• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN TUGAS AKHIR SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PROYEK PADA PT. KAHAR DUTA SARANA (PT. KDS SEMARANG)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "LAPORAN TUGAS AKHIR SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PROYEK PADA PT. KAHAR DUTA SARANA (PT. KDS SEMARANG)"

Copied!
131
0
0

Teks penuh

(1)

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PROYEK PADA PT. KAHAR DUTA SARANA

(PT. KDS SEMARANG)

Disusun Oleh :

Nama : Maulana Ashari

NIM : A11.2007.03790

Program Studi : Teknik Informatika

FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO

SEMARANG

2012

(2)

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PROYEK PADA PT. KAHAR DUTA SARANA

(PT. KDS SEMARANG)

Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan program studi Teknik Informatika S-1 pada Fakultas Ilmu Komputer

Universitas Dian Nuswantoro

Disusun Oleh :

Nama : Maulana Ashari

NIM : A11.2007.03790

Program Studi : Teknik Informatika

FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO

SEMARANG 2012

 

(3)

ii   

NIM : A11.2007.03790

Program Studi : Teknik Informatika Fakultas : Ilmu Komputer

Judul Tugas Akhir : Sistem Informasi Manajemen Proyek pada PT. Kahar Duta Sarana (PT. KDS Semarang)

Tugas Akhir ini telah diperiksa dan disetujui, Semarang, 4 Januari 2012

Menyetujui : Pembimbing

Sumardi, M.Kom

(4)

iii   

NIM : A11.2007.03790

Program Studi : Teknik Informatika Fakultas : Ilmu Komputer

Judul Tugas Akhir : Sistem Informasi Manajemen Proyek pada PT. Kahar Duta Sarana (PT. KDS Semarang)

Tugas Akhir ini telah diperiksa dan disetujui, Semarang, 4 Januari 2012

Mengesahkan :

Menyetujui : Mengetahui :

Pembimbing Dekan Fakultas Ilmu Komputer

Sumardi, M.Kom Dr. Ir. Dwi Eko Waluyo

(5)

iv   

NIM : A11.2007.03790

Program Studi : Teknik Informatika Fakultas : Ilmu Komputer

Judul Tugas Akhir : Sistem Informasi Manajemen Proyek pada PT. Kahar Duta Sarana (PT. KDS Semarang)

Tugas Akhir ini telah diujikan dan dipertahankan dihadapan Dewan Penguji pada Sidang tugas akhir tanggal 19 Januari 2012. Menurut pandangan kami, tugas akhir ini

memadai dari segi kualitas maupun kuantitas untuk tujuan penganugerahan gelar Sarjana Komputer (S.Kom)

Semarang, 19 Januari 2012 Dewan Penguji :

Menyetujui :

Anggota I Anggota II

Setia Astuti, S.Si, M.Kom Nova Rijati, S.Si, M.Kom

Ketua Penguji

T. Sutojo, S.Si, M.Kom

(6)

 

saya:

Nama : Maulana Ashari NIM : A11.2007.03790

Menyatakan bahwa karya ilmiah saya yang berjudul :

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PROYEK PADA PT. KAHAR DUTA SARANA

(PT. KDS SEMARANG)

Merupakan karya asli saya (kecuali cuplikan dan ringkasan yang masing-masing telah saya jelaskan sumbernya dan perangkat pendukung seperti web cam dll). Apabila di kemudian hari, karya saya disinyalir bukan merupakan karya asli saya, yang disertai dengan bukti-bukti yang cukup, maka saya bersedia untuk dibatalkan gelar saya beserta hak dan kewajiban yang melekat pada gelar tersebut. Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Semarang

Pada tanggal : 4 Januari 2012

Yang menyatakan

(Maulana Ashari)

(7)

vi   

Sebagai mahasiswa Universitas Dian Nuswantoro, yang bertanda tangan dibawah ini, saya :

Nama : Maulana Ashari NIM : A11.2007.03790

demi mengembangkan Ilmu Pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Dian Nuswantoro Hak Bebas Royalti Non-Ekskusif (Non-exclusive Royalty-Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul :

“Sistem Informasi Manajemen Proyek Pada PT. Kahar Duta Sarana (PT. KDS Semarang)”

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan Hak Bebas Royalti Non- Eksklusif ini Universitas Dian Nuswantoro berhak untuk menyimpan, mengcopy ulang (memperbanyak), menggunakan, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data (database), mendistribusikannya dan menampilkan / mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis / pencipta.

Saya bersedia untuk menanggung secara pribadi, tanpa melibatkan pihak Universitas Dian Nuswantoro, segala bentuk tuntutan hukum yang timbul atas pelanggaran Hak Cipta dalam karya ilmiah saya ini.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Semarang Pada tanggal : 4 Januari 2012

Yang menyatakan,

(Maulana Ashari)

(8)

vii   

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT. Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang yang telah melimpahkan segala rahmat, hidayah dan inayah-Nya kepada penulis sehingga laporan tugas akhir dengan judul

“SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PROYEK PADA PT. KAHAR DUTA SARANA (PT. KDS SEMARANG)” dapat penulis selesaikan sesuai dengan rencana karena dukungan dari berbagai pihak yang tidak ternilai besarnya.

Oleh karena itu penulis menyampaikan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. Ir. Edi Noersasongko, M.Kom, selaku Rektor Universitas Dian Nuswantoro Semarang.

2. Bapak Dr. Ir. Dwi Eko Waluyo selaku Dekan Fakultas Ilmu Komputer.

3. Ibu Ayu Pratiwi, S.Kom, MT, selaku Ka.Progdi Teknik Informatika.

4. Bapak Ruri Suko Basuki, M.Kom, selaku dosen wali.

5. Bapak Sumardi, M.Kom selaku pembimbing tugas akhir yang memberikan ide penelitian, memberikan informasi referensi yang penulis butuhkan dan bimbingan yang berkaitan dengan penelitian penulis.

6. Dosen-dosen pengampu di Fakultas Ilmu Komputer Teknik Informatika Universitas Dian Nuswantoro Semarang yang telah memberikan ilmu dan pengalamannya masing - masing, sehingga penulis dapat mengimplementasikan ilmu yang telah disampaikan.

7. Kepala Cabang Manajer PT KDS Semarang yang telah memberikan ijin untuk penelitian dan memberikan informasi untuk keperluan penyusunan tugas akhir ini hingga terbentuknya sistem aplikasi.

8. Bapak, ibu, kakak – kakakku (Afrina Zulfa dan Nur Hasanah) terimakasih atas dukungan, motivasi, doa-doa dan kasih sayang hingga saya dapat menyelesaikan tugas akhir ini.

(9)

viii   

Semoga Allah Subhanahuwata’ala memberikan balasan yang lebih besar kepada beliau-beliau, dan pada akhirnya penulis berharap bahwa penulisan laporan tugas akhir ini dapat bermanfaat dan berguna sebagaimana fungsinya.

Wassalamu’alaikum, Wr, Wb.

Semarang, 4 Januari 2012

Penulis

(10)

Hal ini tidak dapat dilakukan secara manual, maka mendorong untuk menggunakan sistem database untuk memberikan kemudahan untuk pengguna dalam mengatasi berbagai masalah proyek. Database yang dikonsep dan dirancang dengan baik akan sangat membantu proses operasi aplikasi yang dibuat.

Aplikasi Sistem Informasi Manajemen Proyek (SIMPro) merupakan sistem informasi berbasis komputer yang mampu mengolah dan mengelola data kegiatan proyek. Aplikasi SIMPro ini dapat menyajikan informasi antara lain tentang jumlah dana yang dikeluarkan pada sebuah proyek dan berapa waktu yang dibutuhkan dalam menyelesaikan sebuah proyek. Dari informasi tersebut seorang manajer proyek dapat memperkirakan dan atau membuat suatu keputusan berapa tarif yang harus dikenakan untuk suatu proyek tertentu. Sistem Informasi Manajemen Proyek ini juga dilengkapi dengan laporan – laporan, seperti laporan rekap pembayaran, laporan rekap biaya proyek, laporan informasi waktu pengerjaan, laporan honor karyawan per bulan, laporan daftar klien, dan laporan daftar jabatan dan tarif honor.

Kata kunci : Sistem Informasi Manajemen Proyek, SIMPro, Manajemen Proyek, Aplikasi SIMPro.

xvii + 113 halaman; 44 gambar; 13 tabel daftar acuan: 14 (2003-2011)

ix   

(11)

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN DEWAN PENGUJI ... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR ... v

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vi

HALAMAN UCAPAN TERIMA KASIH ... vii

HALAMAN ABSTRAK ... ix

HALAMAN DAFTAR ISI ... x

HALAMAN DAFTAR TABEL ... xv

HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 2

1.3 Batasan Masalah ... 2

1.4 Tujuan Tugas Akhir ... 2

1.5 Manfaat Tugas Akhir ... 2

1.6 Sistematika Penulisan Laporan ... 3

BAB II DASAR TEORI ... 5

2.1 Konsep Dasar Sistem.. ... 5

2.1.1 Pengertian Sistem ... 5

2.1.2 Karakteristik Sistem ... 5

2.1.3 Siklus Hidup Sistem ... 8

2.1.4 Alat Bantu Sistem ... 9

x

(12)

2.2.4 Nilai Informasi ... 12

2.3 Konsep Dasar Sistem Informasi ... 12

2.3.1 Pengertiaan Sistem Informasi ... 12

2.3.2 Komponen Sistem Informasi ... 13

2.3.3 Kegiatan Dalam Sistem Informasi ... 14

2.4 Konsep Dasar Manajemen Proyek ... 14

2.4.1 Pengertian Proyek ... 14

2.4.2 Dasar Manajemen Proyek TI ... 16

2.4.3 Tujuan Proyek ... 16

2.4.4 Proses Manajemen Proyek ... 18

2.4.5 Area Pengetahuan Manajemen Proyek ... 19

2.4.6 Manajer Proyek ... 20

2.4.7 Proyek Sistem Informasi ... 22

2.4.8 Work Breakdown Structure (WBS) ... 23

2.5 Konsep Dasar Sistem Informasi Manajemen Proyek ... 26

2.5.1 Pengertian Sistem Informasi Manajemen ... 26

2.5.2 Pengertian Sistem Informasi Manajemen Proyek ... 26

2.5.3 Dasar – Dasar Organisasional ... 27

2.5.4 Perkiraan Proyek Sistem Informasi ... 29

2.6 Analisa Sistem ... 31

2.6.1 Pengertian Analisa Sistem ... 31

2.6.2 Tahapan Analisa Sistem ... 32

2.6.3 Alat Bantu Analisa Sistem ... 33

2.7 Desain Sistem ... 35

2.7.1 Pengertian Desain Sistem ... 35

2.7.2 Tujuan Desain Sistem ... 36

2.7.3 Alat Bantu Desain Model Sistem ... 36

2.7.3.1 Bagan Alir Data/Data Flow Diagram (DFD) ... 36

2.7.4 Alat Bantu Desain Basis Data ... 38

2.7.4.1 Diagram Hubungan Entitas (Entity Relationship Diagram) ... 38

xi

(13)

2.8 Implementasi Sistem ... 44

2.8.1 Pengertian Implementasi Sistem ... 44

2.8.2 Tujuan Implementasi Sistem ... 45

2.8.3 Tahapan Implementasi Sistem ... 45

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 46

3.1 Objek Penelitian.. ... 46

3.2 Metode Pengumpulan Data.. ... 46

3.3 Jenis Data ... 46

3.4 Metode Pengembangan Sistem ... 47

3.5 Tahap - Tahap Pengembangan Sistem ... 50

3.5.1 Perencanaan Sistem ... 50

3.5.2 Analisis Sistem ... 50

3.5.3 Desain Sistem ... 50

3.5.4 Implementasi Sistem ... 51

3.5.5 Test Sistem ... 51

3.5.6 Pemeliharaan Sistem ... 52

BAB IV PERANCANGAN DAN PEMBAHASAN ... 53

4.1 Gambaran Umum PT KDS ... 53

4.1.1 Sejarah dan Profil Umum PT KDS ... 53

4.1.2 Visi dan Misi ... 54

4.1.3 Struktur Organisasi PT KDS Semarang ... 54

4.1.4 Deskripsi Kerja PT KDS Semarang ... 55

4.2 Analisis dan Perancangan Sistem ... 56

4.2.1 Narasi Prosedural ... 56

4.2.2 Identifikasi Masalah dan Sumber Masalah ... 59

4.2.3 Identifikasi Kebutuhan Data dan Informasi ... 59

4.2.4 Identifikasi Kebutuhan Hardware ... 60

4.2.5 Identifikasi Kebutuhan Software ... 61

4.2.6 Identifikasi Kebutuhan Brainware ... 61

4.3 Desain sistem ... 62

xii

(14)

4.3.4.1 ERD ... 67

4.3.4.2 Implementasi ERD Ke Dalam Tabel ... 67

4.3.4.3 Normalisasi ... 69

4.3.4.4 Tabel Relasi ... 76

4.3.4.5 Pembuatan Basis Data ... 76

4.3.4.6 Kamus Data... 81

4.4 Desain Input Output ... 84

4.4.1 Struktur Menu Utama ... 84

4.4.2 Desain Input ... 85

4.4.2.1 Desain Input Data Klien ... 85

4.4.2.2 Desain Input Data Proyek ... 86

4.4.2.3 Desain Input Data Jabatan dan Tarif Honor ... 87

4.4.2.4 Desain Input Data Karyawan ... 87

4.4.2.5 Desain Input Data Biaya ... 88

4.4.2.6 Desain Input Data Pekerjaan ... 88

4.4.2.7 Desain Input Data Pengerjaan Proyek... 89

4.4.2.8 Desain Input Data Penggunaan Biaya ... 89

4.4.2.9 Desain Input Data Pembayaran ... 90

4.4.3 Desain Output ... 91

4.4.3.1 Desain Output Laporan Rekap Pembayaran ... 91

4.4.3.2 Desain Output Laporan Rekap Biaya Proyek ... 91

4.4.3.3 Desain Output Laporan Informasi Waktu Pengerjaan ... 91

4.4.3.4 Desain Output Laporan Honor Karyawan per Bulan ... 92

4.4.3.5 Desain Output Laporan Daftar Klien ... 92

4.4.3.6 Desain Output Laporan Daftar Jabatan dan Tarif Honor ... 93

4.5 Implementasi Sistem ... 93

4.5.1 Program Utama Aplikasi ... 93

4.5.2 Form Pengerjaan Proyek ... 97

4.5.3 Form Penggunaan Biaya ... 97

4.5.4 Form Pembayaran ... 98

xiii

(15)

4.5.9 Form Biaya ... 101

4.5.10 Form Pekerjaan ... 102

4.5.11 Laporan Rekap Pembayaran ... 102

4.5.12 Laporan Rekap Biaya Proyek ... 103

4.5.13 Laporan Informasi Waktu Pengerjaan ... 104

4.5.14 Laporan Honor Karyawan per Bulan ... 105

4.5.15 Laporan Daftar Klien ... 105

4.5.16 Laporan Data Jabatan dan Tarif Honor ... 106

4.6 Pengujian Sistem ... 106

4.6.1 Pengujian Program Utama Aplikasi ... 106

4.6.2 Pengujian Form Pengerjaan Proyek ... 108

4.6.3 Pengujian View Report ... 109

BAB V PENUTUP ... 111

6.1 Kesimpulan ... 111

6.2 Saran ... 111

DAFTAR PUSTAKA ... 112

LAMPIRAN ... 113

xiv

(16)

Tabel 2.3 Tabel Simbol – Simbol DFD ... 37

Tabel 2.4 Tabel Simbol – Simbol ERD ... 39

Tabel 2.5 Tabel Notasi Kamus Data ... 43

Tabel 4.1 Tabel Struktur Tabel Klien ... 76

Tabel 4.2 Tabel Struktur Tabel Proyek ... 77

Tabel 4.3 Tabel Struktur Tabel Jabatan ... 78

Tabel 4.4 Tabel Struktur Tabel Karyawan ... 78

Tabel 4.5 Tabel Struktur Tabel Pembayaran ... 79

Tabel 4.6 Tabel Struktur Tabel Pekerjaan ... 79

Tabel 4.7 Tabel Struktur Tabel Pengerjaan ... 79

Tabel 4.8 Tabel Struktur Tabel Biaya ... 80

Tabel 4.9 Tabel Struktur Tabel Penggunaan_Biaya ... 80

Tabel 4.10 Tabel Kode Program untuk Menu Utama Aplikasi SIMPro ... 95

Tabel 4.11 Tabel Pengujian Program Utama Aplikasi ... 107

Tabel 4.12 Tabel Pengujian Form Pengerjaan Proyek ... 109

Tabel 4.13 Tabel Pengujian View Report ... 110

xv

(17)

Gambar 2.3 Empat Komponen Proyek yang Saling Berpengaruh ... 17

Gambar 2.4 Area Pengetahuan Manajemen Proyek ... 19

Gambar 2.5 Work Breakdown Struktur ... 24

Gambar 2.6 Kardinalitas Satu-ke- Satu ... 40

Gambar 2.7 Kardinalitas Satu-ke-Banyak ... 40

Gambar 2.8 Kardinalitas Banyak-ke-Banyak ... 41

Gambar 3.1 Pengembangan Sistem Model waterfall ... 48

Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT KDS Semarang ... 55

Gambar 4.2 FOD Proses Pendataan Pengerjaan Proyek ... 56

Gambar 4.3 FOD Proses Pendataan Pembayaran Proyek ... 57

Gambar 4.4 FOD Proses Pendataan Penggunaan Biaya Proyek ... 58

Gambar 4.5 Context Diagram Sistem Informasi Manajemen Proyek ... 62

Gambar 4.6 Dekomposisi Diagram Sistem Informasi Manajemen Proyek ... 63

Gambar 4.7 DFD Level 0 Sistem Informasi Manajemen Proyek ... 64

Gambar 4.8 DFD Level 1 Proses 1 Pencatatan Data ... 65

Gambar 4.9 DFD Level 1 Proses 2 Manajemen Proyek ... 65

Gambar 4.10 DFD Level 1 Proses 3 Pembuatan Laporan ... 66

Gambar 4.11 Entity Relationship Diagram (ERD) SIMPro ... 67

Gambar 4.12 Tabel Relasi Sistem Informasi Manajemen Proyek ... 76

Gambar 4.13 Struktur Menu ... 85

Gambar 4.14 Desain Input Data Klien ... 86

Gambar 4.15 Desain Input Data Proyek ... 87

Gambar 4.16 Desain Input Data Jabatan dan Tarif Honor ... 87

Gambar 4.17 Desain Input Data Karyawan ... 88

Gambar 4.18 Desain Input Data Biaya ... 88

Gambar 4.19 Desain Input Data Pekerjaan ... 89

Gambar 4.20 Desain Input Data Pengerjaan Proyek ... 89

Gambar 4.21 Desain Input Data Penggunaan Biaya ... 90

Gambar 4.22 Desain Input Data Pembayaran Proyek ... 90

Gambar 4.23 Desain Output Laporan Rekap Pembayaran ... 91

Gambar 4.24 Desain Output Laporan Rekap Biaya Proyek ... 91

Gambar 4.25 Desain Output Laporan Informasi Waktu Pengerjaan ... 92

Gambar 4.26 Desain Output Laporan Honor Karyawan per Bulan ... 92

Gambar 4.27 Desain Output Laporan Daftar Klien ... 92

Gambar 4.28 Desain Output Laporan Daftar Jabatan dan Tarif Honor ... 93

Gambar 4.29 Program Utama Aplikasi SIMPro ... 94

Gambar 4.30 Form Pengerjaan Proyek ... 97

Gambar 4.31 Form Penggunaan Biaya ... 98

Gambar 4.32 Form Pembayaran ... 98

Gambar 4.33 Form Data Klien ... 99

Gambar 4.34 Form Data Proyek ... 100

Gambar 4.35 Form Jabatan dan Tarif Honor ... 100

Gambar 4.36 Form Karyawan ... 101

Gambar 4.37 Form Biaya ... 101

Gambar 4.38 Form Pekerjaan ... 102

xvi

(18)

xvii

(19)

1  

Seiring dengan perkembangan teknologi dan informasi yang semakin canggih dan cepat sekarang ini menuntut setiap perusahaan harus dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan tersebut. Perkembangan lingkungan dalam sektor teknologi informasi mendorong perusahaan- perusahaan Indonesia khusunya pada PT KDS Semarang untuk menghadapi persaingan global. Dalam menghadapi persaingan global perusahaan harus dapat mempertahankan keunggulan jangka panjang.

Banyak sekali keuntungan yang diperoleh apabila perusahaan mampu menerapkan teknologi informasi secara menyeluruh, hal ini disebabkan efektifitas dan efisiensi kerja akan berjalan dengan baik dan adanya suatu harapan bahwa semua kesalahan yang ada dalam pemberian informasi dan laporan akan dapat diminimalkan atau dikurangi.

PT KDS Semarang merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang pembuatan dan konsultan manajemen proyek.

Breakdown aktifitas dari suatu proyek mengalami kesulitan, karena monitoring dilakukan secara manual. Proses scheduling juga mengalami kesulitan jika terdapat proyek yang banyak karena terjadi pen-double-an tugas serta banyak terjadi bentrok dalam menjadwalkan deadline suatu proyek. Seorang manajer proyek dalam melakukan pembagian tugas mengalami kesulitan apabila ada proyek besar dan kecil yang dikerjakan secara bersamaan dan diselesaikan dalam waktu yang sama, karena pembagian tugasnya jadi tidak sama. Oleh karena itu, diperlukan suatu aplikasi yang dapat membantu manajer proyek dalam melakukan manajemen terhadap proyeknya agar dapat mengefisiensikan waktu dan memudahkan di dalam pengolahan data.

(20)

Hasil yang diperoleh dari pegerjaan aplikasi ini adalah sebuah software yang berisi tentang pengolahan data dengan fasilitas input data, pencarian data, dan cetak laporan data lengkap.

1.2 Rumusan Masalah

Melihat latar belakang masalah tersebut dapat dirumuskan suatu permasalahan “Bagaimana Membangun dan Merancang Sistem Informasi Manajemen Proyek” yang dapat diimplementasikan pada PT KDS Semarang.

1.3 Batasan Masalah

Untuk menghindari meluasnya permasalahan yang ada, serta keterbatasan ilmu dan kemampuan yang dimiliki penulis maka :

1. Rancang Bangun Sistem Informasi Manajemen Proyek ini hanya untuk memanajemen suatu proyek.

2. Tempat penelitian dilakukan di PT KDS Semarang.

1.4 Tujuan Tugas Akhir

Tujuan dari Tugas Akhir ini adalah dapat menghasilkan perangkat lunak yang dapat menghasilkan Sistem Informasi Manajemen Proyek yang dapat digunakan untuk menangani proyek yang ada.

1.5 Manfaat Tugas Akhir

Manfaat yang dapat diperoleh dari pembuatan Sistem Informasi Manajemen Proyek ini adalah memberikan kemudahan dalam input data, pencarian data, dan pembuatan laporan secara cepat, efisien, dan akurat serta membantu manajer proyek dalam melakukan kegiatan sehari – hari.

(21)

1.6 Sistematika Penulisan Laporan

Laporan Tugas Akhir ini dibagi menjadi lima bab yang saling berhubungan satu sama lain. Adapun sistematika penulisan laporan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan

Berisi tentang latar belakang pemilahan judul pengembangan perangkat lunak untuk Sistem Informasi Manajemen Proyek, maksud dan tujuan, batasan masalah dan sistematika penulisan laporan.

Bab II Dasar Teori

Pada Bab ini membahas tentang teori – teori yang menjadi acuan dalam pembuatan analisa dan pemecahan dari permasalahan yang dibahas, sehingga memudahkan penulis dalam menyelesaikan masalah.

Bab III Metodologi Penelitian

Berisi tentang metode - metode penelitian yang dilakukan penulis guna mendapatkan data untuk keperluan pembuatan tugas akhir. Metode tersebut antara lain metode pengumpulan data dan metode pengembangan sistem.

Bab IV Perancangan dan Pembahasan

Pada Bab ini menjelaskan tahapan – tahapan yang dilalui dalam penyelesaian tugas akhir ini, mulai dari gambaran umum PT KDS, analisa dan perancangan sistem, desain sistem, desan input output, dan Implementasi sistem yang berisi kebutuhan peralatan, cara pemakaian program yang dijelaskan dalam gambar dan penjelasan proses aplikasi yang terjadi pada sistem.

(22)

Bab V Kesimpulan dan Saran

Berisi tentang kesimpulan yang diambil dari pembahasan program aplikasi Sistem Informasi Manajemen Proyek dan saran untuk pengembangan program aplikasi Sistem Informasi Manajemen Proyek.

Selain terdiri dari lima bab yang telah disebutkan di atas, masih ditambah lagi dengan daftar pustaka dan lampiran yang berisi program aplikasi dari sistem ini.

(23)

2.1.1 Pengertian Sistem

Sistem terdiri dari bagian – bagian yang saling mempengaruhi dan bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan. Dengan kata lain, suatu sistem merupakan kumpulan unsur – unsur dikenal dan saling tergantung karena mempunyai tujuan yang sama.

Sistem adalah sekelompok unsur yang erat hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. (Tata Sutabri, 2004).[5]

Sistem adalah suatu tatanan (keterpaduan) yang terdiri atas sejumlah komponen fungsional (dengan satuan fungsi atau tugas khusus) yang saling berhubungan dan secara bersama-sama bertujuan untuk memenuhi suatu proses atau pekerjaan tertentu (Fathansyah, 2004).[4]

Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur – prosedur yang saling berhubungan berkumpul bersama – sama untuk melakukan suatu kegiatan atau menyelesaikan suatu sasaran tertentu. (Jogiyanto, H.M, 2005).[2]

2.1.2 Karakteristik Sistem

Model umum sebuah sistem adalah input, proses dan output.

Hal ini merupakan konsep sebuah sistem yang sederhana sebab sebuah sistem dapat mempunyai beberapa masukan dan keluaran. Selain itu, sebuah sistem memiliki karakteristik atau sifat-sifat tertentu, yang mencirikan bahwa hal tersebut dapat dikatakan sebagai suatu sistem.

Adapun karakteristik yang dimaksud adalah sebagai berikut (Tata Sutabri, 2004)[5]:

5  

(24)

1. Komponen Sistem (Components)

Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan.

Komponen-komponen tersebut dapat berupa suatu bentuk subsistem. Setiap subsistem memiliki sifat dari sistem yang menjalankan fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan. Suatu sistem dapat memiliki sistem yang lebih besar yang disebut “supra sistem”.

2. Batasan Sistem (Boundary)

Ruang lingkup sistem merupakan daerah yang membatasi antara sistem dengan sistem yang lain atau sistem dengan lingkungan luarnya. Batasan sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan yang tidak dapat dipisah-pisahkan.

3. Lingkungan Luar Sistem ( Environment )

Bentuk apapun yang ada diluar ruang lingkup atau batasan sistem yang mempengaruhi operasi sistem tersebut disebut lingkungan luar sistem. Lingkungan luar sistem ini dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga bersifat merugikan sistem tersebut.

Lingkungan luar yang menguntungkan merupakan energi bagi sistem tersebut. Dengan demikian lingkungan luar tersebut harus tetap dijaga dan dipelihara. Lingkungan luar yang merugikan harus dikendalikan. Kalau tidak, maka akan mengganggu kelangsungan hidup sistem tersebut.

4. Penghubung Sistem (Interface)

Media yang menghubungkan sistem dengan subsistem yang lain disebut penghubung sistem atau interface. Penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya dari subsistem ke subsistem lain. Bentuk keluaran dari subsistem akan menjadi masukan untuk

(25)

subsistem lain melalui penghubung tersebut. Dengan demikian, dapat terjadi suatu integrasi sistem yang membentuk satu kesatuan.

5. Masukan Sistem (Input)

Energi yang dimasukkan kedalam sistem disebut masukan sistem yang dapat berupa pemeliharaan (maintenance input) dan sinyal (signal input). Contoh, didalam suatu unit sistem komputer.

“program” adalah maintenance input yang digunakan untuk mengoperasikan komputernya dan “data” adalah signal input untuk diolah menjadi informasi.

6. Keluaran Sistem (Output)

Hasil energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna. Keluaran ini merupakan masukan bagi subsistem yang lain. Contoh, sistem informasi. Keluaran yang dihasilkan adalah informasi. Informasi ini dapat digunakan sebagai masukkan untuk pengambilan keputusan atau hal-hal lain yang menjadi input bagi subsistem lain.

7. Pengolah Sistem (Process)

Suatu sistem dapat mempunyai suatu proses yang akan mengubah masukan menjadi keluaran. Contoh, sistem akuntansi. Sistem ini akan mengolah data transaksi menjadi laporan-laporan yang dibutuhkan oleh pihak manajemen.

8. Sasaran Sistem (Objective)

Suatu sistem memiliki tujuan dan sasaran yang pasti dan bersifat deterministic. Kalau suatu sistem tidak memiliki sasaran, maka operasi sistem tidak ada gunanya. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuan yang telah direncanakan.

(26)

2.1.3 Siklus Hidup Sistem

Siklus hidup sistem (system life cycle) adalah proses evalusioner yang diikuti dalam penerapan sistem atau subsistem informasi berbasis komputer.

Beberapa tahapan dalam daur hidup sistem adalah : 1. Mengenali Adanya Kebutuhan

Sebelum segala sesuatunya terjadi, timbul suatu kebutuhan atau problema yang harus dapat dikenali sebagaimana adanya.

2. Pembangunan Sistem

Suatu proses atau seperangkat prosedur yang harus diikuti guna menganalisis kebutuhan yang timbul dan membangun suatu sistem untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

3. Pemasangan Sistem

Pemasangan sistem merupakan tahap yang penting dalam daur hidup sistem, dimana peralihan dari tahap pembangunan menuju tahap operasional adalah pemasangan sistem, yang merupakan langkah akhir dari suatu pembangunan sistem.

4. Pengoperasian Sistem

Program-program komputer dan prosedur-prosedur pengoperasian yang membentuk suatu sistem informasi semuanya bersifat statis, sedangkan organisasi yang ditunjang oleh sistem informasi selalu mengalami perubahan karena pertumbuhan kegiatan, pertumbuhan peraturan dan kebijaksanaan, atau kemajuan teknologi.

5. Sistem Menjadi Usang

Kadang-kadang perubahan yang terjadi begitu drastis sehingga tidak dapat diatasi hanya dengan melakukan perbaikan pada sistem yang sedang berjalan.

(27)

Daur hidup sistem dapat dilihat pada gambar berikut ini :

Pembangunan 

Pemasangan  Pengoperasian 

Sistem menjadi  Mengenali adanya kebutuhan 

Gambar 2.1: Daur Hidup Sistem (Tata Sutabri, 2004)[5]

2.1.4 Alat Bantu Sistem

Sistem membutuhkan alat bantu agar tujuan sistem dapat tercapai. Alat bantu tersebut berupa:

1. Perangakat Keras (Hardware)

Adalah sekelompok mesin yang saling bekerja jika ada aliran listrik yang mengalirinya.

2. Perangkat Lunak (Software)

Adalah suatu prosedur pengoperasian dari komputer itu sendiri maupun berbagai prosedur dalam pemrosesan data yang telah ditetapkan sebelumnya.

3. Manusia (Brainware)

Pengguna komputer atau orang yang memakai komputer.

(28)

2.2 Konsep Dasar Informasi 2.2.1 Pengertian Informasi

Sumber dari informasi adalah data. Data merupakan bentuk mentah yang apabila tidak diolah maka data tersebut tidak akan berguna. Data tersebut akan berguna dan menghasilkan suatu informasi apabila diolah. Data merupakan suatu kejadian yang menggambarkan kenyataan yang terjadi.

Informasi adalah data yang telah diklasifikasi atau diolah atau diinterpretasi untuk digunakan dalam proses pengambilan keputusan (Tata Sutabri, 2004).[5]

Informasi adalah rangkaian data yang mempunyai sifat sementara, tergantung dengan waktu, mampu memberi kejutan atau surprise pada yang menerimanya. Intensitas dan lamanya kejutan dari informasi disebut nilai informasi. Informasi yang tidak mempunyai nilai biasanya rangkaian data yang tidak lengkap atau kadaluarsa (Witarto, 2004).[6]

Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya (Jogiyanto, H.M, 2005).[2]

Definisi lain informasi adalah data yang sudah diolah dan mempunyai arti dan digunakan untuk tujuan yang informatif atau merupakan proses tindak lanjut dari data dan memiliki nilai.

2.2.2 Siklus Informasi

Data yang diolah melalui suatu model menjadi informasi, penerima kemudian menerima informasi tersebut, membuat suatu keputusan atau tindakan yang berarti menghasilkan suatu tindakan lain yang akan membuat sejumlah data kembali. Data tersebut akan ditangkap sebagai input, diproses kembali melalui suatu model sehingga kembali menghasilkan suatu informasi dan terus menerus

(29)

berulang hingga bentuk siklus informasi (information cycle) atau disebut juga siklus pengolahan data. Siklus informasi dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 2.2 : Siklus Informasi (Tata Sutabri, 2004)[5]

2.2.3 Kualitas Informasi

Dari segi kualitas, infomasi harus mempunyai syarat sebagai berikut:

1. Relevan

Berarti informasi harus mempunyai manfaat untuk pemakai.

Informasi dikatakan bernilai bila manfaat lebih efektif dibanding dengan biaya mendapatkannya. Suatu informasi tidak dapat ditaksir keuntungannya dengan nilai uang tetapi dapat ditaksir dengan efektifitasnya.

2. Akurat

Bebas dari kesalahan dan tidak bisa atau menyebabkan kesalahan karena dari sumber informasi sampai ke penerima banyak gangguan yang dapat merubah informasi tersebut.

(30)

3. Lengkap

Tidak menghilangkan data penting yang dibutuhkan oleh para pemakai.

4. Tepat Waktu

Informasi tidak boleh terlambat dan disajikan pada saat yang tepat karena mempengaruhi proses pembuatan keputusan. Informasi yang usang tidak mempunyai nilai lagi karena informasi merupakan landasan di dalam pengambilan keputusan.

5. Mudah Dipahami

Disajikan dalam format yang mudah dimengerti.

2.2.4 Nilai Informasi

Nilai informasi dianggap sangat berharga karena informasi dapat mewakili unsure-unsur lainnya yang mempunyai nilai ukur dari sebuah sumber daya. Nilai dari informasi ( Value of Information ) ditentukandari dua hal, yaitu manfaat ( benefit ) dan biaya ( cost ) untuk mendapatkannya. Suatu sistem informasi dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya untuk mendapatkan. Pengukuran nilai informasi biasanya dihubungkan dengan Cost effectiveness analisys atau Cost benefit analisys.

2.3 Konsep Dasar Sistem Informasi 2.3.1 Pengertian Sistem Informasi

Sistem informasi adalah suatu sistem didalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi operasi organisasi yang bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan laporan-lapran yang diperlukan (Jogiyanto H.M, 2005).[2]

(31)

Sistem informasi adalah komponen (manusia, komputer, teknologi informasi dan proses kerja), ada suatu yang diproses (data menjadi informasi) untuk mencapai tujuan tertentu (Abdul Kadir, 2003).[7]

Kesimpulan dari sistem informasi adalah suatu kesatuan dari bagian-bagian yang saling berhubungan untuk mengolah data guna menghasilkan informasi yang dibutuhkan yang didukung software (perangkat lunak), brainware (pelaku/manusia), hardware (perangkat keras) untuk mencapai sasaran tertentu.

2.3.2 Komponen Sistem Informasi

Komponen-komponen komputerisasi untuk menghasilkan sistem informasi, yaitu:

1. Hardware

Komponen fisikal yang terdiri dari beberapa peralatan atau perkakas mesin yang tersambung satu dengan yang lainnya dan dapat dilihat dan dipegang. Fungsi hardware adalah untuk menerima dan memproses sinyal-sinyal.

2. Software

Piranti lunak yang menjadi interface antara manusia dengan mesin agar dapat berinteraksi.

3. Data

Huruf atau angka yang dimasukkan ke dalam komputer yang dapat diolah dan menghasilkan suatu informasi.

4. Brainware (Manusia)

Orang yang terlibat dalam suatu sistem informasi, seperti operator, pimpinan sistem, dll, sehingga hal ini memerlukan rincian tugas yang jelas.

(32)

5. Procedure

Sistem informasi harus memiliki langkah-langkah yang harus dilalui untuk menghasilkan suatu informasi, seperti dokumentasi prosedur dan sistem.

2.3.3 Kegiatan Dalam Sistem Informasi

Adapun kegiatan dalam sistem informasi mencakup:

1. Input

Menggambarkan bagaimana data di entri untuk diproses.

2. Proses

Menggambarkan bagaimana data di proses untuk menghasilkan informasi.

3. Output

Suatu kegiatan untuk menghasilkan suatu keluaran dari proses.

4. Penyimpanan

Suatu kegiatan untuk menyimpan dan memelihara data.

2.4 Konsep Dasar Manajemen Proyek 2.4.1 Pengertian Proyek

Proyek adalah serangkaian aktifitas temporer dalam usaha melakukan dan mencapai tujuan unik (Schwalbe K, 2002). Sedangkan manajemen proyek adalah sekelompok alat, proses dan sumber daya manusia yang berkompeten guna mengerjakan aktivitas-aktivitas yang berkaitan, dan berusaha untuk menggunakan sumber daya secara efektif untuk menyelesaikan proyek secara efisien dan tepat waktu.Untuk memahami lebih jauh tentang konsep proyek, berikut merupakan atribut-atribut dari proyek:

1. Proyek memiliki tujuan unik. Proyek merupakan pekerjaan yang tidak sederhana dan memiliki tujuan spesifik. Produk atau output yang dihasilkan dari sebuah proyek harus didefinisikan secara jelas tentang. Contohnya, proyek komputerisasi pemilu, memiliki tujuan menyediakan sarana baik hardware, software jaringan untuk

(33)

perhitungan suara dari tingkat kecamatan sampai pusat secara otomatis.

2. Proyek bersifat sementara. Proyek harus didefinisikan kapan dimulai dan kapan selesainya. Proyek bukanlah sebuah proses yang berkelanjutan. Dalam contoh proyek komputerisasi pemilu diatas, perlu ditetapkan kapan proyek harus segera dimulai dan kapan produk harus diselesaikan agar pada saat akan digunakan sudah siap dan dipastikan akan berjalan sesuai yang diharapkan.

3. Proyek memerlukan alat bantu kontrol. Alat bantu seperti gantt charts atau PERT charts diperlukan dalam sebuah proyek untuk mengukur dan pengendalian.

4. Proyek memerlukan sumber daya yang bersifat ad-hoc dan lintas disiplin ilmu. Proyek membutuhkan sumberdaya dari berbagai area atau bidang meliputi manusia, hardware, software dan aset-aset lainnya yang bersifat sementara. TIM akan dinyatakan bubar setelah proyek selesai. Banyak proyek melibatkan antar departemen atau instansi-instansi lain dan memerlukan tenaga dari berbagai keahlian yang bisa secara full-time pada posisinya. Dalam contoh proyek komputerisasi pemilu, melibatkan berbagai keahlian antara lain bidang TI, hukum, politik dan sebagainya.

5. Proyek memiliki sponsor utama. Kebanyakan proyek terdapat pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholder), tetapi salah satunya ada yang sebagai sponsorship yang menyediakan arahan dan mendanai proyek.

6. Proyek mengandung ketidakpastian. Karena proyek memiliki karakteristik khusus, sering kali sulit mendefinisikan tujuan secara jelas, mengestimasi waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek, berapa biaya yang diperlukan. Faktor-faktor tersebut sering sebagai penyebab munculnya kendala atau tantangan apalagi proyek yang melibatkan teknologi yang relatif baru.

(34)

2.4.2 Dasar Manajemen proyek TI

Terdapat tiga konteks pemahaman dalam sebuah kerangka proyek, yaitu:

1. Tujuan Manajemen Proyek, tujuan manajemen proyek TI mencakup empat komponen yaitu ruang lingkup, biaya, kualitas dan waktu.

Ukuran keberhasilan proyek apabila ruang lingkupnya tercapai, kualitasnya terpenuhi, selesai sesuai jadwal dan menggunakan dana sesuai dengan yang disediakan.

2. Proses manajemen proyek, manajemen proyek TI mengacu pada fase-fase pelaksanaan proyek yang mencakup fase inisiasi proyek, perencanaan proyek, pelaksanaan proyek, pengendalian proyek dan penyerahan proyek.

3. Pengetahuan manajemen proyek. Area pengetahuan (Knowledge area) yang diperlukan dalam mengelola sebuah proyek, terdapat delapan aspek pengetahuan yaitu manajemen ruang lingkup, manajemen kualitas, manajemen waktu, manajemen biaya, manajemen komunikasi, manajemen sumberdaya manusia, manajemen resiko dan manajemen pengadaan.

Ketiga konteks tersebut merupakan satu kesatuan dalam memahami proyek dan menyatu dalam manajemen proyek terintegrasi (Integrated Project Management).

2.4.3 Tujuan Proyek

Terdapat empat komponen penting yang menjadi tujuan sebuah proyek, yaitu ruang lingkup (scope), waktu, biaya dan kualitas. Empat komponen tersebut yang menjadi batasan terhadap pelaksanaan proyek.

Bisa dikatakan bahwa kriteria yang harus dipenuhi dari produk yang dihasilkan dari proyek meliputi kriteria atau batasan waktu, batasan ruang lingkup, batasan biaya dan batasan kualitas. Jadi terdapat empat keharusan dalam sebuah proyek yaitu:

1. Proyek harus diselesaikan dan diserahkan tepat waktu.

2. Proyek harus cukup dibiayai dengan dana yang telah ditentukan

(35)

3. Proyek harus sesuai dengan ruang lingkup yang disepakati

4. Proyek harus memiliki kualitas hasil sesuai kriteria yang disepakati antara pelaksana dan pemberi proyek

Keempat komponen tersebut saling mempengaruhi satu sama lain dan dapat digambarkan dalam prisma segitiga.

Gambar 2.3. Empat komponen proyek yang saling berpengaruh 1. Batasan waktu

Proyek dilaksanakan dengan memperhatikan waktu penyerahan produk atau hasil akhir sesuai kesepakatan pihak-pihak yang berkepentingan. Keberhasilan dari sebuah proyek dapat diukur dari ketepatan waktu sesuai yang telah direncanakan. Penyelesaian yang terlambat akan berdampak buruknya kredibelitas pelaksana proyek dimata user atau pemberi proyek, karena bagi user proyek tersebut bisa mempengaruhi aktivitas organisasi. Sehingga waktu merupakan faktor yang sangat penting dari sebuah proyek.

2. Batasan Ruang lingkup

Ruang lingkup menyatakan batasan pekerjaan yang perlu diselesaikan dalam sebuah proyek. Ruang lingkup memberi gambaran sejauh mana yang menjadi tanggung jawab pelaksana

(36)

proyek dan hasil-hasil yang harus dilaporkan atau diserahkan kepada pemberi proyek.

3. Batasan Biaya

Biaya menjadi salah satu faktor sebuah proyek yang memiliki potensi resiko tinggi. Proyek dilaksanan dengan biaya yang telah disepakati oleh penyandang dana yang harus digunakan untuk mencover seluruh pembiayaan proyek. Manajer proyek harus memperkirakan dan mendistribusikan ke setiap aktivitas proyek yang membutuhkan dana dan mengendalikan agar realisasi biaya yang digunakan tidak melebihi dari yang telah direncanakan.

4. Batasan Kualitas

Kualitas menjadi kriteria yang ditetapkan bersama antara pemberi dan penerima proyek untuk dicapai oleh pelaksanan proyek sebagai standar kualitas dari produk yang dihasilkan. Berdasarkan standar kualitas pelaksana proyek berusaha untuk menetapkan target-target yang harus dipenuhi dari setiap tahap pelaksanaan proyek.

Empat komponen dari proyek tersebut diatas menjadi faktor yang saling mempengaruhi. Sebagai contoh, untuk menghasilkan kualitas yang lebih tinggi maka perlu menaikkan biaya, atau dengan pengurangan ruang lingkup, jika menginginkan waktu penyelesaian proyek dipercepat maka perlu biaya yang lebih besar, dan sebagainya.

2.4.4 Proses Manajemen Proyek

Untuk merealisasikan agar komponen tujuan proyek dapat tercapai maka pelaksanaan proyek membutuhkan tahapan-tahapan yang terintegrasi, tahapan tersebut dilakukan dengan membagi beberapa fase:

1. Project Initiation (Inisiasi proyek): Menjelaskan tentang latar belakang yang memicu dilaksanakan sebuah proyek, mendefinisikan sasaran, tujuan dan faktor-faktor kesuksesan dari proyek.

(37)

2. Project Planning (perencanaan awal proyek): Segala sesuatu yang diperlukan untuk merencanakan (setting) proyek sebelum rangkaian pekerjaan dimulai.

3. Project Executing (Pelaksanaan proyek): Proses mengkoordiknasikan sumberdaya yang ada untuk menjalankan sejumlah pekerjaan di dalam proyek agar menhhasilkan produk sesuai yang ditargetkan.

4. Project Control (Pengendalian proyek): Proses pengawasan setiap aktivitas proyek untuk memantau agar setiap aktivitas tidak menyimpang dari yang telah direncanakan.

5. Project Closing: proses persetujuan secara formal antara pelaksana dan pemberi proyek bahwa proyek telah selesai dan menghasilkan produk sesuai dengan kesepakatan.

2.4.5 Area Pengetahuan Manajemen Proyek

Knowledge area meliputi fungsi utama dan fungsi pendukung atau fasilitas. Fungsi utama memiliki fungsi dalam mewujudkan proyek sesuai dengan kontek manajemen proyek yang meliputi : Manajemen ruang lingkup, manajemen waktu, manajemen biaya, manajemen kualitas. Dan fungsi pendukung memiliki fungsi mencapai efisiensi dan efektivitas dalam penyelesaian proyek. Fungsi pendukung meliputi manajemen sumber daya manusia, manajemen komunikasi, manajemen resiko dan manajemen pengadaan.

Gambar 2.4. Area Pengetahuan Manajemen Proyek

(38)

Dengan memahami konsep dasar proyek diatas yang meliputi komponen tujuan, proses pelaksanaan proyek maka sangat diperlukan ilmu dan keahlian tertentu yang harus dimiliki personel yang terlibat, khususnya manajer proyek, agar produk atau jasa yang dihasilkan sesuai dengan yang diharapkan. Ilmu untuk mengelola proyek tersebut disebut dengan manajemen proyek. Jadi manajemen proyek adalah suatu aktivitas penerapan pengetahuan, keahlian, metodologi dan teknik memanfaatkan sumberdaya untuk mengelola sebuah proyek untuk memenuhi harapan pihak-pihak yang berkepentingan. Harapan-harapan dari pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders) meliputi berbagai aspek yang berkaitan dengan komponen-komponen proyek yang sudah dibicarakan diatas, antara lain:

1. Aspek-aspek keseimbangan antara kualitas proyek yang diharapkan dengan keterbatasan biaya dan waktu,

2. Aspek-aspek mempertemukan kebutuhan dan keinginan pihak- pihak yang terlibat langsung maupun tidak langsung dalam proyek dan biasanya saling bertolak belakang,

3. Aspek-aspek mendefinisikan dan menentukan dengan jelas dan tegas sesuatu yang diharapkan dari berlangsungnya sebuah proyek, baik yang nyata (tangible) maupun yang tidak nyata (intangible).

2.4.6 Manajer proyek

Manajer proyek adalah seseorang yang memiliki tanggung jawab terbesar atas pelaksanaan proyek. Pekerjaan utama dari manajer proyek adalah mengarahkan, mengawasi dan mengendalikan proyek dari awal sampai selesai. Hal-hal yang perlu dilakukan seorang manajer proyek adalah :

1. Manajer proyek harus mendefinisikan proyek, membreakdown proyek menjadi serangkaian tugas(tasks) yang mudah dikelola, memperoleh sumberdaya yang dibutuhkan, dan membentuk tim kerja untuk melaksanakan tugas-tugas tersebut.

(39)

2. Manajer proyek harus menetapkan tujuan akhir dari proyek dan memitivasi anggota tim kerja untuk menyelesaikan proyek tepat waktu.

3. Manajer proyek harus menginformasikan kepada stakeholder tentang perkembangan pelaksanaan proyek secara periodik.

4. Manajer proyek harus mengenali resiko yang mungkin terjadi dan meminimalkan dampak terhadap penyelesaian proyek.

5. Manajer proyek harus beradaptasi terhadap perubahan-perubahan, karena tidak ada proyek yang 100% berjalan sesuai dengan yang direncanakan.

Berkaitan dengan tugas-tugas seorang manajer, maka area kemampuan yang perlu dimiliki oleh seorang manajer adalah:

kepemimpinan, manajemen orang (konsumen, suplier, manajer dan kolega), komunikasi , negosiasi, perencanaan, manajemen kontrak, pemecahan masalah dan berpikir kreatif). Banyak kesalahan terjadi dalam mengelola sebuah proyek yang menyebabkan sering menjadi hambatan. Hambatan-hambatan yang mungkin terjadi adalah:

1. Komunikasi yang tidak baik (Poor communication) 2. Persetujuan yang tidak jelas (Disagreement)

3. Kesalahpahaman (Misunderstandings)

4. Suasana yang tidak mendukung (Bad weather) 5. Pemogokan kerja (Union strikes)

6. Konflik pribadi (Personality conflicts)

7. Manajemen yang tidak baik (Poor management)

8. Definisi sasaran dan tujuan tidak jelas (Poorly defined goals and objectives)

Manajer proyek yang baik tidak menghindari semua resiko, tetapi menyiapkan proses dan prosedur standart untuk berusaha mencegah resiko yang mungkin terjadi seperti:

1. Keterlambatan penyelesaian proyek, pembekakkan anggaran atau keingingan konsumen tidak terpenuhi.

(40)

2. Tidak konsisten antara proses dan prosedur yang digunakan manajer proyek

3. Proyek tidak bermanfaat dan membuang-buang waktu dan biaya 4. Tidak sinerginya faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi

proyek.

Tabel dibawah ini menampilkan faktor-faktor yang menyebakan kegagalan sebuah proyek:

Tabel 2.1: Faktor – Faktor Kegagalan Proyek

Faktor Prosentase (%)

Kebutuhan yang tidak jelas 13,1

Kurangnya keterlibatan user 12,4 Kurangnya ketersediaan sumber daya 10,6 Harapan yang tidak real istis 9,9 Kurangnya dukungan dari pimpinan 9,3 Perubahan kebutuhan dan spesifikasi 8,7 Kurangnya kualitas proses perencanaan 8,1 Kurangnya kebutuhan terhadap hasil

proyek

7,5 Kurangnya kemampuan mengelola

teknologi informasi

6,2 Rendahnya tingkat pemahaman teknologi 4,3

Lain-lain 9,9

2.4.7 Proyek Sistem Informasi

Sistem Informasi memiliki pengertian suatu sistem yang memiliki fungsi menghasilkan informasi-informasi yang dibutuhkan pihak user.

Komponen yang termasuk sistem informasi meliputi infrastruktur hardware, Software dan ketersediaan sumber daya manusia bidang teknologi informasi. Proyek sistem informasi mencakup sebagian atau keseluruhan dari rangkaian aktivitas rekayasa pembangunan sistem informasi.

(41)

Contoh - contoh proyek sistem informasi

1. Proyek sistem informasi untuk mendukung pelaksanaan pemilu.

2. Proyek pembangunan infrastruktur E-Government di Jawa Tengah.

3. Proyek pengembangan sistem CRM (Customer Relationship Management) pada di PT Garuda.

4. Proyek pembangunan sistem E-business pada PT. Global Jaya.

5. Proyek pembangunan jaringan komputer kantor pusat dan cabang pada PT. Jaya Angkasa.

6. Proyek penjualan elektronik (E-Commerce)

Beberapa perbedaan karakteristik proyek sistem informasi dibandingkan dengan proyek bidang lain adalah sebagai berikut :

1. Memiliki tujuan untuk menghasilkan produk yang bersifat intangible seperti perangkat lunak, database, jaringan yang sulit untuk mengukur nilai manfaat dari produk tersebut.

2. Melibatkan teknologi yang sangat cepat usang, karena perkembangan yang sangat cepat.

3. Membutuhkan beragam sumber daya manusia dengan keahlian dan kompetensi yang beragam.

4. Ukuran yang dijadikan standar sulit dibakukan, karena sulit mengukur kualitas yang dimengerti berbagai pihak secara seragam.

2.4.8 Work Breakdown Structure (WBS)

Setelah selesai merencanakan ruang lingkup, tahap berikutnya dalam perencanaan proyek adalah mendefinisikan pekerjaan yang dibutuhkan dalam proyek dan memecah-mecah menjadi pekerjaan- pekerjaan yang lebih manageable. Pecahan pekerjaan menjadi pekerjaan yang lebih dapat dikelola disebut dengan definisi ruang lingkup.

Definisi ruang lingkup yang baik sangat penting untuk suksesnnya sebuah proyek karena membantu meningkatkan akurasi estimasi waktu, biaya dan sumber daya, memberi acuan ukuran kinerja dan pengendalian proyek, dan memperjelas dalam pertanggungjawaban

(42)

kerja. Output dari proses definisi ruang lingkup adalah Work Breakdown Structure(WBS) proyek.

Work Breakdown Structure adalah analisis berorientasi hasil dari pekerjaan yang tercakup dalam proyek yang disebut dengan total ruang lingkup proyek. WBS ini merupakan dokumen fundamnetal dalam manajemen proyek karena menyediakan dasar untuk perencanaan dan mengelola jadawal, biaya dan perubahan-perubahan yang terjadi.

WBS sering diwujudkan dalam bentuk diagram pohon aktivitas yang berorientasi tugas dan diorganisasi berdasarkan phase pekerjaan atau produk proyek. Jika diorganisasi berdasarkan produk disebut juga dengan Product Breakdown Structure.

Contoh WBS proyek Pembangunan Intranet:

Gambar 2.5. Work Breakdown Struktur

Deskripsi dari WBS dapat dituliskan dalam bentuk Tabular berikut : 1.0 Perencanaan konsep

1.1 Evaluasi sistem saat ini 1.2 Mendefinisikan kebutuhan

1.2.1 Mendefinisikan kebutuhan user 1.2.2 Mendefinisikan kebutuhan konten 1.2.3 Mendefinisikan kebutuhan sistem 1.2.4 Mendefinisikan kebutuhan Server 1.3 Mendefinisikan fungsional yang dibutuhkan

1.4 Mendefinisikan resiko dan Pendekatan manajemen resiko

(43)

1.5 Mengembangkan rencana proyek 1.6 Penjelasan Tim Proyek

2.0 Desain Web Site

3.0 Mengembangkan Web Site 4.0 Implementasi

5.0 Evaluasi

Dapat di breakdown lagi

Sulit atau mudahnya membuat WBS tergantung pada pemahaman dan penguasaan manajer proyek terhadap proyek yang akan dikerjakan.

Secara teknis, pembuatan WBS ini dapat dilakukan dengan menggunakan tool manajemen proyek seperti MS Project. Penggunaan tool ini juga sekaligus membantu untuk menyusun perencaan proyek yang lain, seperti penjadwalan, alokasi sumber daya dan sebagainya.

Terdapat beberapa cara pendekatan dalam membuat WBS, antara lain:

1. Menggunakan Guidelines: WBS disusun berdasarkan panduan yang standar. Dimungkinkan antar organisasi satu dengan lainnya memiliki standar yang berbeda-beda. Organisasi-organisasi besar biasanya menyediakan guidelines penyusunan WBS untuk kepentingan proyek-proyek tertentu.

2. Pendekatan Analogi: WBS disusun berdasarkan WBS pada proyek- proyek sejenis yang telah ada sebelumnya. Misalnya sebuah perusahaan software house yang biasa mengerjakan proyek-proyek pengembangan sistem berbasis komputer, dimungkinkan menggunakan WBS yang pernah digunakan pada perusahaan A untuk digunakan kembali pada proyek sejenis pada perusahaan B untuk sistem yang sama. Penggunaan tool-tool manajemen proyek seperti MS Project 2000 juga memungkinkan bagi manajer proyek untuk menyusun WBS atau gantt chart sejenis yang standar.

3. Pendekatan Top-down: Menyusun WBS berangkat dari pekerjaan- pekerjaan besar kemudian di breakdown menjadi satuan-satuan pekerjaan yang rinci. Contoh proyek pengembangan intranet di atas menunjukkan pendekatan yang dilakukan secara top-down. Dalam

(44)

hal ini manajer proyek harus memahami sepenuhnya lingkup proyek secara menyeluruh.

4. Pendekatan Bottom-up: Menyusun WBS berangkat dari daftar pekerjaan-pekerjaan rinci kemudian disatukan menjadi grup-grup atau kelompok pekerjaan-pekerjaan besar. Pendekatan ini mengacu pada pendekatan pekerjaan lapangan yang akan dilakukan pada level-level staf.

2.5 Konsep Dasar Sistem Informasi Manajemen Proyek 2.5.1 Pengertian Sistem Informasi Manajemen

Sistem informasi manajemen adalah sekumpulan dari sistem- sistem yang menyediakan informasi untuk mendukung manajemen.

[8]Menurut McLeod, Raymond, 2004, sistem informasi manajemen didefinisikan sebagai suatu sistem berbasis computer yang menyediakan informasi bagi beberapa pemakai dengan kebutuhan yang serupa.

Keuntungan manajemen perusahaan di bantu dengan spesialis informasi adalah sebagai berikut:

1. Menggunakan computer sebagai suatu cara mencapai peningkatan kerja.

2. Menggunakan komunikasi formal untuk membuat pegawai terus menyadari maksud perusahaan.

3. Membangun hubungan kepercayaan antara pegawai, spesialis, dan manajemen.

4. Menyelaras kebutuhan pegawai dengan tujuan perusahaan.

2.5.2 Pengertian Sistem Informasi Manajemen Proyek

[3]Sistem Informasi Manajemen proyek ditekankan pada tiga faktor, yaitu: manusia, masalah dan proses. Dalam pekerjaan sistem informasi faktor manusia sangat berperan penting dalam suksesnya manajemen proyek. Pentingnya faktor manusia dinyatakan dalam model kematangan kemampuan manajement manusia (a people management capability

(45)

maturity model/ PM-CMM) yang berfungsi untuk meningkatkan kesiapan organisasi perangkat lunak (sistem informasi) dalam menyelesaikan masalah dengan melakukan kegiatan menerima, memilih, kinerja manajemen, pelatihan, kompensasi, pengembangan karier, organisasi dan rancangan kerja serta pengembangan tim.

2.5.3 Dasar-Dasar Organisasional

[3]Organisasi adalah sistem yang saling mempengaruhi dan salaing bekerja sama antara orang yang satu dengan orang yang lain dalam suatu kelompok untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang telah disepakati bersama. Organisasi merupakan sistem maka terdiri dari beberapa elemen yaitu :

1. Orang, dalam organisasi harus ada sekelompok orang yang bekerja dan salah satunya ada yang memimpin organisasi tersebut.

2. Tujuan, dalam organisasi harus ada tujuan yang harus dicapai, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

3. Posisi, setiap orang yang ada dalam suatu organisasi akan menempati posisi atau kedudukannya masing-masing.

4. Pekerjaan, setiap orang yang ada dalam organisasi tersebut mempunyai pekerjaan (job) masing-masing sesuai dengan posisinya.

5. Teknologi, untuk mencapai tujuan organisasi membutuhkan teknologi untuk membantu dalam pengolahan data menjadi suatu informasi.

6. Struktur, struktur organisasi merupakan pola yang mengatur pelaksanaan pekerjaan dan hubungan kerja sama antar setiap orang yang ada dalam organisasi tersebut.

7. Lingkungan luar, merupakan elemen yang sangat penting dan akan mempengaruhi keberhasilan suatu organisasi, misalnya adanya kebijakan pemerintah tentang organisasi.

(46)

[3]Prinsip-prinsip organisasi adalah nilai-nilai yang digunakan sebagai landasan kerja bagi setiap orang yang ada dalam organisasi tersebut untuk mencapai keberhasilan tujuan yang telah disepakati.

Prinsip-prinsip yang ada dalam organisasi meliputi : 1. Tujuan organisasi yang jelas.

2. Tugas yang dilakukan harus jelas.

3. Pembagian tugas yang adil.

4. Penempatan posisi yang tepat.

5. Adanya koordinasi dan integrasi.

Manajemen dalam organisasi terdiri dari tiga tingkatan pembuat keputusan manajemen yaitu: manajemen tingkat bawah (operasional), manajemen tingkat menengah (perencanaan dan kontrol manajerial) dan manajemen tingkat atas (strategik). Setiap level memiliki tanggung jawabnya sendiri-sendiri dan semuanya bekerja sama dalam mencapai tujuan dan sasaran.

1. Manajemen tingkat bawah (operasional)

a. Manajer operasional membuat keputusan berdasarkan aturan- aturan yang telah ditetapkan sebelumnya dan menghasilkan hal- hal yang dapat diprediksikan bila diterapkan dengan benar.

b. Manajer operasi adalah pembuat keputusan yang pekerjaannya lebih jelas sehingga dapat mempengaruhi implementasi dalam jadwal kerja, kontrol inventaris, penerimaan, dan pengontrolan proses-proses seperti produksi.

c. Manajer operasi membutuhkan informasi internal yang repetitif, dan sangat tergantung pada informasi yang memuat tentang kinerja terbaru dan merupakan pengguna on-line terbesar, sumberdaya-sumberdaya informasi real-time.

2. Manajemen tingkat menengah (perencanaan dan kontrol manajerial) a. Manajer tingkat menengah membuat perencanaan jangka

pendek dan mengontrol keputusan-keputusan tentang bagaimana sumberdaya bisa dialokasikan dengan baik untuk

(47)

memenuhi tujuan-tujuan organisasional, dan meramalkan kebutuhan-kebutuhan sumberdaya dimasa datang untuk meminimalkan problem-problem pegawai yang dapat membahayakan produktivitas.

b. Manajer tingkat menengah sangat tergantung pada informasi internal dan membutuhkan sangat besar informasi real- time agar dapat melakukan pengontrolan dengan tepat dan informasi terbaru atas kinerja yang diukur sesuai standar.

3. Manajemen tingkat atas (strategik)

a. Manajer strategik membuat keputusan-keputusan yang akan membimbing manajer operasional dan manajer tingkat menengah.

b. Manajer strategik bekerja di lingkungan pembuat keputusan yang sangat tidak pasti. Membutuhkan informasi yang bersifat strategis, karena tugas kesehariannya adalah pengarahan dan perencanaan.

c. Informasi yang strategis diperlukan untuk menilai tingkat keberhasilan organisasi menjalankan tugas dan tujuan organisasi.

d. Membutuhkan informasi internal (agar bisa beradaptasi dengan perubahan-perubahan yang terjadi dengan cepat) dan informasi eksternal (untuk mengetahui peraturan pemerintah, kebijakan perekonomian, kondisi pasar dan strategi perusahaan- perusahaan pesaing).

2.5.4 Perkiraan Proyek Sistem Informasi

Sekarang biaya merupakan elemen yang paling penting dan mahal dalam pengembangan sistem berbasis komputer. Perkiraan biaya yang salah atau kurang tepat dapat mengurangi keuntungan atau malah kerugian. Perkiraan biaya sistem informasi dan usaha tidak dapat dihitung dengan tepat, karena banyak variabel (manusia, teknikal, lingkungan) yang mempengaruhinya.

(48)

Untuk mencapai perkiraan biaya dan usaha yang dapat diandalkan, digunakan pilihan sebagai berikut:

1. Memperkirakan waktu yang paling lama dari pengerjaan proyek.

2. Perkiraan berdasarkan pada proyek yang sama.

3. Menggunakan teknik dekomposis.

4. Menggunakan satu atau lebih model empiris.

Memperkirakan waktu untuk menyelesaikan setiap kegiatan merupakan bagian yang paling sulit, untuk itu butuh pengalaman dalam memperkirakan waktu yang diperlukan. Penjadwalan tugas-tugas (kegiatan) dapat menggunakan :

1. Grafik Gantt

Merupakan suatu grafik dimana ditampilkan kotak-kotak yang mewakili setiap tugas (kegiatan) dan panjang masing-masing setiap kotak menunjukkan panjang relatif tugas-tugas yang dikerjakan.

2. Diagram PERT (Program Evaluation and Review Techniques) Suatu program (proyek) diwakili dengan jaringan simpul dan tanda panah yang kemudian dievaluasi untuk menentukan kegiatan- kegiatan terpenting, meningkatkan jadwal yang diperlukan dan merevisi kemajuan-kemajuan saat proyek telah dijalankan. Diagram PERT lebih baik dari Gantt, karena :

a. Mudah mengidentifikasi tingkat prioritas.

b. Mudah mengidentifikasi jalur kritis dan kegiatan-kegiatan kritis.

c. Mudah menentukan waktu kendur 3. Penjadwalan proyek berbasis computer

Menggunakan PC untuk membuat jadwal proyek lebih praktis dan menguntungkan. Contoh program penjadwalan yaitu Ms Project, Symantec’s Timeline dan Computer Associates’ CA-Super Project.

(49)

Proses pengembangan sistem informasi (PL) dikembangkan oleh pelaku-pelaku yang dapat dikatagorikan dalam 5 kelompok :

1. Manajer senior, yang bertugas mendefinisikan permasalahan- permasalahan bisnis dan sangat berpengaruh pada proyek tersebut.

2. Manajer proyek (teknik), yang merencanakan, memotivasi, mengorganisasi dan mengontrol orang-orang yang bekerja dalam proyek tersebut (praktisi).

3. Praktisi, adalah orang yang mempunyai kemampuan teknis yang dibutuhkan untuk mendapatkan produk sistem informasi (program aplikasi).

4. Pelanggan, adalah orang yang membutuhkan sistem informasi (PL) tersebut.

5. Pengguna akhir, orang yang berinteraksi dengan sistem informasi (PL) yang dikaitkan dengan penggunaan produk.

2.6 Analisa Sistem

2.6.1 Pengertian Analisa Sistem

Analisa sistem adalah mempelajari system yang sedang berjalan pada perusahaan dimana user yang bekerja dengan segala permasalahannya (Tata Sutabri, 2004).[5]

[2]Menurut Jogiyanto, H.M, 1999, analisa sistem adalah penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian komponen dengan maksud untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang di harapkan dapat di usulkan perbaikan-perbaikannya.

Tahap awal dalam pengembangan sistem informasi adalah tahap analisis sistem, pada tahap ini akan ditemukan apa saja yang diperlukan untuk menyelenggarakan sistem informasi yang baru dan informasi apa saja yang dapat dihasilkan. Tahap analisis perlu dilakukan untuk

(50)

menemukan kelemahan-kelemahan yang terdapat pada sistem lama sehingga dapat diusulkan perbaikannya.

Dalam tahap analisa, analis sistem membantu pemakai informasi dalam mengidentifikasi informasi yamg diperlukan oleh pemakai untuk melaksanakan pekerjaannya.

Kegagalan analis sistem dalam mengidentifikasi jenis informasi yang diperlukan oleh pemakai informasi akan mengakibatkan desain sistem yang tidak bermanfaat bagi pemakai informasi. Oleh karena itu, tahap analisis sistem merupakan tahap yang paling menentukan dalam keseluruhan tahap pengembangan sistem informasi.

2.6.2 Tahapan Analisa Sistem

Langkah - langkah dasar dalam menganalisa suatu sistem, yaitu:

1. Mengidentifikasi Masalah

Identifikasi masalah merupakan langkah awal dari analisa sistem.

Dalam tahap ini didefinisikan masalah yang harus dipecahkan dengan munculnya pertanyaan yang ingin dipecahkan.

2. Memahami Kerja Sistem yang Ada

Langkah ini dilakukan dengan mempelajari secara rinci bagaimana sistem yang sudah ada berjalan. Untuk mempelajari operasi dari sistem ini diperlukan data yang dapat diperoleh dengan melakukan penelitian terhadap sitem. Analisa sistem perlu mempelajari apa dan bagaimana operasi sistem yang ada sebelum mencoba untuk menganalisa permasalahan-permasalahan dan kebutuhan pemakai sistem untuk dapat mencari pemecahannya. Observasi dan wawancara dapat dilakukan untuk mendapatkan data contoh-contoh data yang perlu diteliti.

3. Menganalisis Sistem

Berdasarkan data yang sudah diperoleh maka dilakukan analisa hasil penelitian yang sudah dilakukan untuk mendapatkan

(51)

pemecahan masalah yang akan dipecahkan. Beberapa hal yang perlu dilakukan dalam menganalisa hasil penelitian adalah:

a. Menganalisa Kelemahan Sistem

Pada tahap ini dilakukan guna mencari jawaban yang sebenarnya penyebab dari masalah yang timbul.

b. Menganalisa Kebutuhan Informasi Pemakai

Setelah menganalisa kelemahan sistem, perlu pula mencari kebutuhan-kebutuhan informasi yang digunakan oleh pemakai sistem. Hal ini berkaitan dengan sasaran utama sistem informasi yaitu menyediakan informasi yang dibutuhkan bagi pemakai sistem informasi.

4. Membuat Laporan

Laporan perlu dibuat sebagai dokumentasi dari penelitian. Tujuan utamanya adalah sebagai bukti secara tertulis tentang hasil analisa yang sudah dilakukan.

2.6.3 Alat Bantu Analisa Sistem

Alat bantu analisis yang dipakai adalah Diagram Alir Dokumen atau Diagram Alir Sistem. Diagram alir dokumen merupakan diagram alir yang menunjukkan arus dari laporan dan formulir termasuk tembusan-tembusannya. Sedangkan diagram alir sistem merupakan diagram yang menunjukkan arus pekerjaan secara keseluruhan dari sistem. Diagram ini menjelaskan urut-urutan dari prosedur-prosedur yang ada dalam sistem. Diagram alir sistem menunjukkan apa yang dikerjakan di sistem.

(52)

Tabel 2.2: Simbol-simbol Diagram Alir Dokumen (Jogiyanto : 2005)[2]

Nama Simbol Simbol

Dokumen

Digunakan untuk mendefinisikan dokumen masukan (formulir) dan dokumen keluaran (laporan)

Proses Berbasis Komputer

Mendefinisikan proses yang dilakukan dengan komputer.

Proses Manual

Digunakan untuk mendefinisikan proses kerja manual seperti ACC, pencampuran, dll

Kondisi

Mendefinisikan alternatif pemilihan terhadap suatu proses

Display

Mendefinisikan keluaran (output) dalam bentuk tampilan layar monitor

Arsip/Dokumentasi

Mendefinisikan penyimpanan arsip saat

(53)

diperlukan sebagai back-up, pembuatan laporan, bahan audit, dan lain-lain Penghubung/Konektor

Mendefinisikan penghubung kebagian halaman yang sama

Penghubung/Konektor

Menunjukkan penghubung kebagian lain di halaman yang berbeda

Komentar Proses

Menunjukkan keterangan untuk memperjelas maksud isi dari simbol flowchart yang satu dengan yang lain.

Garis Alir

Menunjukkan arus dari proses

2.7 Desain Sistem

2.7.1 Pengertian Desain Sistem

Desain sistem menggambarkan bagaimana sistem dibentuk yang dapat berupa penggambaran, perencanaan, dan pembuatan sketsa dari beberapa elemen yang terpisah kedalam kesatuan yang utuh dan berfungsi, termasuk menyangkut mengkonfigurasi dari komponen-

Gambar

Gambar 2.1: Daur Hidup Sistem (Tata  Sutabri, 2004) [5]
Gambar 2.2 : Siklus Informasi (Tata Sutabri, 2004) [5]
Gambar 2.3. Empat komponen proyek yang saling berpengaruh  1.  Batasan waktu
Gambar 2.4. Area Pengetahuan Manajemen Proyek
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian mengenai aktivitas bakteriosin yang diisolasi dari air penggumpal tahu belum pernah dilakukan, sehingga dilakukan penelitian ini dengan tujuan untuk

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui aktivitas guru, aktifitas anak dan hasil capaian perkembangan anak pada aspek nilai-nilai agama dan moral dalam membedakan

z Digunakan untuk menyajikan data   dalam bentuk kolom dan baris,   tujuannya agar   informasi. dapat ditampilkan secara lebih terstruktur

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan kadar nipagin yang terdapat dalam kecap mie instan dengan metode spektrofotometri sinar tampak menggunakan pereaksi deniges

Aplikasi Macromedia Flash MX 2004 ini dibuat untuk mempermudah dalam pembuatan aplikasi animasi atau untuk mempermudah dalam memberikan informasi mengenai belajar Tata Cara Wudhu

Wilayah perbatasan memiliki nilai strategis baik sebagai kedaulatan, sebagai pangkal pertahanan, sebagai halaman depan kebanggaan juga sebagai titik dasar dalam

Hasil penelitian menunjukan bahwa pemberian ekstrak etanol daging buah mahkota dewa ( Phaleria .macrocarpa (Scheff) Boerl) secara bertingkat pada kosentrasi 16%, 32%,

Pada rata-rata bergerak sederhana dan tertimbang, data sebelum periode yang digunakan tidak dimasukan dalam perhitungan rata-rata bergerak tersebut. Misalnya