KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/ rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Laporan Akhir “Pelaksanaan MDGs di Kabupaten Jembrana” dapat selesaikan.
Kajian dimaksudkan untuk memperoleh gambaran tentang kondisi riil terakhir keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan yang mengacu kepada tujuan pembangunan milenium di Kabupaten Jembrana sesuai dengan visi dan misi yang telah ditetapkan. Sedangkan tujuan kajian antara adalah : memperoleh hasil evaluasi pencapaian MDGs tahun 2014 , yang diharapkan dapat dipergunakan sebagai dasar mengambil keputusan tentang peningkatan Kinerja Pemkab Jembrana dalam kaitannya dengan Target MDGs tahun 2016.
Terima Kasih Kami sampaikan kepada berbagai pihak atas bantuannya pelaksanaan survei ini. Berdasarkan hasil kajian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi Pemerintah Kabupaten Jembrana sebagai bahan pertimbangan, dalam melakukan perbaikan terhadap kelemahan‑kelemahan dalam pelaksanaan kegiatan pembangunan.
Denpasar, Oktober 2015
Tim Pengkaji
DAFTAR ISI
Isi... i DAFTAR ISI ... ii DAFTAR TABEL ... iv DAFTAR GAMBAR ... vi BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1.1 Maksud dan Tujuan...…...…... 1.2 Sasaran dan Kegiatan... 1.3 Keluaran dan Hasil... 1.4 Manfaat... 1.5 Ruang Lingkup dan Tahap Kegiatan... 2 7 7 7 8 8 BAB II KONDISI EKSITING KABUPATEN JEMBRANA ... 10 2.1 Letak Geografis, Batas Administrasi dan Luas Wilayah ... 2.2 Sekilas Tentang Pemerintahan Kabupaten Jembrana ... 2.2.1Visi, Misi, Pemerintahan Kabupaten Jembrana ... 2.2.2 Struktur Pemerintahan Kabupaten Jembrana ... 2.2.3.Aparatur Daerah... 2.3 Struktur Penduduk Kabupaten Jembrana... 2.4 Pembangunan Di Bidang Pendidikan... 2.5 Pebangunan Di Bidang Kesehatan... 2.6 Pembangunan Di Bidang Ekonomi... 2.7 Pembangunan Di Bidang Infrastruktur... 2.8 Kelestarian Hidup... 11 13 13 13 18 19 22 26 29 30 35 BAB III Evaluasi Pelaksanaan MDGs ... 37 3.1 MDGs‑1 : Menanggulangi Kemiskinan dan Kelaparan ... 383.2 MDGS‑2 : Pendidikan Dasar untuk Semua ... 3..3 MDGs‑3 : Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan ... 3.4 MDGs‑4 : Menurunkan Angka Kematian Anak ... 3.5 MDGs‑5 : Meningkatkan Kesehatan Ibu ... 3.6 MDGs‑6 : Memerangi HIV/AIDS, Malaria dan Penyakit Menular Lain ... 3.7 MDGs‑7 : Memastikan Kelestarian Lingkungan Hidup ... 3.8 MDGs‑8 : Mengembangkan kemitraan untuk pembangunan 42 49 52 55 57 60 62 BAB IV PENUTUP... 65 4.1 Simpulan... 42 Rekomendasi... 66 74 DAFTAR PUSTAKA... 78
DAFTAR TABEL
Tabel Hal 2.1 Luas Wilayah Kecamatan di Kabupaten Jembrana 16 2.2 Jumlah penduduk Kabupaten Jembrana Per Kecamatan Tahun 2013 29 2.3 Jumlah Sekolah dan Tenaga Pengajar Tahun 2013 33 2.4 Rasio Guru Terhadap Murid di Kab. Jembrana Tahun 2013 34 2.5 APK Penduduk Kabupaten Jembrana (%) Tahun 2009 – 2013 35 2.6 APM Penduduk Kabupaten Jembrana (%) Tahun 2009 – 2013 36 2.7 Rata – rata Lama Sekolah di Kabupaten Jembrana Tahun 2009 – 2013 37 2.8 Fasilitas Kesehatan di Kabupaten Jembrana Tahun 2009‑2013 38 2.9 Luas Kawasan Hutan di Kabupaten Jembrana menurut fungsinya. 52 3.1 Target dan Indikator MDGs‑1, Menanggulangi Kemiskinan dan Kelaparan 59 3.2 Capaian Kinerja MDGs‑1, Menanggulangi Kemiskinan dan Kelaparan Kabupaten Jembrana Tahun 2010 – 2014 60 3.3 Target dan Indikator MDGs‑2, Pendidikan Dasar untuk Semua 68 3.4 Capaian Kinerja MDGs‑2, Pendidikan Dasar untuk Semua Kabupaten Jembrana Tahun 2009 – 2014 70 3.5 Target dan Indikator MDGs‑3, Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan 74 3.6 Capaian Kinerja MDGs‑3, Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Jemrana Tahun 2010 – 2014 75 3.7 Target dan Indikator MDGs‑4, Menurunkan Angka Kematian Anak 79 3.8 Capaian Kinerja MDGs‑3, Menurunkan Angka Kematian Anak Kabupaten Jembrana Tahun 2010 2014. 80 3.9 Target dan Indikator MDGs‑5, Meningkatkan Kesehatan Ibu 82 3.10 Capaian Kinerja MDGs‑5, Meningkatkan Kesehatan Ibu di KabupatenJembrana Tahun 2010 2014 83 3.11 Target dan Indikator MDGs‑6, Memerangi HIV/AIDS, Malaria dan Penyakit Menular Lainnya 86 3.12 Capaian Kinerja MDGs‑6, Memerangi HIV/AIDS, Malaria dan Penyakit Menular Lainnya Kabupaten Jembrana Tahun 2010 ‑2014.. 87 3.13 Target dan Indikator MDGs‑7, Memastikan Kelestarian Lingkungan Hidup 90 3.14 Capaian Kinerja Memastikan Kelestarian Lingkungan Hidup Kabupaten Jembrana Tahun 2010 – 2014. 91 3.15 Target dan Indikator MDGs‑8, Mengembangkan Kemitraan Global Untuk Pembangunan 94 3.16 Capaian Kinerja MDGs‑8, Mengembangkan Kemitraan Global Untuk Pembangunan Kabupaten Jembrana Tahun 2010 – 2014 95
DAFTAR GAMBAR
Gambar Hal 2.1 Peta Wilayah Administrasi Kabupaten Jembrana 16 2.2 Luas Wilayah Kecamatan di Kabupaten Jembrana 17 2.3 Jumlah penduduk Kabupaten Jembrana Per Kecamatan Tahun 2013. 29 2.4 Umur Penduduk Kabupaten Jembrana Tahun 2013 30 3.1 Angka Partisipasi Kasar (APK)Kabupaten Jembrana Tahun 2009 – 2013 73PENDAHULUAN
1.6 Latar Belakang
1.7 Maksud dan Tujuan
1.8 Sasaran dan Kegiatan
1.9 Keluaran dan Hasil
BAB
1
1.10
Manfaat
1.11
Ruang Lingkup dan Tahap Kegiatan
1.1 Latar Belakang
Sistim pemerintahan berdasarkan otonomi daerah telah memberi peluang kepada daerah untuk lebih mengembangkan daerahnya sesuai dengan potensi yang dimilikinya. Hal ini tentu merupakan tantangan bagi pemerintah daerah, swasta dan masyarakatnya untuk meningkatkan pembangunan disegala aspek yang berimbas nyata pada kesejahteraan sosial dan kelestarian lingkungan. Oleh karena itulah setiap daerah/Kabupaten/Kota pada dasarnya haruslah berkompetisi membangun daerahnya dengan memperbaiki sistim dan penyelenggaraan pemerintahan, kualitas SDM, infrastruktur, perekonomian, lingkungan hidup, sosial budaya, politik, keamanan dan ketentraman masyarakat.
Bersamaan dengan berlakuknya pemerintahan otonomi daerah, maka munculnya kesepakatan global mengenai tujuan pembangunan milenium (MDGs) tahun 2000, dimana Indonesia sebagai salah satu dari 189 negara pendukungnya. Pembangunan sesuai konsep otonomi daerah menjadi salah satu upaya sangat strategis untuk mencapai tujuan pembangunan milenium yang secara serentak ditargetkan tahun 2015 meskipun target dunia tahun 2025 bagi semua negara pendukung. Propinsi Bali telah berhasil mencapai sejumlah target tujuan pembangunan milenium atau MDGs, sehingga Bali meraih MDGs award kategori Laju Pencapaian Terbaik MDG’s Tahun 2014. Sedangkan bagi Jembrana yang selama 10 tahun terakhir telah banyak melakukan terobosan pembangunan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya juga telah terinspirasi oleh upaya untuk mencapai sukses pembangunan sesuai dengan kriteria MDGs, bahkan telah berusaha mencapai target MDGs 5 (lima) tahun lebih awal yaitu tahun 2010.
Meskipun upaya pencapaian target tahun 2010 sudah terprogram mulai dari visi dan misi serta langkah‑langkah kebijakan dan program yang pro rakyat, namun hasilnya masih perlu dikaji dan dievaluasi lebih lanjut termasuk upaya Jembrana dalam rangka mencapai target secara nasional karena selama dalam pelaksanaan pemerintahan dan dinamika masyarakat hingga saat ini masih banyak menghadapi hambatan dan permasalahan baik dari dalam maupun luar yang mempengaruhi upaya pencapaian MDGs. Kajian dilakukan agar pelaksanaan menuju capaian MDGs terwujud secara mantap dan dapat diukur berdasarkan validitas yang kuat untuk dapat diterima oleh masyarakat maupun untuk kepentingan yang lebih luas.
Ketimpangan hasil/dampak pembangunan akibat dari pada komitmen perencanaan dan pelaksanaan pembangunan yang kurang seimbang telah dirasakan tidak saja secara lokal tetapi sudah secara global, sehingga mendorong munculnya kesepakatan negara‑negara didunia untuk mewujudkan tujuan pembangunan milenium (MDGs). MDGs sebagai acuan setiap tujuan pembangunan mengharuskan setiap negara merevisi dengan menyesuaikan kembali kebijakan dan program‑program pembangunannya khususnya terkait dengan percepatan pembangunan manusia dan pemberantasan kemiskinan, termasuk Indonesia yang sudah memiliki landasan kebijakan pembangunan yang pengimplementasiannya masih perlu ada penyesuaian. MDGs yang dirumuskan sesuai dengan masalah‑masalah aktual yang dihadapi dunia bukan saja harus dicapai oleh stiap negara, tetapi juga harus diwujudkan oleh setiap daerah Kab./Kota dan Propinsi sesuai dengan prinsip otonomi. Makin banyak daerah dapat mewujudkan target MDGs, maka tugas negara akan semakin ringan dalam berpartisipasi terhadap pencapaian tujuan pembangunan milenium. Kabupaten Jembrana yang sedari awal memiliki komitmen kuat
dengan program‑program dasar pembangunan Quality of life nya sangat terkait dengan kesepakatan global tersebut yang didasari atas pemikiran sebagai berikut.
1) Keterbatasan potensi sumber daya Kabupaten Jembrana, ancaman makin meningkatnya krisis lingkungan dan tarap kesejahteraan masyarakat Jembrana yang masih rendah.
2) Peluang otda untuk melakukan terobosan pembangunan daerah dengan mengggali sumber‑sumber potensi yang ada secara inovatif dan kreatif. 3) Visi dan misi pembangunan Kab. Jembrana dengan program dan
kegiatannya yang pro rakyat untuk peningkatan kesejahteraan dan keadilan. 4) Mengkaji ulang pencapaian MDGs tahun 2010 yang dipercepat .
Tercapainya MDGs, maka merupakan alat ukur pembangunan yang sekaligus juga diharapkan masyarakat dapat merasakan manfaatnya. Adapun komitmen yang dituangkan dalam kesepakatan MDGs sesuai dengan resolusi Majelis Umum PBB Nomor 55/2 taggal. 18 – 9 – 2000, yaitu sebagai berikut. MDGS‑1 : Mengentaskan kemiskinan ekstrim dan kelaparan MDGS‑ 2 : Mencapai pendidikan dasar untuk semua MDGS‑3 : Memajukan kesetaraan gender dan memberdayakan perempuan MDGS‑4 : Mengurangi tingkat kematian anak. MDGS‑5 : Memperbaiki kualitas kesehatan ibu
MDGS‑6 : Memerangi HIV/AIDS, malaria and penyakit menular lainnya
MDGS‑7 : Memastikan kelestarian lingkungan
MDGS‑8 : Mengembangkan kemitraan untuk pembangunan
Dalam visi, misi dan program pembangunan nasional maupun daerah sebetulnya sudah meliputi kearah pencapaian MDGs, namun sejauh mana tercapai setelah melewati lebih dari 1 masa dasa warsa pembangunan, sangat terkait dengan kondisi, komitmen pemerintah dan parstisipasi masyarakat maupun swasta.
MDGs sebagai acuan kebijakan dan program bersama, dimasing‑masing daerah tentu menghadapi hambatan permasalahan yang tidak sama, namun tergantung pada kondisi, sosial, budaya dan ekonomi masyarakat dan yang tidak kalah penting adalah faktor penyelenggaraan pemerintahan yang efektif dan efisien. Kabupaten Jembrana kondisinya masih belum mantap meskipun dari segi pemerintahan sudah dilakukan reformasi kebijakan yang mendekatkan pada peningkatan pelayanan yang berkeadilan dan pemenuhan kebutuhan hidup dasar masyarakat.
Berdasarkan hasil evaluasi sementara pencapaian MDGs Kabupaten Jembrana tahun 2014 maka dapat disampaikan sbb ;
MDGs 1 : ‑ Kemiskinan telah turun dari 7,1 %
(tahun 2012) menjadi 6,85 % (2013) dari target MDGs < 5 %.
‑ Kekurangan gizi pada balita 0,015 %
dari target 0,0014 %.
MDGs 2 : ‑ APM : ‑ SD = 98,94 %
‑ SMP = 99,11 % ‑ SMA/SMK = 89,10 %
‑ APK : ‑ SD = 113,9% ‑ SMP = 117,1% ‑ SMA/SMK = 98,2 %
MDGs 3 ‑ Kesetaraan gender bidang pendidikan
rata‑rata 54,8 % dari target 80%.
‑ Partisipasi angkatan kerja 40% dari
target 40,85 %. MDGs 4 ‑ Angka kematian balita 14,08%. ‑ Imunisasi campak 94,45%. MDGs 5 ‑ Kematian ibu 125 dari target 102. MDGs 6 ‑ HIV 6,05%, malaria 0,03% dan penyakit menular lainnya (TBC) 4%. MDGs 7 ‑ Rasio kawasan tertutup 19,78% ‑ Hutan rakyat 19,78% ‑ Sumber air bersih 86,94 % ‑ Air minum 86,94 % ‑ Fasilitas sanitasi layak 75,25 % ‑ Rumah sehat 98,10 % MDGs 8 ‑ Akses kesehatan 49,3 % ‑ SIM dalam pemerintahan 92% ‑ Akses internet unit pelayanan pemerintahan 81% ‑ Akses internet SD dan SMP 80 %
1.2 Maksud Dan Tujuan
Kajian dimaksudkan untuk memperoleh gambaran tentang kondisi riil terakhir keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan yang mengacu kepada tujuan pembangunan milenium di Kab. Jembrana sesuai dengan visi dan misi yang telah ditetapkan. Sedangkan tujuan kajian anatara lain untuk :
1) Memperoleh hasil evaluasi pencapaian MDGs tahun 2015 agar dapat
dijadikan acuan untuk dilakukan perbaikan terhadap kelemahan‑ kelemahan dalam pelaksanaan kegiatan pembangunan.
2) Terlaksananya kegiatan pembangunan yang memilki tolak ukur sesuai
dengan anggaran berbasis kinerja.
1.3 Sasaran Dan Kegiatan
Sasaran dan target kajian ini adalah sebagai berikut
1) Semua kegiatan pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah, suwasta dan masyarakat terkait dengan faktor MDGs baik menyangkut aspek sosial budaya, ekonomi, politik, hukum, pemerintahan, lingkungan dan lain‑lain yang mendukung percepatan pencapaian MDGs.
2) Tersedianya data hasil kajian dan evaluasi kegiatan pelaksanaan
pembangunan secara tepat dan benar sebagai bahan masukan keputusan peningkatan kinerja pembangunan.
1.4 Keluaran dan Hasil
Keluaran dan hasil yang dcapai dalam kajian ini adalah Buku laporan hasil pantauan, pengukuran, evaluasi dan kajian yang memuat latar belakang,
kondisi, pencapaian sasaran/target, permasalahan, deskripsi/analisa
informasi/data berupa dokumen yang menyiratkan tentang kesimpulan, arahan dan saran tindak lanjut sebagai masukan yang diperlukan dalam perencanaan
kebijakan dan program strategis jangka pendek, menengah dan panjang baik sektor tunggal maupun multi sektor.
1.5 Manfaat
Manfaat kajian adalah adanya hasil pengukuran yang representatif terhadap hasil‑hasil pembangunan di Kabupaten Jembrana khususnya dalam pencapaian MDGs sebagai bahan masukan pengambilan keputusan untuk peningkatan pencapaian tujuan pembangunan karena adanya berbagai faktor penghambat dan pendorong dari kondisi, sumber daya dan kebijakan terkait.
1.6 Ruang Lingkup dan Tahapan Kegiatan
Pelaksanaan kajian terkait dengan berbagai aspek pembangunan baik langsung maupun tidak langsung mendukung pencapaian MDGs yaitu aspek kebijakan dan aspek sosial. Aspek kebijakan menyangkut program dan kegiatan pembangunan yang harus diukur tingkat keberhasilan dalam mewujudkan kesejahteraan, keadilan dan keseimbangan pembangunan antara manusia dan
alam lingkungannya. Sedangkan dari aspek sosial menyangkut
pendapat/tanggapan masyarakat dan stake holder pelaksana pembangunan terkait mengenai manfaat apa yang dirasakan/diperolehnya dari hasil pelaksanaan pembangunan sebagai dampak kemasyarakatan/lingkungan. Adapun tahapan kegiatan yang perlu dilakukan antara lain :
1) Koordinasi persiapan pelaksanaan kegiatan baik aspek administrasi, penyusunan kuisioner yang dikaitkan dengan kriteria MDGs, teknis pengumpulan data dilapangan, proses pengolahan dan analisa data mapun penyusunan laporan awal dan akhir hasil kajian sehingga berjalan efektif.
2) Survey pengumpulan data dan informasi baik primer maupun sekunder dengan sasaran lembaga, masyarakat dan stake holder sebagai bahan Kajian antara lain : - Data/informasi kebijakan dan prgram. - Data/informasi sumber daya, kondisi umum dan partisipasi masyarakat. - Data/informasi hasil‑hasil pembangunan, manfaat dan dampak. - Dan lain‑lain. 3) Pengolahan dan analisa data. 4) Penyusunan laporan awal kajian untuk bahan seminar. 5) Seminar laporan hasil kajian. 6) Penyusunan laporan akhir kajian untuk pembuatan buku kajian. 7) Pencetakan, penggandaan, pendistribusian dan administrasi hasil kajian.
KONDISI EKSITING
KABUPATEN JEMBRANA
2.1
Letak Geografis, Batas Administrasi dan Luas Wilayah 2.2 Sekilas Tentang Pemerintahan Kabupaten Jembrana 2.3 Struktur Penduduk Kabupaten Jembrana 2.4 Pembangunan di Bidang Pendidikan 2.5 Pembangunan Di Bidang Kesehatan 2.6 Pembangunan di Bidang Ekonomi 2.7 Pembangunan di Bidang Infrastruktur 2.8
Kelestarian Hidup
BAB
2
2.1 Letak Geografis, Batas Administrasi dan Luas Wilayah
Kabupaten Jembrana sebagai salah satu daerah Kabupaten di Provinsi Bali terletak pada 08009’58”– 08028’02’ Lintang Selatan dan 114026’28 – 115051’28”
Bujur Timur. Batas‑batas wilayah Kabupaten Jembrana meliputi sebagai berikut 1) Sebelah barat adalah selat Bali
2) Sebelah utara adalah pegunungan yang berbatasan dengan Kabupaten Buleleng 3) Sebelah timur adalah Kabupaten Tabanan 4) Sebelah selatan adalah samudra Indonesia Kabupaten Jembrana terdiri dari 5 (lima) wilayah kecamatan dengan 51 desa/kelurahan dengan perincian adalah sebagai berikut. 1) Kecamatan Melaya : 10 desa/kelurahan 2) Kecamatan Negara : 12 desa/kelurahan 3) Kecamatan Jembrana 10 desa/kelurahan 4) Kecamatan Mendoyo 11 desa/kelurahan 5) Kecamatan Pekutatan : 8 desa Peta wilayah administrasi Kabupaten Jembrana disajikan pada Gambar 2.1 Gambar 2.1 : Peta Wilayah Administrasi Kabupaten Jembrana
Luas wilayah tiap kecamatan di Kabupaten Jembrana masing‑masing seperti disajikan pada Tabel 2.1 dan Gambar 2.2. Tabel 2.1 : Luas Wilayah Kecamatan di Kabupaten Jembrana Sumber : Jembrana Dalam Angka 2014 dan diolah Gambar 2.2 Luas Wilayah Kecamatan di Kabupaten Jembrana Berdasarkan Tabel 2.1 dan Gambar 2.2, menunjukkan bahwa Kecamatan Mendoyo memiliki wilayah yang paling luas yaitu 294,94 Km2 atau 35% dari
wilayah Kabupaten Jembrana. Melaya, 23% Negara, 15% Jembrana, 11% Mendoyo, 35% Pekutatan, 15% No Kecamatan Luas (Km2) Persentase 1 Melaya 191.19 23% 2 Negara 126.5 15% 3 Jembrana 95.97 11% 4 Mendoyo 294.49 35% 5 Pekutatan 129.65 15% 837.80 100% Jumlah
2.2 Sekilas Tentang, Pemerintahan Kabupaten Jembrana
Sedangkan daerah kecamatan yang paling sempit adalah Kecamatan Jembrana dengan luas sekitar 95,97 Km2 atau 11% dari wilayah Kabupaten Jembrana.
2.2.1 Visi, Misi, Pemerintahan Kabupaten Jembrana
Visi Kabupaten Jembrana sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Jembrana Tahun 2011‑ 2016 adalah: ”Terwujudnya Kesejahteraan Masyarakat Jembrana Melalui Peningkatan Perekonomian dan Profesionalisme Sumber Daya Manusia Yang Dilandasi Semangat Kebersamaan, Kewirausahaan dan pemberdayaan Masyarakat”.
Berdasarkan Visi Pembangunan Kabupaten Jembrana tersebut maka ditetapkan Misi Pembangunan Daerah 2011 ‑ 2016, yaitu :
1) Mewujudkan pemerintahan yang bersih dan akuntabel, melalui penyelenggaraan pemerintahan yang aspiratif, partisipatif dan transparan; 2) Meningkatkan perekonomian daerah, melalui optimalisasi potensi basis, dan
pemberdayaan masyarakat;
3) Meningkatkan kualitas pelayanan bidang kesehatan, pendidikan dan sosial dasar lainnya;
4) Meningkatkan kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana publik, dengan memperhatikan kelestarian lingkungan;
5) Meningkatkan ketentraman dan ketertiban umum dalam kehidupan bernegara dan bermasyarakat.
2.2.2 Struktur Pemerintahan Kabupaten Jembrana
Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Jembrana yang dituangkan dalam Peraturan Daerah Nomor 15
Tahun 2011. Struktur Organisasi Perangkat Daerah tersebut terdiri : 1 (satu) Sekretariat Daerah, 1 (satu) Sekretariat DPRD, Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Penanaman Modal, 10 (sepuluh) Dinas Daerah, Lembaga Teknis Daerah, Kecamatan, Kelurahan dan Staf Ahli. Penyusunan struktur organisasi tersebut dilakukan dengan mengacu kepada Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2003, bahwa untuk dapat melaksanakan penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan serta pelaksanaan bidang – bidang tertentu dapat berjalan lancar dan berhasil guna, perlu didukung dengan perangkat daerah yang efektif dan efisien sesuai dengan karakteristik dan potensi daerah serta Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah.
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Jembrana Nomor 15 Tahun 2011 Tentang Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Jembrana organisasi dan tata kerja perangkat daerah terbagi, meliputi :
1) Sekretariat Daerah
Sekretariat Daerah merupakan unsur staf dipimpin oleh seorang Sekretaris Daerah yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati yang mempunyai tugas dan kewajiban membantu Bupati dalam menyusun kebijakan dan mengoordinasikan dinas daerah dan lembaga teknis daerah.
2) Sekretariat DPRD
Setwan merupakan unsur pelayanan terhadap DPRD, dipimpin oleh seorang Sekretaris yang secara struktural bertanggung jawab kepada Pimpinan DPRD dan secara administrative bertanggung jawab kepada
Bupati melalui Sekretaris Daerah. Mempunyai tugas pokok
menyelenggarakan administrasi
kesekretariatan, administrasi keuangan,
mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi
DPRD, dan menyediakan serta
mengoordinasikan tenaga ahli yang diperlukan oleh DPRD sesuai dengan kemampuan keuangan daerah.
3) Inspektorat
Inspektorat merupakan unsur pengawas
penyelenggaraan pemerintahan daerah
dipimpin Inspektur, dalam melaksanakan tugas dan fungsinya bertanggung jawab langsung kepada Bupati, secara teknis administratif mendapat pembinaan dari Sekda. Inspektorat mempunyai tugas melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan urusan pemerintahan di daerah, pelaksanaan pembinaan atas penyelenggaraan pemerintahan desa, dan pelaksanaan urusan pemerintahan desa.
4) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Penanaman Modal
Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah dan Penanaman Modal yang
selanjutnya disebut Bappeda dan PM,
merupakan unsur perencana penyelenggaraan pemerintahan daerah dipimpin Kepala Badan,
berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekda. Bappeda dan PM mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan
pelaksanaan kebijakan di bidang perencanaan pembangunan daerah dan penanaman modal.
5) Dinas Daerah
Dinas merupakan unsur pelaksana
Otonomi Daerah Pemerintah Kabupaten yang
dipimpin oleh seorang Kepala Dinas,
berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Dinas mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintahan kabupaten berdasarkan azas otonomi dan tugas pembantuan. Berikut adalah Dinas Daerah yang terdapat di Kabupaten Jembrana : (1) Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan. (2) Dinas Kelautan, Perikanan dan Kehutanan (3) Dinas Pekerjaan Umum. (4) Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi. (5) Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil. (6) Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika. (7) Dinas Kesehatan. (8) Dinas Kesejahteraan Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi. (9) Dinas Pendidikan, Pemuda Olahraga, Pariwisata dan Kebudayaan. (10) Dinas Pendapatan Daerah. 6) Lembaga Teknis Daerah Lembaga Teknis Daerah adalah unsur pendukung tugas Bupati yang berbentuk badan, kantor, Sat. Pol. PP dan rumah sakit. Lembaga Teknis Daerah yang berbentuk badan dipimpin oleh kepala badan, yang terdiri dari:
b) Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa. Lembaga Teknis Daerah yang berbentuk kantor dipimpin oleh kepala kantor, yang terdiri dari : a) Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik; b) Kantor Lingkungan Hidup, Kebersihan dan Pertamanan; c) Kantor Perpustakaan dan Arsip; d) Kantor Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana; dan e) Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu. Lembaga Teknis Daerah yang berbentuk Sat.Pol.PP mempunyai tugas penegakan Peraturan Daerah, ketertiban umum dan ketentraman masyarakat serta perlindungan masyarakat, dipimpin oleh Kepala Satuan yang selanjutnya disebut Kasat
Rumah Sakit dipimpin oleh direktur. Kepala badan, kepala kantor, Kasat dan direktur sebagaimana dimaksud di atas berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Lembaga Teknis Daerah yang berbentuk badan, kantor dan rumah sakit mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah yang bersifat spesifik.
7) Kecamatan
Kecamatan merupakan perangkat daerah kabupaten yang mempunyai wilayah kerja tertentu dan dipimpin oleh Camat, berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Mempunyai tugas melaksanakan kewenangan pemerintahan yang dilimpahkan Bupati termasuk menangani sebagian urusan otonomi daerah.
8) Staf Ahli.
Staf Ahli merupakan pembantu Bupati dalam melaksanakan tugas pemerintahan yang paling banyak terdiri dari 5 (lima) staf ahli dimana pengangkatan dan pemberhentian staf ahli sebagaimana dimaksud ditetapkan dengan Keputusan Bupati.
2.2.3 Aparatur Daerah
Berdasarkan Profil Kabupaten Jembrana Tahun 2013, jumlah aparatur negara/Pegawai Negeri Sipil (PNS) Pemkab Jembrana dalam menjalankan roda ke pemerintahannya, tahun 2012 adalah 4.740 orang yang terdiri dari Laki 2.826 orang (60%) dan perempuan 1.914 orang (40%). Bila dirinci per golongan, jumlah PNS yang paling banyak berada pada Golongan IV, yaitu sebanyak 1.990 orang, dan paling sedikit adalah Golongan I sebanyak 123 orang.
Jumlah PNS yang menduduki eselon sebanyak 488 orang dengan rincian eselon II, sebanyak 19 orang, laki 18 orang dan perempuan 1 orang; eselon III 99 orang, Laki 82 orang dan Perempuan 7 orang; eselon IV 349 orang, laki 253 orang dan Perempuan 96 orang; dan Eselon V
21 orang, Laki 13 orang dan
perempuan 8 orang. ata‑rata
perempuan menduduki eselon 20% dan laki 80%.
Jumlah PNS berdasarkan
pendidikan pada tahun 2012
menunjukkan bahwa pendidikan SD sebanyak 87 orang, SMP 115 orang, SLTA Golongan I; 123 Golongan II; 930 Golongan III; 1.697 ; Golongan IV; 1.990 0 100 200 300 400
Eselon II Eselon III Eselon IV Eselon V
18 82 253 13 1 17 96 8 19 99 349 21
1.368 orang, Diploma 815 orang, S1 2.237 orang , S2 dan diatasnya adalah sebanyak 118 orang. Berdasarkan hal tersebut jumlah PNS di Pemkab
Jembrana sebagian besar adalah
berpendidikan sarjana (S1).
2.3 Struktur Penduduk Kabupaten Jembrana
Penduduk merupakan asset pembangunan bila mereka dapat
diberdayakan secara optimal. Kendati begitu mereka juga bisa menjadi beban pembangunan jika pemberdayaannya tidak dibarengi dengan kualitas penduduk (SDM) yang memadai pada wilayah/ daerah bersangkutan, demikian pula bagi Kabupaten Jembrana.
Menurut Data
Jembrana Dalam Angka
Tahun 2013 (2013)
Pertumbuhan penduduk
Kabupaten Jembrana
dalam 5 (lima) tahun terakhir tahun 2009 – 2013 adalah kecendrungan meningkat, yaitu 268.269 jiwa tahun 2009 menjadi 317.717 tahun 2013, dengan mengalami peningkatan rata‑rata 0,70% pertahun.
Berdasarkan jenis kelaminnya penduduk Kabupaten Jembrana Tahun 2012 per Kecamatan disajikan pada Tabel 2.2 dan Gambar 2.2. 0 500 1000 1500 2000 2500 87 115 1368 815 2237 118 240,000 260,000 280,000 300,000 320,000 2009 2010 2011 2012 2013 268,269 269,859 272,828 273,918 317,117 Pertumbuhan penduduk
Tabel 2.2 : Jumlah penduduk Kab. Jembrana Per Kecamatan Tahun 2013 Laki Perempua n Total 1 Negara 45,920 45,360 91,280 1.012 2 Mendoyo 35,041 35,493 70,534 0.987 3 Pekutatan 15,431 15,621 31,052 0.988 4 Melaya 31,158 30,869 62,027 1.009 5 Jembrama 30,848 31,376 62,224 0.983 158,398 158,719 317,117 0.998 Jumlah Penduduk
No Kecamatan Sex Ratio
Jumlah
Sumber : Jembrana dalam Angka Tahun 2014 dan diolah
Gambar 2.4 : Umur Penduduk Kabupaten Jembrana Tahun 2013
Berdasarkan Tabel 2.2 dan Gambar 2.3, menunjukkan bahwa jumlah penduduk Kabupaten Jembrana Tahun 2012 per Kecamatanan menurut jenis kelamin adalah hampir berimbang dengan rasio 0,998. Jumlah Penduduk Kecamatan Pekutatan paling sedikit yaitu 31.052 jiwa dan paling banyak adalah pada Kecamatan Negara yaitu 91.280 jiwa.
Umur penduduk kabupaten Jembrana tahun 2013 seperti disajikan pada Gambar 2.4, menunjukkan bahwa jumlah penduduk Kabupaten Jembrana paling banyak berada pada umur 26 – 55 tahun yaitu sebanyak 105.593 jiwa dan paling sedikit berumur 16 – 1 tahun yaitu sebanyak 4.909 jiwa. Penduduk usia produktif (19 – 55 tahun) mendominasi di kabupaten Jembrana, selanjutnya usia kurang produktif diatas 55 tahun sebanyak 43.363 jiwa. 0 20,000 40,000 60,000 80,000 100,000 120,000 21,241 10,736 32,409 15,876 14,909 33,076 105,593 39,91443,363 Umur Penduduk (jiwa)
2.4 Pembangunan di Bidang Pendidikan
Banyak yang beranggapan bahwa bangsa yang mempunyai sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas akan lebih mampu bersaing dalam memasarkan barang dan jasa yang dihasilkannya, sehingga dengan sendirinya akan menguasai perekonomian dunia. Salah satu komponen yang berkaitan langsung dengan peningkatan SDM adalah pendidikan. Karena itu kualitas SDM selalu diupayakan untuk ditingkatkan melalui pendidikan yang berkualitas, demi tercapainya keberhasilan pembangunan.
Salah satu indikator terlaksananya dengan baik pendidikan untuk masyarakat dapat diketahui dengan meningkatnya angka melek huruf atau kemampuan baca tulis dalam masyarakat tersebut. Indikator ini juga dapat menggambarkan mutu dari SDM yang ada di suatu wilayah yang diukur dalam aspek pendidikan, karena semakin tinggi angka kecakapan baca tulis maka semakin tinggi pula mutu dan kualitas SDM.
Berdasarkan data dari Dinas
Pendidikan, Pemuda Olahraga,
Pariwisata dan Kebudayaan
Kabupaten Jembrana melalui Profil Kabupaten Jembrana Tahun 2014, Angka Melek Huruf di Kabupaten Jembrana setiap tahunnya terus mengalami peningkatan. Angka Melek Huruf dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2013 masing‑masing adalah : 89,60; 89,62; 90,69; 91,36; 92,65. Rata‑rata penduduk melek huruf Propinsi Bali dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2013 maing‑masing : 87,22; 88,40; 89,17; 90,17; 91,13. (Biro Pusar Statistik Provinsi bali, Tahun 2014) Memperlihatkan bahwa penduduk Angka Melek Huruf di Kabupaten Jembrana lebih tinggi, kondisi tersebut menunjukkan bahwa
89.6 89.62 90.69 91.36 92.65 87.22 88.4 89.17 90.17 91.13 0 50 100 150 200 2009 2010 2011 2012 2013 Angka Melek Huruf Kab Jembrana Prop Bali
keberhasilan pendidikan di Kabupaten Jembrana lebih tinggi dibandingan Propinsi Bali secara keseluruhan.
Fasilitas pendidikan berupa sekolah merupakan persyaratan utama agar kegiatanbelajar dan mengajar dapat berjalan. Dengan adanya fasilitas tersebut, guru yangmerupakan tenaga pendidik utama dapat melaksanakan tugasnya sehingga kegiatanbelajar dan mengajar dapat berjalan dengan baik.Berikut disajikan jumlah sekolah danjumlah guru tiap jenjang pendidikan di Kabupaten Jembrana.
Tabel 2.3 : Jumlah Sekolah dan Tenaga Pengajar Tahun 2013
No Jenis Sekolah Jumlah Sekolah Jumlah Guru
1 SD sederajat 197 1.428 2 SMP sederajat 34 865 3 SMA/SMK sederajat 29 907 Sumber :Jembrana Dalam Angka, Tahun 2014UM
Rasio guru terhadap murid adalah jumlah guru tingkat pendidikan dasar per 1.000 jumlah murid pendidikan dasar.Rasio ini mengindikasikan ketersediaan tenaga pengajar. Di samping itu juga untuk mengukur jumlah ideal murid untuk satu guru agar tercapai mutu pengajaran. Berikut adalah rasio guru terhadap murid di Kabupaten Jembrana pada tahun 2013.
Tabel 2.4 : Rasio Guru Terhadap Murid di Kab. Jembrana Tahun 2013
No Jenis Sekolah Jumlah
Murid Jumlah Guru Rasio Guru terhadap Murid 1 SD 29.904 1.385 21,59 2 SMP 11.134 811 13,73 3 SLTA/SMU 5.824 820 7,10
4 SMK 4.050 326 12,42 Sumber :Profile Kabupaten Jembrana, Tahun 2014
Indikator Kinerja dibidang Pendidikan Kabupaten Jembrana dari : Angka Partisipasi Kasar (APK), Angka Partisipasi Murni (APM), Rata‑rata lama Sekolah, dan Angka Melek Huruf
Angka Partisipasi Kasar (APK) didefinisikan sebagai perbandingan antara jumlah murid pada jenjang pendidikan tertentu (SD, SLTP, SLTA dan sebagainya) dengan penduduk kelompok usia sekolah yang sesuai dan dinyatakan dalam
persentase. Hasil perhitungan APK
inidigunakan untuk mengetahui banyaknya anak yang bersekolah di suatu jenjang
pendidikan tertentu pada wilayah
tertentu.Semakin tinggi APK berarti semakin banyakanak usia sekolah yang bersekolah di suatu jenjang pendidikan pada suatu wilayah.Nilai APK bisa lebih besar dari 100 % karena terdapat murid yang berusia di luar usiaresmi sekolah, terletak di daerah kota, atau terletak pada daerah perbatasan.Angka Partisipasi Kasar selama lima tahun terakhir (2009 – 2013) pada semua jenjang pendidikan mengalami fluktuasi dalam pencapaiannya (Tabel 2.5) Tabel 2.5 : APK Penduduk Kabupaten Jembrana Tahun 2009 – 2013 (%) No Angka Partisipasi Kasar 2009 2010 2011 2012 2013 1 SD/ MI 110,63 115,55 113,94 113,95 114,03 2 SLTP/ Mtsn 106,46 110,50 116,98 117,01 118,04 3 SMA/ MA 81,35 95,00 98.07 98,21 98,71 Sumber :Profile Kabupaten Jembrana, Tahun 2014
Angka Partisipasi Murni (APM) didefinisikan sebagai perbandingan antarajumlah siswa kelompok usia sekolah pada jenjang pendidikan tertentu denganpenduduk usia sekolah yang sesuai dan dinyatakan dalam persentase. Indikator APMini digunakan untuk mengetahui banyaknya anak usia sekolah yang bersekolah padasuatu jenjang pendidikan yang sesuai.Semakin tinggi APM berarti banyak anak usia sekolah yang bersekolah disuatu daerah pada tingkat pendidikan tertentu. Angka Partisipasi Murni dalam lima tahun terkahir (2009 – 2013) di Kabupaten Jembrana mengalami fluktuasi dalam pencapaiannya, Kondisi ini disajikan pada Tabel 2.6. Tabel 2.6 : APM Penduduk Kabupaten Jembrana Tahun 2009 – 2013 (%) No Angka Partisipasi Murni 2009 2010 2011 2012 2013 1 SD/ MI 96,45 98,50 98,43 93,97 98,84 2 SLTP/ Mtsn 85,89 90,00 93,85 86,03 94,02 3 SMA/ MA 69,78 75,60 74,96 100,00 89,10 Sumber :Profile Kabupaten Jembrana, Tahun 2014
Rata‑rata lama sekolah mengindikasikan makin tingginya pendidikan yang dicapai oleh masyarakat di suatu daerah. Semakin tinggi rata‑rata lama sekolah berarti semakin tinggi jenjang pendidikan yang dijalani. Rata‑rata lama sekolah yaitu rata‑rata jumlah tahun yang dihabiskan oleh penduduk usia 15 tahun ke atas di seluruh jenjang pendidikan formal yang pernah diikuti. Untuk meningkatkan rata‑rata lama sekolah, pemerintah telah mencanangkan program wajib belajar 9 tahun atau pendidikan dasar hingga tingkat SLTP. Rata‑rata lama Sekolah Kabupaten Jembrana tahun 2009 – 2013) disajikan pada Tabel 2.7.
Tabel 2.7 : Rata – rata Lama Sekolah di Kabupaten Jembrana Tahun 2009 – 2013 (Tahun) Keterangan 2009 2010 2011 2012 2013 Rata‑rata Lama Sekolah 7,60 7,65 7,80 7,80 7,87 Sumber :Profile Kabupaten Jembrana, Tahun 2014 2.5 Pembangunan di Bidang Kesehatan
Pembangunan kesehatan merupakan upaya untuk memenuhi salah satu hak dasar rakyat, yaitu hak rakyat untuk memperoleh akses atas kebutuhan pelayanan kesehatan. Pembangunan Kesehatan juga harus dipandang sebagai suatu investasi dalam kaitannya mendukung peningkatan kualitas sumber daya manusia dan pembangunan ekonomi serta memiliki peran penting dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat. Tabel 2. 8 : Fasilitas Kesehatan di Kabupaten Jembrana Tahun 2009 ‑2013 No Keterangan 2009 2010 2011 2012 2013 1 Posyandu 328 328 328 328 328 2 Puskesmas Induk 6 6 6 6 6 3 Puskesmas Pembantu 49 49 49 49 44 4 Puskesmas Keliling 6 6 6 6 6 5 Rumah sakit umum daerah 1 1 1 1 1 6 Rumah sakit umum swasta 3 3 3 1 1 7 Rumah sakit khusus 0 0 0 1 1 8 Klinik/praktek dokter 0 0 0 4 4 Sumber :Profile Kabupaten Jembrana, Tahun 2014
33 | Evaluasi Pencapaian MDGs di Kabupaten Jembrana Tahun 2015
Indikator Kinerja Pembangunan di bidang Kesehatan Kabupaten Jembrana dilihat dari : Angka Harapan Hidup, Angka Kematian Bayi, Angka Kematian Balita, Angka Kematian Ibu, dan Angka Kematian Kasar
Berdasarkan Profile Kebupaten Jembrana tahun 2014.
Angka Harapan Hidup di
Kabupaten Jembrana dari tahun 2009 – 2013 adalah terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2009 Angka Harapan Hidup adalah sebesar 71,73 dan setiap tahun semakin meningkat sehingga pada tahun 2013 Angka Harapan Hidup menjadi 71,80. Angka harapan hidup menunjukkan tinggi rendahnya kondisi kesehatan masyarakat suatu daerah.
Angka Kematian Bayi (AKB) atau Infant Mortality Rate adalah kematian
bayi dibawah usia 1 tahun tiap 1.000 kelahiran hidup. AKB merupakan salah satu indikator terhadap persediaan, pemanfaatan dan kualitas pelayanan prenatal. Tahun 2009 AKB di
Kabupaten Jembrana adalah
10,62/1.000 Kelahiran Hidup (KH) dan mengalami penurunan pada tahun 2010 menjadi 9,13 /1.000 KH ; Tahun 2011 naik menjadi 9,16/1.000 KH; tahun 2012 naik menjadi 10,62/1.000 dan pada tahun 2010 kembali menurun menjadi 6,93 / 1.000 KH.
Angka Kematian Balita (AKABA) >1 – 5 tahun, adalah jumlah anak (termasuk bayi) yang meninggal
10.62 9.13 9.16 10.63 6.93 0 5 10 15 2009 2010 2011 2012 2013 AKB 71.73 71.75 71.8 71.8 71.8 71.65 71.7 71.75 71.8 71.85 2009 2010 2011 2012 2013 Angka harapan Hidup 11.75 10.6 14.52 11.47 7.62 8 10 12 14 16 AKABA
sebelum mencapai umur 5 tahun / 1.000 KH. Angka Kematian Balita Kabupaten Jembrana pada tahun 2009 adalah sebesar 11,75 / 1.000 KH dan menurun menjadi tahun 2010 menjadi sebesar 10,60 / 1.000 KH tahun 2011 meningkat menjadi 14,52 / 1000 KH, Tahun 2012 turun menjadi 11,47 / 1.000 KH, dan pada tahun 2013 turun lagi menjadi 7,62 / 1.000 KH.
Angka Kematian Ibu (AKI) atau Maternal Mortility Rate (MMR)
menunjukkan jumlah kematian ibu pada setiap 100.000 kelahiran hidup. Angka Kematian Ibu ini dipergunakan untuk menggambarkan status gizi dan kesehatan ibu, keadaan sosial ekonomi, kondisi kesehatan lingkungan serta fasilitas dan
tingkat pelayanan prenatal.
Angka kematian Ibu Kabupaten Jembrana tahun 2009 sebesar 90,42 / 100.000 KH meningkat menjadi sebesar 93,61 / 100.000 KH pada tahun 2010 selanjutnya mengalami penurunan sedikit menjadi 93,60/ 100.000 KH, tahun 2012 meningkat tajam 125,10 / 100.000 KH, selanjutnya pada tahun 2013 Turun tajam menjadi dan 69,09 / 100.000 KH.
Angka Kematian Kasar ( AKK ) atau Crude Death Rate ( CDR )
menunjukkan jumlah kematian yang terjadi per 1.000 penduduk pada pertengahan tahun yang terjadi di suatu daerah. Tingginya Angka Kematian Kasar menunjukkan keadaan status kesehatan, ekonomi, lingkungan fisik dan biologik masyarakat di wilayahtersebut masih rendah. Berdasar data Indikator Program Kesehatan Tahun 2013 dari Dinas Kesehatan melalui Profil Kabupaten Jembrana Tahun 2014, menunjukkan bahwa dari target populasi 275.615 jumlah penduduk tercapai realisasi 644 orang, atau 2,33%. Merujuk dari data tersebut
90.42 93.61 93.6 125.1 69.09 0 50 100 150 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 AKI
maka Angka Kematian Kasar ( AKK ) Kabupaten Jembrana mencapai 2,33 per 1.000 penduduk.
2.6 Pembangunan di Bidang Ekonomi
Berkaitan pembangunan ekonomi diuraikan tentang Produk Domestik Bruto (PDRB) Kabupaten JembranaAtas dasar harga yang berlaku Tahun 2013.
Perkembangan PDRB
petkapita atas harga belaku dan PDRB perkapita atas dasar harga konstan. PDRB tahun 2013 atas dasar harga berlaku menunjukkan sektor
Perdagangan Hotel dan
Restoran menduduki kontribusi
terbesar yaitu sebanyak 26,57% disusul yang kedua adalah Sektor
Pertanian sebanyak 24,04%,
selanjutnya berturut‑turut adalah :
Pengangkutan dan komunikasi
15,54%; Jasa‑jasa 12,64%; Industri
Pengolahan 7,21%; Bangunan 6,90%; Keuangan 4,71%; dan paling kecil adalah sektor Pertambangan dengan kontribusi sebesar 0,50%.
Perkembangan PDRB perkapita atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga konstan tahun 2009 sampai dengan tahun 2013 mempelihtakan
Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan, 24.04% Pertambanga, 0.50% Industri Pengolahan, 7.21% Listrik Gas dan Air, 1.89% Bangunan, 6.90% Perdagangan, Hotel & Retauran, 26.57% Pengangkutan dan Komunikasi, 15.54% Keuangan, 4.71% Jasa‐jasa, 12.64%
PDRB atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2013
0.00 5,000,000.00 10,000,000.00 15,000,000.00 20,000,000.00 25,000,000.00 30,000,000.00 2009 2010 2011 2012 2013 PDRB atas Harga Berlaku tahun 2014
kecendungan naik baik atas dasar harga berlaku maupun harga konstan. Tahun 2009 PDRB perkapita atas harga berlaku Rp 12.678.719,17 menjadi Rp 18.592.419,51tahun 2013; PDRB atas dasar harga konstan tahun 2009 Rp 6.434.879,01 menjadi Rp 7.648.981,04 tahun 2013.
2.7 Pembangunan di Bidang Infrastruktur
Listrik, secara umum pelayanan dan keterjangkauan listrik di Kabupaten Jembrana sudahsampai masuk ke desa‑desa terpencil. Penyebaran dan pendistribusian aliranlistrik sudah dapat dirasakan oleh semua golongan
masyarakat. Penyaluran
listrikdiupayakan ke depan akan
terus ditingkatkan melalui
rancangan dan rencana
pemerintahuntuk membuat dan
menambah gardu listrik di setiap
kecamatan.Setiap tahun jumlah
pelanggan listrik di Kabupaten Jembrana mengalamipeningkatan, demikian pula dengan jumlah daya tersambung. Jumlah pelanggan listrikdan daya tersambung tahun 2013 di Kabupaten Jembrana adalah sebagai berikut: Daya Listrik Terpasang a. Listrik Regular o Total pelanggan regular 30.731 pelanggan o Total daya tersambung 37.863.705 VA b. Listrik Prabayar o Total pelanggan 17.965 pelanggan o Total daya tersambung 21.578.800 VA Jaringan Listrik di Kabupaten Jembrana sebagai berikut :
o PLTG Pesanggaran : 150 MVA. o PLTG Gilimanuk : 130 MVA. o PLTGU Pemaron : 80 MVA. o Interkoneksi Jawa Bali : 200 MVA 80 MVA o Gardu Induk : 2 Buah. o Gardu Distribusi : 372 Buah Air Bersih, Ketersediaan air diKabupaten Jembrana sampai saat ini cukup berlimpah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Jembrana. Namun pemerintah tetap terus berupaya untuk mencari alternatiflain dalam pemenuhan kebutuhan akan air bersih di masa yang akan datang.
Berbagai sumber air minum yang saat ini
telah diusahakan oleh pemerintah
danmasyarakat Jembrana antara lain dengan memanfaatkan air permukaan, Sumur bor dan mata air. Data dari pelanggan PDAM Kabupaten Jembrana Tahun 2013 , jumlah pelanggan sebanyak 18.873 rumah , pemakaian air yang terjual 4.018.507 m3 , dengan beberapa sumber air minum yang telah diusahakan adalah sebagai berikut: air sungai sebanyak 5; sumur bor sebanyak 13 dan mata air sebanyak 3 untuk melayani pelanggan.
Persampahan, Sumber utama timbunan sampah di kawasan perencanaan yaitu sampah domestik(rumah tangga) dan sampah non domestik meliputi sampah intitusional (sekolah, kantor,dan lain‑lain), sampah komersial (pasar, toko, dan lain‑lain), sampah aktivitas perkotaan (penyapuan jalan,lapangan, dan lain‑lain), sampah klinik, sampah industri, sampah konstruksi, dan lain sebagainya.Sistem pengelolaan sampah di Kabupaten Negara dikelola langsung 0 5 10 15 Air Sungai Sumur Bor Mata Air 5 13 3 Sumber Air Minum
oleh masyarakatsecara perorangan atau berkelompok. Secara perorangan sampahnya dikelola dengan cara membakar, menanam, ataupun mengupah seseorang dengan peralatan angkutnyauntuk membuang sampah ke tempat penimbunan sampah yang telah disediakan.
Untuk kebutuhan pengelolaan sampah, Kantor Lingkungan Hidup KebersihanPertamanan Kab. Jembrana memiliki alat berat berupa buldoser sebanyak 1 (satu) unit,Trek Loader sebanyak 1 (satu) serta armada truk yang terdiri dari Truk Arm Rool sebanyak6 (enam) unit, Truk Dum sebanyak 6 (enam) unit dan gerobak sebanyak 16 (enam belas) buah. Jumlah sampah yang ditangani dalam sehari yaitu sampah organik sejumlah 3.375m³ dan sampah anorganik 1.125 m³. Volume total produksi sampah sehari di TPA berkisarantara 6‑7 ton.
Pos dan Telekomunikasi, pengembangkan infrastruktur Pos dan Telekomunikasi, Pemkab Jembrana telah berupaya untuk membangun kerja sama yang sangat baik denganinvestor yang ingin menanamkan modalnya untuk pembangunan Jembrana. Salah satuupaya serius pemerintah Kabupaten Jembrana adalah dengan mempermudah sertamempercepat proses pengurusan ijin bagi kepentingan dunia usaha. Disamping itu jugaada beberapa rancangan yang telah dipersiapkan dan bahkan dilakukan oleh pemerintah antara lain: o Penyediaan kantor pos dan kantor telepon pada setiap kecamatan. o Pengembangan rumah pos dan telepon umum. o Pengembangan BTS untuk penguatan sinyal telepon seluler. o Pengembangan infrastruktur Jimbarwana Network untuk peningkatan Aplikasi EGovernment. o Pengembangan jaringan Backbone dan jaringan distribusi untuk desa‑desa danSekolah Dasar yang belum terjangkau secara langsung.
Dengan adanya daya saing perusahaan pemerintah (Telkom) dengan beberapaperusahaan penyedia jasa telekomunikasi (Provider) jaringan telepon genggam,pelanggan telepon khususnya untuk kebutuhan rumah tangga mengalami fluktuasi kendati telepon genggam relatif lebih mahal daripada telepon konvensional. Namun dengan kelebihannya, yaitu dapat digunakan secara mobile telepon genggam saat inilebih diminati oleh masyarakat dibuktikan dengan banyaknya Tower/ MenaraTelekomunikasi Seluler. Berdasarkan Data dari Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kab. Jembrana melalui Profil kabupaten Jembrana Tahun 2014 di Wilayah Kabupaten Jembrana terdapat 18 unit Media Surat Kabar, 21 Unit Radio.
Transportasi, sistem transportasi Kabupaten Jembrana melayani dua pola pergerakan yaitu pergerakan regional dan pergerakan antar wilayah di dalam Kabupaten Jembrana sendiri. Pola pergerakan regional terjadi karena posisi Kabupaten Jembrana berada di pintumasuk ke Pulau Bali dari Pulau Jawa yaitu
melalui Pelabuhan Gilimanuk.
Sedangkan pola pergerakan antar
wilayah di dalam Kabupaten
merupakan pergerakan antar desa, antaradesa dan antar kota kecamatan, antar wilayah kecamatan dan antara
kecamatan dengan ibukota
kabupaten. Sistem transportasi yang berada di Kabupaten Jembrana tersebut meliputi transportasi jalan raya dan transportasi laut.
Prasarana jaringan jalan yang ada di Kabupaten Jembrana kondisinya cukup baik terutama dalam menunjang pola pergerakan barang dan orang, sehingga mampu menunjang kegiatan perekonomian masyarakat dan daerah.
‐ 20,000 40,000 60,000 80,000 100,000 120,000 71,320 30,870 925 103,115 Panjang Jalan
Berdasarkan data pada Dinas PU Bina Marga Kab. Jembrana, Panjang Jalan di di Kabupaten Jembrana adalah 103.115 Km, yang terdiri dari Jalan Nasional 71.320 Km, 30.870 Km jalan Nasional dan 925 Km jalan kabupaten.
Terdapat 2 (dua) terminal di Kabupaten Jembrana yaitu Terminal Penumpang Gilimanuk dan Terminal Penumpang Negara, Terminal Barang di Kabupaten Jembrana hanya terdapat satu buah terminal barang yang terdapat di Kecamatan Jembrana dengan kapasitas 40 unit kendaraan.
Jaringan transportasi laut memiliki potensi yang besar dalam pengembangan wilayah. Sebagai Pusat Kegiatan Wilayah yang mendukung Pusat Kegiatan Nasional, Kabupaten Jembrana dilengkapi oleh pelabuhan penyeberangan Gilimanuk, yang melayani penyeberangan orang dan barang antar pulau, dan distribusi ekspor dan impor,
serta pelabuhan perikanan di
Pengambengan.
al Pelabuhan penyeberangan
Gilimanuk dilengkapi dengan fasilitas seperti dermaga 2 buah, dengan kapasitas sandar masing‑masing 1 buah kapal. Tempat parkir7.600 m². Jumlah kapal beroperasi sebanyak 25 unit. Waktu tempuh Gilimanuk‑Ketapang ±30 menit dan waktu sandar 30 menit. Perhatian dalam pengembangan jaringan transportasi laut di Kabupaten Jembrana terfokus pada pelabuhan Gilimanuk, sebagai simpul jaringan transportasi Jawa‑Bali, dalam pelayanannya yang mendukung kegiatan perekonomian terutama di sektor pariwisata di Pulau Bali.
(Km) oSumberdaya perikanan yang terdapat di sepanjang pantai selatan Kabupaten Jembrana
terkolektif pada satu pelabuhan perikanan di Pengambengan Kecamatan Negara. Pengembangan pelabuhan perikanan tersebut memberikan kontribusi yang cukup baik dalam perekonomian Kabupaten Jembrana. Hasil penangkapan ikan laut rata‑rata sebanyak 56.947 ton/thn, menggunakan perahu kapal motor sebanyak 1.568 unit dan 312 perahu tanpa motor. Diperlukan jaringan transportasi laut maupun darat yang baik untuk distribusi sumber daya perikanan di KabupatenviJembrana.nsPelabuhan ini dirancang untuk melayani kapal perikanan berukuran 15‑16 GT dengan kapasitas 75 kapal atau 2.250 GT. Panjang dermaga ≥150 m, kedalaman kolam ≥2 m dan fasilitas tambat‑labuh untuk kapal berukuran ≥30 GT, pelabuhan tersebut juga melayani kapal ikan yang beroperasi di perairan ZEEI dan perairan nasional.
2.8 Kelestarian Hidup
Luas lahan kawasan hutan non budidaya di Kabupaten Jembrana adalah sebesar 41.307,27 Ha yang merupakan kawasan hutan lindung, hutan konservasi (Tanam Nasional Bali Barat), Hutan Produksi Terbatas dan Hutan Produksi Tetap. Kawasan Hutan di Kabupaten Jembrana berada pada kelompok Hutan Yeh Leh Yeh Lebah (RTK 12) seluas 2.813,00 Ha dan Kelompok Hutan Bali Barat (RTK 19) seluas 38.494,27 Ha. Luas Kawasan Hutan di Kabupaten Jembrana adalah 41.307,27 Ha atau 7, 48 % dari Luas Pulau Bali; atau 31,61 % dari luas Kawasan Hutan Pulau Bali; atau 4d9,07 % dari luas daratan Kabupaten Jembrana dengan rincian di Tabel 2.9
Tabel 2.9 Luas Kawasan Hutan di Kabupaten Jembrana menurut fungsinya
No. Jenis Fungsi Hutan Luas (Ha) Persentase (%)
1. Hutan Fungsi Lindung 33.240,27 80,471
3. Hutan Produksi Tetap 383,10 0,927
4. Hutan Konservasi/TNBB 5.073,70 12,283
Jumlah 41.307,27 100
Sum ber : Sub BIPHUT Singaraja
Potensi hutan rakyat (tanaman kayuan di areal milik masyarakat) di Kabupaten Jembrana adalah potensi yang dapat dikembangkan untuk menambah kesejahteraan sekaligus menjagalingkungan (terutama dengan penutupan lahan) sehingga penggunaannya dapat dipergunakan untuk menambah pendapatan. Berbagai program yang paling baru diantaranya adalah Program GERHAN di luar kawasan hutan.
EVALUASI PELAKSANAAN
MDGs
3.1 MDGs‑1 : Menanggulangi Kemiskinan dan Kelaparan 3.2 MDGS‑2 : Pendidikan Dasar untuk Semua 3..3 MDGs‑3 : Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan 3.4 MDGs‑4 : Menurunkan Angka Kematian Anak 3.5 MDGs‑5 : Meningkatkan Kesehatan Ibu 3.6 MDGs‑6 : Memerangi HIV/AIDS, Malaria dan Penyakit Menular Lain 3.7 MDGs‑7 : Memastikan Kelestarian Lingkungan Hidup 3.8 MDGs‑8 : Mengembangkan kemitraan untuk pembangunanBAB
3
Evaluasi Kinerja MDGs Pemkab Jembrana berdasarkan 8 (delapan) Tujuan MDGS, yang masing‑masing diuraikan sebagai berikut.
3.1 MDGs‑1 : Menanggulangi Kemiskinan dan Kelaparan
Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidak mampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan.
Pengentasan kemiskinan merupakan masalah yang sangat kompleks dan mempunyai dimensi tantangan lokal, nasional, maupun global. Upaya mengatasi masalah kemiskinan karenanya tak bisa dilepaskan dari strategi nasional untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan di suatu negara. Upaya ini juga perlu diharmonisasikan dengan kebijakan‑kebijakan yang ada di tingkat internasional guna menjawab tantangan globalisasi. Indonesia Sebagai salah satu negara yang ikut menandatangani Deklarasi Millenium Development
Goals (MDGs), mempunyai komitment untuk melaksanakan program‑program
MDGs sebagai bagian yang tak terpisahkan dari program‑program pembangunan nasional baik jangka pendek, menengah, dan panjang. Termasuk dalam hal ini program pengentasan kemiskinan.
Terdapat 14 (empat belas) kriteria keluarga Miskin yang dikeluarkan BPS yaitu sebagai berikut.
1) Luas lantai bangunan tempat tinggal kurang dari 8 m2 per orang
2) Jenis lantai bangunan tempat tinggal terbuat dari tanah/bambu/kayu murahan.
3) Jenis dinding tempat tinggal terbuat dari bambu/rumbia/kayu berkualitas rendah/tembok tanpa diplester.
4) Tidak memiliki fasilitas buang air besar/bersama‑sama dengan rumah tangga lain.
6) Sumber air minum berasal dari sumur/mata air tidak terlindung/sungai/air hujan.
7) Bahan bakar untuk memasak sehari‑hari adalah kayu bakar/arang/minyak tanah. 8) Hanya mengkonsumsi daging/susu/ayam satu kali dalam seminggu. 9) Hanya membeli satu stel pakaian baru dalam setahun. 10) Hanya sanggup makan sebanyak satu/dua kali dalam sehari. 11) Tidak sanggup membayar biaya pengobatan di puskesmas/poliklinik. 12) Sumber penghasilan kepala rumah tangga adalah: petani dengan luas lahan 0, 5 ha. Buruh tani, nelayan, buruh bangunan, buruh perkebunan, atau pekerjaan lainnya dengan pendapatan di bawah Rp 600.000 per bulan.
13) Pendidikan tertinggi kepala kepala rumah tangga: tidak sekolah/tidak tamat SD/hanya SD.
14) Tidak memiliki tabungan/barang yang mudah dijual dengan nilai Rp 500.000, seperti: sepeda motor (kredit/non kredit), emas, ternak, kapal motor, atau barang modal lainnya.
Bali sebagai salah satu Provinsi di Indonesia, dan Jembrana sebagai salah satu Kabupaten di Provinsi Bali, sudah tentu wajib mempunyai komitment yang sama yaitu melaksanakan program‑program MDGs termasuk dalam hal pengentasan kemiskinan. Berbicara
kemiskinan adalah bersifat multisektoral yang menyangkut sektor kehidupan masyarakat seperti kesehatan, pendidikan, ketenagakerjaan.
Salah satu indikator kesehatan adalah harapan hidup. Angka Harapan
Hidup. Tinggi rendahnya Angka Umur Harapan Hidup menggambarkan tinggi
rendahnya taraf hidup suatu daerah. Dengan melihat Angka Kematian Bayi dan Angka Umur Harapan Hidup dapat ditentukan indeks mutu hidup atau
Indeks Pembangunan Manusia suatu daerah secara lengkap. Estimasi hasil penelitian BPS menunjukkan bahwa
Umur Harapan Hidup Kabupaten
Jembrana mengalami peningkatan dari
tahun 2009 adalah 71,73 tahun,
menjadi pada tahun 2010 diperkirakan di atas 71,75 tahun dan tahun 2010 masih 71,80 selanjutnya sampai tahun 2013 tetap 71,80.
Target dan Indikator MDGs‑1 yaitu Menanggulangi Kemiskinan dan Kelaparan, disajikan pada Tabel 3.1 Tabel 3.1 : Target dan Indikator MDGs‑1, Menanggulangi Kemiskinan dan Kelaparan Target Indikator Target Menurunkan proporsi penduduk yang tingkat pendapatannya di bawah US$1 per hari menjadi setengahnya dalam kurun waktu 1990‑2015 a Persentase penduduk dengan pendapatan di bawah US$1 (PPP) per hari b Persentase penduduk dengan tingkat konsumsi di bawah garis kemiskinan nasional. c Persentase anak‑anak berusia di bawah 5 tahun yang mengalami gizi kurang (moderate underweight). d Persentase anak‑anak berusia di bawah 5 tahun yang mengalami gizi kurang (moderate underweight).
Capaian Kinerja Kabupaten Jembrana berkaitan dengan MDGs‑1, Menanggulangi Kemiskinan dan Kelaparan Tahun 2009 ‑2014 disajikan pada Tabel 3.2 71.73 71.75 71.80 71.80 71.80 71.68 71.7 71.72 71.74 71.76 71.78 71.8 71.82 2009 2010 2011 2012 2013 Angka Harapan Hidup
Tabel 3.2. Capaian Kinerja MDGs‑1, Menanggulangi Kemiskinan dan Kelaparan Kabupaten Jembrana Tahun 2009 – 2014 2010 2011 2013 2014 1 Persentase penduduk dengan pendapatan di bawah US$1 (PPP) per hari. % 8.11 7.1 6.85 5.74 10 Tercapai Dinas Kersos Nakertrans 2 Persentase penduduk dengan tingkat konsumsi di bawah garis kemiskinan nasional % 5.7 6.1 5.89 0.19 7.5 Tercapai Dinas Kersos Nakertrans 3 Persentase anak‑anak berusia di bawah 5 tahun yang mengalami gizi buruk (severe underweight). % 0.005 0.015 0.0014 0.001 3.6 Tercapai Dinas Kersos Nakertrans 4 Persentase anak‑anak berusia di bawah 5 tahun yang mengalami gizi kurang (moderate underweight). % 2.34 3.04 2.75 2.20 11.9 Tercapai Dinas Kersos Nakertrans Status Indikator Kemiskinan dan Kelaparan Satuan Tahun Target MDGs Sumber Data
Berdasarkan data pada Tabel 4.2, menunjukkan bahwa Persentase penduduk dengan pendapatan di bawah US$1 (PPP) per hari tahun 2010, 2011, 2013 dan 2014 masing‑masing adalah 8,11%. 7,1%, 6,85%, dan 5,75. Terjadi penurunan dari monitoring tahun 2005 – 2007 yaitu 8,17%, 8,15% dan, 6,50%. Target MDGs di tahun 2015 adalah 10%, hal ini berarti Kabupaten Jembrana sudah mencapai target MDGs, dan perlu dipertahankan.
Angka persentase penduduk dengan tingkat konsumsi di bawah garis kemiskinan nasional, dari tahun,2010, 2011, 2013, dan 2014 adalah masing-masing : 5,7%, 6,1 %, 5,89% dan 0,19%. Terjadi penurunan dari monitoring Tahun 2005 – 2007 : yaitu 9,15%, 8,15% dan, 6,50%. Target MDGs di Tahun
2015 adalah 7,5 %, maka kondisi Kabupaten Jembrana sudah mencapai target, dan perlu dipertahankan.
Persentase anak-anak berusia di bawah 5 tahun yang mengalami gizi buruk (severe underweight), periode tahun 2010, 2011, 2013 dan 2014, adalah : 0,005%, 0,015%, 0,0014%, 0,001%. Kondisi ini mengalami penurunan yang signifikan bila dibandingkan monitoring tahun 2005 - 2007, dengan rata-rata sebesar 0,30 %. Bila dibandingkan dengan target MDGs di tahun 2015 adalah 3,6%. Capaian Kabupaten Jembrana jauh lebih baik dan perlu dipertahankan. Hal ini menunjukkan sudah semakin membaik kondisi gisi anak-anak balita sebagai generasi penerus bangsa.
Persentase anak-anak berusia di bawah 5 tahun yang mengalami gizi kurang (moderate underweight), periode tahun 2010, 2011, 2013, dan 2013 adalah : 2,34%, 3,04%, 2,75%, dan 2,10%. Kondisi ini lebih baik dibandingkan periode monitoring sebelumnya pada tahun 2005 -2007, rata-rata sebesar 5,08 %. Target MDGs tahun 2015 11,9%. Capaian Kabupaten Jembrana jauh lebih baik. Hal ini menunjukkan sudah semakin tercukupi kondisi gisi anak-anak balita sebagai generasi penerus bangsa.
3.2 MDGs‑2 : Pendidikan Dasar Untuk Semua
Pendidikan dasar untuk semua adalah hal yang penting demi pencapaian Tujuan MDGs. Tujuan utama dari pendidikan dasar untuk semua ini adalah memberantas buta huruf (melek aksara). Ini adalah dasar penting bagi
pengetahuan yang lebih luas dan pengetahuan yang luas adalah modal utama demi terbentuknya
kecakapan masyarakat dalam meningkatkan
kesejahteraan dirinya sendiri.
Melek aksara adalah kemampuan untuk