Sambutan Presiden - Pertemuan Dgn Tokoh Adat di Toba Parapat, Sumatera Utara, 20 Agustus 2016
Sabtu, 20 Agustus 2016
TRANSKRIP
SAMBUTAN
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
PERTEMUAN
DENGAN TOKOH MASYARAKAT, TOKOH ADAT,
DAN
TOKOH AGAMA KAWASAN TOBA
PARAPAT,
SUMATERA UTARA
20 AGUSTUS 2016
Â
Â
Â
Assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh,
http://www.setneg.go.id www.setneg.go.id DiHasilkan: 17 March, 2017, 04:38
Selamat malam,
Salam sejahtera bagi kita semuanya,
Horas!
Â
Dalam waktu yang sangat singkat—berapa bulan? Mungkin
tiga atau empat bulan ini? Empat bulan—saya sudah datang ke sini dua kali sebagai Presiden. Di tempat lain belum pernah.
Â
Dan saya pada hari ini berada di Sumatera Utara empat hari. Tiga harinya berada di kawasan Toba.
Â
Saya melihat kawasan ini mempunyai potensi yang sangat
luar biasa. Sudah dikenal di dunia internasional. Dulu, dari sisi destinasi wisata, semua orang tahu.
Â
Tapi beberapa tahun, mungkin sekian puluh tahun, yang
terjadi adalah penurunan-penurunan citra dan branding kawasan Toba sebagai destinasi wisata. Itulah kenapa yang pertama kali di antara sepuluh destinasi wisata baru yang sudah kita putuskan
lewat keppres itu yang kita kerjakan yang pertama kali adalah di kawasan Danau Toba ini.
Â
Yang pertama, saya ingin menjawab apa yang disampaikan
oleh Bapak Uskup tadi. Wisata yang ingin kita kembangkan di sini adalah, yang pertama, ecotourism karena memang di sini
adalah keindahan alam yang ingin kita nikmati.
Â
Akan juga dibangun sebuah zona otoritas yang nantinya akan dipakai untuk tempat-tempat meeting,
konferensi, dan pameran, yang itu akan menyangkut kurang lebih 600-an hektare.
Â
Dan juga akan lebih diperkuat lagi mengenai karakter dan nilai-nilai budaya yang ada di kawasan Toba ini.
Â
Warisan pusaka, heritage,
saya kira tadi waktu rapat sebelum pertemuan ini juga sudah banyak
disampaikan oleh Bapak Bupati, Bapak Gubernur, mengenai yang ada di Pulau Samosir, yang berada di tujuh kabupaten. Saya kira sesuatu yang menarik sekali apabila itu diangkat sebagai sebuah nilai-nilai warisan pusaka, sekaligus
http://www.setneg.go.id www.setneg.go.id DiHasilkan: 17 March, 2017, 04:38
diikuti sebagai tempat untuk destinasi wisata.
Â
Yang pertama, saat saya ke sini yang pertama sebagai
Presiden, saya melihat Bandara Silangit. Dan saat itu juga saya perintahkan kepada Menteri Perhubungan saat itu, Angkasa Pura yang mengikuti saat itu, saya minta agar bandara ini runway-nya
diperlebar dan diperpanjang.
Â
Dan saya minta seminggu. Saya beri waktu hanya seminggu. Terminalnya segera diruntuhkan untuk dibangun yang baru. Dan saya beri waktu sampai akhir tahun ini harus selesai.
Â
Saya, kalau bekerja, memang seperti itu. Ada target. Dan bekerja, kalau bisa, 3 shift. Kalau enggak
bisa, minimal ya 2 shift.
Â
Kita sudah tertinggal oleh negara-negara yang lain. Kalau tidak dengan kecepatan itu, semakin kita akan tertinggal.
Yang kedua, setelah Bandara Silangit saya perintahkan
untuk dirombak total, saya juga perintahkan kepada Garuda saat itu, “Kosong atau isi, saya minta minimal 3 kali Garuda harus terbang ke Silangit.― Dan setelah itu, sebulan langsung juga terbang ke sini. Dan patut kita syukuri,
penumpangnya penuh sehingga kemungkinan bulan depan itu sudah setiap hari akan terbang ke Silangit.
Â
Kalau penerbangan Garudanya penuh, yang lain mengikuti.
Sekarang yang sudah mengikuti ada berapa? Saya dengar ada Sriwijaya, Wings, Lion. Sudah mengikuti semuanya, sehingga sekarang sudah ada berapa penerbangan sekarang sehari? Lima? Lima? Ya lima.
Â
Saya kira nanti, kalau bandara itu jadi—ini tadi baru
dibahas—terminalnya belum rampung saja, tadi sudah dihitung penumpangnya sudah ndak cukup. Di dalam perencanaan, terminal itu untuk 150.000 penumpang per tahun.
Â
Setelah satu bulan-dua bulan ini berjalan, dihitung
penumpangnya sudah 180.000. Artinya terminal yang sudah dibangun—baru akan dibangun ini, baru dalam proses—sudah tidak cukup.
Â
Ini baru saya suruh hitung. Coba dihitung lagi, sekalianlah
http://www.setneg.go.id www.setneg.go.id DiHasilkan: 17 March, 2017, 04:38
supaya ditambah sekalian, tidak nanggung-nanggung. Tapi belum dijawab oleh menterinya.
Baru dihitung, ada duitnya ndak.
Â
Saya juga kaget karena—pikiran saya—pasti ini paling
tidak Garuda itu merugi enam bulan atau satu tahun. Ternyata sudah penuh-penuh.
Jadi, yang lain ngikuti. Sriwijaya, Lion, Wings, semuanya ngikuti.
Â
Ini saya kira sesuatu yang patut kita syukuri: bahwa
semuanya memiliki rasa optimisme, bahwa kawasan ini akan menjadi lebih baik.
Â
Kemudian yang berkaitan dengan wisata yang akan kita
bangun. Tadi saya sudah menyampaikan bahwa akan ada tempat untuk MICE, Meeting, Incentive Traveling, Conference, dan
Exhibition di sini, dalam kawasan
yang 600 hektare. Tapi juga ada di tempat yang lain.
Â
Nanti juga akan dibangun yang namanya taman bunga yang
kelasnya juga internasional. Jadi, tempatnya tadi waktu ratas dengan Pak Bupati dan Pak Gubernur belum diputuskan. Kan ada beberapa alternatif itu. Saya mau lihat sendiri tempatnya di mana. Baru kita putuskan.
Â
Dan saya mengharapkan agar seluruh masyarakat, Bapak-Ibu
sebagai tokoh adat, tokoh masyarakat, tokoh agama, saya juga minta, mohon agar masyarakat didorong untuk terus-menerus menanam di lingkungan-lingkungan yang ada di
kawasan Danau Toba ini.
Â
Tadi kita sudah menanam di Porsea, dengan Pak Bupati tadi. Besok akan di kabupaten yang lain.
Â
Saya ke sini lagi nanti mungkin meresmikan Bandara
Silangit kalau terminalnya sudah selesai. Saya juga setiap ke sini akan menanam terus.
Â
Tadi targetnya berapa, Bu? 300.000 per kabupaten. Berarti kurang lebih 1 juta sampai akhir tahun ini. Itu yang ditanam.
Â
Kita tidak mau air Danau Toba semakin surut, semakin
surut gara-gara pinus merkusiinya berkurang sangat banyak, hilang. Dan itu yang akan kita tanam lagi.
http://www.setneg.go.id www.setneg.go.id DiHasilkan: 17 March, 2017, 04:38
Â
Tapi bukan pinus saja, termasuk yang lain, yang prunspesi, buah-buahan juga, ketapang aren.
Tadi sengon juga saya lihat, yang prunspesi-nya,
semuanya. Artinya memang ini yang ingin kita kembangkan di kawasan ini.
Â
Dan yang kedua, mengenai keramba. Keramba ini nanti akan dikembangkan, tapi dampaknya akan dihapus. Itu pendapatan masyarakat dari keramba ini besar sekali. Sudah kita hitung. Yang akan dilakukan adalah dampak dari keramba yang menyebabkan polusi air di Toba.
Â
Ini yang akan kita kurangi dengan cara mungkin. Saya ndak tahu apakah ada IPA yang memungkinkan untuk mengerjakan ini, atau nanti ada tahapan-tahapan lain yang kita tentunya
akan mengajak bicara dengan masyarakat yang bergerak di bidang ini.
Â
Yang kedua, tadi mengenai Istana Sisingamangaraja. Saya
kira menjadi catatan dan akan kita kerjakan untuk konservasi warisan budaya di keluarga besar Batak di kawasan Danau Toba.
Â
Yang ketiga, mengenai universitas negeri di Tapanuli
Utara. Saya belum bisa menjawab. Nanti saya akan perintah, mungkin hari Senin, untuk Menteri Dikti biar melihat. Kemudian, kalau sudah, akan kita putuskan seperti apa sebaiknya.
Â
Kalau saya tidak bisa menjawab, saya ngomong apa adanya, “Tidak bisa menjawab.― Tapi, kalau bisa, akan saya jawab malam ini.
Â
Kemarin yang di Nias, waktu di Nias ada problem listrik.
Â
Ada problem lagi bandara, minta perpanjang runway-nya.
Â
Yang ketiga, juga minta universitas.
Â
http://www.setneg.go.id www.setneg.go.id DiHasilkan: 17 March, 2017, 04:38
Saya belum bisa menjawab juga yang universitas.
Â
Yang listriknya, “Ya sudah, listrik.― Sekarang yang
dipunyai Nias 27 megawatt. Saya janji, siang malam akan saya kerjakan. Oktober tambah lagi dua kali lipat, 25 megawatt. Terus tahun depan, saya janjikan lagi tambah lagi 25 megawatt.
Â
Sudah tiga kali lipat. Mestinya sudah berlimpah ruah di
Pulau Nias setelah 2017. Tapi Oktober ini sudah lipat dua kali.
Â
Itu kerja siang malam. Saya sudah wanti-wanti tadi kepada
yang pegang PLN, dirutnya. Oktober akhir, maksimal harus sudah nyala.
Â
Tidak jawab. Kelihatannya enggak yakin. Tapi kita lihat nanti Oktober, tapi saya meyakini bisa.
Â
Ini tadi Pak Rustam juga sudah menyampaikan mengenai lingkungan yang rusak ya. Kita melihat dari atas. Saya sudah dua kali melihat dari atas.
Â
Betul, inilah yang akan dikerjakan oleh Bu Menteri Kehutanan, untuk terus menanam kembali.
Â
Dan kita harapkan nantinya pada kawasan ini betul-betul
menjadi sebuah destinasi wisata yang baru, akan memberikan kesempatan lapangan pekerjaan yang tidak sedikit.
Â
Wisata itu sebetulnya mengangkut paling banyak kesempatan
kerja di mana pun. Usaha kecil, warung, menjual handicraft, semuanya itu bisa. Tetapi memang ini memerlukan sebuah perubahan kultur karena ini menyangkut melayani masyarakat yang datang ke
kawasan Toba.
Â
Artinya apa? Saya kira para tokoh masyarakat, tokoh adat,
tokoh agama bisa juga memberikan hal-hal yang mendukung kawasan ini sebagai kawasan wisata. Misalnya, saya belum tahu apakah masyarakat di sini gampang tersenyum atau tidak. Saya belum tahu, saya belum bisa komentar, apakah hal yang berkaitan dengan ramah tamah.
http://www.setneg.go.id www.setneg.go.id DiHasilkan: 17 March, 2017, 04:38
Â
Yang saya alami, saya merasa masyarakat di sini sangat
ramah, sangat ramah. Tapi wisatawan kan kadang-kadang berbeda. Ramahnya wisatawan dengan saya kan mungkin berbeda. Itu yang mungkin nanti memerlukan
edukasi-edukasi.
Â
Sebetulnya kayak apa sih? Memang di seluruh Indonesia ini,
saya lihat yang sudah bisa memang yang di Bali. Ya itu memang memakan waktu yang panjang.
Â
Dan tadi juga mengenai, tadi sudah disampaikan Pak Rustam
mengenai masalah Inalum tadi oleh Pak Bupati dan Pak Gubernur. Saya mau melihat dulu. Ini dulu tanda tangannya seperti apa.
Â
Dan mengenai adanya pembagian deviden atau insentif
daerah, akan saya lihat dulu, dan nanti akan saya jawab setelah saya melihat dulu perjanjiannya seperti apa.
Â
Saya kira itu yang bisa saya sampaikan pada kesempatan
yang baik ini. sekali lagi kami, pemerintah pusat, meminta dukungan para tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh adat agar apa yang secara maraton ini akan kita kerjakan di kawasan Toba ini betul-betul nantinya saya kira bisa terwujud dan akan memberikan dampak ekonomi kepada masyarakat di sekitar ini.
Â
Dan apabila ada hal-hal yang nantinya memang perlu
disampaikan kepada kami pada saat proses-proses itu berjalan, ya disampaikan saja langsung.
Â
Kemungkinan besar saya akan sering sekali ke sini. Nanti
setelah ini, mungkin akan buka lagi tol dari Parapat menuju ke Tebing, kemudian masuk ke Kuala Namu, Kuala Tanjung. Ini akan kita kebut juga, sepanjang hampir 89.
Â
Dan ini sebetulnya mau saya kemarin, ya sudah hari Minggu saya mau groundbreaking, tapi yang
hitung-hitung belum selesai. Baru dihitung-hitung.
Â
Hitung aja kok sulit? Hitung cepat gitu lo.
http://www.setneg.go.id www.setneg.go.id DiHasilkan: 17 March, 2017, 04:38
Â
Tapi yang menghitung belum rampung, ya sudah, sudahlah. Berarti nanti saya harus ke sini lagi untuk groundbreaking.
Akan kita kejar ini juga selesai sehingga nanti, dari Parapat menuju ke
Medan, itu lewat darat kurang lebih dua jamlah. Kalau sekarang berapa? Lima jam? Lima jam ya. saya kira bisa turun separuh lebih.
Â
Saya kira itu, Ibu dan Bapak sekalian, yang bisa saya
sampaikan. Sekali lagi, terima kasih atas seluruh dukungan yang diberikan kepada pemerintah selama ini.
Â
Kami juga belum bisa berbuat banyak di kawasan ini. Tepi
yakinlah bahwa kami memerhatikan kawasan di Toba ini. Terima kasih.
Â
Assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh,
Semoga Tuhan memberkati.
*****
Pers, Media dan Informasi
Sekretariat Presiden
http://www.setneg.go.id www.setneg.go.id DiHasilkan: 17 March, 2017, 04:38