BUKU 3
POS - POS PERHITUNGAN APBD
Pokja IV
Evaluasi Pembiayaan & Informasi Keuangan Daerah
Tim Evaluasi dan Percepatan Pelaksanaan Perimbangan
Keuangan Pusat dan Daerah
Tim Pokja Evaluasi Pembiayaan Dan Informasi Keuangan Daerah: i
KATA PENGANTAR
Penerapan otonomi daerah seutuhnya membawa konsekuensi logis berupa pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan berdasarkan manajemen keuangan yang sehat. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 105 Tahun 2001, pemerintah daerah memiliki kewenangan untuk menetapkan sistem dan prosedur pengelolaan keuangan daerah dalam bentuk Peraturan Daerah. Sistem tersebut sangat diperlukan dalam memenuhi kewajjiban pemerintah daerah dalam membuat laporan pertanggungjawaban keuangan daerah yang bersangkutan.
Dalam buku-2 Pos-Pos Neraca mengenai pedoman akuntansi pos-pos neraca mencakup pengertian dari masing-masing pos neraca, proses pencatatan dan dokumen terkait, saldo normal (debet atau kredit), jurnal standar yang berkaitan dengan pos tersebut, pengukuran nilai, dan pengungkapan yang diperlukan untuk kejelasan dari pos tersebut. Sebagai kelengkapan sistem yang akan menghasilkan laporan keuangan yang salah satunya adalah Laporan Perhitungan Anggaran, diperlukan pedoman akuntansi yang berkaitan dengan pos-pos perhitungan anggaran.
Pedoman Akuntansi Pos-Pos Perhitungan Anggaran dimaksud mencakup pengertian dari masing-masing pos perhitungan anggaran, proses pencatatan dan dokumen terkait, saldo normal (debet atau kredit), jurnal standar yang berkaitan dengan pos tersebut, pengukuran nilai, dan pengungkapan yang diperlukan untuk kejelasan dari pos tersebut. Dengan adanya Pedoman Akuntansi Pos-Pos Perhitungan Anggaran tersebut maka diharapkan pelaksana manajemen keuangan di daerah akan lebih mengerti mengenai penerapan sistem akuntansi secara menyeluruh dimana terdapat keterkaitan yang erat antara pos neraca dan pos perhitungan anggaran sehingga dapat menghasilkan laporan keuangan utama yaitu Laporan Perhitungan Anggaran, Neraca dan Laporan Arus Kas. Pedoman Akuntansi Pos-Pos Perhitungan Anggaran juga akan bermanfaat sebagai bimbingan pada tahap awal penerapan sistem dimana pada umumnya penerapan sistem komputerasi masih berjalan secara paralel dengan penerapan secara manual.
Buku-3 Pos-Pos Perhitungan Anggaran ini merupakan pedoman akuntansi betalian dengan penyiapan laporan perhitungan anggaran diharapkan akan membantu pemerintah daerah di dalam penerapan sistem akuntansi keuangan daerah sehingga untuk waktu yang tidak terlalu lama, pemerintah daerah telah mampu menghasilkan Laporan Pertanggungjawaban Keuangan sebagaimana yang ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 105 Tahun 2001.
Jakarta, 9 Januari 2002 Tim Penyusun
BAB I
PEDOMAN AKUNTANSI APBD
Akuntansi anggaran merupakan teknik pertanggungjawaban dan pengendalian manajemen yang digunakan untuk membantu pengelolaan pendapatan, belanja dan pembiayaan. Anggaran merupakan pedoman bagi segala tindakan yang akan dilaksanakan oleh pemerintah propinsi/kabupaten/kota meliputi rencana pendapatan, belanja dan pembiayaan dalam satuan rupiah yang disusun menurut klasifikasi anggaran secara sistematis untuk satu periode akuntansi. Anggaran terdiri dari :
(a) anggaran pendapatan (b) anggaran belanja
(c) anggaran bagi hasil pendapatan dari pemerintah propinsi ke Kabupaten/Kota/Desa
(d) anggaran dana cadangan (e) dan anggaran pembiayaan.
Siklus akuntansi yang berkaitan dengan anggaran meliputi : 1. Pengesahan Anggaran dengan Perda APBD
2. Otorisasi Anggaran dengan dokumen Otorisasi Kredit Anggaran (OKA) yaitu dokumen pelaksanaan anggaran yang menunjukkan bagian dari estimasi pendapatan dan appropriasi yang disediakan bagi instansi dan digunakan untuk menarik pendapatan dan memperoleh uang dari Kas Daerah guna membiayai pengeluaran selama periode akuntansi tersebut. 3. Realisasi pelaksanaan anggaran
4. Penutupan perkiraan anggaran pada akhir tahun.
Pedoman akuntansi pada bagian ini hanya dibatasi pada saat terbitnya Perda APBD. Akuntansi pada saat terbitnya OKA diuraikan pada bagian pedoman alokasi estimasi pendapatan dan pedoman akuntansi allotment belanja. Selanjutnya, pedoman akuntansi pada saat realisasi anggaran dan akhir tahun diuraikan pada bagian realisasi.
1. Anggaran Pendapatan a. Pengertian
Anggaran Pendapatan merupakan rencana pendapatan yang akan diterima oleh Kas Daerah selama satu periode akuntansi. Anggaran pendapatan ini dibukukan dalam perkiraan estimasi pendapatan yang kemudian dijabarkan menjadi alokasi estimasi pendapatan sesuai dengan OKA yang diterbitkan.
Estimasi Pendapatan adalah perkiraan untuk membukukan anggaran pendapatan yang tercantum dalam APBD.
Estimasi Pendapatan terdiri dari:
1) Estimasi Pendapatan Asli Daerah, terdiri dari perkiraan-perkiraan buku besar :
a) Estimasi Pendapatan Pajak Daerah.
Estimasi pendapatan pajak daerah ini, antara lain terdiri dari Pajak Kendaraan Bermotor dan Kendaraan Di Atas Air, Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dan Kendaraan Di Atas Air Pajak Hotel dan Restoran dan Pajak Reklame.
b) Estimasi Pendapatan Retribusi Daerah.
Estimasi pendapatan retribusi daerah ini, antara lain terdiri dari Retribusi Pasar, Retribusi Terminal, dst.
c) Estimasi Pendapatan Bagian Laba BUMD/N dan Investasi Lainnya
d) Estimasi Lain-lain PAD
2) Estimasi Pendapatan Dana Perimbangan, terdiri dari perkiraan-perkiraan buku besar :
a) Estimasi Pendapatan Bagian Daerah dari PBB b) Estimasi Pendapatan Bagian Daerah dari BPHTB
c) Estimasi Pendapatan Bagian Daerah dari SDA, antara lain diperoleh dari Sektor Kehutanan, Sektor Pertambangan IHPH dan perikanan.
d) Estimasi Pendapatan Dana Alokasi Umum e) Estimasi Pendapatan Dana Alokasi Khusus 3) Estimasi Lain-lain Pendapatan Yang Sah:
a) Estimasi Pendapatan Hibah
b) Estimasi Pendapatan Dana Darurat c) Estimasi Lain-lain Pendapatan
4) Estimasi Pembagian Hasil Pajak/Retribusi (Pengurang Estimasi Pendapatan):
a) Pembagian Hasil Pajak b) Pembagian Hasil Retribusi
b. Proses pencatatan dan dokumen terkait
Anggaran diakui pada saat disetujui oleh DPRD dan disahkan oleh pemerintah. Estimasi Pendapatan merupakan wewenang yang diberikan oleh DPRD kepada Pemerintah Daerah melalui Perda APBD untuk menghasilkan pendapatan dari sumber-sumber tertentu. Perda APBD menetapkan sumber dan target pendapatan yang harus dicapai oleh pemerintah. Dengan demikian dokumen sumber bagi unit pembukuan untuk membukukan Estimasi Pendapatan adalah Perda APBD. Sedangkan bila terjadi perubahan maka dokumen sumber untuk melakukan pembukuan adalah dokumen Revisi APBD.
Estimasi pendapatan yang dialokasikan sesuai Otorisasi Kredit Anggaran (OKA) yang diterbitkan, merupakan bagian dari estimasi pendapatan yang ditetapkan kepada suatu instansi untuk direalisasikan.
Realisasi Anggaran Pendapatan harus dibukukan sesuai dengan klasifikasi perkiraan buku besar dan pembantu yang telah ditetapkan dalam bagan perkiraan, untuk memenuhi kebutuhan pertanggungjawaban sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku dan untuk keperluan pengendalian bagi pimpinan.
Setiap akhir tahun anggaran dilakukan jurnal penutup atas estimasi pendapatan, estimasi pendapatan yang dialokasikan, juga atas realisasi pendapatannya sehingga akan diperoleh nilai penambahan atau pengurangan Surplus/Defisit Tahun Perolehan yang merupakan bagian Ekuitas Dana Lancar.
c. Saldo Normal
Saldo normal perkiraan Estimasi Pendapatan adalah saldo debet, hal ini berarti jika terjadi Revisi APBD yang berakibat penambahan maka penambahannya dicatat disebelah debet, sedangkan bila berakibat pengurangan akan dicatat disebelah kredit.
d. Jurnal Standar
1) Jurnal untuk mencatat Estimasi Pendapatan pada saat terbitnya Perda APBD adalah sebagai berikut :
No.
Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit
9001 Estimasi Pendapatan Pajak Daerah xxx
9004 Estimasi Pendapatan dari Lain-lain PAD xxx 9011 Estimasi Pend. Bag Daerah dari PBB & BPHTP xxx
9012 Estimasi Pend. Bag Daerah dari PPh xxx
9013 Estimasi Pendapatan Bag Daerah dari SDA xxx
9014 Estimasi Pendapatan Dana Alokasi Umum xxx
9015 Estimasi Pendapatan Dana Alokasi Khusus xxx 9021 Estimasi Pendapatan Bagi Hasil Pajak Provinsi xxx 9022 Estimasi Pend. Bagi Hasil Lainnya dari Provinsi xxx
9031 Estimasi Pendapatan Hibah xxx
9032 Estimasi Pendapatan Dana Darurat xxx
9033 Estimasi Lain-Lain Pendapatan xxx
6300 Surplus/Defisit Tahun Perolehan Xxx
2) Jurnal untuk mencatat Estimasi Pendapatan yang berhubungan dengan terbitnya Revisi Perda APBD yang berakibat adanya penambahan adalah sebagai berikut :
No.
Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit
9001 Estimasi Pendapatan Pajak Daerah Xxx
9002 Estimasi Pendapatan Retribusi Daerah Xxx
9003 Est. Pend. Bag Laba BUMN/D & Inv Lainnya Xxx 9004 Estimasi Pendapatan dari Lain-lain PAD Xxx 9011 Estimasi Pend. Bag Daerah dr PBB & BPHTP Xxx
9012 Estimasi Pend. Bag Daerah dr PPh Xxx
9013 Estimasi Pendapatan Bag Daerah dr SDA Xxx
9014 Estimasi Pendapatan Dana Alokasi Umum Xxx
9015 Estimasi Pendapatan Dana Alokasi Khusus Xxx 9021 Estimasi Pendapatan Bagi Hasil Pajak Provinsi Xxx 9022 Estimasi Pend. Bagi Hasil Lainnya dari Provinsi Xxx
9031 Estimasi Pendapatan Hibah Xxx
9032 Estimasi Pendapatan Dana Darurat Xxx
9033 Estimasi Pendapatan Lain-lain Xxx
6300 Surplus/Defisit Tahun Pelaporan Xxx
3) Jurnal untuk mencatat Estimasi Pendapatan yang berhubungan dengan terbitnya Revisi Perda APBD yang berakibat adanya pengurangan anggaran adalah sebagai berikut :
No.
Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit
6300 Surplus/Defisit Tahun Perolehan Xxx
9001 Estimasi Pendapatan Pajak Daerah Xxx
9002 Estimasi Pendapatan Retribusi Daerah Xxx
9003 Est. Pend. Bag Laba BUMN/D & Inv Lainnya Xxx
9004 Estimasi Pendapatan dari Lain-lain PAD Xxx
9011 Estimasi Pend. Bag Daerah dr PBB & BPHTP Xxx
9012 Estimasi Pend. Bag Daerah dr PPh Xxx
9014 Estimasi Pendapatan Dana Alokasi Umum Xxx
9015 Estimasi Pendapatan Dana Alokasi Khusus Xxx
9021 Estimasi Pendapatan Bagi Hasil Pajak Provinsi Xxx
9022 Estimasi Pend. Bagi Hasil Lainnya dari Provinsi Xxx
9031 Estimasi Pendapatan Hibah Xxx
9032 Estimasi Pendapatan Dana Darurat Xxx
9033 Estimasi Pendapatan Lain-lain Xxx
4) Jurnal untuk mencatat “Estimasi Pendapatan yang dialokasikan” berdasarkan OKA sebagai berikut:
No. Perkiraan
Nama Perkiraan Debet Kredit
9101 Estimasi Pendapatan Pajak Daerah yg
Dialokasikan (Dinas X) xxx
9102 Estimasi Pendapatan Retribusi Daerah yg Dialokasikan (Dinas X)
xxx 9103 Estimasi Pendapatan Bagian Laba BUMN/D &
Investasi Lainnya yg Dialokasikan (Dinas X) xxx
9104 Estimasi Pend. Dari Lain-lain PAD yg
Dialokasikan (Dinas X) xxx
9111 Estimasi Pend. Bagian Daerah dari PBB &
BPHTP yg Dialokasikan (Dinas X) xxx
9112 Estimasi Pendapatan Bagian Daerah dari PPh yg Dialokasikan (Dinas X)
xxx 9113 Estimasi Pendapatan Bagian Daerah dari SDA
yg Dialokasikan (Dinas X) xxx
9114 Estimasi Pendapatan DAU yg Dialokasikan
(Dinas X) xxx
9115 Estimasi Pendapatan DAK yg Dialokasikan
(Dinas X) xxx
9121 Estimasi Pendapatan Bagi Hasil Pajak Provinsi
yg Dialokasikan(Dinas X) Xxx
9122 Estimasi Pendapatan Bagi Hail Lainnya dari Provinsi yg Dialokasikan ( Dinas X )
xxx 9131 Estimasi Pendapatan Hibah yg Dialokasikan
(Dinas X) xxx
9132 Estimasi Pendapatan Dana Darurat yg
Dialokasikan (Dinas X) xxx
9133 Estimasi Lain-lain Pendapatan yg Dialokasikan (Dinas X)
xxx
9201 Alokasi Estimasi Pendapatan Pajak Daerah xxx
9202 Alokasi Estimasi Pendapatan Retribusi Daerah xxx 9203 Alokasi Estimasi Pendapatan Bagian Laba
BUMN/D & Investasi Lainnya xxx
9204 Alokasi Est. Pendapatan dari Lain-lain PAD xxx 9211 Alokasi Estimasi Pendapatan Bag Daerah dari
PBB & BPHTP xxx
9212 Alokasi Est. Pendapatan Bag Daerah dari PPh xxx 9213 Alokasi Est. Pendapatan Bag Daerah dari SDA xxx
9215 Alokasi Estimasi Pendapatan DAK xxx 9221 Alokasi Pendapatan Bagi Hasil Pajak Provinsi Xxx 9222 Alokasi Pend.Bagi Hasil Lainnya dari Provinsi xxx
9231 Alokasi Estimasi Pendapatan Hibah xxx
9232 Alokasi Estimasi Pendapatan Dana Darurat xxx
9233 Alokasi Estimasi Lain-Lain Pendapatan xxx
5) Jurnal Penutup.
Jurnal untuk mencatat Realisasi Pendapatan berikut jurnal penutupnya dapat dilihat pada butir Pedoman Akuntansi Alokasi Pendapatan. Pada akhir tahun perkiraan estimasi pendapatan ditutup dengan pasangan perkiraan Alokasi Estimasi Pendapatan dengan jurnal penutup pada akhir tahun anggaran sebagai berikut :
No.
Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit
9201 Alokasi Estimasi Pendapatan Pajak Daerah xxx 9202 Alokasi Estimasi Pendapatan Retribusi Daerah xxx 9203 Alokasi Est. Pend. Bag Laba BUMN/D & Invest.
Lain xxx
9204 Alokasi Estimasi Pendapatan dari Lain-lain PAD xxx 9211 Alokasi Estimasi Pendapatan Bagian Daerah dari
PBB & BPHTB
xxx 9212 Alokasi Estimasi Pend. Bag. Daerah dari PPh xxx 9213 Alokasi Estimasi Pendapatan Bag Daerah dr SDA xxx
9214 Alokasi Estimasi Pendapatan DAU xxx
9215 Alokasi Estimasi Pendapatan DAK xxx
9221 Alokasi Pendapatan Bagi Hasil Pajak Provinsi Xxx 9222 Alokasi Pend.Bagi Hasil Lainnya dari Provinsi Xxx
9231 Alokasi Estimasi Pendapatan Hibah Xxx
9232 Alokasi Estimasi Pendapatan Dana Darurat Xxx
9233 Alokasi Estimasi Pendapatan Lain-lain Xxx
9001 Estimasi Pendapatan Pajak Daerah xxx
9002 Estimasi Pendapatan Retribusi Daerah xxx
9003 Est Pend Bag Laba BUMN/D dan Investasi
Lainnya xxx
9004 Estimasi Pendapatan dari Lain-lain PAD xxx
9011 Estimasi Pend. Bag Daerah dari PBB & BPHTB xxx
9012 Estimasi Pendapatan Bag Daerah dari PPh xxx
9013 Estimasi Pendapatan Bag Daerah dari SDA xxx
9014 Estimasi Pendapatan DAU xxx
9015 Estimasi Pendapatan DAK xxx
9021 Estimasi Pendapatan Bagi Hasil Pajak Provinsi Xxx 9022 Estimasi Pend. Bagi Hasil Lainnya dari Provinsi Xxx
9031 Estimasi Pendapatan Hibah Xxx
9032 Estimasi Pendapatan Dana Darurat Xxx
e. Pengukuran
Estimasi Pendapatan dinyatakan dalam nilai rupiah, sebesar target pendapatan yang harus dicapai oleh pemerintah propinsi/kabupaten/kota. Sesuai standar akuntansi yang berlaku umum dalam akuntansi pemerintah, Estimasi Pendapatan tidak dinyatakan dalam valuta asing sehingga tidak perlu dilakukan konversi. Seluruh estimasi harus dilakukan dalam nilai rupiah.
f. Pengungkapan
Besarnya Estimasi Pendapatan diungkapkan pada Laporan Perhitungan APBD sisi anggaran, yang merupakan target yang harus dicapai untuk membiayai kegiatan pemerintahan. Hal-hal yang perlu diungkapkan terutama adalah rincian sumber pendapatan untuk diperbandingkan dalam persentase pencapaian target dengan realisasi pendapatannya
2. Anggaran Belanja a. Pengertian
Anggaran belanja terdiri dari apropriasi yang kemudian dijabarkan menjadi Otorisasi Kredit Anggaran (allotment).
Dengan mengacu pada format APBD yang berlaku sesuai ketentuan perundang-undangan yang ada saat ini, kelompok anggaran belanja, buku besar dan buku pembantu sebagaimana telah ditetapkan dalam Bagan Perkiraan (Buku I) yang harus dibentuk dan dipelihara meliputi perkiraan-perkiraan :
1) Apropriasi Belanja Operasi
Terdiri dari :
a) Apropriasi Belanja Pegawai, antara lain terdiri dari Gaji dan Tunjangan Lainnya, Honorarium, Uang Lembur, Upah Pegawai Harian Tetap dan Lain-lain Belanja Pegawai.
b) Apropriasi Belanja Barang dan Jasa, antara lain terdiri dari Belanja Alat Tulis Kantor, Ongkos Kantor (misal ongkos kurir,
ongkos kirim), Perpustakaan (di luar buku ilmiah, misal majalah), Pakaian Dinas, dan Lain-lain Belanja Non Investasi. c) Apropriasi Belanja Pemeliharaan, antara lain terdiri dari
Pemeliharaan Gedung Kantor, Pemeliharaan Rumah Dinas, Kendaraan Dinas, Inventaris Kantor dan Lain-lain Belanja Pemeliharaan.
d) Apropriasi Belanja Perjalanan Dinas, antara lain terdiri dari Belanja Perjalanan Dinas, Perjalanan Dinas Tetap, Perjalanan Pindah, Perjalan Pemulangan Pegawai Pensiun dan Perjalanan Dinas Lainnya.
e) Apropriasi Belanja Pinjaman, antara lain terdiri dari Belanja Angsuran Bunga Hutang dan Belanja Lainnya yang Berhubungan dengan Hutang
f) Apropriasi Belanja Subsidi g) Apropriasi Belanja Hibah
h) Apropriasi Belanja Bantuan Sosial i) Apropriasi Belanja Operasi Lainnya
2) Apropriasi Belanja Modal
Terdiri dari :
a) Apropriasi Belanja Aset Tetap, terdiri dari Belanja Tanah, Peralatan dan Mesin,Gedung, Bangunan, Jalan, Irigasi, Jalan serta Belanja Aset Tetap Lainnya.
b) Apropriasi Belanja Aset Lainnya.
3) Apropriasi Belanja Tak Tersangka
Apropriasi Belanja Tak tersangka ini dibentuk untuk tujuan mengatasi bencana alam, sosial dan kegiatan tak terduga lainnya.
b. Proses pencatatan dan dokumen terkait
Anggaran diakui pada saat disetujui oleh DPRD dan disahkan oleh pemerintah. Apropriasi merupakan anggaran belanja yang disetujui DPRD yang merupakan mandat kepada Gubernur/Bupati/Walikota untuk melakukan pengeluaran-pengeluaran sesuai tujuan yang ditetapkan.
Otorisasi Kredit Anggaran (Allotment) adalah dokumen pelaksanaan anggaran yang menunjukkan bagian dari apropriasi yang disediakan bagi instansi atau unit-unit pengguna anggaran dan digunakan untuk memperoleh uang dari Kas Umum Negara/Kas Daerah guna membiayai pengeluaran-pengeluaran selama periode otorisasi tersebut.
Realisasi Anggaran Belanja harus dibukukan sesuai dengan klasifikasi belanja yang ditetapkan. Pencatatan realisasi anggaran dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pertanggungjawaban sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku dan untuk keperluan pengendalian bagi pimpinan dengan cara yang memungkinkan pengukuran kegiatan belanja tersebut.
Setiap akhir tahun anggaran dilakukan jurnal penutup atas apropriasi belanja, allotment belanja tiap-tiap satker/dinas/pengguna anggaran, dan juga realisasi pendapatannya sehingga akan diperoleh nilai penambahan atau pengurangan terhadap perkiraan surplus/defisit tahun perolehan yang merupakan bagian Ekuitas Dana Lancar.
c. Saldo Normal
Saldo normal perkiraan Apropriasi Belanja adalah saldo kredit, hal ini berarti jika terjadi Revisi APBD yang berakibat penambahan maka penambahannya dicatat di sebelah kredit, sedangkan bila berakibat pengurangan akan dicatat di sebelah debit.
d. Jurnal Standar
1) Jurnal untuk mencatat apropriasi belanja dengan terbitnya Perda APBD adalah sebagai berikut :
No.
Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit
6300 Surplus/Defisit Tahun Pelaporan xxx
9301 Apropriasi Belanja Pegawai Xxx
9302 Apropriasi Belanja Barang dan Jasa Xxx
9303 Apropriasi Belanja Pemeliharaan Xxx
9304 Apropriasi Belanja Perjalanan Dinas Xxx
9305 Apropiasi Belanja Pinjaman Xxx
9306 Apropriasi Belanja Subsidi Xxx
9307 Apropriasi Belanja Hibah xxx
9308 Apropriasi Belanja Bantuan Sosial xxx
9309 Apropriasi Belanja Operasi Lainnya xxx
9311 Apropriasi Belanja Aset Tetap xxx
9312 Apropriasi Belanja Aset Lainnya xxx
9321 Apropriasi Belanja Tak Tersangka xxx
2) Jurnal untuk mencatat apropriasi belanja dengan terbitnya Revisi Perda APBD yang berakibat adanya penambahan anggaran adalah sebagai berikut :
No.
Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit
6300 Surplus/Defisit Tahun Pelaporan xxx
9301 Apropriasi Belanja Pegawai xxx
9302 Apropriasi Belanja Barang dan Jasa xxx
9303 Apropriasi Belanja Pemeliharaan xxx
9304 Apropriasi Belanja Perjalanan Dinas xxx
9305 Apropriasi Belanja Pinjaman xxx
9306 Apropriasi Belanja Subsidi xxx
9307 Apropriasi Belanja Hibah xxx
9308 Apropriasi Belanja Bantuan Sosial xxx
9309 Apropriasi Belanja Operasi Lainnya xxx
9311 Apropriasi Belanja Aset Tetap xxx
9312 Apropriasi Belanja Aset Lainnya xxx
9321 Apropriasi Belanja Tak Tersangka xxx
3) Jurnal untuk mencatat apropriasi belanja dengan terbitnya Revisi Perda APBD yang berakibat terjadinya pengurangan anggaran adalah sebagai berikut :
No.
Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit
9301 Apropriasi Belanja Pegawai xxx
9302 Apropriasi Belanja Barang dan Jasa xxx
9303 Apropriasi Belanja Pemeliharaan xxx
9304 Apropriasi Belanja Perjalanan Dinas xxx
9305 Apropriasi Belanja Pinjaman xxx
9306 Apropriasi Belanja Subsidi Xxx
9307 Apropriasi Belanja Hibah xxx
9308 Apropriasi Belanja Bantuan Sosial xxx
9309 Apropriasi Belanja Operasi Lainnya xxx
9311 Apropriasi Belanja Aset Tetap xxx
9312 Apropriasi Belanja Aset Lainnya xxx
9321 Apropriasi Belanja Tak Tersangka xxx
6300 Surplus/Defisit Tahun Pelaporan xxx
4) Jurnal Penutup
Jurnal untuk mencatat allotment belanja berikut jurnal penutupnya (lihat Pedoman Akuntansi Allotment Belanja) dan Jurnal untuk mencatat Realisasi Belanja berikut jurnal penutupnya dapat dilihat pada Pedoman Akuntansi Belanja.
Jurnal Penutup yang dilakukan pada akhir tahun untuk perkiraan
No.
Perkiraan Nama Perkiraan Debet K
9301 Apropriasi Belanja Pegawai xxx
9302 Apropriasi Belanja Barang dan Jasa xxx
9303 Apropriasi Belanja Pemeliharaan xxx
9304 Apropriasi Belanja Perjalanan Dinas xxx
9305 Apropriasi Belanja Pinjaman xxx
9306 Apropriasi Belanja Subsidi xxx
9307 Apropriasi Belanja Hibah xxx
9308 Apropriasi Belanja Bantuan Sosial xxx 9309 Apropriasi Belanja Operasi Lainnya xxx 9311 Apropriasi Belanja AT u/ Plyn Publik xxx
9312 Apropriasi Belanja Aset Lainnya xxx
9321 Apropriasi Belanja Tak Tersangka xxx
6300 Surplus/Defisit Tahun Pelaporan xxx
e. Pengukuran
Apropriasi Belanja dinyatakan dalam nilai rupiah, sebesar jumlah maksimal yang diperkenankan untuk direalisasikan oleh pemerintah. Sesuai standar akuntansi keuangan pemerintah yang berlaku umum, Apropriasi Belanja tidak dinyatakan dalam valuta asing sehingga tidak perlu dilakukan konversi. Seluruh apropriasi belanja dinyatakan dalam nilai rupiah.
f. Pengungkapan
Besarnya Apropriasi Belanja diungkapkan pada Laporan Perhitungan APBD sisi anggaran, yang merupakan jumlah maksimal yang diperkenankan untuk direalisasikan oleh pemerintah daerah. Hal-hal penting yang perlu diungkapkan terutama adalah rincian belanja yang diklasifikasikan menurut fungsi, organisasi dan jenis belanja untuk diperbandingkan dalam persentase dengan realisasi belanja.
Klasifikasi menurut fungsi adalah klasifikasi yang didasarkan pada fungsi-fungsi utama pemerintah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
Klasifikasi menurut organisasi yaitu klasifikasi menurut bagian anggaran atau unit-unit yang menguasai anggaran.
Klasifikasi menurut jenis belanja meliputi belanja operasi, belanja modal dan belanja tak tersangka yang dirinci sesuai dengan format
APBD menurut ketentuan yang berlaku (lihat uraian Pengertian di atas).
3. Anggaran Bagi Hasil Pendapatan Ke Kabupaten/Kota/Desa a. Pengertian
Anggaran Bagi Hasil Pendapatan ke Kabupaten/Kota/Desa terdiri dari apropriasi yang kemudian dijabarkan menjadi Otorisasi Kredit Anggaran (allotment).
Berdasarkan format APBD yang mengacu pada ketentuan perundang-undangan ada saat ini, buku besar dan buku pembantu yang perlu dibentuk sesuai bagan perkiraan standar sebagaimana dapat dilihat dalam Buku I meliputi :
1) Apropriasi Bagi Hasil Pajak ke Kabupaten/Kota Perkiraan ini , antara lain terdiri dari:
- Apropriasi Bagi Hasil Pajak Kendaraaan Bermotor dan Kendaraan Diatas Air
- Apropriasi Bagi Hasil Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor & Kendaraan Diatas Air
- Apropriasi Bagi Hasil Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor - Apropriasi Bagi Hasil Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan
ABTP
2) Apropriasi Bagi Hasil Pendapatan Lainnya ke Kabupaten/Kota
Terdiri dari bagi hasil lainnya di luar pajak dari pemerintah propinsi kepada Kabupaten/Kota;
3) Apropriasi Bagi Hasil Pajak ke Desa
Apropriasi ini merupakan anggaran bagi hasil pajak kabupaten/kota yang didistribusikan kepada desa-desa diwilayahnya, yang terdiri dari:
- Apropriasi Bagi Hasil Pajak Hotel - Apropriasi Bagi Hasil Pajak Restoran
- Apropriasi Bagi Hasil Pajak Hiburan - Apropriasi Bagi Hasil Pajak Reklame
- Apropriasi Bagi Hasil Pajak Penerangan Jalan
- Apropriasi Bagi Hasil Pajak Pengambilan dan Pengolahan
Bahan galian Golongan C
- Apropriasi Bagi Hasil Pajak Parkir, dan
4) Apropriasi Bagi Hasil Retribusi ke Desa
Apropriasi ini merupakan anggaran bagi hasil retribusi kabupaten/kota yang didistribusikan kepada desa-desa penerima di wilayahnya , terdiri dari :
- Apropriasi Bagi Hasil Retribusi Jasa Umum (RJUm) - Pelayanan Kesehatan
- Apropriasi Bagi Hasil RJUm – Pelayanan Persampahan /Kebersihan
- Apropriasi Bagi Hasil RJUm – Penggantian Biaya Cetak KTP dan Akte Catatan Sipil
- Apropriasi Bagi Hasil RJUm – Pelayanan Pemakaman dan Pengabuan mayat
- Apropriasi Bagi Hasil RJUm – Pelayanan Parkir di tepi Jalan Umum
- Apropriasi Bagi Hasil – Pelayanan Pasar
- Apropriasi Bagi Hasil RJUm – Pengujian Kend. Bermotor
- Apropriasi Bagi Hasil RJUm – Pemeriksaan Alat Pemadam kebakaran
- Apropriasi Bagi Hasil RJUm – Penggantian Biaya cetak Peta
- Apropriasi Bagi Hasil RJUm – Pengujian kapal perikanan
- Apropriasi Bagi Hasil Retribusi Jasa Usaha (RJUs) - Pemakaian Kekayaan Daerah
- Apropriasi Bagi Hasil RJUs – Pasar Grosir dan/atau Pertokoan
- Apropriasi Bagi Hasil RJUs – Tempat Pelelangan
- Apropriasi Bagi Hasil RJUs – Terminal
- Apropriasi Bagi Hasil RJUs – Tempat Khusus Parkir
- Apropriasi Bagi Hasil RJUs – Penyedotan kakus/Kotoran
- Apropriasi Bagi Hasil RJUs – Tempat Penginapan /Pesanggarahan /Villa
- Apropriasi Bagi Hasil RJUs – Rumah Potong Hewan
- Apropriasi Bagi Hasil RJUs – Pelayanan Pelabuhan Kapal
- Apropriasi Bagi Hasil RJUs – Tempat Rekreasi & Olah Raga
- Apropriasi Bagi Hasil RJUs – Penyeberangan di Atas Air
- Apropriasi Bagi Hasil RJUs – Pengelolaan Limbah Cair
- Apropriasi Bagi Hasil RJUs –Penjualan Produk Usaha
- Apropriasi Bagi Hasil Retribusi Perijinan Tertentu (RPT) – Ijin Mendirikan Bangunan
- Apropriasi Bagi Hasil RPT – Ijin Tempat Penjualan Minuman Beralkohol
- Apropriasi Bagi Hasil RPT – Ijin Gangguan
- Apropriasi Bagi Hasil RPT – Ijin Trayek
5) Apropriasi Bagi Hasil Pendapatan Lainnya ke Kabupaten/Kota
Merupakan anggaran bagi hasil lainnya di luar pajak dari pemerintah propinsi kepada Kabupaten/Kota;
b. Proses pencatatan dan dokumen terkait
Anggaran diakui pada saat disetujui oleh DPRD dan disahkan oleh pemerintah. Apropriasi merupakan anggaran belanja yang disetujui DPRD yang merupakan mandat kepada Gubernur/Bupati/Walikota untuk melakukan pengeluaran-pengeluaran sesuai tujuan yang ditetapkan.
Otorisasi Kredit Anggaran (Allotment) adalah dokumen pelaksanaan anggaran yang menunjukkan bagian dari appropriasi yang disediakan bagi instansi dan digunakan utntuk memperoleh uang dari Kas Umum Negara/Kas Daerah guna membiayai pengeluaran-pengeluaran selama periode otorisasi tersebut.
Realisasi Anggaran Bagi Hasil Pendapatan ke Kabupaten/Kota/ Desa
harus dibukukan sesuai dengan klasifikasi yang ditetapkan, untuk memenuhi kebutuhan pertanggungjawaban sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku dan juga untuk keperluan pengendalian bagi pimpinan dengan cara yang memungkinkan pengukuran bagi hasil pendapatan tersebut.
Setiap akhir tahun anggaran dilakukan jurnal penutup atas apropriasi
Bagi Hasil Pendapatan ke Kabupaten/Kota/ Desa, allotment Bagi Hasil Pendapatan ke Kabupaten/Kota/ Desa tiap satker/dinas, juga atas realisasi pendapatannya sehingga akan diperoleh nilai penambahan atau pengurangan terhadap Surplus/Defisit Tahun Perolehan yang merupakan bagian Ekuitas Dana Lancar.
c. Saldo Normal
Saldo normal perkiraan Apropriasi Bagi Hasil Pendapatan ke Kabupaten/Kota/ Desa adalah saldo kredit, hal ini berarti jika terjadi Revisi APBD yang berakibat penambahan maka penambahannya dicatat di sebelah kredit, sedangkan bila berakibat pengurangan akan dicatat di sebelah debit.
d. Jurnal Standar
1) Jurnal untuk mencatat Apropriasi Bagi Hasil Pendapatan ke Kabupaten/Kota/ Desa dengan terbitnya Perda APBD adalah sebagai berikut :
No.
Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit
6300 Surplus/Defisit Tahun Pelaporan xxx
9330 Apropriasi Kabupaten /Kota/ DesaBagi Hasil Pendapatan ke xxx Buku Pembantu Apopriasi Bagi Hasil Pendapatan
ke Kab./Kota/Desa (dikredit sebesar anggaran) : Apr. Bagi Hasil Pajak Kendaraaan Bermotor & Kendaraan Diatas Air
Apr. Bagi Hasil Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor & Kendaraan Diatas Air
Apr. Bagi Hasil Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor
Apr. Bagi Hasil Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan ABTP
Apr. Bagi Hasil Pendapatan Lainnya ke Kab./Kota Apr. Bagi Hasil Pajak Hotel
Apr. Bagi Hasil Pajak Restoran Apr. Bagi Hasil Pajak Hiburan Apr. Bagi Hasil Pajak Reklame
Apr. Bagi Hasil Pajak Penerangan Jalan
Apr. Bagi Hasil Pajak Pengambilan dan Pengolahan Bahan galian Golongan C.
Apr. Bagi Hasil Pajak Parkir
Apr. Bagi Hasil Pajak daerah Lainnya
Apr. Bagi Hasil Retribusi Jasa Umum (RJUm) -Pelayanan Kesehatan
Apr. Bagi Hasil RJUm – Pelayanan Persampahan /Kebersihan
Apr. Bagi Hasil RJUm – Penggantian Biaya Cetak KTP dan Akte Catatan Sipil
Apr. Bagi Hasil RJUm – Pelayanan Pemakaman dan Pengabuan mayat
Apr. Bagi Hasil RJUm – Pelyn. Parkir di tepi Jalan Umum
Apr. Bagi Hasil – Pelayanan Pasar
Apr. Bagi Hasil RJUm – Pengujian Kend. Bermotor Apr. Bagi Hasil RJUm – Pemeriks. Alat Pemadam kebakaran
Apr. Bagi Hasil RJUm – Penggantian Biaya cetak Peta
Apr. Bagi Hasil RJUm – Pengujian kapal perikanan Apr. Bagi Hasil Retrrebusi Jasa Usaha (RJUs) -Pemakaian Kekayaan Daerah
Apr. Bagi Hasil RJUs – Pasar Grosir dan/atau
xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx
Pertokoan
Apr. Bagi Hasil RJUs – Tempat Pelelangan Apr. Bagi Hasil RJUs – Terminal
Apr. Bagi Hasil RJUs – Tempat Khusus Parkir Apr. Bagi Hasil RJUs – Penyedotan kakus/Kotoran Apr. Bagi Hasil RJUs – Tempat Penginapan /Pesanggarahan /Villa
Apr. Bagi Hasil RJUs – Rumah Potong Hewan Apr. Bagi Hasil RJUs – Pelayanan Pelabuhan Kapal
Apr. Bagi Hasil RJUs – Tempat Rekreasi & Olah Raga
Apr. Bagi Hasil RJUs – Penyebrangan di Atas Air Apr. Bagi Hasil RJUs – Pengelolaan Limbah Cair Apr. Bagi Hasil RJUs –Penjualan Produk Usaha Apr. Bagi Hasil Retribusi Perijinan Tertentu (RPT) – Ijin Mendirikan Bangunan
Apr. Bagi Hasil RPT – Ijin Tempat Penjualan Minuman Beralkohol
Apr. Bagi Hasil RPT – Ijin Gangguan Apr. Bagi Hasil RPT – Ijin Trayek
Apr. Bagi Hasil Retribusi Daerah Lainnya Apr. Bagi Hasil Pendapatan Lainnya ke Desa
xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx
2) Jurnal untuk mencatat perkiraan Apropriasi Bagi Hasil Pendapatan ke Kabupaten/Kota/ Desa sehubungan dengan terbitnya Revisi Perda APBD yang berakibat adanya penambahan apropriasi adalah sebagai berikut :
No.
Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit
6300 Surplus/Defisit Tahun Pelaporan xxx
9331 Apr. Bagi Hasil Pajak ke Kab./Kota xxx
9332 Apr. Bagi Hasil Pendapatan Lainnya keKab./Kota xxx
9333 Apr. Bagi Hasil Pajak ke Desa xxx
9334 Apr. Bagi Hasil Retribusi ke Desa xxx
9335 Apr. Bagi Hasil Pendapatan Lainnya ke Desa xxx
3) Jurnal untuk mencatat apropriasi belanja sehubungan dengan terbitnya Revisi Perda APBD yang berakibat adanya pengurangan apropriasi belanja adalah sebagai berikut :
No.
Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit
9332 Apr. Bagi Hasil Pendapatan Lainnya ke Kab./Kota xxx
9333 Apr. Bagi Hasil Pajak ke Desa xxx
9334 Apr. Bagi Hasil Retribusi ke Desa xxx
9335 Apr. Bagi Hasil Pendapatan Lainnya ke Desa xxx
6300 Surplus/Defisit Tahun Pelaporan xxx
4) Jurnal Penutup
Jurnal untuk mencatat allotment Apropriasi Bagi Hasil Pendapatan Lainnya ke Kab./Kota/Desa berikut jurnal penutupnya dapat lihat pada Pedoman Akuntansi Allotment Apr. Bagi Hasil Pendapatan Lainnya ke Kab./Kota/Desa. Sedangkan jurnal untuk mencatat realisasi Bagi Hasil Pendapatan Lainnya ke Kab./Kota/Desa berikut jurnal penutupnya lihat Pedoman Akuntansi Belanja.
Selanjutnya, Jurnal Penutup yang dilakukan pada setiap akhir tahun anggaran untuk perkiraan Estimasi Pendapatan adalah sebagai berikut:
No.
Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit
9331 Apr. Bagi Hasil Pajakab./Kota xxx
9332 Apr. Bagi Hasil Pendapatan Lainnya ke Kab./Kota xxx
9333 Apr. Bagi Hasil Pajak ke Desa xxx
9334 Apr. Bagi Hasil Retribusi ke Desa xxx
9335 Apr. Bagi Hasil Pendapatan Lainnya ke Desa xxx
6300 Surplus/Defisit Tahun Pelaporan xxx
e. Pengukuran
Apropriasi Bagi Hasil Pendapatan Lainnya ke Kab./Kota. dinyatakan dalam nilai rupiah, sebesar jumlah maksimal yang diperkenankan untuk direalisir oleh pemerintah. Apropriasi Bagi Hasil Pendapatan Lainnya ke Kab./Kota. tidak mungkin dinyatakan dalam valuta asing sehingga tidak perlu dilakukan konversi.
f. Pengungkapan
Besarnya Apropriasi Bagi Hasil Pendapatan Lainnya ke Kab./Kota. diungkapkan pada Laporan Perhitungan APBD sisi anggaran, yang merupakan jumlah maksimal yang diperkenankan untuk direalisir pemerintah. Hal-hal yang perlu diungkapkan terutama adalah rincian bagi hasil pendapatan yang diklasifikasikan menurut jenis bagi hasil untuk diperbandingkan dalam persentase dengan realisasi bagi hasil pendapatan.
Klasifikasi menurut jenis bagi hasil pendapatan meliputi bagi hasil pendapatan ke Kab./Kota/desa yang dirinci sesuai dengan format APBD menurut ketentuan yang berlaku.
4. Anggaran Pembentukan Dana Cadangan a. Pengertian
Pemerintah Daerah dapat membentuk dana cadangan guna membiayai kebutuhan dana yang tidak dapat dibebankan dalam satu tahun anggaran. Dana cadangan dapat dibentuk dari kontribusi tahunan APBD kecuali dari dana alokasi khusus, pinjaman daerah dan dana darurat. Untuk itu perlu pula disusun pedoman akuntansi penyisihannya yang meliputi Apropriasi Pembentukan Dana Cadangan dan Estimasi Transfer Masuk Dana Cadangan serta Apropriasi Belanja Aset dari Dana Cadangan.
Apropriasi Pembentukan Dana Cadangan adalah jumlah maksimal yang disetujui DPRD yang merupakan mandat kepada Gubernur/ Bupati/Walikota untuk melakukan pembentukan dana cadangan sesuai tujuan yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah (Perda).
Estimasi Transfer Masuk Dana Cadangan adalah target yang ditentukan DPRD untuk menyediakan dana untuk merealisir rencana peruntukan dana cadangan.
Apropriasi Belanja Aset dari Dana Cadangan adalah jumlah maksimum dana cadangan pada tahun tersebut yang dapat dibelanjakan sesuai dengan rencana pembentukannya.
b. Proses Pencatatan dan Dokumen Terkait
Pembentukan dan penggunaan Dana Cadangan harus didasarkan Perda. Proses pencatatan Dana Cadangan sudah dimulai sejak terbitnya Perda APBD untuk mencatat Estimasi Pencairan - Dana Cadangan sekaligus untuk mencatat Apropriasi Pembentukan - Dana Cadangan dan dilanjutkan dengan pencatatan pada saat terbit Otorisasi Kredit Anggaran.
Selanjutnya, pada saat realisasi pembentukannya dalam tahun anggaran berjalan dilakukan pencatatan atas penyisihan kas untuk dana cadangan yang disimpan pada rekening tersendiri. Dan pada saat penggunaannya nanti sesuai yang ditetapkan dalam Perda,
dilakukan pencatatan atas pengeluaran uang atas beban dana cadangan dengan dokumen sumber berupa SPM.
c. Saldo Normal
Saldo normal perkiraan Estimasi Pencairan – Dana Cadangan adalah saldo debet, ini berarti jika ada pembentukan dana dan Revisi APBD yang berakibat penambahan maka penambahannya dicatat di sebelah debet, sedangkan bila berakibat pengurangan akan dicatat di sebelah kredit.
Sedangkan Saldo normal perkiraan Apropriasi Pembentukan - Dana Cadangan adalah saldo kredit, hal ini berarti jika terjadi Revisi APBD yang berakibat penambahan maka penambahannya dicatat di sebelah kredit, sedangkan bila berakibat pengurangan akan dicatat di sebelah debet.
d. Jurnal Standar
1) Jurnal saat anggaran disetujui DPRD untuk mencatat Apropriasi Pembentukan Dana Cadangan dan Apropriasi pencairan Dana Cadangan untuk digunakan adalah sebagai berikut :
No.
Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit
6300 Surplus/Defisit Tahun Pelaporan xxx
9341 Apropriasi Pembentukan Dana Cadangan xxx
9241 Estimasi Pencarian Masuk-Dana Cadangan xxx
6300 Surplus/Defisit Tahun Pelaporan xxx
2) Jurnal saat terbit Otorisasi Kredit Anggaran (lihat butir tentang Pedoman Akuntansi Alokasi Apropriasi):
No.
Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit
9441 Alokasi Aprop. Pembentukan Dana Cadangan xxx
3) Jurnal pembentukan Dana Cadangan.
Realisasi pembentukan dana cadangan dalam tahun anggaran berjalan dengan melakukan penyisihan uang kas daerah dijurnal sebagai berikut :
No.
Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit
Dana Cadangan xxx
Diinvestasikan dlm Dana Cadangan xxx
6300 Pembentukan Dana Cadangan xxx
0100 Kas di Kas Daerah xxx
4) Jurnal realisasi pencairan Dana Cadangan
Realisasi pencairan dana cadangan yaitu pada saat terjadinya transfer masuk dari Dana Cadangan ke kas daerah , dijurnal sebagai berikut :
No.
Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit
0100 Kas di Kas Daerah xxx
Penerimaan Pencairan Dana Cadangan xxx
Diinvestasikan dalam Dana Cadangan xxx
Dana Cadangan xxx
5) Jurnal Penutup:
Pada setiap akhir tahun anggaran, perkiraan pembentukan dan pencairan dana cadangan dilakukan jurnal penutup sebagai berikut :
No.
Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit
Allotment Pembentukan Dana Cadangan xxx
Pembentukan Dana Cadangan Xxx
Apropriasi Pembentukan Dana Cadangan xxx Alokasi Apropriasi Pembentukan Dana
Cadangan Xxx
e. Pengukuran
Estimasi Pencairan Dana Cadangan, Apropriasi Pembentukan Dana Cadangan dan Apropriasi Belanja Perolehan Aset dari Dana Cadangan seluruhnya dinyatakan dalam nilai rupiah, sebesar yang telah diamanatkan dalam Perda APBD.
f. Pengungkapan
Besarnya Apropriasi Pembentukan Dana Cadangan diungkapkan pada Laporan Perhitungan APBD sisi anggaran, yang merupakan target yang harus dicapai untuk membiayai kebutuhan dana yang tidak dapat dibebankan dalam satu tahun anggaran. Target tersebut diperbandingkan dengan realisasinya dalam persentase. Hal-Hal yang perlu diungkapkan pada catatan laporan keuangan terutama adalah peruntukan dari pembentukan dana cadangan tersebut dan rencana waktu untuk mencapai jumlah yang diinginkan dan juga perlu diungkapkan sebab-sebab tidak tercapainya target pembentukan dana yang cukup materiil.
Estimasi Pencairan Dana Cadangan diungkapkan pada Laporan Perhitungan APBD sisi anggaran, yang merupakan target yang harus direalisasikan untuk penggunaan dana cadangan. Target tersebut diperbandingkan dengan realisasinya dalam persentase.
Hal-Hal yang perlu diungkapkan pada catatan laporan keuangan adalah wujud dari penggunaan Dana Cadangan tersebut, sesuai rencana awal pembentukannya. Bila terjadi penyimpangan yang cukup materiil atas pencapaian targetnya perlu diungkapkan sebab-sebabnya pada Catatan Laporan Keuangan atau Nota Perhitungan Anggaran. Apropriasi Belanja Perolehan Aset dari Dana Cadangan dinyatakan dalam nilai rupiah, sebesar jumlah maksimal yang diperkenankan untuk direalisasikan oleh pemerintah. Apropriasi Belanja tidak dinyatakan dalam valuta asing sehingga tidak perlu dilakukan konversi. Bila terjadi penyimpangan yang cukup materiil atas anggaran yang telah ditetapkan perlu diungkapkan sebab-sebabnya pada Catatan Laporan Keuangan atau Nota Perhitungan Anggaran.
BAB I I
PEDOMAN AKUNTANSI PENDAPATAN
A. PENDAPATAN ASLI DAERAH.
Pendapatan Asli Daerah merupakan pendapatan yang diperoleh dan digali dari potensi pendapatan yang ada di daerah. Pendapatan asli daerah ini meliputi perkiraan-perkiraan buku besar :
• Pendapatan PajakDaerah • Pendapatan Retribusi Daerah
• Pendapatan Bagian Laba BUMD dan Investasi Lainnya • Lain-lain Pendapatan Asli Daerah
1. Pendapatan Pajak Daerah a. Pengertian
Perkiraan Pendapatan Pajak Daerah ini untuk menampung pendapatan yang berasal dari pajak daerah yang ditetapkan sesuai dengan peraturan daerah (Perda) dan dapat dipungut serta disetorkan ke Kas Daerah dalam tahun anggaran yang berjalan.
b. Proses pencatatan dan dokumen terkait
Pencatatan pada perkiraan-perkiraan buku besar pendapatan asli daerah dimulai sejak Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah (APBD) disetujui Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), alokasi anggaran, realisasi sampai dengan penutupan tahun anggaran. Dokumen sumber untuk mencatat transaksi pendapatan meliputi :
Otorisasi Kredit Anggaran sebagai dasar pecatatan alokasi pendapatan yang telah disetujui oleh DPRD
Surat Tanda Setoran (STS) pada saat realisasi anggaran baik untuk penerimaan pajak maupun non pajak
Memo Penyesuaian (MP) sebagai dasar pencatatan koreksi dan jurnal penutup.
Pejabat-pejabat yang terkait dengan transaksi pendapatan terdiri dari Unit Pelaksana Anggaran, Unit Keuangan, Unit Anggaran dan Unit Pembukuan.
Prosedur pencatatan lebih rinci dapat dilihat pada bagan arus (flow chart) Buku IV.
c. Saldo Normal
Saldo normal perkiraan buku besar Pendapatan Asli Daerah adalah saldo kredit. Artinya perkiraan ini akan bertambah dengan adanya transaksi yang mengkreditnya, sebaliknya akan berkurang dengan adanya transaksi yang mendebet perkiraan pendapatan.
d. Jurnal Standar
Jurnal standar untuk mencatat transaksi Pendapatan Pajak Daerah
sejak anggaran disetujui oleh DPRD sampai kepada jurnal penutup adalah sebagai berikut :
1) Pada saat anggaran Pendapatan Pajak Daerah disetujui/disahkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah :
No.
Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit
9001 Estimasi Pendapatan Pajak Daerah xxx -6300 Surplus/defisit tahun pelaporan - xxx
Jumlah xxx xxx
Buku Pembantu Pendapatan Pajak Daerah
(didebet sebesar anggaran) :
Pajak Kendaraaan Bermotor & Kendaraan Diatas Air
Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor & Kendaraan Diatas Air
Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan ABTP Pajak Hotel dan Restoran
Pajak Hiburan Pajak Reklame
Pajak Penerangan Jalan
Pajak Pengambilan dan Pengolahan Bahan galian Golongan C.
Pajak Parkir
Pajak daerah Lainnya
xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx -Jumlah xxx Xxx
2) Alokasi Pendapatan Pajak Daerah
Dengan diterbitkannya Otorisasi Kredit Anggaran (OKA) maka anggaran Pendapatan Pajak Daerah dialokasikan kepada dinas terkait dengan jurnal sebagai berikut :
No.
Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit
9101 Estimasi Pendapatan Pajak Daerah yang
dialokasikan (Dinas X) xxx -9201 Alokasi Estimasi Pendapatan Pajak Daerah - Xxx
Jumlah xxx Xxx
3) Pada saat realisasi
Realisasi Pendapatan Pajak Daerah diakui pada saat kas diterima dan dibukukan oleh Bendahara Umum Daerah (Kas Daerah) dalam tahun anggaran berjalan :
No.
Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit
0100 Kas di Kas Daerah xxx
-8010 Pendapatan Pajak Daerah - xxx
Jumlah xxx xxx
Buku Pembantu Pendapatan Pajak Daerah
(dikredit sebesar realisasinya) :
Pajak Kendaraaan Bermotor & Kendaraan Diatas Air
Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor & Kendaraan Diatas Air
Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan ABTP Pajak Hotel
Pajak Restoran Pajak Hiburan Pajak Reklame
Pajak Penerangan Jalan
Pajak Pengambilan dan Pengolahan Bahan galian Golongan C.
Pajak Parkir
Pajak daerah Lainnya
-xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx
4) Pendapatan Pajak Daerah
Pencatatan pengembalian Pendapatan Pajak Daerah yang terjadi baik pada tahun anggaran berjalan maupun periode tahun anggaran berikutnya, seperti adanya restitusi pajak daerah, dijurnal sebagai berikut:
No.
Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit
8010 Pendapatan Pajak Daerah xxx
-0100 Kas di Kas Daerah - xxx
Buku Pembantu Pengembalian Pendapatan Pajak Daerah (didebet sebesar restitusinya) : Pajak Kendaraaan Bermotor & Kendaraan Diatas Air
Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor & Kendaraan Diatas Air
Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan ABTP Pajak Hotel
Pajak Restoran Pajak Hiburan Pajak Reklame
Pajak Penerangan Jalan
Pajak Pengambilan dan Pengolahan Bahan galian Golongan C.
Pajak Parkir
Pajak Daerah Lainnya
xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx -Jumlah xxx Xxx 5) Jurnal Penutup :
Jurnal penutup perkiraan Pendapatan Pajak Daerah pada akhir tahun anggaran dilakukan sebagai berikut :
a. Bila realisasi pendapatan melampaui estimasi/anggaran :
No.
Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit
8010 Pendapatan Pajak Daerah xxx -9101
6300 9201 9001
Estimasi Pendapatan Pajak Daerah yg dialokasikan (Dinas atau unit organisasi setingkat )
Surplus/Defisit Tahun Pelaporan
Alokasi Estimasi Pendapatan Pajak Daerah Estimasi Pendapatan Pajak Daerah
xxx xxx xxx xxx Jumlah xxx Xxx
b. Bila realisasi pendapatan lebih rendah dari estimasi/anggaran :
No.
Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit
8010 Pendapatan Pajak Daerah xxx -6300 Surplus/Defisit Tahun Pelaporan xxx -9101 Estimasi Pend. Pajak Daerah yg dialokasikan - xxx
9201
9001 Alokasi Estimasi Pendapatan Pajak DaerahEstimasi Pendapatan Pajak Daerah xxx- xxx
-Jumlah xxx xxx
e. Pengukuran
Pendapatan Pajak Daerah dinilai berdasarkan nilai realisasinya yaitu sejumlah uang kas yang diterima oleh Bendahara Umum Daerah (Kas di Kas Daerah) dalam tahun anggaran berjalan.
f. Pengungkapan
Pendapatan Pajak Daerah disajikan sebesar nilai anggaran dan realisasinya dalam laporan perhitungan APBD. Hal-hal yang perlu diungkapkan dalam nota perhitungan APBD bertalian dengan Pendapatan Pajak Daerah, antara lain :
- Rincian jenis Pendapatan Pajak Daerah.
- Penjelasan sebab-sebab tidak tercapainya target penerimaan pajak daerah.
- Informasi penting lainnya yang dianggap perlu.
2. Pendapatan Retribusi Daerah a. Pengertian
Perkiraan Pendapatan Restribusi Daerah ini untuk menampung pendapatan yang berasal dari restribusi daerah yang ditetapkan sesuai dengan peraturan daerah (Perda) dan dapat dipungut serta disetorkan ke Kas Daerah dalam tahun anggaran yang berjalan.
b. Proses pencatatan dan dokumen terkait
Pencatatan pada perkiraan-perkiraan buku besar pendapatan retribusi daerah dimulai sejak Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah disetujui Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), alokasi anggaran, realisasi sampai dengan penutupan tahun anggaran. Dokumen sumber untuk mencatat transaksi Pendapatan Restribusi Daerah meliputi :
Otorisasi Kredit Anggaran sebagai dasar pencatatan alokasi pendapatan yang telah disetujui oleh DPRD
Surat Tanda Setoran (STS) pada saat realisasi anggaran baik untuk penerimaan pajak maupun non pajak
MP (Memo Penyesuaian) sebagai dasar pencatatan koreksi dan jurnal penutup.
Pejabat-pejabat yang terkait dengan transaksi pendapatan terdiri dari Unit Pelaksana Anggaran, Unit Keuangan, Unit Anggaran dan Unit Pembukuan.
Prosedur pencatatan lebih rinci dapat dilihat pada bagan arus (flow chart) Buku IV.
c. Saldo Normal
Saldo normal perkiraan buku besar Pendapatan Restribusi Daerah adalah saldo kredit. Artinya perkiraan ini akan bertambah dengan adanya transaksi yang mengkreditnya, sebaliknya akan berkurang dengan adanya transaksi yang mendebetnya.
d. Jurnal Standar
Jurnal standar untuk mencatat transaksi pendapatan retribusi daerah
sejak anggaran disetujui oleh DPRD sampai kepada jurnal penutup adalah sebagai berikut :
1) Pada saat anggaran Pendapatan Retribusi Daerah disetujui/disahkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah :
No.
Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit
9002 Estimasi Pendapatan Retribusi Daerah. xxx -6300 Surplus/Defisit Tahun Pelaporan - xxx
Jumlah xxx xxx
Buku Pembantu Est. Pendapatan Retribusi Daerah (didebet sebesar anggaran) :
Est. Pendpt. Retribusi Jasa Umum (RJUm) -Pelayanan Kesehatan
Est. Pendpt.. RJUm – Pelayanan Persampahan /Kebersihan
Est. Pendpt.. RJUm – Penggantian Biaya Cetak KTP dan Akte Catatan Sipil
Est. Pendpt.. RJUm – Pelayanan Pemakaman dan Pengabuan mayat
Est. Pendpt.. RJUm – Pelyn. Parkir di tepi Jalan Umum
Est. Pendpt.. RJUm – Pelayanan Pasar
Est. Pendpt.. RJUm – Pengujian Kend. Bermotor Est. Pendpt.. RJUm – Pemeriks. Alat Pemadam kebakaran
Est. Pendpt.. RJUm – Penggantian Biaya cetak Peta xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx
-Est. Pendpt.. RJUm – Pengujian kapal perikanan Est. Pendpt.. Retrrebusi Jasa Usaha (RJUs) -Pemakaian Kekayaan Daerah
Est. Pendpt.. RJUs – Pasar Grosir dan/atau Pertokoan
Est. Pendpt.. RJUs – Tempat Pelelangan Est. Pendpt.. RJUs – Terminal
Est. Pendpt.. RJUs – Tempat Khusus Parkir Est. Pendpt.. RJUs – Penyedotan kakus/Kotoran Est. Pendpt.. RJUs – Tempat Penginapan /Pesanggarahan /Villa
Est. Pendpt.. RJUs – Rumah Potong Hewan Est. Pendpt.. RJUs – Pelayanan Pelabuhan Kapal Est. Pendpt.. RJUs – Tempat Rekreasi & Olah Raga
Est. Pendpt.. RJUs – Penyebrangan di Atas Air Est. Pendpt.. RJUs – Pengelolaan Limbah Cair Est. Pendpt.. RJUs –Penjualan Produk Usaha Est. Pendpt.. Retribusi Perijinan Tertentu (RPT) – Ijin Mendirikan Bangunan
Est. Pendpt.. RPT – Ijin Tempat Penjualan Minuman Beralkohol
Est. Pendpt.. RPT – Ijin Gangguan Est. Pendpt.. RPT – Ijin Trayek
Est. Pendpt.. Retribusi Daerah Lainnya
xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx
2) Alokasi Pendapatan Retribusi Daerah
Dengan diterbitkannya Otorisasi Kredit Anggaran (OKA) maka anggaran Pendapatan Retribusi Daerah dialokasikan kepada dinas terkait dengan jurnal sebagai berikut :
No.
Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit
9102 Estimasi Pendapatan Retribusi Daerah yang
dialokasikan (Dinas /unit organisasi setingkat) xxx -9202 Alokasi Estimasi Pendapatan Retribusi Daerah - xxx
Jumlah xxx xxx
3) Pada saat realisasi
Realisasi pendapatan retribusi daerah diakui pada saat Kas diterima dan dibukukan oleh Bendahara Umum Daerah (Kas di Kas Daerah ) dalam tahun anggaran berjalan:
No.
Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit
0100 Kas di Kas Daerah xxx
Jumlah xxx xxx Buku Pembantu Pendapatan Retribusi
Daerah (didebet sebesar realisasi) :
Pendpt. Retribusi Jasa Umum (RJUm) -Pelayanan Kesehatan
Pendpt.. RJUm - Pelayanan Persampahan /Kebersihan
Pendpt.. RJUm - Penggantian Biaya Cetak KTP dan Akte Catatan Sipil
Pendpt.. RJUm - Pelayanan Pemakaman dan Pengabuan mayat
Pendpt.. RJUm – Pelyn. Parkir di tepi Jalan Umum
Pendpt.. RJUm – Pelayanan Pasar
Pendpt.. RJUm – Pengujian Kend. Bermotor Pendpt.. RJUm – Pemeriks. Alat Pemadam kebakaran
Pendpt.. RJUm – Penggantian Biaya cetak Peta
Pendpt.. RJUm – Pengujian kapal perikanan Pendpt.. Retrrebusi Jasa Usaha (RJUs) -Pemakaian Kekayaan Daerah
Pendpt.. RJUs – Pasar Grosir dan/atau Pertokoan
Pendpt.. RJUs – Tempat Pelelangan Pendpt.. RJUs – Terminal
Pendpt.. RJUs – Tempat Khusus Parkir Pendpt.. RJUs – Penyedotan kakus/Kotoran Pendpt..RJUs – Tempat Penginapan / Pesanggarahan / Villa
Pendpt.. RJUs – Rumah Potong Hewan Pendpt.. RJUs – Pelayanan Pelabuhan Kapal Pendpt.. RJUs – Tempat Rekreasi & Olah Raga
Pendpt.. RJUs – Penyebrangan di Atas Air Pendpt.. RJUs – Pengelolaan Limbah Cair Pendpt.. RJUs –Penjualan Produk Usaha Pendpt.. Retribusi Perijinan Tertentu (RPT) – Ijin Mendirikan Bangunan
Pendpt.. RPT – Ijin Tempat Penjualan Minuman Beralkohol
Pendpt.. RPT – Ijin Gangguan Pendpt.. RPT – Ijin Trayek
Pendpt.. Retribusi Daerah Lainnya
-xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx
4) Pengembalian Pendapatan Retribusi Daerah
Pencatatan Pengembalian Pendapatan Retribusi Daerah yang terjadi baik pada tahun anggaran berjalan maupun periode anggaran berikutnya dijurnal sebagai berikut:
No.
Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit
8020 Pendapatan Retribusi Daerah xxx
-0100 Kas di Kas Daerah - xxx
Buku Pembantu Pengembalian Pendapatan Retribusi Daerah (didebet sebesar realisasi) : Pengembalian Pendpt. Retribusi Jasa Umum
(RJUm) - Pelayanan Kesehatan
Pengembalian Pendpt.. RJUm – Pelayanan Persampahan /Kebersihan
Pengembalian Pendpt.. RJUm – Penggantian Biaya Cetak KTP dan Akte Catatan Sipil Pengembalian Pendpt.. RJUm – Pelayanan
Pemakaman dan Pengabuan mayat
Pengembalian Pendpt.. RJUm – Pelyn. Parkir di tepi Jalan Umum
Pengembalian Pendpt.. RJUm – Pelayanan Pasar
Pengembalian Pendpt.. RJUm – Pengujian Kend. Bermotor
Pengembalian Pendpt.. RJUm – Pemeriks. Alat Pemadam kebakaran
Pengembalian Pendpt.. RJUm – Penggantian Biaya cetak Peta
Pengembalian Pendpt.. RJUm – Pengujian kapal perikanan
Pengembalian Pendpt.. Retrrebusi Jasa Usaha (RJUs) – Pemakaian Kekayaan Daerah
Pengembalian Pendpt.. RJUs – Pasar Grosir dan/atau Pertokoan
Pengembalian Pendpt.. RJUs – Tempat Pelelangan
Pengembalian Pendpt.. RJUs – Terminal
Pengembalian Pendpt.. RJUs – Tempat Khusus Parkir
Pengembalian Pendpt.. RJUs – Penyedotan kakus/Kotoran
Pengembalian Pendpt..RJUs – Tempat Penginapan /Pesanggarahan /Villa
Pengembalian Pendpt.. RJUs – Rumah Potong Hewan
Pengembalian Pendpt.. RJUs – Pelayanan Pelabuhan Kapal
Pengembalian Pendpt.. RJUs – Tempat Rekreasi & Olah Raga
Pengembalian Pendpt.. RJUs – Penyebrangan di Atas Air
Pengembalian Pendpt.. RJUs – Pengelolaan Limbah Cair
Pengembalian Pendpt.. RJUs –Penjualan Produk Usaha
Pengembalian Pendpt.. Retribusi Perijinan Tertentu (RPT) – Ijin Mendirikan Bangunan Pengembalian Pendpt.. RPT – Ijin Tempat
Penjualan Minuman Beralkohol
Pengembalian Pendpt.. RPT – Ijin Gangguan
xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx
-Pengembalian Pendpt.. RPT – Ijin Trayek
Pengembalian Pendpt.. Retribusi Daerah Lainnya
xxx
xxx -
-5) Jurnal penutup :
Jurnal penutup pendapatan restribusi daerah pada akhir tahun anggaran dilakukan sebagai berikut :
a. Realisasi pendapatan melampaui estimasi/anggaran :
No.
Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit
8020 Pendapatan Retribusi Daerah xxx -9102
6300 9202 9002
Estimasi Pendapatan Retribusi Daerah yg dialokasikan (Dinas x)
Surplus/Defisit Tahun Pelaporan
Alokasi Estimasi Pendapatan Retribusi Daerah Estimasi Pendapatan Retribusi Daerah
-xxx xxx xxx -xxx Jumlah xxx xxx
b. Realisasi pendapatan lebih rendah dari estimasi/anggaran :
No.
Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit
8020 Pendapatan Retribusi Daerah xxx -6300 Surplus/Defisit tahun pelaporan - xxx 9102
9202 9002
Estimasi Pendapatan Retribusi Daerah yg dialokasikan (Dinas x)
Alokasi Estimasi Pendapatan Retribusi Daerah Estimasi Pendapatan Retribusi Daerah
-xxx xxx xxx Jumlah xxx e. Pengukuran
Pendapatan Retribusi Daerah dinilai berdasarkan nilai realisasinya yaitu sejumlah uang kas yang diterima oleh Bendahara Umum Daerah (Kas Daerah) dalam tahun anggaran berjalan.
f. Pengungkapan
Pendapatan Retribusi Daerah disajikan sebesar nilai anggaran dan realisasinya dalam laporan perhitungan APBD. Hal-hal yang perlu diungkapkan dalam nota perhitungan APBD bertalian dengan pendapatan restribusi daerah, antara lain :
- Rincian jenis pendapatan retribusi daerah
- Penjelasan sebab-sebab tidak tercapainya target penerimaan restribusi daerah
- Informasi penting lainnya yang dianggap perlu .
3. Pendapatan Bagian Laba BUMD dan Investasi Lainnya a. Pengertian
Perkiraan Pendapatan Bagian Laba BUMD dan Investasi Lainnya ini untuk menampung pendapatan yang berasal dari Bagian Laba dari BUMD dan Investasi Lainnya yang ditetapkan sesuai dengan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dan dapat dipungut serta disetorkan ke Kas Daerah dalam tahun anggaran yang berjalan.
b. Proses pencatatan dan dokumen terkait
Pencatatan pada perkiraan Pendapatan Bagian Laba BUMD Dan Investasi Lainnya dimulai sejak anggaran pendapatan dan belanja daerah disetujui Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), alokasi anggaran, realisasi sampai dengan penutupan tahun anggaran. Dokumen sumber untuk mencatat transaksi pendapatan meliputi :
Otorisasi Kredit Anggaran sebagai dasar pencatatan alokasi pendapatan yang telah disetujui oleh DPRD
Surat Tanda Setoran (STS) pada saat realisasi anggaran baik untuk penerimaan pajak maupun non pajak
MP (Memo Penyesuaian) sebagai dasar pencatatan koreksi dan jurnal penutup.
Pejabat-pejabat yang terkait dengan transaksi pendapatan terdiri dari Unit Pelaksana Anggaran, Unit Keuangan, Unit Anggaran dan Unit Pembukuan.
Prosedur pencatatan lebih rinci dapat dilihat pada bagan arus (flow chart) Buku IV.
c. Saldo Normal
Saldo normal perkiraan buku besar Pendapatan Bagian Laba BUMD dan Investasi Lainnya adalah saldo kredit. Artinya perkiraan ini akan
bertambah dengan adanya transaksi yang mengkreditnya, sebaliknya akan berkurang dengan adanya transaksi yang mendebetnya.
d. Jurnal Standar
Jurnal standar untuk mencatat transaksi Pendapatan Bagian Laba BUMD dan Investasi Lainnya sejak anggaran disetujui oleh DPRD sampai kepada jurnal penutup adalah sebagai berikut :
1) Pada saat anggaran Pendapatan Bagian Laba BUMD dan Investasi Lainnya disetujui/disahkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah:
No.
Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit
9003 Estimasi Pendapatan Bagian Laba BUMD
dan Investasi Lainnya xxx
-6300 Surplus/Defisit Tahun Pelaporan - xxx
Jumlah xxx xxx
Buku Pembantu Estimasi Pendapatan Bagian Laba BUMD dan Investasi Lainnya (didebet sebesar anggaran) :
Est. Pend. dari PMP BUMD Est. Pend. dari PMP BUMN
Est. Pend. dari PMP Lembaga Keu. Negara Est. Pend. dari PMP Bdn Hukum Milik Negara
Est. Pend. dari PMP Bdn Hukum Milik Daerah
Est. Pend. dari PMP Badan Internasional Est. Pend. dari PMP Badan Usaha Lainnya Est. Pend. dari Investasi Lainnya
Est. Pengembalian Pendapatan Bagian Laba BUMD dan Investasi Lainnya
xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx
2) Alokasi Pendapatan Bagian Laba BUMD & Investasi Lainnya Dengan diterbitkannya Otorisasi Kredit Anggaran (OKA) maka anggaran pendapatan dialokasikan kepada dinas terkait dengan jurnal sebagai berikut :
No. Perkiraan
Nama Perkiraan Debet Kredit
9103 Estimasi Pendapatan Bagian Laba BUMD dan
Investasi Lainnya yg dialokasikan (dinas X) xxx -9203 Alokasi Estimasi Pendapatan Bagian Laba
BUMD dan Investasi Lainnya - xxx
3) Pada saat realisasi
Realisasi Pendapatan Bagian Laba BUMD dan Investasi Lainnya
diakui dan dicatat sebagai penerimaan daerah pada saat uang kas diterima oleh Bendahara Umum Daerah (Kas di Kas Daerah ) :
No.
Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit
0100 Kas di kas Daerah xxx
-8030 Pendapatan Bagian Laba BUMD dan Investasi
Lainnya - xxx
Jumlah xxx xxx
Buku Pembantu Pendapatan Bagian Laba BUMD dan Investasi Lainnya (dikredit sebesar realisasi) : Pend. dari PMP BUMD
Pend. dari PMP BUMN
Pend. dari PMP Lembaga Keu. Negara Pend. dari PMP Bdn Hukum Milik Negara Pend. dari PMP Bdn Hukum Milik Daerah Pend. dari PMP Badan Internasional Pend. dari PMP Badan Usaha Lainnya Pend. dari Investasi Lainnya
Pengembalian Pendapatan Bagian Laba BUMD dan Investasi Lainnya
-xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx
4) Pengembalian Pendapatan Bagian Laba BUMD & Investasi Lainnya Pencatatan pengembalian Pendapatan Bagian Laba BUMD dan Investasi Lainnya yang terjadi baik pada tahun anggaran berjalan maupun periode tahun anggaran berikutnya dijurnal sebagai berikut:
No.
Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit
Pengembalian Pendapatan Bagian Laba BUMD
dan Investasi Lainnya xxx
-0100 Kas di Kas Daerah - xxx
Jumlah xxx xxx
Buku Pembantu Pengembalian Pendapatan Bagian Laba BUMD dan Investasi Lainnya (didebet sebesar pengembalian) :
Pengembalian Pend. dari PMP BUMD Pengembalian Pend. dari PMP BUMN
Pengembalian Pend. dari PMP Lembaga Keu. Negara
Pengembalian Pend. dari PMP Bdn Hukum Milik Negara
Pengembalian Pend. dari PMP Bdn Hukum Milik Daerah
Pengembalian Pend. dari PMP Badan
xxx xxx xxx xxx xxx xxx
-Internasional
Pengembalian Pend. dari PMP Badan Usaha Lainnya
Pengembalian Pend. dari Investasi Lainnya
xxx xxx
-5) Jurnal penutup
Jurnal penutup perkiraan pendapatan bagian laba BUMD dan Investasi lainnya pada akhir tahun anggaran dilakukan sebagai berikut
a) Bila realisasi pendapatan melampaui estimasi/anggaran :
No.
Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit
8030 Bagian Laba BUMD dan Investasi Lainnya xxx -9103
6300 9203 9003
Estimasi Pendapatan Bagian Laba BUMD dan Investasi Lainnya yg dialokasikan (Dinas X) Surplus/Defisit Tahun Pelaporan
Alokasi Estimasi Pendapatan Bagian Laba BUMD dan investasi lainnya
Estimasi Pendapatan Bagian Laba BUMD dan Investasi lainnya -xxx -xxx xxx -xxx Jumlah xxx xxx
b) Bila realisasi pendapatan lebih rendah dari estimasi/anggaran: No.
Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit
8030 Pendapatan Bagian Laba BUMD dan Investasi
Lainnya xxx
-6300 Surplus/Defisit Tahun Pelaporan xxx -9103
9203 9003
Estimasi Pendapatan Bagian Laba BUMD dan Investasi Lainnya yg dialokasikan (Dinas X)
Alokasi Estimasi Pendapatan Bagian Laba BUMD dan Investasi Lainnya
Estimasi Pendapatan Bagian Laba BUMD dan Investasi Lainnya -xxx xxx -xxx Jumlah xxx xxx
d. Pengukuran
Pendapatan Bagian Laba BUMD dan Investasi Lainnya dinilai berdasarkan nilai bagian laba yang dapat direalisasikan sesuai RUPS yaitu sejumlah uang kas yang diterima oleh Bendahara Umum Daerah (Kas di Kas Daerah) dalam tahun anggaran berjalan.
f. Pengungkapan
Pendapatan Bagian Laba BUMD Dan Investasi Lainnya disajikan sebesar nilai anggaran dan realisasinya dalam laporan perhitungan APBD. Hal-hal yang perlu diungkapkan dalam nota perhitungan APBD bertalian dengan pendapatan ini, antara lain :
- Rincian jenis pendapatan investasi
- Penjelasan sebab-sebab tidak tercapainya target penerimaan - Rincian jumlah dividen dari BUMD dan badan usaha lainnya - Rincian bagi hasil dari hasil kemitraan dengan pihak ketiga - Rincian penerimaan bunga tabungan per bank penyimpan - Rincian penerimaan bunga deposito per bank penyimpan - Rincian penerimaan investasi lainnya
- Informasi penting lainnya yang dianggap perlu
4. Lain – Lain Pendapatan Asli Daerah a. Pengertian
Perkiraan Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah ini untuk menampung pendapatan yang bukan berasal dari pajak daerah, restribusi daerah, dan Bagian Laba dari BUMD dan Investasi Lainnya yang ditetapkan sesuai dengan peraturan daerah (Perda) dan dapat dipungut serta disetorkan ke Kas Daerah dalam tahun anggaran yang berjalan.
b. Proses pencatatan dan dokumen terkait
Pencatatan pada perkiraan-perkiraan buku besar Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah dimulai sejak Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah disetujui Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), alokasi anggaran, realisasi sampai dengan penutupan tahun anggaran. Dokumen sumber untuk mencatat transaksi pendapatan ini meliputi :
Otorisasi Kredit Anggaran sebagai dasar pencatatan alokasi pendapatan yang telah disetujui oleh DPRD
Surat Tanda Setoran (STS) pada saat realisasi anggaran baik untuk penerimaan pajak maupun non pajak
Memo Penyesuaian sebagai dasar pencatatan koreksi dan jurnal penutup.
Pejabat-pejabat yang terkait dengan transaksi pendapatan terdiri dari Unit Pelaksana Anggaran, Unit Keuangan, Unit Anggaran dan Unit Pembukuan.
Prosedur pencatatan lebih rinci dapat dilihat pada bagan arus (flow chart) Buku IV.
c. Saldo Normal
Saldo normal perkiraan buku besar Lain-lain Pendapatan Asli Daerah adalah saldo kredit. Artinya perkiraan ini akan bertambah dengan adanya transaksi yang mengkreditnya, sebaliknya akan berkurang dengan adanya transaksi yang mendebetnya.
d. Jurnal Standar
Jurnal standar untuk mencatat transaksi Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah sejak anggaran disetujui oleh DPRD sampai kepada jurnal penutup adalah sebagai berikut :
1) Pada saat anggaran Lain – Lain Pendapatan Asli Daerah disetujui/ disahkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah :
No.
Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit
9004 Estimasi Lain – Lain Pendapatan Asli Daerah xxx -6300 Surplus/Defisit Tahun Pelaporan - xxx
Jumlah xxx xxx
Buku Pembantu Est Lain – Lain Pendapatan Asli Daerah sesuai jenis-jenis yang ada (didebet sebesar anggaran).
Est. Pendapatan dari TGR
Est. Pendapatan dari Penerimaan Kembali Tahun Lalu
Est. Pendptn. dari Penjualan Kend. Bermotor Est. Pendpt dari Penj. Sewa Beli Rumah Dinas Est. Pend. dari Penjualan Rumah/Bangunan/ Gedung dan Tanah
Est. Pendptn. Dari Penj. Hasil Produk Sitaan Est. Pendpt. Dari Penj. Aset yg Berlebih/Rusak Est. PAD Lainnya
xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx
-2) Alokasi Lain-lain Pendapatan Asli Daerah
Dengan diterbitkannya Otorisasi Kredit Anggaran (OKA) maka anggaran pendapatan dialokasikan kepada dinas terkait dengan jurnal sebagai berikut :
No. Perkiraan
Nama Perkiraan Debet Kredit
9104 Estimasi Lain-Lain PAD yang dialokasikan (Dinas X)
xxx -9204 Alokasi Estimasi Lain-lain PAD - xxx
Jumlah xxx xxx
3) Pada saat realisasi
Realisasi Lain – Lain Pendapatan Asli Daerah diakui dan dicatat sebagai penerimaan daerah pada saat kas diterima dan dibukukan oleh Bendahara Umum Daerah (Kas di Kas Daerah) :
No.
Perkiraan Nama Perkiraan Debet Kredit
0100 Kas di Kas daerah xxx
-8040 Lain – Lain Pendapatan Asli Daerah - xxx
Jumlah xxx xxx
Buku Pembantu Lain – Lain Pendapatan Asli Daerah (dikredit sebesar realisasinya).
Pendapatan dari TGR
Pendapatan dari Penerimaan Kembali Tahun Lalu
Pendptn. dari Penjualan Kend. Bermotor Pendpt dari Penj. Sewa Beli Rumah Dinas Pendapatan dari Penjualan
Rumah/Bangunan/Gedung dan Tanah Pendptn. dari Penj. Hasil Produk Sitaan Pendpt. dari Penj. Aset yg Berlebih/Rusak PAD Lainnya -xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx
4) Pada saat pengembalian Lain-lain PAD
Pencatatan Pengembalian Lain – Lain Pendapatan Asli Daerah
yang terjadi baik pada tahun anggaran berjalan maupun periode anggaran berikutnya dijurnal sebagai berikut:
No. Perkiraan
Nama Perkiraan Debet Kredit
8040 Lain – Lain Pendapatan Asli Daerah xxx
-0100 Kas di Kas Daerah - xxx
Jumlah xxx xxx