• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENINGKATKAN PERILAKU ISLAMI SISWA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 2 SAROLANGUN KECAMATAN SINGKUT KABUPATEN SAROLANGUN SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENINGKATKAN PERILAKU ISLAMI SISWA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 2 SAROLANGUN KECAMATAN SINGKUT KABUPATEN SAROLANGUN SKRIPSI"

Copied!
103
0
0

Teks penuh

(1)

PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENINGKATKAN PERILAKU ISLAMI SISWA DI

SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 2 SAROLANGUN KECAMATAN SINGKUT

KABUPATEN SAROLANGUN

SKRIPSI

DYAH PUJI WINASIS NIM. 201172234

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

2021

(2)

i

PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENINGKATKAN PERILAKU ISLAMI SISWA DI

SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 2 SAROLANGUN KECAMATAN SINGKUT

KABUPATEN SAROLANGUN

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1) Dalam Jurusan Pendidikan Agama Islam

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

DYAH PUJI WINASIS NIM. 201172234

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA

SAIFUDDIN JAMBI

2021

(3)

ii

(4)

iii

(5)

iv

KEMENTERIAN AGAMA RI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI PENGESAHAN SKRIPSI/TUGAS AKHIR

Kode Dokumen Kode Formulir Berlaku Tgl No. Revisi Tgl. Revisi Halaman

In.08-PP-05-01 In.08-FM-PP-05-07 25-06-2021 R-0 - 1 dari 1

Nomor : B, 164 /D.11/PP.009/VI/2021

Skripsi/Tugas Akhir dengan Judul : Peran Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Meningkatkan Perilaku Islami Siswa Di Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Sarolangun Kecamatan Singkut Kabupaten Sarolangun

Yang dipersiapkan dan disusun oleh

Nama : Dyah Puji Winasis

Nim : 201172234

Telah Dimunakhasyahkan Pada : 07 April 2021

Nilai Munaqosyah : 83,53 (A)

Dan dinyatakan telah diterima oleh Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

TIM MUNAQOSYAH

Ketua Sidang Sekretaris Sidang

Dr. Mahmud, MY, M.Pd Eliza Trimadona, M.Pd

NIP. 196910151997031003 NIP.198206192006042002

Penguji I Penguji II

Dra. Hasnidar Karim, M.Pd.I Nisfi Syahbani, M.Pd.I

NIP. 195706251983032001 NIP. 197808202011011005

Pembimbing I Pembimbing I1

Dr. Drs. M. Rafiq, M.Ag Rapiko, M.Pd.I

NIP. 195812311986031054 NIP.197810032008012007

Jambi, 12 April 2021 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

An DEKAN

Sekertaris Prodi Pendidikan Agama Islam

Habib Muhammad, M. Ag NIP. 196710031997031001

(6)

v

(7)

vi

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan untuk Ayahanada Sugidal dan Ibunda Suminem yang selalu memperjuangkan hidupku dengan penuh kesabaran, cinta dan kasih sayang, sebagai bukti dan rasa banggaku, selalu aku do‟a agar beliau diberikan kesehatan, umur panjang dan terutama selalu ta‟at beribadah kepada Allah SWT.

Dengan didikan dan pengorbanan yang tak terhingga kepadaku, sehingga aku bisa menjadi anak yang berbakti kepada kedua orang tua, berguna bagi Agama, bangsa dan terlebih mampu dalam menjalani kehidupan di masyarakat.

Terima kasih selanjutnya kakak saya Dedy Sunaryo dan Edy Mulyadi yang luar biasa, dalam memberi dukungan dan doa yang tanpa henti. Semoga Allah berkahi kehidupanmu di dunia dan akhirat. Dan untuk keluargaku yang kucinta dan kusayangi seumur hidupku yang selalu mendukung dan memotivasi, memberi arahan serta masukan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.Dan semoga Allah memberikan berkah dan ridho-Nya. Amin……….

(8)

vii

MOTTO

ۚ ت ََٰج َرَد َمْلِعْلٱ َهيِذَّلٱ َو۟اوُتوُأ ْمُكنِم ۟اوُنَماَء َُّللّٱ َهيِذَّلٱ ِعَفْزَي (١١: ةلداجملا) زيِبَخ َنوُلَمْعَت اَمِب َُّللّٱ َو

“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantara kamu dan orang- orang yang berilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha mengetahui

apa yang kamu kerjakan.”

(Al-Mujadillah:11)

(9)

viii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah Rabbil A‟lamin, segala puji dan syukur senantiasa penulis ucapkan kehadirat Allah SWT. Sebagai pencipta, pengatur, dan pemelihara alam semesta ini, dan Yang Maha Kuasa serta Maha Berkehendak atas apa yang di kehendakinya, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan sebuah karya ilmiah yang berjudul : "PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENINGKATKAN PERILAKU ISLAMI SISWA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI

2 SAROLANGUN KECAMATAN SINGKUT KEBUPATEN

SAROLANGUN".

Shalawat dan salam penulis do‟akan semoga tetap dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai pembawa rahmat bagi semua alam.

Penulisan skripsi ini bertujuan sebagai satu syarat untuk meraih sarjana program S.1 Program Studi Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa masih jauh dari kesempurnaan.

Namun berkah dari Allah swt. Serta usaha-usaha penulis, skripsi ini juga dapat diselesaikan. Selama pembuatan skripsi ini banyak halangan dan rintangan yang penulis hadapi. Tetapi berkat kerja keras, bantuan dan dorongan dari berbagai pihak, sehingga semuanya masih bisa di atasi.

Pada kesempatan kali ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Su‟aidi Asy‟ari, MA, Ph.D Selaku Rektor Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

2. Ibu Dr. Hj. Fadlilah, M.Pd. Selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

3. Ibu Dr. Risnita, M.Pd. Selaku Wakil Dekan I, Dr. Najmul Hayat, M.Pd.I.

Selaku Wakil Dekan II, dan Dr. Yusria, S.Ag., M.Ag., Selaku Wakil Dekan III.

(10)

ix

4. Bapak Muklis, S.Ag, M.Pd.I., dan Bapak Habib Muhammad, M.Ag, Selaku Ketua dan Sekretaris Prodi Pendidikan Agama Islam Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

5. Bapak Dr. Drs. M. Rafiq, M.Ag Selaku Dosen Pembimbing I dan Ibu Rapiko, M.Pd.I Selaku Dosen Pembimbing II yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing, mengarahkan penulis dengan penuh keikhlaskan, kesabaran dan rasa tanggung jawab, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

6. Kepala Perpustakaan Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi dan Pengelola Perpustakaan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan serta karyawan yang telah membantu penulis dalam melengkapi referensi dalam penulisan skripsi ini.

7. Teman seperjuangan dalam pembuatan proposal skripsi, Angga Ramadana, Anna Kinanti dan Nita Febriani atas bantuan dan kerja samanya dalam penyusunan proposal skripsi.

8. Kepada teman-teman sejawat dan seperjuangan yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terkhusus kepada PAI-D. Semoga kesuksesan senantiasa mengiringi langkah kita semua, dan juga kakak angkatan maupun adik angkatan yang turut serta memberikan semangat dan dukungan.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan hikmah manfaat bagi semua pihak terkhusus untuk penulis sendiri, aamin yaa rabbal‟alamin.

Jambi, Februari 2021 Penulis

Dyah Puji Winasis NIM. 201172234

(11)

x

ABSTRAK

Nama : Dyah Puji Winasis Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Judul : Peran Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Meningkatkan Perilaku Islami Siswa di Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Sarolangun

Penelitian ini membahas tentang Peran Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Meningkatkan Perilaku Islami Siswa di Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Sarolangun. Tujuan dari penelitian ini adalah ingin mengetahui peran guru Pendidikan Agama Islam sebagai pendidik dalam meningkatkan perilaku Islami siswa kelas XI Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Sarolangun, ingin mengetahui faktor pendukung dan faktor penghambat dalam meningkatkan perilaku Islami siswa kelas XI Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Sarolangun, serta ingin mengetahui upaya guru Pendidikan Agama Islam sebagai pendidik dalam meningkatkan perilaku Islami siswa kelas XI Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Sarolangun. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, maka kehadiran peneliti di lapangan sangat penting. Peneliti bertindak langsung sebagai instrument dan sebagai pengumpul data, pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik observasi, teknik wawancara dan teknik dokumentasi. Data yang telah dikumpulkan kemudian dianalisis dengan teknik reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa guru pendidikan agama Islam berperan dalam peningkatan perilaku Islami siswa. Peran guru sebagai pendidik dalam meningkatkan perilaku Islami siswa kelas XI di Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Sarolangun yaitu dengan selalu membimbing dan membina siswa untuk berperilaku Islami sehari-hari melalui pembiasaan budaya 5S (Salam, senyum, sapa, sopan, dan santun), selain itu fasilitas keagamaan seperti musholla serta ekstrakurikuler keagamaan seperti ROHIS (Rohani Islam) digunakan guru pendidikan agama Islam untuk memaksimalkan tujuan dari guru untuk membentuk perilaku Islami siswa. Adapun peran yang dilakukan guru Pendidikan Agama Islam dalam membentuk perilaku Islami siswa, khususnya dalam hal ibadah yaitu memberikan pengarahan dan teladan kepada siswa seperti melakukan shalat berjamaah bersama dan memberikan pencerahan kalbu secara rutin, sehingga dengan begitu siswa mampu untuk memperbaiki ibadahnya. Selain itu, adapun terkait dengan akhlak siswa yang masih bermasalah maka diperlukan pembinaan akhlak untuk mengarahkan siswa menjadi lebih baik.

Kata Kunci: Peran Guru, Guru PAI, Perilaku Islami

(12)

xi

ABSTRACT

Name : Dyah Puji Winasis

Department : Islamic Religious Education

Title : The Role of Islamic Religious Education Teachers in Improving Student Islamic Behavior in State High School 2 Sarolangun

This study discusses the Role of Islamic Religious Education Teachers in Improving Student Islamic Behavior in State High School 2 Sarolangun. The purpose of this study was to know the role of Islamic Religious Education teachers as educators in improving the Islamic behavior of students in grade XI of Sarolangun State High School, wanted to know the supporting factors and inhibition factors in improving the Islamic behavior of students in grade XI of Sarolangun State High School, and wanted to know the efforts of Islamic Education teachers as educators in improving the Islamic behavior of students in grade XI of State High School 2 Sarolangun. This research uses a qualitative descriptive approach, so the presence of researchers in the field is very important.

Researchers act directly as instruments and as data collectors, data collection is carried out using observation techniques, interview techniques and documentation techniques. The data that has been collected is then analyzed with data reduction techniques, data presentation and conclusion drawing. The results of this study showed that Islamic religious education teachers play a role in improving students' Islamic behavior. The role of teachers as educators in improving the Islamic behavior of grade XI students in Sarolangun State High School 2 is by always guiding and nurturing students to behave daily Islami through the habituation of 5S culture (Greetings, smiles, greetings, manners, and manners), in addition to religious facilities such as mosques and religious extracurriculars such as ROHIS (Spiritual Islam) are used by Islamic religious education teachers to maximize the objectives of teachers to shape student Islamic behavior. The role of Islamic Education teachers in shaping students' Islamic behavior, especially in terms of worship, is to provide guidance and examples to students such as praying in congregation together and giving regular enlightenment, so that students are able to improve their worship. In addition, as for the morality of students who are still troubled, it is necessary to foster morals to direct students to be better.

Keywords: The Role of Teachers, PAI Teachers, Islamic Behavior

(13)

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

NOTA DINAS……… …….ii

LEMBAR PENGESAHAN.. ……… . ….iv

PERNYATAAN ORISINILITAS.. ……… .. ………v

KATA PERSEMBAHAN……….. . ...vi

MOTTO.. ……….……… ……vii

KATA PENGANTAR ... viii

ABSTRAK……… ……....xi

ABSTRACK... xiii

DAFTAR ISI ... xv

DAFTAR TABEL.. ……….. ….xvii

DAFTAR GAMBAR.. ……… . …xviii

DAFTAR LAMPIRAN……… . …….xix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Fokus Penelitian ...6

C. Rumusan Masalah ... 6

D. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teoritik ... 8

1. Peran Guru ... 8

2. Pengertian Peran Guru PAI ... 9

3. Perilaku Islami ... 11

B. Studi Relevan ... 22

BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Desain Penelitian ... 26

B. Setting dan Subjek Penelitian... 27

C. Jenis dan Sumber Data ... 28

D. Teknik Pengumpulan Data ... 30

E. Teknik Analisis Data ... 33

F. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data ... 35

G. Jadwal Penelitian ... 39

(14)

xiii BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Temuan Umum... 40

1. Sejarah Sekolah ... 40

2. Visi Misi dan Tujuan Sekolah ... 41

3. Struktur Organisasi Sekolah ... 42

4. Kurikulum Sekolah ... 43

5. Tata Tertib Sekolah ... 44

6. Keadaan Sarana dan Prasarana... 47

B. Temuan Khusus dan Pembahasan ... 53

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 64

B. Saran … ... 64

C. Kata Penutup ... 65

DAFTAR PUSTAKA ... 66

(15)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Jadwal Penelitian ... 39

Tabel 2 Daftar Nama-nama Kepala Sekolah di Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Sarolangun... 40

Tabel 3 Struktur Organisasi Badan Pelaksana Pendidikan SMA Negeri 2 Sarolangun... 41

Tabel 4 Luas Tanah SMA Negeri 2 Sarolangun ... 47

Tabel 5 Penggunaan Tanah SMA Negeri 2 Sarolangun ... 48

Tabel 6 Jumlah Kondisi Bangunan SMA Negeri 2 Sarolangun ... 49

Tabel 7 Sarana Prasarana Pendukung Pembelajaran ... 50

Tabel 8 Sarana Prasarana Pendukung Lainnya... 51

Tabel 9 Rincian Data Ruang Kelas ... 52

(16)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1

Bagan Struktur Organisasi SMA Negeri 2 Sarolangun Tahun

Pelajaran 2020/2021 ... 43

(17)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Instrumen Pengumpulan Data………

Lampiran 2 Dokumentasi………

Lampiran 3 Kartu Konsultasi Skripsi……….

Lampiran 4 Daftar Responden/Informan………

Lampiran 5 Daftar Riwayat Hidup…..………

(18)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan faktor penting dalam menciptakan kondisi suatu negara, karena pendidikan memiliki andil yang besar terhadap kemajuan bangsa baik secara ekonomi maupun sosial. Hal ini sesuai dengan UU No.20 Tahun 2003 pasal 1 tentang sistem pendidikan nasional, isinya yaitu pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Anonim, 2014 : 3).

Secara umum, yang dimaksud dengan pendidikan adalah mengikuti kegiatan proses pembelajaran untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan. Peserta didik sekaligus mengikuti kebiasaan dari sekumpulan besar manusia dari satu generasi ke generasi yang lain dengan melalui proses pengajaran oleh guru, pelatihan dan juga penelitian. Pendidikan merupakan kunci untuk semua kemajuan dan perkembangan yang berkualitas, karena pendidikan dapat diartikan sebagai sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan, pemahaman dan cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan (Syah,2010 : 10 ).

Pada proses pelaksanaan pendidikan di sekolah, guru memegang peranan yang menentukan untuk mengembangkan potensi anak, maka pada akhirnya tergantung pada guru dalam memanfaatkan kemampuan yang ada. Dalam hal ini guru mempunyai peranan sebagai pendidiki bagi peserta didik agar mencapai tujuan yang diharapkan (Mulyasa, 2017 : 53).

Memasuki era globalisasi persaingan semakin ketat sehingga secara tidak langsung suatu bangsa dituntut untuk mempunyai sumber daya manusia yang mempunyai kualitas yang tinggi. Salah satu wadah untuk mencetak manusia

(19)

2

yang mempunyai kualitas tinggi adalah melalui pendidikan. Pendidikan dibedakan menjadi dua yaitu pendidikan formal dan pendidikan non formal.

Salah satu jenis pendidikan formal adalah sekolah. Usaha pemerintah untuk meningkatkan sumber daya manusia adalah dengan mewajibkan sekolah 9 tahun. Selain sebagai warga Negara yang berkewajiban untuk memajukan bangsa, kita juga sebagai umat Islam berkewajiban untuk belajar, dan itu adalah wujud ketaqwaan kita kepada Allah.

Pendidikan formal pada era reformasi dewasa ini, nampaknya senantiasa lebih ditingkatkan pada segi kualitas guru, dimana guru senantiasa dipacu untuk lebih meningkatkan keprofesionalismenya, demikian juga dalam hal upaya peningkatan kualitas pembentukan perilaku siswa sebenarnya tidak terlepas dari pendekatan dalam proses belajar mengajar, karena baik tidaknya proses belajar mengajar dilihat dari mutu lulusan, dari produknya, atau proses belajar mengajar dikatakan berhasil apabila menghasilkan banyak lulusan yang berperilaku baik dan berprestasi tinggi.

Jika dalam prosesnya menunjukkan kegairahan belajar yang tinggi, semangat kerja yang besar dan percaya pada diri sendiri, maka untuk membentuk perilaku siswa yang Islami, kiranya para guru perlu meningkatkan kualitas belajar mengajar. Proses belajar mengajar adalah suatu proses, tidak hanya mendapatkan informasi dari guru, tetapi banyak kegiatan atau tindakan, terutama jika diinginkan perilaku yang lebih baik pada diri siswa. Belajar pada intinya tertumpu pada kegiatan memberikan kemungkinan kepada para siswa agar terjadi proses belajar yang efektif. Atau dapat mencapai prestasi yang menggembirakan sesuai dengan tujuan pembelajaran.

Peran guru sangat dibutuhkan dalam meningkatkan kemajuan pendidikan.

Setiap pendidikan sangat membutuhkan guru yang kreatif, professional, dan menyenangkan agar siswa nyaman saat proses pembelajaran, karena di setiap pembelajaran siswa harus benar-benar menguasai bahan atau pelajaran- pelajaran yang diajarkan oleh guru tersebut. Oleh karena itu guru harus bisa mengembangkan sumber belajar, tidak hanya mengandalkan sumber belajar yang sudah ada. Peranan guru dalam meningkatkan prestasi belajar siswa

(20)

3

sangat besar sekali. Apabila seorang guru tersebut berhasil dalam merencanakan, merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi proses pembelajaran, maka bisa dikatakan berhasil dalam kinerjanya sebagai seorang guru professional. Di sisi lain dalam lingkup pendidikan Islam guru tidak hanya sekedar merancang pembelajarannya, akan tetapi juga membina dan mengarahkan peserta didik untuk berperilaku terpuji, itulah yang menjadi tanggung jawab guru agama.

Seorang guru memegang peranan yang sangat penting dalam dunia pendidikan. Menurut Habel (2015 : 15) Peran merupakan aspek dinamis dari kedudukan atau status. Apabila seseorang menjalankan hak kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka ia telah menjalankan suatu peran. Seperti halnya guru dan peserta didik, guru memiliki peranan yang sangat penting didalam dunia pendidikan khususnya pada saat kegiatan belajar mengajar, karena pada dasarnya peserta didik memerlukan peran seorang guru untuk membantunya dalam proses pengembangan diri dan mengoptimalkan bakat dan kemampuan yang dimilikinya. Tanpa adanya bimbingan dan arahan dari guru mustahil jika seorang peserta didik dapat mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal. Hal ini berdasar pada pemikiran manusia sebagai makhluk sosial yang selalu membutuhkan bantuan dari orang lain untuk mencukupi semua kebutuhannya.

Dalam Undang – Undang Nomor 20 Tahun 2003, Bab XI Pasal 39 Ayat 2 dikatakan bahwa guru sebagai pendidik adalah tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, melakukan bimbingan dan pelatihan serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Kedudukan guru sebagai pendidik berarti sekaligus menjadi pembimbing. Sebagai contoh guru yang berfungsi sebagai “pendidik” dan

“pengajar” seringkali akan melakukan pekerjaan bimbingan, misalnya bimbingan belajar, bimbingan tentang sesuatu keterampilan dan sebagainya.

Jadi yang jelas dalam proses pendidikan kegiatan “mendidik”, “mengajar”, dan

“bimbingan” sebagai yang tidak dapat dipisah-pisahkan. (Ngainun Naim, 2014 : 5).

(21)

4

Sebagai guru pendidikan agama Islam haruslah taat kepada Tuhan, mengamalkan segala perintahnya dan menjauhi segala larangannya.

Bagaimana ia akan dapat menganjurkan dan mendidik anak untuk berbakti kepada Tuhan kalau ia sendiri tidak mengamalkannya, jadi sebagai guru agama haruslah berpegang teguh kepada agamanya, memberi teladan yang baik dan menjauhi yang buruk. Anak mempunyai dorongan meniru, segala tingkah laku dan perbuatan guru akan ditiru oleh anak-anak.

Selanjutnya bila dikaitkan dengan pengertian pembelajaran Pendidikan Agama Islam, maka diperoleh pengertian menurut Muhaimin bahwa Pembelajaran Pendidikan Agama Islam adalah upaya membuat peserta didik dapat belajar, butuh belajar, terdorong belajar, mau belajar, dan tertarik untuk terus menerus mempelajari agama Islam, baik untuk kepentingan mengetahui bagaimana cara beragama yang benar, maupun belajar Islam sebagai pengetahuan (Muhaimin, 2015 : 75).

Dari pengertian ini dapat dicermati, pembelajaran Pendidikan Agama Islam telah memberikan dorongan kepada peserta didik dengan mengajak mereka untuk tertarik dan terus menerus mempelajari ajaran agama Islam, sehingga dapat mengaplikasikan dalam kehidupannya sehari - hari.

Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di sekolah dilaksanakan bukan hanya untuk penguasaan materi pada aspek kognitif saja, tetapi juga penguasaannya pada aspek afektif dan psikomotorik.

Oleh karena itu guru Pendidikan Agama Islam diharapkan mampu mengajarkan, membimbing, dan memberikan tauladan yang baik kepada siswa tentang bagaimana berperilaku yang baik. Peran guru Pendidikan Agama Islam memiliki posisi sentral dalam membentuk perilaku siswa di sekolah, jika guru mampu mengarahkan siswa untuk berperilaku Islami, bukan tidak mungkin di sekolah tersebut tercipta budaya perilaku Islami.

Perilaku Islami adalah perilaku normatif manusia yang normanya diturunkan dari ajaran islam dan bersumber dari Al-Quran dan al-Sunnah.

Adapun tujuan pembentuk kepribadian Islami yaitu; terbentuknya

(22)

5

kedisiplinan, mampu mengendalikan hawa nafsu serta memelihara diri dari perilaku menyimpang.

Untuk mencapai pembentukan perilaku yang Islami, kiranya sangat dibutuhkan konsentrasi belajar siswa, yakni konsentrasi siswa yang hanya terpusat pada proses belajar mengajar, namun yang menjadi permasalahan bagaimana halnya siswa yang kurang aktif dalam proses pembelajaran. Apakah memungkinkan terbentuk perilaku Islami pada diri siswa tersebut.

Berdasarkan dari pengamatan awal (Grandtour) yang dilakukan oleh peneliti, terlihat bahwa pertama, karena para siswa berangkat dari latar belakang yang berbeda-beda dan perilaku keislamannya pun berbeda. Kedua, sarana dan prasarananya cukup guna menunjang keberhasilan strategi guru pendidikan agama Islam dalam pendidikan karakter siswa yaitu dengan adanya kegiatan-kegiatan yang diprogramkan khusus untuk pembentukan karakter siswa. Kegiatan-kegitan tersebut bisa berjalan efektif apabila sarana dan prasarana cukup, namun apabila sarana dan prasarananya tersebut kurang maka kegiatan tersebut tidak akan berjalan dengan maksimal.

Hal demikian telah dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Sarolangun, budaya perilaku Islami sangat terasa saat peneliti berada ditempat lokasi penelitian, karena disana peneliti melihat kelebihan yang jarang ditemukan pada sekolah-sekolah SMK/SMA yang tidak berorientasi atau berlabel Islam. Dimana Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Sarolangun menerapkan budaya Islami 5S “salam, senyum, sapa, sopan dan santun”, selain itu seluruh siswi-siswinya yang beragama Islam berkerudung dan tidak peneliti temukan seperti di SMA/SMK lain. Kegiatan-kegiatan keagamaan seperti sholat dhuha dan sholat dzuhur berjamaah pun rutin dilakukan.

Bertitik tolak dari permasalahan ini, akhirnya peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul: “Peran Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Meningkatkan Perilaku Islami Siswa Di Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Sarolangun Kecamatan Singkut Kabupaten Sarolangun”.

(23)

6 B. Fokus Penelitian

Penelitian ini agar tidak menyimpang dari tujuan semula maka perlu adanya pembatasan masalah yaitu : penelitian ini di fokuskan pada Peran Guru Pendidikan Agama Islam Sebagai Pendidik Dalam Meningkatkan Perilaku Islami Siswa Kelas XI IPA I Di Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Sarolangun Kecamatan Singkut Kabupaten Sarolangun dengan jumlah 22 orang yang terdiri 9 orang laki-laki dan 13 orang perempuan.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi pokok- pokok permasalahan adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana peran Guru Pendidikan Agama Islam sebagai pendidik dalam meningkatkan perilaku Islami siswa kelas XI IPA I Di Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Sarolangun Kecamatan Singkut Kabupaten Sarolangun ?

2. Apa Saja faktor pendukung dan penghambat dalam meningkatkan perilaku Islami siswa kelas XI IPA I Di Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Sarolangun Kecamatan Singkut Kabupaten Sarolangun ?

3. Bagaimana upaya Guru Pendidikan Agama Islam sebagai pendidik dalam meningkatkan perilaku Islami siswa kelas XI IPA I Di Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Sarolangun Kecamatan Singkut Kabupaten Sarolangun?

D. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjawab permasalahan yang diajukan diatas, yaitu:

a. Untuk mengetahui peran guru Pendidikan Agama Islam sebagai pendidik dalam meningkatkan perilaku Islami siswa kelas XI IPA I Di Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Sarolangun Kecamatan Singkut Kabupaten Sarolangun.

(24)

7

b. Untuk mengetahui faktor pendukung dan faktor penghambat dalam

meningkatkan perilaku Islami siswa kelas XI IPA I Di Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Sarolangun Kecamatan Singkut Kabupaten Sarolangun.

c. Untuk mengetahui upaya guru Pendidikan Agama Islam sebagai pendidik dalam meningkatkan perilaku Islami siswa kelas XI IPA I Di Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Sarolangun Kecamatan Singkut Kabupaten Sarolangun.

2. Kegunaan Penelitian a. Secara Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan bisa sebagai bahan pemikiran untuk mengembangkan khazanah keilmuan dalam dunia pendidikan berdasarkan teori pendidikan yang berkaitan dengan mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.

b. Secara Praktis

a) Bagi Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Sarolangun

Untuk memberikan input dan tambahan informasi bagi pihak sekolah Menengah Atas Negeri 2 Sarolangun untuk meningkatkan kualitas Pendidikan Agama Islam.

b) Bagi Guru

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi ketika mengajar di kelas.

c) Bagi Siswa

Bagi siswa agar dapat mencapai tujuan pembelajaran pada kualitas yang lebih baik serta meningkatkan perilaku Islami siswa dan perlu diuji cobakan pada kelas yang lain khususnya pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.

d) Bagi Peneliti

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Strata 1 (S.1) pada Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

(25)

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teoritik 1. Peran Guru

Peran menurut Soerjono Soekanto, yaitu peran merupakan aspek dinamis kedudukan (status), apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan, maka ia menjalankan suatu peranan. (Soerjono Soekanto, 2014 : 212).

Menurut Wrightman, peran adalah terciptanya serangkaian tingkah laku yang saling berkaitan yang dilakukan dalam suatu situasi tertentu.

(Wrightman, 2015 : 231).

Menurut Biddle dan Thomas dalam Sarwono, menyatakan bahwa peran merupakan serangkaian rumusan yang membatasi perilaku-perilaku yang diharapakan dari pemegang kedudukan tertentu. (Biddle dan Thomas dalam Sarwono, 2013 : 224). Hal ini senada dengan Menurut Suhardono, mendefinisikan bahwa peran merupakan seperangkat patokan, yang membatasi apa perilaku yang mesti dilakukan oleh seseorang, yang menduduki suatu posisi. (Suhardono, 2015 : 40).

Sedangkan menurut Gibson Invancevich dan Donelly, peran adalah seseorang yang harus berhubungan dengan 2 sistem yang berbeda, biasanya organisasi. (Gibson Invancevich dan Donelly, 2014 : 24).

Kemudian menurut Riyadi, peran dapat diartikan sebagai orientasi dan konsep dari bagian yang dimainkan oleh suatu pihak dalm oposisi sosial.

(Riyadi, 2015 : 138).

Menurut Katz dan Kahn dalam Purnamie Titisari (2014 : 10) peran merupakan suatu tindakan yang dilakukan oleh seseorang dengan berdasarkan karakter dan kedudukannya.

Adapun Menurut Mahmud peran merupakan sebuah perilaku yang di harapkan dari seseorang yang memiliki suatu status tertentu tersebut.

(26)

9 (Mahmud, 2016 : 109).

Dari berbagai pendapat para ahli mengenai peran, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa peran merupakan seperangkat perilaku atau tindakan yang dilakukan oleh seseorang yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya serta tindakan tersebut sangat di harapkan oleh banyak orang.

Menurut Usman Amiruddin Peran guru secara umum adalah sebagai tugas pendidikan meliputi mendidik dan lain-lain. Peran guru dalam menjalankan tugas disekolah harus dapat menjadikan dirinya sebagai orang tua kedua dan mampu menarik simpati para siswa sehingga pelajaran apapun yang diberikan hendaknya dapat menajadi motivasi bagi siswanya dalam mengajar. (Usman Amiruddin, 2016 : 3).

Menurut Ngalim Purwanto Peran guru adalah terciptanya serangkaian tingkah yang saling berkaitan yang dilakukan dalam situasi tertentu serta berhubungan dengan kemajuan perubahan tingkah laku dan perkembangan siswa yang menjadi tujuannya. (M. Ngalim Purwanto, (2015 : 76).

Menurut Paul Suparno Peran guru itu ada dua: mendidik dan mengajar.

Mendidik artinya mendorong dan membimbing siswa agar maju menuju kedewasaan secara utuh. (Paul Suparno, 2015 : 6).

Menurut Prey Katz (Aini, 2015 : 50) menggambarkan peran guru sebagai komunikator, yang dapat memberikan nasehat-nasehat, motivator, sebagai pemberi inspirasi dan dorongan, pembimbing dalam pengembangan sikap dan tingkah laku serta nilai-nilai, orang yang menguasai bahan yang diajarkan.

2. Pengertian Peran Guru Pendidikan Agama Islam

Menurut Nawawi, guru adalah seseorang yang berjasa dalam dunia pendidikan, karena guru adalah orang yang memberikan ilmu pengetahuan.

Menurut Nawawi, guru adalah orang dewasa, yang karena peranannya berkewajiban memberikan pendidikan kepada anak didik. (Nawawi, 2015 : 280).

Sedangkan Djamarah berpendapat Guru merupakan unsur penting dalam kegiatan pembelajaran. Menurut Djamarah, guru adalah seseorang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik atau tenaga profesional

(27)

10

yang dapat menjadikan murid-muridnya untuk merencanakan, menganalisis dan menyimpulkan masalah yang dihadapi. (Djamarah, 2015 : 280). Selain itu, Guru adalah seseorang yang berpengalaman dalam bidang profesinya.

(Djamarah dan Zain, 2015 : 281).

Guru adalah jabatan atau profesi yang memerlukan keahlian khusus dalam tugas utamanya seperti mendidik, membimbing dan lain sebagainya siswa pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan menengah. (Imran, 2016 : 23).

Guru adalah pendidik, yang menjadi tokoh, panutan, dan identifikasi bagi para peserta didik, dan lingkungannya. (Sudarwan Danim, 2017 : 5).

Guru adalah semua orang yang berwenang dan bertanggung jawab terhadap pendidikan murid-murid, baik secara individual atau klasikal, disekolah maupun diluar sekolah. (N.A Ametembun, 2016 : 32).

Guru adalah kondisi yang diposisikan sebagai garda terdepan dan posisi sentral didalam proses pembelajaran. (Hamid Darmadi, 2015 : 59).

Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli, dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian guru adalah seseorang yang berkewajiban untuk mendidik dan memberikan ilmu pengetahuan yang dimilikinya kepada orang lain, sehingga dia dapat menjadikan orang lain menjadi orang yang cerdas. Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan.

Jadi, guru pendidikan agama Islam adalah guru yang mengajar mata pelajaran agama (Islam) yakni pendidikan yang berdasarkan pada pokok- pokok, kajian-kajian dan asas-asas mengenai keagamaan Islam.

Menurut Muhaimin Peran Guru Pendidikan Agama Islam pada dasarnya merupakan upaya normatif untuk membantu seseorang atau sekelompok peserta didik dalam mengembangkan pandangan hidup Islami (bagaimana akan menjalani dan memanfaatkan hidup dan kehidupan sesuai dengan ajaran dan nilai-nilai Islam), sikap hidup Islami, yang di manifestasikan dalam keterampilan di kehidupan sehari-hari. (Muhaimin,

(28)

11 2014 : 55)

Secara rinci peran guru Pendidikan Agama Islam menurut Zuhairini (2015 : 50), peran guru Pendidikan Agama Islam antara lain:

1. Mengajarkan ilmu pengetahuan agama Islam 2. Menanamkan keimanan dalam jiwa anak

3. Mendidik anak agar taat dalam menjalankan ibadah 4. Mendidik anak agar berbudi pekerti yang mulia

Sedangkan Ahmad Tafsir (2016 : 30) berpendapat Peran guru pendidikan agama Islam adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik agar memahami, terampil melaksanakan dan mengamalkan agama Islam melalui kegiatan pendidikan.

3. Perilaku Islami

a. Pengertian Perilaku Islami

Pengertian perilaku secara umum menurut Kusmiyati dan Desminiarti, perilaku adalah proses interaksi individu dengan lingkungannya sebagai manifestasi hayati bahwa dia adalah makhluk hidup. (Sunaryo, 2015 : 3).

Menurut Robert Y. Kwick menyatakan bahwa perilaku adalah tindakan atau perbuatan suatu organisme yang dapat diamati dan bahkan dipelajari. (Robert Y. Kwick, 2013 : 67).

Menurut Soekidjo, Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme atau makhluk hiudp yang bersangkutan. (Notoatmodjo, 2016 : 45).

Menurut Petty Cocopio dalam Azwar (2015 : 221), Perilaku adalah evaluasi umum yang dibuat manusia terhadap dirinya sendiri, obyek atau issue.

Sedangkan Heri Purwanto berpendapat bahwa Perilaku adalah pandangan – pandangan atau perasaan yang disertai kecendrungan untuk bertindak sesuai sikap objek tadi. (Heri Purwanto, 2016 : 56).

Menurut Gibson, Perilaku adalah suatu aktivitas yang dikerjakan seseorang. (Gibson, 2016 : 61).

(29)

12

Dari pengertian Perilaku diatas dapat disimpulkan, perilaku dapat disebut juga bertingkah laku seorang individu yang melakukan aktivitas-aktivitas.

Dengan demikian, perilaku islami adalah segala tindakan perbuatan atau ucapan yang dilakukan seseorang sedangkan perbuatan aatu tindakan serta uacapan tadi aka nada kaitannya dengan agama islam, semuanya dilakukan karena adanya kepercayaan kepada Tuhan dengan ajaran, kebaktian dan kewajiban – kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan.

Dalam membahas perilaku sebagai ilmu yang menyelidiki tentang tanggapan kesusilaan atau etis, yaitu sama halnya dengan berbicara moral (mores). Manusia disebut etis, ialah manusia secara utuh dan menyeluruh mampu memenuhi hajat hidupnya dalam rangka asas keseimbangan antara kepentingan pribadi dengan pihakyang lainnya, antara rohani dengan jasmaninya, dan antara sebagai makhluk berdiri sendiri dengan penciptanya.

b. Nilai-Nilai Perilaku Islami

Setiap aspek pendidikan Islam mengandung beberapa unsur pokok yang mengarah kepada pemahaman dan pengalaman agama Islam secara menyeluruh. Pokok-pokok yang harus diperhatikan dalam pendidikan agama Islam mencakup:

1) Ibadah („Ubudiyah)

Menurut Chabib Toha, dkk., ibadah secara bahasa berarti: taat, tunduk, turut, mengikut dan do‟a. Bisa juga diartikan menyembah. Hal ini sejalan dengan firman Allah dalam Q.S. Adz-Dzariyat: 56.

ِنوُدُبۡعَيِل َّلَِّإ َسوِ ۡلۡٱ َو َّه ِجۡلٱ ُتۡقَلَخ بَم َو (

٦٥ )

“dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku”. (Q.S. Adz-Dzariyat: 56). (Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahnya).

Sedangkan menurut Zulkarnain, ibadah adalah pengabdian ritual sebagaimana diperintahkan dan diatur dalam al-Qur‟an dan sunnah. Aspek

(30)

13

ibadah ini disamping bermanfaat bagi kehidupan duniawi, tetapi yang paling utama adalah sebagai bukti dari kepatuhan manusia memenuhi perintah- perintah Allah. (Zulkarnain, 2015 : 155)

Dari beberapa uraian tokoh di atas dapat dikemukakan bahwa aspek ibadah dapat dikatakan sebagai alat untuk digunakan oleh manusia dalam rangka memperbaiki akhlak dan mendekatkan diri kepada Allah.

2) Akhlak

Akhlak menjadi masalah yang penting dalam perjalanan hidup manusia. Sebab akhlak member norma-norma baik dan buruk yang menentukan kualitas pribadi manusia.

Menurut Chabib Toha, dkk., kata “akhlak” berasal dari bahasa Arab, jamak dari khuluqun yang menurut bahasa berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat. (Chabib Toha, 2014 : 128)

Menurut al-Ghazali yang dikutip Chabib Toha, dkk., “Akhlak ialah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa yang dari padanya timbul perbuatan- perbuatan dengan mudah dengan tidak memerlukan pertimbangan pikiran (lebih dahulu)”. (Chabib Toha, 2014 : 132)

Sedangkan menurut Abuddin Nata, akhlak Islami ialah perbuatan yang dilakukan dengan mudah, disengaja, mendarah daging dan sebenarnya didasarkan pada ajaran Islam. (Abuddin Nata, 2016 : 147) .

Dari uraian di atas dapat penulis kemukakan bahwa akhlak adalah perbuatan yang timbul dan tumbuh dari dalam jiwa, kemudian berbuah ke segenap anggota yang menggerakkan amal-amal serta menghasilkan sifat-sifat yang baik serta menjauhi segala larangan terhadap sesuatu yang buruk yang membawa manusia ke dalam kesesatan.

c. Karakteristik Perilaku Islami

Menurut Dr. H. Hamzah Ya‟cub yang dikutip oleh Chabib Toha, dkk., (2014 : 152 )karakteristik perilaku Islam mencakup sumber moralnya, kriteria yang dijadikan ukuran untuk menentukan baik dan buruknya tingkah laku, pandangannya terhadap akal dan nurani, yang menjadi motif dan tujuan terakhir dari tingkah laku, yaitu:

(31)

14

1. Al-Qur‟an dan as-Sunnah Sebagai Sumber Nilai

Sebagai pedoman hidup dalam Islam al-Qur‟an dan as-Sunnah telah menjelaskan kriteria baik dan buruknya suatu perbuatan sekaligus menjadi pola hidup dalam menetapkan mana yang baik dan mana yang buruk.

2. Menempatkan Akal dan Naluri Sesuai Porsinya

Akal dan naluri diakui sebagai anugerah Allah yang mempunyai kemampuan yang terbatas, sehingga memerlukan bimbingan wahyu.

Akal dan nurani ini harus dimanfaatkan dan disalurkan sebaik-baiknya dengan bimbingan dan pengarahan wahyu.

3. Iman Sebagai Sumber Motivasi

Dalam pandangan Islam, yang menjadi pendorong paling dalam dan kuat untuk melakukan sesuatu amal perbuatan yang baik adalah iman yang terpatri dalam hati. Iman itulah yang membuat seseorang muslim ikhlas, mau bekerja keras bahkan rela berkorban. Iman sebagai motivasi dan kekuatan penggerak paling ampuh dalam pribadinya. Jika

“motor iman” itu bergerak, maka keluarlah produksinya berupa amal shaleh dan akhlakul karimah.

4. Ridha Allah Sebagai Tujuan Akhir

Sesuai dengan pola hidup yang digariskan oleh Islam bahwa seluruh kegiatan manusia diperuntukkan Allah. Seorang muslim dalam mencari rizki tidak semata-mata untuk memenuhi kebutuhannya, tetapi sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah. Demikian juga dalam mencari ilmu pengetahuan harus dijadikan sebagai jembatan dalam iman dan taqwa kepada Allah SWT.

d. Pembentukan Perilaku Islami Bagi Siswa

Berbicara masalah pembentukan perilaku sama dengan berbicara tentang tujuan pendidikan, karena banyak dijumpai pendapat para ahli yang mengatakan bahwa tujuan pendidikan Islam adalah pembentukan perilaku. Muhammad Athiyah al-Abrasyi yang dikutip oleh Zulkarnain misalnya mengatakan bahwa pendidikan budi pekerti dan akhlak

(32)

15

adalah jiwa dan tujuan pendidikan Islam. (Zulkarnain, 2015 : 77) Demikian pula Ahmad D. Marimba berpendapat bahwa tujuan utama pendidikan Islam adalah identik dengan tujuan hidup setiap muslim, yaitu untuk menjadi hamba Allah, yaitu hamba yang percaya dan menyerahkan diri kepada-Nya dengan memeluk agama Islam.

(Ahmad D. Marimba, 2014 : 82)

Menurut Chabib Toha, dkk., perilaku berasal dari bahasa Arab khuluqun, yang menurut bahasa berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat.

Menurut J.P. Chaplin, dalam Dictionary of Psychology yang dikutip oleh Ramayulis, tingkah laku merupakan, sembarang respon yang mungkin berupa reaksi, tanggapan, jawaban atau balasan yang dilakukan oleh organisme. Dan secara khusus tingkah laku juga bisa berarti suatu perbuatan atau aktifitas. (Ramayulis, 2017 : 99).

Menurut Abuddin Nata (2016 : 41), perilaku memang perlu dibina, dan pembinaan ini ternyata membawa hasil berupa terbentuknya pribadi- pribadi muslim yang berakhlak mulia, taat kepada Allah dan Rasulnya, hormat kepada ibu-bapak, sayang kepada sesama makhluk Tuhan dan seterusnya. Sebaliknya keadaan sebaliknya juga menunjukkan bahwa anak-anak yang tidak dibina akhlaknya, atau dibiarkan tanpa bimbingan, arahan dan pendidikan, ternyata menjadi anak-anak yang nakal, mengganggu masyarakat, melakukan berbagai perbuatan tercela dan sebagainya. Ini menunjukkan bahwa perilaku memang perlu dibina.

Dengan demikian dapat peneliti kemukakan bahwa pembentukan perilaku dapat diartikan sebagai usaha sungguh-sungguh dalam rangka membentuk anak, dengan menggunakan sarana pendidikan dan pembinaan yang terprogram dengan baik dan dilaksanakan dengan sungguh-sungguh dan konsisten.

(33)

16

4. Kajian Tentang Peran Guru Sebagai Pendidik Dalam Meningkatkan Perilaku Islami

Menurut Jamil Suprihatiningrum berpendapat bahwa Peran Guru Pendidikan Agama Islam adalah pendidik, yang menjadi tokoh, panutan, dan identifikasi bagi para peserta didik, dan lingkungannya. Oleh karena itu, guru harus memiliki standar kualitas pribadi tertentu, yang mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri, dan disiplin. (Jamil Suprihatiningrum, 2016 : 27).

Berkaitan dengan tanggung jawab; guru harus mengetahui, serta memahami nilai, norma moral, dan sosial, serta berusaha berperilaku dan berbuat sesuai dengan nilai dan norma tersebut. Guru juga harus bertanggung jawab terhadap segala tindakannya dalam pembelajaran di sekolah, dan salam kehidupan bermasyarakat.

Berkenaan dengan wibawa; guru harus memiliki kelebihan dalam merealisasikan nilai spiritual, emosional, moral, sosial, dan intelektual dalam pribadinya, serta memilki kelebihan dalam pemahaman ilmu pengetahuan, teknologi, dan sesni sesuai dengan bidang yang dikembangkan.

Menurut Mulyasa Peran Guru Pendidikan Agama Islam sebagai pendidik juga harus mampu mengambil keputusan secara mandiri (independent), terutama dalam berbagai hal yang berkaitan dengan pembelajaran dan pembentukan kompetensi, serta bertindak sesuai dengan kondisi peserta didik, tidak menunggu perintah atasan atau kepala sekolah Sedangkan disiplin; dimaksudkan bahwa guru harus mematuhi berbagai peraturan dan tata tertib secara konsisten, atas kesadaran profesional, karena mereka bertugas untuk mendisiplinkan para peserta didik di sekolah, terutama dalam pembelajaran. Oleh karena itu, dalam menanamkan disiplin guru harus memulai dari dirinya sendiri, dalam berbagai tindakan dan perilakunya. (Mulyasa, 2015 : 37).

Pada hakikatnya guru pendidikan agama Islam sebagai pendidik

(34)

17

mengajarkan nilai-nilai Islam yang setiap perkataan dan perlakuan guru pendidikan agama Islam akan menjadi sorotan bagi para peserta didik untuk dijadikan teladan. Oleh sebab itu, guru Pendidikan Agama Islam harus senantiasa menjaga segala perkataan dan perbuatannya baik saat berada didalam kelas (mengajar), di lingkungan sekolah. Karena setiap gerak-gerik guru Pendidikan Agama Islam akan selalu menjadi perhatian publik layaknya seorang aktor/aktris yang terkenal. Guru pendidikan agama Islam sebagai pendidik memiliki peran besar di dalam lembaga pendidikan baik itu di lembaga pendidikan formal.

Didalam lembaga pendidikan formal (sekolah). Seorang guru Pendidikan Agama Islam memiliki peran dalam mendidik, membimbing, dan melatih peserta didik.

Peran guru pendidikan agama Islam sebagai pendidik sangatlah penting, terlebih obyek yang menjadi sasaran pekerjaannya adalah anak didik yang diibaratkan seperti kertas putih. Gurulah yang akan menentukan apa yang hendak dituangkan dalam kerta tersebut, berkualitas ataupun tidaknya tergantung sejauh mana guru bisa menempatkan dirinya sebagai pendidik yang memiliki kapasitas dan kompetensi professional dalam mengarahkan individu-individu menjadi sosok yang memiliki karakter dan mentalitas yang bisa diandalkan dalam proses pembangunan bangsa. Oleh karena itu, peran guru sangatlah penting untuk pembangunan nasional bangsa Indonesia serta melahirkan generasi-generasi yang berkualitas untuk masa depan.

Menurut (Ahmadi dan Supriyono, 2015 : 41), peran guru pendidikan agama Islam sebagai pendidik berpusat pada:

a. Mendidik anak dengan memberikan pengarahan dan motivasi untuk mencapai tujuan, baik tujuan jangka pendek maupum jangka panjang.

b. Memberi fasilitas,media,pengalaman belajar yang memadai.

c. Membantu mengembangkan aspek-aspek kepribadian siswa, seperti sikap, nilai-nilai, dan penyesuaian diri.

(35)

18

Secara garis besar ada beberapa aspek yang harus diperhatikan oleh guru Pendidikan Agama Islam dalam membentuk dan meningkatkan perilaku Islami pada siswa, karena keberhasilan dari tujuan guru sangat bergantung dari strategi maupun langkah yang diterapkan, serta aspek apa saja yang harus diperbaiki dan dirubah.

Untuk memahami perilaku keagamaan berdasarkan konsep Islam, terlebih dahulu akan dipaparkan tentang gambaran dari perilaku yang dapat dilihat pada klasifikasi tingkah laku individu berikut:

a. Kognitif, yaitu tingkah laku yang berhubungan dengan pengenalan atau pemahaman tentang diri dan lingkungannya (fisik, sosial, budaya, dan agama). Dengan demikian tingkah laku jenis ini merupakan aspek kemampuan intelektual individu, seperti mengetahui sesuatu, berfikir, memecahkan masalah, mengambil keputuan, menilai dan meneliti.

b. Afektif, yaitu tingkah laku yang mengandung penghayatan suatu emosi atau perasaan tertentu. Contohnya: ikhlas, senang marah, sedih, menyayangi, mencintai, menerima, menyetujui, dan menolak.

c. Konatif, yaitu tingkah laku yang terkait dengan dorongan dari dalam dirinya untuk mencapai suatu tujuan (sesuatu yang diinginkan), seperti niat, motif, cita-cita, harapan, dan kehendak.

d. Motorik, yaitu tingkah laku yang berupa gerak-gerik jasmaniah atau fisikl, seperti: berjalan, berlari, makan, minum, menulis, dan berolahraga.

5. Faktor-Faktor Penghambat Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Meningkatkan Perilaku Islami Pada Siswa

Dapat dipahami bahwa tantangan pendidikan agama Islam yang begitu kompleks pada dasarnya dapat dikelompokkan ke dalam dua macam, yaitu tantangan internal dan tantangan eksternal dari pendidikan agama Islam. Tantangan intenal menyangkut sisi pendidikan agama sebagai program pendidikan, baik dari segi orientasi pendidikan agama

(36)

19

Islam yang kurang tepat sempitnya pemahaman terhadap esensi ajaran agama Islam perancangan dan penyusunan materi yang kurang tepat, maupun metodologi dan evaluasinya, serta pelaksanaan dan penyelenggaraan pendidikan agama Islam itu sendiri yang sebagiannya masih bersikap eksklusif dan belum mampu berinteraksi dan bersinkronisasi dengan yang lainnya.

Berbagai macam tantangan pendidikan agama Islam tersebut sebenarnya dihadapi oleh semua pihak, baik keluarga, pemerintah, maupun masyarakat, baik yang terkait langsung ataupun tidak langsung dengan kegiatan pendidikan agama Islam. Namun demikian, GPAI di sekolah yang terkait langsung dengan pelaksanaan pendidikan Islam dituntut untuk mampu menjawab dan mengantisipasi berbagai tantangan tersebut. Dan untuk mengantisipasinya diperlukan adanya profil GPAI di sekolah yang mampu menampilkan sosok kualitas personal, sosial, dan profesionalisme dalam menjalankan tugasnya.

6. Solusi Untuk Mengatasi Faktor-Faktor Penghambat Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Meningkatkan Perilaku Islami Pada Siswa

Dalam membentuk kepribadian Islami ada empat bekal yang perlu ditanamkan dadalam kepribadian peserta didik. Pertama, berfikirlah sebelum berbuat. Allah Subhanahu Wata‟ala menggarunia manusia dengan akal bukan tanpa maksud dan tujuan. Dengan akal ini diharapkan manusia bisa membedakan mana yang haq dan mana yang bathil. Bisa memikirkan apakah perilakunya itu sesuai dengan syariat Allah Subhanahu Wata‟ala ataukah malah melanggarnya. Jadi berfikir sebelum berbuat ini harus dibiasakan sehingga benar-benar menjadi sebuah kebiasaan umat Islam.

Allah Subhanahu Wata‟ala melarang manusia melakukan sesuatu yang tidak ia ketahui ilmunya.

(37)

20

ۡسَم ُهۡىَع َنبَك َكِئَٰٓ َل ْوُأ ُّلُك َداَؤُفۡلٱَو َسَصَبۡلٱَو َع ۡمَّسلٱ َّنِإ ٌۚ مۡلِع ۦِهِب َكَل َسۡيَل بَم ُفۡقَت َلََّو

لَّى ٦٥

“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.”

(QS. Al Israa:36). (Anonim)

Ayat ini memberi petunjuk kepada manusia untuk mencari tahu dulu, mencari ilmu dulu, dan berfikir dulu sebelum melakukan suatu perbuatan karena semuanya akan dimintai pertanggungjawabannya kelak.

Kedua, menjadikan iman sebagai landasan. Artinya, dalam beraktivitas seorang Muslim harus meniatkannya untuk memperoleh ridho Allah Subhanahu Wata‟ala. Dengan niat yang demikian maka akan selamatlah manusia dari memperturutkan hawa nafsu dan cinta dunia. Karena niat yang benar ini akan menuntun manusia untuk berperilaku sesuai syariatNya. Dan dengan perilaku yang senantiasa diikatkan pada syariat Allah Subhanahu Wata‟ala, seorang Muslim akan memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat.

ِةَّي ِسَبۡلٱ ُسۡيَخ ۡمُه َكِئَٰٓ َل ْوُأ ِت َحِل َّصلٱ ْاىُلِمَعَو ْاىُىَماَء َهيِرَّلٱ َّنِإ ُت َّىَج ۡمِهِّب َز َدىِع ۡمُهُؤَٰٓا َزَج ٧

َمِل َكِل َذ ٌُۚهۡىَع ْاىُض َز َو ۡمُهۡىَع ُ َّللَّٱ َي ِضَّز ۖا دَبَأ َٰٓبَهيِف َهيِدِل َخ ُس َهۡوَ ۡلۡٱ بَهِت ۡحَت هِم ي ِس ۡجَت ٖنۡدَع ۡه

ۥُهَّب َز َيِشَخ ٨

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal sholeh mereka itulah sebaik-baik makhluk. Balasan mereka disisi Tuhan mereka adalah surga „And yang mengalir di bawahnya sungai-sungai mereka kekal di dalamnya selama-lamanya, Allah ridho terhadap mereka dan merekapun ridho kepadaNya, yang demikian itu adalah balasan bagi orang yang takut kepada TuhanNya.” (QS. Al Bayyinah [98]: 7-8). (Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahnya).

Ketiga, pembiasaan. Langkah pertama dan kedua yang telah dibahas tadi harus dijadikan sebagai habits (kebiasaan). Kebiasaan untuk menuntut ilmu, dan mendasari amal dengan iman. Untuk

(38)

21

membentuk habits ini dapat ditempuh dengan terus menerus belajar ilmu agama hingga Islam benar-benar menjadi landasan berfikiranya.

Kemudian melakukan repetition (pengulangan) dalam menjalani aktifitas yang baik tadi. Bila perilaku Islami sudah menjadi habits maka tanpa komandopun insyaAllah akhlaq Islam itu akan terpancar dari pribadi Muslim.

Keempat, selanjutnya, usaha untuk berperilaku baik yang sesuai syariat Islam ini harus didukung oleh masyarakat dan Negara.

Keberadaan masyarakat yang peduli dengan anggota masyarakat lainnya akan menjadi kontrol berarti dalam mencegah tindak maksiat maupun amoral lainnya. Demikian pula sistem di negeri ini haruslah mendukung kebaikan dan menutup segala pintu maksiat. Bukan malah membuka kran untuk gaya hidup sekuleris, individualis, kapitalis, hedonis serta kebebasan yang tiada jelas batasannya. Dengan usaha yang demikian semoga perilaku mulia itu terpancar dari semua lapisan umat Islam dan menular kepada umat lainnya. (Rendra K, 2016 : 63).

B. Studi Relevan

Studi ini merupakan studi tentang peran guru pendidikan agama Islam dalam meningkatkan perilaku Islami siswa, yang mana peneliti telah menemukan beberapa penelitian yang dilakukan oleh peneliti diantaranya sebagai berikut:

Pertama, Penelitian Gagas Abdullah Wardani dalam skripsinya yang berjudul Peran Guru Dalam Meningkatkan Minat Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Aqidah Akhlak Kelas X Di Madrasah Aliyah Muhammadiyah 1 Palembang hasil penelitian mengungkapkan bahwa tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peran guru sebagai motivator dalam meningkatkan minat belajar aqidah akhlak pada siswa Kelas X Di Madrasah Aliyah Muhammadiyah 1 Palembang dan mengetahui faktor pendukung serta faktor penghambat peran guru sebagai motivator dalam meningkatkan minat belajar Aqidah Akhlak Kelas X Di Madrasah Aliyah Muhammadiyah 1 Palembang. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data

(39)

22

yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan cara observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil yang dapat dilihat dari penelitian peran guru sebagai motivator dalam meningkatkan minat belajar aqidah akhlak pada siswa Kelas X Di Madrasah Aliyah Muhammadiyah 1 Palembang ini adalah: a) Menggunakan metode yang bervariasi, b) Menciptakan persaingan, c) Member evaluasi/ulangan, d) Member nilai atau angka, e)Memberitaahukan hasil belajar siswa, f) Member hadiah kepada siswa, g) Member pujian, h) Member hukuman jika tidak mengerjakan tugas. Sedangkan faktor pendukung peran guru sebagai motivator dalam meningkatkan minat belajar aqidah akhlak pada siswa kelas Kelas X Di Madrasah Aliyah Muhammadiyah 1 Palembang yaitu: kesehatan siswa, kesungguhan siswa dalam belajar, kompetensi dan kualifikasi akademik guru.

Sedangkan faktor penghambatnya adalah minimnya penghargaan terhadap prestasi siswa, tingkat pemahaman terhadap materi pelajaran yang rendah, selain itu juga kurang tersedianya sarana dan prasarana yang memadahi di Madrasah Aliyah Muhammadiyah 1 Palembang. (Gagas Abdullah Wardani, 2017).

Persamaan penelitian Gagas Abdullah Wardani dengan penelitin ini adalah sama-sama menggunakan metode kualitatif. Sedangkan perbedaannya peneliti disini meneliti peran guru pendidikan agama Islam dalam meningkatkan perilaku Islami siswa dan Gagas Abdullah Wardani meneliti peran guru sebagai motivator dalam meningkatkan minat belajar aqidah akhlak pada siswa.

Kedua, Penelitian Maschanifah dalam skripsinya yang berjudul Peran Guru Dalam Meningkatkan Pembelajaran Aqidah Akhlak Di Madrasah Aliyah Negeri Gresik 1 hasil penelitian mengungkapkan bahwa tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana peran guru dalam meningkatkan pembelajaran aqidah akhlak di MAN. Masyhudiyah Kebomas Gresik dan juga mengetahui faktor pendorong dan penghambat guru dalam meningkatkan pembelajaran aqidah akhlak. Menurut jenisnya penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kuantitatif.

Kemudian metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, dokumentasi dan angket. Adapun jumlah populasinya adalah 260 siswa MAN. Masyihudiah Kebomas Gresik dan sampelnya diambil 20% dari jumlah populasi yaitu sebanyak 50 siswa, 2 siswa yang dinyatakan tidak hadir

(40)

23

karena sakit, sedangkan lokasi yang diteliti di MAN. Masyhudiyah Kebomas Gresik. Selanjutnya setelah data diperoleh dan dikumpulkan, data kemudian diklasifkasikan dan dianalisis. Dalam penelitian ini digunakan teknik analisa data

“presentase”. Dari penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa peningkatan kualitas pembelajaran aqidah akhlak telah dilakukan, baik upaya peningkatan kualitas guru dibidang studi aqidah akhlah itu sendiri mampu peningkatan kualitas guru oleh kepala sekolah serta peran guru dalam meningkatkan pembelajaran aqidah akhlak bersama siswa. Adapun peran yang dilakukan oleh guru adalah peningkatan materi, penggunaan metode yang bervariasi, pemanfaatan fasilitas dan evaluasi. Adapun yang menjadi faktor pendorong adalah minat siswa yang tinggi (80%) terhadap mata pelajaran aqidah akhlak sedangkan yang menjadi faktor penghambat adalah latar belakang siswa yang berbeda-beda di tingkat kecerdasan yang tidak sama. Dengan demikian untuk meningkatkan pembelajaran aqidah akhlak maka sebagai guru dan kepala sekolah lebih memantapkan tugasnya dengan melakukan berbagai usaha serta mampu memecahkan berbagai hambatan yang dihadapi.

Persamaan penelitian Maschanifah dengan penelitin ini adalah sama-sama meneliti tentang meningkatkan. Sedangkan perbedaannya peneliti disini meneliti peran guru pendidikan agama islam dalam meningkatkan perlau Islami dan Maschanifah meneliti peran guru dalam meningkatkan pembelajaran aqidah akhlak.

Ketiga, Penelitian Rosna Leli Harapan dalam skripsinya yang berjudul Peran Guru Pendidikan Agama Islam dalam Membina Akhlak Siswa Di Madrasah Aliyah Al-Ulum Medan. Hasil penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peran guru Pendidikan Agama Islam dalam membina akhlak siswa Di Madrasah Aliyah Al-Ulum Medan, akhlak siswa Di Madrasah Aliyah Al-Ulum Medan, dan faktor – faktor yang mempengaruhi pembinaan akhlak di Madrasah Aliyah Al-Ulum Medan. Secara khusus untuk mengetahui pembinaan akhlak mahmudah yang dilakukan oleh guru Pendidikan Agama Islam di Madrasah Aliyah Al-Ulum Medan terhadap siswa.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif,

(41)

24

dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Prosedur pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Wawancara dalam penelitian ini dilakukan terhadap kepala sekolah, guru bimbingan konseling, guru pendidikan agama Islam, dan tiga orang siswa perwakilan dari kelas X, XI, dan XII. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan tiga teknik analisis data dalam penelitian yaitu, reduksi data, penyajian data, dan verification atau penarikan kesimpulan. Sedangkan pengecekkan keabsahan data dengan menggunakan uji kredibility yang meliputi, perpanjangan pengamatan, meningkatkan ketekunan, triangulasi, pemeriksaan sejawat, dan analisis kasus negatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa guru Pendidikan Agama Islam di Madrasah Aliyah Al-Ulum Medan sudah berperan aktif dalam melakukan pembinaan akhlak terhadap siswa. Hal ini terlihat dari metode – metode yang dilakukan guru yaitu dengan melakukan, keteladanan, teguran, pembiasaan, berpakaian Islami, sopan, jadi pemimpin, serta memberi arahan dan motivasi kepada siswa untuk melakukan kewajibannya sebagai insan kamil. Akhlak siswa di Madrasah Aliyah Al-Ulum Medan dikategorikan cukup baik.

Persamaan penelitian Rosna Leli Harahap dengan penelitin ini adalah sama- sama meneliti tentang Peran Guru Pendidikan Agama Islam. Sedangkan perbedaannya peneliti disini meneliti peran guru pendidikan agama Islam dalam meningkatkan perlilaku islami dan Rosna Leli Harahap meneliti peran guru pendidikan agama Islam dalam membina akhlak siswa.

(42)

25

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Desain Penelitian

Penelitian adalah suatu kegiatan untuk mencari, mencatat, merumuskan dan menganalisis sampai menyusun laporannya. (Cholid Narbuko & Abu Achmadi, 2016 : 2). Penelitian yang akan di lakukan ini adalah menggunakan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang dimaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain, secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khususnya yang alamiyah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiyah. (Lexy J. Moleong, 2015 : 6).

Penelitian dengan pendekatan kualitatif menenkankan analisis proses dari proses berpikir secara induktif yang berkaitan dengan dinamika hubungan antar fenomena yang diamati, dan senantiasa menggunakan dukungan dari kuantitatif, tetapi lebih ditekankan pada kedalaman berpikir formal dari peneliti dalam menjawab permasalahan yang dihadapi. (Imam, 2015 : 80).

Pendekatan kualitatif bertitik tolak dari fenomenologis yang menekankan pada pemahaman makna tingkah laku manusia sebagaimana yang dimaksud oleh pelakunya sendiri. Pandangan fenologis tidak mengakui bahwa peneliti tahu apa makna sesungguhnya suatu perbuatan atau tindakan yang dilakukan oleh orang- orang yang sedang diteliti.

Metode yang digunakan oleh peneliti adalah Metode Deskriptif Kualitaif.

Menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2016 : 73), penelitian deskriptif kualitatif ditujukan untuk mendeskripsikan dan menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik bersifat alamiah maupun rekayasa manusia, yang lebih memperhatikan mengenai karakteristik, kualitas, keterkaitan antar kegiatan. Selain itu, penelitian deskriptif tidak memberikan perlakuan, manipulasi atau pengubahan pada variabel-variabel yang diteliti, melainkan menggambarkan suatu kondisi yang apa adanya. Satu-satunya perlakuan yang diberikan hanyalah penelitian itu sendiri,

(43)

26

yang dilakukan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi.

Penelitian ini bertujuan mendapatkan gambaran yang mendalam tentang bagaimana peran guru dalam meningkatkan perilaku Islami siswa kelas XI IPA I Di Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Sarolangun Kecamatan Singkut Kabupaten Sarolangun.

Kegiatan teoritis dan empiris pada penelitian ini diklasifikasikan dalam metode deskriptif kualitatif, karena peneliti melaporkan hasil penelitian tentang peran guru dalam meningkatkan perilaku Islami siswa kelas XI IPA I Di Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Sarolangun Kecamatan Singkut Kabupaten Sarolangun, kemudian mendiskripsikan dan memadukan dengan konsepsi teori-teori yang ada.

B. Setting dan Subjek Penelitian 1. Setting Penelitian

Adapun lokasi penelitian ini berada di Desa Sungai Benteng, tepatnya di Jalan Budi Utomo Kecamatan Singkut Kabupaten Sarolangun Provinsi Jambi.

Penelitian ini dilakukan terhadap seluruh siswa kelas XI IPA I sebanyak 22 siswa pada tahun ajaran 2020-2021. Waktu penelitian ini dilaksanakan kurang lebih 2 bulan, dimulai pada bulan November 2020. Penulis memilih lokasi ini karena masalahnya memang terjadi disini dan penulis sendiri pun tinggal di Desa Sungai Benteng.

Alasan peneliti mengambil penelitian Di Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Sarolangun karena disana peneliti melihat kelebihan yang jarang ditemukan pada sekolah-sekolah SMK/SMA yang tidak berorientasi atau berlabel Islam. Dimana Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Sarolangun menerapkan budaya Islami 5S “salam, senyum, sapa, sopan dan santun”, selain itu seluruh siswi-siswinya yang beragama Islam berkerudung dan tidak peneliti temukan seperti di SMA/SMK lain. Kegiatan-kegiatan keagamaan seperti sholat dhuha dan sholat berjamaahpun rutin dilakukan. Selain itu letak sekolah yang sangat strategis dan mudah dijangkau oleh sebagian besar kendaraan umum menjadi salah satu pertimbangan dipilihnya sekolah

Referensi

Dokumen terkait

Persentase pemasukan dokumen ( response rate ) survei dengan pendekatan non rumah tangga non usaha 2.a.Persentase Kepuasan Konsumen terhadap pelayanan data BPS

Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus karena atas berkat dan karuniaNya penulis dapat dimampukan untuk membuat dan menyelesaikan skripsi

Volume pengembangan tertinggi pada cookies verkadeyaitu 0,73% diperoleh dari perlakuan rasio tepung terigu : tepung sorgum (3:1) dan konsentrasi bubuk kayu manis 10%, sedangkan

computer console operator computer control computer control system computer dependent program computer diagram computer dialect — intl pcngiraan — kira — masakira — tokokan

Jumlah astronom yang hanya ahli di bidang keplanetan sama dengan jumlah astronom yang ahli di bidang keplanetan dan fisika bintang.. Tidak ada astronom yang hanya ahli fisika

keamanan pelayanan pasien, maka diperlukan adanya Panduan Pendaftaran Pasien Rawat Jalan Dan Penerimaan Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit II..

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan pelaksanaan program corporate social responsibility yang dilakukan oleh BI dan UNIB di Desa Srikaton, Kecamatan Pondok Kelapa,

25/2004 terwujud dalam bentuk rangkaian musyawarah perencanaan pembangunan (Musrenbang) yang dilakukan secara berjenjang dari mulai tingkat Kabupaten/Kota sampai dengan