• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KUALITAS SOAL PENILAIAN AKHIR SEMESTER (PAS) GANJIL MATEMATIKA SMP KELAS VIII KOTA TANGERANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS KUALITAS SOAL PENILAIAN AKHIR SEMESTER (PAS) GANJIL MATEMATIKA SMP KELAS VIII KOTA TANGERANG"

Copied!
93
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KUALITAS SOAL PENILAIAN AKHIR

SEMESTER (PAS) GANJIL MATEMATIKA SMP

KELAS VIII KOTA TANGERANG

Proposal Penelitian

Disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dalam bidang Pendidikan Matematika

Disusun oleh

Nama : Ismi Hasan

NIM : 1684202089

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG

2020

(2)

LEMBAR PERSETUJUAN

SEMINAR PROPOSAL

Nama Mahasiswa : Ismi Hasan

Nomor Pokok Mahasiswa : 1684202089

Program Studi : Pendidikan Matematika

Judul Skripsi : Analisis Kualitas Soal Penilaian Akhir

Semester (PAS) Ganjil Matematika SMP Kelas VIII Kota Tangerang

Telah disetujui oleh Tim Pembimbing Skripsi untuk mengikuti Seminar Proposal.

Tangerang, 21 April 2020

Tim Pembimbing : Tanda Tangan :

Pembimbing I,

Prawidi Wisnu Subroto, M.Pd. NBM. 125 0140

………. Pembimbing II,

Ratu Sarah Fauziah Iskandar, M.Pmat. NBM. 120 5392

……….

Ketua Program Studi Pendidikan Matematika

Dr. Hairul Saleh, M.Si. NBM. 113 9236

(3)

iii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN SEMINAR PROPOSAL ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Pembatasan Masalah ... 6

D. Perumusan Masalah ... 6

E. Tujuan Penelitian ... 7

F. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II KERANGKA TEORITIK, KERANGKA BERPIKIR, DAN KRITERIA HASIL PENELITIAN ... 9

A. Deskripsi Teori ... 9

1. Analisis Kualitas Soal... 9

2. Penilaian Akhir Semester (PAS) ... 21

3. Matematika ... 25

B. Kerangka Berpikir ... 31

C. Kriteria Hasil Penelitian ... 33

(4)

iv

BAB III METODELOGI PENELITIAN ... 38

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 38

1. Tempat Penelitian ... 38

2. Waktu Penelitian ... 38

B. Metode Penelitian... 39

C. Populasi dan Sampel ... 40

1. Populasi ... 40

2. Sampel ... 40

D. Teknik Pengumpulan Data ... 41

1. Tes ... 42

2. Non-tes ... 42

E. Instrumen Penelitian... 43

1. Variabel Penelitian ... 43

2. Kisi-kisi Instrumen ... 43

F. Teknik Analisis Data ... 43

1. Analisis Data Secara Kuantitatif ... 44

2. Analisis Data Secara Kualitatif ... 49

(5)

v

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kriteria Daya Pembeda ………. 18

Tabel 2.2 Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pengetahuan ……….. 31

Tabel 2.3 Karakteristik Soal PIlihan Ganda dan Uraian ………... 34

Tabel 3.1 Tempat Penelitian ……….. 38

Tabel 3.2 Rencana Penelitian ……… 39

Tabel 3.3 Sampel Penelitian ……….. 41

Tabel 3.4 Kriteria Koefisien Reabilitas Tes ……….. 46

Tabel 3.5 Kriteria Penapsiran Tingkat Kesukaran Setiap Butir Soal …… 47

(6)

vi

DAFTAR GAMBAR

(7)

vii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Ijin Observasi Awal ………. 53

Lampiran 2 Daftar Nama SMP Kota Tangerang ……….. 54

Lampiran 3 Lembar Wawancara ………... 69

Lampiran 4 Kisi – kisi Instrumen……….. 71

Lampiran 5 Instrumen Telaah Soal Pilihan Ganda ………... 76

Lampiran 6 Instrumen Telaah Soal Uraian ………... 82

(8)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan berdasarkan Pancasila serta Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 aliniea keempat diarahkan untuk meningkatkan kecerdasan serta harkat dan martabat bangsa, mewujudkan manusia serta masyarakat Indonesia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berkualitas, dan mandiri sehingga mampu membangun dirinya dan masyarakat sekelilingnya serta dapat memenuhi kebutuhan pembangunan nasional dan bertanggung jawab atas pembangunan bangsa. Pendidikan nasional yang dilaksanakan bersadarkan standar yang telah ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah No. 32 tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan

Pelaksanaan pendidikan nasional ditujukan untuk membantu peserta didik menumbuh kembangkan potensi-potensi kemanusiaan, agar menjadi penerus bangsa yang mampu mewujudkan cita-cita bangsa. Maka dari itu setiap satuan pendidikan dalam upaya mengembangkan potensi peserta didik harus memperhatikan kesatuan aspek jasmani, rohani, sosial, kognitif (pengetahuan), afektif (sikap), dan psikomotor (keterampilan) peserta didik (Tirtarahardja & Sulo, 2010: 37).

Perkembangan potensi peserta didik dan tercapainya pendidikan nasional dapat diukur melalui pencapaian hasil belajar peserta didik. Salah satu upaya

(9)

2 satuan pendidikan untuk mengukur dan melihat pencapaian hasil belajar peserta didik yaitu dengan melaksanakan Penilaian Akhir Semester (PAS). PAS termasuk kedalam penilaian sumatif. Penilaian sumatif diberikan dengan maksud untuk mengetahui apakah peserta didik sudah dapat menguasai standar kompetensi yang telah ditetapkan atau belum (Arifin, Zainal., 2010: 129).

Pelaksanaan PAS dilakukan dengan memberikan tes soal PAS setiap mata pelajaran sesuai peraturan dan ketentuan yang sudah ditentukan. Tes soal adalah alat untuk mengukur penilaian hasil belajar peserta didik. Tes soal yang diberikan harus memenuhi standar penilaian yang berkualitas baik, akurat dan sesuai dengan kompetensi dasar kurikulum yang berlaku. Tes soal yang berkualitas diharapkan dapat menggambarkan sampel kompetensi dasar peserta didik dan menghasilkan nilai yang objektif serta akurat (Arifin, Zainal., 2010: 246).

Pembelajaran dapat dianggap berhasil bila sekurang-kurangnya 85% dari jumlah peserta didik mampu menguasi KKM yang telah ditentukan sekolah. Dari hasil analisis ketuntasan pencapaian kompetensi melalui penilaian akhir semester hanya 21 siswa yang tuntas dalam pencapaian kompetensinya. Padahal pembelajaran dapat dikatakan berhasil sekurang-kurangnya terdapat 32 siswa yang tuntas dalam pencapaian kompetensi dari 38 siswa yang menjadi target dalam pengujian alat tes tersebut. Hasil ini membuktikan bahwa dengan menggunakan alat tes tersebut belum dapat menunjukkan ketuntasan siswa dalam pencapaian kompetensi dasar yang diharapkan tercapai pada semester itu (Nuswowati, Murbagun., dkk., 2010: 572).

(10)

3 Salah satu tes soal PAS yang perlu secara rutin dilakukan untuk mengukur kemajuan peserta didik adalah tes soal PAS matematika SMP Kota Tangerang yang disusun oleh team penyusun soal yang tergabung dalam Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP). Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib diikuti oleh peserta didik mulai dari tingkat sekolah dasar sampai tingkat sekolah menengah bahkan sampai ke perguruan tinggi. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 (Depdiknas., 2006) menyatakan bahwa pelajaran matematika bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model, dan menafsirkan solusi yang diperoleh.

Matematika juga memiliki peran penting dalam kehidupan sehari-hari, maka dari itu pemerintah telah berusaha untuk meningkatkan kualitas pendidikan matematika. Usaha yang telah dilakukan diantaranya mengadakan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), seminar, pelatihan guru, penyempurnaan kurikulum dan lain-lain. Namun usaha ini belum memberikan hasil yang memuaskan, karena jika dilihat di lapangan hasil belajar matematika masih rendah jika dibandingkan dengan hasil belajar mata pelajaran lain. Laporan dari Third International Mathematics and Science Study (TIMSS) menunjukkan Indonesia pada mata pelajaran matematika berada di peringkat 41 dari 45 Negara (TIMSS., 2011).

Menurut Swabawa, dkk (2014: 2), guru menyadari bahwa matematika bukanlah termasuk bidang studi yang mudah bagi kebanyakan peserta didik.

(11)

4 Matematika sering dikeluhkan peserta didik sebagai bidang studi yang sulit dan membosankan karena biasanya matematika diajarkan dengan metode yang tidak menarik yaitu guru menerangkan sementara peserta didik hanya mencatat dan penilaian yang dipergunakan masih konvensional.

Berdasarkan observasi dan wawancara di beberapa SMP Negeri dan Swasta Kota Tangerang, hasil PAS matematika SMP kelas VIII Kurikulum 2013 Tahun Pelajaran 2019/2020 yang dilaksanakan pada 2 – 7 Desember 2019, menunjukkan pencapaian kompetensi dasar peserta didik dalam kategori kurang atau berada dibawah Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) sebesar 75. Sehingga untuk nilai kognitif peserta didik perlu penambahan nilai dari aspek-aspek lain. Hal ini dikarenakan: (1) kurangnya penguasaan kompetensi dasar (KD) pengetahuan peserta didik yang disebabkan oleh soal yang diujikan dan materi belum tuntas diajarkan; (2) tidak semua guru matematika melakukan analisis soal PAS dan; (3) tidak semua guru matematika tergabung kedalam MGMP Matematika SMP Kota Tangerang. Seajegnya seorang guru yang bertugas sebagai evaluator, perlu menganalisis dan memprediksi kualitas soal PAS berdasarkan kompetensi dasar dan potensi peserta didik. Setidaknya guru melakukan analisis beberapa indikator kualitas secara kualitatif dan kuantitatif. Indikator analisis Soal secara kuantitatif menurut Arikunto (2013: 207), yaitu validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, daya pembeda dan fungsi pengecoh yang disesuaikan kompetensi dasar yang pada semester tersebut. Analisis soal secara kualitatif yang dianalisis terdiri atas 3 aspek, yaitu aspek materi, aspek kontruksi dan aspek bahasa.

(12)

5 Analisis kualitas soal perlu dilakukan oleh guru, agar guru mengetahui soal tersebut baik atau kurang, dan akurat atau tidak. Sehingga berdasarkan hasil analisis kualitas soal tersebut, guru mampu mengajarkan dan meningkatkan pengetahuan tingkat tinggi peserta didik melalui pemberian soal yang berkualitas baik dan akurat. Permasalahan yang diuraikan di atas, yang melatarbelakangi peneliti untuk melakukan penelitian yang berjudul, “Analisis Kualitas Soal Penilaian Akhir Semester (PAS) Ganjil Matematika SMP Kelas VIII Kota Tangerang”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan, maka dapat diindentifikasi masalah yaitu sebagai berikut.

1. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari observasi dan wawancara dengan beberapa peserta didik dan guru matematika SMP Kota Tangerang, pembuatan soal PAS Ganjil belum sepenuhnya dilakukan analisis soal secara kualitatif dan kuantitatif karena menurut sebagaian guru, mereka belum memiliki pengetahuan yang cukup dalam penyusunan soal yang baik.

2. Rendahnya tingkat penguasaan peserta didik terhadap materi pelajaran yang telah diberikan, disebabkan sebagian peserta didik tidak menyukai matapelajaran matematika dan masih beranggapan matematika pelajaran yang menakutkan, tingkatan kesukaran soal belum propoesional, dan beberapa materi yang disampaikan belum tuntas diajarkan.

(13)

6 C. Pembatasan Masalah

Pembatasan suatu masalah digunakan untuk menghindari adanya penyimpangan maupun pelebaran pokok masalah agar penelitian tersebut lebih terarah dan memudahkan dalam pembahasan sehingga tujuan penelitian akan tercapai. Pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Penelitian ini menganalisis kualitas soal Bentuk Objektif (pilihan ganda dan

uraian) soal Penilaian Akhir Semester (PAS) ganjil matematika kelas VIII SMP Kota Tangerang yang mengimplementasikan Kurikulum 2013.

2. Analisis kualitas soal PAS secara kuantitatif meliputi validitas, reabilitas, tingkat kesukaran, daya pembeda dan efektivitas pengecoh.

3. Analisis kualitas soal PAS secara kualitatif meliputi aspek kesesuaian materi dengan KD, aspek kontruksi yakni kesesuaian pernyataan soal dengan kunci jawaban dan Indikator Kompetensi Pembelajaran (IPK), dan aspek bahasa sesuai dengan penggunanan EYD, mudah dipahami, jelas dan padat.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah yaitu sebagai berikut.

1. Bagaimanakah validitas butir soal PAS ganjil matematika kelas VIII SMP Kota Tangerang?

2. Bagaimanakah reliabilitas butir soal PAS ganjil matematika kelas VIII SMP Kota Tangerang?

(14)

7 3. Bagaimanakah tingkat kesukaran butir soal PAS ganjil matematika kelas

VIII SMP Kota Tangerang?

4. Bagaimanakah daya pembeda butir soal PAS ganjil matematika kelas VIII SMP Kota Tangerang?

5. Bagaimanakah kesesuaian aspek materi dan subtansi dengan KD?

6. Bagaimanakah aspek kontruksi meliputi kejelasan uraian gambar, tabel, grafik, kesesuaian pernyataan soal dengan kunci jawaban dan Indikator Kompetensi Pembelajaran (IPK)?

7. Bagaimanakah aspek bahasa sesuai dengan penggunanan EYD, mudah dipahami, jelas dan padat?

E. Tujuan Penelitian

Sesuai rumusan masalah yang telah diuraikan, maka tujuan penelitian ini yaitu sebagai berikut.

1. Mengetahui validitas butir soal PAS ganjil matematika kelas VIII SMP Kota Tangerang.

2. Mengetahui reliabilitas butir soal PAS ganjil matematika kelas VIII SMP Kota Tangerang.

3. Mengetahui tingkat kesukaran butir soal PAS ganjil matematika kelas VIII SMP Kota Tangerang.

4. Mengetahui daya pembeda butir soal PAS ganjil matematika kelas VIII SMP Kota Tangerang.

(15)

8 6. Mengetahui aspek kontruksi kejelasan penyajian gambar, tabel, grafik,

kesesuaian pernyataan soal dengan kunci jawaban dan Indikator Kompetensi Pembelajaran (IPK).

7. Mengetahui aspek bahasa sesuai dengan penggunaan EYD, mudah dipahami, jelas dan padat.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian Analisis Kualitas Soal PAS Ganjil Matematika Kelas VIII SMP Kota Tangerang, diharapkan memiliki manfaat sebagai berikut.

1. Manfaat Teoritis

a. Menjadi masukan bagi perkembangan standar penilaian pendidikan SMP Kota Tangerang.

b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi peneliti lain, untuk melakukan penelitian sejenis atau melanjutkan secara lebih luas, intensif dan mendalam.

c. Memberikan sumbangan teoritik dalam ranah pengujian alat ukur menggunakan teori tes klasik dan teori respon butir.

2. Manfaat Praktis

Bagi Tim Penyusun Soal, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai evaluasi bagi soal yang telah dibuat dan sebagai bahan pertimbangan dalam pembuatan soal yang akan datang.

(16)

9

BAB II

KERANGKA TEORETIK, KERANGKA BERPIKIR, DAN

KRITERIA HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Teori

1. Analisis Kualitas Soal

a. Pengertian Analisis Kualitas Soal

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa (seperti karangan, perbuatan, kejadian atau peristiwa) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya. Analisis soal merupakan suatu kegiatan yang harus dilakukan pendidik untuk meningkatkan mutu soal yang telah ditulis. Kegiatan ini merupakan proses pengumpulan, peringkasan, dan penggunaan informasi dari jawaban peserta pendidik untuk membuat keputusan tentang setiap penilaian (Wahidmurni, dkk., 2010: 117)

Pernyataan yang sama pun dikemukakan oleh Zainal Arifin (2015), bahwa dalam penilaian hasil belajar, tes soal diharapkan dapat menggambarkan sampel perilaku dan menghasilkan nilai yang objektif serta akurat. Jika tes yang digunakan guru kurang baik, maka hasil yang diperoleh pun tentunya kurang baik. Hal ini dapat merugikan peserta didik itu sendiri. Artinya, hasil yang diperoleh peserta didik menjadi tidak objektif dan tidak adil. Oleh sebab itu, tes yang digunakan guru harus memiliki kualitas yang lebih baik dilihat dari berbagai segi. Perlu diketahui apakah tes tersebut

(17)

10 berkualitas baik atau kurang baik. Untuk mengetahui apakah suatu tes yang digunakan termasuk baik atau kurang baik, maka perlu dilakukan analisis kualitas tes.

Menurut Zainal Arifin, Analisis kualitas soal merupakan suatu tahap yang harus ditempuh untuk mengetahui derajat kualitas suatu tes, baik tes secara keseluruhan maupun butir soal yang menjadi bagian dari tes tersebut (Arifin, Zainal., 2010: 246). Dari pendapat Zainal Arifin dapat dijelaskan bahwa analisis kualitas soal adalah suatu langkah yang dijalankan untuk mengetahui ukuran atau derajat kualitas suatu tes baik secara keseluruhan maupun sebagian di dalam tes tersebut.

Menurut Daryanto, Analisis kualitas soal adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengidentifikasi soal-soal baik, kurang baik dan soal jelek dan memperoleh petunjuk untuk melakukan perbaikan (Daryanto., 2014: 179). Dari pendapat Daryanto dapat dijelaskan bahwa analisis kualitas soal adalah kegiatan mengidentifikasi soal untuk mengetahui soal yang baik, kurang baik dan soal belum baik sehingga dapat memperoleh petunjuk untuk melakukan perbaikan sebagaimana mestinya.

Pernyataan yang sama dikemukan oleh Sumarna, 2009 (dalam Rahayu, Ramatika., 2016: 87) Analisi Kualitas Soal adalah kegiatan untuk meningkatkan kualitas soal, yaitu agar suatu soal telah dapat diterima, dan digunakan atau perlu perbaikan. Dengan kata lain Sumarna mendefinisikan analisis kualitas soal adalah kegiatan penjaminan mutu soal yang akan diuji cobakan.

(18)

11 Berdasarkan definisi para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa analisis kualitas soal merupakan serangkaian kegiatan yang bertujuan untuk mengkaji dan menentukan setiap butir soal guna mengetahui kualitas soal tersebut. Hasil dari mengkaji dan menentukan soal dapat digunakan untuk evaluasi bagi soal yang telah dibuat dan sebagai bahan pertimbangan dalam pembuatan soal yang akan datang.

b. Soal Bentuk Ojektif

Bentuk instrument atau soal penilaian akhir semester ganjil Matematika Kelas VIII Tahun Pelajaran 2019/2020, yaitu soal bentuk objektif pilihan ganda dan uraian.

1) Soal Pilihan Ganda

Bentuk soal pilihan ganda digunakan untuk mengukur hasil penilaian yang lebih kompleks dan biasanya yang berhubungan dengan aspek kognitif atau pengetahuan bahkan metakognitif. Soal pilihan ganda terdiri atas pertanyaan atau pokok persoalan dan pilihan jawaban atau kunci jawaban. Kunci jawaban harus merupakan jawaban benar atau paling benar, sedangkan alternatif jawaban atau pengecoh merupakan jawaban tidak benar.

Keuntungan atau kebaikan dengan menggunakan soal bentuk pilihan ganda, yaitu sebagai berikut.

a) Cara penilaian dapat dilakukan dengan mudah, cepat, dan objektif. b) Kemungkinan peserta didik menjawab dengan terkaan dapat dikurangi.

(19)

12 c) Soal pilihan ganda dapat digunakan untuk menilai kemampuan peserta

didik dalam berbagai jenjang kemampuan kognitif dan metakognitif. d) Soal pilihan ganda dapat digunakan berulang-ulang.

e) Sangat cocok untuk jumlah peserta tes yang banyak.

Kekurangan atau kelemahan soal bentuk objektif pilihan ganda, antara lain sebagai berikut.

a) Sukar digunakan untuk mengukur kemampuan verbal dan pemecahan masalah.

b) Penyusunan soal yang benar-benar baik membutuhkan waktu lama. c) Sukar menentukan alternatif jawaban yang benar-benar homogeni,

logis, dan berfungsi.

Beberapa indikator atau petunjuk dalam menyusun soal bentuk pilihan ganda, yaitu sebagai berikut.

a) Pertanyaan atau pokok persoalan harus mengacu pada kompetensi dasar dan indikator soal.

b) Memiliki petunjuk pengerjaan yang jelas.

c) Materi soal atau pertanyaan merupakan materi yang relevan dengan apa yang sudah dipelajari peserta didik.

d) Pertanyaan yang disajikan merumuskan persoalan yang jelas dan berarti.

e) Pernyataan dan pilihan hendaknya memiliki kesatuan kalimat yang tidak terputus.

(20)

13 f) Alternatif jawaban harus berfungsi, homogen dan logis. Artinya

alternatif jawaban harus memiliki pernyataan yang homogen atau sama dan logis, serta berfungsi sebagai pengecoh yang baik dan dapat mengurangi faktor menebak jawaban.

g) Panjang pilihan pada suatu soal hendaknya lebih pendek dari pada itemnya.

h) Pertanyaan atau pokok persoalan dan pilihan kunci jawaban tidak mudah diasosiasikan.

2) Bentuk Uraian Objekti (BUO)

Bentuk uraian objektif (BUO) adalah soal yang digunakan untuk menguraikan, mengorganisasikan, dan menyatakan jawaban mengemukakan hal atau suatu pokok penting yang terdapat dalam sistematika jawabannya sesuai dengan batas-batas yang telah ditentukan dan dikehendaki dalam soal tersebut. Bentuk uraian objektif harus memiliki pedoman penskoran yang terperinci dan jelas, sehingga pemberian skor dapat relatif sama dan objektif.

Kelebihan tes bentuk uraian , antara lain (a) menyusunnya relative mudah, (b) guru dapat menilai peserta didik mengenal kreativitas, menganalisis dan mengsintesis suatu soal, (c) guru dapat memperoleh data-data mengenai kepribadian peserta didik, (d) peserta didik tidak dapat menerka-nerka, (e) derajat ketepatan dan kebenaran peserta didik dapat dilihat dari ungkapan kalimat-kalimatnya, dan (f) sangat cocok untuk

(21)

14 mengukur dan menilai hasil belajar yang kompleks, yang sukar diukur dengan mempergunakan bentuk objektif.

Kekurangan tes bentuk uraian, antara lain (a) sukar sekali menilai jawaban peserta didik secara tepat dan komprehensif, (b) ada kencenderungan guru untuk memberikan nilai seperti biasanya, (c) menghendaki respons-renspons yang relative panjang, (d) untuk mengoreksi jawaban diperlukan waktu yang lama, (e) guru sering terkecoh dalam memberikan nilai, (f) hanya terbatas pada guru-guru yang menguasai materi yang dapat mengoreksi jawaban peserta didik sehingga kurang praktis bila jumlah peserta didik cukup banyak.

c. Indikator Analisis Kualitas Soal

Analisis kualitas soal secara kuantitatif dapat dilakukan dengan menghitung beberapa indikator yaitu Validitas, Reliabilitas, Daya Pembeda, Tingkat Kesukaran, dan Efektivitas Pengecoh (Arikunto, 2013: 207). 1) Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kesahihan suatu tes. Suatu tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak diukur (Arikunto, 2013: 65). Pernyataan senada dikemukakan oleh Sugiyono (2010: 267) validitas adalah derajat ketetapan antara data yang terjadi pada objek penelitian dengan data yang dapat dilaporkan oleh penelitian. Dengan demikian data yang valid adalah data “yang tidak berbeda” antara data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek penelitain. Uji validitas menyatakan bahwa

(22)

15 instrument yang digunakan untuk mendapatkan data dalam penelitian dapat digunakan atau tidak.

Jenis-jenis validitas yang dikutip dari buku Arifin, Zaenal., 2013 (248 – 258), antara lain validitas permukaan (face validity), validitas isi (content validity), validitas empiris (empirical validity), validitas kontruk (construct validity), dan validitas faktor (factorial validity).

a) Validitas permukaan adalah validitas yang hanya melihat dari sisi muka instrument saja dengan menggunakan kriteria yang sangat sederhana. b) Validitas isi disebut juga sebagai validitas kurikuler dan dikenal sebagai

validitas logis/ rasional. Validitas isi adalah validitas yang digunakan untuk mengetahui segala aspek dalam penilaian hasil pelajar peserta didik tersebut setelah mengalami proses pembelajaran tertentu.

c) Validitas empiris/ validitas item adalah suatu ukuran yang diperoleh dari pencarian hubungan antara skor tes dengan suatu kriteria tertentu yang merupakan suatu tola ukur di luar tes yang bersangkutan.

d) Validitas kontruk adalah validitas yang digunakan untuk mengukur psikologi seseorang dengan suatu usaha hati-hati melalui cara-cara yang benar.

e) Validitas faktor adalah suatu ketetapan dalam penilaian hasil belajar yang terdiri atas beberapa faktor yang diperoleh dengan menghitung homogenitas skor setiap faktor dengan total skor.

Peneliti menggunakan validitas isi atau kurikuler dan validitas empiris/ validitas item. Validitas isi digunakan karena validitas ini digunakan untuk

(23)

16 menelaah dan mengukur kesahihan atau kevalidan suatu butir soal, penilaian sudah sesuai atau belum dengan kompetensi dasar (KD) yang telah ditetapkan kurikulum setiap satuan pendidikan. Proses menelaah kesesuaian kompetensi dasar dan materi yang sudah dikuasai oleh peserta didik dapat dilakukan dengan uji validitas kepada beberapa ahli (guru matapelajaran yang bersangkutan). Sedangkan validitas item dapat diperoleh dari hasil perhitungan skor soal yang dikerjakan peserta didik.

Indikator untuk validitas isi penelitian analisis butir soal penilaian akhir semester ganjil matematika kelas VIII Tahun Pelajaran 2019/2020 yaitu sebagai berikut.

a) Kesesuaian pertanyaan dan pilihan jawaban dengan kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi.

b) Materi soal yang digunakan materi yang relevan dan sudah dipelajari peserta didik.

c) Penyataan pokok persoalan dan pilihan tersusun atas kesatuan kalimat yang tidak terputus dan EYD yang benar.

2) Reliabilitas

Reliabilitas adalah tingkat atau derajat konsistensi dari suatu instrument. Reliabilitas tes berkenaan dengan pertanyaan, apakah suatu tes teliti dan dapat dipercaya sesuai dengan kriteria yang ditetapkan. Suatu tes dapat dikatakan reliabel, jika selalu memberikan hasil yang sama bila diteskan pada kelompok yang sama pada waktu atau kesempatan yang berbeda (Arifin, Zainal., 2010: 58).

(24)

17 Arikunto, 2013: 221, pun mendefinisikan bahwa reabilitas adalah suatu tingkat keterandalan atau kepercayaan intrumen atau seperangkat butir soal saat diberikan pada objek yang sama, sehingga dapat dijadikan sebagai alat pengumpul data yang baik. Berdasarkan penjelasan kedua ahli tersebut dapat diartikan bahwa reabilitas adalah tingkat kestabilan atau keandalan suatu intrumen atau soal yang diberikan dan diujikan.

Reabilitas penilaian soal dibutuhkan untuk memperoleh hasil yang valid atau memperoleh hasil yang sesuai dengan ketentuan atau ketetapan Kompetensi Dasar setiap mata pelajaran dalam Kurikulum setiap satuan pendidikan.

Kriteria reabilitas menurut Kerlinger (1986), dalam (Arifin, Zaenal., 2010: 25) yaitu stability, dependability, dan predictability. Stability adalah keandalan suatu tes dalam mengukur gejala yang sama pada waktu yang berbeda. Dependability adalah kemantapan suatu tes atau seberapa jauh tes dapat diandalkan. Predictability adalah kemampuan tes untuk meramalkan hasil pada pengukuran gejala selanjutnya. Untuk meningkatkan reabilitas suatu tes, antara lain dapat dilakukan dengan memperbanyak butir soal. 3) Tingkat Kesukaran

Tingkat kesukaran soal dipandang dari kesanggupan atau kemampuan Peserta didik dalam menjawabnya, bukan dilihat dari sudut pandang guru sebagai pembuat soal. Menurut (Arikunto, 2013: 207), soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak akan membuat Peserta didik untuk mempertinggi usaha

(25)

18 memecahkannya. Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan Peserta didik menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena diluar jangkauannya.

Berdasarkan dengan sebaran angka tingkat kesukaran soal ujian yang dinyatakan oleh Mendikbud (dalam Permendikbud Nomor 97 Tahun 2013) telah dijelaskan bahwa tingkat kesulitan soal ujian tahun 2013 mencakup 10% kategori mudah, 10% kategori sulit, dan 80% kategori sedang.

4) Daya Pembeda

Daya beda soal adalah kemampuan soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan yang tinggi) dengan siswa yang berkemampuan rendah. (Arikunto, 2013: 226).

Kriteria daya pembeda penelitian ini menggunakan kriteria yang dikembangkan oleh Ebel dan Frisbie (1991), yang terlihat pada tabel berikut.

Tabel 2.1

Kriteria Daya Pembeda

Indeks Diskriminasi Evaluasi Item

≥ 0,40 Item yang sangat baik

0,30 – 0,39 Baik tapi mungkin perlu diperbaiki

0,20 – 0,29 Item yang biasanya perlu untuk

diperbaiki

≤ 0,19 Item perlu ditolak atau direvisi

(Arifin, Zaenal., 2010: 274) 5) Efektivitas Pengecoh

Sebuah pengecoh dikatakan telah dapat menjalankan fungsinya dengan baik apabila pengecoh tersebut mempunyai daya tarik sedemikian rupa

(26)

19 sehingga siswa yang kurang menguasai konsep merasa bimbang dan pada akhirnya mereka terkecoh untuk memilih pengecoh sebagai jawaban benar (Sudijono, Anas.,, 2015: 410).

Pada soal bentuk pilihan ganda ada alternatif jawaban yang merupakan pengecoh. Butir soal yang baik akan dipilih secara merata oleh peserta didik yang menjawab salah. Sebaliknya, butir soal yang kurang baik, pengecohnya akan dipilih secara tidak merata.

Efektivitas pengecoh dalam dunia penilaian dan evaluasi hasil belajar adalah suatu pengecoh dinyatakan telah dapat menjalankan fungsinya dengan baik apabila pengecoh tersebut sekurang-kurangnya sudah dipilih oleh 5% dari seluruh peserta tes (Sudijono, Anas., 2015: 411).

Analisis kualitas soal secara kualitatif sering disebut analisis teoretik. Item tes yang telah ditulis diperiksa kesesuaiannya dengan kisi-kisi yang diacunya dengan memperhatikan substansi/isi materi, konstruksi, dan bahasa. Telaah item tes dilakukan oleh (1) bukan oleh penulis item tes, dan (2) dilakukan oleh pakar yang menguasai isi/materi yang diujikan. Dari kegiatan tersebut, penulis item tes dapat mengetahui validitas isi dari item tes yang disusun.

(27)

20 Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun item bentuk pilihan ganda dari aspek materi/substansi, konstruksi, dan bahasa adalah sebagai berikut.

1) Aspek materi/substansi

a. item sesuai indikator;

b. pernyataan/pertanyaan dan jawaban kunci terumuskan dengan benar; c. materi/substansi yang ditanyakan sesuai dengan tujuan pengukuran

(untuk tujuan pengukuran hasil belajar, tujuan pengukuran untuk seleksi, atau tujuan pengukuran untuk konfirmatori/mengukur status); dan

d. materi/substansi yang ditanyakan sesuai dengan jenjang, jenis sekolah dan tingkatan kelas.

2) Aspek konstruksi

a. pokok soal (stem) dirumuskan dengan jelas; b. pokok soal dan pilihan dirumuskan dengan tegas;

c. pokok soal tidak memberi petunjuk/mengarah kepada pilihan jawaban yang benar;

d. pokok soal tidak mengandung pernyataan negatif ganda;

e. jika terpaksa menggunakan kata negatif, harus digarisbawahi atau dicetak lain;

f. pilihan jawaban homogeni;

g. hindari adanya alternatif jawaban: "seluruh jawaban di atas benar" atau "tak satu jawaban di atas yang benar" dan yang sejenisnya;

(28)

21 h. panjang alternatif /pilihan jawaban relatif sama, jangan ada yang

sangat panjang dan ada yang sangat pendek;

i. pilihan jawaban dalam bentuk angka/waktu diurutkan;

j. uraian kasus/wacana, gambar, tabel atau grafik benar-benar berfungsi; k. hanya ada satu jawaban kunci yang benar, dan

l. antaritem tidak bergantung satu sama lain. 3) Aspek bahasa

a. rumusan kalimat soal komunikatif;

b. kalimat menggunakan bahasa yang baik dan benar, sesuai dengan jenis bahasanya;

c. rumusan kalimat tidak menimbulkan penafsiran ganda atau salah pengertian;

d. menggunakan bahasa/kata yang umum (bukan bahasa lokal atau bahasa serapan baru yang belum dikenal oleh seluruh testi), dan e. rumusan soal tidak mengandung kata-kata yang dapat menyinggung

perasaan testi.

2. Penilaian Akhir Semester (PAS)

a. Pengertian Penilaian Akhir Semester (PAS)

Penilaian menurut Griffin dan Nix, 1991 (dalam Wahyono, Hari., 2017: 6) adalah pernyataan berdasarkan sejumlah fakta untuk menjelaskan karakteristik seseorang atau sesuatu. Penilaian hasil belajar peserta didik oleh pendidik dan satuan pendidikan pada tingkat SMP diatur dalam

(29)

22 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 53 Tahun 2015 Tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. Salah satu jenis penilaian kelas yaitu penilaian akhir semester.

Menurut Mulyasa, penilaian akhir semester adalah pengumpulan data yang dilakukan oleh guru untuk mengetahui kemajuan dan hasil belajar peserta didik, mendiagnosa kesulitan belajar dan sebagai penentu kenaikan kelas yang dilakukan setiap akhir semester (Mulyasa., 2010: 153). Dari pendapat Mulyasa dapat dijelaskan penilaian akhir semester merupakan kegiatan pengumpulan data yang dilakukan guru untuk mendapatkan informasi mengenai kemajuan dan hasil belajar peserta didik, kesulitan belajar peserta didik dan sebagai penentu kelayakan peserta didik naik kelas di akhir semester.

Pernyataan yang sama dikemukan oleh Wina Sanjaya, 2007 (dalam Wildan., 2017: 138) penilaian akhir semester adalah bagian integral yang dilakukan secara terus menerus dalam waktu tertentu di setiap kegiatan pembelajaran yang dilakukan peserta didik, dimana hasil pengumpulan informasi, dapat dimanfaatkan untuk menetapkan tingkat penguasaan kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi di akhir semester. Dari pendapat Wina Sanjaya, penilaian akhir semester merupakan bagian yang dilakukan terus menerus dalam waktu tertentu disetiap pembelajaran peserta didik dan hasil dari pengumpulan informasi tersebut digunakan yang telah dicapai di akhir semester.

(30)

23 Penilaian Akhir Semester (PAS) adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi nilai peserta didik yang dilaksanakan pada akhir semester gasal dengan materi semua KD pada semester tersebut (Tim Direktorat Pembinaan SMP, 2017: 8). Dari pendapat Tim Direktorat Pembinaan SMP, penilaian akhir semester adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi di semester gasal berupa nilai peserta didik pada semua KD yang termuat dalam materi pembelajaran.

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa Penilaian akhir Semester adalah kegiatan penilaian dalam rangka pengumpulan dan pengolahan data nilai peserta didik setiap akhir semester gasal yang bertujuan untuk mengetahui kemajuan Kompetensi Dasar (KD) dan indikator pencapaian kompetensi setiap mapel selama satu semester.

b. Prinsip-prinsip Penilaian

Penilaian harus dilaksanakan secara efektif, selektif,

berkesinambungan, dan harus memberikan hasil yang dapat diterima oleh semua pihak, baik yang dinilai, yang menilai, maupun pihak lain yang akan menggunakan hasil penilaian tersebut. Hasil penilaian akan akurat bila instrumen yang digunakan untuk menilai, proses penilaian, analisis hasil penilaian, dan objektivitas penilai dapat dipertanggungjawabkan. Untuk itu perlu ditetapkan prinsip-prinsip penilaian yang dapat menjaga orientasi penilaian tersebut dan menghasilkan informasi yang bermakna dan dapat dipertanggungjawabkan (Tim Direktorat Pembinaan SMP, 2017: 12).

(31)

24 Prinsip-prinsip penilaian menurut Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), yaitu sebagai berikut.

1) Mendidik, artinya proses penilaian hasil belajar harus mampu memberikan sumbangan positif pada peningkatan pencapaian hasil belajar peserta didik. Hasil penilaian harus dapat memberikan umpan balik dan motivasi kepada peserta didik untuk lebih giat belajar.

2) Terbuka atau transparan, artinya prosedur penilaian, kriteria penilaian ataupun dasar pengambilan kepetusan harus disampaikan secara transparan dan diketahui oleh pihak-pihak terkait secara objektif.

3) Menyeluruh, artinya penilaian hasil belajar yang dilakukan harus meliputi berbagai aspek kompetensi yang akan dinilai dan terdiri atas ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.

4) Terjadu dengan pembelajaran, artinya dalam melakukan penilaian kegiatan pembelajaran harus mempertimbangkan kognitif, afektif, dan psikomor, sehingga penilaian tidak hanya dilakukan setelah peserta didik menyelesaikan pokok bahasa tertentu, tetapi juga dalam proses pembelajaran.

5) Objektif, artinya proses penilaian yang dilakukan harus meminamalkan pengaruh-pengaruh atau pertimbangan subjektif dari penilai.

6) Sistematis, artinya penilaian harus dilakukan secara terencana dan bertahap serta berkelanjutan untuk dapat memperoleh gambaran tentang perkembangan belajar peserta didik.

(32)

25 7) Berkesinambungan, artinya penilaian harus dilakukan secara terus

menerus sepanjang rentang waktu pembelajaran.

8) Adil, artinya dalam proses penilaian tidak ada peserta didik yang diuntungkan atau dirugikan berdasarkan latar belakang sosial, ekonomi, agama, budaya, bahasa, suku bangsa, warna kulit, dan gender.

9) Pelaksanaan penilaian menggunakan acuan kriteria, artinya dalam penilaian harus ada kriteria tertentu untuk menentukan kelulusan yang telah ditetapkan sebelumnya.

3. Matematika

a. Pengertian Matematika

Menurut Riedesel., dkk (dalam Kemendikbud., 2012: 5)

mengemukakan bahwa matematika merupakan pengembangan dari kumpulan ide-ide yang saling berkaitan dan pada akhirnya menumbuhkan berbagai ilmu yang merupakan bagian dari matematika dan kegiatan penemuan bagi siapa saja yang mau berlatih menyelesaikan soal-soal di dalamnya. Dari pendapat Riedesel., dkk dapat dijelaskan bahwa matematika adalah pengembangan dari suatu kumpulan ide-ide saling terkait yang akhirnya menumbuhkan ilmu-ilmu sebagai bagian dari matematika serta kegiatan penemuan dalam menyelesaikan suatu persoalan.

Menurut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, matematika merupakan ilmu yang memiliki struktur yang relative ketat, hal ini dapat dirasakan saat mempelajari konsep-konsep matematika harus

(33)

26 melalui urutan-urutan tertentu, bagian awal yang umunya terdiri dari merupakan dasar untuk memahami bagian kelanjutannya yang umumnya berupa aksioma-aksima ataupun teorema (Kemendikbud., 2012: 5). Dari pendapat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, matematika adalah struktur yang rapat dimana dalam mempelajarainya harus melalui urutan tertentu yang umunya pada bagian awal berupa dasar untuk memahami dan bagian selanjutnya berupa aksioma ataupun teorema.

Menurut Shadiq (dalam Daut, M., 2016: 59) matematika adalah ilmu yang membahas pola atau keteraturan (parttern) dan tingkat (orde). Dari pendapat Shadiq dapat dijelaskan bahwa matematika adalah bidang ilmu yang membahas pengetahuan tentang suatu pola atau keteraturan dan tingkat (orde) suatu fenomena atau kejadian. Berdasarkan pendapat dari para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa matematika adalah ilmu yang mempelajari dan membahas kemampuan ide-ide untuk menyelesaikan perhitungan atau pengolahan angka atau nilai, grafik dan suatu pola tertentu serta pembahasan permasalahan kehidupan, yang saling berhubungan dengan bidang ilmu lainnya.

b. Karakteristik Matematika SMP

Karakteristik adalah ciri-ciri yang menggambarkan suatu objek. Jadi, yang dimaksud dengan karakteristik matematika adalah ciri-ciri yang menjelaskan dan mendeskripsikan materi matematika. Secara umum karakteristik matematika, yaitu sebagai berikut.

(34)

27 1) Memiliki objek kajian yang bersifat abstrak:

Objek matematika adalah objek mental atau pikiran. Oleh karena itu bersifat abstrak. Objek kajian matematika yang dipelajari di sekolah adalah fakta, konsep, operasi (skill), dan prinsip.

2) Mengacu pada kesepakatan

Fakta matematika meliputi istilah (nama) dan simbol atau notasi atau lambang. Fakta merupakan kesepakatan atau permufakatan atau konvensi.

Kesepakatan itu menjadikan pembahasan matematika mudah

dikomunikasikan. Pembahasan matematika bertumpu pada

kesepakatankesepakatan. Contoh: Lambang bilangan 1, 2, 3, ... adalah salah satu bentuk kesepakatan dalam matematika. Lambang bilangan itu menjadi acuan pada pembahasan matematika yang relevan.

3) Mempunyai pola pikir deduktif

Matematika mempunyai pola pikir deduktif. Pola pikir deduktif didasarkan pada urutan kronologis dari pengertian pangkal, aksioma (postulat), definisi, sifat-sifat, dalil-dalil (rumus-rumus) dan penerapannya dalam matematika sendiri atau dalam bidang lain dan kehidupan sehari-hari. Pola pikir deduktif adalah pola pikir yang didasarkan pada hal yang bersifat umum dan diterapkan pada hal yang bersifat khusus, atau pola pikir yang didasarkan pada suatu pernyataan yang sebelumnya telah diakui kebenarannya. Contoh: Bila seorang siswa telah belajar konsep ‟persegi‟ kemudian ia dibawa ke suatu tempat atau situasi (baru) dan ia

(35)

28 mengidentifikasi benda-benda di sekitarnya yang berbentuk persegi maka berarti siswa itu telah menerapkan pola pikir deduktif (sederhana).

Pernyataan-pernyataan dalam matematika diperoleh melalui pola pikir deduktif, artinya kebenaran suatu pernyataan dalam matematika harus didasarkan pada pernyataan matematika sebelumnya yang telah diakui kebenarannya. Suatu pernyataan dalam matematika kadangkala diperoleh melalui pola pikir induktif. Agar kebenaran pernyataan yang diperoleh secara induktif itu dapat diterima maka harus dibuktikan terlebih dahulu dengan induksi matematika (dipelajari di SMA dan Perguruan Tinggi). 4) Konsisten dalam sistemnya

Matematika memiliki berbagai macam sistem. Sistem dibentuk dari ‟prinsip-prinsip‟ matematika. Tiap sistem dapat saling berkaitan namun dapat pula dipandang lepas (tidak berkaitan). Sistem yang dipandang lepas misalnya sistem yang terdapat dalam Aljabar dan sistem yang terdapat dalam Geometri. Di dalam geometri sendiri terdapat sistem-sistem yang lebih kecil atau sempit dan antar sistem saling berkaitan. Dalam suatu sistem matematika berlaku hukum konsistensi atau ketaatazasan, artinya tidak boleh terjadi kontradiksi di dalamnya. Konsistensi ini mencakup dalam hal makna maupun nilai kebenarannya. Contoh: Bila kita mendefinisikan konsep trapesium sebagai ‟segiempat yang tepat sepasang sisinya sejajar‟ maka kita tidak boleh menyatakan bahwa jajaran genjang termasuk trapesium. Mengapa? Karena jajaran genjang mempunyai dua pasang sisi sejajar.

(36)

29 5) Memiliki simbol yang kosong dari arti

Matematika memiliki banyak simbol. Rangkaian simbol-simbol dapat membentuk kalimat matematika yang dinamai model matematika. Secara umum simbol dan model matematika sebenarnya kosong dari arti, artinya suatu simbol atau model matematika tidak ada artinya bila tidak dikaitkan dengan konteks tertentu. Contoh: simbol x tidak ada artinya. Bila kemudian kita menyatakan bahwa x adalah bilangan bulat, maka x menjadi bermakna, artinya x mewakili suatu bilangan bulat. Pada model matematika x + y = 40, x dan y tidak berarti, kecuali bila kemudian dinyatakan konteks dari model itu., misalnya: x dan y mewakili panjang suatu sisi bangun datar tertentu atau x dan y mewakili banyaknya barang jenis I dan II yang dijual di suatu toko. Kekosongan arti dari simbol-simbol dan model-model matematika merupakan ‟kekuatan‟ matematika, karena dengan hal itu matematika dapat digunakan dalam berbagai bidang kehidupan.

6) Memperhatikan semesta pembicaraan

Karena simbol-simbol dan model-model matematika kosong dari arti, dan akan bermakna bila dikaitkan dengan konteks tertentu maka perlu adanya lingkup atau semesta dari konteks yang dibicarakan. Lingkup atau semesta dari konteks yang dibicarakan sering diistilahkan dengan nama ‟semesta pembicaraan‟. Ada-tidaknya dan benar-salahnya penyelesaian permasalahan dalam matematika dikaitkan dengan semesta pembicaraan. Contoh: Bila dijumpai model matematika 4x = 10, kemudian akan dicari nilai x, maka penyelesaiannya tergantung pada semesta pembicaraan. Bila

(37)

30 semesta pembicaraannya himpunan bilangan bulat maka tidak ada penyelesaiannya. Mengapa? Karena tidak ada bilangan bulat yang bila dikalikan 4 hasilnya 10. Bila semesta pembicaraannya bilangan rasional maka penyelesaian dari permasalahan adalah x = 10 : 4 = 2,5 (Wardani, Sri., 2010: 6).

c. Kompetensi Dasar Pengetahuan/ Kognitif Matematika SMP Kelas VIII

Semester Ganjil

Kompetensi Dasar adalah Kompetensi dasar pada Kurikulum 2013 SMP/MTs berisi kemampuan dan muatan pembelajaran untuk mata pelajaran pada SMP/MTs yang mengacu pada Kompetensi Inti. Kompetensi dasar dirumuskan untuk mencapai Kompetensi Inti. Rumusan Kompetensi dasar dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik dan kemampuan peserta didik, dan kekhasan masing-masing mata pelajaran. Sesuai judul penelitian, penelitian ini hanya menganalisis dan meninjau Kompetensi Dasar Pengetahuan (KD-3).

Kompetensi Dasar Pengetahuan (KD-3) adalah kompetensi dasar yang berisi jenjang kemampuan yang menuntut peserta didik untuk dapat menguasai tingkatan kognitif atau pengetahuan. Penjabaran lengkap mengenai Kompetensi Dasar Pengetahuan (KD-3) mata pelajaran matematika kelas VIII semester ganjil sesuai dengan lampiran Permendikbud Nomor 24 Tahun 2016 tentang Kompetensi Inti dan

(38)

31 Kompetensi Dasar Pelajaran pada Kurikulum 2013 pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah adalah sebagai berikut.

Tabel 2.2

Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pengetahuan

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar

3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual), dan prosuderal

3.1. Membuat generalisasi pola pada barisan bilangan dan barisan konfigurasi objek.

3.2. Menjelaskan kedudukan titik dalam bidang koordinat Kartesius yang dihubungkan dengan masalah kontekstual. berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.

3.3. Mendeskripsikan dan menyatakan relasi dan fungsi dengan menggunakan berbagai representasi (kata-kata, tabel, grafik, diagram, dan persamaan). 3.4. Menganalisis fungsi linear (sebagai persamaan

garis lurus) dan menginterpretasikan grafiknya yang dihubungkan dengan masalah kontekstual kontekstual.

3.5. Menjelaskan sistem persamaan linear dua variabel dan penyelesaiannya yang dihubungkan dengan masalah kontekstual.

(Permendikbud Nomor 24 Tahun 2016) B. Kerangka Berpikir

Tiga syarat kelulusan menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 43 Tahun 2019 menyatakan bahwa menyelesaikan seluruh program pembelajaran, memperoleh nilai sikap perilaku minimal baik, dan mengikuti ujian atau penilaian yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan. Bentuk ujian atau penilaian yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan di SMP Sekota Tangerang adalah Penilaian Akhir Semester (PAS). Namun berdasarkan observasi dan wawancara kepada beberapa peserta didik SMP ternyata ujian atau penilaian matematika masih dikeluhkan oleh peserta didik. Hasil nilai matematika Penilaian Akhir Semester (PAS) peserta didik, tidak

(39)

32 memenuhi kriteria ketentuan. Peserta didik beranggapan materi atau soal Penilaian Akhir Semester terlalu susah untuk dikerjakan dengan kemampuan yang dimiliki peserta didik atau anak yang beragam, ditambah lagi dengan keadaan dibeberapa sekolah dimana materi soal yang dikeluarkan pada Penilaian Akhir Semester (PAS) Ganjil Matematika SMP Kelas VIII Tahun Pelajaran 2019/2020, belum diajarkan di sekolah.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara peserta didik, maka diperlukanlah analisis kualitas soal terlebih dahulu sebelum soal Penilaian Akhir Semester (PAS) tersebut diuji cobakan ke peserta didik disetiap satuan pendidikan. Sehingga standar kompotensi matematika yang diharapkan mampu dicapai oleh peserta didik dengan kemampuan yang beragam.

(40)

33 Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir

C. Kriteria Hasil Penelitian

Berdasarkan tinjauan pustaka mengenai indikator atau kaidah soal bentuk objek pilihan ganda dan uraian yang telah dijabarkan sebelumnya, maka diperole hkriteria hasil penelitian berdasarkan perbandingan karakteristik soal pilihan ganda dan uraian pada tabel 2.3.

(41)

34 Tabel 2.3

Karakteristik Soal Pilihan Ganda dan Uraian

Karakteritik Pilihan Ganda Uraian

Penulisan soal Relatif sukar Relatif mudah

Jumlah pokok permasalahan atau bahasan

Lebih banyak Terbatas

Aspek yang diukur Hanya memungkinkan

satu aspek

Dapat lebih dari satu atau dua aspek

Persiapan siswa Penekanan pada keluasan

materi

Penekanan pada kedalaman materi

Jawaban siswa Memilih jawaban Mengorganisasikan dan

mengemukakan jawaban

Kecenderungan menebak Ada Tidak ada

Efektifitas pengecoh Ada maka diperlukan

alternative jawaban

Tidak ada, karena memiliki pedoman penskoran atau jawaban

Penskoran Mudah, cepat, sangat

konsisten

Sukar, lama waktunya, kurang kosnisten dan kurang objektif

Jumlah responden Dapat digunakan untuk

banyak responden

Lebih mudah digunakan untuk sedikit responden (modifikasi Arifin, Zaenal., 2010: 145 – 146)

D. Penelitian yang Relevan

Penelitan yang relevan merupakan suatu penelitian tentang hasil penelitian sebelumnya yang sudah dilakukan oleh peneliti dan ada kaitannya dengan penelitian yang akan dilakukan. Penelitian yang akan dilakukan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran matematika di kelas, anatara lain :

1. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Hasnah (2017) yang berjudul “Analisi Kualitas Soal Matematika Ujian Sekolah kelas XII IPA SMA Negeri di Watansoppeng Berdasarkan Teori Respon Butir“, merupakan skripsi dari

(42)

35 Universitas Negeri Makassar. Berdasarkan hasil penelitiannya diperoleh bahwa tingkat kesukaran sebanyak 65% butir Soal UAS Matematika berada pada kategori baik, dan 35% berada pada kategori buruk. Untuk daya beda, 47.5% butir Soal UAS Matematika berada pada kategori baik dan 52.5% berada pada kategori buruk. Pada parameter tebakan sebanyak 60% butir Soal UAS Matematika berada pada kategori baik dan 40% berada pada kategori buruk. Untuk fungsi informasi, maka Soal Matematika Ujian Sekolah Kelas XII IPA SMA Negeri di Watansoppeng memberi informasi yang maksimal jika dikenakan pada peserta tes yang berkemampuan sekitar -0.2.

2. Hasil penilitan yang dilakukan oleh Rahayu, Rahmatika. (2016) yang berjudul “Analisis Kualitas Soal Pra Ujian Nasional Mata Pelajaran Ekonomi Akuntasi”, merupakan skripsi dari Universitas Negeri Yogyakarta. Berdasarkan hasil penelitiannya diperolah bahwa yang ditinjau dari: (1) Validitas, soal yang valid berjumlah 29 butir (72,5%), dan tidak valid 11 butir (27,5%). (2) Reliabilitas, soal memiliki Reliabilitas rendah dengan koefisien Reliabilitas sebesar 0,62 (3) Tingkat Kesukaran, soal yang tergolong sukar berjumlah 6 butir (15%), sedang 24 butir (60%), dan mudah 10 butir (25%). (4) Daya Pembeda, butir soal dengan Daya Pembeda jelek 13 butir (32,5%), Daya Pembeda sedang 17 butir (42,5%), Daya Pembeda baik 8 butir (20%) dan Daya Pembeda negatif 2 butir (5%). (5) Efektivitas Pengecoh, Butir soal dengan Efektivitas Pengecoh sangat baik 5 butir (12,5%), Efektivitas Pengecoh baik 5 butir (12,5%), Efektivitas Pengecoh

(43)

36 kurang baik 16 butir (40%), Efektivitas Pengecoh tidak baik 8 butir (20%), Efektivitas Pengecoh sangat tidak baik 6 butir (15%).

3. Hasil penilitian yang dilakukan oleh Susanto, H, dkk. (2015) yang berjudul “Analisis Validitas Reabilitas Tingkat Kesukaran dan Daya Beda pada Butir Soal Ujian Akhir Semester Ganjil Mata Pelajaran Matematika”, merupakan skripsi dari Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung. Berdasarkan hasil penelitiannya diperoleh bahwa menunjukkan bahwa 22 pertanyaan (55%) valid dan 18 pertanyaan (45%) tidak valid Keandalan item cukup bagus dimana nilai koefisien reliabilitas r_11> rtabel adalah 0,558 berdasarkan tiga rumus yaitu Anova Hoyt, Cronbach alpha dan IBM SPSS Statistics 22. Tingkat kesulitan item tidak baik karena saldo item termasuk media yang mudah, sedang Dan sulit tidak proporsional, keseimbangan proporsinya 3-5-2 atau 3-4-3. Daya pembeda item menunjukkan bahwa 1 item (2,50%) sangat baik, 9 item (22,50%) baik, 10 item (25%) sedang, 14 item (35%) kurang baik dan 6 item (15% ) Yang buruk Selain hasil di atas, penelitian ini juga menghasilkan bentuk program untuk memudahkan perhitungan analisis item. Perhitungan program adalah analisis indeks validitas, reliabilitas, tingkat kesulitan dan daya pembeda instrumen uji. 4. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Marthunis, M. Ibnu, Khaldun. Zulfadli.

(2015) yang berjudul “Analisis Kualitas Butir Soal Ujian Semester Genap Mata Pelajaran Kimia Kelas X MAN Model Banda Aceh Tahun Pelajaran 2014/2015 Menggunakan Program Proanaltes”, merupakan skripsi dari Universitas Syiah Kuata Aceh. Berdasarkan hasil penelitiannya diperoleh

(44)

37 bahwa soal UAS yang diujikan pada Siswa Kelas X MAN Model Banda Aceh sudah layak ditinjau secara kualitatif dan kuantitatif. Kualiatas 40 butir soal yang diteliti secara kualitatif sudah sangat baik karena sudah memenuhi aspek materi, konstruksi, dan bahasa, dimana setiap item soal tersebut memiliki persentase skor 100%. Dan ditinjau secara kuantitatif soal sudah layak untuk diujikan kepada siswa dilihat dari nilai raliabilitas yang tinggi yaitu 0,74 yang menyatakan bahwa soal yang reliable.

(45)

38

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Peneliti berencana untuk melakukan penelitian di tiga SMP Kota Tangerang, adapun tempat atau lokasi tersebut tercantum pada tabel berikut.

Tabel 3.1 Tempat Penelitian

No. Sekolah Alamat

1. SMP Negeri 10 Tangerang Jl. KH. Hasyim Ashari KM. 4, Kel.

Poris Plawad Indah, Kec. Cipondoh, Kota Tangerang, Provinsi Banten.

2. SMP Bina Insani Tangerang Jl. H. Mansyur No.3,

RT.001/RW.002, Nerogtog, Kec. Pinang, Kota Tangerang, Provinsi Banten.

3. SMP Negeri 26 Tangerang Jl. Maulana Hasanudin Simprug,

RT. 07/RW.05, Kel. Poris Jaya, Kec. Batuceper, Kota Tangerang, Provinsi Banten.

2. Waktu Penelitian

Waktu yang dibutuhkan dalam penelitian ini mulai dari tahap pengajuan judul sampai dengan tahap penelitian yang di mulai dari bulan Januari 2019 sampai Juni 2020. Adapun jadwal dari kegiatan penelitian secara keseluruhan dapat dilihat pada tabel 3.2.

(46)

39 Tabel 3.2

Rencana Penelitian

No. Kegiatan Waktu

1. Pengajuan Judul Agustus 2019

2. Acc Judul Desember 2019

3. Bimbingan Proposal Skripsi Desember 2019

4. Observasi Awal ke Sekolah Januari 2020

5. Seminar Proposal Skripsi April 2020

6. Bimbingan dan Revisi Hasil Seminar April 2020

7. Pembuatan Instrumen Peneliti April 2020

8. Pengumpulan Data Januari - Juni 2020

9. Pengolahan dan Analisis Data Juni 2020

10. Sidang Skripsi November 2020

B. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Metode deskriptif kuantitatif adalah metode penelitian yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau menggambarkan suatu objek yang diteliti berdasarkan data yang berbentuk angka, atau data kualitatif yang telah diskorkan sebagaimana adanya dan hanya menyusun kesimpulan umum, tanpa melakukan analisis kesimpulan yang lebih luas (generalisasi/ inferensi) lebih dalam (Sugiyono, 2010: 21 – 23).

Penelitian ini bertujuan untuk mencari data yang dapat digunakan untuk mendeskripsikan Validitas, Reliabilitas, Tingkat Kesukaran, Daya Pembeda, dan Efektivitas Pengecoh. Soal Pilihan Ganda PAS Ganjil Matematika SMP Kota Tangerang Tahun Pelajaran 2019/2020. Data kuantitatif tersebut akan dianalisis menggunakan program komputer Anates Versi 4 dan Microsoft Excel 2010. Menganalisis data kualitatif untuk menghitung validitas kulikuler atau isi pada penelitian ini menggunakan instrument klasifikasi atau penggolongan

(47)

40 item tes yang ditulis berdasarkan kesesuaian dengan kisi-kisi yang diacunya dengan memperhatikan aspek substansi/isi materi, aspek konstruksi, dan aspek bahasa pada Lampiran 5 dan 6.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah suatu wilayah atau tempat yang terdiri atas objek atau subjek yang mmepunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan olehpeneliti untuk dipelajari atau diteliti kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2010: 61)

Berdasarkan data dan informasi yang diperoleh melalui web Dinas Pendidikan Kota Tangerang, maka populasi penelitian ini adalah peserta didik kelas VIII SMP kota Tangerang yang tersebar di 13 Kecamatan dengan kemampuan peserta didik yang homogen pada Lampiran 2.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Dengan kondisi populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu (Sugiyono, 2010: 62)

Berdasarkan penjelasan Sugiyono mengenai sampel yang telah dijabarkan sebelumnya, dengan mempertimbangkan luasnya wilayah, jumlah SMP Kota

(48)

41 Tangerang yang tersebar di 13 Kecamatan, serta keterbatasan dana dan kendala Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) yang terjadi selama pertengahan semester ganjil tahun pelajaran 2019/2020 ini, maka peneliti menggunakan teknik pengambilan sampel yaitu dengan menggunakan teknik simple random sampling, dimana berdasarkan data wawancara dan informasi yang diperoleh melalui web Dinas Pendidikan Kota Tangerang, sebaran anggota populasi SMP Kota Tangerang itu homogen. Adapun sampel pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.3 Sampel Penelitian

No. Sampel Kelas Peserta

1 SMP Negeri 10 Tangerang VIII. 7 32

2 SMP Bina Insani Tangerang VIII. 4 24

3 SMP Negeri 26 Tangerang VIII. 7 31

D. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian selalu berhubungan dengan rumusan masalah atau pertanyaan peneliti yang ingin dipecahkan (Nazir, 2009: 174).

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dijabarkan sebelumnya, maka penelitian ini menggunakan dua teknik pengumpulan data, yaitu tes dan non-tes.

(49)

42 1. Tes

Tes adalah suatu teknik atau cara yang digunakan dalam rangka melaksanakan kegiatan pengukuran, yang di dalamnya terdapat berbagai pertanyaan, pertanyaan atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan atau dijawab oleh peserta/objek penelitian untuk mengukur aspek yang akan diukur atau diletiti (Arifin, Zaenal., 2010: 118). Jenis tes yang digunakan pada penelitian ini adalah instumen/ soal berbentuk pilihan ganda dan uraian PAS Ganjil Matematika Kelas VIII SMP Kota Tangerang Tahun Pelajaran 2019/2020 yang telah disusun oleh tim MGMP Matematika Kota Tangerang.

2. Non-tes

Adapun teknik pengumpulan data pendukung lainnya, yaitu dengan menggunakan teknik no-tes melalui wawancara guru dan peserta didik kelas VIII, ditunjang dengan foto dokumentasi ekspresi wajah saat pengerjaan soal Tes. Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara Tanya jawab, sambil bertatap muka antara si penanya atau pewancara dengan si penjawab atau responden (narasumber) dengan menggunakan panduan atau pedoman wawancara (Nazir, 2009: 193 – 914). Lembar wawancara dapat dilihat pada Lampiran 3.

(50)

43 E. Instrumen Penelitian

1. Variabel Penelitian

Variabel adalah segala sesuatu yang bias saja berbentuk nilai atau angka atau atribut suatu objek yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi objek tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyobi, 2010: 2).

Variabel penelitian ini adalah “Analisis Kualitas Soal Penilaian Akhir Semester (PAS) Ganjil Matematika Kelas VIII SMP Kota Tangerang Tahun Pelajaran 2019/2020, maka jenis variabel yang digunakan penelitian ini adalah variabel diskrit (discrete) adalah variabel yang berbetuk nominal atau kategori sesuatu objek penelitian.

2. Kisi-kisi Instrumen

Kisi-kisi instrumen adalah panduan atau pedoman penilaian suatu variabel yang akan diteliti disajikan dalam bentuk tabel. Kisi-kisi intrumen penelitian ini dapat dilihat pada Lampiran 4.

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data adalah teknik yang di gunakan untuk menganalisa data yang telah di peroleh dari hasil penelitian dengan sistem dan metode tertentu yang sesuai dengan tujuan penelitian. Teknik analisis yang di pakai dalam penelitian ini ada dua macam, yaitu analisis data secara kuantitatf dan data kualitatif.

(51)

44 1. Analisis Data Secara Kuantitatif

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif, dimana analisis data statistik (kuantitatif) yang digunakan hanya untuk menggambarkan atau mendeskripsikan data kuantitatif penelitian yang berbentuk angka, atau skor dan/atau data kualitatif yang diskorkan, sehingga dengan menggunakan bantuan Anates Versi 4 dan Microsoft Excel 2010, adapun langkah-langkah analisis data yang digunakan yaitu sebagai berikut.

a. Pengolahan Skor Data Soal Uraian

Nilai tes uraian dapat diperoleh dengan menjumlahkan nilai tiap soal berdasarkan pedoman penskoran, pada Lampiran 7.

b. Uji Validitas

Uji Validitas adalah teknik perhitungan atau pengujian untuk mengukur keshahihan atau kesuaian suatu data hasil tes, sehingga data tes tersebut dapat memberikan informasi yang sesuai dan dapat digunakan untuk mencapai tujuan tertentu (Arifin, Zaenal., 2010: 247). Berdasarkan jenis-jenis validitas yang telah dijelaskan oleh Zaenal Arifin, maka peneliti menggunakan validitas isi atau kurikuler dan validitas empiris/ validitas item. Validitas isi digunakan karena peneliti bermaksud mengukur atau mengetahui kevalidan dan kerelevan materi tes dengan kurikulum yang sudah ditentukan. Validitas empiris digunakan dalam penelitian ini, dikarenakan validitas empiris berguna untuk mengukur hubungan antara skor tes dengan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) dan Kompetensi

(52)

45 Dasar (KD) Matematika Semester Genap Kelas VIII. Uji validitas pada penelitian ini secara sistematis dapat dirumuskan sebagai berikut.

( )( )

√* ( ) +* ( ) +

(Arikunto, 2013: 318) Keterangan :

rxy = koefisien korelasi yang dicari

N = banyaknya peserta tes X = nilai variabel X (skor item) Y = nilai variabel Y (skor item)

Jika rhitung > rtabel maka butir item valid (Arikunto, 2013: 318).

c. Reliabilitas

Analisis reabilitas tes berbentuk uraian, penelitian ini menggunakan rumus Koefisien Alpha sebagai berikut.

( ) ( ) Keterangan :

R = jumlah butir soal

(53)

46 Tes berentuk pilihan ganda, varian butir soal diperoleh dengan rumus berikut. (Arifin, Zaenal., 2010: 264) Keterangan : Tabel 3.4

Kriteria Koefisien Reabilitas Tes Kriteria Koefisien Reabilitas Keterangan

0,80 < R ≤ 1,00 Sangat tinggi 0,60 < R ≤ 0,80 Tinggi 0,40 < R ≤ 0,60 Sedang 0,20 < R ≤ 0,40 Rendah R ≤ 0,20 Sangat Rendah (Arikunto, 2013: 320) d. Analisis Tingkat Kesukaran Soal

Untuk menghitung tingkat kesukaran soal bentuk pilihan ganda dapat menggunakan rumus berikut.

)

( )

(Arifin, Zaenal., 2010: 266) Keterangan:

WL = Jumlah peserta didik yang menjawab salah dari keompok bawah

WH = Jumlah peserta didik yang menjawab salah dari kelompok atas

nL = Jumlah kelompok bawah

(54)

47 Cara menghitung tingkat kesukaran butir soal berbentuk uraian dengan skor maksimum 8 dan skor minum 0 dengan skor batas ideal = 4, maka dapat menggunakan rumus berikut.

(Arifin, Zaenal., 2010: 271) Tabel 3.5

Kriteria Penafsiran Tingkat Kesukaran Setiap Butir Soal

Persentase Keterangan Kriteria

TK ≤ 27 % Mudah

28 % ≤ TK ≤ 72 % Sedang

TK ≥ 73 % Sukar

(Arifin, Zaenal., 2009: 270) Analisis tingkat kesukaran soal tersebut, dapat digunakan untuk menyusun sebaran angka tingkat kesukaran soal ujian yang dinyatakan oleh Mendikbud (dalam Permendikbud Nomor 97 Tahun 2013) telah dijelaskan bahwa tingkat kesulitan soal ujian tahun 2013 mencakup 10% kategori mudah, 10% kategori sulit, dan 80% kategori sedang. Dengan kata lain jika soal pilihan ganda yang digunakan ada sebanyak 30 soal, maka seharusnya butir soal yang berkategori mudah sebanyak 3 soal (10%), butir soal yang berkategori sedang sebanyak 24 Soal (80%), dan yang butir soal yang sukar sebanyak 3 soal (10%).

(55)

48 e. Daya Pembeda

Perhitungan daya pembeda penelitian ini menggunakan rumus sebagai berikut.

(Arifin, Zaenal., 2014: 273)

Keterangan :

DP = Daya Pembeda

WL = Jumlah peserta didik yang gagal dari kelompok bawah.

WH = Jumlah peserta yang gagal dari kelompok atas

n = 27% × Jumlah peserta didik (N)

f. Analisis Pengecoh

Tes soal pilihan ganda memiliki alternative jawaban (opsi) yang disebut dengan pengecoh. Pengecoh dianggap baik bila jumlah peserta didik yang memiliki pengecoh itu sama atau mendekati jumlah ideal. Indeks pengecoh dihitung dengan rumus :

(Arifin, Zaenal., 2009: 279) Keterangan :

IP = Indeks pengecoh

P = Jumlah peserta didik yang memiliki pengecoh N = Jumlah peserta didik yang ikut tes

B = Jumlah peserta didik yang menjawab benar pada setiap soal n = Jumlah alternative jawaban (opsi)

1 = bilangan tetap

𝐃𝐏 (𝐖𝐋 𝐖𝐇) 𝐧

𝐈𝐏 𝐏

(56)

49 Kualitas hasil analisis pengecoh dapat kita tafsirkan dengan menggunakan indeks pengecoh pada tabel berikut ini.

Tabel 3.6 Indeks Pengecoh

Keterangan Kriteria Indeks Pengecoh

Sangat Baik 76% - 125%

Baik 51% -75% atau 126% - 150%

Kurang Baik 26% - 50% atau 151% - 175%

Jelek 0% - 25% atau 176% - 200%

Sangat Jelek Lebih dari 200%

2. Analisis Data Secara Kualitatif

Penelitian secara analisis data kualitatif untuk mengetahui aspek materi/ substansi, aspek kontruksi, dan aspek bahasa. Analisis data secara kualitatif menggunakan expert judgement. Analisis data secara kualitatif ini dilakukan dengan bantuan para ahli yaitu guru matematika, dengan instrument lembar ceklis yang dapat dilihat pada Lampiran 6.

Gambar

Tabel 3.1   Tempat Penelitian
Tabel 3.3  Sampel Penelitian
Tabel 3.6   Indeks Pengecoh

Referensi

Dokumen terkait

Guru dituntut untuk membuat sebuah alat penilaian yang mampuA. mengetahui kompetensi peserta didik, dari sinilah guru

Setiap kompetensi dasar (KD) dan indikator ditetapkan KKM yang harus dicapai dan dikuasai oleh peserta didik. Peserta didik diharapkan dapat mempersiapkan diri

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa soal PAS Ganjil matematika kelas IX SMP N 10 Kota Bengkulu tahun ajaran 2020/2021 memiliki tingkat kesukaran

Berdasarkan gambar 4.1 dapat diketahui bahwa kesesuaian isi soal dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar pada butir soal pilihan ganda soal tes Ulangan

Teknik analisis Data Analisis Data Uji Coba Tanggapan Guru, Peserta Didik dan Pakar Analisis data Berdasarkan instrumen uji ahli materi dan desain, praktisi dan respon peserta didik

https://kherysuryawan.blogspot.com 25 Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran  Topik Interaksi antara guru dan peserta didik di dalam dan di luar kelas

Kompetensi Dasar Materi Indikator Soal Level Kognitif Bentuk Soal C1 C2 C3 C4 PG Uraian Disajikan gambar Peserta Didik mampu menentukan Klasifikasi Makhluk hidup √ 12 Peserta Didik

Kenyataan tersebut memberikan gambaran di satuan Pendidikan, instrumen penilaian atau evaluasi hasil belajar yang digunakan oleh guru untuk mengukur kompetensi peserta didik, disusun