• Tidak ada hasil yang ditemukan

2. TINJAUAN DATA. Gambar 2.1. Site Plan Sumber: PT. Pacific Cilinaya Fantacy (2011)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "2. TINJAUAN DATA. Gambar 2.1. Site Plan Sumber: PT. Pacific Cilinaya Fantacy (2011)"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

9

Universitas Kristen Petra

2. TINJAUAN DATA

2.1. Data Fisik Tapak dan Bangunan

Gambar 2.1. Site Plan

Sumber: PT. Pacific Cilinaya Fantacy (2011)

2.1.1. Data Fisik Luar Tapak

Objek perancangan memiliki luas 1150 m2. Dengan Batas Bangunan:

 Batas sebelah Utara: Mall tahap 1, jalan Pejanggik.

 Batas sebelah Timur: Perumahan penduduk, jalan Palapa.

 Batas sebelah Selatan: Pertokoan, jalan Panca Usaha.

 Batas sebelah Barat: Pertokoan, jalan Cilinaya.

2.1.2. Potensi Lokasi

Ditunjang dengan infrastruktur yang lengkap antara lain : jaringan jalan, saluran PDAM, jaringan listrik dan juga jaringan telekomunikasi

(2)

10

Universitas Kristen Petra

Terletak di jalan utama pusat kota mataram.

Mudah dijangkau, baik menggunakan kendaraan umum maupun pribadi (lahan parkir memadai)

2.1.3. Data Fisik Dalam Tapak

Bangunan berupa pusat perbelanjaan Mataram Mall Objek perancangan terletak di lantai 2 dengan akses pintu masuk melalui lantai 2 dan lantai 1.

Mataram Mall adalah sebuah pusat perbelanjaan yang terkenal di kota Mataram.

Dengan fasilitas terlengkap di kota Mataram, menjadikan mall ini ramai pada saat akhir pekan atau pada saat liburan sekolah tiba.

a. Gaya Bangunan: Modern b. Gaya Interior: Semi Minimalis c. Elemen pembentuk ruang:

- Lantai: keramik berwarna cream dan karpet berwarna hijau pada area bermain billiard.

- Dinding: Batu bata plester finishing cat cream dengan dekorasi menggunakan multipleks.

- Plafon: gypsum finishing cat hitam.

Gambar 2.2. Bangunan Mataram Mall Sumber: Dokumentasi Pribadi (2011)

2.2. Data Non Fisik 2.2.1. Data Pengguna

 Pemilik: Andreas Kusuma Putra

 Usia: 39 tahun

(3)

11

Universitas Kristen Petra

 Jumlah karyawan: 15 orang

 Jam operasional: 9.00 WITA – 23.00 WITA

 Sistem pembagian shift:

- Shift 1: 9.00 WITA – 5.00 WITA - Shift 2: 3.00 WITA – 11.00 WITA

 Target market:

- Masyarakat setempat maupun wisatawan - Semua usia (anak-anak hingga orang tua) - Kalangan ekonomi menengah keatas

 Jumlah Pengunjung: ±120 orang/hari 2.2.2. Struktur Organisasi

Gambar 2.3. Struktur Organisasi City Club Cafe Sumber: Hasil Wawancara dengan Direksi (2011)

2.2.3. Deskripsi Pekerjaan

Direksi:

- Mengatur setiap kegiatan yang dilaksananakan staff - Memberikan briefing setiap 1 minggu sekali

Manager operasional:

- Mengawasi segala bentuk kegiatan operasional

- Bertanggung jawab kepada direksi atas segala kegiatan operasional

(4)

12

Universitas Kristen Petra - Membuat laporan secara tertulis atas kegiatan operasional yang ditujukan pada

direksi

Accounting:

- Mencatat segala bentuk transaks

Auditor:

- Memeriksa segala bentuk tindakan yang menyimpang (yang bersangkutan dengan kegiatan City Club Cafe)

Checker:

- Memeriksa kembali kebenaran nota

Asisten operasional:

- Membantu tugas manager operasional

Purchasing:

- Membeli kebutuhan operasional City Club Cafe

Gudang:

- Mengecek bahan baku yang tersisa

Belanja:

- Membeli kebutuhan operasional City Club Cafe

Bartender:

- Membuat minimum pesanan pengunjung

Kasir:

- Menerima pembayaran

Waiter:

- Melayani pengunjung - Menawarkan menu makanan - Mengantarkan pesanan

Kitchen:

- Memasak pesanan makanan pengunjung

(5)

13

Universitas Kristen Petra

Gambar 2.4. Main Entrance City Club Cafe Sumber: Dokumentasi Pribadi (2011)

Gambar 2.5. Suasana Interior City Club Cafe Sumber: Dokumentasi Pribadi (2011)

(6)

14

Universitas Kristen Petra

2.3. Data Tipologi

2.3.1. Q Billiard eX Plaza Indonesia

a. Lokasi: Jl. MH Thamrin Kav. 28-30, Jakarta.

b. Fasilitas Q Billiard:

- 16 billiard tables - 1 Snooker table, - Sport bar

- PS3 - VIP rooms - DJ stage

c. Jam Operasional: 11.00-02.00 WIB d. Elemen Pembentuk Ruang:

- Lantai:

Menggunakan material karpet dengan motif garis lurus pada semua area dengan tujuan mengurangi kebisingan.

- Dinding:

Pada area bermain billiard, sebagian dinding menggunakan kaca sebagai tambahan pencahayaan sekaligus sebagai view. Pada area tertentu terdapat dinding-dinding dekoratif dengan material cermin dan plat-plat kayu.

- Plafon:

Plafon menggunakan gypsum dengan finishing cat berwarna cream. Plafon datar tanpa ada permainan ketinggian. Penerangan ruang menggunakan lampu- lampu downlight sedangkan lampu gantung bertujuan sebagai penerangan meja billiard. Indirect lighting pada sudut-sudut ruang berfungsi sebagai aksen dekoratif.

(7)

15

Universitas Kristen Petra

Gambar 2.6. Suasana Interior Q Billiard Sumber: Account Facebook Q Billiard (2011)

e. Kelebihan:

- Area bar menggunakan bentukan sederhana dengan permainan indirect lighting cukup menarik

f. Kekurangan:

- Pengolahan plafon kurang maksimal

- Perulangan garis pada dinding monoton, tidak terdapat variasi ukuran, warna ataupun arah.

2.3.2. Inul Vista Family KTV Medan a. Lokasi: Jl. Multatuli no. 30 ABC Medan.

b. Jam operasional:

Senin - Kamis: 11.00 – 02.00 WIB Jumat – Minggu: 11.00 – 03.00 WIB c. Fasilitas:

42 rooms

Cafe bar

Meja snooker

Komputer untuk internet d. Elemen Pembentuk ruang - Lantai:

Pada bagian lobby menggunakan granite tile hitam. Sedangkan pada ruang karaoke menggunakan granite tile berwarna cream dan abu muda.

(8)

16

Universitas Kristen Petra - Dinding:

Menggunakan bahan batu bata plester dan dinding partisi berupa gypsum board dengan finishing wallpaper dan berbagai material sebagai dekorasi. Pada sebagian dinding juga terdapat lukisan serta permainan spot light.

- Plafon:

Menggunakan material gypsum board dan dilengkapi dengan lampu-lampu sebagai penerangan sekaligus sebagai aksen dekoratif.

Gambar 2.7. Lobby dan cafe Inul Vista Family KTV MedanSumber: Account Facebook Inul Vizta Medan (2011)

Gambar 2.8. Karaoke room Inul Vista Family KTV Medan Sumber: Account Facebook Inul Vizta Medan (2011)

e. Kelebihan:

- Pencahayaan indirect lighting menciptakan kesan hangat pada ruang - Dekorasi dinding bervariasi dan cukup menarik

f. Kekurangan

- Permainan bentuk pada lobby kurang menyatu, bentukan-bentukan geometris tampak tidak dinamis dan kurang unity.

(9)

17

Universitas Kristen Petra

2.3.3. Orax PlayStation Lounge Internet Cafe a. Lokasi: Turki

b. Failitas:

- Playstation game area - Internet cafe

c. Elemen Pembentuk Ruang - Lantai:

Menggunakan keramik tile berwarna abu muda pada seluruh area bermain game. Pada area tertentu menggunakan karpet berwarna hijau lumut.

- Dinding:

Dinding berupa baru bata plester dilapisi wallpaper. Terdapat cukup banyak jendela pada area bermain game. Jendela memiliki ketinggian yang sama dengan tinggi dinding.

- Plafon:

Plafon berupa gypsum board dengan finishing cat putih. Aksen dekoratif pada plafon berupa indirect lighting dengan cahaya berwarna biru muda. Lampu- lampu downlight digunakan sebagai penerangan ruang.

Gambar 2.9. Suasana Interior Orax PlayStation Lounge Internet Cafe Sumber: http://www.basaksehirrehberi.comfirmalardetail.aspfirma_id=618

d. Kelebihan:

- Indirect lighting dengan warna cahahya biru muda pada plafon menjadi aksen pada ruang

e. Kekurangan:

- Permainan bentuk geometris tampak monoton - Pengolahan dinding kurang maksimal

(10)

18

Universitas Kristen Petra

2.3.4. JNC Theater a. Lokasi: Chicago

b. Jam operasional: 9.00 – 24.00 c. Fasilitas:

- Mini movie theater - Game room

- Snack Bar - Libraries

- Japanese Garden - Outdoor Cafe

d. Elemen Pembentuk Ruang - Lantai:

Area indoor menggunakan material karpet berwarna coklat muda yang juga berfungsi sebagai akustik ruang, sedangkan area outdoor menggunakan material plat kayu.

- Dinding:

Dinding berwarna cream dan merah darah dengan berbagai macam pigura dan hiasan dinding beserta spot light sebagai dekorasi.

- Plafon:

Plafon berupa gypsum board dengan finishing cat berwarna cream.

Terdapat beberapa lampu sebagai penerangan dan tidak terdapat unsur dekoratif pada plafon.

Gambar 2.10. Media Center dan Snack Bar Sumber: http://jnctheaters.com

(11)

19

Universitas Kristen Petra

Gambar 2.11. Mini Movie Theater Sumber: http://jnctheaters.com

Gambar 2.12. Lobby dan Libraries Sumber: http://jnctheaters.com

Gambar 2.13. Outdoor Cafe dan Japanese Garden Sumber: http://jnctheaters.com

(12)

20

Universitas Kristen Petra

e. Kelebihan:

- Pengolahan dinding dengan poster, frame foto dan dekorasi lainnya cukup menarik dan menjadi aksen pada ruang.

- Penggunaan warna merah dan cream serta material kayu menciptakan suasana hangat pada ruang.

f. Kekurangan:

- Lantai berunadak pada movie theater kurang nyaman.

2.4. Data Literatur

2.4.1. Tinjauan Tentang Entertainment Center

Entertainment berasal dari bahasa perancis yaitu ‘entretenir’ yang berarti untuk menahan atau menyimpan dan mempunyai banyak arti termasuk untuk bersenang-senang dan menarik perhatian (tanpa memikirkan pentingnya kesesuain sebuah bangunan sebagai tempat hiburan dan rekreasi). Desain dengan penerapan suasana yang baik adalah sebuah media yang tepat untuk tempat hiburan.

Entertainment center tidak hanya sebuah gambaran yang menggugah, dekorasi yang berlebihan ataupun perjalanan fantasi, tetapi merupakan perpaduan dari cara menghibur dan tampilan sebuah bangunan.

Untuk seorang desainer sangat diperlukan pemahaman mengenai teknik- teknik yang dipergunakan pada perancangan sebuah entertainment center.

Penerangan dan peralatan sound system, sistem kontrol, kualitas akustik, efek audio-visual yang diproyeksikan dalam gambar maupun suara, baik sebagai sarana komunikasi ataupun sebagai sarana pencipta suasana memiliki peranan sangat penting. Desain khusus pada sebuah tempat hiburan dapat menciptakan sebuah ilusi dan gambaran dunia fantasi.

Keselamatan dan keamanan merupakan elemen penting yang harus diperhatikan pada sebuah perancangan entertainment center. Di beberapa negara, sistem klasifikasi berfungsi sebagai dasar untuk persyaratan keselamatan yang berlaku. Namun resiko kebakaran dari berbagai jenis bangunan harus dinilai dari aspek keamanan pribadi, keselamatan dan keamanan struktur bangunan dalam.

Para desainer dapat menilai jumlah dan mobilitas penghuni dan menyediakan sarana yang komprehensif untuk penyelamatan pada situasi terdesak, karena suatu

(13)

21

Universitas Kristen Petra

waktu tempat hiburan memiliki kepadatan tinggi dari kalangan anak-anak hingga dewasa (Wylson 138).

2.4.2. Tinjauan Tentang Karaoke a. Sejarah Karaoke

Karaoke berasal dari bahasa jepang yaitu Kara (kosong) dan Okesutora (orkestra) yang artinya sebuah bentuk hiburan di mana seseorang menyanyi diiringi dengan musik video dan teks lirik yang ditunjukkan pada sebuah layar.

Ditemukan pertama kali oleh seorang warganegara Jepang yang bernama Daisuke Inoue, pada tahun 1971 di kota Kobe. Namun sayang penemuannya yang penting ini tidak dia patenkan sehingga akhirnya hak paten atas sistem karaoke dimiliki oleh Roberto del Rosario seorang pengusaha Filipina pada tahun 1986, setelah selama tiga tahun dia berjuang di pengadilan melawan perusahaan- perusahaan Jepang. System karaoke yang dipatenkan atas nama Roberto del Rosario disebut dengan Minus-one.

Walaupun begitu dunia tetap mencatat Daisuke Inoue sebagai pencipta dari karaoke dengan cara memberikannya sebuah Nobel Perdamaian pada tahun 2004 dengan alasan bahwa penemuannya yaitu karaoke telah memberikan suatu cara yang benar-benar baru dalam hal seseorang belajar bertoleransi kepada orang lain.

b. Manfaat karaoke

 Menjadikan Pernapasan Lebih Baik

Saat bernyanyi seluruh tubuh digunakan untuk bernapas dengan lebih santai. Otot diafgragma akan melengkung ke bawah, paru-paru mengembang lebih lengkap. Otot perut yang lebih santai memungkinkan tubuh bernapas lebih aktif dan sehat.

 Mengoksidasi darah

Ketika menggunakan seluruh tubuh untuk bernapas, volume oksigen yang mengaliri seluruh tubuh akan makin besar. Sel-sel tubuh yang dialiri oksigen berfungsi lebih baik dan menciptakan energi baru bagi pemiliknya.

(14)

22

Universitas Kristen Petra

 Merangsang aktivitas otak

Bernyanyi memerlukan pemikiran. Saat bernyanyi, seseorang perlu mengikuti lirik, melodi dan irama, serta kata-kata yang menghubungkannya dengan emosi. Saat bernyanyi udara akan banyak mengalir ke otak pada bagian neuron yang mengintegrasikan aktivitas fisik, emosional dan psikologis untuk merasa gembira.

 Melepaskan hormon bahagia

Hormon endorfin yang dikeluarkan saat bernyanyi bermanfaat menciptakan rasa senang dan kebahagiaan dengan memicu saraf dan fisik. Suara indah Anda tidak hanya akan menghibur orang lain tetapi menciptakan rasa damai dan kebahagiaan.

 Mengurangi stres

Ketika merasa senang, tingkat stres menurun. Endorfin membantu mengurangi stres dan gelisah. Saat menyanyikan sebuah lagu dengan perasaan mendalam, tubuh bernapas lebih dalam dan memperlambat denyut jantung serta mengurangi kecemasan berlebihan. Menyanyikan lagu-lagu gembira dapat membuang kepenatan saat stres.

 Membangun kepercayaan diri

Jika berbicara di depan umum masih merupakan ketakutan utama, awali dengan bernyanyi di karaoke dengan sahabat dan orang terdekat. Bernyanyi membangun rasa percaya diri karena dengan bernyanyi seseorang menjadi orang yang sangat terbuka. Bila telah berani berbagi suara dan musik, seseorang akan lebih mudah mengatasi ketakutannya.

 Meningkatkan memori

Membuat seseorang sedikitnya harus membaca atau menghafal saat mempelajari melodi baru, lirik dan musik kompleks. Cara ini merangsang wilayah otak yang terlibat dengan memori, belajar dan konsentrasi.

 Meningkatkan kreativitas

Saat membangun rasa percaya diri dan merangsang jiwa seni dengan bernyanyi secara bersamaan seseorang juga menumbuhkan jiwa kreatifnya. Ia akan keluar dari kotak dan menjadi seorang yang produktif dan inovatif.

(15)

23

Universitas Kristen Petra

 Menciptakan suara yang bertenaga

Profesi pembicara, presenter, guru, pendeta atau dalam bisnis terkait penjualan akan mendapatkan keuntungan dari belajar menyanyi. Suara merupakan instrumen penting. Bernyanyi memberi keahlian berbicara dengan suara bertenaga, kuat dan percaya diri yang terpancar dari suara. Semua manfaat itu bisa dirasakan dari teknik menyanyi yang benar.

 Membuat merasa fantastis

Bernyanyi menjadikan seseorang memiliki rasa percaya diri, memegang kendali, lebih hidup secara fisik dan kreatif. Sehingga secara mental, fisik dan emosional seseorang akan merasa sangat senang dan fantastis.

(http://karaokelifestyle.com/ Sepuluh-alasan-anda-perlu-karaoke)

2.4.3. Tinjauan Tentang Billiard a. Pengertian Billiard

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonersia, billiard adalah sebuah olah raga bola kecil diatas meja khusus yang disodok menggunakan tongkat yang panjang.

Menurut Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, billiard adalah olahraga permainan yang menggunakan bola dan tongkat untuk menyodok, yang dilakukan diatas meja yang dirancang khusus.

Billiard dan Snooker sendiri mempunyai arti harafiah yaitu bola sendok, sedangkan secara umum billiard dan snooker adalah olahraga yang dimainkan dengan menggunakan tongkat panjang dan bola ditaruh diatas meja. (Kernerman 40)

b. Sejarah Billiard

Pada awalnya, permainan ini dimainkan dengan dua bola pada meja yang berkantong enam dan gawang seperti dalam permainan Croquet ( kriket ) dengan menggunakan tongkat lurus sebagai sasaran pantul. Memasuki abad ke-18, gawang dan tongkat sasaran pun tidak lagi digunakan, hanya tinggal bola – bola dan kantong-kantongnya saja.

Sejak awal tahun 1800-an, permainan ini banyak dimainkan oleh kaum bangsawan yang oleh karena itu permainan ini pernah populer dengan nama

(16)

24

Universitas Kristen Petra

Noble Game of Billiards, Namun banyak juga bukti-bukti yang menunjukan bahwa permainan tersebut telah dimainkan oleh orang-orang dari berbagai tingkat sosial. Pada tahun 1600an, permainan ini sudah cukup dikenal. Shakespeare pun menyebutkan permainan ini dalam karyanya “Antony and Cleopatra” yang pada waktu itu disebut old egyptian sport .

Pada tahun 1675 biliard populer di inggris. Dan tahun itu pula diterbitkan buku peraturan biliard. Selanjutnya billiard dipopulerkan sebagai olahraga

scientific oleh Captain Mingaud. (Sumber:

http://pmbilliard.wordpress.com/2010/02/15/sejarah-billiard)

c. Spasial Ruang Billiard

Untuk persyaratan ruang billiard dan snooker sendiri meliputi berbagai macam teori, yaitu:

Interior ruang billiard didesain dengan ukuran standar yang ada pada buku arsitek, yaitu jarak antara meja billiard minimal adalah 1,5 m2 sedangkan jarak meja billiard dengan dinding 1,2 s/d 1,7 m. Untuk sirkulasi kebutuhan ruang gerak bagi manusia/individu minimal yaitu 1,5 m2 (Neufert 104).

Gambar 2.14. Standar Sirkulasi Manusia Dengan Meja Billiard Sumber: Neufert (1990, p. 104)

Untuk standar ruang snooker 500-600 cm x 675-800 cm. Ini dikhususkan untuk snooker saja sedangkan untuk ruang billiard tinggal mengurangi panjang dan lebar masing-masing 1m.

(17)

25

Universitas Kristen Petra

Gambar 2.15. Besaran Meja Billiard

d. Peralatan yang wajib dalam permainan Billiard dan Snooker

Meja Billiard

Meja billiard merupakan bidang permainan yang dilakukan diatas meja, dialasi dengan menggunakan kain karpet khusus untuk meja billiard. Meja billiard ini memiliki enam lubang yang terletak pada bagian tepi meja. Biasanya meja billiard ini punya ukuran mulai dari 7-9 feet.

Ukuran meja billiard 9 feet ada berbagai macam, diantaranya:

152 cm x 305 cm 175 cm x 350 cm 289 cm x 160 cm

Ukuran meja snooker: 175 cm x 300-500 cm

Sedangkan ukuran meja billiard yang ada di indonesia rata-rata berukuran 160 cmx 280 cm.

Tongkat atau Stick Billiard

Stick billiard ini digunakan untuk mengarahkan bola “gacoan” putih supaya mengenai bola sasaran. Untuk hasil maksimal, stick billiard haruslah lurus supaya

(18)

26

Universitas Kristen Petra

kekeran tidak keliru, cara mengetesnya adalah dengan menggelindingkan stick biliard diatas permukaan rata. Stick billiard dikatakan lurus jika selama digelindingkan, seluruh permukaan stick billiard selalu bersinggunagan dengan permukaan tersebut.

Ukuran stick biliard merk Isak:

Bagian pangkal stick: Ф 3,2 x 3.14 = 10.048 mm Bagian ujung: Ф 1.3 x 3.14 = 4.08 mm

Panjang: 149-150 cm

Chalk

Chalk berupa semacam kapur digunakan untuk memperhalus ujung stick billiard. Bila kekurangan benda semacam kapur ini, ujung stick billiard bisa menjadi keras dan licin. Akibatnya, ketika memukul bola putih “slip” seringkali terjadi yang mengakibatkan bola putih tidak pernah benar ke sasaran.

Bola Billiard

Bola billiard terdiri dari satu bola putih dan 15 bola sasaran. Bola sasaran dibedakan dengan angka dan warna yang berbeda-beda satu sama lain. Bola nomor 1 sampai 8 bermotif solid sedangkan 9 sampai 15 bermotif stripes.

2.4.4. Tinjauan Tentang Cinema a. Pegertian Cinema

Wadah saran wisata bagi masyarakat untuk berkreasi menikmati pertunjukan film dimana mereka dapat mencurahkan segenap perhatian dan seluruh perasaan kepada gambar hidup yang disaksikannya, seolah-olah mereka menyaksikan suatu cerita yang benar-benar terjadi dihadapannya.

b. Fungsi Cinema

- Sebagai sarana keindahan dan keramaian kota - Sebagai sumber pendapatan

- Sebagai sarana penyajian karya seni film

- Sebagai sarana pendidikan, penerangan, hiburan dan rekreasi bagi masyarakat.

(19)

27

Universitas Kristen Petra

c. Persyaratan Cinema

 Tempat duduk

Dalam menonton digedung bioskop, orang cendrung untuk duduk santai dengan kaki membentuk sudut 30° terhadap arah vertikal. Oleh karena itu, jarak antar barisan yang baik adalah jarak yang cukup untuk menampung posisi duduk seperti ini. Jarak ini didekati dengan tinggi lutut (DIM 13) sin 30°, yaitu sebesar 54.28 sin 30° sama dengan 27.14. jarak ini masih harus ditambah dengan allowance mengingat susunan tempat duduk yang berupa barisan ini memungkinkan orang lain untuk keluar masuk.

Gambar 2.16. Tempat Duduk Berundak Sumber: Chiara (2000, p. 910)

 Ukuran Layar

Ukuran layar harus sebesar mungkin sesuai ukuran maksimumnya atau hingga mencapai lebar tempat duduk, pilih yang lebih kecil.

(20)

28

Universitas Kristen Petra

Gambar 2.17. Bentuk Layar Pada Ketinggian Sama Sumber: Chiara (2000, p. 911)

 Besar Gambar

Ukuran gambar pada layar bervariasi sesuai dengan sistem film yang dipakai karenanya operator harus dapat menentukan ukuran yang diperlukan.

Kemajuan teknologi mengakibatkan munculnya berbagai ukuran tinggi maupun lebar gambar, dimana ukuran lampu yang digunakan ditentukan oleh efek maksimum yang biasa dipakai adalah 20 m untuk film 70, 13 m untuk film 35 (Chiara 912).

Gambar 2.18. Jarak Pandang Maksimum Minimum Sumber: Chiara (2000, p. 1246)

 Jarak Pandang

Rasio lebar layar terhadap jarak pandang maksimal sebaiknya dari 1:2 hingga 1:3.

(21)

29

Universitas Kristen Petra

Gambar 2.19. Jarak Pandang Maksimum Baris Terdepan Sumber: Chiara (2000, p. 1246)

2.4.5. Tinjauan Tentang Kafe a. Pengertian Kafe

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, kafe adalah tempat makan dan minum yang pengunjungnya dihibur.

Menurut Eugene Chan, kafe adalah Tempat yang biasanya dipakai untuk bertemu dengan teman, relasi atau kolega. Kafe adalah jenis restoran paling sederhana dengan menu yang sederhana pula. Tempat kafe adalah dirumah yang didekorasi dan ditata dengan baik dan terkadang shopping mall juga merupakan tempat yang cocok untuk kafe.

b. Sistem pelayanan kafe

Menurut buku Restaurant Planning and Design sistem pelayanan pada kafe ada bermacam-macam, antara lain:

 Self service

Yaitu sistem pelayanan dimana pengunjung melakukan pelayanan bagi dirinya sendiri. Cara ini berkesan familiar karena pengunjung datang mengambil makanan dan minuman yang mereka inginkan, kemudian menuju ke kasir untuk membayar, setelah itu mereka duduk ditempat yang telah disediakan.

 Waiter or waitress to tables

Yaitu sistem pelayanan dimana pengunjung yang datang dan duduk di tempat yang telah disediakan dilayani oleh pramusaji. Cara ini berkesan lebih formal karena pramusaji melayani mulai dari pencatatan menu hingga mengantarkan bon pembayaran kepada pengunjung.

(22)

30

Universitas Kristen Petra

 Counter service

Yaitu sistem pelayanan dimana terdapat area khusus untuk display makanan yang ada dan biasanya digunakan untuk pelayanan yang cepat. Cara ini berkesan tidak formal.

 Automatic vending

Yaitu sistem pelayanan menggunakan mesin otomatis. Pengunjung memasukkan koin lalu mesin mengeluarkan makanan yang dipesan.

c. Persyaratan Kafe

Sebuah kafe juga mempunyai beberapa persyaratan ruang yang dilihat dari segi keamanan, keselamatan, kenikmatan dan kesehatan. Suatu hal yang prinsip pada ruang kafe adalah persyaratan tentang kenikmatan manusia yang dititikberatkan pada kebutuhan ruang gerak atau individu. Kebutuhan ruang gerak bagi manusia atau individu adalah 1,4 – 1,7 m2 (Neufert 206).

Dengan adanya perkembangan zaman, kafe ini semakin meluas, artinya tidak saja menjadi tempat menikmati makanan dan minuman saja tetapi juga menjadi tempat bersosialisasi dan mencari teman baru. Jadi setiap perancangan interior kafe harus menghadirkan suasana akrab, yang tercipta dari hasil perancangan adalah apakah kafe ini memungkinkan terjadinya interaksi sosial yang diharapkan.

Ada beberapa faktor yang perlu di perhatikan yaitu faktor-faktor seperti pengelompokan ruang, hirarki ruang, kebutuhan pencapaian, cahaya dan arah pandangan. Sistem pelayanan dan suasana yang ingin ditampilkan mempengaruhi penataan layout dan sirkulasi.

d. Tata ruang kafe

Menurut buku Management Food and Beverage Service Hotel dalam mendirikan sebuah kafe tidak akan terlepas dari persiapan awal yaitu tata ruang dan rancang bangun yang sesuai dengan kebutuhan operasional kafe secara keseluruhan. Tata ruang kafe sebaiknya memiliki fasilitas yang memadai agar dapat memberi dukungan kepada karyawan dalam melakukan aktivitas (menyiapkan bahan makanan menjadi makanan yang siap saji) sehingga dapat

(23)

31

Universitas Kristen Petra

menghasilkan mutu produk yang berkualitas serta memberikan kenyamanan bagi pengunjung kafe untuk menikmati produk kafe tersebut. Tata ruang kafe tentu saja dirancang dan dibangun dengan mempertimbangkan siklus kegiatan operasional dimulai dari ruangan sebagai tempat melakukan aktivitas awal hingga akhir.

2.4.6. Tinjauan Tentang Bar a. Pengertian

Bar merupakan tempat yang digunakan untuk minum. Saat ini bar tidak hanya merupakan tempat untuk minum-minum saja. Bar juga sering digunakan sebagai tempat untuk berbincang-bincang, bertemu teman, dan untuk mencari teman. Bar bukan lagi tempat yang asing bagi perempuan. Bahkan banyak bar yang didesain dengan interior yang membuat para perempuan merasa nyaman berada didalamanya (Bellamy 2).

b. Persyaratan Bar

Soekresno mengatakan ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi pada setiap bar. Persyaratan bar tersebut antara lain:

 Jumlah tempat duduk sebanding dengan luas bar dengan ketentuan 1.1 m2/tempat duduk.

 Lebar ruang kerja bartender minimal 1 m.

 Untuk ruang bar yang tertutup harus dilengkapi AC dan ventilasi dengan temperatur ruangan 24°C dan kelembaban relatif 60%.

 Perlengkapan dan furniture minimal:

- Tersedia bar counter dan bar stool (kursi bar) - Meja untuk para pengunjung

- Sofa untuk bersantai sambil bercakap-cakap.

- Rak penyimpanan peralatan minuman dan makanan.

- Lemari es dan perlengkapan membuat minuman lainnya.

- Berbagai jenis gelas dengan jumlah dua kali kapasitas bar minimal (cocktail glass, tumber glass, gelas bir, cognac glass, brandy glass).

(24)

32

Universitas Kristen Petra

c. Dimensi Perabot

 Bar Counter

Bar counter adalah meja penyekat antara working area dengan guest area di bar. Dimensi meja bar:

- Tinggi: 1100 mm - Lebar: 500 mm

 Bar Stool

Bar stool adalah kursi khusus yang ditempatkan dimuka bar counter, kursi tinggi dan dapat diputar.

- Tinggi keseluruhan: 1150 mm - Tinggi sampai alas duduk: 800 mm - Tinggi sandaran duduk: 350 mm - Kepadatan per orang: 625 mm

- Jarak antara orang yang satu dengan orang yang lainnya: 625 mm

- Tinggi rendahnya bar stool dapat disesuaikan apabila lantai bar yang bersangkutan tidak rata (Soekresno 41).

2.4.7. Tinjauan Tentang Xbox Game a. Pengertian Game

Game berarti “hiburan”. Permainan game juga merujuk pada pengertian sebagai “kelincahan intelektual” (intellectual playability). Sementara kata “game”

bisa diartikan sebagai arena keputusan dan aksi pemainnya. Ada target-target yang ingin dicapai pemainnya. Kelincahan intelektual pada tingkat tertentu merupakan ukuran sejauh mana game itu menarik untuk dimainkan secara maksimal.

Menurut Alan Shiu Ho Kwan (“Perkembangan Teknologi dan Games”, paragraf 1), setidaknya ada enam faktor yang melatari seseorang bermain games adanya tawaran kebebasan, keberagaman pilihan, daya tarik elemen-elemen game, antarmuka (interface), tantangan dan aksesibilitasnya. Berdasarkan pengertian di atas, dapat kita simpulkan bahwa hampir seluruh manusia pasti pernah bahakan menyukai games, termasuk mahasiswa

(25)

33

Universitas Kristen Petra

b. Pengertian Xbox

Xbox adalah konsol permainan video generasi ke-6 buatan Microsoft, dan merupakan konsol permainan video pertama bagi perusahaan Microsoft. Pertama kali dirilis tanggal 15 November 2001 di Amerika Utara, tanggal 22 Februari 2002 di Jepang, dan 14 Maret 2002 di Eropa. Saat ini Xbox merupakan salah satu konsol video games terlaris di dunia dan merupakan saingan terberat dari Nitendo Wii (salah satu konsol game keluaran nintendo).

c. Dimensi Xbox

Gambar 2.20. Dimensi xbox

Sumber: http://www.schrankmonster.de/category/games/xbox/

Perangkat lain berupa LCD TV wide screen (ukuran bervariasi disesuaikan dengan kebutuhan) dan stick xbox serta kepingan CD game (diameter = 12 cm).

2.4.8. Tinjauan Umum Terhadap Elemen Interior

Lantai yang dipilih dalam fasilitas pusat hiburan dapat berupa karpet, keramik, marmer, maupun granit. Akan lebih bijaksana apabila lantai di desain dengan bahan yang mudah dibersihkan pada bagian yang digunakan untuk aktivitas makan dan minum di dalam ruangan sedangkan untuk bagian yang tidak digunakan untuk kegiatan makan minum dapat menggunakan karpet. Finishing pada lantai haruslah tahan lama dan membutuhkan perawatan secara terus menerus. Lantai pada bangunan publik sebaiknya secara tidak langsung dapat

(26)

34

Universitas Kristen Petra

menjadi petunjuk arah bagi pemakainya. Lantai membentuk dasar ruang dengan batas-batas teritorinya (Ching 163).

Dinding pada ruang tertentu seperti mini cinema dan ruang karaoke perlu diberi peredam untuk menimbulkan akustik yang baik, biasanya berupa gypsum board dan glaswool. Selain itu hindari kesan melorong agar pengunjung tidak merasa tertekan dan bosan. Oleh karena itu pada dinding dapat diberi poster yang berkaitan dengan hiburan yang ditawarkan.

Agar ruang terasa welcome, sebaiknya plafon dibuat rendah. Plafon yang rendah membuat orang yang berada didalamnya merasa nyaman, terlindungi sehingga pengunjung betah berada di dalam.

a. Lantai

Permukaan lantai yang berwarna terang akan di atas permukaan tersebut dan membuat ruangan terasa lebih terang dibandingkan lantai yang berwarna gelap dan bertekstur (Ching 165).

Syarat-syarat bahan penutup lantai :

 Kuat, lantai harus dapat menahan beban.

 Mudah dibersihkan (Ching 127).

Beberapa jenis lantai beserta sifatnya

 Parket

Sifat-sifat parket adalah berkesan hangat, tampak alami, dan menyatu dengan daya tarik kenyamanan, perawatannya mudah dan jika rusak dapat diperbaharui kembali (Ching 168).

 Batu Alam

Material batu alam yang sering digunakan sebagai bahan lantai adalah batu kali lempang dan batu selagedang. Kedua batu ini memiliki warna yang cendrung homogen. Sifatnya tahan terhadap segala cuaca dan kuat, karena memiliki tekstur yang kasar sehingga lantai batu ini tidak licin. Pemasangan nat yang tidak teratur (bervariasi) menimbulkan suasana natural.

(27)

35

Universitas Kristen Petra

 Karpet

Sifat karpet adalah mempunyai koefisien yang tinggi terhadap gesekan sehingga tidak mudah membuat orang terpeleset. Selain itu perawatannya dilakukan secara terus menerus.

 Keramik

Sifat keramik tahan lama, dan memiliki beragam motif, murah, kuat, tahan gesekan serta tidak licin.

 Terrazzo

Lantai terrazzo lebih mahal dari segi harga tetapi ketahanan pemakaiannya bisa berlangsung lama, memberikan kualitas tampilan, baik digunakan pada gang- gang.

b. Dinding

Untuk memisahkan dan memperjelas ruang-ruang interior dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:

 Dinding permanen – dinding struktural

 Partisi dari lantai sampai plafon – memisahkan antara area penjualan dengan area non-penjualan, dengan tujuan menciptakan suatu privasi.

 Partisi Free Standing – pemisah yang memisahkan ruang-ruang tanpa menghalangi view (Barr, Vilma, Broudy, Charles 98).

Dinding adalah elemen arsitektur yang penting untuk setiap bangunan.

Secara tradisional, dinding telah berfungsi sebagai struktur pemikul lantai diatas permukaan tanah, langit-langit, dan atap. Permukaan dinding interior tidak selalu harus berunsur tahan cuaca, dan oleh karena itu, dapat dipilih dari material yang macamnya banyak.

Tekstur dinding juga mempengaruhi jumlah cahaya yang akan dipantulkan atau diserap. Dinding yang halus lebih banyak memantulkan cahaya daripada dinding dengan tekstur. Karena dinding dengan tekstur mengaburkan cahaya yang menyinari permukaannya.

Beberapa jenis penyelesaian akhir dinding menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari struktur material dinding itu sendiri. sedangkan yang lain merupakan lapisan-lapisan terpisah yang dipasang ke rangka dinding. Untuk

(28)

36

Universitas Kristen Petra

dinding yang bukan tekstur, dilapisi dengan lapisan penutup dinding tipis atau pembungkus yang dipasang diseluruh permukaan dinding. Faktor-faktor estetika pada dinding berupa warna, tekstur dan pola (Ching 176).

c. Plafon

Plafon adalah elemen yang menjadi naungan dalam desain interior, dan menyediakan perlindungan fisik maupun psikologi untuk semua yang ada dibawahnya. Langit-langit yang tinggi cenderung menjadikan ruangan terasa terbuka & luas. Sebaliknya langit-langit yang rendah mempertegas kualitas naungannya dan cenderung menciptakan suasana intim dan ramah (Ching 193).

Dalam ruang komersil, sistem langit-langit gantung dengan modul sering digunakan untuk mengintegrasikan dan menyediakan fleksibilitas dalam tata letak peralatan lampu dan lubang distribusi udara. Sistem biasanya terdiri dari unit-unit modul langit-langit, yang disangga oleh grid metal yang digantung dari struktur diatasnya. Unit-unit tersebut biasanya dapat dibuka sebagai akses memasuki ruang langit-langitnya.

2.4.9. Sistem Interior a. Sistem Penerangan

Cahaya merupakan unsur yang tidak kalah penting dalam perancangan ruang dalam, karena memberi pengaruh yang sangat luas serta menimbulkan efek tertentu. Sistem pencahayaan pada hakekatnya dapat dibedakan dalam dua aspek prinsip yaitu yang bersangkutan dengan aspek pengelihatan dan dari segi suasana dan dekorasi. Dengan mempelajari berbagai macam teknik yang mempunyai kegunaan dan menimbulkan efek-efek sendiri yang berbeda akan menghasilkan suasana yang diharapkan akan terjadi dalam ruang (Suptandar 27).

Berikut ini tabel yang menjelaskan mengenai beberapa efek psikologi pencahayaan terhadap ruang.

(29)

37

Universitas Kristen Petra

Tabel 2.1. Efek Psikologis Pencahayaan Intensitas

Cahaya Efek Psikologis Ruang

Terang Formal, riang, megah

Ruang publik (toko, terminal,dll), ruang anak-anak, kantor, ruang tamu

Agak Redup Akrab, romantis, hangat, nyaman

Ruang keluarga, ruang makan, restoran, taman

Redup Tenang, hening, syahdu Ruang tidur Sumber: Suptandar (1999, p. 48)

Terdapat dua macam sistem penerangan yaitu penerangan alami (dengan mengoptimalkan pencahayaan matahari, memperhatikan orientasi dan pergerakan matahari) dan penerangan buatan (dengan menggunakan lampu, lilin dan lain- lain). Sistem pencahayaan buatan dibedakan atas:

 Pencahayaan langsung: semua sinar langsung memancarkan dari sumber cahaya ke objek yang disinari.

 Pencahayaan tidak langsung: sumber cahaya disembunyikan dari pandangan mata, cahaya yang dihasilkan adalah hasil pantulan. Tujuannya adalah mengarahkan atau menuntun pada suatu objek.

 Pencahayaan setempat: pencahayaan yang diarahkan untuk menerangi suatu tempat atau objek yang membutuhkan pencahayaan khusus.

 Pencahayaan membias (diffused): sinar yang memancar ke objek melalui material yang menyebarkan sinar tersebut dalam area yang lebih besar dari sumbernya.

Menurut Darmasetiawan dan Puspakesuma (32), dalam penataan cahaya terdapat tiga hal yng harus diperhatikan, dimana ketiganya mampu mengubah suasana ruang dan berdampak langsung pada pemakainya. Ketiga hal tersebut antara lain cara penyinaran, warna cahaya, dan bayangan yang dihasilkan.

Terang cahaya ditentukan oleh:

 Kondisi ruang, tertutup atau terbuka.

 Letak penempatan lampu.

(30)

38

Universitas Kristen Petra

 Jenis dan daya lampu.

 Jenis permukaan benda dalam ruang.

 Warna-warna dinding.

 Udara dalam ruang.

 Pola diagram dari tiap titik lampu.

Pencahayaan yang baik selalu menimbulkan kenyamanan (comfortable) bagi pengunjung. Pencahayaan mempunyai tiga aspek utama, yaitu fungsi, estetika, dan kesehatan. Pembagian pencahayaan yang tepat dapat memberikan efek-efek ekslusif, nyaman, dan menarik (Darmansetiawan 296). Beberapa jenis sistem pencahayaan buatan beserta karakter dan pengaruhnya, antara lain:

 Downlighting Kelebihan:

- Sederhana - Efisien

- Dapat member efek atau kesan tertentu

- Mudah disesuaikan dengan kisi pada langit-langit Kekurangan:

- Silau pada layer VDT dan permukaan lainnya - Penerangan vertikal yang minimal

- Adanya efek dark cave - Masalah pemeliharaan

 Uplighting Kelebihan:

- Tingkat jenis dan gaya penerangan yang luas - Sederhana

- Dapat diintegrasikan ke dalam arsitektur atau furniture - Mudah dipindah dan disesuaikan

- Menciptakan cahaya yang lembut

- Menambah tingkat cahaya lokal atau setempat - Mudah dalam pemasangan dan pemeliharaan Kekurangan:

- Masalah pengedipan dan pergeseran warna

(31)

39

Universitas Kristen Petra

- Tidak efisien untuk langit-langit dan dinding

- Model free standing mahal dan menimbulkan masalah perkabelan - Aplikasi yang salah dapat menimbulkan hot spot pada langit-langit - Tidak cocok untuk lingkungan split level

- Efek tidak rata

 Spot Lighting Kelebihan :

- Efek dramatis untuk penyinaran yang maksimal atau focus perhatian - Fleksibel dan mudah diatur

- Tingkat kontrol yang tinggi Kekurangan :

- Mudah bergeser atau kehilangan focus - Pemeliharaan yang cukup rumit

 Track Lighting Kelebihan :

- Relatif mudah untuk pemasangan - Bentuk lintasan yang luas

- Fleksibel - Aman Kekurangan:

- Lampu yang tidak beraturan dapat menyilaukan - Biaya untuk peralatannya mahal

- Tidak sesuai untuk beberapa gaya interior

 Decorative Lighting Kelebihan :

 Dapat berfungsi untuk interior komersil

 Dapat dikombinasikan dengan bentuk konvensional

 Memberikan efek dramatis dan mewah pada interior

 Memperkuat tampilan elemen interior Kekurangan:

 Efeknya tidak dapat diprediksikan

(32)

40

Universitas Kristen Petra

b. Sistem Penghawaan

Secara geografis, negara kita termasuk dalam golongan daerah tropis yang memiliki dua musim, yaitu musim kemarau dan musim hujan. Hal ini akan mempengaruhi pemilihan sistem penghawaan yang dapat memberikan kenyamanan terhadap pengguna dan juga pengunjung. Menurut Suptandar, kenyamanan fisik dapat dicapai pada kondisi temperatur rata-rata 23° C.

Pencapaian kondisi kenyamanan ini tergantung dari banyaknya bukaan jendela, kondisi lingkungan, jumlah manusia, dan dimensi ruang. Untuk mengatasinya dapat dicapai dengan banyaknya bukaan jendela atau menggunakan sistem penghawaan seperti AC atau fan.

Untuk mengatur kesejukkan udara di dalam ruangan, digunakan Air Conditioner (AC). Adapun unsur-unsur udara yang diatur dengan AC yaitu kecepatan aliran udara, pergantian dan pembersihan udara, pengaturan temperatur, kelembaban, dan pendistribusian aliran udara pada tingkat atau kondisi yang digunakan secara teratur dan konstan. Penentuan kondisi udara yang nyaman dan sejuk dalam interior memiliki acuan sebagai berikut :

 Temperatur radiasi rata-rata konstan,

 Kecepatan aliran udara yang diinginkan,

 Kebersihan udara dari polusi,

 Partikel udara yang menimbulkan bau,

 Kualitas ventilasi,

 Tingkat kebisingan yang ditimbulkan oleh suara dari luar,

 Temperatur bola kering dan basah di udara,

 Segi-segi ekonomis dalam harga dan perawatan,

 Pertimbangan setetis dari bentuk AC itu sendiri.

Adapun beberapa jenis AC menurut peletakkannya :

 Mounted type : ditanam di dalam dinding atau di dalam plafon,

 Ceiling type : ditanam di atas atau dipasang di langit-langit,

 Custom floor type : diletakkan di atas lantai tanpa ada pemasangan khusus,

 Wall mounted type : ditanam di dalam dinding.

(33)

41

Universitas Kristen Petra

Dalam pasaran umum kita mengenal 3 jenis Air Conditioner (Suptandar 275), yaitu :

 AC window

Umumnya dipakai pada perumahan dan dipasang pada salah satu dinding ruang dengan batas ketinggian yang terjangkau dan penyemprotan udara tidak mengganggu si pemakai.

 AC sentral

Biasanya digunakan pada unit-unit perkantoran, hotel, supermarket, dengan pengontrolan pengendalian yang dilakukan dari satu tempat.

 AC split

Memiliki bentuk yang hampir sama dengan AC window, bedanya hanya terletak pada konstruksi dimana alat kondensator terletak di luar ruangan.

Unsur-unsur udara yang dapat diatur oleh AC :

 Kecepatan aliran udara penggantian dan pembersihan udara

 Pengaturan temperatur

 Pengaturan kelembaban

 Pengaturan distribusi aliran udara yang diinginkan

Keputusan menggunakan AC karena sistem mekanis yang lain dianggap tidak mampu mengatasinya (Suptandar 276), antara lain :

 Ventilasi dalam ruangan kurang memungkinkan persyaratan

 Keadaan temperatur atau kelembaban udara yang kurang seimbang

 Keadaan lingkungan yang tidak memenuhi persyaratan ketentraman terutama yang disebabkan oleh polusi suara dan udara

 Udara bersih yang tidak mencukupi untuk kebutuhan suatu ruang dengan jumlah orang beserta aktivitasnya

Sistem penghawaan yang digunakan adalah penghawaan buatan. Adapun fasilitas sirkulasi udara yang digunakan yaitu Central Air Conditioner dengan chilled water cooled system. Sistem ini menggunakan metode cooling tower dimana mesin AC didinginkan dengan menggunakan air dan disalurkan menuju ruang-ruang yang dikondisikan dengan jaringan ducting. Ditiap zona layanan dibutuhkan sebuah mesin pengatur udara AHU. Sedangkan untuk ruang yang

(34)

42

Universitas Kristen Petra

berskala kecil ditambahkan lagi sebuah pengontrol volume udara yang sering disebut sebagai fan-coil.

c. Sistem Akustik

Bidang-bidang permukaan yang melingkupi geometri ruang adalah unsur interior yang berpengaruh terhadap desain akustik. Bidang lantai sebaiknya diberi penutup yang absorben (karpet,vinyl,dan lain-lain) untuk mengurangi bunyi yang ditimbulkan oleh langkah-langkah kaki dan lain-lain yang mengganggu.

Bentuk dan konfigurasi plafon sangat mempengaruhi tingkat kekerasan bunyi (loudness) karena memperkaya pantulan awal yang berguna. Plafon merupakan permukaan reflektor yang paling luas bidang cakupannya dibandingkan dinding samping. Konfigurasi plafon harus di desain untuk mengarahkan pantulan bunyi dengan tepat.

 Cacat akustik

Doele (1972) menyatakan bahwa cacat akustik ruang meliputi gema (echoes), pemantulan yang berkepanjangan (long-delayed), gaung, pemusatan bunyi (sound concentration), bayangan bunyi (sound shadowing), distorsi, ruang gandeng (coupled space), dan resonansi ruang (room resonance).

Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan cacat akustik:.

1. Ketinggian ruang berlebihan dibandingkan panjangnya

2. Kurangnya lapisan akustik sepanjang dinding yang berhadapan dengan sumber bunyi.

3. Kurangnya pemantulan bunyi disekitar bunyi.

4. Kesejajaran antara permukaan yang berhadapan dengan sumber bunyi.

5. Lantai penonton yang datar.

6. Dinding belakang yang melengkung.

7. Lorong sepanjang sumbu longitudinal daerah penonton.

8. Kedalaman balkon yang berlebihan.

 Pengaruh Bahan Interior Terhadap Akustik

Tiap-tiap bahan akustik dan kombinasi bahan ini dapat dipasang pada dinding atau digantung di udara sebagai penyerap ruang. Cara pemasangannya juga mempunyai pengaruh yang besar pada penyerapan bunyi.

(35)

43

Universitas Kristen Petra

Karakteristik akustik dasar menggunakan semua bahan berpori, seperti papan berserat (fiber board), plesteran lembut (soft plasters), mineral wools, dan selimut isolasi adalah suatu jaringan seluler dengan pori-pori yang saling berhubungan. Energi bunyi datang diubah menjadi energi panas dalam pori-pori ini. Bagian bunyi datang yang diubah menjadi panas akan diserap. Sedangkan sisanya yang telah berkurang energinya, dipantulkan oleh permukaan bahan.

Bahan penyerap bunyi dapat diperhitungkan dengan pemilihan koefisien penyerap bunyi pada frekuensi wakil jangkauan frekuensi audio. Penampilannya juga harus diperhatikan, seperti pada ukuran, tepi, sambungan, warna, dan jaringan. Daya tahan terhadap kebakaran dan hambatan terhadap penyebaran api juga merupakan syarat yang penting dalam memilih bahan penyerap bunyi.

Selain itu, perawatan, pembersihan, pengaruh dekorasi juga kembali pada penyerapan bunyi dan biaya perawatan. Bahan yang dipilih juga harus memperhitungkan biaya dan kemudahan instalasi. Kondisi pekerjaan, seperti temperatur, kelembaban selama instalasi, dan kesiapan lapisan penunjang di belakangnya juga harus dipikirkan secara matang.

Desain akustik juga akan memperhitungkan kesatuan elemen interior, yaitu pintu, jendela, lampu, kisi-kisi, dan sebagainya terhadap lapisan akustik.

Ketahanan terhadap uap lembab dan kondensasi bila ruang digunakan, ketebalan dan berat, dan daya tarik terhadap kutu, kutu busuk, jamur, dan sebagainya juga merupakan syarat penting dalam pemilihan bahan penyerap bunyi.

 Penggunaan Bahan Penyerap Bunyi

Bahan-bahan penyerap bunyi yang digunakan dalam perancangan akustik yang dipakai sebagai pengendali bunyi dalam ruang-ruang bising dan dapat dipasang pada dinding ruang atau di gantung sebagai penyerap ruang yakni yang berjenis bahan berpori dan panel penyerap (panel absorber) serta karpet (Doelle 33).

- Bahan Berpori

Bahan berpori merupakan suatu jaringan selular dengan pori-pori yang saling berhubungan. Bahan akustik yang termasuk kategori ini adalah papan serat (fiber board), plesteran lembut (soft plasters), mineral wools dan selimut isolasi.

(36)

44

Universitas Kristen Petra

Karakteristik dasar dari semua bahan berpori seperti ini adalah mengubah energi bunyi yang datang menjadi energi panas dalam pori-pori dan diserap, sementara sisanya yang telah berkurang energinya dipantulkan oleh permukaan bahan. Bahan akustik berpori dapat dibagi menjadi 2 kategori, yakni unit akustik siap pakai, dan bahan yang disemprotkan.

Unit akustik siap pakai meliputi bermacam-macam jenis ubin selulosa dan serat mineral yang berlubang, bercelah, bertekstur, panel penyisip dan lembaran logam berlubang dengan bantalan penyerap. Jenis-jenis ini dapat dipasang dengan berbagai cara, sesuai dengan petunjuk pabrik seperti disemen pada permukaan yang padat, dipaku, dibor pada kerangka kayu atau dipasang pada sistem langit- langit gantung. Unit akustik siap pakai khusus seperti acoustical board untuk pelapis dinding dan Geocoustic board dipasang pada langit-langit dalam susunan dengan jarak tertentu dalam potongan-potongan kecil.

Penggunaan bahan akustik siap pakai ini juga menguntungkan ditinjau dari daya serap bunyinya yang dijamin oleh pabrik, pemasangan dan perawatannya mudah, dapat dihias tanpa mempengaruhi jumlah penyerapan, penggunaannya dalam sistem langit-langit dapat disatukan secara fungsional dan visual dengan instalasi penerangan, pemanasan dan pengkondisian udara. Apabila dipasang dengan tepat maka penyerapannya dapat bertambah.

- Bahan yang disemprotkan

Digunakan terutama untuk tujuan reduksi/pengurangan bising. Bahan ini berbentuk semiplastik, diterapkan dengan cara disemprotkan melalui pistol penyemprot/sprayer gun. Kelebihan dari bahan akustik jenis ini adalah fleksibilitasnya karena berbentuk cairan yang disemprotkan ke permukaan sehingga dapat diterapkan pada bentuk penampang apapun. Biasanya diterapkan pada ruang dalam auditorium dimana upaya pengolahan akustik lain tidak dapat dilakukan karena bentuk permukaan yang melengkung atau tidak teratur. Efisiensi akustiknya biasanya cukup baik apabila dikerjakan dengan cermat, tepat dalam penentuan komposisi plesteran, jumlah perekat, serta keadaan lapisan dasar yang digunakan.

(37)

45

Universitas Kristen Petra

- Panel Penyerap

Panel penyerap merupakan bahan kedap yang dipasang pada lapisan penunjang yang padat (solid baking) tetapi terpisah oleh suatu rongga. Bahan ini berfungsi sebagai penyerap panel dan akan bergetar bila tertumbuk oleh gelombang bunyi. Getaran lentur dari panel akan menyerap sejumlah energi bunyi yang datang dan mengubahnya menjadi energi panas. Cara pemasangan sesuai dengan di semen pada permukaan yang padat, dipaku, dibor pada kerangka kayu atau dipasang pada sistem langit-langit gantung.

Kelebihan dari bahan ini adalah kemudahannya untuk disusun sesuai desain yang diinginkan karena tersedia dalam ukuran-ukuran yang bervariasi, mudah dalam pemasangannya serta ekonomis dan merupakan penyerap bunyi yang efisien karena menyebabkan karakteristik dengung yang merata pada seluruh jangkauan frekuensi tinggi maupun rendah karena berfungsi untuk mengimbangi penyerapan suara yang agak berlebihan oleh bahan penyerap berpori dan isi ruang. Jenis bahan yang termasuk penyerap panel antara lain: panel kayu, hardboard, gypsum board dan panel kayu yang digantung di langit-langit.

Gambar 2.21. Potongan Lapisan Akustik Sumber: Doelle (1990, p. 33)

(38)

46

Universitas Kristen Petra

Gambar 2.22. Penyerapan Bunyi Panel Plywood Sumber: Doelle (1990, p. 33)

- Karpet

Karpet selain digunakan sebagai penutup lantai, juga digunakan sebagai bahan akustik karena kemampuannya mereduksi dan bahkan meniadakan bising benturan dari atas atau dari permukaan seperti suara seretan kaki, bunyi langkah kaki, pemindahan perabot rumah dan sebagainya. Karpet juga dapat diterapkan sebagai bahan pelapis dinding, untuk memberikan peredaman suara yang lebih optimal. Makin tebal dan berat karpet maka makin besar pula daya serap dan kemampuannya dalam mereduksi bising.

d. Sistem Proteksi Kebakaran

Kebakaran diklasifikasikan dalam 4 kelas. Kebakaran Kelas A, disebut kebakaran benda-benda padat diakibatkan karena terbakarnya kertas, kayu, plaslik, karet, dan lain-lain. Pemadaman api yang termasuk dalam klasifikasi ini, bisa dilakukan dengan menggunakan peralatan tradisonal maupun moderen.

Kebakaran kelas B yakni kebakaran benda cair dan gas akibat minyak tanah, bensin, gas elpiji dan lain-lain. Pemadaman api akibat kebakaran jenis ini tidak diperkenankan menggunakan air karena akan mengakibatkan kobaran api bertambah besar disebabkan berat jenis Bahan Bakar Minyak lebih ringan dari air.

Kebakaran kelas C yakni kebakaran listrik akibat travo, kabel, dan atau tempat kebakaran yang masih ada arus listrik. Jika terjadi kebakaran yang

(39)

47

Universitas Kristen Petra

termasuk klasifikasi ini atau kebakaran kelas A tapi masih mengandung Kelas C, proses pemadamannya jangan sekali-kali menggunakan air karena akan membahayakan petugas dan unit pemadam itu sendiri, karena air merupakan penghantar arus listrik yang mengakibatkan sengatan dari arus listrik.

Kebakaran kelas D disebut kebakaran khusus/logam yang terdiri Besi, Aluminium, dan Bahan Kimia. Kebakaran ini memang jarang terjadi dan apabila terjadi sangat sulit dipadamkan.

Berdasarkan klasifikasi ini, apabila terjadi kebakaran, warga masyarakat dan petugas pemadam kebakaran harus terlebih dahulu memastikan jenis kebakaran yang sedang terjadi sebelum melakukan. Sehingga dalam mengatasi api tidak salah dan tepat sasaran. (Sumber: http://skaifire.com/content/view/15/1/) Berikut beberapa alat pemadam api yang harus tersedia pada sebuah gedung:

APAR / Fire Extinguishers / Racun Api

Peralatan ini merupakan peralatan reaksi cepat yang multi guna karena dapat dipakai untuk jenis kebakaran A,B dan C. Peralatan ini mempunyai berbagai ukuran beratnya, sehingga dapat ditempatkan sesuai dengan besar- kecilnya resiko kebakaran yang mungkin timbul dari daerah tersebut, misalnya tempat penimbunan bahan bakar terasa tidak rasional bila di situ kita tempatkan racun api dengan ukuran 1,2 Kg dengan jumlah satu tabung. Bahan yang ada dalam tabung pemadam api tersebut ada yang dari bahan kinia kering, foam / busa dan CO2, untuk Halon tidak diperkenankan dipakai di Indonesia.

Tabel 2.2. Tabel Jenis Fire Extinguishers

Kelas

Api Sumber

Jenis APAR

DCP CO2 Halon Free

Foam Liquid

A benda-benda padat (kertas, kayu, tekstil,

plastik, benda padat lain bukan logam)

B

bahan bakar minyak dan gas (bensin, minyak tanah, spiritus, solar, tiner, oli, cat, gas elpiji, dll)

C alat-alat listrik

D benda-benda logam (aluminium, baja,

seng, benda logam lainnya)

(40)

48

Universitas Kristen Petra

 Sprinkler

Peralatan yang dipergunakan khusus dalam gedung, yang akan memancarkan air secara otomatis apabila terjadi pemanasan pada suatu suhu tertentu pada daerah di mana ada sprinkler tersebut. Jarak maksimum antar sprinkler adalah sebagai berikut

- Untuk Light Hazard Occupancies - 15 ft - Untuk Ordinary Hazard Occupancies - 15 ft - Untuk Extra Hazard Occupancies - 12 ft

Jarak sprinkler ke dinding tidak boleh lebih dari satu setengah kali dari jarak antar sprinkler.

Fire Alarm

Merupakan peralatan dengan sistem otomatis yang dirancang untuk mendeteksi keberadaan api yang tidak diinginkan dengan cara pemantauan perubahan lingkungan yang berhubungan dengan pembakaran. Secara umun, sistem fire alarm ada yang otomatis dan ada yang diaktifkan secara manual manual atau keduanya. Sistem otomatis fire alarm dapat digunakan untuk memberitahu orang-orang untuk mengungsi pada saat kebakaran atau keadaan darurat, untuk memanggil pasukan bantuan darurat, dan untuk mempersiapkan struktur dan sistem yang terkait untuk mengontrol penyebaran api dan asap.

Smoke Detector

Peralatan yang memungkinkan secara otomatis akan memberitahukan kepada setiap orang apabila ada asap pada suatu daerah maka alat ini akan berbunyi, khusus untuk pemakaian dalam gedung.

e. Sistem Komunikasi

 Eksternal (telepon)

Alat telekomunikasi yang dapat mengirimkan suara melalui sinyal listrik.

Perangkat ini biasanya digunakan untuk berkomunikasi antar jarak yang berjauhan.

 Internal (intercom)

Hubungan di dalam intercom sering disebut juga dengan istilah interphone atau intertelephone. Di kantor, intercom merupakan alat komunikasi yang

(41)

49

Universitas Kristen Petra

dipergunakan untuk menyampaikan warta atau keterangan dalam lingkungan organisasi sendiri atau dari satu bagian ke bagian lain dalam satu instansi.

f. Sistem Keamanan

CCTV adalah suatu alat yang berfungsi untuk memonitor suatu ruangan melalui layer monitor dengan menampilkan gambar dari rekaman kamera yang dipasang di setiap sudut ruang seperti yang dikehendaki pihak sekuriti. Alat ini bersifat rahasia dan diatur oleh bagian sekuriti. Alat ini dapat mengawasi segala aktivitas yang terjadi pada suatu tempat dan datanya dapat disimpan dalam hard disk komputer.

2.4.10. Warna

Warna adalah gelombang cahaya yang dapat ditangkap oleh mata (retina), dengan panjang gelombang kurang lebih 400-700 nm (1nm = 1/1 juta meter).

Warna merupakan bagian akrab kehidupan yang mempengaruhi dan mencerminkan diri manusia itu sendiri. Warna dapat mempengaruhi suasana hati.

Warna-warna tajam dipercayai merupakan ekspresi semangat. Sedangkan warna- warna yang lembut mencerminkan suasana yang tenang. Warna-warna cerah membantu menarik perhatian secara langsung dari luar. Warna-warna gelap mencerminkan suasana hati yang suram dan serius.

Warna merupakan aspek pendukung di dalam penampilan visual suatu ruang. Menurut John F. Pile (53), warna mempunyai kekuatan untuk mengubah suatu citra ruang. Ruang yang sempit dapat kelihatan lebih luas, atau obyek yang kurang bagus dapat terlihat lebih bagus.

Menurut Tinna Sutton, warna membantu segi visualisasi dan kesan psikologi untuk penampilan karakteristik suatu ruang, sehingga menimbulkan respon emosi yang diinginkan, antara lain:

- Istirahat : lembut, putih, abu-abu, biru, hijau.

- Keriangan : tenang, hangat, riang, dan ringan.

- Gerakan : warna berpindah, seperti krem-orange.

- Kemesraan : lunak.

- Kesenangan : tenang dan hangat

(42)

50

Universitas Kristen Petra

Warna juga mempunyai kekuatan untuk memliki keindahan dengan memeberi pengalaman keindahan. Hal ini berhubungan dengan harmonisasi dimana kita menjumpai efek yang menyenangkan oleh paduan dua warna atau lebih. Pengaruh warna pada rasa keindahan ini disebut fungsi esetis dari warna.

Sifat umum dari warna, yaitu:

- Merah:

Warna yang terkuat dan menarik perhatian, bersifat agresif, dan lambang primitif. Warna ini diasosiasikan sebagai darah, marah, berani, seks, bahaya, kekuatan, kejantanan, dan kebahagiaan.

- Ungu:

Berkarakter sejuk, hampir sama dengan biru tapi lebih tenggelam dan khidmat. Warna ini melambangakn duka cita, komplentatif, suci dan agamis.

- Biru:

Berkarakter sejuk, pasif, tenang, dan damai. Warna yang mempesona, spiritual, monotheis, kesepian. Biru melambangkan kesucian, harapan, dan kedamaian.

- Hijau:

Lebih bersifat netral dan pengaruh terhadap emosi hampir mendekati pasif, lebih bersifat istirahat. Hijau mengungkapkan kesegaran, sesuatu yang mentah dan muda, belum dewasa, pertumbuhan kehidupan, kesuburan dan harapan, kelahiran kembali.

- Kuning:

Kumpulan dua fenomena penting, yaitu matahari sebagai sumber kehidupan, dan emas sebagai kekayaan alam mulia. Kuning melambangkan kesenangan dan kelincahan dan intelektual. Kuning memaknakan kemuliaan cinta serta pengertian mendalam dalam hubungan antar manusia.

- Putih:

Berkarakter positif, merangsang, cemerlang, ringan dan sederhana. Putih melambangkan kesucian, polos, jujur, dan murni.

(43)

51

Universitas Kristen Petra

- Hitam:

Hitam melambangkan kegelapan, misteri, warna mati yang merupakan kebalikan dari putih. Namun hitam bersifat tegas, kukuh, formal, dan berkesan berstruktur kuat.

- Abu-abu:

Kombinasi hitam dan putih. Emosi yang dihadirkannya adalah paduan dua warna itu. Secara psikologis, abu-abu adalah lambang kepasrahan. Secara kasatmata dapat menimbulkan kesan stabil, kokoh, mantap, dan bermartabat.

- Coklat:

Warna bumi, sangat natural, tenang, hening, sepi, dan menimbulkan rasa aman, tapi cenderung membosankan. Juga mengesankan sifat kokoh, stabil, dan sangat konservatif.

Gambar

Gambar 2.1. Site Plan
Gambar 2.2. Bangunan Mataram Mall  Sumber: Dokumentasi Pribadi (2011)
Gambar 2.3. Struktur Organisasi City Club Cafe  Sumber: Hasil Wawancara dengan Direksi (2011)
Gambar 2.5. Suasana Interior City Club Cafe  Sumber: Dokumentasi Pribadi (2011)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kesesuaian standar kompetensi yang terdapat dalam buku “Sinau Basa Jawa Gagrag Anyar” dengan KTSP dalam aspek menyimak adalah “mengungkapkan gagasan wacana lisan sastra

Kus (41 tahun) dengan keluhan tinnitus tanpa vertigo dan pendengaran menurun sejak empat hari sebelumnya, didiagnosis SNHL telinga kiri dengan PTA 93,75 dB

Bila diare tetap tidak berhenti, kirim anak ke rumah sakit, bila diare telah berhenti maka teruskan makanan yang sama selama 1 minggu kemudian berangsur-angsur

Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru (PT Remaja Rosdakarya, 2013), 106. Di MAN II Pamekasan, bentuk penerapan media yang diterapkan oleh guru fikih

Surat berharga yang dijual dengan janji dibeli kembali (repo ) Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo ) LAPORAN KEUANGAN NERACA BANK POS

perhitungan Astrologi yang pernah ia pelajari di Amerika menjadi metode untuk hisab ilmu falak yang ada hubungannya dengan kegiatan-kegiatan Islam seperti: awal bulan

Ratna Askiah S, M.Si selaku Sekretaris Program Studi Metrologi dan Instrumentasi Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.. Seluruh Dosen dan

Bila dari hasil penelitian didapatkan korelasi yang signifikan antara ekspresi miR-21 dengan grade histopatologis di jaringan kanker payudara, maka ekspresi