• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI. Ada beberapa pengertian ekspor menurut para ahli, yaitu:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II LANDASAN TEORI. Ada beberapa pengertian ekspor menurut para ahli, yaitu:"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

9 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Ekspor

1. Pengertian Ekspor

Ada beberapa pengertian ekspor menurut para ahli, yaitu:

a. Menurut Tanjung Marolop (2011:63) “Ekspor adalah pengeluaran barang dari daerah pabeanan indonesia untuk dikirim ke luar negeri dengan mengikuti ketentuan yang berlaku terutama mengenai peraturan kepabeanan.”

b. Menurut Undang-Undang No. 10 Tahun 1995 tentang kepabeanan, Ekspor adalah kegiatan mengeluarkan barang dari Daerah pabean, dan barang yang telah diangkut atau akan dimuat di sarana pengangkut untuk dikeluarkan dari daerah pabean dianggap telah ekspor.

2. Problem Ekspor

Setiap kali melakukan transaksi, pada dasarnya para eksportir menghadapi lima masalah pokok, kelima masalah itu adalah (Amir M.S, 2004:75) :

1. Masalah produksi

Ada beberapa hal yang memerlukan perhatian khusus dalam masalah produksi, antara lain

(2)

10 a. Desain

Desain, tipe, atau model dari komoditi yang akan diekspor harus sesuai dengan perkiraan “selera” calon pembeli. Untuk mengetahui selera calon pembeli, minimal kita harus melakukan penelitian sederhana, misalnya dengan mengamati berbagai gambar atau model yang terdapat dalam majalah atau brosur tedahulu.

b. Kapasitas produksi

Banyak orang mengira bahwa masalah ekspor yang rumit adalah pemasaran.Namun fakta sering menunjukan keadaan yang berbeda. Banyak pesanan atau order telah ditempatkan kepada eksportir kita, tetapi ternyata mereka tidak mampu memenuhi pesanan itu karena kapasitas produksinya terlalu kecil ketimbang pesanan yang diterima. Tegasnya, masalah kapasitas produksi perlu pula diperhatikan dengan seksama sebelum kita melangkah untuk mengekspor.

c. Mutu komoditi

Standarisasi mutu adalah hal lain yang sangat penting pula diperhatikan, teristimewa komoditi hasil kerajinan rakyat dan industri kecil. Sering eksportir kita mengirimkan barang (comercial sample) dengan mutu yang lumayan, namun setelah pesanan diterima, barang yang dikirim tidak sesuai dengan mutu barang contoh yang menjadi landasan transaksi itu.Akibatnya timbulah

(3)

11

masalah tuntutan ganti rugi (claim) yang membawa akibat yang buruk.

2. Masalah pemasaran

Kunci keberhasilan ekspor tergantung pada pemasaran. Produksi yang baik berlimpah tidak akan ada artinya kalau tidak ada pembeli. Tetapi menemukan pembeli juga bukanlah pekerjaan yang mudah. Kita dihadapkan pada dua hal pokok yang harus dicarikan jalan keluarnya:

a. Menentukan Pasar

Kita dapat menawarkan barang secara membabi buta ke mana saja. Namun cara demikian tidaklah efektif dan tidak efisien. Cara yang lazim adalah sebagai berikut:

Melakukan penelitian sederhana tentang

1. Permintaan potensial terhadap komoditi, dengan meneliti: a. Keadaan penduduk dari negara yang dituju mengenai

jumlah, tingkat pendapatan, dan lain-lain.

b. Budaya masyarakat, misalnya India yang menghormati sapi, Saudi Arabia yang anti babi, Inggris yang aristokrasi dan lain-lain.

c. Tradisi dari penduduk dinegara yang dituju, misalnya Jepang yang suka merayakan Natal secara besar-besaran walau bukan orang kristen, orang Eropa ysng biasa libur setiap pergantian musim, dan sebagainya.

(4)

12

d. Keadaan iklim di negara yang dituju: spring, summer, autumn, winter, tropis, subtropis, dan lain-lain.

e. Selera pembeli: berselera tinggi, puritanis, seragam, konservatif, moderrnis, dan lain-lain.

2. Saingan potensial dari komoditi kita, dengan meneliti: a. Negara-negara yang mempunyai komoditi sejenis, b. Merek-merek dagang yang menjadi saingan di

pasar.

3. Mutu komoditi, dengan meneliti:

a. Termasuk komoditi bermutu netral, adaptasi, ataukah bermutu khusus.

b. Memerlukan pengepakan baru yang cocol untuk ekspor (seaworthy expor packing).

b. Menentukan sistem promosi yang tepat

Sebelum melangakah untuk melaksanakan ekspor ada baiknya ditentukan upaya promosi yang akan ditempuh seperti:

1. Melalui media masa dengan perantaraan iklan di radio, TV, majalah, surat kabar, atau membuat brousur.

2. Menyediakan benda-benda promosi seperti kalender, buku harian, gantungan kunci, korek api, alat tulis, stand pulpen, dan lain-lain novelties dan artifacts.

(5)

13

Kebijakan harga ekspor dapat ditentukan dengan salah satu dari pilihan berikut:

1. Biaya produksi ditambah persentase keuntungan (cost plus mark-up).

2. Disesuaikan dengan harga pasar yang berlaku ditempat tujuan di negara pembeli (current market price).

3. Harga dumping.

4. Harga subsidisi dan fasilitas negara pembeli seperti GSP (subsidized price).

d. Menentukan saluran pemasaran

Pemasaran barang ke luar negeri dapat kita lakukan sendiri.Cara ini disebut “pemasaran langsung”. Tetapi ekspor dapat pula dilakukan melalui “pengantara” atau melalui perusahaan lain.

Ada berbagai jenis badan usaha yang bergerak dalam perdagngan ekspor yaitu:

a. Confirming house

Confirming house adalah perusahaan setempat yang didirikan berdasarkan hukum setempat, tetapi bekerja atas perintah dan untuk kepentingan kantor induknya yang berad di luar negeri. b. Export Merchant

Export Merchant atau pedagang ekspor adalah badan usaha yang diberi izin oleh pemerintah dalam bentuk

(6)

14

suratpengakuan eksportir dan diberi kartu Angka Pengenal Ekspor (APE) serta diperkenankan melaksanakan ekspor komoditi yang dicantumkan dalam surat pengakuan itu. c. Export Agent

Export Agent atau agen ekspor adalah suatu badan usaha yang membuat sesuatu ikatan perjanjian dengan produsen suatu komoditi tertentu untuk melaksanakan ekspor komoditi itu untuk dan atas nama produsen. Bedanya dengan Export Merchant adalah bahwa Export Merchant bekerja atas biaya dan resiko sendiri, sedangkan Export Agent bertindak atas nama produsen dengan hanya mendapatkan sekedar handling fee. Karena itu Export Agent juga disebut juga sebagai Handling Export.

d. Trading House

Treding House atau Wisma Dagang adalah perusahaan dagang besar ekspor-impor.Bila suatu perusahaan dapat mengembangkan ekspornya tidak lagi terbatas pada satu atau dua komoditi, tetapi sudah aneka komoditi, maka eksportir demikian disebut General Exportersatau eksportie umum. Bila perusahaan Genral Expoerters ini juga bertindak sebagai General Importers atau importir umum, maka perusahaan itu disebut Trading House atau Wisma Dagang.

(7)

15 e. Producer Exporter

Istilah produsen eksportir hanya populer di Indonesia karena fasilitas yang diberikan kepada produsen Indonesia, khususnya produsen industri untuk ekspor.Pola integrasi antara produsen dengan perdagangan (eksportir) inilah yang menjadi cikal-bakal berkembangnya konglomerasi di Indonesia.

f. Joint Marketing Board

Joint Marketing Board atau badan pemasaran bersama adalah suatu organisasi yang didirikan oleh eksportir sejenis dengan tujuan bersama-sama menentukan kebijakan ekspor komoditi tertentu, baik mengenai kebijakan harga, penentuan kouta, pembagian pasar, serta kebijakan lain untuk memperkuat posisi tawar-menawar (bargaining position) selaku eksportir di pasar internasional.

g. Joint Venture Company

Joint Venture Comapany atau perusahaan patungan didirikan oleh pengusaha nasional dengan bekerja sama dengan pengusaha asing yang bertujuan untuk memproduksi barang-barang untuk ekspor.

h. Counter Trade

Counter Trade atau Counter Purchase adalah transaksi imbal beli, yaitu sesuatu sistem perdagangan imbal balik antara dua

(8)

16

negara.Suatu negara yang menjual suatu komoditi kepada negara lain diwajibkan untuk membeli pula komoditi dari negara tersebut.

3. Masalah Penanganan Ekspor

Tujuan akhir dari upaya pemasaran adalah menemukan pembeli. Kalau pembeli sudah ketemu, desain sudah sesuai dengan selera pembeli, harga dan mutu sudah sama-sama disepakati, waktu pengiriman barang sudah direncanakan, kontrak sudah ditandatangani, dan Letter of Credit sebagai sarana untuk pembayaran sudah diterima pula, masih ada lagi hal-hal yang perlu diurus. Hal-hal itu antara lain:

1. Barang-barang yang harus dipersiapkan untuk “Ready for Export” atau siap untuk diekspor.

2. Pengepakan harus sesuai dengan pengepakan layak laut atau seaworthy packing.

3. Kubikasinya harus sesuai dengan ukuran peti kemas supaya ongkos angkutanya rendah.

4. Perusahaan pelayaran harus dihubungi untuk membukukan muatan (cargo booking) supaya disediakan kapal tepat pada waktunya.

5. Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) harus dipersiapkan dengan bank devisa dan Bea Cukai untuk memperoleh izin muat.

(9)

17

6. Dokumen pengapalan atau shipping document harus disiapkan satu demi satu sesuai dengan ketentuan kontrak dan ketentuan dari Letter of Credit.

7. Masalah Fasilitas Ekspor

Daya saing suatu komoditi ditentukan oleh faktor langsung dan faktor tidak langsung.Faktor langsung antaranya adalah mutu komditi, harga, waktu penyerahan, intemsitas promosi, saluran pemasaran, dan layanan purna jual.Sedangkan faktor tidak langsung misalnya fasilitas ekspor dan subsidi pemerintah.

8. Masalah Kendala Ekspor

Yang dimaksud dengan kendala ekspor adalah semua hal yang menghalangi kelancaran ekspor, baik yang bersumber dari dalam negeri sendiri maupun yang sengaja diadakan oleh negara pengimpor.

B. Produksi

1. Pengertian Produksi

Ada beberapa pengertian produksi menurut para ahli, yaitu:

a. Menurut Sofjan Assuari (1978:07) “Produksi adalah segala kegiatan dalam menciptakan dan menambah kegunaan (utility) sesuatu barang atau jasa, untuk kegiatan mana dibutuhkan faktor-faktor produksi yang dalam ilmu ekonomi berupa tanah, modal, tenaga kerja dan skiils (organizational, managerial dan technical skills.”

(10)

18

b. Ahyari (1986:01) “Produksi adalah adalah suatu kegiatan yang dapat menimbulkan tambahan manfaat atau penciptaan faedah baru. Produksi juga diartikan sebagai proses penciptaan barang dan jasa dengan melakukan perubahan-perubahan terhadap input atau masukan yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan konsumen. yang dapat menimbulkan tambahan manfaat atau penciptaan faedah baru. Produksi juga diartikan sebagai proses penciptaan barang dan jasa dengan melakukan perubahan-perubahan terhadap input atau masukan yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan konsumen.

Menurut pendapat ahli diatas produksi dapat diartikan kegiatan merubah barang yang awalnya nilainya rendah menjadi bernilai tinggi dengan menggunakan beberapa faktor yang ada seperti tenaga kerja, mesin, bahan baku dan dana agar bermanfaat untuk manusia.

2. Jenis proses produksi

Jenis proses produksi ditinjau dari segi ujud proses produksi ada beberapa macam, salah satunya adalah proses perubahan bentuk (Agus Ahyari, 1984:05), yaitu:

a. Proses perubahan bentuk adalah merupakan proses produksi dengan jalan merubah bentuk. Proses produksi semacam ini banyak dipergunakan perusahaan-perusahaan, yaitu perusahaan-perusahaan yang di dalam produksinya merubah bentuk suatu barang sehingga menambah daya guna daripada barang tersebut. Contoh daripada perusahaan-perusahaan yang mempergunakan proses semacam ini

(11)

19

adalah perusahaan meubel ukir, perusahaan meubel, perusahaan sepatu dan lain sebagainya.

b. Jenis proses produksi ditinjau dari segi arus proses produksi

Ditinjau dari segi arus atau aliran bahan baku sampai dengan menjadi produk akhir di dalam suatu perusahaan, maka proses produksi dapat dibedakan menjadi dua yaitu:

1. Proses produksi terus-menerus 2. Proses produksi terputus-putus

Perbedaan ini jelas nampak pada urutan dari proses produksi. Apabila didalam suatu perusahaan terdapat urutan-urutan yang pasti sejak dari bahan mentah menjadi produk akhir, maka dapat dikatan bahwa perusahaan tersebut mempergunakan proses produksi terus-menerus. Sebaliknya apabila tidak terdapat urutan/pola yang pasti dari bahan baku sampai dengan menjadi produk akhir (urutanya dapat berubah), dapat dikatan perusahaan tersebut mempergunakan proses produksi terputus-terputus.

c. Jenis produksi ditinjau dari segi pengawasan proses produksi

Apabila proses produksi dipisahkan untuk keperluan pengawasan proses produksi, maka proses produksi tersebut dibagi menjadi dua bagian besar yaitu proses produksi utama dan proses produksi bukan utama.

Yang dimaksud dengan proses produksi utama (major) adalah merupakan suatu proses produksi dimana proses produksi tersebut

(12)

20

sesuai dengan tujuan produksi dari didirikanya perusahaan yang bersangkutan atau dengan kata lain proses produksi utama merupakan proses produksi yang menjadi inti dari kegiatan produksi dalam perusahaan. Sedangkan proses produksi bukan utama adalah merupakan proses produksi yang ada dikarenakan adanya proses produksi utama. Dengan kata lain proses produksi bukan utama adalah merupakan proses produksi yang merupakan penunjang dari proses produksi utama.

d. jenis proses produksi ditinjau dari segi pengendalian kualitas proses Untuk keperluan pengendalian kualitas dari proses produksi, maka proses produksi dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:

1. Proses produksi type A.

Yaitu merupakan suatu proses produksi, dimana setiap tahap dalam proses produksi tersebut dapat diperiksa dengan mudah 2. Proses produksi type B.

Proses produksi ini merupakan suatu proses produksi dimana terdapat ketergantungan masing-masing taraf produksi, sedangkan pemeriksaan hanya dapat dilakukan pada tahap-tahap tertentu saja.

3. Proses produksi type C.

Merupakan type proses produksi dari perusahaan-perusahaan assembling.

(13)

21 4. Proses produksi type D.

Merupakan suatu proses produksi yang mempergunakan mesin-mesin serta peralatan proses yang full automatis atau semi automatis. Dalam mesin-mesin perusahaan tersebut telah diperlengkapi dengan peralatan-peralatan khusus untuk pengendalian proses.

5. Produksi type E.

Merupakan proses produksi dari perusahaan-perusahaan perdagangan dan peusahaan-perusahaan jasa.

C. Kualitas produk

1. Pengertian kualitas

Adanya kelebihan yang melekat pada suatu komoditi yang dihasilkan suatu negara dibandingkan dengan komoditi serupa yang diproduksi di negara lain (Amir M.S, 2004:89). Sedangkan untuk menjaga kualitas produk diperlukan adanya pengawasan kualitas (Quality Control) dan juga ada beberapa faktor yang dapat menjadikan suatu komoditi mempunyai keunggulan tertentu yaitu:

a. Faktor alam

Letak geografis suatu negara, kandungan alam, dan keindahan alam dapat menjadikan sebab terciptanya keunggulan bagi suatu komoditi. b. Faktor biaya produksi

Manajemen produksi yang baik dapat menekan biaya produksi suatu komoditi. Manajemen produksi nasional yang baik akan melahirkan

(14)

22

apa yang lazim disebut sebagai keunggulan komparatife. Manajemen produksi suatu perusahaan akan melahirkan peningkatan daya saing komoditi di pasar internasional.

c. Faktor teknologi

Teknologi yang dipakai dalam produksi menentukan antara lain tingkat kapasitas produksi suatu komoditi. Yang dimaksud dengan kapasitas produksi adalah perbandingan jumlah unit produksi yang dihasilkan oleh dua jenis alat produksi dalam memproduksi suatu komoditi yang serupa, diukur dalam jangka waktu tertentu.

2. Standar produksi

Menurut Sofjan Assauri standar produksi adalah suatu ukuran yang menjadi patokan atau pegangan dalam melaksanakan kegiatan produksi (1978:133)

D. Pendekatan bahan baku

Menurut Agus Ahyari (19987:263) Seluruh perusahaan yang berproduksi untuk menghasilkan satu (atau beberapa macam) produk tentu slalu akan memerlukan bahan baku untuk pelaksanaan proses produksi. Di dalam perusahaan-perusahaan pada umumnya baik dan buruknya kualitas bahan baku tersebut akan mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap kualitas produk akhir dari perusahaan yang bersangkutan. Bahkan di dalam beberapa jenis perusahaan tertentu pengaruh kualitas bahan baku yang dipergunakan sedemikian besarnya sehingga kualitas produk akhir yang dihasilkan

(15)

23

perusahaan ini hampir seluruhnya ditentukan oleh kualitas bahan baku yang dipergunakan tersebut.

Dalam pendekatan bahan baku untuk pengendalian kualitas, terdapat beberapa hal yang sebaiknya dikerjakan oleh manajemen peusahaan agar bahan baku yang diterima perusahaan yang bersangkutan dapat dijaga kualitasnya.

Ada beberapa tahap untuk pengendalian bahan baku dengan metode pendekatan bahan baku yaitu :

a. Seleksi Sumber Bahan

Untuk pengadaan bahan baku di dalam perusahaan pada umumnya perusahaan yang bersangkutan akan mengadakan pemesanan atau pembelian kepada perusahaan-perusahaan lain (sebagai perusahaan pemasok bahan atau leveransir bahan). Dari beberapa perusahaan pemasok ini, belum tentu semuanya dapat memenuhi persyaratan sebagaimana telah ditentukan oleh perusahaan, baik dari segi harga bahan baku, waktu pengiriman bahan serta dari sisi kualitas bahan baku yang dikirim tersebut. Oleh karena itu, maka sebaiknya perusahaan yang bersangkutan ini dapat melaksanakan seleksi sumber bahan baku sehingga bahan baku yang diperolehnya akan mempunyai kualitas yang memadai dengan harga yang cukup murah.

Sehubungan dengan kegiatan seleksi sumber bahan baku ini, maka manajemen perusahaan hendaknya dapat melaksanakan seleksi ini dengan beberapa kriteria dasar yang disesuaikan dengan kepentingan

(16)

24

perusahaan yang bersangkutan. Sebagai contoh misalnya perusahaan ini sangat ketat didalam pengendalian kualitas bahan bakunya, maka kriteria yang dipergunakan adalah tingkat kualitas bahan yang dikehendaki oleh perusahaan yang bersangkutan. Demikian pula apabila suatu perusahaan sangat ketat didalam pengeluaran dana untuk pembelian bahan baku maka dasar seleksi yang paling diutamakan adalah masalah harga beli dari bahan baku yang bersangkutan. Perusahaan-perusahaan diamana keterlambatan bahan baku akan menjadi penyebab keterlambatan proses produksisehingga akan menimbulkan kerugian yang tidak sedikit, maka selayaknya memperhatikan pola pengiriman bahan baku dari masing-masing pemasok yang akan dipergunakan oleh perusahaan yang bersangkutan tersebut. Bagi perusahaan-perusahaan dimana keseluruhan dari hal-hal tersebut diatas merupakan kebutuhan yang tidak dapat ditawar lagi, maka untuk menyusun seleksi sumber bahan baku ini perlu diperhatikam beberapa hal sekaligus, misalnya harga bahan baku yang diperlukan tersebut, kualitas bahan baku yang dikirimkan, kemampuan pengiriman bahan baku dari segi waktu maupun jumlah bahan baku yang dikirimkan, serta kontinyuitas pengiriman bahan baku dalam jangka panjang.

b. Pemeriksaan Dokumen Pembelian

Dokumen yang dibuat dalam rangka pengadaan bahan baku pada suatu perusahaan akan merupakan dokumen yang sangat penting di dalam hubunganya dengan pengendalian kualitas bahan baku yang dilaksanakan

(17)

25

di dalam perusahaan yang bersangkutan. Apabila perusahaan yang akan memerlukan bahan baku ini sudah menentukan perusahaan pemasok yang akan mengirimkan bahan baku tersebut, maka hal berikutnya yang perlu untuk dilaksanakan adalah mengadakan pemeriksaan terhadap dokumen pembelian yang ada. Oleh karena dokumen pembelian ini nantinya akan menjadi referensi dari pembelian yang dilakasanakan tersebut, maka di dalam penyusuan dokumen pembelian ini perlu dilakukan dengan teliti. Dengan demikian apabila dokumen pembelian ini akan dipergunakan sebagai salah satu bahan informasi untuk penelitian pembelian bahan baku pada perusahaan tersebut, maka akan diperoleh data yang cukup jelas tentang pembelian bahan baku yang dilaksanakan oleh perusahaan yang bersangkutan tersebut.

Oleh karena dokumen pembelian ini mempunyai arti yang tidak kecil didalam hubunganya dengan pengadaan bahan baku dari perusahaan yang bersangkutan, maka sebaiknya segala sesuatunya tentang pembelian ini perlu dituliskann dengan jelas. Pedoman yang jelas tentang kualitas bahan baku yang diinginkan perusahaan tersebut, harga dari bahan baku, skedul atau jadual pengiriman bahan baku yang jelas, harga bahan baku yang dibeli tersebut barikut cara pembayaranya, merupakan beberapa hal yang harus jelas-jelas tertulis didalam dokumen pembelian yang disusun tersebut.

(18)

26 c. Pemeriksaan Penerimaan Bahan Baku

Dalam hubunganya dengan pengendalian kualitas bahan baku, maka pemeriksaan peneriamaan bahan baku akan merupakan suatu hal yang cukup besar arti dan fungsinya di dalam perusahaan tersebut. Apabila dokumen pembelian yang disusun tersebut cukup lengkap maka dalam pemeriksaan penerimaan bahan baku tersebut akan dapat didasarkan pada dokumen tersebut. Dengan demikian sebenarya kegiatan pengendalian kualitas bahan baku dengan jalan pemriksaan penerimaan bahan yang dikirim ke dalam gudang perusahaan ini akan mempunyai hubungan yang erat dengan penyusunan dokumen pembelian. Kekurangan-kekurangan yang terjadi di dalam penyusunan dokumen pembelian ini akan ,mengakibatkan kesulitan di dalam pelaksanakan pemeriksaan penerimaan bahan baku yang dikirim ke dalam gudang tersebut.

Beberapa permasalahan yang perlu untuk diketahui dalam hubungannya dengan kegiatan pemeriksaan penerimaan bahan baku di dalam gudang perusahaan tersebut antara lain adalah rencana pemeriksaan, pemeriksaan dasar, pemeriksaan contoh bahan dan catatan pemeriksaan.

1. Rencana pemeriksaan

Sehubungan dengan adanya kegiatan pengendalian kualitas bahan baku melalui pendekatan bahan-baku,di mana terdapat pemeriksaan penerimaan bahan-baku yang datang di gudang perusahaan,sejauh mungkin pemeriksaan tersebut di dasarkan atas suatu rencana pemeriksaan yang baik.didalam pemeriksaan bahan baku ini pada

(19)

27

umumnya perusahaan akan mempergunakan prosedur penerimaan bahan,di mana salah satu mata rantainya adalah pemeriksaan bahan baku.berdasarkan pada keadaan tersebut maka di dalam penyusunan rencana pemeriksaan bahan baku ini hendaknya manajemen perusahaan juga mempertimbangkan kegiatan-kegiatan yang lain yang merupakan mata rantai kegiatan penerimaan bahan,sehingga adanya pemeriksaan bahan-baku ini akan dapat menunjang kegiatan penerimaan bahan-baku dan bukannya merupakan hambatan dari penggadaan bahan baik dari perusahaan yang bersangkutan.

2. Pemeriksaan Dasar

Dimaksudkan dengan pemeriksaan dasar ini adalah merjupakan pemeriksaan yang diterapkan untuk bahan baku yang sama sekali baru, baik bentuk, jenis maupun kegunaanya. Untuk bahan baku yang baru ini tentunya perusahaan yang bersangkutan belium mempunyai pengalaman yang cukup, sehingga pemeriksaan terhadap bahan tersebut harus dilaksanakan secara menyeluruh, teliti dan cukup cermat, jika diperbandingkan dengan pemeriksaan baku yang biasa. Variabel dari bahan baku yang diperiksa pada umumnya akan menjadi lebih banyak karena perusahaan yang bersangkutan tentunya tidak ingin terperosok di dalam penggunaan bahan baku yang baru tersebut. Apabila perusahaan ini nantinya telah mempunyai pengalaman yang cukup, maka pemeriksaan bahan baku nakan dilaksanakan

(20)

28

sebagaimana pemeriksaan bahan baku yang lain sudah ada pada perusahaan tersebut.

3. Pemeriksaan Contoh bahan

Di dalam hubungannya dengan pemeriksaan bahan baku yang datang di dalam gudang perusahaan ini, maka kadang-kadang perusahaan yang bersangkutan tidak mengadakan pemeriksaan terhadap seluruh bahan baku yang datang tersebut. Untuk bahan baku yang harganya relatif murah serta populasinya relatif homogen, pemeriksaan terhadap seluruh bahan baku akan merpakan pemborosan bagi perusahaan tersebut, karena manfaat yang diperoleh dengan tambahan biaya yang harus dikeluarkan menjadi tidak seimbang lagi. Dengan mengadakan pemeriksaan terhadap contoh bahan yang diambil dari bahan yang datang tersebut, perusahaan akan dapat menekan biaya pemeriksaan bahan baku yang dikirimkan ke dalam gudang perusahaan tersebut, sementara hasil pemeriksaan ini akan dapat dipergunakan untuk menentukan apakah bahan baku yang datang tersebut dapat diterima oleh perusahaan atau harus ditolak karena tidak memenuhi persyaratan minimal sebagaimana yang telah ditentukan oleh perusahaan tersebut.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini mendapatkan hasil agar proyek tidak terlambat dilakukan percepatan pada jalur kritis menggunakan metode Time Cost Trade Off maka aktivitas yang ada di

kerjasama yang menghasilkan dana, misalnya kerjasama dengan industri farmasi untuk penelitian dan pengabdian, kerjasama dengan Alumni, serta kerjasama dengan stakeholder lainnya

Dari data tersebut menunjukkan bahwa pengembangan e-learning mata kuliah Apli- kasi Komputer 2 mempunyai efek yang po- sitif untuk digunakan dalam pembelajaran dikampus,

Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Munif (1997) yang menyatakan bahwa Bti Cair SH-14 pada dosis terendah (208g/m 2 ) mampu membunuh larva sampai dengan satu

Ini adalah port 0 yang merupakan saluran/bus I/O 8 bit open collector, dapat juga digunakan sebagai multipleks bus alamat rendah dan bus data selama adanya akses ke memori program

Konflik fisik yang terjadi itu dianggap persoalan dalam negeri, akan tetapi dunia internasional memandang bahwa persoalan tersebut merupakan tindakan pelanggaran terhadap

Untuk disebut sebagai whistleblower, saksi tersebut setidaknya harus memenuhi dua kriteria mendasar. Kriteria pertama, Whistleblower menyampaikan atau mengungkap

Sesuai dengan studi pendahuluan, dalam penelitian ini jawaban mahasiswa dikelompokkan menjadi 9 tipe kesalahan: (1) kesalahan pembuktian tanpa pengandaian, (2) kesalahan