• Tidak ada hasil yang ditemukan

MOTIVASI SANTRI DALAM MENGIKUTI KEGIATAN MUHADHARAH DI PONDOK PESANTREN MODERN BINA INSANI SUSUKAN, KABUPATEN SEMARANG, TAHUN 2016 SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "MOTIVASI SANTRI DALAM MENGIKUTI KEGIATAN MUHADHARAH DI PONDOK PESANTREN MODERN BINA INSANI SUSUKAN, KABUPATEN SEMARANG, TAHUN 2016 SKRIPSI"

Copied!
152
0
0

Teks penuh

(1)

MOTIVASI SANTRI DALAM MENGIKUTI

KEGIATAN

MUHADHARAH

DI PONDOK

PESANTREN MODERN BINA INSANI SUSUKAN,

KABUPATEN SEMARANG,

TAHUN 2016

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh:

PUTRI RIFA ANGGRAENI 111-12-009

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ( IAIN ) SALATIGA

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

vi pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhan-mu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa saja yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat

(7)

vii

PERSEMBAHAN

Yang utama dari segalanya. Sembah sujud serta syukur kepada Allah SWT. Taburan cinta dan kasih sayang-Mu telah memberikanku kekuatan, membekaliku dengan ilmu, serta memperkenalkanku dengan cinta, atas karunia dan serta kemudahan yang Engkau berikan akhirnya skripsi ini dapat

terselesaikan.

Persembahan karya sederhana ini kepada orang-orang yang telah membantu mewujudkan mimpiku:

1. Kedua orangtuaku, Bapak Jumali dan Ibu Arif Kuzaemah yang tiada pernah hentinya selama ini memberiku semangat, doa, dorongan, nasehat, dan kasih sayang serta pengorbanan yang tak tergantikan hingga aku selalu kuat menjalani rintangan yang ada di depanku. 2. Adik tercinta, Dewi Melinia Kurnia Sari dan M. Aril Syahli Al Firdaus

yang telah memberiku semangat dan tawa kebahagiaan dalam mengarungi perjalanan hidup.

3. Abah KH.Mahfudz Ridwan, Lc. dan Ibu Hj. Nafisah beserta keluarga yang senantiasa memberikan petuah dan doanya hingga aku dapat menemukan ketentraman hidup.

(8)

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa penulis haturkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan banyak rahmat, taufiq dan hidayah-Nya, sehingga bisa menikmati indahnya Islam di dunia ini. Sholawat serta salam selalu tercurahkan pada junjungan Nabi Agung Muhammad SAW yang telah membimbing manusia dari zaman kegelapan hingga zaman yang terang-benerang dan yang selalu dinantikan syafaatnya di hari kiamat kelak. Segala syukur penulis haturkan sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi dengan judul “MOTIVASI SANTRI

DALAM MENGIKUTI KEGIATAN MUHADHARAH DI PONDOK

PESANTREN MODERN BINA INSANI SUSUKAN, KABUPATEN

SEMARANG TAHUN 2016”

Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar S1 Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Jurusan Pendidikan Agama Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari bahwa masih banyak sekali kekurangan di dalamnya. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak penulis tidak akan bisa menyelesaikan skripsi ini dengan lancar. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. H. Rahmat Haryadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga

(9)

ix

4. Ibu Dra. Siti Asdiqoh, M.Si. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah mencurahkan pikiran, tenaga, dan pengorbanan waktunya dalam upaya membimbing penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

5. Seluruh dosen dan karyawan IAIN Salatiga yang telah banyak membantu selama kuliah hingga menyelesaikan skripsi ini.

6. Pondok Pesantren Modern Bina Insani yang telah memberikan ijin serta membantu penulis dalam melakukan penelitian di Pesantren.

7. Saiful Amri yang selalu memberikan motivasi, mendoakan dan juga mendampingi dalam segala hal.

8. Milatur Rodhiyah, One Emi, Hida, Istiana, Anis Rohtun, Dedek Iwil, Cik Nur, personil kamar 4, dan teman-teman di Pondok Pesantren Edi Mancoro yang selalu memberikan dukungan untuk menyelesaikan skripsi secara bersama-sama.

9. Saudara-saudaraku dan sahabat-sahabatku semua yang telah membantu memberikan dukungan dalam penyelesaian skripsi ini.

Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi semua orang pada umumnya. Saran dan kritik yang membangun sangat diperlukan dalam kesempurnaan skripsi ini.

Salatiga, 14 September 2016 Penulis

(10)

x ABSTRAK

Anggraeni, Putri Rifa. 2016. Motivasi Santri dalam Mengikuti Kegiatan Muhadharah di Pondok Pesantren Modern Bina Insani Susukan, Kabupaten Semarang Tahun 2016. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri.Dosen Pembimbing : Dra. Siti Asdiqoh, M.Si.

Kata kunci: Motivasi Santri, Muhadharah

Latar belakang penelitian ini yaitu seseorang yang memiliki keterampilan berbicara mudah dalam menyampaikan pesan, ide, dan gagasan kepada orang lain, keberhasilan menggunakan pesan, ide, dan gagasan itu dapat diterima oleh orang yang mendengarkan atau yang diajak bicara. Sebaliknya seseorang yang tidak memiliki keterampilan berbicara akan mengalami kesulitan dalam menyampaikan ide gagasannya kepada orang lain. Untuk itu perlu adanya dorongan motivasi agar lebih berani untuk tampil berbicara di depan umum. Objek dalam penelitian ini yaitu santri-santri di Pondok Pesantren Modern Bina Insani Susukan, Kabupaten Semarang Tahun 2016. Pertanyaan utama yang ingin peneliti jawab adalah : (1) Bagaimana kegiatan Muhadharah di Pondok Pesantren Modern Bina Insani Susukan Kabupaten Semarang Tahun 2016? (2) Bagaimana motivasi santri dalam mengikuti kegiatan Muhadharah di Pondok Pesantren Modern Bina Insani Susukan Kabupaten Semarang Tahun 2016? (3) Bagaimana implementasi kegiatan Muhadharah bagi santri di Pondok Pesantren Modern Bina Insani Susukan Kabupaten Semarang Tahun 2016?

Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, maka peneliti menggunakan pendekatan kualitatif. Dengan metode pengumpulan datanya antara lain : wawancara dan dokumentasi dengan teknik analisis data yaitu pengumpulan data, triangulasi data, penyajian, data dan penarikan kesimpulan.

(11)

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN BERLOGO ... ii

HALAMAN NOTA PEMBIMBING ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN... v

MOTTO... vi

PERSEMBAHAN ... vii

KATAPENGANTAR ... viii

ABSTRAK ... x

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Fokus Penelitian ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

E. Penegasan Istilah ... 5

F. Metode Penelitian ... 6

G. Sistematika Penulisan ... 14

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 16

A. Motivasi Santri ... 16

(12)

xii

BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN ... 43

A. Paparan Data ... 43

B. Temuan Penelitian ... 65

BAB IV PEMBAHASAN ... 81

A. Kegiatan Muhadharah di PondokPesantren Modern Bina Insani . 81 B. Motivasi Santri dalam Mengikuti Kegiatan Muhadharah ……….83

C. Implementasi Kegiatan Muhadharah Bagi Santri ... 85

BAB V PENUTUP ... 91

A. Kesimpulan ... 91

B. Saran ... 92 DAFTAR PUSTAKA

RIWAYAT HIDUP PENULIS

(13)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Gambaran-gambaran dan Lokasi Pesantren Bina Insani ... 47

Tabel 3.2 Kondisi Pesantren Bina Insani ... 48

Tabel 3.3 Sarana dan Prasarana Pesantren Bina Insani ... 49

Tabel 3.4 Kegiatan Harian ... 57

Tabel 3.5 Kegiatan Mingguan ... 58

Tabel 3.6 Kegiatan Tahunan ... 59

Tabel 3.7 Tata Tertib Muhadharah... 60

(14)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

1. Nota Pembimbing Skripsi

2. Surat Permohonan Izin Melakukan Penelitian 3. Surat Keterangan Melakukan Penelitian 4. Daftar SKK

(15)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kehidupan manusia tidak bisa dipisahkan dari bahasa. Karena bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan oleh masyarakat (Kurniasari, 2014: 2). Alat komunikasi tersebut berupa lambang bunyi serta suara. Suara tersebut dihasilkan oleh alat ucap manusia. Bagaimanapun wujudnya, setiap masyarakat pastilah memiliki bahasa sebagai alat komunikasi.

Sebagaimana yang sudah kita ketahui, bahwa komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari pihak pemberi kepada pihak penerima (Adha, 2014: 6). Seseorang yang memiliki keterampilan berbicara mudah dalam menyampaikan pesan, ide, dan gagasan kepada orang lain, keberhasilan menggunakan pesan, ide, dan gagasan itu dapat diterima oleh orang yang mendengarkan atau yang diajak bicara. Sebaliknya seseorang yang tidak memiliki keterampilan berbicara akan mengalami kesulitan dalam menyampaikan ide gagasannya kepada orang lain.

(16)

2

kata-kata sehingga masih banyak orang yang sulit untuk berbicara di depan umum dalam menyampaikan sesuatu. Namun, banyak orang yang menganggap hal tersebut tidak penting. Padahal sangat penting untuk menguasai bahasa agar dapat menyampaikan pesan, ide, dan gagasan kepada orang lain. Memang tidak mudah untuk mahir berbicara di depan umum tanpa adanya pengalaman dan wawasan yang luas. Untuk itu perlu adanya dorongan motivasi agar lebih berani untuk tampil berbicara didepan umum, sebagaimana ayat berikut:

“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang menkar, merekalah orang-orang yang beruntung” (Q.S. Ali Imran:104).

Pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan yang pertama mengembangkan lingkungan hidup dalam arti kata pengembangan sumber daya manusia dari segi mentalnya (Ghazali, 2001: 20). Di dalam pondok pesantren terdapat santri yang sedang mempelajari ilmu agama. Aktifitas santri dilakukan setiap hari sejak pagi hingga malam hari. Santri selalu ditekankan supaya dapat mendalami ilmu agama Islam agar dapat mendakwahkan ajaran-ajaran agama Islam, baik untuk dirinya sendiri maupun untuk orang lain atau kepada seluruh umat Islam secara umum.

(17)

3

serta pengajaran baik itu kegiatan kurikuler maupun ekstrakurikuler. Para santri juga diharuskan agar dapat berdakwah dengan metode yang baik. Untuk mencapai tujuan itu pondok pesantren modern Bina Insani menerapkan kegiatan muhadharah. Kegiatan muhadharah di Pondok Pesantren Modern Bina Insani adalah termasuk dalam kegiatan ekstrakurikuler.

Sedangkan kegiatan kurikuler formalnya mencakup aktivitas yang ada di sekolah, dan kurikuler pesantrennya antara lain pengkajian kitab-kitab klasik/ kuning seperti Nahwu Sorof, Fiqih, Aqidah/ Tauhid, Hadits dan lain-lain. Adapun kegiatan ekstrakulikuler meliputi muhadharah, muhadatsah, pembacaan Berzanzi, dan membaca Al-Qur’an.

Muhadharah adalah metode berdakwah, guna melatih santri dalam

berdakwah, sehingga para santri tidak merasa canggung apabila santri tersebut akan berdakwah kepada masyarakat. Di dalam kegiatan tersebut seluruh santri diwajibkan untuk selalu mengikuti kegiatan muhadharah setiap seminggu sekali dengan bimbingan para Ustad/Uztadzah dan segenap pengurus.

(18)

4

Dari latar belakang masalah tersebut maka penulis menulis menyusun judul skripsi ini “MOTIVASI SANTRI DALAM MENGIKUTI

KEGIATAN MUHADHARAH DI PONDOK PESANTREN MODERN

BINA INSANI SUSUKAN, KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2016”

B. Fokus Penelitian

1. Bagaimana kegiatan Muhadharah di Pondok Pesantren Modern Bina Insani Susukan, Kabupaten Semarang Tahun 2016?

2. Bagaimana motivasi santri dalam mengikuti kegiatan Muhadharah di Pondok Pesantren Modern Bina Insani Susukan, Kabupaten Semarang Tahun 2016?

3. Bagaimana implementasi kegiatan Muhadharah bagi santri di Pondok Pesantren Modern Bina Insani Susukan, Kabupaten Semarang Tahun 2016?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui kegiatan Muhadharah di Pondok Pesantren Modern Bina Insani Susukan, Kabupaten Semarang Tahun 2016.

2. Untuk mengetahui motivasi santri dalam mengikuti kegiatan Muhadharah di Pondok Pesantren Modern Bina Insani Susukan,

Kabupaten Semarang Tahun 2016.

(19)

5 D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritik, dengan hasil penelitian ini, diharapkan dapat menyebarkan agama Islam kepada manusia sebagai individu dan masyarakat sebagai Islam yang Rahmatan lil’alamin.

2. Manfaat praktis, dalam kegiatan berpidato dapat meningkatkan

motivasi bagi penerus da’i dari santri yang belum berani berpidato,

kurang mampu menjadi bisa maupun menjadi lebih baik dalam menyampaikan pidatonya kepada orang lain.

E. Penegasan Istilah

1. Motivasi Santri

Motivasi merupakan dorongan yang terdapat dalam diri seseorang untuk berusaha mengadakan perubahan tingkah laku yang lebih baik dalam memenuhi kebutuhannya (Hamzah,2011:6). Dalam motivasi tercakup konsep-konsep, seperti kebutuhan untuk berprestasi, kebutuhan berafiliasi, kebiasaan, dan keingintahuan seseorang terhadap sesuatu.

(20)

6

Jadi yang dimaksud motivasi santri adalah keinginan yang timbul dari diri santri untuk menguasai materi dalam rangka menunjukkan kepribadian yang utuh. Dalam kegiatan belajar mengajar peran motivasi baik intrinsik maupun ekstrinsik sangat diperlukan. Dengan motivasi pula, seorang santri akan lebih bisa mengembangkan kegiatan aktifitas, inisiatif, serta dapat mengarahkan memelihara ketekunan belajar.

2. Muhadharah

Dalam kamus bahasa arab muhadharah artinya berpidato (Yunus, 1972: 104). Jadi, yang dinamakan pidato atau public speaking adalah ucapan yang tersusun dengan baik dan ditujukan kepada orang banyak dengan penggunaan bahasa yang baik dan didukung dengan wawasan keilmuan yang luas dan dapat dipertanggungjawabkan.

Jadi maksud judul skripsi ini adalah dorongan dalam perubahan tingkah laku santri dalam mengikuti kegiatan Muhadharah agar lebih giat dan bersungguh-sunguh mengikuti kegiatan tersebut. Karena kegiatan tersebut sangat penting bagi santri untuk bisa mengembangkan bakat dan minat santri untuk sekarang sampai seterusnya.

F. Metode Penelitian

1. Pendekatan dan jenis penelitian

(21)

7

dikumpulkan berupa kata-kata, dan bukan angka-angka. Sedangkan menurut Bogdan dan Taylor (Moleong, 2012: 3) prosedur penelitian yang melibatkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang dan pelaku yang dapat diamati.

2. Kehadiran peneliti

Sesuai dengan pendekatan yang digunakan, yakni deskriptif kualitatif maka kehadiran peneliti di kancah menjadi mutlak adanya.

Karena dalam penelitian kualitatif, peneliti menjadi “ key instrument

atau alat peneliti utama. Peneliti mengadakan sendiri pengamatan atau wawancara tak berstruktur, sering hanya menggunakan buku catatan. Selain itu guna menunjang perolehan informasi yang valid, peneliti akan menggunakan alat rekam atau kamera, dan peneliti tetap memegang peranan utama sebagai alat penelitian.

3. Lokasi penelitian

Penelitian ini dilakukan secara umun di Pondok Pesantren Modern Bina Insani Susukan, dan khususnya bertepatan di Dusun Baran, Desa Ketapang, Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang.

4. Sumber data

Sumber data yang digunakan pada penelitian ini ada dua macam, yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder.

(22)

8

dasar utama melakukan interpretasi data. Data tersebut diperoleh secara langsung dari orang-orang yang dipandang mengetahui masalah yang akan dikaji dan bersedia memberi data yang diperlukan. Pada penelitian ini yang akan menjadi sumber data primer adalah sebagai berikut: Kiyai Muhsoni (Selaku Pengasuh Pondok Pesantren Modern Bina Insani), Dwima Nur Fuziah (Selaku Pengurus Pondok Pesantren Modern Bina Insani), Istiana (Selaku Ustadzah Pondok Pesantren Modern Bina Insani), dan Santri Pondok Pesantren Modern Bina Insani.

b. Sumber data sekunder adalah data yang mengandung dan melengkapi sumber-sumber data primer. Adapun sumber data sekunder dalam penelitian ini dalah sebagai berikut: Pengurus OSBI (Organisasi Santri Bina Insani) dan santri yang tidak terlibat secara langsung di kegiatan Muhadharah.

5. Prosedur pengumpulan data

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara sebagai berikut:

a. Wawancara

Interview yang sering juga disebut wawancara adalah

(23)

9

bagaimana motivasi santri dalam mengikuti kegiatan Muhadharah di Pondok Pesantren Modern Bina Insani, dan bagaimana implementasi kegiatan Muhadharah bagi santri di Pondok Pesantren Modern Bina Insani. Data yang didapat baik dari sumber data primer maupun sumber data sekunder.

b. Dokumentasi

Dokumentasi adalah metode pengumpulan data yang dilakukan melalui penelusuran dokumen yang dapat berupa buku, majalah, notulen rapat, kitab, undang-undang, dan lain-lainnya. Dokumen sudah lama digunakan dalam penelitian sebagai sumber data dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan, bahkan untuk meramalkan (Moleong, 2011: 217).

Dalam metode dokumentasi peneliti mencari dokumen-dokumen penting atau arsip-arsip yang mendukung data yang berkaitan dengan penelitian, dan untuk memperkuat data-data yang didapat.

6. Analisis data

(24)

10

Adapun yang dilakukan peneliti dalam penelitian ini yaitu analisis kualitatif, yaitu dengan langkah-langkah:

a. Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui metode atau teknik pengumpulan data, maka penelitian tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar yang ditetapkan (Sugiyono. 2012: 240). Hal ini bertujuan untuk membuktikan bahwa penelitian ini penting untuk dikaji dan diteliti serta diketahui keasliannya. b. Reduksi Data

Reduksi data adalah merangkum, memilih hal-hak yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya (Sugiyono, 2012: 247).

Reduksi data ini berguna untuk meninjau kembali data-data yang kurang atau data-data yang sekitarnya tidak perlu dapat dipertimbangkan kembali apakah data tersebut perlu tidak dicantumkan dalam penulisan penelitian.

c. Penyajian Data

(25)

11 d. Penarikan Kesimpulan

Kegiatan analisis selanjutnya adalah penarikan kesimpulan atau verivikasi (Sugiyono, 2012: 252). Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.

7. Pengecekan keabsahan data

Pengecekan keabsahan data (Moleong, 2011: 324-332) merupakan upaya agar hasil penelitian yang disajikan valid dan dapat dipertanggungjawabkan. Untuk menetapkan keabsahan data diperlukan teknik pemeriksaan yang didasarkan atas sejumlah kriteria yaitu derajat kepercayaan (credibility), keteralihan (transferability), kebergantungan (dependability), dan kepastian (comfirmability). Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik ketekunan pengamatan peneliti dan triangulasi.

a. Ketekunan/ Keajegan Pengamatan

(26)

12 b. Triangulasi

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data dengan memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk pengecekan atau pembanding terhadap data yang ada. Dalam penelitian ini menggunakan teknik triangulasi dengan sumber. Menurut Patton (dalam Moleong, 2011: 330) triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif. Hal ini membuat sebuah informasi yang didapat bisa dibuktikan kevalidannya. Hal itu dicapai dengan:

1) Membandingkan data hasil wawancara dengan hasil pengamatan.

2) Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakan secara pribadi.

3) Membandingkan apa yang dikatakan orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakan sepanjang waktu.

4) Membandingkan keadaan dan pendapat seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang.

(27)

13

Melalui teknik triangulasi setiap data yang didapatkan akan dibandingkan dengan data-data lainnya sehingga menjadi suatu data yang valid dan bisa dipertanggung jawabkan kebenarannya.

8. Tahap-tahap penelitian

a. Tahap sebelum ke lapangan

Penulis menentukan fokus penelitian yang akan menjadi pokok pembahasan, selain itu penulis melakukan konsultasi kepada pembimbing dalam penyusunan proposal penelitian, dilanjutkan penyelesaian perijinan lokasi penelitian.

b. Tahap pekerjaan lapangan

Penulis melakukan pengumpulan bahan yang berkaitan dengan wawancara, observasi, dan dokumentasi penelitian. Pada tahap ini penulis memulai terjun ke lapangan tempat penelitian tersebut dilakukan.

c. Tahap analisis data

Meliputi analisi data yang diperoleh melalui dokumentasi, dan wawancara mendalam dengan Pengasuh Pondok Pondok Pesantren Modern Bina Insani, Pengurus Pondok Pesantren Modern Bina Insani, ustdzah Pondok Pesantren Modern Bina Insani, dan Santri Pondok Pesantren Modern Bina Insani.

d. Tahap penulisan laporan

(28)

14

makna. Selain itu peneliti melakukan konsultasi kepada pembimbinagn guna penyusunan laporan selengkapnya.

G. Sistematika penulisan

Bab 1 : PENDAHULAN, yang meliputi: Latar Belakang Masalah, Fokus Penelitian, Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian, Penegasan Istilah, Metode Penelitian, dan Sistematika Penulisan Skripsi.

Bab II : KAJIAN PUSTAKA

A. Motivasi Santri

1. Pengertian Motivasi 2. Jenis-jenis Motivasi 3. Fungsi Motivasi 4. Pengertian Santri 5. Macam-macam Santri B. Muhadharah

1. Pengertian Muhadharah 2. Fungsi Muhadharah

3. Bentuk-bentuk Muhadharah 4. Etika dalam Muhadharah

(29)

15

Bab IV : PEMBAHASAN, yang berisi tentang analisis data dari deskriptif penelitian kegiatan Muhadhoroh di Pondok Pesantren Modern Bina Insani Susukan Kabupaten Semarang, motivasi santri, dan implementasinya.

(30)

16 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Motivasi Santri

1. Pengertian Motivasi

Motivasi memiliki akar kata dari bahasa Latin movere, yang berarti gerak atau dorongan untuk bergerak (Prawira, 2013: 319). Dengan begitu, memberikan motivasi bisa diartikan dengan memberikan daya dorong sehingga sesuatu yang dimotivasi tersebut dapat bergerak. Mc. Donald (dalam bukunya Islamuddin 2012: 259) mengatakan, motivation is a energy change within the person characterized by affective arousal and

anticipatory goalreactions. Motivasi adalah suatu perubahan energy di

dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya efektif (perasaan) dan reaksi untuk mencapai tujuan. Berkaitan dengan hal tersebut, (Zaenal Ma’arif 2007: 67) menyatakan sebagai berikut.

(31)

17

Motivasi merupakan faktor penting yang selalu mendapat perhatian di dalam berbagai usaha yang ditunjukkan untuk mendidik dan membelajarkan manusia, baik di dalam pendidikan formal, nonformal, ataupun informal (Jarmasis, 2013: 170). Biasanya guru merefleksikan perhatiannya terhadap motivasi siswa dengan berbagai pertanyaan seperti, “Mengapa Ani kurang dapat memusatkan perhatiannya pada pelajaran hari

ini? Atau masalah yang menjadi penyabab utama kegagalan dalam belajar adalah memotivasinya terhadap pelajaran rendah.

a. Berbagai Pandangan terhadap Motivasi

1) Pandangan Behaviorisme terhadap Motivasi

Motivasi dapat dijelaskan melalui teori behavioristik yang mengembangkan motivasi melalui konsep contiguity, reinforcement, punishment, dan modeling (Jamaris, 2013: 170).

Contiguity berkaitan dengan kedekatan antara suatu peristiwa

dengan peristiwa lainnya. Reinforcement adalah faktor penguat yang diberikan terhadap perilaku yang diinginkan. Reinforcement dapat dilakukan melalui pujian, hadiah dan

(32)

18

Menurut paham behavioristik, motivasi merupakan faktor eksternal yang perlu didesain untuk mengubah perilaku individu sesuai dengan perilaku yang diharapkan dengan jalan melakukan modifikasi perilaku yang diterapkan dengan mengaplikasikan konsekuensi dari perilaku yang ditampilkan individu, seperti reinforment dan punishment. Oleh sebab itu, semua faktor yang berkaitan dengan hal tersebut perlu disediakan agar individu termotivasi untuk melakukan kegiatan yang ditujukan pada perubahan perilaku yang diharapkan. 2) Pandangan Kognitivisme terhadap Motivasi

(33)

19

Setiap manusia hakikatnya mempunyai sejumlah kebutuhan yang pada saat-saat tertentu menuntut kepuasan, dimana hal-hal yang dapat memberikan kepuasan pada suatu kebutuhan adalah menjadia tujuan dari kebutuhan tersebut. Pada saat kebutuahan manusia mendesak, munculah tegangan yang menuntut pemenuhan. Kecenderungan-kecenderungan yang ada pada manusia seperti makan, minum, cinta, nafsu memang telah diciptakan Tuhan. Berkaitan dengan kebutuhan fisik Tuhan, berfirman:

mesjid, Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.” (QS Al-A’raf:31) (Departemen Agama RI, 2005: 154)

Seseorang yang melakukan aktivitas belajar secara terus-menerus tanpa motivasi dari luar dirinya, merupakan motivasi intrinsic yang sangat penting dalam aktivitas belajar. Namun, seseorang yang tidak mempunyai keinginan untuk belajar, dorongan dari luar dirinya merupakan ekstrinsik yang dihaapkan. Oleh karena itu, motivasi ekstrinsik diperlukan bila motivasi intrinsik tidak ada dalam diri seseorang sebagai subjek belajar.

(34)

20

yang ingin dinikahinya, maka ia mendapat hal sesuai dengan apa yang ia niatkan.” (HR Bukhari)

Hadits di atas adalah hadits terkenal yang menyatakan ada fenomena kewajiban dalam setiap individu manusia, yakni adanya motivasi dalam setiap melakukan sesuatu perbuatan. Tidak ada suatu pekerjaan dan perbuatan pun yang dilakukan tanpa suatu tujuan, baik hal itu disadari secara penuh maupun tidak disadarinya (Taufiq, 2006: 654). Tujuan yang ada dibalik setiap perbuatan inilah yang lalu menjadi topik pembahasan kajian psikologi.

Sesungguhnya perilaku manusia (dan juga perilaku binatang) tidak bisa dipahami maknanya kecuali dilihat dari sisi motivasi yang

menyertainya, baik itu mitivasi biologis, psikologis maupun spiritual. Dalam hal ini yang perlu diperhatikan oleh seorang pendidik dalam membimbing peserta didik adalah kebutuhan mereka. Al-Qusby membagi pula kebutuhan manusia dalam dua kebutuhan pokok yaitu :

1) Kebutuhan primer, yaitu kebutuhan jasmani seperti makan, minum dan tidur.

2) Keutuhan sekunder yaitu kebutuhan rohaniah kemudian ia membagi kebutuhan rohaniah kepada enam macam yaitu kebutuhan kasih sayang, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan akan harga diri, kebutuhan akan rasa bebasebutuhan akan rasa sukses (Ramayulis,2004:104)

(35)

21

dan fisik. Pendidikan agama juga memperhatikan kebutuhan biologis dan psikologis ataupun kebutuhan primer dan sekunder seperti yang dijelaskan di atas, maka penekanannya adalah diyakini dan diamalkan oleh anak didik akan dapat mewarnai seluruh aspek kehidupannya yang Islami. 2. Jenis-jenis motivasi

Dalam membicarakan jenis-jenis motivasi di atas tersebut, hanya akan membahas dibahas dari dua sudut pandang, yakni motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik.

a. Motivasi Intrinsik

Islamuddin mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari dari luar, kerena dalam setiap diri individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.

Bila seseorang telah memiliki motivasi intrinsik dalam dirinya, maka secara sadar akan melakukan sesuatu kegiatn yang tidak memerlukan motivasi dari luar dirinya. Dalam aktifitas belajar, motivasi intrinsik sangat diperlukan, terutama belajar sendiri. Motivasi itu muncul karena ia membutuhkan sesuatu dari apa yang dipelajarinya. Motivasi memang berhubungan dengan kebutuhan seseorang yang memunculkan kesadaran untuk melakukan aktivitas belajar.

(36)

22

pemikiran yang positif, bahwa semua mata pelajaran yang dipelajari sekarang akan dibutuhkan dan sangat berguna baik diwaktu sekarang maupun di masa mendatang.

Oleh karena itu, minat adalah kesadaran seseorang bahwa suatu objek, seseorang, suatu soal atau suatu situasi ada sangkut paut dengan dirinya. Jadi, motivasi intrinsik muncul berdasarkan kesadaran dengan tujuan esensial, bukan sekedar atribut dan seremonial.

b. Motivasi Ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik adalah kebalikan dari motivasi intrinsik. Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsikarena adanya perangan dari luar.

Motivasi ekstrinsik diperlukan agar anak didik termotivasi untuk belajar. Guru yang berhasil mengajar adalah guru yang pandai membangkitkan minat anak didik dalam belajar. Karena itu, guru harus bisa dan pandai mempergunakan motivasi ekstrinsik ini dengan akurat dan benar dalam rangka menunjang proses intrinsik edukatif di kelas.

(37)

23

motivasi ekstrinsik yang negatif, sama-sama mempengaruhi sikap dan perilaku anak didik.

Motivasi belajar dikatakan ektrinsik bila anak didik menempatkan tujuan belajarnya di luar faktor-faktor situasi belajar. Anak didik belajar karena hendak mencapai tujuan yang terletak di luar hal dipelajarinya (Islamuddin, 2012: 260). Misalnya, seseorang itu belajar karena tahu besok pagi ada ujian dengan harapan akan mendapat nilai yang tinggi atau nilai yang baik. Jadi yang terpenting bukan karena belajar ingin mengetahui sesuatu, tetapi ingin mendapatkan nilai yang baik, atau agar mendapatkan hadiah. Oleh karena itu, motivasi ekstrinsik juga dapat dikatakan sebagai bentuk motivasi belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan dari dorongan luar yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktifitas belajar.

3. Fungsi-fungsi motivasi

Berkaitan dengan kegiatan belajar, motivasi dirasakan sangat penting peranannya. Motivasi diartikan penting tidak hanya bagi pelajar, tetapi juga pendidik, dosen, maupun karyawan sekolah, karyawan perusahaan. RBS. Fudyartanto (2003) menuliskan fungsi-fungsi motivasi sebagai berikut.

(38)

24

memiliki tujuan tertentu, mengandung ketekunan dan kegigihan dalam bertindak.

Kompleksnya suatu motif dipengaruhi oleh berbagai macam variabel yang berlangsung dalam organism dan dalam lingkungan di sekitarnya. Lashley (dalam bukunya Prawira 2013: 321) menguraikan beberapa variabel motivasi yang penting untuk diketahui: faktor kebiasaan individu, meskipun tidak semua kebiasaan bertindak sebagai motivator, kesiapan mental, niali-nilai dan sikap-sikapindividu yang berpengaruh pada proses motivasi, faktor biologis dalam organisme atau indivisdu, fakltor emosi yang biasanya sering disebut sebagai kondisi yang memotivasi keadaan.

Kedua, motif sebagai penyeleksi tingkah laku individu. Motif yang dipunyai atau terdapat pada diri individu membuat individu yang bersangkutan bertindak secara terarah kepada suatu tujuan yang terpilih yang telah diniatkan oleh individu tersebut. Maka dari itu adanya motif menghindari individu menjadi buyar dan tanpa arah dalam bertingkah laku guna mencapai tujuan tertentu yang telah diniatkan sebelumnya.

(39)

25

besar motif pada individu, semakin efisien dan sempurna tingkah lakunya (Prawira, 2013: 322). Jadi fungsi motivasi secara umum adalah sebagai daya penggerak yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu perbuatan tertentu untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

4. Pengertian Santri

Santri dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003:1032) adalah santri 1 yang mendalami pengajiannya Agama Islam (dengan pergi berguru ke tempat yang jauh seperti pesantren dan sebagainya; 2 orang yang beribadat dengan sungguh-sungguh; orang yang saleh.

Istilah santri terdapat di pesantren sebagai pengejawantahan adanya peserta didik yang haus akan ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh seorang kyai yang memimpin sebuah pesantren (Ghazali, 2001: 22). Santri pada dasarnya berkaitan erat dengan keberadaan kyai dan pesantren.. Oleh karena itu santri merupakan elemen penting dalam suatu lembaga pesantren.

5. Macam-macam Santri

Zamakh Stari Dhofier (Ghazali, 2001: 23) mengatakan bahwa di dalam proses belajar mengajar ada dua tipologi santri yang belajar di pesantren, antara lain:

a. Santri Mukim

(40)

26

secara langsung sebagai pengurus pesantren yang ikut bertanggung jawab atas keberadaan santri lain. Setiap santri yang mukim telah lam menetap dalam pesantren secara tidak langsung bertindak sebagai wakil kyai.

Ada dua motif seorang santri menetap sebagai santri mukim:

1) Motif menurut ilmu artinya santri itu datang dengan maksud menuntut ilmu dari kyainya.

2) Motif menjunjung tinggi akhlak, artinya seorang santri belajar secara tidak langsung agar santri tersebut setelah di pesantren akan memiliki akhlak yang terpuji sesuai dengan akhlak kyainya.

b. Santri Kalong

Santri kalong pada dasarnya adalah seorang murid yang berasal dari desa sekitar pondok pesantren yang pola belajarnya tidak dengan jalan menetap di dalam pondok pesantren, melainkan semata-mata belajar dan secara langsung pulang ke rumah setelah belajar di pesantren. Jadi, sebuah pesantren yang besar didukung oleh semakin banyaknya santri yang mukim dalam pesantren di samping terdapat pula santri kalong yang tidak banyak jumlahnya.

(41)

27

a) Ia ingin mempelajari kitab-kitab lain yang membahas Islam secara lebih mendalam di bawah bimbingan kyai yang memimpin pesantren tersebut.

b) Ia ingin memperoleh pengalaman kehidupan pesantren, baik dalam bidang pengajaran, keorganisasian maupun hubungan dengan pesantren-pesantren yang terkenal.

c) Ia ingin memusatkan studinya di pesantren tanpa disibukkan oleh kewajiban sehari-hari di rumah keluarganya (Dhofier, 1980: 52).

Oleh kerena itu seorang santri yang menetap dan pergi ke sebuah pesantren yang jauh dan masyhur merupakan suatu keistimewaan bagi seorang santri yang penuh cita-cita. Ia harus memiliki keberanian yang cukup penuh ambisi, dapat menekan sebuah rindu kepada keluarganya, maupun teman-teman sekampungnya, sebab setelah selesai pelajarannya di pesantren ia diharapkan menjadi serang alim yang dapat mengajar kitab-kitab dan memimpin masyarakat dalam kegiatan keagamaan.

(42)

28 B. Muhadharah

1. Pengertian Muhadharah

Muhadharah berasal dari kata

-

yang berarti hadir,

sebagai mashdar mim menjadi yang artinya ceramah atau

pidato (Munawwir, 1984: 294). Pidato bisa disamakan dengan Retorika (Yunani) atau Public Speaking (Inggris). Pidato mempunyai arti “suatu seni penyampaian berita secara lisan yang isinya bisa berbagai macam”

(Syam, 2004: 7). Pidato adalah tehnik pemakaian kata-kata atau bahasa secara efektif yang berarti ketrampilan atau kemahiran dalam memilih kata yang dapat mempengaruhi komunikasi sesuai dengan kondisi dan kondisi komunikasi tersebut.

(43)

29

Di dalam masyarakat hendaklah ada di antara segolongan diperintahkan untuk berdakwah sejalan dengan eksistensi umat Islam sebagai umat yang terbaik, yang merintahkan kepada kebaikan dan melarang dari hal-hal yang mungkar, sebagaimana ayat berikut:

Ayat di atas mengandung suatu dorongan kepada kaum mukminin supaya tetap memelihara sifat-sifat utama itu dan mereka tetaap mempunyai semangat yang tinggi. Umat yang paling baik di dunia adalah umat yang mempunyai dua macam sifat, yaitu mengajak kebaikan serta mencegah kemungkaran, dan senantiasa beriman kepada Allah.

(44)

30

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang percaya (beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian

mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjuang (berjihad) dengan harta

dan jiwa mereka pada jalan Allah. mereka Itulah orang-orang yang benar”.

(Al-Hujurat: 15). (Departemen Agama RI, 2005: 517).

Orang yang berpidato selalu berhubungan dengan orang banyak, seseorang berbicara secara langsung di atas podium atau mimbar dan isi pembicaranya diarahkan pada orang banyak, baik hanya sekedar informasi, pesan ataupun sesuatu untuk dilaksanakan oleh orang-orang yang mendengarkan pesan atau informasi tersebut (Hakim, 2010: 9). Dari dulu sampai sekarang, pidato atau public speaking masih menjadi salah satu bagian kebudayaan umat manusia yang cukup dominan dalam menyampaikan informasi, mengabarkan sebuah pesan, menjelaskan ide-ide, menyebarluaskan ilmu pengetahuan atau menjelaskan penemuan-penemuan mereka kepada orang lain untuk diikuti dan sebagainya.

Pidato adalah suatu ucapan dengan susunan yang untuk disampaikan kepada orang banyak (Khayyirah, 2013: 41). Pidato yang baik memberikan kesan positif bagi orang-orang yang mendengar pidato tersebut. Kemampuan berpidato atau berbicara yang baik di depan publik juga dapat membantu untuk mencapai jenjang karir yang baik.

(45)

31

didukung dengan wawasan keilmuan yang luas dan dapat dipertanggungjawabkan.

Berpidato dalam dunia pesantren sering disebut dengan khithabah dan orangnya disebut khatib (Hakim, 2010: 8). Kita dapat melihat orang yang memiliki kecakapan dan memiliki kepandaian dalam berpidato dalam forum-forum kenegaraan, penajian, ceramah, diskusi, debat, seminar, kampanye, partai politik, pelatihan-pelatihan, dan lain sebagainya.

Jadi, yang dimaksud dengan muhadharah adalah salah satu cara untuk menyampaikan informasi, menyebarkan sebuah pesan, menjelaskan ide-ide kepada orang lain, tetapi disini diberi batasan, sekelompok orang yang berkumpul, umpamanya 15 orang atau lebih. Adapun yang dimaksud tujuan tertentu ialah dalam menemukan sesuatu hal, soal, masalah dan sebagainya. Jadi, jika hanya tanpa tujuan atau pokok persoalan, maka bukanlah dinamakan pidato.

2. Fungsi dan Tujuan Muhadharah

Fungsi pidato sangat banyak dan beragam, yang kesemuanya akan merujuk pada tujuan yang hendak dicapai dengan adanya pidato tersebut, dapat disebutkan, fungsi-fungsi pidato tersebut diantaranya adalah:

(46)

32 d. Menghibur

e. Membujuk

f. Menarik perhatian g. Memperingatkan h. Membentuk kesan i. Memberikan instruksi j. Membangun semangat

k. Menggerakksan massa, dan lain-lainnya.

Dengan banyaknya fungsi-fungsi pidato di atas maka fungsi yang sering digunakan adalah memberikan informasi, yang bertuajuan untuk menyampaikan informasi atau keterangan kepada pendengar, agar diharapkan untuk mengetahui, mengerti, dan menerima informasi yang disampaikan. Selain fungsi pidato yang diatas ada banyak tujuan pidato antara lain:

a. Untuk menambah wawasan pengetahuan pendengar. b. Agar orang mempercayai sesuatu untuk melakukannya.

c. Mempengaruhi orang lain agar mau mengikuti kemampuan kita dengan suka rela.

d. Memberi suatu pemahaman atau informasi kepada orang lain. e. Membuat orang lain senang dan puas dengan ucapan yang

(47)

33

Seperti yang dijelaskan di atas, bahwa fungsi dari pidato demikian banyak dan beragam, fungsi yang paling sering digunakan adalah untuk memberikan informasi, menghibur, menyakinkan dan memberikan instruksi. Fanani mengungkapkan bahwa, mengingat fungsi yang beragam, maka jenis-jenis pidato pun beragam adanya yang sesuai dengan maksut serta tujuan yang hendak dicapai, adapun ciri-ciri tersebut adalah:

a. Pidato Pembukaan

Pidato pembukaan yaitu pidato singkat yang dibawakan oleh pembawa acara atau MC.

b. Pidato Penghargaan

Pidato penghargaan yaitu pidato yang mengarahkan pada suatu pertemuan.

c. Pidato Sambutan

Pidato sambutan yaitu pidato yang disampaikan pada suatu acara kegiatan atau peristiwa tertentu yang dapat dilakukan oleh beberapa orang dengan waktu yang terbatas secara bergantian. d. Pidato Peresmian

Pidato peresmian yaitu pidato yang dilakukan oleh orang yang berpengaruh untuk meresmikan sesuatu.

(48)

34

Pidato laporan yaitu pidato yang isinya adalah melaporkan suatu tugas atau kegiatan.

f. Pidato Pertanggungjawaban

Pidato pertanggungjawaban yaitu pidato yang berisi suatu laporan pertanggung jawaban.

Metode dalam berpidato bisa dilakukan dengan impromptu atau spontan, membuat kerangka atau garis besar, menghafal naskah, atau membaca naskah. Agar dapat berpidato dengan baik, perhatikan langkah-langkah berpidato berikut ini.

1. Menentukan topik. Menentukan topik dapat berupa topik bebas atau terikat dengan syarat baru, relevan, dan menarik.

2. Mengumpulkan data atau opini disertai sumber asal data. 3. Membuat kerangka-kerangka.

4. Mengembangkan kerangka dapat berupa narasi, deskripsi, eksposisi, persuasi, ataupun argumentasi.

(49)

35

Mengetahui syarat pidato yang baik akan memudahkan untuk menyusun sebuah pidato yang berbobot baik dalam uraian maupun cara penyampaian. Syarat pidato yang baik meliputi adanya pokok masalah (isi) yang akan diuraikan yang harus dikuasai, memiliki kecakapan untuk menyampaikan isi tersebut, uraian mengandung pengetahuan, ada tujuan yang dicapai, dan antara si pembaca, topik, dan pendengar terjalin hubungan yang harmonis. Lima poin tersebut merupakan dasar untuk dapat menciptakan kemampuan berpidato yang baik.

4. Etika dalam Muhadharah

Etika di atas podium hampir sama dengan gerakan di atas podium, perilaku pembicara semenjak dari mulai maju sudah menjadi perhatian, sampai selesai menyelesaikan pidatonya (Carpio,2005:65). Ketika berpidato harus mencakup beberapa hal antara lain:

a. Gerak-gerik Tubuh

Seorang pembicara itu, selain didengar, juga dilihat orang lain. Ketika menyampaikan pidato harus bisa menciptakan kesan visual sebagaimana juga kesan pendengaran. Biasanya ketika menyampaikan pidato yang perlu diperhatikan pertama dan terakhir yang didapat para hadirin tentang pembicara itu berasal dari gerak-gerik tubuhnya.

(50)

36

terhadap komunikasi yang efektif, mendapatkan perhatian, kejelasan, memberikan tekanan, menyumbang kepada tujuan-tujuan pribadi pembicara itu, mengembangkan rasa empati para hadirin yang diinginkan, dan menciptakan suasana yang pantas.

Pembicara itu harus selalu ingat bahwa pembicara akan terekspos dengan baik kepada para hadirin, bersemangat tentang berkomunikasi, benar-benar tertarik akan pokok permasalahan itu. Gabungan dari semuanya akan membantu pembicara itu dalam menjadikan wajahnya menggambarkan keadaan pemikirannya, sehingga semua gagasan dan persaannya akan terdukung. Jika semuanya tidak ada, pembicara akan tidak tampak jujur atau dibuat-buat, sedangkan para hadirin yang perasa itu dengan mudah sekali mengetahui hal tersebut.

b. Pentingnya Aksi Tubuh

Aksi tubuh yang efektif dalam berpidato sangatlah penting. Gerakan tubuh dapat membantu pembicara dapat menyesuaikan diri dengan situasi berbicara. Pada permulaan sebuah pembicaraan, ketegangan otot dapat dikurangi dengan memberikan isyarat tangan dan dengan sedikit otot timbul sebagai akibat dari kesantaian.

White dan Henderlider memberikan empat buah kegunaan dari aksi tubuh yang efektif itu, antara lain:

1. Menyesuaikan dengan situasi berbicara

(51)

37 3. Menjelaskan makna 4. Mencapai tekanan

Gerak-gerak tubuh membantu mendapatkan dan mempertahankan kepentingan dan perhatian. Pemilihan dan penataan materi untuk perkenal bertujuan untuk mendapatkan dan mempertahankan kepentingan dan perhatian, namun ada gerak-gerik tubuh seperti memberi isyarat untuk mencapai tujuan tersebut.

Gerakan tubuh dapat menjelaskan makna. Meskipun bantuan-bantuan visual sepsrti gambar, diagram, grafik, dan peta membantu dalam menyampaikan makna, maka gerak-gerik tubuh berfungsi untuk menopang kata-kata yang diucapkan pembicara dan untuk menjelaskan makna.

c. Kegunaan Aksi Tubuh

Dalam berbicara, kita pasti menggunakan kode-kode yang terlihat. Kode terlihat tersebut dapat dibagi menjadi empat, antara lain:

1. Ekspresi wajah

(52)

38

melalui mata, hubungan dengan para hadirin itu dapat diperhatiakan. Kebanyakan orang suka kepada pembicara “yang memandang kepada kami dengan mata” baik dalam

percakapan maupun dari mimbar pembicara itu.

Ekspresi wajah itu wajah itu harus menggambarkan sikap pemikiran dan sikap emosional pembicara itu. Otot-otot wajah harus luwes, yang menimbulkan pernyataan yang bersemangat, kecewa, mengancam, penuh kegembiraan, alami, karena pembicara itu memperhatiakan suasana batin yang bermacam-ragam. Jadi, ekpresi wajah dapat menjadi suatu penolong yang besar dalam memperkuat dan memperjelas isi pidato tersebut. 2. Postur tubuh

(53)

39

Tentu saja, tidak ada satu-satunya cara berdiri yang benar ketika menyampaikan sebuah pidato, namun dapat disarankan beberapa pedoman tersebut:

a) Tubuh harus tegak lurus tanpa tekukan yang berlebih-lebihan. Pembicara itu tidak boleh seperti seorang tentara yang dalam keadaan bersiap. Sikap santai itu memberikan sebuah perasaan kenyamanan, akan tetapi orang tidak boleh terlalu santai, sehingga tampak akan jatuh.

b) Tangan harus tergantung secara alami di samping, kecuali ketika tangan itu digunakan untuk melakukan isyarat dengan tangan. Pembicara boleh memegang podium dengan tangannya, namun tidak boleh boleh memiringkan tubuh keatas untuk jangka waktu yang lama. Posisi tangan yang lain adalah sedemikian rupa sehingga pembicara kadang-kadang tidak boleh telalu sering tangan salah satu dikantong, kedua tangan dikantong, dan tangan didekapan dibelakang pembicara tersebut. Akan tetapi, posisi tangan tidak boleh dipertahankan satu posisi saja untuk jangka waktu yang lama.

(54)

40

Kesalah yang paling sering terjadi dalam panggung poster itu adalah “pembungkuk” memberikan kesan bahwa pembicara

dalam keadaan lelah sekali, sehingga sukar baginya untuk berdiri. “Penyandar” jelas sekali tampak berpegang pada podium, kesebuah meja, sandaran kursi, atau benda-benda lain. “Ornag yang seperti patung” adalah seperti seorang tentara

yang siap untuk memberi hormat. Perutnya mundur ke belakang, dadanya menonjol ke depan, dagunya masuk ke dalam, sedangkan bahunya mundur ke belakang. Sikap seperti itulah menjadikan para hadirin gelisah, tidak semangat karena pembicara tersebut tidak dalam keadaan yang santai.

3. Gerakan

Gerakan tubuh menunjuk pada keseluruhan derakan tubuh pada saat pembicara itu pindah dari satu posisi ke posisi lain. Hal itu membantu menarik dan mempertahankan perhatian, serta dapat menyampaikan pendapat. Berhalan mendekat atau menjauh dari para hadirin, atau dari salah satu sisi podium ke sisinya yang lain, perubahan dalam postur semuanya ini berarti gerakan. Gerakan itu apabila dilaksanakan secara alami dan dengan lancar akan membangunkan para hadirin yang mengantuk.

(55)

41

Isyarat adalah gerakan yang bermakna dari beberapa bagian tertentu dari tubuh, bahkan dari seluruh tubuh. Pada umumnya isyarat itu dibuat oleh gerakan kepala, bahu, tangan, dan kadang-kadang kaki. Gerakan isyarat yang efektif memiliki kepantasan, kelengkapan, keragaman, dan penyataan.

Agar menjadi kebiasaan, gerak isyarat itu perlu dipraktekkan dengan sadar. Karena orang harus mengajukan isyarat hanya ketika dorongan dan keperluan saja, maka suatu pengetahuan tentang beberapa isyarat khas dengan tangan adalah penting sekali.

d. Cara Berpakaian dan Penampilan

Seorang pembicara benar-benar akan mengembangkan sebuah gerakan postur dan pentas dengan memakai pakaian yang dapat dirasakan menyenangkan dan akan menambah rasa percaya dirinya.

1. Menutup aurat bagian tubuhnya

2. Sesuai dengan tujuan, situasi dan kondisi lingkungan 3. Pakaian harus rapi, bersih, sehat, dan ukurannya pas 4. Tidak mengganggu orang lain

5. Memakai pakaian yang menyenangkan para hadirin e. Menggunakan Sistem Public Address

(56)

42

pembicaraan yang dapat dipahami. Jarak antara pembicara dengan microfon itu harus dipertahankan sedemikian rupa sehingga kandungan frekuensi suara itu akan menjadi berbeda-beda, serta keseimbangan antara suara langsung dan gaungnya kan turun naik terutama jika gerakan itu cukup untuk memperlukan pengendalian volume.

(57)

43 BAB III

PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

A. Paparan Data

1. Gambaran Lokasi Penelitian

a. Sejarah berdirinya Pondok Pesantren Modern Bina Insani

Pondok Pesantern Modern Bina Insani berada di Dusun Baran Ketapang Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang Jawa Tengah. Awalnya pondok ini adalah sebuah pengajian malam ba’da magrib yang diselenggarakan di Masjid Al-Huda Baran.

Adapun materi yang diajarkan belajar membaca Al-Qur’an secara musafah dan fasholatan. Kegiatan ini sudah ada sejak masjid ini

didirikan sekitar tahun 1959. Sedangkan peserta didiknya (santrinya) adalah anak-anak dari lingkungan masjid itu sendiri dan anak-anak dari warga dusun tetangga. Pengasuhnya imam dan ta’mir masjid seperti Bapak Kamsu Abdul Rasyid, Bapak

Muhlison Katsiran, Bapak Uri Abdul Rasyid, Bapak Sarman dan lainnya.

(58)

44

Ekstrakurikuler musik rebana klasik, seni baca Al-Qur’an, muhadharah dan drum band. Tahun demi tahun menunjukkan

adanya peningkatan baik dari kualitas maupun kuantitas, dari segi kualitas pada tahun 1997 pernah juara umum lomba Festival Anak Sholih (FASI) tingkat Kab. Semarang dan kota Salatiga yang diselenggarakan oleh TPA Ananda Salatiga, dan lomba-lomba lain di tingkat local sedangkan dari segi kuantitas menunjukkan adanya peningkatan dan jumlah santri yang awalnya sekitar 20-an anak hingga mencapai 300 anak. Adapun dari fasilitas sarana dan prasarana lembaga ini menempeti gedung yang dibangun di atas tanah waqaf dari Almarhum Bapak Kamsu Abdul Rasyid, Bapak Muhlisan Katsiran dan Bapak Muh.Uri Abdul Rasyid sedangkan gedung fisiknya adalah dibangun oleh Simabah Haji Umar (sesepuh desa), sedangkan membelernya dari Bapak Haji Suwandi (tokoh masyarakat) dan keluarga Simabah Haji Ahmad Tamin Said. Seseorang warga Jakarta yang peduli Pendidikan Islam di Dusun Baran.

(59)

45

nama pondoknya adalah Pondok Pesantren Modern Bina Insani yang berada di bawah Yayasan Pendidikan Islam Haji Ahmad Tamin Said. Yayasan ini resmi berdiri dan didaftarkan di akte notaries Hendrati Prasetyosiwi, S.H. pada tanggal 12 Juni 1999. Haji Ahmad Tamin Said (eyang dari Ibu Dra Hj. Siti Nuriyani, M.Ag) adalah seorang warga Jakarta yang menyumbangkan hartanya untuk pendirian pondok ini. Nama Bina Insani ini dipilih untuk menjadi nama pondok dan sekolahan, kata Bina menrut kamus besar Bahasa Indonesia artinya membina, membangun, sedangkan Insani artinya kemanusiaan, bersifat atau menyangkut manusia, manusiawi. Pondok Pesantern Modern didirikan bertujuan untuk membangun dan mencetak insan seutuhnya, calon

ilmuan, dan ulama’ kepesantrenan , ketrampilan serta penanaman

akhlak Islami, memadukan sistem pendidikan tradisional dan modern dengan spesialisasi yang jelas dan terarah.

(60)

46

dengan sistem klasikal berjenjang, artinya paket pesantren diikuti oleh semua santri dibagi kelas-kelas.

Pendidikan yang diselenggarakan oleh Pondok Pesantren Bina Insani adalah SMP Islam Bina Insani yang didirikan pada tahun pelajaran 1999/2000 dan SMA Islam Plus Bina Insani didirikan pada tahun pelajaran 2002/2003. Siswa baik SMP dan SMA Islam Bina Insani berasal dari masyarakat di lingkungan Ketapang Kecamatan Susukan (Dokumentasi PPM Bina Insani).

Perpaduan yang sinergik dan harmonis antara kurikulum Pondok Pesantren Modern Bina Insani dan Kurikulum Diknas yang diharapkan mampu melahirkan ulama’ yang berkognitif, berkreatif,

berpsikomotorik, ideal, berbudaya, berperadaban, konsisten terhadap Aqidah dan Syariat Islam, serta Panca Jiwa Pondok. b. Letak Geografis

Pondok Pesantren Moderen Bina Insani berada di Jl. Sruwen – Karanggede, Dsn. Baran, Ds. Ketapang, Kec. Susukan, Kab. Semarang 50777, di tengah pemukiman penduduk yang beragama Islam 100%, samping masjid Al-Huda Baran, yang memiliki luas tanah 15.000 M2.

Pondok Pesantren Moderen Bina Insani Dusun Baran, letak greografis Dusun Baran adalah sebagai berikut:

(61)

47

3. Sebelah Barat : Dusun Kwangsan 4. Sebelah Timur : Dusun Baran

Tabel 1

Gambaran-gambaran dan lokasi Pondok Pesantren Moderen Bina Insani

Tahun 2016

Pondok Pesantren Moderen Bina Insani

Th. 1999

(62)

48

Table 2

Kondisi Pondok Pesantren Modern Bina Insani Tahun 2016

1 Kondisi Pondok

a) Jumlah guru/ustadz

b) Jumlah Santri

c) Sarana dan Prasarana

d) fasilitas lain-lain

25orang terdiri dari : ustadz dan ustadzah

703 orang yang terdiri dari : 296 Putra dan 407 putri

1 masjid , 22 ruang kelas , 1 lokal kantor OSBI, 1 lokal ruang ustadz, 1 lokal kantor

2 Kondisi Lingkungan a) Penerimaan Santri b) Lokasi Pon-pes

c) Ekonomi Wali Santri

d) Administrasi Santri

Menerima santri baru setiap tahun ajaran baru.

Di tengah pemukiman penduduk, samping Masjid Al-Muttaqin, luas tanah 15.000 M2 Rata-rata penghasilan per bulan 400.000, - 800.000,-

Pembayaran bulana per-anak Rp.310.000/bln

(63)

49

Untuk memperlancar proses belajar mengajar di pesantren dan untuk memudahkan interaksi belajar mengajar serta untuk mencapai tujuan pengajaran yang diharapkan, maka adanya sarana dan prasarana sangatlah penting.

Untuk dapat melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan baik, Pondok Pesantren Modern Bina Insani memiliki sarana dan prasarana yang cukup memadai, yaitu (Dokumen PPM Bina Insani):

Tabel 3 Sarana dan prasarana

Pondok pesantren Modern Bina Insani Tahun 2016

No. Nama Barang Banyaknya

1. Asrama putra 2 blok

2. Asrama Putri 3 blok

3. Dapur 1

4. Lab. Komputer 1

5. Lab. Laboratorium 1

6. Ruang Kelas 22

7. Meja siswa 330

8. Meja ustadz 22

9. Kursi siswa 660

11. Koperasi 1

12. Perpustakaan 1

13. Kamar mandi putra 2

(64)

50

15. Sound system 2

16. Printer 3

17. Lapangan 1

e. Struktur Organisasi

Pondok Pesantren Modern Bina Insani memiliki 2 buah kepengurusan, yaitu kepengurusan putra dan putri. Selain itu ada juga kepengurusan untuk program madrasah. Dalam kepengurusan ini tidak semata-mata berdasarkan hasil voting, tetapi juga berdasarkan hasil musyawarah bersama dan disetujui oleh pengasuh.

STRUKTUR ORGANISASI

YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM HAJI AHMAD TAMIN SAID

(65)

51

Muhammad Munzaini, S. Ag. M.Pd.I Siti Maesaroh, A.Md. E.I

Afis Sunani, A.P

Drs. Musthofa

Musyafa’ S.Pd.

Asatid= 16 Asatidzah= 9 57

STRUKTUR KEPENGURUSAN

ORGANISASI SANTRI BINA INSANI

(66)

52

PERIODE 2015-2016

PENANGGUNG JAWAB K. Muhsoni

Muhammad Munzaini, S. Ag. M.Pd. I PEMBIMBING: 1. Lulu’ Al Basyiroh

2. Rifqi Lutfi KETUA OSBI: 1. Syamsul Ma’arif

2. Luluk nur hamidah SEKRETARIS: 1. Nofi’ Nailul A’la

2. Nihayatul Chusna BENDAHARA: 1. M. Ginanjar Fauzi

2. Inafqotin Mucholifah 3. Ana Muslimah Ulil Albab

KEAMANAN: 1. Audi Farih Budi. P 5. Shinta Nur Afrinisa Maharani 2. Ali Yahya 6. Isniyatur Romadhoni

3. Nabila Aqidatul Izza 7. Rosyita Arifatul Wakhidah 4. Kholofatur Rosyidah

BAHASA: 1. Hanif Abdillah 5. Maongidzotul Khasanah 2. Wildan Irfani 6. Afifah Khoirunnisa 3. Doni Vota 7. Latifah Milaussaadah 4. Asil Tsamara Zain

(67)

53

2. Amron Aholeh 6. Yani Syangadah Barakah 3. M. Edi Zusuf 7. Alfa Latifatur Rifa 4. M. Wildan 8. Lina Nur Afifah INFORMASI: 1. Ahmad Khoirul Huda 4. Aini Hikmawati 2. Fathur Rohman 5. Kholifatur Rizkiyah 3. M. Shoim

KEBERSIHAN: 1. M. Abdul Aziz 5. Erlinawati

2. Gesang Mukti Wibowo 6. Nanda Dea Amalia 3. M. Nur Wahyudi 7. Annisa Rahmawati 4. Arum Wahyu Ningsih

OLAHRAGA: 1. M. Islakhul Khikam 4. Vidiatul Khazin 2. Ghoni Bahril Aziz 5. Diana Murti Ningsih 3. Latifah Izzati

KESEHATAN: 1. Nurkhalis Dewangga 5. Nining Kurnia 2. M. Arif Rohman Hidayat 6. Istianatuz Yuniati 3. Rizqi Tri Cahyo 7. Siti Mutmainah 4. M. Adi Rahma. A 8. Budiyani

DAPUR: 1. Muh Ilham Akbar 5. Devi Anjar Wati 2. M. Andhika Ramadhan 6. Ainul Maskanah

(68)

54

4. Shafira Mulia Fhatimah A 8. Istiqomah KESENIAN: 1. Nur Said 4. Putri Febriana 2. Noval Adam 5. Yuliana Alfi Nur A 3. Qorinul Maula 6. Hana Setia Budi BAPENTA: 1. Jamoko Koko Kusuma 4. Naila Irbatuts Tsaqifah 2. M. Edi Musyafak 5. Nur Istiqomah

3. Karimatus Sa’diyah

(Dokumentasi PPM Bina Insani, 21Agustus 2016)

f. Visi dan Misi Pondok Pesantren Modern Bina Insani 1) Visi

Terwujudnya Insan yang solih dan shalikhah, berprestasi, mandiri dan berwawasan lingkungan.

2) Misi

a) Memantapkan siswa dalam keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa dan kewajiban membiasakan menjalankan ajaran Islam dalam kehidupan sekolah dan pondok pesantren.

(69)

55

c) Meningkatkan pelayanan maksimal pada kegiatan pembelajaran dan pengembangan diri.

d) Meningkatkan profesionalisme guru untuk menciptakan budaya mutu secara inovatif dan kreatif.

e) Menerapkan kedisiplinan dalam semua aspek kepada seluruh warga sekolah.

f) Menerapkan penerapan sikap dan perilaku yang berkarakter berbudaya pesantren kepada seluruh warga sekolah.

g) Menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat guna melestarikan sekolah sehat.

h) Menjalin kerjasama stake holder untuk mendapatkan dukungan terhadap program sekolah.

i) Menciptakan lingkungan yang nyaman dan menyenangkan sebagai wahana bersosialisasi warga sekolah dengan masyarakat sekitar.

3) Tujuan

a) Menghasilkan generasi yang beriman, bertaqwa dan berakhlaqul karimah.

b) Menggali potensi dan meningkatkan kemampuan santri sesuai dengan perkembangan IPTEK.

(70)

56

d) Meningkatkan sarana dan prasarana representative. 4) Motto

a) Berbudi Pekerti b) Berbadan Sehat c) Berpengetahuan Luas d) Berpikiran Bebas g. Keadaan Ustadz

Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti di Pondok Pesantren Modern Bina Insani dengan AR mengenai jumlah Guru/Ustad-Ustadzah yang mengajar di PPM Bina Insani adalah sebagai berikut:

“Bahwasannya jumlah Guru/Ustad-Ustadzah yang mengajar di PPM Bina Insani sebagian ada yang dari luar pesantren dan ada juga yang di dalam pesantren. Kebanyakan guru untuk sekolah umum itu dari luar pesantren, tetapi ada salah satu yang ikut tinggal di dalam pesantren, sedangkan ustad-ustadzah pengampu diniyah ada yang tinggal di dalam pesantren dan ada juga yang laju dari rumah. PPM Bina Insani memiliki guru umum sekitar 33 diantaranya 15 laki-laki dan 18 perempuan. Adapun ustad-ustadzah pengampu diniyah ada 25, diantaranya 16 laki-laki dan 9 perempuan(27 Agustus 2016)

h. Keadaan Santri

Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti di Pondok Pesantren Modern Bina Insani dengan AR mengenai jumlah santri yang tinggal di PPM Bina Insani adalah sebagai berikut:

(71)

57

santri wajib untuk tinggal di dalam pesantren tersebut, baik santri kelas SMP maupun SMA” (27 Agustus 2016)

i. Bentuk-bentuk Kegiatan

Tabel 4

Kegiatan Harian Santri Pondok Pesantren Modern Bina Insani Tahun 2016

No Waktu Kegiatan

1 04. 00 – 05.00 Bangun tidur, Qiyamul Lail Subuh berjamaah 2 05.00 – 05.40 Kegiatan mengaji dan pembelajaran di kelas

dengan kajian kitab kuning, bahasa, penguatan bidang Tahfidzul Qur’an dan ilmu eksak

3 05.00 – 07.00 MCK dan sarapan pagi

4 07.00 – 12.45 Kegiatan Belajar Mengajar di kelas Formal dan Diniyah

5 12.30 – 13.30 Sholat Dzuhur dan Makan Siang

6 13.30 – 15.30 Kegiatan Belajar Mengajar di kelas Formal dan Diniyah

7 15.30 – 16.00 Sholat Ashar berjamaah

8 16.00 – 17.00 Ekstrakulikuler, musyawarah Al-Qur’an 9 17.00 – 17.30 MCK, persiapan masuk masjid

10 17.30 – 18.00 Baca Al-Qur’an, kitab, serta sholat maghrib berjamaah

11 18.00 – 19.30 Mengaji Al-Qur’an dengan musyawir 12 19.30 – 20.30 Sholat Isya’ berjamaah, makan malah 13 20.30 – 21.45 Mengaji, belajar mandiri

14 21.45 – 22.00 Pemberian Mufrodat/ kosakata bahasa Arab dan Inggris

(72)

58

16 22.30 – 04.00 Tidur malam/ istirahat

Tabel 5

Kegiatan Mingguan Santri Pondok Pesantren Modern Bina Insani Tahun 2016

No Jam Jenis Kegiatan

1 Malam Rabu Seni Baca Al-Qur’an

2 Malam Jumat Tahlilah, sholawat berjanji, Ad Dhiba’ 3 Malam Ahad Khithabah 4 bahasa

4 Senin Sore Qiro’atul Qur’an

5 Kamis Sore Tahlilan/Ziyarah kubur (Putra). Sholawatan (Putri)

6 Jumat Sore Tahlilan/Ziarah kubur (Putri) Sholawatan (Putra)

7 Sabtu Sore PRAMUKA

8 Ahad Pagi Kegiatan Bahasa dan Olah Raga

Tabel 6

Kegiatan Tahunan Santri Pondok Pesantren Modern Bina Insani Tahun 2016

Fektifal Anak Islam, seminar masailul Fiqhiyah

5 Oktober Reorganisasi OSBI dan Koord Pramuka dan Laporan pertanggungjawaban

6 Nevember Musyawarah kerja OSBI dan Pramuka 7 Desember Wisata relegi dan kemah santri

(73)

59 kitab kuning

9 Pebuari Gebyar ekstrakulikuler Bina insani (EKPRESI)

10 Maret Lomba Kecakapan Baris berbaris (LKBB) 11 April Lomba Drama Dua Bahasa (LDDB) Bahasa 12 Mei - Juni Khotmil Qur`an dan Akhirussanah

13 Juni - Juli Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK)

Tabel 7

Tata Tertib Muhadharah Pondok Pesantren Modern Bina Insani Tahun 2016 Harus memakai kaos kaki Harus datang tepat waktu Teks pidato harus dihafalkan

Teks pidato dikumpulkan paling lambat hari selasa sore Teks pidato dikumpulkan terlebih dahulu ketika maju Pengambilan intisari dengan bahasa masing masing

Bagi santri yang tidak berangkat diharuskan membeli surat izin

Untuk pembelian surat izin paling lambat sabtu sore Teks pidato tidak boleh menyontek

(74)

60

Membayar iuran Rp.500 langsung kepada bendahara kamar

Tabel. 8

(75)
(76)

62

MS lahir di Susukan, yang usianya sudah semakin tua, tetapi beliau sangat antusias dalam mendidik dan mengajar santrinya. Beliau sebagai pengasuh Pondok Pesantren Modern Bina Insani Susukan. Namanya juga sangat terkenal di mana-mana tidak hanya sekitarnya saja. Meskipun hanya lulusan SMA, tetapi beliau mempunyai pengalaman mondok berbeda-beda tempat. Dengan berbagai dukungan di luar maupun di dalam pesantren beliau sekin bersemangat untuk mendidik dan mengajar santri-santrinya. b. IT

(77)

63 c. AR

AR lahir di Rowo Polo, sekarang unurnya 22 tahun. Di Pondok Pesantren Bina Insani beliau selaku asatidz. Selain itu beliau juga membantu mengajar diniyah di pesantren. Beliau juga lulusan dari Bina Insani. Beliau mondok di Bina Insani sekitar kurang lebih 9 tahun sampai tahun 2016.

d. EY

EY lahir di Ungaran, sekarang umurnya 17 tahun. Di pondok pesantren Bina Insani sebagai pengurus bagian Ta’lim putra (pengajaran). EY masih menduduki bangku SMA di Bina Insani. Beliau mondok kurang lebih sudah 6 tahun. Beliau berperan aktif dalam kepengurusan tahun 2016.

e. DNF

DNF lahir di Susukan, sekarang umurnya 17 tahun. Di pondok pesantren Bina Insani sebagai pengurus bagian Ta’lim putri (pengajaran). DNF masih menduduki bangku SMA di Bina Insani. Beliau mondok kurang lebih sudah 3 tahun. Beliau berperan aktif dalam kepengurusan tahun 2016.

f. MT

(78)

64

ekstrakulikuler yang ada. Beliau tinggal di pesantrn sudah 2 tahun. Selain itu beliau juga mendapatkan perstasi diantaranya lomba pidato bahasa Arab juara 1.

g. DA

DA lahir di Demak, sekarang umur 14 tahun. Beliau masih menduduki bangku SMP kelas 3. Beliau tinggal di pesantrn kurang lebih sudah 3 tahun ini. Beliau ingin melanjutkan SMA di Bina Insani supaya lebih menekuni dan mendalami ilmu-ilmu yang telah diajarkan di pesantren tersebut.

h. HP

HP lahir di Boyolali, sekarang umur 16 tahun. Beliau di pesantren sudah 2 tahun, karena beliau mondok di pesantren Bina Insani sejak dibangku SMA. Beliau juga aktif dalam mengikuti pembelajaran dan kegiatan yang ada di dalam pesantren dengan semangat.

i. KH

KH lahir di Karang Jati. Sekarang umur 12 tahun. Beliau masih menduduki bangku SMP di Bina Insani. Beliau tinggal di pesantren masih awal jadi belum begitu aktif dalam mengikuti kegiatan yang ada di dalam pesantren Bina Insani.

Gambar

Tabel 1 Gambaran-gambaran dan lokasi
Table 2 Kondisi Pondok Pesantren Modern Bina Insani
Tabel 3 Sarana dan prasarana
Tabel 6
+3

Referensi