• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PEMBELAJARAN PAILKEM TERHADAP HASIL BELAJAR TEMATIK INTEGRATIF KELAS IV SD NEGERI KEDUNGBULUS 02 PATI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH PEMBELAJARAN PAILKEM TERHADAP HASIL BELAJAR TEMATIK INTEGRATIF KELAS IV SD NEGERI KEDUNGBULUS 02 PATI"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

190

PENGARUH PEMBELAJARAN PAILKEM TERHADAP

HASIL BELAJAR TEMATIK INTEGRATIF KELAS IV SD

NEGERI KEDUNGBULUS 02 PATI

Danik Reniadi Kuslia,Khusnul Fajriyah

UNIVERSITAS PGRI SEMARANG

renia_danix@yahoo.co.id khusnul_fajriyah@yahoo.com

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi hasil belajar siswa dalam pembelajaran Tematik Integratif. Hasil belajar siswa mencapai 20% di bawah KKM. Kurang sesuainya strategi pembelajaran yang digunakan menjadi salah satu faktor rendahnya hasil belajar Tematik Integratif. Rumusan masalah dalam penelitian adalah apakah terdapat pengaruh pembelajaran PAILKEM terhadap hasil belajar Tematik Integratif siswa kelas IV SD Negeri Kedungbulus 02 Pati?. Purwanto berpendapat bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku yang terjadi setelah mengikuti proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif. Berdasarkan hasil analisis data setelah mendapatkan perlakuan menggunakan pembelajaran PAILKEM menunjukkan adanya pengaruh positif terhadap hasil belajar Tematik Integratif. Hasil analisis dengan menggunakan uji t

diperoleh hasil thitung sebesar 3,581 dan koefisien tersebut signifikan pada taraf 5% dan

dk = 40 maka diperoleh ttabel sebesar 1,68 jadi nilai thitung > ttabel. Dapat disimpulkan

bahwa “ada pengaruh pembelajaran PAILKEM terhadap hasil belajar Tematik Integratif kelas IV SD SD Negeri Kedungbulus 02 Pati tahun pelajaran 2015/2016. Peningkatan rata-rata hasil belajar dari hasil posttest kelas kontrol sebesar 83,75 dengan hasil posttest kelas eksperimen sebesar 91,95.

Kata Kunci : PAILKEM, hasil belajar, tematik integratif

PENDAHULUAN

Proses belajar-mengajar merupakan proses kegiatan interaksi antara dua unsur manusiawi, yaitu siswa sebagai pihak yang belajar dan guru sebagai pihak yang mengajar, dengan siswa sebagai subjek pokoknya (Sardiman, 2011: 14). Guru sebagai pembimbing memberikan pengetahuan-pengetahuan kepada siswanya sebagai proses transfer ilmu di sekolah.

Proses transfer ilmu pengetahuan di sekolah, guru memberikan berbagai pengetahuan yang sesuai dengan sistem pendidikan yang ada, sehingga dalam proses transfer ilmu tersebut guru memberikan disiplin ilmu sesuai dengan kondisi dan karakteristik siswa. Karakteristik siswa yang berbeda-beda di dalam kelas tentunya menimbulkan masalah sendiri dalam suatu pembelajaran yang dilakukan. Masalah yang sering muncul dalam pembelajaran yakni siswa tidak memerhatikan pelajaran yang disampaikan oleh guru seperti mengobrol sendiri, bermain dengan temannya, asik dengan yang dilakukannya sehingga pelajaran yang disampaikan tidak dipahami.

(2)

191

Kurang optimalnya hasil belajar yang belum mencapai KKM dari berbagai mata pelajaran disebabkan banyak faktor diantaranya model pembelajaran yang digunakan guru cenderung monoton dan kurang variatif. Guru dalam proses pembelajaran masih menggunakan pembelajaran yang sering sama dengan proses pembelajaran sebelumnya, sehingga dalam proses pembelajaran sudah dapat ditebak langkah-langkah kegiatan yang akan dilakukan.

Penggunaan strategi pembelajaran yang kurang maksimal, minimnya sarana dan prasarana atau media pembelajaran yang mendukung menjadi salah satu penyebab kurang tercapainya tujuan pembelajaran. Berdasarkan hal tersebut, maka terdapat tantangan bagi guru untuk menciptakan pembelajaran yang menarik menyenangkan juga kreatif dan inovatif, sehingga membuat siswa menyenangi suatu tema pelajaran yang diajarkan menggunakan pendekatan pembelajaran tematik integratif. Dengan pembelajaran yang demikian, diharapkan mutu pendidikan dapat tercapai secara optimal.

Peneliti menggunakan pembelajaran PAILKEM karena dapat diterapkan dalam pembelajaran tematik integratif. Dalam hal ini, guru harus bisa menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif, yaitu pembelajaran yang aktif, inovatif, lingkungan, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAILKEM).

Aktif dalam pembelajaran yaitu memposisiskan guru sebagai orang yang menciptakan suasana belajar yang kondusif atau sebagai fasilitator dalam belajar, sementara siswa sebagai peserta belajar yang harus aktif. Inovatif dalam proses pembelajaran merupakan stretegi pembelajaran yang mendorong aktivitas siswa, membuat kegiatan yang memunculkan hal-hal baru. Guru ataupun siswa tidak hanya berpegang pada buku, tetapi dapat mengimplementasikan hal-hal baru yang menurut guru cocok dan relevan dengan masalah yang sedang dipelajari siswa (Uno dan Nurdin, 2011: 10).

Pembelajaran yang menggunakan lingkungan adalah salah satu pembelajaran yang mendorong siswa agar belajar tidak tergantung dari apa yang ada dalam buku atau kitab yang merupakan pegangan guru. Konsep pembelajarn ini berangkat dari belajar kontekstual dengan lebih mengedepankan bahwa hal yang perlu dipelajari terlebih dahulu oleh siswa adalah apa yang ada pada lingkungannya. Dengan mengetahui lingkungan yang ada di sekitarnya, maka kelak siswa setelah selesai belajar, akan berusaha memanfaatkan lingkungan sebagai sumber daya yang akan dikelolanya sebagai sumber yang dapat memberikan nilai tambah baginya.

Pembelajaran kreatif dalam PAILKEM yakni pembelajaran kreatif yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berpikir siswa. Oleh karena itu, guru harus lebih kreatif untuk menciptakan hal-hal baru berdasarkan data informasi yang ada. Pembelajaran efektif dalam PAILKEM merupakan pembelajaran yang diterapkan guru dengan maksud untuk menghasilkan tujuan yang telah ditetapkan. Pembelajaran selain aktif, inovatif, lingkungan, kreatif, efektif dalam PAILKEM adalah pembelajaran menyenangkan. Pembelajaran menyenangkan merupakan suatu pembelajaran yang dirancang agar siswa tidak merasa bosan dan merasa senang dalam mengikuti proses belajar mengajar (PBM) namun memiliki kebermaknaan.

Pembelajaran PAILKEM dalam kegiatan pembelajaran yang tertuju bagaimana cara untuk pengorganisasian materi pembelajaran, dengan menggunakan metode pembelajaran, dan mengelola pembelajaran sebagaimana yang dikehendaki oleh ilmuan pembelajaran selama ini, seperti Reigheluth dan Merill yang telah

(3)

192

meletakkan dasar-dasar instruksional yang mengoptimalkan proses pemebelajaran (Uno, 2011: 10).

Pembelajaran PAILKEM dapat menginovasikan pembelajaran di kelas dengan menggunakan berbagai alat bantu belajar, termasuk pemanfaatan lingkungan supaya pembelajaran lebih menarik, menyenangkan dan efektif. Dalam penerapan PAILKEM pada tematik integratif diharapkan siswa yang menganggap pelajaran membosankan berubah menjadi menarik perhatian.

Faktor tersebut mendorong peneliti untuk melakukan penelitian di SD Negeri Kedungbulus 02 Pati. Hal ini dilakukan untuk menguji “Pengaruh Pembelajaran PAILKEM Terhadap Hasil Belajar Tematik Integratif Kelas IV SD Negeri Kedungbulus 02 Pati”.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah pembelajaran PAILKEM berpengaruh terhadap hasil belajar Tematik Integratif siswa kelas IV SD Negeri Kedungbulus 02 Pati.

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh pembelajaran PAILKEM terhadap hasil belajar Tematik Integratif siswa kelas IV SD Negeri Kedungbulus 02 Pati. Dalam penelitian ini terdapat dua manfaat penelitian yang dapat berguna bagi penelitian ini, yang dijabarkan dibawah ini.

1. Manfaat teoretis

Manfaat teoritis dalam penelitian ini yaitu dapat menambah pengetahuan, pengalaman dan wawasan, serta untuk mendapatkan teori baru tentang optimalisasi hasil belajar siswa melalui pembelajaran PAILKEM. Selain itu hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan kajian atau referensi untuk penelitian selanjutnya.

2. Manfaat praktis

Penelitian ini bermanfaat untuk mengembangkan kreativitas dan inovasi pembelajaran yang aktif, kreatif, dan menyenangkan. Selain itu penelitian ini mempunyai manfaat bagi siswa, guru, sekolah dan peneliti, sebagai berikut: a. Bagi Guru

Bagi guru dapat mengembangkan kemampuan guru dalam berinovasi merencanakan metode atau pembelajaran yang tepat, sesuai dengan materi ajar dan kebutuhan siswa. Dalam mengajar dapat membantu guru untuk meningkatkan kemampuannya agar lebih professional.

b. Bagi Siswa

Dapat dijadikan sebagai bahan upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran tematik integratif, dapat mengubah pencapaian prestasi belajar yang lebih baik, dan dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran. Pembelajaran akan lebih menarik dan tidak membosankan bagi siswa karena menumbuhkan rasa ingin tahu.

c. Bagi Sekolah

Dapat memberikan informasi tambahan mengenai hasil belajar yang dicapai oleh siswanya. Dapat dijadikan sebagai referensi dalam pengembangan proses belajar mengajar.

d. Bagi peneliti

Dapat memberikan manfaat bagi peneliti berupa pengalaman, wawasan dan sebagai syarat kelulusan sarjana (Tugas Akhir).

(4)

193

e. Bagi UNIVERSITAS PGRI Semarang

Dapat menunjukkan eksistensi UNIVERSITAS PGRI Semarang sebagai salah satu universitas yang mencetak guru professional, berjatidiri serta berdedikasi tinggi mengabdi kepada masyarakat.

Telaah pustaka dalam penelitian ini adalah: Hasil belajar. Purwanto (2009: 54) berpendapat bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku yang terjadi setelah mengikuti proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan. Pembelajaran PAILKEM. Pembelajaran PAILKEM merupakan salah satu pembelajaran yang diterapkan pada Proses Belajar Mengajar (PMB).

LANDASAN TEORI

Purwanto (2009: 54) berpendapat bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku yang terjadi setelah mengikuti proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan.

Kunandar (2013: 62) berpendapat bahwa hasil belajar adalah kompetensi atau kemampuan tertentu baik kognitif, afektif maupun psikomotorik yang dicapai atau dikuasai siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar. Sudjana (dalam Kunandar, 2013: 62) berpendapat bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya.

Hasil belajar merupakan tujuan pembelajaran yang diarahkan pada salah satu kawasan dari taksonomi seperti yang dijelaskan Bloom (dalam Uno dan Nurdin, 2011: 55) yang menjelaskan bahwa tujuan pembelajaran atau hasil belajar meliputi sebagai berikut:

1) Kognitif

Menurut Uno dan Nurdin (2011: 56) kawasan kognitif adalah kawasan yang membahas tujuan pembelajaran berkenaan dengan proses mental yang berawal dari tingkat pengetahuan sampai ke tingkat yang lebih tinggi yakni evaluasi. Tingkatan kognitif menurut Uno dan Nurdin (2011: 57) adalah (a) tingkat pengetahuan (knowledge), (b) tingkat pemahaman (comprehension), (c) tingkat penerapan (application), (d) tingkat analisis (analysis), (e) tingkat sintesis (syntesis), dan (f) tingkat evaluasi (evaluation).

2) Afektif (sikap dan perilaku)

Menurut Uno dan Nurdin (2011: 58) kawasan afektif adalah suatu domain yang berkaitan dengan sikap, nilai-nilai interest, apresiasi (penghargaan), dan penyesuaian perasaan sosial. Tingkatan ini ada lima, yakni (a) kemauan menerima, (b) kemauan menanggapi, (c) berkeyakinan, (d) mengorganisasi, dan (e) tingkat karakteristik/pembentukan pola.

3) Kawasan Psikomotor

Domain psikomotor yang terdapat pada Uno dan Nurdin (2011: 60) adalah persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan kompleks, penyesuaian dan keaslian.

Dari beberapa pendapat tentang hasil belajar di atas maka penulis menyimpulkan bahwa hasil belajar adalah suatu tingkat keberhasilan siswa setelah menempuh proses belajar mengajar melalui pola-pola perbuatan, nilai-nilai, apresiasi, ketrampilan, pengertian, dan sikap. Namun dalam menentukan hasil-hasil belajar yang dilakukan tentunya terdapat suatu faktor yang mempengaruhi.

(5)

194

Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dapat digolongkan menjadi dua, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang ada di luar individu (Slameto, 2010: 54).

Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 67 tahun 2013 tentang kurikulum SD, pada kurikulum SD/MI ini menggunakan pendekatan pembelajaran tematik integratif dari kelas 1, kelas II, kelas IV, dan kelas V. Pembelajaran tematik integratif merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke dalam berbagai tema.

Diharapkan dengan pembelajaran tematik integratif dapat memberikan pengalaman yang bermakna bagi siswa. Hidayat (2013: 147) berpendapat bahwa dikatakan bermakna karena dalam pembelajaran tematik integratif, peserta didik akan memahami konsep-konsep melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain yang telah dipahaminya.

Pembelajaran PAILKEM merupakan salah satu pembelajaran yang diterapkan pada Proses Belajar Mengajar (PBM). PAILKEM merupakan akronim dari partisipatif, aktif, inovatif, lingkungan, kreatif, efektif dan menarik. Akronim tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:

a. Pembelajaran Partisipatif

Pembelajaran partisipatif adalah pembelajaran yang melibatkan siswa dalam kegiatan pembelajaran secara optimal. Pembelajaran ini menitik beratkan pada keterlibatan siswa pada kegiatan pembelajaran (childern center/studen center). Jadi pembelajaran akan bermakna jika siswa diberikan kesempatan untuk berpartisipasi dalam berbagai aktivitas.

b. Pembelajaran aktif

Konsep pembelajaran aktif bukanlah tujuan dari kegiatan pembelajaran, tetapi merupakan salah satu pembelajaran yang digunakan untuk mengoptimalkan proses pembelajaran. Aktif dalam pembelajaran ini adalah memposisikan guru sebagai orang yang menciptakan suasana belajar kondusif atau sebagai fasilitator dalam belajar, sementara siswa sebagai peserta belajar yang harus aktif.

c. Pembelajaran yang inovatif

Pembelajaran inovatif merupakan pembelajaran yang mendorong aktivitas belajar. Pada kegiatan belajar mengajar terjadi hal-hal baru, bukan saja oleh guru sebagai fasilitator, tetapi juga oleh siswa yang sedang belajar. Pada pembelajaran inovatif siswa tidak akan buta tentang teknologi yang sekarang ini.

d. Pembelajaran yang menggunakan lingkungan

Pembelajaran yang menggunakan lingkungan adalah pembelajaran yang mendorong siswa agar belajar tidak bergantung dari apa yang ada dalam buku atau kitab yang merupakan pegangan guru. Konsep pembelajaran ini berangkat dari belajar konseptual dengan lebih mengedepankan bahwa hal yang perlu dipelajari terlebih dahulu oleh siswa adalah apa yang ada pada lingkungan.

e. Pembelajaran yang kreatif

Pembelajaran kreatif merupakan pembelajaran yang mendorong siswa untuk lebih bebas mempelajari makna yang dipelajari. Pembelajaran kreatif bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berpikir siswa. Pembelajaran kreatif

(6)

195

menghendaki guru harus kreatif, dan siswa dapat mengembangkan kreativitasnya. Kreativitas adalah kemampuan untuk membuat atau menciptakan hal-hal baru atau kombinasi baru berdasarkan data, informasi, dan unsur-unsur yang ada. Memiliki kemampuan berpikir tingkat tinggi dan menghasilkan karya cipta yang diperoleh melalui pengetahuan atau pengalaman hidup serta mampu memunculkan ide-ide kreatif yang inovatif.

f. Pembelajaran yang efektif

Pembelajaran yang efektif adalah salah satu pembelajaran yang diterapkan guru dengan maksud untuk menghasilkan tujuan yang telah ditetapkan. Pembelajaran yang efektif ini menghendaki agar siswa yang belajar dimana dia telah membawa sejumlah potensi lalu dikembangkan melalui kompetensi yang telah ditetapkan, dan dalam waktu tertentu kompetensi belajar dapat dicapai dengan baik atau tuntas.

g. Pembelajaran yang Menyenangkan/menarik

Pembelajaran yang menarik tentu tidak akan berjalan tanpa dibarengi dengan penyiapan suasana pembelajaran yang mendorong siswa memperdalam apa yang dipelajari. Dalam kaitan ini seorang guru yang baik, memposisikan dirinya sebagai fasilitator belajar. Artinya guru menyediakan situasi atau suasana agar pembelajaran berjalan dengan baik. Dalam hal ini guru perlu mempersiapkan (a) media pembelajaran disiapkan dengan baik, (b) lingkungan belajar di-setting sesuai objek materi yang dipelajari, (c) metode pembelajaran yang digunakan sesuai dengan karakteristik siswa yang belajar, sehingga siswa merasa tertarik karena sesuai dengan apa yang diinginkan, dan (d) siswa diperlakukan sebagai seorang yang perlu dilayani.. Jadi pembelajaran yang menarik terletak pada bagaimana memberikan pelayanan kepada siswa (Uno, 2011: 15).

Pembelajaran PAILKEM suatu pembelajaran yang dapat diterapkan dalam pembelajaran di kelas. Kelebihan yang dimiliki oleh pembelajaran PAILKEM adalah: (a) guru sebagai fasilitator dalam belajar, (b) pembelajaran yang mendorong aktivitas belajar, (c) pembelajaran yang mendorong siswa agar belajar tidak bergantung dari apa yang ada dalam buku atau kitab yang merupakan pegangan guru. Kekurangan pembelajaran PAILKEM adalah: (a) siswa harus menggali pengetahuannya sendiri dalam belajar, (b) siswa harus menemukan caranya sendiri untuk memperdalam hal-hal yang sedang dia pelajari sehingga tidak tertinggal dengan temannya, dan (c) guru harus menyiapkan segala perangkat pembelajaran dalam mengajar

METODOLOGI

Jenis penelitian dalam penelitian ini yaitu kuantitatif. Teknik pengumpulan data digunakan dalam rangka mengumpulkan data yang dibutuhkan dalam penelitian. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua teknik yaitu tes dan nontes. Pada tes berupa pemberian pretest dan posttest, sedangkan non tes berupa dokumentasi. Metode tes digunakan untuk memperoleh data hasil belajar Tematik Integratif siswa kelas IV SD Negeri Kedungbulus 02 Pati. Tes yang digunakan adalah pretest dan posttest. Tes digunakan beberapa pertanyaan yang disusun pada pembelajaran tematik integratif dalam bentuk pilihan ganda. Jumlah soal pilihan ganda yang digunakan 30 soal untuk pretest dan posttest. Nontes, dalam penelitian ini metode nontes menggunakan metode dokumentasi. Metode dokumentasi dalam

(7)

196

penelitian ini digunakan untuk memperoleh informasi atau data tentang jumlah siswa keseluruhan sebagai populasi penelitian, daftar nama siswa yang akan menjadi sampel penelitian yakni daftar nama siswa kelas IV SD Negeri Kedungbulus 02 Pati. Analisis Data dalam penelitian ini yaitu: Uji Prasyarat, yang terdiri dari uji Normalitas, Uji Homogenitas, dan Uji Hipotesis.

Rumus uji normal yang digunakan adalah uji liliefors sebagai berikut:

1) PengamatanX1, X2, X3,..., Xn dijadikan bilangan baku Z1, Z2, ..., Zn dengan

menggunakan rumus: ( dan masing–masing merupakan rata-rata dan

simpangan baku sampel).

2) Untuk tiap bilangan baku ini menggunakan daftar distribusi normal baku,

kemudian dihitung peluang F( ) = P (Z ).

3) Selanjutnya dihitung proporsi Z1, Z2, ... , Zn , jika proporsi ini dinyatakan

oleh S( ) maka,

4) Hitung selisih F( ) – S ( ) kemudian tentukan harga mutlaknya.

5) Ambil harga yang paling besar diantara harga-harga yang paling mutlak harga tersebut. Sebutlah harga terbesar ini Lo. Untuk menerima dan menolak Ho dengan cara membandingkan Lo dengan nilai kritis L uji Liliefors dengan menentukan taraf nyata sebesar 5 %, jika Lo < L maka data berasal dari distribusi normal.

(Sudjana, 2005: 466). Uji Homogenitas

Ada beberapa metode yang digunakan untuk melakukan pengujian, tetapi disini peneliti menggunakan yang dikenal dengan nama uji Bartlett. Akan diuji hipotesis: H0 = 𝜎₁² = 𝜎₂² = ⋯ = 𝜎ᵏ²

H₁ = paling sedikit tanda sama dengan tidak berlaku.

Untuk memudahkan dalam perhitungan, satuan-satuan yang diperlukan untuk uji Bartlett dengan langkah-langkahnya sebagai berikut (Sudjana, 2005: 261):

a) Mencari varians masing-masing kelompok sampel Adapun rumus yang digunakan adalah:

S12 = n ∑ x 12 - (∑x1)2 ; untuk i = 1,2,3,...,k n(n-1) s x x Zi   x i ZZiZ1 i Z n i Z dari kurang yang n Z Z Z banyaknya i Z S( ) 1, 2,..., ;  1 S Z1

(8)

197

b) Membuat tabel berikut:

Tabel 3.1

Analisis Homogenitas Yang Digunakan Untuk Uji Bartlett Sampel Ke Dk 1 𝑑𝑘 Sᵢ² Log Sᵢ² (dk) Log Sᵢ² 1 2 . . K n₁ - 1 n₂ - 2 nk – 1 1 (𝑛1− 1) 1 (𝑛1− 1) 1 (𝑛𝑘− 1) S₁² S₁² Sk2 Log S₁² Log S₂² Log Sk2 (n₁ - 1) Log S₁² (n₂ - 1) Log S₂² (nk – 1) Log Sk² Jumlah ∑ (nᵢ - 1) ∑[ 1 𝑛ᵢ−1] - - ∑[ 1 𝑛ᵢ−1] 𝐿𝑜𝑔𝑆ᵢ Dari daftar ini kita hitung harga –harga yang diperlukan yaitu:

1) Varians gabungan dari semua sampel : S² = ∑(𝑛ᵢ−1)𝑆ᵢ²∑(𝑛ᵢ−1)

2) Harga satuan B dengan rumus B = (log S²) ∑ (nᵢ - 1)

3) Menentukan Chi Kuadrat

X² = (ln 10) ∑{в - ∑(nᵢ - 1)logSᵢ²}

Dengan , disebut logaritma asli dari bilangan 10.

Hasil dari Xhitung yang didapat dikonsultasikan dengan tabel chi-kuadrat dengan (dk)

= k–1 dan α = 5%. Apabila x2

hitung < x2tabel maka populasi dinyaktakan homogen.

(Sudjana, 2005: 262-263).

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan kelas kontrol dan kelas eksperimen. Pada kelas eksperimen dengan menerapkan perlakuan pembelajaran PAILKEM (Pembelajaran Partisipatif, Aktif, Inovatif, Lingkungan, Kreatif, Efektif, Menyenangkan) dan pada kelas kontrol dengan menggunakan metode konvensional atau tanpa menggunakan pembelajaran PAILKEM. Sampel penelitian ini bersumber dari semua populasi yaitu kelas IV yang berjumlah 40 siswa yang terdiri dari kelas IVA dan IVB dengan masing-masing kelas berjumlah 20 siswa. Data yang sudah diperoleh dari hasil pretest dan posttest dari kelas kontrol maupun kelas eksperimen dilakukan uji homogenitas dan uji normalitas. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui bahwa kedua kelas tersebut berasal dari data yang berdistribusi normal. Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui bahwa kedua kelas tersebut berasal dari kelas yang sama.

Data penelitian ini terdiri dari data hasil pretest yaitu sebagai kemampuan awal hasil belajar tematik integratif siswa kelas IV SD Negeri Kedungbulus 02 Pati tahun ajaran 2015/2016. Data hasil posttest sebagai kemampuan akhir hasil belajar siswa.

3026 , 2 10 ln 

(9)

198

Pemberian soal pretest dan posttest tersebut di lakukan pada kelas kontrol maupun kelas eksperimen. Hasil pretest berawal dari kondisi yang sama, nilai terendah pretest X sebesar 40 dan nilai tertinggi sebesar 80, mean sebesar 60, modus sebesar 46, median sebesar 63. Nilai terendah pretest Y sebesar 40 dan nilai tertinggi sebesar 90, mean sebesar 66,50, modus sebesar 76, median sebesar 71,50. Setelah dilaksanakanya pembelajaran untuk kelas eksperimen dengan model pembelajaran PAILKEM, sedangkan kelas kontrol munggunakan pembelajaran konvensional. Nilai terendah

posttest X sebesar 73 dan nilai tertinggi sebesar 100, mean sebesar 83,75, modus sebesar

86, median 83. Nilai terendah posttest Y sebesar 80 dan nilai tertinggi 100, mean sebesar 91,95, modus sebesar 96, median sebesar 93. Kemudian untuk menentukan sebaran nilai dalam interval digunakan rumus:

Pretest

Banyak kelas interval = 1 + (3,3) log.n = 1 + (3,3) log.20 = 5,3 dibulatkan 5

Rentangan = 90 - 40 = 50

Panjang kelas interval (P) = 50/5 = 10

Postest

Banyak kelas interval = 1 + (3,3) log.n = 1 + (3,3) log.20 = 5

Rentangan = 100 - 73 = 27

Panjang kelas interval (P) = 27/5 = 5,4 dibulatkan 5

Sebelum instrumen penelitian digunakan untuk mengambil data pretest dan posttest pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, peneliti terlebih dahulu melakukan uji coba. Adapun instrumen ini diujicobakan pada kelas uji coba yaitu kelas IV SD Negeri Kedungbulus 02 Pati. Banyaknya item soal yang digunakan 50 soal pilihan ganda dengan alokasi waktu 90 menit. Hasil uji coba tersebut kemudian dianalisis untuk dapat mengetahui validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran soal, sehingga dapat diperoleh soal-soal yang layak untuk mengambil data penelitian.

a. Validitas item soal

Perhitungan validitas dihitung dengan rumus product moment. Setelah rxy

didapatkan kemudian dikonsultasikan dengan rtabel yang didapat harga kritis r

product moment dengan N = 25 untuk taraf signifikan 5% diperoleh rtabel = 0,396

yang berarti valid.

Untuk selanjutnya hasil tes dari 50 butir soal didapat 30 butir soal yang valid yaitu butir soal nomor 1, 2, 5, 8, 9, 10, 11, 14, 17, 19, 20, 21, 24, 25, 27, 28, 29, 32, 33, 34, 35, 37, 40, 44, 45, 46, 47, 48, 49, dan 50.

b. Reliabilitas soal

Perhitungan reliabilitas menggunakan rumus KR-20 dapat dilihat pada

lampiran 10. Dari hasil perhitungan dengan menggunakan rumus alpha didapat r11

= 0,867. Hasil perhitungan rhit > rtabel yaitu 0,867 > 0,396 maka dikatakan

instrumen reliabel. c. Taraf kesukaran soal

Setelah dilakukan perhitungan indeks kesukaran soal, terdapat 27 soal yang termasuk kategori mudah yaitu nomor 1, 2, 9, 11, 15, 16, 18, 19, 20, 24, 27, 28, 29, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 41, 44, 45, 46, 47, 48, 49, dan 50. Untuk kategori sedang ada 19 yaitu nomor soal 3, 5, 6, 7, 8, 10, 13, 14, 17, 21, 22, 23, 25, 26, 30, 31, 32, 33, 40. Untuk kategori sukar ada 4 yaitu nomor soal 4, 12, 41, dan 43.

(10)

199

d. Daya pembeda soal

Setelah dilakukan perhitungan daya pembeda soal terdapat 1 soal memiliki klasifikasi daya pembeda cukup yaitu nomor soal 43. Serta yang lain memiliki klasifikasi daya pembeda jelek yaitu nomor soal 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 2, 36, 37, 38, 39, 40, 41, 42, 44, 45, 46, 47, 48, 49, dan 50.

e. Penentuan soal pretest dan posttest

Dari hasil uji coba instrument tes dapat disimpulkan, bahwa jumlah item soal yang kualitasnya memenuhi syarat sesuai dengan validitas, taraf kesukaran dan daya pembeda ada 30 item soal yang akan digunakan sebagai instrumen penelitian. Yang dijadikan soal pretest berjumlah 30 soal dan soal posttest berjumlah 30.

Uji prasarat meliputi uji normalitas awal dan uji normalitas akhir, homogenitas awal dan uji homogenitas akhir.

a. Analisis Awal: 1) Uji normalitas

Dari perhitungan uji normalitas kelas kontrol diperoleh harga mutlak selisih

yang paling besar L0 = 0,167 dengan n = 20 dan taraf nyata =0,05 dari daftar

nilai kritis L didapat Ltabel=0,190 karena L0 < Ltabel yaitu 0,167 < 0,190 maka H0 diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa data hasil belajar pretest siswa kelas kontrol berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

Dari perhitungan uji normalitas kelas eksperimen diperoleh harga mutlak

selisih yang paling besar L0 = 0,127 dengan n = 20 dan taraf nyata  = 0,05

dari daftar nilai kritis L di dapat Ltabel = 0,190 karena L0 < Ltabel yaitu 0,127 <

0,190 maka H0 diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa data hasil belajar

pretest siswa kelas eksperimen berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

2) Uji homogenitas

Terdapat dua kelas dalam penelitian ini yaitu kelas eksperimen dan kelas

kontrol. Peluang (1-α) = (1 – 0,05) = 0,95 dan dk = 2 – 1 = 1 diperoleh 2

tabel χ

= 3,84. Dari perhitungan di atas, diperoleh 2

hitung χ = 0,019. Karena 2 hitung χ < 2 tabel

χ yaitu 0,019 < 3,84, maka H0 diterima, artinya kedua kelas baik kelas

eksperimen dengan kelas kontrol mempunyai varians yang sama atau homogen.

b. Analisis akhir: 1) Uji normalitas

Dari perhitungan uji normalitas kelas kontrol menggunakan pembelajaran

PAILKEM diperoleh harga mutlak selisih yang paling besar L0 = 0,156 dengan

n = 20 dan taraf nyata = 0,05 dari daftar nilai kritis L di dapat Ltabel = 0,190

karena L0 Ltabel yaitu 0,156 < 0,190 maka H0 diterima. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa data hasil belajar posttest siswa kelas kontrol berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

Dari perhitungan uji normalitas kelas eksperimen yang mendapat perlakuan pembelajaran menggunakan pembelajaran PAILKEM diperoleh harga mutlak

selisih yang paling besar L0= 0,142 dengan n = 20 dan taraf nyata  = 0,05

dari daftar nilai kritis L didapat Ltabel = 0,190 karena L0 < Ltabel yaitu 0,142 <

(11)

200

siswa kelas eksperimen setelah diberi perlakuan menggunakan pembelajaran PAILKEM berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

2) Uji homogenitas

Terdapat dua kelas dalam penelitian ini yaitu kelas eksperimen dan kelas

kontrol. Peluang (1-

α

) = (1 – 0,05) = 0,95 dan dk = 2 – 1 = 1 diperoleh 2

tabel χ

= 3,84. Dari perhitungan di atas, diperoleh 2

hitung

χ = 1,544. Karena ,

yaitu 1,544 < 3,84, maka H0 diterima, artinya kedua kelas baik kelas eksperimen

maupun kelas kontrol mempunyai varians yang sama atau homogen. c. Uji Hipotesis

1) Uji t

Secara teoretis hipotesis dalam penelitian ini, yaitu:

Hipotesis nol (Ho): Tidak ada pengaruh penggunaan pembelajaran PAILKEM

terhadap hasil belajar Tematik Integratif siswa kelas IV SD Negeri Kedungblus 02 Pati.

Hipotesis alternatif (Ha): Ada pengaruh penggunaan pembelajaran PAILKEM terhadap hasil belajar Tematik Integratif siswa kelas IV SD Negeri Kedungbulus 02 Pati.

Kriteria H0 ditolak jika thitung  ttabel. Statistik yang digunakan adalah H0

ditolak jika t  t1 di mana t1 didapat dari distribusi student dengan dk = (n

 1). Analisis statistik data tes hasil belajar Tematik Integratif pada kelas kontrol dan kelas eksperimen dengan uji t. Berdasarkan lampiran 29 diketahui

bahwa nilai thitung = 3,581 dan untuk α = 0,05, peluang 0,95, dengan dk = 40,

diperoleh ttabel = 1,68 Karena nilai thitung > ttabel, yaitu 3,581 > 1,68, maka H0

ditolak dan Ha diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang

signifikan terhadap hasil belajar Tematik Integratif siswa kelas IV SD Negeri Kedungbulus 02 Pati.

3) Ketuntasan belajar

Berdasarkan hasil belajar kelas ekperimen dan kelas kontrol diperoleh 100% tuntas.

Berdasarkan perhitungan analisis data pada paparan di atas, maka di dalam pembahasan ini akan dijelaskan secara kualitatif mengenai hasil dari analisis data sebagai berikut. Data tes yang digunakan adalah dalam bentuk pretest dan

posttest. Hasil pretest kedua sampel menunjukkan bahwa rata-rata nilai kelas

eksperimen adalah 66,50 dan rata-rata nilai pretest kelas kontrol adalah 60. Hal ini menunjukkan bahwa kedua sampel berawal pada kondisi yang sama. Hasil

posttest antara kedua sampel menunjukkan bahwa nilai rata-rata kelas eksperimen

adalah 91,95 dan rata-rata nilai kelas kontrol adalah 81,70. Hal ini dapat ditunjukkan secara jelas pada hasil uji t, nilai t hitung pada kelas eksperimen-kontrol adalah 3,581 dan nilai t tabel 1,68. Jadi, nilai t hitung > t tabel. Sehingga H0 ditolak

dan Ha diterima. Maka pembelajaran PAILKEM efektif terhadap hasil belajar

Tematik Integratif siswa kelas IV SD Negeri Kedungbulus 02 Pati. Dari hasil nilai posttest dan pretest dapat dicari ketuntasan belajar siswa.

Pada kelas eksperimen ketuntasan belajar siswa mencapai 100%. Kelas kontrol ketuntasan belajar siswa mencapai 100%. Ketuntasan mencapai 100% yang dicapai oleh siswa menunjukan bahwa strategi pembelajaran PAILKEM berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Berdasarkan dari hasil analisis statistik, diperoleh

2 tabel 2

hitung χ

(12)

201

kesimpulan bahwa hipotesis H0 ditolak dan Ha diterima. Dari hipotesis tersebut

penggunaan pembelajaran PAILKEM dapat diterima dibandingkan dengan pembelajaran menggunakan metode konvensional, artinya hasil belajar Tematik Integratif siswa kelas IV, dari siswa kelas eksperimen lebih baik dari pada kelas kontrol. Berdasarkan hasil analisis akhir yang telah dilakukan dengan uji normalitas dan uji homogenitas menunjukkan bahwa kedua sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan homogen, sehingga dilakukan uji t. Dalam perhitungan uji t diperoleh harga thitung = 5,384 sedangkan harga ttabel = 1,68. Karena thitung > ttabel, maka

hipotesis nol ditolak dan terima hipotesis alternatif. Setelah melakukan analisis hipotesis dengan menggunakan uji t disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan, sehingga hasil belajar Tematik Integratif siswa yang mendapat perlakuan pembelajaran PAILKEM lebih baik dari pada siswa yang tidak.

PENUTUP

Berdasarkan analisis data dan pembahasan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa; ada pengaruh yang signifikan dalam penggunaan pembelajaran PAILKEM terhadap hasil belajar Tematik Integratif siswa kelas IV SD Negeri Kedungbulus 02 Kecamatan Gembong Kabupaten Pati Pada Tema Pahlawanku Subtema Sikap Kepahlawanan. Saran yang dapat peneliti sampaikan yaitu untuk guru, dengan penelitian ini diharapkan guru dapat mencoba menggunakan pembelajaran PAILKEM untuk diterapkan pada pembelajaran Tematik Integratif. Tujuannya agar siswa mempunyai semangat, kedisiplinan, rasa percaya diri serta termotivasi dalam pembelajaran, agar dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Menciptakan suatu pembelajaran yang kompetitif, hal ini bertujuan untuk melatih rasa ingin tahu yang tinggi, semangat, dan rasa untuk menghargai prestasi teman. Untuk siswa, lebih bisa menjaga sikap yang sopan kepada yang lebih tua. Tidak mengganggu teman dan membuat gaduh saat pembelajaran berlangsung. Dan lebih teliti dan disiplin dalam menyelesaikan tugas yang diberikan guru. Untuk Sekolah, menyediakan fasilitas yang memadai agar suasana belajar siswa dikelas maupun luar kelas nyaman. Dan ikut membantu kesulitan-kesulitan yang dialami guru dalam mengelola kelas.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

. . 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Hidayat, Sholeh. 2013. Pengembangan Kurikulum Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Kunandar. 2013. Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan

Kurikulum 2013) Suatu Pendekatan Praktis Disertai Dengan Contoh. Jakarta: PT

RajaGrafindo Persada.

Purwanto. 2009. Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Sardiman. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

(13)

202

Sudharto. 2009. Pengantar Ilmu Pendidikan. Semarang: IKIP PGRI SEMARANG PRESS.

Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Uno, Hamzah. B. Nurdin Mohamad. 2011. BELAJAR DENGAN

MENGGUNAKAN PENDEKATAN PAILKEM: Pembelajaran Aktif, Inovatif, Ligkungan, Kreatif, Efektif dan Menarik. Jakarta: Bumi Aksara.

Referensi

Dokumen terkait

AMIN FAHRUR RIDHO (2015), Skripsi, Departement Kurikulum dan Teknologi Pendidikan: Pengembangan Alat Asesmen Kemampuan Adaptabilitas Karir Melalui Tulisan dengan Menggunakan

Secara umum hasil penelitian menemukan tingkat kepekaan wilayah pesisir Kota Makassar terhadap pencemaran limbah padat (sampah) berada pada kategori sangat peka (Kecamatan

[r]

Sehubungan dengan telah dilakukannya evaluasi administrasi, teknis dan kewajaran harga serta formulir isian Dokumen Kualifikasi untuk penawaran paket pekerjaan tersebut diatas,

Saudara diminta untuk menyiapkan seluruh data/dokumen penawaran dan kualifikasi perusahaan yang asli dan sah sesuai yang disampaikan dalam penawaran dan dapat

Metode HEART bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis kesalahan operator dan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kesalahan operator sehingga melakukan

Karena sebagian besar dari mereka akan mengikuti berbagai kegiatan yang ada karena belum timbulnya kesadaran untuk melakukan berbagai kegiatan

PENGARUH PROFITABILITAS DAN KINERJA LINGKUNGAN TERHADAP PENGUNGKAPAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |