• Tidak ada hasil yang ditemukan

123dok_Laporan+Kasus-+Penanganan+Ventrikulitis+Setelah+Pemasangan+VP-Shunt (1).pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "123dok_Laporan+Kasus-+Penanganan+Ventrikulitis+Setelah+Pemasangan+VP-Shunt (1).pdf"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Laporan Kasus: Penanganan Ventrikulitis Setelah Pemasangan VP-Shunt

Laporan Kasus: Penanganan Ventrikulitis Setelah Pemasangan VP-Shunt

Iskandar Japardi

Iskandar Japardi

11

, Steven Tandean

, Steven Tandean

1. Departemen Ilmu Bedah

1. Departemen Ilmu Bedah Saraf Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

Saraf Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

1 1

Pendahuluan Pendahuluan

Hidrosefalus adalah suatu kondisi dimana terdapat cairan serebrospinal (CSS) yang Hidrosefalus adalah suatu kondisi dimana terdapat cairan serebrospinal (CSS) yang berlebihan di dalam ventrikel otak. Cairan serebrospinal merupakan cairan yang steril yang berlebihan di dalam ventrikel otak. Cairan serebrospinal merupakan cairan yang steril yang diproduksi oleh pleksus Choroideus di dalam ventrikel Cairan serebrospinal yang berlebihan diproduksi oleh pleksus Choroideus di dalam ventrikel Cairan serebrospinal yang berlebihan terjadi karena adanya ketidak seimbangan antara jumlah yang diproduksi dengan laju absorpsi. terjadi karena adanya ketidak seimbangan antara jumlah yang diproduksi dengan laju absorpsi.

Insiden seluruhnya dari hidrosefalus tidak diketahui. Prevalensi hidrosefalus di dunia Insiden seluruhnya dari hidrosefalus tidak diketahui. Prevalensi hidrosefalus di dunia cukup tinggi, di Belanda dilaporkan terjadi kasus sekitar 0,65 permil pertahun dan di Amerika cukup tinggi, di Belanda dilaporkan terjadi kasus sekitar 0,65 permil pertahun dan di Amerika sekitar 2 permil pertahun. Prevalensi hidrosefalus di Indonesia diperkirakan mencapai 10 per sekitar 2 permil pertahun. Prevalensi hidrosefalus di Indonesia diperkirakan mencapai 10 per 1000 kelahiran.

1000 kelahiran.

1 1

Pembedahan merupakan terapi definitif dan standar baku untuk hidrosefalus yaitu Pembedahan merupakan terapi definitif dan standar baku untuk hidrosefalus yaitu pemasangan VP

pemasangan VP shuntingshunting  menggunakan kateter silikon dipasang dari ventrikel otak ke  menggunakan kateter silikon dipasang dari ventrikel otak ke peritonium. Kateter dilengkapi katup pengatur tekanan dan mengalirkan CSS satu arah yang peritonium. Kateter dilengkapi katup pengatur tekanan dan mengalirkan CSS satu arah yang kemudian diserap oleh peritonium dan masuk ke aliran darah. Komplikasi yang paling sering kemudian diserap oleh peritonium dan masuk ke aliran darah. Komplikasi yang paling sering terjadi setelah pemasangan VP

terjadi setelah pemasangan VP shunt shunt  adalah infeksi berupa ventrikulitis. adalah infeksi berupa ventrikulitis. 1,2 1,2 3 3 Metode Metode

Dilaporkan sebuah kasus anak perempuan usia 4 tahun datang dengan keluhan penurunan Dilaporkan sebuah kasus anak perempuan usia 4 tahun datang dengan keluhan penurunan kesadaran, kejang dan demam tinggi sejak operasi revisi

vp-kesadaran, kejang dan demam tinggi sejak operasi revisi vp-shunt shunt . Pasien juga mengalami. Pasien juga mengalami kekakuan pada tangan dan kaki sejak 3 hari ini dan semakin memberat. Pasien telah menjalani kekakuan pada tangan dan kaki sejak 3 hari ini dan semakin memberat. Pasien telah menjalani operasi release tethered cord + repair cele dan VP-shunt pada kocher kanan ssekitar 10 bulan operasi release tethered cord + repair cele dan VP-shunt pada kocher kanan ssekitar 10 bulan yang lalu. Sebulan yang lalu pasien kontrol kembali dengan keluhan ekspos tombol shunt. yang lalu. Sebulan yang lalu pasien kontrol kembali dengan keluhan ekspos tombol shunt. Awalnya dijumpai luka berupa titik kecil yang melebar hingga 1 cm. Dari analisis cairan Awalnya dijumpai luka berupa titik kecil yang melebar hingga 1 cm. Dari analisis cairan serebrospinalis dijumpai leukosit sebesar 4 sel. Sepuluh hari setelah analisis cairan serebrospinal serebrospinalis dijumpai leukosit sebesar 4 sel. Sepuluh hari setelah analisis cairan serebrospinal dilakukan aff shunt dan pemasangan ulang VP shunt pada daerah keen.

dilakukan aff shunt dan pemasangan ulang VP shunt pada daerah keen. Pada pemeriksaan fisik ditermukan GCS 11 (E

Pada pemeriksaan fisik ditermukan GCS 11 (E44VV55MM22), pupil isokor diameter 3 mm), pupil isokor diameter 3 mm dengan refelks cahaya +. Pada pemeriksaan fungsi neurologis dijumpai kaku kuduk dan dengan refelks cahaya +. Pada pemeriksaan fungsi neurologis dijumpai kaku kuduk dan

(2)

spastisitas pada sistem motorik. Pada pemeriksaan ct-scan kepala dijumpai adanya lesi hiperdens spastisitas pada sistem motorik. Pada pemeriksaan ct-scan kepala dijumpai adanya lesi hiperdens intraventrikel dengan dilatasi seluruh sistem ventrikel. Tampak ujung ventrikular shunt tidak intraventrikel dengan dilatasi seluruh sistem ventrikel. Tampak ujung ventrikular shunt tidak berada dalam ventrikel. Kesan adanya suatu hidrosefalus dengan ventrikulitis dan malfungsi berada dalam ventrikel. Kesan adanya suatu hidrosefalus dengan ventrikulitis dan malfungsi

shunt  shunt ..

Selanjutnya dilakukan operasi emergensi untuk mengurangi peningkatan tekanan Selanjutnya dilakukan operasi emergensi untuk mengurangi peningkatan tekanan intrakranial dan mengeluarkan cairan serebrospinal yang terinfeksi melalui pemasangan EVD intrakranial dan mengeluarkan cairan serebrospinal yang terinfeksi melalui pemasangan EVD ((extraventrikuler drainageextraventrikuler drainage). Setelah pemasangan EVD dilanjutkan pemberian antibiotik secara). Setelah pemasangan EVD dilanjutkan pemberian antibiotik secara intrathekal. Cairan serebrospinal diperiksa per tiga hari untuk mengevaluasi keberhasilan terapi intrathekal. Cairan serebrospinal diperiksa per tiga hari untuk mengevaluasi keberhasilan terapi intrathekal. Pasien dilakukan pemasangan VP-shunt kembali setelah terjadi penurunan jumlah intrathekal. Pasien dilakukan pemasangan VP-shunt kembali setelah terjadi penurunan jumlah leukosit ke angka normal pada pemeriksaan cairan serebrospinal.

leukosit ke angka normal pada pemeriksaan cairan serebrospinal.

Pembahasan Pembahasan

Berdasarkan referensi, dapat terjadi komplikasi setelah dilakukan prosedur Berdasarkan referensi, dapat terjadi komplikasi setelah dilakukan prosedur ventriculoperitoneal

ventriculoperitoneal shunt shunt . Komplikasi-komplikasi ini termasuk infeksi, malfungsi, atau migrasi. Komplikasi-komplikasi ini termasuk infeksi, malfungsi, atau migrasi dari

dari shunt shunt . Infeksi merupakan komplikasi yang paling sering terjadi. Banyak laporan penelitian. Infeksi merupakan komplikasi yang paling sering terjadi. Banyak laporan penelitian

Gambar. CT-scan kepala menunjukan lesi hiperdens intraventrikel dengan dilatasi seluruh Gambar. CT-scan kepala menunjukan lesi hiperdens intraventrikel dengan dilatasi seluruh sistem ventrikel. Tampak ujung ventrikular shunt tidak berada dalam

(3)

shunt 

shunt . Risiko terjadinya komplikasi infeksi umumnya terjadi pada bayi dan orang tua. Penelitian. Risiko terjadinya komplikasi infeksi umumnya terjadi pada bayi dan orang tua. Penelitian multicenter menemukan bahwa anak-anak usia muda memiliki risiko tinggi terjadinya multicenter menemukan bahwa anak-anak usia muda memiliki risiko tinggi terjadinya komplikasi dan malfungsi. Status nutrisi juga merupakan faktor lain yang signifikan, terutama komplikasi dan malfungsi. Status nutrisi juga merupakan faktor lain yang signifikan, terutama penderita yang malnutrisi memiliki komplikasi infeksi yang tinggi. Nutrisi bayi juga memiliki penderita yang malnutrisi memiliki komplikasi infeksi yang tinggi. Nutrisi bayi juga memiliki peranan penting dan insiden infeksi yang lebih rendah ditunjukan pada bayi yang mendapat peranan penting dan insiden infeksi yang lebih rendah ditunjukan pada bayi yang mendapat ASI.

ASI.

Bakteri penyebab infeksi shunt paling banyak disebabkan oleh bakteri kulit. Oleh sebab Bakteri penyebab infeksi shunt paling banyak disebabkan oleh bakteri kulit. Oleh sebab itu, kolonisasi pada

itu, kolonisasi pada shunt shunt   disebakan oleh inokulasi langsung saat tindakan operasi pemasangan  disebakan oleh inokulasi langsung saat tindakan operasi pemasangan

shunt 

shunt . Hal ini akan memberikan gejala awal infeksi setelah operasi. Luka pada kulit juga dapat. Hal ini akan memberikan gejala awal infeksi setelah operasi. Luka pada kulit juga dapat menyebabkan kolonisasi

menyebabkan kolonisasi shunt shunt . Sedangkan infeksi bakteri gram negatif secara khusus akan. Sedangkan infeksi bakteri gram negatif secara khusus akan menunjukan penyebaran retrograde akibat perforasi usus.

menunjukan penyebaran retrograde akibat perforasi usus. 4

4

Penelitian yang dilakukan oleh Sarguna dan Laksmi tahun 2006 tentang infeksi pada Penelitian yang dilakukan oleh Sarguna dan Laksmi tahun 2006 tentang infeksi pada ventriculuperitoneal

ventriculuperitoneal shunt shunt   sebanyak 2-27% dan sebagian besar infeksi disebabkan oleh  sebanyak 2-27% dan sebagian besar infeksi disebabkan oleh staphylococcus (36,36%), lalu E. coli dan Klebsiella.

staphylococcus (36,36%), lalu E. coli dan Klebsiella. 5 5

4

4 Kinasha, Khamba dan Semali melaporkan Kinasha, Khamba dan Semali melaporkan bahwa infeksi merupakan komplikasi terbanyak kedua setelah obstruksi selang bahwa infeksi merupakan komplikasi terbanyak kedua setelah obstruksi selang ventriculoperitoneal

ventriculoperitoneal shunt shunt   dan infeksi ini sering ditemukan bersamaan dengan obstruksi. Jenis  dan infeksi ini sering ditemukan bersamaan dengan obstruksi. Jenis bakteri yang menginfeksi biasanya staphylococcus dan golongan propionibakterial. Infeksi yang bakteri yang menginfeksi biasanya staphylococcus dan golongan propionibakterial. Infeksi yang lebih dini sering disebabkan oleh bakteri yang lebih virulen seperti Escherichia coli.

lebih dini sering disebabkan oleh bakteri yang lebih virulen seperti Escherichia coli. Kiriteria diagnosis dari infeksi shunt termasuk:

Kiriteria diagnosis dari infeksi shunt termasuk:

6 6

1. Kultur cairan serebrospinal positif yang diambil dari

1. Kultur cairan serebrospinal positif yang diambil dari shunt shunt  pada pasien yang memiliki gejala pada pasien yang memiliki gejala dengan meningitis bakteri akut

dengan meningitis bakteri akut

4,6 4,6

2. Terpenuhinya salah satu parameter dari analisis cairan serebrospinal: 2. Terpenuhinya salah satu parameter dari analisis cairan serebrospinal:

- Hitung sel leukosit lebih dari 0,25 × 10 - Hitung sel leukosit lebih dari 0,25 × 1099 - Laktat lebih dari 3,5 mmol/L

- Laktat lebih dari 3,5 mmol/L

μl, dengan dominan polymorphonuclear neutrophil. μl, dengan dominan polymorphonuclear neutrophil.

- Rasio glukosa CSF dengan serum kurang dari 0,4 g/dL - Rasio glukosa CSF dengan serum kurang dari 0,4 g/dL - Glukosa CSF kurang dari 2,5 mmol/L

(4)

Penatalaksanaan terbaik pada infeksi VP

Penatalaksanaan terbaik pada infeksi VP shunt shunt  masih menjadi kontroversi. Diskusi yang masih menjadi kontroversi. Diskusi yang timbul adalah apakah VP

timbul adalah apakah VP shunt shunt   yang lama harus dikeluarkan atau ditinggal. Hal ini disebakan  yang lama harus dikeluarkan atau ditinggal. Hal ini disebakan oleh adanya adesi kateter ventrikel dengan pleksus khoroid sehingga pencabutan kateter oleh adanya adesi kateter ventrikel dengan pleksus khoroid sehingga pencabutan kateter memiliki risiko terjadinya perdarahan intraventrikular.

memiliki risiko terjadinya perdarahan intraventrikular.

Faktor lain yang perlu dipertimbangkan adalah saat pencabutan

Faktor lain yang perlu dipertimbangkan adalah saat pencabutan shunt shunt , pasien masih, pasien masih bergantung dengan

bergantung dengan shunt shunt   sehingga berpotensi menyebabkan peningkatan tekanan intrakranial.  sehingga berpotensi menyebabkan peningkatan tekanan intrakranial. Pengaliran CSF harus dipastikan saat pencaputan

Pengaliran CSF harus dipastikan saat pencaputan shunt shunt . Pemasangan EVD berhubungan dengan. Pemasangan EVD berhubungan dengan risiko terjadinya infeksi lainnya. Namun, tatalaksana yang menjadi pilihan dan terbukti paling risiko terjadinya infeksi lainnya. Namun, tatalaksana yang menjadi pilihan dan terbukti paling efektif adalah pemberian antibiotik dengan pencabutan

efektif adalah pemberian antibiotik dengan pencabutan shuntshunt yang disertai langsung denganyang disertai langsung dengan pemasangan EVD atau pungsi ventrikel yang diikuti dengan pemasangan VP

pemasangan EVD atau pungsi ventrikel yang diikuti dengan pemasangan VP shuntshunt ulang setelahulang setelah CSF kembali steril. Tindakan ini merupakan prosedur yang diterima secara umum dan CSF kembali steril. Tindakan ini merupakan prosedur yang diterima secara umum dan merupakan prosedur yang paling efektif berdasarkan penelitian-penelitian dengan angka merupakan prosedur yang paling efektif berdasarkan penelitian-penelitian dengan angka morbiditas dan mortalitas dibawah 95%.

morbiditas dan mortalitas dibawah 95%.

Durasi pemberian antibiotik intravena seharusnya diputuskan berdasarkan kasus per Durasi pemberian antibiotik intravena seharusnya diputuskan berdasarkan kasus per kasus karena tidak terdapat protokol yang baku. Namun dianjurkan pemberian antibiotik selama kasus karena tidak terdapat protokol yang baku. Namun dianjurkan pemberian antibiotik selama 14 hari jika tidak terdapat infeksi lain yang berhubungan dengan pemasangan EVD. Ketika 14 hari jika tidak terdapat infeksi lain yang berhubungan dengan pemasangan EVD. Ketika antibiotik intravena tidak berhasik mengontrol infeksi (kultur yang tetap positif), maka antibiotik intravena tidak berhasik mengontrol infeksi (kultur yang tetap positif), maka pemberian antibiotik intrathekal dapat menjadi pilihan alternatif.

pemberian antibiotik intrathekal dapat menjadi pilihan alternatif.

Terdapat bukti yang terbatas untuk pemberian antibiotik langsung ke dalam ventrikel Terdapat bukti yang terbatas untuk pemberian antibiotik langsung ke dalam ventrikel pada pasien dengan infeksi

pada pasien dengan infeksi shunt shunt  yang berat. Walaupun belum ada antibiotik yang disetujui oleh yang berat. Walaupun belum ada antibiotik yang disetujui oleh Food and Drug Administration untuk pemberian secara intraventrikular, namun yang biasa Food and Drug Administration untuk pemberian secara intraventrikular, namun yang biasa digunakan adalah vancomycin, gentamycin, tobramycin, dan polymyxins bergantung pada jenis digunakan adalah vancomycin, gentamycin, tobramycin, dan polymyxins bergantung pada jenis kuman penyebabnya. Dosis Vancomycin intratekal yang biasa digunakan adalah 10 mg hingga kuman penyebabnya. Dosis Vancomycin intratekal yang biasa digunakan adalah 10 mg hingga 20 ml perhari dan dilanjutkan beberapa hari lagi setelah kultur CSF negatif. Efek samping yang 20 ml perhari dan dilanjutkan beberapa hari lagi setelah kultur CSF negatif. Efek samping yang berpotensi terjadi setelah pemberian Vancomycin adalah ototoxicity, CSF eosinophilia, kejang, berpotensi terjadi setelah pemberian Vancomycin adalah ototoxicity, CSF eosinophilia, kejang, perubahan status mental, and iritasi jaringan lokal.

perubahan status mental, and iritasi jaringan lokal.

Pada kasus infeksi gram negatif, disarankan pemberian aminoglikosida walaupun dengan Pada kasus infeksi gram negatif, disarankan pemberian aminoglikosida walaupun dengan hasil yang kurang memuaskan. Efek samping pemberian aminoglikosida menyerupai efek hasil yang kurang memuaskan. Efek samping pemberian aminoglikosida menyerupai efek samping pemberian Vancomycin. Dosis yang umum diberikan pada pemberian gentamycin dan samping pemberian Vancomycin. Dosis yang umum diberikan pada pemberian gentamycin dan

(5)

tobramycin adalah 5 hingga 10 mg dan 10 hingga 20 mg pada Amikasin. Polymyxin B dan tobramycin adalah 5 hingga 10 mg dan 10 hingga 20 mg pada Amikasin. Polymyxin B dan Colistimethate telah digunakan pada ventrikulitis yang disebabkan oleh

Colistimethate telah digunakan pada ventrikulitis yang disebabkan oleh multi-drug resistant multi-drug resistant 

Acinobacter dan Pseudomonas dengan efek samping yang bersifat

Acinobacter dan Pseudomonas dengan efek samping yang bersifat dose-dependent dose-dependent  dan reversibel dan reversibel dan yang paling sering adalah iritasi meningeal. Dosis Polymyxin B dan Colistimethate dan yang paling sering adalah iritasi meningeal. Dosis Polymyxin B dan Colistimethate bervariasi dari 5 hingga 20 mg/ hari namun durasi pemberian yang optimal belum diketahui. bervariasi dari 5 hingga 20 mg/ hari namun durasi pemberian yang optimal belum diketahui.

Pemasangan shunt merupakan prosedur yang sering dilakukan oleh resident bedah saraf Pemasangan shunt merupakan prosedur yang sering dilakukan oleh resident bedah saraf yang belum memiliki pengalaman yang cukup dalam teknik operasi. Faktor ini dapat menjadi yang belum memiliki pengalaman yang cukup dalam teknik operasi. Faktor ini dapat menjadi risiko penting terjadinya infeksi post operasi.

risiko penting terjadinya infeksi post operasi.

Beberapa penelitian menunjukan penurunan angka infeksi postoperasi dengan Beberapa penelitian menunjukan penurunan angka infeksi postoperasi dengan menggunakan teknik operasi

menggunakan teknik operasi meticulousmeticulous. Sebaiknya, prosedur dilakukan pada ruang operasi. Sebaiknya, prosedur dilakukan pada ruang operasi khusus bedah saraf dan merupakan operasi pertama pada hari tersebut. Anggota paramedis yang khusus bedah saraf dan merupakan operasi pertama pada hari tersebut. Anggota paramedis yang terlibat dalam tindakan ini sebaiknya memperoleh pelatihan dalam penanganan manipulasi terlibat dalam tindakan ini sebaiknya memperoleh pelatihan dalam penanganan manipulasi prostesis dan meminimalkan keluar masuk ruang operasi yaitu bila sangat diperlukan saja. prostesis dan meminimalkan keluar masuk ruang operasi yaitu bila sangat diperlukan saja. Jumlah anggota di dalam ruang operasi sebaiknya hanya 4 orang saja, yaitu seorang anestesi, Jumlah anggota di dalam ruang operasi sebaiknya hanya 4 orang saja, yaitu seorang anestesi, seorang perawat, seorang ahli bedah saraf yang berpengalaman dalam menangani hidrosefalus, seorang perawat, seorang ahli bedah saraf yang berpengalaman dalam menangani hidrosefalus, dan seorang asisten. Barang yang non-steril dijauhkan dari are operasi yang steril. Pemberian dan seorang asisten. Barang yang non-steril dijauhkan dari are operasi yang steril. Pemberian antibiotik profilaksis dianjurkan saat induksi anestesi hingga 24 jam pertama setelah operasi. antibiotik profilaksis dianjurkan saat induksi anestesi hingga 24 jam pertama setelah operasi. Penelitian meta-analisis terbaru membuktikan efektivitas dari pemberian antibiotik profilaksis Penelitian meta-analisis terbaru membuktikan efektivitas dari pemberian antibiotik profilaksis dalam menurunkan angka infeksi. Antibiotik yang digunakan disesuaikan dengan bakteri flora di dalam menurunkan angka infeksi. Antibiotik yang digunakan disesuaikan dengan bakteri flora di rumah sakit setempat.

rumah sakit setempat.

7 7

Persiapan pasien yang penting adalah prosedur antiseptik. Direkomendasikan agar Persiapan pasien yang penting adalah prosedur antiseptik. Direkomendasikan agar penderita mandi dengan sabun povidone–iodine atau sejenisnya 24 jam sebelum operasi. Sesaat penderita mandi dengan sabun povidone–iodine atau sejenisnya 24 jam sebelum operasi. Sesaat sebelum prosedur pembedahan, lapangan operasi harus dicuci tiga kali dengan sabun povidone– sebelum prosedur pembedahan, lapangan operasi harus dicuci tiga kali dengan sabun povidone– iodine menggunakan teknik non steril. Kemudian kulit dipersiapkan sekali lagi dengan larutan iodine menggunakan teknik non steril. Kemudian kulit dipersiapkan sekali lagi dengan larutan povidone–iodine sebanyak tiga kali dengan teknik steril. Prosedur

povidone–iodine sebanyak tiga kali dengan teknik steril. Prosedur drappingdrapping harus dilakukanharus dilakukan secara hati-hati dan hanya memaparkan lapangan operasi saja. Disarankan lapangan operasi secara hati-hati dan hanya memaparkan lapangan operasi saja. Disarankan lapangan operasi dilapisai dengan iodoform (3M Ioban 2 Antimicrobial Incise Drapes EZ). Langkah pembedahan dilapisai dengan iodoform (3M Ioban 2 Antimicrobial Incise Drapes EZ). Langkah pembedahan yang tidak perlu sebaiknya dihindari untuk mempersingkat lamanya operasi.

yang tidak perlu sebaiknya dihindari untuk mempersingkat lamanya operasi. 5,8

5,8

8 8

(6)

Banyak penelitian yang dilakukan untuk meneliti hubungan antara kateter yang dilapisi Banyak penelitian yang dilakukan untuk meneliti hubungan antara kateter yang dilapisi antibiotik dengan risiko infeksi. Hasil penelitian in vitro menunjukan bahwa kateter yang dilapisi antibiotik dengan risiko infeksi. Hasil penelitian in vitro menunjukan bahwa kateter yang dilapisi dengan antibiotik menurunkan risiko kolonisasi bakteri, tetapi penelitian pada manusia dengan antibiotik menurunkan risiko kolonisasi bakteri, tetapi penelitian pada manusia menunjukan hasil yang kontroversial. Penulis menyarankan penggunaan alat ini pada pasien menunjukan hasil yang kontroversial. Penulis menyarankan penggunaan alat ini pada pasien dengan riwayat infeksi atau kasus dengan risiko tinggi terjadinya infeksi. Namun bagaimanapun, dengan riwayat infeksi atau kasus dengan risiko tinggi terjadinya infeksi. Namun bagaimanapun, perlu dilakukan langkah perioperatif secara hati-hati.

perlu dilakukan langkah perioperatif secara hati-hati.

Direkomendasikan penggunaan forsep saat pemasangan untuk menghindari manipulasi dari Direkomendasikan penggunaan forsep saat pemasangan untuk menghindari manipulasi dari sistem

sistem Shunt Shunt . Persiapan intraoperasi dengan povidone–iodine sangat berguna dan disarankan. Persiapan intraoperasi dengan povidone–iodine sangat berguna dan disarankan merendam

merendam shunt shunt   dengan cairan gentamycin. Pengunaan protokol pemasangan  dengan cairan gentamycin. Pengunaan protokol pemasangan shunt shunt   ini telah  ini telah umum dilakukan dan terbukti memiliki efikasi tinggi dalam mencegah infeksi.

umum dilakukan dan terbukti memiliki efikasi tinggi dalam mencegah infeksi. 6 6 Simpulan Simpulan 9 9

Hirosefalus adalah suatu kondisi dimana terdapat cairan serebrospinal (CSS) yang Hirosefalus adalah suatu kondisi dimana terdapat cairan serebrospinal (CSS) yang berlebihan di dalam ventrikel otak, dan pemasangan VP

berlebihan di dalam ventrikel otak, dan pemasangan VP shunt shunt   merupakan pilihan terapi yang  merupakan pilihan terapi yang luas digunakan pada kondisi ini. Namun komplikasi dari tindakan ini masih relatif tinggi. luas digunakan pada kondisi ini. Namun komplikasi dari tindakan ini masih relatif tinggi. Komplikasi yang paling sering adalah infeksi. Terapi yang direkomendasikan pada komplikasi Komplikasi yang paling sering adalah infeksi. Terapi yang direkomendasikan pada komplikasi infeksi yaitu pencabutan ventriculoperitoneal

infeksi yaitu pencabutan ventriculoperitoneal shunt shunt   dan pemasangan extraventricular drainage  dan pemasangan extraventricular drainage yang dikombinasikan dengan terapi antibiotik sesuai hasil kultur cairan serebrospinal. yang dikombinasikan dengan terapi antibiotik sesuai hasil kultur cairan serebrospinal. Penggunaan antibiotik intrathekal direkomendasikan pada pasien ini.

(7)

Daftar Pustaka Daftar Pustaka

1.

1. Nielsen N, Nielsen N, Breedt ABreedt A. . Hydrocephalus. 2013. Hydrocephalus. 2013. In: In: Nursing care Nursing care of of the the pediatricpediatric neurosurgery. Cartwright CC, Wallace DC, eds. Springer-Verlag Berlin Heidelberg. neurosurgery. Cartwright CC, Wallace DC, eds. Springer-Verlag Berlin Heidelberg. p:173-184.

p:173-184. 2.

2. Kestle JRW. 2011. Hydrocephalus in Children: Approach to the patient. In: YoumansKestle JRW. 2011. Hydrocephalus in Children: Approach to the patient. In: Youmans Neurological surgery. Park TS, Ghatan, Scott RM, eds. Vol 2. Saunders Neurological surgery. Park TS, Ghatan, Scott RM, eds. Vol 2. Saunders Elsevier-Philadelphia. p:1982-1986.

Philadelphia. p:1982-1986. 3.

3. Espay AJ.Espay AJ. Hydrocephalus. 2009. OnlineHydrocephalus. 2009. Online (http://emedicine.medscape.com/article/1135286(http://emedicine.medscape.com/article/1135286 overview,

overview, diakses tanggal 09 September 2014). diakses tanggal 09 September 2014). 4.

4. Umeh O, Berkowitz LB. 2004. Infection Caused by Members of the Genus Klebsiella.Umeh O, Berkowitz LB. 2004. Infection Caused by Members of the Genus Klebsiella. Infectious Disease Update. Medical News, 11(5):28 – 33.

Infectious Disease Update. Medical News, 11(5):28 – 33. 5.

5. Aly B, Kamal HM. 2009. Ventriculo-Peritoneal Shunt Infections in Infants and Children.Aly B, Kamal HM. 2009. Ventriculo-Peritoneal Shunt Infections in Infants and Children. Lybian Journal of Medicine.

Lybian Journal of Medicine. 6.

6. Yampolsky C, Ajler P. 2012. Management of Shunt Infections. In: Schmidek & SweetYampolsky C, Ajler P. 2012. Management of Shunt Infections. In: Schmidek & Sweet Operative Neurosurgical Techniques: Indications, Methods, and Results. Operative Neurosurgical Techniques: Indications, Methods, and Results. Quinones-Hinojosa A. 6

Hinojosa A. 6thth 7.

7. Ziai WC, Lemin III JJ. Update in the diagnosis and management of central nervousZiai WC, Lemin III JJ. Update in the diagnosis and management of central nervous system infections. Neurol Clin, 2008;26:427-468.

system infections. Neurol Clin, 2008;26:427-468.

eds. Vol 1. Elsevier Saunders-Philadelphia. p: 1151-1155. eds. Vol 1. Elsevier Saunders-Philadelphia. p: 1151-1155.

8.

8. Kulkarni AV, Drake JM, Lamberti-Pasculli. Cerebrospinal fluid shunt infection: aKulkarni AV, Drake JM, Lamberti-Pasculli. Cerebrospinal fluid shunt infection: a prospective study of risk factors. J neurosurg, 2001;94:195-201.

prospective study of risk factors. J neurosurg, 2001;94:195-201. 9.

9. Duhaime AC. Evaluation and management of shunt infections in children withDuhaime AC. Evaluation and management of shunt infections in children with hydrocephalus. Clin Pediatr, 2006;45:705-713.

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu, Indocement diharapkan untuk terus mempertahankan program Pendampingan Kelompok Batik Pewarna Alam Ciwaringin dan meningkatkan komunikasi kepada publiknya,

Berdasarkan penilaian petani dan pemilik penggilingan beras pada saat temu lapang/panen bahwa varietas Inpari 4 lebih sesuai untuk dikembangkan sebagai varietas untuk

untuk mencapai objektif lni, pembangun sistem perlu tahu apa yang diperlukan ebagai Input dan memahami tindakbalas dari pengguna terhadap elemen yang berlainan yang

Data yang telah diperoleh peneliti adalah titik koordinat sekolah, serta data mengenai sarana dan prasarana sekolah SMP di Kabupaten Gorontalo Utara.. Koordinat

Penelitian ini perlu dilaksanakan untuk mendapatkan model revitaliasi organisasi pergerakan mahasiswa untuk dapat mengartikulasikan kepentingan masyarakat dan mengelola

Aktivitas mengikuti tambahan jam belajar pendidikan agama Islam di beberapa sekolah dan salah satunya yaitu SMAN 4 Palangka Raya dilaksanakan untuk menambah dan

Ayam sentul pada persilangan PS memiliki performa produksi yaitu hen day yang lebih tinggi secara biologis dan bobot telur yang lebih berat dibandingkan ayam kampung

Hubungan Antara Kelelahan Kerja Dengan Produktivitas Kerja karyawan.. Fakultas Kesehatan