• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Faktor Pribadi dan Faktor Sosial Terhadap Keputusan Pembelian Buavita pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Binis Universitas Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Faktor Pribadi dan Faktor Sosial Terhadap Keputusan Pembelian Buavita pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Binis Universitas Sumatera Utara"

Copied!
97
0
0

Teks penuh

(1)

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian

Pengaruh Faktor Pribadi dan Faktor Sosial Terhadap Pengambilan Keputusan Pembelian Buavita Pada Mahasiswa Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

__________________________________________________________________

No. Responden:

I. Petunjuk Pengisian

Responden yang terhormat, bersama ini Saya memohon kesediaan Saudara/I untuk mengisi data kuesioner yang diberikan. Informasi yang Anda berikan merupakan bantuan yang sangat berarti dalam menyelesaikan penyusunan skripsi Saya. Oleh karena itu kepada responden, Saya sebagai peneliti mengharapkan:

1. Saudara/i menjawab pertanyaan dengan sejujur-jujurnya, dan perlu diketahui bahwa jawaban Anda tidak berhubungan dengan benar dan salah.

2. Pilihlah jawaban dengan memberi tanda checlist () pada salah satu jawaban yang paling sesuai menurut Saudara/i.

II. Identitas Responden

Nama :

Umur :

Jenis Kelamin :

Frekuensi Pembelian Buavita per minggu : a. 1-2 kali

(2)

Keterangan pengisian lembar pernyataan:

SS = Sangat Setuju (skor 5)

S = Setuju (skor 4)

KS = Kurang Setuju (skor 3)

TS = Tidak Setuju (skor 2)

STS = Sangat Tidak Setuju (skor 1)

III. Pernyataan Mengenai Variabel

Faktor Pribadi (X1)

No. Pernyataan SS S KS TS STS

1

Saya memilih Buavita karena produk Buavita sesuai dikonsumsi oleh semua usia

2

Saya memilih Buavita karena Buavita mengandung berbagai vitamin yang sangat sesuai dengan tingkat usia saya.

3 Saya memilih Buavita karena sesuai dengan uang saku yang saya miliki 4 Saya memilih Buavita karena

kepraktisan dalam penyajiannya 5

Saya memilih Buavita karena dengan

mengkonsumsi Buavita mencerminkan gaya hidup sehat

6 Saya memilih Buavita karena Buavita memiliki kualitas sesuai harapan 7 Saya memilih Buavita karena mudah

diperoleh di toko-toko terdekat

Faktor Sosial (X2)

No. Pernyataan SS S KS TS STS

1 Saya memilih Buavita karena adanya rekomendasi dari teman

2

Saya memilih Buavita karena pengaruh dari kebiasaan mengkonsumsi Buavita bersama teman-teman dilingkungan saya

(3)

saya yang mengkonsumsinya 4

Saya memilih Buavita karena Buavita sering dikonsumsi bersama saat berkumpul dengan keluarga

5

Saya memilih Buavita karena Buavita dapat mencerminkan peran dan status saya sebagai mahasiswa/i yang mengerti akan pentingnya mengkonsumsi minuman yang sehat

6

Saya memilih Buavita karena Buavita adalah salah satu produk minuman dalam kemasan yang modern dan sehat

Keputusan Pembelian (Y)

No. Pernyataan SS S KS TS STS

1

Saya memilih Buavita karena Buavita memiliki sejumlah manfaat untuk dikonsumsi

2

Saya memilih Buavita untuk memenuhi kebutuhan asupan vitamin yang penting bagi tubuh.

3

Saya memilih Buavita karena Buavita merupakan minuman yang terjamin kualitasnya

4

Saya memilih Buavita karena Buavita tidak menggunakan pengawet yang dapat merusak kesehatan

5

Saya memilih Buavita karena harganya lebih terjangkau dibanding dengan produk sejenis

6

Saya memilih Buavita karena manfaat yang diperoleh sesuai dengan biaya yang dikeluarkan

7

Saya memilih Buavita karena Buavita lebih bagus dibanding minuman sejenis lainnya

(4)

Lampiran 2

Uji Validitas dan Reliabilitas

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.890 21

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

P1 78.27 45.789 .555 .884

P2 78.27 46.409 .400 .887

P3 77.90 44.438 .665 .880

P4 78.00 45.655 .456 .886

P5 77.97 45.482 .580 .883

P6 78.27 43.651 .699 .879

P7 77.97 44.447 .648 .880

P8 78.03 45.413 .585 .883

P9 77.87 45.568 .439 .887

P10 77.80 45.752 .488 .885

P11 77.93 46.409 .368 .888

P12 78.13 46.051 .543 .884

P13 78.27 45.789 .555 .884

P14 77.83 46.971 .482 .886

P15 78.67 44.368 .394 .891

P16 78.10 45.748 .424 .887

P17 77.93 45.857 .438 .886

P18 78.43 46.185 .434 .886

P19 78.27 45.720 .439 .886

P20 78.47 43.499 .604 .881

(5)

Lampiran 3

Karakteristik Responden

Jenis_Kelamin

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 2 2.3 2.3 2.3

L 33 38.4 38.4 40.7

P 51 59.3 59.3 100.0

Total 86 100.0 100.0

Usia

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid <20 Tahun 16 18.6 18.6 18.6

>25 Tahun 8 9.3 9.3 27.9

20-22 Tahun 38 44.2 44.2 72.1

23-25 Tahun 24 27.9 27.9 100.0

Total 86 100.0 100.0

Frekuensi_Beli_Perminggu

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid > 4 kali 10 11.6 11.6 11.6

1-2 Kali 44 51.2 51.2 62.8

3-4 Kali 32 37.2 37.2 100.0

(6)

Lampiran 4

Tabulasi Jawaban Responden

No .

(7)
(8)
(9)

Lampiran 5

Distribusi Jawaban Responden

a. Faktor Pribadi (X1)

P1

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 3.00 4 4.7 4.7 4.7

4.00 53 61.6 61.6 66.3

5.00 29 33.7 33.7 100.0

Total 86 100.0 100.0

P2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 3.00 6 7.0 7.0 7.0

4.00 51 59.3 59.3 66.3

5.00 29 33.7 33.7 100.0

Total 86 100.0 100.0

P3

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 2.00 9 10.5 10.5 10.5

3.00 23 26.7 26.7 37.2

4.00 45 52.3 52.3 89.5

5.00 9 10.5 10.5 100.0

Total 86 100.0 100.0

P4

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 2.00 1 1.2 1.2 1.2

3.00 7 8.1 8.1 9.3

4.00 61 70.9 70.9 80.2

5.00 17 19.8 19.8 100.0

(10)

P5

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 3.00 4 4.7 4.7 4.7

4.00 59 68.6 68.6 73.3

5.00 23 26.7 26.7 100.0

Total 86 100.0 100.0

P6

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 3.00 4 4.7 4.7 4.7

4.00 53 61.6 61.6 66.3

5.00 29 33.7 33.7 100.0

Total 86 100.0 100.0

P7

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 3.00 2 2.3 2.3 2.3

4.00 51 59.3 59.3 61.6

5.00 33 38.4 38.4 100.0

Total 86 100.0 100.0

b. Faktor Sosial (X2)

P1

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 2.00 2 2.3 2.3 2.3

3.00 16 18.6 18.6 20.9

4.00 45 52.3 52.3 73.3

5.00 23 26.7 26.7 100.0

(11)

P2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 2.00 1 1.2 1.2 1.2

3.00 10 11.6 11.6 12.8

4.00 57 66.3 66.3 79.1

5.00 18 20.9 20.9 100.0

Total 86 100.0 100.0

P3

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 3.00 5 5.8 5.8 5.8

4.00 68 79.1 79.1 84.9

5.00 13 15.1 15.1 100.0

Total 86 100.0 100.0

P4

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 2.00 1 1.2 1.2 1.2

3.00 18 20.9 20.9 22.1

4.00 56 65.1 65.1 87.2

5.00 11 12.8 12.8 100.0

Total 86 100.0 100.0

P5

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 3.00 10 11.6 11.6 11.6

4.00 57 66.3 66.3 77.9

5.00 19 22.1 22.1 100.0

Total 86 100.0 100.0

P6

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 3.00 2 2.3 2.3 2.3

4.00 58 67.4 67.4 69.8

5.00 26 30.2 30.2 100.0

(12)

c. Keputusan Pembelian (Y)

P1

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 2.00 2 2.3 2.3 2.3

3.00 10 11.6 11.6 14.0

4.00 54 62.8 62.8 76.7

5.00 20 23.3 23.3 100.0

Total 86 100.0 100.0

P2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 2.00 2 2.3 2.3 2.3

3.00 8 9.3 9.3 11.6

4.00 57 66.3 66.3 77.9

5.00 19 22.1 22.1 100.0

Total 86 100.0 100.0

P3

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 3.00 4 4.7 4.7 4.7

4.00 51 59.3 59.3 64.0

5.00 31 36.0 36.0 100.0

Total 86 100.0 100.0

P4

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 3.00 5 5.8 5.8 5.8

4.00 55 64.0 64.0 69.8

5.00 26 30.2 30.2 100.0

Total 86 100.0 100.0

P5

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 2.00 11 12.8 12.8 12.8

3.00 12 14.0 14.0 26.7

4.00 46 53.5 53.5 80.2

5.00 17 19.8 19.8 100.0

(13)

P6

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 3.00 9 10.5 10.5 10.5

4.00 62 72.1 72.1 82.6

5.00 15 17.4 17.4 100.0

Total 86 100.0 100.0

P7

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 4.00 59 68.6 68.6 68.6

5.00 27 31.4 31.4 100.0

Total 86 100.0 100.0

P8

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 2.00 1 1.2 1.2 1.2

3.00 8 9.3 9.3 10.5

4.00 55 64.0 64.0 74.4

5.00 22 25.6 25.6 100.0

(14)

Lampiran 6 Uji Asumsi Klasik

(15)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 86

Normal Parametersa,,b Mean .0000000

Std. Deviation 1.60507249 Most Extreme Differences Absolute .095

Positive .050

Negative -.095

Kolmogorov-Smirnov Z .880

Asymp. Sig. (2-tailed) .420

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

b. Uji Heteroskedastisitas

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) .120 1.934 .062 .950

Faktor_Pribadi .028 .061 .057 .469 .641

Faktor_Sosial .010 .076 .016 .131 .896

(16)

c. Uji Multikolonearitas

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 9.810 2.917 3.363 .001

Faktor_Pribadi .545 .091 .537 5.966 .000 .811 1.233

(17)

Lampiran 7 Pengujian Hipotesis

a. Uji Serempak (Uji F)

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 181.913 2 90.957 34.475 .000a

Residual 218.982 83 2.638

Total 400.895 85

a. Predictors: (Constant), Faktor_Sosial, Faktor_Pribadi b. Dependent Variable: Keputusan_Pembelian

b. Uji Parsial (Uji t)

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 9.810 2.917 3.363 .001

Faktor_Pribadi .545 .091 .537 5.966 .000 .811 1.233

Faktor_Sosial .299 .115 .235 2.610 .011 .811 1.233 a. Dependent Variable: Keputusan_Pembelian

c. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .674a .454 .441 1.624 1.916

(18)

DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Assauri, Sofjan, 2004. Manajemen Pemasaran, Rajawali Press, Jakarta.

Catur, Rismiati, & Suratno, Bondan, 2001. Pemasaran Barang dan Jasa, Cetakan Pertama, Kanisius, Yogyakarta.

Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller, 2007. Manajemen Pemasaran. Edisi Keduabelas, Jilid Satu, PT.Indeks, Jakarta.

Saifuddin Azwar (1986), Reliabilitas dan Validitas : Interpretasi dan Komputasi, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Schiffman dan Kanuk, 2007. Perilaku Konsumen, Edisi Kedua, PT. Indeks, Jakarta.

Situmorang, Syafrizal Helmi, dan Muslich Lufti, 2014. Analisis Data Untuk Riset Manajemen dan Bisnis, USU Press, Medan.

Situmorang, Syafrizal Helmi dan Paham Ginting, 2008. Analisis Data Penelitian.USU Press, Medan.

Sugiyono, 2007. Metode Penelitian Bisnis, Cetakan Kedua, Alfabeta, Bandung. Sugiyono, 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R& D, Alfabeta

,Bandung.

Sunarto, 2004. Prinsip-Prinsip Pemasaran, Edisi Kedua, Amus, Yogyakarta Supramono. 2003. Desain Proposal Penelitian: Studi Pemasaran. Andi,

Yogyakarta.

Tjiptono, Fandy, 2006. Pemasaran Jasa. Cetakan Kedua, Bayumedia Publishing, Malang.

Tjiptono, Fandy, & Gregorius Chandra, 2012. Pemasaran Strategik, Edisi Kedua, Andi, Yogyakarta.

Skripsi:

(19)

Jamin Ginting Padang Bulan Medan. Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Sumatera Utara.

Puspitarini, Dian, 2013. Pengaruh Faktor Kebudayaan, Sosial, Pribadi, dan Psikologis Terhadap Proses Keputusan Pembelian Produk Pizza (Studi pada Pizza HUT Cabang Jalan Jenderal Sudirman No.53 Yogyakarta), Skripsi Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Yogyakarta.

Wibowo, Muhammad Reza Archito, 2014. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Batik Puspa di Pasar Klewer Surakarta, Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Jurnal:

Hakimi, Hendi, 2015. Pengaruh Faktor Pribadi dan Faktor Psikologis Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen di Kentucky Fried Chicken Singaraja, Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Ganesha, Vol. 5 No. 1.

Veterinawati, Desy, 2013. Pengaruh Faktor Sosial, Pribadi, dan Psikologis Terhadap Keputusan Pembelian Blackberry di Surabaya, Jurnal Ilmu Manajemen, Vol. 1 No. 3.

Internet:

tanggal 26 Januari 2016)

tanggal 20 Januari 2016)

(20)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian asosiatif kausal, yakni penelitian yang menghubungkan dua variabel atau lebih (Situmorang, 2008:57). Dengan kata lain desain kausal berguna untuk mengukur hubungan-hubungan antar variabel riset atau berguna untuk menganalisis bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel yang lain.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jalan Prof. T.M. Hanafiah, Universitas Sumatera Utara Medan.Penelitian dilakukan mulai dari bulan Desember 2015 sampai dengan Februari 2016.

3.3 Batasan Operasional

Batasan operasional variabel digunakan untuk menghindari kesimpangsiuran dalam membahas dan menganalisis permasalahan dalam penelitian ini. Oleh karena itu, dibuat suatu batasan operasional antara lain:

1. Variabel Independen : Faktor Pribadi (X1)

Faktor Sosial (X2)

(21)

3.4 Defenisi Operasional Variabel

Penguraian defenisi operasional variabel-variabel yang akan diteliti merupakan suatu cara untuk mempermudah pengukuran variabel penelitian. Selain itu juga bertujuan memberikan batasan-batasan pada objek yang akan diteliti. Defenisi operasional variabel-variabel tersebut adalah :

1. Faktor Pribadi (X1)

Merupakan karakteristik pribadi yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian Buavita. Faktor pribadi ini meliputi usia dan tahap siklus pembelian, pekerjaan dan keadaan ekonomi, kepribadian dan konsep diri, serta gaya hidup dan nilai.

2. Faktor Sosial (X2)

Merupakan faktor yang berasal dari lingkungan sekitar yang dipengaruhi oleh kelompok referensi, keluarga serta peran dan status konsumen.

3. Keputusan Pembelian (Y)

(22)

Tabel 3.1

Operasional Variabel Penelitian

Variabel Definisi Indikator Variabel Skala

Pengukuran Faktor Pribadi

(X1)

Merupakan karakteristik pribadi yang ada pada diri Mahasiswa/i Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian Buavita

1. Usia

2. Pekerjaan dan

keadaan ekonomi 3. Gaya hidup

4. Kepribadian dan konsep diri

Likert

Faktor Sosial (X2)

Faktor yang berasal dari kelompok dilingkungan Mahasiswa/i Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan pembelian Buavita

1. Teman/Kelompok 2. Keluarga

3. Peran dan status Likert

Keputusan Pembelian (Y)

Tindakan dari Mahasiswa/i Fakultas Ekonomi dan Bisnis untuk membeli produk Buavita

1. Kebutuhan 2. Kualitas produk 3. Keuangan 4. Alternatif terbaik

Likert

Sumber: Schiffman dan Kanuk dalam Suwandi (2007)

3.5 Skala Pengukuran

Penelitian ini menggunakan skala pengukuran Likert.Skala Likert menurut Sugiyono (2010:93), digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang kejadian atau gejala sosial.

Untuk keperluan analisis maka pengukuran dengan skala Likert ini dilakukan dengan pembagian sebagai berikut

Tabel 3.2 Skala Likert

No Pernyataan Skor

1 Sangat Setuju (SS) 5

2 Setuju (S) 4

3 Kurang Setuju (KS) 3

4 Tidak Setuju (TS) 2

5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1

(23)

3.6 Populasi dan Sampel

3.6.1 Populasi

Populasi menurut Sugiyono (2010:80) adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara yang masih terdaftar aktif perkuliahan yang mengkonsumsi Buavita.

3.6.2 Sampel

Metode pengambilan sampel menggunakan accidental sampling, menurut Sugiyono (2010:85) accidental sampling merupakan teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang kebetulan atau incidental bertemu dengan peneliti ditempat penelitian, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai narasumber.

Sampel menurut Sugiyono (2007:73) adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Menurut Supramono (2003:63) alternatif formula yang dapat digunakan untuk menentukan sampel pada populasi yang sulit diketahui (unidentified) adalah sebagai berikut :

Keterangan :

n = Jumlah sampel

(24)

bila α = 0,05 Z = 1,67

bila α = 0.01 Z = 1,96

p = Estimasi proporsi populasi yang sesuai criteria sampel (1-q) q = Proporsi sampel yang tidak sesuai criteria sampel (1-p)

d = Penyimpangan yang ditolelir, yang digunakan dalam penelitian ini 10% Berdasarkan pra-survei yang dilakukan secara acak pada 30 orang mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara, ditemukan 20 (70%) orang melakukan pembelian Buavita, maka p = 0,66 dan 10 orang lainnya (30%) adalah diluar yang dimaksud, maka q = 0.34 dengan demikian, jumlah sampel yang mewakili populasi dalam penelitian ini adalah :

3.7 Jenis Data

1. Data Primer

(25)

2. Data Sekunder

Adalah data yang diperoleh melalui studi dokumen baik dari buku, jurnal, majalah, situs internet dan berbagai informasi yang dimiliki oleh Buavita yang berkaitan dengan penelitian ini.

3.8 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi : 1. Kuesioner

Dilakukan dengan penyebaran kuesioner kepada seluruh responden yang terdiri dari mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Wawancara

Wawancara yang dilakukan secara langsung kepada mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara guna mendapatkan data-data yang diperlukan.

3. Studi Dokumentasi

Dilakukan dengan memperoleh data melalui buku-buku, dokumen, internet dan literatur yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas

(26)

atau stabil. Agar data yang diperoleh valid dan reliabel maka dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Uji validitas dan reliabilitas kuesioner penelitian ini menggunakan bantuan software SPSS. Sebelum instrumen penelitian digunakan maka terlebih dahulu diadakan uji validitas dan reliabilitas :

3.9.1 Uji Validitas

Menurut Situmorang dan Lufti (2014 : 86) validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur. Sekiranya peneliti ingin mengukur kuesioner di dalam pengumpulan data penelitian, maka kuesioner yang disusunnya harus mengukur apa yang ingin diukurnya. Setelah kuesioner tersebut tersusun dan teruji validitasnya, dalam praktik belum tentu data yang terkumpulkan adalah data yang valid.

Bila Skala pengukuran tidak valid maka tidak memberikan manfaat bagi peneliti karena tidak mengukur yang seharusnya dan melakukan yang seharusnya dilakukan, dengan kriteria sebagi berikut :

1. Jika rhitung > r tabel, maka pertanyaan tersebut dinyatakan valid

2. Jika rhitung < rtabel,maka pernyataan tersebut dinyatakan tidak valid.

Nilai r tabel dengan ketentuan df = N-2 (30-2) = 28 dan tingkat signifikansi sebesar 5% , maka angka yang diperoleh = 0.361.

(27)

Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected

Item-Total Correlation rtabel Keterangan

P1 78.27 45.789 .555 0,361 Valid

P2 78.27 46.409 .400 0,361 Valid

P3 77.90 44.438 .665 0,361 Valid

P4 78.00 45.655 .456 0,361 Valid

P5 77.97 45.482 .580 0,361 Valid

P6 78.27 43.651 .699 0,361 Valid

P7 77.97 44.447 .648 0,361 Valid

P8 78.03 45.413 .585 0,361 Valid

P9 77.87 45.568 .439 0,361 Valid

P10 77.80 45.752 .488 0,361 Valid

P11 77.93 46.409 .368 0,361 Valid

P12 78.13 46.051 .543 0,361 Valid

P13 78.27 45.789 .555 0,361 Valid

P14 77.83 46.971 .482 0,361 Valid

P15 78.67 44.368 .394 0,361 Valid

P16 78.10 45.748 .424 0,361 Valid

P17 77.93 45.857 .438 0,361 Valid

P18 78.43 46.185 .434 0,361 Valid

P19 78.27 45.720 .439 0,361 Valid

P20 78.47 43.499 .604 0,361 Valid

P21 78.30 45.114 .456 0,361 Valid

Sumber: Pengolahan SPSS (2016)

Berdasarkan Tabel 3.3 terlihat bahwa nilai rhitung seluruh item pernyataan

dalam kuesioner lebih besar dari rtabel 0,361. Dengan demikian sesuai dengan

kriteria pengujian maka seluruh item pernyataan dinyatakan valid.

3.9.2 Uji Reliabilitas

(28)

Reliabilitas, atau keandalan, adalah konsistensi dari serangkaian pengukuran atau serangkaian alat ukur. Hal tersebut bisa berupa pengukuran dari alat ukur yang sama (tes dengan tes ulang) akan memberikan hasil yang sama, atau untuk pengukuran yang lebih subjektif, apakah dua orang penilai memberikan skor yang mirip (reliabilitas antar penilai). Reliabilitas tidak sama dengan validitas. Artinya pengukuran yang dapat diandalkan akan mengukur secara konsisten, tapi belum tentu mengukur apa yang seharusnya diukur.

Situmorang dan Lufti (2014:89) menyatakan bahwa reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Bila suatu alat pengukur dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relatif konsisten, maka alat pengukur tersebut reliabel. Pengujian dilakukan dengan bantuan software SPPS versi 17.00 for windows, pernyataan yang dinyatakan reliabel akan ditentukan

dengan kriteria sebagai berikut:

1. Jika ralpha > r tabel maka pertanyaan reliabel

2. Jika ralpha < r tabel maka pertanyaan tidak reliabel

Uji reliabilitas dilakukan untuk menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Suatu variabel dinyatakan reliable jika memberikan nilai Cronbach alpha > 0,80.

(29)

Tabel 3.4 Hasil Uji Reliabilitas

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items rtabel

Keterangan

.890 21 0,80 Reliabel

Sumber: Pengolahan SPSS (2016)

Pada Tabel Hasil Uji Reliabillitas, terlihat bahwa nilai cronbach’s alpha selurh item/butir pernyataan adalah sebesar 0,890 > rtabel (0,80). Dengan demikian

seluruh item/butir pernyataan variabel dinyatakan reliabel.

3.10 Uji Asumsi Klasik

Uji ini dilakukan sebelum melakukan analisa Regresi dan Koefisien Determinasi. Agar didapat diperkirakan yang tidak bias dan efesiensi maka dilakukan pengujian asumsi klasik yang harus dipenuhi, yaitu :

1. Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan pendekatan Histogram, Normal Probability Plot, dan pendekatan statistik Kolmogrov-Smirnov dengan menggunakan tingkat signifikan 5% maka nilai Asymp. Sig (2-tailed) di atas nilai signifikan 5% artinya variabel residual berdistribusi normal (Situmorang & Lufti, 2014 : 175).

2. Uji Heteroskedastisitas

(30)

ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residu atau dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homokedastisitas. Dan apabila varians berbeda maka disebut heteroskedastisitas. Uji Heteroskedastisitas menggunakan pendekatan Scatter Plot dan pendekatan statistik Glejser.

3. Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinearitas Artinya variabel independen yang satu dengan yang lain dalam model regresi berganda tidak saling berhubungan secara sempurna atau mendekati sempurna. Untuk mengetahui ada tidaknya gejala multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya nilai Tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor) melalui program SPSS. Nilai umum yang biasa dipakai adalah

Tolerance value < 0,1 atau VIF > 10 maka terjadi terjadi multikolinearitas,

jika nilai Tolerance value > 0,1 atau VIF < 10 maka tidak terjadi multikolinearitas (Situmorang dan Luthfi, 2014: 177).

3.11 Teknik Analisis

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dan analisis regresi linear berganda.

3.11.1 Analisis Deskriptif

(31)

3.11.2 Analisis Linier Berganda

Analisis linier berganda digunakan untuk mengetahui besarnya hubungan dan pengaruh variabel bebas yang jumlahnya lebih dari dua (X1,X2) terhadap

variabel terikat (Y). Untuk memperoleh hasil yang lebih terarah, maka peneliti menggunakan bantuan perangkat lunak software SPSS dengan rumus :

Keterangan:

Y = Keputusan Pembelian a = Konstanta

b1, b2 = Koefisien Regresi Berganda

X1 = Faktor Pribadi

X2 = Faktor Sosial

e = Standar error

3.12 Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis berdasarkan model regresi yang sudah memenuhi syarat asumsi klasik, kemudian dianalisis dengan cara sebagai berikut:

3.12.1 Uji Signifikansi Simultan (Uji F)

Uji F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat.

H0 : b1,b2= 0, artinya secara bersama-sama tidak terdapat pengaruh yang

positif dan signifikan dari variabel Faktor Pribadi (X1), dan Faktor

(32)

Ha : b1,b2 ≠ 0, artinya secara bersama-sama terdapat pengaruh yang positif

dan signifikan dari variabel Faktor Pribadi (X1), dan Faktor Sosial

(X2) terhadap variabel Keputusan Pembelian (Y).

Kriteria pengambilan keputusan:

H0 diterima jika Fhitung < Ftabel pada α = 5%

Ha diterima jika Fhitung > Ftabel pada α = 5% 3.12.2 Uji Signifikansi Parsial (Uji t)

Uji t menunjukkan seberapa besar pengaruh variabel secara individual terhadap variabel terikat.

H0 : b1 = b2 = 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif

dan signifikan dari masing-masing variabel Faktor Pribadi (X1), dan

Faktor Sosial (X3) terhadap variabel Keputusan Pembelian (Y).

Ha : b1≠ b2 ≠ 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan

signifikan dari masing-masing variabel Faktor Pribadi (X1), dan

Faktor Sosial (X2) terhadap variabel Keputusan Pembelian (Y).

Kriteria pengambilan keputusan:

H0: diterima jika t hitung < ttabel pada α = 5%

Ha : diterima jika t hitung > ttabel pada α = 5% 3.12.3 Koefisien Determinasi (R2)

(33)
(34)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

4.1.1 Produk Buavita

Buavita yang telah hadir di Indonesia sejak tahun 1971, adalah pelopor dan ahli minuman sari buah dalam kemasan yang higienis dan siap santap dengan teknologi pengolahan pangan dan pengemasan yang mutakhir. Buavita selalu berkomitmen untuk melakukan inovasi produk sehingga seluruh penggunanya dapat selalu merasakan manfaat dari nutrisi yang diberikan, kapan saja dan dimana saja.

Buavita merupakan merek minuman sari buah dan es krim dari Indonesia. Merek ini diluncurkan oleh PT. tahun 1971. Merek ini telah diakuisisi ole

(35)

Buavita dalam kemasan kotak diproduksi oleh PT. Tbk. Untuk PT. Unilever Indonesia, Tbk tersedia ukuran mini (125 ml), standar (250 ml) dan Selection (1 liter). Tersedia dalam berbagai pilihan rasa diantaranya Apple (Apel), Apple Aloe Vera (khusus ukuran Selection), Orange (Jeruk), Guava (Jambu), Mango (Mangga), Lychee (Leci), Mandarin Orange, Pome Lychee Punch, Pinamelon Mix, Grape (Anggur), Royale Cranberry & Grape, Royale Mix Berries, Khas Nusantara (Kelapa), Khas Nusantara (Markisa), Khas Nusantara (Sirsak).

Buavita hadir untuk mendukung gaya hidup modern yang membutuhkan kepraktisan namun tidak melupakan kesehatan, dengan memberikan manfaat terbaik buah dan sayuran dari alam untuk hidup yang lebih sehat.

Buavita tidak mengandung pengawet karena diproses dengan menggunakan teknologi Ultra High Temperature (UHT) yang mampu menghilangkan bakteri jahat namun tetap menjamin kandungan vitamin dan nutrisi dari buah serta sayuran tetap terjaga. Selain itu Buavita juga menggunakan kemasan antiseptik dengan 6 lapis untuk melindungi cairan dari kelembaban udara luar dan sinar ultraviolet, sehingga kualitas produk Buavita tetap terjaga dan tetap nikmat untuk dikonsumsi walaupun baru digunakan setelah 8-12 bulan (dalam kondisi tutup kemasan tidak pernah dibuka).

(36)

data hasil survei Frontier tentang Last Usage (merek minuman saribuah yang terakhir dikonsumsi).

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Analisis Deskriptif

Analisis Deskriptif dilakukan untuk mengetahui gambaran secara umum objek penelitian, khususnya mengenai karakteristik responden dan deskripsi jawaban responden terhadap sejumlah penyataan yang disebarkan melalui kuesioner. Analisis deskriptif yang dilakukan adalah analisis deskriptif frekuensi.

4.2.1.1 Karakteristik Responden

[image:36.595.107.519.406.470.2]

1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 4.1

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah (Orang) Persentase (%)

Laki-Laki 33 38,4

Perempuan 51 59,3

Jumlah 86 100

Sumber: Hasil Penelitian (2016)

(37)
[image:37.595.111.517.144.248.2]

2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Tabel 4.2

Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Usia (Tahun) Jumlah (Orang) Persentase (%)

<20 Tahun 16 18,6

20-22 Tahun 38 44,2

23-25 Tahun 24 27,9

>25 Tahun 8 9,3

Jumlah 53 100

Sumber: Hasil Penelitian (2016)

Karakteristik responden berdasarkan usia terlihat bahwa responden dengan usia <20 tahun sebanyak 16 orang (18,6%) , usia 20-22 tahun sebanyak 38 orang (44,2%), usia 23-25 sebanyak 24 orang (27,9%) dan responden yang berusia >25 tahun sebanyak 8 orang (9,3%). Dengan demikian terlihat bahwa responden dengan usia 20-22 tahun merupakan usia responden yang paling banyak.

3. Karakteristik Responden Berdasarkan Frekuensi Pembelian Buavita

Tabel 4.3

Karakteristik Responden Berdasarkan Frekuensi Pembelian Buavita dalam seminggu

Frekuensi Pembelian/Minggu Jumlah (Orang) Persentase (%)

1-2 kali 44 51,2

3-4 kali 32 37,2

>4kali 10 11,6

Total 86 100

Sumber: Hasil Penelitian (2016)

[image:37.595.107.533.450.541.2]
(38)

4.2.1.2 Distribusi Jawaban Responden

Deskripsi jawaban responden menggambarkan bagaimana distribusi jawaban responden atas pernyataan yang diajukan dalam kuesioner. Berikut ini dapat dilihat distribusi jawaban responden mengenai variabel Faktor Pribadi (X1),

variabel Faktor Sosial (X2), dan variabel Keputusan Pembelian (Y). Frekuensi

jawaban responden dapat dilihat pada Tabel-Tabel berikut:

Tabel 4.4

Distribusi Jawaban Responden Tentang Variabel Faktor Pribadi (X1)

Pernyataan SS S KS TS STS Total

f % f % f % f % f % %

1 29 33,7 53 61,6 4 4,7 0 0,0 0 0,0 100

2 29 33,7 51 59,3 6 7,0 0 0,0 0 0,0 100

3 9 10,5 45 52,3 23 26,7 9 10,5 0 0,0 100

4 17 19,8 61 70,9 7 8,1 1 1,2 0 0,0 100

5 23 26,7 59 68,6 4 4,7 0 0,0 0 0,0 100

6 29 33,7 53 61,6 4 4,7 0 0,0 0 0,0 100

7 33 38,4 51 59,3 2 2,3 0 0,0 0 0,0 100

Sumber: Hasil Penelitian (2016)

Dari Tabel 4.4 distribusi jawaban responden tentang variabel faktor pribadi dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Untuk pernyataan 1 “ Saya memilih Buavita karena produk Buavita sesuai dikonsumsi oleh semua usia” sebanyak 29 responden (33,7%) menyatakan sangat setuju, 53 responden (61,6%) menjawab setuju dan 4 responden (4,7%) menyatakan kurang setuju, serta tidak ada responden yang menyatakan tidak setuju maupun sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden menilai bahwa Buavita cocok dikonsumsi oleh segala usia.

(39)

(59,3%) menyatakan setuju, dan 6 responden (7,0%) menyatakan kurang setuju serta tidak ada responden yang menyatakan tidak setuju maupun sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas respoden menilai bahwa Buavita memiliki berbagai vitamin yang sesuai dengan tingkat usianya. 3. Untuk pernyataan 3 “ Saya memilih Buavita karena sesuai dengan uang saku

yang saya miliki” sebanyak 9 responden menyatakan sangat setuju (10,5%) , 45 responden 52,3%) menyatakan setuju, 23 responden (26,3%) menyatakan kurang setuju dan 9 responden (10,5) menyatakan tidak setuju serta tidak ada responden yang menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun sebagian besar responden menyatakan setuju bahwa harga Buavita sesuai dengan uang saku yang dimiliki, namun tidak sedikit responden yang menyatakan kurang setuju dan tidak setuju karena menilai harga Buavita masih kurang sesuai dengan uang saku yang dimiliki.

4. Untuk pernyataan 4 “ Saya memilih Buavita karena kepraktisan dalam penyajiannya” sebanyak 17 responden (19,8%) menyatakan sangat setuju, 61 responden (71,9%) menyatakan setuju, 7 responden (8,1%) menyatakan kurang setuju, dan 1 responden (1,2%) menyatakan tidak setuju serta tidak ada responden yang menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden menilai bahwa Buavita sangat praktis dalam penyajiaannya.

(40)

(4,7%) menyatakan kurang setuju serta tidak ada responden yang menyatakan tidak setuju maupun sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden menilai bahwa Buavita dapat mencerminkan gaya hidup sehat.

6. Untuk pernyataan 6 “Saya memilih Buavita karena Buavita memiliki kualitas sesuai harapan” sebanyak 29 responden (33,7%) menyatakan sangat setuju, 53 responden (61,6%) setuju, dan 4 responden (4,7%) menyatakan kurang setuju serta tidak ada responden yang menyatakan tidak setuju maupun sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden menilai bahwa Buavita memiliki kualitas sesuai dengan keinginan responden.

7. Untuk pernyataan 7 “ Saya memilih Buavita karena mudah diperoleh di toko-toko terdekat” sebanyak 33 responden (38,4%) menyatakan sangat setuju, 51 responden (59,3%) menyatakan setuju, dan 2 responden (2,3%) menyatakan kurang setuju serta tidak ada responden yang menyatakan tidak setuju maupun sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden menilai bahwa kemudahan memperoleh produk Buavita menjadi salah satu alasan untuk memilih Buavita.

Tabel 4.5

Distribusi Jawaban Responden Tentang Variabel Faktor Sosial (X2)

Pernyataan SS S KS TS STS Total

f % f % f % f % f % %

1 23 26,7 45 52,3 16 18,6 2 2,3 0 0,0 100

2 18 20,9 57 66,3 10 11,6 1 1,2 0 0,0 100

3 13 15,1 68 79,1 5 5,8 0 0,0 0 0,0 100

4 11 12,8 56 65,1 18 20,9 1 1,2 0 0,0 100

5 19 22,1 57 66,3 10 11,6 0 0,0 0 0,0 100

6 26 30,2 58 67,4 2 2,3 0 0,0 0 0,0 100

(41)

Dari Tabel 4.5 distribusi jawaban responden tentang variabel faktor sosial dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Untuk pernyataan 1 “Saya memilih Buavita karena adanya rekomendasi dari teman” sebanyak 23 responden (26,7%) menyatakan sangat setuju, 45 responden (52,3%) menjawab setuju, 16 responden (18,6%) menyatakan kurang setuju, dan 2 responden (2,3%) menyatakan tidak setuju, serta tidak ada responden yang menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden memilih Buavita karena rekomendasi dari teman, namun sebagian responden memilih Buavita bukan karena adanya rekomendasi dari teman.

2. Untuk pernyataan 2 “Saya memilih Buavita karena pengaruh dari kebiasaan mengkonsumsi Buavita bersama teman-teman dilingkungan saya” sebanyak 18 responden (20,9%) menyatakan sangat setuju, 57 responden (66,3%) menjawab setuju, 10 responden (11,6%) menyatakan kurang setuju, dan 1 responden (1,2%) menyatakan tidak setuju, serta tidak ada responden yang menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden memilih Buavita karena pengaruh dari kebiasaan mengkonsumsi Buavita bersama tema-teman dilingkungannya .

(42)

menunjukkan bahwa mayoritas responden memilih Buavita karena adanya pengalaman dari anggota keluarga yang telah mengkonsumsi Buavita sebelumnya.

4. Untuk pernyataan 4 “Saya memilih Buavita karena Buavita sering dikonsumsi bersama saat berkumpul dengan keluarga” sebanyak 11 responden (12,8%) menyatakan sangat setuju, 56 responden (65,1%) menjawab setuju, 18 responden (20,9%) menyatakan kurang setuju, dan 1 responden (1,2%) menyatakan tidak setuju serta tidak ada responden yang menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden memilih Buavita karena Buavita sering dikonsumsi saat berkumpul bersama keluarga. 5. Untuk pernyataan 5 “Saya memilih Buavita karena Buavita dapat

mencerminkan peran dan status saya sebagai mahasiswa/i yang mengerti akan pentingnya mengkonsumsi minuman yang sehat” sebanyak 19 responden (22,1%) menyatakan sangat setuju, 57 responden (66,3%) menjawab setuju, dan 10 responden (11,6%) menyatakan kurang setuju, serta tidak ada responden yang menyatakan tidak setuju maupun sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden menilai bahwa Buavita memiliki memberi kesan sehat terutama sebagai Mahasiswa/i yang peduli tentang pentingnya mengkonsumsi minuman yang sehat.

(43)
[image:43.595.108.519.230.378.2]

tidak ada responden yang menyatakan tidak setuju maupun sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden menilai bahwa Buavita merupakan minuman dalam kemasan yang memiliki kualitas unggul dibanding minuman sejenis lainnya.

Tabel 4.6

Distribusi Jawaban Responden Tentang Variabel Keputusan Pembelian (Y)

Pernyataan SS S KS TS STS Total

f % f % f % f % f % %

1 20 23,3 54 62,8 10 11,6 2 2,3 0 0,0 100

2 19 22,1 57 66,3 8 9,3 2 2,3 0 0,0 100

3 31 36,0 51 59,3 4 4,7 0 0,0 0 0,0 100

4 26 30,2 55 64,0 5 5,8 0 0,0 0 0,0 100

5 17 19,8 46 53,5 12 14,0 11 12,8 0 0,0 100

6 15 17,4 62 72,1 9 10,5 0 0,0 0 0,0 100

7 27 31,4 59 68,6 0 0,0 0 0,0 0 0,0 100

8 22 25,6 55 64,0 8 9,3 1 1,2 0 0,0 100

Sumber: Hasil Penelitian (2016)

Dari Tabel 4.6 distribusi jawaban responden tentang variabel faktor sosial dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Untuk pernyataan 1 “Saya memilih Buavita karena Buavita memiliki sejumlah manfaat untuk dikonsumsi” sebanyak 20 responden (23,3%) menyatakan sangat setuju, 54 responden (62,8%) menjawab setuju, 10 responden (11,6%) menyatakan kurang setuju, dan 2 responden (2,3%) menyatakan tidak setuju, serta tidak ada responden yang menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden memilih Buavita karena memiliki sejumlah manfaat penting bagi tubuh untuk dikonsumsi.

(44)

responden (9,3%) menyatakan kurang setuju, dan 2 responden (2,3%) menyatakan tidak setuju, serta tidak ada responden yang menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden memilih Buavita karena dapat memenuhi kebutuhan asupan vitamin yang sangat diperlukan bagi kesehatan.

3. Untuk pernyataan 3 “Saya memilih Buavita karena Buavita merupakan minuman yang terjamin kualitasnya” sebanyak 31 responden (36,0%) menyatakan sangat setuju, 51 responden (59,3%) menjawab setuju, 4 responden (4,7%) menyatakan kurang setuju, serta tidak ada responden yang menyatakan tidak setuju, maupun sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden memilih Buavita karena kualitasnya terjamin. 4. Untuk pernyataan 4 “Saya memilih Buavita karena Buavita tidak

menggunakan pengawet yang dapat merusak kesehatan” sebanyak 26 responden (30,2%) menyatakan sangat setuju, 55 responden (64,0%) menjawab setuju, dan 5 responden (5,8%) menyatakan kurang setuju, serta tidak ada responden yang menyatakan tidak setuju, maupun sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden memilih Buavita karena tidak menggunakan pengawet yang dapat merusak kesehatan.

(45)

tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden memilih Buavita karena harganya yang terjangkau, namun masih ditemukan sebagian responden yang kurang setuju dan tidak setuju karena menilai bahwa harga buavita masih terlalu mahal dibanding beberapa produk minuman sejenis lainnya.

6. Untuk pernyataan 6 “Saya memilih Buavita karena manfaat yang diperoleh sesuai dengan biaya yang dikeluarkan” sebanyak 15 responden (17,4%) menyatakan sangat setuju, 62 responden (72,1%) menjawab setuju, 9 responden (10,5%) menyatakan kurang setuju, serta tidak ada responden yang menyatakan tidak setuju, maupun sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden memilih Buavita karena adanya kesuaian antara biaya yang dikeluarkan dengan manfaat yang diperoleh.

7. Untuk pernyataan 7 “Saya memilih Buavita karena Buavita lebih bagus dibanding minuman sejenis lainnya” sebanyak 27 responden (31,4%) menyatakan sangat setuju, dan 59 responden (68,6%) menjawab setuju, serta tidak ada responden yang menyatakan kurang setuju, tidak setuju, maupun sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa keseluruhan responden memilih Buavita karena menilai bahwa Buavita lebih bagus dibanding minuman sejenis lainnya.

(46)

yang menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden menilai bahwa keputusan membeli Buavita merupakan keputusan terbaik.

4.2.2 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dilakukan untuk memenuhi asumsi-asumsi regresi agar nilai estimasi tidak bias. Uji asumsi klasik yang digunakan meliputi Uji Normalitas Data, Uji Heterokedastisitas, dan Uji Multikolinearitas.

1. Uji Normalitas Data

Uji normalitas data digunakan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau mendekati normal. Data dikatakan normal jika tidak menyalahi atau menyimpang dari asumsi klasik. Uji normalitas data pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan histogram, grafik, dan pendekatan statistik kolmogorov-smirnov.

a. Pendekatan Histogram

Uji Normalitas dengan pendekatan Histogram dapat dilihat pada Gambar 4.1 berikut:

[image:46.595.177.416.563.723.2]

Sumber: Hasil Penelitian (2016)

(47)

Uji Normalitas Data dengan pendekatan histogram diatas menunjukkan bahwa model regresi yang digunakan telah berdistribusi normal, hal ini dapat dilihat dari garis histogram tidak menceng ke kiri atau ke kanan, sehingga penyebaran datanya telah berdistribusi secara normal.

b. Pendekatan Grafik

Pendekatan lainnya yang digunakan dalam untuk menguji normalitas data adalah Pendekatan Grafik. Pendekatan Grafik yang digunakan adalah Normality Probability Plot. Berikut adalah hasil Uji Normalitas Data dengan pendekatan

Grafik (Normality Probability Plot).

[image:47.595.221.409.395.589.2]

Sumber: Hasil Penelitian (2016)

Gambar 4.2 Grafik Normal Probability Plot

(48)

c. Pendekatan Statistik Kolmogorov-Smirnov

[image:48.595.149.468.197.383.2]

Uji Normalitas dengan pendekatan statisik Kolmogorov-Smirnov dapat dilihat pada Tabel 4.7 berikut:

Tabel 4.7

Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 86

Normal Parametersa,,b Mean .0000000

Std. Deviation 1.60507249 Most Extreme Differences Absolute .095

Positive .050

Negative -.095

Kolmogorov-Smirnov Z .880

Asymp. Sig. (2-tailed) .420

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Sumber: Hasil Penelitian (2016)

Dari Tabel 4.7 terlihat bahwa nilai Asymp. Sig. (2-tailed) adalah sebesar 0,420 > 0,05 Dengan demikian berdasarkan kriteria pengujian maka dapat disimpulkan bahwa penyebaran data telah berdistribusi normal.

2. Uji Heterokedastisitas

Uji Heterokedastisitas digunakan untuk melihat seberapa besar peranan variabel independe terhadap variabel dependen. Pendekatan dilakukan melalui pendekatan grafik dan pendekatan statistik.

a. Pendekatan Grafik (Scatter Plot)

(49)
[image:49.595.182.449.132.295.2]

Sumber: Hasil Penelitian (2016)

Gambar 4.3 Scatter Plot

Berdasarkan Hasil Uji Heteroskedastisitas diatas, terlihat bahwa titik-titik penyebaran pada Scatter Plot tidak menunjukkan pola tertentu dan penyebarannya berada di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y, sehingga model regresi yang digunakan tidak mengalami Heterokedastisitas.

b. Pendekatan Statistik (Uji Glejser)

pendekatan lainnya untuk mengetahui adanya heteroskedastisitas adalah dengan menggunakan pendekatan statistik Glejser. Hasl Uji Glejser dapat dilihat pada Tabel berikut:

Tabel 4.8 Hasil Uji Glejser

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) .120 1.934 .062 .950

Faktor_Pribadi .028 .061 .057 .469 .641

Faktor_Sosial .010 .076 .016 .131 .896

[image:49.595.110.515.559.697.2]
(50)

Berdasarkan Tabel 4.8 terlihat bahwa tingkat signifikansi variabel Faktor Pribadi (X1) sebesar 0,469 > 0,05, dan tingkat signifikansi variabel Faktor Sosial

(X2) sebesar 0,131 > 0,05,. Dengan demikian terlihat bahwa tidak satupun

variabel independen yang signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen absolut (absut). Hal ini terlihat dari probabilitas signifikansinya diatas tingkat kepercayaan 5%. Maka dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak mengarah adanya heteroskedastisitas.

3. Uji Multikolonearitas

[image:50.595.112.517.446.582.2]

Uji Multikolonearitas pada penelitian ini digunakan untuk melihat ada tidaknya gejala multikolonearitas antar variabel independen. Pada Tabel 4.9 berikut dapat dilihat hasil Uji Multikolonearitas dengan melihat nilai Tolerance dan nilai VIF .

Tabel 4.9

Hasil Uji Multikolonearitas

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 9.810 2.917 3.363 .001

Faktor_Pribadi .545 .091 .537 5.966 .000 .811 1.233

Faktor_Sosial .299 .115 .235 2.610 .011 .811 1.233 a. Dependent Variable: Keputusan_Pembelian

Sumber: Hasil Penelitian (2016)

Pada Tabel 4.9 disimpulkan bahwa pada model regresi yang digunakan tidak terlihat adalanya gejala multikolonearitas antar variabel indevenden. Hal ini dapat diketahui dari nilai tolerance dan nilai VIF. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai tolerance variabel faktor pribadi (X1) dan variabel

(51)

Dengan demikian terlihat bahwa nilai tolerance variabel independen lebih besar dari 0,1 dan nilai VIF lebih kecil dari 10. Berdasarkan kriteria pengujian, maka dapat disimpulkan bahwa asumsi multikolonearitas terlah terpenuhi.

4.2.3 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda

Dalam penelitian ini Analisis Regresi Linear Berganda digunakan untuk mengetahui besarnya koefisien regresi variabel Faktor Pribadi (X1) dan variabel

Faktor Sosial (X2) terhadap variabel keputusan pembelian (Y). Hasil perhitungan

[image:51.595.112.514.363.469.2]

koefisien regresi linear berganda dapat dilihat pada Tabel 4.10 berikut:

Tabel 4.10

Koefisien Regresi Linear Berganda

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 9.810 2.917 3.363 .001

Faktor_Pribadi .545 .091 .537 5.966 .000 .811 1.233

Faktor_Sosial .299 .115 .235 2.610 .011 .811 1.233 a. Dependent Variable: Keputusan_Pembelian

Sumber: Hasil Penelitian (2016)

Hasil Analisis Regresi Linear Berganda Tabel 4.10 diperoleh persamaan sebagai berikut:

Y= a + b 1X1 + b 2X2 + + e

Y= 9,810 + 0,545X1 + 0,299 X2 + e

Dimana:

Y = Keputusan Pembelian X1 = Faktor Pribadi

X2 = Faktor Sosial

b1,b2 = Koefisien regresi variabel independen

e = term of error

(52)

1. Konstanta (a) = 9,810 menunjukkan nilai konstan, jika nilai variabel independen (faktor pribadi dan faktor sosial) = 0 maka keputusan pembelian (Y) adalah sebesar 9,810.

2. Koefisien regresi variabel Faktor Pribadi (X1) sebesar 0,545 menunjukkan

bahwa variabel Faktor Pribadi (X1) memiliki pengaruh yang bernilai positif

terhadap Keputusan Pembelian (Y). Dengan kata lain, jika variabel Faktor Pribadi meningkat maka Keputusan Pembelian meningkat sebesar 0,545. 3. Koefisien regresi variabel Faktor Sosial (X2) sebesar 0,299 menunjukkan

bahwa variabel Faktor Sosial (X2) memiliki pengaruh yang bernilai positif

terhadap Keputusan Pembelian (Y). Dengan kata lain, jika variabel Faktor Sosial meningkat maka Keputusan Pembelian meningkat sebesar 0,299.

4.2.4 Pengujian Hipotesis

4.2.4.1 Uji Signifikansi Simultan (Uji F)

Hasil Uji Simultan (Uji F) menunjukkan pengaruh variabel Faktor Pribadi (X1), dan variabel Faktor Sosial (X2), secara bersama-sama atau serempak

[image:52.595.115.517.584.697.2]

terhadap variabel Keputusan Pembelian (Y). Hasil Uji Serempak (Uji F) dapat dilihat pada Tabel 4.11 berikut:

Tabel 4.11

Hasil Uji Simultan (Uji F)

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 181.913 2 90.957 34.475 .000a

Residual 218.982 83 2.638

Total 400.895 85

a. Predictors: (Constant), Faktor_Sosial, Faktor_Pribadi b. Dependent Variable: Keputusan_Pembelian

(53)

Berdasarkan Tabel 4.11 diketahui bahwa nilai Fhitung adalah sebesar 34,475

dan nilai Ftabel pada alpha 5% adalah 3,11 maka nilai Fhitung (34,475) > Ftabel (3,11)

dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 < 0,05. Dengan demikian secara bersama-sama atau simultan variabel Faktor Pribadi (X1), dan variabel Faktor

Sosial (X2) berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel Keputusan

Pembelian (Y). Dengan demikian berdasarkan kriteria pengujian hipotesis maka Ha diterima atau H0 ditolak.

4.2.4.2 Uji Signifikansi Parsial (Uji t)

Uji Parsial (Uji t) menunjukkan seberapa besar pengaruh masing-masing variabel Faktor Pribadi (X1), dan variabel Faktor Sosial (X2) secara parsial

[image:53.595.114.516.451.580.2]

terhadap variabel Keputusan Pembelian (Y) Hasil Uji Parsial (Uji t) dapat dilihat pada Tabel 4.12 berikut:

Tabel 4.12 Hasil Uji Parsial (Uji t)

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 9.810 2.917 3.363 .001

Faktor_Pribadi .545 .091 .537 5.966 .000 .811 1.233

Faktor_Sosial .299 .115 .235 2.610 .011 .811 1.233 a. Dependent Variable: Keputusan_Pembelian

Sumber: Hasil Penelitian (2016)

Berdasarkan Tabel 4.12 Hasil Uji t diatas, diketahui bahwa:

1. Variabel Faktor Pribadi (X1) memiliki nilai thitung (5,966) > ttabel (1,988) dengan

(54)

Faktor Pribadi (X1) berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel

Keputusan Pembelian (Y).

2. Variabel Faktor Sosial (X2) memiliki nilai thitung (2,610) < ttabel (1,988) dengan

tingkat signifikasi sebesar 0,011 < 0,05. Dengan demikian berdasarkan kriteria pengujian hipotesis maka Ha diterima atau H0 ditolak. Artinya,

Variabel Faktor Sosial (X2) berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap

variabel Keputusan Pembelian (Y)

4.2.4.3 Uji Koefisien Determinasi (Uji R²)

[image:54.595.134.498.446.560.2]

Uji Koefisien Determinasi (R2) digunakan untuk mengetahui kemampuan variabel independen (Faktor Pribadi dan Faktor Sosial) dalam menjelaskan variabel dependen (Keputusan Pembelian). Hasil Uji Koefisien Determinasi dapat dilihat pada Tabel 4.13 berikut:

Tabel 4.13

Uji Koefisien Determinasi (R2)

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .674a .454 .441 1.624 1.916

a. Predictors: (Constant), Faktor_Sosial, Faktor_Pribadi b. Dependent Variable: Keputusan_Pembelian

Sumber: Hasil Penelitian (2016)

Berdasarkan Hasil Uji Determinasi (R²) pada Tabel 4.13 diketahui bahwa nilai Adjusted R Square adalah sebesar 0,441 artinya, sebesar 44,1% Keputusan Pembelian dapat dijelaskan oleh variabel Faktor Pribadi (X1), dan variabel Faktor

Sosial (X2), sedangkan sisanya sebesar 55,9% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain

(55)

4.3 Pembahasan

4.3.1 Pengaruh Faktor Pribadi Terhadap Keputusan Pembelian

Hasil pengujian secara parsial menunjukkan bahwa faktor pribadi memiliki nilai koefisien yang benilai positif atau searah dengan keputusan pembelian dengan tingkat signifikansi <0,05. Dengan demikian, secara parsial faktor pribadi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian produk Buavita. Hal ini menunjukkan jika faktor pribadi meningkat, maka keputusan pembelian juga akan meningkat secara signifikan.

Faktor pribadi merupakan karakteristik pribadi yang melekak pada setiap individu, sehingga semakin tinggi kesesuaian karakteristik-karakteristik pribadi dengan suatu produk, maka akan mendorong konsumen untuk membeli produk tersebut. Faktor pribadi yang ada pada mahasiswa/i Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara secara umum terdapat kesuaian dengan produk Buavita sehingga mendorong terjadinya keputusan pembelian produk Buavita.

(56)

Namun demikian, masih ditemukan karakteristik pribadi yang kurang sesuai dengan produk Buavita terutama mengenai kesesuaian harga dengan uang saku yang dimiliki responden. Sebagian responden menilai bahwa harga Buavita masih kurang sesuai dengan daya belinya atau uang sakunnya sebagai mahasiswa/i yang sebagian besar belum mempunyai penghasilan sendiri.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Puspitarini (2013). Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa faktor pribadi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian produk Pizza Jl. Jenderal Sudirman No. 53 Yogyakarta. Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Hakimi (2015) menyatakan bahwa faktor pribadi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian Kentucky Fried Chicken Singaraja.

4.3.2 Pengaruh Faktor Sosial Terhadap Keputusan Pembelian

Hasil pengujian secara parsial menunjukkan bahwa faktor sosial memiliki nilai koefisien yang bernilai positif atau searah dengan keputusan pembelian dengan tingkat signifikansi <0,05. Dengan demikian, faktor pribadi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian produk Buavita.

(57)

Dari distribusi jawaban responden terlihat bahwa mayoritas responden menyatakan setuju untuk berbagai item pernyataan yang diajukan dalam kuesioner. Hal ini menunjukkan bahwa adanya faktor sosial yang mempengaruhi keputusan pembelian produk Buavita pada Mahasiswa/i Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Beberapa faktor sosial tersebut diantaranya adanya pengalaman dari anggota keluarga yang telah mengkonsumsi Buavita, serta adanya keyakinan bahwa produk Buavita merupakan salah satu produk minuman dalam kemasan dengan kualitas terbaik serta mengkonsumsi Buavita mencerminkan gaya hidup yang sehat dan modern.

Meskipun masih ditemukan beberapa responden yang menyatakan kurang setuju khususnya pengaruh teman dilingkungan responden untuk membeli Buavita. Hal ini karena beberapa teman responden memiliki selera dan kebutuhan yang berbeda terhadap produk minuman dalam kemasan terlebih saat berkumpul atau beraktivitas bersama teman-teman, beberapa responden menyatakan bahwa sebagian temannya lebih memilih minuman lainnya dibanding Buavita.

(58)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan, diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Pengujian secara simultan (Uji F) menunjukkan bahwa Faktor Pribadi dan Faktor Sosial secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian produk Buavita pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Pengujian secara parsial (Uji t) menunjukkan bahwa Faktor Pribadi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian produk Buavita pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Pengujian secara parsial (Uji t) menunjukkan bahwa Faktor Sosial berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian produk Buavita pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

(59)

5.2 Saran

Berdasarkan hasil dan pembahasan, diberikan beberapa saran sebagai berikut:

1. Perusahaan diharapkan mengembangkan varian produk dalam kemasan dengan ukuran yang lebih kecil dengan harga yang lebih murah agar lebih banyak konsumen yang mampu membeli produk Buavita khususnya kalangan Mahasiswa/i karena bagi sebagian Mahasiswa/i harga produk Buavita masih kurang sesuai dengan jumlah uang saku yang dimiliki terlebih jika dibandingkan dengan beberapa produk minuman dalam kemasan lainnya yang dinilai lebih murah. Serta diharapkan perusahaan memperluas pemasaran Buavita dalam kemasan botol agar lebih praktis dibawa saat beraktivitas atau bepergian.

2. Perusahaan diharapkan melakukan inovasi produk yang lebih bervariasi dengan kualitas yang lebih unggul agar konsumen yang ada dapat dipertahankan serta meningkatkan minat beli konsumen secara umum.

(60)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Faktor Pribadi

2.1.1 Pengertian Faktor Pribadi

Faktor pribadi adalah karakteristik pribadi yang mempengaruhi keputusan pembelian, meliputi usia dan tahap dalam siklus pembelian, pekerjaan dan keadaan ekonomi, kepribadian dan konsep diri, serta gaya hidup dan nilai (Kotler dan Keller, 2007 : 172).

Karena banyak dari karakteristik ini yang mempunyai dampak yang sangat langsung terhadap perilaku konsumen, penting bagi pemasar untuk mengikuti mereka secara seksama. Faktor pribadi didefenisikan juga sebagai suatu bentuk dari sifat-sifat yang ada pada diri individu yang sangat menentukan perilakunya. Kepribadian konsumen sangat ditentukan oleh faktor internal (IQ, emosi, cara berpikir) dan faktor eksternal (lingkungan fisik, keluarga, masyarakat, sekolah, dan lingkungan alam). Kepribadian konsumen akan mempengaruhi persepsi dan pengambilan keputusan dalam membeli.

2.1.2 Karakteristik-Karakteristik Pribadi

Karakteristik pribadi juga mempengaruhi keputusan pembelian pada konsumen, yaitu:

a. Usia dan Tahap Siklus Hidup

(61)

juga berhubungan dengan usia. Pembelian dibentuk oleh tahap daur hidup keluarga, tahap-tahap yang mungkin dilalui oleh keluarga sesuai dengan kedewasaannya.Pemasar seringkali memberikan perhatian yang besar terhadap perubahan minat pembelian yang terjadi dan dampaknya terhadap perilaku konsumsi.

b. Pekerjaan dan Keadaan Ekonomi

Pekerjaan seseorang mempengaruhi pola konsumsinya.Dengan demikian pemasar dapat mengidentifikasi kelompok yang berhubungan dengan pekerjaan yang mempunyai minat di atas rata-rata terhadap produk dan jasa mereka.Sebuah perusahaan bahkan dapat mengkhususkan produknya untuk kelompok pekerjaan tertentu.

c. Keadaan ekonomi seseorang akan mempengaruhi pilihan produk yang akan dibelinya. Keadaan ekonomi terdiri dari penghasilan yang dapat dibelanjakan, tabungan dan aktiva, hutang, kemampuan untuk meminjam, dan sikap atas belanja atau menabung.Pemasar produk yang peka terhadap harga terus-menerus mengamati kecenderungan dalam pendapatan pribadi, tabungan dan tingkat bunga.Bila indikator ekonomi menunjukkan resesi, pemasar dapat mengambil langkah-langkah untuk merancang ulang, melakukan penempatan ulang, dan mengubah harga produknya.

d. Gaya Hidup dan Nilai

(62)

aktivitas, minat, dan opininya.Gaya hidup menggambarkan keseluruhan diri seseorang yang berinteraksi dengan lingkungannya. Konsep gaya hidup apabila digunakan oleh pemasar secara cermat, dapat membantu untuk memahami nilai-nilai konsumen yang terus berubah dan bagaimana nilai-nilai tersebut mempengaruhi perilaku konsumen.

e. Kepribadian dan Konsep Diri

Setiap orang memiliki kepribadian yang berbeda yang dapat mempengaruhi perilaku pembeliannya. Kepribadian mengacu pada karakteristik psikologis berbeda dari seseorang yang menyebabkan tanggapan yang relatif konsisten dan bertahan lama terhadap lingkungannya.

2.1.2 Pengertian Segmentasi Pasar

Menurut Tjiptono (2012:150) ,pengertian segmentasi pasar adalah segmentasi pasar dapat diartikan sebagai proses mengelompokan pasar keseluruhan yang heterogen menjadi kelompok-kelompok atau segmen-segmen yang memiliki kesamaan dalam hal kebutuhan,keinginan,perilaku atau respon terhadap program pemasaran spesifik.

2.1.3 Pola Segmentasi Pasar

(63)

1. Preferensi Homogen

Menunjukkan suatu pasar di mana semua konsumennya mempunyai preferensi yang relatif sama terhadap produk dan jasa yang ditawarkan. Pasar tidak menunjukkan segmen alami.

2. Preferensi Tersebar

Dalam pola ini, preferensi pelanggan sangat beraneka ragam dan berbeda-beda. Berbeda dengan preferensi homogen, preferensi tersebar menunjukkan bahwa pilihan konsumen tersebut tersebar di seluruh bidang. Merek pertama yang memasuki pasar kemungkinan mengambil posisi di tengah sehingga menarik sebagian besar orang. Merek yang berada di tengah akan meminimumkan jumlah total ketidakpuasan konsumen. Pesaing kedua dapat berlokasi di sebelah merek pertama dan bertempur untuk mendapatkan pangsa pasar atau dapat berlokasi di sudut untuk menyerang kelompok pelanggan yang tidak puas terhadap merek yang berada di tengah. Jika beberapa merek ada dalam pasar maka perusahaan kemungkinan akan mengambil posisi di seluruh bidang dan menunjukan perbedaan-perbedaan yang nyata untuk memenuhi perbedaaan preferensi konsumen.

3. Preferensi Terkelompok

(64)

pertama kali beroperasi di pasar memiliki 3 (tiga) pilihan untuk memasuki preferensi ini, antara lain :

a. Perusahaan dapat menempatkan diri di tengah dengan harapan dapat menarik semua kelompok yang ada.

b. Perusahaan dapat menempatkan produk pada segmen pasar yang terbesar dan dinamakan pemasaran terpusat.

c. Perusahaan dapat mengembangkan beberapa merek dan masing-masing diposisikan pada segmen yang berbeda-beda.

2.1.4 Dasar Penerapan Segmentasi Pasar

Pada umumnya dapat dikatakan bahwa perusahaan akan lebih berhasil apabila membagi-bagi dan kemudian memilih salah satu atau beberapa bagian atau segmen pasar tertentu untuk dijadikan sasaran dan kemudian dilayani dengan lebih baik. Cara ini lebih menjamin keberhasilan daripada hanya melayani konsumen dengan cara seadanya. Perusahaan yang mengadakan segmentasi terhadap pasarnya dapat menempuh cara yang berbeda. Metode tersebut juga berbeda dari satu produk ke produk lainnya. Salah satu cara yang penting dalam mengadakan segmentasi pasar adalah dengan membagi pasar ke dalam beberapa jenis karena terdapat perbedaan antara masing-masing jenis pasar tersebut maka program pemasaran perusahaan (produk, harga, distribusi, dan promosi) juga berbeda tergantung pasar yang akan dituju oleh perusahaan.

(65)

1. Segmentasi berdasarkan geografis

Kriteria geografis dipergunakan dalam segmentasi pasar karena mengingat potensi pasar bagi produk perusahaan dapat dipengaruhi oleh lokasi pasar di mana faktor biaya operasi dan besarnya permintaan dari masing-masing wilayah berbeda-beda. Segmentasi geografis mengharuskan pembagian pasar menjadi unit-unit geografis yang berbeda seperti negara, negara bagian, wilayah, provinsi, kota, atau lingkungan. Perusahaan dapat memutuskan untuk beroperasi dalam satu atau sedikit wilayah geografis atau beroperasi dalamseluruh wilayah tetapi memberikan perhatian pada variasi lokal dalam kebutuhan dan preferensi geografis. Segmentasi pasar ini dilakukan dengan mengelompokkan konsumen menjadi bagian pasar menurut skala wilayah atau letak geografis yang dapat dibedakan berdasarkan :

a. Wilayah

Dapat diperoleh segmen pasar yang berupa pasar lokal, pasar regional, pasar nasional, dan pasar luar negeri atau ekspor. Masing-masing pasar berdasarkan wilayah ini berbeda-beda potensi dan cara menanganinya. b. Iklim

(66)

c. Kota atau desa

Dapat diperoleh segmen pasar yang berupa pasar daerah perkotaan dan pasar daerah desa atau pertanian. Masing-masing segmen pasar ini berbeda potensi serta motif, perilaku, dan kebiasaan pembeliannya sehingga membutuhkan cara penanganan pemasaran berbeda.

2. Segmentasi berdasarkan demografis

Dalam segmentasi demografis, pasar dibagi menjadi kelompok-kelompok berdasarkan variabel-variabel demografis seperti usia, ukuran keluarga, siklus kehidupan keluarga, jenis kelamin, penghasilan, pekerjaan, agama, ras, generasi kewarganegaraan, dan kelas sosial. Variabel-variabel demografis adalah dasar yang paling populer untuk membedakan kelompok-kelompok pelanggan. Satu alasan adalah bahwa keinginan, preferensi, dan tingkat pemakaian konsumen sangat berhubungan dengan variabel-variabel demografis. Alasan lain adalah bahwa variabel-variabel demografis lebih mudah diukur daripada sebagian besar variabel. Bahkan jika pasar sasaran diuraikan dalam faktor-faktor non-demografis (misalnya jenis kepribadian), hubungan dengan karakteristik demografis dibutuhkan untuk mengetahui ukuran pasar sasaran dari media yang digunakan untuk menjangkaunya secara efisien. Misalnya segmentasi pasar berdasarkan umur guna mengetahui preferensi pembelian antara konsumen dewasa dengan konsumen anak-anak. 3. Segmentasi

Gambar

Tabel 3.2
Tabel  3.3 Hasil Uji Validitas
Tabel 3.4 Hasil Uji Reliabilitas
Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara terlihat bahwa mayoritas responden setuju bahwa

Variabel pribadi, dan psikologis mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian Smartphone Samsung pada mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh faktor pribadi, dan faktor sosial terhadap keputusan pembelian produk Buavita pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh faktor pribadi, dan faktor sosial terhadap keputusan pembelian produk Buavita pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi

MenurutKotler (2007:223) keputusan pembelian yaitu beberapa tahapan yang dilakukan oleh konsumen sebelum melakukan keputusan pembelian suatu produk.Dari berbagai faktor

Saya memilih Buavita karena Buavita dapat mencerminkan peran dan status saya sebagai mahasiswa/i yang mengerti akan pentingnya mengkonsumsi minuman yang sehat 6.. Saya

Tabel diatas menunjukkan bahwa mayoritas responden memilih uraian tidak setuju pada pernyataan membeli smartphone dalam waktu dekat.Hal ini dibuktikan dengan jumlah frekuensi

Dari distribusi jawaban responden di atas terlihat bahwa mayoritas responden menyatakan cukup setuju terhadap pernyataan tersebut yang menyatakan sebanyak 34%