semua familiku yang terkasih (kakek, nenek, budhe, pakdhe,

buiik, paklik dan saudara-saudara sepupuku semua)

yang

memberiku kasih sayang, support dan mend o'akan ku dalam

menempuh studi.

j.

❖ Generasi dambaan umat Islam

(sabar

§ Syufeur. )Tersenyum

dan.

btrttrLv'A.a

kasihlah kep

ada Tuhan

bahwa felt

a

ru.aslh hidup !

Lift

Is a

(9)

KATA PENGANTAR

<j UJJJ 4il! JJ « ^Lutll

•uA- >dlj VI i-i >uit ylc j» iluJIj S iLoltj UJI (_ij 4J1 x*aJI jll jll 4&I ^uu 4» j*jUI^ (jjjLAi.1 4_i 1 •>. .^yj 4j| ^ Ic j

Segala puji bagi Allah Swt tuhan sekalian alam atas segala rahmat, taufik dan hiuayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai syarat mencapai gelar Sarjana Pendidikan Islam. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi dan Rasul termulia, sang pelita kehidupan, penyibak kabut kegulitaan hati, penerang jalan menuju Ulahi, Nabi Muhammad Saw beserta keluarganya dan para sahabatnya yang mulia. Amma ba'du

Kehidupan ini bagaikan perahu yang sedang berlayar di samudra, kadang kala perahu itu harus menghadapi ombak dan badai. Demikian pula dengan keadaan yang dialami oleh penulis di dalam penyusunan skripsi ini, tidak sedikit hambatan dan rintangan yang dihadapi. Namun Al*hamduli!lah, dengan izin Aliah dan k.eija keras, akhirnya penulisan skripsi ini dapat diselesaikan meskipun jauh dari kesempurnaan.

Penulis menyadari dengan sepenuhnya bahwa skripsi ini tidak akan terwujud tanpa bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada :

(10)

2. Bp Suwardi,M.Pd selaku Ketua Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga.

3. Dra. Siti Asdiqoh, M.SI selaku Ketua Progdi Pendidikan Agama Islam Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga.

4. Dosen Pembimbing, Bpk Yedi Efriadi, M.Ag yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya dengan tulus yang telah memberikan

pengarahan dan bimbingan dalam penyempurnaan penyusunan skripsi ini. 5. Dosen Penmiji 1. Dr. H. M 7iilfa Mahasin M.Ag Dosen Penguji 2.

Prof. Dr. H. Mansur, M.Ag, Sukron Jaza b m u lla h Afisanal Jaza' Jaza an Katsiro

6. Kepala Sekolah di SMP Muhammadiyah Salatiga (Drs. Yudi Haryono, S.Pd), yang telah mengizinkan penulis untuk mengadakan penelitian di Sekolah yang dipimpinnya.

7. Bapak/Ibu Guru di SMP Muhammadiyah Salatiga, serta semua pihak yang telah memberikan pelayanan, bantuan yang baik serta motivasi kepada penulis sehingga skripsi ini terselesaikan.

8. Pimpinan dan Petugas Perpustakaan (STAIN) Salatiga, Perpustakaan Umum Salatiga yang telah memberikan fasilitas dan pelayanan untuk

mendapatkan buku-buku yang diperlukan sampai skripsi ini terselesaikan. 9. Bapak/Ibu Dosen yang telah mengajarkan dan memberikan ilmunya

kepada penulis selama dalam perkuliahan.

(11)

11. Ibunda dan Ayahanda tercinta (Painem dan Sukarman {Almarhum j), yang telah membiayai, mengasuh, mendidik, membimbing dan memberikan dorongan, do'a dan pengorbanan usaha, keija keras, motivasi serta kasih sayang yang tak terhingga baik secara moril maupun materil kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan studi dan skripsi ini.

12. Rekan-rekan dewan Asatidz-Asatidzah TPQ Al Hidayah & MADIN Hidayatut Tholibin yang tak henti-hentinya mensuport serta adik-adikku tercinta yang telah menjadi inspairing nerialanan hidupku

13. Sahabat-sahabatku tercinta, (tcL ) terlebih keluarga besar PAI A '06 (Rina,

Widya, Anis, ifah, Mita, Farid, Roifatul, Mutmainnah, Zaenal, Ali, Uliss, Lilis, Joko, Fiqni, Kamidi, Qotibi, Tri, Rozikin, Elisa, Badrus, Aini, Adi, Ema Kusmi, Fatma,Umi) semua temanku di kampus tercinta STAIN Salatiga angkatan 2006 serta teman-temanku yang saya kenal yang tak mungkin dapat saya sebutkan semuanya yang telah memberikan saran, doa, motivasi serta dan humornya.

14. Keluarga besar IPNU-1PPNU An-Cab Argomulyo Salatiga serta REMAS Al Hidayah Juranggunting yang selalu menemani jalannya kehidupan ini dalam menegakkan syi'ar Islam di tanah kelahiran Kota Salatiga tercinta 15. Keluarga besar Biro konsultasi “TAZK1A” STAIN Salatiga

(12)

karena keterbatasan kemampuan kami, mungkin saja masih banyak kekeliruan dan kesalahan di dalamnya. Dengan berpegangan bahwa Tiada gading yang tak retak, maka dengan kerendahan hati segala pandangan dan saran sangat penulis harapkan demi untuk kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya penulis berharap semoga apa yang disajikan dalam skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi para pembaca. Akhirnya penulis ucapkan “Alham dulillahi Rabbil ‘A lam in”, semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis sendiri khususnya dan pembaca pada umumnya Akhir kata S u k ro n J a z a k u m u l l a h A h s a n a l J a z a ' A n k a t s i i r o . . . .

Wallahul Muwafiq Ha Aqwamith Thariq

4jISJJJ Atti A.43,j j »<jk*- ^

(13)

Abstrak

Nugroho, Puspo. puspo.nugroho@vahoo.com 2010. Pendidikan Kerukunan Beragama (Studi Analisis Terhadap Penanaman Nilai-Nilai Kerukunan Beragama di SMP Muhammadiyah Salatiga Tahun 2010). Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing :Yedi Efriadi, M.Ag

Kata K unci: Pluralitas. Agama, Penanaman Nilai-Nilai Kerukunan Beragama

Kekayaan akan keanekaragaman-agama, etnik, dan kebudayaan- ibarat pedang bermata dua. Di satu sisi kekayaan ini merupakan khasanah yang patut dipelihara serta dapat memberikan nuansa dan dinamika bangsa, tetapi dapat pula merupakan titik pangkal perselisihan, konflik vertikal uan horizontal. Penelitian ini diharapkan untuk mengetahui sejauh mana peranan iembaga pendidikan Islam khususnya Muhammadiyah daiam kerukunan beragama.

Pertanyaan pokok yang ingin ditemukan melalui penelitian ini adalah (1) bagaimanakah model kurikulum pendidikan kerukunan beragama / tasamuh yang diterapkan di SMP Muhammadiyah Salatiga?,(2) bagaimanakah pemahaman guru terkait kerukunan beragama di SMP Muhamadiyah, dan (3) bagaimanakah proses penanaman nilai-nilai kerukunan beragama tersebut?. Untuk menjawab beberapa pertanyaan dan permasalahan diatas, penelitian ini menggunakan langkah pendekatan kualitatif dengan metode Grounded Teory yaitu sebuah pendekatan yang refleksif dan terbuka, dimana pengumpulan data, pengembangan konsep teoritis serta ulasan literatur berlangsung dalam proses siklus berkelanjutan. Dalam pemilihan sampel informan, peneliti menggunakan teknik P urposif Sam pling dengan variasi Sampling Rujukan Berantai atau Snow ball Sam pling yaitu salah satu informan yang mengetahui secara mendetail terhadap tema kajian yang nantinya akan mengusulkan nama-nama individu lain yang mempunyai pengetahuan yang lebih mendalam yang mendukung riset tersebut

(14)

DAFTAR ISI

L E M B A R PEN GESAHAN...iii

M O T O ... v

PERSEM BA H A N ...vi

KATA PEN GA N TAR... vii

A BSTRA K ... xi

D A FTA R ISI. . . . ... xli B A B I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah...5

C. Fokus Penelitian...5

D. Tujuan P enelitian...7

E. Kegunaan Penelitian... 7

F. Penegasan Istilah... 8

G. Alasan pemilihan judul... ,10

H. Metode Penelitian...12

I. Sistematika Penulisan... 20

BAB II K A JIAN PUSTAKA A. Esensi Pendidikan... 22

B. Kerukunan Umat Beragama Dalam Perspektif Islam... 27

(15)

D

.

Peranan Agama-agama Dalam Masyarakat Plural...39

E.

Tujuan dan Manfaat Pentingnya Pendidikan Kerukunan Beragama di

Indonesia... 44

BAB III HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum SMP Muhammadiyah Salatiga... 47

1. Setting Geografis SMP Muhamauiyali Dan Profil Kota Salatiga... 47

2. Profil SMP Muhammadiyah Salatiga...49

a. Sejarah Berdirinya...49

b. Visi dan Misi SMP Muhammadiyah...52

c. Program-program unggulan yang sedang dikembangkan oleh Sekolah SMP Muhammadiyah...54

d. Keadaan Guru, Pegawai dan Siswa...55

e. Struktur Organisasi...64

f. Fasilitas Sekolah... 65

g. Bidang Kesiswaan... ... ...67

h. Kegiatan Ekstra Kurikuler...67

B.

Model

Kurikulum Pendidikan Kerukunan

Beragama di

SMP

Muhamadiyah... ... 68

(16)

D. Proses Penanaman Nilai-Nilai Kerukunan Beragama di SMP Muhammadiyah Salatiga tahun 2010... 81

BAB IV PEMBAHASAN

A. Kurikulum Pendidikan Kerukunan Beragama di SMP Muhammadiyah.... 85

B. Pemahaman Guru Tentang Kerukunan Beragama...91

C. Penanaman Nilai-Nilai Kerukunan Beragama di SMP Muhammadiyah Salatiga... 102

BAB V PENUTUP

(17)

BABI PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam sejarah kehidupan berbangsa dan bernegara, Indonesia melebihi kebanyakan negara-negara lain, merupakan negara yang tidak saja multi- suku, multi-etnik, multi - budaya tetapi juga multi-agama. Kemajemukan tersebut pada satu sisi merupakan kekuatan sosial dan keragaman yang indah apabila satu sama lain mampu bersinergi dan saling bekerja sama untuk membangun bangsa ini. Namun, pada sisi lain, kemajemukan tersebut apabila tidak dikelola dan dibina dengan tepat dan baik akan menjadi ancaman dan pemicu konflik serta kekerasan yang dapat menggoyahkan sendi-sendi kehidupan berbangsa. Dalam kehidupan masyarakat Indonesia yang majemuk, adanya perbedaan merupakan sebuah keniscayaan dan Sunnatullah yang harus tetap dijaga keharmonisannya sehingga cita-cita bangsa ini untuk mewujudkan masyarakat Madani yang sejahtera adi! dan makmur dapat tercapai.

(18)

kemanusiaannya. Kesadaran beragama akan membangkitkan kesadaran tentang betapa pentingnya dan bernilainya kehadiran manusia lain, yang mungkin memiliki perbedaan, keunikan tersendiri, dan bahkan tidak seperti yang kita pahami.

Islam adalah agama yang universal, bukan sekedar untuk suatu kaum atau bangsa tertentu dan bukan sekedar untuk manusia yang mendiami bagian bumi tertentu pula. Islam adalah Rahmatan Lil 'alamin, Islam untuk umat manusia sepanjang jaman dan seluruh alam

Islam sebagai agama Samawi yang bersumber dari Allan S WT adalah ajaran yang menyentuh segala aspek kehidupan manusia dalam hubungannya dengan sesama manusia, alam sekitar serta hubungan dengan Allah SWT sebagai penciptanya. Dalam hubungannya sesama manusia itulah tersirat kewajiban yang dibebankan ke pundak manusia tentang hidup rukun. Mengingat masyarakat Indonesia yang bersifat majemuk dalam suku, adat, budaya dan agama. Agama menjadi sangatlah penting untuk dikaji dan difahami serta diamalkan mengingat banyaknya kasus yang terjadi di tanah air kita yang mengancam keutuhan bangsa ini, Peristiwa Ambon dan Poso, misalnya, merupakan contoh kekerasan dan konflik horizontal yang telah, menguras energi dan merugikan tidak saja jiwa dan materi tetapi juga mengorbankan keharmonisan antar sesama masyarakat Indonesia. Dis­ integrasi bangsa menjadi ancaman yang berbahaya apabila semua elemen masyarakat tidak mampu mengelola pluralitas tersebut, untuk itu. adanya pluralitas harus difahami secara tepat. Maka, disinilah titik temu dari

(19)

implementasi kerukunan beragama menemukan tempatnya yang berarti dan tentu saja pendidikan menjadi satu faktor penting daiam usaha penanaman nilai-niiai kerukunan beragama. Pendidikan dianggap memiliki berbagai macam keunggulan yang handal yang dapat dimanfaatkan untuk memperkuat dasar-dasar persatuan kebangsaan Indonesia. Berkaitan dengan upaya pengembangan sikap toleransi beragama di Indonesia, peran institusi pendidikan formal, termasuk institusi pendidikan yang dimiliki dan dikelola oleh organisasi keislaman, sangatlah penting. Oleh karena itu, sumbangan mereka bagi pembentukan karaKier anak didik yang intelek, religius, dan sekaligus nasionalis perlu terus dikembangkan.

Salah satu di antara lembaga pendidikan d: Indonesia yang berperan aktif dan dan dapat dikatakan sebagai "raksasa" dalam dunia pendidikan islam adalah Muhammadiyah. Sebagai salah satu dari amal usahanya, sekolah-sekolah yang berada dalam naungan lembaga ini merupakan aset nasional yang perlu dijaga kualitasnya, baik manajemen pengelolaan maupun kualitas penyelenggaraan akademiknya. Setidaknya, jika kualitas lembaga-lembaga pendidikan Muhammadiyah meningkat, akan meningkat puia prospek lembaga pendidikan Isiaro daiam mengemban misi nasional, mencerdaskan bangsa sekaligus memperkuat dasar-dasar persatuan dan kesatuan Negara Indonesia tercinta ini.

(20)

didik beragama Islam sehingga mereka siap bersaing dengan kelompok masyarakat lain, sampai waktu kapan pun. Latar belakang historis kelahiran Muhammadiyah pada 1912 ini perlu dipahami oleh setiap pengelola pendidikan Muhammadiyah agar mereka dapat memperjuangkan cita-cita luhur tokoh pendirinya. Salah satu wujud Amal Bakti Muhammadiyah dalam bidang kependidikan yang telah berdiri cukup lama di kota Salatiga adalah lembaga pendidikan SMP Muhammadiyah yang beralamat di Jl. Cempaka 5-7 Salatiga.

Untuk itu harus ada upaya memahami pola hubungan yang dikembangkan di SMP Muhammadiyah dalam kaitanya dengan pendidikan nilai-nilai Kerukunan beragama di lingkungan sekolah, tidak saja dengan komunitas beragama Islam, melainkan juga dengan komunitas agama, ideologi, dan keyakinan yang lain. Kenyataan objektif berupa adanya usaha sebagian daerah di Indonesia untuk memisahkan diri dari naungan NKRI hendaknya menjadi pelajaran berharga bagi seluruh komponen bangsa akan arti pentingnya memperkukuh batu sendi persatuan bangsa, dengan sikap toleransi/ kerukunan beragama sebagai salah satu fondasinya yang paling kokoh. Dengan diberlakukannya Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional, sekarang tercipta iklim yang cukup kondusif bagi pengembangan wawasan keagamaan secara lebih luas dan bertanggung jawab. Lahirnya Muhammadiyah sebagai organisasi besar islam di Indonesia diantaranya adalah sebagai realisasi perintah Allah “Amar M a’ru f Nahi M unkar” guna terwujudnya Baldatun Toyyibatun Warobbun Ghofur

(21)

Disinilah timbul suatu pertanyaan pendidikan semacam apakah yang mampu menumbuhkan nilai-nilai kerukunan beragama?, bagaimanakah peruahaman para penerus generasi Muhammadiyah terhadap kerukunan beragama? dan melalui pendidikan, nilai-nilai apakah dan bagaimanakah yang perlu ditanamkan pada anak didik agar mampu menjaga kerukunan beragama konteks Indonesia?

Melihat permasalahan di atas, akhirnya penulis tertarik untuk membahasnya dengan judul skripsi: "PENDIDIKAN KERUKUNAN BERAGAMA" (Studi Analisis Terhadap penanaman Nilai-Nilai Kerukunan Beragama Di SMP Muhammadiyah Salatiga Tahun 2010) B. Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah Model Kurikulum pendidikan kerukunan beragama di SMP Muhammadiyah Salatiga ?

2. Bagaimana Pemahaman Guru Agama terhadap Kerukunan Beragama ? 3. Bagaimanakah Proses penanaman nilai-nilai kerukunan beragama di

SMP Muhammadiyah Salatiga? C. Fckus Penelitian

(22)

usaha sinkritsme agama-agama, bukan “melompat-lompat” dari agama satu ke agama lain.

Kami menghendaki seseorang memeluk dengan konsekuen agama yang diyakini, tanpa menyalahkan agama lainnya. Karena sikap menyalahkan seperti ini dirasakan sebagai hal yang salah, ofensif dan menunjukkan pandangan yang sempit. Karena tuntutan kebenaran (truth claim dan salvation claim) terhadap agama sendiri secara beriebihan seperti itu, secara sosiologis menurut cendikiawan Budhy Munawar dalam Sukidi (2CP.i. 5) hal tersebut hanya akan memicu berbagai konflik sosial dan politik juga akan memancing perang cuci antaragama. menjadikan seseorang eksklusif dan menimbulkan hubungan tidak serasi antar umat beragama. Disini kami lebih menitik beratkan kepada adanya pluralitas dan bagaimana menghargai adanya pluralitas tersebut.

Selain itu dengan ini kami berharap bahwa statmen-statmen yang akhir-akhir ini kerap muncul terhadap Isiam dengan nada negatif seperti islam itu identik dengan teroris, menghalalkan darah demi jihad, serta tindakan kekerasan lainya dapat terbantahkan karena sesugguhnya Islam adalah agama dainai, islam bukan agama kekerasan dan islam adalah agama Rahmatan Lil 'alamin.

Daiam pembahasan ini kami bermaksud ingin mengetahui pendidikan semacam apakah yang mampu menumbuhkan nilai-nilai kerukunan beragama?, dan melalui pendidikan, nilai-nilai apakah dan bagaimanakah

(23)

yang perlu ditanamkan pada anak didik agar mampu menjaga kerukunan beragama tersebut?

D. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penulis dalam penelitian ini mengacu pada permasalahan tersebut di atas adalah sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui bagaimanakah Model Kurikulum pendidikan nilai- nilai kerukunan beragama di SMP Muhammadiyah Salatiga.

b. Untuk, mengetahui bagaimana pemahaman Guru khususnya guru agama terhadap Kerukunan Beragama.

c. Untuk mengetahui bagaimanakah proses pendidikan nilai-nilai kerukunan beragama di SMP Muhammadiyah Salatiga.

E. Kegunaan Penelitian

Manfaat ataupun kegunaan daripada penelitian ini terbagi menjadi dua yaitu secara teoritis dan secara praktis sebagai berikut:

i) Secara Teoritis

a. Penelitian ini bermanfaat untuk memperkaya wacana keilmuan khususnya kajian pendidikan dalam bidang PAI dan juga menambah bahan pustaka bagi Perpustakaan Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga

ii) Secara Praktis

(24)

konsep perlu tidaknya penerapan kurikulum PAI berbasis kemajemukan (kerukunan Beragama)

b. Digunakan untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana pada Jurusan Tarbiyah Ilmu Keguruan Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga.

F. Penegasan Istilah 1. Pendidikan

Para pakar pendidikan banyak mendevmisikar; pengertian pendidikan diantaranya menurut John Dewey (dalam Mansur, 2005: 84) pendidikan diartikan sebagai social continuity o f life. Adapun menurut Langeveld dalam buku yang sama, pendidikan merupakan upaya manusia dewasa membimbing kepada yang belum dewasa untuk mencapai kedewasaan. Selain itu menurut A.D Marimba pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani anakl didik menuju terbentuknya kepribadian yang utama.

Menurut Mansur (2005: 84-85) pendidikan dalam arti luas adalah meliputi perbuatan atau usaha generasi tua untuk mengalihkan/ melimpahkan pengetahuannya, pengalamannya, kecakapannya serta keterampilannya kepada generasi muda, sebagai usaha untuk menyiapkan mereka agar dapat memenuhi fungsi hidupnya baik jasmaniah maupun rohaniah. Sehingga dapat disimpulkan bahwasanya

(25)

pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh orang yang lebih faham akan sesuatu dalam rangka membimbing dan mengarahkan generasi yang lebih muda atau yang belum mengerti menuju terbentuknya insan khamil

2. Kerukunan Beragama

Kata kerukunan dari kata rukun berasal dari bahasa Arab, ruknun (rukun) jamaknya arkan berani asas atau dasar (Depag RI, 2003: 5), misalnya rukun Islam, asas Islam atau dasar agama Islam.

Kerukunan Beragama, berarti perihal hidup rukun yaitu hidup dalam suasana baik dan damai, tidak bertengkar, bersatu hati -dan bersepakat antar umat yang berbeda-beda agamanya atau antara umat dalam satu agama.

3. Nilai

Nilai merupakan prinsip yang telah disepakati bersama yang dijadikan tolo ukur untuk menemukan baik dan buruk, salah dan benar, berguna atau tidak berguna, indah atau tidak indah dst (Kansil, 2005: 23). Adapun nilai tersebut terkandung di dalam suatu hal yang bersifat abstrak, umum dan unifersa! yang nantinya perlu dijabarkan menjadi norma-norma yang bersifat aplikatif.

(26)

mengambil keputusan. Sesuatu dikatakan mempunyai nilai apabila sesuatu itu berguna, berharga (nilai kebenaran), indah (nilai estetika), baik (nilai moral dan etis) religius (nilai agama)

4. Analisis

Analisis adalah usaha suatu integritas menjadi unsur-unsur atau bagian-bagian sehingga menjadi jelas hierarkinya atau susunannya (Sudjana, 2005: 27). Berfikir analitis merupakan suatu proses memecahkan masalah atau gagasan menjadi bagian-bagian yang memungkinkan adanya saiing keterkaitan dan kecocokan antara satu sama lain yang kemudian mengkombinasikannya dengan cara-cara bani. Dengan analisis seseorang mempunyai pemahaman yang komperhensif dan dapat memilah integritas menjadi bagian bagian yang tetap terpadu untuk beberapa hal dalam memahami prosesnya, memahami cara kerjanya dan untuk memahami sistematikanya. Diharapkan dengan berfikir analitis ini seseorang akan mudah dalam memahami antara bagian satu dengan yang lain

G. Alasan Pemilihan .Judul

Masyarakat Indonesia yang bersifat majemuk dengan kondisi rakyat yang multi etnik, multi agama dan multi budaya serta kondisi masyarakat yang mudah terprofokasi oleh pihak ketiga yang ingin merusak watak bangsa Indonesia yang suka damai dan rukun mengandung potensi konflik karena setiap warga atau kelompok umat beragama, etnis memiliki

(27)

kepentingan yang berbeda yang harus dipenuhi dan dalam pemenuhannya terkadang ada yang harus dikorbankan.

Namun kemajemukan dan keragaman tersebut tidak mesti menghasilkan konflik atau perpecahan, sebaliknya keragaman justru menimbulkan dinamika dan kreatifitas kelompok untuk secara kompetitif menciptakan suasana dinamis, berbuat lebih banyak amal kebajikan serta karya-karya sosial. Ketika kita tidak mampu mengeioia piuraiitas tersebut, maka tidak tertutup kemungkinan munculnya konflik yang berujung pada tindakan-iir.dakan inklusif radikai daiam masyarakat.

Dalam terminologi yang digunakan oleh Pemerintah secara resmi, konsep kerukunan hidup beragama mencakup 7 kerukunan, yaitu: kerukunan intern umat beragama, kerukunan antar umat yang berbeda-beda agama, dan kerukunan antara (pemuka) umat beragama dengan Pemerintah. Tiga kerukunan tersebut biasa disebut dengan istilah "Tri Kerukunan". Konsep serupa disampaikan oleh K.H Achmad Siddiq (2007: 275) salah seorang tokoh Ulama' NU tentang Tri Ukhuwah yaitu Ukhuwah Islamiyah (persaudaraan sesama umat Isi im), Ukhuwah Wathaniyah (persaudaraan sebangsa), dan Ukhuwah Basyariyah (persaudaraan sesama manusia).

(28)

seperti pemberantasan korupsi, serta usaha-usaha dalah meningkatkan dan memajukan bangsa ini dapat terlaksana dengan baik. Disinilah letak pentingnya alasan pemilian judul sebagai kajian skripsi kami.

Selain itu alasan mengapa peneliti mengambil tempat penelitiannya tersebut di Kota Salatiga peneliti berargumen bahwa Salatiga sebagai kota transito yang memungkinkan terjadinya interaksi antara orang yang berbeda

i— ,4~ ucua uaifw ivcycuviimii, ias, suku dan lain sebugarnya. sciam itu mennail ~ :i , i , ____ n : ____ keadaan lingkungan di sekitar SMP Muhammadiyah khususnya Kota Saiatiga merupakan kota kceii yang multi etnik, multi agama, realita menunjukkan bahwa agama yang dianut oleh sebagian masyarakat bermacam-macam meskipun prosentase pemeluk islam lebih dominan.

II. Metode Penelitian

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian termasuk dalam jenis penelitian lapangan {field research) dalam pelaksanaanya menggunakan metode pendekatan kualitatif diskriptif analitis yang umumnya menggunakan strategi multi metode yaitu wawancara, pengamatan, serta penelaahan dokumen/ studi documenter yang antara satu dengan yang lain saling melengkapi, memperkuat dan menyempurnakan (Sukmadinata, 2005: 108). Lebih spesifiknya penelitian ini mengadopsi pendekatan Grounded Teory, menurut Daymor: dan Holloway (2008: 180-181) yaitu sebuah pendekatan yang refleksif dan terbuka, dimana pengumpulan data, pengembangan konsep teoritis serta ulasan literatur berlangsung dalam

(29)

proses siklus berkelanjutan. Adapun data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar dan bukan angka-angka. Dalam laporan penelitian ini data memungkinkan berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, foto, videotape, dokumen pribadi, catatan atau memo, dan dokumen resmi lainnya

2. Waktu Penelitian

reneiiiian dan pengumpulan data - data di SMP Muhammadiyah Salatiga ini dimulai pada tanggal 27 April s.d. 30 juni 20 i 0 yang disertai dengan kegiatan akhir berupa penyusunan skripsi.

3. Lokasi Penelitian

(30)

memperkuat dasar-dasar persatuan kebangsaan Indonesia. Sumber data

Data merupakan suatu fakta atau keterangan dari obyek yang diteliti. Menurut Lofland dan Lofland (1984: 47) (dalam Moleong, 2007: 157) Sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata- kata, dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen lain (sumber data tertulis, foto dan statistik).

Sumber data dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu : a. Data primer

Sumber dan jenis data primer penelitian ini adalah kata-kata dan tindakan subjek serta gambaran ekspresi, sikap dan pemahaman dari subjek yang diteliti sebagai dasar utama melakukan interpretasi data, data atau informasi tersebut diperoleh secara langsung dari orang-orang yang dipandang mengetahui masalah yang akan dikaji dan bersedia memberi data atau informasi yang diperlukan. Sedangkan untuk pengambilan data dilakukan deng \n bantuan catatan lapangan, bantuan foto atau bila memungkinkan dengan bantuan rekaman suara tape recorder dan observasi mendalam oleh peneliti di SMP Muhammadiyah Salatiga.

Dalam pemilihan sampei informan, peneliti menggunakan teknik Purposif Sampling dengan variasi Sampling Rujukan Berantai atau Snowball Sampling yaitu salah satu informan yang

(31)

mengetahui secara mendetail terhadap tema kajian yang nantinya akan mengusulkan nama-nama individu lain yang mempunyai pengetahuan yang lebih mendalam yang mendukung riset tersebut (Daymon,2002 :251). Data ini diperoleh melalui Kepala Sekolah/ Wakil Kepala Sekolah, Kepala Bagian Kurikulum dan Kesiswaan, Guru BP, guru pengajar /staf pendidikan, para siswa. Sementara itu observasi dilakukan dengan melakukan pengamatan secara langsung segala aktifitas di SMP Muhammadiyah Salatiga,

a. Data sekunder

Data sekunder adalah data atau informasi yang diperoleh dari sumber-sumber lain selain data primer. Diantaranya buku- buku literatur, internet, majalah atau jurnal ilmiah, arsip, dokumen pribadi, dan dokumen resmi iembaga-lembaga yang terkait dengan penelitian ini. Data tersebut diantaranya seperti buku-buku referensi. Menurut Mestika Zed (2004: 10) buku-buku referensi ialah koleksi buku yang memuat informasi spesifik, paling umum serta paling banyak dirujuk untuk keperluan cepat. Yang termasuk buku-buku referensi diantaranya kamus baik umum atau biografi, ensiklopedi, buku indeks, buku bibliografi yang berisi informasi buku-buku bidang atau aspek tertentu, buku atlas dan sebagainya. Prosedur Pengumpulan Data

(32)

a. Metode Wawancara Mendalam (depth interview)

Metode wawancara digunakan untuk memperoleh data tentang pendidikan kerukunan beragama di lokasi penelitian. Dalam metode ini penulis menggunakan dua teknik yaitu teknik kuesioner yaitu dengan membuat daftar pertanyan secara tertulis dengan tujuan pokok untuk memperoleh data informasi yang reieven dengan tujuan penelitian dan teknik interview guide yaitu cara mengumpulkan data dengan menyampaikan secara langsung daftar pei tanyaan yang telah disusun sebelumnya guna memperoleh jawaban yang langsur.g pula dari seorang responden (Koentjaraningrat, 1986: 138).

Dalam penelitian ini wawancara dilakukan secara mendalam yang diarahkan pada masalah tertentu dengan para informan yang sudah dipilih untuk mendapatkan data yang diperlukan. Teknik wawancara yang digunakan ini dilakukan secara tidak terstruktur, dimana peneliti tidak melakukan wawancara dengan struktur yang ketat dan formal agar informasi yang diperoleh memiliki kapasitas yang cukup tentang berbagai aspek dalam penelitian ini.

b. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah metode pengumpulan data dengan cara membaca dan mengutip dokumen-dokumen yang ada dan dipandang relevan. Dalam melaksanakan metode

(33)

dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokument, peraturan rapat, catatan harian dan sebagainya (Arikunto, 1989: 131). Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang sejarah sekolah, struktur organisasi, keadaan guru, siswa, dan karyawan, serta sarana dan fasilitas yang dimiliki sekolah dan data-data dan informasi lain yang menunjang.

c. Metode Observasi/ Pengamatan

Metode observasi ialah tcicnik pengumpulan cara Gcngan pengamatan iangsung kepada obyek penelitian (Snrakhmad 1994

: 164) Metode ini digunakan untuk mengetahui situasi obyek

pada umumnya dan kondisi lingkungannya. Pengamatan disini termasuk juga dida'.amnya peneliti mencatat peristiwa dalam situasi yang berkaitan dengan pengetahuan proporsional maupun langsung diperoleh dari data (Moieong, 2007: 174).

(34)

d. Kepustakaan

Dalam hal ini, Mestika (2004:1) menyatakan bahwa Teknik ini digunakan sebagai langkah awal untuk menyiapkan kerangka penelitian (research design) dan/ proposal guna memperoleh informasi penelitian sejenis, memperdalam kajian teoritis atau mempertajam metodologi. Pelaksanaannya dengan memanfaatkan berbagai macam pustaka yang releven dan mendukung terhadap tema kajian yang diteliti. Dengan cara ini penulis memiliki acuan yang tegas berdasarkan prosedur ilmiah 6. Metode Analisis Data

Metode analisis adalah suatu cara penanganan terhadap objek ilmiah tertentu dengan jalan memilah, memilih antara pengertian yang satu dengan yang lain untuk mendapatkan pengertian yang baru. Data yang berhasil dihimpun akan dianalisis secara kualitatif, yaitu dengan menerapkan metode berfikir induktif pada awalnya namun menjadi deduktif pada tahap selanjutnya karena sejalan dengan kemajuan riset (Cristine, Daymon 2008: 369).

Menurut Sukandarrumidi (2004: 38-40) dalam bukunya telah menjelaskan kedua pola berfikir tersebut sebagai berikut:

a. Metode induktif, yaitu suatu metode berfikir yang bertolak dari fenomena yang khusus, yang kenkrit, dan kemudian menarik

t

kesimpulan yang bersifat umum.

(35)

b. Metode deduktif yaitu pola berfikir yang bertitik tolak dari pernyataan yang bersifat umum, dan menarik kesimpulan yang bersifat khusus

7. Pengecekan Keabsahan Data

Dalam hal pengecekan keabsahan data penelitian terdapat beberapa kiriteria keabsahan data yang nantinya akan dirumuskan secara tepat, teknik pemeriksaanya yaitu dalam penelitian ini harus terdapat adanya Kredibilitas yang dibuktikan dengan perpanjangan keikutsertaan, ketekunan pengamatan, triangulas, pengecekan sejawat kecukupan referensia, adanya kriteria kepastian dengar, teknik uraian rinci dan audit kepastian.

(36)

I. Sistematika Penulisan

Dalam menyusun skripsi ini penulis membagi kedalam beberapa bab dan masing-masing bab mencakup beberapa sub bab yang berisi sebagai berikut:

• BAB 1 : Merupakan Pendahuluan yang menjelaskan : A. Latar Belakang Masalah, B. Rumusan Masalah, C. Fokus penelitian D. Tujuan Penelitian,

L. Kegunaan Penelitian F. Penegasan istilah G. Metodoiogi Peneiilian yang terdiri dari : 1. Pendekatan dan jenis penelitian 2. Waktu penelitian/ kehadiran penelitian 3. Tempat/ lokasi penelitian 4. Sumber Data 5. Prosedur pengumpulan data 6. Teknik analisa data 7. Pengecekan keabsahan data dan H. Sistematika Penulisan.

• BAB II : Kajuan Pustaka, dalam bab ini dibahas tentang A. Esensi pendidikan B. Kerukunan umat beragama dalam perspektif islam C. Sejarah islam klasik tentang kerukunan beragama D. Peranan agama dalam masyarakat E. Tujuan dan manfaat pendidikan kerukunan beragama di Indonesia

* BAB II! : Hasil penelitian yang terdiri dari gambaran umum objek penelitian, terdiri dari : 1. Sejarah singkat SMP Muhammadiyah Salatiga 2. Visi dan Misi SMP Muhammadiyah Salatiga 3. Struktur organisasi di SMP Muhammadiyah Salatiga 4. Keadaan lingkungan sosial sekitar 5. Biodata Guru dan Karyawan SMP Muhammadiyah Salatiga 7. Deskripsi

t

data hasil penelitian

• BAB IV : Pembahasan pokok permasalahan dari data hasil

(37)

temuan mengenai 1) Model kurikulum kerukunan beragama, 2) pemahaman guru terhadap kerukunan beragama dan, 3) Proses penanaman nilai-nilai kerukunan beragama di SMP Muhammadiyah

(38)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Esensi Pendidikan

Pendidikan dalam arti Islam sebagaimana dikemukakan oleh Daulay (2004: 31) pada dasarnya adalah pendidikan yang bertujuan untuk membentuk pribadi muslim yang seutuhnya, mengembangkan seluruh potensi manusia baik yang berbentuk jasmani maupun rohani. Maksud dari ungkapan djatas menerangkan bahwa pribadi muslim yang seutuhnya adalah manusia yang mencakup akal pikiian dan roh yang dengan pendidikan diharapkan dapat membentuk manusia sejati/ insan khamil. Adapun beberapa definisi pendidikan diantaranya dalam bukunya Team Dosen FKIP Malang (1998: 79) telah

menerangkan " Education is the getting, and giving o f know lage so as to pass on or culture fro m one generation on the next", dalam hal ini pendidikan dimaksudkan sebagai usaha memperoleh serta menyampaikan pengetahuan sehingga memungkinkan terjadinya transmisi kebudayaan dari satu generasi ke

generasi yang lain. Transformasi budaya yang dimaksud adalah nilai-nilai kebaikan yang terdapat dari adanya pluralitas yang hal tersebut sangat erat kaitannya dengan nilai-nilai yang terkandung dalam sebuah agama.

(39)

dari segi makna pendidikan, pendidikan mempunyai tiga fungsi yaitu 1) menumbuh kembangkan kreatifitas subjek didik. 2) memperkaya khasanah moralitas budaya manusia dengan jalan mengembangkan nilai-nilai insani dan nilai-nilai Ilahi. 3) menyiapkan tenaga keija yang memiliki produktifitas. Melihat fungsi-fungsi diatas pendidikan dianggap paling handal kaitannya dalam penanaman nilai-nilai kerukunan beragama,

a. Pendidikan Sebagai Proses Pembentukan Pribadi

Sebagai proses pembentukan pribadi menuju terbentiiknyg insan

sejati, pendidikan diartikan sebagai suatu kegiatan yang sistematis dan terarah kepada terbentuknya kepribadian peserta didik. Betapa penting dan kuatnya peranan pendidikan sebagai proses pembinaan mental kepribadian/ moralitas, pengembangan kepribadian seseorang disini haruslah sesuai dengan bakat, minat dan kemampuan yang dimiliki sehingga diharapkan dengan bakat yang ia miliki serta didukung dengan kepribadian yang baik dan terarah (matang) dapat menyumbangkan secara optimal kemampuannya untuk diri sendiri, masyarakat serta negara. (Team Dosen FKIP Malang: 1998 83).

(40)

kepribadian tersebut. Disinilah pentingnya pendidikan nilai-nilai moral atau akhlaq, kerukunan bagi peserta didik serta peranan pendidik khususnya guru sebagai pelopornya.

b. Pendidikan Sebagai Proses Penyiapan Warganegara

Pendidikan sebagai Proses penyiapan warga negara diartikan sebagai suatu kegiatan yang terencana untuk membekali peserta didik agar menjadi warga negara yang baik. Menurut Tilaar & Riant Nugroho (2008.31) Setiap negara dan warga negara mempunyai hak dan tanggung jawab masing-masing, negara bertanggung jawab melindungi serta memfasilitasi perkembangan individu sepenuhnya, sebaliknya setiap warga negara bertanggung jaw ab untuk memelihara ketertiban dalam masyarakat, jika hal tersebut dapat terlaksana negara dapat menjalankan fungsi dan tanggung jawabnya dalam melindungi serta memfasilitasi perkembangan individu warga negaranya termasuk penyelenggaraan pendidikan yang dibutuhkan. Tujuan ini sejalan dengan cita- cita penciptaan suasana damai dalam sebuah hubungan kemasyarakatan yang plural seperti di Indonesia.

Selain fungsi di atas fungsi pendidikan masyarakat dipaparkan c-Ieh • (Cordero, dkk, him : 355) dalam Sumartana (2005: 255) diantaranya:

1. Menjaga kebudayaan suatu masyarakat dan dapat memindahkannya kepada generasi berikutnya

(41)

3. Sekolah adalah tempat dimana orang mempelajari “prinsip-prinsip” yang akan mendasari perilakunya sebagai warga masyarakat

Dilihat dari segi komponen, menurut Noeng Muhajir dalam Toto (2006: 111) menjelaskan suatu aktifitas dapat dikategorikan pendidikan bila mencakup lima komponen pokok yaitu adanya tujuan pendidikan, pendidik dan peserta didik, kurikulum, metode dan konteks pendidikan. Kelima komponen tersebut bergabung membentuk sebuah sistem/ satu kesatuan yang berdiri sendiri namun antara satu dengan yang lain mempunyai kaitan yang sangat erat dalam proses pendidikan. Dengan adanya kelima komponen tersebut diharapkan proses pendidikan dapat berjalan sesuai dengan tujuannya. Dengan pendidikan sebuah Negara dapat mencapai puncak kejayaan atau kemajuannya, namun apabila pendidikan tidak dikelola dengan baik alhasil yang akan teijadi adalah kehancuran bangsa tersebut, pendidikan adalah pondasi utama dalam terbentuknya sebuah Negara yang besar.

(42)

penatalaksana pendidikan mulai merubah mainsetf mereka dengan menempatkan pendidikan agama sebagai subordinate dari segala ilmu di lembaga - lembaga pendidikan sehingga tujuan inti dari esensi pendidikan dapat tercapai serta pembentukan karakter building generasi penerus bangsa dapat terwujud.

Pendidikan yang bersumber pada agama (Islam, Kristen, Hindu, Buda dll) menurut Ki Hajar Dewantoro dalam Sumartana (2005: 278) hendaknya digunakan untuk mengisi adab kesusilaan (etika, moral), dengan harapan nantinya anak-anak dapat terbangun rasa penghargaan, cinta dan keisyafan terhadap semua agama terutama agama sendiri.

Dalam sejarahnya, setiap agama merupakan ajaran yang universal yang selalu mengajarkan akan adanya nilai-nilai kebaikan, cinta damai, saling menghargai dan bersikap adil kepada sesama baik itu dalam satu agama ataupun berbeda agama. Namun dalam kenyataanya konflik berlatar belakang perbedaan agama marak teijadi akhir-akhir ini yang justru banyak mendatangkan kerugian di semua pihak baik kerugian moril, materil maupu imaterill.

(43)

karena itu lembaga pendidikan baik yang dikelola oleh pemerintah maupun swasta harus mampu menanamkan nilai-nilai akhlaqul karimah, nilai budi luhur yang dapat menjadikan anak mampu berfikir positif, tidak berpandangan sempit serta mencintai bangsa dan tanah airnya, yang dalam Islam cinta tanah air tersebut merupakan bagian dari pada iman. Kesemuanya tersebut terkumpul menjadi satu kesatuan dalam diri seorang anak yang membentuk menjadi sebuah kepribadian yang utuh. Hal tersebut hanya dapat dicapai salah satunya dengan jalan pendidikan.

B. Kerukunan Umat Beragama Dalam Perspektif Isiam

Dalam bab awal telah diterangkan secara singkat tentang kerukunan beragama, singkat kata Kerukunan berasal dari bahasa Arab kata rukun, ruknun (rukun) jamaknya arkan berarti asas atau dasar. Kerukunan Hidup Umat Beragama, berarti perihal hidup rukun walaupun antar maupun intern umat beragama. Adapun menurut Yustiani (2008: 72) dalam penelitiannya terdahulu yang beijudul "Kerukunan Antar Umat Beragama Islam Dan Kristen Di Soe NTT" menjelaskan Pengertian kerukunan umat beragama adalah tsrciptanya suatu hubungan yang harmonis dan dinamis serta rukun dan damai dianiara sesama umat beragama di Indonesia.

Dalam Islam kerukunan diberi istilah "Tasamuh" atau Toleransi. Yang dimaksud dengan toleransi ialah kerukunan sosial kemasyarakatan. Toleransi

(44)

bermasyarakat. Menurut Mukti Ali (2006: 87), Toleransi berasal dari bahasa latin tolerare yang berarti menahan diri, bersikap sabar, membiarkan orang lain berpendapat berbeda, berhati lapang dan tenggang rasa / tepo seliro (jawa) terhadap orang yang berlainan pandangan, keyakinan, dan Agama. Menurut Baidhawy (2005: 79) Toleransi adalah kesiapan dan kemampuan batin untuk kerasan bersama orang lain yang berbeda secara hakiki mekipun terdapat konflik dengan pemahaman anda tentang apa yang baik dan jalan hidup yang layak. Toleransi disini bukanlah dalam bidang Aniriah Islamiyah (keimanan), karena aqidah telah digariskan secara tegas dalam Al Qur'an dan As Sunah. Fuad menambahkan (2006: 244) yang dilarang dalam hal toleransi adalah toleransi yang berarti mendukung keyakinan pemeluk agama lain dengan mengorbankan keimanan Islam (akidah). Adapun dalam bidang aqidah atau keimanan seorang muslim hendaknya meyakini bahwa Islam adalah satu- satunya agama yang benar dan keyakinan yang dianutnya sesuai dengan firman Allah SWT dalam Al Qur'an Surat Ali Imron 39 dan 85

4jj' Oj

Artinya : Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam..

Cr?

<4

**3

4?

£4* cr*3

Artinya : Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali

tidaklah akan diterima (agama itu) dari padanya, dan dia di akhirat

(45)

Sebagaimana kita ketahui dalam kehidupan sehari-hari, manusia selalu dihadapkan dengan fenomena pluralitas. Plutralitas warna kulit (kulit putih, kuning, hitam, sawo matang dan sebagainya. Pluralitas etnik (etnik Cina, Arab, Jawa, Sunda, Banjar dan sebagainya). Pluralitas agama (Kristen-Katolik,

Kristen Protestan, Islam, Hindu, Budha, Konghuchu, Tao dan sebagainya). Pluralitas bahasa (bahasa Inggris, bahasa Prancis, Jerman, Indonesia dan sebagainya). Adanya perbedaan seperti yang telah dijelaskan diatas merupakan kehendak Allah Swt atau Sunnatullah dikarenakan jika Tuhan menghendaki, manusia di muka bumi ini akan memeluk satu agama dan beriman semuanya. Salah satu dari beberapa ayat Al Qur'an secara eksplisit menyatakan bahwasanya perbedaan merupakan Sunnatullah yaitu Al Qur’an Surat Yunus ayat 99:

i U I t o jjlsl

Artinya : "Dan jikalau Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang

yang di muka bumi seluruhnya. Maka apakah kamu (hendak)

memaksa manusia supay’a mereka menjadi orang-orang yang

beriman semuanya ? "

(46)

peradaban saling bersentuhan secara intens serta tidak akan lepas oleh interaksi dengan orang lain yang mungkin tidak sepaham dan sekeyakinan dengan kita, terlebih di era globalisasi saat ini. Sebagai makluk sosial kita saling dan selalu membutuhkan orang lain baik dalam kegiatan perniagaan atau yang lainnya. Keijasama yang baik selalu dibutuhkan tanpa mencampuri urusan internal seseorang seperti keyakinan agama. Kita pun tidak boleh memaksakan kepada seseorang yang berlainan pandangan dan keyakinan dengan kita untuk ikut kepada pandangan dan keyakinan kita sebagaimana diterangkan dalam firman Allah SWT dalam Al Qur’an Surat A! Baqoroh ayat 256 sebagaimana dibawah

Artinya :Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); Sesungguhnya

barangsiapa yang ingkar kepada Thaghiu[162J dan beriman kepada

Allah, Maka Sesungguhnya ia Telah berpegang kepada buhul tali

yang amat Kuat yang tidak akan putus, dan Allah Maha mendengar

lagi Maha Mengetahui.

[162] Thaghut ialah syaitan dan apa saja yang disembah selain dari

Allah swt. ini :

(47)

Kerukunan Umat Beragama dibagi menjadi dua macam yaitu

Kerukunan intern umat Islam dan Kerukunan Antar Umat Beragama. Kerukunan intern umat Islam di Indonesia harus berdsasarkan atas semangat Ukhuwah Islamiyah (persaudaraan sesama muslim) yang tinggal di Negara

Republik Indonesia, sesuai dengan firman Allah dalam Qs Al Hujurat (49) ayat 10 bahwasanya kesatuan dan persatuan umat Islam diikat oleh kesamaan aqidah (keimanan), akhlaq dan sikap beragamnya berdasarkan atas Al Qur'an dan Al Hadist

Adanya perbedaan pendapat diantara umat Islam adalah Rahmat asalkan perbedaan pendapat itu tidak membawa kepada perpecahan dan permusuhan (konflik). Adalah suatu yang wajar terhadap adanya perbedaan pendapat yang disebabkan masalah politik yang kemudian memunculkan partai-partai Islam yang semuanya menjadikan Islam sebagai asas politiknya.

Adapun dengan Kerukunan Antar Umat Beragama, Kerukunan umat Islam dengan penganut agama lain di Indonesia didasarkan atas Falsafah Pancasila dan UUD 1945 di mana Hal-hal yang terlarang adanya toleransi tersebut adalah adanya dalam masalah aqidah dan ibadah, sesuai dengan firman

Aliah dalam Qs Al Kafirun (109) ayat 6 yang artinya "Bagimu Agama-Mu Dan Bagiku Agama-Ku"

(48)

nabi-nabi terdahulu sebelum Baginda Nabi Muhammad SAW yaitu kalimat “ Laa Ilaa Ha lila Allah “.

Dalam Islam juga tidak terlepas oleh adanya penyebaran misi seperti

agama-agama lain yang mempunyai kebenaran eksklisif yang mewajibkan umatnya untuk menyampaikan pesan-pesan islam “ballighu ‘ani walau aayah ” yang bernama “dakwah” amar m a’ruf nahi munkar, akan tetapi dalam da’wah tersebut tidak harus melibatkan sikap pemaksaan terhadap orang lain sebagaimana firman Allab O S Al Baqoroh ?S6 di atas (laa ikrno ha fiddiini)

Dakwah adalah mengajak, mangajak kepada kebenaran,menuut Asep (2007: 104) jika dirasa ajakan tersebut diyakini mempunyai kebenaran, haruslah diiakukan dengan cara-cara yang penuh dengan ke’arifan, kesopanan, tutur kata yang baik serta dasar argument yang masuk akal.

Islam melarang umatnya berbantah-bantahan (debat) dengan kelompok lain melainkan dengan cara-cara yang baik, termasuk menjaga

(49)

meskipun itu terhadap orang yang berbeda pandangan dan keyakinan dengan

kita. Hal tersebut nyata dalam firman Allah Al Qur’an Surat Al M a’idah : 48 yang artinya sebagaimana dibawah ini

*==3-11 jjA 4j.1j yo [SJ tii-Jl llijjlj

’ V ^ ^ ’ V _ 9 (

- J' „ ’.

(JS3 ( 3 ^ * ^ ' *ilj (Jjjl Ltt-j > ^ .i; ^ I i

{ j

jv^kIj!c L» J i>l ^_^==ilsj>iJ 4jjl J t£. j l * &-LgL«j 5_c-yi,

frTjS' 1. ^ I J J I l^a ?x««i Is

Artinya : Dan kami Telah turunkan kepadamu A l Quran dengan membawa

kebenaran,, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab

(yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab

yang lain itu; Maka pi.tuskanlah perkara mereka menurut apa

yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu

mereka dengan meninggalkan kebenaran yang Telah datang

kepadamu, untuk tiap-tiap umat dianiara kamu, kami berikan

aturan dan jalan yang terang, sekiranya Allah menghendaki,

niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak

menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, Maka

(50)

kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa

yang Telah kamu perselisihkan itu.

Sikap ketidak sopanan kepada orang yang berbeda keyakinan dengan

kita justru akan berbalik menyerang dan berlaku tidak sopan yang sama terhadap agama kita, kepada Allah Yang Maha Esa sebagai akibat dari

dorongan rasa permusuhan tanpa pengetahuan yang memadahi (Asep, 2007: 104). Untuk itu pergaulan yang baik, cinta damai tetap harus dijaga tanpa

adanya sikan fanatik sempit terhadap agama lainnya. Disinilah berlaku firman Allah “ lakum d: nukum waliyadin = bagimu agamamu dan bagiku agamaku’''

Disini, Al Qur’an menegaskan kaum muslimin untuk hidup damai bersama pihak-pihak lain yang barang kali berbeda dengan kita serta beriaku adil selama mereka tidak memusuhi kaam muslimin. Prinsip ini telah diterangkan dalam Al Qur'an melalui firman-NYA :

Artinya : Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil

terhadap orang-orang yang tiada memerangimu Karena agama

dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya

(51)

guna meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat, politik yang bersih dan demokratis, serta tatanan kehidupan social yang plural menuju terbentuknya keharmonisan serta penuh kerukunan. Dalam sebuah hadis yang diambil dari Shahih Muslim, him. 466 bab. Al Ilm, serta syarah As Sunnah juz 1 him 158 dalam (Husna.2006: 2) sesungguhnya agama itu sebagai jalan petunjuk:

Artinya : Nabi Muhammad Bersabda "siapa yang mengajak ke jalan petunjuk

baginya pahala sebanyak pahala orang-orang yang mengikutinya.

Siapa yang mengajak kesesatan, ia akan berolah dosa sebanyak dosa

orang-orang yang mengikutinya

Menurut Jedida T. Posumah-Santoso dalam Sumartana (2005: 275) menjelaskan bahwa agama dipandang sangat dibanggakan dan diandaikan pertama sebagai kekuatan sepiritual masyarakat bangsa yang dianggap mampu untuk menjadikan masyarakat yang adil, beradab, berakhlaq, baik dan terpuji. Kedua sebagai potensi dasar membentuk tradisi berfikir, bersikap dewasa,

terbuka dan Toleran. Ketiga, menjawab basic need i kebutuhan dasar masyarakat dari generasi ke generasi untuk bisa hidup secara dinamis dan rukun dalam keberbagaian agama, etnik dan budaya.

(52)

lahir dan dibesarkan. Adanya perbedaan tersebut tidak lantas menjadi ajang untuk saling bermusuhan satu sama lain melainkan lebih sebagai pendorong agar saling mengenal, bergandeng tangan, bersikap rukun serta saling membantu. Hal tersebut telah dijelaskan dalam Al Qur’annul Karim :

oj

J

j

U

s j J y lj J"z

b! ^.lIlT

\^Xl j

Artinya : “Hai manusia, Sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang

lakilaki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa

-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal.

Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah

ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah

Maha mengetahui lagi Maha Mengenal. ”(Q.S A l Hujurat: 13)

Keragaman agama, diyakini sebagai kehendak Allah untuik mengutus berbagai Rasul dan Nabi yang bertugas menyampaikan agama kepada umatnya. Nabi dan Rasul itu sangat banyak, walaupun di dalam kitab suci

Islam hanya disebutkan 25 orang. Namun demikian masih banyak di antara mereka yang tidak disebutkan. Kemungkinan diantara nabi/rasul yang tidak disebutkan itu, termasuk pembawa agama Hindu dan Budha. Jadi keragaman

(53)

agama yang pernah dan m asih ada di dunia ini berasa! dari dan atas kehendak

Allah.

Meskipun berbilang banyaknya, namun agama-agama mempunyai misi yang sama. Segala bentuk ibadah dan ketentuan berupa perintah dan larangan yang terdapat pada semua agama sesungguhnya dimaksudkan untuk keselamatan bagi umat manusia. Dengan demikian keselamatan manusia merupakan sesuatu yang mendasar dalam semua agama dan bersifat universal.

Misi keselamatan itu menyangkut keselamatan pribadi dan keselamatan orang lain, keselamatan di dunia dan keselamatan di akhirat. Semua agama meyakini adanya hari akhirat. Keselamatan orang lain, baik yang seagama maupun orang yang tidak seagama dengan kita. Keselamatan pribadi sangat tergantung pada ibadah dan kepatuhan terhadap ajaran kemanusiaan dari agama yang dianut.

Dalam masyarakat plural, perbedaan dalam hal doktrin, peranan institusi keagamaan, dan pengetahiian seria pemahaman agama beipotensi untuk menimbulkan konflik baik internal maupun eksternal, konflik horizontal maupun vertikal. Perbedaan doktrin yang tidak dapat dihindari itu tidak akan berkembang menjadi konflik apabiia umat beragama yang berada dalam suatu masyarakat berjiwa toleran dengan membolehkan, membiarkan dan menghargai doktrin dan ajaran agama yang beriainan dengan agamanya atau

(54)

Pembinaan umat sejak dini melalui penanaman nilai-nilai agama harus dilakukan dalam suatu proses yang dimulai dengan pemberian dasar pengetahuan agama dilanjutkan dengan pelaksanaan agama dan terciptanya fungsi agama. Beragama secara formal sangat penting untuk menampakkan eksistensi agama itu dalam masyarakat dan untuk mewujudkan fungsi agama. Untuk mewujudkan fungsi agama itu diperlukan beragama secara fungsional. Dalam masyarakat plural, patut diingat bahwa agama berbeda secara formal, tetapi bersatu secara fungsional yaitu untuk kedamaian dan ketentraman diri sendiri dan masyarakat.

Sesungguhnya jika fungsi agama berupa integrasi sosial, kedamaian dan ketentraman dapat terwujud, maka konflik sosial dapat dicegah. Selain fungsionalisasi agama dalam kehidupan pribadi dan masyarakat, kesamaan misi agama yaitu keselamatan (salvation; dapat menjadi perekat dalam kehidupan sosial.

E. T ujuan Dan M anfaat Pentingnya Pendidikan K erukunan B eragam a Di Indonesia

(55)

kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadah menurut agama dan kepercayannya itu (Depag RI.2003:7)

Kajian penelitian dengan tema Kerukunan Umat Beragama telah banyak dilakukan oleh para peneliti, diantaranya adalah Yustiani (2008: 72) yang memfokuskan Kerukunan umat beragama antara umat Kristen dengan Islam di daerah Soe NTT, definisinya mengenai pengertian kerukunan umat beragama adalah terciptanya suatu hubungan yang harmonis dan dinamis serta rukun dan damai diantara sesama umat beragama di Indonesia. Adapun maksud dan pada kerukunan tersebut diantaranya ialah hubungan harmonis antar umat beragama, antar umat yang berlainan agama, dan antara umat beragama dengan pemerintah dalam usaha memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa serta meningkatkan amal untuk bersama-sama membangun bangsa serta masyarakat yang sejahtera lahir dan batin. Kerukunan umat beragama bertujuan untuk memotifasi dan mendinamisasikan semua umat beragama agar dapat ikut serta dalam pembangunan Bangsa.

(56)

dilakukan dengan sebaik-baiknya. Agenda-agenda tersebut, jelas tidak dapat dilaksanakan dengan optimal jika masalah kerukunan umat beragama belum mengakar dalam diri pribadi bangsa. Fakta menjelaskan meskipun setiap agama mengajarkan tentang kedamaian dan keselarasan hidup, realitas menunjukkan pluralisme agama bisa memicu pemeluknya saling berbenturan dan bahkan teijadi konflik (http://www.hupelita.com)

Keragaman bangsa Indonesia dianggap sebagai kebanggaan dan oniiaerah Hari Yang Mana Kuasa dan bukanlah bahan dari pemecah kesatuan bangsa. Anggapan tersebut bukan hanya sebuah konsep namun harus diterapkan dan ditanamkan kepada setiap lapisan masyarakat. Disamping itu kesadaran-kesadaran akan pentingnya menghormati dan menghargai orang lain perlu ditanamkan sejak dini. Pada pendidikan formal hendaknya ditanamkan pendidikan kerukunan beragama yaitu pendidikan tentang kesadaran akan adanya perbedaan suku dan agama baik dalam konteks beda agama maupun dalam satu agama sehingga pencapaian kesadaran atas perbedaan semakin kuat pengaruhnya dalam diri bangsa Indonesia yang plural ini.

(57)

BAB III

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum SMP Muhammadiyah Salatiga

L Setting Geografis SMP Muhamadiyah Dan Profil Kota Salatiga

Kota Salatiga secara geografis berada Hi tengah-tengah kawasan segitiga kota besar yang terkenai dengan sebutan ".Joglo Sem ar" yaitu (http://www.uksw.edu/id/about.asp?m=salatiga) Yogyakarta (± 100 km), Solo (± 50 km) dan Semarang (± 45 km). Sebagai kota kecil yang sejuk Salatiga terdiri atas 4 kecamatan, yakni Argomulyo, Tingkir, Sidomukti, dan Sidorejo., kota transit antara kota Semarang dan Solo yang juga dikena! sebagai Kota Pelajar ketiga dengan adanya lembaga-lembaga pendidikan dari tingkat Piay Group, PAUD, TK, SD, SMP, SMA, SMK, sampai Perguruan Tinggi seperti STAIN, UKSW. STIE”AMA” serta lembaga pendidikan dan pelatihan lainnya yang menambah semaraknya dunia pendidikan yang tersebar di wilayah • Salatiga.

(58)

berasal dari berbagai daerah dan kota di sekitar Salatiga. Dalam masyarakat yang seperti inilah, PP Muhammadiyah pusat melalui lembaga pendidikan SMP Muhamadiyah hadir dan menempatkan diri sebagai sebuah sekolah menengah yang berada di tengah-tengah masyarakat yang multikultur, SMP Muhamadiyah telah berupaya mengembangkan wawasan keislaman yang terbuka. Berbagai tantangan yang dihadapi membuat Lembaga ini terus berbenah, bukan hanya dari segi fisik namun terlebih adalah pada persoalan paradigma Di tengah mayoritas umat Islam yang menganggap adanya dikotomi keilmuan, SMP Muhamadiyah berupaya keras untuk menghiiangkan anggapan tersebut dan membangun epistemologi penyatuan ilmu umum dan agama. Hal itu dibuktikan dengan adanya pendidikan yang diajarkan tidak hanya ilmu agama melainkan mencakup juga ilmu umum.

Dilihat secara geografis letak SMP Muhamadiyah sangat strategis berada di pusat Kota Salatiga yang dikenal sejuk karena secara geografis kota ini berada pada ketinggian ± 600 meter di atas permukaan laut dan terletak di lereng Gunung Merbabu. Melihat sejarahnya Kota Salatiga adalah bekas Staatgemenie yang dibentuk berdasarkan Staatblad 1923 N o.393 yang kemudian dicabut dengan Undang-Undang No.17 Tahun 3950 Tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kecil Dalam Lingkungan Provinsi Jawa T imur,

»

(59)

percakapan sehari-hari di kota ini, selain Bahasa Indonesia yang umum digunakan, (http://mikolei.wordpress.com/profil-kota-salatiga/)

Ditinjau dari segi administratife pemerintah dikaitkan dengan kondisi fisik dan fungsi Kotamadya Daerah Tingkat II, keberadaan wilayah Daerah

Tingkat II Salatiga yang memiliki luas 17,82 Km dengan 75% luasnya merupakan wilayah terbangun adalah tidak efektif. Berkat kesadaran bersama dan didorong kebutuhan areal pembangunan demi pengembangan daerah, muncul gagasan mengadakan pemekaran wilayah yang terealisir tahun 1992. Berdasarkan amanat undang-Undang No.22 Tahun 1999 Tentang Pemerintah-'n Daerah, Kotamadya Daerah Tingkat II Salatiga berubah penyebutanya menjadi Kota Salatiga.

2. Profil SMP Muhammadiyah Salatiga

a. Sejarah Berdirinya

(60)

50714 sebagai sarana pendidikan tingkat menengah yang sekarang menjadi SMP Muhammadiyah Salatiga pada tanggal 5 Januari 1974.

Gedung SMP Muhammadiyah Salatiga ini diresmikan penggunaannya pada hari Sabtu tanggal 12 Juli 1975 M dan bertepatan dengan tanggal 3 Rajab 1395 H, yang pada waktu itu bertepatan dengan Hari Koperasi ke XXIII. Dengan demikian sarana pendidikan ini sudah digunakan sebagai tempat proses belajar mengajar sejak tahun 1974 dengan membuka pendaftaran siswa baru kelas I.

Sekolah Menengah Pertama Muhamadiyah yang berdiri sejak tahun 1974 yang berciri khas Islam ini dimaksudkan adalah bimbingan,

pembinaan dan materi pelajaran dikaitkan dengan Al-Qur’an dan al-Hadits. Materi pelajaran agama diberikan secara rinci sesuai dengan kaidah-kaidah ajaran agama Islam yakni al-Qurian, hadits, aqidah, akhlak, fiqih, sejarah kebudayaan Islam (Tarikh) dan Bahasa Arab, selain itu ditambah dengan kegiatan penunjang pelajaran seperti: yang paling pokok do'a sebelum

belajar, dan do’a-do'a pendek atau sejenisnya

(61)

Menengah. Sekolah Menengah Pertama Muhammadiyah merupakan lembaga pendidikan yang menggunakan sistem pembelajaran terpadu antara ilmu pengetahuan umum dan pendidikan agama Islam.

Sejarah SMP Muhammadiyah Salatiga tidak dapat dilepaskan dari awal berdirinya PP Muhammadiyah di Indonesia dan Salatiga khususnya, karena secara historis SMP Muhammadiyah Salatiga aucuali Sekolah Menengah Swasta yang bernaung dibawah Lembaga Perserikatan Muhamadiyah. Lembaga pendidikan SMP Muhammadiyah yang dipimpin oleh Bpk H. Yudi Haryono.S.Pd ini berdiri di atas tanah seluas 1194 m2 dengan gedung milik sendiri serta bangunan berlantai dua (sumber tata usaha). Pada saat ini SMP Muhammadiyah telah mengalami perubahan dari tahun ke tahun dan telah menghasilkan lulusan yang banyak m rianjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Bahkan ada salah satu guru serta karyawan di SMP tersebut yang dulunya juga alumni murid di SMP tersebut.

(62)

b. Visi dan Misi SMP Muhammadiyah

Visi, Misi dan beberapa program unggulan SMP Muhammadiyah bersesuaian dengan visi dan misi kota Salatiga di mana sekolah tersebut berlokasi. Kesesuaian tersebut dapat ditilik dari beberapa penjelasan berikut.

Visi dan misi Kota Salatiga menjadi pedoman, arah kebijakan Pembangunan Daerah yang dijabarkan dalam program dan kegiatan pembangunan. Dengan memperhatikan issue strategis, kondisi, potensi, dan masalah yang dihadapi, maka dirumuskan Visi dan Misi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2007-2012 yaitu Salatiga Lebih Maju dan Harmonis, Dengan Tata Kelola Pemerintahan Yang Lebih Baik

.(http://mikolei.wordpress.com/profil-kota-salatiga/)

Sesuai dengan visi dan misi Kota Salatiga diatas, SMP Muhamadiyah berusaha mengimbanginya serta turut andil dalam usaha merealisasikan visi dan misi Kota Salatiga tersebut dengan berbagai cara dan usaha sehingga mampu mengikuti tuntutan perkembangan kemajuan jaman.

i. Visi SM P M uham m adiyah

1. Meningkatkan k.etaqwaan terhadap Allah SWT.

2. Meningkatkan kecerdasan siswa dalam berfikir dan bertindak.

Gambar

TABEL 1Daftar kepegawaian (Personalia) SMP Muhamadiyah
TABEL 3Sarana-Prasarana SMP Muhamadiyah Salatiga

Referensi

Dokumen terkait

Pre-test akan dibandingkan dengan hasil Post- test sehingga dapat diketahui apakah kegiatan belajar mengajar berhasil baik atau tidak dan diharapkan pemahaman

 Ditandai oleh kata satu sama lain atau saling .... Kedua anggota pengurus itu membenci satu

Hasil pengujian tarik las GTAW menunjukkan bahwa kekuatan tarik material A790 pada weld metal terbesar dari kedua material yaitu sebesar 833 N/mm² dan 518 N/mm² pada material

Setelah semua data masuk ke mikro maka data tersebut akan diolah dalam bahasa program dengan memasukan rumus parameter-parameter lisrik yang digunakan untuk

Orangtua yang menerapkan strength- based parenting cenderung memberikan saran dan motivasi kepada remaja untuk terus menemukan potensinya, lalu memberikan pujian

belum mematuhi standar operasional prosedur (SOP) yang dibuat untuk memperlancar penyelesaian pelayanan. selain itu badan Lingkungan Hidup Kota Semarang belum dalam

Penelitian ini bertujuan untuk menguji kebergunaan aplikasi mobile android untuk pemesanan online tiket fastboat dari Bali ke Nusa Penida atau sebaliknya.. Selain itu,

Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Pratikno dan Sugianto (2011) bahwa tidak terdapat perbedaan kinerja efisiensi perbankan syariah di Indonesia