ILMU KESEHATAN MASYARAKAT &
ILMU KEDOKTERAN PENCEGAHAN
ILMU KESEHATAN MASYARAKAT &
ILMU KEDOKTERAN PENCEGAHAN
PROGRAM STUDI SARJANA KEDOKTERAN DAN PROFESI DOKTER FAKULTAS KEDOTERAN UNIVERSITAS UDAYANA
RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH DENPASAR
2020
Buku ini dibuat sebagai pegangan bagi mahasiswa pendidikan dokter tingkat profesi (koas) agar lebih terarah dalam mengikuti proses belajar mengajar di Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat & Ilmu Kedokteran Pencegahan, maupun saat bertugas di bagian lain.
Buku ini mengacu pada Standar Kompetensi dokter Indonesia tahun 2012 yang berisi daftar kasus klinik dan keterampilan klinik yang harus dikuasai oleh seorang dokter muda.
Pendekatan dalam buku ini menggunakan pendekatan terhadap gejala klinis (symptom approached) dari keluhan pada penyakit di bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat & Ilmu Kedokteran Pencegahan yang sering di jumpai. Berdasarkan g e j a l a y a n g d i d a p a t k a n , maka dokter muda diajak untuk berpikir secara sistematis dan komprehensif melalui melakukan proses anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang, perumusan masalah atau diagnosis klinis, hingga menetapkan menejemen terapi pada kasus tersebut.
ILMU KESEHATAN MASYARAKAT DAN
KEDOKTERAN PENCEGAHAN
prinsip deklaratif setelah suatu ciptaan diwujudkan dalam bentuk nyata tanpa mengurangi pembatasan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Ketentuan Pidana Pasal 113
1. Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf I untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan / atau pidana denda paling banyak Rp. 100.000.000,00 (seratus juta rupiah).
2. Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan / atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf f, dan / atau huruf h untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan / atau pidana denda paling banyak Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
ILMU KESEHATAN MASYARAKAT DAN
KEDOKTERAN PENCEGAHAN
PROGRAM STUDI SARJANA KEDOKTERAN DAN PROFESI DOKTER FAKULTAS KEDOTERAN UNIVERSITAS UDAYANA
RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH DENPASAR
2020
ILMU KESEHATAN MASYARAKAT DAN KEDOKTERAN PENCEGAHAN
Tim Penyusun : AA.Sagung Sawitri GN. Indraguna Pinatih
I Wayan Weta Diah Paramita Duarsa
I Made Dharmadi Luh Seri Ani Komang Ayu Kartikasari
Nyoman Sutarsa Putu Aryani Putu Cintya Deny Yuliatni
Putu Ariastuti Tim Editor : Putu Gede Sudira Ni Putu Wardani IGA Harry Sundariyati
I Gde Haryo Ganesha IGA Sri Darmayani
Kunthi Yulianti Made Ratna Saraswati I Made Dwi Trisna Putra Ida Bagus Gede Diantika
Cover & Ilustrasi:
Ergo Gatranara Cutha Resha A Design & Lay Out:
Ida Bagus Gede Diantika Arya Dwiputra
Dicetak oleh:
89Printing.com Diterbitkan oleh:
Penerbit Lontar Mediatama Yogyakarta ISBN : 978-602-5986-24-6
Hak Cipta pada Penulis.
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang :
Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari penerbit.
P
uji syukur kami panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan Yang Maha Esa), karena Buku Panduan Belajar Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Kedokteran Pencegahan ini dapat terselesaikan.Buku ini dibuat dengan tujuan sebagai pegangan bagi mahasiswa pendidikan dokter tingkat profesi (Dokter Muda) agar lebih terarah dalam mengikuti proses belajar mengajar di Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Kedokteran Pencegahan, maupun saat bertugas di bagian lain.
Buku ini mengacu pada Standar Kompetensi Dokter Indonesia tahun 2012 yang berisi daftar kasus klinik dan keterampilan klinik yang harus dikuasai oleh seorang dokter muda. Pendekatan dalam buku ini menggunakan pendekatan terhadap gejala klinis (symptom approached) dari keluhan pada penyakit di bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Kedokteran Pencegahan yang sering dijumpai. Berdasarkan gejala yang didapatkan, maka dokter muda diajak untuk berpikir secara sistematis dan komprehensif dengan cara melakukan proses anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang, perumusan masalah atau diagnosis klinis, hingga menetapkan manajemen terapi pada kasus tersebut.
Ucapan terimakasih kami haturkan kepada semua pihak yang telah membantu tersusunnya buku ini, terutama kepada Dekan, Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Tim Pendidik Klinik, Department of Medical Education, dan seluruh staf Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Kedokteran Pencegahan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. Kami menyadari buku ini belumlah sempurna dan akan terus mengalami perbaikan seiring perkembangan kemajuan pendidikan kedokteran, utamanya di bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Kedokteran Pencegahan, sehingga masukan untuk perbaikan di masa yang akan datang sangat kami nantikan. Akhirnya kami berharap semoga Buku Panduan ini dapat memberikan manfaat utamanya bagi calon dokter umum yang akan menjalankan kepaniteraan klinik di Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Kedokteran Pencegahan.
Januari, 2020
Tim Penyusun
Program Studi Sarjana Kedokteran dan Profesi Dokter FK UNUD 2020 v
Prakata ...
Daftar Isi ...
Cara Menggunakan Panduan Belajar ...
SKDI Departemen Kesehatan Masyarakat
dan Kedokteran Pencegahan ...
Daftar Kompetensi Klinik ...
Bab 1 Dasar-Dasar Kesehatan Masyarakat
dan Kedokteran Pencegahan ...
Bab 2 Identifikasi Masalah Kesehatan Masyarakat ...
Bab 3 Program Program Kesehatan Di Puskesmas ...
Bab 4 Kedokteran Keluarga ...
Bab 5 Penyuluhan Kesehatan Masyarakat ...
Bab 6 Penelitian Kesehatan Masyarakat ...
Daftar Pustaka ...
viiv ix xiiixi
1 8 10 20 31 47 49
Program Studi Sarjana Kedokteran dan Profesi Dokter FK UNUD 2020 vii
PANDUAN BELAJAR
B
uku panduan belajar ini ditujukan untuk mempelajari kasus klinis dan keterampilan klinik di bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Kedokteran Pencegahan saat bertugas stase di Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Kedokteran Pencegahan. Kompetensi yang tercakup dalam buku panduan ini adalah kompetensi minimal seorang dokter umum yang harus anda kuasai saat anda belajar dan bertugas di rotasi pendidikan klinik.Buku ini tersusun atas 6 (enam) bab, berdasarkan kasus yang dapat ditangani seorang dokter umum. Setiap bab memuat tujuan belajar, pertanyaan terkait kesiapan dokter muda, daftar keterampilan/
prosedur klinik, dan algoritma kasus yang harus dikuasai.
Hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan buku panduan ini adalah :
1. Bacalah daftar kompetensi kasus klinis dan keterampilan klinik yang harus anda kuasai selama anda belajar dan bertugas di Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Kedokteran Pencegahan.
Daftar kompetensi ini juga dapat anda temukan di buku kerja harian (buku log dokter muda).
2. Pada setiap bab, bacalah tujuan belajar yang harus dicapai saat mempelajari bab tersebut. Selanjutnya cobalah menjawab pertanyaan-pertanyaan yang tersedia dengan menggunakan prior knowledge anda. Apabila anda mengalami kesulitan saat menjawabnya, anda dapat menggunakan buku referensi yang dianjurkan, tercantum pada bagian akhir buku ini. Setelah anda mampu menjawab semua pertanyaan pertanyaan tersebut, mulailah membaca algoritma kasus yang digunakan. Anda dapat menggunakan referensi untuk mengklarifikasi algoritma tersebut. Baca juga beberapa keterangan tambahan yang terdapat pada algoritma kasus.
3. Kemudian bacalah daftar keterampilan yang diperlukan untuk menangani kasus yang bersangkutan. Beberapa prosedur penting yang belum anda peroleh di Skill Lab dijelaskan dalam buku ini.
Jika terdapat pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang ada dalam buku panduan belajar ini, dan anda kesulitan mendapat jawabannya meskipun telah membaca referensi yang ada, tanyakan dan diskusikan pada saat kegiatan pendidikan klinik.
Program Studi Sarjana Kedokteran dan Profesi Dokter FK UNUD 2020 ix
DOKTER INDONESIA ILMU KESEHATAN MASYARAKAT DAN KEDOKTERAN PENCEGAHAN
D
alam melaksanakan praktek kedokteran, seorang dokter harus mampu bekerja berdasarkan keluhan atau masalah pasien, melakukan pemeriksaan, menganalisis data klinis sehingga dapat membuat diagnosis yang tepat agar dapat melakukan penatalaksanaan yang sesuai. Untuk itu diperlukan pembelajaran dan pelatihan yang berkesinambungan.Miller (1990) menjelaskan bahwa ada empat tingkat jenis kompetensi yang harus dicapai oleh mahasiswa kedokteran dan profesi kesehatan dalam pendidikannya. Keempat tingkatan kompetensi yang kemudian digambarkan dalam bentuk piramida miller tersebut adalah seperti dibawah ini.
Agar pembelajaran terarah maka dibuatlah standar minimal yang harus dimiliki seorang dokter dengan diterbitkannya Standar Kompetensi Dokter Indonesia. Diharapkan lulusan dokter dapat memiliki keterampilan minimal sesuai yang telah ditetapkan. Untuk mencapai kompetensi sesuai Standar Kompetensi Dokter Indonesia diperlukan strategi pembelajaran dengan menerapkan target. Target tingkat kompetensi dibagi menjadi 4, yaitu:
1. Tingkat kompetensi 1 (Knows)
Mampu mengetahui pengetahuan teroritis termasuk aspek biomedik dan psikososial keterampilan tersebut sehingga dapat menjelaskan kepada pasien atau klien dan keluarganya, teman sejawat, serta profesi lainnya tentang prinsip, indikasi, dan komplikasi yang mungkin timbul. Keterampilan ini dapat dicapai mahasiswa melalui perkuliahan, diskusi, penugasan, dan belajar mandiri, sedangkan penilaiannya dapat menggunakan ujian tulis.
2. Tingkat Kompetensi 2 (Knows How)
Pernah melihat atau didemonstrasikan. Menguasai pengetahuan teoritis dari keterampilan ini dengan penekanan pada clinical reasoning dan problem solving serta berkesempatan untuk melihat dan mengamati keterampilan tersebut dalam bentuk demonstrasi atau pelaksanaan langsung pada pasien atau masyarakat.
3. Tingkat Kompetensi 3 (Shows)
Pernah melakukan atau pernah menerapkan di bawah supervisi. Menguasai pengetahuan teori keterampilan ini
Program Studi Sarjana Kedokteran dan Profesi Dokter FK UNUD 2020 xi
dan mengamati keterampilan tersebut dalambentuk demonstrasi atau pelaksanaan langsung pada pasien atau masyarakat, serta berlatih keterampilan tersebut pada alat peraga dan atau pasien standar.
4. Tingkat kompetensi 4 (Does):
Mampu melakukan secara mandiri. Dapat memperlihatkan keterampilannya tersebut dengan menguasai seluruh teori, prinsip, indikasi, langkah-langkah cara melakukan, komplikasi, dan pengendalian komplikasi. 4A. Kompetensi yang dicapai pada saat lulus dokter.
Pada akhir stase, kompetensi yang harus dimiliki seorang Dokter Muda di Departemen Kesehatan Masyarakat dan Kedokteran Pencegahan berdasarkan Standar Kompetensi Dokter Indonesia tahun 2012:
1. Mampu mendiagnosis dan mendeteksi kegawatdaruratan medis.
2. Mampu melaksanakan program pelayanan kesehatan masyarakat di Puskesmas.Mampu untuk menjawab kasus yang seharusnya dirujuk.
3. Mampu menerapkan konsep-konsep kedokteran keluarga.
4. Mampu menerapkan komunikasi efektif melalui pendekatan kelompok.
5. Mampu menyusun karya ilmiah berdasarkan kaidah- kaidah penelitian ilmiah di bidang kedokteran.
DAFTAR KOMPETENSI KLINIK
NO Daftar Kompetensi Keterampilan Klinik Target Kompetensi
1 Perencanaan dan pelaksanaan, monitoring dan evaluasi upaya pencegahan dalam berbagai tingkat pelayanan 4A
2 Mengenali perilaku dan gaya hidup yang membahayakan 4A 3 Memperlihatkan kemampuan pemeriksaan medis di
Komunitas 4A
4 Penilaian terhadap risiko masalah kesehatan 4A 5 Memperlihatkan kemampuan penelitian yang berkaitan
dengan lingkungan 4A
Memeperlihatkan kemampuan perencanaan, pelaksanaan,
6 monitoring dan evaluasi suatu intervensi pencegahan 4A kesehatan primer, sekunder dan tersier
7 Melaksanakan kegiatan pencegahan spesifik seperti vaksinasi pemeriksaan medis berkala dan dukungan sosial 4A Melakukan pencegahan dan penatalaksanaan kecelakaan
8 kerja serta merancang program untuk individu, lingkungan 4A dan institusi kerja
9 Menerapkan 7 langkah keselamatan pasien 4A
Melakukan langkah-langkah diagnosis penyakit akibat kerja
10 dan penanganan pertama di tempat kerja, serta melakukan 4A pelaporan PAK
11 Merencanakan program untuk meningkatkan kesehatan masyarakat termasuk kesehatan lingkungan 4A
Melaksanakan 6 program dasar Puskesmas: 1).Promosi kesehatan, 2). Kesehatan Lingkungan, 3) KIA termasuk KB,
12 4) Perbaikan Gizi Masyarakat, 5) Penanggulangan penyakit: 4A Imunisasi, ISPA, Diare, TB, Malaria, 6) Pengobatan dan
penanganan kegawatdaruratan
xii
DAFTAR KOMPETENSI KLINIK
NO Daftar Kompetensi Keterampilan Klinik Target Kompetensi
1 Perencanaan dan pelaksanaan, monitoring dan evaluasi upaya pencegahan dalam berbagai tingkat pelayanan 4A
2 Mengenali perilaku dan gaya hidup yang membahayakan 4A 3 Memperlihatkan kemampuan pemeriksaan medis di
Komunitas 4A
4 Penilaian terhadap risiko masalah kesehatan 4A 5 Memperlihatkan kemampuan penelitian yang berkaitan
dengan lingkungan 4A
Memeperlihatkan kemampuan perencanaan, pelaksanaan,
6 monitoring dan evaluasi suatu intervensi pencegahan 4A kesehatan primer, sekunder dan tersier
7 Melaksanakan kegiatan pencegahan spesifik seperti vaksinasi pemeriksaan medis berkala dan dukungan sosial 4A Melakukan pencegahan dan penatalaksanaan kecelakaan
8 kerja serta merancang program untuk individu, lingkungan 4A dan institusi kerja
9 Menerapkan 7 langkah keselamatan pasien 4A
Melakukan langkah-langkah diagnosis penyakit akibat kerja
10 dan penanganan pertama di tempat kerja, serta melakukan 4A pelaporan PAK
11 Merencanakan program untuk meningkatkan kesehatan masyarakat termasuk kesehatan lingkungan 4A
Melaksanakan 6 program dasar Puskesmas: 1).Promosi kesehatan, 2). Kesehatan Lingkungan, 3) KIA termasuk KB,
12 4) Perbaikan Gizi Masyarakat, 5) Penanggulangan penyakit: 4A Imunisasi, ISPA, Diare, TB, Malaria, 6) Pengobatan dan
penanganan kegawatdaruratan
xii
Program Studi Sarjana Kedokteran dan Profesi Dokter FK UNUD 2020 xiii
DEPARTEMEN KESEHATAN MASYARAKAT DAN KEDOKTERAN PENCEGAHAN
13 Pembinaan Kesehatan Usia Lanjut 4A
14 Menegakkan diagnosis holistik pasien individu dan keluarga dan melakukan terapi dasar secara holistik 4A
15 Melakukan rehabilitasi medik dasar 4A
16 Melakukan rehabilitasi soaial pada individu, keluarga dan masyarakat. 4A
17 Melakukan penatalaksanaan komprehensif pasien, keluarga dan masyarakat 4A
18 Mengetahui penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi dan pengendaliannya 4A
Mengetahui jenis vaksin berserta - Cara penyimpanan - Cara distribusi
19 - Cara skrining dan konseling pada sasaran 4A - Cara pemberian
- Kontraindikasi efek samping yang mungkin terjadi dan upaya penanggulangannya
20 Menjelaskan mekanisme pencatatan dan pelaporan 4A Merencanakan, mengelola, monitoring, dan evaluasi
21 asuransi pelayanan kesehatan misalnya BPJS, Jamkesmas, 4A jampersal, askes, dll
BAB 1
DASAR-DASAR KESEHATAN MASYARAKAT DAN KEDOKTERAN PENCEGAHAN
Tujuan Pembelajaran Dokter Muda
Tujuan Intruksional Umum1. Mahasiswa mampu memahami ilmu dasar-dasar Kesehatan Masyarakat dan kedokteran pencegahan dalam praktek kedokteran
1. Mahasiswa mampu memahami tentang dasar-dasar Kesehatan Masyarakat dan kedokteran pencegahan.
2. Mahasiswa mampu mengaplikasikan Kesehatan Masyarakat dan kedokteran pencegahan dalam praktek kedokteran
Pertanyaan dan Kesiapan Dokter Muda
1. Apa yang dimaksud dengan kesehatan masyarakat dan kedokteran pencegahan?
2. Bagaimana diagnostik masalah dalam kesehatan masyarakat dan kedokteran pencegahan?
3. Apa definisi sehat dan sakit?
4. Bagaimana tahapan pencegahan dalam kesehatan masyarakat dan kedokteran pencegahan?
Materi
Kedokteran Komunitas
Istilah kedokteran Komunitas atau kesehatan Komunitas merupakan perpaduan antara kesehatan masyarakat,
DEPARTEMEN KESEHATAN MASYARAKAT DAN KEDOKTERAN PENCEGAHAN
13 Pembinaan Kesehatan Usia Lanjut 4A
14 Menegakkan diagnosis holistik pasien individu dan keluarga dan melakukan terapi dasar secara holistik 4A
15 Melakukan rehabilitasi medik dasar 4A
16 Melakukan rehabilitasi soaial pada individu, keluarga dan masyarakat. 4A
17 Melakukan penatalaksanaan komprehensif pasien, keluarga dan masyarakat 4A
18 Mengetahui penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi dan pengendaliannya 4A
Mengetahui jenis vaksin berserta - Cara penyimpanan - Cara distribusi
19 - Cara skrining dan konseling pada sasaran 4A - Cara pemberian
- Kontraindikasi efek samping yang mungkin terjadi dan upaya penanggulangannya
20 Menjelaskan mekanisme pencatatan dan pelaporan 4A Merencanakan, mengelola, monitoring, dan evaluasi
21 asuransi pelayanan kesehatan misalnya BPJS, Jamkesmas, 4A jampersal, askes, dll
xiii
BAB 1
DASAR-DASAR KESEHATAN MASYARAKAT DAN KEDOKTERAN PENCEGAHAN
Tujuan Pembelajaran Dokter Muda
Tujuan Intruksional Umum1. Mahasiswa mampu memahami ilmu dasar-dasar Kesehatan Masyarakat dan kedokteran pencegahan dalam praktek kedokteran
1. Mahasiswa mampu memahami tentang dasar-dasar Kesehatan Masyarakat dan kedokteran pencegahan.
2. Mahasiswa mampu mengaplikasikan Kesehatan Masyarakat dan kedokteran pencegahan dalam praktek kedokteran
Pertanyaan dan Kesiapan Dokter Muda
1. Apa yang dimaksud dengan kesehatan masyarakat dan kedokteran pencegahan?
2. Bagaimana diagnostik masalah dalam kesehatan masyarakat dan kedokteran pencegahan?
3. Apa definisi sehat dan sakit?
4. Bagaimana tahapan pencegahan dalam kesehatan masyarakat dan kedokteran pencegahan?
Materi
Kedokteran Komunitas
Istilah kedokteran Komunitas atau kesehatan Komunitas merupakan perpaduan antara kesehatan masyarakat,
Program Studi Sarjana Kedokteran dan Profesi Dokter FK UNUD 2020 1
BUKU PANDUAN BELAJAR DOKTER MUDA
kedokteran pencegahan dan Kedokteran Sosial dengan tujuan dan ruang lingkup yang lebih luas yaitu dengan cara mengorganisir seluruh kemampuan atau fasilitas yang tersedia untuk menjaga, melindungi dan meningkatkan status kesehatan masyarakat.
Kedokteran Komunitas meliputi pelayanan kesehatan, Kesehatan ibu dan anak, Keluarga Berencana, Sanitasi Lingkungan, Laboratorium, Pendidikan Kesehatan, Hiperkes, Usaha Perbaikan Gizi Keluarga, Kontrol terhadap penyakit menular dan fasilitastempat-tempat untuk pelayanan tersebut.
Secara keseluruhan kedokteran komunitas merupakan suatu kesatuan yang seimbang antara kuratif, preventive, promotif dan rehabilitatif dalam memberikan pelayanan kesehatan pada masyarakat, berbeda dengan cara yang lazim dilakukan oleh para dokter yang bekerja di rmuah sakit atau praktek pribadi seperti pada tabel berikut.
Tabel1. Perbedaan diagnosis klinik dan diagnosis komunitas
Spesifikasi Diagnosa Klinik Diagnosis Komunitas
Populasi Individu-individu Kelompok/grup masyarakat
Tempat Puskesmas, Rumah Sakit, Praktek dokter, Desa, Kecamatan. Kabupaten, dstdll
Alat Peralatan Kedokteran Biostatistik
Diagnostik fisik Epidemiologi
Anamnesis, Gejala Penyakit Pengumpulan data
Cara Diagnosis Laboratorium Distribusi dan frekuensi penyakit (who,when, where) Statitik vital, dll
Medikamentosa Imunisasi
Penyuluhan dan promosi kesehatan Radiologi
Tindakan/ Terapi Perawatan RSRawat jalan Sanitasi lingkunganKontrol terhadap penyakit menularDan lain-lain
DEPARTEMEN KESEHATAN MASYARAKAT DAN KEDOKTERAN PENCEGAHAN
Cara Pendekatan dalam Ilmu Kedokteran Komunitas
Dalam ilmu kedokteran komunitas diperlukan perangkat tambahan disiplin ilmu epidemiologi, biostatistik, administrasi dan manajemen, riset operasional serta sosiologi ilmu kedokteran, selain ilmu pengetahuan mengenai medis dan kesehatan.
Dengan demikian terdapat suatu metode dan prosedur khusus untuk mendiagnosis penyakit atau kesakitan yang terjadi dimasyarakat karena menyangkut sekelompok orang atau individu-individu yang menderita satu jenis penyakit yang terjadi pada waktu dan tempat yang sama serta penularannya yang dapat bersifat endemik, epidemik, sporadis dan pandemik.
Untuk menentukan “apakah sekelompok masyarakat itu mempunyai masalah kesehatan atau tidak?” dapat dilakukan dengan menggunakan metode dan prosedur yang disebut Diagnosis Komunitas.
Konsep sehat
Sehat adalah kondisi normal seseorang yang merupakan hak hidupnya. Sehat berhubungan dengan hukum alam yang mengatur tubuh, jiwa dan lingkungan berupa udara segar, sinar matahari, diet seimbang, bekerja, istirahat, tidur, santai, kebersihan serta pikiran, kebiasaan dan gaya hidup yang baik.
Selama beberapa dekade, definisi sehat masih dipertentngkan dan belum ada kata sepakat dari para ahli kesehatan maupun tokoh masyarakat dunia. Akhirnya World Health Organization (WHO) membuat definisi universal yang menyatakan bahwa sehat adalah suatu keadaan kondisi fisik, mental dan kesejahteraan sosial yang merupkan suatu kesatuan dan bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan.
Definisi Sehat (WHO)
Sehat menurut WHO adalah sebagai berikut “ Health is a state of complete physical, mental and social well-being and not merely the absence of diseases or infirmity”.
BUKU PANDUAN BELAJAR DOKTER MUDA
kedokteran pencegahan dan Kedokteran Sosial dengan tujuan dan ruang lingkup yang lebih luas yaitu dengan cara mengorganisir seluruh kemampuan atau fasilitas yang tersedia untuk menjaga, melindungi dan meningkatkan status kesehatan masyarakat.
Kedokteran Komunitas meliputi pelayanan kesehatan, Kesehatan ibu dan anak, Keluarga Berencana, Sanitasi Lingkungan, Laboratorium, Pendidikan Kesehatan, Hiperkes, Usaha Perbaikan Gizi Keluarga, Kontrol terhadap penyakit menular dan fasilitastempat-tempat untuk pelayanan tersebut.
Secara keseluruhan kedokteran komunitas merupakan suatu kesatuan yang seimbang antara kuratif, preventive, promotif dan rehabilitatif dalam memberikan pelayanan kesehatan pada masyarakat, berbeda dengan cara yang lazim dilakukan oleh para dokter yang bekerja di rmuah sakit atau praktek pribadi seperti pada tabel berikut.
Tabel1. Perbedaan diagnosis klinik dan diagnosis komunitas
Spesifikasi Diagnosa Klinik Diagnosis Komunitas
Populasi Individu-individu Kelompok/grup masyarakat
Tempat Puskesmas, Rumah Sakit, Praktek dokter, Desa, Kecamatan. Kabupaten, dstdll
Alat Peralatan Kedokteran Biostatistik
Diagnostik fisik Epidemiologi
Anamnesis, Gejala Penyakit Pengumpulan data
Cara Diagnosis Laboratorium Distribusi dan frekuensi penyakit (who,when, where) Statitik vital, dll
Medikamentosa Imunisasi
Penyuluhan dan promosi kesehatan Radiologi
Tindakan/ Terapi Perawatan RSRawat jalan Sanitasi lingkunganKontrol terhadap penyakit menularDan lain-lain
DEPARTEMEN KESEHATAN MASYARAKAT DAN KEDOKTERAN PENCEGAHAN
Cara Pendekatan dalam Ilmu Kedokteran Komunitas
Dalam ilmu kedokteran komunitas diperlukan perangkat tambahan disiplin ilmu epidemiologi, biostatistik, administrasi dan manajemen, riset operasional serta sosiologi ilmu kedokteran, selain ilmu pengetahuan mengenai medis dan kesehatan.
Dengan demikian terdapat suatu metode dan prosedur khusus untuk mendiagnosis penyakit atau kesakitan yang terjadi dimasyarakat karena menyangkut sekelompok orang atau individu-individu yang menderita satu jenis penyakit yang terjadi pada waktu dan tempat yang sama serta penularannya yang dapat bersifat endemik, epidemik, sporadis dan pandemik.
Untuk menentukan “apakah sekelompok masyarakat itu mempunyai masalah kesehatan atau tidak?” dapat dilakukan dengan menggunakan metode dan prosedur yang disebut Diagnosis Komunitas.
Konsep sehat
Sehat adalah kondisi normal seseorang yang merupakan hak hidupnya. Sehat berhubungan dengan hukum alam yang mengatur tubuh, jiwa dan lingkungan berupa udara segar, sinar matahari, diet seimbang, bekerja, istirahat, tidur, santai, kebersihan serta pikiran, kebiasaan dan gaya hidup yang baik.
Selama beberapa dekade, definisi sehat masih dipertentngkan dan belum ada kata sepakat dari para ahli kesehatan maupun tokoh masyarakat dunia. Akhirnya World Health Organization (WHO) membuat definisi universal yang menyatakan bahwa sehat adalah suatu keadaan kondisi fisik, mental dan kesejahteraan sosial yang merupkan suatu kesatuan dan bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan.
Definisi Sehat (WHO)
Sehat menurut WHO adalah sebagai berikut “ Health is a state of complete physical, mental and social well-being and not merely the absence of diseases or infirmity”.
Program Studi Sarjana Kedokteran dan Profesi Dokter FK UNUD 2020 3
BUKU PANDUAN BELAJAR DOKTER MUDA
Menurut WHO, ada tiga komponen penting yang merupakan satu kesatuan dalam definisi sehat yaitu:
1. Sehat Jasmani
Sehat jasmani merupakan komponen penting dalam arti sehat seutuhnya, berupa sosok manusia yang berpenampilan kulit bersih, mata bersinar, rambut tersisir rapi, berpakaian rapi, berotot, tidak gemuk, nafas tidak bau, selera makan baik, tidur nyenyak, gesit dan seluruh fungsi fisiologi tubuh berjalan normal
2. Sehat Mental
Sehat mental dan sehat jasmani selalu dihubungkan satu sama lain. Atribut seorang insan yang memiliki mental yang sehat adalah sebagai berikut:
a. Selalu merasa puas dengan apa yang ada pada dirinya, tidak pernah menyesal dan kasihan terhadap dirinya, selalu gembira, santai dn menyenangkan serta tidak ada tanda tanda konflik kejiwaan
b. Dapat bergaul dengan baik dn dpat menerima kritik serta tidak mudah tersinggung dan marah, selalu pengertian dan toleransi terhadap kebutuhan emosi orang lain
c. Dapat mengontrol diri dan tidak mudah emosi serta tidak mudah takut, cemburu, benci serta menghadapi dan dapat menyelesaikan masalah secara cerdik dan bijaksana.
3. Kesejahteraan sosial
Batasan kesejahteraan sosial yang ada di setiap tempat atau negara sulit diukur dan sangat dan sangat tergantung pada kultur, kebudayaan dan tingkat kemakmuran masyarakat setempat. Dalam arti yang lebih hakiki, kesejahteraan sosial adalah suasana kehidupan berupa perasaan aman damai dan sejahtera, cukup pangan, sandang dan papan. Dalam kehidupan masyarakat yang sejahtera, masyarakat hidup tertib dan selalu menghargai kepentingan orang lain serta masyarakat umum.
DEPARTEMEN KESEHATAN MASYARAKAT DAN KEDOKTERAN PENCEGAHAN
4. Sehat Spiritual
Spiritual merupakan komponen tambahan pada definisi sehat oleh WHO dan memiliki arti penting dalam keidupan sehari-hari masyarakat. Setiap individu perlu mendapat pendidikan formal maupun informal, kesempatan untuk berlibur, mendengar alunan lagu dan musik, siraman rohani seperti ceramah agama dan lainnya agar terjadi keseimbangan jiwa yang dinamis dan tidak monoton.
Riwayat alamiah perjalanan penyakit
Sering disebut juga sebagai natural history of any diseases yaitu riwayat alamiah perjalanan penyakit pada manusia yang terdiri dari
1. Fase pra-patogenesis
Fase ini mulai terjadi gangguan keseimbangan antara agen penyakit, manusia dan lingkungan, yaitu terbentuknya kondisi lingkungan yang lebih menguntungkan agen penyakit dan merugikan manusia.
Contohnya populasi udara akibat pembakaran hutan oleh peladang atau petani pada musim kemarau akan menimbulkan kabut asap tebal atau smog yang menguntungkan agen penyakit dan merugikan manusia 2. Fase Patogenesis
Bila keadaan lingkungan yang menguntungkan agen penyakit berlangsung terus menerus dalam waktu yang cukup lama, maka mulai timbul gejala dan tanda klinis.
Manusia menjadi sakit, selanjutnya dapat menjadi sembuh atau penyakit terus berlangsung sehingga menyebabkan ketidakmampuan, cacat kronis atau kematian. Proses perjalanan suatu penyakit bermula dengan adanya gangguan keseimbangan antara agen penyakit, penjamu dan lingkungan sampai terjadinya suatu kesakitan seperti terlihat pada diagram berikut.
BUKU PANDUAN BELAJAR DOKTER MUDA
Menurut WHO, ada tiga komponen penting yang merupakan satu kesatuan dalam definisi sehat yaitu:
1. Sehat Jasmani
Sehat jasmani merupakan komponen penting dalam arti sehat seutuhnya, berupa sosok manusia yang berpenampilan kulit bersih, mata bersinar, rambut tersisir rapi, berpakaian rapi, berotot, tidak gemuk, nafas tidak bau, selera makan baik, tidur nyenyak, gesit dan seluruh fungsi fisiologi tubuh berjalan normal
2. Sehat Mental
Sehat mental dan sehat jasmani selalu dihubungkan satu sama lain. Atribut seorang insan yang memiliki mental yang sehat adalah sebagai berikut:
a. Selalu merasa puas dengan apa yang ada pada dirinya, tidak pernah menyesal dan kasihan terhadap dirinya, selalu gembira, santai dn menyenangkan serta tidak ada tanda tanda konflik kejiwaan
b. Dapat bergaul dengan baik dn dpat menerima kritik serta tidak mudah tersinggung dan marah, selalu pengertian dan toleransi terhadap kebutuhan emosi orang lain
c. Dapat mengontrol diri dan tidak mudah emosi serta tidak mudah takut, cemburu, benci serta menghadapi dan dapat menyelesaikan masalah secara cerdik dan bijaksana.
3. Kesejahteraan sosial
Batasan kesejahteraan sosial yang ada di setiap tempat atau negara sulit diukur dan sangat dan sangat tergantung pada kultur, kebudayaan dan tingkat kemakmuran masyarakat setempat. Dalam arti yang lebih hakiki, kesejahteraan sosial adalah suasana kehidupan berupa perasaan aman damai dan sejahtera, cukup pangan, sandang dan papan. Dalam kehidupan masyarakat yang sejahtera, masyarakat hidup tertib dan selalu menghargai kepentingan orang lain serta masyarakat umum.
DEPARTEMEN KESEHATAN MASYARAKAT DAN KEDOKTERAN PENCEGAHAN
4. Sehat Spiritual
Spiritual merupakan komponen tambahan pada definisi sehat oleh WHO dan memiliki arti penting dalam keidupan sehari-hari masyarakat. Setiap individu perlu mendapat pendidikan formal maupun informal, kesempatan untuk berlibur, mendengar alunan lagu dan musik, siraman rohani seperti ceramah agama dan lainnya agar terjadi keseimbangan jiwa yang dinamis dan tidak monoton.
Riwayat alamiah perjalanan penyakit
Sering disebut juga sebagai natural history of any diseases yaitu riwayat alamiah perjalanan penyakit pada manusia yang terdiri dari
1. Fase pra-patogenesis
Fase ini mulai terjadi gangguan keseimbangan antara agen penyakit, manusia dan lingkungan, yaitu terbentuknya kondisi lingkungan yang lebih menguntungkan agen penyakit dan merugikan manusia.
Contohnya populasi udara akibat pembakaran hutan oleh peladang atau petani pada musim kemarau akan menimbulkan kabut asap tebal atau smog yang menguntungkan agen penyakit dan merugikan manusia 2. Fase Patogenesis
Bila keadaan lingkungan yang menguntungkan agen penyakit berlangsung terus menerus dalam waktu yang cukup lama, maka mulai timbul gejala dan tanda klinis.
Manusia menjadi sakit, selanjutnya dapat menjadi sembuh atau penyakit terus berlangsung sehingga menyebabkan ketidakmampuan, cacat kronis atau kematian. Proses perjalanan suatu penyakit bermula dengan adanya gangguan keseimbangan antara agen penyakit, penjamu dan lingkungan sampai terjadinya suatu kesakitan seperti terlihat pada diagram berikut.
Program Studi Sarjana Kedokteran dan Profesi Dokter FK UNUD 2020 5
BUKU PANDUAN BELAJAR DOKTER MUDA
Faktor penyebab kesakitan, kecaCatan, ketidakmampuan dan kematian pada manusia
1. Trias epidemiologi
Seseorang bisa terserang sakit dipengaruhi oleh 3faktor yaitu host, agent dan lingkungan seperti pada gambar berikut
2. Model roda
Gambar diatas menunjukkan bahwa kondisi sehat atau sakit seseorang dipengaruhi oleh faktor internl dan eksternal.
DEPARTEMEN KESEHATAN MASYARAKAT DAN KEDOKTERAN PENCEGAHAN
3. Model Blum
Berdasarkan Teori Blum, status kesehatan seseorang dipengaruhi oleh 4 faktor yaitu faktor genetik, perilaku, pelayanan kesehatan dan faktor lingkungan
Upaya Preventif
Tahapan usaha pencegahan terhadap perjalanan suatu penyakit disebut level of prevention. Pada fase pra-patogenesis, keseimbangan antara agen penyakit, manusia dan lingkungan mulai terganggu, bila dibiarkan saja maka gejala penyakit akan segera timbul dan perlu dilakukan tindakan preventif primer berupa promosi kesehatan dan perlindungan spesifik agar orang tersebut tidak menjadi sakit.
Pada keadaan usaha yang dilakukan tidak dapat mencegah terjadinya penyakit dan memasuki fase patogenesis, dilakukan tindakan preventif sekunder berupa diagnosis dini dan pengobatan yang adequat agar penyakit dapat segera sembuh. Jika tidak, penyakit akan berjalan kronis, menyebabkan ketidakmampuan dan cacat sehingga agar dapat bertahan hidup dilakukan tindakan preventif tersier berupa usaha rehabilitasi serta mengurangi kecacatan atau ketidakmampuan.
BUKU PANDUAN BELAJAR DOKTER MUDA
Faktor penyebab kesakitan, kecaCatan, ketidakmampuan dan kematian pada manusia
1. Trias epidemiologi
Seseorang bisa terserang sakit dipengaruhi oleh 3faktor yaitu host, agent dan lingkungan seperti pada gambar berikut
2. Model roda
Gambar diatas menunjukkan bahwa kondisi sehat atau sakit seseorang dipengaruhi oleh faktor internl dan eksternal.
DEPARTEMEN KESEHATAN MASYARAKAT DAN KEDOKTERAN PENCEGAHAN
3. Model Blum
Berdasarkan Teori Blum, status kesehatan seseorang dipengaruhi oleh 4 faktor yaitu faktor genetik, perilaku, pelayanan kesehatan dan faktor lingkungan
Upaya Preventif
Tahapan usaha pencegahan terhadap perjalanan suatu penyakit disebut level of prevention. Pada fase pra-patogenesis, keseimbangan antara agen penyakit, manusia dan lingkungan mulai terganggu, bila dibiarkan saja maka gejala penyakit akan segera timbul dan perlu dilakukan tindakan preventif primer berupa promosi kesehatan dan perlindungan spesifik agar orang tersebut tidak menjadi sakit.
Pada keadaan usaha yang dilakukan tidak dapat mencegah terjadinya penyakit dan memasuki fase patogenesis, dilakukan tindakan preventif sekunder berupa diagnosis dini dan pengobatan yang adequat agar penyakit dapat segera sembuh. Jika tidak, penyakit akan berjalan kronis, menyebabkan ketidakmampuan dan cacat sehingga agar dapat bertahan hidup dilakukan tindakan preventif tersier berupa usaha rehabilitasi serta mengurangi kecacatan atau ketidakmampuan.
Program Studi Sarjana Kedokteran dan Profesi Dokter FK UNUD 2020 7
BUKU PANDUAN BELAJAR DOKTER MUDA
BAB 2
IDENTIFIKASI MASALAH KESEHATAN MASYARAKAT
Tujuan Pembelajaran Dokter Muda
Tujuan Intruksional Umum
1. Mahasiswa mampu melaksanakan identifikasi masalah kesehatan masyarakat di wilayah kerja puskesmas.
Tujuan Intruksional khusus
1. Mahasiswa mampu membaca data kesehatan masyarakat di puskesmas.
2. Mahasiswa mampu merumuskan masalah kesehatan di masyarakat/ puskesmas.
Pertanyaan dan Kesiapan Dokter Muda
1. Bagaimana akses masyarakat ke puskesmas?2. Bagaimana profil demografi (kependudukan) wilayah kecamatan??
3. Bagaimana infrastruktur puskesmas?
4. Bagaimana profil penyakit di wilayah kerja puskesmas?
DEPARTEMEN KESEHATAN MASYARAKAT DAN KEDOKTERAN PENCEGAHAN
Algoritme Umum
Pengumpulan Data
Pengolahan Data
Penyajian Data
Pelaporan
Penjabaran Prosedur
1. Data yang dikumpulkan dapat berupa data primer maupun sekunder. Metode pengumpulan data dapat dilakukan dengan wawancara maupun observasi.
2. Data diolah secara deskriptif, maupun analitik.
3. Penyajian data dalam betuk narasi, tabel maupun grafik.
4. Laporan dibuat sesuai dengan format umum laporan.
BUKU PANDUAN BELAJAR DOKTER MUDA
BAB 2
IDENTIFIKASI MASALAH KESEHATAN MASYARAKAT
Tujuan Pembelajaran Dokter Muda
Tujuan Intruksional Umum
1. Mahasiswa mampu melaksanakan identifikasi masalah kesehatan masyarakat di wilayah kerja puskesmas.
Tujuan Intruksional khusus
1. Mahasiswa mampu membaca data kesehatan masyarakat di puskesmas.
2. Mahasiswa mampu merumuskan masalah kesehatan di masyarakat/ puskesmas.
Pertanyaan dan Kesiapan Dokter Muda
1. Bagaimana akses masyarakat ke puskesmas?2. Bagaimana profil demografi (kependudukan) wilayah kecamatan??
3. Bagaimana infrastruktur puskesmas?
4. Bagaimana profil penyakit di wilayah kerja puskesmas?
DEPARTEMEN KESEHATAN MASYARAKAT DAN KEDOKTERAN PENCEGAHAN
Algoritme Umum
Pengumpulan Data
Pengolahan Data
Penyajian Data
Pelaporan
Penjabaran Prosedur
1. Data yang dikumpulkan dapat berupa data primer maupun sekunder. Metode pengumpulan data dapat dilakukan dengan wawancara maupun observasi.
2. Data diolah secara deskriptif, maupun analitik.
3. Penyajian data dalam betuk narasi, tabel maupun grafik.
4. Laporan dibuat sesuai dengan format umum laporan.
Program Studi Sarjana Kedokteran dan Profesi Dokter FK UNUD 2020 9
BUKU PANDUAN BELAJAR DOKTER MUDA
BAB 3
PROGRAM PROGRAM KESEHATAN DI PUSKESMAS
Tujuan Pembelajaran Dokter Muda
Tujuan Intruksional Umum
1. Mahasiswa mampu melaksanakan progam-program kesehatan yang direncanakan oleh puskesmas.
Tujuan Intruksional khusus
1. Mahasiswa mengetahui jenis program yang ada di puskesmas.
2. Mahasiswa mampu melaksanakan program kesehatan masyarakat di wilayah kerja puskesmas.
Pertanyaan dan Kesiapan Dokter Muda
1. Apa ukuran (indikator) untuk masalah kematian dan kesakitan masyarakat?
2. Apa saja penyebab kematian pada ibu, anak, dan penduduk secara umum?
3. Siapa penduduk sasaran program dan bagaimana cara menentukan jumlah penduduk sasaran?
4. Bagaimana cara menghitung target?
5. Apa saja kegiatan-kegiatan yang dilakukan yang termasuk pencegahan primer, sekunder, dan tersier?
6. Dimana saja kegiatan tersebut dilaksanakan?
Algoritme Umum
Program-program di Puskesmas:
1. Kesehatan Ibu dan Anak /KB7. Imunisasi
2. Gizi Masyarakat 8. Usaha Kesehtan Sekolah (UKS) 3. Kesehatan Lingkungan 9. Pembiyaan Kesehatan 4. Pencegahan Penyakit Menular 10. Upaya Kesehatan Lansia 5. Pelayanan Pengobatan 11. Asuransi Kesehatan 6. Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Input
Proses
Perencanaan Penyusunan Pelaksanaan Pengontrolan
organisasi
Output
Penjabaran Prosedur
1. Sebelum melaksanakan program puskesmas, diawali dengan mengidentifikasi input dari program tersebut yang terdiri dari 4 M yaitu Man, Money, Material, Method.
2. Proses kegiatan diawali dengan menyusun perencanaan, kemudian menentukan siapa saja yang akan terlibat termasuk uraian tugas dan tanggung jawab dari masing- masing anggota.
3. Terakhir,akan dievaluasi output dari kegiatan program yang sudah dilaksanakan.
11
BUKU PANDUAN BELAJAR DOKTER MUDA
BAB 3
PROGRAM PROGRAM KESEHATAN DI PUSKESMAS
Tujuan Pembelajaran Dokter Muda
Tujuan Intruksional Umum
1. Mahasiswa mampu melaksanakan progam-program kesehatan yang direncanakan oleh puskesmas.
Tujuan Intruksional khusus
1. Mahasiswa mengetahui jenis program yang ada di puskesmas.
2. Mahasiswa mampu melaksanakan program kesehatan masyarakat di wilayah kerja puskesmas.
Pertanyaan dan Kesiapan Dokter Muda
1. Apa ukuran (indikator) untuk masalah kematian dan kesakitan masyarakat?
2. Apa saja penyebab kematian pada ibu, anak, dan penduduk secara umum?
3. Siapa penduduk sasaran program dan bagaimana cara menentukan jumlah penduduk sasaran?
4. Bagaimana cara menghitung target?
5. Apa saja kegiatan-kegiatan yang dilakukan yang termasuk pencegahan primer, sekunder, dan tersier?
6. Dimana saja kegiatan tersebut dilaksanakan?
10
Algoritme Umum
Program-program di Puskesmas:
1. Kesehatan Ibu dan Anak /KB7. Imunisasi
2. Gizi Masyarakat 8. Usaha Kesehtan Sekolah (UKS) 3. Kesehatan Lingkungan 9. Pembiyaan Kesehatan 4. Pencegahan Penyakit Menular 10. Upaya Kesehatan Lansia 5. Pelayanan Pengobatan 11. Asuransi Kesehatan 6. Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Input
Proses
Perencanaan Penyusunan Pelaksanaan Pengontrolan
organisasi
Output
Penjabaran Prosedur
1. Sebelum melaksanakan program puskesmas, diawali dengan mengidentifikasi input dari program tersebut yang terdiri dari 4 M yaitu Man, Money, Material, Method.
2. Proses kegiatan diawali dengan menyusun perencanaan, kemudian menentukan siapa saja yang akan terlibat termasuk uraian tugas dan tanggung jawab dari masing- masing anggota.
3. Terakhir,akan dievaluasi output dari kegiatan program yang sudah dilaksanakan.
11
Program Studi Sarjana Kedokteran dan Profesi Dokter FK UNUD 2020 11
A. Program KIA
Kematian ibu hamil disebabkan oleh berbagai hal. Tabel berikut menunjukkan penyebab kematian ibu saat hamil, saat melahirkan dan masa nifas.
- Perdarahan Ante Partum Saat HAMIL - Infeksi saat kehamilan
- Aborsi (ok KTD)
- Perdarahan post partum (misal ok anemia, Saat MELAHIRKAN/ PASCA multigrande, malnutrisi)
MELAHIRKAN - Sepsis (misal ok ruptur uteri, persalinan macet) - Keracunan kehamilan (pre eklamsia/eklamsia)
Saat MASA NIFAS Infeksi Tetanus
Sasaran dan target program KIA
• Penduduk Sasaran
Semua WUS, Ibu hamil, dan ibu menyusui Menghitung : langsung atau estimasi
• Target
Misal: Cakupan K4 di Puskesmas A meningkat dari 80%
menjadi 100% pada tahun 2010
Tindakan Pencegahan dalam program KIA
Beberapa contoh tindakan pencegahan primer, skunder dan tersier dalam pelaksanaan program KIA di Puskesmas.
12
1. Penyuluhan Kespro 2. Imunisasi TT
PENCEGAHAN PRIMER 3. Pemberian tablet Fe kepada semua ibu hamil
4. Layanan KB
1. Deteksi dini dan pengobatan tepat anemia
PENCEGAHAN SEKUNDER 2. Deteksi dini dan pengobatan tepat keracunan kehamilan dengan mengukur BB dan TD secara berkala, dll
PENCEGAHAN TERSIER Tidak dominan
Misal: menangani kemandulan akibat infeksi
Indikator Keberhasilan
1. Peningkatan pengetahuan ibu dalam pola makan selama
Pencegahan hamil
Primer 2. Proporsi ibu yang mendapat TT 3. dll
Pencegahan 1. Proprsi K1 dan K4
2. Proporsi ibu hamil risiko tinggi
Sekunder 3. dll
Pencegahan 1. Proporsi wanita infertil yang ditanggulangi
Tersier 2. dll
13
Materi
A. Program KIA
Kematian ibu hamil disebabkan oleh berbagai hal. Tabel berikut menunjukkan penyebab kematian ibu saat hamil, saat melahirkan dan masa nifas.
- Perdarahan Ante Partum Saat HAMIL - Infeksi saat kehamilan
- Aborsi (ok KTD)
- Perdarahan post partum (misal ok anemia, Saat MELAHIRKAN/ PASCA multigrande, malnutrisi)
MELAHIRKAN - Sepsis (misal ok ruptur uteri, persalinan macet) - Keracunan kehamilan (pre eklamsia/eklamsia)
Saat MASA NIFAS Infeksi Tetanus
Sasaran dan target program KIA
• Penduduk Sasaran
Semua WUS, Ibu hamil, dan ibu menyusui Menghitung : langsung atau estimasi
• Target
Misal: Cakupan K4 di Puskesmas A meningkat dari 80%
menjadi 100% pada tahun 2010
Tindakan Pencegahan dalam program KIA
Beberapa contoh tindakan pencegahan primer, skunder dan tersier dalam pelaksanaan program KIA di Puskesmas.
12
1. Penyuluhan Kespro 2. Imunisasi TT
PENCEGAHAN PRIMER 3. Pemberian tablet Fe kepada semua ibu hamil
4. Layanan KB
1. Deteksi dini dan pengobatan tepat anemia
PENCEGAHAN SEKUNDER 2. Deteksi dini dan pengobatan tepat keracunan kehamilan dengan mengukur BB dan TD secara berkala, dll
PENCEGAHAN TERSIER Tidak dominan
Misal: menangani kemandulan akibat infeksi
Indikator Keberhasilan
1. Peningkatan pengetahuan ibu dalam pola makan selama
Pencegahan hamil
Primer 2. Proporsi ibu yang mendapat TT 3. dll
Pencegahan 1. Proprsi K1 dan K4
2. Proporsi ibu hamil risiko tinggi
Sekunder 3. dll
Pencegahan 1. Proporsi wanita infertil yang ditanggulangi
Tersier 2. dll
13
Program Studi Sarjana Kedokteran dan Profesi Dokter FK UNUD 2020 13
1. Man: jumlah bidan, jumlah kader Indikator Input (3M) 2. Money: jumlah biaya operasional
3. Material: jumlah tablet Fe, kartu KMS ibu hamil, dll
Indikator Proses Frekuensi penyuluhan, frekuensi posyandu, rapat koordinasi, dll
Indikator Output Persentase K1 dan K4, persentase yang mendapatkan Fe dan TT, dll
Indikator Outcome Angka morbiditas ibu dan anak (misal perdarahan post partum, infeksi, dll)
Indikator Dampak MMR, IMR
B. PROGRAM KB TUJUAN PROGRAM KB
1. Tujuan yang berkaitan dengan KESEHATAN mencegah kematian ibu (menurunkan MMR) dan kematian bayi/anak (menurunkan IMR/CMR)
2. Tujuan yang berkaitan dengan KEPENDUDUKAN menekan laju pertumbuhan penduduk
Prevalensi Pemakaian KB
• Adalah pemakai kontrasepsi pada satu titik waktu disebut Current User (CU) yaitu pasangan usia subur yang sedang memakai alat kontrasepsi pada saat survei
• CU hanya lewat Survei Rumah Tangga dan tidak bisa lewat laporan klinik
14
• Yang penting adalah jumlah akseptor baru dan tingkat kelangsungan pemakaian KB
• Cari tahu tentang sebaran jenis kontrasepsi yang tersedia di puskesmas masing-masing.
Indikator Keberhasilan
Man: Jumlah PLKB
Indikator Input (3M) Money: Jumlah anggaran transport lapangan Material: Jumlah alat kontasepsi, dll
Indikator Proses Frekuensi penyuluhan per bulan, jumlah hari buka klinik, dll
Indikator Output Tingkat pengetahuan PUS, jumlah akseptor tubektomi baru dalam satu tahun, dll
Indikator Outcome Tingkat kelahiran (crude birth rate)
Indikator Dampak Total fertility rate, tingkat pertumbuhan penduduk, angka kematian ibu, dll
C. PROGRAM GIZI
MASALAH-MASALAH KURANG GIZI 1. Kurang kalori dan protein
2. Kurang mineral:
Kurang yodium (gondok endemik)
Kurang Fe (anemia)
Kurang fluor (karies gigi) 3. Kurang vitamin A
15
1. Man: jumlah bidan, jumlah kader Indikator Input (3M) 2. Money: jumlah biaya operasional
3. Material: jumlah tablet Fe, kartu KMS ibu hamil, dll
Indikator Proses Frekuensi penyuluhan, frekuensi posyandu, rapat koordinasi, dll
Indikator Output Persentase K1 dan K4, persentase yang mendapatkan Fe dan TT, dll
Indikator Outcome Angka morbiditas ibu dan anak (misal perdarahan post partum, infeksi, dll)
Indikator Dampak MMR, IMR
B. PROGRAM KB TUJUAN PROGRAM KB
1. Tujuan yang berkaitan dengan KESEHATAN mencegah kematian ibu (menurunkan MMR) dan kematian bayi/anak (menurunkan IMR/CMR)
2. Tujuan yang berkaitan dengan KEPENDUDUKAN menekan laju pertumbuhan penduduk
Prevalensi Pemakaian KB
• Adalah pemakai kontrasepsi pada satu titik waktu disebut Current User (CU) yaitu pasangan usia subur yang sedang memakai alat kontrasepsi pada saat survei
• CU hanya lewat Survei Rumah Tangga dan tidak bisa lewat laporan klinik
14
Pola Pemakaian Kontrasepsi
• Yang penting adalah jumlah akseptor baru dan tingkat kelangsungan pemakaian KB
• Cari tahu tentang sebaran jenis kontrasepsi yang tersedia di puskesmas masing-masing.
Indikator Keberhasilan
Man: Jumlah PLKB
Indikator Input (3M) Money: Jumlah anggaran transport lapangan Material: Jumlah alat kontasepsi, dll
Indikator Proses Frekuensi penyuluhan per bulan, jumlah hari buka klinik, dll
Indikator Output Tingkat pengetahuan PUS, jumlah akseptor tubektomi baru dalam satu tahun, dll
Indikator Outcome Tingkat kelahiran (crude birth rate)
Indikator Dampak Total fertility rate, tingkat pertumbuhan penduduk, angka kematian ibu, dll
C. PROGRAM GIZI
MASALAH-MASALAH KURANG GIZI 1. Kurang kalori dan protein
2. Kurang mineral:
Kurang yodium (gondok endemik)
Kurang Fe (anemia)
Kurang fluor (karies gigi) 3. Kurang vitamin A
15
Program Studi Sarjana Kedokteran dan Profesi Dokter FK UNUD 2020 15
MASALAH GIZI
Sumber yang kurang (kemiskinan, bencana, paceklik, dll) disebut “kurang gizi”
Sumber cukup tapi tidak dimanfaatkan karena ketidaktahuan, tradisi, dll disebut “salah gizi”
UKURAN BESARAN MASALAH GIZI
• Karena masalah gizi kebanyakan bersifat kronis →ukurannya biasanya prevalensi (prevalensi KKP, prevalensi anemia, prevalensi gondok endemik, dll)
KOMPONEN KEGIATAN PROGRAM GIZI SESUAI DENGAN KONSEP PENCEGAHAN
Pencegahan primer
• Menjamin kesediaan pangan (bila sumber yang kurang)
• Subsidi pupuk
• Membuat percontohan pemanfaatan tanah pekarangan untuk tanaman bergizi
• Edukasi
• Pemberian tablet Fe untuk semua ibu hamil atau semua remaja perempuan
• Memberikan susu setiap hari kepada anak sekolah
• Memberikan vitamin A kepada semua balita
• Distribusi garam beryodium Pencegahan sekunder
• Deteksi dini kurang gizi pada balita dengan menimbang secara berkala lalu memberikan edukasi atau merujuk yang mempunyai masalah gizi (gizi kurang, gizi buruk)
• Pemeriksaan kadar Hb secara berkala (pada ibu hamil, perempuan remaja, dll)
16
• Pembatasan ketidakmampuan dan rehabilitasi (medik, fisik, sosial, psikologis, ekonomis) anak-anak yang IQ rendah sebagai akibat kurang yodium, anak-anak yang buta karena kurang vitamin A, dll)
PROGRAM PENANGGULANGAN PENYAKIT MENULAR (P2M)
PENGELOMPOKAN PENYAKIT MENULAR MENURUT CARA PENULARANNYA
• Penyakit menular langsung
• Zoonosis
• Penyakit menular melalui vektor
• Penyakit menular melalui udara (air-borne diseases)
• Penyakit menular melalui makanan (food-borne diseases)
• Penyakit menular melalui air (water-borne diseases Komponen kegiatannya agar dipilah-pilah sebagai berikut:
1. Kegiatan yang dilakukan dalam upaya untuk sumber penularan (misalnya kuman TBC dalam tubuh manusia, virus dengue pada penduduk yang terinfeksi, dll)
2. Kegiatan yang dilakukan pada cara/rantai penularan 3. Kegiatan yang dilakukan dalam upaya melindungi
penduduk yang at risk. PRINSIP DASAR
Untuk masing-masing penyakit, kegiatan penanggulangannya ada yang dominan di reservoir, di cara penularan, dan ada yang dominan di penduduk yang at risk.
Hal ini tergantung dari:
Kuman penyebabnya/ada tidaknya obat untuk membunuh kuman di reservoir
Perjalanan penyakit (proporsi asimtomatis, akut, kronis, dst)
17
FAKTOR-FAKTOR YANG ADA KAITAN DENGAN MASALAH GIZI
Sumber yang kurang (kemiskinan, bencana, paceklik, dll) disebut “kurang gizi”
Sumber cukup tapi tidak dimanfaatkan karena ketidaktahuan, tradisi, dll disebut “salah gizi”
UKURAN BESARAN MASALAH GIZI
• Karena masalah gizi kebanyakan bersifat kronis →ukurannya biasanya prevalensi (prevalensi KKP, prevalensi anemia, prevalensi gondok endemik, dll)
KOMPONEN KEGIATAN PROGRAM GIZI SESUAI DENGAN KONSEP PENCEGAHAN
Pencegahan primer
• Menjamin kesediaan pangan (bila sumber yang kurang)
• Subsidi pupuk
• Membuat percontohan pemanfaatan tanah pekarangan untuk tanaman bergizi
• Edukasi
• Pemberian tablet Fe untuk semua ibu hamil atau semua remaja perempuan
• Memberikan susu setiap hari kepada anak sekolah
• Memberikan vitamin A kepada semua balita
• Distribusi garam beryodium Pencegahan sekunder
• Deteksi dini kurang gizi pada balita dengan menimbang secara berkala lalu memberikan edukasi atau merujuk yang mempunyai masalah gizi (gizi kurang, gizi buruk)
• Pemeriksaan kadar Hb secara berkala (pada ibu hamil, perempuan remaja, dll)
16
Pencegahan tersier
• Pembatasan ketidakmampuan dan rehabilitasi (medik, fisik, sosial, psikologis, ekonomis) anak-anak yang IQ rendah sebagai akibat kurang yodium, anak-anak yang buta karena kurang vitamin A, dll)
PROGRAM PENANGGULANGAN PENYAKIT MENULAR (P2M)
PENGELOMPOKAN PENYAKIT MENULAR MENURUT CARA PENULARANNYA
• Penyakit menular langsung
• Zoonosis
• Penyakit menular melalui vektor
• Penyakit menular melalui udara (air-borne diseases)
• Penyakit menular melalui makanan (food-borne diseases)
• Penyakit menular melalui air (water-borne diseases Komponen kegiatannya agar dipilah-pilah sebagai berikut:
1. Kegiatan yang dilakukan dalam upaya untuk sumber penularan (misalnya kuman TBC dalam tubuh manusia, virus dengue pada penduduk yang terinfeksi, dll)
2. Kegiatan yang dilakukan pada cara/rantai penularan 3. Kegiatan yang dilakukan dalam upaya melindungi
penduduk yang at risk.
PRINSIP DASAR
Untuk masing-masing penyakit, kegiatan penanggulangannya ada yang dominan di reservoir, di cara penularan, dan ada yang dominan di penduduk yang at risk.
Hal ini tergantung dari:
Kuman penyebabnya/ada tidaknya obat untuk membunuh kuman di reservoir
Perjalanan penyakit (proporsi asimtomatis, akut, kronis, dst)
17
Program Studi Sarjana Kedokteran dan Profesi Dokter FK UNUD 2020 17
Cara penularan/ada tidaknya teknologi untuk intervensi pada rantai penularan
Ada tidaknya teknologi untuk melindungi penduduk sehat (vaksin, dll).
PENYAKIT TBC
USAHA-USAHA YANG DITUJUKAN PADA
RESERVOIR(tempat kuman hidupdan berkembang biak, misalnya, TBC: manusia) :
Mencari penduduk yang terinfeksi sebanyak -banyaknya, lalu diobati sampai sembuh sehingga tidak lagi bisa menularkan kepada orang lain
USAHA-USAHA
YANG DITUJUKAN PADA CARA/RANTAI PENULARAN :
- Karena menular melalui udara, tidak banyak yang bisa dilakukan - Di laboratorium yang biasa membuat kultur TBC, biasanya ruangannya disinari dengan ultraviolet -Kegiatan yang sedikit dampaknya antara lain penyuluhan kepada masyarakat agar rumahnya berisi ventilasi yang memadai dan ada sinar pagi (ultraviolet) yang masuk ke dalam ruangan di rumahnya
USAHA-USAHA YANG DITUJUKAN PADA PENDUDUK YANG AT RISK:
• Vaksinasi BCG.
• Catatan: vaksin BCG tidak efektif 100% dan karena itu walaupun cakupan BCG di Bali hampir 100%, masih tetap dilaporkan sekitar 1500 kasus TBC per tahun. Ini yang dilaporkan.
Kenyataannya pasti jauh lebih
tinggi.
Vaksin mampu
mencegah TBC yang berat (TBC otak, TBC
milier, dll)
18
PENYAKIT DBD
USAHA-USAHA YANG
DITUJUKAN PADA
RESERVOIR(tempat kuman hidupdan berkembang biak, misalnya, TBC: manusia) :
Tidak banyak yang bisa dilakukan disini karena: disebabkan oleh virus. Selain itu, masa viremia juga amat pendek (hanya beberapa hari).
USAHA-USAHA
USAHA-USAHA YANGYANG DITUJUKAN PADA
DITUJUKAN PADA
CARA/RANTAI PENDUDUK YANG
PENULARAN :
AT RISK:• Disini banyak
kegiatan yang bisa
• Karena belum adadilakukan yaitu
vaksin, tidakterhadap: a) nyamuk
banyak yang bisadewasa, b) larva. c)
dilakukan disinitempat perindukan
• Penyuluhan kepada•
nyamuk
masyarakat adaCATATAN: bukti-
dampaknya tetapibukti menunjukkan
tidak begitubahwa fogging
signifikan.nyamuk dewasa
tidak begitu efektif karena a) pencemaran lingkungan, b) kemungkinan resisten, c) sosiologis, dimana penduduk tidak senang bila asap yang berminyak masuk ke ruang tidur mereka sedangkan nyamuk Aedes berada di dalam ruangan pada siang hari.
• Yang paling efektif
adalah PSN
19