• Tidak ada hasil yang ditemukan

INDONESIA HIJAU 2019 Bersih. Adil. Lestari.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "INDONESIA HIJAU 2019 Bersih. Adil. Lestari."

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

INDONESIA HIJAU 2019

Bersih. Adil. Lestari.

(2)

PEMBUKAAN

Sebuah

cita-cita

.

Sesungguhnya kesinambungan hidup di alam semesta adalah tanggung jawab seluruh umat manusia. Daya hidup, keragaman dan keindahan jagat raya, dengan tanpa pernah susut dan bahkan meningkat, merupakan hak kehidupan generasi mendatang.

Dengan demikian, kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus 1945 sejatinya adalah membela hak manusia Indonesia atas semesta yang utuh dan berdaya. Oleh sebab itu, penjajahan dan eksploitasi kehidupan yang berlangsung berabad-abad dengan segala bentuknya harus dihentikan.

Kita, kaum hijau Indonesia sadar bahwa kesewenang-wenangan yang telah menciptakan penderitaan hayati yang luas, kepunahan spesies, kemerosotan martabat kemanusiaan serta kesenjangan hidup yang ekstrim, memerlukan perlawanan yang luhur demi kemerdekaan lingkungan semesta.

Kita, kaum hijau Indonesia percaya bahwa kemerdekaan lingkungan semesta adalah kelangsungan cita-cita bangsa yang termaktub dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 menuju kehidupan yang berkelanjutan, mengokohkan kearifan ekologis, menghormati keragaman, memastikan demokrasi akar-rumput serta tegaknya keadilan sosial.

Kita, kaum hijau Indonesia yakin bahwa keniscayaan impian luhur tersebut hanya dapat diperoleh melalui praktik politik yang mampu melampaui perbedaan, mengutamakan pembangunan etika dan mendahulukan kemerdekaan warga yang berdaya, yang berguna serta terhindar dari nafsu berkuasa, mengontrol dan mendominasi semata. Bersama mereka yang tertindas serta melalui solidaritas kesadaran semesta, dengan ini, kaum hijau Indonesia berikhtiar mewujudkan tata dunia baru yang sehat, lestari, adil dan beradab.

(3)

Memuliakan kembali

partai politik

.

Indische Partij (1912-1913) partai politik pertama di Hindia Belanda.

Suka tidak suka, kita harus mengakui partai politiklah yang menentukan kebijakan saat ini. Namun untuk bergabung dengan partai politik yang ada, selalu muncul keraguan. Alasannya macam-macam.

Mulai dari pemimpin, mekanisme, kebijakan sampai dengan pendanaan. Apalagi membangun partai politik secara mandiri, sulit sekali. Sudah banyak yang mencoba dan belum berhasil.

Nah, Partai Hijau Indonesia telah belajar dari banyak kegagalan dan kekurangan yang ada dan berusaha memperbaikinya dengan

memuliakan kembali partai politik.

Seperti “Tiga Serangkai” yang mempelopori partai politik pertama di Indonesia: Indische Partij (1912-1913).

Kita tak takut gagal, pantang menyerah dan selalu ingin memperbaiki.

(4)

demokrasi

yang

sesungguhnya

.

Demokrasi sejati adalah yang partisipatif: dimana setiap orang dapat terlibat dalam semua keputusan. Kita menyebutnya sebagai

demokrasi akar-rumput (grassroots democracy).

Convenor: (n) a person who convenes /chairs a meeting. Kelompok Kerja Anggota/ Juru Bicara

Praktik demokrasi akar-rumput akan memangkas birokrasi partai politik hingga nyaris tanpa pemimpin (leaderless) hingga terbentuk

struktur yang efisien serta dinamis. Yang cukup bertumpu pada:

konvenor dan kelompok kerja.

Konvenor bukanlah penguasa partai. Motor PHI justeru terletak

pada Kelompok Kerja yang dibentuk berdasarkan minat anggota. Singkatnya: "setiap anggota adalah pemimpin dari impiannya

sendiri".

“Demokrasi tanpa partisipasi adalah otoritarianisme terselubung.”

(5)

menempa kepemimpinan

dwitunggal

.

“Jangan jadikan negara kekuasaan. Kita menghendaki negara PENGURUS, kita membangunkan masyarakat baru berdasar pada gotong royong, usaha bersama; tujuan kita adalah memperbaharui masyarakat.” (Moch. Hatta, Sidang BPUPKI, 15 Agustus 1945)

Partai Hijau Indonesia (PHI) akan dipimpin oleh dua orang konvenor, yakni satu orang laki-laki dan satu orang perempuan. Mulai dari tingkat nasional sampai dengan basis.

Ini adalah model kepemimpinan bersama (collaborative leader) atau kolektif-kolegial. Tujuannya untuk melatih pengurus berbagi kuasa (sharing power), menghindari praktik kekuasaan yang bertumpu pada satu orang dan sekaligus menghidupkan semangat “dwitunggal”.

Pengalaman pasca reformasi menunjukkan banyak pemimpin yang tak bisa bekerja secara kolaboratif dan kolektif.

Disisi lain, kita ingin memberikan ruang seluas-luasnya bagi perempuan untuk memimpin. Kita mau jaminan politik yang adil bagi perempuan.

Dan juga terpenting adalah memperkuat makna kata “pengurus” pada fungsi konvenor untuk mewujudkan demokrasi akar rumput yang sejati.

(6)

menjunjung kembali

musyawarah

.

Dalam politik hijau, cara mengembalikan daulat warga adalah

mempraktikan pengambilan keputusan dengan metode

Konsensus. Konsensus adalah nama lain dari musyawarah untuk

mufakat.

Terdengar akrab? Benar. "Musyawarah" sebagai nilai dasar yang kita miliki selama ini dan ternyata telah berkembang sedemikian rupa.

Kemajuan politik hijau di dunia telah menerapkan praktik yang arif ini dalam pengambilan keputusan untuk menemukan keutamaan dari berembuk: respek, kesepahaman dan kesepakatan.

Kita ingin melindungi suara minoritas dengan selalu mencari titik temu bersama dan daripada menyingkirkannya melalui voting, meski itu dianggap demokratis.

Bukan asal menang-kalah.

“In matters of conscience, the law of the majority has no place.” (Mahatma Gandhi)

(7)

bertumpu pada

masyarakat sipil

.

Hasilnya, kita telah mengembangkan Partai Hijau Indonesia (PHI) memiliki mekanisme kerjasama, belajar dan berporos pada kekuatan organisasi masyarakat sipil (OMS) yang ada di Indonesia. Jadi, tak hanya LSM, tapi juga organisasi masyarakat yang tentunya selama ini selaras dengan perjuangan kita.

Kita menilai begitu banyak SDM dalam OMS yang kemudian disia-siakan. Pembangunan karakter sosial dan pengalaman politik para aktivis pada masa purnanya justeru menjauhi atau sebaliknya, tenggelam dalam praktik partai politik yang kotor.

Ini bukti kalau kebutuhan akan partai politik yang dapat mengaktualisasikan para “aktivis baik” tersebut jelas mendesak. PHI telah didesain, tidak hanya memberikan ruang yang seluas-luasnya tapi juga memberikan jalan untuk memenangkan gagasan mereka. Tak hanya itu, PHI akan mendidik anggota-anggotanya pada OMS-OMS tersebut. Dengan demikian, kehadiran PHI justeru akan memperkuat masyarakat sipil di Indonesia.

Pada 18 Juni 2012 atau hampir dua pekan setelah Partai Hijau Indonesia dideklarasikan (5 Juni 2012), Harian Kompas menurunkan tulisan (alm.) Ivan A. Hadar dengan judul: “Partai Hijau, Partai LSM”. Dari tulisan itu, kita bertemu dan

(8)

melampaui

ideologi

.

Lantas, mengapa harus Partai Hijau atau partai yang berwawasan lingkungan? Mengapa tidak partai politik lain?

Karena kita ingin sesuatu yang dapat melampaui segala perbedaan termasuk kelas dan sekat sosial. Kita mau yang secara alami memiliki sifat non divisif (tidak dapat dibeda-bedakan). Kita ingin mendamaikan perdebatan ideologi kiri, tengah dan kanan.

Kita menginginkan partai politik yang mempraktikan demokrasi partisipatoris, yang melibatkan seluruh anggota dalam membangun partai dan mustahil untuk dikuasai oleh sekelompok orang.

Hanya Partai Hijau Indonesia yang demikian.

“Kami tidak di kiri ataupun di kanan. Kami di depan.” (Charlene Spretnak & Fritjof Capra, 1984) “Kita tidak di kiri ataupun di kanan. Kita di depan.” (Charlene Spretnak & Fritjof Capra, 1984)

(9)

bersifat

non-divisif

.

non divisive [nǒn dɪˈvaɪsɪv]

1. tidak menyebabkan perselisihan dan permusuhan.

2. melampaui segala pembedaan, baik itu agama, ras, kelas, nasional atau ideologi lainnya.

3. tidak dapat dikelompokkan ke dalam kategori konvensional yang bersifat membeda-bedakan.

non divisively  adv non divisiveness  n

(10)

mempraktikan

partai etik

.

”..,yaitu mendahulukan etika politik hijau

di atas kepentingan apapun.”

(penggalan Anggaran Dasar Partai Hijau Indonesia, Pasal 4 Ayat 3.b)

Kita pecaya kekerasan (fisik dan verbal) bukan alat, jalan, apalagi solusi. Kekerasan hanya akan memicu kekerasan dan menimbulkan ketakutan.

tanpa kekerasan.

Kita tidak akan berpura-pura dalam berpolitik. Kita jujur dan terang-benderang dalam memperjuangkan tujuan. Bagi kita, politik adalah membangun kepercayaan.

Kepada hal-hal yang berlawanan dengan nilai-nilai, kita wajib intoleran. Terutama pada: Pelanggar HAM, Korupsi dan Perusak Lingkungan.

transparan.

(11)

“.. yaitu mempraktikkan politik yang memerdekakan, memberdayakan dan berguna bagi masyarakat di atas politik kekuasaan dan/atau keinginan untuk menguasai, mengontrol, apalagi mendominasi.”

(penggalan Anggaran Dasar Partai Hijau Indonesia, Pasal 4 Ayat 3.c)

mempromosikan

politik daya-guna

.

Bukan kekuasaan yang mengontrol apalagi mendominasi. Jika kita yakin pada seseorang yang bersih: dorong, promosikan dan menangkan. Kepada mereka yang masih ragu: yakinkan. Kepada mereka yang masih membantah: insyafkan.

kekuasaan yang menguatkan.

Kita tidak akan menunggu kekuasaan dalam berpolitik. Karena: “Dunia tidak terancam oleh orang yang jahat tetapi oleh mereka yang hanya menonton tanpa melakukan apapun. “

Politik jangan diperumit. Kerja kita sederhana, misalnya: (1) Mempromosikan kaum hijau; (2) Membantu orang baik; (3) Membujuk peragu; (4) Menginysafkan orang jahat. inisiatif. simpel.

(12)

berpikir

global

. bertindak

lokal

.

bergerak

kolektif

.

bukan Indonesia bukan Indonesia bukan Indonesia bukan Indonesia bukan Indonesia “Ini cara sebagian dari kita memandang

dunia.”

“Ini cara

beberapa dari kita memandang dunia.”

bukan Indonesia

“Ini cara Partai Hijau Indonesia memandang

dunia.” Dunia itu parsial.

Terpecah-pecah. Terbagi-bagi.

Yang lain itu bukan kita. Hanya kita, tiada yang lain.

Bumi itu satu. Kita hidup bersama. Kita adalah mereka. Mereka juga kita. Dengan segala keragamannya. Indonesia berhak atas kesetaraan di bumi. Indonesia harus melestarikan dirinya, bumi dan jagad raya.

(13)

Kita mengakui Pancasila dan Piagam Kaum Hijau Sedunia. Dari kedua prinsip ini kita membangun nilai-nilai hijau yang sesuai bagi Indonesia.

setia pada

prinsip

.

Keberlanjutan 1. Tanpa kekerasan 2. Menghormati perbedaan 4. Demokrasi partisipatoris 5. Keadilan sosial 6. Kearifan ekologis 3.

Ketuhanan yang maha esa 1.

Persatuan Indonesia 3.

Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusywaratan/perwakilan 4.

Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia 5.

Kemanusiaan yang adil & beradab 2.

PIAGAM

KAUM HIJAU SEDUNIA PANCASILA

Keberlanjutan hidup

Persatuan dalam keragaman Demokrasi akar-rumput Keadilan sosial Kearifan ekologis 1. 3. 4. 5. 2.

(14)

kita menyebutnya

panca budi

.

“Melestarikan kehidupan, hidup berkelanjutan.” Itulah motto PHI. Yang berarti berupaya melindungi dan memperbaiki kehidupan yang telah diciptakan-Nya.

Persatuan dalam keragaman.

3. Keadilan sosial. 5. Keberlanjutan hidup. 1. Kearifan ekologis. 2. Demokrasi akar-rumput. 4.

Keragaman adalah fitrah kehidupan. Menyatukannya bukan menjadikannya satu tapi dengan menjaga tiap satu kehidupan untuk tetap hidup.

Keadilan bukan sekadar kesetaraan perlakuan tetapi memaksa yang kuat membantu yang lemah.

Kita tidak sedang dan sekadar melindungi lingkungan. Kita tengah membangun dunia dimana

lingkungan terjaga baik dengan sendirinya.

Dengan kemajuan teknologi informasi dan organisasi, yang dilandasi tekad untuk merdeka, demokrasi yang dipimpin oleh akar-rumput hanyalah soal waktu.

(15)

pendanaan yang

berkelanjutan

.

Kita sadar bahwa tidak mungkin membersihkan apapun dengan yang kotor. Kami terus

mengembangkan berbagai regulasi yang ketat dalam penerimaan dana. Supaya tumbuh dengan sehat.

Politik adalah soal kepercayaan (trust). Melalui teknologi, siapapun dapat

memeriksa informasi keuangan kita secara terbuka.

Kemandirian partai hanya dapat diwujudkan dengan gotong royong. Pendanaan kolektif membuat setiap anggota memiliki hak yang sama.

Kita terus membangun pengelolaan dana yang berorientasi pada kepentingan publik secara berkesinambungan dan kreatif.

Lestari. 4. Bersih. 1. Transparan. 2. Mandiri. 3.

(16)

dibangun melalui

proses

.

1980-1998

Sejumlah organisasi lingkungan, seperti Wahana Lingkungan Hidup Indonesia/Walhi

(15 Oktober 1980) dan aktivisme politik tumbuh hingga terjadi Reformasi 1998.

1998

Partai Hijau didirikan (21 Oktober) oleh

Dr. Widyatmoko & Dr. Ign. Heruwasto. Gagal mengikuti Pemilu 1999. Pada 2012, para pendirinya sudah bergabung dengan PHI.

2005

Walhi mendirikan Badan

Pekerja Persiapan

Pembentukan Organisasi Politik Kerakyatan (4 Maret).

2006

Sejumlah aktivis mendeklarasikan Blok

Politik Hijau (24 April).

2007

Sarekat Hijau Indonesia

didirikan (6 Juli) di Pondok Gede, Jakarta.

2012

Bersamaan dengan Hari Lingkungan Hidup Sedunia,

Partai Hijau Indonesia

dideklarasikan (5 Juni) di

Bandung oleh SHI dan sejumlah aktivis.

(17)

dibangun melalui

proses

.

PERKEMBANGAN FINANSIAL

PERKEMBANGAN ANGGOTA

(18)

dibangun melalui

proses

.

(19)

dibangun melalui

proses

.

Referensi

Dokumen terkait

Statement  ); Fraudulent statement  meliputi tindakan yang dilakukan oleh pejabat atau eksekutif suatu perusahaan atau instansi pemerintah untuk menutupi kondisi keuangan

Definisi gudang adalah sebuah ruangan yang di gunakan untuk menyimpan berbagai macam barang, dan sebaiknya terletak di lokasi yang tidak lembab agar barang-bar ang kita tidak

KPH merupakan sebuah penjabaran dari visi suatu unit KPH terhadap potensi sumberdaya yang ada dalam wilayah kerja yang nantinya akan menjadi inti dari model

Dimulai dari tenaga kerja, menurut hasil penelitian yang telah dilakukan, kebijakan ACFTA secara tidak langsung juga mempengaruhi tenaga kerja UKM Alas Kaki Desa

Panggilan Margin (Margin Call) ialah amaran awal apabila ekuiti kurang dari margin (Ekuiti < Margin) dan panggilan margin (MC) berlaku dengan nilai boleh guna menjadi

Penelitian ini mengkhususkan pada kinerja perusahaan yang diukur menggunakan Return on Equity (ROE). Good corporate governance dapat mengurangi resiko yang mungkin

Induk ikan black molly digunkan sebanyak 3 pasang induk yang matang gonad ( 3 jantan : 6 betina)..  Induk Ikan Ballon

Apakah struktur organisasi BBWS/BWS Ditjen SDA di Daerah sudah sesuai dengan urusan yang menjadi kewenangan Pusat di Daerah saat ini.. Sudah sesuai, tidak perlu penyempurnaan