• Tidak ada hasil yang ditemukan

Herliana Kurniawati Subject: Partisipasi, Ibu, Kejang Demam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Herliana Kurniawati Subject: Partisipasi, Ibu, Kejang Demam"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PARTISIPASI IBU DALAM PENANGANAN KEJANG DEMAM PADA ANAK DI RUANG ANAK

RSUD dr. ABDOER RAHEM SITUBONDO

Herliana Kurniawati 11001113

Subject: Partisipasi, Ibu, Kejang Demam DESCRIPTION

Kejang umumnya berhenti sendiri, kejang demam yang berlangsung singkat umumnya tidak berbahaya dan tidak menimbulkan gejala sisa. Tetapi kejang yang berlangsung lama (>15menit) sangat berbahaya dan dapat menimbulkan kerusakan permanen dari otak. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui partisipasi ibu dalam penanganan kejang demam pada anak di RSUD Abdoer Rahem Situbondo.

Jenis penelitian deskriptif, variabel partisipasi ibu tentang penanganan kejang demam pada anak, Populasi sebanyak 30 responden, tehnik sampling non probability sampling dengan teknik consecutive sampling didapatkan sampel sebanyak 26 responden, penelitian dilaksanakan pada tanggal 19 - 29 Mei 2014 di RSUD dr. Abdoer Rahem Kabupaten Situbondo dengan menggunakan kuesioner. Data yang dikumpulkan melalui kuesioner kemudian akan diolah melalui tahap editing, coding, scoring, tabulating dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.

Hasil penelitian didapatkan bahwa hampir setengah responden memiliki partisipasi positif dan negatif dalam penanganan kejang demam pada anak yaitu sebanyak 13 responden (50,0%).

Hasil analisa data menunjukkan bahwa setengah dari responden memiliki Partisipasi tenaga dan keterampilan positif pada ibu dalam penanganan demam pada anak di ruang anak RSUD dr. Abdoer Rahem Kabupaten Situbondo.

Simpulan dalam penelitian ini partisipasi ibu dalam penanganan kejang demam pada anak tergolong cukup, oleh karena itu petugas kesehatan terkait diharapkan lebih meningkatkan pelayanan kesehatan dan penanganan kejang demam yang melibatkan ibu - ibu, selain hal tersebut ibu hendaknya lebih aktif untuk mencari informasi khususnya dalam mengatasi terjadinya kejang demam pada anak.

ABSTRACT

The cramp is general self stopped, the febrile seizures is short duration that is generally harmless and do not cause sequelae. But the prolonged seizures (> 15 min) is very dangerous and can lead to permanent damage of the brain. The purpose of this study is to determine the participation of mothers in the management of febrile seizures to children in RSUD Abdoer Rahem Situbondo.

The kind of this study is a descriptive, the variable is the participation of mother on treatment of febrile seizures to children, The population is 30 respondents, the sampling techniques uses non-probability sampling with

(2)

consecutive sampling technique obtained by 26 respondents, as sample, the study has been conducted on 19 to 29 May 2014 in RSUD dr. Abdoer Rahem Situbondo with using questionnaires. The data are collected with questionnaires and then will be processed by editing, coding, scoring, tabulating and presented in the form of a frequency distribution table.

The results show that almost half of respondents have positive and negative participation in the management of febrile seizures to children amount 13 respondents (50.0%).

The results of the data analysis show that half of the respondents have a positive power and skillful participation to the mothers in the treatment of fever to children in the nursery room of RSUD dr. Abdoer Rahem Situbondo.

The conclusions in this study the participation of mothers in the management of febrile seizures to children is classified by sufficient, therefore, the relevant health workers are expected to further improve health care and management of febrile seizures involving mothers, in addition to the mother should be more active in seeking information, especially in the treatment of febrile seizures to children.

Keywords : Participation, Mother, Febrile Seizures

Contributor : Tri Peni. S.ST., M.Kes Moh. Nur Firdaus. S.Kep, Ns Date : 30 Mei 2014

Type Material : Laporan Penelitian

URL :

Right : Open Document Summary :

LATAR BELAKANG

Kejang umumnya berhenti sendiri, kejang demam yang berlangsung singkat umumnya tidak berbahaya dan tidak menimbulkan gejala sisa. Tetapi kejang yang berlangsung lama (>15menit)sangat berbahaya dan dapat menimbulkan kerusakan permanen dari otak. Jika kejang demam dapat teratasi, maka kejang demam tidak berulang kembali, namun jika kejang demam tidak teratasi maka kejang demam berulang kembali dan dapat menimbulkan infeksi di luar susunan saraf pusat misalnya tonsillitis (peradangan infeksi pada amandel). Infeksi pada telinga dan infeksi pada saluran pernafasan kerusakan pada otak permanen dan sampai pada kematian ( Lumantobing, 2007), Gejala demam terhadap balita memiliki dampak buruk apabila terlambat mendapatkan penanganan yang kurang tepat, untuk melibatkan keluarga dalam pemberian asuhan keperawatan pada ana dirumah sakit sangatlah dibutuhkan dalam mempengaruhi proses kesembuhan anaknya, seperti aktivitas bermain atau program perawatan lainnya, tetapi program terapi yang telah direncanakan untuk anak bisa saja tidak terlaksana karna perawat masih selalu membatasi Keluarga dalam memberikan dukungan terhadap anaknya yang di rawat, hal ini hanya akan meningkatkan stress dan rasa ketidaknyamanan pada anak yang sedang di rawat (Supartini, 2004).

(3)

Hasil penelitian di dapatkan bahwa sekitar 2,2%-5% anak pernah mengalami kejang demam lebih banyak terjadi sebelum mereka mencapai usia 5 tahun. Anak dengan orang tua atau saudara kandung yang mengalami kejang demam kejang memiliki persentase 25-40%, di jepang angka kejadian demam adalah 9%-10%. prognosis demam baik, tetapi 25%-50% demam akan mengalami bangkitan kejang demam berulang dan 4% penderita demam yang lama dapat mengalami gangguan tingkah laku dan penurunan tingkat intelegensi, di amerika serikat kejadian demam berkisar antara 2%-5% pada anak umur kurang dari 5 tahun. Di asia angka kejadian kejang demam adalah di laporkan lebih tinggi dan sekitar 80%-90% dari seluruh kejang demam adalah kejang demam sederhana (Panjaitan, 2012). Berdasarkan hasil prasurvey di Indonesia pada bulan april 2009 terdapat 15 kasus demam yang tinggi yang mengakibatkan kejang 80%(11 Kasus). di sebabkan oleh infeksi saluran pernapasan, 2 pasien kejang demam meninggal dengan observasi Meningitis dan Enchepalitis (Subianto,2009).

Kejang Demam adalah kejang yang terjadi pada suhu bahkan suhu yang tinggi, suhu badan yang tinggi ini di sebabkan oleh kelainan di rongga tengkorak ( Lumantobing, 2007 ). Suhu tubuh yang tinggi dapat menimbulkan kejang tetapi tiap anak ,mempunyai ambang kejang yang berbeda tergantung dari tinggi rendahnya ambang kejang seorang anak yang menderita kejang pada kenaikan suhu tubuh tertentu. Kejang demam bisa timbul karena kurangnya pemahaman orang tua dalam melakukan tindakan penanganan dini pada anak. Seperti dalam perawatan anak kejang demam harus mencerminkan kerja sama orang tua dengan perawat / tim kesehatan, terutama ibu karena ibu adalah orang yang paling mengerti tentang bagaimana cara merawat anak dan apa saja yang di butuhkan oleh anak. Dengan demikian Partisipasi ibu terhadap penanganan demam padaanakdapat diterima sebagai filosofi dalam keperawatan anak. Pada perawatan pasien dewasa, yang menjadi kliennya adalah pasien itu sendiri, sedangkan pada keperawatan anak selain anak itu sendiri, keluarganya juga merupakan klien dan perawat anak. ( Supartini, 2004).

METODOLOGI PENELITIAN

Desain dalam penelitian ini adalah Deskriptif . Variabel dalam penelitian ini adalah Partisipasi ibu dalam penanganan kejang demam pada anak di Rumah Sakit Abdoer Rahem Situbondo. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang anak balitanya menjalani perawatan kejang demam di RSAR Situbondo pada bulan Mei Tahun 2014 sebesar 30 orang. Tekhnik Sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik Non Probability dengan Consecutive sampling. Lokasi Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Abdoer Rahem Situbondo dan dilakukan pada 19 – 29 Mei Tahun 2014. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan data primer yang dikumpulkan melalui teknik observasi yaitu peneliti mengamati langsung sumber data (responden) di Rumah Sakit Abdoer Rahem Situbondo atau Peneliti mengambil langsung data dari reponden yang memiliki kejang demam dengan cara mendatangi kerumah responden masing – masing dengan menggunakan alat instrumen kuesioner berbentuk (Check List). Tehnik analisa data yang

(4)

digunakan pada penelitian ini dengan langkah awal pengecekan dan perbaikan isian formulir atau kuesioner, setelah semua kuesioner diedit atau disunting, selanjutnya dilakukan peng“Kodean” atau Coding aplikasi analisa data pada penelitian ini dimana data berbentuk skala likert kemudian dihitung dengan Skor T.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Abdoer Rahem Situbondo pada bulan 19 – 29 Mei 2014 didapatkan hasil penelitian di Ruang Anak RSUD Abdoer Rahem Situbondo pada bahwa setengah dari responden berpartisipasi positif dalam penanganan kejang demam pada anak yaitu sebanyak 13 responden (50%), dan dari setiap point kuesioner didapatkan bahwa partisipasi tenaga ibu setelah anak mengalami kejang demam, ibu akan mendinginkan dan melonggarkan pakaian anaknya sebanyak 19 responden (73%), saat anak kejang ibu akan menempatkan anak di tempat yang rata dengan posisi kepala miring sebanyak 9 responden (34%), saat timbul kejang ibu telah membebaskan jalan nafas anaknya sebanyak 7 responden (27%). Hal ini diperkuat oleh teori Keith Davis (2013) mengungkapkan bahwa partisipasi merupakan suatu keterlibatan mental dan emosi seseorang kepada pencapaian tujuan dan ikut bertanggung jawab di dalamnya. Salah satu bentuk partisipasi nyata adalah Partisipasi Tenaga yang diberikan dalam bentuk tenaga untuk pelaksanaan usaha yang dapat menunjang keberhasilan suatu program. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki partisipasi positif dari segi tenaga ibu, hal tersebut dibuktikan bahwa sebagian besar ibu dapat mendinginkan dan melonggarkan pakaian anaknya, hampir setengah responden dapat menempatkan anak di tempat yang rata dengan posisi kepala miring dan dapat membebaskan jalan nafas anaknya saat terjadi kejang. dengan begitu seorang ibu dapat berperan aktif secara tenaga terhadap kejadian demam pada anaknya.

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa responden dapat berpartisipasi keterampilan positif dalam kejadian kejang demam. Hal ini dapat dilihat dari setiap poin kuesioner untuk partisipasi keterampilan ibu dalam penanganan setelah kejang ibu dapat merawat anak dengan kasih sayang sebanyak 26 responden (100%), setelah anak tenang ibu akan mengukur dan mencatat suhu tubuhnya sebanyak 16 responden (62%), saat kejang demam timbul ibu akan memberikan obat anti kejang sebanyak 14 responden (54%), saat terjadi kejang demam ibu akan melonggarkan pakaian anaknya sebanyak 14 responden (54%). Hal ini diperkuat oleh teori Keith Davis (2013) mengungkapkan bahwa partisipasi nyata salah satunya adalah Partisipasi Keterampilan yaitu memberikan dorongan melalui keterampilan yang dimilikinya kepada anggota masyarakat/ibu lain yang membutuhkannya. Menurut (sumampouw,2004) Kegunaan dari Prinsip - Prinsip Partisipasi adalah Kesetaraan dan kemitraan (equal Partnership) dimana pada dasarnya setiap orang mempunyai keterampilan, kemampuan, dan prakarsa serta mempunyai hak untuk menggunakan prakarsa tersebut terlibat dalam setiap proses guna membangun dialog tanpa memperhitungkan jenjang dan strukutr maisng – masing pihak. Serta memiliki kerja sama guna untuk diperlukan berbagai pihak yang terlibat untuk saling berbagi kelebihan guna mengurangi

(5)

berbagai kelemahan yang ada, khususnya yang berkaitan dengan kemampuan sumber daya manusia. Sebagian besar seorang ibu tidak menginginkan anaknya mengalami kejang demam. Keterampilan seorang ibu dalam penanganan kejang demam sangat diperlukan, guna untuk mengurangi kejadian kejang secara berkelanjutan. Keterampilan ibu seperti merawat anak dengan kasih sayang, dapat mengukur dan mencatat suhu tubuh, dapat memberikan obat anti kejang, hal itu dapat menurunkan angka kejadian kejang demam pada anak.

Hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian responden dalam berpartisipasi tenaga negatif dalam kejadian kejang demam untuk poin ibu setelah anak mengalami kejang demam, ibu akan mendinginkan dan melonggarkan pakaian anaknya sebanyak 7 responden (27%), saat anak kejang ibu akan menempatkan anak di tempat yang rata dengan posisi kepala miring sebanyak 17 responden (65%), saat timbul kejang ibu telah membebaskan jalan nafas anaknya sebanyak 19 responden (73%). Hal ini ddukung oleh teori Hidayat (2008) dalam Penatalaksanaan mengatasi kejang demam pada anak, penolong harus tenang, usahakan supaya tidak panik, perlu menjaga pikiran tetap jernih. Waktu kejang progresif biasanya sangat singkat, jangan mencoba mengekang gerakan anak, tetapi singkirkan benda tajam apapun dari tempat disekelilingnya untuk menghindari kemungkinan cedera sementara kejang berlangsung. Jangan mencoba menempatkan apapun di dalam mulutnya. Setelah gerakan kejang yang terburuk berlalu, putar anak dengan hati-hati agar berbaring pada sisi tubuhnya atau anak dibaringkan di tempat yang rata, kepala di miringkan. Bertujuan untuk mencegah sumbatan saluran pernapasan. Hasil tabulasi sebagian ibu masih kurang aktif dalam partisipasi tenaga untuk penanganan kejadian kejang demam. Seharusnya saat kejang pada anak timbul maka seorang ibu dianjurkan untuk melakukan tindakan mendinginkan dan melonggarkan pakaian anaknya, menempatkan anak di tempat yang rata dengan posisi kepala miring, membebaskan jalan nafas anaknya. Apabila seorang ibu tidak dapat melakukan tindakan tersebut maka seorang anak dapat mengalami kejang demam secara berkelanjutan, jika posisi kepala tidak merata maka anak akan mengalami hipoksia. Selanjutnya pada penelitian didapatkan hasil bahwa sebagian responden dalam berpartisipasi keterampilan negatif dalam kejadian kejang demam.

Selain itu dari hasil penelitian selanjutnya dapat dilihat dari setiap poin kuesioner untuk partisipasi keterampilan negatif pada ibu dalam penanganan setelah kejang ibu dapat merawat anak dengan kasih sayang sebanyak 0 responden (100%), setelah anak tenang ibu akan mengukur dan mencatat suhu tubuhnya sebanyak 10 responden (38%), saat kejang demam timbul ibu akan memberikan obat anti kejang sebanyak 12 responden (46%), saat terjadi kejang demam ibu akan melonggarkan pakaian anaknya sebanyak 12 responden (46%). Menurut teori Hidayat (2008) mengungkapkan bahwa timbulnya kejang berasal dari demam yang sangat tinggi sering kali kejang berhenti sendiri setelah mendapat pertolongan pertama. Setelah kejang berhenti anak tampak capek, mengantuk, tertidur pulas, dan tidak memberikan reaksi apapun untuk sejenak atau disebut periode mengantuk singkat pasca kejang, tetapi setelah beberapa detik atau menit, anak terbangun dan sadar kembali tanpa defisit neurologissegera setelah kejang berhenti, rawatlah anak dengan penuh kasih

(6)

sayang dan buatlah ia nyaman, karena walaupun ia tidak menyadari apa yang terjadi padanya selama beberapa menit yang lalu, ia akan merasa bingung dan takut. Segera setelah anak tenang ukur dan catat suhu tubuhnya. Tindakan selanjutnya adalah mendinginkannya, longgarkan pakaiannya, buka jendela, dan berikan ia minuman dingin. Jika demamnya tidak terlalu tinggi serta ia mengalami ketidaknyamanan karena hal ini, isi sedikit bak mandi dengan air dingin. Dirikan dia di dalam bak mandi ini dan usapkan air di dalam bak padanya. Keterampilan ibu dalam penanganan kejadian kejang demam sangat dibutuhkan, terutama kasih sayang seorang ibu. Dari hasil tabulasi sebagian ibu masih kurang terampil dalam penanganan kejadian kejang demam. Sebagian ibu belum terampil dalam mengukur dan mencatat suhu tubuhnya, hal ini disebabkan karena sebagian ibu tidak memiliki alat pengukur suhu tubuh. Seorang ibu belum terampil dalam menyediakan dan memberikan obat anti kejang, hal ini disebabkan karena ibu mengalami keterbatasan ekonomi. Akan tetapi sebagian ibu telah terampil dalam melonggarkan pakaian anaknya saat kejadian kejang demam timbul.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan di Ruang Anak RSUD dr. ABDOER RAHEM SITUBONDO pada tanggal 19 – 29 Mei 2014 di dapatkan bahwa setengah dari responden berpartisipasi tenaga serta keterampilan positif dan negatif dalam penanganan kejang demam pada anak sebesar 13 responden (50%).

REKOMENDASI 1. Bagi Responden

Sebagai sumber informasi yang dapat memotivasi ibu untuk berpartisipasi dalam penanganan kejang demam pada anak serta meningkatkan perilaku hidup sehat terutama dalam memelihara kesehatan anak maupun lingkungan, serta ibu diharapkan dapat lebih aktif dalam mencari informasi khususnya tentang penanganan kejang demam pada anak.

2. Bagi Petugas Kesehatan

Sebagai bahan masukan bagi para petugas kesehatan yang terkait agar lebih meningkatkan pelayanan kesehatan terutama dalam upaya promotif yang dapat menyebabkan anak kejang demam.

3. Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai masukan dalam melakukan upaya peningkatan kualitas asuhan keperawatan perkembangan profesi keperawatan khususnya tentang kejang demam.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Peneliti selanjutya diharapkan dapat mengembangkan penelitian selanjutnya secara analitik tentang factor yang mempengaruhi ibu dalam penanganan kejang demam pada anak.

(7)

ALAMAT CORRESPONDENSI

Email : Herliana.Kurniawati@yahoo.com No. HP : 082231958584

Referensi

Dokumen terkait

Tindak balas tisu perumah terhadap perancah adalah dikatakan baik apabila terdapat proses pembentukan saluran darah (angiogenesis) pada perancah yang dapat membantu

Untuk metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini penulis menggunakan analisis berganda yang di perkuat dengan uji Normalitas, Uji Heterokedastisitas, dan Uji

Department of Physical Science Pembroke State University Pembroke, North Carolina..

Sepuluh tahun waktu yang panjang yang bisa menjadikan sebuah hubungan terasa berawal lagi.” Aku berpikir, saat inilah waktu yang tepat untuk

Keterlibatan seluruh warga sekolah mulai peserta didik, guru, kepala sekolah, komite sekolah, staf TU, laboran/teknisi, penjaga sekolah, sampai dengan tenaga pembersih

Tulisan ini merupakan bagian dari rangkaian penelitian mengenai hubungan antara daerah ideal utama, daerah Dedekind dan gelang- gang Herediter, Noether dan Prim (HNP).. Pada [8]

dilakukan terhadap kontrol infeksi oleh komite PPI bila ada rencana perbaikan, renovasi, dan pembangunan baru atau pembangunan kembali bangunan yang ada

Tenaga Sanitarian adalah setiap orang yang telah lulus pendidikan di bidang Tenaga Sanitarian adalah setiap orang yang telah lulus pendidikan di bidang