• Tidak ada hasil yang ditemukan

SURYA AGRITAMA Volume 5 Nomor 2 September 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "SURYA AGRITAMA Volume 5 Nomor 2 September 2016"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Peran Industri ... – Maunatul Itsnainiyah 62 PERAN INDUSTRI PENGOLAHAN PANGAN

DALAM MENINGKATKAN NILAi TAMBAH SINGKONG DI KABUPATEN KEBUMEN

Maunatul Itsnainiyah, Dyah Panuntun Utami Universitas Muhammadiyah Purworejo

[email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap: (1) Mengetahui pendapatan petani singkong yang hasil singkongnya dimanfaatkan oleh industri pengolahan pangan, (2) Mengetahui kemampuan industri pengolahan pangan lanting, golak singkong dan beras analog dalam meningkatkan nilai tambah singkong, dan (3) Mengetahui peran industri pengolahan pangan dalam meningkatkan nilai tambah singkong.

Sampel yang digunakan ada 2 yaitu sampel petani singkong dengan jumlah 23 orang, sampel industri lanting dengan jumlah 32 industri, sampel industri golak singkong dengan jumlah 10 industri dan beras analog hanya 1 industri. Pengambilan sampel menggunakan Simple Random Sampling.

Hasil analisis petani singkong yang hasilnya di manfaatkan oleh industri pengolahan pangan penerimaan yang diperoleh sebesar Rp 28.370.473, pendapatan sebesar Rp 27.333.692 dan keuntungan petani singkong sebesar Rp 19.123.562. Hasil analisis nilai tambah lanting sebesar Rp 564,39, sedangkan untuk nilai tambah golak singkong sebesar Rp 16.219 dan untuk nilai tambah beras analog sebesar Rp 10.157. Hasil analisis peran industri pengolahan pangan dalam meningkatkan nilai tambah singkong di kabupaten Kebumen. Industri lanting memiliki skor sebesar 24,4, industri golak singkong memiliki skor sebesar 24,6 dan industri beras analog memiliki skor sebesar 24, dengan rata-rata skor 24,3 jadi industri berperan penting dalam meningkatkan nilai tambah singkong.

Kata kunci: Peran, Industi, Pengolahan, Nilai Tambah, Singkong

PENDAHULUAN

Pembangunan pertanian di Indonesia berorientasi pada pembangunan pertanian yang berkelanjutan dengan memanfaatkan sumber daya yang ada.

Pemanfaatan sumber daya yang ada dapat dilakukan dengan memanfatkan bahan yang ada di alam. Menggerakan berbagai upaya untuk memanfatkan sumber daya pertanian secara optimal dan menetapkan teknologi tepat guna dalam rangka membangun pertanian yang berdaya saing tinggi dan berkelanjutan merupakan salah satu misi pembangunan pertanian. Industri pengolahan pangan merupakan instrumen pemberi nilai tambah bagi komoditas di sektor pertanian. Pengolahan merupakan aktivitas pengubahan bahan baku komoditas pertanian menjadi produk, yang sifat fisiknya berbeda dengan sifat fisik awal komoditas tersebut.

Aktivitas pengolahan inilah yang akan memberikan nilai tambah bagi komoditas

(2)

Peran Industri ... – Maunatul Itsnainiyah 63 pertanian. Peran perusahaan-perusahaan pengolahan sangat penting bagi meningkatnya nilai komoditi pertanian. Industri tersebut berupa industri skala rumah tangga, industri kecil, industri menengah maupun industri besar.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) pendapatan petani singkong yang hasil singkongnya dimanfaatkan oleh industri pengolahan pangan, (2) kemampuan industri pengolahan pangan lanting, golak singkong dan beras analog dalam meningkatkan nilai tambah singkong, dan (3) peran industri pengolahan pangan dalam meningkatkan nilai tambah singkong.

METODE PENELITIAN 1. Metode Penelitian

Metode penelitian menggunakan metode deskriptif analitis yaitu industri lanting di desa Lemahduwur, industri golak singkong di desa Bejiruyung dan beras analog di desa Plumbon kabupaten Kebumen.

Pengumpulan data dengan wawancara menggunakan kuesioner. Pengambilan sampel daerah penelitian dilakukan secara purposive sampling bahwa desa Lemahduwur merupakan desa yang paling tinggi tingkat produksi lanting, Bejiruyung merupakan desa yang paling tinggi tingkat produksi golak singkong dan desa Pulmbon merupakan desa yang paling tinggi tingkat produksi singkong dan beras analog pengambilan sampel penelitian dilakukan dengan studi kasus. Pemilihan sampel usahatani singkong dan industri lanting menggunakan metode Simple Random Sampling, jumlah sampel usahatani singkong yang digunakan adalah 23 responden dan jumlah sampel industri lanting yang digunakan adalah 32 responden. Sampel industri golak singkong dan beras analog menggunakan sampling jenuh, jumlah sampel industri golak singkong yang digunakan dalam penelitian adalah 10 responden.

(3)

Peran Industri ... – Maunatul Itsnainiyah 64 2. Metode Analisis

a. Analisis Nilai Tambah

Format yang digunakan dalam perhitungan nilai tambah adalah:

Tabel 1

Metode Analisis Nilai Tambah dalam Industri Pengolahan Pangan

No Keterangan Rumus Perhitungan

I. INPUT, OUTPUT DAN HARGA

1 Output (kg/proses) 1

2 Input (kg/proses) 2

3 Tenaga kerja (HOK/proses) 3

4 Faktor konversi 1: 2

5 Koefisien tenaga kerja 3: 2

6 Harga output (Rp/kg) 6

7 Upah rata-rata (Rp/kg) 7

II. NILAI TAMBAH DAN KEUNTUNGAN

8 Harga input (Rp/kg) 8

9 Nilai input lain (Rp/kg) 9 10 Nilai Output (Rp/kg) 4 x 6 11 a. Nilai tambah (Rp/kg) 10 – 08 – 9

b. Rasio nilai tambah (Rp/kg) 11a : 10 12 a. Imbalan tenaga kerja (Rp/kg) 5 x 7

b. Bagian tenaga kerja (%) 12a : 11a 13 a. Keuntungan (Rp/kg) 11a - 12a b. Tingkat keuntungan (%) 13a : 11a

III. BALAS JASA FAKTOR PRODUKSI

14 Marjin 10 – 8

a. Pendapatan tenaga kerja (%) 12a : 14 b. Sumbangan input lain (%) 9 : 14 c. Keuntungan pengolah (%) 13a : 14 Sumber: Hayami, 2007:44

b. Peran Industri Pengolahan Pangan dalam Meningkatkan Nilai Tamabah Singkong

Analisis peran industri pengolahan pangan dalam meningkatkan nilai tambah singkong di kabupaten Kebumen menggunakan skala likert.

Pertanyaan untuk menanyakan peran industri pengolahan. Pilihan jawaban untuk setiap item adalah:

Tinggi : 3 Sedang : 2 Rendah : 1

(4)

Peran Industri ... – Maunatul Itsnainiyah 65 Jumlah kategori ditentukan sebanyak 3 kelas yaitu:

a) Peran industri tinggi b) Peran industri sedang c) Peran industri rendah

Berdasarkan jumlah kategori tersebut kemudian ditentukan interval kelas (Suparmin, 1990) sebagai berikut:

KI =

KI = Keterangan:

KI= Kelas Interval

Tabel 2 Kelas Interval

No Kategori Interval

1 Tinggi 24,1-30,0

2 Sedang 17,1-24,0

3 Rendah 10,0-17,0

HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Analisis Nilai Tambah Singkong

Analisis nilai tambah singkong pada industri lanting, golak singkong dan beras analog disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3

Analisis Nilai Tambah Pada Industri Lanting, Golak Singkong, dan Beras Analog

No Keterangan Lanting Golak

Singkong

Beras Analog 1. INPUT, OUTPUT DAN HARGA

1 Output(Kg/Proses) 255,94 45,1 100

2 Input(Kg/Proses) 637,50 27,43 133

3 Tenaga Kerja(HOK/Proses) 38,11 7,12 18,25

4 Faktor Konversi 0,41 1,65 0,7519

5 Koefisien Tenaga Kerja 0,06 0,25 0,14

6 Harga output(Rp/Kg) 12934,38 17000 20000

7 Upah Rata-rata 315,38 327,14 1701,9

(5)

Peran Industri ... – Maunatul Itsnainiyah 66 II. NILAI TAMBAH DAN KEUNTUNGAN

8 Harga Input(Rp/Kg) 2534,38 1850 2800

9 Nilai Input Lain (Rp/Kg) 2148,58 9961,093 2080,8

10 Nilai Output (Rp/Kg) 5247,34 28030 15038

11 a. Nilai Tambah (Rp/Kg) 564,39 16219 10157

b. Rasio Nilai Tambah (%) 9,97 57,86 67,54

12 a. Imbalan Tenaga Kerja (Rp) 19,07 83 234

b. Bagian Tenaga Kerja (%) 7,45 0,56 2,30

13 a. Keuntungan (Rp/Kg) 545,32 16134,44 9923

b. Tingkat Keuntungan (%) 92,55 99,44 97,70

III. BALAS JASA FAKTOR PRODUKSI

14 Marjin 2712,97 26181,69 12238

a. Pendapatan Tenaga Kerja (%) 0,73 0,33 1,91

b. Sumbangan Input Lain (%) 81,31 1,25 17,00

c. Keuntungan Pengolah lain (%) 17,96 61,62 81,09 Sumber: Analisis Data Primer, 2016

Berdasarkan hasil analisis menunjukan bahwa output pada industri lanting sebanyak 255,94 kg, industri golak singkong sebanyak 45,1kg dan untuk beras analog sebanyak 100 kg untuk setiap kali proses produksi. nilai tambah yang diperoleh industri lanting sebanyak Rp 564, 39, industri golak singkong memperoleh nilai tambah sebanyak Rp 16219 dan beras analog memperoleh nilai tambah sebanyak Rp 10157. Keuntungan yang diperoleh untuk industri lanting sebesa Rp 545,32, industri golak singkong memperoleh keuntungan sebanyak Rp 16134,44 dan beras analog memperoleh keuntungan sebanyak Rp 9923 untuk setiap kali proses produksi.

2. Peran Industri Pengolah Pangan dalam Meningkatkan Nilai Tambah Singkong

Industri memiliki peran yang sangat banyak bagi masrayakat di kabupaten Kebumen. Peran industri salah satunya untuk mengurangi nilai pengangguran bagi para pencari kerja, meningkatkan nilai tambah bagi bahan baku dan meningkatkan pendapatan bagi pemilik industri. Peran industri pengolahan pangan dalam meningkatkan nilai tambah singkong di kabupaten

(6)

Peran Industri ... – Maunatul Itsnainiyah 67 Kebumen ada tiga industri yaitu industri lanting, industri golak singkong dan industri beras analog.

Tabel 4

Peran Industri Pengolahan Pangan Dalam Meningkatkan

Nilai Tambah Singkong Industri Lanting, Golak Singkong dan Beras Analog

Sumber: Analisis Data Primer, 2016

Pemerolehan skor peran industri lanting, golak singkong dan beras analog dapat dilihat di Tabel 5.

Tabel 5

Skor Peran Industri Lanting

No Sampel Pertanyaan

Total 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 1 3 2 2 3 3 1 3 3 3 24

2 1 3 2 2 3 3 2 3 3 3 25

3 1 3 2 3 3 3 1 3 3 3 25

4 1 3 1 2 3 2 2 3 3 3 23

5 1 3 2 2 3 3 1 3 2 3 23

6 1 3 3 2 3 2 2 3 3 3 25

7 1 3 1 3 3 3 1 3 3 3 24

8 1 3 2 3 3 2 2 3 2 3 24

9 1 3 2 3 3 3 1 3 3 3 25

10 1 3 2 2 3 2 2 3 3 3 24

11 1 3 2 2 3 3 2 3 3 3 25

12 1 3 2 2 3 2 1 3 3 3 23

13 1 3 2 3 3 3 1 3 3 3 25

14 1 3 2 2 3 3 2 3 2 3 24

15 1 3 2 3 3 2 2 3 3 3 25

16 1 3 1 3 3 3 2 3 3 3 25

17 1 3 2 2 3 3 1 3 3 3 24

18 1 3 3 3 3 3 2 3 3 3 27

19 1 3 2 3 3 3 1 3 3 3 25

20 1 3 2 2 3 3 1 3 3 3 24

No Pertanyaan Lanting Golak Singkong Beras Analog

T S R Jml T S R Jml T S R Jml 1 Pertanyaan 1 0 0 32 32 0 0 10 10 0 0 1 1 2 Pertanyaan 2 32 0 0 32 10 0 0 10 1 0 0 1 3 Pertanyaan 3 3 22 7 32 4 3 3 10 1 0 0 1 4 Pertanyaan 4 15 17 0 32 3 4 3 10 1 0 0 1 5 Pertanyaan 5 32 0 0 32 6 2 2 10 1 0 0 1 6 Pertanyaan 6 23 9 0 32 7 2 1 10 0 1 0 1 7 Pertanyaan 7 0 14 18 32 10 0 0 10 1 0 0 1 8 Pertanyaan 8 32 0 0 32 10 0 0 10 0 1 0 1

9 Pertanyaan 9 27 5 0 32 5 5 0 10 1 0 0 1

10 Pertanyaan 10 32 0 0 32 10 0 0 10 0 0 1 1

(7)

Peran Industri ... – Maunatul Itsnainiyah 68

21 1 3 2 2 3 2 2 3 3 3 24

22 1 3 3 3 3 3 1 3 3 3 26

23 1 3 3 2 3 3 1 3 2 3 24

24 1 3 2 3 3 3 2 3 3 3 26

25 1 3 1 2 3 3 1 3 3 3 23

26 1 3 1 2 3 2 1 3 3 3 22

27 1 3 2 3 3 3 2 3 2 3 25

28 1 3 1 3 3 3 1 3 3 3 24

29 1 3 2 2 3 3 1 3 3 3 24

30 1 3 1 3 3 3 1 3 3 3 24

31 1 3 2 2 3 3 2 3 3 3 25

32 1 3 2 3 3 2 1 3 3 3 24

Jumlah 780

Rata-rata 24,375

Sumber: Analisis Data Primer, 2016 Tabel 6

Skor Peran Industri Golak Singkong

No Sampel Pertanyaan

Total 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 28

2 1 3 1 2 3 3 3 3 3 3 25

3 1 3 2 3 3 3 3 3 2 3 26

4 1 3 3 2 3 2 3 3 2 3 25

5 1 3 1 1 1 3 3 3 2 3 21

6 1 3 2 1 2 2 3 3 2 3 22

7 1 3 2 3 2 3 3 3 3 3 26

8 1 3 3 2 3 1 3 3 3 3 25

9 1 3 1 2 1 3 3 3 3 3 23

10 1 3 3 1 3 3 3 3 2 3 25

Jumlah 246

Rata-rata 24,6

Sumber: Analisis Data Primer, 2016 Tabel 7

Skor Peran Industri Beras Analog

No Sampel Pertanyaan

Total 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 1 3 3 3 3 2 3 2 3 1 24

Jumlah 24 Rata-rata 24 Sumber: Analisis Data Primer, 2016

(8)

Peran Industri ... – Maunatul Itsnainiyah 69 Berdasarkan analisis diatas didapatkan hasil untuk menghitung peran industri dalam meningkatkan nilai tambah singkong dengan menggunakan skala likert kategori tinggi, sedang dan rendah sesuai Tabel 8.

Tabel 8 Kelas Interval

No Kategori Interval

1 Tinggi 24,1-30,0

2 Sedang 17,1-24,0

3 Rendah 10,0-17,0

Hasil keseluruhan dari tiga industri yaitu industri lanting, industri golak singkong dan industri beras analog selanjutnya dirata-rata sesuai dengan Tabel 56 di bawah ini:

Tabel 9

Rata-rata Peran Industri Pengolahan Pangan Dalam Meningkatkan Nilai Tambah Singkong di Kabupatien Kebumen

No Industri Rata-rata Keterangan

1 Lanting 24,4 Tinggi

2 Golak Singkong 24,6 Tinggi

3 Beras Analog 24,0 Sedang

Jumlah 73,0

Rata-rata 24,3 Tinggi

Sumber: Analisis Data Primer, 2016

Rata-rata peran industri pengolahan pangan dalam meningkatkan nilai tambah singkong berdasarkan Tabel 56 golak singkong memiliki peran paling tinggi dengan rata-rata 24,6. Beras analog memiliki rata-rata peran paling rendah dengan rata-rata peran 24.Berdasarkan skor rata-rata peran yang diperoleh dari tiga industri yaitu industri lanting, golak singkong dan beras analog sebesar 24,3 yang berarti industri pengolahan dalam meningkatkan nilai tambah singkong tinggi.

PENUTUP

Berdasarkan hasil analisis petani singkong yang hasilnya dimanfaatkan oleh industri pengolahan pangan penerimaan yang diperoleh sebesar Rp 28.370.473, pendapatan sebesar Rp 27.333.692 dan keuntungan

(9)

Peran Industri ... – Maunatul Itsnainiyah 70 petani singkong sebesar Rp 19.123.562 per musim tanam. Hasil analisis nilai tambah lanting sebesar Rp 564,39, sedangkan untuk nilai tambah golak singkong sebesar Rp 16.219 dan untuk nilai tambah beras analog sebesar Rp 10.157. Nilai tambah paling tinggi adalah industi golak singkong karena untuk proses pembuatannya menggunakan tepung mocaf tidak menggunakan singkong utuh. Hasil analisis peran industri pengolahan pangan dalam meningkatkan nilai tambah singkong di kabupaten Kebumen. Industri lanting memiliki skor sebesar 24,4, industri golak singkong memiliki skor sebesar 24,6 dan industri golak singkong memiliki skor sebesar 24, dengan rata-rata skor 24,3 jadi industri berperan tinggi dalam meningkatkan nilai tambah singkong.

DAFTAR PUSTAKA

Hayami, Y. 1987. Agricultural Marketing and Processing in upland Java: A Prespective From A Sunda Village. CGPRT Bogor.

Nazir. 2011. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia

Soekartawi. 2005. Agroindustri dalam Perspektif Sosial Ekonomi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.

Bandung: Alfabeta,cv.

Udayana, I Gusti Bagus. 2011. Peran Agroindustri dalam Pembangunan Pertanian. Edisi 44, hal 3-7.

Wardani, Ratna Mustika. 2011. Peranan Agroindustri dalam Meningkatkan Nilai Tambah Komoditi Pisang, Nangka dan Garut, vol 11, hal 45-47.

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu, untuk percobaan pengaruh epoch terhadap generalisasi digunakan jumlah hidden neuron sebesar 10 dan 20, karena pada saat hidden neuron 10 dan 20

Mayoritas pelanggan BuKris Manyar(79% responden) mempunyai tempat tinggal di sekitar BuKris Manyar itu sendiri, yaitu di Surabaya Timur.. Letak tempat kerja/sekolah juga

bandeng, kakap putih dan kerapu macan, juga telah berhasil dipijahkan dan diproduksi benihnya antara lain berbagai jenis kerapu kerapu lumpur (E. corallicola),

Dengan kata lain, dapat disimpulkan bahwa peningkatan produksi keripik pare ke depan lebih menjanjikan dari pada keripik sayur lainnya, disamping pula ada

Kedua ciri ini dapat diamati dengan mata telanjang (Gandahusada, 1998). Waktu keaktifan mencari darah dari masing - masing nyamuk berbeda – beda, nyamuk yang aktif

,engingatkan kembali ke"ada ibu tentang "ers/nal $ygiene "ada balita  dengan membiasakan kebiasaan 9u9i tangan setela$ melakukan aktiitas?.

 Berdasarkan kebijakan umum APBD yang telah disepakati, pemerintah daerah dan DPRD membahas Berdasarkan kebijakan umum APBD yang telah disepakati, pemerintah daerah dan DPRD membahas