• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROGRAM PROTEKSI RADIASI.docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PROGRAM PROTEKSI RADIASI.docx"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

Program Proteksi dan Keselamatan Radiasi adalah tindakan sistematis dan terencana untuk melindungi pekerja, anggota masyarakat dan lingkungan hidup dari bahaya radiasi. Program ini dibuat sesuai dengan amanat Peraturan Pemerintah No. 29 tahun 2008 tentang Perizinan Pemanfaatan Sumber Radiasi Pengion dan Bahan Nuklir, dengan mempertimbangkan Peraturan Pemerintah No. 33 tahun 2007 tentang Keselamatan Radiasi Pengion dan Keamanan Sumber Radioaktif, Perka BAPETEN No. 8 tahun 2011 tentang Keselamatan Radiasi dalam Penggunaan pesawat Sinar-X Radiologi Diagnostik dan Intervensional, serta Perka BAPETEN No. 4 tahun 2013 tentang Proteksi dan keselamatan Radiasi dalam Pemanfaatan Tenaga Nuklir.

Untuk memastikan keselamatan dan kesehatan pekerja, masyarakat dan lingkungan hidup, RSK Dr. Tadjuddin Chalid Makassar berprinsip bahwa kegiatan pemanfaatan radiasi pengion direncanakan dan dioperasikan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh BAPETEN dan menjamin paparan radiasi ditekan serendah-rendahnya. Penerimaan dosis radiasi terhadap pekerja dan masyarakat tidak boleh melebihi Nilai Batas Dosis (NBD) yang ditetapkan oleh BAPETEN.

I.2. Tujuan

Tujuan pembuatan program ini adalah untuk :

a. Memberikan gambaran tentang fasilitas, pesawat sinar-X, peralatan penunjang, dan perlengkapan proteksi.

b. Memastikan bahwa proteksi dan keselamatan radiasi di fasilitas terpenuhi dan dapat direview atau dikaji ulang sesuai dengan pemanfaatannya.

c. Pelaksanaan pelayanan radiologi diagnostik dan intervensional dapat memenuhi prinsip-prinsip keselamatan radiasi.

(2)

Lingkup program ini mencakup seluruh pesawat sinar-x untuk tujuan pemanfaatan radiologi diagnostic dan intervensional di RSK Dr. Tadjuddin Chalid Makassar. Persyaratan dasar, struktur organisasi proteksi dan keselamatan radiasi dan prosedur kerja agar paparan akibat kerja, termasuk rencanan penanggulanagan keadaan darurat di lingkunan RSK Dr. Tadjuddin Chalid Makassar.

I.4. Definisi

Yang dimaksud dalam Peraturan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir No. 8 Tahun 2011 tentang Keselamatan Radiasi dalam Penggunaan Pesawat Sinar-x Radiologi Diagnostik dan Intervensional, adalah:

1. Badan Pengawas Tenaga Nuklir yang selanjutnya disebut BAPETEN adalah instansi yang bertugas melaksanakan pengawasan melalui peraturan, perizinan, dan inspeksi terhadap segala kegiatan pemanfaatan tenaga nuklir.

2. Keselamatan Radiasi Pengion dibidang medic yang selanjutnya disebut Keselamatan Radiasi adalah tindakan yang dilakukan untuk melindungi pasien, pekerja, anggota masyarakat, dan lingkungan hidup dari bahaya Radiasi.

3. Radiasi Pengion yang selanjutnya disebut Radiasi adalah gelombang elektromagnetik dan partikel bermuatan yang karena energi yang dimilikinya mampu mengionisasi media yang dilaluinya.

4. Proteksi Radiasi adalah tindakan yang dilakukan untuk mengurangi pengaruh Radiasi yang merusak akibat Paparan Radiasi.

5. Radiologi adalah cabang ilmu kedokteran yang berhubungan dengan Penggunaan semua modalitas yang menggunakan Radiasi untuk diagnosis dan prosedur terapi dengan menggunakan panduan Radiologi, termasuk teknik pencitraan dan Penggunaan Radiasi dengan sinar-X dan zat radioaktif.

6. Radiologi Diagnostik adalah kegiatan yang berhubungan dengan Penggunaan fasilitas untuk keperluan diagnosis.

7. Radiologi Intervensional adalah cabang ilmu Radiologi yang terlibat dalam terapi dan diagnosis pasien, dengan melakukan terapi dalam tubuh pasien melalui bagian luar tubuh dengan kawat penuntun, stent, dan lain-lain dengan

(3)

menggunakan sinar-X.

8. Penggunaan adalah semua kegiatan yang terkait dengan pelaksanaan layanan Radiologi Diagnostik dan Intervensional.

9. Pesawat Sinar-X Terpasang Tetap adalah pesawat sinar-X yang terpasang secara tetap dalam ruangan yang digunakan untuk pemeriksaan umum secara rutin.

10. Pesawat Sinar-X Portabel adalah pesawat sinar-X ukuran kecil dilengkapi dengan wadah pembungkus (suitcase) sehingga mudah dibawa dari satu tempat ke tempat lain.

11. Pesawat Sinar-X Mobile dalam ruangan adalah pesawat sinar-X yang dilengkapi dengan atau tanpa baterai charger dan roda sehingga mudah digerakan yang dapat dibawa ke beberapa ruangan untuk pemeriksaan umum secara rutin.

12. Pesawat Sinar-X Mobile dalam Mobile Station adalah pesawat sinar-X yang terpasang secara permanen didalam mobil sehingga dapat dipergunakan untuk pemeriksaan umum secara rutin di beberapa tempat.

13.Pesawat Sinar-X Tomografi adalah pesawat sinar-X yang menggunakan metode pencitraan tomografi untuk mengetahui gambaran obyek dalam potongan irisan (slice per slice).

14. Pesawat Sinar-X Pengukur Densitas Tulang (Bone Densitometry) adalah pesawat sinar-X yang secara khusus dipergunakan untuk mengetahui densitas tulang atau pemeriksaan kekeroposan tulang Osteoporosis), misalnya dual energy X-ray

absorptiometry (DXA).

15. Pesawat Sinar-X Penunjang Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy (ESWL) adalah pesawat sinar-X yang dilengkapi dengan tabir penguat citra, untuk mengetahui letak batu dalam tubuh manusia dan menghancurkan batu tersebut dengan pembangkit gelombang kejut dengan jenis pesawat sinar-X berupa C-Arm atau konvensional.

16. Pesawat Sinar-X Arm Penunjang Bedah adalah pesawat sinar-X bentuk C-Arm yang ditempatkan di ruang bedah yang secara khusus digunakan untuk membantu tindakan pembedahan.

(4)

yang secara khusus dipergunakan untuk pemeriksaan payudara dengan obyek berada diantara film radiografi dan tabung sinar-X.

18. Pesawat Sinar-X Kedokteran Gigi Intraoral Konvensional adalah pesawat sinar-X yang digunakan untuk pemeriksaan radiografi gigi geligi dan struktur disekitar intraoral, yang menggunakan film radiografi khusus gigi.

19. Pesawat Sinar-X Kedokteran Gigi Intraoral Digital adalah pesawat sinar-X yang digunakan untuk pemeriksaan radiografi gigi geligi dan struktur disekitar intraoral, yang menggunakan media penerima gambar selain film radiografik serta komputer sebagai media perekam radiografi.

20. Pesawat Sinar- X Kedokteran Gigi Portabel adalah pesawat sinar-X Kedokteran Gigi yang ukurannya sangat kecil sehingga mudah dibawa dari satu tempat ke tempat lain.

21. Pesawat Sinar-X Kedokteran Gigi Ekstraoral Konvensional adalah pesawat sinar-X yang digunakan untuk pemeriksaan radiografi kepala dan rahang, yang menggunakan film radiografi khusus gigi.

22. Pesawat Sinar-X Kedokteran Gigi Ekstraoral Digital adalah pesawat sinar-X yang digunakan untuk pemeriksaan radiografi kepala dan rahang, yang menggunakan media penerima gambar selain film radiografi serta komputer sebagai media perekam radiografi.

23. Pesawat Sinar-X Kedokteran Gigi Cone Beam Computed Tomography Scannin

(CBCT-Scan) adalah pesawat sinar-X tomografi yang merupakan pengembangan

dari sistem CT-scan, yang didesain untuk memperoleh gambaran visualisasi jaringan keras daerah maksilofasial serta evaluasi morfologi skeletal dalam 3 (tiga) dimensi, dengan kemampuan menampilkan citra rekonstruksi sesuai bentuk, ukuran dan volume obyek.

24. Pesawat Sinar-X Fluoroskopi adalah pesawat sinar-X yang memiliki tabir atau lembar penguat fluorosensi yang dilengkapi dengan sistem video yang dapat mencitrakan obyek secara terus menerus.

25. Pesawat Sinar-X Angiografi adalah pesawat sinar-X yang secara khusus dipergunakan untuk pemeriksaan pembuluh darah.

(5)

26. Pesawat Sinar-X CT-Scan adalah pesawat sinar-X yang menggunakan metode pencitraan tomografi dengan proses digital yang dapat membuat gambar 3 (tiga) dimensi organ internal tubuh dari pencitraan sinar-X 2 (dua) dimensi yang dihasilkan dari sejumlah data dasar yang dapat dimanipilasi sesuai pencitraannya. 27. Pesawat Sinar-X CT-Scan Angiografi adalah pesawat sinar-X CT-Scan yang

digunakan untuk pemeriksaan pembuluh darah.

28. Pesawat Sinar-X CT-Scan Fluoroskopi adalah pesawat sinar-X CT-Scan yang menggunakan metode pencitraan tomografi dengan proses digital yang dapat membuat gambar 3 (tiga) dimensi organ internal tubuh dari pencitraan sinar-X 2 (dua) dimensi yang dihasilkan dari sejumlah data dasar yang dapat dimanipulasi sesuai kebutuhan pencitraannya yang dilengkapi dengan perangkat pencitraan secara kontinu.

29. Pesawat Sinar-X CT-Scan untuk Simulator adalah pesawat sinar-X CT-Scan di Instalasi Radiologi yang dilengkapi dengan aksesoris tambahan berupa meja pasien yang datar (flat) dan laser pointer yang digunakan untuk simulasi radioterapi.

30. Pesawat Sinar-X CT-Scan Simulator adalah pesawat sinar-X CT-Scan di Instalasi Radioterapi yang didesain dan digunakan khusus untuk simulasi radioterapi.

31. Pesawat Sinar-X Arm untuk Brakhiterapi adalah pesawat sinar-X bentuk C-Arm yang ditempatkan diruang Brakhiterapi yang secara khusus digunakan untuk membantu tindakan Brakhiterapi, misalnya pemasangan aplikator.

32. Citra Radiografi adalah gambar yang diperoleh dari pemeriksaan tubuh pasien pada media perekam radiografi dengan menggunakan pesawat sinar-X.

33. Media Perekam Radiografi adalah suatu alat atau bahan yang digunakan untuk merekam hasil pencitraan radiografi, seperti film, kertas khusus, dan system komputer.

34. Paparan Radiasi adalah penyinaran Radiasi yang diterima oleh manusia atau materi, baik disengaja atau tidak, yang berasal dari Radiasi interna maupun eksterna.

(6)

36. Paparan Medik adalah paparan yang diterima oleh pasien sebagai bagian dari diagnosis atau pengobatan medik, dan orang lain sebagai sukarelawan yang membantu pasien.

37. Paparan Potensial adalah paparan yang tidak diharapkan atau diperkirakan tetapi mempunyai kemungkinan terjadi akibat kecelakaan sumber atau karena suatu kejadian atau rangkaian kejadian yang mungkin terjadi termasuk kegagalan peralatan atau kesalahan operasional.

38. Paparan Darurat adalah paparan yang diakibatkan terjadinya kondisi darurat nuklir dan radiologik.

39. Dosis Radiasi yang selanjutnya disebut Dosis adalah jumlah Radiasi yang terdapat dalam medan Radiasi atau jumlah energi Radiasi yang diserap atau diterima oleh materi yang dilaluinya.

40. Dosis Ekuivalen adalah besaran Dosis yang khusus digunakan dalam Proteksi Radiasi untuk menyatakan besarnya tingkat kerusakan pada jaringan tubuh akibat terserapnya sejumlah energy Radiasi dengan memperhatikan faktor yang mempengaruhinya (Dosis dan jenis Radiasi serta faktor lain).

41. Dosis Efektif adalah besaran Dosis yang khusus digunakan dalam Proteksi Radiasi yang nilainya adalah jumlah perkalian Dosis Ekuivalen yang diterima jaringan dengan faktor bobot jaringan.

42. Nilai Batas Dosis adalah Dosis terbesar yang diizinkan oleh BAPETEN yang dapat diterima oleh pekerja Radiasi dan anggota masyarakat dalam jangka waktu tertentu tanpa menimbulkan efek genetik dan somatik yang berarti akibat pemanfaatan tenaga nuklir.

43. Pemegang Izin adalah orang atau badan yang telah menerima izin pemanfaatan tenaga nuklir dari BAPETEN.

44. Pekerja Radiasi adalah setiap orang yang bekerja di Instalasi Radiologi Diagnostik dan Intervensional yang diperkirakan dapat menerima Dosis Radiasi tahunan melebihi Dosis untuk masyarakat umum.

(7)

oleh BAPETEN dinyatakan mampu melaksanakan pekerjaan yang berhubungan dengan Proteksi Radiasi.

46. Dokter Spesialis Radiologi adalah dokter dengan spesialisasi di bidang Radiologi, yang menggunakan Radiasi Pengion dan non pengion untuk membuat diagnosis dan melakukan terapi Intervensi.

47. Dokter Gigi Spesialis Radiologi Kedokteran Gigi adalah dokter gigi yang mengkhususkan diri pada Ilmu Radiologi dalam pelayanan medis dan pencitraan diagnostic Kedokteran Gigi yang berkaitan dengan penyakit dan/atau kelainan pada sistem stomatognatik.

48. Dokter Gigi yang Berkompeten adalah dokter gigi yang telah memperoleh kompetensi dalam bidang Radiologi Kedokteran Gigi tertentu.

49. Dokter yang Berkompeten adalah Dokter Spesialis Radiologi atau dokter lain yang memiliki kompetensi dalam bidang Radiologi.

50. Tenaga Ahli (Qualified Expert) adalah tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi dalam bidang fisika medic klinik lanjut, telah mengikuti clinical

residence, dan telah bekerja di Instalasi Radiologi paling kurang 7 (tujuh) tahun.

51. Fisikawan Medis adalah tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi dalam bidang fisika medik klinik dasar.

52. Radiografer adalah tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi dengan diberikan tugas, wewenang, dan tanggung jawab secara penuh untuk melakukan kegiatan Radiologi Diagnostik dan Intervensional.

53. Operator Pesawat Sinar-X Kedokteran Gigi adalah orang yang mengoperasikan Pesawat Sinar-X Kedokteran Gigi selain Radiografer, yang memiliki kompetensi bidang Radiologi kedokteran gigi.

54. Daerah Terpencil adalah daerah yang sulit di jangkau karena berbagai sebab seperti keadaan geografi (kepulauan, pegunungan, daratan, hutan dan rawa), transportasi dan sosial budaya.

55. Intervensi adalah setiap tindakan untuk mengurangi atau menghindari paparan atau kemungkinan terjadinya paparan kronik dan Paparan Darurat.

(8)

56. Rekaman adalah dokumen yang menyatakan hasil yang dicapai atau memberi bukti pelaksanaan kegiatan dalam pemanfaatan tenaga nuklir.

57. Kecelakaan Radiasi adalah kejadian yang tidak direncanakan termasuk kesalahan operasi, kerusakan ataupun kegagalan fungsi alat, atau kejadian lain yang menimbulkan akibat atau potensi akibat yang tidak dapat diabaikan dari aspek Proteksi atau Keselamatan Radiasi.

(9)

BAB II

PENYELENGGARA PROTEKSI DAN KESELAMATAN RADIASI

Penyelenggara proteksi dan keselamatan radiasi merupakan wadah yang terdiri dari perwakilan setiap personil yang ada di fasilitas atau instansi yang pemanfaatan tenaga nuklir, dapat berbentuk orang perorangan, komite atau organisasi bertugas untuk membantu pemegang izin dalam melaksanakan tanggungjawabnya.

II.1. Struktur Organisasi

Struktur Organisasi Penyelenggara Proteksi dan Keselamatan Radiasi RSK. Dr.Tadjuddin Chalid Makassar.

Data Personil pada struktur Organisasi RSK Dr. TADJUDDIN CHALID MAKASSAR PETUGAS PROTEKSI RADIASI DIREKTUR UTAMA RSK DR. TADJUDDIN CHALID MAKASSAR KEPALA INSTALASI RADIOLOGI PEKERJA RADIASI RADIOGRAFER PEKERJA RADIASI DOKTER SPESIALIS RADIOLOGI

(10)

1 Nama Pemegang Izin : Dr. H. Kamal Ali Parengrengi, M.Kes

No. KTP : 7371111208610002

Masa Berlaku : 12-08-2017

2 Dokter Spesialis Radiologi

Nama : Dr. Zatriani, M.Kes, Sp.Rad

Pendidikan Terakhir : S2 (Spesialis)

Nomor SIP : 446/76.11/DS-Rad/SIP.1/DKK/IX/2012

Masa Berlaku : sampai 22 Februari 2017

Status : Pekerja Radiasi

3 Petugas Proteksi Radiasi

Nama : Juanda, Dipl.Rad

Pendidikan Terakhir : D III Radiologi

Nomor SIB : 01777.224.02.141113

Masa Berlaku : sampai 13 Oktober 2017

4 Radiografer

1 Nama : Ahmad Ridha

Pendidikan Terakhir : D III ATRO

Nomor STR : 280751112 - 0026791

Masa Berlaku : sampai 22 Agustus 2017

2 Nama : Andi Herman

Pendidikan Terakhir : D III ATRO

Nomor STR : 280751112 - 0026

Masa Berlaku : sampai 17 Desember 2017

3 Nama : Sitti Suharni

Pendidikan Terakhir : D III ATRO

Nomor STR : 28075112 - 0026

Masa Berlaku : sampai 31 Desember 2017

4 Nama : Fajar Arfah

Pendidikan Terakhir : D III ATRO

Nomor STR : 280751112 – 0026939

Masa Berlaku : sampai 17 Agustus 2017

5 Nama : Syamsul Alam

Pendidikan Terakhir : D III ATRO

Nomor STR : 280751112 - 0026940

Masa Berlaku : sampai 28 Oktober 2017

(11)

II.2.1. Pemegang Izin

Pemegang Izin memiliki tanggung jawab sebagai berikut :

a. Menyediakan, melaksanakan, mendokumentasikan program proteksi dan

keselamatan radiasi.

b. Membangun komunikasi yang baik pada seluruh tingkatan organisasi sehingga

informasi mengenai proteksi dan keselamatan radiasi dapat mudah dimengerti dan dipahami.

c. Menetapkan kualifikasi personil yang memadai sesuai dengan bidang pekerjaannya.

d. Memverifikasi secara sistematis bahwa hanya personil yang sesuai dengan kompetensi yang bekerja dalam Penggunaan pesawat sinar-x

e. Menyelenggarakan pelatihan Proteksi Radiasi.

f. Menyelenggarakan pemantauan kesehatan bagi Pekerja Radiasi

g. Menyediakan perlengkapan Proteksi Radiasi.

h. Melaporkan kepada Kepala BAPETEN mengenai pelaksanaan program

proteksi dan keselamatan radiasi, dan verifikasi keselamatan.

i. Mengidentifikasi dan memperbaiki factor-faktor yang mempengaruhi proteksi

dan keselamatan radiasi sesuai dengan potensi bahaya.

j. Melakukan pemantauan dosis yang diterima personil dengan film badge atau

TLD badge setiap bulan.

k. Membuat dan memelihara rekaman terkait program proteksi dan keselamatan

radiasi.

l. Melakukan Uji Kesesuaian pesawat sinar-X dan memastikan bahwa pesawat

sinar-X yang digunakan dalam kondisi layak beroperasi

II.2.2. Petugas Proteksi Radiasi

Petugas Proteksi Radiasi memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut : a. Membuat dan memutakhirkan program proteksi dan keselamatan radiasi. b. Memantau aspek operasional program proteksi dan keselamatan radiasi.

c. Memastikan ketersediaan dan kelayakan perlengkapan Proteksi Radiasi, dan memantau pemakaiannya.

d. Meninjau secara sistematik dan periodik, program pemantauan di semua tempat di mana pesawat sinar-X digunakan.

e. Memberikan konsultasi yang terkait dengan proteksi dan keselamatan radiasi. f. Berpartisipasi dalam mendesain fasilitas Radiologi

(12)

g. Memelihara Rekaman.

h. Mengidentifikasi kebutuhan dan mengorganisasi kegiatan pelatihan

i. Melaksanakan latihan penanggulangan dan pencarian fakta dalam hal Paparan Darurat.

j. Melaporkan kepada Pemegang Izin setiap kejadian kegagalan operasi yang berpotensi menimbulkan Kecelakaan Radiasi.

k. Menyiapkan laporan tertulis mengenai pelaksanaan program proteksi dan keselamatan radiasi, dan verifikasi keselamatan.

II.2.3. Dokter Spesialis Radiologi

Dokter Spesialis Radiologi atau Dokter yang Berkompeten memiliki tugas dan tanggung jawab, sebagai berikut :

a. Menjamin pelaksanaan seluruh aspek keselamatan pasien.

b. Memberikan rujukan dan justifikasi pelaksanaan diagnosis atau intervensional dengan mempertimbangkan informasi pemeriksaan sebelumnya.

c. Mengoperasikan Pesawat Sinar-X Fluoroskopi.

d. Menjamin bahwa paparan pasien serendah mungkin untuk mendapatkan Citra Radiografi yang seoptimal mungkin dengan mempertimbangkan tingkat panduan Paparan Medik.

e. Menetapkan prosedur diagnosis dan Intervensional bersama dengan Fisikawan Medis dan/atau Radiografer.

f. Mengevaluasi Kecelakaan Radiasi dari sudut pandang klinis.

g. Menyediakan kriteria untuk pemeriksaan wanita hamil, anak-anak, dan pemeriksaan kesehatan Pekerja Radiasi.

II.2.4. Pekerja Radiasi (Radiografer)

Radiografer dan Operator Pesawat Sinar-X Kedokteran Gigi memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :

a. Memberikan proteksi terhadap pasien, dirinya sendiri, dan masyarakat di sekitar

ruang pesawat sinar-X.

b. Menerapkan teknik dan prosedur yang tepat untuk meminimalkan paparan yang

diterima pasien sesuai kebutuhan.

c. Melakukan kegiatan pengolahan film di kamar gelap. II.3. Pelatihan

Manajemen RSK. Dr. Tadjuddin Chalid mengalokasikan sumber daya manusia yang memadai untuk menetapkan, melaksanakan dan menilai pendidikan dan pelatihan bagi pekerja radiasi. Manajemen berkomitmen menyelenggarakan dan

(13)

mengevaluasi pelatihan dalam bidang proteksi dan keselamatan radiasi secara reguler untuk PPR, Dokter ahli radiologi/dokter yang berkompeten dan radiografer minimal 4 (empat) tahun sekali.

.

N

O NAMA PERSONIL PROFESI

DIKLAT YANG PERNAH DIIKUTI KUALIFIKA SI PENDIDIKA N RENCANA PELATIH AN

1. dr. Zatriani, M.Kes, Sp.Rad Spesialis

Radiologi

Dokter Ahli Radiologi

2. Juanda, Dipl.Rad Radiografer PPR Tahun 2013 D III

Radiologi

Tahun 2017

3. Ahmad Ridha, A.Md.Rad Radiografer PPR tahun 2014 D III ATRO Tahun 2018

4. Andi Herman, A.Md.Rad Radiografer D III ATRO Tahun 2015

5. Fajar Arfah, A.Md.Rad Radiografer D III ATRO Tahun 2015

6. Syamsul Alam, A.Md.Rad Radiografer D III ATRO Tahun 2015

7. Siti Suharni, A.Md.Rad Radiografer PPR Tahun 2007 D III ATRO Tahun 2015

BAB III

DESKRIPSI FASILITAS, PESAWAT SINAR-X DAN PERALATAN PERLENGKAPAN PROTEKSI RADIASI

III.1. Deskripsi Fasilitas

Fasilitas radiologi merupakan satu kesatuan dari gedung RSK. Dr.Tadjuddin Chalid dengan spesifikasi pembangian ruang sebagai berikut:

(14)

A. Ruang Tunggu Pasien B. Ruang Pemeriksaan I C. Ruang Pemeriksaan II D. Ruang Kamar Gelap E. Ruang Operator Pesawat F. Loket Administrasi G. Ruang Pemeriksaan USG H. Toilet Petugas

I. Toilet Pasien

J. Kamar Ganti pakaian Pasien Kusta K. Kamar Ganti Pakaian Pasien Umum L. Kamar Ganti Pakaian Pasien Kusta M. Kamar Ganti Pakaian Pasien Umum

Fasilitas Kerja dan Proteksi Radiasi Ruang Pemeriksaan I

a. Ukuran ruangan pemeriksaan : p x l x t = 7m x 6m x 3m.

b. Ukuran ruang operator : p x l x t = 3m x 2m x 3m Yang dilengkapi dengan kaca observasi timbal 2mm berukuran : p x l : 40cm x 26cm .

c. Dinding ruangan terbuat dari bata plesteran setebal 26cm tanpa lapisan timbal. d. Pintu masuk pasien terbuat dari triplek 40mm di tambah lapisan timbale 2 mm

serta di lengkapi dengan lampu merah yang berfungsi dengan baik.

e. Terdapat perisai radiasi mobile berukuran : t x l = 1,8m x 3m dilengkapi kaca observasi tanpa timbal berukuran 20cm x 15cm .

f. Ruang pemeriksaan dilengkapi AC. g. Ruang operator dilengkapi AC

h. Ukuran kamar gelap : p x l x t = 6m x 3m x 3m dilengkapi AC. i. Suhu dan kelembaban

- Ruang Pemeriksaan : 20 0 C - Kamar Gelap : 24 0 C

Fasilitas Kerja dan Proteksi Radiasi Ruang Pemeriksaan II

a. Ukuran ruangan pemeriksaan : p x l x t = 5,7m x 4,7m x 3m. b. Ukuran ruang operator : p x l x t = 4m x 4m x 3m

c. Dinding ruangan terbuat dari bata plesteran setebal 26cm tanpa lapisan timbal. d. Pintu masuk pasien terbuat dari triplek 40mm di tambah lapisan timbale 2 mm

serta di lengkapi dengan lampu merah yang berfungsi dengan baik. e. Ruang pemeriksaan dilengkapi AC.

(15)

III.2. Deskripsi Pesawat Sinar-X dan Peralatan Penunjang a. Pesawat Sinar-X

Ruang Pemeriksaan I

1 Nama Pesawat / Merek General X-Ray Konvensional /Acoma

2 Tipe / Model pesawat DP. 90

3 Kondisi maksimum 125 kV / 500 mA

4 No. seri pesawat 82249

5 Merek tabung / Tipe tabung Acoma / DRX-90

6 No. seri tabung / insert tube 85K0099

7 Filter bawaan 0,7 mm Al, pada 150 kVp

8 Diafragma Dapat diatur

9 Lampu indicator Ada

10 Kolimator Ada

11 Jenis berkas radiasi Terkolimasi

12 Tahun pembuatan / tahun pemasangan - / 1984

1 Nama Pesawat / Merek X-Ray Mobile /GE

2 Tipe / Model pesawat TMX+ / 2393199

3 Kondisi maksimum 125 kV / 300 mA

4 No. seri pesawat 393-12-127-1717

5 Merek tabung / Tipe tabung Ralco / X22

6 No. seri tabung / insert tube 13M837

7 Filter bawaan 3 mm Al

8 Diafragma Ada

9 Lampu indicator Ada

10 Kolimator Ada

11 Jenis berkas radiasi Terkolimasi

12 Tahun pembuatan / tahun pemasangan 2012 / 2012

(16)

1 Nama Pesawat / Merek X-Ray General Purpose / GE

2 Tipe / Model pesawat XR 6000 / 5183561

3 Kondisi maksimum 150 kV / 500 mA

4 No. seri pesawat SOS12134

5 Merek tabung / Tipe tabung ToshibA / E 7843X

6 No. seri tabung / insert tube 12C303

7 Filter bawaan 1.3 mm Al @100kVp

8 Diafragma Ada

9 Lampu indicator Ada

10 Kolimator Ada

11 Jenis berkas radiasi Terkolimasi

12 Tahun pembuatan / tahun pemasangan 2012 / 2013

b. Peralatan Penunjang

1. Bucky Wall Stand 2. Cassette Stand

3. Lampu indicator radiasi 4. Tanda bahaya radiasi

Hasil pengukuran paparan radiasi pada saat uji kesesuaian Sebagaimana terlampir.

III.3. Deskripsi Pembagian Daerah Kerja

Pembagian daerah kerja pada RSK. Dr.Tadjuddin Chalid terbagi atas Daerah Pengendalian dan/atau Daerah Supervisi. Manajemen RSK. Dr.Tadjuddin Chalid Makassar berupaya melindungi masyarakat dengan mencegah akses masyarakat ke Daerah Pengendalian. Proteksi radiasi di Daerah Pengendalian dilakukan dengan cara menempelkan tanda peringatan bahaya radiasi yang jelas, mudah terlihat, dan mencolok di setiap pintu akses ke Daerah Pengendalian. Ruang radiologi juga dilengkapi dengan lampu tanda radiasi di luar pintu masuk yang menyala saat ruang radiologi digunakan. Manajemen RSK. Dr.Tadjuddin Chalid Makassar memastikan bahwa seluruh tanda bahaya radiasi ini berfungsi.

III.3.1 Daerah Pengendalian

Pada daerah Pengendalian ini RSK. Dr.Tadjuddin Chalid melakukan tindakan proteksi dan keselamatan radiasi dengan :

(17)

a. Menandai dan membatasi Daerah Pengendalian yang ditetapkan dengan tanda fisik yang jelas atau tanda lainnya.

b. Memasang atau menempatkan tanda peringatan atau petunjuk pada titik akses dan lokasi lain yang dianggap perlu di dalam Daerah Pengendalian.

c. Memastikan akses ke Daerah Pengendalian : - Hanya untuk Pekerja Radiasi

- Pengunjung yang masuk ke Daerah Pengendalian didampingi oleh Petugas Proteksi Radiasi

- Menyediakan peralatan pemantuan dan peralatan protektif radiasi

Daerah Pengendalian dalam instansi kami adalah ruang radiologi yang terdapat pemanfaatan pesawat sinar-X di dalamnya, yaitu Ruang Pemeriksaan I dan Ruang Pemeriksaan II.

III.3.2 Daerah Supervisi

Pada Daerah Supervisi ini, RSK. Dr.Tadjuddin Chalid Makassar menetapkan daerah supervise dengan mempertimbangkan criteria potensi penerimaan paparan radiasi individu lebih dari NBD anggota masyarakat dan kurang dari 3/10 ( tiga persepuluh) NBD pekerja radiasi dan bebas kontaminasi, selain itu RSK. Dr.Tadjuddin Chalid Makassar :

a. Menandai dan membatasi Daerah Supervisi yang ditetapkan dengan tanda yang jelas.

b. Memasang tanda di titik akses masuk Daerah Supervisi.

III.4. Deskripsi Perlengkapan Proteksi Radiasi

Untuk memastikan proteksi pasien, pekerja dan masyarakat terpenuhi, RSK. Dr.Tadjuddin Chalid Makassar menyediakan perlengkapan proteksi. Petugas Proteksi Radiasi akan memastikan bahwa perlengkapan ini berfungsi baik dan digunakan sebagaimana mestinya, dan saat ini perlengkapan proteksi yang dimiliki sebagai berikut:

a. Peralatan pemantau dosis perorangan (TLD BADGE) sebanyak 7 (tujuh) buah b. Lead Rubber Apron, sebanyak 8 (delapan) buah

(18)

c. Kursi Lead Apron, sebanyak 1 (satu) buah d. Kacamata Geogle, sebanyak 1 (satu) buah e. Mobile Lead Barrier, sebanyak 1 (satu) buah f. Sarung tangan Pb, sebanyak 1 (satu) buah

BAB IV

PROSEDUR PROTEKSI DAN KESELAMATAN RADIASI

IV.1. Proteksi dan Keselamatan Radiasi dalam Operasi Normal IV.1.1. Pengoperasian Pesawat Sinar-X

Manajemen RSK. Dr.Tadjuddin Chalid Makassar menetapkan prosedur pengoperasian setiap pesawat sinar-X dan menempatkannya di sekitar pesawat untuk dapat digunakan oleh petugas yang kompeten. Prosedur kami buat dengan jelas dan mudah dipahami oleh petugas. Prosedur pengoperasian pesawat meliputi cara menghidupkan, mengoperasikan, dan mematikan pesawat. Berikut adalah prosedur pengoperasian pesawat sinar-X yang ada di fasilitas RSK Dr.Tadjuddin Chalid Makassar:

1. Saklar induk dihidupkan.

(19)

3. Setiap pemeriksaan radiologi, atur faktor eksposi dengan tepat (kV, mA dan s) sesuai dengan ukuran dan ketebalan objek.

4. Atur Focus Film Distance (FFD) dan luas lapangan penyinaran seperlunya, tutupi dengan menggunakan apron organ-organ lainnya yang berada disekitar objek yang diperiksa.

5. Perhatikan pula posisi tabung terhadap film sudah benar tegak lurus atau penyudutan, baik pada pemakaian Bucky Table ataupun Bucky Stand.

6. Lakukan eksposi dengan aba-aba yang santun dan benar.

7. Apabila pemeriksaan telah selesai kembalikan faktor eksposi (kV, mA, dan s) pada posisi semula atau nol.

8. Ingat !!! usahakan tidak terjadi pengulangan.

9. Jika jam kerja telah selesai dan pesawat Rontgen ingin dimatikan, posisikan tabung pesawat kearah meja dan letakkan diatas bantal kecil.

Tabel Eksposi

Pemeriksaan Proyeksi Tegangan (kV) Arus (mA) Waktu (s)

Thorax AP/PA/Lateral 60 150 0.16 BNO Supine 65 200 0.16 Lumbosakral AP/Lateral 70 200 0.16 Thorakal AP/Lateral 70 200 0.16 Manus AP / Lateral 45 100 0.04 Antebrachi AP / Lateral 45 100 0.04 Cubiti AP / Lateral 45 100 0.04 Humerus AP / Lateral 45 100 0.05 Pedis AP / Lateral 45 100 0.04 Ankle AP / Lateral 45 100 0.04 Cruris AP / Lateral 48 100 0.05 Genu AP / Lateral 48 100 0.05

(20)

Femur AP / Lateral 50 150 0.07

Pelvis AP 65 200 0.16

Cranium AP / Lateral 65 200 0.16

Organ lain ...

IV.1.2. Proteksi dan Keselamatan Radiasi untuk Personil

Dalam upaya mewujudkan proteksi dan keselamatan radiasi untuk personil (petugas) Rumah Sakit Dr. Tadjuddin Chalid Makassar menerapkan kaidah-kaidah proteksi radiasi Sebagai berikut :

1. Setiap petugas selama di ruang Radiologi wajib menggunakan film badge / TLD dan secara berkala mengirimkan pemantau radiasi personil ke Instansi Pembaca Dosis (BPFK) dan mengirimkan hasil evaluasi dosis ke BAPETEN. 2. Petugas harus tetap berada dalam tempat kendali atau dibelakang tabir

proteksi ketika sedang melaksanakan paparan sinar-X. Selalu memperhatikan factor exposi yang digunakan dan menggunakan peralatan proteksi yang dibutuhkan.

3. Kecuali orang-orang yang berkepentingan, tidak boleh seorangpun berada diruang sinar-X ketika paparan dilakukan. Semua petugas kecuali pasien, yang diperlukan berada di dalam ruangan selama prosedur fluoroskopi, hendaknya menggunakan apron.

4. Petugas harus selamanya menjaga jarak sejauh mungkin dari berkas utama. 5. Kaset yang berisi film tidak boleh dipegang tangan petugas selama paparan. 6. Wadah tabung sinar-X tidak boleh dipegang tangan petugas selama operasi. 7. Tidak seorangpun petugas diperbolehkan melakukan tindakan membantu

(21)

8. Dalam waktu satu kali dalam setahun wajib mengikuti test kesehatan.

IV.1.3. Proteksi dan Keselamatan Radiasi untuk Pasien

Harus diperhatikan bahwa pasien tidak diperkenankan dengan pemeriksaan radiologi yang tidak perlu, dan apabila prosedur radiologi dibutuhkan maka pasien harus diproteksi dari paparan yang berlebihan selama pemeriksaan. Pemeriksaan dilakukan bila ada permintaan dari dokter.

Sebagai penanggungjawab utama keselamatan radiasi, kami memastikan bahwa paparan medik pasien serendah mungkin namun dapat menghasilkan citra radiografi yang layak terbaca untuk keperluan diagnosa. Proteksi dan keselamatan radiasi untuk pasien dilakukan dengan cara:

1. Pelayanan diberikan oleh petugas profesional sesuai dengan keahliannya. 2. Menyediakan prosedur pengoperasian pesawat yang jelas dan mudah dipahami. 3. Gunakan atau pilih factor eksposi yang tepat sesuai dengan tebal objek

4. Mengatur luas lapangan radiasi fokus pada bagian yang diperiksa. 5. Membatasi peluang terjadinya pengulangan eksposi.

6. Menutup Gonad pasien dan pasien tidak melihat berkas sinar utama. 7. Pasien hamil diberikan apron untuk melindungi bagian perut.

8. Melakukan Uji Kesesuaian pesawat secara berkala dan segera memperbaiki jika hasil uji tidak andal ataupun andal dengan perbaikan.

IV.1.4 Proteksi dan Keselamatan Radiasi untuk Pendamping Pasien

1. Bagi pengantar pasien yang tidak berkepentingan diwajibkan diluar ruang foto. 2. Pasien yang perlu bantuan, dibantu oleh pengantar pasien yang diwajibkan

mengguinakan apron dan thyroid shield.

3. Jika ada keperluan untuk membantu anak-anak atau pasien yang fisiknya lemah,

alat bantu harus digunakan. Jika orang tua, pengantar atau petugas yang diminta membantu, mereka harus diberikan apron dan sarung tangan proteksi, dan diatur posisinya sedimikian rupa sehingga terhindar dari berkas utama.

(22)

IV.2.1. Identifikasi terhadap penyebab terjadinya Paparan Darurat

Dilakukan dengan mempertimbangkan kemungkinan kecelakaan sumber atau suatu kejadian atau rangkaian kejadian yang mungkin terjadi akibat kegagalan peralatan atau kesalahan operasional.

IV.2.2. Intervensi Personil

1. Matikan panel kendali pesawat 2. Mencabut saklar

3. Memutuskan aliran listrik

4. Turunkan pasien dari meja control dan setelah itu jauhkan pasien dari area radiasi

5. Menghubungi teknisi secepatnya sehingga cepat tertangani

Catatan : dalam keadaan darurat, keselamatan pasien harus diutamakan IV.2.3. Sistem koordinasi antar penyelenggara Keselamatan Radiasi dalam

melaksanakan Intervensi

1. Segera melaporkan semua kejadian kepetugas proteksi radiasi ( PPR ). 2. PPR meninjau kemungkinan-kemungkinan yang terjadi serta mencatat

semua kejadian kecelakaan untuk dilaporkan ke Pemegang Izin yang kemudian diteruskan ke BAPETEN.

IV.2.4. Mekanisme Penanggulangan Paparan darurat

Pemegang Izin harus melaksanakan pencarian fakta yang meliputi: 1. Analisis penyebab kejadian

2. Perhitungan atau kajian Dosis yang diterima

3. Tindakan korektif yang diperlukan untuk mencegah terulangnya kejadian serupa.

IV.2.5. Jangka Waktu Pelaporan

Laporan mengenai pelaksanaan Intervensi terhadap Paparan Darurat harus disampaikan secara tertulis oleh Pemegang Izin kepada Kepala BAPETEN paling lama 3 (tiga) hari kerja terhitung sejak pelaksanaan Intervensi terhadap Paparan Darurat selesai di lakukan.

(23)

BAB V

REKAMAN DAN LAPORAN V.1. Keadaan Operasi Normal

Manajemen RSK Dr. Tadjuddin Chalid Makassar mengendalikan dan mencantumkan rekaman terkait program proteksi dan keselamatan radiasi dan menjamin semua rekaman lengkap, mudah dibaca, mudah diidentifikasi dan tersedia saat akan digunakan.

Rekaman terkait program proteksi yang kami pelihara, antara lain : 1. Data inventarisasi pesawat sinar-X

2. Catatan dosis yang diterima personil setiap bulan

3. Hasil pemantauan laju Paparan Radiasi di tempat kerja dan lingkungan 4. Sertifikat uji kesesuaian pesawat sinar-X

5. Kalibrasi dosimeter perorangan pembacaan langsung 6. Hasil pencarian fakta akibat kecelakaan radiasi; 7. Penggantian komponen pesawat sinar-X

8. Salinan sertifikat pendidikan dan pelatihan pekerja radiasi 9. Hasil pemantauan kesehatan pesonil.

Dari hasil rekaman pencatatan, baik pemeliharaan maupun pemeriksaan sarana prasarana dan personil, maka dibuatkan beberapa formulir yang dijadikan menjadi sebuah buku ataupun kartu untuk beberapa pencatatan yang penting, seperti :

1. Kartu kesehatan

Kartu kesehatan berisi data pemeriksaan rutin yang dilakukan setiap tahun yang meliputi, pemeriksaan lab, yakni; Hb, Leukosit, LED, Basofil, Eosinofil, Batang, Segmen, Limposit, Monosit, Jumlah elektrosit, Ht, Morfologi dan pemeriksaan thorax. Pemeriksaan kesehatan dilakukan pada pekerja sebelum pekerja masuk atau

(24)

awal penerimaan pegawai, selama bekerja yang dilakukan sekurang-kurang satu kali dalam setahun, serta setelah pegawai tidak bekerja lagi. Dokumen kesehatan ini disimpan selama 30 tahun terhitung sejak pekerja radiasi tidak/berhenti bekerja.

2. Kartu Dosis

Kartu dosis adalah kartu yang berisi data hasil pemantauan perorangan yang diterima dengan menggunakan monitor radiasi perorangan yang digunakan yakni, film badge. Setiap pekerja radiasi mempunyai satu berkas yang berisi hasil pemantauan melalui evaluasi film badge yang dilaporkan setiap bulannya. Dokumen ini disimpan selama 30 tahun terhitung sejak pekerja radiasi tidak/berhenti bekerja.

3. Loogbook Operasi

Berisi tentang data pasien yang dilakukan pemeriksaan pada ruang pemeriksaan tertentu yang berisikan, tanggal dilakukan pemeriksaan, nama, usia, alamat, nomor foto, dokter pengirim, jenis pemeriksaan, posisi pemeriksaan, penggunaan faktor exposi, banyaknya pengambilan exposi, jumlah pemakaian film, paraf petugas, dan keterangan yang berisi penjelasan mengenai pengambilan exposi yang berlebih atau terjadi pengulangan foto. Dokumen ini menjadi bukti terhadap pasien telah dilakukan pemeriksaan dengan sinar-X.

4. Daftar Inventarisasi

Daftar inventaris berkaitan data pesawat yang terdapat di radiologi serta keterangan lainnya yang meliputi; nama yang ruangan terdapat pesawat sinar-X merk pesawat, data tabung yang terdiri dari merk, type dan nomor seri, kemudian kondisi maksimum pesawat ( kV, mAs, mA ), kondisi pesawat saat ini dan keterangan yang berisikan kapan pesawat diinstal dan bagaimana keadaan saat ini.

5. Loogbook Perawatan dan Perbaikan

Data yang berisikan masing-masing pesawat yang berisikan perjalanan perawatan serta perbaikan yang dilakukan. Format loogbook ini berisikan; no. tanggal, bagian yang dirawat/perbaiki terinci tiap bagian dan type serta no.seri, jenis kerusakannya, perawatan/perbaikan, nama/paraf, teknisi dan keterangan/catatan.

Hasil evaluasi dosis personil yang menggunakan TLD sejak September 2013 sebagai berikut :

(25)

Instansi : RSK Dr. Tadjuddin Chalid Makassar Unit Kerja : Radiologi

N O NAMA PERSONIL No. TLD SEP - NOV 2013 DES `13 -FEB `14 MAR -MEI 2014 JUN - AGS 2014 KET

1 Dr. Zatriani, M.Kes, Sp.Rad 2503 0.2290 0.3669 1,0076 0.4213

2 Juanda, Dipl. Rad 1033 0.2333 0.3791 0.3164 0.4567

3 Ahmad Ridha, Amd.Rad 1037 0.2329 0.4807 0.3268 0. Blm kembali

4 Andi Herman, S.Si 2172 0.2214 0.3587 0.3192 0.4292

5 Sitti Suharni, A.Md.Rad 2504 0.2407 0.3722 0.3134 0.4572

6 Fajar Arfah, Amd.Rad 2173 0.2291 0.3569 0.3366 0.4077

7 Syamsul Alam, Amd. Rad 1654 0.2613 0.3850 0.3597 0.4078

Sesuai Peraturan Kepala BAPETEN No. 4 Tahun 2013 Pasal 53 tentang Proteksi Dan Keselamatan Radiasi Dalam Pemanfaatan Tenaga Nuklir, Manajemen RSK. Dr.Tadjuddin Chalid Makassar menyimpan dan memelihara hasil pemantauan kesehatan dan hasil pemantauan dosis pekerja radiasi dalam jangka waktu:

a. Paling kurang 5 (lima) tahun untuk :

- hasil pemantauan tingkat radiasi dan/atau kontaminasi di daerah kerja - hasil pemantauan radioaktivitas lingkungan di luar fasilitas dan fasilitas

b. Paling kurang 30 (tiga puluh) tahun terhitung sejak pekerja radiasi berhenti dari pekerjaannya

- hasil pemantauan dosis yang diterima Pekerja Radiasi - hasil pemantauan kesehatan bagi Pekerja Radiasi

V.2. Keadaan Darurat

Kami bertanggungjawab dalam melakukan upaya pencegahan terjadinya kecelakaan, melaporkan terjadinya kecelakaan dan upaya penanggulangannya ke BAPETEN.

Keadaan darurat akan dilaporkan segera ke BAPETEN dalam waktu 24 jam melalui telepon, faksimili, atau secara langsung. Jika terjadi kedaruratan, laporan secara tertulis akan disampaikan lengkap sesuai kronologi ke BAPETEN paling lambat 3 (tiga) hari setelah laporan awal.

(26)

Gambar

Tabel Eksposi

Referensi

Dokumen terkait

Prosedur Pengujian Pesawat Sinar-X yang dilakukan diadopsi dari Radiation Safety Act 1975, Diagnostic X-Ray Equipment Compliance Test 2000 yang diterbitkan oleh

Peran serta pemeriksaan radiogral1 khususnya radiografi intraoral diharapkan sebagai pemeriksaan lengkap untuk rnenegakkan diagnosa penyakit gigi dan mulut, maupun diflerensial

dengan kompetensi yang bekerja dalam penggunaan pesawat sinar-X;.. Menyelenggarakan pelatihan Proteksi Radiasi;. d. Menyelenggarakan pemantauan kesehatan bagi

Dalam proses rontgen, persiapan yang dilakukan sebelum melakukan pemeriksaan dengan menggunakan sinar rontgen dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu,

DESKRIPSI ASILITAS, PESAWAT SINAR 1 B DAN PERALATAN.. PENUNJANG, DAN PERLENGKAPAN PROTEKSI

Mahasiswa mampu menjelaskan anatomi histologi gigi geligi, morfologi gigi sulung dan permanen, anomali gigi ,menjelaskan radiografi dasar serta menjelaskan material

Mahasiswa mampu menjelaskan anatomi histologi gigi geligi, morfologi gigi sulung dan permanen, anomali gigi, menjelaskan radiografi dasar serta menjelaskan material

oleh karena itu, untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai pentingnya pemeriksaan foto ronsen dalam bidang kedokteran gigi, dokter gigi/operator radiografi