• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KUALITAS PRODUK, HARGA DAN KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN PADA RESTORAN “DEN BEI” MOJOKERTO.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH KUALITAS PRODUK, HARGA DAN KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN PADA RESTORAN “DEN BEI” MOJOKERTO."

Copied!
83
0
0

Teks penuh

(1)

MOJ OKERTO

S K R I P S I

Diajukan Untuk memenuhi Sebagian Persyar atan Dalam Memperoleh Gelar Sar jana Ekonomi

J ur usan Manajemen

Oleh :

ADHYAKSA NUR BIMA KARTIKA 0712010189 / FE / EM

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN

J AWA TIMUR

(2)

PENGARUH KUALITAS PRODUK, HARGA DAN KUALITAS

LAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN

PADA RESTORAN “DEN BEI”

MOJ OKERTO

S K R I P S I

Oleh :

ADHYAKSA NUR BIMA KARTIKA 0712010189 / FE / EM

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN

J AWA TIMUR

(3)

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Dengan mengucap syukur kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan

berkat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “Pengar uh Kualitas Pr oduk, Har ga Dan Kualitas Layanan

Ter hadap Kepuasan Konsumen Pada Restor an “Den Bei” Mojoker to”

dengan baik.

Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi satu syarat

penyelesaian Program Studi Pendidikan Strata Satu, Fakultas Ekonomi, Jurusan

Manajemen, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Surabaya.

Dalam penyusunan skripsi, penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan

selesai dengan baik tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis

menghaturkan rasa terima kasih yang mendalam kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MT, selaku Rektor UPN “Veteran” Jawa

Timur.

2. Bapak Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi

UPN “Veteran” Jawa Timur.

3. Bapak Dr. Muhadjir Anwar, MM, selaku Ketua Program Studi Manajemen

UPN “Veteran” Jawa Timur

4. Bapak Rizky Dermawan, SE, MM, selaku Dosen Pembimbing yang penuh

dengan mengorbankan waktu, tenaga dan pikirannya dalam membimbing

(4)

5. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Manajemen yang telah memberikan ilmu yang

sangat bernilai. Sehingga ucapan terima kasihpun dirasa belum cukup untuk

menghargai jasa Bapak dan Ibu. Namun teriring do’a semoga apa yang sudah

diberikan kepada kami akan terbalaskan dengan berkah dari sang Ilahi.

6. Yang terhormat Bapak dan Ibu, sembah sujud serta ucapan terima kasih atas

semua do’a, restu, dukungan, nasehat yang diberikan kepada penulis.

Semoga Allah SWT melimpahkan berkat dan karunia-Nya kepada semua

pihak yang telah membantu penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk

itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Akhir kata

penulis berharap, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Surabaya, Mei 2012

(5)

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

ABSTRAKSI ... xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 9

1.3. Tujuan Penelitian ... 9

1.4. Manfaat Penelitian ... 10

BAB II TINJ AUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu... 11

2.2. Landasan Teori ... 12

2.2.1. Pengertian Pemasaran ... 12

2.2.2. Kualitas Produk ... 14

2.2.2.1. Pengertian Kualitas Produk ... 14

2.2.2.2. Tingkatan Produk ... 15

2.2.2.1. Indikator Kualitas Produk ... 16

(6)

2.2.4. Kualitas Layanan... 18

2.2.4.1. Pengertian Kualitas Layanan ... 18

2.2.4.2. Dimensi Kualitas Layanan ... 20

2.2.5. Kepuasan Konsumen ... 21

2.2.6. Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Kepuasan Konsumen ... 23

2.2.7. Pengaruh Harga Terhadap Kepuasan Konsumen ... 25

2.2.8. Pengaruh Kualitas Layanan Terhadap Kepuasan Konsumen ... 25

2.3. Kerangka Konseptual ... 26

2.4. Hipotesis ... 27

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 29

3.1.1. Definisi Operasional ... 29

3.1.2. Pengukuran Variabel ... 31

3.2. Teknik Penentuan Sampel ... 32

3.3. Teknik Pengumpulan Data ... 33

3.3.1. Jenis Data ... 33

3.3.2. Sumber Data ... 33

3.3.3. Pengumpulan Data ... 34

3.4. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis ... 34

3.4.1. Uji Reliabilitas dan Validitas ... 34

3.4.2. Uji Outlier Univariat dan Multivariat ... 35

(7)

3.4.4. Pemodelan SEM (Structural Equation Modeling) ... 37

3.4.5. Uji Hipotesis ... 39

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Hasil Penelitian ... 42

4.1.1. Deskripsi Karakteristik Responden ... 42

4.1.2. Deskripsi Kualitas Produk (X1) ... 43

4.1.3. Deskripsi Harga (X2) ... 45

4.1.4. Deskripsi Kualitas Layanan (X3) ... 46

4.1.4.1. Bukti Fisik / Tangible (X3.1) ... 46

4.1.4.2. Keandalan / Reliability (X3.2) ... 47

4.1.4.3. Daya Tanggap / Responsiveness (X3.3) ... 48

4.1.4.4. Jaminan / Assurance (X3.4) ... 49

4.1.4.5. Empati / Empathy (X3.5) ... 50

4.1.5. Deskripsi Kepuasan Konsumen (Y) ... 51

4.2. Analisis Data ... 52

4.2.1. Evaluasi Outlier ... 52

4.2.2. Evaluasi Reliabilitas ... 54

4.2.3. Evaluasi Validitas ... 55

4.2.4. Evaluasi Construct Reliability dan Variance Extracted ... 56

(8)

4.2.7. Uji Kausalitas ... 62

4.3. Pembahasan ... 64

4.3.1. Pengujian Hipotesis Pengaruh Kualitas Produk

Terhadap Kepuasan Konsumen ... 64

4.3.2. Pengujian Hipotesis Pengaruh Harga Terhadap

Kepuasan Pelanggan ... 65

4.3.3. Pengujian Hipotesis Pengaruh Kualitas Layanan

Terhadap Kepuasan Pelanggan ... 66

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan ... 67

5.2. Saran ... 67

DAFTAR PUSTAKA

(9)

Tabel 1.1. Pertumbuhan Jumlah Restoran Di Mojokerto... 5

Tabel 1.2. Data Penjualan Ayam Panggang Bulan Nov 2009 – Nov 2010 ... 7

Tabel 1.3. Data Penjualan Ikan Bakar Bulan Nov 2009 – Nov 2010 ... 8

Tabel 4.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 42

Tabel 4.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 43

Tabel 4.3. Frekuensi Hasil Jawaban Responden Mengenai Kualitas Produk (X1) ... 44

Tabel 4.4. Frekuensi Hasil Jawaban Responden MengenaiHarga (X2) ... 45

Tabel 4.5. Frekuensi Hasil Jawaban Responden Mengenai Bukti fisik (tangible) (X3.1) ... 46

Tabel 4.6. Frekuensi Hasil Jawaban Responden Mengenai Keandalan (reliability) (X3.2) ... 47

Tabel 4.10. Frekuensi Hasil Jawaban Responden Mengenai Kepuasan Konsumen (Y) ... 51

Tabel 4.11. Residuals Statistics ... 53

Tabel 4.12. Pengujian Reliability Consistency Internal ... 54

Tabel 4.13. Standardize Faktor Loading dan Construct dengan Confirmatory Factor Analysist ... 56

(10)

Tabel 4.15. Assessment Of Normality ... 58

Tabel 4.16. Evaluasi Kriteria Goodness of Fit Indices Model One- Step

Approach – Base Model ... 60

Tabel 4.17. Variabel yang Dimodifikasi Dalam Model ... 61

Tabel 4.18. Evaluasi Kriteria Goodness of Fit Indices Model One- Step

(11)

Gambar 2.1. Kerangka Model Penelitian ... 27

Gambar 4.1. Model Pengukuran & Struktural Kualitas Produk, Harga, Kualitas Layanan, dan Kepuasan Konsumen. Model

Spesifikasi : One Step Approach – Base Model ... 60

Gambar 4.2. Model Pengukuran & Struktural Kualitas Layanan, Kepuasan Pelanggan, dan Loyalitas Pelanggan Model Spesifikasi : One

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kuesioner

Lampiran 2. Tanggapan Responden Terhadap Kualitas Produk (X1), Harga (X2),

Kualitas Layanan (X3), Dan Kepuasan Pelanggan (Y)

(13)

Oleh :

Adhyak sa Nur Bima Kar tika

Abstr aksi

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Jawa Timur tahun 2010 tentang Pertumbuhan Jumlah Restoran Di Mojokerto menunjukkan bahwa telah terjadi kecenderungan penurunan pertumbuhan jumlah restoran di Mojokerto dari 50,46 % restoran pada tahun 2006, menjadi 8,06 % pada tahun 2010. Hal ini didukung oleh data penjualan ayam panggang dan Ikan Bakar di Restoran “Den Bei” Mojokerto bulan Nov 2009 – Nov 2010 banyak yang tidak memenuhi target. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kualitas produk, harga dan kualitas layanan terhadap kepuasan konsumen pada Restoran “Den Bei” Mojokerto.

Data yang digunakan adalah data primer yaitu data dikumpulkan melalui kuesioner yang dibagikan kepada responden yaitu seluruh konsumen yang sedang melakukan pembelian pada Restoran “Den Bei” Mojokerto. Skala pengukuran yang digunakan adalah semantic differential scale dengan teknik pengukuran dengan jenjang 1-5. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik non probability sampling tepatnya purposive sampling yaitu pemilihan sampel berdasarkan kriteria-kriteria tertentu. Pengambilan sampel didasari asumsi SEM bahwa besarnya sampel yaitu 5 – 10 kali parameter yang diestimasi. Pada penelitian ini ada 18 indikator, sehingga jumlah sampel yang diestimasi yaitu antara 90 - 180. Adapun jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebesar (6 x 18) = 108 responden. Teknik analisis yang digunakan adalah SEM untuk melihat pengaruh kualitas produk, harga dan kualitas layanan terhadap kepuasan konsumen pada Restoran “Den Bei” Mojokerto

Hasil pengujian dalam penelitian ini menunjukkan bahwa kualitas produk berpengaruh negatif terhadap kepuasan konsumen pada Restoran “Den Bei” Mojokerto, dan harga berpengaruh positif terhadap kepuasan konsumen pada Restoran “Den Bei” Mojokerto. Sedangkan kualitas layanan tidak berpengaruh terhadap kepuasan konsumen pada Restoran “Den Bei” Mojokerto

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belaka ng

Seiring dengan perkembangan jaman yang terus mengarah pada jaman

yang lebih modern yang dipengaruhi oleh aktivitas masyarakat yang semakin

padat, mencerminkan pula adanya pola konsumsi masyarakat terhadap pemenuhan

kebutuhan pangan, khususnya pada konsumsi makanan jadi atau siap saji.

Makanan siap saji merupakan makanan yang disiapkan dengan cepat dan dijual di

sebuah restoran atau toko yang ditawarkan kepada pelanggan dalam sebuah

bentuk kemasan yang mudah dibawa pergi.

Pada jaman sekarang ini mengkonsumsi makanan siap saji bukan hanya

sekedar memenuhi kebutuhan, namun lebih dijadikan gaya hidup oleh sebagian

kalangan masyarakat. Bila dibandingkan dengan masa lalu mengkonsumsi

makanan cenderung dilakukan dirumah, dimana makanan yang disajikan

merupakan hasil masakan sendiri dan dilakukan diwaktu jam makan bersama

dengan seluruh anggota keluarga. Saat ini dengan kesibukan masyarakat yang

semakin meningkat dari masing-masing anggota keluarga, acara makan biasanya

dilakukan sendiri, jarang dilakukan dirumah dan sudah menjadi kebiasaan untuk

pergi ke restoran atau ke tempat-tempat jajanan di luar rumah untuk membeli

makanan siap saji. Makanan siap saji jenis apapun dapat tersajikan kurang dari 30

menit, oleh karena itu makanan siap saji sangat cocok untuk mereka yang

(15)

Keadaan inilah yang memicu tingginya permintaan masyarakat terhadap

jasa penyediaan makanan, baik makanan dalam bentuk mentah maupun makanan

jadi yang menawarkan berbagai alternative menu dan masakan dari dalam negeri

maupun luar negeri. Banyaknya variasi menu makanan yang tersedia diluar rumah

juga merupakan salah satu alasan mengapa masyarakat memilih mengkonkumsi

makanan di luar rumah dibandingkan di rumah. Hal ini dapat dijadikan peluang

bisnis dengan cara menawarkan jasa penyediaan makanan siap saji seperti

mendirikan rumah makan, warung-warung atau restoran.

Untuk bertahan hidup, berkembang dan dapat bersaing maka rumah

makan, warung-warung atau restoran harus mampu menjaga tingkat kepuasan

konsumennya. Berbagai cara untuk menjaga kepuasan konsumen, salah satunya

adalah dengan selalu meningkatkan kualitas produk yang dijual, selalu

memperhatikan dan sebisa mungkin tidak menaikkan harga produk yang dijual,

dan selalu berusaha untuk memberikan layanan yang berkuaitas.

Kotler & Armstrong (1996: 259) menyatakan bahwa kualitas produk,

adalah sekumpulan ciri-ciri dan karakteristik dari barang dan jasa yang

mempunyai kemampuan untuk memenuhi kebutuhan, yang merupakan suatu

pengertian gabungan dari daya tahan, keandalan, ketepatan, kemudahan

pemeliharaan serta atribut-atribut lainnya dari suatu produk. Sedangkan

pengertian harga menurut Tjiptono (2002: 151) adalah satuan moneter atau ukuran

lainnya (termasuk barang dan jasa lainnya) yang ditukarkan agar memperoleh hak

(16)

3

Saat ini sudah terdapat berbagai jenis restoran yang menyajikan berbagai

macam menu makanan, baik makanan khas luar negeri maupun makanan khas

dalam negeri. Masing- masing memiliki menu yang berbeda-beda dan memiliki

cita rasa yang berbeda-beda pula.

Salah satu menu makanan khas Indonesia yang juga sangat banyak

digemari oleh kalangan masyarakat, adalah menu ayam panggang dan ikan bakar.

Makanan ini sangat mudah dalam membuatnya, namun dengan gaya hidup

masyarakat saat ini yang cenderung memilih segala sesuatu dengan praktis tanpa

banyak mempertimbangkan berapa banyak biaya yang harus dikeluarkan, maka

dari sesuatu yang sebenarnya sederhana dapat kita jadikan peluang bisnis yang

sangat menguntungkan. Bahan-bahan dasar dari makanan tersebut sangatlah

mudah di dapat dan relatif murah biayanya.

Industri jasa boga sedang berkembang pesat saat ini, salah satu bentuknya

yaitu restoran. Mulai dari tipe lesehan, warung kaki lima hingga restoran yang

bertaraf internasional atau mewah dengan harga yang mahal bagi sebagian

kalangan masyarakat. Bisnis makanan merupakan bisnis yang pertama dilihat oleh

pemegang modal untuk membuka usahanya, karena usaha dibidang ini sangat

menarik dan menjanjikan dari segi keuntungan yang diperoleh. Restoran juga

dapat dijadikan tempat berkumpul dan bersosialisasi, seperti acara rapat,

pertemuan atau bersantai, yang dapat dilakukan di sela- sela waktu kesibukan

sehari- hari, umumnya pada saat jam istirahat makan siang maupun makan malam.

(17)

Oleh sebab itu, saat ini para pemilik restoran merespon segala kebutuhan

masyarakat dengan berlomba-lomba menawarkan inovasi pada menu yang

ditawarkan, baik dari segi penyajian maupun cita rasa dan fasilitas yang membuat

pengunjung merasa nyaman dan santai. Selain itu ada beberapa restoran yang

menambahkan fasilitas, seperti akses internet dan berbagai cara menarik lainnya.

Semua itu dilakukan untuk menciptakan kepuasan konsumen yang sedang

berkunjung.

Kotler (2000) dalam Samuel (2005; 75) yang menyebutkan bahwa

kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang berasal dari

perbandingan antara kesannya terhadap kinerja (hasil) sesuatu produk dengan

harapannya. Kepuasan adalah semacam langkah perbandingan antara pengalaman

dengan hasil evaluasi, dapat menghasilkan sesuatu yang nyaman secara rohani,

bukan hanya nyaman karena dibayangkan atau diharapkan. Puas atau tidak puas

bukan merupakan emosi melainkan sesuatu hasil evaluasi dari emosi.

Berikut ini akan disajikan pertumbuhan jumlah restoran di kota mojokerto

(18)

5

Tabel 1.1

Pertumbuhan Jumlah Restoran Di Mojokerto

Tahun Jumlah Pertumbuhan

(%)

Sumber : Badan Pusat Statistik Jawa Timur, 2010

Pada Tabel 1.1, dapat diketahui bahwa pertumbuhan restoran di Kota

Mojokerto terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Hal tersebut dapat

diindikasikan bahwa bisnis atau usaha restoran ini sangat diminati oleh para

pebisnis untuk melakukan usaha dibidang tersebut. Banyaknya restoran kota

Mojokerto dapat dijadikan salah satu faktor penyebab tingginya persaingan antar

retoran di kota Mojokerto.

Banyaknya restoran yang bermunculan, mengakibatkan timbulnya

persaingan dalam hal produk dan cara penyajiannya. Sesama restoran berlomba

menawarkan makanan yang enak, unik dan cita rasa khas yang berbeda. Makanan

yang enak akan menarik minat pembeli untung datang kembali dan menjadi

pelanggan setia, sedangkan makanan unik dapat dilihat dan dirasakan dari segi

cara penyajiannya, modifikasi resep makanan, pelayanan, dll. Yang bisa menarik

(19)

Begitu banyaknya restoran siap saji di kota Mojokerto menyebabkan

persaingan yang tinggi terhadap usaha di bidang tersebut. Selain itu kota

Mojokerto merupakan salah satu tujuan wisata sejarah serta rekreasi keluarga dan

juga sebagai jalur transportasi antar propinsi, sehingga beragam jenis usaha

restoran di kota Mojokerto berkembang begitu pesat. Banyaknya wisatawan dari

luar daerah Mojokerto baik yang hanya melintasi jalur transportasi selatan

ataupun yang bertujuan wisata, mendorong banyak tumbuhnya restoran siap

saji.Peningkatan jumlah restoran pun dikarenakan kebiasaan masyarakat

mengkonsumsi makanan di luar rumah. Alasan lainnya yaitu pelayanan yang baik,

variasi menu makanan, cita rasa, kelezatan makanan serta kecepatan penyajian

yang menjadi pertimbangan konsumen dalam memilih restoran.

Salah satu restoran yang berada pada persaingan antar restoran di kota

Mojokerto dan menawarkan makanan yang enak dan unik adalah Restoran “Den

Bei”. Restoran tersebut merupakan restoran yang menawarkan cita rasa menu

makanan yang berbeda dari cita rasa menu makanan yang ditawarkan oleh

restoran yang sudah ada lebih dulu di kota Mojokerto. Hal ini menunjukkan

bahwa restoran tersebut telah memanfaatkan peluang pasar yang ada.Restoran

“Den Bei” menawarkan variasi cita rasa khas yang berbeda dan cukup

unik.Produk utama dari restoran tersebut adalah Ayam Panggang dan Ikan Bakar

bumbu khas “Den Bei” Mojokerto.

Berikut ini akan disajikan data penjualan Ayam Panggang dan Ikan Bakar

(20)

7

Tabel 1.2.

Data Penjualan Ayam Panggang Bulan Nov 2009 – Nov 2010

No Bulan Ikan Bakar Jumlah Target

Den Bei Rujak Banjar Madu

1 Nov 2009 76 57 25 43 201 600

2 Des 2009 98 81 42 51 272 600

3 Jan 2010 121 113 36 73 343 600

4 Feb 2010 234 228 24 93 579 600

5 Mar 2010 246 184 28 126 584 600

6 Apr 2010 276 145 37 97 555 600

7 Mei 2010 247 231 66 139 683 600

8 Jun 2010 243 228 31 83 585 600

9 Jul 2010 289 212 46 121 668 600

10 Agu 2010 267 211 21 96 595 600

11 Sep 2010 219 123 18 81 441 600

12 Okt 2010 118 76 23 93 310 600

13 Nov 2010 65 48 12 52 177 600

Sumber : Restoran “Den Bei” 2010

Berdasarkan tabel 1.2, diketahui bahwa penjualan Ayam Panggang di

Restoran “Den Bei” Mojokerto selama bulan Nov 2009 – Nov 2010 banyak yang

tidak memenuhi target, hanya 2 bulan yang memenuhi target penjualan yaitu pada

(21)

Tabel 1.3.

Data Penjualan Ikan Bakar Bulan Nov 2009 – Nov 2010

No Bulan Ikan Bakar Jumlah Target

Sumber : Restoran “Den Bei” 2010

Berdasarkan tabel 1.3, diketahui bahwa penjualan Ikan Bakar di Restoran

“Den Bei” Mojokerto selama bulan Nov 2009 – Nov 2010 banyak yang tidak

memenuhi target, hanya 2 bulan yang memenuhi target penjualan yaitu pada bulan

Mei 2010 dan Agustus 2010.

Dari data pada tabel 1.2 dan tabel 1.3 tersebut, penurunan volume

penjualan ayam panggang dan Ikan Bakar Bulan Nov 2009 – Nov 2010 tersebut

mengindikasikan semakin rendahnya tingkat kepuasan konsumennya di Restoran

“Den Bei” Mojokerto.

Ketatnya persaingan bisnis antar restoran dan belum tercapainya target

penjualan setiap harinya di Restoran “Den Bei” Mojokerto merupakan suatu

(22)

9

penjualan 20 buah per jenis menu, baik ayam panggang ataupun ikan bakar setiap

harinya, tetapi target tersebut belum dapat dicapai oleh perusahaan.

Berdasarkan uraian tersebut peneliti tertarik melakukan penelitian dan

kajian yang lebih mendalam tentang pengaruh kualitas produk, harga dan kualitas

layanan terhadap kepuasan konsumen untuk kemudian dijadikan sebagai

penelitian dengan judul “Pengaruh Kualitas Produk, Harga dan Kualitas Layanan

terhadap Kepuasan Konsumen pada Restoran “Den Bei” Mojokerto”.

1.2. Per umusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diajukan, maka

perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah kualitas produk berpengaruh terhadap kepuasan konsumen pada

restoran “Den Bei” Mojokerto?”

2. Apakah harga berpengaruh terhadap kepuasan konsumen pada restoran “Den

Bei” Mojokerto?”

3. Apakah kualitas layanan berpengaruh terhadap kepuasan konsumen pada

restoran “Den Bei” Mojokerto?”

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan pada penelitian ini

sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pengaruh kualitas produk terhadap kepuasan konsumen

(23)

2. Untuk mengetahui pengaruh harga terhadap kepuasan konsumen pada

restoran “Den Bei” Mojokerto.

3. Untuk mengetahui pengaruh kualitas layanan terhadap kepuasan konsumen

pada restoran “Den Bei” Mojokerto.

1.4. Manfaat Penelitian

Sebagaimana layaknya karya ilmiah ini, hasil yang diperoleh

diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang berkepentingan

dan berhubungan dengan obyek penelitian antara lain :

1. Bagi Pengembangan Ilmu Pengetahuan

Dapat dipergunakan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan atau perluasan

pandangan tentang pelajaran yang didapat dari bangku kuliah dan

memperdalam pengetahuan terutama dalam bidang yang dikaji serta sebagai

referensi ilmiah bagi para peneliti berikutnya.

2. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian dapat digunakan sebagai pertimbangan maupun bahan

informasi dalam rangka mengatasi permasalahan yang ada kaitannya dengan

(24)

BAB II

KAJ IAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Ter dahulu

Penelitian terdahulu yang releven dengan penelitian ini adalah penelitian

yang dilakukan oleh :

1. Rico Farisa, dkk (Jurnal Aplikasi Manajemen, 2003) dengan judul “analisis

variabel marketing mix yang mempengaruhi kepuasan konsumen dalam

pembelian susu bubuk formula bayi di Kota Malang”. Penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui dan menganalisa ada tidaknya pengaruh produk, harga,

distribusi dan promosi terhadap kepuasan konsumen dalam pembelian susu

bubuk formula bayi di Kota Malang. Penelitian ini menggunakan analisis

regresi linier berganda untuk mengetahui pengaruh produk, harga, distribusi

dan promosi terhadap kepuasan konsumen dalam pembelian susu bubuk

formula bayi di Kota Malang. Dalam hal ini wawancara dilakukan melalui

telpon. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produk, harga, distribusi dan

promosi secara simultan berpengaruh terhadap kepuasan konsumen,

sedangkan secara parsial harga dan promosi berpengaruh terhadap kepuasan

konsumen dalam pembelian susu bubuk formula bayi di Kota Malang.

2. Hatane Samuel & Foedjiawati (2005: 74), dengan judul “Pengaruh Kepuasan

Konsumen Terhadap Kesetiaan Merek, Studi Kasus Restoran The Prime Steak

& Ribs Surabaya”. permasalahan yang dibahas dalam penelitian tersebut

(25)

attributes related to the service, attributes related to the purchase, memiliki

pengaruh positif terhadap habitual behavior, switching cost, satisfaction,

commitment dan liking of the brand kesimpulan yang didapat adalah bahwa

kepuasan konsumen di The Prime Steak & Ribs mendapat penilaian yang

cenderung baik, terdapat hubungan yang positif yang signifikan antara

kepuasan konsumen dengan kesetiaan merek, dengan demikian hasil

penelitian mendukung konsep teori tentang kesetiaan merek.

Atas dasar penelitian terdahulu ini, maka dapat digunakan sebagai acuan

penelitian untuk penelitian sekarang dengan menggunakan analisis Structural

Equation Models (SEM) sehingga diharapkan dapat sebagai pembanding dari hasil

pengujian yang dilakukan oleh peneliti terdahulu.

2.2. Landasan Teor i

2.2.1. Penger tian Pemasa ran

Banyak definisi pemasaran yang dikemukakan oleh para ahli dalam bidang

ini walaupun masing–masing memberikan penekanan yang berbeda namun pada

intinya tujuan mereka sama yaitu bertitik tolak pada pemenuhan kebutuhan dan

keingin Banyak definisi pemasaran yang dikemukakan oleh para ahli dalam

bidang ini walaupun masing–masing memberikan penekanan yang berbeda namun

pada intinya tujuan mereka sama yaitu bertitik tolak pada pemenuhan kebutuhan

dan keinginan konsumen. Berikut ini dikutip beberepa definisi tentang pemasaran

(26)

13

a. Kotler (1997: 8) mendefinisikan pemasaran sebagai suatu proses sosial dan

manajerial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang

mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan

mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.

b. Sedangkan Swasta (1999: 5) mendefinisikan pemasaran sebagai sistem

keseluruhan dari kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan,

menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa

yang memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli

potensial.

Dari pengertian-pengertian pemasaran di atas, maka dapat disimpulkan

bahwa pemasaran merupakan suatu bentuk kegiatan yang mencakup unsur

pemasaran seperti merencanakan, menentukan harga, mempromosikan serta

mendistribusikan barang dan jasa tersebut kepada konsumen yang

membutuhkannya.

Dengan demikian jelas bahwa yang menjadi titik tolak dari pemasaran

adalah kebutuhan dan keinginan manusia, dimana untuk dapat memuaskan

kebutuhan dan keinginan manusia tersebut akan menimbulkan adanya sebuah

konsep produk atau jasa. Dimana konsep produk atau jasa itu semakin dikonsumsi

dan merupakan sesuatu yang dianggap mampu untuk memuaskan kebutuhan dan

keinginan konsumen. Berikut ini dikutip beberepa definisi tentang pemasaran

(27)

2.2.2. Kualitas Pr oduk

2.2.2.1. Penger tian Kualitas Pr oduk

Kualitas merupakan konsep terpenting dalam menciptakan suatu produk.

Konsep kualitas tidak dapat dipisahkan dengan konsep produk. Kualitas produk,

adalah sekumpulan ciri-ciri dan karakteristik dari barang dan jasa yang

mempunyai kemampuan untuk memenuhi kebutuhan, yang merupakan suatu

pengertian gabungan dari daya tahan, keandalan, ketepatan, kemudahan

pemeliharaan serta atribut-atribut lainnya dari suatu produk, sebagaimana yang

ditegaskan oleh Kotler & Armstrong (1996 : 259) yaitu, “Product quality is the

ability of a product to perform its functions. It includes the product’s overall

durability, reliability, precision, ease of operation and repair, and other valued

attributes”. Pendapat serupa dikemukakan oleh mowen (1995 : 512) yang

menyatakan bahwa, “Product quality is defined as the customer’s overall

evaluation of the excellence of the performance of the product”.

Dari sudut pandang pemasaran, untuk mengukur kualitas harus dari sudut

persepsi konsumen. Maka untuk baik atau belum baiknya kualitas suatu produk

dapat diukur melalui pendapat konsumen terhadap produk itu. Penjelasan ini

sesuai dengan definisi Kotler & armstrong (1996 : 279) berikut, “From marketing

point of view, quality should be measured in terms of buyers’ perception”.

Sedangkan menurut Adam Jr & Ebert (1992 : 596), “ Quality is customer’s

perception”. Dengan demikian, maka pengelolaan kualitas yang baik adalah

bagaimana mempertahankan suatu produk pada tingkat kualitas yang diinginkan

(28)

15

seperti yang dikemukakan oleh Stanton, Etzel & Walker (1994 : 282), “ Another

key to successfull management of quality is to maintain consistency of product at

the desired quality level”.

Berdasarkan teori-teori di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kualitas

produk adalah sekumpulan ciri-ciri produk dan karakteristik dari barang dan jasa

yang dapat dinilai dari produk tersebut dalam menjalankan fungsinya, yang

merupakan suatu pengertian gabungan dari daya tahan, keandalan, ketepatan,

kemudahan pemeliharaan serta atribut-atribut lainnya dari produk tersebut untuk

memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Dalam mengembangkan sebuah

produk, penetapan suatu tingkat kualitas merupakan salah satu cara badan usaha

untuk memenangkan persaingan di dalam pasar sasaran, karena mutu merupakan

salah satu cara penempatan suatu produk di benak konsumen.

2.2.2.2. Tingkatan Pr oduk

Menurut Kotler (1994 : 432) suatu produk dapat dievaluasi melalui 5

tingkatan produk, yaitu:

1. Core benefit, namely the fundamental service of benefit that the consumer is

really buying, maksudnya bahwa core benefit (manfaat inti), yaitu manfaat

utama yang diinginkan oleh seorang konsumen dalam membeli suatu produk.

2. Generic product, namely a basic version of the product, maksudnya bahwa

generic product (produk dasar) yaitu gambaran fisik pada suatu produk

3. Expected product, namely a set of attributes and conditions that buyers

(29)

expected product (produk yang diharapkan), yaitu sejumlah atribut dan

keadaan yang umumnya diharapkan dan disetujui oleh pembeli pada saat

membeli produk tersebut

4. Augmented product, namely one that includes additional service and benefits

that company’ s offer from competitor’s offers, maksudnyabahwa augmented

product (manfaat tambahan produk) yaitu suatu produk yang dapat

membedakan produk tersebut dengan produk pesaing

5. Potential product, namely all of the augmentations and transformations that

this product might ultimately undergo in the future, maksudnya bahwa

potential product (potensi produk) yaitu perluasan perubahan yang mungkin

dialami oleh suatu produk di masa yang akan datang

2.2.2.3. Indikator Kualitas Pr oduk

Kualitas Produk dibentuk oleh indikator antara lain (Marhayanie dan

Sihite, 2008) :

X1.1 Kemampuan produk

X1.2 Keistimewaan produk

X1.3 Dayatahan produk

2.2.3. Har ga (Price)

Harga menurut Stanton (1994: 221), “Harga sebuah produk atau jasa

merupakan faktor penentu utama permintaan pasar. Harga mempengaruhi posisi

(30)

17

mempunyai pengaruh yang tidak kecil terhadap pendapatan dan laba bersih

perusahaan”.

Menurut Alma (1992: 63) harga dari suatu barang ialah apa yang dirasa

oleh penjual, pembeli mampu membayar. Kemudian harga ini ada yang bersifat

tetap, dan ada pula yang dicapai dengan tawar menawar. Jadi pengertian harga

sebenarnya ialah suatu nilai yang dicapai oleh penjual dan pembeli mengenai

suatu barang atau jasa.

Tjiptono (2002: 151) menjelaskan “bahwa agar dapat sukses dalam

memasarkan suatu barang atau jasa, setiap perusahaan harus menetapkan

harganya secara tepat”. Tjiptono juga menjelaskan bahwa harga merupakan

satu-satunya unsur bauran pemasaran yang memberikan pemasukan atau pendapatan

bagi perusahaan, sedangkan unsur lainnya menyebabkan timbulnya biaya.

Disamping itu harga merupakan unsur bauran pemsaran yang bersifat fleksibel,

artinya dapat diubah dengan cepat.

Lebih khusus lagi Kurtz et.al (1995) menjelaskan harga yang tinggi

menunjukkan kualitas yang tinggi, demikian pula sebaliknya harga yang rendah

menunjukkan kualitas yang rendah, hal ini dapat diterima oleh beberapa dan

pelanggan.

Menurut Kotler (1997: 509) metode penentuan harga dapat didekati

dengan menseleksi harga akhir dengan menambahkan faktor-faktor diantaranya

psychological pricing di mana konsumen menggunakan harga sebagai indikator

(31)

tujuan memberikan kuota harga kepada tenaga pejualan untuk diberikan kepada

konsumen dan untuk profitabilitas perusahaan.

Lebih lanjut lagi Kotler (1997) menjelaskan bahwa beberapa perusahaan

memodifikasi dasar penyusunan harga untuk memberikan hadiah kepada

pelanggan atas pembayaran lebih cepat, volume pembelian, dan pembelian diluar

musim, hal ini oleh Kotler disebut price discount and allowances.

Menurut Tjiptono (2002: 151) mengatakan harga adalah satuan moneter

atau ukuran lainnya (termasuk barang dan jasa lainnya) yang ditukarkan agar

memperoleh hak kepemilikan atau pengunaan suatu barang atau jasa. Pengertian

ini sejalan dengan konsep pertukaran (exchange) dalam pemasaran.

Menurut Farisa (2003, 75), indikator yang digunakan untuk mengukur

harga antara lain :

1. Harga produk lebih murah jika dibandingkan dengan pesaing.

2. Potongan harga (discount) jika melakukan pembelian dalam jumlah

tertentu.

2.2.4. Kualitas Layanan

2.2.4.1. Penger tian Kualitas Layanan

Lovelock (1988: 229) dalam Laksana (2008: 86), definisi dari kualitas

adalah sebagai berikut: “quality is degree of excellent intended and the control of

variability in achieving that excellent in meeting the customer requirements”.

Dikatakan bahwa kualitas adalah tingkat mutu yang diharapkan dan pengendalian

(32)

19

Untuk dapat memberikan kualitas layanan yang baik maka perlu dibinan

hubungan yang erat antar perusahaan dalam hal ini adalah karyawan dengan

pemakai jasa tersebut.

Dengan demikian kualitas adalah merupakan faktor kunci sukses bagi

suatu organisasi atau perusahaan seperti yang dikemukakan oleh Laksana (2008:

88) bahwa kualitas merupakan jaminan terbaik kita atas kesetiaan pelanggan,

pertahanan terkuat kita dalam menghadapi persaingan asing, dan satu-satunya

jalan menuju pertumbuhan dan pendapatan yang langgeng.

Kotler dan Amstrong (2002; 681) yang menyatakan “Quality is the totally

and characteristics of the product and service that bear on its ability to satisfy

stated or implied needs”, maksud dari definisi adalah kualitas merupakan

keseluruhan dari keistimewaan dan karakteristik dari produk atau jasa yang

menunjang kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan secara langsung maupun

tidak langsung. Ini berarti badan usaha harus dapat memberikan produk atau

layanan yang dapat memenuhi kebutuhan pelanggan agar pelanggan akan merasa

puas.

Parasuraman et. al (2000: 44): “Service quality is the customer

perception’s of the superiority of the service”. Maksudnya kualitas layanan adalah

persepsi pelanggan terhadap keunggulan suatu layanan. Pada dasarnya hanya

pelanggan yang menilai kualitas layanan suatu badan usaha berkualitas atau tidak.

Pengertian service menurut pakar ekonomi lainnya yaitu menurut Bermen

(1995: 20) dalam Laksana (2008: 86): “customer service refers to the identifiable

(33)

the basic and service it sells” komponen pelayanan dalam bisnis tidak dapat

dipisahkan baik itu untuk perusahaan jasa maupun perusahaan dagang. Untuk

perusahaan jasa, pelayanan ini sebagai produk yang berdiri sendiri, sedangkan

pada perusahaan dagang dan industry sebagai produk tambahan yang selalu

melekat pada produk utamanya.

2.2.4.2. Dimensi Kualitas Layanan

Yuliarmi dan Riyasa (2007: 18) mengemukakan lima dimensi kualitas

layanan yang terdiri dari:

1. Bukti fisik (tangible) adalah penampilan dari fasilitas-fasilitas fisik,

perlengkapan individu dan alat-alat komunikasi.

Indikator yang digunakan sebagai pengukuran adalah:

a. Tempat yang nyaman dan memadai

b. Peralatan yang digunakan bersih

2. Keandalan (reliability) adalah kemampuan karyawan untuk memberikan

layanan yang dapat diandalkan dan akurat.

Indikator yang digunakan sebagai pengukuran adalah:

a. Ketepatan waktu pelayanan kepada pelanggan

b. Kecepatan dalam melayani pelanggan

3. Daya tanggap (responsiveness) adalah kesediaan untuk membantu dan

memberikan layanan yang tepat bagi konsumen.

Indikator yang digunakan sebagai pengukuran adalah :

(34)

21

b. Ketanggapan karyawan dalam membantu pelanggan

4. Jaminan (assurance) adalah dimensi kualitas layanan yang memfokuskan pada

kemampuan untuk mendapatkan kepercayaan dan keyakinan konsumen.

Indikator yang digunakan sebagai pengukuran adalah :

a. Pemberian ganti rugi jika karyawan melakukan kesalahan

b. Memberikan penjelasan dengan baik dalam menimbulkan kepercayaan dan

keyakinan

5. Empati (emphaty) adalah kepedulian, perhatian yang unik dan berkualitas dari

badan usaha menyebabkan menjadi konsumen.

Indikator yang digunakan sebagai pengukuran adalah:

a. Karyawan peduli dan perhatian kepada pelanggan

b. Tidak ada pembedaan pelanggan satu dengan yang lainnya

2.2.5. Kepuasan Konsumen

Dewasa ini perhatian terhadap kepuasan konsumen semakin besar,

sehingga banyak pihak yang menaruh perhatian terhadap hal tersebut. Permatuan

dan pengukuran terhadap kepuasan konsumen telah menjadi hal yang sangat

penting bagi setiap badan usaha. Hal ini dikarenakan langkah tersebut dapat

memberikan umpan balik dan masukan bagi keperluan pengembangan dan

implementasi strategi peningkatan kepuasan. Kepuasan konsumen disebut sebagai

salah satu strategi untuk memenangkan persaingan. Secara tradisional falsafah

marketing merupakan pencapaian kepuasan konsumen. Kepuasan konsumen

(35)

Setiap individu memiliki kebutuhan dan keinginan yang harus dipenuhi

untuk mempertahankan hidupnya. Produk atau jasa dibuat untuk memenuhi apa

yang dibutuhkan dan diinginkan konsumen. Kalau hal itu sudah tercapai, berarti

kepuasan konsumen sudah terjadi dan diharapkan perusahaan akan mampu untuk

menghasilkan jasa, sesuai yang dibutuhkan dan diinginkan oleh konsumen.

Kotler (1997:40) mengemukakan bahwa kepuasan merupakan perasaan

seseorang yang timbul dari perbedaan antara kinerja (hasil) yang diterima

konsumen dengan harapannya. Jika kinerjanya lebih rendah dari harapannya,

maka konsumen kecewa. Jika kinerja sama dengan harapannya, maka konsumen

puas. Jika kinerjanya melebihi harapannya, maka konsumen akan sangat puas.

Mowen (1995:89) menyatakan bahwa kepuasan konsumen sebagai

keseluruhan sikap yang ditunjukkan konsumen atas barang atau jasa setelah

mereka memperoleh dan menggunakannya. Ini merupakan penilaian evaluatif

pasca pemilihan yang disebabkan oleh seleksi pembelian khusus dan pengalaman

menggunakan atau mengkonsumsikan barang atau jasa tersebut.

Fuadati (2006;94) menyatakan bahwa respon terhadap evaluasi

ketidaksesuaian yang dirasakan antara harapan sebelumnya dengan kinerja actual

produk yang dirasakan setelah pemakainya. Kepuasan pelanggan adalah tingkat

perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja (hasil) yang dirasakan

dibandingkan dengan harapannya.

Konsumen membandingkan persepsi mereka atas kualitas produk setelah

menggunakan produk tersebut sesuai dengan ekspektasi kinerja produk sebelum

(36)

23

dengan kinerja yang diharapkan. Mereka akan mengalami emosi yang positif,

negatif atau netral. Tanggapan emosional ini bertindak sebagai masukan atau

input dalam persepsi kepuasan atau ketidakpuasan mereka.

Berdasarkan uraian diatas bahwa kepuasan merupakan respon pemenuhan

dari konsumen. Kepuasan adalah hasil dari penilaian konsumen bahwa produk

atau pelayanan telah memberikan tingkat kenikmatan dimana tingkat pemenuhan

ini bisa lebih atau kurang. Oleh karenanya, perusahaan harus dapat memberikan

produk atau layanan yang dapat memenuhi kebutuhan atau keinginan dari

konsumen sehingga mencapai kepuasan dari konsumen dan lebih jauh lagi dapat

menciptakan kesetiaan konsumen.

Menurut Samuel (2005: 76) bahwa kepuasan konsumen (Y) dibentuk oleh

3 Indikator, antara lain :

1. Kepuasan pada kualitas produk

2. Kepuasan pada harga produk

3. Kepuasan pada pelayanan yang diberikan karyawan

2.2.6. Penga r uh Kualitas Pr oduk Ter hadap Kepuasan Konsumen

Menurut Kotler (1996: 583) bahwa produk dan layanan yang berkualitas

berperan penting dalam membentuk kepuasan pelanggan, selain itu erat kaitannya

dalam menciptakan keuntungan badan usaha. Semakin berkualitas produk dan

layanan yang diberikan oleh badan usaha kepada pelanggannya, maka kepuasan

(37)

Produk dan jasa yang berkualitas memiliki peranan penting dalam

membentuk kepuasan pelanggan. Apabila pelanggan mempunyai pengalaman

yang baik dan puas terhadap kualitas produk dari suatu badan usaha, maka hal ini

dapat menimbulkan keuntungan bagi badan usaha tersebut, karena pelanggan

yang puas akan terus menggunakan produk badan usaha dan bahkan akan

merekomendasikan pada pelanggan yang lain. Selanjutnya, kualitas itu harus

terus-menerus diperbaharui sesuai dengan selera pelanggan. Pembaharuan ini

memiliki tujuan untuk menjaga agar pelanggan puas (Hansen & Mowen, 1997 :

436).

Melalui pernyataan-pernyataan tersebut, dapat ditarik suatu argumentasi

teoritis bahwa, untuk mengetahui kualitas dari suatu produk, haruslah diukur dari

persepsi konsumen terhadap produk itu sendiri. Semua karakteristik yang ada

pada produk dan jasa dapat memberikan suatu nilai kepada konsumen. Apabila

nilai yang diperoleh konsumen dengan mengkonsumsi produk atau jasa tersebut

tidak sesuai dengan kebutuhan, keinginan dan harapan, maka akan memberikan

hasil yang kurang memuaskan. Untuk itu, kualitas suatu produk harus

terus-menerus diperbaharui dengan meningkatkan kinerja pada salah satu atau bahkan

semua dari dimensi-dimensi yang ada pada produk. Dengan meningkatkan

kemampuan dari suatu produk, akan tercipta keunggulan bersaing, sehingga

(38)

25

2.2.7. Penga r uh Harga Ter hadap Kepuasan Konsumen

Lupiyoadi (2001:61) menyatakan bahwa strategi penentuan harga (pricing)

sangat signifikan dalam pemberian value kepada konsumen dan mempengaruhi

image produk, serta keputusan konsumen untuk membeli. Harga juga

berhubungan dengan pendapatan dan turut mempengaruhi supply atau marketing

channels. Akan tetapi, yang paling penting adalah keputusan dalam harga harus

konsisten dengan strategi pemasaran secara keseluruhan.

Harga dalam bauran pemasaran, disatu sisi menunjukkan pendapatan dan

disisi lainnya menunjukkan biaya penetapan harga yang harus diperhitungkan

secara matang karena penetapan harga tidak hanya berpengaruh terhadap laba

yang diterima oleh perusahaan, tetapi dalam jangka panjang sangat berpengaruh

pada penjualan produk atau jasa di pasar yang pada akhirnya akan berdampak

pada kepuasan konsumen dan kelangsungan hidup perusahaan secara keseluruhan.

2.2.8. Penga r uh Kualitas Layanan Ter hadap Kepuasan Konsumen

Menurut Kotler (1995: 46) dalam Laksana (2008: 96) yaitu: “customer

satisfaction is the outcome felt by buyers who have experiented a company

performance that has fulfilled expectations”. Maksudnya yaitu menyangkut

komponen harapan dan kinerja / hasil yang dirasakan. Pada umumnya harapan

pelanggan merupakan perkiraan atau keyakinan pelanggan tentang apa yang

diterimanya apabila ia membeli atau mengkonsumsi suatu produk baik barang

maupun jasa, sedangkan kinerja atau hasil yang dirasakan merupakan persepsi

(39)

Untuk itu manajemen harus memiliki persepsi yang sama dengan pelanggan agar

supaya diperoleh hasil yang melebihi atau paling tidak sama dengan harapan

pelanggan.

Sedangkan menurut Laksana (2008: 96) bahwa dengan demikian kepuasan

dan ketidakpuasan merupakan perbandingan antara harapan pelanggan dan

kenyataan dari kualitas pelayanan yang dirasakan oleh pelanggan yang menjadi

tujuan perusahaan agar selalu dipuaskan.

Menurut Kurz and Clow (1998: 382) dalam Laksana (2008: 96)

menyatakan bahwa pengaruh kualitas layanan terhadap kepuasan dijelaskan

sebagai berikut: “if the service perform at the level that is expected or predicted,

the satisfaction level is considered to be just OK” artinya jika pelayanan yang

diberikan kepada pelanggan sesuai yang diharapkan maka akan memberikan

kepuasan. Dengan demikian kualitas pelayanan terus ditingkatkan sehingga

(40)

27

2.3. Ker angka Konseptual

Kepuasan Konsumen

(Y) Kualitas Produk

(X1)

Harga (X2)

Kualitas Layanan (X3)

Gambar 2.1.

(41)

2.4. Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah, tujuan penelitian dan landasan teori maka

dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:

1. Terdapat pengaruh positif kualitas produk terhadap kepuasan konsumen pada

Restoran “Den Bei” Mojokerto.

2. Terdapat pengaruh positif harga terhadap kepuasan konsumen pada Restoran

“Den Bei” Mojokerto.

3. Terdapat pengaruh positif kualitas layanan terhadap kepuasan konsumen pada

(42)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Var iabel

3.1.1. Definisi Operasional

Definisi operasional variabel-variabel yang akan dibahas dalam penelitian

ini adalah :

1. Kualitas Produk (X1) adalah sekumpulan ciri-ciri produk dan karakteristik

dari barang / jasa yang dapat dinilai dari produk tersebut dalam menjalankan

fungsinya. (Kotler & Armstrong, 1996 : 259)

Kualitas Produk (X1) dibentuk oleh indikator antara lain (Marhayanie dan

Sihite, 2008) :

X1.1 Kemampuan produk

X1.2 Keistimewaan produk

X1.3 Dayatahan produk

2. Harga (X2) adalah satuan moneter atau ukuran lainnya (termasuk barang dan

jasa lainnya) yang ditukarkan agar memperoleh hak kepemilikan atau

pengunaan suatu barang atau jasa. (Tjiptono, 2002: 151)

Indikator harga (X2) terdiri dari (Farisa, 2003: 79) :

X2.1 Harga produk lebih murah jika dibandingkan dengan pesaing

X2.2 Potongan harga (discount) jika melakukan pembelian dalam jumlah

(43)

3. Kualitas Layanan (X3) adalah persepsi pelanggan terhadap keunggulan suatu

layanan. Pada dasarnya hanya pelanggan yang menilai kualitas layanan suatu

badan usaha berkualitas atau tidak. (Parasuraman et. Al, 2000: 44)

Kualitas Layanan (X3) dibentuk oleh 5 dimensi antara lain :

X3.1 Bukti fisik (tangible) adalah penampilan dari fasilitas-fasilitas fisik,

perlengkapan individu dan alat-alat komunikasi. Indikator yang

digunakan sebagai pengukuran adalah:

- Tempat yang nyaman dan memadai

- Peralatan yang digunakan bersih

X3.2 Keandalan (reliability) adalah kemampuan karyawan untuk memberikan

layanan yang dapat diandalkan dan akurat. Indikator yang digunakan

sebagai pengukuran adalah:

- Ketepatan waktu pelayanan kepada pelanggan

- Kecepatan dalam melayani pelanggan

X3.3 Daya tanggap (responsiveness) adalah kesediaan untuk membantu dan

memberikan layanan yang tepat bagi konsumen. Indikator yang

digunakan sebagai pengukuran adalah :

- Ketanggapan karyawan ataskeluhan yang dihadapi pelanggan

- Ketanggapan karyawan dalam membantu pelanggan

X3.4 Jaminan (assurance) adalah dimensi kualitas layanan yang

memfokuskan pada kemampuan untuk mendapatkan kepercayaan dan

keyakinan konsumen. Indikator yang digunakan sebagai pengukuran

(44)

31

- Pemberian ganti rugi jika karyawan melakukan kesalahan

- Memberikan penjelasan dengan baik dalam menimbulkan

kepercayaan dan keyakinan

X3.5 Empati (emphaty) adalah kepedulian, perhatian yang unik dan

berkualitas dari badan usaha menyebabkan menjadi konsumen.

Indikator yang digunakan sebagai pengukuran adalah:

- Karyawan peduli dan perhatian kepada pelanggan

- Tidak ada pembedaan pelanggan satu dengan yang lainnya

4. Kepuasan Konsumen (Y) merupakan perasaan seseorang yang timbul dari

perbedaan antara kinerja (hasil) yang diterima konsumen dengan harapannya.

(Kotler, 1997:40)

Kepuasan Konsumen dibentuk oleh 3 indikator (Samuel, 2005: 76) antara lain:

Y1 Kepuasan pada kualitas produk

Y2 Kepuasan pada harga produk

Y3 Kepuasan pada pelayanan yang diberikan karyawan

3.1.2. Pengukuran Var iabel

Skala pengukuran yang digunakan adalah skala interval dengan teknik

pengukuran menggunakan semantic differential scale. Analisis ini dilakukan

dengan meminta responden untuk menyatakan pendapatnya tentang serangkaian

pertanyaan yang berkaitan dengan obyek yang diteliti dalam bentuk nilai yang

berada dalam rentang dua sisi. Digunakan jenjang 5 dalam penelitian ini

(45)

1 5

Sangat tidak setuju Sangat setuju

Tanggapan atau pendapat konsumen dinyatakan dengan memberi skor yang

berada dalam rentang nilai 1 sampai dengan 5 pada kotak yang tersedia di

sebelahnya, dimana nilai 1 menunjukkan nilai terendah dan nilai 5 nilai tertinggi.

Jawaban dengan nilai antara 1-3 berarti kecenderungan untuk tidak setuju dengan

pernyataan yang diberikan, sedangkan jawaban dengan nilai antara 4-5 berarti

cenderung setuju dengan pernyataan yang diberikan.

3.2. Teknik Penentuan Sampel

a. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek atau subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono, 2008:80).

Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen yang sedang melakukan

pembelian pada Restoran “Den Bei” Mojokerto.

b. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut (Sugiyono, 2008:80).

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik non probability

sampling tepatnya purposive sampling yaitu pemilihan sampel berdasarkan

(46)

33

Adapun kriteria- kriteria tersebut antar lain: responden berusia minimal

17 tahun, membeli dan mengkonsumsi produk (ayam panggang dan ikan

bakar) dengan nilai nominal transaksi tertentu pada Restoran “Den Bei”

Mojokerto.

Pengambilan sampel didasari oleh asumsi SEM bahwa besarnya jumlah

sampel yaitu 5-10 kali parameternya yang di estimasi (Augusty, 2002:48).

Pada penelitian ini ada 18 indikator, sehingga jumlah sampel yang diestimasi

yaitu antara 90-180. Adapun jumlah sampel yang ditetapkan dalam penelitian

ini adalah sebesar (6 x 18) = 108 responden. Hal ini dilakukan agar dapat

memenuhi persyaratan jumlah minimal sampel yang dikehendaki oleh alat

analisis kuantitatif yang ditetapkan.

3.3. Teknik Pengumpulan Data

3.3.1. J enis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitan ini adalah jenis data primer yaitu

jenis yang diperoleh dengan jalan penyebaran kuisioner secara langsung pada

konsumen yang sedang melakukan pembelian produk (ayam panggang dan ikan

bakar) pada Restoran “Den Bei” Mojokerto untuk mengetahui pendapat mereka

secara langsung.

3.3.2. Sumber Data

Sumber data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah diperoleh dari

(47)

3.3.3. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan mengadakan riset lapangan yaitu

kegiatan penelitian dengan tujuan langsung ke obyek penelitian dengan :

a. Kuesioner

yaitu cara pengumpulan data dengan jalan memberikan pertanyaan-pertanyaan

tertulis yang dibagikan kepada para responden.

b. Interview

yaitu suatu penelitian yang dilakukan dengan mengadakan wawancara secara

langsung terhadap responden untuk mengetahui pendapat mereka secara

langsung.

3.4. Tek nik Analisis dan Uji Hipotesis

3.4.1. Uji Reliabilitas dan Validitas

Variabel atau dimensi yang diukur melalui indikator-indikator dalam daftar

pertanyaan perlu dilihat reliabilitasnya dan validitasnya, dimana hal ini dijelaskan

sebagai berikut :

a. Uji Validitas

Validitas yang digunakan adalah validitas konstruk (construct validity) yang

merujuk pada sejauh mana uji dapat mengukur apa yang sebenarnya kita ukur.

Uji validitas diukur ditafsirkan dengan menggunakan Item to Total

Correlation, jika nilai r > 0,5 maka indikator valid, dan jika nilai r < 0,5 maka

(48)

35

b. Uji Reliabilitas

Uji ini ditafsirkan dengan menggunakan koefisien Alpha Cronbach. Jika nilai

alpha cukup tinggi (berkisar 0,50 – 0,60) dapat ditafsirkan suatu hasil

pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran diulangi dua kali atau lebih,

dengan kata lain instrumen tersebut dapat diandalkan. (Augusty, 2002 : 193)

3.4.2. Uji Outlier Univar iat dan Multivar iat

Outlier adalah observasi yang muncul dengan nilai-nilai ekstrim baik

secara univariat maupun multivariat yaitu yang muncul karena kombinasi

kharakteristik unik yang dimilikinya dan terlihat sangat jauh berbeda dari

observasi-observasi lainnya (Augusty, 2002 : 52).

3.4.2.1. Uji Outlier Univar iat

Deteksi terhadap adanya outlier univariat dapat dilakukan dengan

menentukan ambang batas yang akan dikategorikan sebagai outlier dengan cara

mengkonversi nilai data penelitian ke dalam standar score atau yang biasa disebut

dengan z-score, yang mempunyai rata-rata nol dengan standar deviasi sebesar

satu. Bila nilai-nilai itu telah dinyatakan dalam format yang standar (z-score),

maka perbandingan antar besaran nilai dengan mudah dapat dilakukan. Untuk

sampel besar (diatas 80 observasi), pedomana evaluasi adalah nilai ambang batas

dari z-score itu berada pada rentang 3 sampai dengan 4 (Hair dkk, 1995 dalam

Augusty, 2002 : 98). Oleh karena itu apabila ada observasi-observasi yang

(49)

3.4.2.2. Uji Outlier Multivar iat

Evaluasi terhadap multivariat ouliers perlu dilakukan sebab walaupun data

yang dianalisis menunjukkan tidak ada outlier pada tingkat univariat, tetapi

observasi itu dapat menjadi outliers bila sudah saling dikombinasikan. Jarak

Mahalanobis (the Mahalanobis distance) untuk tiap observasi dapat dihitung dan

menunjukkan jarak sebuah observasi dari rata-rata semua variabel dalam sebuah

ruang multidimensional. Uji terhadap multivariat dilakukan dengan menggunakan

kriteria Jarak Mahalanobis pada tingkat ρ < 0,001. Jarak Mahalanobis itu dapat

dievaluasi dengan menggunakan nilai χ2 pada derajat kebebasan sebesar jumlah

item yang digunakan dalam penelitian. Apabila nilai Jarak Mahalanobisnya lebih

besar dari nilai χ2Tabel adalah Outlier Multivariat.

3.4.3. Uji Nor malitas Data

Adapun metode yang digunakan untuk mengetahui apakah data tersebut

berdistribusi normal atau tidak adalah menggunakan uji critical ratio dari

Skewness dan Kurtosis dengan ketentuan sebagai berikut :

Kriteria Pengujian :

Pedoman dalam mengambil keputusan apakah sebuah distribusi data

mengikuti distribusi normal adalah :

1. Jika nilai critical yang diperoleh melebihi rentang + 2,58 maka distribusi

adalah tidak normal.

2. Jika nilai critical yang diperoleh berada pada rentang + 2,58 maka distribusi

(50)

37

3.4.4. Pemodelan SEM (Structural Equation Modeling)

Sebuah pemodelan SEM yang lengkap pada dasarnya terdiri dari

Measurement Model dan Structural Model. Measurement Model atau Model

Pengukuran ditujukan untuk mengkonfirmasikan sebuah dimensi atau faktor

berdasarkan indikator-indikator empirisnya. Structural Model adalah model

mengenai struktur hubungan yang membentuk atau menjelaskan kausalitas antara

faktor. (Augusty, 2002 : 34)

Untuk membuat pemodelan yang lengkap beberapa langkah berikut ini

yang perlu dilakukan :

a. Pengembangan model berbasis teori.

Langkah pertama dalam pengembangan model SEM adalah pencarian atau

pengembangan sebuah model yang mempunyai justifikasi teoritis yang kuat.

Setelah itu, model tersebut divalidasi secara empirik melalui program SEM.

b. Pengembangan diagram alur untuk menunjukkan hubungan kausalitas.

Pada langkah kedua, model teoritis yang telah dibangun pada langkah pertama

akan digambarkan dalam path diagram. Path diagram tersebut memudahkan

peneliti melihat hubungan-hubungan kausalitas yang ingin diujinya.

c. Konversi diagram alur kedalam persamaan.

Setelah teori / model dikembangkan dan digambarkan dalam sebuah diagram

alur, spesifikasi model dikonversikan kedalam rangkaian persamaan.

d. Memilih Matriks Input dan Estimasi Model.

Perbedaan SEM dengan teknik multivariat lainnya adalah dalam input data

(51)

menggunakan matriks varians kovarians atau matriks korelasi sebagai data

input untuk keseluruhan estimasi yang dilakukannya.

e. Menilai Problem Identifikasi.

Problem identifikasi pada prinsipnya adalah problem mengenai

ketidakmampuan dari model yang dikembangkan untuk menghasilkan

estimasi yang unik.

Problem identifikasi dapat muncul melalui gejala-gejala berikut ini :

1. Standard error untuk satu atau beberapa koefisien sangat besar.

2. Program tidak mampu menghasilkan matrik informasi yang seharusnya

disajikan.

3. Muncul angka-angka yang aneh seperti adanya varians error yang negatif.

4. Muncul korelasi yang sangat tinggi antar korelasi estimasi yang didapat

(misalnya lebih dari 0,9).

f. Evaluasi Model.

Pada langkah ini kesesuaian model dievaluasi, melalui telaah terhadap bebagai

kriteria goodness-of-fit. Kriteria-kriteria tersebut adalah :

1. Ukuran sampel yang digunakan adalah minimal berjumlah 100 dan dengan

perbandingan 5 observasi untuk setiap astimated parameter.

2. Normalitas dan Linieritas.

3. Outliers.

(52)

39

3.4.5. Uji Hipotesis

Dalam analisis SEM umumnya berbagai jenis fit index yang digunakan

untuk mengukur derajad kesesuaian antara model yang dihipotesakan dengan data

yang disajikan. Berikut ini adalah index kesesuaian dan cut-off valuenya untuk

digunakan dalam menguji apakah sebuah model dapat diterima atau ditolak.

a. χ2 (Chi Square Statistic).

Alat uji yang paling fundamental untuk mengukur overall fit adalah likehood

ratio Chi-Square Statistic. Model yang diuji akan dipandang baik atau

memuaskan apabila nilai chi-squarenya rendah. Semakin kecil nilai χ2

semakin baik model itu dan diterima berdasarkan probabilitas dengan cut-off

value sebesar ρ > 0,05 atau ρ > 0,10.

b. RMSEA (The Root Mean Square Error of Approximation)

RMSEA adalah sebuah indeks yang dapat digunakan untuk mengkompensasi

chi-squre statistic dalam yang besar. Nilai RMSEA menunjukkan

goodness-of-fit yang dapat diharapkan bila model diestimasi dalam populasi. Nilai

RMSEA yang lebih kecil atau sama dengan 0,08 merupakan index untuk dapat

diterimanya model yang menunjukkan sebuah close fit dari model itu

berdasarkan degree of freedom.

c. GFI (Goodness of Fit Index).

Indeks keseusaian (fit index) ini akan menghitung proporsi tertimbang dari

varians dalam matriks kovarians sampel yang dijelaskan oleh matriks populasi

(53)

mempunyai rentang nilai antara 0 (poor fit) sampai dengan 1.0 (perfect fit).

Nilai yang tinggi dalam indeks ini menunjukkan sebuah better fit.

d. AGFI (Adjusted Goodness-of-Fit Index).

GFI adalah analog dari R2 dalam regresi linier berganda yaitu suatu koefisien

yang mengukur ketepatan sebuah model yang digunakan. Tingkat penerimaan

yang direkomendasikan adalah bila AGFI mempunyai nilai sama dengan atau

lebih besar dari 0,90. GFI maupun AGFI adalah kriteria yang

memperhitungkan proporsi tertimbang dari varians dalam sebuah matriks

kovarians sampel.

e. CMIN/DF.

The Minimum Sample Discrepancy Function (CMIN) dibagi dengan degree of

freedomnya akan menghasilkan indeks CMIN/DF, yang umumnya dilaporkan

oleh para peneliti sebagai salah satu indikator untuk mengukur tingkat fitnya

sebuah model. Nilai χ2 relatif kurang dari 2.0 atau bahkan kadang kurang dari

3.0 adalah indikasi dari acceptable fit antara model dan data.

f. TLI (Tucker Lewis Indeks)

TLI adalah sebuah alternatif incremental fit index yang membandingkan

sebuah model yang diuji terhadap sebuah baseline model. Nilai yang

direkomendasikan sebagai acuan untuk diterimanya sebuah model adalah

penerimaan > 0.95 dan nilai yang sangat mendekati 1 menunjukkan a very

(54)

41

g. CFI (Comparative Fit Index).

Merupakan besaran indeks ini adalah pada rentang nilai sebesar 0 – 1, dimana

semakin mendekati 1, mengidentifikasikan tingkat fit yang paling tinggi (a

(55)

4.1. Deskr ipsi Hasil Penelitian

4.1.1. Deskr ipsi Kar akter istik Responden

Tanggapan responden tentang Kualitas Produk (X1), Harga (X2), Kualitas

Layanan (X3) dan Kepuasan Konsumen (Y) di Restoran “Den Bei” Mojokerto,

dimana kuisioner disebarkan pada 108 orang. Untuk jawaban kuisioner

dinyatakan dengan memberi skor yang berada dalam rentang nilai 1 sampai 5

pada masing-masing skala, dimana nilai 1 menunjukkan nilai terendah dan nilai 5

menunjukkan nilai tertinggi.

Karakteristik responden yang digunakan dalam penelitian ini dilihat dari

jenis kelamin dan usia responden. Berikut karakteristik responden yang disajikan

dalam tabel frekuensi berikut :

1. Ber dasar kan J enis Kelamin

Dari 108 responden yang menjawab kuesioner yang telah diberikan dapat

diketahui jenis kelamin dari responden yakni pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.1.

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah Prosentase

(%)

1 Pria 56 51.85

2 Wanita 52 48.15

Total 108 100,00

(56)

43

Dari tabel 4.1 dapat diketahui bahwa responden pria sebanyak 56 orang

(51.85 %) dan responden wanita sebanyak 52 orang (48.15 %).

2. Ber dasar kan Usia

Dari 108 responden yang menjawab kuesioner yang telah diberikan dapat

diketahui usia para responden yakni pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.2.

Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

No Usia Jumlah Prosentase

(%)

1 17-30 tahun 41 37.96

2 31-45 tahun 43 39.81

3 ≥ 45 tahun 24 22.22

Total 108 100,00

Sumber : Data diolah

Dari tabel 4.2 diketahui responden berusia 17-30 tahun sebanyak 41 orang

(37.96 %), usia 31-45 tahun sebanyak 43 orang (39.81 %), dan usia 45 tahun lebih

sebanyak 24 orang (22.22 %).

4.1.2. Deskr ipsi Kualitas Pr oduk (X1)

Kualitas Produk (X1) adalah sekumpulan ciri-ciri produk dan karakteristik

dari barang / jasa yang dapat dinilai dari produk tersebut dalam menjalankan

fungsinya. Hasil tanggapan responden terhadap Kualitas Produk (X1) dapat dilihat

(57)

Tabel 4.3.

Frekuensi Hasil Jawaban Responden Mengenai Kualitas Produk (X1)

No Pernyataan Skor Jawaban Mean

Skor

1 2 3 4 5

1

Produk yang disajikan di Restoran “Den Bei” Mojokerto memiliki ciri khas yang tidak ada di restoran lain

0 0 66 33 9 3.47

2

Restoran “Den Bei” Mojokerto menyajikan menu spesial dengan bumbu terdiri dari beberapa macam rasa

0 0 36 39 33 3.97

3

Produk makanan di Restoran “Den Bei” Mojokerto relatif lebih tahan dan tidak mudah basi, karena dibuat dari bahan ayam dan ikan yang fresh

0 0 44 38 26 3.83

Mean Skor Keseluruhan 3.76

Sumber: Data diolah

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa pernyataan “Restoran “Den

Bei” Mojokerto menyajikan menu spesial dengan bumbu terdiri dari beberapa

macam rasa” memiliki nilai rata-rata tertinggi sebesar 3,97, yang berarti

responden setuju bahwa restoran “Den Bei” Mojokerto menyajikan menu yang

spesial dan istimewa dengan bumbu- bumbunya yang terdiri dari beberapa macam

rasa. Sedangkan secara keseluruhan rata-rata tanggapan responden terhadap

kualitas produk (X1) sebesar 3,76 yang berarti responden setuju bahwa produk

Gambar

Tabel 1.1
Tabel 1.2.
Tabel 1.3.
Gambar 2.1.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kewajiban pebelajar; bersih hati, hendaklah tujuan belajar itu mendekatkan diri dengan Tuhan, tabah dalam memperoleh ilmu pengetahuan dan supaya merantau, menghormati guru.. Pelajaran

Secara operasional, pendidikan berwawasan kebangsaan adalah layanan bimbingan, pengajaran, dan atau pelatihan untuk meningkatkan paham, rasa, dan semangat

Sejak 2010 sampai saat ini, di Pulau Lombok program ini baru dikembangkan di Kabupaten Lombok Timur dan di Kabupaten Lombok Utara di 20 Desa ‘rawan bencana.’ Beberapa capaian

A large proportion of low threshold AL interneurons responding to the pheromone blends, but not as pronounced for single pheromone components, could be restored/induced by injecting

Identifying the physiological causes underlying the trade-off between ovarian growth and flight capability requires detailed information on relative nutrient con- sumption,

Dengan ini diberitahukan bahwa, setelah dilakukan evaluasi dan pembuktian kualifikasi terhadap Dokumen Penawaran Penyedia Jasa Konstruksi pekerjaan tersebut di atas

■ Ketidaksesuaian antara realisasi dengan RKAPB tersebut diatas di masing-masing Jenis investasi karena lebih mempertimbangkan kondisi pasar yang sedang bergejolak dan

berhijab mereka adalah menggunakan hijab adalah suatu kebutuhan fisiologis, agar dirinya terasa aman baik, motivasi dalam kebutuhan sosial seperti tuntutan kerja