• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PEMAKAIAN PARTIKEL YA DAN NADO DALAM NIPPONIA EDISI 48 TAHUN 2009

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISIS PEMAKAIAN PARTIKEL YA DAN NADO DALAM NIPPONIA EDISI 48 TAHUN 2009"

Copied!
60
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PEMAKAIAN PARTIKEL YA DAN NADO DALAM NIPPONIA EDISI 48 TAHUN 2009

NIPPONIA NO 2009-NEN DAI 48-BAN NI OKERU ‘YA’ TO ‘NADO’ NO JOSHI NO TSUKAIKATA NO BUNSEKI

SKRIPSI

Skripsi ini Diajukan kepada Panitia Ujian Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara Medan untuk Melengkapi Salah Satu Syarat Ujian Sarjana dalam Bidang

Ilmu Sastra Jepang O

L E H

DESIMA SIPAPAGA 150722004

PROGRAM EKSTENSI SASTRA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2018

(2)

ANALISIS PEMAKAIAN PARTIKEL YA DAN NADO DALAM NIPPONIA EDISI 48 TAHUN 2009

NIPPONIA NO 2009-NEN DAI 48-BAN NI OKERU ‘YA’ TO ‘NADO’ NO TSUKAIKATA NO BUNSEKI

SKRIPSI

Skripsi ini Diajukan kepada Panitia Ujian Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara Medan untuk Melengkapi Salah Satu Syarat Ujian Sarjana dalam Bidang

Ilmu Sastra Jepang Oleh :

DESIMA SIPAPAGA 150722004

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Zulnaidi,S.S.,M.Hum

NIP.196708072004011001 NIP. 196910112002121001 Mhd. Pujiono, SS.,M.Hum,Ph.D

PROGRAM EKSTENSI SASTRA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2018

(3)

Disetujui Oleh :

Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan

Medan, 2018 Program Studi Satra Jepang Ketua,

NIP. 195807041984121001

Prof,Hamzon Situmorang, M.S.,Ph.D

(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah mencurahkan kasihnya dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ANALISIS PEMAKAIAN PARTIKEL YA DAN NADO DALAM NIPPONIA EDISI 48 TAHUN 2009

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, dari tata bahasa maupun uraiannya. Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang akan menjadi sumber pembaca untuk perbaikan di masa yang akan datang.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak menerima bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang tak terhingga, terutama kepada :

1. Bapak Dr. Budi Agustono M.S, selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof, Hamzon Situmorang, M.S.,Ph.D, selaku Ketua Program Studi Sastra Jepang Program S1 Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Zulnaidi, SS., M.Hum, selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan arahan, bimbingan, dan masukan kepada penulis hingga skripsi ini selesai.

4. Bapak Mhd. Pujiono, SS.,M.Hum,Ph.D selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan arahan, bimbingan, dan masukan kepada penuli sehingga skripsi ini selesai.

5. Bapak dan Ibu dosen Ektensi Sastra Jepang Fakultas Ilmu Budaya terima kasih atas ilmu dan bimbingannya selama ini.

(5)

6. Orang tua penulis, Jamakdin Sipapaga dan Dra. Enteria Sitorus yang telah memberikan dukungan, perhatian, semangat, bantuan yang tak terhingga, baik dalam bentuk nasehatdan materi, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

7. Keluarga penulis, Kakak, Abang, dan Adik tersayang Erniwaty Sipapaga, Mangatur Sipapaga, Eva Martina Sipapaga, Junita Sipapaga dan Hery Kurniawan Sipapaga dan Claudia Cristy Lumban Toruan S.E seluruh keluarga yang memberikan dorongan dan doa kepada penulis sehingga skripsi ini selesai.

8. Teman-teman Eks. Sastra Jepang 15, Kak Siti, Yuni, Marni, Kak Ame dan teman- teman yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terima kasih atas semangat dan dukungannya.

Semoga Allah memberikan rahmat-Nya kepada semua pihak yang disebutkan di atas serta semua pihak yang telah membantu, tetapi tidak disebutkan namanya, mohon maaf jika penulis ada kekurangan. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat memberi manfaat bagi kita semua.

Medan, Januari 2018 Penulis

NIM 150722004 Desima Sipapaga

(6)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 6

1.3 Ruang Lingkup ... 6

1.4 Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori...7

1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian...8

1.6 Metode Penelitian ... 9

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG JOSHI 2.1 Pengertian Joshi ... 12

2.2 Karakteristik Joshi ... 13

2.3 Jenis-jenis Joshi 2.3.1 Fukujoshi ... 14

2.3.2 Kakujoshi ... 15

2.3.3 Setsujokushi ... 16

2.3.4 Shuujoshi ... 17

(7)

2.4 Partikel Ya dan Nado

2.4.1 Partikel Ya...18

2.4.2 Partikel Nado...21

BAB III PEMAKAIAN PARTIKEL YA DAN NADO DALAM NIPPONIA EDISI 48 TAHUN 2009 3.1 Stuktur dan makna Partikel Ya dalam Nipponia Edisi 48 Tahun 2009 3.1.1 kata benda ya kata benda...22

3.1.2 kata sifat ya kata sifat...26

3.1.3 kata tempat ya kata tempat...28

3.1.4 kata kerja ya kata kerja...30

3.1.5 kata benda ya kata sifat...31

3.2 Stuktur dan makna Partikel Nado dalam Nipponia Edisi 48 Tahun 2009 3.2.1 kata benda nado kata benda...32

3.2.2 kata tempat nado kata tempat...36

3.2.3 kata benda nado kata sifat...38

3.2.4 kata kerja nado kata waktu...40

3.2.5 kata tempat nado kata sifat...41

(8)

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

4.1Kesimpulan...43

4.2 Saran ...44 DAFTAR PUSTAKA

ABSTRAK

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi antar manusia. Jika kita tidak mempunyai bahasa maka kita juga tidak bisa berkomunikasi dengan orang lain. Pada saat berkomunikasi dengan orang lain, penggunaan bahasa yang baik sangat dianjurkan. Bahasa identik dengan lisan, oleh mkarena itu ketika mempelajari suatu bahasa adalah mengucapkan bahasa tersebut. Sekelompok manusia atau bangsa tersebut tidak ada bahasa. Kerifan melayu mengatakan: “ Bahasa adalah cermin budaya bangsa, hilang budaya maka hilang bangsa”. Jadi, bahasa adalah sine qua non, suatu yang mesti ada bagi kebudayaan dan masyarakat manusia (Hidayat, 2009:30).

Bahasa yang setiap kali kita gunakan bisa membantu kita untuk menjalin hubungan baik dengan orang lain, bahkan pada saat kita mempelajari satu bahasa baru yang kita pelajari sebelumnya, hal itu bisa memperkaya khazanah kebahasaan kita sendiri dan menjalin hubungan dengan banyak orang dari lingkugan asing yang sedang kita pelajari bahasanya.

Setiap bahasa yang ada di dunia ini mempunyai keunukan tersendiri. Bahasa Indonesia akan mempunyai karakteristik yang berbeda dengan Bahasa Jepang.

Begitupun dengan bahasa-bahasa yang ada di dunia ini. Salah satu bahasa yang mempunyai karakteristik yang saat ini sedang banyak digemari oleh pelajar bahasa

(10)

adalah Bahasa Jepang. Bahasa Jepang berbeda dengan bahasa lainnya. Bahasa Jepang mempunyai keunikan tersendiri, baik dari segi rumpun bahasanya, huruf yang dipakainya, kosakata, gramatika bahkan ragam bahasanya pun beragam. Dalam bahasa Jepang pun ketika kita akan berbicara kepada kita harus memperhatikan kepada siapa kita berbicara.

Dalam bahasa Jepang terdapat berbagai ragam huruf, serta banyaknya pola kalimat yang memiliki kemiripan bentuk dan arti dalam gramatika bahasa Jepang atau sering disebut dengan pola kalimat yang bersinonim. Hal ini menjadikan sebagai salah satu kendala bagi para pembelajar bahasa Jepang. Dalam mempelajari bahasa ada empat komponen besar yaitu: komponen bunyi, komponen kata, komponen kalimat dan komponen makna. Komponen bunyi dipelajari dalam fonologi, komponen kata (bentuk kata) dalam morfologi, komponen kalimat (susunan kalimat) dipelajari dalam sintaksis, dan komponen makna dipelajari dalam semantik. Salah satu untur pembentukan kalimat dalam bahasa Jepang adalah Joshi.

Partikel atau yang sering disebut dengan joshi dalam bahasa Jepang adalah kelas kata yang tidak dapat berdiri sendiri juga tidak dapat berkonjugasi yang berfungsi untuk menunjukkan hubungan kata dengan kata lain juga berfungsi untuk memberikan penekanan atau nuansa tertentu serta untuk menambah arti kata tersebut lebih jelas lagi.

Dalam kalimat bahasa Jepang joshi memiliki perana yang sangat penting. Joshi (partikel) berperan dalam menunjukkan hubungan antara satu kata dengan kata lain,

(11)

ataupun juga memberi penekanan atau nuansa tertentu pada kata atau kalimat. Dalam hal ini, sebagai pemberi arti pada kata lain.

Joshi bahasa Jepang terdiri atas, kakujoshi yang merupakan partikel biasa, fukujoshi partikel sebagai keterangan, setsujokushi partikel penyambungan kalimat, dan shuujoshi partikel yang berada diakhir kalimat. Menurut Sudjianto dan Dahidi (2007:181), joshi adalah kelas kata untuk menunjukkan hubungan antara kata tersebut dengan kata lain serrtaa untuk menambah arti kata, satu bunsetsu, apalagi sebagai satu kalimat. Hal ini senada dengan pendapat Sutedi (2007:167) bahwa kata bantu (joshi) merupakan kata yang tidak bisa berdiri sendiri dalam suatu kalimat.

Dan joshi terbagi atas empat macam yaitu kakujoshi, setsuzokushi, fukujoshi dan shuujoshi. Sao Iori (2000:345), mengungkapkan definisi joshi sebagai berikut:

”助詞は、単独で用いられず、名詞や動詞などの他の語に愚説する、活用 のない語です”。

“Joshi wa, tandoku de mochiirarezu, meishi ya doushi nado no ta no go ni gusetsu suru, katsuyou no nai go desu.”

Joshi adalah kata yang dapat berdiri sendiri, melekat pada nomina, verba, dan kata lain.

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa joshi merupakan kata yang tidak dapat berdiri sendiri, dengan kata lain pemakaiannya harus dalam kalimat.

Suatu kalimat yang tidak memiliki arti apabila ditambahkan joshi akan memiliki arti.

Joshi mempunyai peranan yang sangat penting dalam menentukan kalimat dalam bahasa Jepang, tanpa joshi pemahaman makna kalimat mengalami kerancuan.

(12)

Contoh pemakaian Joshi dalam bahasa Jepang :

「私は行きます」

S+ wa + kk

’Saya pergi’

「私が行きます」

S+ ga + kk

’Saya yang pergi’

「私だけ行きます」

S+ dake + kk

’Hanya saya yang pergi’

「私まで行きます」

S+made + kk

’Saya pun pergi’ .

Dalam mempelajari atau mengkaji pemakaian partikel (joshi) ya dan nado kita perlu mengetahui stuktur atau makna dari partikel dalam kalimat atau tuturan yang digunakan dalam suatu percakapan baik itu kalimat yang diutarakan secara lisan, tulisan, dalam bentuk cerita, ditunjukkan untuk diri sendiri maupun kalimat yang diutarakan dalam hati. Patikel (joshi) ya dan nado merupakan partikel yang tidak dapat berdiri sendiri dan selalu mengikuti kata benda, kata sifat, kata keterangan waktu, dan kata keterangan tempat. Oleh karena itu, penulis menggunakan dua

(13)

subsistem linguistik untuk mengetahui stuktur dan makna dari pemakainan partikel ya dan nado dalam kata atau kalimat bahasa Jepang, yaitu sintaksis dan semantik.

Sintaksis dalam Bahasa Jepang berbeda dengan sintaksis pada umumnya. Arti sintaksis secara umu diungkap oleh O’Grady, et. Al. (1997) adalah “The system of the rules and categories that underlines sentence formation in human language”. Artinya sintaksis adalah aturan dalam sistem pola kalimat dasar dalam bahasa manusia.

Manaf (2009:3) sintaksis adalah cabang linguistik yang membahas struktur internal kalimat. Stuktur internal kalimat yang dibahas adalah frasa, klausa dan kalimat, atau objek kajian sintaksis terkecil dan kalimat adalah objek kajian sintaksis terbesar.

Dalam Bahasa Jepang sintaksis disebut dengan tougoron ( 統 語 論 ) atau sintakusu (シンタクス), yaitu cabang linguistik yang mengkaji tentang stuktur dan unsur-unsur pembentuk kalimat (Sutedi, 2003:61). Kalimat dalam Bahasa Jepang terbentuk dari perpaduan beberapa jenis kata yang disusun berdasarkan pada aturan gramatikalnya. Penulis memilih tema sintaksis kerena banyak sekali yang dapat dibahas seperti stuktur kalimat dalam bahasa, jenis atau kelas kata dalam sebagainya.

Hal ini sangat menarik untuk dibahas, khusunya yang terkait dengan kelas kata dalam Bahasa Jepang.

Sedangkan dalam semantik berasal dari bahasa Yunani “semantikos” yang artinya adalah cabang linguistik yang mempelajari tentang makna yang terkandung pada suatu bahasa, kode atau jenis representasi lain. Dan dalam semantik terbagi ada 2 macam yaitu: semantik leksikal dan semantik gramatikal penulis hanya membahas semantik gramatikal adalah hubungan antara unsur-unsur bahasa dalam satuan yang

(14)

besar, misalnya hubungan antara kata dengan yang lain dalam frasa atau kalimat (Kridalaksana, 1984:120), contohnya adalah kata riht yang bisa berarti hak, benar atau kanan, tergantung pada fungsi dan konteks kata tersebut fdalam hubungannya dengan satuan yang lebih besar, yaitu frasa atau kalimat. Pada fukushi juga dikaitkan mengenai segi gramatikal sehingga pada penelitian ini dapat diketahui bahwa makna maupun penggunaannya dalam suatu kalimat dapat berterima atau tidak.

Berikut contoh partikel ya dan nado dalam bahasa Jepang :

S + は + kb + や + kb + や + kb + に + o + を + kk

1. あの会社は、函館や、札幌や、根室に支店をもっている。

Ano kaisha wa, Hokodate ya, Sapporo ya, Nemuro ni shiten o motte iru.

Perusahaan itu,memiliki kantor cabang di Hakodate, Sapporo, dan Nemuro.

S + など + ks + ありません。

2. うそなど言ったことはありません。

Uso nado itta kotowa arimasen.

Saya tidak pernah berkata bohong atau lainnya.

Dan dalam hal ini, pembelajaran bahasa Jepang perlu mengetahui apa saja partikel yang dipakai. Berdasarkan pada pemamaparan yang ada dalam penulisan ini, penulis tertarik untuk meneliti “ANALISIS PEMAKAIAN PARTIKEL YA DAN NADO DALAM NIPPONIA EDISI 48 TAHUN 2009”

1.2 Perumusan Masalah

Bahasa Jepang adalah salah satu bahasa yang banyak dipelajari di berbagai Negara termasuk Indonesia. Joshi adalah kelas kata fuzokugo yang tidak dapat berdiri sendiri yang berfungsi untuk menunjukkan hubungan kata dengan kata lain juga

(15)

berfungsi untuk memberi penekanan atau nuansa tertentu serta untuk menambahkan arti kata tersebut lebih jelas lagi. Joshi tidak sama dengan kata kerja, kata sifat, dan kata bantu lainnya, joshi tidak dapat mengalami perubahan bentuk apabila muncul dalam kalimat.

Berdasarkan pemaparan di atas penulis ingin mengangkat permasalahan yang akan dibahas dalam skripsi ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana stuktur dan makna partikel ya dalam Nipponia edisi 48 tahun 2009?

2. Bagaimana stuktur dan makna partikel nado dalam Nipponia edisi 48 tahun 2009?

1.3 Ruang Lingkup Pembahasan

Untuk mempermudah penulisan laporan skripsi ini dan agar lebih terarah dan berjalan dengan baik, maka perlu kiranya dibuat suatu batasan masalah. Dan data diperoleh berupa kalimat yang mengandung urutan objek dari sumber data Nipponia edisi 48 tahun 2009. Dan dalam Nipponia terdapat 42 contoh kalimat yang menyatakaan partikel ya dan nado.Dan dalam hal ini, penulis membahas tentang makna dan stuktur.

Adapun ruang lingkup permasalahan yang akan dibahas dalam penulisan laporan skripsi, dalam hal ini penulis membahas tentang “Analisis Pemakaian Partikel ya dan nado dalam Nipponia edisi 48 tahun 2009”

(16)

1.4 Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori

1.4.1 Tinjuan Pustaka

Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya bahwa bahasa Jepang adalah bahasa yang memiliki keunikan, salah satunya adalah bahwa bahasa Jepang mengenal penggunaan partikel (joshi) didalam gramatikalnya. Joshi dalam bahasa Jepang memiliki peran yang cukup penting dalam menghubungkan satu kata dengan kata lainnya didalam sebuah kalimat (tertulis maupun lisan) bahasa Jepang agar makna dan maksud dari kalimat tersebut menjadi lebih jelas.

Joshi ( 助 詞 ) dalam bahasa Jepang adalah kata yang berfungsi sebagai penggabung antar kata dan merupakan hubungan frasa yang menunjukkan objeknya.

Joshi merupakan tambahan dan tidak berkonjugasi (berubah bentuk). Sedangkan dalam partikel ya dan nado dalam penulisan ini membahas tentang urutan objek yang terdapat dalam nipponia tersebut.

Menurut Situmorang (2010:50-51), joshi merupakan kata bantu yang selalu mengikuti kata lain, ada yang memiliki arti tersendiri maupun berfungsi memberi arti pada kata lain, yang tidak dapat berdiri sendiri, tidak berkonjungsasi, tidak dapat menjadi subjek, objek, predikat dan keterangan dalam kalimat.

1.4.2 Kerangka Teori

Teori adalah sebuah konsep dasar penelitian yang berupa fakta dari serangkaian definisi yang saling berhubungan dengan apa yang kita teliti. Menurut Husaini dan

(17)

Purnomo (2011:7), teori ialah sebuah set dari proposisi yang mengandung suatu pandangan sistematis dari gejala.

Linguistik adalah ilmu yang mempelajari tentang bahasa. Kata linguistik diturunkan dari kata bahasa Latin ‘lingua’. Secara populer orang sering mengatakan bahwa linguistik adalah ilmu tentang bahasa sebagai objek kajiannya atau telah ilmiah mengenai bahasa manusia menurut Martinet dalam Chaer (1994 : 1-2). Ilmu linguistik sering disebut linguistik umum (general linguistik). Artinya, ilmu linguistik itu tidak hanya mengkaji sebuah bahasa saja, melainkan mengkaji seluk-beluk bahasa pada umumnya. Sesuai dengan skripsi ini, teori atau pendekatan yang digunakan untuk menganalisis stuktur dan makna partikel ya dan nado dalam bahasa Jepang.

Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut tougoron (統語論) atau sintakusu (シンタクス), yaitu cabang linguistik yang mengkaji tentang struktur dan unsur – unsur pembentuk kalimat. Dan Imiron 「意味論」atau “Sematik” merupakan salah satu tataran linguistik yang mengkaji tentang makna dalam bahasa Jepang. Objek kajiannya adalah Go no Imi 「語の意味」atau disebut juga Makna Kata. Defensi- defenisi atau konsep-konsep yang penulis kemukakan di atas yang dipakai sebagai acuan dasar dalam penulisan skripsi ini.

1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.5.1 Tujuan Penelitian

Dalam skripsi ini, yang menjadi tujuan penulisan adalah sebagai berikut :

(18)

1. Mendeskripsikan stuktur dan makna partikel ya dalam Nipponia edisi 48 tahun 2009

2. Mendeskripsikan stuktur dan makna partikel nado dalam Nipponia edisi 48 tahun 2009

1.5.2 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi peneliti dan pembaca, dapat menambahkan wawasan mengenai pemakain partikel bahasa Jepang.

2. Bagi peneliti dan pembaca dapat mengetahui pola cara pemakain partikel tersebut.

3. Bagi pembaca dapat menambah referensi untuk menambahkan pengetahuan dan untuk melakukan penelitian selanjutnya mengenai partikel tersebut.

1.6 Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif untuk menjelaskan penggunaan ya dan nado dalam bahasa Jepang. Menurut Sudaryanto, metode deskriptif adalah metode penelitian yang dilakukan semata-mata berdasarkan fakta kebahasaan yang ada atau fenomena yang secara empiris hidup pada penuturnya.

Tujuan dari metode deskriptif adalah untuk membuat gambaran atau lukisan yang secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat, serta hubungan antar sesama fenomena yang diselidiki, (Sudaryanto, 1993: 62).

(19)

Metode penelitian terdiri atas dua kata yaitu metode dan penelitian. Metode diambil dari bahasa Yunani yaitu methodos yang memiliki arti menuju suatu jalan (cara). Penelitian adalah suatu proses pengumpulan data dan analisis data yang dilakukan secara sistematis untuk mencapai tujuan tertentu. Dari pengertian tersebut dapat kita ketahui bahwa metode penelitian adalah suatu cara untuk memecahkan masalah ataupun cara mengembangkan ilmu pengetahuan dengan menggunakan metode ilmiah.

Sugiyono (2009 : 6) mengatakan bahwa metode penelitian adalah cara-cara untuk mendapatkan data yang valid, dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan dan dibuktikan suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah.

Menurut Surakhmaad (1994: 13) metode penelitian adalah cara utama yang dipergunakan untuk mencapai suatu tujuan. Misalnya untuk menguji serangkaian hipotesis dengan menggunakan teknik serta alat-alat tertentu dan cara utama itu dipergunakan setelah penelitian memperhitungkan kewajaran yang ditinjau dari tujuan.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Ini adalah suatu metode yang dipakai untuk memecahkan suatu masalah dengan cara mengumpulkan, menyusun, mengklarifikasi, mengkaji, dan menginterpretasikan data.

Penelituan yang bersifat deskriptif yaitu member gambaran yang secermat mungkin mengenai suatu individu, keadan, gejala atau kelompok tertentu. Oleh karena itu data-

(20)

data diperoleh, dikumpulkan, disusun, diklarifikasikan, sekaligus dikaji dan kemudian diinteeprestasikan dengan tetap mengacu pada sumber data dan informasi yang ada.

Dalam penelitian ini juga digunakan metode kepustakan (library research) yang menurut pendapat Nasution (1996:14) yaitu metode penelitian dengan cara mengumpulkan data dan membaca referensi yang berkaitan dengan topik permasalahan yang dipilih. Penulis mengumpulkan data penulis juga berbagai data dari situs-situs internet.

(21)

BAB II

GAMBARAN UMUM JOSHI

2.1 Pengertian Joshi

Dalam kalimat bahasa Jepang, joshi(助詞)memiliki peranan yang sangat vital, baik dalam memberikan penjelasan tentang hubungan antara satu kata dengan kata lainnya dalam kalimat atau pun memberikan penekanan atau nuansa tertentu pada kata Joshi merupakan kelas kata yang termasuk ke dalam fuzokugo. Fuzokugo

(付属語)adalah kata imbuhan atau kata yang tidak bisa berdiri sendiri.

Sudjianto (2000:1) menjelaskan bahwa istilah Joshi(助詞)bila dilihat dari kanji pembentukannya yaitu jo(助)yang artinya membantu dan shi(詞)yang memiliki makna yanag sama dengan kotoba yaitu yang berarti kata. Sehingga istilah joshi sering diterjemahkan menjadi kata bantu. Disamping itu, istilah joshi juga sering diterjemahkan sebagai partikel. Hal ini disebabkan karena ada kaitannya dengan penerjemahan joshi ke dalam bahasa Inggris. Dalam kamus Jepang-Inggris, istilah joshi sering diterjemahkan menjadi particle, dan kemudian particle ini diterjemahkan lagi ke dalam bahasa Indonesia menjadi partikel.

Menurut Kawashima (1992) juga mengungkap bahwa partikel dalam bahasa Jepang selalu diletakkan setelah verba, adjektiva, adverbia dan noomina. Namun bila dibandingkan, partikel lebih sering diletakkan setelah nomina dari pada diletakkan setelah verba, adjektiva maupun adverbia.

(22)

2.2 Karakteristik Joshi

Menurut Situmorang karakteristik atau ciri- ciri joshi adalah sebagai berikut :

1. Tidak dapat berdiri sendiri, selalau mengikuti kata lain 2. Tidak berkonjugasi

3. Tidak dapat menjadi subjek, objek, predikat, dan kata keterangan dalam kalimat

4. Dapat memiliki arti tersendiri maupun berfungsi sebagai pemberi arti pada kata lain.

Sedangkan karakter joshi menurut Sudjianto (2004: 181) karakter joshi sebagai berikut:

1) Joshi termasuk fuzokugo.

2) Joshi tidak bisa berdiri sendiri sebagai satu kata, satu bunsetsu, apalagi sebagai satu kalimat.

3) Joshi akan menunjukkan maknanya apabila sudah dipakai setelah kelas kata lain yang dapat berdiri sendiri (jiritsugo) sehingga membentuk sebuah bunsetsu atau sebuah bun.

4) Kelas kata yang dapat disisipi joshi antara lain meishi, dooshi, i-keiyooshi, na- keiyooshi, joshi, dan sebagainya.

(23)

2.3 Jenis-jenisJoshi

Di dalam bahasa Jepang ada begitu banyak partikel. Untuk memudahkan mempelajari dan mengenalinya maka ada pengklasifikasian. Menurut Sudjianto (2000:4) masih ada perbedaan mendasar dalam mengelompokkan jenis-jenis joshi.

Ada yang mengelompokkan joshi menjadi empat jenis, dan ada juga yang mengelompokkan menjadi enam jenis. Para ahli yang mengelompokkan joshi menjadi empat jenis menyebutkan kakujoshi, setsuzokuujoshi, fukujoshi, dan shuujoshi sebagai jenis-jenis joshi. Sementara itu para ahli yang mengelompokkan Joshi menjadi enam jenis menambahkan kantoojoshi dan kakarijoshi disamping keempat jenis partikel yang telah disebutkan (kakajoushi, setsuzokuujoshi, fukujoshi dan shuujoshi). Disamping itu, selain jenis-jenis joshi di atas, ada pula yang menambahkan heiritsujoshi sebagai jenis joshi.

Berikut klasifikasi joshi berdasarkan penggunaannya dalam kalimat, yakni fukujoshi, kakujoshi, setsuzokujoshi, dan shuujoshi.

2.3.1 Fukujoshi

Fukujoshi ialah partikel yang bisa menambah arti kata lain yang ada sebelumnya. Perannya sama dengan adverbia, untuk menghubungkan kata-katayang ada sebelumnya dengan kata-kata yang ada pada bagian berikutnya. Joshi yang termasuk ke dalam kelompok ini misalnya bakari, dake, demo, hodo, ka, kiri, koso, kurai (gurai), made, mo, nado, nari, nomi, sae, shika, wa, yara dan zutsu.

(24)

Contohnya:

1. この大学に外国人は五人だけ Kono daigaku ni gaikokujin wa go nin

います。

dake Di kampus ini orang asing hanya ada 5 orang

imasu.

2. うちから学校まで十分ぐらい Uchi kara gakkou made juppun

かかります。

gurai

Dari rumah saya sampai sekolah memakan waktu 10 menit kakarimasu.

3. 私は毎日日本語を二時間しか

Watashi wa mainichi nihongo o ni jikan shika benkyoushite imasu.

勉強しています。

Saya setiap hari dapat belajar bahasa jepang hanya 2 jam 4. この本は読めば読むほど

Kono hon wa yomeba yomu

おもしろいです。

hodo

Buku ini semakin di baca semakin menarik omoshiroi desu.

5. かばんの中に本や辞書など Kaban no naka ni hon ya jisho

があります。

nado

Di dalam tas ada buku, kamus dan lain-lain ga arimasu.

2.3.2 Kakujoshi

Kakujoshi ialah partikel yang menyatakan hubungan satu bagian kalimat(bunsetsu) dengan bunsetsu lainnya. Partikel ini biasa digunakan setelah taigen. Ada juga yang digunakan untuk menyatakan hubungan nomina yang ada sebelumnya dengan predikat pada kalimat tersebut. Joshi yang termasuk ke dalam kelompok ini misalnya de, e, ga, kara, ni, no, o, to, ya, dan yori.

Contohnya:

(25)

1. このシャツはあのシャより

Kono syatsu wa ano syastu yori kireidesu.

きれいです。

Baju ini lebih cantik dari pada baju itu

2. これは私のかばんです。

Kore wa watashi no Ini adalah tas saya

kaban desu.

3. 私は家族と日本へ来ました。

Watashi wa kazoku to nihon e

Saya datang ke jepang dengan keluarga kimashita.

4. ラニさんは教室にいます。

Rani san wa kyoushitsu ni Rani ada di ruang kelas

imasu.

5. 友達と一緒に大学で勉強します。

Tomodachi to isshoni daigaku de Belajar bersama teman di kampus

benkyoushimasu.

2.3.3 Setsuzokujoshi

Setsuzokujoshi adalah partikel yang berfungsi untuk menghubungkan bagian- bagian kalimat. Umumnya dipakai setelah yoogen atau setelah jodooshi untuk melanjutkan kata-kata yang ada sebelumnya terhadap kata-kata yang ada pada bagian berikutnya. Joshi yang termasuk ke dalam kelompok ini misalnya ba, ga, kara, kere domo, nagara, shi, tari, te, temo, to, noni dan node.

Contohnya:

(26)

1. 約束がありますから Yakusoku ga arimasu

早く帰ります。

kara Karena ada janji, pulang cepat

, hayaku kaerimasu.

2. 明日試験があるので Ashita shiken ga aru

いっしょけんめい勉強します。

node

Karena besok ada ujian, belajar sungguh-sungguh

, isshokenmei benkyoushimasu.

3. この食べ物は高いですが、おいしくないです。

Kono tabemono wa takai desu ga

Makanan ini mahal tetapi, tidak begitu enak , oishikunai desu.

4. デイたさんはきれいだし、目締めだし、歌も歌えます。

Dita san wa kireidashi, majimedashi, uta mo utaemasu.

Dita, cantik, tajin dan bias bernyanyi

5. 毎晩日本語を勉強したり、テレビを見たり、音楽を聞いたりしてい ます。

Maiban nihongo o benkyoushitari, terebi o mitari, ongaku o kiitari shite imasu.

Setiap malam saya belajar Bahasa Jepang, menonton TV, dan mendengarkan Musik

2.3.4 Shuujoshi

Shuujoshi ialah partikel yang digunakan pada akhir kalimat atau akhir bagian kalimat. Fungsinya untuk menyatakan perasaan si pembicara, seperti heran, keragu- raguan, harapan, haru, dan lainnya. Fungsi ini juga dimiliki oleh kelas kata interjeksi, sehingga ada yang menyebutnya dengan istilah kandooshi. Joshi yang termasuk ke

(27)

dalam kelompok ini misalnya ka, kashira, ne, na, no, sa, tomo, wa, yo, kashira, dan zo.

Contohnya:

1. 毎日スポーツは体にいいですよ。

Mainichi supootsu wa karada ni iidesuyo Olahraga setiap hari baik untuk tubuh ya

2. あなたは毎日日本語を勉強していますか。

Anata wa mainichi nihongo o benkyoushite imasuka.

Apakah anda belajar bahasa jepang setiap hari 3. あの人はハンサムですね。

Ano hito wa hansamu desune Orang itu ganteng ya

4. 今日はい天気だな。

Kyou wa itenkidana Hari ini cuaca baik ya!

5. それは君の間違いさ。

Sore wa kimi no machigaisa Itu adalah kesalahan mu 2.4 Partikel Ya dan Nado

2.4.1 Partikel Ya

Ya adalah sebuah koordinat yang digunakan untuk mencantumkan dua atau lebih item ( kata benda atau frase kata benda ) secara tidak lengkap. Berikut dapat kita lihat beberapa penggunaan partikel ya dalam bahasa Jepang.

(28)

1. Menyebut sebagian dari benda yang digunakan sebagai ‘...dan...dan lain-lain’

Contoh :

Fuku ya kutsu ya kaban nado o kaimashita.

服やくつやかばんなどをかいました。

Saya telah membeli pakaian, sepatu, tas dan lain-lain.

Kalimat ini menyatakan keberadaan suatu kata benda yang terdapat pada kalimat diatas. Dan menyatakan ‘dan lain-lain”. Dan pada kalimat ini juga menytakan bahwa tidak semua kata benda yang terdapat pada kalimat tersebut.

2. Ya digunakan kaum laki-laki dalam percakapan informal terhadap orang yang sederajat atau lebih rendah kependudukannya untuk mengajak atau menyuruh melakukan sesuatu.

Contoh :

Hayaku dero ya ! ! 早く出ろや。

Keluar cepat !!

Kalimat ini dinyatakan atau digunakan para kaum laki-laki dalam percakapan informal terhadap orang yang sederajat atau juga lebih rendah kedudukannya atau juga jabatan. Untuk mengajak atau menyuruh melakukan sesuatu yang kita inginkan.

3. Ditambahkan pada nama orang, digunakan orang tua untuk memanggil anaknya.

Contoh :

(29)

Michiko ya,chotto oide ! 道子や、ちょっとおいで。

Michiko, kemari sebentar !

Pada kalimat di atas partikel ya ditambahkan pada nama orang, digunakan orang tua untuk memanggil anaknya. Dan dapat kita lihat pada kalimat ini “Michiko ya,chotto oide !”. Dan seperti makna sebenarnya yang terdapat pada kalimat tersebut

“Michiko, kemari sebentar !”. Dan menyatakan penegasan.

4. Digunakan untuk berbicara kepada diri sendiri, tidak tertuju kepada seseorang secara khusus.

Contoh :

Ikanakereba ii ya, boku wa jibun de ike yo.

行かないければいいや僕は自分で行くよ。

Kalau tidak mau pergi ya sudah saya pergi sendiri.

Pada kalimat ini menyatakaan pernyataannya untuk diri sendiri dan kalimat ini tidak tertuju pada orang lain yang ada disekitarnya. Dan dalam kalimat ini si pembicara bisa dikatakan berbicara pada dirinya sendiri. Dan menyatakan bahwa dia tidak mau pergi bersama teman-temannya. Makna yang menegaskan pada kalimat

“kalau tidak pergi ya sudah”

2.4.2 Partikel Nado

Partikel nado dalam bahasa Jepang menunjukkan sebuah penanda. Berikut beberapa penggunaan partikel nado dalam bahasa Jepang.

(30)

1. Menunjukkan beberapa benda/ hal ‘dan lain-lain, dan sebagainnya, antara lain’

biasa diikuti kata ya Contoh :

Haha wa niku ya yasai nado o kaimashita.

母は肉や野菜などをかいました。

Ibu telah membeli daging, sayur dan lai-lain.

Pada kalimat in menunjukkan bebebrapa benda/hal”dan lain-lain” dan sebagaimyaa, antara lain dan biasa diikuti kata ya. Dapat kita lihat pada kalimat

“Haha wa niku ya yasai nado o kaimashita”. Dan makna kata benda berada pada

“Ibu telah membeli daging, sayur dan lai-lain”. Dan makna kata benda menyatakan pada daging dan sayur.

2. Mengemukakan salah satu diantara berbagai hal ‘antara lain atau lainnya, semacamnya’

Contoh :

Inu nado kaimasen ka ? 犬など飼いませんか。

Apakah anda tidak mau memelihara anjing atau yang lainnya ?

Dalam kalimat ini partikel nado menyatakan dan atau lainnya, semacamnya.

Dan contoh kalimat diatas juga yang menyatakan “Inu nado kaimasen ka ?” disini memiliki arti “Apakah anda tidak mau memelihara anjing atau yang lainnya ?” pada contoh ini partikel nado menjelaskan berbagai macam peliharaan. Dan partikel terletak pada awal dan akhir kalimat.

(31)

BAB III

ANALISIS PEMAKAIAN PARTIKEL YA DAN NADO DALAM NIPPONIA EDISI 48 TAHUN 2009

3.1 STUKTUR DAN MAKNA PARTIKEL YA

Seperti kita ketahui partikel ya digunakan untuk urutan kata benda atau dan lain- lain. Berdasarkan data yang dijumpai oleh penulis ada beberapa stuktur kalimat yang terdapat pada Nipponia Edisi 48 Tahun 2009, seperti kata benda ya kata benda, kata sifat kata benda, kata sifat ya kata sifat, kata keteraangan tempat ya kata keterangan tempat dan kata keterangan kerja ya kata keteraangan kerja. Penulis akan memaparkan bagian dari stuktur kalimat dan makna yang terdapat pada Nipponia edisi 48 tahun 2009 seperti berikut:

3.1.1. ~kb や kb( kata benda ya kata benda)

Contoh :

1. 六本木から少し足を延ばすと、美しいけやき並木に高級ブランドショ ップガ立ら並ぶ青山や、若者

Roppongi kara sukoshi ashi o nobasu to, utsukushī keyakinamiki ni kōkyū ファッションをリードする街・原宿へと たどり着く。

(32)

burandoshoppuga-ritsu-ra narabu Aoyama ya, wakamono suru machi Harajuku e to tadoritsuku.

fasshon o rīdo k.b ya k.b

Artinya :

Dari Roppongi, kamu akan mendapatkan sedikit kenaikan di jalan, dan kamu akan menemukan kota yang indah di pusat kota Aoyama, yang dilapisi dengan toko-toko yang bermerek mewah dan pohon rookie mewah dan kota yang modis atau mode remaja di Harajuku.

Pada contoh kalimat (1) di atas dapat kita lihat seperti “Roppongi kara sukoshi ashi o nobasu to, utsukushī keyakinamiki ni kōkyū burandoshoppuga-ritsu-ra narabu Aoyama ya, wakamono

Contoh :

fasshon o rīdosuru machi Harajuku e to tadoritsuku.”

Yang memiliki arti “ dari Roppongi, kamu akan mendapatkan sedikit kenaikan di jalan, dan kamu akan menemukan kota yang indah dipusat kota Aoyama, yang dilapisi dengan toko-toko yang modis atau mode remaja di harajuku”. Dan contoh kalimat ini dapat juga kita lihat dari stuktur yang terdapat pada kata benda ya kata benda. Dan partikel ya berfungsi sebagai “dan” di dalam contoh kalimat di atas. Pada kalimat ini menyatakan makna kata benda sebagai kota yang indah berada di Aoyama dan memiliki toko yang modis.

(33)

2. とても緻密な技法ですが、その凸凹が見えるよう、上2カ所、下2カ 所から照明しているんです」照明だけでなく、作品の配置や展示

Totemo chimitsuna gihōdesuga, sono dekoboko ga mieru yō,-jō 2-kasho, ケザ イン、説明版の工夫、展示環境の管理など、木下さんは各々専門のス タッフと話会い、仕事を進めていく。

shimo 2-kasho kara shōmei shite iru ndesu' shōmei dakedenaku, sakuhin no haichi ya tenji

kanri nado, Kinoshita-san wa onōno senmon no sutaffu to hanashi ai, shigoto o susumete iku.

kezain, setsumei-banno kufū, tenji kankyō no k.b ya k.b

Artinya:

Ini adalah teknik yang sangat tepat, tapi saya menyinari dari dua tempat teratas dan terbawah dua tempat sehingga penyimpangan bisa terlihat. "Selain penerangan, tidak hanya penerangan tapi juga penempatan karya, tampilan pameran, kecerdikan versi penjelasan, dan pengelolaan pameran lingkungan dan lain-lain”. Kinoshita bertemu dengan staf profesional dan saling bertemu.

Pada contoh kalimat (2) dapat kita lihat seperti “Totemo chimitsuna gihōdesuga, sono outotsu ga mieru yō,-jō 2-kasho, shimo 2-kasho kara shōmei shite iru ndesu' shōmei dakedenaku, sakuhin no haichi ya tenji kezain, setsumei-banno kufū, tenji kankyō no kanri nado, Kinoshita-san wa onōno senmon no sutaffu to hanashi ai, shigoto o susumete iku.” Yang memiliki arti “Ini adalah teknik yang sangat tepat, tapi saya menyinari dari dua tempat teratas dan terbawah dua tempat sehingga

(34)

penyimpangan bisa terlihat. "Selain penerangan, tidak hanya penerangan tapi juga penempatan karya, tampilan pameran, kecerdikan versi penjelasan, dan pengelolaan pameran lingkungan dan lain-lain”. Kinoshita bertemu dengan staf profesional dan saling bertemu.

Contoh :

3. 陶磁器や漆器、ガラスの器や着物など、日本人の生活に密着した美術 品の収集と展示に力を注いでいる。

Tōjiki ya shikki, garasu no itsuwa ya kimono

mitchaku shitabijutsu-hin no shūshū to tenji ni chikara o sosoide iru.

nado, nihonjin no seikatsu ni k.b ya k.b k.b ya k.b

Artinya:

Kami berkonsentrasi pada koleksi dan tampilan karya seni yang erat kaitannya dengan kehidupan orang Jepang, seperti keramik, pernis, barang pecah belah dan kimono dan lain-lain.

Pada contoh kalimat di atas dapat kita lihat dari stukturnya terdiri dari kata benda ya kata benda+kata benda ya kata benda. Partikel ya yang berada pada kalimat (3) menyatakan “dan...dan lain-lain”. Dan makna partikel ya yang menyatakan kata

(35)

benda dan kata benda yaitu pada keramik, pernis, barang pecah belah dan kimono dan lain-lain.

Pada kalimat (1), (2) dan (3) di atas memiliki stuktur kata benda. Dan setiap memiliki makna yang berbeda. Kita lihat pada kalimat (1) menyatakan tentang keberdaan Roppongi dan Aoyama yang ada di Jepang sangat berguna bagi kaum pemuda pada saat ini, karena memiliki model yang sangat modis. Sedangkan pada kalimat (2) juga menyatakan bahwa bahawa adanya pertemuan khusus staf profesional, untu merencakan tentang pameran karya seni yang akan diadakan. Dan pada kalimat (3) ini juga mejelaskan bahwa pada kalimat ini menyatakan tampilan karya seni jepang yang memiliki kaitan dengan kehidupan di Jepang. Pada stuktur ini juga ada kita jumpai partikel nado yang menyatakan “dan”.

3.1.2.~ks や ks (kata sifat ya kata sifat) Contoh :

1. たとえば、2006 年の「プライスコレクシ若沖と江戸絵画」展では、窓 から差す自然の光を想定し、左右方向から屏風に光をあて、その明度 や色味

Tatoeba, 2006-nen no `puraisukorekushi wakaoki to Edo kaiga'-tende wa, を少しずつ変化させた。

mado kara sasu shizen no hikari o sōtei shi, sayū hōkō kara byōbu ni hikari o ate, sonomeido ya iromi

k.s ya k.s

o sukoshizutsu henka saseta.

Artinya:

(36)

Misalnya, dalam pameran 'Price Chick-Japan' pada tahun 2006’, cahayadiaplikasikan ke layar lipat dari kiri dan kanan, dengan asumsi cahaya alami dari jendela, dan mengubah warna sedikit demi sedikit.

Pada contoh kalimat diatas dapat kita lihat memiliki stuktur kata sifat ya kata sifat. seperti “Tatoeba, 2006-nen no `puraisukorekushi wakaoki to Edo kaiga'-tende wa, mado kara sasu shizen no hikari o sōtei shi, sayū hōkō kara byōbu ni hikari o ate, sono meido ya iromi o sukoshizutsu henka saseta.” Dan kalimat ini memiliki makna

‘Misalnya, dalam pameran 'Price Chick-Japan' pada tahun 2006’, cahaya diaplikasikan ke layar lipat dari kiri dan kanan, dengan asumsi cahaya alami dari jendela, dan mengubah warna sedikit demi sedikit.’Dan pada kalimat ini menyatakan

“dan”. Pada kalimat ini partikel ya berada diantar dari kata sifat yang terdapat pada kalimat. Dan disini juga dapat kita lihat makna kata sifat terdapat pada cahaya alami yang dapat mengubah warna sedikit demi sedikit.

Contoh :

2. また企画展では、現代美術の豊かさや楽しさ

Mata kikaku-tende wa, gendai bijutsu no

をより身近に感じてもら

える工夫が常になされている。

yutaka-sa ya tanoshisa k.s ya k.s

o yori midjika ni kanjite moraeru kufū ga tsuneni nasa rete iru.

Dalam pameran-pameran, alat senantiasa diberikan untuk membuat kita merasa lebih dekat dengan kekayaan dan kesenangan seni rupa kontemporer.

(37)

Dan pada kalimat berikutnya dapat kita lihat pada kalimat (2) disini juga menggunakan stuktur kalimat kata sifat dan kata sifat. Contoh kalimatnya seperti berikut “Mata kikaku-tende wa, gendai bijutsu no yutaka-sa ya tanoshisa o yori midjika ni kanjite moraeru kufū ga tsuneni nasa rete iru.” Dan memiliki makna yang mengandung kata ‘dan’, seperti berikut makan dari kalimat diatsa ‘Dalam pameran- pameran, alat senantiasa diberikan untuk membuat kita merasa lebih dekat dengan kekayaan dan kesenangan seni rupa kontemporer.’ Di sini dapat kita lihat juga partikel ya terletak di antara kata yutaka-sa dan tanoshisa dan memiliki makna

‘ kekayaan dan kesenangan’. Makna pada kalimat ini menyatakan “dan” dan makna kata sifat ini ada pada kekayaan dan kesenangan dari seorang pelukis kontemporer.

Pada kalimat ini juga memiliki stuktur kata keterangan sifat. Pada kalimat (1) dan (2) dapat tidak memiliki makna yang sama. Pada kalimat (1) menyatakan bahwa pada aplikasinya memiliki sedikit warna yang sedikit. Dan ini pamerkan pada Price Chick-Japaan tahun 2006. Sedangkan pada kaalimat (2) menyatakan bahwa kekayaan dan kesengan dari seni kontemprer. Dimana seni ini juga banyak dipamerkan dalam pentas seni rupa.

3.1.3.~ kt や kt (kata keterangan tempat ya kata keterangan tempat)

Contoh :

1. 「オルセー美術館展」(2007 年)や「フェルメール展」(2008)など、

年に 4 度ほど開催される企画展は常に世の耳目を集め、上野に多くの 美術ファンを動員する。

(38)

`Orusē bijutsukan-ten'(2007-nen) ya `ferumēru-ten'(2008)

4-do hodo kaisai sareru kikaku-ten wa tsuneni yo no jimoku o atsume, ueno ni ōku no bijutsu fan o dōin suru.

nado,-toshi ni k.t ya k.t

Artinya:

Pameran yang digelar empat kali setahun, seperti "Pameran Pameran Seni Orsey" (2007) dan "Pameran Fermental" (2008), akan selalu menarik perhatian dunia, dan memobilisasi banyak penggemar seni ke Ueno.

Pada kalimat (1) memaparkan kalimat yang menyatakan “`Orusē bijutsukan- ten'(2007-nen) ya `ferumēru-ten'(2008) nado,-toshi ni 4-do hodo kaisai sareru kikaku-ten wa tsuneni yo no jimoku o atsume, ueno ni ōku no bijutsu fan o dōin suru.”

Disini juga dapat kita makna sebagai berikut ‘Pameran yang digelar empat kali setahun, seperti "Pameran Pameran Seni Orsey" (2007) dan "Pameran Fermental"

(2008), akan selalu menarik perhatian dunia, dan memobilisasi banyak penggemar seni ke Ueno.’ Dan pada kalimat ini menjelaskan atau memiliki stuktur yang menerangkan kata tempat. Jelas terlihat pada kata yang menyatakan pameran seni Orsey dan pameran Fermental. Dan pada kalimat ini juga memiliki kata nado dimana kata nado ini memiliki arti semacamnya atau dan lain-lain.

Contoh :

2. 西側は国会議事堂や官庁群 Nishigawa wa

が集まる永田町と霞がせきだ。

kokkai gijidō ya kanchō-gun

kasumi ga sekida.

ga atsumaru nagatachō to k.t ya k.t

(39)

Disisi barat Nagatacho, dimana gedung parlemen dan kantor pemerintah berkumpul dan Kasumi.

Pada kalimat (2) ini menyatakan juga “Nishigawa wakokkai gijidō ya kanchō- gun ga atsumaru nagatachō to kasumi gasekida.” Memiliki makna ‘Disisi barat Nagatacho, dimana gedung parlemen dan kantor pemerintah berkumpul dan Kasumi.’

Dimana partikel ya berada pada kalimat gijido dan kancho-gun. Memiliki makna gedung parlemen dan intansi pemerintah. Makna disini menjelaskan keberadaan gedung parlemen yang ada di negara Jepang.

Pada kalimat (1) dan (2) memiliki stuktur kata keterangaan tempat. Pada kalimat (1) dan (2) juga memiliki makna yaitu : kalimat (1) menyatakan bahwa pameran seni Orsey dan Fermental di adakan pada setahun sekali. Dan pada pameran ini banyak penggemar yang memiliki seni . Kalimat (2) menyatakan gedung parlemen dan instansi pemerintah ada berada dibagian sisi barat Nagatacho.

3.1.4.~kk や kk (kata kerja ya kata kerja)

Contoh:

1. 閉館時間が 22 時と遅いのも特徴で、仕事が終わった後や買い物

Heikan jikan ga 22-ji to osoi no mo tokuchō de, shigoto ga

を 楽しんだ後に、気軽にアートに親しみめるのは六本木ならではの楽 しさだ。

k.k ya kk owatta

nochi ya kaimono o tanoshinda nochi ni, kigaru ni āto ni shitashimi-

(40)

meru no wa Ropponginaradeha no tanoshisada.

Artinya:

Hal ini juga ditandai dengan penutupan akhir jam 22, senang Roppongi merasa tidak asing dengan seni tanpa ragu-ragu setelah selesai bekerja atau menikmati berbelanja.

Pada kalimat ini menyatakan kata kerja dan kata kerja. Dankalimat ini menyatakan “Heikan jikan ga 22-ji to osoi no mo tokuchō de, shigoto ga owatta nochi ya kaimono o tanoshinda nochi ni, kigaru ni āto ni shitashimi-meru no wa Roppongi naradeha no tanoshisada.” Memiliki makna ‘Hal ini juga ditandai dengan penutupan akhir jam 22, senang Roppongi merasa tidak asing dengan seni tanpa ragu- ragu setelah selesai bekerja atau menikmati berbelanja.’ Dan pada kalimat ini memiliki stuktur yang berbeda dari stuktur lainya. Dan kalimat ini memiliki stuktur kata kerja dan kata kerja. Pada Nipponia kalimat ini hanya terdapat kalimat ini yang menyakan kata kerja. Dan partikel ya terletak sebelum kata shigoto ga owatta nochi dan kaimono. Yang memiliki makna bekerja dan belanja. Kedua kata ini sama-sama memiliki pekerjaan. Tetapi pada kalimat ini hanya menjelaskan bahwa belanja di Roppongi menyenangkan dan waktu yang ditentukan selama 22 jam. Makna kata kerja di sini pada kata yang menyatakan pada waktu 22 jam. Di sini juga dapat kita lihat sepert ada penekan bahwa mereka bekerja dalam waktu 22 jam dalam sehari.

3.1.5.~kb や kb+ks や ks (kata benda ya kata benda + kata sifat ya kata sifat)

Contoh:

(41)

1. 「わが社の強みは、仏像や陶器、屏風、掛け軸など、それぞれの美術 品の特徴や使い方に詳しい

`Waga sha no tsuyomi wa,

社員がいることです。

butsuzō ya tōki

no

, byōbu, kakejiku nado, sorezore

k.b ya k.b

bijutsu-hin no tokuchō ya tsukaikata ni kuwashī shain ga iru kotodesu.

k.s ya k.s

Artinya :

"Kekuatan perusahaan kami adalah bahwa ada karyawan yang terbiasa dengan fitur dan penggunaan setiap karya seni seperti patung Budha, keramik, layar lipat, gulungan gantung, dan lain-lain.

Kalimat diatas ini memiliki stuktur kata benda dan kata benda, lalu memiliki kata sifat dan kata sifat. pada kalimat ini memiliki banyak kata benda dan kata sifat yang terdapat pada kalimat diatas. Dapat kita bahwa kalimat yang menyatakan kata benda dan kata benda yang ada dalam kalimat butsuzō ya tōki, dan pada kata sifat dan kata sifat yang menyatakan pada kalimat diatas bijutsu-hin no tokuchō ya tsukaikata ni kuwashī. Dan masing-masing memiliki makna patung dan tembakar dalam kata benda,dan dalam kata sifat yaitu rincu fitur dan penggunanya.

Kalimat yang menyatakan kata benda dan kata sifat diatas sebagai berikut “Waga sha no tsuyomi wa, butsuzō ya tōki, byōbu, kakejiku nado, sorezore no bijutsu-hin no tokuchō ya tsukaikata ni kuwashī shain ga iru kotodesu.” Dan memiliki makna

"Kekuatan perusahaan kami adalah bahwa ada karyawan yang terbiasa dengan fitur dan penggunaan setiap karya seni seperti patung Budha, keramik, layar lipat,

(42)

gulungan gantung, dan lain-lain.” Dan kalimat ini juga terdapat kata nado yang memiliki makna dan lain-lain. Pada kalimat ini memiliki stuktur kata benda dan kata sifat dan memiliki makna sebagai “dan”.

3.2 STUKTUR DAN MAKNA PARTIKEL NADO

Seprti kita ketahui partikel nado digunakan untuk urutan kata benda, kata sifat, kataa kerja, kata keterangan waktu dan lain-lain. Penulis juga memaparkan bagian dari stuktur kata dan makna yang terdapat pada Nipponia edisi 48 Tahun 2009.

3.2.1.~kb など kb (kata benda ya kata benda)

Contoh:

1. 東京ミッドタウンは、高さ 248mのミッドタウン・タワーを中心に、ホ テノレ、住居、オフィス、商業施設、病院、公園などが展開

Tōkyō middotaun wa, taka-sa 248 m no middotaun tawā o chūshin ni, hotenore, jūkyo, ofisu, shōgyō shisetsu, byōin,

する新し い街。

kōen nado ga tenkai

atarashī machi.

suru k.b nado k.b

Artinya:

Tokyo Midtown adalah kota baru yang dikembangkan terutama oleh Midtown

· Tower, yang tingginya 248 meter, Hotenore, kediaman, kantor, fasilitas komersial, rumah sakit, taman dan sebagainya.

(43)

Pada kalimat (1) menyatakan “Tōkyō middotaun wa, taka-sa 248 m no middotaun tawā o chūshin ni, hotenore, jūkyo, ofisu, shōgyō shisetsu, byōin, kōen nado ga tenkai

Contoh :

suru atarashī machi.” Dan makna pada kalimat ini menyatakan

‘Tokyo Midtown adalah kota baru yang dikembangkan terutama oleh Midtown · Tower, yang tingginya 248 meter, Hotenore, kediaman, kantor, fasilitas komersial, rumah sakit, taman dan sebagainya.’ Stuktur kata yang dipakai dalam kalimat ini kata benda dan kata benda. Terdapat pada kalimat diatas partikel nado yang dalam kalimat tersebut sebelum kata koen dan sebelum kata tenkai. Ini memiliki makna yang taman dan berkembang. Dimana juga kalimat ini menjelaskan tentang Tokyo Midtown. Ini adalah kota yang baru dan berkembang, terutama pada Tower yang terdapat pada Midtown. Dan banyak juga penduduk kota yang tinggal disekitar tempat kota tersebut. Pada partikel ini nado berfungsi sebagai “dan”. Dan pada kalimat ini makna kata benda tidak semua kata benda disebutkan pada kalimat diatas hanya sebagian kata benda yang disebutkan.

2. その中にあるサイトー美術館は、種類・清涼飲料・食品などの総合業 であるサントリーが

Sono naka ni aru saitō bijutsukan wa,

、「生涼の中の美」を基本理念として 1961 年か いかん。

shurui seiryō inryō shokuhin nado k.b nado k.b no sōgō-gyōdearu santorī ga

1961-nen ka ikan.

,`-sei ryō no naka no bi' o kihon rinen to shite

Artinya:

(44)

Di dalam museum, Suntory, bisnis yang komprehensif seperti tipe, minuman ringan, makanan, dll. Didirikan pada tahun 1961 dengan filosofi dasar "beauty in raw cool".

Pada kalimat (2) yang menyatakan “Sono naka ni aru saitō bijutsukan wa, shurui seiryō inryō shokuhin nado no sōgō- gyōdearu santorī ga,`-sei ryō no naka no bi' o kihon rinen to shite 1961-nen ka ikan.” Dan memiliki arti atau makna “Di dalam museum, Suntory, bisnis yang komprehensif seperti tipe, minuman ringan, makanan, dll. Didirikan pada tahun 1961 dengan filosofi dasar "beauty in raw cool". Dan pada kalimat ini juga partikel nado yang terletak di antara shurui seiryo inryo shokun dan sebelum kata no sogogyodearu santori. Dan memiliki arti yantu : minuman ringan dan makanan ringan. Pada kalimat ini menyatakan “dan lain-lain”. Dan pada kalimat ini juga menyatakan “seperti”. Pada partikel nado berfungsi sebagai “dan lain-lain”

atau juga “seperti” dan “semacamnya”. Dan pada kalimat ini juga diikuti dengan kata ya, dimana kita ketahui bahwa kata ya juga berfungsi sebagai “dan”. Makna kata benda pada kalimat ini menyatakan bahwa pada penerangan, penataan, desain, dan pengelola, ini semua kata benda dan masik ada juga kata benda yang belum disebutkan pada kalimat ini.

Contoh :

3. 香りや食感の違うネギやシメジ、ゴボウなどの野菜

Kaori ya shokkan no chigau negi ya shimeji,

をとてもに味わい ながら、最後に牛肉のうまみが溶けたダシ汁をぐっと飲み干す。

gobō nado no yasai o totemo k.b nado k.b

(45)

ni ajiwainagara,saigo ni gyūniku no umami ga toketa dashi-jiru o gutto nomihosu

Artinya:

Cicipi sayuran seperti bawang hijau, shimeji dan burdocks dengan aroma dan tekstur yang berbeda, dan minumlah jus dashi yang rasa dagingnya meleleh terakhir.

Pada kalimat (3) menyatakan Kaori ya shokkan no chigau negi ya shimeji, gobō nado no yasai o totemo ni ajiwainagara, saigo ni gyūniku no umami ga toketa dashi-jiru o gutto nomihosu.” Dan pada kalimat ini menyatakan ‘Cicipi sayuran seperti bawang hijau, shimeji dan burdocks dengan aroma dan tekstur yang berbeda, dan minumlah jus dashi yang rasa dagingnya meleleh terakhir.’ Dimana kalimat ini menyatakan kata benda. Pada kalimat ini memilki kata benda yang lebih dari satu.

Seperti bawang hijau, shimeji dab burdocks. Pada kalimat ini juga memiliki kata ya.

Pada kalimat kata ya berfungsi juga sebagai ‘dan’ pada kalimat ini. Tetapi pada kalimat ini juga menyatakan partikel nado “seperti”.

Pada kalimat (1), (2) dan (3) memiliki stuktur kata keterangan benda. Dan dimana pada kalimat ini juga memiliki makna yang berbeda seperti pada kalimat (1) menyatakan bahwa tower yang ada di Jepang memiliki tinggi 248 meter. Kalimat (2) menyatakan didalam museum memiliki bisnis minuman ringan dan makanan dan lain-lain. Pada kalimat (3) menyatakan tentang rasa dari sayur dan burdocks dengan aroma dan tekstur yang berbeda. Pada kalimat ini menjelaskan beberapa benda yang

(46)

ada dalam museum dan rasa. Pada kalimat ini juga pada partikel nado digunakaa sebagaai “dan, dan lain-lain, seperti”. Pada kalimat ini partikel nado juga ada mengikuti partikel ga dan no.

3.2.2.~kt など kt (kata keterangan tempat nado kata keterangan tempat)

Contoh :

1. 大規模なビール工

Ōkibona bīru kōjōdatta chiiki ga, sai kaihatsu ni yotte hoteru ya shoppingusentā,

場だった地域が、再開発によってホテルやショッピ ングセンター、

jūtaku nado no biru-gun

Artinya:

ni umarekawatta.

k.t nado k.t

Kawasan yang merupakan pabrik bir besar terlahir kembali sebagai sekelompok bangunan seperti hotel, pusat perbelanjaan dan rumah melalui pembangunan kembali.

Pada kalimat ini menyatakan ‘dan’. Dan dalam kalimat ini memiliki stuktur kata keterangan tempat dan kata keterangan tempat. yang menyatakan keterangan tempat dapat kita lihat pada kalimat (1) “Ōkibona bīru kōjōdatta chiiki ga, sai kaihatsu ni yotte hoteru ya shoppingusentā, jūtaku nado no biru-gun ni umarekawatta.”

Kawasan yang merupakan pabrik bir besar terlahir kembali sebagai sekelompok

(47)

bangunan seperti hotel, pusat perbelanjaan dan rumah melalui pembangunan kembali.’

Kalimat ini sama dengan kalimat yang diatas yang menyatakan ‘dan’ dalam bentuk partikel ya. Dan dalam kalimat ini juga memgurutkan kata benda yang terdapat pada kalimat. Pada kalimat ini menjelaskan keterangan tempat yang ada di Jepang. Seperti pada museum dan lain-lainnya.

Contoh :

2. 「オルセー美術館展」(2007 年)や「フェルメール展」(2008)など、

年に 4 度ほど開催される企画展は常に世の耳目を集め、上野に多くの 美術ファンを動員する。

`Orusē bijutsukan-ten'(2007-nen) ya `ferumēru-ten'(2008) nado,-toshi ni k.t nado k.t

4-do hodo kaisai

Artinya:

sareru kikaku-ten wa tsuneni yo no jimoku o atsume, ueno ni ōku no bijutsu fan o dōin suru.

Pameran yang direncanakan digelar empat kali setahun, seperti "Pameran Pameran Seni Orsey" (2007) dan "Pameran Fermental" (2008), menarik perhatian masyarakat, dan menarik banyak penggemar artistik ke Ueno.

Pada kalimat (2) menyatakan partikel nado “`Orusē bijutsukan-ten'(2007-nen) ya

`ferumēru-ten'(2008) nado,-toshi ni 4-do hodo kaisai sareru kikaku-ten wa tsuneni yo no jimoku o atsume, ueno ni ōku no bijutsu fan o dōin suru.” Dan memiliki makna

(48)

‘Pameran yang direncanakan digelar empat kali setahun, seperti "Pameran Pameran Seni Orsey" (2007) dan "Pameran Fermental" (2008), menarik perhatian masyarakat, dan menarik banyak penggemar artistik ke Ueno.’ Dan disini menyatakan keterangan tempat yang ada dalam kalimat. Berikut keterangan tempat yang ada kalimat yang terdapat pada Nipponia. Menerangkan tenteng pameran seni Orsey pada tahun 2007 dan pameran Fermental tahub 2008. Partikel nado disini digunakan sebagai “dan”.

Dan makna kata keterangan tempat berada pada pameran seni Orsey.

Pada kalimat (1) dan (2) memiliki stuktur kata keterangan tempat. Dan memiliki makna yang berbeda. Kalimat (1) menyatakan atau menjelaskaan kawasan pabrik bir yang telah dibuka kembali sebagai baguna hotel, dan pusat belanja. Sedangkan pada kalimat (2) juga menyatakan pameran seni dari Orsey yang ada di Jepang.

3.2.3.~kb など ks (kata benda nado kata sifat)

Contoh:

1. 美術品輸送の難しいは、作品のどれもが大きさや形、重さ、素材など が違い

Bijutsu-hin yusō no muzukashī wa, sakuhin no dore mo ga ōki-sa ya

、しかも万一の場合に取り返しがつかないことにある。

katachi, omo-sa, sozai nado ga chigai k.b nado k.s

, shikamo man'ichi no baai ni

torikaeshigatsukanai koto ni aru.

Artinya:

(49)

Sulit mengangkut barang seni adalah tidak ada karya yang berbeda dalam ukuran, bentuk, berat, bahan, dan lain-lain, dan tidak dapat dipulihkan dalam kejadian yang tidak mungkin.

Pada kalimat (1) menyatakan “Bijutsu-hin yusō no muzukashī wa, sakuhin no dore mo ga ōki-sa ya katachi, omo-sa, sozai nado ga chigai

Contoh :

, shikamo man'ichi no baai ni torikaeshigatsukanai koto ni aru.” Dan kalimat ini memiliki makna berupa

‘ sulit mengangkut barang seni adalah tidak ada karya yang berbeda dalam ukuran, berat, bahan, dan lain-lain dapat dipulihkan dalam kejadian yang tidak mungkin.’ Dan pada kalimat ini menyatakan partikel nado ditengah kata sozai dan chigai memiliki makna atau arti ‘bahan yang berbeda’. Dalam kalimat ini memiliki 2 kata yaitu kata sifat dan kata benda yang berada dalam kalimat.

2. 今もコロタイプ印刷を使って美術品の絵ハガキをはじめ、「鳥獣戯画」

の扇子、俵屋宗達「風神雷神図」ミニチュア屏風など、さまざまな

Ima mo korotaipu insatsu o tsukatte bijutsu-hin no e hagaki o

ミ ュージアムグッズを製作してつかんいる。

hajime,`chōjū giga' no sensu, tawaraya sōtatsu `fūshinraishin-zu' minichua byōbu nado, samazamana

k.b nado k.s

myūjiamuguzzu o seisaku shite

tsukan iru.

Artinya:

(50)

Bahkan saat ini, dengan menggunakan pencetakan colotype, kami telah menghasilkan berbagai barang museum seperti kartu pos bergambar karya seni, kipas lipat "burung dan binatang", layar lipat miniatur Morinari Tawaraya "Goddess Raijin" dan sebagainya.

Pada kalimat (2) menyatakan “Ima mo korotaipu insatsu o tsukatte bijutsu-hin no e hagaki o hajime,`chōjū giga' no sensu, tawaraya sōtatsu `fūshinraishin-zu' minichua byōbu nado, samazamanamyūjiamuguzzu o seisaku shite tsukan iru.” Arti kalimat tersebut adalah ‘Bahkan saat ini, dengan menggunakan pencetakan colotype, kami telah menghasilkan berbagai barang museum seperti kartu pos bergambar karya seni, kipas lipat "burung dan binatang", layar lipat miniatur Morinari Tawaraya

"Goddess Raijin" dan sebagainya.’ Menerangkan bahwa penggunaan pencentak colotype. Dan partikel nado disini menjelaskan ‘sebagainya”. Dan partikel nado terletak diantara kedua stuktur kata benda dan kata sifat. Disini juga partikel nado berfungsi sebagaai “dan sebagainya”. Dan makna yang terdapat pada kalimat ini juga menjelaskan keberadaan kata benda dan kata sifat.

Pada kalimat ini memiliki stuktur yang menyatakan kata keterangan benda dan kaata keterangan sifat. Pada setiap kalimat ini juga memiliki makna yang berbeda.

Pada kalimat (1) menyatakan bahwa sulit untuk mengangkut barang karya yaang berbeda baik dari segi ukuran, bentuk berat dan lain-lain. Pada kalimat (2) menyatakan taampilan panggung tradisional. Di dalam kalimat ini juga dapat kita lihat memiliki dua kata yang menjelaskan kata benda dan kata sifat.

(51)

3.2.4.~ kk など kw (kata kerja nado kata waktu)

Contoh:

1. とりわけ仏像の扱いには、どの寺のどの仏像の右手が弱いとか、頭を 外すときはどうするかなど、過去

Toriwake butsuzō no atsukai ni wa, dono tera no dono butsuzō no migite ga yowai toka, atama o hazusu toki wa dō

の経験をノートに記録し続けている

「生き字引」のような達人がいるという。

suru ka nado, kako

nōto ni kiroku shi tsudzukete iru `ikijibiki' no yōna tatsujin ga iru to iu.

no keiken o k.k nado k.w

Artinya:

Seperti untuk pengobatan gambar Buddha pada khususnya, ada seorang guru seperti "kamus berjalan" yang mencatat pengalaman masa lalu seperti tangan kanan patung Buddha candi yang lemah, apa yang harus dilakukan saat kita melepaskan kepala kita.

Pada kalimat ini partikel nado digunakan dalam keterangan kerja dan keterangan waktu. “Toriwake butsuzō no atsukai ni wa, dono tera no dono butsuzō no migite ga yowai toka, atama o hazusu toki wa dō suru ka nado, kako no keiken o nōto ni kiroku shi tsudzukete iru `ikijibiki' no yōna tatsujin ga iru to iu.” Dan makna dalam kalimat ini menyatakan ‘Seperti untuk pengobatan gambar Buddha pada khususnya, ada seorang guru seperti "kamus berjalan" yang mencatat pengalaman masa lalu seperti

(52)

tangan kanan patung Buddha candi yang lemah, apa yang harus dilakukan saat kita melepaskan kepala kita.’ Dimana kata nado berada diantara kata kerja dan kata keterangan waktu yang ada dalam kalimat. Dan dalam Nipponia kalimat ini hanya terdapat satu kalimat ini saja. Dan dalam kalimat ini juga yang menjelaskan penggunaan kata nado dalam kata kerja dan waktu. Dapat kita lihat sebelumnya bahwa partikel nado biasanya diikuti kata benda, kata sifat, dan lain-lain.

3.2.5. ~ kt など ks (kata tempat nado kata sifat)

Contoh:

1. また東京の三井記念美術館など、便利

Mata Tōkyō no

堂直営のミュージアムショップ

も全国に 10 店舗ある。

mitsuikinenbijutsukan nado, benri myūjiamushoppu mo zenkoku ni 10 tenpo aru.

-dō chokuei no k.t nado k.s

Artinya:

Ada juga 10 toko museum nasional yang beroperasi langsung, seperti Mitsui Memorial Museum of Art di Tokyo.

Pada kalimat (1) memiliki makna yang berbeda dan penggunaan partikelnya sama “seperti atau juga semacamnya”. Kita lihat pada kalimat (1) “Mata Tōkyō no mitsuikinenbijutsukan nado, benri-dō chokuei no myūjiamushoppu mo zenkoku ni 10 tenpo aru.” Memiliki arti “Ada juga 10 toko museum nasional yang beroperasi

(53)

langsung, seperti Mitsui Memorial Museum of Art di Tokyo”. Yang menyatakan sperti dalam kalimat ini di Mitsui Memorial Museum Of Art. Dan pada kalimat ini partikel nado memiliki stuktur kalimat kata keterengan tempat dan kat keterangan sifat.’ Pada kalimat ini juga menjelaskan adanya 10 toko museum nasional di Jepang.

Dan pada kalimat ini nado berfungsi sebagai kata tempat dan kata sifat.

(54)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 KESIMPULAN

1. Partikel ya dan nado yang terdapat pada dalam Nipponia edisi 48 Tahun 2009 berjumlah 48 kalimat. Pada partikel ya memiliki 5 stuktur kalimat.

2. “Kata benda ya kata benda”, menjelaskan keberadaan suatu benda yang ada diawal kalimat dan ada diakhir kalimat. “Kata sifat ya kata sifat”, menjelaskan keberadan kata sifat yang ada pada kalimat tersebut. ”Kata keterangan tempat ya kata keterangan tempat”, menjelaskan keberadan keterangan sutu tempat yang ada di Jepang atau yang ada pada kalimat.“Kata kerja ya kata kerja”, menjelaskan mkana kata kerja yang ada dalam kalimat.“Kata benda ya kata benda + kata sifat ya kata sifat”, dimana pada kalimat ini menyatakan bahwa kata benda dan kata sifat yang terdapat pada kalimat dalam Nipponia. Dan ini stuktur dan makna yang menyatakan kata benda dan kata sifat yang terdapat.

3. “Kata benda nado kata benda”, menyatakan bahwa kata benda terletak di awal dan akhir kalimat. “Kata keterangan tempat nado kata keterangan tempat”, menyatakan keterangan tempat yang ada dalam kalimat tersebut. “Kata benda nado kata sifat menjelaskan keberadaan kata benda dan kata sifat. “Kata keterangan kerja nado kata keterangan waktu”, menyetakan bahwa kata keterangan kerja terdapat pada bagian awal kalamat dan kata keteranga waktu terdapat di akhir dalam kalimat.“Kata keterangan tempat nado kata

(55)

sifat”,menyatakan bahwa kata tempat terdapat pada awal kalimat dan kata sifat terdapat di akhir kalimat.

2.2 SARAN

Dalam mempelajari suatu bahasa, khusunya bahasa asing kita perlu mengetahui setiap penggunaan kata yang menunjukkan maksud agar lawan bicara dapat memahami apa yang si penutur ucapkan. Sama halnya dengan percakapan bahasa Jepang dimana terdapat partikel yang menyatakan urutang objek atau dan lain-lain.

Setiap partikel memiliki stuktur masing-masing. Oleh karena itu, penulis menyarankan pembelajar bahasa Jepang perlu mengetahui penggunaan setiap partikel dengan tujuan agar dapat memahami arti atau maksud yang terdapat dalam percakapan bahasa Jepang.

Dalam penulisan skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan seperti tidak semua kalimat yang terdapat pada Nipponia edisi 48 tahun 2009. Dikarenakan bahwa semua kalimat yang ada di dalamnya semua sama dan memiliki makna atau arti yang sama. Partikel ya dan nado didalam kalimat ini bermakna sebagai dan lain-lain atau antara lain. Tetapi partikel ini lebih sering dikatakan urutan objek. Oleh karena itu, penulis berharap agar karya tulis ini dapat menjadi bahan selanjutnya.

Referensi

Dokumen terkait

ANALISIS PEMAKAIAN SINONIM KATA KOMU, KOZATSU, MAN’IN, DAN IPPAI DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG.. Bahasa digunakan sebagai alat untuk menyampaikan suatu

Sinonim dalam bahasa Jepang disebut dengan ruigigo. Ruigigo terdapat pada semua kelas kata dalam bahasa Jepang, termasuk pada keiyoushi. Banyak keiyoushi yang

Kata bantu dalam bahasa Jepang atau Joshi adalah kelas kata yang termasuk fuzokugo (kata tambahan) yang dipakai setelah suatu kata untuk menunjukkan hubungan antara kata

“Kata yang tidak dapat digunakan secara terpisah atau tidak dapat berdiri sendiri yang berfungsi untuk menunjukkan hubungan antara kata yang dapat berdiri sendiri antara satu

Namun, karena di dalam kamus, banyak kosa kata bahasa indonesia yang mereka cari memiliki beberapa pilihan kosa kata dalam bahasa Jepang, maka terkadang

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui fungsi partikel wa dan ga pada kalimat bahasa Jepang. Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis deskriptif

Matsura (1994: 1090), kata tomeru ( と め る ) memiliki arti menghentikan yang merupakan kata kerja yang termasuk ke dalam tadoushi (他動詞) pada bahasa Jepang partikel

Kemudian kelas kata dalam bahasa Jepang yang dimiliki wasei eigo pada majalah JJ edisi April 2020 ditemukan 3 jenis dengan rincian sebagai berikut : wasei eigo jenis kata tunggal kelas