BAB IV
MATERIAL DAN PERALATAN
4.1. Material Pondasi
Perlu kita ketahui bahwa bahan bangunan atau material bangunan memegang peranan penting dalam suatu konstruksi bangunan ini menentukan kekuatan, keamanan, dan kekakuan suatu bangunan. Sehingga penyediaan material harus direncanakan dengan baik sesuai dengan jadwal pekerjaan dan bertujuan untuk mencegah terjadinya kekurangan atau kelebihan persediaan serta mencegah terjadinya kerusakan atau kehilangan selama masa penyimpanan.
Material pondasi pada proyek The Hundred ini sudah didesain oleh perencana sedemikian rupa agar bisa menopang beban struktur yang nanti berada diatasnya. Material pondasi yang akan dibahas pada laporan ini yaitu pondasi Bored Pile dan
Diaphragm Wall.
Pondasi Bored Pile termasuk kategori pondasi dalam dengan desain tabung yang berfungsi meneruskan beban bangunan kedalam lapisan tanah keras bila level tanah dipermukaan atas tidak cukup untuk menahan beban bangunan secara keseluruhan, sehingga diperlukan daya dukung tambahan. Fungsinya sama dengan pondasi dalam lainya seperti pancang. Perbedaanya terletak pada cara pengerjaanya. Pengerjaan Bored
Pile dimulai dengan melubangi tanah dahulu sampai kedalaman yang dibutuhkan,
kemudian pemasangan tulangan besi yang dilanjutkan dengan pengecoran beton.
Pondasi Diaphragm Wall juga bisa disebut Retaining Wall yaitu konstruksi dinding penahan tanah. Pada umumnya dinding penahan tanah dipakai untuk kontruksi bangunan dibawah permukaan tanah (basement) atau penahan tebing supaya tidak longsor atas beban diatasnya dan mungkin bangunan khusus misalnya bunker.
4.1.1. Material Bored Pile dan Diaphragm Wall
Semua bahan material pekerjaan pondasi ini harus memenuhi persyaratan yang relevan dari standar dan kode di bawah ini yang sudah ditentukan oleh kontraktor :
ASTM C150 : Semen Portland
ASTM C618 : Fly Ash
ASTM C494 : Water Reducing and Plasticizing Admixture
ASTM C33 : Agregat untuk beton tremie
ASTM C88 : Agregat tergantung 5 siklus kekuatan sodium sulfat yang tidak akan kehilangan lebih dari 15% berat
Bar ASTM A615 : New Billet Steel Bars, kekuatan yield minimal 4.000 kg / sq.cm
ASTM A36 : Pelat Baja
ASTM C94 : Beton Ready Mix
Beton Ready Mix
1) Beton Ready Mix didatangkan dari PT. Adhimix Precast, PT. Pionir beton Indonesia dan PT. Holcim Indonesia sebagai pemegang supplier beton pada proyek
The Hundred. Mutu beton yang digunakan adalah fc’= 22,5 Mpa atau setara dengan
2) Slump yang digunakan untuk keperluan Bored Pile dan Diaphragm Wall bernilai 20 ± 2.5 cm.
Gambar 4.2 Test Slump
Bahan beton ready mix sebelum beton didatangkan ke proyek, beton dibuat terlebih dahulu di batching plant. Alat yang berfungsi untuk mencampur atau memproduksi beton ready mix dalam produksi yang besar sering kita sebut dengan
batching plant. Di batching plant dapat dilihat proses dari pembuatan beton sampai
dengan bahan yang digunakan pada beton tersebut. Adapun bahan-bahan yang digunakan sebagai berikut:
1) Agregat Halus (Pasir) adalah pasir atau agregat halus harus bersih, tajam, baik dan bebas dari bahan-bahan organik.
2) Agregat Kasar (Gravel) adalah agregat yang memiliki mutu yang keras, bersih, tidak berpori dan tidak terdiri dari alkali aktif.
3) Semen Portland
4) Bahan Additive adalah bahan-bahan additive yang dipakai dalam pembuatan beton pada PT. Adhimix Precast, PT. Pionir Beton Indonesia dan PT. Holcim untuk memenuhi penggunaan beton ready mix proyek The Hundred pada umumnya sama dengan perusahaan beton ready mix lainnya, yakni: Fly ash, merupakan Fly ash atau abu terbang yang merupakan sisa-sisa pembakaran batu bara, digunakan sebagai bahan campuran pada beton yang berfungsi untuk meningkatkan kekuatan tekan dan tarik.
5) Air yang tidak boleh mengandung minyak, nitrat alkali, bahan-bahan organik yang dapat mempengaruhi beton, tulangan.
Tulangan
1) Tulangan yang digunakan bersih dari kotoran, gemuk, karat dan bahan-bahan lain yang dapat menurunkan kelekatan beton terhadap keranjang tulangan.
2) Pekerjaan penulangan dilaksanakan oleh engineer dengan mengikuti rencana penulangan, menghindari dari pergerakan ataupun perubahan bentuk dari tulangan pada waktu pengecoran beton.
3) Kawat pengikat terbuat dari baja lunak. 4) Mutu baja tulangan yang digunakan yaitu :
a. D 10 mm BJTS 40, Fy = 35 kN b. D 13 mm BJTS 40, Fy = 58 kN c. D 16 mm BJTS 40, Fy = 87 kN d. D 19 mm BJTS 40, Fy = 127.5 kN e. D 22 mm BJTS 40, Fy = 170 kN f. D 25 mm BJTS 40, Fy = 220 kN g. D 29 mm BJTS 40, Fy = 300 kN
Gambar 4.4 Tulangan Diaphragm Wall
4.2. Peralatan Pekerjaan
Peralatan dalam pekerjaan konstruksi diartikan sebagai alat lapangan (alat berat). Dengan menggunakan peralatan yang sesuai sasaran, pekerjaan dapat dicapai dengan ketepatan waktu yang lebih akurat, serta memenuhi spesifikasi teknis yang telah dipersyaratkan. Namun, pada setiap proyek ada keunikan dimana tidak semua alat berat perlu dipakai di proyek tersebut. Jenis-jenis proyek yang pada umumnya menggunakan alat berat adalah proyek gedung, pelabuhan, jalan, bendungan, jembatan, bandara, terowongan dan lain-lain.
Penggunaan alat-alat berat yang digunakan untuk membantu pelaksanaan pekerjaan proyek ini perlu diperhatikan dalam memilih jenis peralatan lapangan (alat berat) antara lain:
1) Jenis pekerjaan 2) Keadaan lapangan 3) Volume pekerjaan
4) Besarnya biaya yang diperlukan
5) Tenaga kerja yang dapat mengoperasikan 6) Jangka waktu pelaksanaan proyek
Alat-alat berat yang digunakan dalam pelaksanaan proyek untuk pelaksanaan pondasi Bored Pile dan Diaphragm Wall pada proyek The Hundred ini adalah sebagai berikut :
1) Service Crane
Service Crane merupakan alat berat yang memiliki banyak fungsi dalam
penggunaannya dalam pekerjaan tiang bor. Fungsi dari Service Crane seperti memasukkan keranjang tulangan (Steel Cage) ke dalam lubang panel, memasukkan maupun mengeluarkan CWS serta memasukkan maupun mengeluarkan pipa tremie dalam lubang panel dan lain-lain. Service Crane yang digunakan adalah jenis Linkbelt LS108BSS atau serupa dengan kapasitas 50 – 80 Ton sebanyak 4 unit.
Gambar 4.5 Crawler Crane
2) Excavator
Excavator merupakan salah satu alat berat yang digunakan sebagai alat servis untuk
membantu lancarnya mobilitas dalam suatu proyek dan memiliki fungsi utama yaitu alat berat ini dapat menggali tanah dan memindahkannya, pekerjaan yang bisa dilakukan alat ini seperti memindahkan tanah yang dapat menghalangi geraknya
Crawler Crane, memindahkan pelat baja, dan untuk mobilisasi peralatan lainnya. Excavator yang digunakan pada proyek ini berkapasitas 0.7 cum sebanyak 1 unit.
Gambar 4.6 Excavator
3) Mesin Bor Bored Pile (Boring Rig)
Suatu unit mesin untuk menggali lubang untuk keperluan Bored Pile yang dilengkapi dengan pembangkit daya dan perlengkapan lainnya (sebuah elemen berat yang disebut batang pembenam disambung tepat di atas alat bor dengan menggunakan unit wins kabel) untuk dipasang kelly, alat bor atau sling. Mesin
bored pile pada pengerjaannya harus tegak lurus maka untuk mengecek kelurusan
pada mesin bored pile kita dapat menggunakan alat bantu seperti theodolit dan
waterpass. Boring Rig yang digunakan adalah jenis Zoomlion atau serupa sebanyak
1 unit pada pelaksanaan proyek ini.
4) Mesin Bor Diaphragm Wall (Crane Grab)
Suatu unit mesin untuk menggali lubang untuk keperluan Diaphragm Wall yang dilengkap dengan pembangkit daya dan perlengkapan lainnya (sebuah elemen berat yang disebut batang pembenam disambung tepat di atas alat bor dengan menggunakan unit wins kabel) untuk dipasang kelly, alat bor atau sling. Crane
Grab pada pengerjaannya harus tegak lurus maka untuk mengecek kelurusan pada
mesin bored pile kita dapat menggunakan alat bantu seperti theodolit dan
waterpass. Terdapat 1 unit crane grab yang dioperasikan pada proyek ini.
Gambar 4.8 Crane Grab
5) Desanders
Desanders adalah peralatan kontrol yang solid dengan satu set hidrosiklon yang
memisahkan pasir dan lumpur dari cairan pengeboran atau bentonite di crane grab.
Desanders dipasang di atas tangki lumpur bentonite sisa pengeboran yang dibuang
ke tempat endapan. Endapan bentonite disaring menggunakan alat ini untuk dibersihkan dari lumpur dan pasir dan kemudian dipakai kembali untuk pengeboran.
Gambar 4.9 Desanders
6) Peralatan Mesin Las (Welding Machine)
Untuk Kebutuhan Bored Pile, peralatan ini berfungsi untuk menyambungkan atau kelebihan (over lapping) keranjang besi serta pada pembuatan over lapping spiral pada tulangan utama. Semuanya ini dilas pada titik sambungan agar lebih kuat. Untuk Kebutuhan Diaphragm Wall, peralatan ini berfungsi untuk menyambungkan bagian keranjang tulangan panel yang tidak terpasang sempurna oleh kawat baja. Peralatan las juga digunakan untuk menahan panel agar tidak terperosok ke dalam dasar lubang panel yang di pasang pada starter bar pada dinding guide wall. Pada proyek ini ada 2 unit welding machine.
Gambar 4.10 Welding Machine
7) Tempat Penyimpanan Bentonite (Sillo)
Sillo adalah tempat untuk menyimpan cairan pengeboran yang sudah didaur ulang. Sillo tersebut dijaga oleh operator yang menentukan kekentalan cairan bentonite
dengan cara menambahkan bentonite padat dengan air secara berkala. Terdapat 6 unit tabung silo dan 1 tempat daur ulang bentonite (ponton).
Gambar 4.11 Sillo
8) Pipa Tremie
Pipa tremie digunakan apabila terdapat banyak air di dalam lubang. Satu pipa tremie digunakan memiliki panjang ± 3 m dan diameter 27 cm. Bagian ujung bawah pipa ditutup terlebih dahulu saat pengecoran agar memisahkan antara beton dengan air pada saat beton dituangkan ke dalam lubang dan bahan beton tidak boleh jatuh bebas ke dalam lubang pondasi dikarenakan agar material beton dapat tersusun padat dengan baik. Untuk pelaksanaan Diagfragm Wall biasanya digunakan 2 sekaligus pemakaian yang dibuat memanjang sesuai kedalaman panel yang dibor.
9) Auger
Auger (mata bor) yang berfungsi sebagai pemotong tanah. Auger tersebut
disambungkan pada sebuah batang baja yang dikenal sebagai batang kelly bar.
Auger bekerja memotong tanah dengan berputar searah dan setelah tanah sudah
cukup penuh pada auger, maka auger diputar berlawanan arah untuk mengeluarkan tanah yang menempel pada auger.
Gambar 4.13 Auger
10) Temporary Casing
Temporary Casing adalah pipa baja yang digunakan untuk menghindari terjadinya
longsor pada lubang Bored Pile yang akan dicor. Fungsi dari Temporary Casing adalah menjaga stabilitas tanah disekitarnya juga sebagai pengarah mata bor.
Temporary Casing dilepas sebelum beton mengeras (dipasang sementara/tidak
permanen). Temporary Casing yang digunakan memiliki tinggi yang berbeda yaitu 12 m, 6 m, dan 3 m.
11) CWS (Control Water Stoper)
CWS (Control Water Stoper) adalah casing Diaphragm Wall yang digunakan untuk menahan tanah dan menahan air tanah yang berada pada panel sebelahnya yang belum dibor dengan Crane Grab agar air yang berada di dalam tanah yang belum sempat dilakukan proses dewatering. CWS juga berfungsi sebagai penahan agar campuran beton tidak masuk ke titik atau panel yang lain. Sebelum dimasukan CWS dipasangi karet di lubang tengahnya, karet ini berfungsi sebagai penyatu dengan panel yang lain. Panjang CWS yang ada di proyek The Hundred ini sekitar 12 m.
Gambar 4.15 CWS (Control Water Stoper)
12) Cleaning Bucket
Cleaning bucket merupakan salah satu jenis mata bor yang berbentuk keranjang
dari baja yang digunakan untuk membersihkan dasar lubang Bored Pile dari endapan lumpur setelah kedalaman pengeboran telah tercapai.
Gambar 4.16 Cleaning Bucket
13) Corong
Corong baja berfungsi agar boton ready mix yang dimasukkan jatuh di tengah-tengah lubang pipa tremie. Corong itu sendiri di tempatkan di ujung pipa tremie untuk menuang beton dari Truck Mixer.
Gambar 4.17 Corong
14) Truck Mixer
Truck mixer digunakan untuk mengangkut campuran beton dari batching plant ke
lokasi. Mixer ini harus berputar selama dalam perjalanan supaya campuran beton tidak mengeras. Selama pengangkutan, tabung truck mixer harus selalu berputar searah jarum jam agar tidak terjadi pengerasan atau pemisahan agregrat dengan air yang dapat mengakibatkan mutu beton yang dibawa berubah dan tidak sesuai dengan nilai slump yang dipesan oleh proyek ini.
Gambar 4.18 Truck Mixer
15) Theodolit
Alat tersebut digunakan untuk melihat perbandingan beda tinggi tanah. Khususnya pada proyek ini, alat-alat tersebut difungsikan untuk menentukan titik koordinat yang akan dibor sesuai dengan gambar rencana serta untuk mengecek kelurusan alat dari mesin Boring Rig dan Crane Grab pada saat pengeboran. Alat ini juga digunakan pada saat loading test untuk mengetahui seberapa penurunan tanah pada saat pelaksanaan test.
Gambar 4.19 Theodolit
16) Generator Set
Gambar 4.20 Generator Set
17) Tangki BBM (Solar)
Tangki untuk penyimpanan bahan bakar minyak ini digunakan untuk keperluan mengisi bahan bakar yang dibutuhkan untuk mengoperasikan alat berat.
Gambar 4.21 Tangki BBM
18) Dump Truck
Dump Truck didatangkan oleh pihak kontraktor ke proyek ini untuk mengangkut
tanah sisa pengeboran ke lokasi pembuangan agar tanah sisa tidak memenuhi lokasi pekerjaan pondasi yang sedang berlangsung.