• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODEL PEMBELAJARAN MENYIMAK AKTIF INTEGRATIF MELALUI MULTIMEDIA INTERAKTIF SEBAGAI DETERMINAN PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK KRITIS MAHASISWA : Penelitian dan Pengembangan Model Pembelajaran Menyimak Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MODEL PEMBELAJARAN MENYIMAK AKTIF INTEGRATIF MELALUI MULTIMEDIA INTERAKTIF SEBAGAI DETERMINAN PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK KRITIS MAHASISWA : Penelitian dan Pengembangan Model Pembelajaran Menyimak Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra"

Copied!
136
0
0

Teks penuh

(1)

MODEL PEMBELAJARAN MENYIMAK AKTIF INTEGRATIF

MELALUI MULTIMEDIA INTERAKTIF SEBAGAI DETERMINAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK KRITIS MAHASISWA

(Penelitian dan Pengembangan Model Pembelajaran Menyimak pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Bengkulu)

D I S E R T A S I

diajukan kepada Panitia Disertasi Universitas Pendidikan Indonesia

untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar doktor ilmu kependidikan dalam bidang pendidikan bahasa Indonesia

Promovendus

A r o n o

NPM 1007108

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH PASCASARJANA

▸ Baca selengkapnya: pengertian menyimak kritis teks negosiasi

(2)

2013

P E R N Y A T A A N

Dengan ini saya menyatakan bahwa karya tulis dengan judul “Model Pembelajaran Menyimak Aktif Integratif melalui Multimedia Interaktif sebagai Determinan Peningkatan Keterampilan Menyimak Kritis Mahasiswa (Penelitian dan Pengembangan Model Pembelajaran Menyimak Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Bengkulu)”. Disertasi ini adalah benar-benar karya saya sendiri dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung risiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila ditemukan adanya pelanggaran atas etika keilmuan dalam karya saya ini atau ada klaim terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, 4 Maret 2013 Yang membuat pernyataan,

(3)

HALAMAN PENGESAHAN

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING UNTUK UJIAN TAHAP II

Promotor,

Prof. Dr. H. Syihabuddin, M.Pd. NIP 196001201987031001

Kopromotor,

Prof. Dr. H. Iskandarwassid, M.Pd. NIP 130176762

Anggota,

(4)

NIP 19670415 1992032001

Mengetahui

Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia,

(5)

HALAMAN PENGESAHAN TIM RIVIEWER SPs UPI

... Dr. Sumiyadi, M.Hum. NIP 19660320 1991031004

(6)

Model Pembelajaran Menyimak Aktif Integratif melalui Multimedia

Interaktif sebagai Determinan Peningkatan Keterampilan Menyimak Kritis

Mahasiswa

(Penelitian dan Pengembangan Model Pembelajaran Menyimak Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Bengkulu)

Oleh Arono

S.Pd. di Universitas Negeri Padang, 1999 M.Pd. di PPs Universitas Negeri Padang, 1997

Sebuah Disertasi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Doktor Pendidikan (Dr.) pada Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia

© Arono 2013

Universitas Pendidikan Indonesia Juni 2013

(7)
(8)

i ABSTRAK

Arono. 2013. “Model Pembelajaran Menyimak Aktif Integratif melalui Multimedia Interaktif sebagai Determinan Peningkatan Keterampilan Menyimak Kritis Mahasiswa (Penelitian dan Pengembangan Model Pembelajaran Menyimak Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Bengkulu)”. Disertasi, Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia, Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Penelitian ini diawali oleh kebutuhan untuk meningkatkan keterampilan menyimak mahasiswa dengan memanfaatkan media pembelajaran multimedia interaktif. Kenyataan menunjukkan bahwa pembelajaran menyimak kurang mendapatkan perhatian yang serius oleh dosen. Dosen masih terfokus pada pembelajaran menyimak yang bersifat teoretis, berpusat pada dosen, kurang mengaitkan antara pengetahuan menyimak dengan kegiatan menyimak mekanik, dan kurang memanfaatkan media dalam pembelajaran menyimak. Padahal, pembelajaran menyimak melalui multimedia interaktif akan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dan keterampilan menyimak kritis mahasiswa. Berdasarkan permasalahan tersebut, penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan model pembelajaran menyimak melalui multimedia interaktif yang dapat meningkatkan keterampilan menyimak kritis mahasiswa, baik dari segi desain multimedia maupun dari keefektifan model yang dikembangkan.

Penelitian ini menerapkan metode penelitian dan pengembangan (R & D) dengan tiga tahapan proses penelitian dan pengembangan, yakni studi pendahuluan, pengembangan model, dan validiasi model. Validasi model digunakan dengan uji keefektifan secara terbatas dan luas dalam bentuk The Matching-Only Pratest-Posttest Control Group Design. Sampel penelitian ini ditentukan secara sampel bertujuan yang berjumlah 79 mahasiswa dan lima orang dosen untuk kelas eksperimen pada mahasiswa Semester I Universitas Bengkulu. Untuk kelas kontrol, sampelnya berjumlah 126 mahasiswa pada mahasiswa Semester I Universitas Muhammadiyah Bengkulu. Untuk menjaring data yang diperlukan, peneliti menggunakan tes, angket, wawancara, dan pengamatan. Analisis data dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif.

(9)

ii

karena menyimak tidak sebatas aspek aural, tetapi juga aspek visual yang terintegrasi dalam multimedia.

ABSTRACT

Arono. 2013. “Learning Model of Active Integrative Listening through Interactive Multimedia as a Determinant in Improving Students’ Critical Listening Skill (Research and Development of Listening Learning Model for Students of Indonesian Literature and Language Education Program FKIP Bengkulu University)”. Dissertation, Indonesian Education Program, Indonesia University of Education Postgraduate, Bandung.

This research was done to fulfill a need in improving students’ listening skill by using learning media of interactive multimedia. It was showed in the field that listening was lack attention seriously from the lecturers. They focused on learning listening theoritically, lecturers center, less of connection between listening knowledge and listening activities, and lack of using media in learning listening. However, learning listening through interactive multimedia would improve learning quality and students’ critical listening skill. Based on those problems, the goal of this research was to produce listening learning model through interactive multimedia that can impove students’ critical listening skill both in mutimedia design and model of effectiveness developed.

This research applied research and development method (R & D) by using three steps of research and development process: preliminary study, model development, and model validity. Model validity was used with the effectiveness of limited and extensive tests in form of The Matching-Only Pratest-Posttest Control Group Design. Sample of this research used purposive sampling that consisted of 79 students and 5 lecturers for experiment class at first semester in Bengkulu University. Meanwhile, sample for control class was 126 students at first semester of Muhammadiyah University Bengkulu. To get the data, the researcher used test, questioner, interview, and observation. The data was analyzed by using quantitative and qualitative.

(10)

x

D A F T A R I S I

halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

PENGHARGAAN DAN UCAPAN TERIMA KASIH ... vi

DAFTAR ISI... x

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR BAGAN ... xxii

DAFTAR SINGKATAN ... xxiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xxiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Identifikasi Masalah Penelitian ... 8

1.3 Rumusan Masalah Penelitian ... 9

1.4 Tujuan Penelitian ... 10

1.5 Manfaat Penelitian ... 10

1.6 Paradigma Penelitian ... 11

1.7 Definisi Operasional ... 14

BAB II MODEL PEMBELAJARAN MENYIMAK AKTIF INTEGRATIF, MULTIMEDIA INTERAKTIF, DAN KETERAMPILAN MENYIMAK KRITIS ... 212117

2.1 Hakikat Menyimak ... 17

2.1.1 Pengertian Menyimak ... 18

2.1.2 Ragam Menyimak Intensif ... 20

2.1.3 Faktor yang Mempengaruhi Pembelajaran Menyimak ... 21

2.1.4 Penilaian Pembelajaran Menyimak ... 25

2.2 Model Pembelajaran Menyimak Aktif Integratif ... 29

(11)

xi

2.2.2 Karakteristik Model Pembelajaran Menyimak Aktif Integratif ... 32

2.2.3 Strategi dan Metode dalam Penerapan Model Pembelajaran Menyimak Aktif Integratif ... 33

2.3 Pengembangan Media Teknologi dalam Pembelajaran Menyimak... 44

2.3.1. Pembelajaran Multimedia Interaktif ... 46

2.3.1.1 Teks ... 48

2.3.1.2 Animasi ... 50

2.3.1.3 Video ... 51

2.3.1.4 Gambar ... 53

2.3.1.5 Suara ... 55

2.3.2 Kedudukan Media dalam Pembelajaran ... 58

2.3.3 Fungsi, Manfaat, dan Prosedur Pemilihan Media ... 60

2.3.4 Mengevaluasi Media Pembelajaran Menyimak ... 62

2.4 Keterampilan Menyimak Kritis ... 65

2.5 Draf Model PMAI ... 71

2.6 Penelitian yang Relevan ... 73

2.7 Aplikasi Teoretis ... 79

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 87

3.1 Metode dan Prosedur Penelitian ... 87

3.2 Latar Penelitian ... 92

3.3 Pengembangan Instrumen ... 94

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 100

3.5 Teknik Analisis Data... 102

3.6 Uji Validitas dan Reabilitas Instrumen ... 104

3.7 Hasil Uji Normalitas ... 115

(12)

xii

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 120

4.1 Hasil Studi Pendahuluan ... 120

4.1.1 Kegiatan dan Pendapat Mahasiswa terhadap Pembelajaran Menyimak ... 121

4.1.2 Kegiatan dan Pendapat Dosen terhadap Pembelajaran Menyimak ... 139

4.1.3 Kinerja Strategi Menyimak Mahasiswa ... 150

4.2 Desain Model PMAIMI ... 155

4.2.1 Rancangan Perkuliahan ... 159

4.2.2 Bahan Ajar atau Meteri. ... 164

4.2.3 Metode. ... 165

4.2.4 Multimedia Interaktif ... 166

4.2.5 Penilaian Hasil Belajar ... 175

4.3 Uji Coba Model... 176

4.3.1 Uji Coba Terbatas dan Perbaikan ... 177

4.3.2 Uji Coba Meluas dan Perbaikan ... 185

4.3.4 Evaluasi Model ... 197

4.3.4.1 Evaluasi oleh Mahasiswa ... 197

4.3.4.2 Evaluasi oleh Dosen ... 210

4.3.4.3 Evaluasi Implementasi ... 222

4.3.4.4 Evaluasi Hasil Belajar ... 227

4.4 Faktor Pendukung dan Penghambat... 237

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN ... 240

5.1 Kondisi Pembelajaran Menyimak ... 240

5.2 Uji Model PMAIMI secara Terbatas ... 245

(13)

xiii

5.2.2 Analisis Keterampilan Kemampuan Pemahaman Menyimak Kritis

Mahasiswa... 248

5.2.3 Hubungan antara Kinerja Strategi Menyimak dengan Hasil Belajar Menyimak ... 249

5.2.4 Peningkatan Hasil Pembelajaran Menyimak Kritis ... 254

5.3 Uji Model PMAIMI secara Luas ... 255

5.3.1 Unjuk Kerja Keterampilan Menyimak Kritis Mahasiswa ... 255

5.3.2 Analisis Keterampilan Kemampuan Pemahaman Menyimak Kritis Mahasiswa... 259

5.3.3 Hubungan antara Kinerja Strategi Menyimak dengan Hasil Belajar Menyimak ... 263

5.3.4 Peningkatan Hasil Pembelajaran Menyimak Kritis ... 270

5.4 Orientasi Model ... 271

5.5 Model Akhir PMAIMI ... 274

5.5.1 Struktur Pengajaran ... 275

5.5.2 Sistem Sosial ... 278

5.5.3 Prinsip-prinsip Reaksi ... 279

5.5.4 Sistem Pendukung ... 279

5.5.5 Dampak Instruksional dan Pengiring ... 280

5.6 Keterbatasan Penelitian ... 285

BAB VI SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ... 287

6.1 Simpulan ... 287

6.2 Implikasi ... 294

(14)

xiv

(15)

1

BAB I

PENDAHULUAN

Bab I ini dibahas mengenai latar belakang masalah meliputi perkembangan teknologi dalam pembelajaran bahasa, kondisi pembelajaran menyimak, keterkaitan pembelajaran menyimak dengan menyimak kritis, dan kemampuan menyimak yang dimiliki. Sesudah itu, pembahasan difokuskan untuk melihat identifikasi dan perumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, paradigma penelitian, metode penelitian, dan definisi operasional.

1.1 Latar Belakang Penelitian

Perkembangan teknologi informasi menyebabkan terjadinya proses perubahan dramatis dalam segala aspek kehidupan. Perubahan tersebut akan memberikan solusi beragam khususnya dalam masalah pendidikan karena akan meningkatkan kualitas pembelajaran dan mengembangkan keterampilan dalam bidang bahasa dan teknologi. Sebaliknya, pendidikan yang tidak memanfaatkannya akan menjadi kadaluarsa dan kehilangan kredibilitasnya. Apalagi pembelajaran bahasa Indonesia merupakan salah satu subsistem yang tidak luput dari arus perubahan yang disebabkan oleh kehadiran teknologi yang intrustif, terutama pada pembelajaran menyimak. Oleh karena itu, desentralisasi kebijakan pendidikan nasional saat ini terhadap daerah dapat dilakukan dengan mengembangkan potensi wilayahnya sesuai dengan situasi dan kondisi setempat. Salah satu kebijakan yang dapat dikembangkan adalah memanfaatkan media teknologi dalam bidang pembelajaran. Akan tetapi, dalam kenyataannya masih terdapat guru yang kurang bisa memanfaatkan teknologi dengan baik. Hal itu disebabkan secara kompetensi guru dalam bidang teknologi masih kurang, sarana terbatas, dan kondisi sekolah yang kurang memungkinkan. Sebanyak 75% guru belum menggunakan media pembelajaran dalam mengajar (Kompas, 2013).

(16)

2

ada berbagai pilihan bahan menyimak dan ketersediaan CD yang menyertainya serta DVD atau video yang digunakan di kelas. Namun demikian, masih ada bukti bahwa menyimak kurang menjadi perhatian guru (Field, 2009:1). Ketika guru menerapkan berbagai kompetensi pembelajarann di kelas, sesi menyimak sering dipercepat atau dikurangi. Siswa jarang dinilai pada keterampilan menyimak sehingga siswa belum mampu menyimak. Metodologi menyimak pelajaran sedikit dibahas, diteliti, dan ada kecenderungan bagi guru menganggap bahwa menyimak merupakan suatu aktivitas biasa dalam kehidupan. Selain itu, komitmen guru yang kurang baik untuk sebuah pendekatan dalam menyimak dengan 'keterampilan terintegrasi' yang dapat mengakibatkan menyimak hanya dijadikan sebagai indikator dalam pembelajaran bahkan diajarkan tergesa-gesa. Membaca dan menulis sebagai keterampilan yang lebih diutamakan dalam pembelajaran keterampilan berbahasa.

(17)

3

Kemampuan menyimak manusia sangat terbatas. Manusia yang sudah terlatih baik dan sering melaksanakan tugas-tugas menyimak, disertai kondisi fisik dan mental yang prima, hanya dapat menangkap isi simakan maksimal 50% (Tarigan, 2008:13). Padahal diharapkan mahasiswa sebagai calon guru memiliki bekal dalam menyerap ilmu pengetahuan. Oleh sebab itu, di samping kemampuan berbicara, membaca, dan menulis, kemampuan menyimak pun sangat penting dimiliki dalam upaya mereka menyerap informasi (Chamadiah dkk., 1987:5). Sejalan dengan itu, kurikulum mata pelajaran bahasa Indonesia menyebutkan salah satu tujuan pembelajaran bahasa Indonesia pada aspek menyimak adalah siswa mampu memahami, mendalami, menghayati, dan meyerap informasi dari kegiatan menyimak (Depdiknas, 2006:2). Hal itu akan menjadi sia-sia jika mahasiswa sebagai calon guru tidak membekali dan mengalami bagaimana upaya meningkatkan kemampuan menyimak itu sendiri pada diri mahasiswa tersebut.

(18)

4

Semakin terampil seseorang berbahasa, semakin cerah dan jelas pula jalan pikirannya (Tarigan, 2008:2-3). Sebagaimana yang dinyatakan oleh Alwasilah (2010:162) bahwa pengajaran keterampilan berbahasa berkontribusi terhadap pengembangan kemampuan berpikir kritis dalam drajat yang berbeda, yaitu menyimak (25%), menulis (42%), dan membaca (54%).

(19)

5

keterampilan mahasiswa dalam memanfaatkan media teknologi interaktif. Hal tersebut ditunjang juga dengan pernyataan mahasiswa bahwa 83% dosen sudah memanfaatkan media pembelajaran menyimak VCD/DVD dan powerpoint (Hasil obeservasi, 2011).

Untuk mendukung hal tersebut, Jurusan Bahasa dan Seni FKIP Unib telah memiliki Laboroatorium Bahasa Multimedia yang bisa dimanfaatkan sebagai pengembangan media pembelajaran. Selain itu, internet yang tersedia bagi mahasiswa yang bisa diakses kapan saja untuk pemanfaatan media pembelajaran. Kombinasi pemanfaatan media tersebut dapat menciptakan sebuah produk media pembelajaran menyimak yang mutakhir. Kegiatan ini sudah dilakukan pada beberapa aktivitas pembelajaran dalam bentuk hiperlink powerpoint, tetapi hanya sebatas pengaksesan sebagai sumber media internet dan multimedia yang bisa dikembangkan dalam pembelajaran. Akan tetapi, upaya tersebut belum ada produk media atau multimedia yang diinginkan (2009). Menurut Meskill (1996), multimedia dapat meningkatkan keterampilan menyimak dalam berbahasa dengan menekankan: (a) peran teks dan visual sebagai alat bantu untuk pengolahan bahasa saat tampil dalam hubungannya dengan teks aural; (b) aspek motivasi video sebagai keuntungan bagi pengajaran bahasa; (c) fakta bahwa gabungan media memperkaya target pengolahan bahasa sehingga memberikan masukan lebih langsung dan penting untuk proses pemerolehan bahasa; (d) lingkungan kondusif untuk mempromosikan bagan dan bagian strategi wacana bagi peserta didik.

(20)

6

yang betul-betul menyimak sebagai suatu keterampilan jarang dilakukan. Oleh karena itu, model pembelajaran beserta software ini akan menjadikan media pembelajaran menyimak yang menarik pada setiap pembelajaran menyimak bagi mahasiswa dan sekaligus nantinya sebagai calon guru.

Berdasarkan hasil wawancara dengan mahasiswa yang pernah mengikuti mata kuliah Media Pembelajaran Bahasa Indonesia menunjukkan bahwa hampir 75% mahasiswa kurang puas dengan pembelajaran yang dilakukan pada mata kuliah Menyimak karena praktik pemanfaatan media masih kurang. Pembelajaran menyimak lebih dominan pada teoretis, sedangkan pada kegiatan praktik menyimak masih kurang dilakukan (Hasil obeservasi, 2011). Padahal, kalau hal itu diterapkan dengan baik, media pembelajaran akan membantu mahasiswa dalam meningkatkan keterampilan menyimak serta terampil dalam penggunaan media. Penggunaan media terbukti hasil praktik powerpoint yang dilakukan pada Semester I Tahaun Akademik 2011/2012 dari 31 mahasiswa hanya tujuh orang yang mendapatkan nilai A, sepuluh orang mendapatkan nilai B, dua puluh satu orang nilai C, dan sembilan orang nilai D. Rendahnya kemampuan menyimak ini merupakan indikator bagi mahasiswa terhadap kemampuan menyimak dengan media powerpoint melalui komputer.

(21)

7

pembelajaran individual, klasikal, belajar bersama, penilaian terpadu, strategi belajar aktif, simulasi realistik, dan akses cepat yang tersimpan dalam CD-ROM.

Dalam kaitan dengan kemampuan menyimak ini, Chamdiah dkk. (1987:3) menyatakan bahwa siswa harus mampu mengingat fakta-fakta sederhana, mampu menghubungkan serangkaian fakta dari pesan yang didengarnya, dan menafsirkan makna yang terkandung dalam pesan lisan yang didengarnya. Pendapat ini sejalan dengan pendapat Tarigan (2008:63-64) menyimak bukan hanya sebatas mendengar (hearing), melainkan memerlukan kegiatan lainnya, yakni memahami (understanding) isi pembicaraan yang disampaikan oleh si pembicara. Lebih jauh lagi diharapkan dalam menafsirkan (interpreting) butir-butir pendapat yang disimaknya baik tersurat maupun yang tersirat. Kegiatan selanjutnya dalam proses menyimak adalah kegiatan mengevaluasi (evaluating). Pada kegiatan ini si penyimak menilai gagasan baik dari segi keunggulan maupun dari segi kelemahannya. Kegiatan akhir, yakni menanggapi (responding). Pada tahap akhir ini penyimak menyambut, mencamkan, menyerap, serta menerima gagasan yang dikemukakan oleh si pembicara.

(22)

8

Berdasarkan fakta tersebut, meskipun penelitian di bidang menyimak proses dan strategi semakin meningkat, masih tetap yang paling sedikit dipahami dan paling sedikit diteliti dari empat keterampilan (Vandergrift, 2007) wajar saja bahwa kemampuan menyimak mahasiswa tahun 2007 masih cukup dengan nilai rata-rata 6,1 (Arono, 2008:99) dan 6,99 (Suarcaya, 2009). Hal senada berdasarkan penelitian terhadap kemampuan menyimak mahasiswa di DKI Jakarta oleh Chamadiah dkk. (1987) juga masih kurang yaitu nilai rata-rata 5,8. Dilihat dari penelitian siswa yang pernah dilakukan, tampaknya tidak terlalu jauh nilai rata-rata kemampuannya. Begitu juga penelitian yang dilakukan Nurhayati (2004) terhadap siswa SLTPN 1 Inderalaya dalam tes awalnya nilai rata-rata hanya 5,4 (kemampuan menyimak siswa cukup). Beberapa hasil kemampuan menyimak yang masih cukup rendah tersebut diperlukan pembelajaran yang inovatif dan efektif dalam pembelajaran menyimak, seperti salah satunya pengembangan model pembelajaran menyimak melalui multimedia interaktif dalam peningkatan keterampilan menyimak kritis mahasiswa pada mata kuliah Menyimak Prodi PBSID FKIP Unib. Hal tersebut dilakukan dalam rangka meningkatkan kemampuan menyimak lebih baik lagi. Ketidakmampuan menyimak siswa dapat disebabkan ketidaktahuan makna simakan, ketidakjelasan petunjuk dalam simakan, kesulitan dalam program bahan simakan, dan bahan siamakan yang terlalu cepat sehingga kemampuan menyimak program radio internet pada kategori rendah, yaitu 6,57 (Ulusoy, 2010). Kekritisan mahasiswa dalam berpikir juga tergolong kurang kritis karena pengaruh budaya tradisional, guru dan dosen tidak tahu cara mengajarkan berpikir kritis, dan rendahnya kualitas dosen dan mahasiswa sehingga dalam sepuluh tahun terakhir ini pendidikan bahasa tidak menunjukkan perbaikan (Alwasilah, 2010:145-146).

1.2 Identifikasi Masalah Penelitian

(23)

9

menyimak, yaitu pembicara, sebagai sumber pesan; bahan pembicara, sebagai unsur konsep; penyimak, sebagai penerima pesan; bahasa lisan, sebagai media. Bahasa lisan sebagai media penyampai pesan merupakan hal yang perlu mendapatkan perhatian dalam pembelajaran menyimak yang berhubungan dengan situasi dalam penyampaian bahasa tersebut, seperti ruangan, waktu, dan peralatan dengan tidak mengabaikan unsur dasar yang lain. Bahasa lisan sebagai media penyampaian menyimak yang abstrak memerlukan suatau peralatan agar kegiatan menyimak lebih konkret, salah satunya media pembelajaran.

Kegiatan pembelajaran menyimak saat ini sangat mengutamakan pendengaran atau audio, tetapi dengan kompleksitas pembelajaran menyimak, proses pemerolehan bahasa, dan kemajuan teknologi saat ini, pembelajaran menyimak sudah mengalami perkembangan dan kemajuan dengan melibatkan aural dan visual. Oleh karena itu, guru sangat memungkinkan untuk mengambangkan media pembelajaran menyimak yang menarik, efektif, dan menyenangkan dalam pembelajaran sehingga diperlukan suatu media yang memadai untuk itu, yaitu salah satu media yang dikembangkan adalah multimedia interaktif yang megutamakan suara, video, gambar, dan animasi. Begitu juga dengan metode pembelajaran yang diterapkan guru sangat berpengaruh terhadap media yang akan digunakan dalam penyajiannnya secara terintegrasi, seperti model pembelajaran menyimak aktif integratif. Keaktifan siswa selain didukung oleh kreativitas dan variasi pembelajaran yang inovatif oleh guru juga media pembelajaran interaktif sangat memungkinkan siswa akan lebih mandiri dan menyenangkan dalam belajar meyimak kritis.

1.3 Rumusan Masalah Penelitian

(24)

10

kondisi pembelajaran menyimak yang berlangsung selama ini terkait dengan peningkatan keterampilan menyimak kritis mahasiswa? (2) Bagaimana efektifitas model pembelajaran menyimak melalui multimedia interaktif dalam meningkatkan keterampilan menyimak kritis mahasiswa? (3) Bagaimana kemampuan menyimak kritis mahasiswa setelah menggunakan model pembelajaran menyimak melalui multimedia interaktif? (4) Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam penerapan model pembelajaran menyimak melalui multimedia interaktif?

1.4 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, secara umum tujuan penelitian ini untuk menghasilkan model pembelajaran menyimak melalui multimedia interaktif yang dapat meningkatkan keterampilan menyimak kritis mahasiswa. Adapun secara khusus penelitian ini bertujuan: (1) mendeskripsikan kondisi pembelajaran menyimak yang berlangsung selama ini terkait dengan peningkatan keterampilan menyimak kritis mahasiswa; (2) menghasilkan model pembelajaran menyimak melalui multimedia interaktif yang dapat meningkatkan keterampilan menyimak kritis mahasiswa; (3) memperoleh gambaran kemampuan menyimak kritis mahasiswa setelah menggunakan model pembelajaran menyimak melalui multimedia interaktif; (4) memperoleh gambaran mengenai faktor pendukung dan penghambat dalam penerapan model pembelajaran menyimak melalui multimedia interaktif.

1.5 Manfaat Penelitian

(25)

11

lebih menarik, menyenangkan, dan memungkinkan bagi dirinya untuk memperoleh nilai-nilai yang sangat berguna bagi mahasiswa atau sebagai media pembelajaran menyimak ketika mahasiswa saat praktik lapangan atau ketika melaksanakan tugas mengajar sebagai guru nantinya. (2) Dosen, sebagai pencerahan/wahana baru serta upaya untuk mengembangkan kualitas pembelajaran dan dapat membantu dosen dalam mengatasi permasalahan pembelajaran menyimak. (3) Lembaga, sebagai wahana untuk meningkatkan mutu lulusan melalui kualitas kurikulum dan pembelajaran. (4) Peneliti, sebagai khasana media pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan dalam mengimplementasikan mata kuliah Menyimak serta mengembangkan dan menerapkan konsep pembelajaran dan konsep media melalui penelitian di program studi.

Selain itu, manfaat penelitian dalam pembelajaran menyimak, yaitu melatih keterampilan menyimak dan keterampilan menyimak kritis mahasiswa dalam pengembangan media pembelajaran bahasa Indonesia, mengintegrasikan dan menyinergikan antara teoretis dengan praktik tanpa mengabaikan kompetensi sebagai mahasiswa serta sebagai calon guru, memberikan salah satu model media pembelajaran sederhana bagi mahasiswa/calon guru dan juga siswa serta guru yang ada di sekolah Kota Bengkulu, sebagai dokumentasi untuk menguji kompetensi menyimak, serta pengembangan media pembelajaran dengan media interaktif akan meningkatkan kualitas pembelajaran dan lulusan yang berkarakter dalam kompetensi menyimak mahasiswa.

1.6 Paradigma Penelitian

(26)

12

masih disajikan secara parsial, kurangnya latihan menyimak, kurangnya kemampuan menyimak mahasiswa, dan keterbatasan bahan simakan. Kondisi demikian perlu mendapatkan suatu pemecahan dalam permasalahan pembelajaran, baik kegiatan dan pendapat dosen-mahasiswa terhadap pembelajaran menyimak, kinerja strategi pembelajaran menyimak, maupun faktor pendukung dan penghambat dalam pembelajaran menyimak. Untuk itu, perlu dilakukan penelitian dan pengembangan terhadap permasalahan pembelajaran menyimak agar didapatkan suatu model pembelajaran menyimak yang efektif.

Kebutuhan dalam pembelajaran menyimak diperlukan suatu metode dan media pembelajaran yang inovatif, aktif, dan efektif. Berdasarkan teori yang dikembangkan dalam kinerja strategi pembelajaran menyimak, multimedia interaktif, dan keterampilan menyimak kritis didapatkan suatu draf model pembelajaran menyimak yang peneliti singkat dengan Model PMAIMI (Pembelajaran Menyimak Aktif Integratif melalui Multimedia Interaktif). Model pembelajaran menyimak aktif integratif menekankan pada pembelajaran menyimak yang bersifat dinamis dan aktif integratif di dalam penyajian pembelajarannya berpusat pada mahasiswa. Integratif menekankan pada kesatuan dalam pelaksanaan pembelajaran menyimak kritis baik pada tahap sebelum menyimak, saat menyimak (proses), maupun setelah menyimak (reflektif). Dalam aktivitas pembelajaran menyimak mahasiswa menerapkan strategi kinerja menyimak yang efektif.

(27)

13

penelitian untuk mempermudah pengkajian dan penelitian. Paradigma penelitian ini sebagai berikut.

Bagan 1.1 Paradigma Penelitian

Draf Model PMAI dirancang berdasarkan kajian studi pendahuluan dan teoretis. Setelah itu, daraf Model PMAI diintegrasikan dalam sutau multimedia interaktif sehingga menjadi draf Model PMAIMI. Draf Model PMAIMI yang dirancang secara konseptual tersebut dilakukan validasi model konseptual dengan melibatkan ahli dan praktisi. Setelah dilakukan validasi draf Model PMAIMI, draf Model PMAIMI dilakukan uji coba terbatas. Hasil dari uji coba terbatas akan diperoleh Model PMAIMI hasil revisi berdasarkan penilaian ahli dan hasil belajar mahasiswa. Model PMAIMI hasil revisi kemudian dilakukan implementasi uji coba

75% guru belum menggunakan media; 42% menyimak; 67,8% meningkat signifikan dengan teknologi; kemampuan menyimak dalam kategori rendah

Empiris

(28)

14

luas melalui metode The Matching-Only Pratest-Posttest Control Group Design kemudian diperoleh Model PMAIMI hipotetik. Setelah dilakukan uji Model PMAIMI hipotetik, Model PMAIMI dilakukan revisi akhir sehingga diperoleh Model PMAIMI final.

Bagan 1.2 Model PMAIMI Hipotetik

1.7 Definisi Operasional

(29)

15

mengklasifikasi makna dan maksud serta efektivitas kinerja menyimak kritis; 3) merefleksi tujuan menyimak dengan menyatakan keberhasilan menyimak kritis. Ketiga hal itulah yang dijadikan peneliti dalam melihat dan mengukur kinerja strategi menyimak mahasiswa. Menyimak merupakan proses keterlibatan mental, mulai dari proses mengidentifikasi bunyi, pemahaman dan penafsiran, serta penyimpanan hasil pemahaman dan penafsiran bunyi yang diterima dari luar. Itu artinya, menyimak merupakan kemampuan, kesanggupan, kecakapan, siswa menerima dan memahami apa yang diucapkan atau dibaca orang lain baik secara audio maupun visual, sedangkan pembelajaran menyimak adalah proses kegiatan menyimak lambang-lambang lisan dengan penuh pengertian, pemahaman, dan apresiasi serta informasi, menangkap isi dan memahami makna komunikasi yang disampaikan oleh pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan dan visual. Kegiatan menyimak yang baik menyangkut sikap, ingatan, persepsi, kemampuan membedakan, intelegensi, perhatian, dan motivasi yang harus dikerjakan secara integral dalam tindakan yang optimal pada saat kegiatan menyimak berlangsung.

(30)

16

pembelajaran yang dituangkan dalam program untuk mempertinggi kualitas pembelajaran.

1.7.2 Keterampilan Menyimak Kritis

(31)

87

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Bab III ini dibahas metodologi penelitian mengenai metode dan prosedur penelitian, latar penelitian, pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, uji validitas dan reabilitas instrumen, serta uji normalitas.

3.1 Metode dan Prosedur Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (Research and Development atau R & D) karena sesuai dengan masalah dan tujuan penelitian, yaitu menghasilkan produk berupa model pembelajaran menyimak aktif integratif dan media pembelajaran multimedia interaktif pada mata kuliah Menyimak di perguruan tingggi. Sebagaimana Borg & Gall (1989:624) menyatakan bahwa penelitian dan pengembangkan pendidikan adalah suatu proses yang digunakan untuk mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan. Istilah produk meliputi tidak hanya benda-benda, seperti buku teks, desain pembelajaran, model evaluasi, tetapi juga dimaksudkan untuk merujuk pada prosedur dan proses, seperti metode pembelajaran dan metode pelatihan.

(32)

88

15 sekolah dengan 30 sampai dengan 100 subjek. Data kuantitatif pada pelaksanaan rangkaian subyek sebelum dan sesudah dikumpulkan. Hasil dievaluasi sehubungan dengan tujuan dan dibandingkan dengan data kelompok kontrol, bila cocok; 7) revisi produk operasional revisi produk sebagaimana disarankan oleh hasil utama tes lapangan; 8) melakukan uji coba lapangan dengan melibatkan subjek yang lebih banyak dari langkah ke-6 dengan 10 sampai dengan 30 sekolah termasuk 40 sampai 200 subjek. Wawancara, data observasi dan questionnaire dikumpulkan dan dianalisis; 9) revisi produk akhir_revisi produk sebagaimana disarankan oleh operasional hasil tes lapangan; 10) diseminasi dan penyebaran kepada berbagai pihak pada pertemuan ilmiah dan jurnal.

Implementasi 10 langkah penelitian yang dikemukakan Borg dan Gall (2003:570─572) di atas, dalam penelitian ini dimodifikasi dalam tiga tahapan proses penelitian dan pengembangan, yakni (1) studi pendahuluan: kajian teoretik, identifikasi kebutuhan, dan penyusunan draf awal produk; (2) pengembangan model: prinsip penyusunan model, silabus, bahan ajar, dan media; (3) validasi model: evaluasi model pembelajaran dengan media yang digunakan (Sukmadinata, 2010:184). Bagan di bawah ini menyajikan prosedur penelitian dan pengembangan yang dilaksanakan.

Studi Literatur: a) Hakikat menyimak, media pembelajaran multimedia interaktif, penilaian media, model pembelajaran MAI, dan keterampilan menyimak kritis b) Hasil penelitian yang relevan

Survei Lapangan: Kondisi pembelajaran menyimak berdasarkan tanggapan dan kegiatan dosen dan mahasiswa terhadap pembelajaran menyimak.

Hasil kajian teoretis dan survei lapangan

(33)

89

Langkah-langkah di atas dapat diuraikan menjadi beberapa tahapan prosedur penelitian dan pengembangan model pembelajaran sebagai berikut.

3.1.1 Studi Pendahuluan

Studi pendahuluan merupakan studi awal yang dilakukan untuk mengidentifikasi proses pembelajaran menyimak yang digunakan di perguruan tinggi sebagai bahan pertimbangan dalam mengembangkan model pembelajaran menyimak melalui multimedia interaktif pada mata kuliah Menyimak di Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia JPBS FKIP Universitas Bengkulu. Langkah ini merupakan bagian yang penting dalam penelitian dan pengembangan karena pada langkah terdapat kajian literatur, survei, dan observasi. Kajian literatur bertujuan untuk menentukan dasar-dasar pengetahuan yang mendukung penelitian yang dilaksanakan. Sedangkan survei bertujuan untuk mengetahui data empiris di lapangan tentang bagaimana keterlaksanan proses pembelajaran menyimak dengan menggunakan media pembelajaran.

Pada studi pendahuluan dilakukan penelitian yaang bersifat deskriptif. Baik melalui wawancara maupun dengan angket. Ada beberapa data kualitatif dikuantifikasikan dalam bentuk persentase. Pada langkah ini ditekankan untuk memperoleh gambaran tentang pelaksanaan pembelajaran menyimak menggunakan media pembelajaran. Selanjutnya hasil studi awal ini digunakan sebagai bahan pertimbangan model pembelajaran dalam pengembangan multimedia aktif integratif pada mata kuliah Menyimak.

(34)

90

bagaimana kegiatan dan tanggapan dosen dan mahasiswa dalam persiapan mengajar, penggunaan strategi/metode, penggunaan dan ketersediaan media, minat mahasiswa, proses pembelajaran, pemahaman materi, serta mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan pembelajaran menyimak. Hasil studi pendahuluan ini digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam mengembangkan model pembelajaran menyimak melalui multimedia interaktif.

3.1.2 Pengembangan Model Pembelajaran Menyimak melalui Multimedia

Interaktif

Pengembangan model pembelajaran menyimak melalui multimedia interaktif ini berlandaskan pada prinsip pelaksanaan kurikulum yang dilaksanakan dengan multimedia serta disesuaikan dengan karakter mahasiswa sebagai calon guru. Perencanaan terdiri atas a) analisis pengembangan silabus, bahan ajar, rencana pembelajaran, dan evaluasi serta skor. b) Flowchart view penyajian bahan ajar digital. c) Storyboard multimedia interaktif. Pengembangan multimedia interaktif, yaitu: a) Menyiapkan elemen-elemen dengan menggunakan beberapa program. b) Pengisian audio untuk memberikan penjelasan berkaitan dengan ucapan selamat datang pada tampilan pembuka, penggunaan multimedia interaktif, isi materi, ketentuan uji kompetensi, dan skor yang diperoleh. c) Pengembilan video/gambar melalui internet sesuai kebutuhan. d) Pengemasan dalam bentuk CD dengan proses burning file sebagai CD multimedia interaktif yang kemudia dilanjutkan dengan instalasi program CD ke dalam komputer yang dipergunakan dalam proses pembelajaran.

(35)

91

program CAI model tutorial berupa satuan pelajaran, perencanaan program CAI tutorial, dan flowchart program pembelajaran CAI tutorial. 3) Proses produksi program CAI model tutorial. Setelah membuat perencanaan pengembangan program CAI tutorial langkah selanjutnya yang harus ditempuh adalah proses produksi. Pada tahap ini harus mengerahkan seluruh kemampuan untuk menghasilkan program yang layak dimanfaatkan dalam proses pembelajaran. Pada tahap proses produksi program CAI (Computer Assisted Instruction) harus memperhatikan tahapan model tutorial yang terdiri atas: a) Pengenalan meliputi judul program, objektifitas penyajian, petunjuk, stimulus prioritas pengetahuan, dan inisial kontrol. b) Penyajian informasi meliputi metode penyajian, panjang teks penyajian, grafik dan animasi, warna dan penggunaannya, serta penyajian. c) Pertanyaan dalam hal ini soal-soal atau latihan yang disajikan serta bagaimana pengguna/mahasiswa menggunakannya atau menjawabnya. d) Penilaian respons dalam hal ini pengguna/mahasiswa bisa mengukur kemampuan menyimak kritis sendiri. e) Pemberian balikan respons dalam hal ini media yang dikembangkan mampu memberikan informasi penilaian yang tepat bagi pengguna/mahasiswa. f) pengulangan dalam hal ini pengguna mampu mendalami atau mengulang kembali setiap materi yang belum dipahami. g) Penutup. 4) Proses yang terakhir, yaitu evaluasi multimedia. Evaluasi pengembangan multimedia meliputi evaluasi terhadap content, flowchart view, story board, dan produk multimedia yang dikembangkan.

3.1.3 Uji Coba

(36)

92

evaluasi proses dan hasil pembelajaran dugunakan sebagai bahan refleksi untuk memperbaiki model sehingga diperoleh model yang terbaik.

Uji coba lebih luas dilakukan pada tiga kelas yang berbeda, yaitu Kelas B, C, dan D. Kelas B berkategori tinggi berjumlah 20 mahasiswa , kelas C berjumlah 20 mahasiswa berkategori sedang, dan kelas D berjumlah 19 mahasiswa berkategori rendah. Pengelompokkan tinggi, sedang, dan rendah ini berdasarkan nilai tes penempatan (placement test) kemampuan menyimak sebagai kelas eksperemennya. Untuk kelas kontor, penelitian dilakukan di Prodi PBSI FKIP Universitas Muhammadiyah Bengkulu. Namun, untuk uji terbatas ini, kondisi kelas A lebih bervariasi kemampuannya. Evaluasi dilakukan terhadap proses dan hasil belajar serta implementasi model. Evaluasi tersebut dibagi menjadi empat, yaitu evaluasi oleh mahasiswa, evaluasi oleh dosen, evaluasi oleh ahli pembelajaran, dan evaluasi hasil belajar mahasiswa untuk melihat efektivitas model yang telah dikembangkan.

Sistem evaluasi yang terdapat dalam media pembelajaran disajikan secara sistematis dan terstruktur berdasarkan uraian masing-masing materi dari yang paling mudah/sederhana sampai ke yang paling sulit serta mengacu pada model pembelajaran menyimak. Bentuk evaluasinya adalah pilihan ganda dan soal uraian sederhana dari pidato yang disajikan. Pentingnya uji coba media pembelajaran untuk melihat, Apakah media dapat digunakan atau tidak? Apakah tujuan pemelajaran telah terpenuhi? Apakah sudah memenuhi harapan mahasiswa? Apakah dapat meningkatkan keberhasilan pemelajaran dan peningkatan daya simak mahasiswa?

3.2 Latar Penelitian

(37)

93

(38)

94

Tabel 3.1

Daftar Sampel Penelitian Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

No. Kelas Jumlah Kualifikasi Keterangan

Kelas Eksperimen

1. A 20 Variatif Uji Terbatas Unib

2. B 20 Tinggi Uji Luas Unib

3. C 20 Sedang Uji Luas Unib

4. D 19 Rendah Uji Luas Unib

Kelas Kontrol

5. A 32 Variatif Uji Terbatas UMB

6. B 31 Tinggi Uji Luas UMB

7. C 31 Sedang Uji Luas UMB

8. D 32 Rendah Uji Luas UMB

3.3 Pengembangan Instrumen Penelitian Model Pembelajaran

Menyimak Aktif Integratif melalui Multimedia Interaktif dalam

Peningkatan Keterampilan Menyimak Kritis Mahasiswa

(39)

95

menggali informasi dan konfirmasi terhadap jawaban angket dari informan, baik mahasiswa maupun dosen.

Ranah kognitif dan afektif dilaksanakan dengan pilihan ganda. Tes pilihan ganda dengan empat alternatif jawaban digunakan untuk menguji keterampilan menyimak kritis mahasiswa. Instrumen dikembangkan oleh peneliti bersama pembimbing dan teman sejawat. Instrumen tes ini dikembangkan dengan memperhatikan indikator dalam keterampilan menyimak kritis. Berikut ini dipaparkan masing-masing instrumen, kisi, dan pengujian kualitas instrumen.

3.3.1 Pengembangan Instrumen Kondisi Pembelajaran Menyimak

(40)

96

Tabel 3.2

Indikator dan Kisi-kisi Pendapat Dosen dalam Pembelajaran Menyimak

No. Indikator Kisi-kisi Nomor

Instrumen

1 Persiapan Mengajar 1. Membuat RAP dan SAP

2. Merencanakan media pembelajaran 3. Menyiapkan alat ukur kemampuan Menyimak

4. Upaya dosen agar mahasiswa memahami dan terampil dalam

9. Kemampuan dosen menggunakan komputer

Indikator dan Kisi-kisi Pendapat Mahasiswa dalam Pembelajaran Menyimak

No. Indikator Kisi-kisi Nomor

1 Minat Mahasiswa 1. Minat mahasiswa terhadap pembelajaran

2. Kesesuaian materi pembelajaran

1;2;3;4; 5;6;7;8;9 2 Metode Pembelajaran 3. Penggunaan metode pembelajaran

4. Kegiatan mahasiswa dalam Pembelajaran

10;11;12;15; 14;13; 3 Penggunaan Media 5. Penggunaan media oleh mahasiswa

(41)

97

No. Indikator Kisi-kisi Nomor

4. Pemahaman terhadap Materi Pembelajaran

8. Pemahaman mahasiswa terhadap materi

9. Upaya mahasiswa memahami materi Pembelajaran

Indikator dan Kisi-kisi Kinerja Strategi Menyimak Mahasiswa

No. Indikator Kisi-kisi Nomor

9. Mempertimbangkan seberapa baik tujuan menyimak telah dicapai

24;25; 26;27; 28;29.

3.3.2 Pengembangan Instrumen Media Pembelajaran Multimedia Interaktif

(42)

98

Tabel 3.5

Indikator dan Kisi-kisi Media Pembelajaran Multimedia Interaktif No. Indikator Kisi-kisi/Aspek yang Dinilai

1. Outline

Content

1) Mendeskripsikan tujuan dengan jelas.

2) Menganalisis konsep sesuai dengan struktur keilmuan dan karakteristik peserta didik.

3) Menyajikan materi sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar serta indikator.

4) Memiliki tata tulis sesuai dengan ketentuan.

5) Menyajikan pertanyaan yang diajukan sesuai dengan tujuan pembelajaran.

2. Flowcart View

1) Menyajikan struktur sesuai dengan model tutorial. 2) Menampilkan branching komplit dan jelas. 3) mempunyai label yang jelas dan

mudah dimengerti pada masing-masing elemen . 4) Memakai semua simbol yang benar.

5) Memudahkan untuk diikuti dan dimengerti. 3. Storyboard 1) Memiliki seluruh layer yang dibutuhkan.

2) Mempunyai tujuan yang jelas pada semua link. 3) Memiliki konten yang lengkap, menarik, dan mudah dimengerti.

4) Memiliki desain yang konsisten dan jelas.

4. Teknik 1) Memiliki sistem navigation link yang bekerja dengan baik. 2) Memiliki menu link yang bekerja dengan baik.

3) Memiliki elemen media yang beroperasi dengan tepat tersedia tools yang dibutuhkan.

5. Desain 1) Memiliki flowchart dan storyboard dengan benar. 2) Memiliki layout yang jelas/konsisten.

3) Memiliki semua elemen media yang bermanfaat.

(43)

99

No. Indikator Kisi-kisi/Aspek yang Dinilai

6. Penyajian 1) Mempunyai artikulasi yang jelas dan volume yang memadai.

2) Memiliki tampilan yang profesional.

3) Memiliki tampilan yang menarik minat audien. 4) Memiliki tampilan yang terorganisasi dengan baik. 5) Memiliki tampilan yang tidak membosankan. 6) Memiliki narator sesuai dengan tema.

7) Memiliki tampilan yang mudah dipahami. 8) Memiliki kontrol kecepatan audiovisual. 9) Memiliki hasil kerja dapat diamati/dicetak. 10) Memiliki waktu dalam setiap kegiatan. 3.3.3 Pengembangan Instrumen Keterampilan Menyimak Kritis

Instrumen keterampilan menyimak kritis ini dikembangkan dari teori berpikir kritis dan menyimak kritis, yaitu dua belas subketerampilan berpikir kritis dan sepuluh kegiatan menyimak kritis. Adapun indikator yang dapat dilakukan adalah memfokuskan pertanyaan, menganalisis argumen, bertanya dan menjawab pertanyaan klarifikasi serta pertanyaan yang menantang, membuat induksi dan mempertimbangkan hasil keputusan induksi, membuat dan mempertimbangkan nilai keputusan, mendifinisikan istilah, dan memutuskan suatu tindakan (Anderson, 1972:70; Costa, 1985; Santrock, 2010:359-360). Berdasarkan subketerampilan berpikir kritis dan menyimak kritis tersebut, indikator keterampilan menyimak kritis beserta kisi-kisinya dapat dirumuskan dalam tabel berikut ini.

Tabel 3.6

Indikator dan Kisi-kisi Keterampilan Menyimak Kritis Keterampilan

1. Memfokuskan pertanyaan 1;2; 3;15;16;17 2. Menganalisis argumen 4; 12;14;18;26;

28;29;30;35

3. Menentukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan klarifikasi dan pertanyaan yang menantang

(44)

100

Berdasarkan kisi-kisi tersebut, keterampilan menyimak kritis mahasiswa dikembangkan dalam bentuk soal pilihan ganda terutama dalam mengukur keterampilan menyimak kritis mahasiswa pada aspek kognitif, sedangkan aspek afektif dan psikomotornya dengan soal esai/unjuk kerja. Pengujian validasi tes keterampilan menyimak kritis dilakukan dengan menggunakan teknik pearson product moment (r), sedangkan uji reliabilitas menggunakan Metode Belah Dua (Split Half) dengan SPSS Statistics 20.0.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

(45)

101

pembelajaran menyimak dengan menggunakan multimedia interaktif. c) Skala penilaian: Skala penilaian digunakan untuk memperoleh data tentang hasil evaluasi ananlisis landasan dan konsep flowchart view, storyboard, dan pengembangan multimedia interaktif (evaluasi di atas meja) yang dilakukan para ahli, sekaligus untuk mengetahui keterpakaian produk dalam pembelajaran. d) Wawancara: Wawancara dilakukan untuk menggali informasi dan konfirmasi terhadap pandangan mahasiswa dan dosen berkaitan dengan pelaksanaan Model PMAIMI. e) Tes hasil belajar: Tes hasil belajar digunakan untuk mengumpulkan data hasil belajar mahasiswa dalam mengikuti pembelajaran sebelum dan sesudah menggunakan multimedai interaktif. Tes adalah alat bantu atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan (Arikunto, 2007:53).

Data yang dikumpulkan melalui penelitian ini adalah data mengenai hasil tes awal mahasiswa sebelum diberi perlakuan pembelajaran dan data hasil belajar mahasiswa setelah diberikan perlakuan. Kemampuan awal mahasiswa didapat dengan memberikan tes awal sebelum pelaksanaan pembelajaran. Kemampuan yang dimaksud adalah kemampuan menyimak dalam peningkatan keterampilan menyimak kritis. Instrumen yang digunakan berupa butir soal pilihan ganda, uraian/tulis, dan lisan/berbicara (simak – bicara kritis dan simak tulis kritis). Pemberian tes awal ini dimaksudkan untuk megetahui kemampuan awal mahasiswa sebagai titik tolak pembelajaran.

Penelitian ini menggunakan tes karena diharapkan melalui penggunaan multimedia interaktif untuk pembelajaran menyimak hasil belajar mahasiswa cenderung meningkat. Validitas terhadap tes hasil belajar dilakukan dengan validitas konstruksi oleh dosen. Sebuah tes dikatakan memiliki validitas konstruksi apabila butir soal yang membangun tes tersebut mengukur setiap aspek, seperti pada tujuan pembelajaran (Arikunto, 2007 :67).

(46)

102

dideskripsikan dan hasil deskripsi tersebut dijadikan sebagai dasar menilai kualitas model pembelajaran menyimak aktif integratif melalui multimedia interaktif sebagai determinan peningkatan keterampilan menyimak kritis yang dikembangkan. Konversi data kuantitatif ke dalam kualitatif dengan skala empat menggunakan aturan yang merupakan modifikasi dari aturan yang dikembangkan oleh Nurgiyantoro (2012 :253). Aturan tersebut disajikan dalam tabel berikut ini.

Tabel 3.7

Skala Penilaian Kemampuan Menyimak Kritis No. Skor Rerata Skor Klasifikasi Interpretasi

1. 4 3,51-4,00 Baik Sekali Dapat dijadikan contoh 2. 3 2,51-3,50 Baik Dapat digunakan tanpa perbaikan 3. 2 1,51-2,50 Cukup Dapat digunakan dengan perbaikan

4. 1 ≤1,50 Kurang Tidak dapat digunakan

3.5 Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan sesuai dengan pertanyaan dan tujuan penelitian. Pada implementasi model, alat yang diperoleh merupakan hasil dari proses dan penilaian hasil terhadap model yang telah dikembangkan. Penilaian proses dilakukan melalui pengamatan secara intensif terhadap kegiatan dosen dan mahasiswa. Hasil pengamatan dan pencatatan dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif (deskriptif naratif). Penilaian hasil dilakukan dengan melihat hasil tes keterampilan menyimak kritis mahasiswa berdasarkan model menyimak aktif integratif melalui multimedia integratif.

(47)

103

membandingkan antara nilai tes akhir dengan nilai tes awal. Bila nilai tes akhir lebih besar atau lebih tinggi daripada nilai tes awal, model pembelajaran tersebut dapat dikatakan efektif. Model eksperimen digambarkan sebagai berikut (Fraenkel & Wallen, 2008 :271 dan Sugiyono, 2012 :303).

Treatment group M O X1 O

_____________________________________________ Control group M O X2 O

Keterangan :

M= Gejala yang diukur

O= Pengukuran awal dan pengukuran akhir

X1= Perlakukan Pemebelajaran Menyimak Aktif Integratif melalui Multimedia Interaktif sebagai Determinan Peningkatan Keterampilan Menyimak Kritis (PMAIMI)

X2= Perlakukan Pembelajaran Menyimak Aktif Integratif melalui Media Audio sebagai Determinan Peningkatan Keterampilan Menyimak Kritis (PMAIMA)

(48)

104

dengan segala yang diukur sebagaimana gejala yang telah diukur pada tahap tes awal dan uji terbatas.

3.6Uji Validitas dan Reabilitas Instrumen

Sebelum instumen diujicobakan, peneliti melakukan penilaian oleh ahli, Dr. Didi Yulistio, M.Pd. terhadap instrumen yang akan diujicobakan, yaitu instrumen strategi menyimak mahasiswa dan kemampuan menyimak kritis mahasiswa. Penilaian ahli ini berdasarkan validitas muka dan validitas isi. Validitas muka mencakup (1) kejelasan dan kekomunikatifan bahasa yang digunakan dan (2) kemenarikan penampilan sajian instrumen. Validitas isi mencakup (1) kesesuaian butir soal dengan aspek kemampuan menyimak kritis yang diukur dan (2) kesesuaian dengan tingkat perkembangan atau kemampuan mahasiswa. Uji validitas ini dilakukan tanggal 11 dan 18 Oktober 2012. Setelah dilakukan perbaikan dan didapatkan soal/instrument yang valid, peneliti kemudian melakukan uji coba istrumen.

Uji coba instrument dilakukan tanggal 22 Oktober 2012 terhadap instrumen strategi menyimak mahasiswa dan istrumen kemampuan menyimak kritis mahasiswa. Setelah dilakukan uji coba terhadap mahasiswa secara sampel bertujuan, yaitu 35 mahasiswa untuk strategi menyimak mahasiswa dan kemampuan menyimak kritis mahasiswa, sedangkan uji coba kemampuan menyimak kritis mahasiswa setiap perlakuan ditentukan 46 mahasiswa masing-masing dua perlakuan untuk 23 mahasiswa. Untuk pengolahan data, uji validitas menggunakan Korelasi Pearson, sedangkan uji reliabilitas menggunakan Metode Belah Dua (Split Half) dengan SPSS Statistics 20.0.

(49)

105

skor total lebih besar dari nilai kritisnya (r tabel). Selanjutnya nilai r yang diperoleh dikonsultasikan dengan product moment. Faktor atau aspek yang diamati dikatakan valid jika mempunyai korelasi lebih besar atau sama dengan nilai r poduct moment.

Tafsiran besarnya koefisien korelasi berjenjang, yaitu 0,00 – 0,20: korelasi kecil, hubungan hampir dapat diabaikan; 0,21 – 0,40: korelasi rendah, hubungan kecil tetapi jelas; 0,41 – 0,70: korelasi sedang, hubungan memadai; 0,71 – 0,90: korelasi tinggi, hubungan besar; 0,91– 1,00: korelasi sangat tinggi, hubungan erat (Guilford dalam Natawidjaja, 1988:48). Adapun tingkat kesukaran butir soal digunakan patokan, yaitu …- 0,10: sukar sekali, tidak layak; 0,11 – 0,25: sukar, layak; 0,26 –

Uji Validitas dan Reliabilitas Strategi Menyimak Tahap Persiapan Menyimak

Variabel No

(50)

106

reliabilitas diperoleh nilai koefisien validitas sebesar 0,745 > 0,700 dan dinyatakan reliabel. Jadi, dapat disimpulkan bahwa seluruh instrumen yang digunakan dalam penelitian sudah mengukur apa yang seharusnya diukur dan dapat digunakan dalam penelitian.

Tabel 3.9

Uji Validitas dan Reliabilitas Strategi Menyimak Tahap Penerapan Proses Menyimak

Variabel No

(51)

107

digunakan dalam penelitian sudah mengukur apa yang seharusnya diukur dan dapat digunakan dalam penelitian.

Tabel 3.10

Uji Validitas dan Reliabilitas Strategi Menyimak Tahap Reflektif Menyimak

Variabel No Item

Koefisien Validitas

Titik

Kritis Kesimpulan

Replektif Menyimak

24 0,417 0,300 Valid

25 0,682 0,300 Valid

26 0,566 0,300 Valid

27 0,815 0,300 Valid

28 0,707 0,300 Valid

29 0,661 0,300 Valid

Koefisien Reliabilitas 0,841

Titik Kritis 0,700

Keterangan Reliabel

(52)

108

3.6.2 Evaluasi Menyimak Kritis

Tabel 3.11

Uji Validitas dan Reliabilitas Soal Objektif Menyimak Kritis

Variabel No Item Koefisien Validitas Titik Kritis Kesimpulan

(53)

109

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa seluruh pernyataan-pernyataan yang membentuk variabel menyimak kritis memiliki koefisien validitas > titik kritis (0,300) sehingga seluruh pernyataan dinyatakan valid. Adapun untuk hasil uji reliabilitas diperoleh nilai koefisien validitas sebesar 0,855 > 0,700 dan dinyatakan Reliabel. Jadi, dapat disimpulkan bahwa seluruh instrumen yang digunakan dalam penelitian sudah mengukur apa yang seharusnya diukur dan dapat digunakan dalam penelitian.

Tabel 3.12

Uji Validitas dan Reliabilitas Soal Subjektif Menyimak Kritis

Variabel No Item Koefisien Validitas

(54)

110

3.6.3 Uji Perlakuan Menyimak Kritis

Tabel 3.13

Uji Validitas dan Reliabilitas Soal Objektif Menyimak Kritis Perlakuan I

Variabel No Item

Koefisien Validitas

Titik

Kritis Kesimpulan

Tabel Data Hasil Uji

Coba Perlakuan 1

1 0,486 0,300 Valid

2 0,620 0,300 Valid

3 0,524 0,300 Valid

4 0,561 0,300 Valid

5 0,436 0,300 Valid

6 0,692 0,300 Valid

7 0,524 0,300 Valid

8 0,578 0,300 Valid

9 0,596 0,300 Valid

10 0,677 0,300 Valid

Koefisien Reliabilitas 0,728

Titik Kritis 0,700

Keterangan Reliabel

(55)

111

Tabel 3.14

Uji Validitas dan Reliabilitas Soal Subjektif Menyimak Kritis Perlakuan I

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kedua pertanyaan pada uji perlakuan 1 yang terdiri atas menyimak kritis (KI) maupun kinerja menyimak (KR) memiliki koefisien validitas > titik kritis (0,300) sehingga seluruh pernyataan dinyatakan valid. Adapun untuk hasil uji reliabilitas diperoleh nilai koefisien validitas sebesar 0,748 > 0,700 dan dinyatakan reliabel. Jadi, dapat disimpulkan bahwa kedua pertanyaan subjektif pada uji perlakuan 1 dinyatakan telah memenuhi syarat valid dan reliabel.

Tabel 3.15

Uji Validitas dan Reliabilitas Soal Objektif Menyimak Kritis Perlakuan II Variabel No Item Koefisien Validitas Titik Kritis Kesimpulan

Tabel Data

(56)

112

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa seluruh pernyataan-pernyataan yang membentuk variabel uji perlakuan 2 memiliki koefisien validitas > titik kritis (0,300) sehingga seluruh pernyataan dinyatakan valid. Adapun untuk hasil uji reliabilitas diperoleh nilai koefisien validitas sebesar 0,723 > 0,700 dan dinyatakan reliabel. Jadi, dapat disimpulkan bahwa seluruh instrumen yang digunakan dalam penelitian sudah mengukur apa yang seharusnya diukur dan dapat digunakan dalam penelitian.

Tabel 3.16

Uji Validitas dan Reliabilitas Soal Subjektif Menyimak Kritis Perlakuan II

Variabel No Item Koefisien Validitas

Titik

Kritis Kesimpulan

Uji Perlakuan 2

1 KR 0,930 0,300 Valid

KI 0,851 0,300 Valid

2 KR 0,935 0,300 Valid

KI 0,762 0,300 Valid

Koefisien Reliabilitas 0,900

Titik Kritis 0,700

Keterangan Reliabel

(57)

113

Tabel 3.17

Uji Validitas dan Reliabilitas Soal Objektif Menyimak Kritis Perlakuan III

Variabel No

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa seluruh pernyataan-pernyataan yang membentuk variabel uji perlakuan 3 memiliki koefisien validitas > titik kritis (0,300) sehingga seluruh pernyataan dinyatakan valid. Adapun untuk hasil uji reliabilitas diperoleh nilai koefisien validitas sebesar 0,737 > 0,700 dan dinyatakan reliabel. Jadi, dapat disimpulkan bahwa seluruh instrumen yang digunakan dalam penelitian sudah mengukur apa yang seharusnya diukur dan dapat digunakan dalam penelitian.

Tabel 3.18

Uji Validitas dan Reliabilitas Soal Subjektif Menyimak Kritis Perlakuan III Variabel No Item Koefisien Validitas Titik Kritis Kesimpulan

(58)

114

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kedua pertanyaan pada uji perlakuan 3 yang terdiri atas menyimak kritis (KI) maupun kinerja menyimak (KR) memiliki koefisien validitas > titik kritis (0,300) sehingga seluruh pernyataan dinyatakan valid. Sedangkan untuk hasil uji reliabilitas diperoleh nilai koefisien validitas sebesar 0,836 > 0,700 dan dinyatakan reliabel. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua pertanyaan subjektif pada uji perlakuan 3 dinyatakan telah memenuhi syarat valid dan reliabel.

Tabel 3.19

Uji Validitas dan Reliabilitas Soal Objektif Menyimak Kritis Perlakuan IV

Variabel No

(59)

115

Tabel 3.20

Uji Validitas dan Reliabilitas Soal Subjektif Menyimak Kritis Perlakuan IV

Variabel No Item Koefisien Validitas perlakuan 4 yang terdiri atas menyimak kritis (KI) maupun kinerja menyimak (KR) memiliki koefisien validitas > titik kritis (0,300) sehingga seluruh pernyataan dinyatakan valid. Sedangkan untuk hasil uji reliabilitas diperoleh nilai koefisien validitas sebesar 0,882 > 0,700 dan dinyatakan reliabel. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua pertanyaan subjektif pada uji perlakuan 4 dinyatakan telah memenuhi syarat valid dan reliabel.

3.7 Hasil Uji Normalitas

3.7.1 Uji Normalitas Variabel Kemampuan Menyimak Kritis (KM) Kelas Ekperimen Tabel 3. 21 Uji Normalitas Variabel Kemampuan Menyimak Kritis (KM)

Kelas Eksperimen

(60)

116

Kesimpulan Normal Normal Normal Tidak Normal

Gain UNIB

Kesimpulan Normal Normal Normal Normal Normal

(61)

117

4.7.2 Uji Normalitas Variabel Kemampuan Menyimak Kritis (KM) Kelas Kontrol Untuk menguji normalitas data kemampuan menyimak digunakan metode Kolmogorov Smirnov dengan hasil sebagai berikut.

Tabel 3. 22 Uji Normalitas Variabel Kemampuan Menyimak Kritis (KM) Kelas Kontrol

Kesimpulan Normal Normal Normal Normal Normal Normal

Pretest UMB

Kesimpulan Normal Normal Normal Normal

Gain UMB

Kesimpulan Normal Normal Normal Normal Normal

(62)

118

4.3.1.3 Uji Normalitas Variabel Kinerja Strategi Menyimak (SMK) Kelas Ekperimen Tabel 3.23 Uji Normalitas Variabel Kinerja Strategi Menyimak (SMK) Kelas

Ekperimen

Kesimpulan Normal Normal Normal Normal Normal

Berdasarkan hasil pengujian di atas, diketahui bahwa semua data strategi menyimak kritis menghasilkan nilai signifikansi yang melebihi titik kritis (0,05). Jadi, dapat disimpulkan bahwa semua data strategi menyimak kelas eksperimen dinyatakan berdistribusi normal.n

3.7.3 Uji Normalitas Variabel Kinerja Strategi Menyimak (SKM) Kelas Kontrol Tabel 3. 24 Uji Normalitas Variabel Kinerja Strategi Menyimak (SKM) Kelas

Kontrol

(63)

119

3.7 Jadwal Pelaksanaan Penelitian

(64)

240

BAB V

PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Bahasan dalam Bab V ini dideskripsikan temuan-temuan penelitian. Deskripsi pada bab ini disesuaikan dengan rumusan masalah pada Bab I. Secara garis besar, rumusan masalah pada Bab I terbagi atas lima bagian, yaitu mengenai (1) kondisi pembelajaran menyimak yang berlangsung selama ini terkait dengan peningkatan keterampilan menyimak kritis mahasiswa; (2) gambaran kemampuan menyimak kritis mahasiswa setelah menggunakan model pembelajaran menyimak melalui multimedia interaktif; (3) model akhir pembelajaran menyimak melalui multimedia interaktif yang dapat meningkatkan keterampilan menyimak kritis mahasiswa.

Temuan-temuan penelitian berkaitan dengan kondisi pembelajaran menyimak disimpulkan berdasarkan tanggapan mahasiswa terhadap pembelajaran menyimak selama ini terkait dengan peningkatan keterampilan menyimak kritis mahasiswa, desain multimedia interaktif pembelajaran menyimak disimpulkan berdasarkan rancangan desain yang telah dirancang dalam meningkatkan keterampilan menyimak kritis mahasiswa, model pembelajaran menyimak melalui multimedia interaktif disimpulkan berdasarkan rancangan dan revisi model dalam uji coba model terbatas, dan gambaran kemampuan menyimak kritis mahasiswa disimpulkan berdasarkan pengembangan model uji coba luas pembelajaran menyimak melalui multimedia interaktif.

5.1. Kondisi Pembelajaran Menyimak

(65)

241

belum maksimal sesuai/kategori cukup dengan sasaran dan harapan mahasiswa, waktu pelaksanaan pembelajaran menyimak masih kurang, dan bahasa dalam penyajian oleh dosen belum dapat dipahami atau dicerna dengan baik oleh mahsiswa. Hal tersebut bertentangan dengan pendapat dosen bahwa dalam penyampaian pembelajaran menyimak mereka sudah menggunakan bahasa yang jelas, menarik, dan segar sehingga mahasiswa tidak merasa bosan dalam setiap pembelajaran. Namun, yang menjadi perhatian dari permasalahan tersebut adalah kurangnya keterampilan menyimak mikanik dalam pembelajaran menyimak sehingga pembelajaran menyimak masih lebih banyak pemahaman materi menyimak. Keterbatasan dalam mengukur keterampilan menyimak mahasiswa secara individu, begitu juga waktu yang tersedia dalam latihan keterampilan menyimak masih terbatas.

Adapaun metode pembelajaran yang dilaksanakan dalam pembelajaran menyimak masih kurang bervariasi yang hanya pada metode ceramah, diskusi, latihan menyimak, dan penugasan. Padahal metode yang bervariasi memungkinkan seorang dosen untuk lebih kreatif, aktif, dan inovatif dalam merancang dan mengembangkan motode pembelajaran. Metode yang bervariatif tentu menuntut seorang dosen untuk mengembangkan media pembelajaran yang lebih inovatif teutama dalam pembelajaran menyimak, seperti yang menjadi harapan mahasiswa bahwa pembelajaran menyimak lebih berpusat kepada mahasiswa dengan media yang memadai sehingga dalam pembelajaran menyimak belum disajikan secara integratif. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Sudjana dan Rivai (2007:1) bahwa ada dua aspek yang menonjol dalam metodologi pembelajaran, yaitu metode mengajar dan media pengajaran. Itu artinya metode yang baik perlu diimbangi dengan media pembelajaran yang memadai begitu juga sebaliknya.

(66)

242

sangat kurang dimanfaatkan. Media tersebut sudah mengarah kepada pemanfaatan multimedia, tetapi belum pada pembelajaran yang interaktif. Artinya media dirancang lebih kepada pemanfaatannya yang berpusat pada dosen sehingga aspek interaktif masih perlu dikembangkan agar memungkinkan mahasiswa lebih aktif belajar dan mengukur keterampilan menyimak. Bebarapa hal yang menyebabkan multimedia masih kurang dikembangkan dan digunakan oleh dosen dalam pembelajaran menyimak, yaitu ketersediaan softwere multimedia interaktif bahasa Indonesia masih sangat terbatas dan kemampuan dosen dalam merancang, mengolah, dan mengembangkan media interaktif yang secara otomatis berpengaruh kepada alat ukur kemampuan menyimak mahasiswa yang masih sederhana.

(67)

243

tersedia dengan baik sehingga diperlukan suatu media pembelajaran yang memadai bagi mereka.

Persiapan mengajar sudah dilaksanakan dengan sangat baik oleh dosen, seperti adanya silabus, serta RAP dan SAP. Namun, merencanakan media pembelajaran dan menyiapkan alat ukur kemampuan menyimak masih sangat kurang. Dalam penyajian materi, dosen sudah menyampaikannya sesuai dengan tahapan dalam setiap indikator pertemuan pembelajaran menyimak. Beberapa dosen yang lain masih kurang mempersiapkan persiapan mengajar begitu juga dengan alat evaluasi dan media pembelajaran yang digunakannya. Padahal dosen dituntut memiliki wawasan dan ilmu pengetahuan yang memadai dalam pengembangan ilmunya. Kekreativitasan dosen sangat dituntut dalam pengembangan media pembelajaran menyimak ini. Persiapan mengajar yang perlu diperhatikan dosen salah satunya adalah menyiapkan alat tes, baik tes awal maupun tes akhir keterampilan menyimak. Hal itu dilakukan untuk mengetahui kemampuan menyimak baik di awal maupun di akhir pembelajaran agar bagian-bagian yang menjadi kekurangan atau kelemahan mahasiswa menjadi penekanan dalam pembelajarannya. Hal tersebut merupakan komponen dalam strategi pembelajaran metakognitif, seperti perencanaan belajar, proses pembelajaran, pemantauan produksi dan pemahaman seseorang, serta evaluasi pembelajaran (Purpura dalam Brown, 2007:143).

Gambar

Tabel 3.1   Daftar Sampel Penelitian Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Tabel 3.3  Indikator dan Kisi-kisi Pendapat Mahasiswa dalam Pembelajaran Menyimak
Tabel 3.4  Indikator dan Kisi-kisi Kinerja Strategi Menyimak Mahasiswa
Tabel 3.5 Indikator dan Kisi-kisi Media Pembelajaran Multimedia Interaktif
+7

Referensi

Dokumen terkait

Adakah pengaruh yang signifikan pada penggunaan Multimedia interaktif melalui model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw terhadap keterampilan berpikir kritis siswa pada materi

Angket yang dimaksudkan pada penelitian ini adalah pernyataan- pernyataan yang ditujukan untuk mengetahui respon dari responden tentang penggunaan multimedia

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji penerapan model reciprocal teaching pada konsep sistem pernapasan, mengkaji keterampilan berpikir kritis siswa sebelum

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) keterampilan berpikir kritis peserta didik setelah diajar menggunakan model pembelajaran berbasis proyek berada pada

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kemampuan berpikir kritis pada pembelajaran tematik siswa kelas V SDN Blotongan 03 Tahun Ajaran 2019/2020 sebelum dan

Selanjutnya, hasil belajar sebelum dilakukan penelitian (pretes) pada kelas eksperimen sebesar 54,9000, setelah pembelajaran menggunakan MPI model tutorial, rata-rata

Lyra Halimatun Sa’diyah, 2021 DAMPAK MODEL PEMBELAJARAN ICARE BERBANTUAN MULTIMEDIA BASED INTEGRATED INSTRUCTION TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN KREATIF PESERTA DIDIK PADA

Adapun keterampilan berpikir kritis yaitu pada saat melakukan pembelajaran menggunakan media pembelajaran wordwall, peneliti menerapkan satu dari beberapa soal yang jawaban benar di