• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH EFEKTIVITAS DAU DAN PAD TERHADAP PERTUMBUHAN BELANJA DAERAH : Studi pada Kabupaten di Jawa Barat.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH EFEKTIVITAS DAU DAN PAD TERHADAP PERTUMBUHAN BELANJA DAERAH : Studi pada Kabupaten di Jawa Barat."

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)

Jajang Kurniawan, 2015

PENGARUH EFEKTIVITAS DAU DAN PAD TERHADAP PERTUMBUHAN BELANJA DAERAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGARUH EFEKTIVITAS DAU DAN PAD TERHADAP PERTUMBUHAN BELANJA DAERAH

(Studi pada Kabupaten di Jawa Barat)

DRAFT SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Ujian Sidang Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Akuntansi

Disusun oleh: JAJANG KURNIAWAN

NIM. 0900364

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2015

(2)

Jajang Kurniawan, 2015

PENGARUH EFEKTIVITAS DAU DAN PAD TERHADAP PERTUMBUHAN BELANJA DAERAH

(3)

Jajang Kurniawan, 2015

PENGARUH EFEKTIVITAS DAU DAN PAD TERHADAP PERTUMBUHAN BELANJA DAERAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGARUH EFEKTIVITAS DAU DAN PAD TERHADAP PERTUMBUHAN BELANJA DAERAH

(Studi pada Kabupaten di Jawa Barat)

Oleh Jajang Kurniawan

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikanpada Fakultas Pendidikan EkonomidanBisnis

© 2015Jajang Kurniawan Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(4)

Jajang Kurniawan, 2015

PENGARUH EFEKTIVITAS DAU DAN PAD TERHADAP PERTUMBUHAN BELANJA DAERAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

LEMBAR PENGESAHAN DRAFT SKRIPSI

PENGARUH EFEKTIVITAS DAU DAN PAD PADA PERTUMBUHAN BELANJA DAERAH

(Studi Pada Kabupaten di Jawa Barat)

Oleh: Jajang Kurniawan

NIM. 0900364

Pembimbing

Leni Yulianti, S.Pd., MM. NIP. 197807242001122002

Mengetahui, Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi

(5)

Jajang Kurniawan, 2015

PENGARUH EFEKTIVITAS DAU DAN PAD TERHADAP PERTUMBUHAN BELANJA DAERAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BERKAS PERSYARATAN SIDANG

UJIAN SARJANA PENDIDIKAN AKUNTANSI

Nama : Jajang Kurniawan

Nomor Induk Mahasiswa : 0900364

Jenjang : Sarjana Pendidikan (S1)

Pembimbing : Leni Yulianti S.Pd., MM.

Tanggal :

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2015

(6)

Jajang Kurniawan, 2015

PENGARUH EFEKTIVITAS DAU DAN PAD TERHADAP PERTUMBUHAN BELANJA DAERAH

(7)

Jajang Kurniawan, 2015

PENGARUH EFEKTIVITAS DAU DAN PAD TERHADAP PERTUMBUHAN BELANJA DAERAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Pengaruh Efektivitas Dana Alokasi Umum (DAU) Dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Terhadap Pertumbuhan Belanja Daerah

(Studi pada Kabupaten di Jawa Barat)

Oleh : Jajang Kurniawan

Pembimbing : Leni Yulianti, S.Pd., MM

Otonomi daerah merupakan kebebasan pemerintah daerah untuk mengatur daerahnya sesuai dengan potensi dan kemampuan yang dimilikinya. Otonomi daerah merupakan landasan hukum yang diperbaruhui dengan dikeluarkanya Undang-Undang No. 33 tahun 2004, menegaskan bahwa untuk pelaksanaan Otonomi Daerah, Pemerintah pusat akan mentransfer dana perimbangan yang terdiri Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), dan Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak. Disamping itu pemerintah daerah diharapkan mampu memenuhi kebutuhan Belanja Daerahnya melalui PAD, maupun sumber-sumber penerimaan lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh efektivitas dana alokasi umum dan pendapatan asli daerah terhadap pertumbuhan belanja daerah

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskripstif verifikatif. Penelitian ini dilakukan terhadap data laporan realisasi APBD Kabupaten di Jawa Barat tahun 2010-2011. Untuk menganalisis data penelitian, dengan menggunakan parameter statistik (SPSS) diantaranya adalah, uji asumsi klasik dan analisis regresi berganda. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, diketahui bahwa Evektivitas Dana Alokasi Umum dan Pendapatan Asli Daerah memiliki pengaruh positif terhadap pertumbuhan Belanja Daerah Kabupaten di Jawa Barat. Dengan demikian hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dapat diterima.

(8)

Jajang Kurniawan, 2015

PENGARUH EFEKTIVITAS DAU DAN PAD TERHADAP PERTUMBUHAN BELANJA DAERAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

The Influence Effectiveness of General Allocation Fund (GAF) and Original Local Income (OLI) Towards West Java’s districts and Growth Local

Expenditure

(Studies in the District in West Java)

By : cornerstone of law by Law No. 33 of 2004, confirms that for the implementation of regional autonomy, the central government will transfer the fund balance consists of the General Allocation Fund (DAU), Special Allocation Fund (DAK), and Tax Revenue and Non-Tax. Besides, it is expected that the local government is able to meet the needs of their Regional Shopping via the PAD, and other revenue sources. The investigations aimed to find out how to influence the effectiveness of the general allocation fund and revenue against expenditure growth area

The method used in this study is descriptive verifikatif. The research was conducted on budget realization report date of West Java Province in 2010-2011. To analyze the research data, using statistical parameters (SPSS) of them is, the assumptionsof classical test and multiple regresion analysis. Based on the results of hypothesis testing, it is known that the General Allocation Fund and local reveneu has a positive influence on the Regional District and the City Shopping in West Java. From and the Revenue have an influence on the Shopping District and the City of West Java. Thus the hypothesis can be acepted

(9)

Jajang Kurniawan, 2015

PENGARUH EFEKTIVITAS DAU DAN PAD TERHADAP PERTUMBUHAN BELANJA DAERAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 15

1.3 Tujuan Penelitian ... 16

1.4 Kegunaan Penelitian ... 17

BAB II LANDASAN TEORI ... 18

2.1 Anggaran Pendapatan Asli Daerah ... 18

2.1.1 Pengertian APBD ...18

2.1.2 Arti Penting APBD ... 20

2.1.3 Prinsip APBD ... 22

2.2 Alokasi Belanja Daerah ... 25

2.3 Konsep Efektvitas ... 28

2.4 Dana Alokasi Umum ... 33

2.5 Pengertian Pendapatan Asli Daerah (PAD) ... 35

2.6 Peneliti Terdahulu ... 42

2.7 Kerangka Pemikiran ... 43

2.8 Hipotesis Penelitian ... 46

(10)

Jajang Kurniawan, 2015

PENGARUH EFEKTIVITAS DAU DAN PAD TERHADAP PERTUMBUHAN BELANJA DAERAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.1Desain Penelitian ... 48

3.2Operasionalisasi Variabel ... 49

3.3Sumber Data ... 51

3.4Teknik Pengumpulan Data ... 52

3.5Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ... 52

3.5.1 Telknik Analisis Data ... 52

3.5.1.1 Analisis Deskriptif ... 52

3.5.1.2 Analisis Statistik... 54

3.5.1.2.1Uji Asumsi Klasik ... 54

3.5.1.2.2 Uji Normalitas ... 55

3.5.1.2.3 Uji Multikolinieritas ... 55

3.5.1.2.4 Uji Heteroskedastisitas ... 55

3.6.Regresi Linier Berganda (Multiple) ... 56

3.6.1 Pengujian Hipotesis ... 58

3.6.1.1 Ujif ... 58

3.6.1.2 Uji t ... 59

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 61

4.1 Gambaran Obyek Penelitian ... 61

4.1.1 Sekilas Tentang Jawa Barat... 61

4.1.2 Potensi Alam yang Dimiliki Jawa Barat ... 62

4.1.3 Visi dan Misi Provinsi Jawa Barat ... 65

4.2 Deskripsi Hasil Penelitian ... 67

4.2.1 Deskripsi Data Dana Alokasi Umum ... 67

4.2.2 Deskripsi Data Pendapatan Asli Daerah ... 69

4.2.3 Deskripsi Data Belanja Daerah ...72

4.3 Pengujian Hipotesis Penelitian ... 74

4.3.1 Uji Asumsi Klasik ... 74

4.3.1.1 Uji Normalitas ... 74

4.3.1.2 Uji Heteroskedastisitas…...77

(11)

Jajang Kurniawan, 2015

PENGARUH EFEKTIVITAS DAU DAN PAD TERHADAP PERTUMBUHAN BELANJA DAERAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4.4 Pengujian Hipotesis ……..………...78

4.4.1 Perhitungan Regresi Linier Berganda ...79

4.4.1.1 Uji F ...………...80

4.4.1.2 Uji t ..………...83

4.5 Pembahasan HasilPenelititian………...85

4.5.1 Gambaran Pendapatan Dana Alokasi Umum Kabupaten di Jawa Barat………...85

4.5.2 Gambaran Pendapatan Asli Daerah Kabupaten di Jawa Barat...86

4.5.3 Gambaran Belanja Daerah Kabupaten di Jawa Barat.………...87

4.5.4 Pengaruh Dana Alokasi Umum dan Pendapatan Asli Daerah terhadap Pertumbuhan Belanja Daerah………...89

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN……….....93

5.1 Kesimpulan………...93

5.2 Saran………...94

(12)

Jajang Kurniawan, 2015

PENGARUH EFEKTIVITAS DAU DAN PAD TERHADAP PERTUMBUHAN BELANJA DAERAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Data Pertumbuhan Belanja Daerah ...8

Tabel2.1 Penelitian Terdahulu ...42

Tabel 3.1 Tabel Oprasional Variabel ...50

Tabel 4.1 Dana Alokasi Umum (DAU) Pada Kabupaten Di Jawa Barat tahun 2010-2011 ...68

Tabel 4.2 Kriteria Kinerja Keuangan DAU ...69

Tabel 4.3 Kriteria Kinerja Keuangan PAD ...70

Tabel 4.4 Data Pendapatan Asli Daerah Pada Kabupaten di Jawa Barat...71

Tabel4.5 Belanja Daerah pada Kabupaten di Jawa Barat ...73

Tabel 4.6 Uji Multikolineritas ...78

Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Persamaan Regresi ...79

Tabel 4.8 Hasil Regresi Uji F ...81

(13)

Jajang Kurniawan, 2015

PENGARUH EFEKTIVITAS DAU DAN PAD TERHADAP PERTUMBUHAN BELANJA DAERAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Grafik 1.1 Tren Pendapatan Kabupaten ...3

Grafik 1.2 Tren Pendapatan Provinsi ...11

Gambar 2.1 Model Hubungan Antar Variabel ...43

Gambar 4.1 Uji Normalitas ...75

(14)

Jajang Kurniawan, 2015

PENGARUH EFEKTIVITAS DAU DAN PAD TERHADAP PERTUMBUHAN BELANJA DAERAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Adanya otonomi daerah yang diberlakukan yaitu semenjak tanggal 1 Januari 2001 dilaksanakan di Indonesia, berdasarkan atas UU No. 22 Tahun 1999 dan UU No 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah adalah untuk memperbesar kewenangan mengatur dan mengurus rumah tangga sendiri. Oleh karena itu keperluan otonomi pada tingkat lokal pada hakikatnya untuk memperkecil intervensi pemerintah pusat dalam urusan rumah tangga daerah dan diharapkan pembangunan daerah berjalan seiring dengan pembangunan di pusat.

Otonomi daerah, sebagai salah satu bentuk ‘desentralisasi’ pemerintah, pada hakikatnya ditunjukkan untuk memenuhi kepentingan bangsa secara keseluruhan, yaitu upaya untuk lebih mendekatkan tujuan penyelenggaraan pemerintah untuk mewujudkan cita-cita masyarakat yang lebih baik, suatu masyarakat yang lebih adil dan lebih makmur, serta pemberian, pelimpahan, dan penyerahan sebagian tugas-tugas. Salahsatu aspek terpenting dalam pelaksanaan desentralisasi dan otonomi daerah adalah pemerintah daerah harus mempunyai sumber-sumber keuangan yang memadai atau cukup untuk membiayai penyelenggaran urusan rumah tangga sendiri.

(15)

Jajang Kurniawan, 2015

PENGARUH EFEKTIVITAS DAU DAN PAD TERHADAP PERTUMBUHAN BELANJA DAERAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pemerintah daerah, potensi dan keanekaragaman daerah, peluang dan tantangan persaingan global dengan memberikan kewenangan yang seluas-luasnya kepada daerah disertai dengan pemberian hak dan kewajiban menyelenggarakan otonomi daerah dalam kesatuan sistem penyelenggaraan pemerintah daerah. Keputusan Mendagri no. 29/2002 mengisyaratkan bahwa untuk tujuan efektivitas pengelolaan dana yang dikelolanya, pemerintah daerah diwajibakan menyiapakan lapoaran keuangan daerah sebagai bagian dari laporan pertanggungjawaban kepala daerah. Oleh karena itu pemerintah daerah diharusakan menyusun laporan pertanggungjawaban keuangan daerah yang meliputi neraca daerah, laporan perhitungan APBD, nota perhitungan APBD dan Laporan aliran kas. Dari laporan APBD dapat dianalisis sumber dan penggunaan dana oleh pemerintah daerah selama satu tahun fiskal, sumber dana tersebut tercantum dalam APBD yang mencakup transfer dana perimbangan dari pemerintah pusat.

(16)

Jajang Kurniawan, 2015

PENGARUH EFEKTIVITAS DAU DAN PAD TERHADAP PERTUMBUHAN BELANJA DAERAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Sumber: http://web.djpk.depkeu.go.id/itd/

Gambar 1.1

Tren Pendapatan Kabupaten

(17)

Jajang Kurniawan, 2015

PENGARUH EFEKTIVITAS DAU DAN PAD TERHADAP PERTUMBUHAN BELANJA DAERAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memungkinkan untuk mengetahuinya satuan biaya. Menurut Jeff dan Shan (1998:71) indikator yang dapat digunakan untuk mengukur efektivitas, yaitu meningkatnya masukan dari masyarakat terhadap penyimpangan (kebocoran, pemborosan, penyalahan wewenang) melalui media masa.

Sesuai yang dikemukan oleh Sarundajang (2008:33) bahwa “maksud dan tujuan pemberian otonomi daerah secara tegas digariskan dalam Garis besar haluan negara (GBHN) adalah berorientasi pada pembangunan”. Yang dimaksud dalam pembangunan adalah pembangunan dalam arti luas, yang meliputi segala segi kehidupan dan penghidupan. Adalah kewajiban bagi daerah untuk ikut melancarkan jalannya pembangunan sebagai sarana mencapai kesejahteraan rakyat yang diterima dan dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab. Ditegasakan bahwa tujuan pemeberian otonomi kepada daerah setidak- tidaknya akan meliputi empat aspek dari segi politik, segi manajemen pemerintahan, kemasyarakatan, dan dari segi ekonomi pembangunan.

(18)

Jajang Kurniawan, 2015

PENGARUH EFEKTIVITAS DAU DAN PAD TERHADAP PERTUMBUHAN BELANJA DAERAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pengukuran kinerja digunakan untuk menilai keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan kegiatan/program/kebijaksanaan sesuai dengan sasaran dan tugas yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudakan visi dan misi pemerintah daerah. Salah satu aspek yang diukur dalam penilaian kinerja pemerintah adalah aspek keuangan berupa ABK. Untuk mengukur suatu pengukuran kinerja perlu ditetapkan indikator-indikator terlebih dahulu antara lain antara lain indikator masukan berupa dana, sumber daya manusia dan metode kerja. Agar input dapat diinformasikan dengan akurat dalam suatu anggaran, maka diperlukan penilaian terhadap kewajarannya.

Dengan adanya tuntutan akuntabilitas dan transparansi yang sangat kuat tersebut, maka peranan pengelola keuangan sangat dituntut kopetensi dalam pengelolanya, dan diperlukan pemahaman atas tugas dan fungsi serta kedudukan setiap penjabat pengelola keuangan yang disebut penjabat perangkat pembayaran. Hal tersebut akan sangat menentukan efesiensi dan efektivitas, serta ketepatan prosedur dalam pengelolaan keuangan dengan menetapkan prinsip akuntabilitas, transparansi dan pemisahan kewengan atas kedudukan, tugas dan tanggungjawab dalam kuasa ordonateur dan kuasa komtable.

(19)

Jajang Kurniawan, 2015

PENGARUH EFEKTIVITAS DAU DAN PAD TERHADAP PERTUMBUHAN BELANJA DAERAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ketidak-efesienan dalam pelaksanaan tugas, juga pemborosan waktu dan dana disamping itu pemerintah harus lebih mandiri dari segala hal termasuk dari segi keuangan.

Landasan yudiris yang mengatur tentang pelaksanaan otonomi daerah telah diperbaharui sebanyak dua kali. Pada awal diberlakukannya landasan yuridis yang mengatur adalah berdasarkan Undang-Undang (UU) No 22 Tahun 1999 dan UU No 25 Tahun 1999 yang mengatur tentang Otonomi Daerah dan Desentralisasi Fiskal. Dan Kini seiring dengan semakin berkembangnya otonomi daerah, UU No 33 Tahun 2004 yang mengatur tentang Pemerintahan Daerah dan Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah.

Pemberlakuan dan pelaksanaan otonomi daerah memberikan wewenang yang begitu luas bagi daerah. Hal ini di satu sisi memberikan kebebasan dalam meningkatkan pendapatan daerah disisi lain merupakan beban yang pada saatnya nanti menuntut kesiapan daerah untuk dapat melaksanakanya. Dengan kewenangan yang diberikan oleh pemerintah pusat, maka beberapa aspek harus disiapkan dan selain itu kemampuan antar daerah dalam melaksanakan pemerintah daerah dalam melaksanakan kepada masyarakat harusalah merata agar peningkatan kesejahteraan antar daerah pun merata.

(20)

Jajang Kurniawan, 2015

PENGARUH EFEKTIVITAS DAU DAN PAD TERHADAP PERTUMBUHAN BELANJA DAERAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

terhadap masyarakat yang pada akhirnya akan menentukan tingkat kesejahteraan daerah tersebut.

Dalam rangka penyelenggaraan pembiayaan pemerintah berdasarkan atas desentralisasi dilakukan atas beban APBD. Dengan adanya desentralisai para pelaksana di tingkat daerah akan lebih mudah mengambil keputusan. Ini secara tidak langsung telah mendidik para pengambil keputusan pada tingkat bawah untuk bertanggung jawab atas keputusan yang diambil. Dalam rangka penyelenggaraan pemerintah dan pelayanan kepada masyarakat berdasarkan atas desentralisasi, kepada daerah diberi wewenang untuk memungut pajak/retribusi dan mengolah Sumber Daya Alam. Sumber dana bagi daerah terdiri dari Pendapatan Asli Daerah, Dana perimbangan (DBH, DAU, dan DAK) dan pinjaman daerah, Deskosentrasi dan Tugas Pembantu. “Tiga sumber utama langsung dikelola oleh Pemerintah Daerah melalui APBD, sedangkan yang lain dikelola oleh Pemerintah Pusat melalui kerja sama dengan Pemerintah Daerah” Halim, (2009).

(21)

Jajang Kurniawan, 2015

PENGARUH EFEKTIVITAS DAU DAN PAD TERHADAP PERTUMBUHAN BELANJA DAERAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Peranan APBD sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi salah satunya penentu tercapainya target ekonomi makro daerah diarahkan untuk mengatasi berbagai kendala dan permasalahan pokok demi mewujudkan mayarakat yang sejahtera dan mandiri. Adanya APBD adalah untuk mengoptimalisasi fungsi dan manfaat pendapatan belanja dan pembiayaan agenda-agenda program pembangunan. Sebagaimana yang dituangkan dalam Pendoman Penyususnan APBD Permemdagri Nomor 22 Tahun 2011. Sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJM) tahun 2010-2014, pencapaian tujuan pembangunan nasional diprioritaskan untuk terwujudnya Indonesia yang sejahtera, demokratis, dan berkeadilan yang menjadi visi Indonesia 2014. Terkait dengan agenda pembangunan Nasional. Musyawarah Prencanaan Pembangunan Nasional Tahun 2011 yang dijadikan pertimbangan dalam proses penyusunan Rencana kerja (RKT) tahun 2012, diantaranya;

1. Penguatan ketahanan pangan dalam upaya menjaga ketersediaan bahan pokok dan energi;

2. Pencepatan pengurangan kemiskinan

3. Peningkatan keterlibatan pemangku kepentingan dalam proses pembangunan;

4. Peningkatan nilai tambah pemanfaatan potensi dan peluangsuberdaya alam, bonus demografi, relokasi industri, dan pasar domestok yang besar; dan

(22)

Jajang Kurniawan, 2015

PENGARUH EFEKTIVITAS DAU DAN PAD TERHADAP PERTUMBUHAN BELANJA DAERAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam Laporan Raelisasi APBD dapat kita lihat gambaran dari belanja daerah dari masing-masing Kabupaten dan Kota yang diteliti. Pada tabel berikut ini disajikan data pertumbuhan belanja daerah Kabupaten dan Kota yang ada di Jawa Barat

Tabel 1

Data Pertumbuhan Belanja Daerah

Pada Kabupaten dan Kota di Jawa Barat

NO NAMA KABUPATEN Belanja Daerah Pertumbuhan %

2010 2011

1 Kabupaten Bekasi Rp1.593.446.958.195 Rp1.981.344.801.647 Rp387.897.843.452 19,58 2 Kabupaten Cirebon Rp1.488.743.155.743 Rp1.749.525.592.819 Rp260.782.437.076 14,91 3 Kabupaten Bandung Barat Rp1.010.276.319.009 Rp1.251.596.015.396 Rp241.319.696.387 19,28 5 Kabupaten Kerawang Rp1.548.841.831.712 Rp1.864.227.494.596 Rp315.385.662.884 16,92 6 Kab Purwakarta Rp8.860.892.903.336 Rp9.860.202.603.774 Rp999.309.700.438 10,13

7 Kabupaten Sumedang Rp1.120.286.159.311 Rp1.279.079.762.210 Rp158.793.602.899 12,41 8 Kabupaten Ciamis Rp1.382.077.938.379 Rp1.622.254.043.765 R 240.176.105.386 14,81

9 Kab Bogor Rp2.628.940.222.212 Rp3.237.756.698.686 Rp608.816.476.474 18,80 10 Kabupaten Sukabumi Rp1.621.010.781.901 Rp1.850.313.979.317 Rp229.303.197.416 12,39 11 Kabupaten Garut Rp1.689.086.148.835 Rp2.011.183.799.850 Rp322.097.651.015 16,02 12 Kabupaten Indramayu Rp1.302.083.550.640 Rp1.572.849.422.338 Rp270.765.871.698 17,21 13 Kab Bandung Rp2.073.603.127.840 Rp2.428.383.916.449 Rp354.780.788.609 14,61 14 Kabupaten Majelengka Rp1.136.129.534.962 Rp1.289.008.961.686 Rp152.879.426.724 11,86 15 Kabupaten Tasik Rp1.362.716.080.298 Rp1.508.879.721.149 Rp146.163.640.851 9,69

16 Kabupaten Kuningan Rp1.127.625.506.033 Rp1.280.108.853.578 Rp152.483.347.545 11,91 17 Kabupaten Subang Rp1.239.355.076.029 Rp1.351.795.557.956 Rp112.440.481.927 8,32 18 Kabupaten Cianjur Rp1.434.370.914.551 Rp1.777.604.747.972 Rp343.233.833.421 19,31

TOTAL Rata-rata Rp34.354.745.641.731 Rp40.279.366.526.716 Rp5.924.620.884.985 14,71 Sumber: hasil pengolahan Ms. Exel (berdasarkan data Akuntansi Keuangan Provinsi Jawa

Barat)

(23)

Jajang Kurniawan, 2015

PENGARUH EFEKTIVITAS DAU DAN PAD TERHADAP PERTUMBUHAN BELANJA DAERAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bekasi yang mencapai nilai 19,58%. Sedangkan nilai belanja daerah terendah yaitu 9,69% oleh Kabupten Tasik. Nilai pertumbuhan yang tidak merata menunjukkan bahwa kemampuan keuangan pemerintah daerah dalam mengalokasikan belanja daerah daerahnya pun tidak merata dari data diatas dapat disimpulkan pertumbuhan belanja daerah satu dengan lainya menunjukan pertumbuhan yang tinggi dan sebagian menunjukan pertumbuhan yang sangat rendah, dapat terlihat beberapa daerah yang belum bisa mengelola keuangan yang berpengaruh terhadap kesejahteraan mayarakat.

Perbedaan dari pertumbuhan belanja daerah untuk Kabupaten di Jawa barat menunujukan telah terjadi ketimpangan kemampuan keuangan antar daerah yang pada akhirnya akan menimbulkan kesenjangan antar daerah. Mengingat APBD merupakan mesin pendorong dan salahsatunya target dan sasaran ekonomi makro dan belanja daerah adalah yang tertuang dalam APBD yang diarahkan untuk mendukung penyelengaran pemerintah, pembangunan dan pembinaan masyarakat.

(24)

Jajang Kurniawan, 2015

PENGARUH EFEKTIVITAS DAU DAN PAD TERHADAP PERTUMBUHAN BELANJA DAERAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Dana Alokasi Umum (DAU) dapat dikatakan sebagai salah satu faktor-faktor yang mempengaruhi belanja daerah dikarenakan Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupkan salah satu indikator yang berkaitan langsung dengan pembiayaan belanja daerah, dan Dana Alokasi Umum seperti yang dijelaskan, merupkan sejumlah dana perimbangan dari pemerintah yang dialokasikan kepada setiap Daerah Otonom baik provinsi, kabupaten maupun kota di Indonesia setiap tahunnya sebagai dana pembangunan. Seperti halnya Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umun menjadi salah satu komponen pendapatan pada APBD. Oleh karena itu kedua faktor tersebut termasuk dalam anggaran pendapatan, yang kontribusinya mempengaruhi terhadap pembiayaan belanja daerah.

(25)

Jajang Kurniawan, 2015

PENGARUH EFEKTIVITAS DAU DAN PAD TERHADAP PERTUMBUHAN BELANJA DAERAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mendominasi pendapatan daerah selama enam tahun terakhir tren itu masih belum berubah yaitu dari tahun 2008-2013. Berikut gambar tren APBD TA 2013

Sumber: http://web.djpk.depkeu.go.id/itd/ Gambar 2

Tren Pendapatan Provinsi TA 2013

Seperti telah disebutkan diatas, tren Pendapatan Provinsi pada pada gambar menunjukan komponen terbesar dari ketiganya adalah Transfer. Pada TA 2013, nilai Transfer mencapai Rp 100,2 Triliun, nilai PAD mencapai Rp 92,4 Triliun dan nilai Pendapatan lain-lain mencapai Rp 5,5 Triliun.

(26)

Jajang Kurniawan, 2015

PENGARUH EFEKTIVITAS DAU DAN PAD TERHADAP PERTUMBUHAN BELANJA DAERAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

daerah sebagai salah satu bentuk desentralisasi pemerintahan untuk memacu pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat, menggalakan prakarsa dan peran aktif masyarakat serta mendayagunakan potensi daerah secara serasi dan bertanggung jawab, serta memeperkuat kesatuan dan persatuan bangsa atau pemerataan dan pemeliharaan hubungan yang serasi antar pusat daerah dapat tercapai.

Sumber Belanja daerah sangat tergantung pada pendapatan daerah yang diterima oleh masing-masing pemerintah daerah baik dari sumber PAD maupun dari bantuan pemerintah pusat berupada dana perimbangan (terdiri dari DAU,DAK, dan bagian Dana Bagi Hasil yang terdiri dari pajak dan sumber daya alam). Dalam peneletian kali ini hanya akan mengguanakan sumber pendapatan dari sektor PAD dan DAU saja, maka sumber lain yang berkenaan dana perimbangan seperti DAK dan bagian dana bagi hasil yang terdiri dari pajak dan sumber daya alam tidak dilibatkan. Hal ini menunujukan bangaimna sumber penerimaan baik dari PAD maupun DAU mempengaruhi pemerintah daerah dalam menentukan belanja daerah.

(27)

Jajang Kurniawan, 2015

PENGARUH EFEKTIVITAS DAU DAN PAD TERHADAP PERTUMBUHAN BELANJA DAERAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kabupaten/Kota di Indonesia menyimpulkan bahwa: (1)DAU,DAK dan PAD secara simultan berpengaruh positif signifikan terhadap Belanja Modal/Daerah; (2) DAU berpengaruh tidak signifikan terhdap Belanja Modal; (3) DAK dan PAD secara parsial berpengaruh posistif signifikan terhadap Belanja Modal; (4) Belanja Modal berpengaruh positif signifikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi Daerah; (5) DAU dan PAD secara langsung berpengaruh negatif terhadap Pertumbuhan Ekonomi Daerah. Dalam skripsi Halida Asry (2013) dalam penelitianya pengaruh DAU dan PAD terhadap Anggaran Belanja Daerah pada Kabupaten Kota di provinsi Banten menunjukan baahwa DAU tahun sebelumnya dan PAD tahun sebelumnya secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Anggaran Belanja Daerah tahun berjalan, hasil penhujian hipotesis menunjukan bahwa secara parsial DAU berpengaruh signifikan terhadap anggaran belanja daerah, arah pengaruh secara positif dengan kriteria yang cukup kuat begitupun dengan PADnya.

(28)

Jajang Kurniawan, 2015

PENGARUH EFEKTIVITAS DAU DAN PAD TERHADAP PERTUMBUHAN BELANJA DAERAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Ketiga, hasil pengujian hipotesis keempat yang tujuanya adalah untuk mengetahui pengaruh flypaper effect dalam memprediksi Balanja Daerah priode kedepan, juga diterma. Keempat, hasil pengujian hipotesis alternatif keempat yang merupakan hipotesis uji beda adalah tidak diterima. Artinya, namun mereka menyatakan tidak terdapat perbedaan terjadinya flypaper effect baik pada daerah yang PAD-nya rendah maupun daerah yang PAD-nya tinggi di Kabupaten/Kota pulau Sumatra.Ini sejalan dengan jurnal Syukriy Abdulah & Abdul Halim dalam penelitianya di Kab/Kota, Jawa-Bali menyatakan DAU dan PAD berpengaruh signifikan terhadap Belanja daerah, baik dengan lag maupun tanpa lag. Ketiga tidak digunkan tanpa lag, pengaruh PAD terhadap Belanja daerah lebih kuat daripada DAU, tetapi dengan menggunakan lag, pengaruh DAU terhadap Belanja daerah justru lebih kuat daripada PAD menurtnya telah terjadi plypaper effect.

Pada penelitian ini data yang digunakan adalah Kabupaten yang ada di Jawa Barat dengan anggaran tahun 2010-2011 dan sebatas PAD dan DAU nya saja dan dilihat dari sisi efektivitasnya dengan pertimbangan dengan berjalanya waktu dapat memungkinkan adanya perubahan kebijakan dalam pelaksanaan otonomi di masing-masing daerah dan adanya perubahan perkembangan dan diharapkan juga menuju perubahan ke arah yang lebih baik dan peneliti tertarik adanya pemekaran yang terjadi di provinsi Jawa Barat terutama di Kabupaen Bandung, yang tertuang dalam sebuah skripsi yang berjudul; “ Pengaruh Efektivitas Penggunaan Dana

(29)

Jajang Kurniawan, 2015

PENGARUH EFEKTIVITAS DAU DAN PAD TERHADAP PERTUMBUHAN BELANJA DAERAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pertumbuhan Belanja Pemerintah Daerah (Studi Kasus Pada Kabupaten di

Jawa Barat)

1.2Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah pada penelitian ini adalah :

1. Bagaimana gambaran efektivitas penggunaan DAU pada Kabupaten di Jawa Barat tahun 2010-2011

2. Bagaimana gambaran efektivitas PAD pada Kabupaten di Jawa Barat 2010-2011

3. Bagaimana gambaran pertumbuhan Belanja Daerah pada Kabupaten di Jawa Barat 2010-2011

4. Bagaimana pengaruh efektivitas penggunaan DAU terhadap pertumbuhan Belanja Daerah 2010-2011

5. Bagaimana pengaruh efektivitas PAD terhadap pertumbuhan Belanja Daerah 2010-2011

6. Bagaimana efektivitas penggunaan DAU dan PAD berpengaruh terhadap pertumbuhan Belanja Daerah pada Kabupaten di Jawa Barat

1.3Maksud dan Tujuan Penelitian

1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud Penelitian

(30)

Jajang Kurniawan, 2015

PENGARUH EFEKTIVITAS DAU DAN PAD TERHADAP PERTUMBUHAN BELANJA DAERAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAU dan PAD baik secara parsial maupun simultan terhadap Pertumbuhan Belanja Daerah pada Kabupaten di Jawa Barat

1.3.2 Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui gambaran efektivitas penggunaan DAU pada Kabupaten di Jawa Barat.

2. Untuk mengetahui gambaran efektivitas PAD pada Kabupaten di Jawa Barat.

3. Untuk mengetahui gambaran Pertumbuhan Belanja Daerah pada Kabupaten di Jawa Barat.

4. Untuk mengetahui pengaruh efektivitas penggunaan DAUterhadap Belanja Daerah pada Kabupaten di Jawa Barat.

5. Untuk mengetahui pengaruh efektivitas penggunaan PAD terhadap Belanja Daerah pada Kabupaten di Jawa Barat.

6. Untuk mengetahui pengaruh efektivitas penggunaan DAU dan PAD terhadap Belanja Daerah

1.4Kegunaan Penelitian

1.4.1 Kegunaan Teoritis

Kegunaan Teoritis

(31)

Jajang Kurniawan, 2015

PENGARUH EFEKTIVITAS DAU DAN PAD TERHADAP PERTUMBUHAN BELANJA DAERAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kabupaten di Jawa Barat, khususnya mengenai pengaruh efektivitas penggunaan PAD dan DAU terhadap belanja Daerah

1.4.2 Kegunaan Praktis

Kegunaan Praktis

(32)

Jajang Kurniawan, 2015

PENGARUH EFEKTIVITAS DAU DAN PAD TERHADAP PERTUMBUHAN BELANJA DAERAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

1.1Metode Penelitian

1.1.1 Desain Penelitian

Penelitian adalah suatu cara dan proses untuk mengkaji kebenaran yang bersifat objektif. Desain penelitian dapat diartikan suatu rancangan bentuk atau model suatu penelitian. Keberhasilan suatu penelitian sangat dipengaruhi oleh pemilihan desain atau model penelitian. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif. Terdapat tiga tipologi desain penelitian (Subiyanto,2000:10), antara lain desain survei (survey design), desain studi kasus (case-study design) dan desain eksperimen (experimental design).

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif verifikatif. Menurut Sugiyono (2008:11):

Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel maupun lebih (independen) tanpa membuat perbandingan/ menghubungkan antara satu variabel dengan variabel yang lain, sedangkan metode verifikatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk menguji kebenaran dari suatu hipotesis yang dilaksanakan melalui pengumpulan data di lapangan.

(33)

Jajang Kurniawan, 2015

PENGARUH EFEKTIVITAS DAU DAN PAD TERHADAP PERTUMBUHAN BELANJA DAERAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Realisasi Anggaran (LRA) pada Kabupaten/Kota di Jawa Barat tahun 2011-20012.

3.2 Oprasionalisasi Variabel

Dalam penelitian ini teridiri dari dua variabel bebas (independen) yaitu Dana alokasi umum (DAU) dan Pendaptan asli daerah (PAD) dengan variabel terikat (dependen) adalah Perertumbuhan Belanja Daerah.

1. Variabel bebas atau independen (X)

Variabel idependen sering disebut variabel simultan, predictor dan antecedent. Dalam bahasa Indonesia sering disebut variabel bebas. Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel terikat (dependen) Sugiyono, 2013).

Dalam peneleitian ini variabel indepeden terdiri dari efektivitas dana alokasi umum (DAU) (

X

)dan efektivitas pendapatan asli daerah (

X

).

2. Varibel terikat dependen (Y)

Variabel terikat sering disebut sebagai variabel output, kriteria dan konsekuen. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (independen) Suginyono, 2012).

(34)

Jajang Kurniawan, 2015

PENGARUH EFEKTIVITAS DAU DAN PAD TERHADAP PERTUMBUHAN BELANJA DAERAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dari variabel-variabel di atas, maka variabel-variabel tersebut perlu dioprasionalkan. Variabel terikat (dependen variable) dalam penelitian ini adalah Pertumbuhan Belanja Daerah dan variable-variable bebas (independent variables) adalah Efektivitas Dana Alokasi Umum (DAU), Efektivitas Pendapatan Asli Daerah (PAD), dan Pajak daerah. Untuk lebih jelasnya dapat dillihat pada tabel berikut:

Tabel 2

Tabel Oprasionalisasi Variablel

Variable Dimensi Indikator Skala

Efektifitas

Besarnya Jumlah realisasiDAU yang diberikan pemerintah pusat berdasarkan Pempres No 104 tahun 2006 tentang DAU Kabupaten dan berdasarkan PP RI No

55 tahun 2005 tetang perimbangan Tepat guna, teapat waktu dan dapat dipertanggungjawabkan output maksimal dicapai dengan sumber daya sekecil-kecilnya.

(35)

Jajang Kurniawan, 2015

PENGARUH EFEKTIVITAS DAU DAN PAD TERHADAP PERTUMBUHAN BELANJA DAERAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Variable Dimensi Indikator Skala

Efektivitas Pendapatan Asli Daerah (Variabel )

Realisai PAD dalam LRA Jumlah realisasi PAD yang dimiliki daerah yang berasal dari:

Pajak daerah. Retribusi daerahh

Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan

Lain-lain PAD yangsah.

(36)

Jajang Kurniawan, 2015

PENGARUH EFEKTIVITAS DAU DAN PAD TERHADAP PERTUMBUHAN BELANJA DAERAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Pertumbuhan

BelanjaDaerah (Variabel )

Realisasi Belanja Daerah di dalam LRA

Jumlah realisasi pertumbuhan belanja daerah dalam Laporan Realisasi tahun 2010-2011

Rasio

1.3 Sumber Data

Sumber data yang digunakan data sekunder umumnya berupa buku catatan laporan historis yang telah disusun dalam arsip (data dokumenter) baik yang dipublikasikan atau tidak. Data sekunder yang digunakan adalah Laporan Realisasi Anggaran Kabupaten di Jawa Barat Tahun Anggaran 2010-2011 yang diperoleh dar Badan Pemeriksaan Keuangan Republik Indonesia Provinsi Jawa Barat yang diolah kembali.

3.4Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penulisan ini adalah: Teknik Dokumentasi, yaitu dokumen-dokumen yang ada kaitanya dengan masalah yang diteliti dan bisa diketahui oleh publik. Data yang tealah ditelaah dalam penelitian ini adalah dokumen Laporan Realisasi APBD pada Kabupaten di Jawa Barat Tahun 2010-2011.

(37)

Jajang Kurniawan, 2015

PENGARUH EFEKTIVITAS DAU DAN PAD TERHADAP PERTUMBUHAN BELANJA DAERAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Agar dapat mencapai tujuan pnelitian maka digunakan teknik analisi data. Karena penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif maka menggunakan teknik statistik. Sehubungan dengan hal tersebut, ada beberapa teknik analisis data yang digunakan yaitu sebagai berikut:

3.5.1 Teknik Analisis Data

3.5.1.1 Analisis Deskriptif

Adapun teknik statistik yang digunakan adalah statistik deskriptif yaitu statistik yang digunakan untuk menganalisi data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarakan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang beralaku untuk umum atau yang digeneralisasikan (Sugiyono, 2002:148). Teknik statistik deskriptif digunakan karena penelitian ini tidak memiliki sampel dan tidak memerlukan penggeneralisasian.

Untuk mendeskripsikan masing-masing data variabel, yaitu data Dana Alokasi Umum, data Pendapatan Asli Daerah, serta data Belanja Daerah digunakan Rasio pertumbuhan untuk variabel Y (Belanja Daerah) dan mengunakan rasio efektivitas untuk variabel X (DAU dan PAD) . Adapun analisis data dari masing-masing variabel adalah sebagai berikut:

1. Rasio Efektifitas dan Efisiensi Pendapatan Asli Daerah (PAD)

(38)

Jajang Kurniawan, 2015

PENGARUH EFEKTIVITAS DAU DAN PAD TERHADAP PERTUMBUHAN BELANJA DAERAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

100 persen. Semakin tinggi rasio efektivitas menggambarkan kemampuan daerah yang semakin baik.

RasioEfektivitas PAD =Rea i a i Pe e i aa PADTa ge Pe e i aa PAD (Halim, 2004:135)

Untuk memperoleh ukuran yang lebih baik, rasio efektifitas perlu dibandingkan dengan rasio efisiensi yang dicapai pemerintah. Rasio efisiensi menggambarkan perbandingan antara besarnya biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan dengan realisasi pendapatan yang diterima. Kinerja pemerintah daerah dikatakan efisien apabila rasio yang dicapai kurang dari 1 (satu) atau dibawah100 persen. Semakin kecil rasio efisiensi menggambarkan kemampuan daerah yang semakin baik.

2. � � � � � =�� ℎ � � �� ℎ

�� ℎ

3. � � ℎ � = � � − � � −

� � −

Ket: n : tahun anggaran

APBD : Anggaran Pemerintah Belanja Daerah

(39)

Jajang Kurniawan, 2015

PENGARUH EFEKTIVITAS DAU DAN PAD TERHADAP PERTUMBUHAN BELANJA DAERAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAU terhadap belanja daerah, maka alat analis yang digunakan adalah analisis regresi linier.

3.5.1.2 Analisis Statistik

1. Uji Asumsi Klasik

Sebelum melakukan pngujian dengan regresi linier sederhana dan regresi linier berganda, terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik. Uji asumsi klasik diperlukan untuk memaksimalkan keakuratan pada hasil pengelohan data dan pengujian hipotesis yang dilakukan. Adapun uji asumsi klasik yang perlu dilakukan adalah:

a. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah model linier, variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak.

Menurut Ghozali (2001:110) dalam bukunya menyatakan bahwa:

Cara untuk melihat normalitas adalah dengan melihat histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Namun demikian hanya dengan melihat histrogram hal ini dapat menyesatkan khususnya untuk sampel yang kecil jumlahnya.

(40)

Jajang Kurniawan, 2015

PENGARUH EFEKTIVITAS DAU DAN PAD TERHADAP PERTUMBUHAN BELANJA DAERAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas berarti variasi (varians) variable tidak sama untuk semua pengamatan. Pada heteroskedastisitas kesalahan yang terjadi tidak random (acak) tetapi menunjukan hubungan yang sistematis sesuai dengan besarnya satuan atau lebih variable bebas (iqbal Hasan, 2008: 281). Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Uji heteroskedastisitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan melihat grafik Plot antara nilai prediksi variable dependen yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID.Deteksi ini tidaknya heteroskendasitas dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara ZPRED dan SRESID.

Dasar analisis:

a) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur, maka mengindikasikan telah terjadi heteroskendastisitas. b) Jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik

c. Multikolinearitas

(41)

Jajang Kurniawan, 2015

PENGARUH EFEKTIVITAS DAU DAN PAD TERHADAP PERTUMBUHAN BELANJA DAERAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

regresi dilakukan dengan cara membuat persamaam regresi antara variable bebas. Jika persamaan regresi tersebut koefesien regresinya signifikan maka model regresi yang bersangkutan mengandung multikoliniearitas (Iqbal Hasan, 2008: 292)

2. Regresi Linier Berganda (Multipel)

Analisis regresi linier multipel digunakan untuk mengetahui apakah komponen-komponen pendapatan tersebut mempengaruhi Belanja Daerah. Untuk mempermudah peneliti dalam melakukan pengujian hipotesis digunakanlah bantuan perangkat lunak (sofware) SPSS 17.0 for windows dalam pengelolaan data.

Penelitian ini memiliki satu variabel terikat (Y) dan dua variabel bebas ( dan .Persamaan regresi yang digunakan adalah sebagai berikut:

Y= a + + + e

Keterangan:

Y = Belanja Daerah

= pendapatan asli daerah = dana alokasi umum

a, , = koefesien regresi liner berganda

= besarnya kenaikan atau penurunan Y dalam satuan, jika naik atau turun satu satuan dan konstan

(42)

Jajang Kurniawan, 2015

PENGARUH EFEKTIVITAS DAU DAN PAD TERHADAP PERTUMBUHAN BELANJA DAERAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Nilai dari koefesien a, , dapat ditentukan dengan cara sebagai berikut: a = ̅ - ̅ - ̅

= ∑ ∑ − ∑ ∑

(∑ ) ∑ − ∑

= ∑ ∑ − ∑ ∑

∑ ∑ − ∑

(Sudjana, 2004:234)

Dari hasil output SPSS 17.0 for windows tersebut dapat diketahui bagaimana pengaruh PAD dan DAU baik secara parsial maupun simultan terhadap Belanja Daerah, yaitu dengan uji t dan uji F. Uji t dugunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing varibel independen terhadap variabel depeden.

Kriteria pengujian yang digunakan adalah: jika p value<0.05, maka Ha diterima

jika p value > 0.05, maka Ha ditolak.

3.6.2 Pengujian Hipotesis

1. Uji Simultan (F-test)

Uji F diguakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh simultan variabel-variabel independen terhdapa variabel-variabel depeden. Langkah-langkah pengujian dengan menggunakan Uji F adalah sebagai berikut;

1) Mementukan tingkat signifikasi sebesar α = 5%

Tingkat signifikasi 0,05% atau 5% artinya kemungkinan besar hasil penarikan kesimpulan memiliki profabilitas 95% atau toleransi kesalahan 5%

(43)

Jajang Kurniawan, 2015

PENGARUH EFEKTIVITAS DAU DAN PAD TERHADAP PERTUMBUHAN BELANJA DAERAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Fhit=

− / − − (Sugiyono, 2012: 235) Keterangan:

: Koefesien derterminasi n ∶ Jumlah sampel

k : Banyaknya variabel beda 3) Kriteria Pengambil Keputusan

a. H ditolak jika signifikans < 0,05 atau Fℎ� >F

b. H tidak berhasil ditolak jika signifikansi > 0,05 atau Fℎ� <F

2. Uji farsial (t-test)

Uji statistik t pada dasarnya menunjukan apakah ada perubahan yang nyata secara parsial . Pengujian t-statistik bertujuan untuk menguji data atau pengaruh masing-masing variabel indepeden ( terhdapa variabel depeden (Y). Adapun rumusannya adalah sebagai berikut:

t hitung = (Iqbal Hasan, 2008:267) Di mana:

= �

√(∑ � − �̅ )( − �. )

= �

(44)

Jajang Kurniawan, 2015

PENGARUH EFEKTIVITAS DAU DAN PAD TERHADAP PERTUMBUHAN BELANJA DAERAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

� = √∑ − [ ∑ + ∑ ]

. = ∑ + ∑ ∑

√ ∑ − ∑ ∑ − ∑

Keterangan:

b = koefesien regresi

Sb = kesalahan baku koefesien regresi berganda b

n = jumlah sampel

m = jumlah konstanta dalam perencanaan regresi berganda

. = koefisien korelasi antara dan

Dalam pengujian hipotesis melalui uji t ini, tingkat kesalahan yang digunakan penelitian ini adalah 5% atau 0.05 pada taraf signifikasi 95%. Pengujian t-statistik bertujuan untuk menguji signifikansi variable independen dalam mempengaruhi variable dependen.Pengujian t-statistik ini merupakan signifikansi sisi kanan.

Adapun hipotesis statistic secara parsial yang diuji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

H : � ≤ 0, Efektivitas Dana Alokasi Umum tidak memiliki pengaruh

positif terhadap Pertumbuhan Belanja Daerah.

(45)

Jajang Kurniawan, 2015

PENGARUH EFEKTIVITAS DAU DAN PAD TERHADAP PERTUMBUHAN BELANJA DAERAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

H : � ≤ 0, Efektivitas Pendapatan Asli Daerah tidak memiliki pengaruh

positif terhadap Pertumbuhan Belanja Daerah.

(46)

Jajang Kurniawan, 2015

PENGARUH EFEKTIVITAS DAU DAN PAD TERHADAP PERTUMBUHAN BELANJA DAERAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh Efektivitas Dana Alokasi Umum dan Pendapatan Asli Daerah terhadap Pertumbuhan Belanja Daerah pada kabupaten di Jawa Barat untuk tahun 2010 dan tahun 2012, maka dapat disimpulkan sebagi berikut:

1. Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa beberapa kabupaten di Jawa Barat mengalami kenaikan Efektivitas DAU, namun beberapa diantaranya mengalami penurunan penerimaan Efektivitas DAU. Bahkan ada beberapa kabupaten yang tingakat efektivitas DAUnya negatif.

2. Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa beberapa kabupaten di Jawa Barat mengalami kenaikan Efektivitas PAD dan beberapa diantaranya mengalami penurunan efektivitas.

3. Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa beberapa kabupaten di Jawa Barat mengalami kenaikan pertumbuhan belanja daerahdan beberapa diantaranya mengalami penurunan efektivitas.

(47)

Jajang Kurniawan, 2015

PENGARUH EFEKTIVITAS DAU DAN PAD TERHADAP PERTUMBUHAN BELANJA DAERAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5. Efektivitas Pendapatan Asli Daerah di Provinsi Jawa Barat secara parsial berpengaruh positif terhadap pertumbuhan belanja daerah. Hal ini menunjukan bahwa setiap peningkatan yang terjadi pada jumlah efektivitas PAD akan meningkatkan pertumbuhan belanja daerah yang berarti setiap daerah di Jawa Barat sudah dapat menggali potensi-potensi yang menghasilkan pendapatan daerah terutama PAD sehingga ketergantungan pemerintah daerah terhadap transfer dana dari pemerintah pusat akan semankin berkurang.

6. Dari hasil pengujian hipotesis menunjukan bahwa Efektivitas DAU dan PAD memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan Belanja Daerah. Pengaruh dari kedua variabel bebas terhadap variabel terikat bersifat positif. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi Efektivitas DAU dan PAD makan akan semakin tinggi pada pertumbuhan daerah di Provinsi Jawa Barat. Selain itu, hasil pengujian hipotesis menunjukan bahwa secra parsial maupun simultan, Efektivitas DAU dan PAD berpengaruh terhadap pertumbuhan Balanja Daerah. Hal ini dibuktikan dengan uji statisk dilakukan melalui uji f (untuk menguji pengaruh Efektivitas DAU dan PAD terhadap pertumbuhan Belanja Daerah secara simultan), dan uji t (untuk menguji pengaruh Efektivitas DAU dan PAD terhadap pertumbuhan Belanja Daerah secara parsial)

(48)

Jajang Kurniawan, 2015

PENGARUH EFEKTIVITAS DAU DAN PAD TERHADAP PERTUMBUHAN BELANJA DAERAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Ditujukan untuk daerah kabupaten di provinsi Jawab Barat penulis dalam penelitian ini merekomendasikan sebagai berikut:

1. Kenaikan penerimaan Efektivitas DAU disarankan agar lebih memperhatikan kebutuhan fiskal daerahnya suapaya tidak terjadi celah fiskal yang begitu tinggi. Sedangkan bagi pemerintah yang mengalami penurunan tingkat Efektivitas PAD mengindikasikan bahwa pemerintah daerah belum mampu menggali potensi yang dimiliki daerahnya. Oleh karena itu, bagi daerah yang mengalami penurunan efektivitas PAD disarankan untuk menggali secara optimal potensi yang ada di daerahnya masing-masing supaya hasilnya dapat menambah perimaan PAD. Yang intinya, dalam penyusunan APBD haruslah diperhatikan secara seksama antara kebutuhan dan kemampuan fiskal masing-masing derah, supaya penerimaan dari komponen DAU dan PAD dapat dialokasikan untuk meningkatkan pelayanan publik dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

(49)

Jajang Kurniawan, 2015

PENGARUH EFEKTIVITAS DAU DAN PAD TERHADAP PERTUMBUHAN BELANJA DAERAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Arif, Muchlis, B., dan Iskandar. (2002). Akuntansi Pemerintah. Jakarta: Salemba Empat

Bastian, Indra. 2002. Sistem Akuntansi Sektor Publik. Jakarta: Penerbit. Salemba Empat

Badrudin. 2012. Dasar –dasar Manajemen. Bandung: Alfabeta

Darise, Nurlan. 2008. Akuntasi Keuangan Daerah. Jakarta. Penerbit PT .Indeks Djaenuri, Aries (2012). Hubungan Keuangan Pusat-Daerah, Ghalia Indonesia,

Jakarta.

Darise, Nurlan. 2008. Pengelolaan Keuangan Pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). Jakarta : Indeks

Ghozali, Imam. (2007). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS Semarang: Badan Penerbit-Undip

Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Multivariate Dengan SPSS.Universitas Diponegoro. Semarang.

Gibson, James,L. 2000. Organisasi, Perilaku, Struktur dan Proses. Edisi ke-5. Cetakan ke-3. Jakarta: Penerbit Erlangga

Halim ,Abdul (2002). Akuntansi Keuangan Daerah, Edisi 3 Akuntansi Sektor Publik. Jakarta: Penerbit. Salemba Empat

Halim ,Abdul (2009). Akuntansi Keuangan Daerah. Jakarta: Penerbit. Salemba Empat

Halim ,Abdul (20012). Akuntansi Keuangan Daerah. Jakarta: Penerbit. Salemba Empat

(50)

Jajang Kurniawan, 2015

PENGARUH EFEKTIVITAS DAU DAN PAD TERHADAP PERTUMBUHAN BELANJA DAERAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kuswandi.(2005).MeningkatkanLabaMelaluiPendekatanAkuntansiKeuangandeng anAkuntansiBiaya.Jakarta: PT. Elex Media Komputindo

Mardiasmo. 2002. Akuntansi sektor publik. Penerbit Andi, Yogyakarta.

Mardiasmo. 2002. Otonomi dan Manajemen keuangan daerah. Penerbit Andi: Yogyakarta

.

Mulyadi, A. (2013). Pedoman Oprasional Penelitian Skripsi. Bandung. Prodi Pendidikan Akuntansi

Munawir, S.(2007).Analisis Laporan Keuangan.Yogjakarta: Liberty

Sarundjang, S.H (2008). Arus Balik Kekuasaan Pusat ke Daerah. Jakarta: Kata Hasta Pustaka

Sugandi, S (2011). Administrasi. Jakarta. Publik. Graha ilmu

Saragih, Juli Panglima, 2003. Desentralisasi Fisakal dan Keuangan Daerah dalam Otonom, Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta.

Subiyanto, I. (2000). Metodologi Pnenlitian Manajemen dan Akuntansi. Yogyakarta: UPP Akademi Manajemen Perusahaan YKPN

Sugiyono. (2008). Statistika untuk penelitian. Bandung: Alfabeta

Steers, Richard M. 2005. Efektivitas Organisasi.Terjemahan Magdalena Jamin. Erlangga. Jakarta

______.(2013).POPS (PedomanOperasionalPenulisanSkripsi).Bandung: Program StudiPendidikanAkuntansi.

Torremans, Paul, Shan, Hailing, Erauw, Johan, 2007, Intellectual PropertyandTRIPS Compliance in China: Chinese and European Perspectives,Edward Elgar Publishing, Northampton Prihadi, T.(2010).Analisis Laporan Keuangan.Jakarta: PPM

Undang-Undang:

(51)

Jajang Kurniawan, 2015

PENGARUH EFEKTIVITAS DAU DAN PAD TERHADAP PERTUMBUHAN BELANJA DAERAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang

Pemerintahan Daerah.

Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 TentangPerimbangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah.

Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah

Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan.

Dokumen :

Kemendagri No. 690.900.327

SumberJurnal:

Maimunah, Mutiara. (2006). Flypaper Effect pada Dana Alokasi Umum (DAU) dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap Belanja Daerah pada Kabupaten/Kota di Pulau Sumatera. Simposium Nasional Akuntansi IX. Padang.

Aaberge& LangorØrgen. Fiscal and spending behavior of local governments: An empirical analysis based on Norwegian data

Mutiara dan Akbar. 2008. Flypaper Effect pada Dana Alokasi Umum (DAU) dan Pedapatan Asli Daerah (PAD) terhadap Belanja Daerah pada Kabupaten/Kota di Pulau Sumatra. Fakultas Ekonomi: Universitas Gadjah Mada

Syukry dan Halim Abdul. Pengaruh Dana Alokasi Umum (DAU) dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap Belanja Pemerintah: Study Kasus Kabupaten/Kota di Jawa Barat dan Bali, Simposium Nasional Akuntansi VI: 1140-1159, Surabaya 16-17 Oktober 2003.

Adi, Priyo Hari, 2006. “Hubungan antara Pertumbuhan Ekonomi Daerah, Belanja Pembangunan dan Pebdapatan Asli Daerah (Studi Kasus pada Kabupaten dan Kota se Jawa-Bali)”.Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang.

(52)

Jajang Kurniawan, 2015

PENGARUH EFEKTIVITAS DAU DAN PAD TERHADAP PERTUMBUHAN BELANJA DAERAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Badan Pemeriksaan Republik Indonesia Perwakilan Provinsi Jawa Barat Realisasi APBD Tahun 2010-2011 Total Se-Provinsi Jawa Barat

Kementerian Keuangan Republik Indonesia (Dirjen Perimbangan Keuangan) www.djpk.depkeu.go.id

Gambar

Gambar 1.1
Tabel 1
Gambar 2
Tabel Oprasionalisasi Variablel

Referensi

Dokumen terkait

al divergence in Gossypium occurred between the ancestor of the A-, D-, E-, and AD-taxa and the ancestor of the C-, G-, and K-genome species (Wendel and Albert, 1992; Seelanan et

Populus fremontii, a dominant ‘phreatophyte’ in these semi-arid riparian ecosystems, also used mainly groundwater, but at the ephemeral stream site during the summer rainy season

kelompok pemerhati dan pelaku pariwisata dalam peningkatan daya tarik obyek wisata unggulan-. mininmal 5

BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA KABUPATEN BATANG. TAHUN 2012

Rencana Strategis ini disusun guna memenuhi amanat Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan

PENGARUH LATIHAN MUROTAL AL QURAN TERHADAP PENINGKATAN ATENSI ANAK AUTISTIK DI SLB AL HIKMAH PADALARANG.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Disadari bahwa antara transportasi dan tata guna lahan memiliki keterkaitan yang tinggi, termasuk keterkaitan 2 (dua) aspek tersebut di Kabupaten OKU Selat an. Transportasi

Some topics include tropical disease and nutrition related issues, monitoring of nutritional status, nutrition surveillance, up-date on basic nutrition, SPSS for analyzing nutrition