• Tidak ada hasil yang ditemukan

OPTIMASI METODE EKSTRAKSI SENYAWA BIOAKTIF SEMUT JEPANG (TENEBRIO MOLITOR) SEBAGAI DASAR PENELITIAN IN VITRO TERAPI DIABETES MELITUS.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "OPTIMASI METODE EKSTRAKSI SENYAWA BIOAKTIF SEMUT JEPANG (TENEBRIO MOLITOR) SEBAGAI DASAR PENELITIAN IN VITRO TERAPI DIABETES MELITUS."

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM

OPTIMASI METODE EKSTRAKSI SENYAWA BIOAKTIF SEMUT JEPANG (TENEBRIO MOLITOR) SEBAGAI DASAR PENELITIAN IN

VITRO TERAPI DIABETES MELITUS

BIDANG KEGIATAN: PKM PENELITIAN

DIUSULKAN OLEH :

Tuti Ratnasari NIM: G0014232 / ANGKATAN: 2014 Fathu Thaariq Baihaqy NIM: G0015082 / ANGKATAN: 2015 Fita Nafisa NIM: G0015090 / ANGKATAN: 2015 Riswanda Satria Adi Prasojo NIM: G0014204 / ANGKATAN: 2014

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

(2)
(3)

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan ... i

Daftar Isi ... ii

Ringkasan ... iii

BAB 1. PENDAHULUAN ... 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 2

1.3 Tujuan ... 2

1.4 Kegunaan ... 3

1.5 Luaran ... 3

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ... 2.1. Semut Jepang (Tenebrio molitor) ... 4

2.2. Ekstraksi ... 5

2.3 Identifikasi Senyawa Bioaktif ... 5

2.4 Kromatografi Lapis Tipis ... 4

2.4. Ekstraksi ... 4

BAB 3. METODA PENELITIAN ... 3.1. Jenis Penelitian... 6

3.2. Waktu dan Lokasi Penelitian ... 6

3.3. Subjek Penelitian ... 6

3.6. Alat dan Bahan Penelitian ... 6

3.7. Bagan dan Prosedur Penelitian ... 6

3.8. Metode Analisis Data ... 7

BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN ... 4.1 Anggaran Biaya ... 9

4.2 Jadwal Kegiatan ... 9

DAFTAR PUSTAKA ……… 10

DAFTAR TABEL Tabel 4.1. Ringkasan Anggaran Biaya PKM-P ... 9

Tabel 4.2. Jadwal Kegiatan PKM-P ... 9

(4)

RINGKASAN

Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit kencing manis yang ditandai dengan hiperglikemia. Pada tahun 2006, terdapat lebih dari 50 juta orang yang menderita diabetes melitus di Asia Tenggara (Trisnawati, 2013). Penderita DM harus menggunakan obat antidiabet secara rutin untuk menurunkan hiperglikemik. Penggunaan obat antidiabet dalam jangka waktu panjang dapat menimbulkan penyakit komplikasi dan membutuhkan biaya yang cukup banyak sehingga dibutuhkan pengobatan pengganti yang terjangkau.

Semut jepang (Tenebrio molitor) merupakan salah satu insekta yang menjadi hama pertanian namun juga sering dimanfaatkan sebagai pakan burung saat fase larvanya. Semut jepang telah diketahui dapat menjadi hepatoprotectif dan mengandung beberapa zat gizi yang dibutuhkan tubuh, namun kandungan senyawa bioaktif dalam semut jepang dan mekanisme senyawa bioaktif tersebut bekerja belum diketahui. Alkaloid, tannin, polifenol, saponin, dan flavonoid merupakan contoh beberapa senyawa bioaktif yang diketahui memiliki banyak manfaat seperti sebagai antioksidan dan berpengaruh terhadap penurunan glukosa darah, kolesterol serta mengobati penyakit lain.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui senyawa bioaktif yang terkandung dalam ekstrak semut jepang. Ekstraksi semut jepang menggunakan metode maserasi dan metode ekstraksi fox untuk mengetahui pengaruh metode ekstraksi terhadap kadar senyawa bioaktif yang didapat dengan cara membandingkan hasil ekstraksi kedua metode tersebut. Pada tahun kedua, diharapkan dapat dilakukan percobaan invitro pada jaringan yang hiperglikemik.

Jenis penelitian ini bersifat eksperimental laboratorium post test controlled group design dengan subyek eksperiment semut jepang (Tenebrio molitor) yang diekstraksi menggunakan metode maserasi dan metode ekstraksi fox. Selanjutnya, kadar senyawa bioaktif diketahui melalui uji kromatografi lapis tipis (KLT). Setelah mendapatkan data, dilakukan analisis data dengan membandingkan hasil menggunakan teknik uji T test.

(5)

ABSTRAK

Diabetes Mellitus (DM) is a disease which marked by hyperglycemia (sugar of blood increases). In 2006, there are over than 50 million people diabetes mellitus in Southeast Asia (Trisnawati, 2013). Diabetes mellitus patients should consume anti-diabetic drugs to prevent hyperglycemia and DM complication. The use of anti-diabetic drugs for long periods is an problem that need attention the effectiveness and safety of the medicine, and on the non-medical side like the costs of patients. So we need a subtitute anti-diabetic drugs which have a more lower cost.

Tenebrio molitor are a kinds of insecta that easily found in Indonesia. This insecta not only become agricultural pests, but also frequently used as bird feed. Tenebrio molitor have been found to be hepatoprotective and contains few nutrients like protein and high unsaturated fat acid that body needs, but the detail bioactive contens in Tenebrio molitor have not known. Alkaloids, tannins, polyphenols, saponins and flavonoids are some examples of bioactive compounds that are known have many benefits such as antioxidant and the effect on the decrease in blood glucose, cholesterol and treat other diseases.

This research is aims to know the bioactive compounds contained in extracts of Tenebrio molitor. We use two extraction method to know the effect of difference extraction on levels of bioactive compounds obtained by comparing the results of the extraction. In the second year, we expected it can be basic to do in vitro experiments on tissue hyperglycemic.

This is an experiment laboratory research post test controlled group design which use subject Tenebrio molitor that will extracted using maceration method and fox extracted method. Then, the bioactive compounds and level can be known by testing thin-layer chromatography (TLC). After getting the data, data analyzed using the T test methods.

(6)

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Diabetes Melitus (DM) yang umum dikenal sebagai penyakit kencing manis adalah penyakit yang ditandai dengan hiperglikemia (peningkatan kadar gula darah) terus-menerus dan bervariasi, terutama setelah makan. Bila DM tidak segera diatasi akan terjadi gangguan metabolisme lemak dan protein, dan resiko timbulnya gangguan mikrovaskuler atau makrovaskuler meningkat (Tony dan Suharto, 2005). Komplikasi mikrovaskuler seperti jantung koroner (coronary heart disease = CAD), penyakit pembuluh darah otak, dan penyakit pembuluh darah perifer , sedangkan komplikasi mikrovaskuler seperti Retinopati diabetika.

Di negara yang masih berkembang diabetes melitus menjadi masalah utama. Pada tahun 2006, terdapat lebih dari 50 juta orang yang menderita DM di Asia Tenggara dan 80% orang dengan DM tinggal di negara berpenghasilan rendah dan menengah. Sebagian besar penderita DM berusia antara 40-59 tahun (Trisnawati, 2013). Pada tahun 2013, proporsi

penduduk Indonesia yang berusia ≥15 tahun dengan DM adalah 6,9 persen

(Kemenkes, 2013).

Diabetes melitus tidak dapat disembuhkan, sehingga penderita harus menjaga pola makan agar tidak menimbulkan hiperglikemik dan menyebabkan penyakit komplikasi. Dengan demikian, penderita diabetes melitus harus rutin memberikan suntikan insulin yang dilakukan setelah mengonsumsi makanan yang memiliki kadar glukosa yang tinggi. Salah satu cara yang sering dilakukan untuk menurunkan kadar glukosa darah ini adalah dengan menggunakan obat-obat yang berkhasiat sebagai antidiabet. Menurut Katzung (2007) obat antidiabet dapat diartikan sebagai obat yang dapat menurunkan kadar glukosa darah yang meningkat.

Penggunaan obat antidiabet dalam jangka waktu lama dapat menimbulkan efek samping yang tidak diinginkan serta menimbulkan resistensi obat, sedangkan dari sisi non medis yang menjadi masalah adalah besarnya biaya pengobatan jangka panjang sehingga perlu pengobatan pengganti yang terjangkau.

(7)

menggunakan semut jepang untuk obat menurunkan tekanan darah, kolesterol, glukosa darah, dll.

Semut jepang diketahui memiliki kandungan gizi seperti protein total 548,9g/Kg (Bednarova, M, 2013), asam lemak yaitu asam olear dan asam linoleat masing-masing 19,8 dan 8,51%, (Aguilar-Miranda, E.D, 2002) serta kandungan vitamin E 15±3 IU/kg(Barker, D, 1998). Asam lemak ini merupakan asam lemak tak jenuh rantai panjang yang baik untuk tubuh.

Penelitian dari Lee J (2015) ekstrak etanol larva Tenebrio Molitor mengandung zat sitotoksik yang berguna untuk melawan kanker hati pada percobaan invivo. Namun senyawa bioktif dan mekanisme kerjanya sebagai antikanker belum diketahui.

Senyawa aktif merupakan zat yang memiliki daya atau kemampuan untuk mencegah terjadinya berbagai kondisi buruk tubuh saat metabolisme atau mencegah masalah kesehatan dan menjaga kesehatan manusia (Suharto et al., 2012). Selain itu Dali et al. (2011) mengatakan bahwa senyawa aktif adalah zat biokatif yang memiliki aktifitas biologis sebagai antibiotik, antitumor.

Permasalahan dalam penelitian ini yaitu belum diketahui komponen senyawa bioaktif dari semut jepang (Tenebrio Molitor) yang bertanggungjawab terhadap aktivitas penurunan glukosa darah. Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk melakukan identifikasi golongan senyawa bioaktif yang terdapat semut jepang (Tenebrio Molitor). Produk yang dihasilkan dari penelitian ini diharapkan dapat dikembangkan lebih lanjut dalam percobaan invitro terhadap jaringan yang hiperglikemik.

Menurut Tzompa-Sosa, D.A (2014) cara ekstraksi Tenebrio Molitor berpengaruh terhadap hasil profil lipid. Oleh karena itu, peneliti juga akan menggunakan dua metode ekstraksi yaitu menggunakan metode maserasi dan metode ekstraksi fox untuk mengetahui pengaruh metode ekstraksi terhadap hasil ekstraksi.

1.2 Perumusan Masalah

1.2.1 Apa saja senyawa bioaktif (alkaloid, tannin, polifenol, saponin, dan flavonoid) terdapat dalam ekstrak semut jepang (Tenebrio Molitor)? 1.2.2 Senyawa bioaktif apakah yang mempunyai kadar tertinggi dari hasil

(8)

1.2.3 Apakah ada perbedaan kadar (%) senyawa bioaktif dalam ekstrak semut jepang (Tenebrio Molitor) yang diekstraksi menggunakan dua metode berbeda?

1.3 Tujuan

1.3.1 Untuk mengetahui apakah senyawa bioaktif (alkaloid, tannin, polifenol, saponin, dan flavonoid) terdapat dalam ekstrak semut jepang (Tenebrio Molitor)

1.3.2 Untuk mengetahui senyawa bioaktif yang mempunyai kadar tertinggi dari hasil analisis Kromatografi Lapis Tipis (KLT) semut jepang (Tenebrio Molitor)

1.3.3 Untuk mengetahui perbedaan kadar (%) senyawa bioaktif dalam ekstrak semut jepang (Tenebrio Molitor) yang diekstraksi menggunakan dua metode berbeda

1.4 Kegunaan

1.4.1 Sebagai rujukan untuk penelitian selanjutnya yaitu uji in vitro untuk mengatasi diabetes mellitus.

1.4.2 Sebagai dasar untuk menentukan potensi semut jepang selanjutnya. 1.4.3 Sebagai pengetahuan untuk masyarakat luas.

1.5 Luaran

1.5.1 Tahun Pertama

1.5.1.1Publikasi di jurnal terakreditasi baik nasional maupun Internasional. 1.5.1.2Desiminasi hasil riset di seminar nasional dan/atau internasional. 1.5.1.3Hak cipta hasil penelitian ekstraksi semut jepang (Tenebrio molitor).

1.5.2 Tahun Kedua

1.5.2.1Uji in vitro senyawa biokimia dalam semut jepang (Tenebrio molitor) yang diperkirakan mampu mengatasi diabetes melitus tipe 2.

(9)

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Semut Jepang (Tenebrio molitor)

2.1.1 Klasifikasi Semut Jepang (Tenebrio molitor) Kingdom : Animalia (Animals)

Phylum : Arthropoda (Arthropods) Class : Insecta (Insects)

Order : Coleoptera (Beetles)

Family : Tenebrionidae (Darkling Beetles) Genus : Tenebrio (Mealworm beetles)

Species : Tenebrio molitor (Myers, P et al., 2015) 2.1.2 Ciri – Ciri Semut Jepang (Tenebrio molitor)

Tenebrio molitor memiliki ciri-ciri mempunyai badan keras, bersayap tetapi tidak dapat terbang, memiliki 3 pasang kaki dan sepasang antena pada tubuhnya. Tenebrio molitor hidup secara berkelompok, mempunyai reproduktifitas tinggi, bukan hewan kanibal dan memiliki 4 Fase perubahan fisik (telur, ulat, semut remaja, semut dewasa) serta tidak agresif (Bennett, 2003)

2.1.3 Habitat Semut Jepang (Tenebrio molitor)

Tenebrio molitor dilaporkan ada pada daerah beriklim di seluruh dunia, terutama di belahan bumi utara. Biasanya, mereka ditemukan di dekat peradaban manusia karena mereka berkembang pada gandum dan tepung. Semut jepang (mealworm) paling sering ditemukan di lumbung, fasilitas penyimpanan biji-bijian, dan area persiapan makanan. Lingkungan yang disukai adalah lingkungan yang sangat kering, cukup hangat, dan gelap.

2.2 Ekstraksi

Ekstraksi adalah kegiatan penarikan kandungan kimia yang dapat larut sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut cair. Ekstraksi pada penelitian ini menggunakan 2 metode yang berbeda yaitu; metode dengan prinsip Maserasi dan metode dengan prinsip ekstraksi semut api Fox. Menurut Widyatno, 2010; J, Trad. Med, 2014, pemakaian metode maserasi menghasilkan kadar flavonoid dan rendemen tertinggi.

2.2.1 Prinsip Maserasi

Dasar dari maserasi adalah melarutkan bahan kandungan dari sel yang rusak yang terbentuk pada saat penghalusan, ekstraksi (difusi) bahan kandungan dari sel yang masih utuh. Isi sel akan larut karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan didalam sel dengan di luar sel. Larutan yang konsentrasinya tinggi akan terdesak keluar dan diganti oleh cairan penyari dengan konsentrasi rendah (proses difusi). Semakin besar perbandingan simplisia terhadap cairan pengekstraksi, akan semakin banyak yang diperoleh (Voigh, 1994).

(10)

2.2.2 Prinsip Fox Fire Ant Extraction

Metode fox fire ant extraction merupakan metode ekstraksi untuk mengambil komponen yang ada pada insect secara cepat dan sederhana untuk dilakukan. Menurut (Fox, E, et al, 2013) cara ekstraksi semut menggunakan metode fox adalah dengan merendam semut jepang dalam air untuk menghilangkan kotoran yang ada pada semut yang lalu dibenamkan kedalam campuran air suling (ca. 1 mL per gram dari semut) dan hexane (ca. 5 mL per gram dari semut), dimana campuran tersebut memiliki dua lapisan berdasarkan sifatnya, yang akan memisahkan kandungan senyawa semut sesuai sifat senyawanya. Bagian atas larutan adalah flavonoid venom dan hidrokarbon, bagian bawah larutan adalah venom protein dan peptide. Lalu Larutan dibersihkan dari debu dan debris dengan menggunakan sentrifuges. Setelah disentrifuges didapatkan larutan murni yang disimpan suhu -80oC.

2.3 Identifikasi Senyawa Bioaktif

Tanaman obat yang memiliki aktivitas antidiabetes biasanya mengandung senyawa bioaktif seperti glikosida, alkaloid, terpenoid, flavonoid, dan carotenoid (Kim et al., 2006). Peneliti akan mengidentifikasi senyawa metabolit sekunder yaitu alkaloid, saponin, fenol, flavonoid dan tannin. Senyawa alkaloid dapat diuji menggunakan larutan asam sulfat 2 M dengan pereaksi dragendorff dan pereaksi mayer. Saponin dapat dideteksi dengan uji busa dalam air panas. Senyawa fenol diuji dengan ditetesi larutan FeCl3 5%. Identifikasi tannin menggunakan metode feri klorida. Sedangkan untuk flavonoid, hasil ekstraksi ditambahkan serbuk magnesium 0,1 mg dan 0,4 ml amil alkohol (Harborne, 1987).

2.4 Kromatografi Lapis Tipis

(11)

BAB 3. METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah jenis penelitian eksperimental laboratorik dengan rancangan post test only controlled group design.

3.2 Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama 4 bulan yaitu Maret-Juni 2016 di Laboratorium UNS dan UGM

3.3 Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah semut jepang (Tenebrio molitor) yang didapatkan dengan membeli dari pedangang di pasar hewan Surakarta.

3.4 Alat dan Bahan Penelitian 3.4.1 Alat

Rotary evaporator Buchi, centrifuges, lemari es, alat-alat gelas, blender, timbangan digital, corong bucher pompa vacuum, filler,oven, plat KLT, bejana KLT, lampu UV 254 nm dan 366 nm, waterbath, Pelat gelas, Plat silica gel G60, plat KLT.

3.4.2 Bahan

Air suling dan hexane, semut jepang (Tenebrio molitor), Etanol 95%, asam sulfat 2 N, pereaksi dragendorff, pereaksi meyer, Aquades, HCl 2N, Pemanas, Etanol 70%, Larutan FeCl3 5%, Serbuk magnesium 0,1 mg, Amil alcohol 0,4 ml (campuran asam klorida 37 % dan etanol 95 % dengan volume yang sama), Alcohol 4 ml, Larutan NaCl 10%, Larutan FeCl3 1%, silica gel, kalsium sulfat, amonia 25%, Kloroform, Methanol teknis, NH4OH pekat, HCl 2M, n-heksana, Kloroform, Aseton, ScCl3, Butanol, Asam asetat, Aquades, Amonia, Asam asetat glacial Asam klorida, Methanol, Etil asetat, AlCl3 1%, Evaporator, n-heksan, etil asetat, Kloroform, pereaksi Liberman-Burchard, pereaksi Vanilin-HCl, larutan I2asam asetat glasial, H2SO4,kertas saring dan tissue.

3.5 Bagan dan Prosedur Penelitian 3.5.1 Prosedur Penelitian

a. Persiapan Sampel

Semut jepang didapatkan dengan membeli dari pedagang di pasar hewan. Semut jepang yang akan digunakan, terlebih dahulu benamkan dalam air untuk memisahkannya dari kotoran dan agar mudah untuk diambil saat mengapung di atas air.

b. Proses Ekstraksi semut jepang (Tenebrio molitor)

(12)

air suling dan hexane yang perbandingan campuran tersebut 1:5. Selanjutnya ekstraksi semut jepang dilakukan sesuai metode ekstraksi maserasi dan fox fire ant extraction.

c. Identifikasi senyawa bioaktif semut jepang (Tenebrio molitor) 1. Alkaloid

Uji alkaloid dilakukan dengan melarutkan dalam beberapa tetes asam sulfat 2 N kemudian diuji dengan 2 pereaksi alkaloid yaitu pereaksi dragendorff dan pereaksi meyer. Hasil uji positif diperoleh bila terbentuk endapan merah hingga jingga dengan pereaksi dragendorff dan endapan putih kekuningan dengan pereaksi meyer.

2. Saponin

Saponin dapat dideteksi dengan uji busa dalam air panas. Busa yang stabil akan terus terlihat selama 5 menit dan tidak hilang pada penambahan 1 tetes HCl 2 N menunjukkan adanya saponin.

3. Fenol

Sejumlah sampel diekstrak dengan 20 ml etanol 70 %. Larutan yang dihasilkan diambil sebanyak 1 ml kemudian ditambahkan 2 tetes larutan FeCl3 5%. Reaksi positif ditunjukkan dengan terbentuknya warna hijau atau hijau biru.

4. Flavonoid

Sejumlah sampel ditambahkan serbuk magnesium 0,1 mg dan 0,4 ml amil alkohol (campuran asam klorida 37 % dan etanol 95 % dengan volume yang sama) dan 4 ml alkohol kemudian campuran dikocok. Reaksi positif ditunjukkan dengan terbentuknya warna merah, kuning atau jingga pada lapisan amil alcohol (Harborne, 1987)

5. Tannin

Identifikasi menggunakan metode feri klorida. Ekstrak kasar, fraksi n-heksan, fraksi etil asetat dan fraksi methanol masing-masing ditimbang sebanyak 10 mg, kemudian ditambahkan 20 mL air panas dan 5 tetes larutan NaCl 10%. Campuran dibagi menjadi 2 tabung reaksi, salah satunya sebagai control negative dan yang lainnya ditambahkan larutan FeCl3 1% sebanyak 3 tetes. Perubahan warna diamati, dimana tannin terhidrolisa memberikan warna biru atau biru-hitam, sedangkan kondensasi tannin memberikan warna biru-hijau dan dibandingkan dengan control. (Guevera, 1985)

(13)

Pertama, filtrate hasil ekstraksi ditotolkan pada plat KLT. Setelah dicampur dengan reagen dan dimasukkan fase geraknya, plat dikeringkan dan diamati pada cahaya tampak, UV 254 nm dan 366 nm. Kemudian plat disemprot dengan SbCl3 dioven pada suhu 110oC selama 10 menit, dan diamati pada cahaya tampak, UV 254 nm dan 366 nm.

3.5.2 Bagan penelitian Tahun Pertama

Tahun Kedua

3.6 Metode Analisis Data

(14)

BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1 Anggaran Biaya

Tabel 4.1 Ringkasan Anggaran Biaya PKM-P

No. Jenis Pengeluaran Biaya (Rp.)

1 Peralatan Penunjang 4.393.000

2 Bahan Pakai 4.155.000

3 Perjalanan 500.000

4 Lain-lain 1.150.000

Jumlah 10.198.000

4.2 Jadwal Kegiatan

Tabel 4.2 Jadwal Kegiatan PKM-P

No. Kegiatan

Bulan Februari

Bulan

Maret Bulan April Bulan Mei 1 Persiapan alat dan bahan

serta mengurus perijinan

2

Pembelian dan

pembudidayaan semut

jepang

3 Ekstraksi bahan dengan

dua metode 4 Uji KLT 5 Pengambilan data

6 Pembandingan data dan pengambilan kesimpulan 7 Pembuatan laporan akhir 8 Monev

(15)

DAFTAR PUSTAKA

Barker, Fitzpatrick M.P., Dierenfeld E.S. 1998. “Nutrient Composition of

Selected Whole Invertebrates”. Scopus

Bednarova, Borkovcova and Komprda T. 2013. “Purine Derivate Content and

Amino Acid Profile in Lavral Stages of Three Edible Insect”. Scopus(94 :

71-76)

Bennet. 2003. Diakses di http://www.the-piedpiper.co.uk/th7h.htm

Dali, S., Natsir, H., Usman, H., Ahmad, A. 2011. Bioaktivitas antibakteri fraksi protein Alga merah gelidium amansii dari perairan cikoang kabupaten takalar, sulawesi selatan.Universitas Hasanuddin, Makasar. Indonesia. (47-52)

Fox, E. Gonçalves Paterson et al. 2013. “A simple, rapid method for the extraction

of whole fire antvenom (Insecta: Formicidae: Solenopsis)”. Elsevier

(www.elsevier.com/locate/toxicon)

Suharto. P. A. M., Edy. J. H., Dumanauw. M. J. 2012. Isolasi dan identifikasi senyawa saponin dari ekstrak metanol Batang pisang ambon (musa paradisiaca var. Sapientum l.). Program Studi Farmasi FMIPA UNSRAT Manado. Indonesia. (86-91)

Harborne, J.B. 1987. Metode Fitokimia: Penuntun Cara Modern Menganalisis Tumbuhan (diterjemahkan oleh Kosasih Padmawinata dan Iwang Soediro). Bandung: Institut Teknologi Bandung

Kemenkes. 2013. Riset Kesehatan Dasar: Riskesdas 2013. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI.

Kim et al., 2006. Diaskes di (http://repository.wima.ac.id/1953/2/BAB%201.pdf)

Katzung, Bertram G, dkk. 2012. Farmakologi dasar & klinik edisi 10. Jakarta: EGC

Lee et al. 2015. “Cytotoxix effects of Tenebrio molitor Larval Extracts Agains

Hepatocellular Circanoma”. Scopus

Miranda, Aguilar et al. 2002. “Characteristics of Maize Flour Tortilla Supplemented With Ground Tenebrio Molitor Larvae”. Scopus(50 : 192-195) Myers, P., R. Espinosa, C. S. Parr, T. Jones, G. S. Hammond, and T. A. Dewey.

2015. The Animal Diversity Web (online) (http://animaldiversity.org)

Sastrohamidjojo, H. 1991. Kromatografi. Yogyakarta: Penerbit Liberty, P:22-36. Tony H., B. Suharto. 2005. Insulin, glukagon dan antidiabetik oral. Dalam:

Sulistia G. Ganiswara. Farmakologi dan Terapi. Edisi 4. Jakarta: Bagian Farmakologi Universitas Indonesia, pp: 467-81

Triswanda, Shara K, dkk. 2013. Faktor Resiko Kejadian Diabetes Mellitus Tipe II di Puskesmas Kecamatan Cengkerang Jakarta Barat Tahun 2012. Jurnal Ilmiah Kesehatan, Vol.5 No.1:1-11

Voight, R. 1994. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi Edisi V. Yogyakarta: UGM

(16)

Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota dan Dosen Pembimbing Biodata Ketua Pelaksana

A. Identitas Diri

1 Nama Lengkap Tuti Ratnasari

2 Jenis Kelamin P

3 Program Studi Kedokteran

4 NIM G0014232

5 Tempat dan Tanggal Lahir Taraman, 27 Oktober 1996

6 E-mail Tutiratna27@gmail.com

7 Nomor Telepon/HP 085727348849

B. Riwayat Pendidikan

SD SMP SMA

Nama Institusi SDN 2 Taraman SMPN 3 Kalasan SMAN 6 Yogyakarta

Jurusan - - IPA

Tahun Masuk-Lulus 2008 2011 2014

C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation) No. Nama Pertemuan Ilmiah /

Seminar

Judul Artikel Ilmiah

Waktu dan Tempat

1 2

D. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau institusi lainnya)

No. Nama Pertemuan

Ilmiah / Seminar Judul Artikel Ilmiah

Tempat dan Waktu

1 Lomba Peneliti Belia (LPB)

Survei, Efforts To Eradicate The Small Corruptors In Indonesian

Yogyakarta, 17 November 2011

2

Es Cream Singkong dan Bekatul (CIBUL) Sebagai Makanan Berbahan Baku Lokal Berprotein dan Berserat Tinggi

UAD

(17)
(18)
(19)
(20)
(21)

Biodata Dosen Pembimbing A A. Identitas Diri

1 Nama Lengkap (dengan gelar) Yuliana Heri Suselo, dr.MSc

2 Jenis Kelamin Perempuan

3 Program Studi Asisten Ahli

4 NIDN 0018078002

5 Tempat dan Tanggal Lahir Magelang, 18 Juli 1980

6 E-mail yuliana_hsfis@yahoo.com

7 Nomor Telepon/HP 085742974531

B. Riwayat Pendidikan

S1 S2 S3

Nama Institusi

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Universitas Gadjah Mada Yogyakarta -

Jurusan

Kedokteran Umum dan Profesi Dokter

Ilmu Kedokteran Dasar

dan Biomedik

(KedokteranMolekuler) -

Tahun

Masuk-Lulus 1998-2004 2010-2013 -

C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation) No. Nama Pertemuan Ilmiah /

Seminar

Judul Artikel Ilmiah

Waktu dan Tempat

1

International Conference : Research and Application on Traditional Complementary and Alternative Medicine in Health Care (TCAM)

The Selectivity Cytotoxicity of Ethanolic Extract of Annona Muricata Leaf on HeLa Cervical Cancer Cells

22-23 Juni 2012, Fakultas Ilmu Kesehatan UMS Surakarta

2 Seminar Nasional Ikatan Ahli Ilmu Faal Indonesia (IAIFI)

Frekuensi Polimorfisme

rs4820268 gen TMPRSS6 pada Ibu Hamil di Surakarta

23 Januari 2013, Gedung MB IPB Bogor

3 Seminar Nasional Ikatan Ahli Ilmu Faal Indonesia (IAIFI)

Perubahan Ekspresi

Molekul

(22)

4

The 1st International Symposium of Traditional and Complementary Alternative Medicine (TradCam)

Selektifitas

toksisitas ekstrak daun sirsak terhadap

limfosit T

hiperautoreaktif pasien systemic lupus erythematosus

12-13 April 2014, Hotel Shangri-La Surabaya

5 International Joint Conference APCHI-Ergofuture-PEI-IAIFI

The Frequency rs855791 of trans membrane protease serine 6 (TMPRSS

6) gene

polymorphism in pregnant women in Surakarta

22-25 Oktober 2014,

Universitas Udayana, Bali

D. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau institusi lainnya)

No. Nama Pertemuan Ilmiah / Seminar

Judul Artikel Ilmiah

Waktu dan Tempat

1 Best Poster IAIFI 2007

2

Best article International Conference TCAM FIK UMS

2012

3

Lulusan Magister Terbaik Universitas

Gadjah Mada Yogyakarta

2013

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM Penelitian.

(23)

Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan 1. Peralatan penunjang (15-25%)

No Material

Justifikasi Pemakaian

Kuantitas Harga Satuan (Rp) 1 Alat-alat Gelas Media dan penunjang

reaksi

1 set 800.000

2 Filler 500.000

3 Lampu UV 254 nm Lampu UV 366 nm

Pendukung untuk kromatografi lapis tipis (KLT) Melihat terjadinya flourensi

1 buah 250.000

4 Plat KLT Tempat reaksi KLT 7 buah 150.000

5 Bejana KLT Tempat reaksi KLT 1 set 600.000

6 Labu Siam Tempat reaksi serta

penyimpanan sampel maupun larutan

1 buah 120.000

7 Pelat gelas 750.000

SUB TOTAL (Rp) 3.170.000

2. Bahan Habis Pakai (30-40%) No Material

Justifikasi Pemakaian

Kuantitas Harga Satuan (Rp) 1 Semut Jepang (Tenebrio

mollei)

Sampel 300.000

2 Etanol 95% dan etanol 70% Pelarut sampel 1000 ml 190.000

3 Aquades Pelarut 5000 ml 100.000

4 Asam sulfat 2N Proses maserasi 1000 ml 115.000

5 Larutan FeCl3 5%, Larutan FeCl3 1%

Presipitasi protein dan lemak sampel

1000 ml 95.000

6 Kloroform p.a. E. Merck dan kloroform 25% pereaksi Vanilin-HCl

Ekstraksi sampel tidak larut air, reaksi uji fitokimia

1000 ml 115.000

7 Asam Asetat Glasial p.a. E. Merck

Pereaksi kimia 1000 ml 110.000

8 Pereaksi Mayer Reagen uji fitokimia 1000 ml 190.000

9 Pereaksi Wagner Reagen uji fitokimia 180.000

10 Pereaksi Dragendorff Reagen uji fitokimia 260.000

(24)

Burchard

12 Bahan penunjang

Serbuk magnesium 0,1 mg, Amil alcohol 0,4 ml, HCl 2N, silica gel, kalsium sulfat, Methanol teknis, NH4OH pekat, HCl 2M, n-heksana, Aseton, ScCl3, Butanol, Asam asetat, Amonia, Methanol, Etil asetat, AlCl3 1%, n-heksan, etil asetat, larutan I2, H2SO4, kertas saring dan tissue.

Pelarut 2.20.000

SUB TOTAL (Rp) 5.378.000

3. Perjalanan (15-25%) Material

Justifikasi Kuantitas Harga Satuan (Rp) Keterangan Ke laboratorium LPPT UGM Ekstraksi semut jepang

25 20.000 500.000

SUB TOTAL (Rp) 500.000

4. Lain-lain (administrasi, publikasi, seminar, laporan, lainnya, maks 10%) Material

Justifikasi Pemakaian

Kuantitas Harga Satuan (Rp)

Keterangan

Pembuatan laporan

Pembuatan laporan awal dan akhir

- 50.000

Publikasi ke Jurnal

terakreditasi

Publikasi penemuan baru

- 500.000

Administrasi laboratorium

Pemakaian laboratorium

3 lab 600.000

SUB TOTAL (Rp) 1.150.000

(25)

Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas

No Nama /NIM Program Studi

Bidang Ilmu

Alokasi waktu (jam/mingg u)

Uraian Tugas

1 Tuti Ratnasari Kedokteran Kedokteran 10 jam Ekstraksi dan Skrining senyawa bioakstif, Uji KLT, Pengekstraksian dengan berbagai metode, Pengambilan data, Pembuatan laporan akhir

2 Riswanda Satria Adi Prasojo

Kedokteran Kedokteran 10 jam Ekstraksi dan Skrining senyawa bioakstif, Uji KLT, Pengekstraksian dengan berbagai metode, Pengambilan data, Pembuatan laporan akhir

3 Fathu Thaariq Baihaqy

Kedokteran Kedokteran 8 jam Persiapan alat dan bahan serta mengurus perijinan, Ke BPTO, Pengekstraksian dengan berbagai metode, Pengambilan data, Pembuatan laporan akhir

(26)

Gambar

Tabel 4.1. Ringkasan Anggaran Biaya PKM-P  ................................................
Tabel 4.1 Ringkasan Anggaran Biaya PKM-P

Referensi

Dokumen terkait

Pada kehamilan kembar sering terjadi distensi uterus berlebihan, sehingga melewati batas toleransi dan seringkali terjadi partus prematurus. Lama kehamilan kembar

Pengujian proses pengolahan plastik menjadi minyak dengan variasi laju pemasukan kalor dilakukan dengan bakhan plastik tipe PP saja, karena dari pengujian sebelumnya

Penegakan diagnosis demam tifoid dapat dengan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Namun diagnosis pasti dapat ditegakkan dari hasil kultur darah. Hasil

Lingga merupakan salah satu tempat suci bagi masyarakat hindu yang ber makna khusus baik dari segi bangunan, keunikan yang terdapat pada Lingga tersebut maupun upacara

Dari data di atas, dapat ditarik kesimpulam bahwa JDIH pemerintah kabupaten-kota lebih memprioritaskan penyediaan dokumen Perda dibanding produk hukum yang lain,

Adapun model hipotesis penelitian yang diaju- kan untuk mengetahui efektivitas model pembelajaran yang dikembangkan adalah: “ Model pembelajaran berbasis masalah efektif

Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh dari praktik pertanggungjawaban keuangan Mabid dan Komisi di Gereja Kristen Jawa Temon antara lain Mabid akan