HUBUNGAN KREATIVITAS SISWA DENGAN MINAT BELAJAR FISIKA KELAS X MIA 3 SMA NEGERI 1 AESESA PADA MATERI TERAMPIL MENGGUNAKAN ALAT UKUR
Florentina Magho1) Pujianti Bejahida Donuata2)
Pendidikan Fisika, Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Muhammadiyah Maumere 2017/2018
Nartinratomagho97@gmail.com
ABSTRAK
Permasalahan penelitian ini dirumuskan "apakah ada hubungan antara kreativitas siswa dengan minat belajar fisika siswa kelas X MIA 3 SMA Negeri Aesesa?". Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kreativitas siswa dengan minat belajar fisika siswa kelas X MIA 3 SMA Negeri 1 Aesesa. Penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu variabel bebas (X) Kreativitas Siswa dan variabel terikat (Y) minat Belajar fisika Siswa. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XMIA 3 SMA Negeri 1 Aesesa Tahun Ajaran 2017/2018 yang berjumlah 27 orang. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan pendekatan korelasi. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah angket/kuisioner.
Teknik analisis data yang digunakan adalah: (1) uji normalitas data yang digunakan untuk mengetahui apakah data yang diteliti berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan untuk mengetahui linearitas kedua variabel, (2) uji hipotesis dengan menggunakan uji regresi dan korelasi dengan menggunakan uji product moment yang digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara variabel kreativitas siswa dengan minat belajar fisika siswa. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang positif antara kreativitas siswa dengan minat belajar fisika siswa kelas X SMA Negeri 1 Aesesa. Hal ini dapat dilihat dari koefisien korelasi , dimana Rhitung < Rtabel yaitu 0,25 < 0,396
Kata Kunci: kreativitas siswa, minat Belajar
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan aset penting bagi kemajuan setiap bangsa dan Negara untuk mewariskan pengetahuan dari generasi ke generasi. Selain itu pendidikan juga di harapkan dapat menjadikan peserta didik yang berkualitas dan berdaya saing tinggi untuk menghadapi persaingan di era globalisasi. Di Indonesia setiap warga Negara Indonesia di wajibkan mengikuti jenjang pendidikan. Menurut Syagala. (2010: 3 - 4). Pendidikansebagai suatu proses untuk mengubah tingkahlaku peserta didik agar menjadimanusia yang lebihbaikserta mampu hidup bertanggung jawab, mandiri sebagaianggotamasyarakatdalam lingkungan sekitardimana seseorang ituberada,dandengankatalainpadadasarnyapendidikanmerupakanusaha atau proses yang dilakukan oleh manusiauntuk bertanggungjawabmembimbing dan mendidik peserta didikmenjadidewasa.
Menurut Taslim, (2013:9) Keberhasilan dunia pendidikan pada saat ini tergantung pada sejauh mana kita mengembangkan keterampilan-keterampilan yang tepat untuk menguasai
kekuatan, kecepatan, kompleksitas dan ketidakpastian, saling berhubungan satu dengan yang lain.
Pendidikan formal di Indonesia lebih mementingkan pengembangan daya nalar, sementara rangsangan daya pikir kreatif terabaikan.
Bahkan pada beberapa kasus sekolah cenderung menghambat kreativitas, antara lain, dengan mengembangkan kekakuan berimajinasi pada anak. Melalui pembelajaran pulalah seorang siswa bisa membangun dan mencetak kualitas dirinya. Seorang siswa bisa cerdas, mandiri bahkan kreatif tentu tidak terlepas dari faktor guru sebagai subjek yang ikut terlibat bahkan berperan penting dalam proses pembelajaran yang mampu membangkitkan kreativitas belajar siswanya. Karena kreativitas ini adalah suatu kegiatan dalam diri siswa untuk menciptan sesuatu yang baru. Seperti yang dinyatakan oleh E Mulyasa (2006:164) Kreativitas adalah salah satu hal yang sangat penting dalam pembelajaran. Kreativitas merupakan sesuatu yang bersifat universal dan merupakan ciri aspek dunia kehidupan di sekitar kita. Kreativitas ditandai dengan adanya kegiatan menciptakan sesuatu yang sebelumnya tidak ada dan tidak dilakukan oleh seseorang atau adanya kecenderungan untuk menciptakan sesuatu.
Kreativitas belajar siswa tidak akan terlepas dari minat belajar siswa karena minat belajar dapat merangsang atau membangkitkan siswa untuk bertindak kreatif. Belajar itu tidak hanya mengisi intelegensi siswanya, tetapi juga mengarahkan siswa untuk bertindak kreatif selama belajar. Siswa yang memiliki kreativitas belajar yang tinggi, pasti memiliki minat belajar yang tinggi pula. Karena minat belajar yang tinggi itulah yang dapat menjadi pendorong bagi siswa untuk melakukan hal-hal yang kreatif selama berlangsungnya proses pembelajaran. Menurut Sukardi (2009:25) mengemukkan bahwa minat belajar adalah suatu kerangka mental yang terdiri dari kombinasi gerak perpaduan dan campuran dari perasaan, prasangka, cemas, dan kecendrungan-kecendrungan lain yang bisa mengarahkan individu kepada suatu pilihan tertentu.
Sesuatu yang menarik minat itu tidak hanya menyenangkan atau dapat mendatangkan kepuasan baginya, tetapi juga yang menakutkan Berdasarkan pendapat di atas, jelaslah bahwa minat memegang peranan penting dalam proses pembelajaran, tanpa adanya minat dalam diri siswa tentu siswa tidak akan dapat melaksanakan segala sesuatu yang berhubungan dengan kreativitas belajar dengan baik. Kreativitas belajar merupakan perwujudan dari minat belajar siswa.
Studi awal yang penulis lakukan di lapangan bahwa siswa kelas X MIA 3 SMA Negeri 1 Aesesa Kabupaten Nagekeo telah mempunyai minat dalam pembelajaran seperti, siswa telah mempunyai LKS, dan buku paket, tetapi penulis masih menemukan fenomena-fenomena sebagai berikut: 1) Siswa tidak kreatif menggunakan alat ukur dalam pratikum, 2) Masih ada siswa tidak mau menjawab pertanyaan, 3) Masih ada siswa yang tidak mendengarkan guru menyajikan materi pelajaran, 4) Masih ada siswa yang keluar masuk kelas ketika berlangsungnya pembelajaran, 5) Masih ada siswa tidak mau bertanya ketika tidak paham akan pelajaran, 6) Masih ada siswa yang tidak menyelesaikan tugasnya
Berdasarkan latar belakang penulisan diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul ―hubungan positif antara kreativitas siswa dengan minat belajar Fisika siswa kelas X MIA 3 SMA Negeri 1 Aesesa‖
METODE PENELITIAN
Tempat penelitian ini adalah di SMA Negeri 1 Aesesa Kabupaten Nagekeo, sedangkan waktu penelitiannya pada bulan Agustus sampai dengan bulan September 2018. Subjek pada penelitian ini siswa SMA Negeri 1 Aesesa Kabupaten Nagekeo, dan objeknya hubungan antara kreativitas belajar dengan minat belajar siswa pada mata pelajaran Fisika di SMA Negeri 1 Aesesa Kabupaten Nagekeo. Populasi penelitiannya adalah semua siswa Kelas X MIA 3 SMA Negeri 1 Aesesa Kabupaten Nagekeo yang berjumlah 27 orang. Penulis mengambil sampel dengan teknik sampling jenuh.Dimana seluruh populasi yang berjumlah 27 orang tersebut dijadikan sampel. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan korelasi.
Dalam penelitian ini akan digunakan satu variabel bebas yaitu kreativitas siswa yang disimbolkan dengan (X), dan satu variabel terikat yaitu minat belajar siswa yang disimbolkan dengan (Y). Penelitian ini dimaksudkan untuk melihat hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Dengan demikian maka konstelasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Dimana:
—► : Hubungan X : Kreativitas Siswa Y : Hasil belajar siswa
Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: (1) Angket/kuisioner yang digunakan untuk memperoleh data tingkat kreativitas dan minat siswa. Kuisioner ini dikembangkan sendiri oleh peneliti dengan mengacu pada indikator dari teori - teori yang dibangun. Instrumen dikembangkan dengan mengadopsi Skala Likert dengan pilihan jawaban Sangat setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju TS), Sangat Tidak Setuju (STS). Untuk pernyataan positif pilihan jawaban SS diberi skor 4, S diberi skor 3, TS diberi skor 2 dan STS diberi skor 1.
Tabel I.1
Skala Penelitian Yang Digunakan Adalah Sebagai Berikut:
Skor Jawaban SS S TS STS
Pernyataan Positif 4 3 2 1
Pernyataan Negatif 1 2 3 4
Keterangan : SS = Sangat setuju S = Setuju
X Y
ST = Tidak Setuju
STS = Sangat Tidak Setuju
Adapaun kriteria minat belajar dan kreatifitas siswa dalam proses pembelajaran antara lain sebagai berikut:
1. 81% - 100% dikategorikan sangat baik.
2. 61% - 80% dikategorikan baik.
3. 41% - 60% dikategorikan cukup baik.
4. 21% - 40% dikategorikan kurang baik.
5. 0% - 20% dikategorikan tidak baik.
Analisi data penelitian menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif digunakan untuk menentukan besar rata – rata (Mean), distribusi frekuensi, dan pembuatan histogram dari variabel penelitian yang mencakup minat belajar dan kreatifitas siswa dalam pembelajaran
2. Analisis Inferensial
Analisis inferensial pada penelitian ini dilakukan dengan tujuan agar hasil penelitian dapat dibuat kesimpulan pengujian hipotesis secara generalisasi. Untuk mengetahui kontribusi masing-masing variabel bebas terlebih dahulu mencari hubungan variabel tersebut dengan menghitung nilai koefisien korelasi Product Moment:
Keterangan:
r = Angka Indeks Korelasi ―r‖ Product moment N = Sampel
ΣXY = Jumlah hasil perkalian antara skor X dan skor Y ΣX = Jumlah seluruh skor X
ΣY = Jumlah seluruh skor Y
Peneliti menginterpretasikan besarnya koefisien korelasi dengan menggunakan tabel nilai ―r‖ product moment.
Df = N – nr dimana:
N = number of cases
nr = banyaknya tabel yang dikorelasikan Dengan kriteria:
rh < rt, maka tidak terdapat hubungan yang signifikan
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Hasil
a. Deskripsi Hasil Penelitian
1) Kreativitas Belajar Siswa Pada Pelajaran Fisika
Data tentang kreativitas belajar siswa pada mata pelajaran Fisika, penulis peroleh dengan menggunakan angket juga yang terdiri dari 11 item pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa yang sesuai dengan indikator-indikator kreativitas belajar siswa.
Berdasarkan data penelitian tentang kreativitas belajar siswa pada mata pelajaran Fisika maka diperoleh rata-rata 32,44. Data tersebut disajikan dalam bentuk tabel I.2 berikut.
Tabel I.2
Distribusi Frekuensi Kreativitas Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Fisika
No Nilai F F real F kum X1 F1X1
1 26-28 3
11.11
11.11 27 81
2 29-31 8
29.63
40.74 30 240
3 32-34 9
33.33
74.07 33 297
4 35-37 5
18.52
92.59 36 180
5 38-40 2
7.41 100 39 78
jumlah 27 165 876
rata-rata
32.44 Sumber: data olahan Angket
Berdasarkan perhitungan yang tertera pada tabel I.2, terlihat bahwa data distribusi frekuensi Kreativitas belajar siswa dengan nilai terendah 29 dan nilai tertinggi 40. Selanjutnya, diperoleh data bahwa kreativitas belajar siswa mencapai 32,4% Hal ini menunjukkan bahwa kreativitas belajar siswa tergolong ―kurang Baik‖.
2) Minat Belajar Siswa Pada Pelajaran Fisika
Data tentang minat belajar siswa pada mata pelajaran fisika, penulis peroleh dengan menggunakan angket juga yang terdiri dari 11 item pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa yang sesuai dengan indikator-indikator minat belajar. Berdasarkan data penelitian tentang minat belajar siswa pada mata pelajaran fisika maka diperoleh rata-rata 35,44. Data tersebut disajikan dalam bentuk tabel I.3 berikut.
Tabel I.3
Distribusi Frekuensi Kreativitas Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Fisika
No Nilai F F real F kum X1 F1.X1
1 30-32 5 18.52 18.52 31 155
2 33-35 9 33.33 51.85 34 306
3 36-38 9 33.33 85.19 37 333
4 39-41 3 11.11 96.30 40 120
5 42-44 1 3.70 100.00 43 43
Jumlah 27 957
rata-rata 35.44
Sumber: data olahan angket
Berdasarkan perhitungan yang tertera pada tabel I.3, terlihat bahwa data distribusi frekuensi Minat siswa dengan nilai terendah 30 dan nilai tertinggi 44. Selanjutnya, diperoleh data bahwa minat belajar siswa mencapai 35,4% Hal ini menunjukkan bahwa minat belajar siswa tergolong
―Kurang Baik‖.
b. Analisis Korelasi Product Moment
Data statistik yang akan dianalisa adalah nilai-nilai dari penyebaran angket mengenai kreativitas belajar dan minat belajar siswa pada pelajaran fisika. Untuk itu, di bawah ini dijelaskan perhitungan untuk memperoleh koefisien korelasi antara kreativitas belajar siswa dengan minat belajar siswa, sehingga dapat diambil interpretasi data. Namun, sebelumnya melakukan uji korelasi product moment terlebih dahulu dilakukan uji homogenitas dan uji linieritas sebagai berikut.
1) Uji Homogenitas
Pengujian homogenitas ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah sample diperoleh dari populasi yang bervarians homogen atau tidak. Apabila asumsi data sample berasal dari populasi yang homogen ini tidak terpenuhi, maka kondisi ini menunjukkan bahwa ragam dari masing-masing sampel tidak sama. Gunawan Sudarmanto menyatakan bahwa, apabila terjadi kecenderungan ragam nilai penelitian yang makin besar akibat dari nilai penelitian yang makin besar, maka menunjukkan populasi tersebut tidak bersifat homogen. Pengujian Homogenitas yang peneliti lakukan adalah dari hasil angket.
Dari hasil perhitungan diperoleh bahwa data variabel X dan Y bersifat homogen dengan F hitung 0,42 dan F tabel 1,93
2) Uji linieritas
Penulis untuk mengetahui linier atau tidaknya hubungan antar variable, maka penulis melakukan kajian uji linieritas variable yaitu minat belajar siswa (X) dan kreativitas siswa (Y) sehingga apabila ditarik garis lurus akan tergambar pancaran titik- titik dari kedua nilai variable tersebut.
Berdasarkan hasil analisis maka dapat digambarkan bahwa Fh = 3,24 sedangan Ft = 2,54. Ini berarti Fh < Ft. Dengan demikian, hipotesis nol diterimah dan bentuk regresi dinyatakan linier pada taraf nyata 5%. Artinya, bentuk regresi yang digunakan untuk variabel minat belajar siswa (X) dan kreativitas siswa (Y) dikategorikan tidak linear.
Tabel I.4
Rangkuman Analisis Pengujian Linieritas
Variabel F hitung F tabel Kesimpulan
XY 3,24 2,54 Tidak linear
Sumber: data olahan angket
Selanjutnya akan dilakukan uji korelasi product moment. Hasil perhitungan tersebut menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara kreativitas belajar siswa dengan minat belajar fisika siswa, dimana Rhitung < Rtabel yaitu 0,25 < 0,396 jadi hal ini menyatakan Ho diterimah
2. Pembahasan
Penelitian yang dilakukan ini termasuk dalam studi korelasional yang bertujuanuntuk menyelidiki hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat. Korelasi antara variabel tersebut adalah hubungan antara kreativitas (X) dengan minat belajar siswa (Y). Kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk menghasilkan komposisi, produkatau gagasan apa saja yang pada dasarnya baru, dan sebelumnya tidak dikenal pembuatnya. Selain itu, kreativitas juga mencerminkan pemikir yang divergenyaitu kemampuan yang dapat memberikan bermacam- macam alternatif jawaban. Kreativitas dapat digunakan untuk memprediksi keberhasilan belajar. Namun sebenarnya setiap orang adalah kreatif. Untuk mendapatkan orang yang demikian perlu adanya latihan dan bimbingan dari orang tua ataupun guru
Kreativitas mencerminkan dinamika sesorang untuk mampu melakukan sesuatu yang baru atau dengan cara baru. Setiap orang memiliki kreativitas yang melekat pada dirinya yaitu kreativitas personal. Kreativitas yang dimaksud adalah (1) keinginan untuk menemukan hal yang baru dalam belajar, (2) memiliki semangat bertanya dalam belajar, (3) bebas berpikir dalam belajar, (4) sikap inisiatif yang tinggi dalam belajar, (5) bersikap terbuka dalam belajar.
Hubungan antara kreativitas dengan hasil belajar siswa dinyatakan dalam bentuk persamaan regresi Y = 28,05 + 0,22 X yang berarti bahwa siswa akan cenderung memiliki minat belajar yang tinggi apabila jika siswa tersebut memiliki kreativitas yang tinggi dan sebaliknya. Persamaan regresi Y = 28,05 + 0,22 X menujukkan bahwa setiap kenaikan satu skor pada tingkat kreativitas (X) akan diikuti oleh kenaikan nilai minat belajar siswa (Y) sebesar 0,22 pada konstanta 28,05.
Kemudian hasil analisis korelasi menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan positif antara kreativitas dengan minat belajar fisika siswa kelas X SMA Negeri 1 Aesesa. Hubungan ini berarti bahwa jika terjadi peningkatan kreativitas siswa tidak akan diikuti oleh kenaikan minat belajar
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa: Tidak Terdapat hubungan antara kreativitas siswaterhadap minat belajar siswa padamata pelajaran fisika. Hal ini dilihat dari nilai rhitung = 0,25 dengan nilairtabel = 0,396, di mana rhitung< rtabel.
B. Saran
Penulis memberikan saran kepada:
1. Guru agar mengemas materi fisika dengan sebaik-baiknya agar tidak membosankan, menggunakan metode yang menarik seperti metode bervariasi ceramah-tanya jawab, diskusi-tanya jawab, metode bermain peran dan sosiodrama, selanjutnya dapat mengajak siswa melihat film-film, dan membuat kliping.
2. Orang tua agar menyadari bahwa anak membutuhkan perhatian dan support dalam belajar. Bagi para orang tua disarankan mau mendengarkan apa yang diminati anak dan apa yang tidak, sehingga orang tua bisa memberikan arahan positif bagi kemajuan anak dalam belajar.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi & Widodo, 1991. Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta.
Agus Sujanto, 2014. Psikologi Umum. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Balnadi Sutadipura, 1985. Aneka Problema Keguruan, Bandung: Angkasa.
Conny R Semiawan 2009. Memupuk Bakat dan Kreativitas Siswa Sekolah Menengah. Jakarta:
Gramedia
Djaali dan Puji Muljono, P. 2007. Pengukuran Dalam Bidang Pendidikan. Jakarta: Grasindo Djamarah, Psikologi Belajar . Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2008.
Susanto, 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar . Jakarta: Kencana Prenadamedia Group
E Mulyasa ,2006. Kurikulum Yang di sempurnakan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Guilford(Ngalimun,2013:44).BerpikirKreatifMatematis,http://feryferdiansyah16.blogspot.com/2012/1 1/berpikir - kreatif-matematis.html (Diakses Pada Tanggal 14 Oktober 2018, Pukul 20.00 Wita
Hildayani (Wiyani, 2014:16). Psikologi Perkembangan. Universitas Terbuka, Jakarta
Muhidin dan Abdurrahman, 2007. Analisis Korelasi, Regresi, dan Jalur dalam Penelitian, Bandung:
Pustaka Setia.
Purwanto. 2010. MetodologiPenelitian Kuantitatif. Yogyakarta: Pustaka Belajar Sugiono, 2008. Metode Penelitian Pendidikan, Bandung, Alfabeta.
Syagala. 2010. Supervise pembelajaran dalam profesi pendidikan. Bandung: Alfabeta
Utami Munandar. 2009. Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah. Jakarta: PT. Gramedia