• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbedaan prestasi belajar siswa atas penerapan paradigma pedagogi reflektif dalam tema selalu berhemat energi kelas IV Sekolah Dasar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Perbedaan prestasi belajar siswa atas penerapan paradigma pedagogi reflektif dalam tema selalu berhemat energi kelas IV Sekolah Dasar"

Copied!
328
0
0

Teks penuh

(1)PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR SISWA ATAS PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF DALAM TEMA SELALU BERHEMAT ENERGI KELAS IV SEKOLAH DASAR. SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Guru Sekolah Dasar. Oleh : Rita Arum Kusuma NIM : 111134185. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016.

(2) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR SISWA ATAS PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF DALAM TEMA SELALU BERHEMAT ENERGI KELAS IV SEKOLAH DASAR. SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Guru Sekolah Dasar. Oleh : Rita Arum Kusuma NIM : 111134185. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016. i.

(3) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI.

(4) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI.

(5) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. HALAMAN PERSEMBAHAN. Skripsi ini saya persembahkan kepada : 1. Allah SWT yang selalu memberikan kemudahan dan segala kenikmatan yang tiada terhingga dalam setiap langkah yang telah peneliti tempuh 2. Bapak Sumadi dan Ibu jumiati yang selalu mendoakan dan memberi semangat. 3. Kakak Ike Kusumayati dan Sinta Dwi Kusuma 4. Teman terdekatku Aranda Helfan Marthesaputra 5. Sahabat RIP Sesilia Lingga Risty Noviadewi 6. PGSD kelas C 2011 7. Universitas Sanata Dharma Yogyakarta angkatan 2011. iv.

(6) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. HALAMAN MOTTO. “ Sungguh bersama kesukaran dan keringanan. Karena itu bila kau telah selesai (mengerjakan yang lain). Dan kepada Tuhan berharaplah.” (QS. Al Insyirah: 6-8). “Karena setiap keberhasilan tidak akan melupakan prosesnya”. v.

(7) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI.

(8) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI.

(9) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. ABSTRAK Kusuma, R.A. (2016). Perbedaan Prestasi Belajar Siswa Atas Penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif dalam Tema Selalu Berhemat Energi Kelas IV Sekolah Dasar. Yogyakarta. Universitas Sanata Dharma. Penelitian ini dilatarbelakangi kurangnya model pembelajaran dalam meningkatkan prestasi belajar siswa di sekolah dasar. Penelitian ini juga dilatarbelakangi adanya teori bahwa penerapan model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif mampu meningkatkan prestasi belajar siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan prestasi belajar siswa atas penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif. Penelitian ini adalah penelitian quasi experimental dengan desain nonequivalent control group. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SD Kanisius Ganjurandan sampel pada penelitian ini adalah siswa kelas IVA sebagai kelompok eksperimen dan kelas IVB sebagai kelompok kontrol. Populasi dan sampel pada penelitian ini adalah siswa kelas IV A SD Kanisius Ganjuran sebagai kelompok eksperimen dan kelas IV B SD Kanisius Ganjuran sebagai kelompok kontrol. Data penelitian ini diperoleh dari hasil pretest dan postest dilakukan dengan menggunakan 10 soal pilihan ganda yang telah diuji validitas, reliabilitas dan tingkat kesukarannya. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan dua cara yaitu dokumentasi dan wawancara. Prosedur analisis penelitian ini terdiri dari penentuan hipotesis, manajemen data, menentukan taraf signifikansi, uji asumsi klasik, dan uji hipotesis. Teknik analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah independent t-test yang didukung dengan penggunaan Microsoft Excel dan Statistical Product and Service Solutions (SPSS). Hasil analisis data menunjukkan rata-rata skor posttest kelompok kontrol lebih rendah kontrol (Mean = 74,76 ; Standar Error of Mean = 3,313) dibandingkan dengan skor posttest kelompok eksperimen (Mean = 81,43; Standar Error of Mean = 1,863). Perbedaan ini signifikan dengan perhitungan hasil uji koefisien determinasi menunjukkan t(42)=-3,10dan memiliki small effect sebesar r = 0,431.Hasil analisis data kemudian dapat dikatakan bahwa terdapat perbedaan prestasi belajar siswa atas penerapan paradigma pedagogi reflektif. Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat perbedaan yang signifikan atas penerapan paradigma pedagogi reflektif terhadap prestasi belajar siswa. Peneliti merekomendasikan model pembelajaran paradigma pedagogi reflektif agar dapat digunakan oleh guru sebagai salah satu media pembelajaran. Kata Kunci : Prestasi belajar, Paradigma Pedagogi Reflektif. viii.

(10) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. ABSTRACT Kusuma, R.A. (2016). The Difference of StudentsLearning Achievement in the Implementation of Reflective Pedagogy Paradigm In The Theme Save Energy for Grade IV Students of Elementary School. Yogyakarta. Sanata Dharma University.. This research based on lack of learning methods used to increase student’s learning achievement in elementary school. It also based the theory said the implementation of reflective pedagogy paradigm could increase student’s learning achievement. It was purpose to know the difference of student’s learning archievement the impelementation reflektif pedagogy paradigm. This study was a quasi-exsperimental research using nonequivalent control group design.The population of this research was all of the students of grade IV Kanisius Ganjuran Elementary School and sample in this research were the students of class IVA as an experimental group and the students of IVB as a control group. The research data obtained by doing the prestest and postest in exsperimental group and the control group. Pretest and posttest used 10 multiple choice questions that have been test for validity, reliability, and level of difficulty. Data were colected in two ways: documentation and interview. The procedure of data analysis in this research consist the determining of hypotheses, managing the data, determining significance level, classical assumption, and hypotheses test. The data analysis technique used in this study to check the hypotheses was independent t-test suported by Microsoft Excel and Stastitical Product and Service Soluction (SPSS). The result of the data analysis showed control group’s postest average score was lower (Mean 74,76 ; Standar Error of Mean = 3,313)compared to exsperiment group’s posttest average score (Mean = 81,43; Standar Error of Mean = 1,863).This difference was significant to the calculation off coefficent determination test result that showed t(42)=-3,10and had small efect r = 0,43. The data analysis resukt then could be said that thre was difference in student’s learning achievement by implementating reflectivepaedagogy paradigm. The conclusion of this research showed there was significant difference of implementation reflective pedagogy paradigm to student’s learning achievement research recommed reflective pedagogy paradigm to be used as one of the learning method.. Keywords : student’s learning, reflective pedagogy paradigm.. ix.

(11) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI.

(12) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI.

(13) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI.

(14) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. DAFTAR ISI HALAMAN HALAMAN JUDUL .......................................................................... i. HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................ ii. HALAMAN PENGESAHAN ............................................................. iii. HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................... iv. HALAMAN MOTTO ......................................................................... v. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................. vi. LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK ............ vii. ABSTRAK........................................................................................... viii. ABSTRACT.......................................................................................... ix. KATA PENGANTAR ......................................................................... x. DAFTAR ISI ...................................................................................... xiii. DAFTAR TABEL ............................................................................... xix. DAFTAR GAMBAR........................................................................... xxi. DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................... xxii BAB I PENDAHULUAN ................................................................... 1. A. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1. B. Identifikasi Masalah ......................................................................... 7. C. Batasan Masalah .............................................................................. 7. D. Rumusan Masalah ........................................................................... 7. E. Tujuan Penelitian ............................................................................. 8. xiii.

(15) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. F. Manfaat Penelitian ........................................................................... 8. G. Definisi Operasional ........................................................................ 9. BAB II LANDASAN TEORI.............................................................. 10. A. Kajian Pustaka ................................................................................ 10. 1. Prestasi Belajar .......................................................................... 10. a. Pengertian Prestasi Belajar ..................................................... 10. b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar .............. 11. 1) Faktor Internal ................................................................... 11. 2) Faktor Eksternal ................................................................. 11. c. Fungsi Prestasi Belajar ........................................................... 12. 2. Paradigma Pedagogi Reflektif ................................................... 13. a. Ciri-ciri Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) ....................... 14. b. Tujuan Paradigma Pedagogi Reflektif ................................... 15. c. Pola Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR).............................. 16. d. Kelebihan dan Kekurangan PPR ........................................... 20. 3. Kurikulum 2013 ....................................................................... 21. a. Pengertian Kurikulum 2013 .................................................. 21. b. Rasional dan Elemen Perubahan Kurikulum 2013 ................. 22. c. Kelebihan Kurikulum 2013 ................................................... 32. d. Kelemahan Kurikulum 2013 ................................................. 33. 4. Pembelajaran Tematik ............................................................... 34. a. Pengertian Pembelajaran Tematik ........................................ 34. b. Landasan Pembelajaran Tematik .......................................... 34. xiv.

(16) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. c. Karakteristik Pembelajaran Tematik ..................................... 36. d. Kekuatan dan Keterbatasan Pembelajaran Tematik .............. 37. B. Hasil Penelitian yang Relevan ......................................................... 38. C. Kerangka Berpikir........................................................................... 42. D. Hipotesis Penelitian......................................................................... 45. BAB III METODE PENELITIAN ..................................................... 46. A. Jenis Penelitian ............................................................................... 46. B. Desain Penelitian ........................................................................... 46. C. Waktu dan Tempat Penelitian.......................................................... 48. 1) Waktu Penelitian ........................................................................ 48. 2) Tempat Penelitian ....................................................................... 51. D. Variabel Penelitian .......................................................................... 51. 1) Variabel Bebas ......................................................................... 51. 2) Variabel Terikat ........................................................................ 51. 3) Variabel Kontrol ........................................................................ 52. 4) Variabel Moderator .................................................................. 53. E. Populasi dan Sampel ....................................................................... 53. F. Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 55. 1) Dokumentasi ............................................................................. 55. 2) Wawancara ............................................................................... 56. G. InstrumenPengumpulan Data .......................................................... 57. 1) Tes ........................................................................................... 57. 2) Non Tes .................................................................................... 59. xv.

(17) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. a. Perangkat Pembelajaran ........................................................ 60. b. Pedoman Wawancara ............................................................ 60. H. Teknik Pengujian Instrumen ........................................................... 60. 1) Uji Validitas Instrumen ............................................................ 61. a. Validitas Isi .......................................................................... 61. b. Validitas Muka .................................................................... 68. c. Validitas Konstruk ............................................................... 69. 2) Uji Reliabilitas Instrumen ......................................................... 74. 3) Indeks Kesukaran ..................................................................... 76. I. Teknik Analisis Data ...................................................................... 78. 1) NullHypothesis .......................................................................... 79. 2) Mengorganisasi Data ................................................................ 80. a. Data Coding ......................................................................... 80. b. Data Editing ......................................................................... 80. c. Data Entry ............................................................................ 81. d. Data Cleaning ...................................................................... 81. 3) Taraf Signifikansi ..................................................................... 81. 4) Uji Skor Pretest ........................................................................ 82. a. Uji Normalitas .................................................................... 82. b. Uji Homogentitas ............................................................... 84. c. Uji Independent t-test .......................................................... 86. 5) Uji Skor Posttest ...................................................................... 87. a. Uji Normalitas .................................................................... 87. xvi.

(18) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. b. Uji Homogenitas ................................................................. 89. c. Uji Independent t-test .......................................................... 90. 6) Uji Hipotesis ............................................................................. 90. 7) Uji Signifikansi Rata-rata Skor Pretest dan Posttest .................. 92. 8) Uji Beda Selisih Rata-rata Skor Pretest dan Posttest.................. 94. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN..................... 96. A. Deskripsi Penelitian ........................................................................ 96. B. Hasil Penelitian .............................................................................. 99. C. 1) Hasil Uji Skor Pretest .............................................................. 101 a. Hasil Uji Normalitas Skor Pretest ........................................ 103 b. Hasil Uji Homogenitas Skor Pretest .................................... 108 c. Hasil Uji Independent t-test Skor Pretest ............................. 110 2) Hasil Uji Skor Posttest ............................................................ 112 a. Hasil Uji Normalitas Skor Posttest ...................................... 112 b. Hasil Uji Homogenitas Skor Posttest ................................... 117 c. Hasil Uji Independent t-test Skor Posttest ............................ 119 3) Hasil Uji Hipotesis .................................................................. 119 4) Hasil Uji Signifikansi Selisish Rata-rata Skor Pretest dan Posttest .................................................................................... 122 5) Hasil Uji Beda Selisih Rata-rata Skor Pretest Posttest............... 126 D. Pembahasan .................................................................................. 128 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................. 133 A. Kesimpulan .................................................................................. 133. xvii.

(19) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. B. Keterbatasan Penelitian ................................................................ 134 C. Saran .......................................................................................... 134 DAFTAR REFERENSI .................................................................... 135 LAMPIRAN ....................................................................................... 141. xviii.

(20) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. DAFTAR TABEL HALAMAN Tabel 2.1. Elemen Perubahan Kurikulum 2013 .................................. 25. Tabel 2.2. Kesenjangan Kurikulum KTSP dan Kurikulum 2013 .......... 27. Tabel 2.3. Penyempurnaan Pola Pikir Perumusan Kurikulum .............. 29. Tabel 2.4. Dampak Penyempurnaan Pengembangan Kurikulum 2013. 31. Tabel 3.1 Waktu Pengambilan Data ................................................... 49. Tabel 3.2. Kisi-kisi Soal Pretest dan Posttest ...................................... 58. Tabel 3.3. Pedoman Wawancara ......................................................... 60. Tabel 3.4. Kriteria Hasil Validasi RPP ................................................ 63. Tabel 3.5 Rekap Penilaian RPP Kelas Kontrol dan Eksperimen ......... 64. Tabel 3.6 Rekap Penilaian soal Pretest Posttest.................................. 65. Tabel 3.7. Kisi-kisi Soal Uji Validitas Empiris .................................... 70. Tabel 3.8. Perbandingan r Hitung dan r Tabel ..................................... 73. Tabel 3.9. Hasil Uji Validitas .............................................................. 73. Tabel 3.11 Kriteria Koefisien Reliabilitas ............................................ 75. Tabel 3.12 Hasil Reliability Statistics ................................................... 76. Tabel 3.13 Kategori Indeks Kesukaran Soal ......................................... 77. Tabel 3.14 Indeks Kesukaran Setiap Butir Soal .................................... 78. Tabel 3.15 Kategori Effect Size ........................................................... 95. Tabel 4.1. Daftar Kegiatan saat Penelitian ........................................... 98. Tabel 4.2. Diskripsi Hasil Prestest dan Postest ................................... 100. Tabel 4.3. Skor Pretest dan Posttest ................................................... 103. xix.

(21) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. Tabel 4.4. Hasil Perhitungan Uji Normalitas Skor Pretest Kelompok Kontrol ............................................................. 104. Tabel 4.5. Hasil Uji Normalitas Skor Pretest Kelompok Eksperimen....................................................... 107. Tabel 4.6. Hasil Uji Homogenitas Skor Pretest .................................. 110. Tabel 4.7. Hasil Uji Independent t-test ............................................... 111. Tabel 4.8. Hasil Uji Normalitas Skor Posttest Kelompok Kontrol ..... 114. Tabel 4.9. Hasil Uji Normalitas Skor Posttest Kelompok Eksperimen. 116. Tabel4.10 Hasil Uji Perhitungan Uji Homogenitas Skor Posttest........ 119 Tabel4.11 Hasil Perhitungan Uji Independent t-test ............................ 122 Tabel4.12 Hasil Uji Paired t-testKelompok Kontrol........................... 125 Tabel4.13 Hasil Uji Paired t-test Kelompok Eksperimen .................. 127 Tabel4.14 Hasil Uji Koefisien Determinasi ........................................ 129. xx.

(22) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. DAFTAR GAMBAR HALAMAN Gambar 2.1 Langkah-Langkah Paradigma Pedagogi Reflektif ............ 17. Gambar 2.2 Skema Penelitian yang Relevan ....................................... 45. Gambar 2.3 Diagram Kerangka Berpikir ............................................ 45. Gambar 4.1 Diagram Peningkatan Skor Pretest dan Posttest Kelompok Kontrol dan Eksperimen ................................................ 102 Gambar 4.2 P-P Plot (Atas) dan Histogram (Bawah) Skor Pretest Kelompok Kontrol ......................................................... 106 Gambar 4.3 P-P Plot (Atas) dan Histogram (Bawah) Skor Pretest Kelompok Eksperimen ................................................... 108 Gambar 4.4 P-P Plot (Atas) dan Histogram (Bawah) Skor Posttest Kelompok Kontrol ......................................................... 115 Gambar 4.5 P-P Plot (Atas) dan Histogram (Bawah) Skor Posttest Kelompok Eksperimen ................................................... 117. xxi.

(23) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. DAFTAR LAMPIRAN HALAMAN Lampiran 1. Surat Permohonan Izin dan Bukti Telah Melakukan Penelitian ......................................................................... Lampiran 2 RPP Kelas Eksperimen ................................................... 141 Lampiran 3 RPP Kelas Kontrol ........................................................ 198 Lampiran 4 Hasil Validasi RPP ......................................................... 237 Lampiran 5 Hasil Validasi Soal ......................................................... 246 Lampiran 6 Soal Validitas Konstruk .................................................. 248 Lampiran 7 Soal Pretest dan Posttest .................................................. 253 Lampiran 8 Contoh Hasil Pekerjaan Pretest dan Posttest .................... Siswa Eksperimen ........................................................... 255 Lampiran 9 Contoh Hasil Pekerjaan Pretest dan Posttest Siswa Kontrol ................................................................. 261 Lampiran 10 Hasil Wawancara ........................................................... 267 Lampiran 11 Hasil Uji Validitas Muka ................................................. 268 Lampiran 12 Hasil Refleksi Siswa ...................................................... 269 Lampiran 13 Keterangan Penilaian Conscience/Afektif........................ 271 Lampiran 14 Tabulasi Soal Validitas Konstruk ................................... 273 Lampiran 15 Tabulasi Data Mentah pretest dan posttest Eksperimen...................................................................... 291 Lampiran 16 Tabulasi Data Mentah pretest dan posttest Kontrol ............................................................................ 293. xxii.

(24) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. Lampiran 17 Analisis skor pretest dan posttes kelompok kontrol dan Eksperimen ..................................................................... 295 Lampiran 18 Foto-foto ........................................................................ 303. xxiii.

(25) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. BAB 1 PENDAHULUAN. Bab satu berisi paparan mengenai latar belakang masalah, batasan masalah, rumusan masalah, definisi operasional, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian.. A. Latar Belakang Belajar merupakan proses mental yang terjadi dalam diri seseorang sehingga munculnya perubahan perilaku. Belajar adalah proses perubahan perilaku sebagai akibat dari pengalaman dan latihan. Belajar bukanlah sekedar mengumpulkan pengetahuan. (Hilgard, 2006). Gagne (dalam Susanto, 2013 : 3), berpendapat bahwa belajar dapat didefinisikan suatu proses di mana suatu organisasi berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman. Adapun menurut Burton (dalam Usman Setiawati, 2003 : 4), belajar diartikan sebagai perubahan tingkah laku pada individu karena adanya interaksi anatara individu dengan individu lain dan individu dengan lingkungannya. Proses belajar mengajar di sekolah betujuan untuk mengarahkan perubahan diri siswa secara terencana, baik perubahan dalam pengetahuan, sikap maupun keterampilan. Belajar dicirikan dengan adanya aktivitas dari orang yag sedang belajar, dengan kata lain belajar tidak akan berjalan bila tidak ada aktivitas saat proses belajar mengajar berlangsung. Masalah yang sering dihadapi dan ditemui dalam dunia pendidikan adalah kurangnya aktivitas yang dialami oleh siswa itu sendiri. Setiap proses belajar mengajar sangat diperlukan adanya aktivitas, karena 1.

(26) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 2. aktivitas merupakan hal penting dalam pembelajaran dan merupakan suatu bentuk tolak ukur terhadap ketercapaian belajar mengajar. Sadirman (2010:29) berpendapat bahwa aktivitas merupakan prinsip atau asas yang sangat penting dalam interaksi belajar mengajar karena tidak ada kegiatan belajar jika didalamnya tidak memuat aktivitas, sebab pada prinsipnya belajar adalah berbuat atau melakukan sesuatu. Siswa merupakan faktor utama dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah. Masing-masing siswa memiliki kemampuan dan karakteristik yang berbeda-beda antara siswa satu dengan siswa lainnya. Hal tersebut mengakibatkan adanya perbedaan dalam prestasi belajarnya. Banyak siswa mengalami kesulitan dalam menerima dan menyerap pembelajaran yang diberikan oleh guru. Selain dari faktor guru penyebab dari kesulitan belajar bisa berasal dari faktor siswa itu sendiri. Faktor belajar yang sering muncul dari siswa kemungkinan berasal dari rasa takut siswa pada saat mengikuti pelajaran di sekolah. Faktor tersebut mengakibatkan adanya siswa yang memiliki prestasi tinggi, sedang, dan kurang. Faktor kesulitan belajar siswa yang kemungkinan muncul dari guru adalah ketidaktepatan guru dalam menggunakan pendekatan belajar.Selain itu adanya permasalahan pokok yang sangat berpengaruh terhadap proses dan prestasi belajar siswa yaitu dalam proses pembelajaran berlangsung, siswa seperti merasa malu, gemetar, bahkan ada beberapa siswa yang tidak mau menjawab pertanyaan dan tidak mau maju kedepan saat guru membrikan pertanyaan. Hal tersebut bisa berdampak pada prestasi belajar siswa. Sebagian besar guru masih mengajar meggunakan pendekatan yang membuat siswa menerima materi sebatas apa yang disampaikan oleh guru. Siswa.

(27) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 3. cenderung pasif dan keaktifan siswa dalam memperoleh pengetahuan baru kurang diperhatikan. Guru cenderung menggunakan mode pembelajaran ceramah dalam proses belajar mengajar. Guru menggunakan model pembelajaran tersebut karena beranggapan lebih mudah dan siswa dapat lebih mudah menyerap materi pelajaran yang diberikan oleh guru. Model ceramah yang dilakukan guru kurang memberikan siswa kesempatan untuk ikut aktif dalam proses belajar mengajar yang berlangsung, siswa hanya sebatas mendengarkan penjelasan yang disampaikan oleh guru. Hal tersebut membuat siswa bosan dan jenuh untuk belajar, sehingga membuat prestasi belajar mereka masih tergolong kurang. Model pembalajaran yang disampikan kepada siswa haruslah dikemas secara baik dan sesuai dengan karakteristik siswa sekolah dasar, agar membuat siswa lebih antusias dan tertarik dalam mengikuti pembelajaran dan materi yang disampikan dapat diterima dan dipahami dengan baik. Usaha dalam meningkatkan keaktifan belajar siswa dapat dilakukan dengan mengadakan inovasi dalam proses pembelajaran. Sebagai seorang pendidik, guru dituntut untuk menciptakan pembelajaran yang inovatif dengan suasana belajar yang membuat siswa ikut terlibat dan mengalamai sendiri apa yang telah dipelajarainyapada saat proses pebelajaran, sehingga hal tersebut lebih bermakna dan membuat siswa dapat belajar dengan perasaan senang. Salah satu model pembelajaran yang dapat mengarahkan siswa untuk memberikan pengalaman belajar secara langsung dan memperoleh pengetahaun baru adalah model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR). PPR dimaknai sebagai suatu pendekatan atau model pembelajaran yang menekankan refleksi dalam.

(28) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 4. rangka menemukan nilai-nilai hidup dalam proses pendidikan, di mana nilai-nilai tersebut digunakan sebagai pijakan dalam menentukan sikap atau tindakan (Tim PPR Kanisius, 2009 :2). (Tim PPR Kanisius, 2009:5) juga memaparkan bahwa pendekatan PPR memiliki 5 langkah yaitu konteks, pengalaman, refleksi, dan aksi , dan evaluasi. Konteks mengembangkan pendidikan yaitu guru sebagai fasilitator perlu menyemangati siswa untuk selalu memiliki nilai persaudaraan, solidaritas, penghargaan terhadap sesama, tanggung jawab, kerja keras, cinta lingkungan hidup, dan lain-lain. Adanya konteks ini dipakai untuk menunjuk pada suatu kegiatan yang dapat mengembangkan aspek kognitif dan afektif peserta didik. Kegiatan ini dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. Peserta didik haruslah aktif dalam mengikuti kegiatan ini. Hal inilah yang disebut dengan pengalaman. Setelah megalami suatu kegiatan peserta didik dapat mengingatnya, menyimaknya, dan merefleksikannya kembali tentang apa yang bermakna dari kegiatan tersebut. Adanya refleksi ini kurang bermakna jika tidak dilanjutkan dengan suatu usaha, tekad dan niat. Disinilah aksi atau tindakan diwujudkan. Guru memfasilitasi siswa dengan pertanyaan agar siswa terbantu untuk membangun niat dan bertindak sesuai dengan hasil refleksinya. Setelah melakukan aksi, evaluasi perlu dilakukan secara berkala. Dalam menerapkan pendekatan PPR dapat dilakukan dengan memberikan bentuk pengajaran yaitu model pembelajaran eksperimental. Menurut Fraenkel, dkk (2012: 265) Model pembelajaran eksperimental merupakan format interaksi belajar mengajar yang melibatkan logika induksi untuk menyimpulkan.

(29) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 5. pengamatan terhadap proses dan hasil percobaan yang dilakukan. Proses percobaan tersebut sangat tepat penerapannya dengan pendekatan PPR karena PPR memiliki tiga tujuan untuk meningkatkan 3C (competence, conscience, dan compassion). Competence (C1) merupakan kemampuan kognitif yang harus dicapai peserta didik, conscience (C2) merupakan kemampuan afektif yang berhubungan dengan sikap-sikap moral yang dapat dipertanggungjawabkan hati nurani, compassion (C3) merupakan kemampuan psikomotorik yang berhubungan dengan kepeduliaan teradap sesama (kepedulian sosial). Ketiga hal tersebut merupakan tujuan dari PPR untuk mengembangkan pribadi peserta didik secara utuh (Tim PPR Kanisius, 2009 :3). PPR ini akan diterapkan dalam pembelajaran tematik sesuai dengan sistem pendidikan 2015 yang menggunakan kurikulum terbaru yautu kurikulum 2013 Pembelajaran tematik sebagai model pembelajaran termasuk salah satu jenis pembelajaran terpadu. Istilah pembelajaran tematik pada dasarnya adalah model pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa (Depdiknas, 2006:5) Penerapan PPR dalam pembelajaran tematik didasarkan pada alasan bahwa PPR dan tematik memiliki kesamaan dalam memberikan pengalaman yang bermakna secara utuh. Kedua model pembelajaran ini akan diterapkan di kelas IV dengan jumlah 2 kelas. Hal ini sesuai dengan karakter anak kelas IV (10-11 tahun) yang masih dalam tahap operasoinal kongkrit. Dalam hal ini anak masih berpikir secara berkesinambungan dalam memahami sesuatu (Gagne, 2006)..

(30) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 6. Peneliti melakukan wawancara dengan guru kelas IV dan didapatkan data bahwa siswa kelas IV mengalami hambatan saat mempelajari beberapa mata pelajaran dalam satu waktu dan prestasi belajar siswa kelas IV tergolong kurang,banyak siswa yang masih dibawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal). Untuk mengatasi permasalahan yang ada di kelas IV tersebut, akan dilakukan penelitian dengan menerapkan Paradigma Pedagogi Reflktif (PPR) dalam pembelajaran tematik tema Selalu Berhemat Energi. Penerapan PPR dalam pembelajaran tematik akan dilakukan dengan metode eksperimen yang bertujuan agar siswa mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu obyek, keadaan atau proses dalam belajar sesuatu. Dengan demikian, siswa dituntut untuk mengalami sendiri, mencari kebenaran, atau menarik kesimpulan dari proses yang dialaminya itu (Djamarah, 2002 : 95). Metode eksperimen yang dilakukan adalah dengan menerapkan metode quasi eksperimen yang membandingkan 2 kelas. Kelas yang pertama sebagai kelas kontrol, dan kelas kedua sebagai kelas eksperimen. Dalam kelas kontrol tidak diberikan sebuah treatment, sedangkan dalam kelas eksperimen diberikan sebuah treatment dengan menerapkan Paradigma Pedagogi Reflektif dalam tema Selalu Berhemat Energi. Selain itu peneliti jua merasa ingin mengembangkan kepribadian siswa secara utuh agar tidak hanya mengandalkan kemampuan kognitif dalam hidup. Karena itu peneliti melakukan penelitian dengan judul “ Perbedaan Prestasi Belajar Siswa Atas Penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) Dalam Tema Selalu Berhemat Energi Siswa Kelas IV Sekolah Dasar”..

(31) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 7. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di bagian sebelumnya maka dapat ditemukan beberapa masalah yaitu sebagai berikut: 1. Prestasi belajar siswa masih tergolong kurang 2. Siswa masih merasa sulit mempelajari beberapa mata pelajaran dalam satu waktu 3. Kurangnya penggunaan model pembelajaran yang tepat yang dapat mendukung berjalannya proses pembelajaran.. C. Batasan Masalah Masalah ini dibatasi pada perbedaan peningkatan prestasi belajar siswa kelas IV SD Kanisius Ganjuran Bantul atas penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) dalam pembelajaran tematik kelas IV tema 1 subtema 3. Tema yang dipakai dalam penelitian ini yaitu tema 1 selalu berhemat energi dan menggunakan kurikulum 2013.. D. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui “Apakah terdapat perbedaan prestasi belajar siswa kelas IV atas penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) dalam tema Selalu Berhemat Energi?”.

(32) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 8. E. Tujuan Penelitian Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan prestasi belajar siswa atas penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) kelas IV dalam tema “Selalu Berhemat Energi”.. F. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini nantinya diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1.. Manfaat Teoritis. Sebagai referensi menambahkan wawasan tentang model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) sebagai model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam pembelajaran tematik. 2.. Manfaat Praktis. a.. Bagi siswa Penelitian ini diharapkan dapat membantu siswa dalam memahami dan. menyerap materi dalam pembelajaran tematik kelas IV dalam tema Selalu Berhemat Energi dengan menggunakan model pembelajaran Pradigma Pedagogi Reflektif. b.. Bagi pendidik Penelitian ini diharapkan dapat menginspirasi guru untuk menggunakan. model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif sebagai salah satu alternatif dalam proses belajar mengajar..

(33) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 9. c. Bagi sekolah Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dalam meningkatkan kualitas penddikan dengan menggunakan model pembelajaran yang efektif dan dapat memperoleh panduan inovatif mengenai model pembelajaran yang selanjutnya diharapkan dapat digunakan dalam proses pebelajaran di sekolah. d. Bagi peneliti Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengalaman dalam menerapkan model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif dalam mata pelajaran di kurikulum 2013 dan menambah pengetahuan tentang pendekatan yang baik digunakan dalam proses belajar mengajar sebagai bekal untuk menjadi guru profesional.. G. Definisi Operasional Untuk menghindari penafsiran yang berbeda, maka peneliti membatasi istilah yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.. Paradigma Pedagogi Reflektif adalah sebuah pola pikir (paradigma) dan suatu model pembelajaran yang menekankan pada refleksi yang bertujuan untuk menemukan nilai-nilai hidup di dalam pendidikan.. 2. Prestasi belajar adalah suatu hasil yang diperoleh siswa dari proes pembelajaran melalui penguasaan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang ditunjukkan dengan nilai. 3. Pembelajaran tematik integratif adalah pembelajaran yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran dalam satu waktu..

(34) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. BAB II LANDASAN TEORI. Bab dua akan membahas mengenai kajian pustaka, penelitan yang relevan, kerangka berpikir, dan hipotesis penelitian. Kajian pustaka membahas teori-teori yang relevan dengan suatu penelitian. Penelitian yang relevan berisi beberapa penelitian yang pernah ada, kemudian hasil penelitian tersebut dirumuskan dalam kerangka berpikir sedangkan hipotesis penelitian berisi suatu jawaban sementara atas penelitian yang akan dilakukan.. A. Kajian Pustaka 1.. Prestasi belajar a. Pengertian prestasi belajar Mulyasa. (2013:189). berpendapat. bahwa. prestasi. belajar. merupakan hasil yang diperoleh seseorang setelah menempuh kegiatan belajar. Hasil yang telah dicapai siswa dalam tugas atau materi pelajaran yang telah diterima dinyatakan dalam angka atau huruf sehingga dapat memenuhi kriteria. Sudjana ( 2004:23) memaparkan bahwa di antara ketiga ranah kognitif, afektif, psikomotorik maka ranah kognitiflah yang paling sering dinilai oleh para guru di sekolah karena berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam menguasi isi bahan pengajaran. Setiap anak memiliki struktur kognitif dimana konsep yang ada dalam pikiran sebagai hasil pemahaman tentang objek yang ada dalam lingkungan. Pemahaman 10.

(35) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 11. tentang objek tersebut berlangsung melalui proses mengasimilasi dan akomodasi. Lebih lanjut Arifin (2009:12) menjelaskan prestasi belajar merupakan suatu masalah yang bersifat perennial dalam sejarah kehidupan manusia karena sepanjang rentang kehidupan manusia selalu mengajr prestasi menurut bidang dan kemampuan masing-masing. Prestasi itu sendiri merupakan bekal hidup anak tentang dunia di mana mereka hidup, agar anak dapat menyongsong dan menghadapi dunia modern. b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi belajar Mulyasa (2013:190) menyebutkan terdapat dua faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. 1) Faktor Internal Prestasi belajar seseorang akan ditentukan oleh faktor diri (internal), baik secara fisiologis maupun psikologis. Faktor psikologis berkaitan dengan jasmani atau fisik seseorang yang biasanya dibedakan menjadi dua macam yaitu kondisi jasmani pada umunya dan kondisi yang berkaitan dengan fungsi-fungsi jasmani tertentu terutama alat indera. Faktor psikologis berasal dari dalam diri seseorang seperti intelegensi, minat dan sikap. 2) Faktor Eksternal Faktor eksternal yang dapat mempengaruhi prestasi belajar peserta didik dapat digolongkan ke dalam faktor sosial dan non sosial. Faktor sosial menyangkut hubungan natar manusia yang terjadi dalam berbagai situasi sosial, contohnya lingkungan keluarga, sekolah, teman, dan.

(36) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 12. masyarakat pada umumnya. Faktor non sosial adalah faktor-faktor lingkungan yang bukan sosial seperti lingkungan alam dan fisik ; misalnya : keadaan rumah, ruang belajar, fasilitas belajar, sumber-sumber buku, dan sebagainya. (Arsyad 2007: 5) mengajar dapat dikelompokkan menjadi empat, yaitu (a) bahan atau materi yang dipelajari, (b) lingkungan, (c) faktor instrumental dan (d) kondisi peserta didik. Faktor- faktor tersebut baik secara terpisah maupun bersama-sama memberikan konstribusi tertentu terhadap prestasi belajar peserta didik. Dengan demikian untuk memahami dan mendongkrak atau meningkatkan prestasi belajar, perlu didalami faktor-faktor yang mempengaruhinya. c. Fungsi Prestasi Belajar Menurut Arifin (2009:12), prestasi belajar semakin terasa penting karena mempunyai beberapa fungsi utama antara lain: 1). Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas penegtahuan yang telah dikuasai siswa. 2). Prestasi belajar sebagai pemuasan hasrat ingin tahu. 3). Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inivasi pendidikan. Asumsinya adalah prestasi belajar dapat dijadikan pendorong bagi peserta didik dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan berperan sebagai umpan balik dalam meningkatkan mutu pendidikan. 4). Prestasi belajar sebagai indikator internal dan eksternal dari suatu instuti pendidikan. Indikator intern dalam arti bahwa prestasi belajar.

(37) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 13. dalam dijadikan indikator tingkat pruduktifitas suatu institusi pendidikan. Asumsinya adalah kurikulum yang digunakan relevan dengan kebutuhan masyarakat dan anak didik. Indikator ekstern dalam arti bahwa tinggi rendahnya prestasi belajar dapat dijadikan indikator tingkat kesuksesan peserta didik di masyarakat. Asumsinya adalah kurikulum yang digunakan relevan pula dengan kebutuhan masyarakat. 5). Pretasi belajar dapat dijadikan indikator daya serap (kecerdasan) peserta didik. Dalam proses pembelajaran, peserta didik menjadi fokus utama yang harus diperhatikan, karena peserta didiklah yang diharapkan dapat menyerap seluruh materi pelajaran.. Dari penjelasan-penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah suatu hasil yang telah diperoleh dari proses pembelajaran melalui penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang ditunjukkan dengan nilai. Di dalam prestasi belajar terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yakni faktor internal (faktor diri) dan faktor eksternal yang digolongkan kedalam faktor sosial dan non sosial . Jika dilihat dari beberapa fungsi prestasi belajar ,fungsi prestasi belajar tidak hanya sebagai indikator keberhasilan dalam bidang tertentu, tetapi juga sebagai indikator kualitas institusi pendidikan. 2.. Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) Paradigma adalah suatu pendekatan atau model pembelajaran sedangkan. Pedagogi adalah suatu cara pendidik untuk mendampingi para peserta didik dalam.

(38) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 14. pertumbuhan dan perkembangannya (Subagya, 2010: 2). Tim Redaksi Kanisius (2008:41) mengemukakan bahwa model Paradigma Pedagogi Reflektif tidak lepas dari pola dinamika retret atau latihan rohani yang merupakan kerangka acuan dari Pedagogi Ignasian, yang juga menjadi ciri khas pendidikan Yesuit. Melalui Pedagogi Ignasian, model PPR muncul sebagai salah satu model pendidikan yang menekankan unsur-unsur pokok dalam proses pembelajaran, yakni konteks, pengalaman, refleksi, aksi, dan evaluasi. Tim PPR SD Kelompok Kanisius (2010) juga menjelaskan bahwa Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) merupakan sebuah pola pikir (paradigma) dalam menumbuhkembangkan pribadi kristiani yang sangat menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan. Pengertian lain dari PPR adalah pola pembelajaran yang mengintegrasikan pemahaman, masalah dunia dan kehidupan serta pengembangan nilai-nilai kemanusiaan dalam proses yang terpadu, sehingga nilai-nilai itu muncul dari kesadaran dan kehendak peserta didik melalui refleksinya (Gema Kanisius, Oktober 2010:7). Paradigma Pedagogi Reflektif merupakan suatu model pendidikan yang menyediakan solusi dalam pelayanan untuk mengarahkan manusia menuju pengembangan hidup sesuai dengan nilai-nilai Kristiani, yakni persaudaraan, solidaritas, saling menghargai, dan mengasihi. a. Ciri- ciri Paradigma Pedagogi Reflektf Menurut (Subagya, 2010: 68) Paradigma Pedagogi Reflektif memiliki ciri-ciri esensial yaitu: 1) Dapat diterapkan dalam semua kurikulum. 2) Fundametal untuk proses belajar mengajar. 3) Mempribadikan proses belajar dengan mendorong pelajar merefleksikan makna dan arti yang dipelajari..

(39) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 15. b. Tujuan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) Menurut Tim Ignatian Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) memiliki 2 tujuan yaitu diperuntungkan bagi pendidik dan bagi peserta didik. Tujuan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) bagi pendidik antara lain (1) agar guru semakin memahami peserta didik; (2) semakin bersedia mendampingi perkembangannya lebih baik dalam menyajikan materi ajarnya; (3) semakin meemperhatikan kaitan perkembangan intelektual dan moral peserta didik; (4) semakin mengadaptasi materi dan metode ajar demi tujuan pendidikan; (5) mengembangkan daya reflektif terkait dengan pengalaman sebagai pendidik, pengajar, dan pendamping. Tujuan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) bagi peserta didik antara lain: (1) membantu peserta didik untuk menjadi manusia yang sesama; (2) menjadi manusia yang utuh; (3) menjadi manusia yang secara intelektual berkompeten, terbuka, untuk perkembangan religius; (4) menjadi manusia yang sanggup mencintai dan dicintai; (5) menjadi manusia yang berkomitmen untuk menegakkan keadilan dalam pelayanannya pada orang lain (umat Allah); (6) menjadi manusia yang berkompeten dan berhati nurani Competence adalah kualitas yang unggul bagi peserta didik (Masijo, 2009: 3). Berkaitan dengan kehidupan peserta didik maka tujuan di atas dapat diambil contoh kasus yang berkaitan dengan competence antara lain pada saat proses belajar mengajar peserta didik cenderung ramai, senang mengobrol dengan teman, serta kurang mendengarkan pendidik dalam menerangkan materi ajar sehingga peserta didik cenderung tidak tepat waktu dalam menyelesaikan tugas maka akibatnya prestasi belajar peseta didik kurang memuaskan, sehingga penalaran.

(40) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 16. eksplorasi, kreativitas, dan kemandirian sangat diperlukan untuk mencapai kualitas yang unggul. Concience adalah kepekaan dan ketajaman hari nurani (Masijo, 2009: 3). Jika diaplikasikan dalam kehidupan peserta didik tujuan diatas dapat diambil contoh dalam kehidupan sehari-hari adalah cenderung ramai, dan kurang disiplin dan kurangnya kerapian dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh pendidik. Compassion adalah sikap peduli terhadap sesama (Masijo, 2009: 3). Berkaitan dengan compassion peserta didik kurang berminat untuk mengambil bagian ketika bekerja sama menyelesaikan tugas kelompok, peserta didik kurang peduli dalam menolong teman yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas, dan peserta didik kurang peduli dalam memelihara lingkungan sekitarnya. Tujuan dari PPR di atas mengajak peserta didik menjadi manusia yang sanggup mencintai dan dicintai dan membentuk pemimpin pelayanan. c. Pola Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) PPR dalam proses pengembangan nilai-nilai kemanusiaannya ditumbuhkan melalui konteks, pengalaman, refleksi, aksi, dan evaluasi. Dalam proses pembelajaran berpola PPR menganggap setiap peserta didik itu unik, pribadi yang bernilai. Peserta didik itu subjek pembelajar bukan objek, maka dalam situasi apapun berhak dihargai dan mendapat rasa hormat. Pendidik bukan satu-satunya sumber pengetahuan, pengetahuan dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti buku, majalah, internet, dan para ahli. Peserta didik sendirilah yang aktif belajar menemukan kebenaran. Sebagai peserta fasilitator, seorang pendidik berperan untuk menciptakan situasi sedemikian rupa.

(41) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 17. sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung. Pendidik hendaknya juga hadir memberikan stimulasi, memotivasi dan meneguhkan usaha anak untuk belajar. Dinamika pembeajaran model PPR menurut Subagyo (2010:65) : KONTEKS. EVALUASI. AKSI. PENGALAMAN. REFLEKSI. Gambar 1. Dinamika Pradigma Pedagogi Reflektif Pembelajaran bidang studi disesuaikan dengan konteks siswa dan pengembangan nilai-nilai kemanusiaan diusahakan melalui dinamika konteks, pengalaman, refleksi, aksi, dan disertai evaluasi. Maka kelima unsurnya yaitu konteks, pengalaman, refleksi, aksi, dan evaluasi merupakan suatu kesatuan yang utuh. 1). Konteks Nilai kemanusiaan yang akan dikembangkan disesuaikan dengan konteks siswa dan materi pelajaran. Konteks di sini maksudnya, guru harus menyesuaikan materi dan cara belajar yang disukai siswa sehingga kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan baik. Konteks siswa antara lain taraf perkembangan pribadi, kondisi sosial budaya, dan agama (Subagyo, 2005). Konteks materi pelajaran antara lain kompetensi dasar, ruang lingkup materi, sifat materi, keterkaitan materi dengan kehidupan nyata, dan mempelajarinya..

(42) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 18. 2). Pengalaman Pengembangan. nilai. kemanusiaan. paling. efektif. dilakukan. melalui. pengalaman, yaitu siswa mengalami sendiri nilai yang diperjuangkan atau yang ingin dikembangkan dari bahan yang dipelajari (Subagyo, 2005:3). Pengalaman nilai yang ingin dikembangkan dapat berupa pengalaman langsung dan juga dapat berupa pengalaman secara tidak langsung. Contoh penerapan pengalaman lansung misalnya siswa ingin mengambangkan nilai persaudaraan dan kerjasama dalam diri para siswa, maka siswa belajar dalam kerja kelompok. Penerapan pengalaman tidak langsung dapat dilakukan degan cara siswa membayangkan, merenungkan, suatu peristiwa misalnya membaca berita dan melihat foto. 3). Refleksi Refleksi adalah kegiatan siswa meninjau kembali pengalaman yang lalu. Menurut (Subagyo, 2005), refleksi merupakan tahap dimana siswa menjadi sadar sendiri mengenai kebaikan, keenakan, manfaat, dan makna nilai yang diperjuangkan. Tujuannya adalah agar nilai yang diperjuangkan menjadi menarik bagi siswa dan kemudian mereka terpikat untuk memiliki atau menghayati nilai yang diperjuangkan sampai pada keinginnan untuk bertindak. Untuk membantu siswa menyadari nilai kemanusiaan yang terkandung di dalam pengalaman, guru menfasilitasi dengan berbagai cara, antara lain: (1) mengajukan pertanyaan terbuka;. (2). memberi. tugas. kepada. siswa. untuk. mengkomunikasikan. pendapat/perasaan mereka dalam bentuk lisan, tulisan, atau gambar; (3) mengajak siswa untuk berdiskusi.

(43) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 19. 4). Aksi Perwujudan dari hasil pengalaman yang sudah direfleksi adalah sebuah aksi. Kegiayan aksi ini merupakan sikap atau perbuatan yang ingin dilakukan siswa atas kemauan mereka sendiri terkait dengan nilai kemanusiaan yang ingin diperjuangkan. Menurut (Subagyo, 2005: 3 ), perkembangan nilai kemanusiaan tidak boleh hanya berhenti sampai kesadaran, tetapi harus berlanjut sampai pada bersikap dan berbuat kemaunnya sendiri. Sikap dan niat adalah aksi batin, sedangkan perbuaatan merupakan aksi lahir. a.. Evaluasi Evaluasi merupakan tahap penentuan hasil belajar dari para siswa. Menurut. Subagyo (2005:4), evaluasi perkembangan nilai kemanusiaan tidak dapat dilakukan dengan tes, tetapi dengan observasi. Guru mengobservasi perbuatan siswa yang spontan, yang menunjukkan perkembangan nilai kemanusiaan. Guru mencatat anekdot (peristiwa yang cukup mencolok). Perlunya observasi karena ciri khas nilai kemanusiaan adalah kebebasan, siswa berbuat dari kemauannya sendiri. Dari uraian tentang unsur-unsur dinamika pembelajaran berpola PPR diatas, dapat disimpulkan bahwa karaskteristik PPR dalam pembelajaran ditunjukkan dengan adanya kegiatan-kegiatan sebagai berikut (Susento,2010): (1) guru menyesuiakan nilai kemanusiaaan yang akan ditumbuhkan dengan konteks siswa dan materi pelajaran; (2) siswa mengalami nilai kemanusiaan dalam kegiatan pembelajaran; (3) siswa merefleksikan pengalaman terkait dengan nilai kemanusiaan; (4) siswa membangun niat untuk melakukan aksi untuk.

(44) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 20. mewujudkan nilai kemanusiaan; (5) guru mengevaluasi proses belajar nilai kemanusiaan pada diri siswa. d. Kelebihan dan Kekurangan PPR Menurut Tim PPR Kanisius (2010) terdapat kelebihan dan kekurangan dalam PPR. Kelebihan PPR (1) pemerataan perhatian oleh pendidik kepada setiap pribadi siswa; (2) PPR dapat diterapkan disemua kurikulum. PPR tidak menuntut tambahan apapun dalam rancangan kurikulum yang telah ditentukan oleh pemerintah, selain pendekatan dan cara mengajar; (3) siswa memiliki hak untuk dihargai dan dihormati; (4) setiap siswa mampu memecahkan permasalahan yang dihadapi serta dapat menemukan solusi atas bimbingan dari pendidik; (5) memperbaiki kelemahan peserta didik dengan tegas tetapi penuh cinta kasih; (6) Menumbuhkan. sekaligus. menerapkan. semangat. berbagi. dalam. proses. pembelajaran; (7) mencakup semua aspek yang mendukung proses pembelajaran. Selain kelebihan, PPR juga memiliki kekurangan dalam penerapannya. Kekurangan PPR yaitu (1) hambatan pada jumlah siswa yang banyak dikarenakan pendidik kurang dapat memberikan perhatian secara menyeluruh pada setiap siswa. Guru dituntut untuk lebih bersabar dan tidak memilih-milih siswa dalam memberikan perhatiannya di dalam kelas, dan (2) tidak mudah menjalankan tugas sebagai pendidik sesuai dengan tujuan PPR yaitu pendidik merupakan panggilan hidup. Berdasarkan uraian di atas, Paradigma Pedagogi Reflektif adalah suatu pendekatan atau model pembelajaran yang menekankan refleksi dalam rangka menemukan nilai-nilai hidup dalam proses pendidikan dan dapat digunakan untuk.

(45) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 21. pijakan hidup. Tujuan dari PPR dibagi menjadi dua bagian yaitu bagi para pendidik dan bagi siswa. Bagi pendidik diharapkan guru semakin dapat memahami dan mendampingi perkembangan peserta didik selama proses belajar mengajar.. Bagi. siswa. diharapkan. menjadi. manusia. secara. intelektual. berkompeten, terbuka untuk perkembangan, dan religius. Pelaksanaan model pembelajaran. PPR. pun. memiliki. kelebihan. dan. kekurangan. dalam. pelaksanaannya. Kelebihan PPR adalah dapat diterapkan di semua kurikulum dengan menerapkan semangat berbadi dalam proses pembelajaran. Kelemahan PPR adalah kesulitan dalam memberikan perhatian secara menyeluruh kepada setiap siswa.. 3. Kurikulum 2013 a.. Pengertian Kurikulum 2013 Sistem Pendidikan Nasional Indonesia menyatakan bahwa pengertian. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, bahan dan isi pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan. Dasar yang dimaksud adalah pelaksanaannya, yang mempunyai peranan penting untuk dijadikan pegangan dalam melaksanakan pendidikan. Selanjutnya Majid (2014:29-33) berpendapat bahwa orientasi kurikulum 2013 adalah terjadinya peningkatan dan keseimbangan antara kompetensi sikap (attitude), ketrampilan (skill) dan pengetahuan (knowledge). Untuk mengimbangi peningkatan kompetensi siswa materi.

(46) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 22. kurikulum harus ditekankan pada mata pelajaran yang sanggup menjawab tantangan global dan perkembangan IPTEK. Menurut. Kunandar. (2014:31-34). Kurikulum. 2013. dikembangkan. berdasarkan tiga landasan yaitu: (1) landasan filosofi yang menentukan kualitas pengembangan peserta didik yang tercantum pada pendidikan nasional. (2) landasan teoritis yang dikembangkandari teori pendidikan berdasarkan standar dan teori kurikulum berbasis kompetensi. (3) landasan yuridis yang berupa Undang-undang Dasar 1945, UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, UU Nomor 17 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional, dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Tiga landasan Kurikulum tersebut diharapkan memberikan dasar bagi pengembangan seluruh potensi peserta didik menjadi manusia Indonesia yang berkualitas. b. Rasional dan Elemen Perubahan Kurikulum 2013 Dalam suatu sistem pendidikan, kurikulum bersifat dinamis dan harus selalu dilakukan perubahan dan pengembangan. Perubahan dan pengembangan kurikulum tersebut harus memiliki visi misi dan arah yang jelas. Sejak wacana perubahan dan pengembangan Kurikulum 2013 digulirkan, telah muncul berbagai tanggapan dari berbagai kalangan, baik pro maupun kontra. Mendikbud mengungkapkan bahwa perubahan dan pengembangan Kurikulum 2013 merupakan persoalan yang sangat penting, karena kurikulum harus senantiasa disesuaikan dengan perkembangan zaman. Pemerintah melalui Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 2013 mengimplementasikan kurikulum.

(47) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 23. baru sebagai penyempurnaan kurikulum sebelumnya (KTSP) yang diberi nama Kurikulum 2013. Pengembangan kurikulum. perlu dilakukan karena adanya. berbagai tantangan yang dihadapi. Kurikulum 2013 dikembangkan beradasarkan faktor-faktor sebagai berikut: 1) Tantangan Internal Tantangan internal terkait dengan kondisi pendidikan dengan tuntutan pendidikan yang mengacu kepada 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar pengelolaan, standar biaya, standar sarana prasarana, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar isi, standar proses, standar penilaian, dan standar kompetensi lulusan. Tantangan internal lainnya terkait dengan faktor perkembangan penduduk Indonesia dilihat dari pertumbuhan penduduk usia produktif. 2) Tantangan Eksternal Tantangan eksternal yang dihadapi dunia pendidikan antara lain berkaitan dengan tantangan masa depan, kompetensi yang diperlukan di masa depan, persepsi masyarakat, perkembangan pengetahuan dan pedagogi, serta berbagai fenomena negatif yang mengemuka. 3) Penyempurnaan Pola Pikir Kurikulum 2013 dikembangkan dengan penyempurnaan pola pikir sebagai berikut: (a) pola pembelajaran yang berpusat pada guru berubah menjadi pembelajaran yang berpusat pada siswa; (b) pola pembelajaran satu arah menjadi pembelajaran interaktif; (c) pola pembelajaran terisolasi menjadi pembelajaran jejaring; (d) pola pembelajaran pasif menjadi pola pembelajaran aktif; (e) pola.

(48) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 24. belajar sendiri menjadi pola belajar kelompok; (f) pola pembelajaran alat tunggal menjadi pembelajaran berbasis multimedia; (g) pola pembelajaran dengan memperkuat pengembangan potensi khusus yang dimiliki setiap peserta didik; (h) pola pembelajaran tunggal menjadi pola pembelajaran jamak; (i) pola pembelajaran pasif menjadi pola pembelajaran kritis. 4) Penguatan Tata Kelola Kurikulum Dalam Kurikulum 2013 dilakukan penguatan tata kelola kurikulum yaitu: (a) tata kerja guru yang bersifat individual diubah menjadi tata kerja yang bersifat kolaboratif; (b) penguatan manajemen sekolah melalui penguatan kemampuan manajemen kepala sekolah; dan (c) penguatan sarana dan prasarana untuk kepentingan manajemen dan proses pembelajaran. 5) Penguatan Materi Penguatan materi dilakukan dengan cara pendalaman dan perluasan materi yang relevan bagi peserta didik.. Berdasarkan penjelasan di atas dapat disiumpulkan bahwa Kurikulum 2013. merupakan. kurikulum. yang. dimaksudkan. untuk. melanjutkan. pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dengan mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan ketrampilan secara terpadu. Dengan kata lain, hard skill dan soft skill berjalan secara seimbang dan berjalan secara integratif. Elemen-elemen perubahan kurikulum 2013 antara lain sebagai berikut: 1) Kompetensi lulusan; 2) Kedudukan mata pelajaran; 3) Pendekatan isi; 4) Struktur.

(49) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 25. kurikulum; 5) Proses pembelajaran; 6) Penilaian hasil belajar; dan 7) Ekstrakurikuler sebagai berikut :. Tabel 2.1 Elemen Perubahan Kurikulum 2013 Deskripsi. Elemen. SD Adanya peningkatan dan keseimbangan soft. Kompetensi. skills dan hard skills yang meliputi aspek. Lulusan. kompetensi. sikap,. ketrampilan,. dan. pengetahuan. Kedudukan Mata Pelajaran (ISI). Pendekatan. (ISI). Kompetensi yang semula diturunkan dari mata pelajaran berubah menjadi mata pelajaran dikembangkan dari kompetensi. Kompetensi dikembangkan melalui: Tematik. Integratif. dalam. semua. mata. pelajaran. a. Holistik dan integratif berfokus kepada alam, sosial, dan budaya.. Struktur Kurikulum (Mata Pelajaran dan alokasi waktu) (ISI). b. Pembelajaran. dilaksanakan. dengan. pendekatan sains. c. Jumlah mata pelajaran dari 10 menjadi 6. d. Jumlah jam bertambah 4 JP/ minggu akibat perubahan pendekatan pembelajaran. Standar proses yang semula terfokus pada. Proses Pembelajaran. eksplorasi, dilengkapi mengolah,. elaborasi, dengan. dan. mengamati,. menalar,. menyimpulkan, dan mencipta.. konfirmasi menanya, menyajikan,.

(50) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 26. Deskripsi. Elemen. SD Belajar tidak hanya terjadi di ruang kelas, tetapi. juga. di. lingkungan. sekolah. dan. masyarakat. Guru bukan satu-satunya sumber belajar. Sikap tidak diajarkan secara verbal, tetapi melalui contoh dan teladan. Tematik dan terpadu. Penilaian berbasis kompetensi Pergeseran. dari. penilaian. (mengukur. kompetensi. melalui. berdasarkan. tes hasil. saja), menuju penilaian otentik (mengukur semua kompetensi sikap, ketrampilan, dan pengetahuan berdasarkan proses dan hasil). Memperkuat PAP (Penilaian Acuan Patokan), Penilaian. yaitu pencapaian hasil belajar didasarkan pada posisi skor yang diperolehnya terhadap skor ideal (maksimal). Penilaian tidak hanya pada level KD, tetapi juga kompetensi inti dan SKL. Mendorong dibuat. pemanfaatan. siswa. sebagai. penilaian. a. Pramuka (wajib) b. UKS Ekstrakurikuler. c. PMR d. Bahasa Inggris. portofolio instrumen. yang utama.

(51) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 27. Tabel 2.1 menunjukkan elemen perubahan pada kurikulum 2013 meliputi: (1) Kompetensi lulusan; (2) Kedudukan mata pelajaran; (3) Pendekatan isi; (4) Struktur kurikulum; (5) Proses pembelajaran; (6) Penilaian hasil belajar; dan (7) Ekstrakurikuler. Terdapat beberapa kelemahan yang ada di dalam kurikulum sebelumnya, perubahan dan pengembangan kurikulum diperlukan karena adanya beberapa kesenjangan kurikulum yang ada pada kurikulum KTSP. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan teknologi dan seni yang berlangsung cepat dalam era global dewasa ini, dapat diidentifikasi beberapa kesenjangan kurikulum sebagai berikut : Tabel 2.2 Kesenjangan Kurikulum KTSP dan Kurikulum 2013. KONDISI SAAT INI. KONSEP IDEAL. KOMPETENSI LULUSAN 1 Belum sepenuhnya. 1. Berkarakter mulia. 2. Ketrampilan yang relevan. 3. Pengetahuan-pengetahuan. menekankan pedidikan karakter 2 Belum menghasilkan ketrampilan sesuai kebutuhan 3 Pengetahuan-pengetahuan lepas. terkait MATERI PEMBELAJARAN. 1 Belum relevan dengan. 1. kompetensi yang. Relevan dengan materi yang dibutuhkan. dibutuhkan 2 Beban belajar terlalu berat. 2. Materi esensial.

(52) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 28. KONDISI SAAT INI 3. Terlalu luas, kurang. KONSEP IDEAL 3. mendalam. Sesuai dengan tingkat perkembangan anak. PROSES PEMBELAJARAN 1 Berpusat pada guru 2. 1. Proses pembelajaran berorientasi pada buku teks. 3 Buku teks hanya memuat. 2 3. materi bahasan. Berpusat pada peserta didik Sifat pembelajaran yang kontekstual Buku teks memuat materi dan proses pembelajaran, sistem penilaian serta kompetensi yang diharapkan. PENILAIAN 1 Menekankan aspek kognitif. 1. Menekankan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik secara proporsional. 2 Tes menjadi cara penilaian. 2. yang dominan. Penilaian tes pada portofolio saling melengkapi. PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN 1 Memenuhi kompetensi. 1. profesi saja. Memenuhi kompetensi profesi, pedagogi, sosial, dan personal. 2 Fokus pada ukuran kinerja. 2. Motivasi mengajar. PTK PENGELOLAAN KURIKULUM 1 Satuan pendidikan. 1. Pemerintah pusat dan. mempunyai pembebasan. daerah memiliki kendali. dalam pengelolaan. kualitas dalam pelaksanaan. kurikulum. kurikulum di tingkat satuan pendidikan. 2 Masih terdapat. 2. Satuan pendidikan mampu.

(53) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 29. KONDISI SAAT INI. KONSEP IDEAL. kecenderungan satuan. menyusun kurikulum. pendidikan menyusun. dengan mempertimbangkan. kurikulum tanpa. kondisi satuan pendidikan,. mempertimbangkan kondisi. kebutuhan peserta didik, dan. satuan pendidikan,. potensi daerah.. kebutuhan peserta didik, dan potensi daerah 3 Pemerintah hanya. 3. Pemerintah menyiapkan. menyiapkan sampai standar. semua komponen kurikulum. isi mata pelajaran. sampai buku teks pedoman. Sumber: Materi Uji Publik Kurikulum 2013. Tabel 2.2 menunjukkan adanya kesenjangan kurikulum KTSP (2006). Perubahan kurikulum dilakukan untuk penyempurnaan kurikulum sebelumnya, dari tabel di atas dijelaskan kondisi saat ini dalam proses pembelajaran dengan kondisi ideal yang harus ditempuh saat proses pembelajaran berlangsung. Berdasarkan. kondisi. tersebut,. dilakukan. beberapa. penyempurnaan pola pikir sebagai berikut.. Tabel 2.3 Penyempurnaan Pola Pikir Perumusan Kurikulum No. KBK 2004. 1. Standar Kompetensi Lulusan. Standar Kompetensi Lulusan. diturunkan dari Standar Isi. diturunkan dari kebutuhan. Standar isi dirumuskan. Standar Isi diturunkan dari. berdasarkan Tujuan Mata. Standar Kompetensi Lulusan. KTSP 2006. Kurikulum 2013.

(54) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 30. No. KBK 2004. KTSP 2006. Kurikulum 2013. Pelajaran (Standar. melalui Kompetensi Inti yang. Kompetensi Lulusan Mata. bebas mata pelajaran. Pelajaran) yang dirinci menjadi Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Pemisah antara mata. Semua mata pelajaran harus. pelajaran pembentuk sikap,. berkonstribusi terhadap. pembentuk ketrampilan, dan. pembentukan sikap,. pembentuk pengetahuan. ketrampilan, dan pengetahuan. Kompetensi diturunkan dari. Mata pelajaran diturunkan. mata pelajaran. dari kompetensi yang ingin dicapai. Mata pelajaran lepas satu. Semua mata pelajaran diikat. dengan yang lain, seperti. oleh kompetensi inti (tiap. sekumpulan mata pelajaran. kelas). terpisah Sumber: Materi Uji Publik Kurikulum 2013 Tabel 2.3 menunjukkan bahwa pola pikir kurikulum KBK (2004) dan KTSP 2006 perlu adanya penyempurnaan. Dari tabel di atas menunjukkan beberapa perbedaan dalam kurikulum KBK (2004) dan. KTSP 2006 dengan. Kurikulum 2013. Berdasarkan dari uraian tabel di atas, penyempurnaan kurikulum akan memberikan dampak yang akan berpengaruh terhadap bagi peserta didik, pendidik dan tenaga, manajemen satuan pendidikan, masyarakat umum, dan bangsa dan negara. Setiap perubahan yang terjadi akan menimbulkan dampak yang akan.

(55) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 31. terjadi. Dampak yang terjadi pada pengembangan Kurikulum 2013 sebagai berikut.. Tabel. 2.4 Dampak Penyempurnaan Pengembangan Kurikulum 2013 No 1.. Entitas Pendidikan Peserta Didik. Perubahan yang Diharapkan 1. Lebih produktif, kreatif, inovatif, afektif 2. Lebih bergairah dan senang di sekolah dan belajar. 2.. Pendidik dan. 1. Lebih bergairah dalam mengajar. Tenaga. 2. Lebih mudah dalam memenuhi ketentuan 24 jam per minggu. 3.. Manajemen. 1. Lebih mengedepankan layanan. Satuan. pembelajaran termasuk bimbingan dan. Pendidikan. penyuluhan 2. Antisipasi atas semaraknya variasi kegiatan pembelajaran. 4.. Masyarakat Umum. 1. Memperoleh lulusan sekolah yang kompeten 2. Kebutuhan pendidikan dapat dipenuhi oleh masyarakat 3. Dapat meningkatkan kesejahteraannya. 5.. Bangsa dan Negara. 1. Meningkatkan reputasi international dalam bidang pendidikan 2. Meningkatkan daya saing 3. Berkembangnya peradaban bangsa.

(56) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 32. Tabel 2.4 menunjukkan dampak dari penyempurnaan pengembangan Kurikulum 2013. Entitas pendidikan yang menjadi tolak ukur tersebut yaitu peserta didik, pendidik dan tenaga, manajemen satuan pendidikan, masyarakat umum, bangsa dan negara. Perubahan yang diharapkan dari masing-masing entitas pendidikan dimaksudkan untuk memperbaiki sumber daya manusia dan bangsa indonesia di mata dunia internasional.. c. Kelebihan Kurikulum 2013 Menurut Kurniasih dan Sani (2014:40), Kurikulum 2013 memiliki beberapa kelebihan. Kelebihan Kurikulum 2013 yaitu: (1) siswa dituntut aktif, kreatif, dan inovatif dalam setiap pemecahan masalah yang mereka hadapi di sekolah; (2) adanya penilaian dari semua aspek. Penentuan nilai bagi siswa bukan hanya didapat dari nilai ujian saja tetapi juga didapat dari nilai kesopanan, religi, praktek, dan sikap; (3) munculnya pendidikan karakter dan pendidikan budi pekerti; (4) adanya kompetensi yang sesuai dengan tuntutan fungsi dan tujuan pendidikan nasional; (5) kompetensi yang dimaksud menggambarkan secara holistik domain sikap, ketrampilan, dan pengetahuan; (6) guru berperan sebagai fasilitator. Hal yang menarik dari Kurikulum 2013 ini adalah sangat tanggap terhadap fenomena dan perubahan sosial. Mulai dari perubahan sosial yang terjadi tingkat lokal, nasional, maupun global. Selain tanggap terhadap fenomena dan perubahan sosial Kurilukum 2013 juga meningkatkan motivasi mengajar dengan meningkatkan kompetensi profesi, pedagogi, sosial dan personal..

(57) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 33. d. Kelemahan Kurikulum 2013 Kurniasih dan Sani (2014:40) menyebutkan Kurikulum 2013 memiliki beberapa kekurangan. Kekurangan 2013 yaitu (1) guru banyak salah kaprah, karena beranggapan dengan Kurikulum 2013 guru tidak perlu menjelaskan materi kepada siswa di kelas; (2) banyak guru belum siap dengan Kurikulum 2013; (3) Kurangnya pemahaman guru dengan konsep pendekatan saintifik; (4) kurangnya ketrampilan guru untuk merancang RPP; (5) guru tidak banyak yang menguasai penilaian autentik; (6) terlalu banyak materi yang harus dikuasai siswa sehingga tidak setiap materi bisa tersampaikan dengan baik. Banyaknya materi yang harus dikuasai siswa membuat beban belajar siswa bertambah berat.. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang dikembangkan untuk menyempurnakan kurikulum sebelumnya, kurikulum ini dikembangkan sesuai dengan landasan filosofi, landasan teoritis, dan landasan yuridis. Pelaksanaan Kurikulum 2013 memiliki kelebihan dan kekurangan dalam pelaksanaannya. Kelebihan Kurikulum 2013 adalah siswa dituntut aktif dalam proses pembelajaran, mengembangkan domain sikap, ketrampilan dan pengetahuan, pembelajaran kontekstual, sehingga memberikan pengalaman nyata bagi siswa. Kekurangan Kurikulum 2013 adalah kurangnya kesiapan guru dalam menjalankan Kurikulum 2013 dan merancang RPP, sehingga guru kesulitan pada saat menyusun penilaian autentik serta guru tidak diikut sertakan dalam pengembangan Kurikulum 2013..

(58) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 34. 4. Pembelajaran Tematik a. Pengertian Pembelajaran Tematik Majid (2014:87) menyatakan bahwa pembelajaran tematik adalah suatu pendekatan dalam pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan beberapa aspek baik dalam intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran. Pembelajaran tematik ini diyakini akan membantu meciptakan kesempatan yang luas bagi siswa untuk melihat dan membangun konsep yang saling berkaitan. Selanjutya Mulyasa (2013:170) berpendapat bahwa pembelajaran tematik merupakan pembelajaran dengan. menyuguhkan. proses. pembelajaran. berdasarkan. tema. untuk. dikombinasikan dengan mata pelajaran lainnya. Dengan pendekatan tema, diharapkan siswa mampu mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi dasar antar mata pelajaran dalam tema serupa. Lebih lanjut menurut Trianto (2010:78) menjelaskan bahwa pembelajaran tematik dimaknai sebagai pembelajaran yang dirancang dalam tema-tema tertentu. Pembelajaran tematik itu sendiri memang merupakan pembelajaran yang menggunakan tema pada proses pembelajarannya. Tema adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan.. b. Landasan pembelajaran Tematik Majid (2014:87-88) menjelaskan bahwa landasan pembelajaran tematik mencakup landasan filosofis, pembelajaran tematik sangat dipengaruhi oleh tiga aliran filsafat yaitu progresivisme, konstruktivisme, dan humanisme. Aliran progresivisme. memandang. proses. pembelajaran. perlu. ditekankan. pada.

(59) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 35. pembentukan kreativitas, pemberian sejumlah kegiatan, suasana yang alamiah, dan. memperhatikan. pengalaman. siswa.. Aliran. konstruktivisme. melihat. pengalaman siswa sebagai kunci dalam pembelajaran. Menurut aliran ini, pengetahuan adalah hasil konstruksi manusia.. Manusia mengkonstruksi. pengetahuannya melalui interaksi dengan objek, fenomena, pengalaman dan lingkungannya. Aliran humanisme melihat siswa dari segi keunikan atau kekhasannya, potensinya, dan motivasi yang dimilikinya. Landasan psikologis, pembelajaran tematik berkaitan dengan psikologis perkembangan peserta didik dan psikologi belajar. Psikologi perkembangan diperlukan terutama dalam menentukan isi/materi pembelajaran tematik yang diberikan kepada siswa agar tingkat keluasan dan kedalaman sesuai dengan tahap perkembangan penyampaian materi pembelajaran. Psikologi belajar memberikan kontribusi dalam hal bagaimana isi/materi pembelajaran tematik tersebut disampaikan kepada siswa dan bagaimana pula siswa harus mempelajarinya. Landasan yuridis, berkaitan dengan berbagai kebijakan atau peraturan yang mendukung pelaksanaan pembelajaran tematik di Sekolah Dasar. UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak menyatakan bahwa setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya (Pasal 9). UU No. 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya (Bab V pasal 1-b). Pelaksanaan pembelajaran tematik dapat berjalan dengan baik maka proses.

Gambar

Gambar 1. Dinamika Pradigma Pedagogi Reflektif
Tabel  2.1  menunjukkan  elemen  perubahan  pada  kurikulum  2013  meliputi: (1) Kompetensi lulusan; (2) Kedudukan mata pelajaran; (3) Pendekatan  isi;  (4)  Struktur  kurikulum;  (5)  Proses  pembelajaran;  (6)  Penilaian  hasil  belajar;
Tabel  2.3  menunjukkan  bahwa  pola  pikir  kurikulum  KBK  (2004)  dan  KTSP  2006  perlu  adanya  penyempurnaan
Diagram dari uraian di atas adalah sebagai berikut :
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Dari berbagai majalah tersebut bahan majalah yang disajikan harus kompleks dan sangat menarik seperti isi berita dan foto yang disertakan untuk gambaran pembaca

[r]

Konferensi Nasional Teknik Sipil 7 (KoNTekS 7) Universitas Sebelas Maret (UNS) - Surakarta, 24-26 Oktober 2013..

a. Penyusun kebijakan Pemerintah Daerah. Pengkoordinasian pelaksanaan tugas dinas daerah dan lembaga teknis daerah. Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan Pemerintah

Bilangan swirl yaitu bilangan nondimensional yang digunakan untuk menunjukkan kekuatan putaran (swirl) pada aliran putar, dan didefinisikan sebagai perbandingan antara momentum

Hasil analisa vegetasi gulma pada pertanaman jagung dengan lahan olah tanah maksimal (OTM) di Nagari Sungai Talang, Kecamatan Guguak, Kabupaten Lima Puluh Kota didapatkan

Tujuan kajian ini adalah untuk meninjau pandangan Bapak/Ibu terhadap motivasi berprestasi sikap terhadap manajemen peningkatan mutu pendidikan dan kinerja guru di sekolah