• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH REWARD DAN PUNISHMENT TERHADAP KINERJA TENAGA KEPENDIDIKAN UIN SUNAN AMPEL SURABAYA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH REWARD DAN PUNISHMENT TERHADAP KINERJA TENAGA KEPENDIDIKAN UIN SUNAN AMPEL SURABAYA."

Copied!
84
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH REWARD DAN PUNISHMENT TERHADAP KINERJA

TENAGA KEPENDIDIKAN UIN SUNAN AMPEL SURABAYA

Skripsi

Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Memperoleh

Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I)

Oleh:

Muhammad Khoirul Umam NIM. B04211025

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH

JURUSAN DAKWAH

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

(2)
(3)
(4)
(5)

ABSTRAK

Muhammad Khoirul Umam, 2016, “Pengaruh Reward dan Punishment Terhadap Kinerja

Tenaga Kependidikan UIN Sunan Ampel Surabaya”.

Skripsi yang berjudul “Pengaruh Reward dan Punishment Terhadap Kinerja Tenaga Kependidikan UIN Sunan Ampel Surabaya”, ini merupakan hasil penelitian lapangan dan penelitian ini untuk menjawab pertanyaan : adakah pengaruh Pengaruh Reward dan Punishment Terhadap Kinerja Tenaga Kependidikan UIN Sunan Ampel Surabaya. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Reward dan Punishment Terhadap Kinerja Tenaga Kependidikan UIN Sunan Ampel Surabaya. Untuk mengetahui hal tersebut, maka digunakan analisis Rank Spearman. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 51 karyawan. Teknik pengumpulan data dengan cara menyebar kuisioner dan dokumentasi. Sedangkan untuk pengujian analisis data menggunakan uji validitas, dan reabilitas dan uji analisis rank spearman

Berdasarkan hasil pengujian koefisien korelasi antara Reward dan Kinerja sebesar 0,237. Hal ini menggambarkan adanya hubungan yang rendah/lemah antara pemberian Reward dengan Kinerja. Dari hasil juga diketahui bahwa nilai signifikansi adalah sebesar 0,095 yang artinya Ha ditolak dan Ho diterima. Berarti bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara pemberian Reward dengan Kinerja. Sedangkan dari hasil koefisien korelasi antara Punishment dan Kinerja sebesar 0,344. Hal ini menggambarkan adanya hubungan yang rendah/lemah antara pemberian Punishment dengan Kinerja. Nilai siginifikansi sebesar 0,014 artinya Ha diterima dan Ho ditolak. Berarti bahwa ada hubungan yang signifikan antara pemberian Punishment dengan Kinerja. kesimpulannya bahwa pemberian Reward dan Punishment tidak terkait maksimal dengan peningkatan Kinerja Tenaga Kependidikan UIN Sunan Ampel Surabaya. Artinya pemberian reward tidak terlalu mempengaruhi seorang karyawan untuk meningkatkan Kinerjanya. Demikian juga dengan pemberian Punishment tidak terlalu mempengaruhi untuk meningkatkan Kinerja. Dalam upaya perusahaan meningkatkan Kinerja karyawan melalui pemberian Reward, organisasi / perusahaan harus mampu bersifat proporsional terhadap tiap karyawannya. Perhatian terhadap kesejahteraan, penghargaan atas produktivitas yang tinggi, serta jenjang karir yang jelas mampu memberikan motivasi yang lebih kepada karyawan. Sehingga dengan motivasi yang tinggi maka Kinerja yang maksimal pun akan tercapai.

Kata Kunci : Reward, Punishment dan Kinerja

(6)

DAFTAR ISI

PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ... i

PENGESAHAN TIM PENGUJI ... ii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iii

PERNYATAAN OTENTISITAS SKRIPSI ... iv

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Definisi Operasional ... 6

F. Sistematika Penulisan ... 8

BAB II KAJIAN TEORITIK A. Penelitian Terdahulu Yang Relevan ... 10

B. Kerangka Teori ... 13

1. Reward ... 13

2. Punishment ... 16

3. Kinerja ... 19

C. Paradigma Penelitian ... 24

(7)

D. Hipotesis… ... 26

BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 28

B. Objek Penelitian ... 28

C. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling ... 28

a. Populasi ... 28

b. Sampel ... 29

c. Teknik Sampling ... 30

D. Variabel dan Indikator Penelitian ... 30

a. Variabel Indipenden ... 30

b. Variabel dependen ... 30

E. Tahap-Tahap Penelitian ... 33

a. Tahap pra lapangan ... 33

b. Tahap pekerjaan lapangan ... 34

c. Tahap analisis data ... 34

F. Teknik Pengumpulan Data... 35

1. Kuesioner ... 35

2. Dokumentasi ... 36

a. Jenis Data ... 36

1) Data Primer ... 36

2) Data Sekunder ... 37

3) Skala Pengukuran ... 37

G. Teknik Validitas Instrumen ... 38

a. Uji Validitas ... 38

b. Uji Reliabilitas ... 39

H. Analisis Data ... 40

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum ... 42

a. Sejarah Berdirinya UINSA ... 43

(8)

b. Visi dan Misi UINSA ... 50

c. Struktur Organisasi UINSA ... 51

B. Penyajian Data ... 52

a. Karakteristik Jawaban Responden ... 52

b. Validitas Instrumen ... 62

c. Realibilitas Instrumen ... 66

d. Analisis Korelasi ... 67

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 72

B. Saran ... 73

DAFTAR PUSTAKA BIODATA

KUESIONER

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Penelitian Yang Relevan ... 11

Tabel 2.2. Hipotesis Penelitian ... 25

Tabel 3.1. Variabel, Indikator Dan Pernyataan... 31

Tabel 3.2. Nilai Korelasi Rank Spearman ... 40

Tabel 4.1. Jawaban Responden Tentang Reward ... 52

Tabel 4.2. Jawaban Responden Tentang Punishment ... 55

Tabel 4.3. Jawaban Responden Tentang Kinerja ... 58

Tabel 4.4. Hasil Uji Validitas Instrumen Pemberian Reward ... 62

Tabel 4.5. Penghitungan Instrumen Reward dengan r tabel ... 62

Tabel 4.6. Hasil Uji Validitas Instrumen Pemberian Punishment ... 63

Tabel 4.7. Penghitungan Instrumen Punishment dengan r tabel ... 64

Tabel 4.8. Hasil Uji Validitas Instrumen Pemberian Kinerja ... 64

Tabel 4.9. Penghitungan Instrumen Kinerja dengan r tabel …... 65

Tabel 4.10. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Reward… ... 66

Tabel 4.11. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Punishment ... 66

Tabel 4.12. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Kinerja … ... 67

Tabel 4.13. Uji Korelasi Rank Spearman… ... 68

(10)

DAFTAR GAMBAR

Tabel 4.1. Struktur Organisasi UIN Sunan Ampel Surabaya… ... 51

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebuah perusahaan atau organisasi pasti sangatlah ingin sukses atau

maju, untuk mewujudkan keinginannya tersebut, sebuah perusahaan atau

organisasi pasti melakukan strategi atau cara bagaimana perusahaan atau

orgnisasinya bisa sukses atau maju. Salah satu strategi atau cara untuk

membuat perusahaan atau organisasi sukses dengan meningkatkan kinerja

sumber daya manusianya.

Dengan meningkatkan kinerja SDM, sebuah perusahaan atau organisasi

bisa menjadi sukses, karena SDM adalah salah satu faktor paling penting untuk

menjadikan perusahaan atau organisasi menjadi sukses. Untuk meningkatkan

kinerja SDM/karyawan di perusahaan atau organisasi salah satunya dengan

menerapkan sistem reward dan punishment terhadap karyawan. Sehingga

karyawan ada motivasi kerja yang lebih dengan adanya reward, dan perusahaan

atau organisasi bisa meminimalisir kejadian yang tidak diinginkan dari

karyawan dengan adanya punishment.

Terkait dengan sumber daya manusia (SDM), UIN Sunan Ampel

Surabaya merupakan salah satu perguruan tinggi Islam yang memiliki jumlah

SDM yang banyak. Dengan memiliki 589 dosen dan 337 pegawai. UIN Sunan

Ampel Surabaya, termasuk universitas yang terkenal dan menjadi perguruan

tinggi islam nomor satu di indonesia untuk saat ini. karena dilihat dari motivasi

(12)

kerja ini dikarenakan adanya kepemimpinannya yang ada disana. Suatu

organisasi atau perusahaan tentu ingin mencapai tujuan. Untuk mencapai

tujuan tersebut, peranan sumber daya manusia yang terlibat didalamnya sangat

penting. Untuk menggerakkan manusia agar sesuai dengan yang dikehendaki

organisasi, maka haruslah dipahami motivasi manusia yang bekerja didalam

organisasi tersebut, karena motivasi inilah yang menentukan perilaku

orang-orang untuk bekerja, atau dengan kata lain perilaku menerapkan cerminan yang

paling sederhana dari motivasi1.

Reward adalah ganjaran, hadiah, penghargaan atau imbalan yang

bertujuan agar seorang menjadi lebih giat lagi usahanya untuk memperbaiki

atau meningkatkan kinerja yang telah dicapai.2 Sedangkan menurut Henry

Simamora reward adalah insentif yang mengaitkan bayaran atas dasar untuk

dapat meningkatkan produktifitas para karyawan guna mencapai keunggulan

yang kompetitif.3

“Tuhan mereka menggembirakan mereka dengan memberikan rahmat dari padanya, keridhaan dan surga, mereka memperoleh didalamnya kesenangan yang kekal. Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar.”

1

Dr.H.Edy Sutrisno, M.Si, 2009, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta, Kencana Media Grup, Hal.109.

2

Bambang Nugroho, Reward dan Punishment, Buletin cipta karya, Departemen Pekerjaan Umum edisi no. 6/IV/ Juni 2006.

3

(13)

Dalam keterangan ayat di atas, reward yang Allah sediakan bagi orang

yang berbuat baik amatlah besar berupa kasih sayang dan keridhaan, serta

kenikmatan-kenikmatan riil yang ada di surga.

Punishment menurut Mangkunegoro adalah ancaman hukuman yang

bertujuan untuk memperbaiki kinerja karyawan pelanggar, memelihara

peraturan yang berlaku dan memberikan pelajaran kepada pelanggar.4

Sedangkan menurut Ivancevich Konopaske dan matteson seperti yang ditulis

oleh Gania, yang mendefinisikan bahwa punishment merupakan tindakan

menyajikan konsekuensi yang tidak menyenangkan atau tidak diinginkan

sebagai hasil dari dilakukannya perilaku tertentu.5

ﻮُِﺎﺴُـ ﺳﺪ ِﺪﺴ ﺳسﺸﺄﺴ ِﺸوُأ ﺳمﺸﻮﺴـ ﻰﺴِإ ﺴنﺸﻮﺴ ﺸﺪُﺴ ِبﺒﺴﺮﺸﺴﺸﻷﺒ ﺴ ِ ﺴ ِ ﺴ ُﺸﱢ ُ

Katakanlah kepada orang-orang Badwi yang tertinggal: "Kamu akan

diajak untuk (memerangi) kaum yang mempunyai kekuatan yang besar, kamu akan memerangi mereka atau mereka menyerah (masuk Islam). Maka jika kamu patuhi (ajakan itu) niscaya Allah akan memberikan kepadamu pahala yang baik dan jika kamu berpaling sebagaimana kamu telah berpaling

sebelumnya, niscaya Dia akan mengazab kamu dengan azab yang pedih".

Dari keterangan ayat di atas, reward dan punishment diberikan

berdasarkan pembalasan atas perbuatan yang telah dilakukan. Dengan

4

AA. Anwar Prabu Mangkunegara, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000), 130.

5

Ivancevich Konopaske, Matteson., Terj. Gania, Perilaku Manajemen dan Organisasi, (Jakarta: Erlangga, 2006), 226.

(14)

demikian keduanya berfungsi sebagai motivasi. Sehingga mereka tergerak

untuk melakukan perbuatan baik dan menjauhi perbuatan tercela. Ini juga

menjadi bukti bahwa Al-Qur’an sangat menghargai perbuatan manusia, di sisi

lain, Al-Qur’an juga mengecam perbuatan yang tidak sesuai dan menyalahi

dengan apa yang diperintahkan oleh Allah SWT.

Penerapan reward dan punishment merupakan sebuah urgensi dibalik

kesuksesan sebuah organisasi, baik itu dalam perusahaan, lembaga pendidikan,

maupun lainnya. Hal itu dikarenakan, reward dan punishment merupakan

bentuk timbal balik atas kinerja yang dilakukan. Jika di tilik lebih lanjut,

reward adalah suatu alat (media) untuk meningkatkan prestasi kinerja

seseorang, dan sebaliknya punisment merupakan bentuk hukuman untuk

mengingatkan akan menurunnya hasil kinerja seseorang.

Tuntutan untuk meningkatkan sumber daya manusia terus berjalan

seiring dengan perkembangan dan tuntutan jaman, karena itu merupakan

sebuah dinamika kehidupan yang tidak akan lepas dari individu dalam

kehidupan berorganisasi ataupun bermasyarakat. Fenomena di lapangan

memberikan gambaran bahwa proses persaingan antar individu di jaman

modern ini sangatlah ketat, oleh karena itu dibutuhkan kualitas kepribadian

yang unggul dan kompetitif agar mampu bersaing dalam dunia kerja.

Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui ada tidaknya Pengaruh

Reward Dan Punishment Terhadap Kinerja Tenaga Kependidikan UIN Sunan

Ampel Surabaya. UIN Sunan Ampel Surabaya adalah perguruan tinggi dengan

(15)

Ampel Surabaya harus memperhatikan sumber daya manusianya, salah satunya

ialah karyawan/tenaga kependidikan di UIN Sunan Surabaya.

Dari uraian latar belakang di atas, peneliti ingin mengurai permasalahan

yang diwujudkan dengan bentuk penelitian ilmiah dengan judul “Pengaruh

reward dan punishment terhadap kinerja Tenaga Kependidikan UIN Sunan

Ampel Surabaya”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah dijelaskan diatas,

maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :“ Pengaruh Reward Dan

Punishment Terhadap Kinerja Tenaga Kependidikan UIN Sunan Ampel

Surabaya ?”

1. Adakah Pengaruh Reward Dan Punishment Terhadap Kinerja Tenaga

Kependidikan UIN Sunan Ampel Surabaya ?

2. Seberapa besar Pengaruh Reward Dan Punishment Terhadap Kinerja

Tenaga Kependidikan UIN Sunan Ampel Surabaya ?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah :

1. Untuk mengetahui Pengaruh Reward Dan Punishment Terhadap Kinerja

Tenaga Kependidikan UIN Sunan Ampel Surabaya

2. Untuk mengetahui seberapa besar Pengaruh Reward Dan Punishment

(16)

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini dapat dibedakan menjadi manfaat teoritis dan

manfaat praktis.

1. Secara Teoritis

a. Memberikan pengetahuan dan wawasan bagi peneliti lain dalam

kaitannya Pengaruh Reward Dan Punishment Terhadap Kinerja Tenaga

Kependidikan UIN Sunan Ampel Surabaya.

b. Sebagai sumber informasi dan referensi tentang Pengaruh Reward Dan

Punishment Terhadap Kinerja Tenaga Kependidikan UIN Sunan Ampel

Surabaya.

2. Secara Praktis

a. Penelitian ini diharapkan dapat membantu UIN Sunan Ampel untuk

meningkatkan kinerja Tenaga Kependidikan, terutama yang berkaitan

dengan variabel yang diteliti.

b. Bagi peneliti, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai

salah satu pengetahuan baru mengenai Pengaruh Reward Dan

Punishment Terhadap Kinerja Tenaga Kependidikan UIN Sunan Ampel

Surabaya.

E. Definisi Operasional

Definisi Operasional merupakan bagian yang mendefinisikan sebuah

konsep atau variable agar dapat diukur, dengan cara melihat pada dimensi

(indikator) dari suatu konsep atau variabel. Dengan demikian, definisi

(17)

pada teori di buku teks, namun lebih menekankan pada hal – hal yang dapat

dijadikan sebagai ukuran atau indikator dari suatu variabel, dan ukuran atau

indikator tersebut tidak abstrak, namun mudah diukur.6

Definisi operasional dari variabel penelitian ini :

1. Reward

Penghargaan atau balas jasa yang diberikan perusahaan terhadap karyawannya yang berprestasi atau menunjukkan kinerja sesuai dengan yang diharapkan perusahaan. Indikator dari reward meliputi :

1) Promosi

2) Pengembangan Karir

3) Insentif

2. Punishment

Sanksi diberlakukan agar kesalahan atau kelalaian yang dilakukan tersebut tidak terulang lagi dan agar karyawan lain tidak melakukan kesalahan yang sama. Indikator dari punishment meliputi :

1) Teguran

2) Skorsing

3) Surat Peringatan

3. Kinerja

Kinerja atau performance merupakan hasil yang dicapai secara kualitas maupun kuantitas oleh seseorang dalam melaksanakan tugasnya

6

(18)

sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan. Indikator dari kinerja meliputi :

1) Kualitas

2) Ketepatan Waktu

3) Efektivitas

4) Kemandirian

F. Sistematika Pembahasan

Untuk memudahkan pemahaman, peneliti mencoba meyusun

sistematika pembahasan yang terdiri dari lima bab, adalah sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN, bab ini membahas tentang latar

belakang, rumusan masalah, manfaat penelitian, tujuan

penelitian, definisi operasional, serta sistematika

penulisan.

BAB II : KAJIAN TEORITIK, pada bab ini akan dibahas tentang

penelitian terdahulu yang relevan, kerangka teori,

paradigma penelitian, dan hipotesa penelitian.

BAB III : METODE PENELITIAN, pada bab ini akan dibahas

pendekatan dan jenis penelitian, lokasi penelitian,

populasi, sampel, dan teknik sampling, variabel dan

indikator penilaian, tahap-tahap penelitian, teknik

pengumpulan data, teknik validitas instrumen penelitian,

(19)

BAB IV : HASIL PENELITIAN, bab ini akan membahas mengenai

gambaran umum obyek penelitian, penyajian data,

pengujian hipotesis, dan pembahasan hasil penelitian

(analisis data).

BAB V : PENUTUP, berisi kesimpulan-kesimpulan yang didapat

dari hasil penelitian dan saran-saran, sebagai masukan

(20)

BAB II

KAJIAN TEORITIK

A. Penelitian Terdahulu Yang Relevan

1. Ruminis Siahaan dengan penelitiannya berjudul “Pengaruh Reward dan

Punishment Terhadap Disiplin Kerja Karyawan Pada PT. Perkebunan

Nusantara Rambutan” pada tahun 2013. Persamaan dalam penelitian

yang dilakukan oleh Ruminis Siahaan dengan saya terletak pada variabel

(X1) Reward dan variabel (X2) Punishment. Dan yang membedakan

penelitian terletak pada variabel (Y) dan objek penelitian, variabel (Y)

dalam penelitian Ruminis Siahaan adalah Disiplin Kerja Karyawan,

sedangkan variabel (Y) dalam penelitian saya adalah Kinerja Karyawan.

Hasil penelitian dari Ruminis Siahaan menunjukan bahwa secara bersama–

sama Reward dan punishment mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap Disiplin Kerja. Reward dan punishment dapat merangsang

kedisiplinan kerja karyawan. Melalui Reward dan punishment, karyawan

merasa dapat perhatian, bimbingan, petunjuk, pengarahan dari atasannya,

sehingga dengan sendirinya karyawan berusaha untuk memberikan yang

terbaik kepada perusahaan tempatnya bekerja.1

2. Novita Dwi Jayanti dengan peneltiannya berjudul “Peran reward and

Punishment Dalam Rangka Peningkatan Produktivitas Kerja Pegawai Pada

Bank (Studi Pada PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Malang)” pada tahun

1

Ruminis Siahaan, Pengaruh Reward dan Punishment Terhadap Disiplin Kerja Karyawan Pada

PT. Perkebunan Nusantara Rambutan, (Jurnal Ilmiah vol. 1, 2013), 17.

(21)

2014. Persamaan dalam penelitian yang dilakukan oleh Novita Dwi Jayanti

dengan saya terletak pada variabel (X1) Reward dan variabel (X2)

Punishment. Dan yang membedakan penelitian terletak pada variabel (Y)

dan objek penelitian, variabel (Y) dalam penelitian Novita Dwi Jayanti

adalah Produktivitas Kerja Pegawai, sedangkan variabel (Y) dalam

penelitian saya adalah Kinerja Karyawan. Hasil penelitian dari Novita Dwi

Jayanti menujukan bahwa reward and punishment sama-sama berpengaruh

dalam meningkatkan produktivitas kerja pegawai. Namun dalam hal ini,

pemeberiang reward dirasa lebih berpengaruh dan lebih efektif

dibandingkan punishment. Peran reward dalam bentuk promosi jabatanlah

yang besar pengaruhnya terhadap produktivitas kerja pegawai.2

Tabel 2.1

2

Novita Dwi Jayanti, Peran reward and Punishment Dalam Rangka Peningkatan Produktivitas Kerja Pegawai Pada Bank (Studi Pada PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Malang), (Malang: Jurnal Ilmiah, Universitas Brawijaya), 8.

(22)
(23)

B. Kerangka Teori 1. Reward

Reward menurut bahasa berarti ganjaran, hadiah, upah.3 Sedangkan

definisi lain mengatakan, rewad merupakan sembarang perangsang, situasi,

atau pernyataan lisan yang bisa menghasilkan kepuasan atau menambah

kemungkinan suatu perbuatan.4 Dalam konsep Islam, reward merupakan

keniscayaan yang akan diperoleh akibat dari menjalankan kebaikan. Hal itu

sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat Al-Zalzalah ayat 7:

ُﻩَﺮَـ ًاﺮَْﺧ ٍةﱠرَذ َلﺎَﻘْـﺜِ ْﻞَْﻌَـ ﻦََﻓ

Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya Dia akan melihat (balasan)nya.

3

John M. Echols, Hasan Shadilly, Kamus Inggris Indonesia, (Jakarta: Gramedia Utama, tt).

4

J. P. Chaplin, Kamus Lengkap Psikologi, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004), cet. 9, 436.

(24)

Reward dalam penelitian mempunyai beberapa Indikator yang akan

menjadi fokus penelitian, diantaranya adalah promosi jabatan,

pengembangan karir, dan insentif.

a. Promosi Jabatan

Menurut Siagian promosi adalah apabila seorang pegawai

dipindahkan dari suatu pekerjaan ke pekerjaan lain yang

tanggungjawabnya lebih besar, tingkatannya lebih besar dalam hirarki

jabatan lebih tinggi dan penghasilannya pun lebih besar pula.5 Sedangkan

menurut sikula seperti yang dikutip Hasibuan bahwa promosi adalah

suatu perpindahan di dalam suatu organisasi dari satu posisi ke posisi

lainnya yang melibatkan peningkatan upah maupun status.6

b. Pengembangan Karir

Karir adalah seluruh pekerjaan yang dimiliki atau dilakukan oleh

individu selama masa hidupnya. Karir merupakan pola dari pekerjaan

dan sangat berhubungan dengan pengalaman (posisi, wewenang,

keputusan, dan interpretasi subjektif atas pekerjaan) dan aktifitas selama

masa kerja individu.7 Maka dari itu pengembangan karir berarti

pendekatan formal yang diambil organisasi untuk memastikan bahwa

orang-orang dengan kualifikasi dan pengalaman yang tepat tersedia pada

saat yang dibutuhkan.

c. Insentif

5

Sondang P. Siagian, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Bumi Aksara, 2002), 169.

6

Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), 107.

7

IBK Bhayangkara, Audit Manajemen Prosedur dan Implementasi, (Jakarta: Salemba empat, 2008), 87.

(25)

Dalam kamus besar bahasa Indonesia, mendefinisikan bahwa

insentif adalah tambahan penghasilan (uang, barang dan sebagainya)

yang diberikan untuk meningkatkan gairah kerja atau uang perangsang.8

Kamus manajemen menyatakan bahwa insentif perangsang, pendorong

adalah sesuatu yang mendorong dan mempunyai kecenderungan untuk

mendorong tindakan.9

Menurut Hasibuan, Insentif adalah tambahan balas jasa yang

diberikan kepada karyawan tertentu yang prestasi kerjanya di atas

prestasi standar.10 Begitu pula menurut T. Hani Handoko, Insentif adalah

untuk meningkatkan motivasi karyawan dalam upaya mencapai

tujuan-tujuan organisasi.11

Insentif yaitu penghargaan atau ganjaran yang diberikan untuk

memotivasi para pekerja agar produktivitas kerjanya tinggi, sifatnya tidak

tetap atau sewaktu-waktu. Oleh karena itu insentif sebagai bagian dari

keuntungan, terutama sekali diberikan pada pekerja yang bekerja secara

baik atau yang berprestasi.12

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, insentif kerja adalah suatu

penghargaan yang diberikan oleh pihak pemimpin perusahaan kepada

karyawan agar mereka bekerja dengan motivasi yang tinggi dan

8

Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jilid III, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), hal.432

9

Skripsi-ekonomi.blogspot.in/2010/12/pengertian-insentif.html/m=1, diakses pada tanggal 22 mei 2015

10

Hasibuan, Melayu S.P, Manajemen Sumber Daya Manusia. (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), hal 118.

11

Justine T. Sirait, Memahami Aspek-aspek Pengelolaan Sumber Daya Manusia dalam Organisasi, (Jakarta: PT. Grasindo, 2006), hal. 201-202

12

Hadari Nawawi, Manajemen Sumber Daya Manusi untuk bisnis yang Kompetitif, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2008), hal. 317

(26)

berprestasi dalam mencapai tujuan-tujuan perusahaan atau dengan kata

lain, insentif kerja merupakan tambahan penghasilan di luar gaji yang

dilakukan oleh pihak pemimpin perusahaan sebagai pengakuan terhadap

prestasi kerja dan kontribusi karyawan kepada organisasi.

2. Punishment

Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia secara bahasa (harfiah)

hukuman (punishment) adalah siksa, dan sebagainya yang dilekatkan kepada

orang yang melanggar undang-undang dan sebagainya.13 Punishment

menurut Mangkunegoro adalah ancaman hukuman yang bertujuan untuk

memperbaiki kinerja karyawan pelanggar, memelihara peraturan yang

berlaku dan memberikan pelajaran kepada pelanggar.14 Sedangkan menurut

Ivancevich Konopaske dan matteson seperti yang ditulis oleh Gania, yang

mendefinisikan bahwa punishment merupakan tindakan menyajikan

konsekuensi yang tidak menyenangkan atau tidak diinginkan sebagai hasil

dari dilakukannya perilaku tertentu.15

Sanksi atau punishment adalah hukuman yang diberikan karena adanya

pelanggaran terhadap aturan yang berlaku. Dalam perusahaan sanksi

diberikan kepada karyawan yang lalai atau melakukan kesalahan yang dapat

merugikan perusahaan. Sanksi dapat diberikan berupa, teguran, surat

peringatan, skorsing dan bahkan pemberhentian atau pemutusan hubungan

kerja. Karyawan yang mendapat sanksi atau hukuman biasanya tidak

13

WJS. Poerwodarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1994), 364.

14

AA. Anwar Prabu Mangkunegara, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000), 130.

15

Ivancevich Konopaske, Matteson., Terj. Gania, Perilaku Manajemen dan Organisasi, (Jakarta: Erlangga, 2006), 226.

(27)

mendapat bonus pada bulan terkait. Atau tidak dapat promosi jabatan

apabila kesalahan yang dilakukan cukup berat.16

Islam juga telah menjelaskan tentang hukuman bagi orang yang

melanggar aturan, hal itu dikarenakan Allah SWT telah memberikan

peringatan akan balasan untuk orang yang taat aturan dan bagi orang yang

melanggar hukum-hukum Allah SWT. Hal itu tersirat dari makna dalam

surat Al-Zalzalah ayat 8:

ُﻩَﺮَـ ًاّﺮَﺷ ٍةﱠرَذ َلﺎَﻘْـﺜِ ْﻞَْﻌَـ ﻦََو

Dan Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya Dia akan melihat (balasan)nya pula.

Sedangkan yang dimaksud punishment pada definisi penelitian ini

adalah hukuman yang diberikan oleh seorang yang berwenang terhadap

orang yang melanggar terhadap aturan yang berlaku. Indikator punishment

dalam penelitian meliputi teguran, skorsing, surat peringatan. Teguran yang

dimaksud adalah bentuk hukuman yang dilakuka secara lisan kepada

pelanggar aturan. Sedangkan skorsing adalah pemecatan untuk sementara

waktu yang dikeluarkan oleh pihak berwenang kepada pelanggar aturan

yang berlaku.17 Sementara itu surat peringatan adalah bentuk hukuman

secara tertulis yang dilayangkan oleh atasan kepada pelanggar aturan.

16

Eni nurmiyati, hubungan reward dan punishment dengan kinerja karyawan BPRS harta insan karimah, skripsi, jurusan muamalat perbankan syariah fakultas syariah dan hukum UIN Syarih Hidayatullah Jakarta 2011. Hlm. 33

17

Paus Partanto, M. Dahlan Al-Barry, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya: Arkola, 2001), 721.

(28)

Menurut Veithzal Rivai jenis-jenis punishment dapat diuraikan

seperti berikut:18

a. Hukuman ringan, dengan jenis :

1) Teguran lisan kepada karyawan yang bersangkutan

2) Teguran tertulis

3) Pernyataan tidak puas secara tidak tertulis

b. Hukuman sedang, dengan jenis :

1) Penundaan kenaikan gaji yang sebelumnya telah

direncanakan sebagaimana karyawan lainya

2) Penurunan gaji yang besaranya disesuai dengan peraturan

perusahaan

3) Penundaan kenaikan pangkat atau promosi

c. Hukuman berat, dengan jenis:

1) Penurunan pangkat atau demosi

2) Pembebasan dari jabatan

3) Pemberhentian kerja atas permintaan karyawan yang bersangkutan

4) Pemutusan hubungan kerja sebagai karyawan di perusahaan

Menurut M. Ngalim Purwanto MP tujuan diterapkannya punishment

adalah sebagai berikut:19

a. Pembalasan terhadap kelalaian dan pelanggran yang telah dilakukan

seseorang (karyawan).

18

Veithzal Rivai, Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2005), 450.

19

Ngalim Purwanto, Administrasi Dan Supervisi Pendidikan, (Bandung : Remadja Karya, 1993), 238.

(29)

b. Hukuman diberikan untuk membasmi kejahatan, untuk memperbaiki

si pelanggar agar jangan berbuat kesalahan itu lagi.

c. Hukuman diadakan untuk melindungi masyarakat dari perbuatan-

perbuatan yang tidak wajar.Dengan adanya hukuman ini, masyarakat

dapat dilindungi dari kejahatan- kejahatan yang telah dilakukan

olehsi pelanggar.

d. Hukuman diadakan untuk mengganti kerugian- kerugian yang telah

diderita akibat dari kejahatan- kejahatan atau pelanggaran-

pelanggaran itu.

e. Hukuman diadakan untuk menimbulkan perasaan takut kepada si

pelanggar akibat perbuatannya yang melanggar itu sehingga selalu

takut melakukan perbuatan itu dan mau meninggalkannya.

3. Kinerja

Kinerja berasal dari kata job performance atau actual performance

yang berarti prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh

seseorang. Pengertian kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara

kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam

melaksanakan fungsinya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan

kepadanya. Performance atau kinerja merupakan hasil atau keluaran dari

suatu proses.20 Kinerja adalah hasil kerja baik secara kualitas maupun

kuantitas yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugas sesuai

20

Nurlaila, Manajemen Sumber Daya Manusia I. (Penerbit LepKhair, 2010), hal. 71

(30)

tanggung jawab yang diberikan.21 Kinerja adalah hasil atau tingkat

keberhasilan seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu dalam

melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, seperti

standar hasil kerja, target atau sasaran atau kriteria yang telah ditentukan

terlebih dahulu telah disepakati bersama.22 Pengertian kinerja ini

mengaitkan antara hasil kerja dengan tingkah laku. Sebagai tingkah laku,

kinerja merupakan aktivitas manusia yang diarahkan pada pelaksanaan

tugas organisasi yang dibebankan kepadanya.23

Menurut Hasibuan kinerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai

seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang diberikan kepadanya.24

Mangkunegara mengemukakan bahwa pengertian kinerja adalah hasil secara

kualitas dan kuantitas yang dicapai seorang karyawan dalam

melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang

diberikan kepadanya.25

Kinerja karyawan adalah suatu yang mempengaruhi seberapa banyak

mereka memberi kontribusi kepada organisasi yang antara laintermasuk

kuantitas output, kualitas output, jangka waktu output, kehadiran ditempat

kerja dan sikap kooperatif.

21

Anwar Prabu Mangkunegara, Manajemen Sumber Daya Manusia,(Bandung : Remaja Rosdakarya, 2002), hal. 22

22

Vethzal Rivai, Basri, Peformance Appraisal: Sistem yang tepat untuk Menilai Kinerja

Karyawan dan Meningkatkan Daya Saing Perusahan, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada,2005), hal. 50

23

Mischael Amstrong, Manajemen Sumber Daya Manusia. Terjemahan Sofyan dan Haryanto, (Jakarta : PT. Elex Media Komputindo, 1999), hal. 15.

24

Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), hal. 105.

25

AA. Anwar Prabu Mangkunegara, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000), 67.

(31)

a. Penilaian Kinerja

Menurut Bernardin dan Russel dalam Sutrisno seperti yang

dikutip oleh mar’atus shalihah, mengajukan enam poin penilaian kinerja

yaitu:26

1) Quality (Kualitas kerja), merupakan tingkat sejauh mana proses

atau hasil pelaksanaan kegiatan mendekati kesempurnaan atau

mendekati tujuan yang diharapkan.

2) Quantity (Kuantitas kerja), merupakan jumlah yang dihasilkan

misalnya siklus kegiatan yang dilakukan.

3) Timeliness (ketepatan waktu). Merupakan sejauh mana suatu

kegiatan diselesaikan pada waktu yang tepat yang dikehendaki,

dengan memerhatikan kordinasi output lain serta waktu yang

tersedia untuk kegiatan orang lain.

4) Cost efectiveness (efektivitas biaya). Merupakan tingkat sejauh

mana penggunaan sumber daya organisai (manusia, keuangan,

teknologi, dan material) dimaksimalkan untuk mencapai hasil

tertinggi atau pengurangan kerugian dari setiap unit penggunaan

sumber daya.

5) Need for supervisior (Perlu untuk pengawasan). Merupakan tingkat

sejauh mana seorang pekerja dapat melaksanakan suatu fungsi

pekerjaan tanpa memerlukan pengawasan seorang supervisior

untuk mencegah tindakan yang tidak diinginkan.

26

Mar’atus Sholichah, Pengaruh Iklim Komunikasi Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai, (Skripsi, Fakultas Sosial dan Humaniora Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2012), Hal. 24-25.

(32)

6) Interpersonal impact. Merupakan tingkatan sejauh mana pegawai

memelihara harga diri, nama baik, dan kerja sama diantara rekan

kerja dan bawahan.

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja

Menurut ada beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja

seseorang dalam menjalankan tugasnya, diantaranya adalah:27

1.

Efektifitas dan efisiensi

Bila suatu tujuan tertentu akhirnya bisa dicapai, kita boleh

mengatakan bahwa kegiatan tersebut efektif tetapi apabila

akibat-akibat yang tidak dicari kegiatan menilai yang penting dari hasil

yang dicapai sehingga mengakibatkan kepuasan walaupun efektif

dinamakan tidak efesien. Sebaliknya, bila akibat yang dicari-cari

tidak penting atau remeh maka kegiatan tersebut efesien.

2. Otoritas (wewenang)

Otoritas menurut adalah sifat dari suatu komunikasi atau perintah

dalam suatu organisasi formal yang dimiliki seorang anggota

organisasi kepada anggota yang lain untuk melakukan suatu

kegiatan kerja sesuai dengan kontribusinya. Perintah tersebut

mengatakan apa yang boleh dilakukan dan yang tidak boleh dalam

organisasi tersebut.

3. Disiplin

27

Suryadi Prawirosentono, Kebijakan Kinerja Karyawan, (Yogyakarta: BPFE, 1999), hal. 27.

(33)

Disiplin adalah taat kepda hukum dan peraturan yang berlaku. Jadi,

disiplin karyawan adalah kegiatan karyawan yang bersangkutan

dalam menghormati perjanjian kerja dengan organisasi dimana dia

bekerja.

4. Inisiatif

Inisiatif yaitu berkaitan dengan daya pikir dan kreatifitas dalam

membentuk ide untuk merencanakan sesuatu yang berkaitan

dengan tujuan organisasi.

c. Karakteristik Kinerja Karyawan

Menurut Mangkunegara karakteristik orang yang mempunyai

kinerja tinggi adalah sebagai berikut:28

1. Memiliki tanggung jawab pribadi yang tinggi.

2. Berani mengambil dan menanggung resiko yang dihadapi.

3. Memiliki tujuan yang realistis.

4. Memiliki rencana kerja yang menyeluruh dan berjuang untuk

merealisasi tujuannya.

5. Memanfaatkan umpan balik (feed back) yang konkrit dalam

seluruh kegiatan kerja yang dilakukannya.

6. Mencari kesempatan untuk merealisasikan rencana yang telah

diprogramkan.

d. Indikator Kinerja Karyawan

28

Anwar Prabu Mangkunegara, Manajemen Sumber Daya Manusia,(Bandung : Remaja Rosdakarya, 2002), hal. 68.

(34)

Indikator untuk mengukur kinerja karyawan secara individu ada

empat indikator, yaitu:29

1. (Kualitas). Kualitas kerja diukur dari persepsi karyawan terhadap

kualitas pekerjaan yang dihasilkan serta kesempurnaan tugas

terhadap keterampilan dan kemampuan karyawan.

2. (Ketepatan waktu). Merupakan tingkat aktivitas diselesaikan pada

awal waktu yang dinyatakan, dilihat dari sudut koordinasi dengan

hasil output serta memaksimalkan waktu yang tersedia untuk

aktivitas lain.

3. (Efektivitas). Merupakan tingkat penggunaan sumber daya

organisasi (tenaga, uang, teknologi, bahan baku) dimaksimalkan

dengan maksud menaikkan hasil dari setiap unit dalam penggunaan

sumber daya.

4. (Kemandirian). Merupakan tingkat seorang karyawan yang

nantinya akan dapat menjalankan fungsi kerjanya Komitmen kerja.

Merupakan suatu tingkat dimana karyawan mempunyai komitmen

kerja dengan instansi dan tanggung jawab karyawan terhadap

kantor.

C. Paradigma Penelitian

Dalam penelitian kuantitatif. Yang dilandasi pada suatu asumsi bahwa

suatu gejala itu dapat diklasifikasikan, dan hubungan gejala bersifat kausal

29

Stephen P. Robbins, PerilakuOrganisasi, (Jakarta: PT.Indeks Kelompok Gramedia, 2006), 260.

(35)

(sebab akibat), maka peneliti dapat melakukan penelitian antara variabel yang

akan diteliti tersebut selanjutnya disebut sebagai paradigma penelitian atau

model penelitian.

Jadi paradigma penelitian dalam hal ini diartikan sebagai pola pikir yang

menunjukkan hubungan antara variabel yang akan diteliti yang sekaligus

mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah yang perlu dijawab melalui

penelitian, teori yang digunakan untuk merumuskan hipotesis, jenis dan jumlah

hipotesis, dan teknik analisis statistik yang akan digunakan. Berdasarkan hal ini

maka bentuk-bentuk paradigma atau model penelitian kuantitatif khususnya

untuk penelitian seperti gambar berikut :

Tabel 2.2

Adapun variabel serta indikator yang digunakan dalam penelitian ini

sebagai berikut:

( X1) Indikator dari variable Reward

1) Promosi X2 : Punishment

X1 : Reward

(36)

2) Pengembangan Karir

3) Insentif

(X2) Indikator dari variable Punishment

1) Teguran

2) Skorsing

3) Surat Peringatan

(Y) Indikator dari variable Kinerja

1) Kualitas

2) Ketepatan Waktu

3) Efektivitas

4) Kemandirian

Gambar diatas adalah gambar paradigma penelitian sederhana,

menunjukkan hubungan antara satu variabel independen dengan satu

variabel dependent.30

D. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk

kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru

berdasarkan teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris

yang diperoleh melalui pengumpulan data.31 Hipotesis pada penelitian ini

adalah :

30

Sugiyono,2010, Metodologi Penelitian Kuantitatif kualitatif dan r d,Bandung, alfabeta hlm. 42

31

Sugiyono,2013, Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan r&d. bandung: alfabeta hlm. 64

(37)

a. Ha : Ada hubungan signifikan antara pemberian Reward Terhadap

Kinerja Tenaga Kependidikan UIN Sunan Ampel Surabaya

Ho : Tidak ada hubungan signifikan antara pemberian Reward

Terhadap Kinerja Tenaga Kependidikan UIN Sunan Ampel

Surabaya

b. Ha : Ada hubungan signifikan antara pemberian Punishment

Terhadap Kinerja Tenaga Kependidikan UIN Sunan Ampel

Surabaya

Ho : Tidak ada hubungan signifikan antara pemberian Punishment

Terhadap Kinerja Tenaga Kependidikan UIN Sunan Ampel

(38)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan peneliti adalah Jenis penelitian

yang dipakai adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan

salah satu jenis kegiatan penelitian yang spesifikasinya adalah sistematis,

terencana, dan terstruktur dengan jelas sejak awal hingga pembuatan desain

penelitian , baik tentang tujuan penelitian, subjek penelitian, objek penelitian,

sampel data, sumber data, maupun metodologinya (mulai pengumpulan data

hingga analisis data).1

B. Obyek Penelitian

Obyek dalam penelitian ini adalah UIN Sunan Ampel Surabaya, Jalan

Ahmad Yani No. 117, Surabaya, Jawa Timur 60237, Indonesia Telepon : +62

31 8410298

C. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling

a. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek/subyek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.2 Populasi

pada penelitian ini adalah karyawan/ Tenaga Kependidikan UIN Sunan

Ampel Surabaya yang berjumlah sebanyak 337.3

1

Sugiyono.2013. Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan r&d. (bandung: alfabeta), hlm. 15

2

Ibid, hlm. 80

3

Hasil wawancara dengan ibu Dra. Alful Laila, MM selaku bagian organisasi, kepegawaian dan hukum. Pada 15 februari 2016 jam 15:56 WIB.

(39)

b. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karateristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin

mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena

keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan

sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sempel

itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu

sampel yangg diambil dari populasi harus betul-betul

representatif(mewakili).4 Untuk penelitian ini, peneliti mengambil 51

responden. Selanjutnaya dalam pengambilan sampel menurut Arikunto Suharsimi jika subjek kurang dari 100 sebaiknya diambil semua, jika subjek lebih besar atau lebih dari 100 orang dapat diambil 10% - 15%

atau 20% - 25% atau lebih. Peneliti mengambil 15% dari 337 populasi

dengan hasil perhitungan sebagai berikut

=

5

x 337

= 50,55

Dibulatkan menjadi =

51

c. Teknik Sampling

Teknik Sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel. Untuk

menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat

4

Sugiyono.2013. Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan r&d. (bandung: alfabeta), hlm 81

(40)

berbagai teknik sampling yang digunakan.5 Penelitian ini menggunakan

teknik pengambilan sampel katagori probability sampling dan memilih

teknik simple random sampling karena pengambilan anggota sampel dari

populasi dilakukan secara acak.

D. Variabel dan Indikator Penelitian

Variabel penelitian ini adalah suatu yang berbentuk apa saja yang

ditetapkan oleh peneliti utnuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang

hal tersebut, kemudian dari sebuah teori masing-masing variabel diperoleh

sebuah indikator yang digunakan sebagai pedoman membuat pertanyaan.

1. Variable Independen

Variable ini sering disebut sebagai variable bebas. Variable bebas

adalah merupakan variable yang mempengaruhi atau yang menjadi

sebab perubahannya atau timbulnya variable dependen (terikat).

Dalam penelitian ini yang menjadi variable bebas adalah Reward dan

Punishment

2. Variabel Dependen

Sering juga disebut variable terikat. Variable terikat merupakan

variable yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya

variable bebas. Pada penelitian ini yang menjadi variable terikat

adalah Kinerja.6

Adapun variabel serta indikator yang digunakan dalam penelitian ini

sebagai berikut :

5

Sugiyono, 2013. Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan r&d. (bandung: alfabeta),, hlm 81

6

Sugiyono, 2012. Metode Penelitian Bisnis. (Alfabeta, Bandung), hlm. 59

(41)

Tabel 3.1

No. Variabel Indikator Pernyataan

1. Reward

2) Saya selalu bekerja dengan baik agar bisa naik jabatan

3) Dengan adanya promosi atau kenaikan jabatan, memotivasi saya untuk semangat bekerja

2. Pengembangan Karir

1) Perusahaan memberikan 3) Saya selalu berusaha

untuk mengembakan 2) Saya selalu bekerja

dengan baik agar

1) Saya mendapat teguran dari atasan karena datang terlambat 2) Saya mendapat teguran

(42)

menyelesaikan tugas tidak tepat waktu 3) Saya merasa malu

terhadap karyawan yang lain karena mendapat teguran dari atasan

2. Skorsing

1) Saya mendapat skorsing karena membuat

kesalahan

2) Saya selalu memperbaiki kesalahan saya setelah mendapat skorsing 3) Saya berusaha bekerja

dengan baik agar tidak mendapat skorsing

3. Surat Peringatan

1) Karyawan yang tidak disiplin langsung mendapat surat peringatan

2) Karena sering membuat kesalahan saya pernah 2) Saya berusaha untuk

mendapatkan hasil kerja

2. Ketepatan Waktu

1) Pekerjaan selalu tepat pada waktunya 2) Saya tidak pernah

terlambat saat menyelesaikan tugas 3) Saya tidak pernah

menunda pekerjaan saya

3. Efektivitas

(43)

2) Saya menggunakan bantuan yang ada untuk menyelesaikan tugas 3) Bekerja dengan efektif

harus ada pada diri setiap karyawan

4. Kemandirian

1) Saya selalu menjaga komitmen kerja dengan perusahaan dengan baik 2) Saya bertanggung jawab

penuh dengan pekerjaan 3) Saya tetap bekerja

dengan baik walaupun tidak ada atasan

E. Tahap-tahap Penelitian

Adapun tahap-tahap penelitian yang akan dilakukan adalah, sebagai berikut :

a. Tahap pra lapangan

Dalam tahap ini langkah-langkah yang ditempuh peneliti adalah :

1) Menyusun rancangan penelitian. Rancangan penelitian yang

dimaksudkan disini adalah proposal atau usulan peneliti, yaitu

berupa latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan

penelitian, dan manfaat penelitian.

2) Memilih lapangan penelitian . lapangan yang dipilih haruslah

sesuai dengan konsep penelitian. Dalam hal ini peneliti memilih

UIN Sunan Ampel Surabaya sebagai objek penelitian yang

terfokus pada pengaruh reward dan punishment terhadap kinerja

karyawan.

3) Menentukan jumlah populasi.

4) Membuat angket yang berisikan tentang pernyataan atau

(44)

b. Tahap pekerjaan lapangan

Dalam tahap ini peneliti mengambil langkah sebagai berikut :

1) Menyelesaikan perizinan penelitian, menentukan jumlah sampel,

melakukan pengumpulan data dengan alat ukur yang sudah

dipersiapkan.

2) Menyebar angket sesuai dengan sampel yang sudah ditentukan

kepada Tenaga Kependidikan UIN Sunan Ampel Surabaya.

c. Tahap analisis data

Dalam tahap ini, setelah peneliti sudah mengumpulkan data yang

dibutuhkan, peneliti selanjutnya mengambil langkah sebagai berikut :

1) Penelitian melakukan skoring terhadap hasil skala yang telah

diisi oleh responden.

2) Menghitung dan membuat tabulasi data yang diperoleh.

Kemudian membuat tabel data.

3) Melakukan analisa data dengan metode statistik.

4) Membuat kesimpulan dan laporan akhir penelitian.

F. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan langkah yang amat penting, karena data

yang dikumpulkan akan digunakan utnuk pemecahan masalah yang diteliti atau

menguji hipotesis yang telah dirumuskan. Dalam pengumpulan data ini peneliti

melakukan riset secara langsung pada objek penelitian untuk mendapatkan

data yang diperlukan guna melengkapi data yang dibutuhkan yaitu dengan cara

1. Kuesioner (Angket)

Kuesioner merupakan suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan

(45)

kepada responden untuk dijawabnya.7 Kuesionernya menggunakan

desain berdasarkan skala Likert yang berisikan sejumlah pertanyaan atau

pernyataan tentang objek yang akan di ungkap. Untuk format skalanya

biasanya seperti ini :

1. Sangat Setuju (5)

2. Setuju (4)

3. Netral (3)

4. Tidak Setuju (2)

5. Sangat Tidak Setuju (1)

Alasan digunakannya kuesioner ini untuk memperoleh suatu data yang

sesuai dengan tujuan penelitian tersebut.

2. Dokumentasi

Mencari data mengenai hal-hal atau variable yang berupa catatan,

transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen, rapat agenda.8

Dokumentasi dalam penelitian adalah digunakan untuk mencari teori

yang berasal dari buku atau literatur ilmiah. Selain itu penggunaan

naskah atau dokumen sebagai penguat sekaligus sumber data juga

menjadi salah satu bentuk metode pengumpulan data berbasis

dokumentasi.

a. Jenis data

1) Data primer

Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan

data langsung ke pengumpul data.9 Data dikumpulkan oleh

7

Sugiyono.2013. Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan r&d. (bandung: alfabeta), hlm 142 8

Suharsimi Arikunto, 2002, Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek,( Rineka Cipta, Jakarta), hlm. 206

9

Sugiyono.2013. Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan r&d. (bandung: alfabeta) hlm 225

(46)

peneliti melalui penyebaran angket kepada para karyawan UIN

Sunan Ampel Surabaya yang dipilih sebagai sample penelitian.

Dalam hal ini data yang dibutuhkan adalah :

a) Reward dan Punishment untuk karyawan UIN Sunan Ampel

Surabaya.

b) Kinerja Karyawan UIN Sunan Ampel Surabaya

2) Data sekunder

Data sekunder adalah data atau sumber yang tidak langsung

memberikan data kepada pengumpul data misalnya lewat orang

lain atau lewat dokumen.10 Data sekunder yang digunakan

peneliti ini adalah :

a) Profil UIN Sunan Ampel Surabaya.

b) Sejarah berdirinya UIN Sunan Ampel Surabaya.

c) Struktur organisasi UIN Sunan Ampel Surabaya.

3) Skala pengukuran

Skala merupakan teknik pengumpulan data yang bersifat

mengukur, karena diperoleh hasil ukur yang berbentuk

angka-angka. Dengan skala pengukuran ini, maka nilai variabel yang

diukur dengan instrumen tertentu dapat dinyatakan dalam

bentuk angka, sehingga akan lebih akurat, efisien dan

komunikatif. Untuk penelitian ini menggunakan skala

pengukuran skala Ordinal. skala ini mempunyai urutan atau

peringkat antar kategori. Angka yang dipakai hanya menentukan

posisi dalam suatu seri yang urut, bukan nilai absolute, namun

10

Sugiyono.2013. Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan r&d. (bandung: alfabeta) hlm. 225

(47)

angka tersebut tidak bisa ditambahkan, dikurangi, dikalikan

maupun dibagi (tidak berlaku matematika). Contoh variabel

berskala ordinal:

a. Status Sosial

• Atas

• Menengah

• Bawah

b. Prestasi Akademik

• Baik

• Sedang

• Kurang11

G. Teknik Validitas Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang dapat digunakan untuk

memperoleh, mengelolah dan menginterpretasikan informasi yang diperoleh

dari para responden yang dilakukan dengan menggunakan pola ukur yang

sama.12 Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai variable yang

diteliti. Dengan demikian jumlah instrumen yang akan digunakan untuk

penelitian akan tergantung pada jumlah variable yang diteliti.

a. Uji Validitas

Validitas atau kesahihan adalah suatu indeks yang menunjukkan alat

ukur tersebut benar-benar mengukur apa yang diukur. Validitas ini

menyangkut akurasi instrument.Untuk mengetahui apakah kuesioner

yang disusun tersebut itu valid, maka perlu di uji.13

Untuk menguji

11

Nanang Martono,2010, Statistik Sosial, (yogyakarta, gaya media), hlm 9

12

Syofian Siregar, 2013, Metode Penelitian Kuantitatif, hal. 46

13

Juliansyah Noor, 2012, Metodologi Penelitian, (Kencana, Jakarta), hlm. 132.

(48)

validitas dapat menggunakan rumus Pearson Product Moment. Untuk

menguji koefisien r valid atau tidak, akan digunakan uji r, yang

selanjutnya akan dibandingkan antara rhitung dengan r tabel. Pada taraf

signifikansi 5%, item instrumen dikatakan valid jika r hitung ≥ r tabel.

Adapun yang menjadi responden adalah karyawan UIN Sunan Ampel

Surabaya sebanyak 51 orang. Jadi r tabel yang dipakai adalah N = 51 r

tabel = 0,271.

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas atau keterandalan ialah indeks yang menunjukkan sejauh

mana alat pengukur dikatakan konsisten, jika dilakukan pengukuran dua

kali atau atau lebih terhadap gejala yang sama. Untuk diketahui bahwa

perhitungan uji reliabilitas harus dilakukan hanya pada pertanyaan yang

telah memiliki atau memenuhi uji validitas.14

Uji Reliabilitas dilakukan

dengan uji Alpha Cronbach. Rumus Alpha Cronbach sebagai berikut:

r

t

=

( �− )

{1 -

��t²

�t²

}

keterangan :

r = Reliabilitas instrumen

k = Mean kuadrat antara subyek

Σ St2 = Mean kuadrat kesalahan

St2 = Varians total

Instrumen dinyatakan reliable apabila nilai Alpha Cronbach lebih besar

dari r tabel. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah

kuesioner, maka sebelum data yang terkumpul dianalisis harus

dibuktikan terlebih dahulu bahwa kuesioner tersebut telah valid dan

14

Juliansyah Noor, 2012, Metodologi Penelitian, (Kencana, Jakarta), hlm. 130.

(49)

reliable, sehingga dalam analisisnya nanti menghasilkan hipotesis yang

valid juga. Untuk mempermudah dalam analisis data , uji validitas dan

reliabilitas dilakukan dengan alat bantu SPSS.

H. Teknik Analisis Data

Untuk korelasi menggunakan rank spearman karena penelitian ini bersifat

asosiatif, Korelasi rank spearman merupakam alat uji statistic yang digunakan

untuk menguji hipotesis asosiatif dua variable bila datanya berskala ordinal.

Nilai korelasi ini disimbolkan dengan “ρ” (dibaca: rho). Korelasi spearman

digunakan pada data berskala ordinal. Untuk itu sebelum dilakukan

pengololahan data, data kuantitatif yang akan dianalisis perlu disusun dalam

bentuk ranking.

Nilai korelasi spearman berada diantara -1 ≤ ρ ≤ 1. Bila nilai = 0, berarti

tidak ada korelasi atau tidak ada hubungan antara variable dependen dan

independen. Nilai ρ = +1 berarti terdapat hubungan yang positif antara

independen dan dependen. Nilai ρ = - 1 berarti terdapat hubungan yang

negative antara variable independen dan variable dependen. Dengan kata lain,

tanda “+” dan “-“ menunjukkan arah hubungan diantara variable yang sedang

dioperasionalkan

Tabel 3.2

Makna

0,00 – 0,19 Sangat Rendah/Sangat Lemah

0,20 – 0,39 Rendah/Lemah

(50)

0,60 – 0,79 Tinggi/Kuat

(51)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Obyek Penelitian

UINSA merupakan salah satu perguruan tinggi Islam negeri tertua di

Indonesia yang bereputasi, dan meneguhkan diri sebagai pusat pengembangan

dan penyebaran peradaban Islam Indonesia rahmatan lil’alamin. Pembumian

Islam Indonesia di UINSA diarahkan kepada hadirnya manusia-manusia yang

memiliki kemampuan membaca dan memahami kearifan dalam sejarah Islam

serta mempunyai kapabalitas keilmuan kontemporer sesuai dengan bidang

yang digeluti beserta keilmuan pendukungnya.

UINSA Surabaya mengembangkan keilmuan berparadigma integrated

twin towers sebagai pola pengintegrasian ilmu-ilmu keislaman dengan disiplin

keilmuan lain. Paradigma keilmuan UINSA ini disimbolisasikan secara fisik

pada gedung twin towers yang kini sedang dibangun, yang disupport oleh

Islamic Development Bank (IDB).

Dalam konsep ini, menara kembar (twin towers) menjadi simbol dua

bidang keilmuan, yakni ilmu keislaman dan sains modern. Kedua tower ini

bukan dipandang sebagai sesuatu yang dikotomis, tetapi merupakan suatu

kesatuan yang masing-masing mempunyai obyek spesifik dan ciri tersendiri,

namun memiliki kesamaan dalam perspektif fundamental. Keduanya lebih

lanjut diintegrasikan dengan jembatan penghubung berupa interconnecting

bridge yang dalam praktik operasionalnya bisa berupa metodologi yang

saling mengisi dan menguatkan, serta temuan informasi ilmiah yang saling

(52)

dimungkinkan terjadinya proses “saling sapa“ antara tower satu dan tower yang

lain.

Studi di UINSA Surabaya didesain melalui standar mutu internal serta

standar mutu nasional (KKNI) dan internasional, dengan model pembelajaran

yang memadukan antara online learning dengan face to face learning, yang

biasa kita disebut blended learning.

Secara umum, pengalaman belajar di kampus ini selalu diupayakan untuk

menemukan, mengembangkan, melakukan inovasi dan menyebarluaskan ilmu

pengetahuan di bidang ilmu-ilmu keislaman, sosial-humaniora serta sains dan

teknologi dalam rangka menghasilkan sumber daya manusia yang mandiri,

unggul, kompetitif, inovatif, dan bermoral.1

Terkait dengan sumber daya manusia (SDM) pegawai/tenaga

kependidikan, UIN Sunan Ampel sampai saat ini memiliki pegawai PNS 259

ditambah dengan non PNS 78, Di jumlah menjadi 337 pegawai yang dimiliki

UIN Sunan Ampel, tenaga kependidikan disebar di Kantor Pusat UIN Sunan

Ampel dan 5 fakultas. Terkait dengan jenjang pendidikan tenaga kependidikan

UIN Sunan Ampel, tenaga kependidikan UIN Sunan Ampel sudah menempuh

program S1 dengan jumlah 119 orang. Demikian juga dengan tenaga

kependidikan yang menempuh jenjang S2 juga mencapai jumlah yang tinggi

dengan jumlah 76 orang. Peringkat berikutnya adalah tenaga kependidikan

yang telah menyesaikan sekolah lanjutan tingkat atas (SLTA) dengan jumlah

61 orang. Sisanya ada yang masih lulusan SLTP dengan 11 orang dan SD

dengan 8 orang. Sedangkan yang lulusan program diploma, D1 dengan 1

1

UIN SUNAN AMPEL SURABAYA, diakses 20 desember 2015, jam 00:55 WIB. http://www.uinsby.ac.id/id/183/sambutan-rektor.html

(53)

orang, D2 juga 1 orang dan D3 dengan 5 orang. Juga ada tenaga kependidikan

UIN Sunan Ampel yang sudah menempuh S3 dengan jumlah 2 orang.2

a. Sejarah Berdirinya UINSA Surabaya

Pada akhir dekade 1950, beberapa tokoh masyarakat Muslim Jawa

Timur mengajukan gagasan untuk mendirikan perguruan tinggi agama

Islam yang bernaung di bawah Departemen Agama. Untuk mewujudkan

gagasan tersebut, mereka menyelenggarakan pertemuan di Jombang pada

tahun 1961. Dalam pertemuan itu, Prof. R.H.A. Soenarjo SH, Presiden

IAIN Yogyakarta,s hadir sebagai narasumber untuk menyampaikan

pokok-pokok pikiran yang diperlukan sebagai landasan berdirinya Perguruan

Tinggi Agama Islam dimaksud. Dalam sesi akhir pertemuan bersejarah

tersebut, forum mengesahkan beberapa keputusan penting yaitu: (1)

Membentuk Panitia Pendirian IAIN, (2) Mendirikan Fakultas Syariah di

Surabaya, dan (3) Mendirikan Fakultas Tarbiyah di Malang. Selanjutnya,

pada tanggal 9 Oktober 1961, dibentuk Yayasan Badan Wakaf

Kesejahteraan Fakultas Syariah dan Fakultas Tarbiyah yang menyusun

rencana kerja sebagai berikut :

Mengadakan persiapan pendirian IAIN Sunan Ampel yang terdiri dari

Fakultas Syariah di Surabaya dan Fakultas Tarbiyah di Malang.

• Menyediakan tanah untuk pembangunan Kampus IAIN seluas 8

(delapan) Hektar yang terletak di Jalan A. Yani No. 117

Surabaya.

• Menyediakan rumah dinas bagi para Guru Besar.

2

UIN SUNAN AMPEL SURABAYA, diakses 15 februari 2016, jam 20:57 WIB. http://pegawai.uinsby.ac.id/

(54)

Pada tanggal 28 Oktober 1961, Menteri Agama menerbitkan SK No.

17/1961, untuk mengesahkan pendirian Fakultas Syariah di Surabaya dan

Fakultas Tarbiyah di Malang. Kemudian pada tanggal 01 Oktober 1964,

Fakultas Ushuluddin di Kediri diresmikan berdasarkan SK Menteri Agama

No. 66/1964.

Berawal dari 3 (tiga) fakultas tersebut, Menteri Agama memandang

perlu untuk menerbitkan SK Nomor 20/1965 tentang Pendirian IAIN

Sunan Ampel yang berkedudukan di Surabaya, seperti dijelaskan di atas.

Sejarah mencatat bahwa tanpa membutuhkan waktu yang panjang, IAIN

Sunan Ampel ternyata mampu berkembang dengan pesat. Dalam rentang

waktu antara 1966-1970, IAIN Sunan Ampel telah memiliki 18 (delapan

belas) fakultas yang tersebar di 3 (tiga) propinsi: Jawa Timur, Kalimantan

Timur dan Nusa Tenggara Barat.

Namun, ketika akreditasi fakultas di lingkungan IAIN diterapkan, 5

(lima) dari 18 (delapan belas) fakultas tersebut ditutup untuk digabungkan

ke fakultas lain yang terakreditasi dan berdekatan lokasinya. Selanjutnya

dengan adanya peraturan pemerintah nomor 33 tahun 1985, Fakultas

Tarbiyah Samarinda dilepas dan diserahkan pengelolaannya ke IAIN

Antasari Banjarmasin. Disamping itu, fakultas Tarbiyah Bojonegoro

dipindahkan ke Surabaya dan statusnya berubah menjadi fakultas Tarbiyah

IAIN Surabaya. Dalam pertumbuhan selanjutnya, IAIN Sunan Ampel

memiliki 12 (dua belas) fakultas yang tersebar di seluruh Jawa Timur dan

1 (satu) fakultas di Mataram, Lombok, Nusa Tenggara Barat.

Sejak pertengahan 1997, melalui Keputusan Presiden No. 11 Tahun

(55)

yang berada di luar Surabaya lepas dari IAIN Sunan Ampel menjadi

Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) yang otonom. IAIN Sunan

Ampel sejak saat itu pula terkonsentrasi hanya pada 5 (lima) fakultas yang

semuanya berlokasi di kampus Jl. A. Yani 117 Surabaya.

Pada 28 Desember 2009, IAIN Sunan Ampel Surabaya melalui

Keputusan Menkeu No. 511/KMK.05/2009 resmi berstatus sebagai Badan

Layanan Umum (BLU). Dalam dokumen yang ditandasahkan pada tanggal

28 Desember 2009 itu IAINSA Surabaya diberi kewenangan untuk

menjalankan fleksibilitas pengelolaan keuangan sesuai dengan PP Nomor

23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum

(PK-BLU).

Terhitung mulai tanggal 1 oktober 2013, IAIN Sunan Ampel berubah

menjadi UIN Sunan Ampel (UINSA) Surabaya berdasarkan Keputusan

Presiden RI No. 65 Tahun 2013.

Sejak berdiri hingga kini (1965-2015), UINSA Surabaya sudah

dipimpin oleh 8 rektor, yakni:

• Prof H. Tengku Ismail Ya’qub, SH, MA (1965-1972)

• Prof KH. Syafii A. Karim (1972-1974)

• Drs. Marsekan Fatawi (1975-1987)

• Prof Dr H. Bisri Affandi, MA (1987-1992)

• Drs KH. Abd. Jabbar Adlan (1992-2000)

• Prof Dr HM. Ridlwan Nasir, MA (2000-2008)

• Prof Dr H. Nur Syam, M.Si (2009-2012)

(56)

Saat ini UINSA Surabaya mempunyai 9 fakultas sarjana dan

pascasarjana, serta 44 program studi (33 program sarjana, 8 program

magister, dan 3 doktor) sebagai berikut:

Fakultas Adab dan Humaniora

Prodi Bahasa dan Sastra Arab

Prodi Sejarah dan Kebudayaan Islam

Prodi Sastra Inggris

Fakultas Dakwah dan Komunikasi

Prodi Ilmu Komunikasi

Prodi Komunikasi Penyiaran Islam

Prodi Pengembangan Masyarakat Islam

Prodi Bimbingan Konseling Islam

Prodi Manajemen Dakwah

Fakultas Syariah dan Hukum

Prodi Ahwal al-Syahshiyah (Hukum Keluarga Islam)

Prodi Siyasah Jinayah (Hukum Tatanegara dan Hukum Pidana

Islam)

Prodi Muamalah (Hukum Bisnis Islam)

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

Prodi Pendidikan Agama Islam

Prodi Pendidikan Bahasa Arab

Prodi Manajemen Pendidikan Islam

Prodi Pendidikan Matematika

Prodi Pendidikan Bahasa Inggris

(57)

Prodi Pendidikan Raudhotul Athfal

Fakultas Ushuluddin dan Filsafat Prodi Aqidah Filsafat

Prodi Perbandingan Agama

Prodi Tafsir

Prodi Hadis

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Prodi Ilmu Politik

Prodi Hubungan Internasional

Prodi Sosiologi

Fakultas Sain dan Teknologi Prodi Ilmu Kelautan

Prodi Matematika

Prodi Teknik Lingkungan

Prodi Biologi

Prodi Teknik Arsitektur

Prodi Sistem Informasi

Prodi Psikologi

Fakultas Ekonomi & Bisnis Islam

Prodi Ekonomi Syariah

Prodi Ilmu Ekonomi

Prodi Akutansi

Prodi Manajemen

Pascasarjana

(58)

Prodi Pendidikan Agama Islam

Prodi Pendidikan Bahasa Arab

Prodi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir

Prodi Studi Ilmu Hadis

Prodi Hukum Tatanegara (Siyasah)

Prodi Ekonomi Syari’ah

Prodi Filsafat Agama

Prodi Komunikasi Penyiaran Islam

(S3/Doktor)

Prodi Pendidikan Agama Islam

Prodi Dirasah Islamiyah

Prodi Hukum Tatanegara (Siyasah)3

b. Visi dan Misi UINSA SURABAYA

Visi :

"Menjadi Universitas Islam yang unggul dan kompetitif bertaraf

internasional"

Misi :

• Menyelenggarakan pendidikan ilmu-ilmu keislaman

multidispliner serta sains dan teknologi yang unggul dan berdaya

saing.

• Mengembangkan riset ilmu-ilmu keislaman multidisipliner serta

sains dan teknologi yang relevan dengan kebutuhan masyarakat.

3

UIN SUNAN AMPEL SURABAYA, diakses 20 desember 2015, jam 00:57 WIB. http://www.uinsby.ac.id/id/184/sejarah.html

(59)

Mengembangkan pola pemberdayaan masyarakat yang religius

berbasis riset.4

c. Struktur Organisasi UINSA SURABAYA

Gambar 4.1

4

UIN SUNAN AMPEL SURABAYA, diakses 20 desember 2015, jam 00:57 WIB. http://www.uinsby.ac.id/id/185/visi-misi-dan-tagline.html

(60)

B. Penyajian Data

1. Karakteristik Jawaban Responden a. Reward

Dalam variabel reward, peneliti memberikan 9 pernyataan yang akan

direspon oleh responden. Berikut tabel pernyataan tersebut beserta

jumlah respon dari responden.

Tabel 4.1

Reward

No Pernyataan

Jumlah orang yang merespon dengan Jumlah orang

SS S N TS STS

1.

Karyawan yang berprestasi lebih cepat untuk mendapatkan promosi atau kenaikan jabatan

17 24 7 3 0 51

2. Saya selalu bekerja dengan baik agar bisa naik jabatan

Gambar

Tabel   4.1. Struktur Organisasi UIN Sunan Ampel Surabaya… ......................... 51
  Tabel 2.1
 Tabel 2.2
Gambar diatas adalah gambar paradigma penelitian sederhana,
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pada item ketepatan waktu dalam menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan standar perusahaan menunjukkan mayoritas responden menyatakan setuju bahwa karyawan selalu

Dan dilihat dari hasil kuesioner penelitian dengan item pernyataan tertinggi ialah pada item kesatu yaitu hasil prestasi kerja pegawai yang telah dicapai selalu

Pada pernyataan keenam, dari 52 responden, sebanyak 13,5% responden menyatakan sangat setuju bahwa Adanya program jenjang karir yang diberikan perusahaan mendorong saya

Dari mayoritas responden sebanyak 23% menjawab setuju, dan 19% menjawab sangat setuju dapat diartikan penilaian rata-rata responden menyatakan bahwa Saya bekerja

Item No. Nilai Mean sebesar 4.49 maka responden menyatakan sangat setuju dengan pernyataan 1 tersebut. 2) Jawaban responden terhadap pernyataan 2 (Saya merasakan

Item pernyataan SE1 terdapat 71,4 persen responden yang menjawab setuju bahkan sangat setuju yang menunjukkan bahwa responden memiliki self-esteem yang tinggi, SE2

Pada tabel pernyataan responden mengenai kesesuaian insentif yang diberikan kepada pegawai telah sesuai dengan masa kerja pegawai, yang menyatakan sangat setuju 11

Tanggapan responden tentang pernyataan 2 mendapat respon tertinggi pada jawaban setuju dengan jumlah 48.6% atau 35 responden, Jawaban terbanyak berikutnya adalah sangat setuju 26.4%