• Tidak ada hasil yang ditemukan

T PKN 1302521 Chapter3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "T PKN 1302521 Chapter3"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

Metty Indah Purwanti, 2016

IMPLEMENTASI NILAI-NILAI KEARIFAN LOKAL SUNDA DALAM PEMBELAJARAN PKN SEBAGAI PENGUAT KARAKTER SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian

Penelitian merupakan proses aktivitas dalam kaitannya dengan usaha temuan-temuan baru yang ada di lapangan. Dengan kata lain penelitian mengungkapkan kebenaran secara ilmiah, objektif, sesuai dengan daya tangkap manusia yang disebut sebagai peneliti. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif merupakan metode penelitian untuk menemukan makna yang terkandung dibaliknya, sebagai makna yang tersembunyi, atau dengan sengaja disembunyikan. Penelitian kualitatif disebut juga naturalistik, alamiah, dengan pertimbangan melalukan penelitian dalam latar yang sesungguhnya.

Dipilihnya penelitian kualitatif dalam penelitian ini didasarkan pada permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian. Peneliti ingin mengetahui bagaimana implementasi nilai-nilai kearifan lokal Sunda pada pembelajaran PKn sebagai penguat karakter siswa di SMP Negeri 3 Purwakarta. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis kasus dengan pendekatan kualitatif. Analisis kasus dalam penelitian ini menggambarkan segala sesuatu yang menjadi kebiasaan di sekolah SMP Negeri 3 Purwakarta. Data yang diperoleh dalam penelitian ini berasal dari persepsi, tindakan maupun perilaku yang dialami oleh subjek penelitian dan dideskripsikan dalam bentuk kata-kata. Berdasarkan masalah yang ditemukan oleh peneliti, maka penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang memanfaatkan wawancara terbuka untuk menelaah dan memahami sikap, pandangan, perasaan, dan perilaku individu atau sekelompok orang (Molleong, 2010: hlm. 5).

(2)

66

Metty Indah Purwanti, 2016

IMPLEMENTASI NILAI-NILAI KEARIFAN LOKAL SUNDA DALAM PEMBELAJARAN PKN SEBAGAI PENGUAT KARAKTER SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ciri-ciri penelitian kualitatif sebagai berikut:

1. Penelitian berlangsung dalam seting alamiah, di sumber data, sehingga penelitian cenderung lama, dilakukan secara terus menerus.

2. Peneliti langsung berfungsi sebagai instrumen, dengan konsekuensi terjadinya partisipasi, refleksi, dan imajinasi peneliti.

3. Hasil penelitian lebih bersifat deskripsi, narasi melalui kata-kata.

4. Analisis data secara induktif, dengan mempertimbangkan relevansi berbagai data yang ditemukan di lapangan.

5. Penelitian lebih pada proses dibandingkan dengan hasil, sehingga menekankan pada makna dibandingkan dengan arti, gejala-gejala di balik data.

Dalam penelitian ini yang menjadi fokus masalah yang dihadapi adalah mengenai manusia atau masyarakat. Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Sugiyono (2010: hlm. 15) mengungkapkan bahwa: “Penelitian kualitatif pada hakikatnya adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci”. Penelitian kualitatif ini, peneliti sebagai instrument utama (key instrument) harus terlibat langsung ke lapangan dalam waktu yang tidak singkat. Peneliti terjun langsung ke lapangan untuk meneliti aktivitas yang dilakukan selama dilapangan dengan mengumpulkan data selama hasil penelitian.

(3)

67

Metty Indah Purwanti, 2016

IMPLEMENTASI NILAI-NILAI KEARIFAN LOKAL SUNDA DALAM PEMBELAJARAN PKN SEBAGAI PENGUAT KARAKTER SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Lawrence (2013: hlm. 23) terdapat tahapan dalam proses penelitian kualitatif sebagai berikut:

Gambar 3.1

Merujuk pada pendapat di atas, bahwa dalam penelitian kualitatif ini peneliti mengungkapkan tentang proses implementasi nilai-nilai kearifan lokal Sunda pada pembelajaran PKn sebagai penguat karakter siswa di SMP Negeri 3 Purwakarta. Peneliti bertindak sebagai instrument penelitian, mengumpulkan, mendeskripsikan, menganalisis data yang diperoleh di lapangan mengenai perencanaan, proses pelaksanaan, evaluasi, penanaman nilai karakter yang timbul, sehingga hasil tersebut dapat di tuangkan ke dalam peneltian. Hal ini disesuaikan

TEORI 1. Menyadari

persoalan sosial dengan sendirinya

2. Menerapkan perspektif

3. merancang penelitian

4. Mengum-pulkan data 5. Menganalisis

data

6. Menginter- prestasikan data

(4)

68

Metty Indah Purwanti, 2016

IMPLEMENTASI NILAI-NILAI KEARIFAN LOKAL SUNDA DALAM PEMBELAJARAN PKN SEBAGAI PENGUAT KARAKTER SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu dengan langkah-langkah penelitian kualitatif.

2. Metode Penelitian

Ada berbagai macam metode dalam penelitian pendekatan kualitatif, diantaranya historis, etnografis, atau studi kasus (Meleong, 2010: hlm. 33). Sesuai dengan permasalahan penelitian ini secara fokus mengkaji tentang implementasi nilai-nilai kearifan lokal Sunda pada pembelajaran PKn di SMP Negeri 3 Purwakarta. Oleh karena itu, peneliti menggunakan metode penelitian studi kasus. Metode studi kasus (case study) merupakan penelitian yang bersifat ilmiah, dan objektif. Nyoman (2010: hlm. 191-192) secara definitif studi kasus: ”mensyaratkan suatu penelitian dengan kekhasan tertentu, unik”. Dalam hubungan ini, peneliti sudah memiliki pandangan tentang lokasi penelitian, ada masalah yang berbeda dengan penelitian lainnya. Dapat peneliti ungkapkan bahwa metode penelitian studi kasus merupakan metode penelitian yang memberikan gambaran situasi secara detail terhadap suatu kejadian atau kasus, serta sifat-sifat yang ada pada kasus yang menjadikan ciri khas. Selain itu, subjek dan objek penelitian dalam metode studi kasus dapat memberikan informasi dalam keberhasilan sebuah penelitian. Kata lain, bahwa metode penelitian studi kasus secara khusus bertujuan untuk menjelaskan serta memahami objek yang diteliti sebagai suatu

”kasus”. Selanjutnya, menurut Nasution (2003: hlm. 27), mengemukakan metode

studi kasus sebagai berikut:

Studi kasus (case study) adalah bentuk penelitian yang mendalam tentang suatu aspek lingkungan sosial termasuk manusia di dalamnya. Studi kasus dapat dilakukan terhadap seorang individu, sekelompok individu, segolongan manusia, lingkungan hidup manusia atau lembaga sosial. Studi kasus dapat mengenai perkembangan sesuatu, dapat pula memberi gambaran tentang keadaan yang ada.

(5)

69

Metty Indah Purwanti, 2016

IMPLEMENTASI NILAI-NILAI KEARIFAN LOKAL SUNDA DALAM PEMBELAJARAN PKN SEBAGAI PENGUAT KARAKTER SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

aktivitas lingkungan, proses, atau yang menyangkut sekelompok manusia. Proses penelitian studi kasus menurut Yin (2014: 60) adalah sebagai berikut:

1. Mendefinisikan dan merancang penelitian

(6)

Metty Indah Purwanti, 2016

IMPLEMENTASI NILAI-NILAI KEARIFAN LOKAL SUNDA DALAM PEMBELAJARAN PKN SEBAGAI PENGUAT KARAKTER SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Proses penelitian studi kasus tersebut dapat dilihat pada gambar diagram berikut ini: Gambar 3.2

Mendefinisikan dan perancangan Persiapan, pengumpulan, Analisis dan kesimpulan

(7)

Metty Indah Purwanti, 2016

IMPLEMENTASI NILAI-NILAI KEARIFAN LOKAL SUNDA DALAM PEMBELAJARAN PKN SEBAGAI PENGUAT KARAKTER SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sebagaimana yang telah dipaparkan oleh Yin (2014), terdapat beberapa langkah dalam mendesain studi kasus yaitu: a) menentukan dan mendeskripsikan pertanyaan penelitian; b) menentukan desain dan instrument penelitian; c) mengumpulkan data; 4) menentukan teknik analisis data; dan 5) mempersiapkan laporan studi kasus.

Hal senada yang diungkapkan Bungin (2010: hlm. 76) terdapat langkah-langkah dalam studi kasus, antara lain:

a. Merumuskan masalah penelitian dan menentukan tujuannya; b. Menentukan konsep dan hipotesis serta eksplorasi pustaka; c. Pengambilan sampel atau contoh penelitian;

d. Membuat alat-alat pendukung survei, atau instrument; e. Pengumpulan data disebut pula sebagai field working; f. Analisis data dan laporan.

(8)

71

Metty Indah Purwanti, 2016

IMPLEMENTASI NILAI-NILAI KEARIFAN LOKAL SUNDA DALAM PEMBELAJARAN PKN SEBAGAI PENGUAT KARAKTER SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B. Instrumen Penelitian

Di dalam penelitian kualitatif, peneliti merupakan instrumen utama (key instrument) dalam mengumpulkan data, menginterpretasi data penelitian dengan

merujuk pada pedoman wawancara dan pedoman observasi. Dengan demikian, penelitian tentang implementasi nilai-nilai kearifan lokal Sunda pada pembelajaran PKn sebagai penguat karakter siswa di SMP Negeri 3 Purwakarta, peneliti mengadakan observasi dan wawancara mendalam, dengan asumsi bahwa hanya manusia atau masyarakat yang memahami makna interaksi sosial, mengetahui perasaan dan nilai-nilai yang terdapat pada kejadian tersebut, sehingga peneliti dapat menangkap situasi yang terekam dalam ucapan ataupun perilaku responden penelitian di lapangan. Sugiyono (2010: hlm. 307) mengungkapkan bahwa: “instrumen utama pengumpulan data dalam penelitian adalah peneliti sendiri sebagai (human instrument)”. Oleh karena itu, peneliti juga berfungsi untuk menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data penelitian, menafsirkan data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data dan membuat kesimpulan atas hasil temuan di lapangan.

Merujuk pada pendapat di atas bahwa dalam penelitian ini, peneliti terjun langsung ke lapangan yaitu bertempat di SMP Negeri 3 Purwakarta, melakukan observasi, membuat fokus dan memilik sumber data yang relevan, pengumpulan data, maupun menganalisis data dan membuat kesimpulan penelitian. Selain itu, peneliti menggunakan pendekatan antar subjek penelitian, sehingga dalam proses penelitian lebih banyak berinteraksi langsung dengan orang-orang yang berada di sekitar tempat penelitian yaitu di SMP Negeri 3 Purwakarta. Dengan kata lain, peneliti lebih leluasa dalam mengambil data dan informasi yang diperlukan dalam penelitian.

Hal tersebut, senada yang diungkapkan oleh Nasution (1988) dalam Sugiyono (2010: hlm. 306) menyatakan bahwa:

(9)

72

Metty Indah Purwanti, 2016

IMPLEMENTASI NILAI-NILAI KEARIFAN LOKAL SUNDA DALAM PEMBELAJARAN PKN SEBAGAI PENGUAT KARAKTER SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sesuatunya belum mempunyai bentuk yang pasti. Masalah, fokus penelitian, prosedur penelitian, hipotesis yang digunakan, bahkan hasil yang diharapkan, itu semua tidak dapat ditentukan secara pasti dan jelas sebelumnya. Segala sesuatu masih perlu dikembangkan sepanjang penelitian itu.

Berdasarkan pendapat tersebut, jelas bahwa dalam penelitian kualitatif pada awalnya permasalahan belum jelas dan pasti. Dengan kata lain, yang menjadi instrument adalah peneliti itu sendiri. Tetapi setelah masalahnya yang dipelajari jelas, dapat dikembangkan dalam bentuk suatu instrumen. Peneliti dapat terjun ke lapangan melakukan pengumpulan data, analisis, dan membuat kesimpulan.

Menurut Lofland dalam Moleong (2010: hlm. 157) menyatakan bahwa: “sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan dan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan yang lainnya”. Dalam hal ini, terdapat dua jenis data: primer dan sekunder. Data primer seperti hasil wawancara dan survei yang berupa kata-kata atau tindakan dari orang yang diwawancarai dan diamati selama observasi penelitian di lapangan. Sumber data primer dalam penelitian ini yaitu kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru dan siswa.

Sumber data sekunder yaitu segala informasi tertulis seperti berbagai pendapat berkenaan dengan sistem dan proses implementasi nilai-nilai kearifan lokal Sunda pada pembelajaran PKn, baik berupa dokumen formal, dokumen pribadi ataupun selebaran yang diadakan oleh sekolah SMP Negeri 3 Purwakarta.

C. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Wawancara

(10)

73

Metty Indah Purwanti, 2016

IMPLEMENTASI NILAI-NILAI KEARIFAN LOKAL SUNDA DALAM PEMBELAJARAN PKN SEBAGAI PENGUAT KARAKTER SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sebagai pihak yang diwawancarai (kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru dan siswa).

Adapun menurut Esterberg (2002) dalam Sugiyono (2010: hlm. 317) menyatakan bahwa, “a meeting of two persons to exchange information and idea through question and responses, resulting in communication and joint

construction of meaning about a particular topic”. Dapat dikatakan bahwa wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Wawancara dalam penelitian ini menggunakan pedoman yang terstruktur mengenai permasalahan yang akan ditujukan kepada kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru dan siswa di sekolah SMP Negeri 3 Purwakarta. Sugiyono (2010: hlm. 194), wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/ kecil. Dengan menggunakan teknik wawancara ini peneliti mendapatkan informasi dari semua responden dengan susunan kata dan urutan yang telah disesuaikan kepada setiap responden yang diwawancarai. Hal tersebut sebagaimana dikemukakan Mulyana (2002: hlm. 180) wawancara adalah bentuk komunikasi antara dua orang, melibatkan seseorang yang ingin memperoleh informasi dari seorang lainnya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan berdasarkan tujuan tertentu.

(11)

74

Metty Indah Purwanti, 2016

IMPLEMENTASI NILAI-NILAI KEARIFAN LOKAL SUNDA DALAM PEMBELAJARAN PKN SEBAGAI PENGUAT KARAKTER SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. peneliti dapat menjelaskan atau memparafrase pertanyaan yang tidak dimengerti;

2. peneliti dapat mengajukan pertanyaan susulan;

3. responden cenderung menjawab apabila diberi pertanyaan;

4. responden dapat menceritakan sesuatu yang terjadi di masa silam dan masa mendatang.

Wawancara merupakan bagian dari teknik pengumpulan data untuk mengetahui permasalahan yang akan diteliti, sehingga peneliti dapat menemukan informasi terhadap responden-responden yang lebih mendalam. Adapun menurut, Nasution (2003: hlm. 113) mengemukakan bahwa “wawancara atau interview adalah suatu bentuk komunikasi verbal yang bertujuan memperoleh informasi”. Jadi dengan wawancara, peneliti akan mengetahui hal-hal yang lebih mendalam tentang partisipan dalam menginterprestasikan situasi dan fenomena yang sedang terjadi, dimana hal tersebut tidak bisa ditemukan melalui observasi.

Peneliti dapat menyimpulkan bahwa teknik wawancara yang mendalam dapat memberikan data yang valid, sehingga peneliti mengetahui betul permasalahan yang terjadi sesuai dengan situasi dan kondisi di lapangan. Oleh karena itu dalam melakukan wawancara, peneliti telah menyiapkan instrumen penelitian berupan pertanyaan-pertanyaan tertulis kepada responden-responden yang akan ditelitinya.

Dalam penelitian tentang implementasi nilai-nilai kearifan lokal Sunda dalam pembelajaran PKn sebagai penguat karakter siswa, peneliti melakukan wawancara mendalam kepada:

1. Kepala Sekolah SMP Negeri 3 Purwakarta 2. Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan 3. Guru

4. Siswa SMP Negeri 3 Purwakarta

2. Observasi.

(12)

75

Metty Indah Purwanti, 2016

IMPLEMENTASI NILAI-NILAI KEARIFAN LOKAL SUNDA DALAM PEMBELAJARAN PKN SEBAGAI PENGUAT KARAKTER SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

terjadi di lapangan dengan cara mencatat, merekam segala aktivitas. Sutrisno Hadi dalam Sugiyono (2010: hlm. 203) mengemukakan bahwa, “observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis”. Dengan teknik ini peneliti bisa memperoleh data secara langsung dan gambaran lebih jelas mengenai implementasi nilai-nilai kearifan lokal Sunda dalam pembelajaran PKn sebagai penguat karakter siswa di SMP Negeri 3 Purwakarta. Nasution (2003: hlm. 106) mengemukakan bahwa “observasi merupakan alat pengumpul data yang dilakukan untuk memperoleh gambaran lebih jelas tentang kehidupan sosial dan diusahakan mengamati keadaan yang wajar dan yang sebenarnya tanpa usaha yang disengaja untuk mempengaruhi, mengatur, atau memanipulasikannya.”

Alwasilah (2009: hlm. 154-155) mengungkapkan bahwa “observasi memungkinkan peneliti menarik inferensi (kesimpulan) ihwal makna dan sudut pandang responden, kejadian, peristiwa, atau respon yang diamati”. Teknik penelitian ini menggunakan pengamatan atau penginderaan langsung terhadap suatu benda, kondisi, situasi, proses dan perilaku. Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu berkenaan dengan implementasi nilai-nilai kearifan lokal Sunda dalam pembelajaran PKn sebagai penguat karakter siswa di SMP Negeri 3 Purwakarta. Selama observasi berlangsung keterlibatan peneliti di lapangan yaitu menngamati orang-orang sebagai subjek penelitian. Dengan kata lain, peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber data/ responden dan merasakan apa yang dilakukan oleh subjek yang diteliti selama observasi berlangsung, sehingga data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam, sehingga peneliti mengetahui dari setiap perilaku yang nampak dalam observasi penelitian.

(13)

76

Metty Indah Purwanti, 2016

IMPLEMENTASI NILAI-NILAI KEARIFAN LOKAL SUNDA DALAM PEMBELAJARAN PKN SEBAGAI PENGUAT KARAKTER SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kearifan lokal Sunda dalam pembelajaran PKn sebagai penguat karakter siswa, karena dalam observasi ini peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari sebagai sumber data dalam penelitian, sehingga hal ini dapat mempermudah peneliti dalam memperoleh data.

Adapun komponen dalam objek observasi dalam penelitian ini sebagaimana menurut Spradley dalam Sugiyono (2010: hlm. 314) terdapat tiga komponen di dalam objek observasi, antara lain:

1. Place, atau tempat dimana interaksi dalam situasi sosial sedang berlangsung. Objek yang diambil berlokasi di SMP Negeri 3 Purwakarta. 2. Actor, pelaku atau orang-orang yang sedang memainkan peran tertentu.

Subjek yang akan diteliti yaitu pejabat daerah dan warga sekolah SMP Negeri 3 Purwakarta.

3. Activity, a set of related acts people do: yaitu seperangkat kegiatan yang dilakukan orang. Dalam penelitian ini yaitu aktivitas implementasi nilai-nilai kearifan lokal Sunda dalam pembelajaran PKn di SMP Negeri 3 Purwakarta.

Hal tersebut menunjukan bahwa dalam melakukan pengamatan, peneliti dapat menentukan pola sendiri dan disesuaikan dengan situasi sosial, lingkungan dan subjek penelitian. Dengan demikian, peneliti dapat memberikan kesimpulan yang didapat berdasarkan data dan informasi selama penelitian berlangsung dan dijadikan analisis data sebagai hasil penelitian.

3. Studi dokumentasi

(14)

77

Metty Indah Purwanti, 2016

IMPLEMENTASI NILAI-NILAI KEARIFAN LOKAL SUNDA DALAM PEMBELAJARAN PKN SEBAGAI PENGUAT KARAKTER SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

narasumber. Dalam menggunakan studi dokumentasi ini peneliti memegang chek-list untuk mencari variabel yang sudah ditentukan. (Suharsimi, 2006: hlm. 231).

Pada penelitian ini, peneliti selain menggunakan teknik wawancara dan observasi, peneliti pun menggunakan teknik studi dokumentasi guna memperoleh data yang relevan mengenai implementasi nilai-nilai kearifan lokal Sunda pada pembelajaran PKn sebagai penguat karakter siswa di SMP Negeri 3 Purwakarta. Dengan kata lain, studi dokumentasi merupakan pelengkap dari hasil pengamatan observasi dan wawancara di dalam penelitian kualitatif.

Lebih lanjut, Bogdan (dalam Sugiyono, 2010: hlm. 329) menyatakan bahwa “in most tradition of qualitative research, the phrase personal document is used broadly to refer to any first person narrative produced by an individual which describes his or her own actions, experience and belief”.

Hasil penelitian yang dilakukan melalui teknik wawancara dan observasi, akan lebih tajam apabila didukung oleh sejarah pribadi, baik dalam lingkungan sosial dan autobiografi. Selain itu, penelitian ini semakin kredibel apabila dilakukan dengan menggunakan foto sebagai bahan data pelengkap penelitian yang diperoleh di lapangan. Hal tersebut didukung menurut Danial dan Warsiah (2007: hlm. 66) yang mengungkapkan bahwa studi dokumentasi adalah mengumpulkan sejumlah dokumen yang diperlukan sebagai bahan data informasi sesuai dengan masalah penelitian. Oleh karena itu, dokumen sangat berguna untuk memberikan gambaran yang lebih luas mengenai pokok-pokok penelitian tentang nilai-nilai kearifan lokal Sunda pada pembelajaran PKn di SMP Negeri 3 Purwakarta, sehingga peneliti dapat mengecek kesesuaian data yang sudah diperoleh melalui penelitian di lapangan.

4. Studi Literatur/ kepustakaan

(15)

78

Metty Indah Purwanti, 2016

IMPLEMENTASI NILAI-NILAI KEARIFAN LOKAL SUNDA DALAM PEMBELAJARAN PKN SEBAGAI PENGUAT KARAKTER SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

membaca, memelajari bahan-bahan atau sumber-sumber informasi yang ada hubungannya dengan implementasi nilai-nilai kearifan lokal Sunda dalam pembelajaran PKn sebagai penguat karakter siswa di SMP Negeri 3 Purwakarta.

Sedangkan menurut Danial dan Warsiah (2007: hlm. 67) studi kepustakaan adalah penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan mengumpulkan sejumlah buku, majalah, liflet yang berkenaan dengan masalah dan tujuan penelitian. Dengan demikian, peneliti dapat melakukan studi dokumentasi dan literatur dari dokumen yang ditemukan di SMP Negeri 3 Purwakarta dan dapat dijadikan sebagai bahan penelitian dalam menganalisis.

D. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian yang dilakukan bertempat di sekolah SMP Negeri 3 Purwakarta yang beralamat di Jalan Ahmad Yani No. 100 Kota Purwakarta 41114. Sekolah tersebut mengembangkan nilai-nilai kearifan lokal Sunda sebagai penguat karakter siswa menjadi warga negara yang unggul.

SMP Negeri 3 Purwakarta merupakan sekolah yang terletak di wilayah Purwakarta, Jawa Barat. Lebih tepatnya lagi berada di kawasan jantung kota Purwakarta, selain itu sekolah ini sudah terakreditasi A. Sehingga dalam sarana prasarana serta proses pembelajaran sekolah ini sudah diakui kualitasnya. Seiring dengan kebijakan pemerintah daerah Purwakarta, yang dimana setiap masing-masing sekolah diwajibkan untuk mengembangkan nilai-nilai kearifan lokal Sunda dalam pembelajaran, sekolah ini selalu berkomitmen dalam pengembangan nilai-nilai kearifan lokal Sunda.

(16)

79

Metty Indah Purwanti, 2016

IMPLEMENTASI NILAI-NILAI KEARIFAN LOKAL SUNDA DALAM PEMBELAJARAN PKN SEBAGAI PENGUAT KARAKTER SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Oleh karena itu, peneliti sangat antusias karena jarang sekali sekolah yang berada di pusat kota berani untuk mengembangkan nilai-nilai kearifan lokal Sunda dan seiring perkembangan zaman nilai-nilai kearifan lokal Sunda sudah mulai memudar. Untuk itu peneliti, berani untuk memastikan bahwa belum ada penelitian tentang implementasi nilai-nilai kearifan lokal Sunda, yang dimana kebijakan pemerintah mewajibkan sekolah-sekolah untuk mengembangkan nilai-nilai kearifan lokal dalam proses pembelajaran.

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini dilakukan secara purposif (bertujuan) seperti yang dikemukakan oleh Nasution (1996: hlm. 11) bahwa “metode naturalistik” tidak menggunakan sampling random (secara acak), tidak menggunakan populasi dan sampel yang banyak, seperti biasanya sedikit dan dipilih menurut tujuan (purpose) penelitian”. dan SMP Negeri 3 Purwakarta. Dipilihnya lokasi tersebut sebagai latar penelitian disebabkan daerah tersebut merupakan salah satu sekolah yang menerapkan Nilai-Nilai Kearifan Lokal Sunda sebagai Penguat Karakter Siswa.

Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah : 1. Kepala sekolah dan wakil kepala sekolah

2. Guru, sebagai pengarah dan pembimbing siswa di SMP Negeri 3 Purwakarta. 3. Siswa SMP Negeri 3 Purwakarta.

E. Prosedur Penelitian

Prosedur yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi tahap-tahap penelitian. Dengan adanya tahapan penelitian ini diharapkan peneliti dapat berpikir secara sistematis dan memperoleh informasi dan tidak serta merta

langsung memperoleh hasil yang optimal. Oleh karena itu, tahap-tahap penelitian

(17)

80

Metty Indah Purwanti, 2016

IMPLEMENTASI NILAI-NILAI KEARIFAN LOKAL SUNDA DALAM PEMBELAJARAN PKN SEBAGAI PENGUAT KARAKTER SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yaitu tahap pra lapangan dan tahap kegiatan lapangan yang tertuang sebagai

berikut :

1. Tahap Pra Peneltian

Dalam tahap ini, peneliti terlebih dahulu melakukan pra penelitian di SMP Negeri 3 Purwakarta. Tujuannya adalah mengetahui kondisi secara umum, dan memperkuat adanya permasalahan di sekolah tersebut yang berkaitan dengan implementasi nilai-nilai kearifan lokal Sunda dalam pembelajaran PKn. Hal tersebut dilakukan untuk mendapat data dan informasi yang dapat memberikan gambaran tentang proses belajar mengajar dalam pengembagan karakter siswa di sekolah tersebut.

Setelah peneliti melakukan pra penelitian, selanjutnya peneliti membuat rancangan penelitian yang terdiri dari: latar belakang penelitian, indentifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode dan teknik penelitian, lokasi dan subjek penelitian. Peneliti menentukan lokasi dan subjek penelitian di SMP Negeri 3 Purwakarta, karena disesuaikan dengan permasalahan penelitian. Setelah menentukan lokasi penelitian, peneliti selanjutnya mengurus perizinan dari instansi terkait. Proses yang dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Mengajukan surat permohonan izin mengadakan penelitian kepada Direktur Sekolah Pasca Sarjana UPI.

b. Surat permohonan izin penelitian tersebut kemudian di berikan kepada Kepala Sekolah SMP Negeri 3 Purwakarta untuk pemberian izin kepada peneliti untuk mengadakan penelitian di sekolah tersebut.

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian

(18)

81

Metty Indah Purwanti, 2016

IMPLEMENTASI NILAI-NILAI KEARIFAN LOKAL SUNDA DALAM PEMBELAJARAN PKN SEBAGAI PENGUAT KARAKTER SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

itu sendiri. Oleh sebab itu, peneliti menggunakan pedoman observasi, wawancara, dan studi dokumentasi sebagai penunjang pelaksanaan penelitian. Adapun narasumber yang akan diwawancarai oleh peneliti sebagai berikut:

a. Kepala Sekolah SMP Negeri 3 Purwakarta b. Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan c. Guru PKn

d. Siswa-siswi SMP Negeri 3 Purwakarta

Tujuan wawancara ini ialah untuk mendapatkan informasi dan data secara lengkap untuk menjawab setiap pertanyaan dari permasalahan penelitian. Di dalam pelaksanaan penelitian, peneliti selalu mencatat informasi dan data yang di dapat. Data yang terkumpul ditulis dalam bentuk cacatan lapangan, tujuannya untuk mengungkapkan permasalahan penelitian secara lengkap dan akurat.

Lebih lanjut, Nasution (2003: hlm. 33) tahap-tahap penelitian dapat dibedakan dalam tiga tahap yaitu tahap orientasi, tahap eksplorasi dan tahap member chek.

1. Tahap Orientasi

Melalui tahap ini, peneliti melakukan studi dokumentasi dan studi hasil penelitian terdahulu untuk memperkaya wawasan dan mempertajam masalah penelitian. Selanjutnya peneliti melakukan studi lapangan sebagai studi pendahuluan, tujuannya melakukan pendekatan awal dengan responden yang akan di teliti, serta melakukan observasi untuk mengumpulkan informasi awal yang sesuai dengan permasalahan penelitian.

2. Tahap Eksplorasi

Dalam tahap eksplorasi ini, peneliti memusatkan untuk mempelajari dimensi-dimensi penting dari masalah penelitian. Semua teknik yang digunakan dalam penelitian guna mengamati semua data sehingga mendapatkan informasi yang lebih mendalam.

3. Tahap Member Chek

(19)

82

Metty Indah Purwanti, 2016

IMPLEMENTASI NILAI-NILAI KEARIFAN LOKAL SUNDA DALAM PEMBELAJARAN PKN SEBAGAI PENGUAT KARAKTER SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

diperlihatkan kepada responden penelitian untuk mengkonfirmasikan bahwa data transkripsi sesuai dengan pandangan hasil mereka. Responden melakukan koreksi, mengubah atau menambahkan data informasi kepada peneliti.

Melalui tahap member chek peneliti dapat menghindari salah tafsir terhadap hasil jawaban responden ketika diwawancara, menghindari salah tafsir terhadap perilaku responden saat peneliti melakukan observasi, dan mengkonfirmasi perspektif responden ketika proses penelitian sedang berlangsung. Dengan demikian melalui tahap member check, peneliti dapat mengetahuai akurasi hasil penelitian.

F. Pengolahan dan Analisis Data

Sebuah penelitian diperlukan keabsahan data, terutama yang diperoleh melalui observasi, wawancara maupun studi dokumentasi dibutuhkan suatu teknik yang tepat. Salah satu teknik yang digunakan adalah memeriksa derajat kepercayaan atau kredibilitasnya. Dalam penelitan kualitatif pengujian kreadibilitas data dapat dilakukan dengan beberapa hal antara lain; perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan, triangulasi, diskusi dengan teman sejawat, analisis kasus negatif, membercheck.

Dalam penelitian ini, pengolahan data dan analisis melalui proses menyusun, mengkategorikan data, mencari kaitan isi dari berbagai data yang diperoleh dengan maksud untuk mendapatkan maknanya. Data yang diperoleh dan dikumpulkan dari responden melalui hasil wawancara, observasi dan studi dokumentasi di lapangan untuk selanjutnya dideskripsikan dalam bentuk laporan.

(20)

83

Metty Indah Purwanti, 2016

IMPLEMENTASI NILAI-NILAI KEARIFAN LOKAL SUNDA DALAM PEMBELAJARAN PKN SEBAGAI PENGUAT KARAKTER SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

gambar. Proses ini meliputi persiapan analisis data, analisis pemilahan data, penggalian makna yang mendalam terhadap data, menyajikan data, dan membuat interpretasi yang lebih luas tentang makna data (Creswell, 2008: hlm. 190).

Analisis data kualitatif terdiri dari tiga alur kegiatan yang dilakukan secara bersamaan yaitu: reduksi data, sajian data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi. Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemfokusan, penyederhanaan, abstraksi dan transformasi terhadap data “kasar” yang diperoleh dari catatan lapangan. Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis data yang bertujuan untuk menajamkan, mengelompokkan, memfokuskan, pembuangan yang tidak perlu, dan mengorganisasikan data untuk memperoleh kesimpulan final. Penyajian data dilakukan dengan menyajikan sekumpulan informasi yang tersusun dalam suatu kesatuan bentuk yang disederhanakan, selektif dalam konfigurasi yang mudah dipakai sehingga memberi kemungkinan adanya pengambilan keputusan. Setelah data tersaji secara baik dan terorganisasi maka dilakukan penarikan kesimpulan atau verifikasi (Miles & Huberman, 2007: hlm. 21-22) :

Proses pengumpulan dan analisis data (termasuk penulisan laporan) merupakan proses yang simultan dalam penelitian kualitatif. Pada saat

Data Collection

Data Reduction

Data

Data Display

Conclusions: Drawing/Verifying

Gambar: 3.2

(21)

84

Metty Indah Purwanti, 2016

IMPLEMENTASI NILAI-NILAI KEARIFAN LOKAL SUNDA DALAM PEMBELAJARAN PKN SEBAGAI PENGUAT KARAKTER SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pengumpulan data peneliti dapat langsung melakukan analisis informasi yang terkandung dalam data untuk menemukan gagasan pokok. Proses ini juga dapat bersifat iterative, dimana pengumpulan dan analisis data dapat dilakukan secara bolak-balik dan seterusnya. Peneliti dapat melakukan wawancara ulang terhadap individu apabila terjadi kekurangan data atau terjadi kesimpangsiuran data (Creswell, 2008: hlm. 244-245).

Hal senada bahwa, analisis data kualitatif (Bogdan & Biklen, 1982) dalam Moleong (2010: hlm. 248) dapat didefinisikan sebagai upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensistensikannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diveritakan kepada orang lain. Teknik pengolahan data dilakukan setelah data diperoleh dari hasil observasi, wawancara dan studi dokumentasi.

Miles dan Huberman (dalam Sugiyono, 2008 : hlm. 246), mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kulaitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas. Aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification.

a. Data Reduction (reduksi data)

Reduksi data adalah proses analisis yang dilakukan untuk menajamkan, menggolongkan, mengarahkan hasil peneliitian dengan menfokuskan pada hal-hal yang dianggap penting oleh peneliti, dengan kata lain reduksi data bertujuan untuk memperoleh pemahaman-pemahaman terhadap data yang telah terkumpul dari hasil catatan lapangan dengan cara merangkum,,mengklasifikasikan sesuai masalah dan aspek-aspek permasalahan yang diteliti.

b. Data Display (penyajian data)

(22)

85

Metty Indah Purwanti, 2016

IMPLEMENTASI NILAI-NILAI KEARIFAN LOKAL SUNDA DALAM PEMBELAJARAN PKN SEBAGAI PENGUAT KARAKTER SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

namun menyeluruh akan memudahkan dalam memahami gambaran-gambaran terhadap aspek-aspek yang diteliti baik secara keseluruhan maupun bagian demi bagian. Penyajian data selanjutnya disajikan dalam bentuk uraian atau laporan sesuai denga data hasil penelitian yang diperoleh.

c. Conclusion drawing verification

Conclusion drawing verification merupakan upaya untuk mencari arti,

makna, penjelasan yang dilakukan terhadap data-data yang telah dianalisis dengan mencari hal-hal penting. Kesimpulan ini disusun dalam bentuk pernyataan singkat dan mudah denga mengacu kepada tujuan penelitian. Demikian prosedur yang dilakukan peneliti dalam pelaksanaan penelitian ini. Dengan melakukan tahapan-tahapn ini diharapkan penelitian yang dilakukan ini dapat memperoleh data yang memenuhi kriteria suatau penelitian yaitu derajat kepercayaan, maksudnya data yang diperoleh dapat dipercaya dan dipertanggung jawabkan kebenarannya.

G. Validasi Data

Untuk menguji keabsahan data dalam penelitian diperlukan pengumpulan data yang diperoleh melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi hasil penelitian. Oleh karena itu, dibutuhkan teknik yang tepat guna memeriksa tingkat kepercayaan atau uji kredibilitas. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan uji validitas data melalui beberapa tahap sebagai berikut:

1. Perpanjangan pengamatan

(23)

86

Metty Indah Purwanti, 2016

IMPLEMENTASI NILAI-NILAI KEARIFAN LOKAL SUNDA DALAM PEMBELAJARAN PKN SEBAGAI PENGUAT KARAKTER SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

atau tidak”. Sehingga peneliti dapat memperoleh data yang pasti kebenarannya. Data yang pasti adalah data yang valid yang sesuai dengan apa yang terjadi di lapangan.

2. Peningkatkan ketekunan

Sugiyono (2010: hlm. 370) meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan. Dengan cara ini, peneliti dapat memilih data yang sesuai selama penelitian berlangsung, sehingga kepastian data dan urutan peristiwa dari hasil penelitian dapat di deskripsikan secara pasti dan sistematis.

3. Menggunakan referensi yang cukup

Menggunakan referensi yang cukup, peneliti menggunakan bahan pendukung untuk membuktikan data yang telah ditemukan sehingga untuk meningkatkan kepercayaan dan keabsahan penelitian. Peneliti dapat menggunakan bahan dokumentasi berupa foto-foto atau dokumen autentik sehingga dapat dapat dipercaya. Menurut Sugiyono (2010: hlm. 375) menyatakan bahwa: “yang dimaksud dengan bahan referensi di sini adalah adanya pendukung untuk membuktikan data yang telah ditemukan oleh peneliti dengan menggunakan alat-alat bantu perekam data dalam penelitian kualitatif”. Dari penjelasan tersebut bahwa peneliti dapat menggunakan alat seperti: smart phone, handycam, atau alat rekam suara lainnya untuk mendukung kredibilitas

data penelitian. 4. Triangulasi

Triangulasi diartikan sebagai pengecekan data hasil penelitian. Creswell (2012: hlm. 286) menyatakan bahwa: “(triangulate) sumber-sumber data yang berbeda dengan memeriksa bukti-bukti yang berasal dari sumber-sumber tersebut dan menggunakannya untuk membangun justifikasi tema-tema secara koheren”. Dengan demikian sumber-sumber data tersebut menambah validitas dan keabsahan penelitian .

(24)

87

Metty Indah Purwanti, 2016

IMPLEMENTASI NILAI-NILAI KEARIFAN LOKAL SUNDA DALAM PEMBELAJARAN PKN SEBAGAI PENGUAT KARAKTER SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

melaui berbagai metode. Denzin dalam Patton (2009: hlm. 99) menerangkan bahwa logika triangulasi berdasarkan kepada pada dasar pikiran bahwa:

Tidak ada metode tunggal yang secara mencukupi memecahkan masalah faktor penyebab tandingan. Karena setiap metode menyatakan aspek yang berbeda atas realitas empiris, metode ganda atas pengamatan haruslah dipakai. Hal inilah yang disebut dengan triangulasi.

Pendapat tersebut menegaskan bahwa triangulasi merupakan usaha dalam mengecek kebenaran data yang diperoleh peneliti dari berbagai sudut pandang yang berbeda dan menentukan aspek validitas informasi yang diperoleh yang kemudian disusun dalam suatu penelitian. Sugiyono (2010: hlm. 372) triangulasi dalam pengujian kredibilitas diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu. Oleh karena itu dalam penelitian ini, peneliti menggambarkan proses triangulasi data sebagai berikut:

a) Triangulasi dengan tiga sumber data

Guru PKN Kepala Sekolah/ wakil SMP Negeri 3 Purwakarta SMP Negeri 3 Purwakarta

Siswa

SMP Negeri 3 Purwakarta Sumber: diolah oleh peneliti, tahun 2015.

b) Triangulasi dengan tiga teknik pengumpulan data

(25)

88

Metty Indah Purwanti, 2016

IMPLEMENTASI NILAI-NILAI KEARIFAN LOKAL SUNDA DALAM PEMBELAJARAN PKN SEBAGAI PENGUAT KARAKTER SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Kuesioner/ dokumen

Sumber: diolah oleh peneliti, tahun 2015

c) Triangulasi dengan dengan tiga waktu pemgumpulan data

Siang Sore

Pagi

Sumber: diolah oleh peneliti, tahun 2015

5. Member Chek

Member check adalah proses pengecekan data yang diperoleh peneliti

Gambar

Gambar 3.1
Gambar 3.2
Gambar:  3.2 Components of Data Analysis: Interactive Model

Referensi

Dokumen terkait

Saya mau Pesan bukunya mas Handy yg Dasar Pemrograman SCADA Software dengan Wonderware InTouch, dan yg PLC – Teori, Pemrograman dan Aplikasinya dalam Otomasi Sistem.. caranya

Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Majalengka merupakan Organisasi Perangkat Daerah yang akan melaksanakan Program Pembangunan Kesehatan yang mengacu pada Rencana

Metode analisis data yang dilakukan adalah metode deskriptif. Metode deskriptif digunakan untuk mengungkapkan gejala-gejala atau keadaan yang terjadi pada subjek

63 tanggal 11 September 2007, pemegang saham menyetujui perubahan Anggaran Dasar Perusahaan berkenaan dengan peningkatan modal dasar Perusahaan sebesar Rp 7,2 triliun yang terdiri

Pendekatan pertama adalah restorasi (restoration) yang didefinisikan sebagai upaya untuk memulihkan kembali (recreate) ekosistem hutan aslinya melalui penanaman dengan jenis

3) Dalam hal terjadi perubahan kondisi lingkungan strategis akibat bencana yang ditetapkan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, rencana induk simpul transportasi

Analisis situasi disini dilakukan dengan memperhatikan faktor SWOT (strenght, weakness, opportunity, dan threads) yang ada pada situasi sebelum menentukan strategi

Pada tanaman kelapa sawit muda, jumlah bunga jantan lebih sedikit dibandingkan dengan bunga betina, tetapi perbandingan tersebut akan berubah sesuai dengan