• Tidak ada hasil yang ditemukan

KESENJANGAN KEPUASAN DALAM MENONTON PROGRAM TRAVELING TELEVISI : STUDI KESENJANGAN KEPUASAN ANGGOTA BACKPACKER INDONESIA REGIONAL SURABAYA ATAS TAYANGAN JEJAK PETUALANG DI TRANS 7 DAN MY TRIP MY ADVANTURE DI TRANS TV.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KESENJANGAN KEPUASAN DALAM MENONTON PROGRAM TRAVELING TELEVISI : STUDI KESENJANGAN KEPUASAN ANGGOTA BACKPACKER INDONESIA REGIONAL SURABAYA ATAS TAYANGAN JEJAK PETUALANG DI TRANS 7 DAN MY TRIP MY ADVANTURE DI TRANS TV."

Copied!
102
0
0

Teks penuh

(1)

KESENJANGAN KEPUASAN DALAM MENONTON PROGRAM

TRAVELING TELEVISI

(Studi Kesenjangan Kepuasan Anggota Backpacker Indonesia Regional Surabaya Atas Tayangan Jejak Petualang Di Trans 7 Dan My Trip My Advanture Di Trans

Tv)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi

(S.I.Kom.) Dalam Bidang Ilmu Komunikasi

Oleh: SAIHUL GHOZI

B06211077

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

(2)
(3)
(4)
(5)

viii ABSTRAK

Saihul Ghozi, B06211077, 2015. Kesenjangan Kepuasan Dalam Menonton Program Traveling Televisi. Skripsi Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Kata Kunci: kesenjangan kepuasan dalam menonton program traveling televisi

Salah program acara televisi yang sekarang sedang populer dan banyak digemari pemirsa televisi adalah program Traveling, dengan semakin maraknya program acara traveling yang ditayangkan televisi menjadikan penonton program tersebut mengalami kesenjang kepuasan dalam menonton dua atau lebih program dengan genre yang sama, dari adanya persoalan tersebut peneliti mencoba untuk mengetahui kebutuhan apa saja yang dicari (gratification sought) pada program traveling jejak petualang di trans 7 dan my trip my advanture di trans Tv dan kepuasan yang diperoleh (gratification obtained). Selain itu penelitian ini juga mencari kesenjangan kepuasan (gratification discrepancy) dari kedua program traveling tersebut, sehingga akan diketahui program mana yang lebih unggul dalam memuaskan responden

Metode penelitian yang digunakan untuk mengungkap persoalan diatas dengan menggunakan jenis penelitian kuantitatif yang lebih menitikberatkan pada survei yang dilakukan kepada khalayak. Data yang dikumpulkan oleh peneliti dilakukan melalui teknik kuesioner dan proses wawancara. Data kemudian dikoding secara manual lalu diinterpresentasikan, sedangkan kesenjangan kepuasan dihitung menggunakan rumus diskrepensi yang dikembangkan oleh palmgreen.

Berdasarkan penghitungan seluruhnya merupakan kebutuhan yanng ingin dicari pemuasannya (gratification sought). Sedangkan kepuasan yang didapat

(gratification obtained) dapat disimpulkan bahwa program acara Jejak Petualang dan

My trip My advanture masing-masing mampu memenuhi setiap item kebutuhan dengan tingkat kepuasan yang berbeda-beda.

(6)

ix DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

HALAMAN PENGESAHAN TIM PENGUJI ... iv

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... ix

BAB I: PENDAHULUAN A. LatarBelakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Kajian Penelitian terdahulu ... 5

F. Definisi Oerasional ... 7

G. Kerangka Pikir Dan Hipotesis ... 9

H. Metode Penelitian ... 11

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian... 11

2. Subyek, Obyek dan Lokasi Penelitian ... 12

(7)

x

4. Variabel dan Indikator Penelitian... 13

5. Teknik Pengumpulan Data ... 13

6. Teknik Analisis Data ... 14

I. Sistematika Pembahasan ... 15

BAB II: KAJIAN TEORETIS A. KAJIAN PUSTAKA ... 17

1. Gratification Discrepancy (kesenjangan Kepuasan) ... ... 17

2. Gratifications Sought (kepuasanYang Diharapkan) ... 18

3. Gratification Obtained (kepuasanYang Diperoleh) ... 19

4. Media Use (penggunaanMedia) ... 19

5. Program Televisi ... 19

6. Jenis Program ... 21

7. Program Traveling ... 27

8. Televis ... 28

9. Traveling ... 29

B. KAJIAN TEORI ... 33

1. Teori Uses And Gratifications ... 33

BAB III: HASIL PENELITIAN A. DESKRIPSI SUBYEK DAN LOKASI PENELITIAN ... 40

1. Deskripsi subyek penelitian ... 40

2. Deskripsi lokasi penelitian ... 40

B. DESKRIPSI DATA PENELITIAN ... 45

(8)

xi

2. Jenis Dan Sumber Data ... 46

3. Variabel Penelitian ... 48

4. Populasi Dan Sampel ... 49

5. Teknik Pengumpulan Data ... 50

6. Teknik Analisis Data ... 52

7. Hasil Rekapitulasi Angket ... 55

BAB IV: PEMBAHASAN A. PENGUJIAN HIPOTESIS ... 76

1. kesenjangan kepuasan (Gratification Discrepancy) ... 76

2. Penggunaan Media (Media Use) ... 86

B. ANALISIS HASIL ... 87

BAB IV: PEMBAHASAN A. KESIMPULAN ... 93

B. REKOMENDASI ... 94

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

(9)

xii

Tabel1. Data AnggotaBacpacker Indonesia Regional Surabaya

BerdasarkanAlamat ... 43

Tabel 2. Data AnggotaBacpacker Indonesia Regional Surabaya Berdasarkan jenis kelamin ... 43

Tabel 3. Variable X ... 48

Tabel 4. Variabel Y ... 48

Tabel 5. Gambaran umum tentang kepuasan yang diharapkan... 54

Tabel6. Kebutuhan responden untuk menambah wawasan tentang traveling ... 56

Tabel7.kebutuhan responden untuk mengetahui tempat wisata yang baru ... 56

Tabel 8.kebutuhan responden untuk menambah pengetahuan tentang kebudayaan ... 57

Tabel9.Kebutuhan memperoleh pengetahuan gaya traveling saat ini ... 57

Tabel10.kebutuhan untuk menambah kesadaran akan kelestarian alam ... 58

Tabel 11.kebutuhan untuk menambah kecintaan pada indonesia ... 58

Tabel12.kebutuhan untuk menambah kepribadian yang peka terhadap lingkungan ... 59

Tabel13.kebutuhan untuk menambah kepercayaan diri berwisaa ... 59

Tabel14.kebutuhan untuk memberikan informasi pada orang lain ... 60

Tabel15.kenbutuhan untuk mendapatkan bahan perbincangan ... 60

Tabel16.kebutuhan untuk memperoleh hiburan ... 61

Tabel17.kebutuhan untuk mengisi waktu luang... 62

Tabel18. Gambaran tentang tingkat gratifications sought yang memenuhi presentase terting pada tingkat setuju ... 62

Tabel 19. Gambaran umum tentang kepuasan yang diperoleh (gratification obtained) ... 63

Tabel 20.Tingkat kepuasan untuk menambah wawasan traveling ... 65

Tabel 21.Tingkat kepuasan untuk mengetahui tempat wisata baru ... 65

Tabel 22.Tingkat kepuasan menambah pengetahuan kebudayaan lain ... 66

Tabel 23 Tingkat kepuasan memperoleh gaya traveling saat ini ... 67

Tabel 24 Tingkat kepuasan menambah kesadaran diri akan kelestarian alam ... 68

Tabel 25 Tingkat kepuasan menambah kecintaan pada indonesia ... 68

Tabel 26 Tingkat kepuasan menambah kepribadian yang peka pada lingkungan ... 69

Tabel 27 Tingkat kepuasan menambah kepercayaan diri untuk berwisata ... 69

(10)

xiii

Tabel 29. Tingkat kepuasan mendapatkan bahan perbincangan ... 71

Tabel 30. Tingkat kepuasan memperoleh hiburan dan kesenangan ... 72

Tabel 31. Tingkat kepuasan mengisi waktu luang ... 72

Tabel 32. Curahan waktu menonton responden ... 73

Tabel 33. Frekuensi menonton ... 73

Tabel 34. Selesai tidaknya responden menonton ... 74

Tabel 35. Paham atau tidaknya alur cerita ... 74

Tabel 36. Tingkat kesenjangan kepuasan program jejak petualang ... 87

Tabel 37. Tingkat kesenjangan kepuasan program my trip my advanture ... 89

Tabel 38. Perbandingan acara yang lebih unggul ... 91

(11)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Industri penyiaran di Indonesia berkembang pesat setelah orde baru berakhir. Jika sebelum era kekuasaan Soeharto berakhir pada tahun 1998, stasiun televisi baru berjumlah 5 buah untuk swasta nasional dan 1 televisi publik saja, jumlah tersebut sekarang meningkat dua kali lipat menjadi 10 buah untuk swasta nasional dan tetap 1 televisi publik, namun masih ditambah dengan ratusan televisi lokal, komunitas dan khusus berlangganan.1

Televisi merupakan sarana telekomunikasi terkenal yang berfungsi sebagai penerima siaran gambar bergerak beserta suara, baik itu layar hitam putih maupun layar berwana. Kata televisi adalah penggabungan dari kata tele (jauh) dari bahasa Yunani dan visio (penglihatan) dari bahasa latin, sehingga televisi dapat didefinisikan sebagai alat komunikasi jarak jauh yang menggunakan media visual/ penglihatan2

Masuknya televisi di Indonesia pada tahun 1962 bertepatan dengan Asian game ke 4 yang di selenggarakan di Jakarta. Ketika itu Indonesia menjadi penyelenggara. Peresmian pesta olahraga tersebut bersamaan dengan peresmian penyiaran televisi oleh presiden Soekarno, tanggal 24 Agustus 1962. Televisi yang pertama muncul adalah TVRI.3

1

Graeme Burton, Membincangkan Televisi sebuah pengantar studi televisi, (Jalasutra: Yogyakarta, 2011) hal 9.

2

Indah rahmawati, berkarir di dunia broadcast,(niaga swadaya: Bandung,2011) hal 3. 3 Wawan kuswandi,

(12)

Perkembangan industri televisi akhir-akhir ini mengalami peningkatan yang signifikan, salah satunya adalah program-program acara traveling. Kemunculan program traveling ini berbarengan dengan banyaknya anak muda jaman sekarang yang memulai trend baru yaitu dengan pergi ber traveling. Dari banyaknya program traveling di televisi tersebut banyak yang baru muncul belakangan ini ada juga yang sudah tayang sejak lama dan masih bertahan karena respon penonton yang baik pada acara tersebut, salah satunya adalah program jejak petualang yang sudah ada sejak tahun 2003.

Program traveling Jejak petualang bertahan dari awal penayangannya pada tahun 2003 ketika trans 7 masih bernama Tv 7. Program acara jejak petualang dipandu oleh banyak presenter diantaranya, Riani Jangkaru, Putry Ayudia, Syifa Kumala, Medina Kamil dan banyak lagi. Acara yang ditayangkan tiga kali dalam seminggu yakni pada hari Senin, Selasa dan Rabu pukul 15:15 wib. Ini merupakan program dokumenter yang khusus dihadirkan bagi para petualang. Sesuai namanya jejak petualang menayangkan perjalanan-perjalanan yang penuh dengan ekspedesi petualangan yang menampilkan keanekaragaman hayati, budaya dan eksotika bawah laut yang merupakan kekayaan potensi alam nusantara.

(13)

3

Lain halnya dengan trans tv yang tidak mau kalah dengan trans 7 mereka juga membuat program acara traveling my trip my advanture. Program my trip my advanture ini baru muncul pada periode 2013, namun begitu program acara ini mampu menarik simpati penikmat progaram acara traveling karena program acara ini mengambil segmen yang lebih ke life style anak muda sehingga mudah diterima masyarakat penikmat program traveling

Program acara my trip my advanture tayang tiga kali dalam seminggu yaitu pada hari Jumat yang tayang pukul 07.30 wib dan Sabtu-Minggu tayang pukul 08.30 wib yang pembawa acaranya sudah pernah malang melintang di dunia pertelevisian karena memang sejak awal program acara ini lebih menekankan ke segmen anak muda. Antara lain pembawa acara tersebut adalah, Hamish Daud Wylllie. Vicky Nitinegoro, Nadine Chandrawinata dan Deny Sumargo.

(14)

4

Kesamaan dari kedua program ini adalah sama-sama menunjukan keindahan Indonesia disuatu daerah dan juga ikut mempromosiakan daerah tersebut agar lebih berkembang lagi potensi wisatanya.

Dari segi perbedaan program acara jejak petualang lebih menekankan pada potensi humanisme kearifan lokal dan budaya yang ada di daerah tersebut dan tidak lupa juga potensi wisatanya. Sedangkan pada program acara my trip my advanture langsung menekankan pada potensi wisatanya

Berorientasi pada studi efek isi pesan media kepada khalayak, penulis ingin memperoleh gambaran tentang kebutuhan efek isi pesan media kepada khalayak yang ingin dicarikan pemuasnya melalui media massa, pola penggunaan media, dan kepuasan yang diperoleh. Untuk selanjutnya akan

4

(15)

5

diketahui adanya kesenjangan kepuasan yang muncul dan media mana yang sering digunakan.

Dalam penelitian ini penulis memilih anggota bacpacker Indonesia regional Surabaya sebagai obyek penelitian karena pada dasarnya organisasi backpacker Indonesia merupakan organisasi yang cukup besar dan memiliki sub regional di setiap kota dan sangat terorganisir keanggotaanya, salah satunya di regional Surabaya. Ditambah secara kognitif anggota backpacker Indonesia tahu bagaimana menyikapi program acara yang bertema traveling karena memang sudah terbiasa dengan dunia traveling

Komunitas backpacker Indonesia sudah sangat berkembang dengan cepat sejak pertama didirikan. Yang saat ini telah mengumpulkan anggota backpackersebanyak 65.170 orang dari berbagai daerah di Indonesia. Ditambah dengan munculnya beberapa program traveling di televisi yang membuat minat masyarakat untuk ikut atau ingin lebih tahu tentang dunia backpacker atau traveling. Hal itu berimbas pada tingginya minat masyarakat untuk bergabung dengan komunitas backpacker Indonesia. Berikut adalah statistik anggota di backpackerindonesia.com. Statistik dilacak oleh Google

(16)

5

sumber: www.seethestats.com/site/backpackerindonesia.com/STSCFY6wdMs

Itu merupakan data anggota baru backpacker Indonesia yang sudah ter daftar di forum internet, dimana data tersebut menunjukan kenaikan anggota terhitung dari tanggal 26 bulan April tahun 2015 sebanyak 16.870 anggota baru yang mendaftar, menjadi 18.960 anggota pada tangal 1 bulan Mei 2015

B. Rumusan masalah

1. Seberapa besar kepuasan yang diharapkan (gratifications sought) sebelum menonton program traveling Jejak petualang di Trans 7 dan My trip my advanture di Trans Tv?

2. Seberapa besar kepuasan yang diperoleh (gratifications obtained) setelah menonton program traveling Jejak petualang di Trans 7 dan My trip my advanture di Trans Tv?

3. Seberapa besar prosentase kesenjangan kepuasan (gratifications

discrepancy) yang diperoleh anggota backpacker Indonesia regional

5

(17)

7

Surabaya atas tayangan jejak petualang di trans 7 dan my trip my advanture di trans tv?

C. Tujuan penelitian

1. Untuk mengetahui seberapa besar kepuasan yang diharapkan

(gratifications sought) dari menonton program traveling Jejak petualang

di Trans 7 dan My trip my advanture di Trans Tv

2. Untuk mengetahui seberapa besar kepuasan yang diperoleh

(gratifications obtained) dari menonton program traveling Jejak

petualang di Trans 7 dan My trip my advanture di Trans Tv?

3. Untuk mengetahui seberapa besar kesenjangan kepuasan (gratifications

discrepancy) yang diperoleh anggota backpacker Indonesia regional

Surabaya atas tayangan jejak petualang di trans 7 dan my trip my advanture di trans tv

D.Manfaat penlitian

1. Manfaat teoritis

Secara teoritis penelitian ini diharapkan bisa menambah pengetahuan mengenai ilmu komunikasi khususnya dalam penelitian kuantitatif dan lebih bisa memilih untuk menonton acara telivisi mana yang lebih dalam baik penyajian program acara khusunya acara traveling

(18)

Peneliti berharap semoga penelitian ini dapat memberikan kontribusi mengenai mana program acara yang lebih baik dalam memberikan penyajian acara traveling meneurut anggota backpacker Indonesia regional Surabaya yang memang sudah terbiasa dengan traveling dan juga bisa menyikapi acara tersebut agar kita tidak hanya terbawa trend untuk bertraveling saja tanpa harus ikut menjaga dan merawat tempat wisata yang dikunjungi

E. Kajian dan hasil penelitian terdahulu

Adapun hasil penelitian terdahulu yang masih relevan dengan penelitian ini adalah analisi kesenjangan kepuasan (gratification discreapancy) : kasus pendengar program siaran “desa kita” pada radio republik Indonesia (RRI)

Bogor FM 93,75 MHz yang diterbitkan oleh Hendra Purwana pada tahun 2011.

Dalam penelitian Hendra Purwana menjelaskan bagaimana strategisnya peran radio dalam menyampaikan pesan-pesan pembangunan, pesan-pesan pembangunan tersebut diantaranya dalam bidang pertanian, salah satu bentuk produk penyuluhan dan komunikasi pertanian melalui radio dalam siaran pedesaan. Hendra Purwana dalam penelitianya bertujuan menganalisis hubungan antara karakterisitik pendengar program siaran desa kita RRI Bogor FM dengan pengguna media radio dan juga menganalisis kesenjangan kepuasan (gratification discrepancy) pendengar program siaran desa kita.

(19)

9

dan my trip my advanture di trans tv. Peneliti lebih mengutamakan pendekatan kuantitatif guna mendapatkan data yang mendalam.6

Adapun sebagai panduan penelitian terdahulu yang kedua yakni dengan judul kesenjangan kepuasan pemirsa televisi : suatu studi kesenjangan kepuasan dalam pendekatan uses and gratifications atas tayangn film hiburan pada TVRI dan TV swasta nasionl di kalangan pelajar sma di kotamadya Pekanbaru, Riau”7 oleh Sukardi tahun 2001. Pada penelitian ini membahas masalah kepuasan yang dicari (GS) dan kepuasan yang diperoleh (GO) responden atas tayangan film hiburan di TVRI, RCTI, TPI, SCTV ANTV dan Indosiar terhadap pelajar SMA negeri di kodya Pekanbaru Riau

Adapun referensi penelitian terdahulu yang ketiga berjudul “talk show

dan kesenjangan kepuasan (studi deskriptif kesenjangan kepuasan yang diperoleh pemirsa dari menonton acara kick andy di metro tv dan satu jam lebih dekat di tvone di kalangan mahasiswa ilmu komunikasi fisip uns angkatan 2007-2009 dengan menggunakan pendekatan uses and gratification)

F. Definisi operasional

a. Gratifications Discrepancy (Kesenjangan Kepuasan)

Gratifications Discrepancy (Kesenjangan kepuasan) adalah perbedaan

kepuasan yang terjadi antara skor Gratifications Sought (kepuasan yang diharapkan) dan Gratifications Obtained (kepuasan yang diperoleh) dalam

6

Skripsi Hendra Purwana, kesenjangan kepuasan (gratification discreapancy) : kasus pendengar progra siara desa kita pada radio republik I do esia RRI Bogor FM 9 ,75 MHz,

7

Skripsi sukardi, kepuasan pemirsa televisi : suatu studi kesenjangan kepuasan dalam

(20)

mengkonsumsi media tertentu. Semakin kecil discrepancy-nya, semakin memuaskan media tersebut.8

1.Gratifications Sought (kepuasan yang diharapkan)

merupakan kepuasan yang dicari atau diinginkan individu saat mengkonsumsi suatu jenis media tertentu (radio, tv, koran)

2. Gratifications Obtained (kepuasan yang diperoleh)

Kepuasan yang nyata yang diperoleh seseorang setelah mengkonsumsi suatu jenis media tertentu.

b. Program televisi

Program televisi adalah sebuah perencanaan dasar dari suatu konsep acara televisi yang akan menjadi landasan kreatifitas dan desain produksi yang akan terbagi dalam berbagai kriteria utama yang disesuaikan dengan tujuan dan target pemirsa acara tersebut9

Program televisi sangat berpengaruh pada keberhasilan sebuah acara televisi yang akan diproduksi. Program acara televisi juga menentukan siapa target yang akan menonton acara televisi tersebut dan bagaimana cara menyajikannya agar dapat diterima dan dinikmati oleh penonton yang menjadi target acara tersebut.

c. Traveling

8

Kriyantono Rachmat. 2006. Teknik Praktis Riset Komunikasi. (Jakarta : Kencana Prenada Media Group.) hal 210

9Naratama Rukmananda. 2004.

(21)

11

Traveling dalam bahasa Indonesia adalah aktivitas melancong, berpindah dalam satu tempat ke tempat lainnya dengan berbagai alasan, seperti bisnis, liburan, dan sebagainya. Aktivitas traveling kebanyakan dianggap sebagai hobi ketimbang pekerjaan. Dalam perkembangannya travelling mempunyai sebutan baru seperti backpacking.10

Dalam traveling ada banyak cara untuk bisa menjadikan aktivitas ini lebih menyenangkan, oleh karena itulah banyak bermunculan komunitas traveling seperti yang bisa dilihat sekarang seiring mudahnya teknologi komunikasi dan akomodasi. Tentunya ini semua termasuk dari peran media televisi yang berlomba-lomba menyajikan program acara traveling

G. Kerangka pikir dan hipotesis

a. Kerangka Pikir

Salah satu macam riset uses and gratifications yang saat ini berkembang adalah yang dibuat Philip Palmgreen dari Kentucky University. Kebanyakan riset uses and gratifications memfokuskan pada motif sebagai variabel independen yang mempengaruhi penggunaan media. Palmgreen kendati juga menggunakan dasar yang sama yaitu orang menggunakan media didorong oleh motif-motif tertentu, namun konsep yang diteliti oleh Palmgreen ini tidak berhenti di situ, dengan menanyakan apakah motif-motif khalayak itu telah dapat dipenuhi oleh media. Dengan kata lain, apakah khalayak puas setelah menggunakan media. Konsep mengukur kepuasan ini disebut gratification

sought dan gratification obtained. Penggunaan konsep-konsep baru ini

10

(22)

memunculkan teori yang merupakan varian dari teori uses and gratifications, yaitu teori expectancy values (nilai pengharapan)11

Teori ini dikemukakan oleh Dr. Martin Fishbein , seorang profesor jurusan komunikasi di Annenberg School for Communication Theory. Penjelasan mengenai teori ini pertama kali ada dalam buku Martin Fishbein dan Icek Ijzen tahun 1975, yaitu Belief, Attitude, Invention and Behavior: An

introduction to theory and research. Teori ini merupakan sebuah

pengembangan dari teori uses and gratification. Fokus kajian teori ini adalah pada komunikasi massa yaitu meneliti pengaruh penggunaan media oleh penggunanya dilihat dari kepentingannya.

Asumsi dari teori ini bahwa „Sikap khalayak terhadap segmen-segmen media tergantung pada nilai yang mereka anut dan evaluasi mereka terhadap media tersebut. Teori ini mengatakan bahwa kepuasan yang dicari sebagai pengguna media terhadap suatu media ditentukan oleh sikap penulis terhadap media tersebut. Penulis percaya dan berhak mengevaluasi dan menentukan sikap.

b. Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah dalam penelitian. Jawaban yang masih bersifat sementara tersebut akan di buktikan kebenarannya secara empiris melalui penelitian.12 Secara etimologis, hipotesis dibentuk dari dua kata, yaitu kata Hypho dan Thesis. Hypho berarti kurang dan

11

Kriyantono Rachmat. 2006. Teknik Praktis Riset Komunikasi. (Jakarta : Kencana Prenada Media Group.) hal 208

12

(23)

13

thesis adalah pendapat. Kemudian kata ini di gabungkan menjadi Hypothesis

yang berarti suatu kesimpulan yang masih belum sempurna.13

Penelitian kuantitatif deskriptif ini hanya menggunakan satu variabel atau disebut dengan variabel mandiri, yakni kesenjangan kepuasan anggota backpacker Indonesia regional Surabaya. Maka hipotesis atau dugaan sementara dalam penelitian ini adalah “Tingkat kesenjangan kepuasan anggota

bacpacker Indonesia terhadap program acara jejak petualang di Trans 7 dan my trip my advanture di Trans Tv”

H.Metode Penelitian

Survei merupakan bagian khusus dari studi khalayak yang mencoba menakar kesenjangan kepuasan anggota backpacker Indonesia regional Surabaya terhadap program acara jejak petualang Trans 7 dan my trip my advanture Trans Tv.

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kepuasan anggota backpacker Indonesia regional Surabaya atas tayangan jejak petualang di trans 7 dan my trip my advanture di trans tv. Metode penelitian yang dipakai adalah penelitian survei yang bersifat deskriptif. Metode survei adalah metode penelitian yang menggunakan kuesioner sebagai instrumen utama untuk mengumpulkan data. Dalam penelitian survei dengan kuesioner

13 Burhan Bungin, “Metodologi Penelitian Sosial”,

(24)

diperlukan responden dalam jumlah yang cukup agar validitas temuan tercapai dengan baik.14

2. Subyek, Obyek, Dan Lokasi Penelitian

Untuk itu dalam upaya mengumpulkan data dan lebih memahami kesenjangan kepuasan yang ada, serta untuk lebih memfokuskan penelitian ini, penulis menentukan subyek dari penelitian adalah anggota backpacker Indonesia regional surabaya dan obyek dari penelitian ini adalah kesenjangan kepuasan yang di dapat anggota backpacker Indonesia regional Surabaya atas tayangan jejak petualang di trans 7 dan my trip my advanture di trans tv

3. Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Adapun pengertian sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Terkait dengan jumlah sampel, bila subyek dalam populasi kurang dari 100, sebaiknya diambil semua sehingga menjadi penelitian populasi. Jika subyeknya besar dapat diambil 10-15% atau 20-25% atau lebih, tergantung dari antara lain: kemampuan peneliti dengan mempertimbangkan waktu, tenaga dan dana, sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subyek, dan besar kecilnya risiko yang ditanggung peneliti.15 Populasi dalam penelitian ini adalah angoota backpacker Indonesia regional Surabaya. Jumlah populasi keseleruan pada penelitian ini adalah 52 orang, namun data hasil rekapitulasi angket masih akan dipilih diantara responden yang menonton

14 Irawan Soehartono [2008],”

Metode penelitian sosial: Suatu teknik penelitian bidang kesejahteraan sosial dan ilmu sosial lainnya”. Bandung : Remaja Rosdakarya. Hal. 101.

15Suharsimi Arikunto, 2006. “Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik”.

(25)

15

program traveling dan yang tidak. Berdasarkan riset awal, jumlah anggota backpacker Indonesia regional Surabaya yang menonton acara jejak petualang dan my trip my advanture sebanyak 24 yang digunakan sebagai responden penelitian ini

4.Variabel dan data

Variabel diartikan sebagai obyek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian.16

Penelitian kuantitatif deskriptif ini hanya menggunakan satu variabel atau disebut dengan variabel mandiri, yakni kesenjangan kepuasan

5. Teknik Pengumpulan Data

a. Observasi

Observasi yang dilakukan untuk memperoleh data yang berhubungan dengan masalah dan diteliti dan dapat dilihat dari dekat tentang kebenaran yang disampaikan oleh sumber informasi. Melalui pengamatan terhadap gejala-gejala yang diteliti juga mengidentifikasi kesenjangan kepuasan atas tayangan jejak petualang di trans 7 dan my trip my adenture di trans tv.

b. Kuesioner

Adapun alasan penggunaan kuesioner sebagai instrument utama dalam pengumpulan data ini adalah penelitian ini bersifat kuantitatif dan analisis datanya berdasarkan hasil kuesioner data yang diperoleh dengan menggunakan skala indikator variabel yakni dengan jenis angket tertutup

16

(26)

yang terdiri dari 20 pertanyaan. Pertanyaan yang diajukan penulis telah dirumuskan dalam bentuk tabel berdasarkan aspek penggunaan dan pemenuhan kebutuhan.

c. Dokumentasi

Yakni data yang diperoleh dari dokumen-dokumen berupa buku-buku dan bahan sumber info lainnya yang berkaitan dengan kesenjangan kepuasan atas tayangan jejak petualang di trans 7 dan my trip my adenture di trans tv

6. Teknik analisis data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan rumus discrepancy dari Palmgreen yaitu :

∑n.i.j D = I ≠ j

∑∑n.i.j i. j

D : discrepancy/kesenjangan

n : jumlah sample

i : kepuasan yang dicari j : kepuasan yang diperoleh

Dimana i ≠j

(27)

item-17

item dalam GS di-cross-kan dengan item-item dalam GO. Dari hasil perhitungan tersebut akan dapat diketahui persentasi tingkat kesenjangan kepuasan dari responden berdasar item-item yang sudah ditentukan dalam menonton lepas jejak petualang dan my trip my advanture

Setelah diketahui tingkat kesenjangan yang terjadi, maka akan dapat pula diketahui kepuasan yang mampu diberikan oleh acara jejak petualang dan my trip my advanture kepada responden. Besarnya kepuasan yang mampu diberikan oleh acara jejak petualang dan my trip my advanture kepada responden dapat dihitung dengan mengurangi tingkat kepuasan maksimal (100%) dengan tingkat kesenjangan kepuasan yang dialami responden pada tiap-tiap itemnya. Batasan kepuasan minimal sebesar 70%. Dengan kata lain, jika responden menyatakan bahwa kepuasan yang diperoleh untuk tiap jenis kebutuhan antara 70 - 100% atau apabila kesenjangan kepuasan berkisar antara 0 - 30% maka kebutuhan tersebut dianggap memuaskan17.

Apabila kesenjangan kepuasan suatu media menunjukkan angka presentase diatas 30% berarti media tersebut tidak mampu memuaskan responden. Sebaliknya, apabila kesenjangan kepuasan menunjukkan angka dibawah 30% berarti media tersbut mampu memuaskan responden. Semakin besar besar angka kesenjangan berarti suatu media semakin tidak mampu memenuhi kebutuhan. Sebaliknya, semakin kecil angka kesenjangan, semakin besar kemampuan suatu media dalam memenuhi kebutuhan responden.

17

(28)

Kesenjangan kepuasan tersebut diklasifikasikan dalam tiga kategori : o Rendah, apabila presentase kesenjangan kepuasan sebesar 21-30% o Sedang, apabila presentase kesenjangan kepuasan sebesar 11-20% o Tinggi, apabila persentase kesenjangan kepuasan sebesar 0-10%

I. Sistematika Pembahasan

Dengan menggunakan metode penelitian kuantitatif, penelitian ini ditulis menjadi lima struktur dengan pola penulisan lima bab.

1. Bab I dari penelitian ini adalah „pendahuluan‟ yang memuat latar belakang penelitian, rumusan masalah, tinjauan pustaka, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, metode penelitian, dan sistematika pembahasan.

2. Bab II dari penelitian ini adalah kerangka teori yang berisi tentang kesenjangan kepuasan (kepuasan yang diharapkan, kepuasan yang diperoleh), program televisi dan juga traveling

3. Merupakan jabaran dari metode penelitian yang meliputi jenis penelitian, jenis dan sumber data, variabel, indikator dan instrumen penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, teknik analisis data.

4. Bab IV dari penelitian ini mengulas tentang analisis hasil penelitian. Bagian ini merupakan inti dari penelitian karena memuat pengolahan data dari hasil wawancara, observasi dan dokumentasi.

(29)

18 BAB II

KAJIAN TEORI

A.KAJIAN PUSTAKA

1. Gratifications Discrepancy (Kesenjangan Kepuasan)

Gratifications discrepancy (kesenjangan kepuasan) adalah perbedaan

kepuasan yang terjadi antara skor gratifications sought (kepuasan yang diharpkan) dan gratifications obtained (kepuasan yang diperoleh) dalam mengkonsumsi media tertentu. Semakin kecil discrepancy-nya, semakin memuaskan media tersebut.15 Untuk menganalisis kesenjangan kepuasan digunakan rumus discrepancy menurut Palmgreen. Untuk penghitungan data statistiknya rumus yang digunakan peneliti adalah rumus discrepancy dari Palmgreen

Kesenjangan kepuasan merupakan perbedaan kepuasan yang diperoleh responden setelah menggunakan media. Diukur dengan menyilangkan nilai

gratifications sought dengan nilai gratifications obtained yang diperoleh

sehingga akan nampak kesenjangan kepuasan yang dialami responden setelah menonton program jejak petualang di trans 7 dan my trip my advanture di trans tv. Adanya kesenjangan kepuasan kedua media tersebut dibuktikan dengan statistik discrepancy

15

(30)

2. Gratifications Sought (kepuasan yang diharapkan)

Menurut Palmgreen gratifications sought merupakan kepuasan yang dicari atau diinginkan individu ketika mengkonsumsi suatu jenis media tertentu (radio, tv, koran)16

Menurut Palmgreen gratification sought dibentuk dari kepercayaan seseorang mengenai apa yang media dapat berikan dan evaluasi mengenai isi media

Gratification sought merupakan harapan pemuasan kebutuhan pendengar

dari terpaan media yang diubah menjadi keterlibatan aktif pada saat terpaan media dengan tujuan untuk mencapai tingkat kepuasan tertentu. Selanjutnya ditemukan juga ada hubungan signifikan antara aktivitas dengan motif penggunaan media. Ada hubungan positif antara pre-activity dengan tindakan post-activity.

3. Gratifications Obtained (Kepuasan yang diperoleh)

Gratifications obtained adalah kepuasan yang nyata yang diperoleh

seseorang setelah mengkonsumsi suatu jenis media tertentu.17

Menurut Palmgreen gratifications obtained mempertanyakan hal-hal yang khusus mengenai apa saja yang diperoleh setelah menggunakan media dengan menyebutkan acara atau rubrik tertentu secara spesifik

Dalam hal menyangkut gratification sought dianggap tidak ada perbedaan

antara bentuk dan jenis media massa yang satu dengan yang lainnya. Gratification

sought lebih banyak dipengaruhi oleh harapan-harapan audience yang

16

i Op. Cit., hal 206 17

(31)

20

diabstraksikan dari pengalamannya dengan berbagai bentuk dan jenis media massa.

Sedangkan gratification obtained adalah preferensi materi favorit yang disajikan

media massa tertentu dianggap tidak memiliki perbedaan bagi individu yang satu

dengan yang lainnya.

4. Program Televisi

Program televisi adalah sebuah perencanaan dasar dari suatu konsep acara televisi yang akan menjadi landasan kreatifitas dan desain produksi yang akan terbagi dalam berbagai kriteria utama yang disesuaikan dengan tujuan dan target pemirsa acara tersebut18

Kata program berasal dari bahasa Inggris programme yang berati acara atau rencana. Undang-undang penyiaran Indonesia tidak menggunakan kata program untuk acara tetapi menggunakan siaran yang didefinisikan sebagai pesan atau rangkaian pesan yang disajikan dalam berbagai bentuk. Namun kata “program” lebih sering digunakan dalam dunia penyiaran di Indonesia daripada kata “siaran” untuk mengacu pada pengertian acara19

Program adalah segala hal yang ditampilkan stasiun penyiaran untuk memenuhi kebutuhan audienya. Dengan demikian, program memiliki pengertian yang sangat luas

Program televisi sangat berpengaruh pada keberhasilan sebuah acara televisi yang akan diproduksi. Program acara televisi juga menentukan siapa target yang akan menonton acara televisi tersebut dan bagaimana cara

18

Naratama Rukmananda. Sutradara Televisi: Dengan single Dan Multi Camera.(jakarta : grasindo) 2004 hal 63

19

(32)

menyajikannya agar dapat diterima dan dinikmati oleh penonton yang menjadi target acara tersebut.

Program atau acara yang disajikan adalah faktor yang membuat audien tertarik untuk mengikuti siaran yang dipancarkan stasiun penyiaran, program dapat disamakan atau dianalogikan dengan produk atau barang atau pelayanan yang dijual kepada pihak lain dalam hal ini audien program adalah produk yang dibutuhkan orang sehingga mereka bersedia mengikutinya

Tidak ada yang lebih penting dari acara atau program sebagai faktor yang paling penting dan menentukan dalam mendukung keberhasilan finansial suatu stasiun televisi. Adalah program yang membawa audien mengenal suatu stasiun penyiaran. Jika suatu stasiun memperoleh jumlah audien yang besar dan jika audien itu memiliki karakteristik yang dicari oleh pemasang iklan, maka stasiun bersangkutan akan sangat menarik bagi pemasang iklan. Dengan demikian, pendapatan dan keuntungan stasiun penyiaran sangat dipengaruhi oleh programnya.

5. Jenis Program

(33)

22

Berbagai jenis program itu dapat dikelompokan menjadi dua bagian besar berdasarkan jenisnya yaitu, program informasi (berita) dan program hiburan

(entertainment). Program informasi kemudian dibagi menjadi dua jenis yaitu

hard news yang merupakan laporan berita terkini yang harus segera disiarkan

dan soft news yang merupakan kombinasi dari fakta, gosip dan opini. Sementara

program hiburan terbagi atas tiga kelompok, yaitu musik, drama permainan dan pertunjukan20

Menurut Vane-Gross menentukan jenis program berarti menentukan atau memilih daya tarik dari suatu program. Programmer harus memilih daya tarik yang merupakan cara untuk meraih audien21

Selain pembagian jenis program berdasarkan skema diatas, terdapat pula pembagian program berdasarkan apakah suatu program berdasarkan faktual atau fiktif. Program faktual antara lain meliputi: program berita, dokumenter, atau

relaity show. Sementara program yaang bersifak fiktif antara lain program

drama atau komedi.

a. Program informasi

Program informasi di televisi, memberikan banyak informasi untuk memenuhi rasa ingin tahu penonton terhadap sesuatu hal. Program informasi adalah segala jenis siaran yang tujuanya untuk memberikan tambahan pengetahuan (informasi) kepada khalayak audien22

Daya tarik program ini adalah informasi dan informasi itulah yang dijual kepada audien. Dengan demikian, program informasi tidak hanya melulu

20

Morissan . manajemen media penyiaran:strategi mengola radio dan televisi. . 2008 Op. Cit hal 218 21

Edwin T vane, lyne S gross : programing for tv, radio and cable, (london, focal press) . 1994 22

(34)

program berita dimana presenter atau penyiar membacakan berita tetapi segala bentuk penyajian informasi termasuk juga talk show.

Program informasi dapat dibagi menjadi dua bagian besar yaitu hard news dan soft news

1. Hard news

Hard news adalah segala informasi penting dan atau menarik

yang harus segera disiarkan oleh media penyiaran karena sifatnya yang harus segera ditayangankan agar dapat diketahui oleh khalayak audien secepatnya23

Hard news disajikan dalam suatu program berita yang berdurasi

mulai dari beberapa menit saja hingga program berita yang berdurasi 30 menit bahkan satu jam. Suatu program hard news terdiri atas sejumlah

hard news atau dengan kata lain suatu program berita merupakan

kumpulan dari beberapa hard news.

Dalam hal ini hard news dapat dibagi ke dalam beberapa bentuk berita yaitu : straight news, features, dan infontainment

a. Straight news, berarti berita langsung. Maksudnya suatu berita yang singkat (tidak detail) dengan hanya menyajikan informasi terpenting saja yang mencakup 5W+1H terhadap suatu peristiwa yang diberitakan

b. Features, yaitu berita ringan namun menarik. Pengertian

menarik disini adalah informasi yang lucu, unik, aneh, menimbulkan kekaguman dan sebagainya

23 djamal hidayanto,

(35)

24

c. Infotainment, yaitu berita yang menyajikan informasi

mengenai kehidupan orang-orang yang dikenal masyarakat, dan sebagian dari mereka bekerja pada dunia hiburan maka berita mengenai mereka disebut juga infotainment

2. Soft news

Soft news adalah segala informasi yang penting dan menarik yang

disampaikan secara mendalam namun tidak bersifat harus segera ditayangkan. Berita yang masuk kategori ini ditayangkan pada satu program tersendiri di luar program berita. Program yang masuk ke dalam kategori soft news ini yaitu24:

a. Current affair, yaitu program yang menyajikan informasi yang

terkait dengan suatu berita penting yang muncul sebelumnya namun dibuat secara lengkap dan mendalam

b. Magazine, yaitu program yang menampilkan informasi ringan

namun mendalam atau dengan kata lain magazine adalah

feature dengan durasi yang lebih panjang

c. Dokumenter, yaitu program informasi yang bertujuan untuk pembelajaran dan pendidikan namun disajikan dengan menarik. Gaya atau cara penyajian dokumenter cukup beragam dalam hal teknik editing dan teknik penceritaanya, mulai dari yang sederhan hingga yang tersulit. Suatu program dokumenter adakalanya dibuat seperti membuat sebuah film sehingga sering disebut dengan film dokumenter

(36)

d. Talk show, yaitu program yang menampilkan satu atau beberapa orang untuk membahas suatu topik tertentu yang dipandu oleh seseorang pembawa acara

b. Program hiburan

Program hiburan adalah segala bentuk siaran yang bertujun untuk menghibur audien dalam bentuk musik, lagu, cerita, dan permainan. Program yang termasuk dalam kategori hiburan adalah drama, permainan, musik, dan pertunjukan

1. Drama

Program drama adalah pertunjukan yang menyajikan cerita mengenai kehidupan atau karakter seseorang atau beberapa orang (tokoh) yang diperankan oleh pemain yang melibatkan konflik dan emosi. Dengan demikian program drama biasanya menampilkan sejumlah pemain yang memerankan tokoh tertentu. Suatu drama akan mengikuti kehidupan atau petualangan para tokohnya. Program televisi yang termasuk dalam program darama adalah:

a. Sinetron, merupakan darama yang menyajikan cerita dari berbagai tokoh secara bersamaan. Masing-masing tokoh memiliki alur cerita mereka sendiri-sendiri tanpa harus dirangkum menjadi suatu kesimpulan

(37)

26

2. Permainan

Permainan atau game show merupakan suatu bentuk program yang melibatkan sejumlah orang, baik secara individu ataupun kelompok yang saling bersaing untuk mendapatkan sesuatu. Permainan merupakan salah satu program produksi acara televisi yang sangat digemari

a. Quiz show, merupakan permainan yang menekankan pada

kemampuan intelektualitas b. Ketangkasan

c. Reality show, merupakan program yang menyajikan suatu

situasi seperti konflik, persaingan atau hubungan berdasarkan realitas yang sebenarnya

3. Musik

Program musik dapat ditampilkan dalam dua format, yaitu videoklip atau konser. Program musik berupa konser dapat dilakukan di lapangan (outdoor) ataupun di dalam studio (indoor)

Menurut Vane-Groos programmer yang ingin meyajikan pertunjukan musik haruslah cermat. Mereka harus memilih artis yang memiliki daya tarik demografis yang luas, menyajikan sebanyak mungkin dukungan visual, dan tidak membiarkan satu gambar di tampilkan terlalu lama

4. Pertunjukam

(38)

pertunjukan musik, begitu pula dengan pertunjukan lawak, sulap, lenong, wayang, ceramah agama dan sebagainya dapat dikatakan program pertunjukan adalah jenis program yang paling banyak diproduksi sendiri oleh stasiun televisi

6. Program Traveling

Dalam artikel yang ditulis Satrio Arismunandar25. Travel diterjemahkan sebagai perjalanan. Jadi travel journalism atau jurnalisme perjalanan adalah salah satu jenis jurnalisme yang memfokuskan pada liputan tentang perjalanan dalam arti yang luas.

Perjalanan tidak harus diartikan dengan pesiar atau wisata, meskipun liputan bertema pesiar atau wisata termasuk bagian besar dari travel journalism. Perjalanan juga bisa dilakukan untuk berbagai tujuan lain, yang lebih dari sekadar berwisata atau bersenang-senang. Seperti: bertualang, mengembara, berziarah, beribadah, pencarian jati diri, dan sebagainya. Untuk pembahasan selanjutnya, penulis akan menggunakan istilah jurnalisme perjalanan sebagai pengganti travel journalism

7. Traveling

Traveling dalam bahasa Indonesia adalah aktivitas melancong, berpindah dalam satu tempat ke tempat lainnya dengan berbagai alasan, seperti bisnis, liburan, dan sebagainya. Aktivitas traveling kebanyakan dianggap sebagai hobi

25

(39)

28

ketimbang pekerjaan. Dalam perkembangannya travelling mempunyai sebutan baru seperti backpacking.26

Traveling merupakan sebuah cara untuk membuka wawasan dan memperluas pengetahuan, dalam mengunjungi tempat baru atau tempat yang sudah dikenal dengan mencoba berinteraksi dengan obyek sekitar. Banyak yang menganggap traveling adalah sesuatu yang banyak menguras kantong, tentu saja anggapan ini bisa saja benar, tapi kalau tahu caranya anggapan seperti itu bisa berubah.

Dalam traveling ada banyak cara untuk bisa menjadikan aktivitas ini lebih menyenangkan, oleh karena itulah banyak bermunculan komunitas traveling seperti yang bisa dilihat sekarang seiring mudahnya teknologi komunikasi dan akomodasi. Dan tetntunya ini semua termasuk dari peran media televisi yang berlomba-lomba menyajikan program acara traveling

8. Trans 7 dan program jejak petualang

a. Trans 7

Trans 7 semula bernama tv 7 (di bawah naungan kelompok Kompas Gramedia KKG). Pada tanggal 22 Maret 2000 keberadaan tv 7 telah diumumkan dalam berita negara nomor 8687 sebagai PT Duta Visual Nusantara Tivi Tujuh dan berdiri dengan ijin dari departemen perdagangan dan perindustrian Jakarta pusat dengan nomer 809/BH.09.05/III/2000

Sejalan dengan perkembangan dunia pertelevisian di Indonesia dan semakin ketatnya persaingan di bidang tersebut, maka pada tanggal 4 Agustus 2006, KKG menjalin hubungan kerjasama (strategic partnership) dengan CT

26

(40)

Corp. Pada proses selanjutnya, untuk lebih mendekatkan diri dengan pemirsa, maka pada tanggal 15 Desember 2006 tv 7 melakukan relaunch dengan berganti logo dan nama menjadi trans 7

b. Jejak petualang

Jejak petualang adalah program traveling dokumanter yang tayang di trans 7. Program traveling Jejak Petualang bertahan dari awal penayangannya pada tahun 2003 ketika trans 7 masih bernama tv 7, program acara jejak petualang di pandu oleh banyak presenter diantaranya, Riani Jangkaru, Putry Ayudia, Syifa Kumala, Medina Kamil dan banyak lagi.

Jejak petualang ditayangkan tiga kali dalam seminggu yakni pada hari Senin, Selasa dan Rabu pukul 15:15 wib. Ini merupakan program dokumenter yang khusus dihadirkan bagi para petualang. Sesuai namanya jejak petualang menayangkan perjalanan-perjalanan yang penuh dengan ekspedesi petualangan yang menampilkan keanekaragaman hayati, budaya dan eksotika bawah laut yang merupakan kekayaan potensi alam nusantara.

Jejak petualang bertahan selama 13 tahun sejak pertama kali kemunculanya pada tahun 2003 yang merupakan acara dengan segmen traveling terlama yang pernah tayang di stasiun televisi Indonesia. Tak terhitung lagi berapa lokasi di wilayah Indonesia ini yang sudah dijamah oleh tim jejak petualang, mulai dari pantai, pegunungan, kawasan pedalaman dan juga gua

9. Trans Tv dan program My trip my advanture

a. Trans Tv

(41)

30

Dengan moto milik kita bersama, konsep tayang stasiun ini tidak banyak berbeda dengan stasiun swasta lainnya. Trans tv adalah anak perusahaan PT Trans Corporation. Kantor pusat stasiun ini berada di gedung trans Tv, Jalan kapten Pierre Tendean, Jakarta selatan

Trans tv memperoleh izin siaran pada tanggal 1 Agustus 1998. Trans tv mulai resmi disiarkan pada 10 November 2001, namun masih terhitung siaran percobaan, trans tv sudah membangun stasiun relasi tv nya di Jakarta dan Bandung. Siaran percobaan dimulai dari seorang presenter yang menyapa pemirsa pukul 17.51 wib. Trans tv kemudian pertama mengudara dan diresmikan presiden Megawati Soekarno putri sejak tanggal 15 Desember 2001 sekitar pukul 19.00 wib, trans tv memulai siaran secara resmi

b. My trip my advanture

Acara my trip myadvanture my advanture adalah program traveling yang tayang di trans tv. Program my trip my advanture ini baru muncul pada periode 2013, namun begitu program acara ini mampu menarik simpati penikmat progaram acara traveling karena program acara ini mengambil segmen yang lebih ke life style anak muda sehingga mudah diterima masyarakat penikmat program traveling

(42)

Dalam hasil survei indeks kualitas program siaran televisi yang dilakukan oleh Komisi Penyiaran Indonesia, program my trip my advanture masuk dalam 10 besar program paling berkualitas dengan berada di posisi 4 dengan poin 178 dibawah program kick andy yang ada di posisi pertama dengan poin 389 disusul mata najwa dengan poin 358 dan indonesia lawyer club dengan poin 232

B. KAJIAN TEORI

Dalam penelitian ini menggunakan kerangka pemikiran yakni teori uses

and gratification dan teori nilai pengahrapan (expectancy values). Kerangka

pemikiran ini mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam penelitian ini, karena di dalamnya memiliki tendensi-tendensi pemikiran yang kuat untuk menganalisis penelitian ini. Untuk lebih jelasnya, akan penulis bahas mengenai kerangka pemikiran tersebut, sebagai berikut:

1. Teori uses and gratifications

konsep dasar teori ini menurut para pendirinya, Elihu katz, Jay G. Blumber, dan Michael Gurevitch, adalah meneliti asal mula kebutuhan secara psikologis dan sosial, yang menimbulkan harapan tertentu dari media massa atau sumber-sumber lain, yang membawa pada pola terpaan media yang berlainan (atau keterlibatan pada kegiatan lain), dan menimbulkan pemenuhan kebutuhan dan akibat-akibat lain termasuk juga yang tidak diinginkan27

Elemen pola terpaan media yang berlainan pada teori uses and

gratifications berkaitan dengan media exposure atau terpaan media, karena

mengacu pada kegiatan menggunakan media

27

(43)

32

Adapun asumsi-asumsi dasar dalam pendekatan uses and gratifications menurut Katz Blumler dan Gurevitch adalah:

1. Khalayak dianggap aktif: artinya sebagian penting dari penggunaan media massa diasumsikan mempunyai tujuan.

2. Dalam proses komunikasi massa banyak inisiatif untuk mengaitkan pemuasan kebutuhan dengan pemilihan media terletak pada anggota khalayak.

3. Media massa harus bersaing dengan sumber-sumber lain untuk memuaskan kebutuhannya. Kebutuhan yang dipenuhi media hanyalah bagian dari rentangan kebutuhan manusia yang lebih luas. Bagaimana kebutuhan ini terpenuhi melalui konsumsi media amat bergantung pada perilaku khalayak yang bersangkutan.

4. Banyak tujuan pemilihan media massa disimpulkan dari data yang diberikan anggota khalayak; artinya orang dianggap cukup mengerti untuk melaporkan kepentingan dan motif pada situasi-situasi tertentu. 5. Penilaian tentang arti kultural dari media massa harus ditangguhkan

sebelum diteliti lebih dahulu orientasi khalayak.

Ada banyak motif yang mendorong seseorang untuk menggunakan media massa sebagai salah satu alat pemuas kebutuhannya. Motif diartikan sebagai ”usaha-usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau orang tertentu melakukan

sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendaki atau mendapatkan kepuasan dari perbuatannya28.

Mc Quail mengkategorikan motif pengonsumsian media sebagai berikut29:

28

KBBI, 1989: 436 29

(44)

1. Motif informasi 2. Motif identitas pribadi

3. Motif integeritas dan interaksi sosial 4. Motif hiburan

Jelas bahwa individu-individu menggunakan media massa karena didorong oleh motif-motif tertentu yang dicarikan pemuasnya melalui media tertentu pula, meski betapapun kecilnya pemuasan yang dapat dilakukan media tersebut. Dari berbagai motif yang mendorong menggunakan media, akan tumbuh semacam harapan yang dicarikan pemuasannya melalui media sebagai perwujudan dari motif yang ada.

2. Teori pengharapan nilai

Salah satu macam riset uses and gratifications yang saat ini berkembang adalah yang dibuat Philip Palmgreen dari Kentucky University. Kebanyakan riset uses and gratifications memfokuskan pada motif sebagai variabel independen yang mempengaruhi penggunaan media. Palmgreen kendati juga menggunakan dasar yang sama yaitu orang menggunakan media didorong oleh motif-motif tertentu, namun konsep yang diteliti oleh Palmgreen ini tidak berhenti di situ, dengan menanyakan apakah motif-motif khalayak itu telah dapat dipenuhi oleh media. Dengan kata lain, apakah khalayak puas setelah menggunakan media. Konsep mengukur kepuasan ini disebut gratification

sought dan gratification obtained. Penggunaan konsep-konsep baru ini

memunculkan teori yang merupakan varian dari teori uses and gratifications, yaitu teori expectancy values (nilai pengharapan)30

30

(45)

34

Menurut teori pengharapan nilai, orang mengarakan diri pada dunia (misalnya media) berdasarkan pada kepercayaan dan evaluasi-evaluasi mereka tentang dunia tersebut. Teori ini dikemukakan oleh Dr. Martin Fishbein, seorang profesor jurusan komunikasi di Annenberg School for Communication Theory. Penjalasan mengenai teori ini pertama kali ada dalam buku Martin Fishbein dan Icek Ijzen tahun 1975, yaitu Belief, Attitude, Invention and Behavior: An

introduction to theory and research. Teori ini merupakan sebuah pengembangan

dari teori uses and gratification. Fokus kajian teori ini adalah pada komunikasi massa yaitu meneliti pengaruh penggunaan media oleh penggunanya dilihat dari kepentingannya.

Dapat dikatakan teori bahwa uses and gratifications bukanlah proses komunikasi linier yang sederhana. Banyak faktor, baik personal maupun eksternal, yang menentukan kepercayaan dan evaluasi seseorang

Littlejhon mengatakan bahwa kepercayaan seseorang tentang isi media dapat dipengaruhi oleh:

1. Budaya dan institusi sosial seseorang, termasuk media itu sendiri 2. Keadaan-keadaan sosial seperti ketersediaan media

3. Variabel-variabel psikologis tertentu, seperti introvet-ekstrovet dan dogmatis

Nilai-nilai dipengaruhi oleh:

1. Faktor-faktor kultural dan sosial 2. Kebutuhan-kebutuhan

(46)

Kepercayaan-kepercayaan dan nilai-nilai akan menentukan pencarian kepuasan, yang akhirnya terhadap media seseorang. Tergantung pada apa yang dikonsumsi dan apa alternatif media yang diambil, pengaruh media tertentu akan dirasakan dan pada giliranya akan memberikan umpan balik kepada kepercayaan seseorang mengenai media. Hal tersebut dapat dilihat dari tulisan berikut

Pertama periset mengukur GS dan GO. Dari sini periset dapat mengetahui kepuasan khalayak berdasarkan kesenjangan antara GS dengan GO. Dengan kata lain, kesenjangan kepuasan (discrepancy gratifications) adalah perbedaan perolehan kepuasan yang terjadi antara skor GS dan GO dalam mengkonsumsi media tertentu. Semakin kecil discrepancy-nya semakin memuaskan media tersebut

p

Indikator terjadinya kesenjangan kepusan atau tidak adalah sebagai berikut:

Kepercayaan-kepercayaan

Pencarian kepuasan (GS) Evaluasi

-evaluasi

Konsumsi media

(47)

36

1. Jika mean skor (rata-rata skor) GS lebih besar dari mean skor GO (mean skor GS > mean skor GO), maka terjadi kesenjangan kepuasan, karena kebutuhan yang diperoleh lebih sedikit dibandingkan dengan kebutuhan yang diinginkan. Media tidak memuaskan khalayaknya 2. Jika mean skor GS sama dengan mean skor GO (GS =GO) maka tidak

terjadi kesenjangan kepuasan karena jumlah kebutuhan yang diinginkan semuanya terpenuhi

3. Jika mean skor GS lebih kecil dari mean skor GO (GS <GO) maka terjadi kesenjangan kepuasan karena kebutuhan yang diperoleh lebih banyak dibandingkan dengan kebutuhan yang diinginkan. Dengan kata lain bahwa media tersebut memuaskan khalayaknya

Semakin besar kesenjangan mean skor yang terjadi, maka semakin tidak memuaskan media tersebut bagi khalayaknya. Sebaliknya makin kecil kesenjangan mean skor yang terjadi, maka makin memuaskan media tersebut bagi khalayaknya

Sedangkan pengukuran perbandingan kepuasan antara tayangan jejak petualang dan my trip my advanture dapat dilakuakn dengan membandingkan antara kesenjangan GS dan GO jejak petualang dengan kesenjangan GS dan GO my trip my advanture. Adapun indikator terjadinya kesenjangan kepuasan dapat dijelaskan sebagai berikut

(48)

2. Jika kesenjangan jejak petualang = kesenjangan my trip my advanture, maka jejak petualang dan my trip my advanture sama-sama memuaskan tayangan-nya

(49)

38

BAB III

HASIL PENELITIAN

A. DESKRIPSI SUBYEK DAN LOKASI PENELITIAN

1. Deskripsi subyek penelitian

Dalam penelitian ini, yang akan menjadi sampel penelitian adalah anggota backpacker Indonesia yang tergabung dalam regional Surabaya

2. Deskripsi lokasi penelitian

a. Profil bacpacker Indonesia

Backpacker Indonesia didirikan oleh Ilma Dityaningrum pada 17 Oktober 2008. Group backpacker Indonesia atau yang biasa disebut BPI ini pertama kali dibentuk di dalam sebuah group di facebook. Tujuan awal didirikannya backpacker Indonesia adalah untuk mempertemukan orang-orang yang menyukai jalan-jalan dengan cara backpacker.

35 Gambar 3.1

35

(50)

Tema logo backpacker Indonesia adalah “humpback whale” yakni hewan

dengan pemegang rekor pengelana terjauh di dunia.

Di Indonesia. Hingga akhir tahun 2008, member bacpacker Indonesia berjumlah sekitar 90 orang. Lalu, pada tanggal 10 Februari, backpacker Indonesia mengadakan ekspedisi pertamanya yang bernama ekspedisi malangkucecwara dengan dihadiri oleh 10 peserta. Ekspedisi ini dilakukan selama kurang lebih 5 hari untuk menjelajahi kota Malang, pulau sempu di selatan Malang, madakaripura, dan bromo. Ekspedisi pertama bacpacker Indonesia ini diikuti oleh Ilma Dityaningrum, Daicy, Andy Irawan, Bayu Amde Winata, Adhitya Prabowo, Khemal Nugroho, Ricco Suhardian, Mujtahid Aktanto, M.Rizki Sawaldi dan Sulfandi Sultan

Dibulan Mei, tanggal 30-31 tahun 2009, bacpacker Indonesia mengadakan

gathering pertamanya di Bandung. Saat itu, member bacpacker Indonesia sudah

mencapai 1000 di group facebook. Sebanyak 200 orang mendaftar untuk

gathering pertama di Bandung, namun kuota saat itu hanya sekitar 60 orang,

maka gathering backpacker Indonesia di Bandung dihadiri oleh 60 orang member

Backpacker Indonesia disingkat dengan BPI. Para pecinta jalan-jalan dan berpetualang menikmati kekayaan alam, kehidupan sosial budaya maupun kuliner suatu daerah dengan perlengkapan, peralatan sesuai kebutuhan dan biaya murah. Ikut serta menjaga, melestarikan alam, budaya, sejarah dan ikut serta dalam kegiatan-kegiatan sosial.

(51)

40

di setiap kotanya. Untuk mengakomodir segala kegiatan sosial maupun traveling, komunitas backpacker Indonesia mempunyai situs website forum dunia maya sebagai tempat berkumpul backpacker dan pecinta jalan jalan untuk berbagi informasi tentang backpacking atau traveling dan bertanya atau diskusi dengan backpacker lainyang beralamt di www.backpackerindonesia.com.

Forum ini sudah sangat berkembang dengan cepat sejak pertama di dirikan. Yang saat ini telah mengumpulkan anggota backpackersebanyak 65.170 orang dari berbagai daerah di Indonesia. Ditambah dengan munculnya beberapa program traveling televisi yang membuat minat masyarakat untuk ikut atau ingin lebih tahu tentang dunia backpacker atau traveling, hal itu berimbas pada tingginya minat masyarakat untuk bergabung dengan komunitas backpacker Indonesia. Berikut adalah statistik anggota di backpackerindonesia.com. Statistik dilacak oleh Google Analytic dan ditampilkan oleh SeeTheStats

36

sumber: www.seethestats.com/site/backpackerindonesia.com/STSCFY6wdMs

36

(52)

Itu merupakan data anggota baru backpacker Indonesia yang sudah ter daftar di forum internet, dimana data tersebut menunjukan kenaikan anggota terhitung dari tanggal 26 bulan April tahun 2015 sebanyak 16.870 anggota baru yang mendaftar, menjadi 18.960 anggota pada tangal 1 bulan Mei 2015.

b. Profil bacpacker Indonesia regional Surabaya

Bacpacker Indonesia regional Surabaya sendiri didirikan tanggal 12 Januari 2010. Backpacker Indonesia regional Surabaya didirikan untuk

mengakomodasi dan berkomunikasi dengan teman-teman sesama pecinta

bacpacker dari Surabaya dan sekitarnya.

Basecamp atau sekretariat bacpacker Indonesia regional Surabaya

memang belum berdiri secara paten, hanya saja para anggota backpacker

regional Surabaya berkumpul di gedung balai pemuda Surabaya yakni di jalan

Gubernur Suryo no. 15

Untuk lebih meningkatkan persaudaraan diantara anggota, bacpacker

Indonesia regional Surabaya mempunyai agenda kegiatan rutin diluar kegiatan

backpacking atau traveling. Mulai dari kopdar, olahraga bareng sampai bakti

sosial. Biasanya kopdar atau kumpul-kumpul semua anggota dilakukan satu

bulan sekali di minngu terakhir, hal ini dilakukan untuk meningkatkan

keakraban sesama anngota backpacker regional Surabaya baik anggota lama dan

anggota baru karena setiap bulanya diadakan pendataan anggota yang baru

bergabung. Komunitas backpacker Indonesia sifatnya terbuka dan umum jadi

setiap saat siapa saja bisa ikut bergabung

c. Profil anggota baacpacker Indonesia regional Surabaya

(53)

42

Surabaya juga tidak hanya masyarakat atau warga kota Surabaya, banyak juga anggota yang berasal dari luar kota Surabaya, seperti Sidoarjo, Gresik dan kota lainya

Tercatat anggota resmi yang memiliki kartu tanda anggota komunitas backpacker Inonesia regional Surabaya berjumlah 52 orang, dengan rata-rata umur 18 sampai 25 terhitung bulan November 2015. Diluar itu masih banyak anggota yang belum terdata dan belum meiliki kartu tanda resmi yang hanya aktif di forum internet

Tabel 3.1 : Data anggota komunitas bacpacker Indonesia regional Surabaya berdasarkan alamat asal

Alamat Jumlah

Surabaya 29

Gresik 8

Sidoarjo 11

Lain-lain 4

Jumlah 52

(54)

Tabel 3.2 : Data anggota komunitas bacpacker Indonesia regional Surabaya berdasarkan jenis kelamin

Umur Laki-laki Perempuan

18 2 2

19 5 2

20 4 4

21 8 1

22 5 1

23 5 2

24 7 1

25+ 5

Jumlah 39 13

B. DESKRIPSI DATA PENELITIAN

1. Jenis penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Berbeda dengan penelitian kualitatif yang mementingkan kedalaman data, penelitian kuantitatif tidak terlalu menitikberatkan pada kedalaman data, yang penting dapat merekam data sebanyak-banyaknya dari populasi yang luas. Walaupun populasi penelitian besar, tetapi dengan mudah dapat dianalisis, baik melalui rumus-rumus statistik maupun komputer37

Penelitian kuantitatif lebih menitikberatkan pada survei yang dilakukan kepada khalayak. Dari tiga elemen di atas, ada tiga tahapan penelitian yang akan dilakukan, pertama, pengumpulan data dari survei yang disebar dan observasi

37

(55)

44

yang dilakukan. Metode survei digunakan sebagai teknik penelitian yang melalui pengamatan langsung terhadap suatu gejala atau pengumpulan informasi melalui pedoman wawancara, dan kuisioner. Dimensi survei unit analisis data adalah, survei tidak hanya terbatas pada daftar pertanyaan saja, namun juga riset kepada orang-orang. Penganalisisan mungkin menggunakan informasi dari negara-negara, tahun, peristiwa, organisasi, dan lain sebagainya. Jika suatu analisis tersebut tidak digunakan kepada orang lain maka dapat dimanfaatkan untuk kedepannya. Kedua, menganalisis data yang telah dikumpulkan dari responden, dan ketiga, menginterpretasi data secara keseluruhan yang telah dikumpulkan

Penelitian ini dilakukan dengan responden anggota komunitas backpacker Indonesia regional Surabaya. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesenjangan kepuasan yang didapat anggota bacpacker Indonesia regional Surabaya. Penelitian ini menggunakan metode survei. Metode survei dipilih karena metode ini lazim digunakan dan merupakan metode yang tepat dalam mengukur respon dan kemudian disajikan dalam paparan data yang terukur

Metode penelitian yang dipakai adalah penelitian survei yang bersifat deskriptif. Metode survei adalah metode penelitian yang menggunakan kuesioner sebagai instrumen utama untuk mengumpulkan data. Dalam penelitian survei dengan kuesioner diperlukan responden dalam jumlah yang cukup agar validitas temuan tercapai dengan baik.38

38 Irawan Soehartono [2008],”

(56)

2. Jenis dan sumber data

a. Jenis sumber data

Adapun data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan kuantitatif.

1. Kualitatif, yaitu teknik analisis data dengan menggunakan penalaran

logika secara deskriptif yaitu pendekatan indukatif. Teknik analisis

data ini digunakan untuk mengetahui data tentang:

a. kesenjangan kepuasan anggota backpacker Indonesia regional Surabaya

b. tayangan jejak petualang dan my trip my advanture

2. Data kuantitatif adalah jenis data yang dapat diukur atau dihitung secara langsung, yang berupa informasi atau penjelasan yang dinyatakan dengan bilangan atau berbentuk angka.39 Dalam hal ini data kuantitatif yang diperlukan adalah jumlah anggota backpacker Indonesia regional Surabaya, serta data hasil angket, obeservasi, dan dokumentasi

b. Sumber data

Sumber data adalah salah satu yang paling vital dalam penelitian. Kesalahan dalam menggunakan atau memahami sumber data, maka data yang diperoleh juga akan meleset dari yang diharapkan40. Oleh karena itu, peneliti harus mampu memahai sumber data mana yang mesti digunakan dalam penelitiannya itu. Ada dua jenis sumber data yang biasanya digunakan, yaitu sumber data premier dan sumber data sekunder

39

Sugiyono, Statitstik Untuk Pendidikan, Hal. 15.

40

Gambar

                                                           Gambar 3.1 35
Tabel 3.1 : Data anggota komunitas bacpacker Indonesia regional
Tabel 3.5 :gambaran umum tentang kepuasan yang diharapkan (gratification sought)
Tabel 3.6 : kebutuhan responden untuk dapat menambah wawasan tentang traveling
+7

Referensi

Dokumen terkait

maupun kelompok perlakuan infusa biji Persea americana Mill., data berat badan selanjutnya dilakukan analisis menggunakan uji General Linear Model (Multivariate) terhadap

Mahasiswa mampu menjelaskan hukum pidana di dunia, Hukum Pidana Kontinen Eropa, Hukum Pidana Commonlaw, Hukum Pidana sosialis komunis, Hukum Pidana

Siswa mampu menyebutkan informasi yang terdapat dalam undangan tertulis dengan cara menjawab pertanyaan yang sesuai dengan teks undangan!. Siswa mampu menyebutkan ekspresi

Tujuan: Penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan penerapan aspek spiritualitas perawat dengan pemenuhan kebutuhan spiritual pada pasien rawat inap IRNA I RSUD Prof..

Industri batik tulis pada zaman dulu memang sangat menjanjikan dengan pemasaran dan lahan jual yang besar, tetapi dengan adanya berbagai jenis pembuatan

AIR LAUT MENJADI AIR MINUM Dengan Pretreatment Variasi Multimedia Filter Pada Proses Desalinasi Dengan Analisa (Konduktivitas, TDS, Salinitas dan pH) ”.. Pembuatan laporan

- Bahwa lagi pula alasan-alasan kasasi tersebut mengenai penilaian hasil pembuktian yang bersifat penghargaan tentang suatu kenyataan, hal tersebut

Mereka tinggal di panti karena berbagai alasan, diantaranya menghadapi anak-anak yang sudah selesai pendidikannya dan mulai mandiri sehingga mulai meninggalkan rumah dan