• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN RINGKASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN RINGKASAN"

Copied!
123
0
0

Teks penuh

(1)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga Laporan Ringkasan ini dapat diselesaikan. Sehubungan dengan kontrak kerja antara PPK Perencanaan dan Program, Satuan Kerja Balai Besar Wilayah Sungai Pemali

Juana dengan PT.GEODINAMIK KONSULTAN untuk pekerjaan ”DETAIL DESAIN CHECK DAM KALI GUNG KABUPATEN TEGAL” sesuai Kontrak Kerja No. KU.03.01-Ao.6.2/

PERPROG-BBWSPJ/KNT/06 tanggal 12 Mei 2011”, bersama ini kami sampaikan :

“ LAPORAN RINGKASAN “

Laporan ini secara umum berisi tentang hasil perencanaan check dam yang telah disusun dan telah digambar oleh Tim Konsultan sesuai dengan kondisi di lokasi pekerjaan dan hasil detail desain masing-masing check dam. Laporan Ringkasan ini disusun berdasarkan Laporan Akhir yang telah melaui proses pembahasan dalam diskusi Laporan Akhir Sementara

.

Demikian Laporan Ringkasan ini disusun dengan harapan dapat digunakan untuk memberikan gambaran desain check dam pada Kali Gung secara keseluruhan. Atas bantuan dan kerjasama dari semua pihak terkait, kami ucapkan terimakasih.

Semarang, November 2011 PT. Geodinamik Konsultan

Chrisnen, M. Eng. Team Leader

(2)

DAFTAR ISI

1 BAB 1 PENDAHULUAN...1

1.1. Umum...1

1.2. Latar Belakang Pekerjaan...2

1.3. Maksud Dan Tujuan Pekerjaan...2

1.4. Sasaran Pekerjaan...3

1.5. Lingkup Pekerjaan...3

1.6. Lokasi Kegiatan...4

...4

Gambar 1.1. Peta Lokasi Pekerjaan Desain...4

Check Dam Sub DAS Gung di Kabupaten Tegal...5

2 BAB 2 KONDISI UMUM DAERAH PEKERJAAN...1

2.1. Lokasi Pekerjaan...1

2.2. Kondisi Topografi Dan Geografi...1

Gambar 2.1. Peta Lokasi Sub DAS Gung...2

2.3. Kondisi Geologi Dan Tanah...3

2.3.1. Kondisi Geologi...3

Gambar 2.2. Peta Geologi Sub DAS Gung...4

2.3.2. Kondisi Tanah...4

2.4. Kondisi Sosial Ekonomi Dan Kependudukan...5

2.4.1. Kondisi Fisik...5

Tabel 2.1. Luas Penggunaan Lahan Menurut Kecamatan ...7

di Kabupaten Tegal, Tahun 2010...7

Tabel 2.2. Luas Penggunaan Lahan Menurut Kecamatan ...7

di Kabupaten Tegal, Tahun 2010 (Lanjutan)...7

2.5. Kondisi Hidroklimatologi (Iklim Dan Curah Hujan)...8

2.5.1. Iklim...8

2.5.2. Hujan...8

Tabel 2.3. Stasiun Hujan di Sub DAS Gung...9

Tabel 2.4. Stasiun Klimatologi Tuwel...9

Gambar 2.3. Peta Stasiun Hujan Sub DAS Gung...10

2.6. Survey Lokasi Alternatif As Check DAM...10

Gambar 2.4. Foto Lokasi Bangunan Talang Lebaksiu...12

(3)

Gambar 2.6. Foto – foto Hasil Survei Pendahuluan...14

3 BAB 3 HASIL ANALISIS DATA TEKNIS...1

3.1. Hasil Analisis Topografi...1

3.1.1. Maksud Dan Tujuan...1

3.1.2. Ruang Lingkup Pekerjaan...1

3.1.3. Pedoman Kerja...1

3.1.4. Pemasangan Patok Kayu, BM, Dan CP...2

3.1.5. Pengukuran Poligon...2

Gambar 3.1. Skema Jalur Pengukuran Poligon Sungai Gung...3

Tabel 3.1. Daftar Indeks Dan Toleransi Kesalahan Polygon...3

3.1.6. Pengukuran Sipat Datar...3

Gambar 3.2. Skema Jalur Pengukuran Sipat Datar Sungai Gung...4

Tabel 3.2. Index Kesalahan Sipat Datar...4

3.1.7. Koordinat Dan Elevasi Bench Mark (BM)...4

Tabel 3.3. Koordinat dan Elevasi Bench Mark (BM)...4

Gambar 3.3. BM LS 01...5

Gambar 3.4. BM LS 02...5

3.1.8. Rencana Pemanfaatan Ruang/Lahan...5

Gambar 3.5. Saluran Irigasi & Bendung Danawarih Kecamatan Balapulang...6

3.2. Komponen Lingkungan Geofisik Kimia ...6

3.2.1. Iklim dan Curah Hujan...6

3.2.2. Distribusi Pola Curah Hujan Bulanan...7

3.2.3. Distribusi Pola Debit Bulanan...7

3.2.4. Fisiografi dan Geologi...8

3.2.5. Hidrologi dan Kualitas Air...9

3.2.5.1. Iklim...9

3.2.5.2. Hujan...10

Tabel 3.4. Stasiun Hujan di Sub DAS Gung...10

Gambar 3.6. Peta Stasiun Hujan Sub DAS Gung...10

3.3. Hasil Penyelidikan Geologi...11

3.3.1. Maksud Dan Tujuan Pekerjaan...11

3.3.2. Lingkup Pekerjaan...11

3.3.3. Peralatan Yang Digunakan...11

3.3.4. Lokasi Kegiatan...12

3.3.5. Hasil Penyelidikan Geologi Teknik...12

(4)

3.3.5.1.1 Morfologi...12

3.3.5.1.2 Susunan dan Karakteristik Lapisan Tanah...12

3.3.5.2. .Keadaan Geologi Struktur...13

3.3.5.3. . Hasil Penyelidikan Lapangan...13

3.3.5.3.1 Hasil Penyelidikan Bor Mesin...13

Tabel 3.5. Kegiatan Pemboran Geologi Teknik...14

3.3.5.3.2 Hasil Pengujian Permeability...14

Tabel 3.6. Hasil Pengujian Permeability...14

3.3.5.3.3 Hasil Penyelidikan Bor Tangan...15

Tabel 3.7. Kegiatan Pemboran Tangan...15

3.3.5.3.4 Hasil Penyelidikan Test Pit...15

3.3.6. Hasil Pengujian Laboratorium...16

3.3.6.1. . Sampel Pemboran Mesin...16

3.3.6.2. . Sampel Pemboran Tangan...16

3.3.6.3. . Sampel Test Pit...16

3.4. Kesimpulan Dan Saran Hasil Analisa Geologi Teknik Dan Mekanika Tanah...17

3.4.1. Kesimpulan...17

3.4.2. Saran...18

3.5. Hasil Analisis Hidrologi...18

3.5.1. Maksud Dan Tujuan...18

3.5.2. Pengumpulan Data...18

Tabel 3.8. Rekapitulasi Kondisi Data Hujan Yang Tersedia...19

Tabel 3.9. Daftar Data Hujan Yang Tidak Lengkap...19

Tabel 3.10. Jarak Antar Stasiun Hujan(m)...20

3.5.3. Hasil Analisa Debit Banjir Rancangan...20

Tabel 3.11. Rekapitukasi Hasil Perhitungan Debit Banjir ...21

3.5.4. Hasil Analisa Sedimentasi...21

3.5.4.1. . Perhitungan Sedimentasi...21

Tabel 3.12. Perhitungan Sedimentasi ...22

3.5.4.2. . Studi Terdahulu...22

3.5.4.3. . Pendugaan Laju Sedumentasi...23

4 BAB 5 DESAIN CHECK DAM KALI GUNG...1

4.1. Umum...1

4.2. Referensi Dan Standar Perencanaan...1

4.3. Fungsi Check Dam...2

4.4. Tata Letak Check Dam...2

4.5. Persyaratan Keamanan Dan Stabilitas...3

4.6. Desain Hidrolik...4

(5)

4.7. Desain Struktur...4

4.8. Perencanaan Lubang Drainase...5

Gambar 4.3. Grafik Hubungan F dan τo/τc...7

4.9. Bahan Strukur Konstruksi Bangunan...7

4.10. Usulan Desain Check Dam Kali Gung...10

4.11. Hasil Kajian Desain Check Dam Kali Gung...11

4.12. Kegiatan Rencana Operasi Dan Pemeliharaan Check Dam Kali Gung...48

5 BAB 6 BOQ DAN RAB...1

5.1. Umum...1

5.2. Harga Dasar Upah, Bahan Dan Alat...1

5.3. Analisa Harga Satuan Pekerjaan...1

5.4. Volume Pekerjaan...1

5.5. Rencana Anggaran Biaya...2

5.6. Analisa Kelayakan ...3

5.6.1. Prakiraan Biaya...3

5.6.2. Biaya Finansial...4

5.6.2.1. Komponen Biaya Finansial...4

5.6.3. Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi ...7

5.6.4. Biaya Ekonomi...7

5.6.5. Manfaat Ekonomi...10

5.6.6. Analisa Ekonomi Pekerjaan...11

6.6.6.1. Economic Internal Rate of Return (EIRR)...11

6.6.6.2. Net Present Value (NPV)...11

6.6.6.3. Benefit Cost Rasio (BCR)...12

6.6.6.4. Analisa Sensitivitas...12

6 BAB 8 PENUTUP...1

6.1. Kesimpulan...1

(6)
(7)
(8)

1 BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Umum

Maksud dan tujuan dari penyusunan Laporan Ringkasan untuk Pekerjaan Detail Desain Check Dam Kali Gung Kabupaten Tegal, yang dikerjakan berdasarkan Kontrak Kerja No.

KU.03.01-Ao.6.2/PERPROG-BBWSPJ/KNT/06 tanggal 12 Mei 2011 dan Surat Perintah

Mulai Kerja (SPMK) No. PR.01.04-Ao.6.2/SPMK/Perprog/01 tanggal 12 Mei 2011 antara

SATUAN KERJA BALAI BESAR WILAYAH SUNGAI (BBWS) PEMALI - JUANA, PPK PERENCANAAN DAN PROGRAM dengan PT. GEODINAMIK KONSULTAN adalah untuk

memberikan gambaran kegiatan yang sudah dilakukan oleh Konsultan dimulai dari mobilisasi dan demobilisasi personil, pengumpulan data sekunder dan literatur terkait dengan pekerjaan ini, hasil suvey lapangan pendahuluan, konsep awal penanganan sistem sungai Gung, survey lapangan untuk masing-masing tahapan kegiatan (survey dan pemetaan topografi, survey bathimetri, survey sosial ekonomi kependudukan dan survey geologi teknik) dan keseluruhan tahapan pelaksanaan pekerjaan untuk kegiatan perencanaan teknis.

Langkah penanganan pekerjaan secara menyeluruh maupun tahapan kegiatan yang perlu

dilaksanakan secara terencana melalui kerjasama yang terpadu dan tanggung jawab yang penuh antar sesama tenaga ahli maupun dengan pihak lainnya yang terkait akan disajikan lebih jelas lagi pada Laporan Akhir untuk pekerjaan DESAIN CHECK DAM KALI GUNG ini.

Dalam melaksanakan pekerjaan ini PT. GEODINAMIK KONSULTAN senantiasa

berpedoman pada standar kriteria teknis perencanaan dan standar penelitian baku yang berlaku di lingkungan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM, DIREKTORAT JENDERAL

Pendahuluan

Pendahuluan

Pada Bab ini dibahas yang berkaitan dengan Maksud dan Tujuan Laporan Akhir, Latar Belakang Pekerjaan, Maksud dan Tujuan Pekerjaan, Ruang Lingkup Pekerjaan, dan Sistematika Penyusunan Laporan Akhir.

BAB

BAB

1

(9)

SUMBER DAYA AIR, SATUAN KERJA BALAI BESAR WILAYAH SUNGAI (BBWS) PEMALI - JUANA, PPK PERENCANAAN DAN PROGRAM.

1.2. Latar Belakang Pekerjaan

Hasil pemantauan hidrologis waduk-waduk maupun beberapa bendungan di Pulau

Jawa dari tahun menunjukkan penurunan ketersediaa air dan peningkatan sedimentasi. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil pengukuran sedimentasi di beberapa waduk dan sungai di Pulau Jawa. Hasilnya menunjukkan bahwa laju sedimentasi yang terjadi jauh lebih besar dari laju sedimentasi rencana, dari tahun ke tahun mengalami peningkatan.

Penyebabnya utama tingginya laju sedimentasi adalah rusaknya daerah tangkapan air dan

pengelolaan lahan yang kurang memperhatikan kaidah-kaidah konservasi tanah. Dampak langsung dari tingginya tingkat sedimentasi waduk dan sungai adalah kemampuan dan umur layanan waduk berkurang dan kapasitas sungai akan berkurang.

Melihat kondisi di atas maka dapat dikatakan bahwa tingkat kerusakan lingkungan dalam

Daerah Aliran Sungai (DAS) dirasakan telah meningkat, oleh karena itu sangat dibutuhkan pengelolaan daerah pengaliran sungai yang efektif dengan menekankan pada konservasi dan pengamanan terhadap lahan (khususnya lahan kritis) dan air, terutama di bagian hulu sungai.

Kali Gung yang termasuk dalam DAS Gung terletak di Wilayah Sungai Pemali Comal

dengan debit 17,80 m 3/dtk serta curah hujan rata - rata 1600-3200 mm/th.. Dari hasil studi terdahulu yaitu Studi Konservasi Kawasan Berlahan Kritis Hulu Wilayah Sungai (WS) Jratunseluna dan WS Pemali Comal, DAS Gung merupakan DAS prioritas dimana banyak terjadi kerusakan pada daerah tangkapan airnya. Tingkat erosi sungai juga dinilai tinggi, dimana disebagian daerah terdapat penambangan galian C, apabila tidak ditangani akan dapat merusak DAS tersebut.

Melihat kondisi tersebut sangat dibutuhkan pengelolaan daerah pengaliran sungai yang efektif

dengan menekankan pada konservasi dan pengamanan terhadap lahan (khususnya lahan kritis) dan air, terutama di bagian hulu Kali Gung (DAS Gung).

1.3. Maksud Dan Tujuan Pekerjaan

(10)

1. Melakukan identifikasi kerusakan dan Penyebab kerusakan yang terjadi pada DAS Gung.

2. Melakukan kajian terhadap rencana konservasi dan rencana pengembangan DAS Gung lengkap dengan rencana desainnya.

Tujuan dari pekerjaan ini adalah :

1. Menyiapkan Desain Check Dam Kali Gung Kabupaten Tegal dan upaya konservasi serta rencana pengembangan Check Dam Kali Gung melalui tahapan survai pengukuran, identifikasi, Desain, perhitungan BOQ dan rencana anggaran biaya hingga penyiapan dokumen tender.

2. Melakukan kajian penyebab dan penanganan permasalahan yang terjadi pada Check Dam Kali Gung serta melakukan Review Desain bangunan pada Check Dam Kali Gung.

1.4. Sasaran Pekerjaan

Sasaran Studi ini adalah :

1. Tersedianya hasil Desain Check Dam Kali Gung Kabupaten Tegal yang dilengkapi dengan angka – angka faktor keamanan Check Dam antara lain ditinjau dari material pelindung permukaan Check Dam, stabilitas lereng tubuh Check Dam, pondasi Check Dam, maupun stabilitas terhadap pengaruh gempa lengkap dengan rencana detail penanganan.

2. Dapat teridentifikasi dan dipahaminya permasalahan sedimentasi dan antisipasi kerusakan pada Check Dam Kali Gung secara detail dan disertai dengan upaya penanggulangannya.

3. Di dapatnya hasil kajian menyeluruh terhadap Check Dam Kali Gung, baik dari segi keamanan maupun terhadap upaya konservasi dan rencana pengembangan untuk mengoptimalkan fungsi Check Dam Kali Gung yang disertai rencana detail, Spesifikasi Teknik, RAB dan Tender Dokumen.

1.5. Lingkup Pekerjaan

Lingkup kerja secara garis besar pada pekerjaan DETAIL DESAIN CHECK DAM KALI GUNG KABUPATEN TEGAL sebagai berikut :

1. Pengumpulan Data dan Studi terdahulu. 2. Analisa data primer.

(11)

4. Survai Pengukuran Topografi .

5. Melakukan kajian Mekanika Tanah / Geologi Teknik. 6. Analisa dan Perhitungan Hidrologi.

7. Analisa dan Perhitungan Hidrolika. 8. Analisa erosi dan sedimentasi.

9. Analisa dan perhitungan stabilitas tubuh Check Dam.

10. Perencanaan Konservasi dan Rencana Pengembangan Check Dam Kali Sub DAS Gung 11. Perencanaan dan perhitungan Detail dan Penggambaran dengan autocad.

12. Penyiapan dokumen Odan P. 13. Menyiapkan metode pelaksanaan.

14. Perhitungan volume pekerjaan dan Rencana Anggaran Biaya.

15. Menyiapkan dokumen pengadaan jasa pemborongan termasuk didalamnya spesifikasi teknis sesuai Keppres No.80 Tahun 2003, berikut perubahannya serta Permen PU No.43 Tahun 2007.

16. Menyiapkan kesimpulan dan saran serta rekemendasi.

1.6. Lokasi Kegiatan

Kegiatan Jasa konsultansi ini harus dilaksanakan di Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kegiatan jasa konsultansi ini harus dilaksanakan di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Lokasi Pekerjaan pada DAS Gung, Kabupaten Tegal Provinsi Jawa Tengah.

Gambar 1.1. Peta Lokasi Pekerjaan Desain Lokasi rencana

Check Dam Kali Gung

(12)
(13)

2 BAB 2 KONDISI UMUM DAERAH PEKERJAAN

2.1. Lokasi Pekerjaan

Secara keseluruhan DAS Gung berada di wilayah administrstif Kabupaten Tegal. Pada

lokasi pekerjaan “DETAIL DESAIN CHECK DAM KALI GUNG” ini berada pada Sub Daerah Aliran Sungai (DAS) Gung, tepatnya di Kabupaten Tegal, Provinsi Jawa Tengah. Sub DAS Gung ini berada di bawah wewenang Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana.

2.2. Kondisi Topografi Dan Geografi

DAS Gung merupakan bagian dari satuan wilayah sungai Pemali-Comal yang berada

di Pantura Jawa Tengah Bagian Barat. Batas - batas administrasi DAS Gung adalah sebelah Utara berbatasan dengan Kota Tegal dan Laut Jawa. Sebelah Selatan berbatasan dengan Gunung Slamet. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Pemalang. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Brebes. DAS Gung dihitung dari rencana lokasi check dam di hilir talang Lebaksiu memiliki luas kurang lebih 202 km2. DAS Gung terletak di wilayah administratif kabupaten Tegal Secara geografis

DAS Gung terletak antara 109°08'05" — 109009'04" BT dan antara 7°02'47” - 7°14'05"

LS. Elevasi di DAS Gung bervariasi dari 135 m sampai 1.300 m, sehingga banyak terbentuk alur-alur alamiah dari anak Gunung Slamet, yang mengalir menuju ke arah Kali Gung, dataran rendah dan bermuara ke Laut Jawa..

Kondisi Umum Daerah

Kondisi Umum Daerah

Pekerjaan

Pekerjaan

Bab ini menjelaskan mengenai kondisi eksisting wilayah pekerjaan, dilihat dari sudut pandang topografi dan Geografi, Kondisi Geologi, Kondisi Sosial Ekonomi dan Kependudukan, Keadaan Hidroklimatologi, Ringkasan Survai Pendahuluan

BAB

BAB

2

(14)

Gambar 2.1. Peta Lokasi Sub DAS Gung

Kemiringan lahan bervariasi antara mendekati 0% di kawasan pantai sampai 15% di hulunya, di lereng gunung. Lahan dengan kemiringan 0-8% sebanyak 86,62%, kemiringan 8-15% sebanyak 9,57%, 15-25% sebanyak 3,18%, kemiringan 25-400/; sebanyak 0,55%, kemiringan >40% sebanyak 0,09%.

(15)

2.3. Kondisi Geologi Dan Tanah 2.3.1. Kondisi Geologi

Kondisi geologi dari wilayah kajian dipengaruhi oleh konsep pergerakan tektonis dari

lempeng-lempeng benua. Pulau Jawa terletak pada ujung dari lempeng Pasifik Selatan yang bergerak ke arah selatan dan secara perlahan-lahan bertumbukan dengan lempeng Australia. Sebagai akibat tumbukan ini, lempeng Australia tertekan ke bawah yang ditandai antara lain oleh suatu palung yang dalam di Laut Jawa. Palung ini adalah tempat bersemainya sejumlah gempa bumi tektonis, tetapi karena letak palung ini sekitar 100 km dari pantai selatan Pulau Jawa dan dalam radius hampir 200 km dari wilayah kajian ini, maka peristiwa seisimik yang timbul oleh karenanya hampir dapat diabaikan.

Pulau Jawa secara geologis memiliki banyak retakan yang diakibatkan tumbukan

antar lempeng benua tersebut di atas, sehingga geologi pulau ini dapat digambarkan terdiri atas blok-blok batuan yang dipisahkan oleh rangkaian retakan-retakan. Banyak dari retakan itu menjadi semacam saluran di mana kegiatan magma di dalam kulit bumi menampilkan diri sebagai aktifitas vulkanis di permukaan tanah. Berbagai gerakan dari blok batuan, perlipatan yang rumit di dalam blok-blok batuan, peristiwa-peristiwa vulkanis, erosi dan perubahan dasar laut telah memahat rupa Pulau Jawa.

DAS Gung adalah gambaran dari rangkaian berbagai peristiwa ini. Retakan-retakan besar menjadi batas daerah tangkapan air dari wilayah sungai ini. Perbukitan Kendeng yang merupakan lipatan antiklinal terbentuk pada periode Plio-Pleistosen, ketika Pulau Jawa mulai terangkat akibat tumbukan lempeng benua.

Berdasarkan keadaan geologinya DAS Gung terdiri dari aluvium, fasies batu

gamping, dan fasies sedimen. Luas daerah yang tersusun dari formasi batuan aluvium mencapai 23,75% dari seluruh luas DAS. Luas daerah yang tersusun dari formasi batuan Fasies Sedimen mencapai 73,09% dan luas daerah yang tersusun dari formasi batuan Fasies Bata Camping hanya berkisar 3,07%.

(16)

Gambar 2.2. Peta Geologi Sub DAS Gung

2.3.2. Kondisi Tanah

Jenis tanah yang terdapat di Kabupaten Tegal antara lain adalah Aluvial (34,93%), Regosol (24 %), Latosol (23,69 %), Grumosol (9,42 %), Andosol (4,29 %) dan jenis lain-lain (3,67 %). Tanah Aluvial merupakan jenis terluas yang ada di Kabupaten Tegal yaitu seluas 30.698,575 hektar yang merupakan tanah potensial untuk pengembangan produk pertanian seperti padi, palawija, hortikultura, perkebunan, perikanan dan lain-lain.

Berdasarkan jenis tanahnya, DAS Gung dikelompokkan dalam 4 jenis tanah yaitu :

a. Aluvial

Tanah berasal dari endapan barn, berlapis – lapis, bahan organic jumlahnya berubah tidak teratur dengan kedalaman. Hanya terdapat epipedon ochrik, histrik atau sulfurik, kandungan pasir kurang dari 60% (run off to curve number C)

b. Grumusol

Tanah dengan kadar liat lebih dari 30% bersifat mengembang dan mengerut. Kalau musim kering tanah keras dan retak – retak karena mengerut, kalau basah

(17)

lengket (mengembang) (run off to curve number D). Tanah grumosol terdiri dari beberapa macam; grumusol pada batu kapur, grumusol pada sedimen tuff, grumusol pada lembah-lembah kaki pegunungan, grumusol endapan aluvial. Kesuburan cukup. dimanfaatkan untuk pertanian padi, dan tebu.

c. Latosol

Tanah mineral yang ketebalannya 20 cm atau kurang. Di bawahnya terdapat batuan keras yang terpadu (run off to curve number D). Tanah latosol terdiri dari ; latosol merah kuning, cokelat kemerahan, cokelat, cokelat kekuningan. Tanah ini cocok dimanfaatkan untuk pertanian padi, palawija, kelapa, dan tebu. Penyebarannya di sekitar lereng gunung-gunung berapi.

d. Regosol

Tanah regosol belum jelas menampakkan pemisahan horisonnya. Tanah regosol terdiri dari: regosol abu vulkanik, bukit pasir, batuan sedimen, tanah ini cukup subur.

e. Andosol

Tanah ini terbentuk dari endapan abu vulkanik yang telah mengalami proses

pelapukan, merupakan jenis tanah mineral yang telah mengalami perkembangan profil, solum agak tebal, warna agak coklat kekelabuan hingga hitam. Tanah andosol dengan horison A yang tebal, gembur dan kaya akan mineral. Karena mengandung unsur hara sedang hingga rendah (N,P dan K) maka, kebanyakan petani memanfaatkan jenis tanah andosol untuk fungsi perkebunan seperti teh.

2.4. Kondisi Sosial Ekonomi Dan Kependudukan 2.4.1. Kondisi Fisik

1. Letak Geografis

Kabupaten Tegal merupakan salah satu daerah Kabupaten di Propinsi Jawa Tengah dengan ibukota Slawi dan terletak : 108o 57' 6" – 109o 21' 30" Bujur Timur

dan antara 6o 50' 41" – 7o 15' 30" Lintang selatan Dan mempunyai letak yang

sangat Strategis pada jalan Semarang - Tegal - Cirebon serta Semarang - Tegal - Purwokerto dan Cilacap dengan fasilitas pelabuhan di kota Tegal.

Batas administratif Kabupaten Tegal yaitu:

(18)

• Timur : Kabupaten Pemalang • Barat : Kabupaten Brebes

• Selatan : Kabupaten Brebes dan Kabupaten Banyumas

Secara Topografis Kabupaten Tegal dibagi dalam 3 (tiga) kategori 1. Daerah Pantai : Meliputi Kecamatan Kramat, Surodadi dan Warurejo

2. Daerah Dataran Rendah : Meliputi Kecamatan Adiwerna, Dukuhturi, Talang, Tarub, Pagerbarang, Dukuhwaru, Slawi, Lebaksiu, sebagian wilayah Surodadi, Warurejo, Kedungbanteng dan Pangkah.

3. Daerah Dataran Tinggi : Meliputi Kecamatan Jatinegara, Margasari, Balapulang, Bumijawa, Bojong dan sebagian Pangkah, Kedungbanteng

2. Luas Wilayah

Kabupaten Tegal luas wilayahnya + 87.878.555 Ha ( 878,79 Km2 ) yang berupa

tanah sawah dan tanah kering dengan ketinggian masing-masing wilayah sebagai berikut :

1. Wilayah Slawi sekitarnya : 42 Meter 2. Wilayah Lebaksiu sekitarnya : 135 Meter 3. Wilayah Bumijawa sekitarnya : 949 Meter 4. Wilayah Kramat sekitarnya : 11 Met.

3. Luas Penggunaan Lahan

Sebagian besar penggunaan lahan di Kabupaten Tegal berupa Lahan Sawah

yang mencapai 45,84 %, sedangkan yang lainnya berupa hutan negara 21,60 %, Bangunan 13,37 %, Tegalan 10,96 % dan lain-lain 5,23 %. Sebagai daerah agraris yang kebanyakan penduduknya hidup dari pertanian dan berladang, sebagian wilayah Kabupaten Tegal terdiri atas lahan sawah yang mencapai luas 40.288 ha, tegalan 9.635 ha. Untuk lebih jelasnya, maka gambaran penggunaan lahan di Kabupaten Tegal dapat dilihat pada Tabel 2-1 berikut ini :

(19)

Tabel 2.1. Luas Penggunaan Lahan Menurut Kecamatan di Kabupaten Tegal, Tahun 2010

No Kecamatan Lahan Penggunaan Lahan (Ha) Sawah Bangunan Tegalan

(1) (2) (3) (4) (5) 1 Margasari 3.465 851 711 2 Bumijawa 2.278 1.261 2.137 3 Bojong 2.246 297 896 4 Balapulang 3.450 592 1.359 5 Pagerbarang 2.649 577 99 6 Lebaksiu 2.784 714 413 7 Jatinegara 2.111 663 1.845 8 Kedungbanteng 1.395 322 1.222 9 Pangkah 1.774 874 158 10 Slawi 640 617 59 11 Dukuhwaru 1.900 557 17 12 Adiwerna 1.203 953 0 13 Dukuhturi 807 768 76 14 Talang 1.064 190 2 15 Tarub 1.821 526 40 16 Kramat 2.262 104 232 17 Surodadi 4.260 1.004 105 18 Warurejo 4.179 880 264 Jumlah 40.288 11.750 9.635

Sumber: BPN Kab. Tegal 2010

Tabel 2.2. Luas Penggunaan Lahan Menurut Kecamatan di Kabupaten Tegal, Tahun 2010 (Lanjutan)

No Kecamatan Penggunaan Lahan (Ha)Hutan Jumlah

Negara RakyatHutan Lain-Lain

(7) (8) (9) (10) 1 Margasari 3.182 476 8.684 2 Bumijawa 2.422 104 654 8.855 3 Bojong 1.544 165 704 5.852 4 Balapulang 1.883 207 7.491 5 Pagerbarang 831 144 4.300 6 Lebaksiu 38 143 4.095

(20)

No Kecamatan

Penggunaan Lahan (Ha)

Jumlah Hutan

Negara RakyatHutan Lain-Lain

(7) (8) (9) (10) 7 Jatinegara 3.247 96 7.962 8 Kedungbante ng 4.884 939 8.762 9 Pangkah 115 472 158 3.551 10 Slawi 4 43 1.363 11 Dukuhwaru 184 2.386 12 Adiwerna 3 227 1.837 13 Dukuhturi 97 1.748 14 Talang 581 2.658 15 Tarub 295 2.682 16 Kramat 1.251 3.849 17 Surodadi 204 5.573 18 Warurejo 880 191 6.231 Jumlah 18.986 786 6.593 87.879

Sumber: BPN Kab. Tegal 2010

2.5. Kondisi Hidroklimatologi (Iklim Dan Curah Hujan) 2.5.1. Iklim

Kabupaten Tegal beriklim tropis, dengan rata2 curah hujan sepanjang tahun sebesar

124 mm. Curah hujan tertinggi terjadi pada Bulan Februari sebanyak 360 mm dengan kelembaban 88%, tekanan udara 1.008,2 hPa, kecepatan angin 4 Knots, Suhu udara rata-rata 27,40C dan Lama penyinaran matahari 207 jam serta Penguapan air sebesar

145,90 mm

2.5.2. Hujan

Sumber data yang digunakan untuk referensi stasiun pencatat hujan adalah

stasiun-stasiun yang ada di dalam koordinasi Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG). Dalam wilayah studi terdapat 12 stasiun pencatat hujan. Berikut ini ditampilkan lokasi dari masing-masing stasiun (Tabel 2-3 )

a. Data curah hujan di DAS K. Gung dari stasiun Danawarih, Bojong, Kemaron, Kalibakung, Bumi Jawa, Cawitali dari tahun 1990 – 2010.

b. Data curah hujan dari daerah irigasi dari stasiun Danawarih, Balapulang, Lebaksiu, Pangkah, Pesayangan dari tahun 1990 – 2010.

(21)

c. Data debit sungai (dari pengambilan dan yang melimpah) di Bendung Danawarih dari tahun 1998 – 2007. Data sebelumnya hanya debit pengambilan, sedangkan yang melimpah tidak dicatat.

Tabel 2.3. Stasiun Hujan di Sub DAS Gung N

o Nama Stasiun

Lokasi

Kecamatan Kabupaten

1 Danawarih Balapulang Tegal

2 Bojong Bojong Tegal

3 Kemaron Bojong Tegal

4 Kalibakung Balapulang Tegal

5 Bumi Jawa Bumi Jawa Tegal

6 Ciawitali Bogorejo Tegal

7 Balapulang Balapulang Tegal

8 Lebaksiu Lebaksiu Tegal

9 Pangkah Pangkah Tegal

1

0 Pesayangan Pangkah

Tegal

Sumber : Dinas PSDA Provinsi Jawa Tengah

Data klimatologi yang digunakan adalah data yang tercatat di Stasiun Klimatologi Tuwel,Tegal, karena dianggap yang terdekat dan dapat mewakili kondisi klimatologi daerah lokasi studi.

Tabel 2.4. Stasiun Klimatologi Tuwel Bulan Suhu rata-rata (° C) Kelembaban relatif (%) Penyinaran matahari (%) Kecepatan angin (Km/hari) Penguapan Pan “A” (° C) Jan 25.18 94.09 40 434.34 4.31 Peb 26.24 93.33 60 226.48 3.10 Mar 25.23 93.30 52 391.39 2.45 Apr 25.15 93.33 69 280.05 1.90 Mei 24.98 93.39 73 131.52 4.76 Jun 24.69 93.33 84 158.28 1.83 Jul 24.56 93.33 83 270.94 3.87 Ags 24.53 93.33 98 642.68 5.77 Sep 24.60 93.33 97 497.67 3.87 Okt 25.02 93.33 96 467.84 2.23 Nop 24.98 93.33 84 322.90 14.87 Des 25.00 93.33 53 271.39 28.29 Rata-rata 25.01 93.40 74 341.29 6.44

(22)

Gambar 2.3. Peta Stasiun Hujan Sub DAS Gung

2.6. Survey Lokasi Alternatif As Check DAM

Konsultan perencana telah melakukan kegiatan kunjungan ke lapangan yang

dilaksanakan bersama pihak BBWS Pemali Juana selaku pengguna Jasa. Survei

U

S

(23)

pendahuluan ini dilaksanakan dengan maksud untuk mengetahui secara sekilas mengenai kondisi di lapangan dan sebagai langkah awal untuk survai yang lebih detail. Selain itu, pada survai pendahuluan ini juga untuk mencari alternatif lokasi penempatan rencana lokasi check dam. Dari hasil survai pendahuluan sementara dipilih 4 lokasi alternatif untuk penempatan check dam.

Lokasi alternatif

rencana check dam berada di Lebaksiu – Kabupaten Tegal, alternatif lokasi checkdam tersebut berjarak sekitar ± 0,20 km dari lokasi Check Dam yang rusak pada saat ini. Posisi rencana check dam berada di alur Sungai Gung setelah lokasi Talang Irigasi di Lebaksiu. Untuk mencapai lokasi rencana check dam tersebut, dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan roda empat maupun roda dua, melalui Jalan Raya Tegal menuju Lebaksiu. Dari arah Kota Tegal, lokasi Lebaksiu berada di selatan dengan lokasi checkdamnya berbelok ke kiri dari jalan raya. Keberadaan bangunan talang irigasi di Lebaksiu sangat penting karena mengairi areal irigasi yang cukup luas di bagian hilirnya. Bangunan talang yang melintangi Sungai Gung saat ini kondisinya terancam akibat degradasi pada bagian hilir pilarnya sebagai dampak dari rusaknya bangunan check dam di hilir talang tersebut, disamping juga adanya penambangan galian C disekitar lokasi talang tersebut. Benchmark (BM) referensi akan diambil dari bangunan talang tersebut dengan menelusuri identitasnya dan untuk selanjutnya akan dipakai dalam kegiatan pengukuran topografi jika posisi masih BM tersebut tidak terjadi pergeseran yang berarti.

(24)

Gambar 2.4. Foto Lokasi Bangunan Talang Lebaksiu

Lokasi as Check Dam ini diambil sebagai alternatif penempatan check dam dengan

anggapan apabila ditempatkan check dam pada alur sungai setelah pertemuan Sungai Gung dengan Sungai Kedungprau diharapkan bangunan dapat menangkap sedimen dari Sungai Gung dan Sungai Kedungprau (S. Sambongori), selain itu dengan pemilihan posisi tersebut diharapkan akan menghasilkan daerah tampungan yang besar, yaitu daerah delta di antara kedua sungai..

(25)
(26)

Berikut ini adalah Foto-foto hasil survai Pendahuluan di lokasi pekerjaan

Bagian hulu dari talang Lebaksiu. Kondisi Bangunan pengendali sedimen yang lama telah rusak

Bendung Danawarih di bagian hulu dari Talang

Lebaksiu Kondisi Kali Gung di hilir Bendung Danawarih arah Lebaksiu

(27)

3 BAB 3 HASIL ANALISIS DATA TEKNIS

3.1. Hasil Analisis Topografi 3.1.1. Maksud Dan Tujuan

Maksud dan tujuan pekerjaan pengukuran topografi adalah untuk mendapatkan gambaran

bentuk permukaan tanah yang berupa situasi dan ketinggian serta potongan memanjang dan melintang Sungai Gung dan anak sungainya

3.1.2. Ruang Lingkup Pekerjaan

Pelaksanaan pekerjaan pengukuran topografi dan pemetaan Sungai Gung dan anak

sungainya meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut :

• Pemasangan patok kayu, Bench Mark (BM) dan Control Point (CP)

• Pengukuran poligon utama dan cabang

• Pengukuran sipat datar atau Waterpass

• Pengukuran situasi detail Sistem Sungai Gung skala 1:2.000.

• Pengukuran penampang memanjang dan melintang Sungai Gung sepanjang ± 40 km.

• Perhitungan data dan pengeplotan di kertas milimeter di lapangan

• Perhitungan dan Penggambaran di kantor.

3.1.3. Pedoman Kerja

Agar tujuan dari pekerjaan ini dapat dicapai dengan baik, maka pelaksanaan pekerjaan ini berpedoman pada :

• Spesifikasi Teknis yang ada dalam KAK, sebagai pedoman kualitas agar dalam pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan prosedur dan tingkat ketelitian yang disyaratkan.

HASIL ANALISA DATA

HASIL ANALISA DATA

TEKNIS

TEKNIS

Bab ini membahas hasil analisa data teknis yang dilakukan oleh Konsultan berdasarkan data sekunder dan data primer yang sudah diperoleh. Hasil analisis data teknis ini nantinya dipakai dalam perencanaan detail desain check dam Kali Gung

BAB

BAB

3

(28)

• Petunjuk Direksi di Lapangan selama pelaksanaan operasional.

3.1.4. Pemasangan Patok Kayu, BM, Dan CP

1. Pemasangan Patok Kayu

Patok kayu dipasang di sepanjang saluran di sebelah kanan melingkupi (loop) batas pengukuran yang berfungsi sebagai kerangka pengukuran. Ukuran patok kayu yang dipasang mengikuti spesifikasi teknis yaitu 5/7 cm dengan panjang 50 cm, ditanam 40 cm dan bagian atasnya 10 cm diberi cat merah dan paku payung. Penomoran patok dilakukan setelah patok dipasang dengan baik, pemberian nomor patok disesuaikan dengan kode pada peta kerja dan urutan nomor patok di lapangan.

2. Pemasangan BM dan CP

Pemasangan Bench Mark (BM) baru berjumlah 5 buah dan Control Point (CP) berjumlah 3 buah, pemasangan ditempatkan pada daerah sekitar saluran yang posisinya dipasang pada lokasi yang aman, tanah yang stabil dan mudah dicari.

Ukuran dan konstruksi Bench Mark (BM) yang dipasang mengikuti spesifikasi teknis yaitu 20 x 20 x 100 cm dan Control Point (CP) 10 x 10 x 80 cm dan dicat warna biru. Setiap BM dan CP diberi nomor kode yang teratur sesuai petunjuk Direksi.

3.1.5. Pengukuran Poligon

Pengukuran kerangka horizontal (poligon) sebagai kerangka dasar pemetaan dilaksanakan dengan poligon tertutup yang diikatkan pada titik referensi BM.82 yang telah ada di lapangan dan diketahui koordinatnya.

Jalur pengukuran poligon yang dilakukan dibagi menjadi 3 (tiga) loop tertutup untuk Sungai Gung. Pengukuran sudut dan jarak menggunakan alat Total Station GTS 235N. Pengukuran poligon melalui Bench Mark (BM) dan titik Control Point (CP) dan pengukuran dilakukan menyusuri sepanjang jalur saluran. Sketsa jalur pengukuran poligon dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

(29)

BM 01 H I.1 0 T P .2 H U .1 0 X.4 T P .1

Skema Jalur Polygon Cekdam Kaligung, Lebaksiu

X.2

T

B

.5

Gambar 3.1. Skema Jalur Pengukuran Poligon Sungai Gung

Hasil perhitungan evaluasi ketelitian dari pengukuran sudut dan jarak (poligon), sebagai berikut :

Tabel 3.1. Daftar Indeks Dan Toleransi Kesalahan Polygon

No

Jumlah Titik

Toleransi

Salah Sudut Salah Sudut

Panjang (M) Salah Indeks N 30"√ N " LOOP 1 BM 82 - Hu. 10 7 90 10 1.072 1 : 6 651 LOOP 2 TP. 1 - X. 4 4 60 2.6 341 1 : 7 353 LOOP 3 BM 82 - Hi. 10 17 124 16 960 1 : 7 927

DAFTAR INDEKS DAN TOLERANSI KESALAHAN POLYGON Pekerjaan : Pengukuran Cekdam Kaligung , Lebaksiu

Jalur Polygon

3.1.6. Pengukuran Sipat Datar

Pengukuran sipat datar (levelling) dilakukan melalui titik-titik poligon dan titik cross saluran yang terikat pada titik referensi BM.BBWS.LS 16 yang telah ada di lapangan dan diketahui koordinat dan elevasinya.

Jalur pengukuran sipat datar (levelling) yang dilakukan untuk Gung dibagi menjadi 3 (tiga) loop tertutup. Pengukuran menggunakan alat ukur automatic level/Waterpass Wild Nak-2. Sketsa jalur pengukuran sipat datar (levelling) dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

(30)

+7.553 +7.552 +6.585 +6.586 Dexz. P .1 0 P .5 + 5 0 B M .0 1 H u .5 H u .1 0

Skema Jalur Waterpass Cekdam Kaligung, Lebaksiu

-8.934 -8.935 -19.263 -19.262 -7.7 71 -7.7 71

Referensi Elevasi diambil dari : - Dexzert Bangunan Talang + 142.187

S. Kal igung

Gambar 3.2. Skema Jalur Pengukuran Sipat Datar Sungai Gung

Hasil perhitungan evaluasi ketelitian pengukuran sipat datar (levelling), sebagai berikut :

Tabel 3.2. Index Kesalahan Sipat Datar

Lokasi : Panjang Route ( δD ) Km Koreksi ( δH' ) mm Toleransi (10x√Δd) mm Index Kesalahan Dexz. BM LS 01 0.083 0 3 0.0000 - Hu. 5 0.524 1 7 0.1381 - BM LS 01 0.541 1 7 0.1360 - P.5+50 0.496 1 7 0.1420 - P.10 0.522 1 7 0.1384

INDEX KESALAHAN SIPAT DATAR

Cekdam Kaligung, Lebaksiu

Hu. 5 BM LS 01 P.5+50

Route / Jalur

Hu.10

3.1.7. Koordinat Dan Elevasi Bench Mark (BM)

Koordinat dan elevasi Bench Mark (BM) pada Kali Gung dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Sedangkan foto-foto BM yang dipasang di lokasi pekerjaan akan disajikan pada bagian Lampiran.

Tabel 3.3. Koordinat dan Elevasi Bench Mark (BM)

No

Patok

X (m)

Y (m)

Elevasi (m)

1

BM LS 01

295 638. 266

9 220 605 . 073

+ 134. 416

(31)

Gambar 3.3. BM LS 01

Gambar 3.4. BM LS 02

3.1.8. Rencana Pemanfaatan Ruang/Lahan

Dalam kaitan dengan kegiatan Desain Check Dam Sub DAS Gung, berdasarkan uraian kebijaksanaan tata ruang yang telah disajikan, maka aktivitas penataan sistem sungai dan konservasi sumberdaya alam telah sesuai dengan peruntukan ruang di wilayah tersebut.

(32)

Atas dasar hal tersebut maka dalam jangka panjang, setelah lahan daerah irigasi dikembangkan agar tetap dipertahankan sebagai areal persawahan untuk mempertahankan ketahanan pangan wilayah tersebut, dan diupayakan untuk tidak dialihfungsikan untuk peruntukan lainnya.

Areal pertanian lahan basah (persawahan) yang terdapat di wilayah studi terdiri dari areal persawahan setengah teknis, non teknis dan sawah tadah hujan. Sehingga di wilayah studi sudah terdapat sarana irigasi teknis. Bangunan irigasi yang ada dijumpai di hampir diseluruh desa berupa jaringan irigasi.

Gambar 3.5. Saluran Irigasi & Bendung Danawarih Kecamatan Balapulang

3.2. Komponen Lingkungan Geofisik Kimia 3.2.1. Iklim dan Curah Hujan

Secara geografis DAS Gung terletak antara 109°08'05" — 109009'04" BT dan antara 7°02'47”

- 7°14'05" LS. Elevasi di DAS Gung bervariasi dari 135 sampai 1.300 m, sehingga banyak terbentuk saluran-saluran alamiah, yang membuang air ke dataran rendah dan laut di beberapa tempat.

Wilayah studi dapat diklasifikasikan beriklim tropis dengan dua arah angin musiman, secara signifikan sangat berpengaruh terhadap pola kejadian musim hujan di lokasi sebaran daerah pekerjaan. Parameter klimatologi : temperatur udara, kelembaban relatif, lama penyinaran matahari dan kecepatan angin di bagian wilayah Kabupaten Tegal berdasarkan data pos klimatologi.

Berdasarkan siklus hidrologi, temperatur terendah (kelembaban relatif tertinggi) terjadi antara bulan Desember – Februari, dan temperatur tertinggi (kelembaban relatif terendah) terjadi antara bulan Juli – September. Dimana pada bulan-bulan tersebut merupakan puncak musim hujan (bulan basah) dan kemarau (bulan kering), khususnya di bagian wilayah Kabupaten Tegal.

(33)

Penyinaran matahari tertinggi terjadi antara bulan Juli – September, dimana pada bulan-bulan tersebut merupakan bulan-bulan kering dengan curah hujan rendah. Kecepatan angin tertinggi, juga terjadi antara bulan Juli – september, dimana pada bulan-bulan tersebut pergerakan arah angin di lokasi daerah pekerjaan lebih didominasi oleh angin musim timur – tenggara.

Pengaruh pergerakan angin musim barat – barat laut yang sering terjadi bersamaan dengan hujan badai (storm rainfall) antara bulan Nopember – Februari umumnya berlansung selama kejadian hujan dan kurang berpengaruh terhadap nilai rata-rata bulanan dibandingkan dengan angin musim timur - tenggara.

3.2.2. Distribusi Pola Curah Hujan Bulanan

Peta isohiet jaringan pos curah hujan Propinsi Jawa Tengah telah disusun dalam Proyek Pembinaan Pengairan Jawa Tengah (P3SU) menggunakan data pencatatan curah hujan periode panjang (long-term) pos BMG. Berdasarkan peta tersebut, rata-rata curah hujan wilayah daerah-daerah aliran sungai (DAS) di daerah proyek berkisar antara 1200 – 1300 mm per tahun.

Pola hujan bulanan di wilayah Kabupaten Tegal bervariasi berdasarkan ruang dan waktu. Pola musim hujan di bagian wilayah pantai utara secara signifikan lebih didominasi oleh pergerakan angin musim barat – barat laut.

Musim hujan di bagian wilayah utara dan selatan Kabupaten Tegal pada umumnya, dan wilayah Sub DAS Gung pada khususnya, masing-masing didominasi oleh pergerakan angin musim barat – barat laut dan angin musim timur – tenggara dengan perbedaan pola hujan musiman: musim hujan dan kemarau jelas.

Berdasarkan fenomena tersebut mengindikasikan bahwa jumlah curah hujan bulanan tinggi (di atas rata-rata) di bagian wilayah tengah Kabupaten Tega; pada umumnya, dan lokasi Sub DAS Gung pada khususnya terjadi antara bulan Nopember – Maret. Sedangkan curah hujan rendah (di bawah rata-rata) terjadi antara bulan April – Oktober, dengan persentase jumlah hujan tahunan masing-masing 64% (Nopember – Maret) dan 36% (April – Oktober).

3.2.3. Distribusi Pola Debit Bulanan

Distribusi debit aliran sungai di beberapa DAS (sub DAS) di wilayah utara dan selatan Kabupaten Tegal secara signifikan mengikuti pola hujan di masing-masing bagian daerah aliran sungai (sub DAS).

(34)

3.2.4. Fisiografi dan Geologi

Geologi daerah penyelidikan berdasarkan Peta Geologi Bersistem Indonesia Lembar Kudus (1409-3) skala 1 : 100.000 oleh T. Suwarti dan R. Wikarno, Bandung tahun 1992, Lembar Magelang dan Semarang (1408-5 , 1409-2) skala 1 : 100.000 oleh R.E. Thanden, H.Sumadirdja, P.W. Richards, K.Sutisna dan T.C.Amin, Bandung tahun 1996, Lembar Salatiga I (1408-6) skala 1 : 100.000 oleh Sukardi dan Budhitrisna, Bandung 1992 sebagai berikut :

A.

Fisiografi dan Morfologi

Secara fisiografi, daerah kajian termasuk dalam wilayah perbukitan di bagian hullu dan dataran rendah pantai utara Jawa. Dilihat dari bentang alamnya, morfologi daerah ini adalah bervariasi mulai satuan perbukitan dan satuan dataran rendah dengan ketinggian kurang dari 40 m dari muka laut. Untuk satuan dataran rendah dicirikan oleh pola aliran sungai dan saluran pembuang irigasi yang sejajar, hampir sejajar dan Anastomatik. Daerah dataran rendah ini termasuk persawahan, rawa dan pertambakan. Dataran rendah ini dikenal sebagai dataran rendah Kalibeng. Pada lembar ini dilalui oleh sungai-sungai yang semuanya bermuara ke Laut Jawa.

B.

Stratigrafi

Satuan yang tersingkap di lokasi studi adalah formasi Kalibeng yang secara tak selaras tertindih oleh endapan permukaan yang berumur Miosen Tengah – Miosen Akhir. Endapan permukaan ini terdiri dari Endapan Pantai (Qa).

Stratigrafi batuan di lokasi pekerjaan terdiri atas :

I. Endapan Permukaan

1. Endapan Pantai (Qa)

Terdiri dari kerikil, pasir, lempung, sisa tumbuhan dan bongkah batuan gunungapi. Endapan ini tersebar di sepanjang pantai utara dan dicirikan oleh rawa-rawa, persawahan dengan muara berhutan bakau.

II. Batuan Sedimen

1. Formasi Kalibeng (Tmpk)

Napal pejal di bagian atas, setempat berkarbon, napal bersisipan batupasir tufan dan bintal batugamping, bergaris tengah 3 - 200 cm. Fosil yang dijumpai menunjukkan Miosen Akhir – Pliosen (Zona 16-21).

(35)

2. Anggota Formasi Kalibeng (Tmkb)

Perselingan Batu pasir tufan, kelabu, berkarbon, pelapukannya mengulit bawang, batu lanau gampingan, batu pair berstruktur silangsiur dan konvolut; dan batu pasir krikilan berstruktur arian dan perlapisan bersusun. Fosil yang dijumpai menunjukkan umur Miosen Akhir.

3. Formasi Kerek (Tmk)

Perselingan batu lempung, napal, batupasir tufan, konglomerat, breksi vulkanik dan batu gamping. Batu lempung, kelabu muda – tua, gampingan, sebagian bersisipan dengan batu lanau atau batu pasir; setempat mengandung fosil forom, moluska, dan koral-koral koloni. Lapisan tipis konglomerat terdapat dalam batu lempung di K.Kripik dan di batupasir. Batu gamping umumnya berlapis, kristalin dan pasiran mempunyai ketebalan total lebih dari 400 meter. Umur satuan ini berumur Miosen Tengah.

C.

Sumber Daya Mineral

Sumber daya mineral yang terdapat di lokasi studi adalah bahan galian berupa sirtu terdiri dari pasir, kerikil dan kerakal, sirtu ini terdapat di sepanjang sungai dan digunakan sebagai bahan bangunan dan pondasi jalan raya. Disamping itu, penduduk setempat memanfaatkan endapan lempung yang tersebar luas di daerah ini untuk dibuat bata merah dan genteng. Sirtu terutama terdapat pada endapan saluran pembuang tua. Sumberdaya energi berupa gas alam juga telah ditemukan oleh Pertamina.

3.2.5. Hidrologi dan Kualitas Air 3.2.5.1. Iklim

Dari aspek klimatologi, Kali Gung dipengaruhi angin muson barat dan timur. Udara basah dengan kelembaban 80-84% disertai hujan tiba Nopember-April dari barat. Udara kering dengan kelembaban 82-84% sebaliknya bertiup antara Mei-Oktober ketika muson timur datang. Kecepatan angin di DAS Gung, diketahui berkisar 1-13 km/jam. (Sumber Laporan Utama Study dan Basic Desain Rencana Pengelolaan SDA Sub DAS Gung, Departemen PU Dirjen SDA BBWS Pemali Juwana).

(36)

3.2.5.2. Hujan

Sumber data yang digunakan untuk referensi stasiun pencatat hujan adalah stasiunstasiun yang ada di dalam koordinasi Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG). Dalam wilayah studi terdapat 12 stasiun pencatat hujan. Berikut ini ditampilkan lokasi dari masing-masing stasiun (Tabel 3-4).

Tabel 3.4. Stasiun Hujan di Sub DAS Gung

No StasiunNama Kode Lokasi Lokal Koordinat

Desa Kecamatan Kabupaten LS BT

1 Kemaron 61a Tuwel Bojong Tegal 7011’13” 109009’36”

2 Bojong 60 Bojong Bojong Tegal 7007’58” 109008’47”

3 Cawitali 53 Cawitali Margasari Tegal 7007’37” 109005’34”

4 Bumijawa 61 Bumijawa Bumijawa Tegal 7010’00” 109007’41”

5 Kalibakung 50 Kalibakung Balapulang Tegal 7005’47” 109005’29”

6 Danawarih 50a Danawarih Balapulang Tegal 7004’48” 109007’57” Sumber : Dinas PSDA Provinsi Jawa Tengah

U

S

B T

(37)

3.3. Hasil Penyelidikan Geologi 3.3.1. Maksud Dan Tujuan Pekerjaan

Maksud dari penyelidikan tanah ini yaitu untuk mengetahui kondisi dan karakteristik lapisan bawah permukaan (sub soil condition) di sekitar daerah penyelidikan, yang meliputi : jenis, tebal, sebaran secara lateral maupun vertikal, karakteristik keteknikannya yang berhubungan dengan kestabilan rencana bendung dan daya dukung tanah.

Sedangkan tujuan utama dari penyelidikan tanah ini, antara lain : Identifikasi kondisi, besarnya daya dukung tanah serta jenis pondasi yang dapat diterapkan, serta mengetahui sumber bahan timbunan.

3.3.2. Lingkup Pekerjaan

Lingkup pekerjaan penyelidikan tanah yang telah diselesaikan untuk mencapai maksud dan tujuan di atas, secara umum terdiri dari : Kegiatan Penyelidikan lapangan dan Laboratorium.

Total Pekerjaan yang telah dilaksanakan didasarkan atas TOR, dan juga disesuaikan pula dengan keadaan lapangan, yaitu sebagai berikut :

1. Penyelidikan Lapangan, terdiri dari :

- Pemboran Mesin = 45 meter

- Pemboran Tangan = 10 titik

- Test Pit = 10 titik

- Pengujian Permeability = 22 test

- Pengambilan Sampel = 28 buah

2. Pengujian Laboratorium, yaitu terdiri dari :

- Pengujian Indek Properties = 28 test - Pengujian Engineering Properties :

a. Unconfined Compression Test = 5 test b. Triaxial Test (UU) dan Direch Shear = 6 test c. Pengujian Consolidasi = 5 test d. Pengujian Compaction dan CBR = 10 test

3.3.3. Peralatan Yang Digunakan

Peralatan lapangan yang digunakan dalam penyelidikan tanah ini, antara lain yaitu :

(38)

• 1 (satu) unit Bor Tangan

• 1 (satu) set Alat Test Pit

• 1 (satu) buah Kamera.

3.3.4. Lokasi Kegiatan

Lokasi Pekerjaan di Kabupaten Tegal, dengan jarak dari Kota Tegal sampai Sungai Kaligung ± 20 km melewati Jalan Margasari – Slawi – Talang Lebak Siu – Lokasi Survey. Secara administratif daerah survey berada di Desa Lebak Siu Kecamatan Lebak Siu Kabupaten Tegal,

3.3.5. Hasil Penyelidikan Geologi Teknik 3.3.5.1. Geologi Daerah Penyelidikan 3.3.5.1.1 Morfologi

Berdasarkan bentang alamnya, daerah penyelidikan secara umum dapat dibagi atas 2 (dua) satuan morfologi, yaitu :

- Satuan morfologi Lembah Sungai

- Satuan morfologi Pedataran bergelombang

a). Satuan Morfologi Lembah Sungai, satuan morfologi ini berada di kiri dan

kanan sungai terutama sungai-sungai dengan lebar cukup besar, yang dibatasi oleh tebing kiri dan kanan sungai. Penyebarannya relatif meluas dengan kemiringan berkisar antara 10 – 25 % dengan ketinggian sungai yang cukup pendek sampai sedang.

b). Satuan Morfologi Pedataran bergelobang, satuan morfologi ini berada diantara

sempadan sungai dan perbukitan yang memanjang dari barat – timur. Penyebarannya secara umum hampir menyeluruh disekitar daerah survai dengan kemiringan lereng berkisar antara < 5 - 10 %.

3.3.5.1.2 Susunan dan Karakteristik Lapisan Tanah

Berdasarkan hasil pemboran, pengamatan lapangan serta komplikasi Peta Geologi Lembar Purwokerto dan Tegal skala 1 : 100.000 Peta 1309-3 dan 1309-6, oleh M. Djuri, H. Samodra, T.C. Amin dan S. Gafoer. Secara vertikal ataupun lateral, lokasi daerah penyelidikan ditutupi oleh satuan Endapan Lahar, seperti terlihat pada Gambar 3-1 dengan rincian sebagai berikut :

(39)

1.Satuan Bongkahan, kerikil dan kerakal Andesit, yang tersebar di sekitar aliran sungai.

2.Satuan Lapisan Lempung lanauan, warna coklat ke abu-abuan sampai kekuningan, bersifat lunak sampai sedang, plastisitas tinggi. Penyebarnnya di dijumpai apada lokasi alternative -1, dimulai dari permukaan sampai kedalaman -5,00 m dari MTS.

3.Satuan Lempung, warna coklat ke abu-abuan, bersifat lunak - kaku, plastisitas sedang. Penyebaranya di jumpai pada pada titik bor BH-1, BH-2, dan BH-3, dengan penyebarannya mulai dari kedalaman -1,00 sampai kedalaman -3,00 m dari MTS.

4.Satuan Batulempung, warna coklat sampai abu-abu, bersifat keras-kompak, plastisitas sedalaman -4,00 sampai kedalaman -15,00 m dari MTS.

3.3.5.2. .Keadaan Geologi Struktur

Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan jenis lapisan tanahnya bersifat sedang sampai padat, dengan kedalaman tanah keras cukup dangkal, dimana jenis batuan di daerah penilitian merupakan sebagian besar merupakan lapisan sedimen, sehingga dengan komplikasi peta geologi regional, maka gejala struktur geologi yang besar, seperti sesar, patahan, atau lipatan, secara umum belum dijumpai. Berdasarkan analisis dari peta geologi regional (PPGL, tahun 1996), hal ini jauh dari jalur struktur geologi, sehingga lokasi ini cukup aman sebagai struktur bangunan.

3.3.5.3. . Hasil Penyelidikan Lapangan 3.3.5.3.1 Hasil Penyelidikan Bor Mesin

Kegiatan pemboran dilakukan disekitar rencana “Check Dam”, berdasarkan hasil penyelidikan tanah yang telah dilaksanakan yaitu pemboran teknik sebanyak 4 (empat) titik bor dengan nomor : BH – 1 sampai BH – 4 dengan kedalaman pengujian rata-rata 10,00 m. Susunan dan karakteristik lapisan tanahnya dapat diuraikan sebagai berikut :

(40)

Tabel 3.5. Kegiatan Pemboran Geologi Teknik

No. Test Lokasi Kedalaman

Pengujian (m) Keterangan

1. BH – 1 Lebak Siu 10.00

2. BH – 2 Lebak Siu 10.00

3. BH – 3 Lebak Siu 15.00

4. BH - 4 Lebak Siu 15.00

Berdasarkan jenis dan litologinya, maka secara umum susunan lapisan tanah di lokasi penyelidikan, dapat dikelompokkan atas 4 (empat) lapisan dengan ketebalan dan penyebarannya relatif merata sampai bervariasi.

3.3.5.3.2 Hasil Pengujian Permeability

Pengujian dilakukan dengan metoda “Falling Head”, dengan interval 2,50 meter/ test dengan seluruh kegiatan pemboran sampai akhir pemboran. Total pengujian sebanyak 20 test dari 4 titik bor.

Dari hasil pengujian sifat kelulusan airnya di sepanjang rencana “Check Dam” berkisar antara 10-5 sampai 10-3 cm/dt.

Tabel 3.6. Hasil Pengujian Permeability

No. No. Bor Kedalaman No. Test Nilai Permeabi-lity, (cm/det) Jenis Lapisan Tanah

1. BH – 1 0.50 – 2.50 FH-1 9.6194E-04 Lempung Lanauan

2.50 – 5.00 FH-2 1.378E-04 Lempung 5.00 – 7.50 FH-3 1.409E-03 Lempung 7.50 – 10.00 FH-4 8.167E-04 Batulempung 2. BH – 2 0.50 – 2.50 FH-1 8.009E-04 Lempung 2.50 – 5.00 FH-2 1.182E-03 Lempung 5.00 – 7.50 FH-3 1.706E-04 Batulempung 7.50 – 10.00 FH-4 8.388E-04 Batulempung

3. BH – 3 0.50 – 2.50 FH-1 1.238E-03 Lanau Pasiran

2.50 – 5.00 FH-2 6.481E-04 Lempung 5.00 – 7.50 FH-3 1.189E-03 Batulempung 7.50 – 10.00 FH-4 7.266E-04 Batulempung 10.00 – 12.50 FH-5 6.107E-04 Batulempung

(41)

No. No. Bor Kedalaman No. Test Nilai Permeabi-lity, (cm/det) Jenis Lapisan Tanah

12.50 –

15.00 FH-6 5.283E-05 Batulempung

4. BH - 4 0.50 – 2.50 FH-1 1.409E-03 Pasir Lanauan

2.50 – 5.00 FH-2 1.108E-03 Kerikil, Pasir dan Lempung 5.00 – 7.50 FH-3 8.192E-03 Batulempung 7.50 – 10.00 FH-4 1.264E-04 Batulempung 10.00 – 12.50 FH-5 4.522E-04 Batulempung 12.50 – 15.00 FH-6 9.742E-05 Batulempung

3.3.5.3.3 Hasil Penyelidikan Bor Tangan

Untuk mengetahui susunan lapisan tanah di sekitar bantaran sungai, maka telah dilaksanakan pengujian pemboran tangan dengan kedalaman maksimum 2,00 - 4,20 m sesuai dengan karakteristik lapisan tanahnya, dengan total 10 titik.

Tabel 3.7. Kegiatan Pemboran Tangan

No. Test Lokasi Kedalaman

Pengujian (m) Keterangan 1. BT – 1 Lebak Siu 2.00 2. BT – 2 Lebak Siu 2.00 3. BT – 3 Lebak Siu 2.00 4. BT – 4 Lebak Siu 2.30 5. BT – 5 Lebak Siu 2.40 6. BT – 6 Lebak Siu 2.60 7. BT – 7 Lebak Siu 2.00 8. BT – 8 Lebak Siu 2.40 9. BT – 9 Lebak Siu 4.20 10. BT – 10 Lebak Siu 4.00

3.3.5.3.4 Hasil Penyelidikan Test Pit

Untuk keperluan bahan timbunan, telah dilakukan pengambilan sampel di luar daerah proyek karena di lokasi tersebut relatif tidak ada. Pengambilan sampel dilakukan dengan test pit, sebanyak 10 (sepuluh) titik, dengan nomnor Test TP-1 sampai TP-10 Lokasi :

(42)

- Kampung : Kaligung

- Desa : Lebak Siu

- Kecamatan : Lebak Siu - Jarak dari Lokasi : 1 Km

3.3.6. Hasil Pengujian Laboratorium 3.3.6.1. . Sampel Pemboran Mesin

Hasil pengujian laboratorium mekanika tanah ini, terdiri dari : Pengujian index dan engineering properties dengan total 6 sampel, dari hasil pemboran.

Dari hasil pengujian tersebut, terlihat bahwa secara umum tanah yang ada, menurut klasifikasi “Unified Standard Classification System (USCS)”, adalah CL, dan CH.

- CL adalah lempung an organik dengan plastisitas tinggi (LL > 50), ekpansif. - CH adalah lempung an organik dengan plastisitas tinggi (LL > 50), ekpansif. Sedangkan menurut klassification AASHTO, lapisan tanah secara umum termasuk pada klassifikasi A-7-6, dan A-7.

3.3.6.2. . Sampel Pemboran Tangan

Hasil pengujian laboratorium mekanika tanah ini, terdiri dari : Pengujian index dan engineering properties dengan total 10 sampel, dari hasil pemboran.

Dari hasil pengujian tersebut, terlihat bahwa secara umum tanah yang ada, menurut klasifikasi “Unified Standard Classification System (USCS)”, adalah MH, dan CH.

- MH adalah Lanau an-organik, tanah pasiran halus, atau tanah kelanauan mengandung mika atau diatome, lanau elastis,

- CH adalah lempung an organik dengan plastisitas tinggi (LL > 50), ekpansif.

Sedangkan menurut klassification AASHTO, lapisan tanah secara umum termasuk pada klassifikasi A-7-5, dan A-7-6.

3.3.6.3. . Sampel Test Pit

Hasil pengujian laboratorium mekanika tanah ini, terdiri dari : Pengujian index dan engineering properties dengan total 10 sampel, dari hasil Test Pit,.

Dari hasil pengujian tersebut, terlihat bahwa secara umum tanah yang ada, menurut klasifikasi “Unified Standard Classification System (USCS)”, adalah, MH, CH dan CL.

(43)

- MH adalah Lanaua an organikan dan tanah pasiran halus atau tanah kelanauan, dengan elastis tinggi.

- CH adalah lempung an organik dengan plastisitas tinggi (LL > 50), ekpansif. - SM adalah pasir berlanau, campuran pasir lanau.

Sedangkan menurut klassification AASHTO, lapisan tanah secara umum termasuk pada klassifikasi A-7-5, A-7-6, dan A-3 .

3.4. Kesimpulan Dan Saran Hasil Analisa Geologi Teknik Dan Mekanika Tanah

Dari hasil evaluasi penyelidikan geologi teknik yang sudah diselesaikan, maka dapat diambil kesimpulan dan saran sebagai berikut :

3.4.1. Kesimpulan

1. Berdasarkan bentang alamnya daerah penyelidikan dapat diklasifikasikan atas 2 (dua) satuan morfologi yaitu : satuan lembah sungai dan satuan pedataran bergelombang.

1. Satuan Lembah Sungai umumnya berada di sekitar bantaran sungai yang menghapit rencana Chec Dam dengan kemiringan antara 10 – 25 % .

2. Satuan Morfologi Bergelombang, Satuan morfologi ini terdapat di kiri – kanan aliran sungai dan dibatasi oleh tebing lembah sebelah timur dan baratnya. Dengan kemiringan lereng berkisar antara 5 – 10 %.

2. Geologi Regional, Berdasarkan peta geologi lembar Purwokerto dan Tegal, serta korelasi hasil survey lapangan, antara lain : pemboran, dan Permeability Test, dapat dilihat penyebaran lapisan tanah/batuan dan sifat karakteristiknya, yang dikelompokkan atas satuan satuan Alluvium dan satuan formasi Endapan Lahar yaitu berumur holosen.

Kegempaan di daerah ini mempunyai koeefesien gempa 0,289, yang diklarifikasikan cukup tinggi.

3. Berdasarkan peta geologi regional, hasil pengamatan dilapangan, belum diindikasikan adanya struktur geologi patahan atau sesar, sehingga untuk rencana pondasi pada as bendung cukup stabil.

4. Susunan lapisan tanah di daerah rencana pondasi yaitu terdiri dari : lempung, lempung kerikilan, lempung pasiran, pasir lanauan, dan pasir lanau kerikilan, serta batulempung, bersifat lunak sampai keras – kompak. Ketebalan lapisannya relative bervariasi sesuai dengan topografi dan geologi.

(44)

5. Tingkat kelulusan airnya dari hasil pengujian kelulusan air, yaitu berkisar antara K = 10-3 sampai 10-5 cm/det diklasifikasikan sifat kedap sampai cukup meloloskan air.

5. Kedalaman lapisan tanah kerasnya dari hasil sondir berkisar antara -4,00 sampai -15,00 m dari MTS, sehingga diklasifikasikan bersifat dangkal sampai cukup dalam, hal ini sesuai dengan keadaan topografi dan geologi, sebagai berikut :

4. Sedangkan lokasi bahan timbunan dapat diambil di daerah Kampung Lebak Siu, Desa Lebak Siu, Kecamatan Lebak Siu dengan jarak 1 Km dari lokasi.Volume dan kualitas relative cukup baik sebagai bahan timbunan.

3.4.2. Saran

Dari hasil kesimpulan di atas, maka disarankan sebagai berikut :

- Mengingat lebar aliran sungai cukup lebar, dan diperkirakan debit banjir cukup besar, maka sebaiknya tipe Check Dam yaitu permanen.

- Lereng tanggul yang dibentuk harus dibentuk sedemikian, sehingga keamanan tanggul dapat terjamin, yaitu berdasarkan sifat mekanik dan karakteristik tanah timbunan.

- Peletakan pondasi sebaiknya berada dibawah lapisan batu lempung yaitu pada kedalaman rata-rata -4,00 m dari MTS.

- Mengingat dari data pengujian Permeability, ada beberapa bagian yang cukup meloloskan air, maka untuk menanggulangi kebocoran maka sebaiknya dilakukan penanganan secara khusus.

3.5. Hasil Analisis Hidrologi 3.5.1. Maksud Dan Tujuan

Maksud dilakukan analisa hidrologi adalah untuk mengetahui atau memprediksikan

besarnya banjir rancangan yang terjadi di alur Kali Gung, terutama pada posisi rencana bangunan check dam.

Tujuannya adalah mendapatkan besarnya debit banjir rancangan yang diharapkan

mendekati dengan kondisi banjir di lapangan.

Sasaran yang hendak dicapai dengan dilakukannya perhitungan/ analisa hidrologi ini

adalah mendapatkan angka/koefisien perencanaan untuk perhitungan dimensi ataupun model dari bangunan check dam yang akan dibangun di alur Kali Gung

3.5.2. Pengumpulan Data

(45)

Dalam proses analisa hidrologi ini didapatkan data hujan dari Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Provinsi Jawa Tengah dan dari studi terdahulu yaitu Pekerjaan Study dan Detail Desain Bendung Danawarih, PT. Indra Karya Tahun 2008. Data curah hujan yang didapatkan dari stasiun penakaran curah hujan yang berpengaruh terhadap Sub DAS Gung yang meliputi :

• Data Hujan Harian Stasiun Danawarih (50a)  20 Tahun : 1991 ~ 2010

• Data Hujan Harian Stasiun Bojong (60)  19 Tahun : 1991 ~ 2010

• Data Hujan Harian Stasiun Bumijawa (61)  19 Tahun : 1991 ~ 2010

• Data Hujan Harian Stasiun Cawitali (53)  19 Tahun : 1991 ~ 2010

• Data Hujan Harian Stasiun Kalibakung (50)  19 Tahun : 1991 ~ 2010

• Data Hujan Harian Stasiun Kemaron (61a)  19 Tahun : 1991 ~ 2010

Pemilihan stasiun-stasiun hujan tersebut di atas lebih dikarenakan kedekatan letak stasiun terhadap Sub DAS Gung dan diharapkan data tersebut dapat mewakili realita yang lebih akurat. Dari 20 tahun data yang didapat, tidak semuanya data dalam keadaan lengkap, ada beberapa Stasiun yang terdapat data kosong.

Tabel 3.8. Rekapitulasi Kondisi Data Hujan Yang Tersedia

No Nama StasiunHujan StasiunNo 199 Tahun

1 199 2 199 3 199 4 199 5 199 6 199 7 199 8 199 9 200 0 200 1 200 2 200 3 200 4 200 5 200 6 200 7 200 8 200 9 2010 1 Kalibakung 50 OK OK OK OK OK OK OK OK OK OK OK OK OK OK OK OK OK OK OK OK 2 Danawarih 50a OK OK OK OK OK OK OK OK OK OK OK OK OK OK OK OK OK OK OK OK 3 Cawitali 53 OK OK OK OK OK OK OK OK OK OK OK OK OK OK OK OK OK OK OK OK 4 Bojong 60 OK OK OK OK OK OK OK OK OK OK OK OK OK OK OK OK OK OK X OK 5 Bumijawa 61 OK OK OK OK OK OK OK OK OK OK OK OK OK OK OK OK OK OK OK OK 6 Kemaron 61a OK OK OK OK OK OK OK OK OK OK OK OK OK OK OK OK OK OK X OK

Keterangan : X = data kosong/ hilang di tahun tersebut. OK = data lengkap di tahun tersebut

2) Melengkapi Data Curah Hujan Yang Kosong

Karena terdapat beberapa data yang hilang atau data tidak tercatat akibat alat penakar yang rusak atau karena suatu hal, maka dilakukan perhitungan perkiraan data yang kosong dengan acuan/ bantuan dari data di stasiun penakar disekitar stasiun yang datanya lengkap.. Berikut ini kondisi data yang tidak lengkap dan stasiun hujan yang digunakan sebagai referensi :

Tabel 3.9. Daftar Data Hujan Yang Tidak Lengkap

(46)

1. Bojong 60 2009 Danawarih, Kalibakung & Cawitali 2. Kemaron 61a 2009 Danawarih, Kalibakung & Cawitali

Untuk menghitung atau mencari data yang kosong digunakan metode reciprocal method (inversed square distance) dengan rumus sebagai berikut :

Px = 2 XN 2 XB 2 XA 2 XN N 2 XB B 2 XA A ) 1/(d ... ) 1/(d ) 1/(d ) /(d P ... ) /(d P ) /(d P + + + + + + dimana :

Px = hujan pada stasiun x yang diperkirakan (mm)

n

P = hujan pada stasiun n yang diketahui (mm)

XN

d = jarak antara stasiun x dan n (m) n = jumlah stasiun hujan

Tabel 3.10. Jarak Antar Stasiun Hujan(m) No.

Stasiun StasiunNama Danawarih Kalibakung Cawitali

60 Bojong 7215 4359 6843

61a Kemaron 12675 9517 8562

Metode ini memasukkan jarak antara stasiun hujan sebagai faktor koreksi (weighting

factor). Metode ini dapat digunakan, bila dalam DAS tersebut terdapat lebih dari dua

stasiun hujan. Umumnya, dianjurkan untuk menggunakan paling tidak tiga stasiun hujan..

3.5.3. Hasil Analisa Debit Banjir Rancangan

Untuk perhitungan banjir rancangan perlu diketahui parameter yang berkaitan dengan DAS Sungai yang ditinjau seperti luas DAS, Panjang Sungai, Kemiringan Sungai, dan Pemanfaatan DAS (tataguna lahan). Untuk Sub DAS S. Gung dari pengamatan dan analisa dari peta rupa bumi dan sumber yang lain diketahui luas DAS (A) + 124,808 km2,

Panjang Sungai utama (L) + 31,021 km, elevasi di hulu + 3.400 mdpl dan di hilir +125 mdpl sehingga kemiringan dasar sungai rata-rata (S) = 0.117, sedangkan tataguna lahannya seperti telah dijelaskan pada pembahasan terdahulu dan diketahui nilai koefisien pengaliran C = 0,70.

Untuk perhitungan debit rancangan pada kajian ini dipakai 4 (empat) cara/metode yaitu : 1. Metode Haspers

2. Metode Der Weduwen 3. Metode HSS Nakayasu 4. Metode Gamma I

(47)

Hasil perhitungan debit banjir rancangan check dam disajikan sebagai berikut :

Tabel 3.11. Rekapitukasi Hasil Perhitungan Debit Banjir

Kala Ulang Debit Banjir (m3/dt)

T Metode

(tahun) Haspers Der Weduwen HSS. Nakayasu Gama I

2 230.828 151.400 213.986 228.80 5 287.784 203.215 300.770 322.59 10 326.067 240.393 360.104 386.71 25 375.136 290.499 437.042 469.85 50 412.420 330.239 496.043 533.61 100 450.327 371.980 556.426 598.87 200 489.246 416.123 618.779 666.25

Sumber: Hasil Perhitungan Konsultan, 2011

3.5.4. Hasil Analisa Sedimentasi 3.5.4.1. . Perhitungan Sedimentasi

Pendugaan besar sedimen dengan Pendekatan Nisbah Pelepasan Sedimen (SDR) atau Sediment Delivery Ratio. SDR adalah perbandingan antara sedimen yang dihasilkan dengan erosi lahan, dengan kata lain bahwa tanah yang tererosi tidak semuanya masuk ke sungai dan menjadi angkutan sedimen. Weischmeier dan Smith (1965):

(

)

(

)

β β α α A n S A S SDR . . 50 2 . 1 +     + − = Dimana S = Kemiringan lereng (%) A = Luas DAS

n = Koefisien kekasaran manning α = 0,8683216132

(48)

Pendugaan Erosi dan Sedimentasi Menurut Utomo dan Mahmud

Hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.12. Perhitungan Sedimentasi

Pendugaan Erosi Menurut Arnoldus

Luas DAS A A aktual

(km) ton/ha/th (ton/th)

1 Gung 124.808 0.34923405 248.29 0.21 0.005469722 0.01 0.0029 12.43

Sumber: Hasil Perhitungan

CP K

No. DAS SDR R LS

Pendugaan Eroasi Menurut Utomo dan Mahmud

Luas DAS A A aktual

(km) ton/ ha/ th (ton/ th)

1 Gung 124.808 0.349234051 11857.36 0.21 0.005469722 0.01 0.1362 593.652

Sumber: Hasil Perhitungan

CP

No. DAS SDR R K LS

Pendugaan Erosi Menurut Bols

Luas DAS A A aktual

(km) ton/ ha/ th (ton/ th)

1 Gung 124.808 0.349234051 1414813.17 0.21 0.005469722 0.01 16.2511 70,834.15

Sumber: Hasil Perhitungan

CP

R K LS

No. DAS SDR

3.5.4.2. . Studi Terdahulu

1. Studi Sedimentasi 2006 di Pesayangan Sungai Gung

Pada studi ini dilakukan pengambilan contoh sedimen sebanyak 7 di Bendung Pesayangan dan dianalisa. Pengambilan contoh terjadi pada Muka Air 0.32 – 0.61 m dan menghasilkan persamaan sebagai berikut :

Qs = 9,1235 * Qw0,971

Dengan :

Qs = Suspended load (ton/hari) Qw = Debit aliran (m3/dt)

(49)

Rata-rata tahunan suspended load (diperoleh dari debit rata-rata bulanan) diperkirakan 28,658 x 103 ton. Dari rata-rata tahunan ini laju erosi lahan diperkirakan 0,077 mm/th,

untuk Daerah Aliran Sungai (DAS) seluas 153,31 km2, dengan mengasumsikan 20 % bagian sedimen tersebut adalah bed load, dengan unit density sedimen 2,4 t/m3.

2. Studi Sedimentasi 2007 di Pesayangan Sungai Gung

Pada studi ini dilakukan pengambilan contoh sedimen sebanyak 7 di Bendung Pesayangan dan dianalisa. Pengambilan contoh terjadi pada Muka Air 0,36 – 0,69 m dan menghasilkan persamaan sebagai berikut :

Qs = 4,2642 * Qw0,7334

Dengan :

Qs = Suspended load (ton/hari) Qw = Debit aliran (m3/dt)

Rata-rata tahunan suspended load (diperoleh dari debit rata-rata bulanan) diperkirakan 6,692 x 103 ton. Dari rata-rata tahunan ini laju erosi lahan diperkirakan 0,018 mm/th,

untuk Daerah Aliran Sungai (DAS) seluas 153,31 km2, dengan mengasumsikan 20 % bagian sedimen tersebut adalah bed load, dengan unit density sedimen 2,4 t/m3.

3.5.4.3. . Pendugaan Laju Sedumentasi

Sedimentasi potensial adalah proses pengangkutan sedimen hasil dari proses erosi potensial untuk diendapkan di jaringan irigasi dan lahan persawahan atau tempat-tempat tertentu.

Pendugaan laju sedimen potensial yang terjadi di suatu DAS dihitung dengan persamaan Weischmeier dan Smith, 1958 sebagai berikut :

S-pot = E-Akt x SDR

Gambar

Gambar 2.1. Peta Lokasi Sub DAS Gung
Gambar 2.2. Peta Geologi Sub DAS Gung 2.3.2. Kondisi Tanah
Tabel 2.1. Luas Penggunaan Lahan Menurut Kecamatan  di Kabupaten Tegal, Tahun 2010
Tabel 2.3.  Stasiun Hujan di Sub DAS Gung N
+7

Referensi

Dokumen terkait

Data-data yang digunakan dalam penyusunan tugas akhir ini adalah Data Sekunder, yaitu pengumpulan literatur dan berbagai macam informasi yang terkait dan referensi

Semoga buku Ringkasan Eksekutif ini dapat memberikan gambaran secara cepat mengenai seluruh kinerja pelaksanaan kegiatan yang dibiayai dari pinjaman luar negeri,

Laporan Pelaksanaan Kegiatan Pengadilan Agama Tahuna tahun 2019 ini memberikan gambaran umum tentang pelaksanaan sistem manajemen peradilan, baik yang terkait dengan

Dismenore sekunder adalah nyeri haid yang disebabkan karena kelainan yang jelas. Nyeri menstruasi dimulai lebih lambat dan sering kali terkait dengan penyakit organik yang

Studi literatur dan penelaahan materi yang terkait dengan Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (RZWP3K) Kabupaten Tulungagung untuk memperoleh gambaran

Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu dengan kegiatan ini studi literatur yang menelaah 7 jurnal terkait penentuan harga pokok produksi dengan

Beberapa peneliti telah melakukan studi literatur review sistematis terkait pembelajaran inkuiri, diantaranya studi literatur untuk memberikan gambaran jangkauan, definisi, dan

Observasi langsung terhadap rapat BPD dan kegiatan Kepala Desa.. Pengumpulan data sekunder terkait keputusan dan tindakan