• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Copied!
61
0
0

Teks penuh

(1)

59 4.1 Gambaran Umum Perusahaan.

4.1.1 Sejarah Singkat PT. MNC SKY VISION.

Didirikan pada tanggal 8 Agustus 1988, PT. MNC SKY VISION yang dulunya bernama PT. Matahari Lintas Cakrawala merupakan perusahaan pemegang lisensi pendistribusian tayangan televisi berlangganan di Indoensia. Perusahaan ini memulai pendistribusian tayangan televisi berlangganan melalui satelit pada awal tahun 1994 dengan nama produk “Indovision”.

Pada mulanya Indovision menggunakan jasa satelit Palapa C-2 untuk transponder dan sistem broadcasting serta menggunakan teknologi analog dengan frekuensi C-brand. Kemudian dirancang proyek pembuatan dan peluncuran satelit Indostar-1 (satelit Cakrawarta-1) yang khusus menggunakan frekuensi S-band yang lebih tahan terhadap perubahan cuaca yang dialami oleh negara tropis pada umumnya. Dalam hal ini yang bertanggung jawab mengelola dan mengoperasikan satelit tersebut adalah PT. Media Citra Indostar yang didirikan pada tanggal 22 Juli 1991 yang merupakan anak perusahaan dari PT. MNC SKY VISION.

Dengan satelit ini, Indovision dapat memberikan layanan pendistribusian tayangan televisi berlangganan lokal dan manca negara ke seluruh wilayah Indonesia secara optimal dengan menggunakan dekoder dan antena parabola mini berukuran diameter hanya 80 cm. Pada tahun 1997, dilakukan inovasi dengan mengubah sinyal penayangannya dari analog menjadi digital sehingga dapat

(2)

meningkatkan kualitas penerimaan gambar maupun suara bagi pelanggan Indovision.

Untuk menambah dan memberikan pelayanan yang terbaik kepada para pelanggannya. Pada tanggal 16 Mei 2009 PT. MNC SKY VISION kembali meluncurkan satelitnya yang terbaru yang diberinama Indostar II atau Prostar II di Baikonur, Kazakhastan. Satelit Indostar II diluncurkan untuk menggantikan Indostar I dimana terdiri dari 32 (tiga puluh dua) transponder termasuk 10 (sepuluh) transponder aktif dan tiga transponder cadangan yang berfungsi sebagai penguat gelombang frekuensi S-band.

Hadirnya Satelit Indostar II merupakan moment bersejarah bagi bangsa Indonesia terutama di bidang penyiaran. Dimana satelit tersebut memiliki kapasitas dua kali lebih banyak daripada Indostar I. Sedangkan transponder yang ada di Indostar II menggunakan frekuensi Ku-band yang di desain untuk Direct

to home (DTH) dan layanan telekomunikasi untuk di India. Selain itu juga

transponder ini juga bisa digunakan untuk akses internet berkecepatan tinggi dan layanan telekomunikasi di Filipina, Taiwan, Singapura, Thailand maupun Indonesia sendiri.

Adanya frekuensi Ku-band yang terdapat dalam satelit Indostar II, PT. MNC SKY VISION selaku pemegang lisensi produk Indovision mampu memberikan pelayanan yang lebih dimana mampu menghadirkan 120 (seratus dua puluh) channel dengan teknologi MPEG-2 dan 140 (seratus empat puluh) dengan teknologi MPEG-2 dan MPEG-4.

(3)

Pada saat ini Indovision sudah memiliki 500.000 (lima ratus ribu) pelanggan dengan peningkatan pertumbuhan pelanggan paling tinggi di Asia yaitu mencapai 65 % (enam puluh lima persen) dibanding tahun sebelumnya berdasarkan hasil riset CASBAA (Cable & Satellite Broadcasting Association of

Asia) yaitu organisasi operator TV berbayar dan channel provider di Asia. Dengan

kehadiran satelit Indostar II memberikan motivasi kepada PT.MNC SKY VISION untuk lebih menjangkau lagi masyarakat yang belum berlangganan Indovision, untuk itulah motto yang diberikan ”Leading toward 1 million subcribers”.

Saat ini PT. MNC SKY VISION memiliki 2.815 karyawan yang tersebar diseluruh Indonesia baik di kantor pusat maupun di kantor pembantu utama dan kantor pembantu cabang. Untuk kantor cabang sendiri PT.MNC SKY VISION memiliki 25 (dua puluh lima) kantor pembantu utama (KPU) dan 50 (lima puluh) kantor pembantu perwakilan (KPP) di seluruh Indonesia. Sedangkan untuk unit-unit bisnis yang ada di kantor pusat sendiri, PT. MNC SKY VISION memiliki 12 (dua belas) divisi, 25 (dua puluh lima) departemen dan 38 (tiga puluh delapan) bagian.

4.1.2 Visi dan Misi Perusahaan.

Sebagai sebuah organisasi atau perusahaan multinasional yang berfokus pada bisnis televisi berlangganan. PT. MNC SKY VISION memiliki visi dan misi untuk mencapai tujuan organisasi, adapun visi dan misi dari PT. MNC SKY VISION adalah :

(4)

a. Visi.

Adapun penjelasannya sebagai berikut :

1. Menyediakan sebuah nilai sosial ekonomi yang lebih baik bagi negara diantara kualitas dan jangkuang pasar yang lebih baik dalam industri televisi berlangganan.

2. Turut memajukan dan memodernisasi daerah-daerah pontensial yang ada di Indonesia dalam hal tranmisi televisi yang lebih baik.

3. Menjadi pilihan televisi berlangganan yang paling di cari di Indonesia dengan standar kualitas pelayanan yang terbaik.

b. Misi.

Adapun penjelasannya sebagai berikut :

1. Menawarkan konten acara yang berkualitas (hiburan, pendidikan dan informasi) untuk hiburan seluruh keluarga.

2. Menjadi pemimpin dalam pelayanan televisi berlangganan. 3. Memberikan nilai tambah yang lebih kepada para stakeholders.

4. Menyediakan sebuah televisi berlangganan yang favorit untuk semua segmen masyarakat yang ada Indonesia.

4.1.3 Logo dan Simbol PT. MNC SKY VISION.

Sebagai sebuah pioneer televisi berlangganan yang ada Indonesia. PT. MNC SKY VISION memiliki logo dan simbol perusahaan yang merupakan bentuk penjabaran dari visi dan misi perusahaan, adapun gambar tersebut sebagai berikut :

(5)

Gambar IV.1

Logo PT. MNC SKY VISION

(Sumber : Company Profile Tahun 2009, hal.1)

4.1.4 Susunan Direksi dan Komisaris PT. MNC SKY VISION.

Adapun susunan komisaris yang ada di PT. MNC SKY VISION adalah sebagai berikut :

a. Komisaris Utama.

Bapak Bambang Hary Iswanto Tanoesoedibjo b. Komisaris.

Bapak Hary Djaja c. Komisaris.

Bapak Posma Lumban Tobing d. Komisaris.

Bapak Sutanto Hartono.

Adapun susunan direksi yang ada di PT. MNC SKY VISION adalah sebagai berikut :

a. Direktur utama.

(6)

b. Wakil Direktur.

Bapak Handhianto Suryo Kentjono c. Direktur HR dan General Services.

Ibu Gwenny Setiadi d. Direktur Keuangan.

Bapak Hery Kusnanto

e. Direktur Operational dan Technical Director. Bapak Hening Tjiptadi

f. Direktur Subscriber Management. Ibu Salvona Situmeang

4.1.5 Keunggulan, Profil, dan Perangkat Produk Indovision. A. Keunggulan Produk Indovision.

Dalam memberikan pelayanan yang terbaik kepada para pelanggan setia, PT. MNC SKY VISION sebagai pemegang lisensi untuk brand produk Indovision memiliki keunggulan produk dibandingkan dengan para kompetitornya, adapun keunggulan tersebut antara lain :

1. Indovision merupakan operator televisi berlangganan melalui satelit pertama di Indonesia.

2. Satelit Indovision memiliki jangkuan diseluruh wilayah Indonesia dan Asia sehingga program dari Indovision dapat dinikmati oleh para pelanggannya diseluruh Indonesia.

(7)

3. Dengan frekuensi Ku-band, satelit yang digunakan Indovision lebih tahan terhadap perubahan cuaca yang dialami negara tropis pada umumnya seperti hujan, banjir.

4. Teknologi digital Indovision memungkinkan terjadinya transmisi sinyal digital yang menawarkan beraneka tayangan dengan gambar dan suara lebih berkualitas dibandingkan mereka yang menggunakan analog.

5. Dengan menggunakan dekoder digital dan antena parabola mini berdiameter hanya 80 cm, perangkat keras Indovision sangat mudah dipindah-pindahkan bahkan keluar kota sekalipun, tidak perlu dipasang di atap rumah, serta juga tidak perlu tempat yang terlalu luas untuk pemasangan.

6. Beberapa saluran televisi di Indovision memiliki kemampuan untuk dapat ditayangkan dalam alternatif lebih dari satu bahasa.

7. Sistem Parental lock memungkinkan para pelanggan orang tua mengunci acara-acara tertentu di Indovision yang tidak diperkenankan untuk ditonton dibawah umur dengan pasword.

8. Sistem Electronic Programme Guide (EPG) memungkinkan para pelanggan Indovision mendapatkan tampilan jadwal acara semua saluran televisi di Indovision untuk hari ini sampai 7 (tujuh) hari ke depan. Selain itu, EPG juga memungkinkan para pelanggan Indovision memilih dan memesan acara yang ingin ditonton dari jadwal yang ada.

(8)

B. Profil Produk Indovision.

Indovision sebagai operator TV berlangganan melalui satelit mendistribusikan tayangan lebih dari 96 (sembilan puluh enam) program channel tv berlangganan termasuk channel radio baik lokal maupun mancanegara keseluruh wilayah Indonesia dengan frekuensi Ku-band. Dengan dekoder digital dan antena parabola mini berdiameter hanya 80 (delapan puluh) cm, Indovision menawarkan pelayanan pendistribusian tayangan tv berlangganan yang berkualitas. Dimana pelanggan bisa memperoleh jaminan bahwa dengan teknologi digital yang dipergunakan, Indovision akan terus memberikan standar pendistribusian tayangan televisi berlangganan yang menarik.

Adapun program-program acara yang dikemas dalam paket-paket berlangganan terbaru yang ada Indovision yang bisa pelanggan nikmati sebagai berikut :

TABEL VI.I

PAKET-PAKET TERBARU INDOVISION

No Paket Venus Rp. 149.000 Paket Galaxy Rp. 179.000 Paket Supergalaxy Rp. 249.000

1 Baby TV Baby TV Baby Tv

2 Boomerang Cbeebies Cbeebies

3 Cbeebies Disney Channel Jim Jam

4 Playhouse Disney Nickelodeon Playhouse Disney

5 Cartoon Network Cartoon Network Boomerang

6 Disney Channel History Disney Channel

7 Nickelodeon Biography Nickelodeon

8 History Nat Geo Wild Cartoon Network

9 Nat Geo Wild Nat Geo Adventures YoYo TV Asia

10 Nat Geographic Channel Nat Geographic Channel KidsCo

11 BBC Knowledge BBC Knowledge History

12 MTV Asia Discovery Channel Biography

13 MNC Music Animal Planet BBC Knowledge

14 Russia Today CCTV 4 Nat Geo Wild

15 Channel News Asia Celestial Movies Nat Geo Adventures 16 Euro News Star Chinese Movies 2 Nat Geographic Channel

(9)

17 CNN International Channel V India Discovery Channel 18 BBC World News Nat Geo Music Discovery Home & Health 19 Al Jazeera International MTV Asia Discovery Turbo

20 CNBC Asia MNC Music Animal Planet

21 MNC News CCTV 9 Discovery Science

22 Vision 1 Sport Arirang Trace

23 Ginx KBS CCTV 4

24 E! Entertainment Australia Network Celestial Movies

25 Asian Food Channel Life / TBN Star Chinese Movies 2

26 MNC Entertainment Russian Today MTV Asia

27 FX Euro News Channel V India

28 Fox Fox News Nat Geo Music

29 Universal Sky News Russia Today

30 Fox Crime Channel News Asia TV 5 Monde Asia

31 Star World CNN International MNC Music

32 AXN Al Jazeera International CCTV 9

33 Animax MNC News Arirang

34 Vision Comedy SET KBS

35 CCTV 9 E! Entertainment Australia Network

36 Arirang Fashion TV Life / TBN

37 KBS Discovery Travel & Living Euro News

38 Australia Network MNC Entertainment Fox News

39 Life / TBN Crime Investigation Sky News

40 TV One AXN Beyond Channel News Asia

41 RCTI FX CNN International

42 TPI Fox Al Jazeera International

43 Global TV The Style Network Bloomberg

44 Trans TV SciFi MNC News

45 Trans 7 Thrill CNBC Asia

46 Indosiar Kiix BBC World News

47 SCTV Vision 2 Drama DW-TV Asia

48 Metro TV Fox Crime Vision 1 Sport

49 ANTV Star World SET

50 TVRI AXN E! Entertainment

51 Sun TV Vision Comedy Fashion TV

52 Plus Radio Channel Favorit Vision 1 Sport Discovery Travel & Living

53 TV One MNC Entertainment

54 RCTI Universal

55 TPI Animax

56 Global TV Ginx

57 Trans TV FOX

58 Trans 7 The Style Network

59 Indosiar Asian Food Channel

60 SCTV LI TV

61 Metro TV Crime Investigation

62 ANTV AXN Beyond

63 TVRI FX

64 Sun TV SciFi

65 Plus Radio Channel Favorit Thrill

66 Kix

67 Vision 2 Drama

68 FOX Crime

(10)

70 AXN 71 Vision Comedy 72 TV One 73 RCTI 74 TPI 75 Global TV 76 Trans TV 77 Trans 7 78 Indosiar 79 SCTV 80 Metro TV 81 ANTV 82 TVRI 83 Sun TV

Plus Radio Channel Favorit PAKET TAMBAHAN

CINEMA 1: Rp. 70.000 CINEMA2: Rp. 60.000 CINEMA3: Rp. 100.000

1 HBO MAX HBO

2 HBO Signature Star Movies HBO Signature

3 HBO Hits Hallmark HBO Hits

4 HBO Family MGM HBO Family

5 MAX 6 Star Movies 7 Hallmark 8 MGM STAR MOVIES: Rp. 25.000 SPORTS: Rp.55.000 VISION 2: Rp. 12.500

1 Star Movies ESPN Vision 2 Drama

2 Star Sports

3 Eurosport

NHK: Rp.55.000 KIDS: Rp.25.000 LIFESTYLE: Rp. 25.000

1 NHK World Premium JimJam Discovery Home & Health

2 YoYo TV Asia Discovery Turbo

3 KidsCo Discovery Science

4 LI TV

5 Trace

(Sumber: Katalog terbaru Paket Indovision, Maret 2010)

C. Perangkat Produk Indovision.

Untuk dapat mengakses tayangan-tayangan dari channel-channel TV yang didistribusikan melalui Indovision, para pelanggan membutuhkan perangkat keras sebagai berikut :

1. Dekoder digital : Berfungsi sebagai alat penerima (receiver) sinyal yang dipancarkan satelit milik Indovision sehingga

(11)

pelangga bisa mengakses channel-channel TV yang di distribusikan melalui Indovision.

2. Kartu tayang : Kartu ini dibutuhkan pelanggan untuk bisa mengakses dan membuka kode tayang sehingga tayangan menjadi aktif

3. Antena parabola mini : Berdiameter hanya 80 cm serta dilengkapi dengan LNBF (Low Noise Block Feddhorn) untuk menerima sinyal yang dipancarkan.

4.1.6 Profil Pelanggan Indovision.

Sebagai pioneer tv berlangganan di Indonesia, Indovision dalam memberikan pelayanan kepada para pelanggannya membagi berdasarkan kategori pelanggan yang dituju agar lebih fokus dalam memberikan pelayanan. Adapun kategori profil pelanggan Indovision adalah sebagai berikut :

1. Direct to Home (DTH).

Pelanggan individual yang memasang dekoder dan parabola Indovison dirumah mereka, keberadaannya tersebar di seluruh wilayah Indonesia.

2. SMATV.

Layanan SMATV (Satellite Master Anntena TV) dapat ditangkap diseluruh Indonesia menggunakan antena parabola yang dihubungkan dengan perangkat penerima satelit (head-end) dan didistribusikan ke beberapa unit pesawat TV. Dalam layanan ini, pelanggan dapat memilih program yang diinginkan secara ala carte. Pelanggan terdiri dari apartemen, real estate, perumahan, perusahaan

(12)

minyak baik pengeboran lepas pantai maupun non lepas pantai serta perkantoran.

3. Hotel.

Institusi perhotelan berbintang dan non bintang diseluruh wilayah Indonesia yang menggunakan sistem SMATV untuk mendistribusikan ke kamar-kamar yang dimiliki untuk konsumsi para pengunjung hotel. Pelanggan kategori ini bisa memilih program yang diinginkan secara ala carte. Selain hotel, pelayanan pendistribusian tayangan ini diberikan ke rumah sakit.

4.1.7 Pofil Departemen Retention.

Sebagai bagian dari unit-unit bisnis yang ada di PT. MNC SKY VISION, Departemen Retention merupakan departemen yang berada di Divisi Sucriber

Retention dan Loyalty Management (SRLM) yang mana pada awalnya terbentuk

tahun 2007 merupakan divisi yang tergolong paling muda di PT. MNC SKY VISION (Indovision) dengan usia baru satu tahun. Sebelum divisi ini berdiri sendiri dulunya divisi ini masih berada dibawah divisi Finance dan Accounting.

Bertambahnya jumlah pelanggan indovision yang setiap tahun semakin meningkat. Menyebabkan pihak manajemen perusahaan akhirnya melakukan beberapa ekspansi dan pemekaran divisi yang baru guna memaksimalkan kinerja perusahaan agar lebih optimal. Untuk menunjang proses kinerja divisi, maka divisi SRLM itu sendiri terbagi menjadi 3 (tiga) departemen.

Ketiga departemen tersebut antara lain terdiri dari: departemen Retention, departemen Remainding dan Upselling, serta departemen Credit Control dan

(13)

departemen setingkat manager. Inti pekerjaan dari ketiga departemen tersebut adalah mengelola tagihan-tagihan pelanggan sebelum tanggal jatuh tempo dimana proses untuk remaindingnya sudah berjalan sebelumnya melalui bmail (broadcastin mail), outbound call, sms, dan juga OSD (On Screen Display) yaitu pesan yang muncul dilayar televisi pelanggan.

Berbicara mengenai departemen Retention, maka berbicara mengenai bagaimana mempertahankan pelanggan indovision yang terputus karena masalah pembayaran agar tetap dapat mengaktifkan dan berlangganan indovision kembali setelah 5 (lima) hari lewat dari jatuh tempo. Proses atau tahapan itu sendiri yang dilakukan oleh departemen Retention disesuaikan dengan SOP (standar opersional pekerjaan) prosedur yang berlaku di departemen.

Tahapan pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan departemen retention dalam outbound call terdiri dari 7 (tujuh) tahapan yaitu outbound call Disc TVRI 1, Disc TVRI 2, Disc TVRI 3, Disc TVRI 4, Credit Control 1, Credit Control 2, dan Permanent. Khusus untuk pelanggan permanent sendiri outbound callnya dilakukan jika pelanggan kondisinya ingin berhenti berlangganan dan sudah menghubungi customer care Indovision langsung atau mengirimkan surat yang dikirim via fax..

Dalam rutinitas pekerjaan sehari-hari di departemen retention yang menyesuaikan 7 (tujuh) tahapan outbound call tersebut. Setiap tim yang ada di departemen retention terdiri dari 5 (lima) sampai 6 (enam) orang dengan satu orang team leader. Untuk proses kerjanya dilakukan dengan ketentuan setelah tiga hari dihubungi staff yang pertama dan ternyata pelanggan tersebut belum juga

(14)

melakukan pembayaran, maka dilanjutkan staff yang kedua serta seterusnya sampai ada tindakan dari pelanggan untuk kembali melakukan pembayaran iurannya.

Selain itu juga untuk list outbound call setiap karyawan berbeda. Untuk bagian Disc TVRI 1, Disc TVRI 2, Disc TVRI 3, dan Disc TVRI 4 jumlah listnya 80 (delapan puluh) pelanggan dengan 55 (lima puluh lima) succes call dan 7 (tujuh) pembayaran yang masuk pada hari itu juga. Untuk bagian Credit Control 1 dan Credi Control 2 jumlah listnya 75 (tujuh puluh lima) pelanggan dengan

success call 45 dan 5 (lima) pembayaran yang masuk pada hari itu juga. Khusus

untuk pelanggan Permanent pekerjaannya dilakukan pada saat terima list pelanggan berhenti berlangganan.

Saat ini total jumlah karyawan yang ada di departemen Retention berjumlah 91 (sembilan puluh satu) orang yang mana terdiri dari satu orang untuk kepala departemen, tiga orang untuk kepala bagian, 10 (sepuluh) orang team

leader serta 78 (tujuh puluh delapan) staff. Dimana karyawan yang ada di

departemen retention hanya level kepala departemen, kepala bagian dan beberapa staff saja yang sudah diangkat menjadi karyawan tetap. Sedangkan sisanya ada karyawan kontrak Indovision langsung maupun kontrak dengan outsoursing.

(15)

4.2 Hasil Penelitian.

Setelah peneliti terjun ke lapangan untuk mencari data dan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini dengan menggunakan teknik pengumpulan data, yang mana dalam hal ini baik data primer maupun data sekunder. Pada akhirnya peneliti ingin menyampaikan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif serta menggunakan metode penelitian studi kasus.

Dimana dalam hasil penelitan ini merupakan proses pengolahan data dan informasi berdasarkan data primer maupun data sekunder yang peneliti peroleh dengan menggunakan teknik analisis data dan juga teknik pemeriksaan keabsahan data yang dilakukan secara kualitatif dengan pendekataan deskriptif. Adapun data primer yang peneliti peroleh salah satunya dengan cara wawancara yang sudah dilakukan ke beberapa informan yang peneliti pilih berdasarkan karakteristik yang telah ditetapkan.

Para informan yang peneliti pilih tersebut merupakan sumber informasi atau orang dalam suatu latar penelitian yang bisa dimanfaatkan untuk memberikan informasi yang berkaitan erat dalam menjawab rumusan masalah yang menjadi pembahasan sekaligus fokus dalam penelitian ini yaitu mengenai gaya komunikasi pimpinan dalam memotivasi karyawannya.

Berdasarkan hal tersebut, maka informan yang peneliti pilih untuk diwawancara dan dimintai informasi merupakan orang-orang yang mengetahui dan mengerti dengan gaya komunikasi pimpinan dalam memotivasi karyawannya

(16)

untuk tetap bekerja yang mana dalam hal ini adalah gaya komunikasi kepala departemen retention yaitu ibu Nancy Gerda L Purba.

Dalam hal ini para informan tersebut antara lain : ibu Elis Yulistiani Luthfi selaku kepala bagian Disc TVRI I sebagai informan pertama, ibu Lisa Tandirerung selaku kepala bagian Disc TVRI II sebagai informan kedua, bapak Ahmad Ramdani selaku team leader Disc TVRI I sebagai informan ketiga, bapak Arie Fajriansyah selaku team leader Disc TVRI II sebagai informan keempat, ibu Dwi Ferdiani selaku staff Disc TVRI I sebagai informan kelima, dan bapak Satrio Rohadi selaku staff Disc TVRI II sebagai informan keenam.

Oleh karena itulah sesuai dengan judul penelitian yang peneliti angkat yaitu : Gaya Komunikasi Kepala Departemen Retention PT. MNC SKY VISION Dalam Memotivasi Karyawannya Untuk Tetap Bekerja. Hasil penelitian ini akan membahas gaya komunikasi pimpinan dalam memotivasi karyawan berdasarkan pola gaya komunikasi yang sudah ditetapkan dalam fokus penelitian disesuaikan dengan karakteristik gaya komunikasi yang digunakan oleh pimpinan.

Dalam pelaksanaan kegiatan pekerjaan sehari-hari, usaha pimpinan untuk mewujudkan hubungan sinergis antara gaya komunikasi dengan gaya kerja komunikatif. Dapat dilakukan secara konsisten dengan cara bekerjasama dengan para karyawannya. Dimaksud konsisten disini yaitu antara apa yang dikatakan oleh pimpinan dengan apa yang dilaksanakan oleh para karyawan harus sesuai dengan kondisi dan situasi pekerjaan yang terjadi sehingga menciptakan kekompakkan dan hubungan yang harmonis di lingkungan kerja yang ada departemen retention.

(17)

Adapun untuk lebih jelasnya mengenai hasil penelitian ini, maka peneliti akan menguraikannya dibawah ini sebagai berikut :

4.2.1 Keterbukaan dan Arah Komunikasi Vertikal.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti terhadap 6 (enam)

informan yang dipilih mengenai keterbukaan dan arah komunikasi vertikal yang

terjadi di departemen retention antara pimpinan dengan karyawan dan karyawan dengan pimpinan. Beberapa informan yang peneliti wawancarai menyatakan bahwa pemimpin tidak melakukan komunikasi terbuka dan tidak bersifat dua arah. Hal ini ditegaskan oleh pernyataan dari ibu Elis Yulistiani Luthfi yaitu :

”Tidak terbuka dan belum dua arah, dimana terkadang karyawan segan untuk terbuka dalam mengemukakan masalah pekerjaan yang dihadapi, selain itu juga terkadang pimpinan juga jarang untuk dapat terbuka dalam berkomunikasi dengan karyawannya” .108

Pernyataan dari ibu Elis Yulistiani tersebut ternyata mendapat dukungan dari ibu Dwi Ferdiani dimana beliau mengatakan :

”Belum terbuka dan tidak dua arah, karena disini tidak adanya keberanian yang dimiliki dari para karyawan untuk dapat mengememukan pendapat dan saran yang dimiliki, selain itu pimpinan juga kurang dalam berkomunikasi secara langsung dengan para karyawan karena untuk jalur penghubung komunikasi langsung dengan pimpinan kebanyakan melalui kepala bagian, jadi tidak langsung ke kepala departemen.109.

Selanjutnya pernyataan ketidakterbukaan dan tidak adanya komunikasi dua arah juga dirasakan oleh bapak Satrio Rohadi yaitu :

”Belum terbuka dan tidak dua arah, karena disini masih ada beberapa informasi penting yang seharusnya para karyawan ketahui karena tidak bersifat rahasia, namun yang pimpinan lakukan malah tertutup. Selain itu juga jarangnya pimpinan memberikan kesempatan untuk berkomunikasi langsung karena tipikal pimpinan yang struktural dan bersifat eskalasi”110.

108

Wawancara dengan Kepala bagian Disc TVRI I, Senin, 08 Februari 2010

109

Wawancara dengan Staff Disc TVRI I, Jumat, 12 Februari 2010

110

(18)

Dalam hal ini ternyata pernyataan tentang ketidakterbukaan serta tidak adanya komunikasi dua arah tersebut tidak dirasakan oleh beberapa informan yang lain. Beberapa informan lain menyatakan bahwa mereka justru merasakan adanya keterbukaan dan komunikasi dua arah yang dilakukan oleh ibu Nancy Gerda L. Purba sebagai kepala departemen retention. Disini ibu Lisa Tandirerung menyatakan bahwa ia merasakan adanya keterbukaan dan komunikasi dua arah yang terjadi di departemen retention yaitu :

”Komunikasi yang dilakukan sudah terbuka dan dua arah karena setiap hari sebelum bekerja dilakukan breafing team antara TL, kabag, dengan kadept, dimana dalam breafing tersebut kadept memberikan kesempatan kepada para karyawan untuk menyampaikan apa yang menjadi keinginan dan saran untuk kemajuan di departemen retention”111.

Pernyataan yang disampaikan oleh ibu Lisa Tandirerung ternyata mendapat dukungan dari bapak Ahmad Ramdani, dimana bapak Ahmad Ramdani menyatakan yaitu :

”Sudah terbuka dan dua arah karena setiap pagi selalu ada breafing dari setiap team dimana kendala yang dialami dengan staff disampaikan kepada team leader, dari team leader disampaikan kepada kabag, dari kabag disampaikan kepada kadept. Disini pimpinan memberikan solusi dan informasi yang terbaru setiap hari kepada karyawan”112.

Berkaitan dengan pernyataan yang diberikan oleh Ibu Lisa Tandirerung dan bapak Ahmad Ramdani ternyata juga dirasakan oleh bapak Arie Fajriyansah dimana :

”Sudah terbuka dan dua arah, karena setiap hari kegiatan atau permasalahan pekerjaan selalu dilakukan breafing dan eskalasi permasalahan kepada kepala departemen”113.

111

Wawancara dengan Kepala bagian Disc TVRI II, Selasa, 09 Februari 2010

112

Wawancara dengan Team leader Disc TVRI I, Rabu, 10 Februari 2010

113

(19)

Dari hasil pernyataan keenam informan pada saat dilakukan wawancara perihal mengenai keterbukaan dan arah komunikasi vertikal yang terjadi di departemen retention antara pimpinan dengan karyawan dan karyawan dengan pimpinan. Ternyata ada beberapa informan yang mengemukakan pernyataan yang berbeda. Dimana informan kedua, ketiga, dan keempat mengemukakan bahwa komunikasi yang dilakukan kepala departemen retention sudah dua arah dan terbuka

Sebaliknya beberapa informan yang lain yaitu informan pertama, kelima, dan keenam mengemukakan pernyataan bahwa komunikasi yang terjadi di departemen retention belum komunikasi dua arah dan belum terbuka. Berdasarkan hasil pernyataan keenam informan untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel dibawah ini sebagai berikut :

Tabel VI.2

Keterbukaan dan Arah Komunikasi Vertikal Keterbukaan

Komunikasi

Arah Komunikasi No Informan

Terbuka Belum Terbuka Satu Arah Dua Arah 1 Elis Yulistiani • Pimpinan jarang

terbuka dengan karyawan, sebaliknya pimpinan bersifat mengendalikan dan mengatur karyawan • Karyawan segan untuk mengeluarkan pendapat kepada pimpinan • Pimpinan jarang dapat menerima masukkan dari karyawan, • karyawan harus selalu mendengar dan menerima perintah dari pimpinan berdasarkan aturan dan prosedur yang telah

(20)

ditetapkan

2 Dwi Ferdiani • Karyawan tidak

ada keberanian mengeluarkan pendapat • Pimpinan masih tertutup dalam menyampaikan informasi • Tidak ada media langsung untuk komunikasi dengan pimpinan • Pendapat dan saran lebih banyak diterima kabag atau TL

3 Satrio Rohadi • Masih tertutup

dalam penyampaian informasi kepada karyawan walaupun bukan informasi rahasia • Pendapat dan saran dari kabag atau TL lebih banyak di dengar dibandingkan karyawan langsung • Komunikasi yang dilakukan lebih banyak antara pimpinan ke bawahan • Tipikal pimpinan yang struktural dan bersifat eskalasi menyebabkan karyawan jarang mengeluarkan pendapat 4 Lisa Tandirerung • Pimpinan

menerima masukkan dan gagasan dari karyawan karena ada breafing setiap pagi • Pimpinan membantu mencarikan solusi atas masalah yang dihadapi karyawan • Akrab, hangat, dan saling menghargai • Adanya jawaban yang diberikan oleh pimpinan terhadap masukkan yang diberikan oleh karyawan • Setiap informasi yang diberikan pimpinan selalu dimintai masukkan kepada karyawan 5 Arie Fajriansyah • Pada saat

dilakukan breafing karyawan dberikan • Adanya proses timbal balik dalam komunikasi yang terjadi

(21)

kesempatan untuk mengeluarkan gagasan • Pimpinan selalu perhatian terhadap masalah pekerjaan yang dihadapi karyawan pada saat breafing • Pimpinan menerima masukkan dari karyawan sebaliknya karyawan menerima perintah yang diberikan pimpinan 6 Ahmad Ramdani • Terbuka dan

menerima gagasan dari karyawan • Tidak pernah memakasa karyawan untuk menerima gagasan yang disampaikan pimpinan • Adanya interaksi secara langsung antara pimpinan dengan karyawan • Pimpinan dan karyawan saling bekerjasama dalam menyelesaika n masalah

(Sumber : Hasil olahan berdasarkan hasil wawancara)

4.2.2 Interaksi Antara Pimpinan Dengan Bawahan.

Selain itu juga mengenai keterbukaan dan arah komunikasi vertikal yang mana dalam hal ini dilakukan kepala departemen retention berkaitan dengan proses interaksi antara pimpinan dengan bawahan apakah sudah berjalan dengan baik. Dari keenam informan yang ada dalam penelitian ini, beberapa informan memiliki pernyataan yang berbeda. Ibu Lisa Tandirerung menegaskan dalam pernyataannya bahwa interaksi yang dilakukan Ibu Nancy Gerda L Purba :

”Proses interaksi yang terjadi sudah berjalan dengan baik dan berjalan seperti yang diharapkan, karena walaupun tidak secara langsung berinteraksi dilakukan secara tatap muka, namun dengan jawaban dan solusi yang diberikan atas masalah pelanggan yang dihadapi karyawan yang diangkat melalui milis

(22)

departemen retention sudah dapat memberikan gambaran bahwa pimpinan proaktif dalam berinteraksi langsung.”114.

Ternyata pernyataan ibu Lisa Tandirerung berkaitan dengan interaksi antara pimpinan dengan bawahan sudah berjalan dengan baik sama dengan yang pernyataan disampaikan oleh bapak Arie Fajriyansah. Dimana Bapak Arie Fajriyansah menyatakan bahwa :

”Sudah melakukan interaksi dengan baik dengan karyawan, karena disini dengan adanya breafing yang dilakukan setiap hari, para karyawan diberikan kesempatan untuk menyampaikan ide dan gagasan yang dimiliki.”115.

Berdasarkan pernyataan yang dikemukan beberapa informan diatas mengenai interaksi antara pimpinan dengan bawahan yang dilakukan oleh ibu Nancy Gerda L Purba yang mana dalam hal ini sudah berjalan dengan baik. Ternyata tidak dirasakan oleh beberapa informan yang lainnya. Dalam hal ini ibu Elis Yulistiani Luthfi menyatakan bahwa:

”Belum melakukan interaksi dengan baik dengan karyawan secara langsung, karena disini segala informasi dan kebijakan lebih banyak disampaikan lewat kepala bagian karena pimpinan merasa kepala bagian dan TL merupakan kepanjangan tangan pimpinan sehingga tidak perlu secara langsung harus disampaikan kepada para karyawan”116.

Pernyataan yang disampaikan oleh Ibu Elis Yulistiani ternyata sama dengan pernyataan yang disampaikan oleh bapak Ahmad Ramdani, dimana beliau menyatakan :

”Belum sepenuhnya melakukan interaksi dengan baik secara langsung dengan bawahan, karena disini yang lebih sering berinteraksi secara langsung dengan pimpinan adalah hanya kepala bagian, sedangkan team leader sifatnya hanya orang kedua setelah kepala bagian yang menerima informasi. Jadi disini

114

Wawancara dengan Kepala bagian Disc TVRI II, Selasa, 09 Februari 2010

115

Wawancara dengan Team leader Disc TVRI II, Kamis, 11 Februari 2010

116

(23)

karyawan sifatnya hanya menunggu informasi dari kepala bagian, selanjutnya kepala bagian menyampaikan kepada TL agar disampaikan kepada staffnya.”117.

Adapun pernyataan disampaikan bapak Ahmad Ramdani dan ibu Elis Yulistiani Luthfi, didukung oleh pernyataan dari ibu Dwi Ferdiani, dimana ibu Dwi Ferdiani menyatakan :

”Dalam berkomunikasi belum terjadi interaksi yang baik dengan karyawan, karena disini yang lebih banyak berperan dalam interaksi komunikasi adalah TL dan kabag secara langsung dalam mencarikan solusi terhadap masalah yang terjadi dan informasi yang terbaru sehingga untuk masalah saran dan gagasan dari para karyawan hanya sampai pada tingkat kabag saja.”118.

Pernyataan dari ibu Dwi Ferdiani, ibu Elis Yulistiani Luthfi, dan bapak Ahmad Ramdani juga sama dengan apa yang dirasakan oleh bapak Satrio Rohadi. Dimana menurut bapak Satrio Rohadi :

”Belum terjadi interaksi yang sesungguhnya, karena prosedur yang berlaku di departemen retention adalah setiap masalah atau saran yang ingin disampaikan bawahan atau informasi yang akan diterima oleh karyawan harus melalui TL, lalu ke kabag, dari situlah kabag baru memutuskan apakah perlu disampaikan atau tidak.”119.

Dari hasil pernyataan keenam informan pada saat dilakukan wawancara perihal mengenai interaksi antara pimpinan dengan bawahan apakah dapat berjalan dengan baik di departemen retention. Ternyata beberapa informan memiliki pernyataan yang berbeda. Dimana informan pertama, ketiga, kelima dan keenam mengemukakan bahwa interaksi yang terjadi antara pimpinan dan bawahan belum berjalan dengan baik.

117

Wawancara dengan Team leader Disc TVRI I, Rabu, 10 Februari 2010

118

Wawancara dengan Staff Disc TVRI I, Jumat, 12 Februari 2010

119

(24)

Sedangkan informan kedua dan keempat mengemukakan pernyataan bahwa interaksi yang terjadi antara pimpinan dengan bawahan sudah dapat berjalan dengan baik di departemen retention. Oleh karena itulah berdasarkan uraikan diatas untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel VI.3

Interaksi Antara Pimpinan Dengan Bawahan Interaksi Antara Pimpinan

Dengan Bawahan No Informan

Sudah Berjalan Dengan Baik Belum Berjalan Dengan Baik 1 Lisa Tandirerung • Komunikasi dilakukan secara

tatap muka

• Memberikan solusi dan jawaban atas masalah yang terjadi

• Pimpinan proaktif terhadap pendapat dan gagasan yang diberikan

2 Arie Fajriyansah • Adanya breafing yang dilakukan setiap hari

• Komunikasi dilakukan secara terbuka kepada karyawan

• Pimpinan memberikan kesempatan kepada karyawan

untuk memberikan gagasan dan ide

3 Elis Yulistiani • Komunikasi belum dilakukan

secara langsung kepada karyawan karena adanya aturan dan prosedur yang berlaku • Informasi dan kebijakan yang

diterima karyawan dilakukan melalui proses eskalasi

• Permasalahan yang dihadapi karyawan tidak bisa langsung disampaikan kepada pimpinan

4 Ahmad Ramdani • Interaksi lebih banyak

dilakukan oleh kepala bagian kepada pimpinan

• Team leader dan karyawan sifatnya menunggu informasi dari kepala bagian yang disampaikan pimpinan

• Informasi yang sampaikan kepada karyawan prosesnya

(25)

terlalu lama

5 Dwi Ferdiani • Lebih banyak yang berperan

dalam interaksi adalah kepala bagian dan TL

• Gagasan dan pendapat lebih sering diterima langsung oleh kepala bagian dan TL daripada langsung kepada pimpinan • Aturan dan prosedur yang

memaksa karyawan untuk mencari jawaban berdasarkan tingkat pekerjaan

6 Satrio Rohadi • Prosedur dan aturan yang

berlaku memaksa interaksi tidak dapat berjalan dengan baik

• Informasi yang ingin disampaikan kepada karyawan harus melalui TL lalu kepala bagian

(Sumber : Hasil olahan berdasarkan hasil wawancara)

4.2.3 Gaya Komunikasi Yang Dilakukan Kepala Departemen Retention. Mengenai gaya komunikasi yang dilakukan kepala departemen retention yang mana dalam hal ini yaitu Ibu Nancy Gerda L Purba. Beberapa informan yang peneliti wawancarai dalam penelitian ini berkaitan dengan masalah tersebut, memberikan pernyataan yang berbeda. Dalam hal ini ibu Elis Yulistiani Luthfi menyatakan bahwa :

”Gaya komunikasi yang dilakukan pimpinan dalam bekerja masih sering mengendalikan karyawan dengan kekuasaan dan wewenang yang dimiliki agar karyawan dapat bekerja dan mencapai target yang telah ditetapkan pimpinan. Selain itu juga pimpinan dalam hal memberi perintah kepada karyawan selalu terpaku dengan standar operasional yang berlaku di departemen yaitu bersifat ekskalasi, maka untuk proses penanganan masalah yang dihadapi karyawan dalam melaksanakan perintah tersebut menjadi terlalu lama karena harus mengikuti aturan yang ada yaitu bersifat struktural dan seusai dengan ketentuan yang berlaku di departemen rention”120.

120

(26)

Ternyata pernyataan yang disampaikan oleh ibu Elis Yulistiani Luthfi mengenai gaya komunikasi yang dilakukan pimpinan yaitu bersifat the controlling

style dan the structuring style juga dirasakan dan sama dengan apa yang

disampaikan oleh ibu Dwi Ferdiani. Dimana ibu Dwi Ferdiani menyatakan bahwa: ”Kepala departemen retention dalam melakukan gaya komunikasi dengan para karyawan selalu menggunakan kekuasaan dan wewenang yang dimiliki dimana karyawan diharuskan untuk memenuhi pencapaian target yang telah ditetapkan pimpinan walaupun kadang kala tidak sesuai dengan situasi dan kondisi pekerjaan dilapangan. Selain itu juga dalam setiap penerimaan informasi baru yang berkaitkan dengan pekerjaan selalu lama karena aturan yang berlaku bersifat eskalasi dimana dari kepala departemen turun ke kepala bagian, setelah itu turun ke team leader, dari team leaderlah baru staff memperoleh informasi yang baru mengenai informasi terbaru tentang pekerjaan ataupun informasi perusahaan yang harus dilakukan dan diketahui karyawan.”121

Selain itu juga pernyataan yang disampaikan ibu Dwi Ferdiani dan ibu Elis Yulistiani Luthfi tenyata didukung oleh pernyataan dari bapak Satrio Rohadi. Dimana pernyataan bapak Satrio Rohadi adalah :

”Gaya komunikasi yang dilakukan kepala departemen retention dalam pekerjaan sehari-hari masih sering mengatur, memaksakan kehendak dan bersifat ekskalasi. Ini dikarenakan setiap ada masalah pelanggan yang harus ditangani karyawan dan ingin meminta bantuan untuk mendapatkan solusi atas masalah yang terjadi kepada pimpinan langsung harus sesuai dengan prosedur dan aturan yang ada dan dilakukan secara bertahap. Selain itu juga dengan kekuasaan yang pimpinan miliki masih bersifat mengontrol dan mengatur perilaku karyawan dalam bekerja”122.

Dari pernyataan yang disampaikan oleh beberapa informan diatas, yaitu bapak Satrio Rohadi, ibu Dwi Ferdiani dan ibu Elis Yulistiani Luthfi mengenai gaya komunikasi yang dilakukan kepala departemen retention adalah the

controlling style dan the structuring style.

121

Wawancara dengan Staff Disc TVRI I, Jumat, 12 Februari 2010

122

(27)

Ternyata beberapa informan yang lain mengemukakan pernyataan yang berbeda dengan yang apa yang diarasakan mengenai gaya komunikasi yang dilakukan oleh Ibu Nancy Gerda L Purba. Dalam hal ini ibu Lisa Tandirerung mengemukakan bahwa gaya komunikasi yang dilakukan ibu Nancy Gerda L Purba adalah :

”Gaya komunikasi yang dilakukan oleh pimpinan dalam pekerjaannya sudah cukup baik karena disini pimpinan sudah cukup terbuka, saling menghargai dan bersedia menerima gagasan dari para karyawan. Selain itu juga apabila ada masalah yang muncul yang tidak bisa diambil keputusan langsung oleh kabag dan TL, maka kabag atau TL dapat bertanya langsung kepada pimpinan untuk mendapatkan masukkan dan solusi dalam mengambil keputusan dimana bisa melalui milis departemen ataupun dalam forum breafing yang diadakan pimpinan”123.

Pernyataan yang dikemukakan oleh ibu Lisa Tandirerung mengenai gaya komunikasi yang dilakukan pimpinan salah satunya adalah the equalitarian style ternyata didukung oleh pernyataan yang diberikan bapak Ahmad Ramdani. Namun dalam hal ini bapak Ahmad Ramdani juga memberikan pernyataan bahwa pimpinan selain menggunakan the equalitarian style juga menggunakan gaya komunikasi the structuring style. Dimana menurut bapak Ahmad Ramdani adalah

”Menurut saya gaya komunikasi yang sering dilakukan pimpinan dalam pekerjaan sehari-hari maupun berhubungan dengan para karyawannya sudah cukup terbuka, saling menghargai, objektif, dan selalu menegaskan prosedur dan aturan yang berlaku di departemen retention. Jadi walaupun kadang kala pimpinan sangat keras terhadap bawahan, namun sebenarnya pimpinan sangat peduli dengan masalah yang terjadi dan berusaha untuk tanggap dan cepat membantu namun dengan cara eskalasi yaitu untuk penyelesaian masalah bersifat struktural”124.

123

Wawancara dengan Kepala bagian Disc TVRI II, Selasa, 09 Februari 2010

124

(28)

Ternyata pernyataan yang dikemukakan oleh bapak Ahmad Ramdani ternyata juga dirasakan oleh bapak Arie Fajriyansah. Bapak Arie Fajriyansah menyatakan bahwa :

”Pimpinan dalam melakukan gaya komunikasi yang dimiliki sudah menekankan pengertian bersama, memiliki sikap kepedulian yang tinggi, serta terbuka. Namun dalam hal ini pimpinan juga masih menekankan pentingnya prosedur dan aturan yang berlaku dalam penyelesaian masalah maupun penyampaian informasi terbaru. Jadi disini pimpinan berusaha untuk tetap mencari solusi terhadap masalah karyawan maupun masalah pelanggan yang butuh penganganan khusus tapi disisi lain karyawan harus mengikuti prosedur dan aturan yang sudah ditetapkan departemen.”125.

Dari hasil pernyataan keenam informan pada saat dilakukan wawancara perihal mengenai gaya komunikasi yang dilakukan kepala departemen retention yang mana dalam hal ini yaitu Ibu Nancy Gerda L Purba. Ternyata beberapa

informan memiliki pernyataan yang berbeda. Dimana informan pertama, kelima,

dan keenam mengemukakan bahwa gaya komunikasi yang dilakukan oleh ibu Nancy Gerda L Purba dalam memimpin karyawannya adalah the controlling style

dan the structuring style.

Sedangkan informan kedua, ketiga, dan keempat mengemukakan pernyataan bahwa gaya komunikasi yang dilakukan kepala departemen retention bersifat the equalitarian style, namun disini bapak Ahmad Ramdani dan bapak Arie Fajriyansah sedikit berbeda, karena selain menyatakan the equalitarian style, mereka juga menyatakan bahwa gaya komunikasi yang dilakukan pimpinan juga

the structuring style.

125

(29)

Berarti dalam hal ini sebagaian besar informan yang ada dalam penelitian ini mengemukan pernyataan bahwa gaya komunikasi yang sering dilakukan oleh ibu Nancy Gerda L Purba dalam pekerjaannya sehari-hari adalah the structuring

style. Oleh karena itulah untuk lebih jelasnya mengenai uraian diatas dapat dilihat

pada tabel dibawah ini :

Tabel VI.4

Gaya Komunikasi Yang Dilakukan Kepala Departemen Retention Gaya Komunikasi No Informan Controlling Style Equalitarian Style Structuring Style Withdrawal Style Relinguishing Style 1 Elis Yulistiani • Bersifat

mengendalik an, memaksa dan mengatur • Menggunaka n kekuasaan dan wewenang • Menetapka n struktur yang berlaku • Menegaska n aturan, ukuran dan prosedur yang dipakai 2 Lisa Tandirerung • Memberika n tugas khusus kepada orang yang ahli di bidangnnya • Menekanka n pengertian bersama • Terbuka dan dapat mengungka pkan gagasan • Bersedia menerima pendapat, gagasan, dan kritikan • Mengalihkan tanggung jawab kepada orang lain • Efektif dan mau bekerjasama 3 Ahmad Ramdani • Terbuka, akrab, dan saling menghargai • Memberika n tugas khusus kepada • Menetapkan struktur yang berlaku • Menegaska n aturan, ukuran, dan prosedur

(30)

orang lain • Menekanka n pengertian bersama yang dipakai 4 Arie Fajriyansah • Menekanka n pengertian bersama • Mendari solusi dan kesepakatan bersama • Menetapkan struktur yang berlaku • Menegaskan aturan, ukuran, dan prosedur yang dipakai 5 Dwi Ferdiani • Bersifat

mengendali kan, memaksa, dan mengatur perilaku orang • Menggunak an kekuasaan dan wewenang agar orang lain mematuhi keinginanny a • Menetapkan struktur yang berlaku • Menegaska n aturan, ukuran, dan prosedur yang dipakai

6 Satrio Rohadi • Mengatur, dan mengontrol perilaku karyawan • Menggunak an kekuasaan dan wewenang • Menetapkan struktur yang berlaku • Menegaska n aturan, ukuran, dan prosedur yang dipakai

(31)

4.2.4 Peran Kepala Departemen Retention Dalam Memotivasi Karyawan. Mengenai peran kepala departemen retention dalam memotivasi karyawan.dengan gaya komunikasi yang dimiliki. Beberapa informan yang ada dalam penelitian ini, memberikan pernyataan yang berbeda mengenai hal tersebut. Dimana ibu Elis Yulistiani Luthfi menegaskan dalam pernyataannya bahwa :

”Peran pimpinan dengan gaya komunikasi yang dilakukan dalam pekerjaan sehari-hari sudah dapat memotivasi karyawannya, namun dalam hal ini hanya sedikit untuk memotivasi, karena disini gaya komunikasi yang sering dilakukan terkadang lebih bersifat memerintah dan mengatur karyawannya dalam bekerja. Selain itu juga pimpinan dalam menyelesaikan masalah karyawan atau pelanggan lebih banyak menggunakan prosedur atau yang berlaku di departemen retention yang bersifat ekskalasi”126.

Ternyata pernyataan yang dikemukakan oleh ibu Elis Yulistiani Luthfi mengenai gaya komunikasi yang dilakukan pimpinan sudah dapat memotivasi karyawan juga dirasakan oleh ibu Lisa Tandirerung. Dimana ibu Lisa Tandirerung menyatakan bahwa :

”Peran pimpinan dengan gaya komunikasi yang dimiliki sudah dan dapat memberikan motivasi kepada karyawannya walaupun terkadang tidak secara langsung disampaikan kepada karyawan karena pimpinan disini menggunakan prosedur yang berlaku yaitu dengan cara eskalasai yaitu melalui kabag, lalu dilanjutkan ke TL setelah itu baru ke staff”127.

Dalam hal ini pernyataan yang dikemukakan oleh ibu Lisa Tandirerung, dan ibu Elis Yulistiani Luthfi didukung oleh pernyataan yang disampaikan oleh bapak Ahmad Ramdani. Dimana bapak Ahmad Ramdani menyatakan :

”Menurut saya peran yang dilakukan pimpinan dengan gaya komunikasi yang dimiliki sudah dan dapat memberikan motivasi, walaupun tidak secara langsung. Dimana setiap pagi team leader selalu melakukan breaffing kepada para staff sebelum memulai bekerja sesuai dengan arahan yang disampaikan pimpinan sebelumnya dan setelah breaffing biasanya ada motivasi yang diberikan oleh TL

126

Wawancara dengan Kepala bagian Disc TVRI I, Senin, 08 Februari 2010

127

(32)

yang merupakan petunjuk langsung dari pimpinan. Jadi walaupun sudah memberikan motivasi, tapi tidak secara langsung kepada staff melainkan melalui team leader ”128.

Dari pernyataan yang dikemukakan oleh bapak Ahmad Ramdani, ibu Elis Yulistiani Luthfi, dan Ibu Lisa Tandirerung. Bapak Arie Fajriyansah juga merasakan hal yang sama dimana gaya komunikasi pimpinan sudah dan dapat memotivasi karyawan. Menurut bapak Arie Fajriyansah :

”Dalam hal ini peran pimpinan dengan gaya komunikasi yang dimiliki sudah dan dapat memotivasi karyawan, karena disini team leader dan staff dibantu pimpinan dalam menyelesaikan permasalahan pelanggan walaupun kadang kala prosesnya secara prosedural dan mengikuti aturan yang berlaku. Namun disini secara langsung memotivasi karyawan untuk tetap bekerja walaupun kadang kala bersifat memaksa dan mengatur untuk mematuhi apa yang disampaikan.”129

.

Adapun pernyataan yang dikemukakan menurut ibu Dwi Ferdiani, sama dengan apa yang disampaikan oleh ibu Elis Yulistiani Luthfi, ibu Lisa Tandirerung, bapak Ahmad Ramdani, dan bapak Arie Fajriyansah. Dimana ibu Dwi Ferdiani menyatakan bahwa :

”Menrut saya peran pimpinan dalam memotivasi karyawan dengan gaya komunikasi yang dimiliki sudah dapat memberikan motivasi kepada para karyawan dengan gaya komunikasi yang dilakukan oleh pimpinan yang mana caranya dengan menggunakan kekuasaan dan wewenang yang dimiliki agar setiap karyawan giat menyampaikan promo terbaru yang dimiliki. Walaupun pimpinan tidak secara langsung memberikan motivasi kepada para karyawan melainkan disampaikan ke kabag setelah itu baru ke team leader”130

Berkaitan dengan pernyataan yang dikemukakan oleh beberapa informan diatas yaitu ibu Dwi Ferdiani, ibu Elis Yulistiani Luthfi, ibu Lisa Tandirerung, bapak Ahmad Ramdani dan bapak Arie Fajriyansah. Ternyata pernyataan tersebut

128

Wawancara dengan Team leader Disc TVRI I, Rabu, 10 Februari 2010

129

Wawancara dengan Team leader Disc TVRI II, Kamis, 11 Februari 2010

130

(33)

juga dirasakan dan sama dengan apa yang disampaikan oleh bapak Satrio Rohadi. Dimana hal ini bapak Satrio Rohadi menyatakan :

”Menurut saya peran pimpinan dalam memotivasi karyawan dengan gaya komunikasi yang dimiliki sudah dapat memotivasi karyawannya untuk dapat tetap bekerja. karena dengan menggunakan kekuasaan dan wewenangnya yang dimiliki pimpinan dapat mengatur periilaku kerja karyawan untuk memotivasi dirinya karena sebagian besar sifat karyawan masih menunggu untuk melakukan sesuatu. Selain itu juga kadang kala motivasi yang diberikan oleh pimpinan tidak secara langsung kepada para karyawan karena pimpinan menginginkan bersifat struktural.”131.

Dari hasil pernyataan keenam informan diatas pada saat dilakukan wawancara perihal peran kepala departemen retention dalam memotivasi karyawan dengan gaya komunikasi yang dimiliki. Ternyata dari 6 (enam) pernyataan yang berikan oleh informan tersebut memiliki pernyataan yang sama. Dimana informan pertama, kedua, ketiga, keempat, kelima, dan keenam mengemukakan bahwa peran kepala departemen retention dalam memotivasi karyawan dengan gaya komunikasi yang dimiliki oleh Ibu Nancy Gerda L Purba sudah dan dapat memberikan motivasi kepada karyawannya walaupun dengan menggunakan gaya komunikasi the controlling style maupun the structuring style.

Oleh karena itulah berdasarkan pernyataan dari beberapa informan diatas untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

131

(34)

Tabel VI.5

Peran Kepala Departemen Retention Dalam Memotivasi Karyawan Peran Pimpinan Dalam Memotivasi Karyawan No Informan Sudah Dapat Belum Dapat 1 Elis Yulistiani • Memberikan motivasi kepada

karyawan walaupun bersifat memerintah dan mengatur, selain itu juga dalam penyelesaian masalah lebih banyak menggunakan prosedur dan aturan yang berlaku

2 Lisa Tandirerung • Memberikan motivasi

walaupun tidak secara langsung kepada karyawan karena bersifat ekskalasi dan motivasi yang diberikan masih bersifat mengatur kerja karyawan

3 Ahmad Ramdani • Memberikan motivasi kepada karyawan karena setiap hari dilakukan breafing sebelum bekerja yang merupakan petunjuk langsung dari pimpinan walaupun secara tidak langsung disampaikan dan juga informasi yang disampaikan bersifat aturan yang harus dilaksanakan 4 Arie Fajriyansah • Memberikan motivasi karena

pimpinan membantu menyelesaikan masalah pekerjaan karyawan walaupun prosesnya secara

prosedural dan mengikuti aturan yang berlaku serta bersifat memaksa karena harus mematuhi apa yang disampaikan

5 Dwi Ferdiani • Memberikan motivasi kepada para karyawan dengan cara menggunakan kekuasaan dan wewenang yang dimiliki serta proses penyampaiannya bersifat ekskalasi

6 Satrio Rohadi • Memberikan motivasi

walaupun dengan wewenang dan kekuasaannya untuk mengatur perilaku karyawan dan proses penyampaiannya bersifat struktural

(35)

4.2.5 Cara Karyawan Dapat Menerima Gaya Komunikasi Kepala Departemen Retention Untuk Memotivasi Diri Tetap Bekerja

Mengenai cara karyawan dalam menerima gaya komunikasi yang dimiliki kepala departemen retention untuk memotivasi dirinya tetap bekerja. Beberapa

informan yang ada dalam penelitian ini, memberikan pernyataan yang berbeda

mengenai hal tersebut. Dimana ibu Elis Yulistiani Luthfi menyatakan bahwa : ”Santai, cuek, tidak peduli dan tetap melaksanakan pekerjaan seperti biasa. Kebanyakan cara seperti itu dilakukan karyawan dalam menerima gaya komunikasi yang dilakukan pimpinan. Selain itu juga karyawan tidak terprovokasi dengan rekan kerja yang tidak menyukai gaya komunikasi yang dimiliki pimpinan, jadi disini yang terpenting bagi karyawan adalah kembali ke tujuan awal masing-masing karyawan pertama kali melamar untuk bekerja.”132.

Ternyata pernyataan yang dikemukakan oleh ibu Elis Yulistiani sama dengan pernyataan yang disampaikan ibu Lisa Tandirerung. Dimana ibu Lisa Tandirerung menyatakan bahwa cara yang dilakukan karyawan :

”Bermacam-macam cara yang dilakukan karyawan, tapi pada dasarnya tergantung dari karyawan tersebut. apakah menerima gaya komunikasi pimpinan atau menolak, karena disini karyawan bekerja memiliki tujuan utama. Berdasarkan itulah menurut saya cara yang dilakukan karyawan selama ini dalam menerima gaya komunikasi yang dilakukan pimpinan adalah tidak peduli, tetap bekerja dan cuek dengan gaya komunikasi yang dilakukan pimpinan.”133.

Pernyataan yang dikemukakan oleh ibu Lisa Tandirerung dan ibu Elis Yulistiani didukung oleh pernyataan yang dikemukakan oleh bapak Ahmad Ramdani. Dimana bapak Ahmad Ramdani menyatakan :

”Tetap bekerja dan tidak peduli, karena disini karyawan berpendapat, bekerja karena memiliki tujuan yang di inginkan dan selama perusahaan masih mengaji karyawan dan karyawan menerima hasil yang diperoleh serta masih diberikan kepercayaan untuk dapat bekerja, maka karyawan akan tetap bekerja secara maksimal sesuai dengan kemampuan karyawan tersebut”134.

132

Wawancara dengan Kepala bagian Disc TVRI I, Senin, 08 Februari 2010

133

Wawancara dengan Kepala bagian Disc TVRI II, Selasa, 09 Februari 2010

134

(36)

Selain itu juga pernyataan yang dikemukakan oleh ibu Elis Yulistiani Luthfi, ibu Lisa Tandirerung dan bapak Ahmad Ramdani ternyata senada dan sama dengan pernyataan yang disampaikan oleh bapak Arie Fajriyansah. Dimana bapak Arie Fajriyansah menyatakan :

”Tetap bekerja dan tidak peduli dengan gaya komunikasi yang dimiliki pimpinan, karena walaupun dengan gaya komunikasi yang digunakan pimpinan tidak disukai oleh karyawan, Namun dalam setiap persoalan dan masalah yang timbul, pimpinan kadang kala suka membantu persoalan dari para karyawan dalam mengatasi masalah yang dihadapi selain itu juga pimpinan juga suka menerima masukkan dan gagasan dari dari karyawan.”135.

Adapun pernyataan dari beberapa informan yaitu ibu Elis Yulistiani Luthfi, ibu Lisa Tandirerung, bapak Ahmad Ramdani, dan bapak Arief Fajriyansah juga didukung oleh pernyataan yang disampaikan oleh ibu Dwi Ferdiani. Dimana Ibu Dwi Ferdiani menyatakan bahwa :

”Tidak peduli dengan gaya komunikasi yang dimiliki pimpinan dan tetap bekerja sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan, karena selama pimpinan masih mau membantu menyelesaikan masalah dan setiap bulan karyawan menerima gaji, maka karyawan akan berusaha tetap bekerja, kecuali bila karyawan mendapatkan pekerjaan baru diluar.”136

Selain pernyataan yang disampaikan ibu Dwi Ferdiani, ibu Elis Yulistiani Luthfi, ibu Lisa Tandirerung, bapak Ahmad Ramdani, dan bapak Arie Fajriyansah. Hal senada juga dirasakan oleh bapak Satrio Rohadi. Dimana bapak Satrio Rohadi menyatakan :

”Cuek, tidak peduli dan tetap bekerja seusai dengan tanggung jawab pekerjaan, karena disini karyawan bekerja termotivasi oleh gaji dan insentif yang diberikan oleh perusahaan. asalkan lancar pembayaran setiap bulan, maka karyawan akan tetap bekerja”137.

135

Wawancara dengan Team leader Disc TVRI II, Kamis, 11 Februari 2010

136

Wawancara dengan Staff Disc TVRI I, Jumat, 12 Februari 2010

137

(37)

Dari hasil pernyataan keenam informan pada saat dilakukan wawancara perihal mengenai cara karyawan menerima gaya komunikasi yang dilakukan kepala departemen retention yang mana dalam hal ini yaitu ibu Nancy Gerda L Purba untuk memotivasi diri tetap bekerja. Ternyata beberapa informan yang peneliti miliki memeliki pernyataan yang sama yaitu dimana informan pertama, kedua, ketiga, keempat, kelima, dan keenam mengemukakan bahwa cara yang dilakukan karyawan dalam menerima gaya komunikasi yang dimiliki oleh Ibu Nancy Gerda L Purba adalah cuek, tidak peduli, konsentrasi dengan pekerjaan dan karyawan disini tetap bekerja.

Oleh karena itulah berdasarkan pernyataan dari beberapa narasumber tersebut diatas untuk lebih jelasnya dapat dilihat dapat tabel dibawah ini :

Tabel VI.6

Cara Karyawan Menerima Gaya Komunikasi Kepala Departemen Retention Untuk Memotivasi Dirinya Tetap Bekerja

Cara Karyawan Menerima Gaya Komunikasi No Informan Tidak Peduli dan

Tetap Bekerja

Peduli dan Tidak Bekerja 1 Elis Yulistiani • Santai, cuek, tidak peduli dan

tetap melaksanakan pekerjaan seperti biasa.

• Tidak terprovokasi dengan rekan kerja.

• Kembali ke tujuan awal masing-masing karyawan. 2 Lisa Tandirerung • Memiliki tujuan utama dalam

bekerja.

• Tidak peduli, tetap bekerja dan cuek dengan gaya komunikasi yang dilakukan pimpinan.

3 Ahmad Ramdani • Tetap bekerja dan tidak peduli

(38)

inginkan dan selama perusahaan masih mengaji karyawan

• Masih diberikan kepercayaan untuk dapat bekerja

4 Arie Fajriansyah • Tetap bekerja dan tidak peduli dengan gaya komunikasi yang dimiliki

• Pimpinan kadang suka membantu persoalan dari para karyawan

• Walaupun dengan gaya komunikasi yang tidak disukai, pimpinan suka menerima masukkan dan gagasan dari karyawan

5 Dwi Ferdiani • Tidak peduli dengan gaya komunikasi yang dimiliki pimpinan

• Tetap bekerja sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan

• Pimpinan masih mau membantu menyelesaikan masalah karyawan

• Karyawan masih menerima gaji dan insentif setiap bulan dari perusahaan

6 Satrio Rohadi • Cuek, tidak peduli, dan tetap bekerja sesuai dengan tanggung jawab pekerjaan. • Asalkan penerimaan gaji dan

insentif setiap bulan selalu diterima baik oleh karyawan, maka karyawan akan tetap bekerja

(Sumber : Hasil olahan berdasarkan hasil wawancara)

4.2.6 Perbedaan Gaya Komunikasi Sesuai Dengan Situasi Dan Kondisi. Mengenai perbedaan gaya komunikasi yang dilakukan kepala departemen retention berdasarkan situasi dan kondisi pekerjaan yang berbeda. Dari keenam

informan yang ada dalam penelitian ini yang peneliti wawancarai memberikan

pernyataan yang berbeda. Dimana beberapa informan mengemukakan bahwa gaya komunikasi yang dilakukan kepala departemen retention dalam situasi dan kondisi

(39)

yang berbeda tetap sama dan tidak ada perubahan. Dalam hal ini ibu Elis Yulistiani Luthfi mengemukakan dalam pernyataannya bahwa :

”Gaya komunikasi yang sering dilakukan pimpinan walaupun dalam situasi dan kondisi pekerjaan yang berbeda, gaya komunikasi yang dilakukan tidak ada perubahan karena disini pimpinan masih tetap mengontrol dan mengatur perilaku karyawan dalam bekerja dan tetap menganggap pimpinan adalah pemimpin walaupun diluar jam kantor karena pimpinan masih suka memberi perintah walaupun bukan tugas kantor. Selain itu juga setiap ada permasalahan pelanggan yang terjadi pimpinan tidak mau menerima secara langsung masalah tersebut tetapi harus dilakukan proses ekskalasi sesuai dengan prosedur yang ada untuk menganalisis berdasarkan tahapan yang ada di departemen retention. ”138.

Ternyata pernyataan yang disampaikan oleh ibu Elis Yulistiani Luthfi juga dirasakan oleh ibu Dwi Ferdiani, dimana ibu Dwi Ferdiani menyatakan bahwa gaya komunikasi pimpinan dengan situasi dan kondisi pekerjaan yang berbeda adalah :

”Menurut saya tidak ada perbedaan gaya komunikasi yang dilakukan kepala departemen retention walaupun dengan situasi dan kondisi yang berbeda, karena disini dalam melaksanakan pekerjaannya sehari-hari pimpinan lebih banyak menegaskan prosedur dan aturan yang berlaku kepada para karyawannya. Selain itu juga disini pimpinan lebih banyak membatasi dan mengatur perilaku karyawan dalam bekerja dengan membuat aturan-aturan yang sudah ditetapkan. untuk proses penyelesaian masalah atau kasus pelanggan sendiri, pimpinan masih terlalu prosedural.”139

Selain itu juga pernyataan yang disampaikan ibu Dwi Ferdiani dan ibu Elis Yulistiani Luthfi mengenai tidak ada perbedaan mengenai gaya komunikasi yang dilakukan walaupun dengan situasi dan kondisi yang berbeda ternyata didukung oleh pernyataan yang dikemukakan oleh bapak Satrio Rohadi. Dimana bapak Satrio Rohadi menyatakan bahwa :

138

Wawancara dengan Kepala bagian Disc TVRI I, Senin, 08 Februari 2010

139

(40)

”Menurut saya gaya komunikasi yang dilakukan pimpinan walaupun dengan situasi dan kondisi pekerjaan yang berbeda, caranya tetap sama dan tidak ada perbedaan. karena disini gaya komunikasi yang dilakukan pimpinan lebih banyak melakukan supervisi pekerjaan karyawan dengan mengatur dan memaksa karyawan untuk melakukan apa yang telah ditetapkan atau ditargetkan oleh pimpinan padahal situasi dan kondisi pekerjaan saat itu tidak memungkinkan. Selain itu juga sesuai dengan karakter pemimpin yang lebih banyak memfokuskan kepada prosedur dan aturan yang berlaku.”140.

Mengenai pernyataan ibu Elis Yulistiani Luthfi, ibu Dwi Ferdiani dan bapak Satrio Rohadi mengenai situasi dan kondisi pekerjaan yang berbeda namun gaya komunikasi yang dilakukan pimpinan tetap sama. Bapak Ahmad Ramdani juga mengemukakan pernyataan yang sama dan juga merasakan bahwa :

”Gaya komunikasi dilakukan pimpinan walaupun dengan situasi dan kondisi pekerjaan yang berbeda, gaya komunikasi tetap berjadi dua arah, terbuka, saling menghargai dan berusaha untuk membina hubungan baik dengan para karyawan, selain itu juga pimpinan bersedia menerima gagasan dan masukkan dari karyawan yang setiap hari dilakukan breafing sebelum bekerja, namun untuk penyelesaian masalah dan untuk mendapatkan solusi dari pimpinan. Aturan yang berlaku tetap yaitu dengan cara eskalasi dalam hal penyelesaian masalah yang bersifat struktural”141.

Ternyata pernyataan yang disampaikan oleh bapak Ahmad Ramdani juga didukung oleh pernyataan yang dikemukakan oleh bapak Arie Fajriyansah. Dimana bapak Arie Fajriyansah menyatakan :

”Tidak ada perbedaan gaya komunikasi yang digunakan walaupun dengan situasi dan kondisi pekerjaan yang berbeda. Karena disini pimpinan dalam melaksanakan pekerjaannya sehari-hari dalam hal memberikan tugas pekerjaan kepada karyawan selalu diberikan kepada team sesuai dengan porsinya masing-masing, selain itu juga setiap ada permasalahan baru pimpinan selalu melakukan breafing dimana dalam breafing tersebut pimpinan meminta masukkan dari para karyawan. Namun untuk proses pemecahan masalah yang dihadapi karyawan harus tetap menggunakan prosedur yaitu dari staff ke TL, kemudian jika tidak bisa di selesaikan dari TL ke kabag, apabila masalah tersebut butuh perhatian khusus, maka kabag akan menyerahakan masalah tersebut ke kadept untuk dicarikan solusi yang tepat.”142.

140

Wawancara dengan Staff Disc TVRI II, Sabtu, 13 Februari 2010

141

Wawancara dengan Team leader Disc TVRI I, Rabu, 10 Februari 2010

142

(41)

Mengenai pernyataan yang disampaikan oleh beberapa informan diatas bahwa gaya komunikasi yang dilakukan oleh pimpinan tetap sama dengan apa yang dilakukan walaupun dengan situasi dan kondisi pekerjaan yang berbeda yaitu the structuring style. Ternyata informan yang lain mengemukakan pernyataan yang berbeda. Dimana dalam hal ini ibu Lisa Tandirerung menyatakan bahwa :

”Gaya komunikasi yang dilakukan pimpinan berdasarkan situasi dan kondisi pekerjaan yang berbeda, maka dalam pelaksanaannya akan berbeda dalam menggunakan gaya komunikasi tersebut, karena disini pimpinan dalam setiap aktivitasnnya selalu menyesuaikan situasi dan kondisi pekerjaan yang sedang ditanganinya, jadi kadang kala pimpinan juga harus melakukan komunikasi dua arah dan terbuka, akrab, hangat, dan saling menghargai kepada para karyawan. Namun disisi lain pimpinan juga harus bersedia menerima gagasan maupun kritikan dari para karyawan jika melakukan kesalahan serta dapat mengalihkan tanggung jawab pekerjaan kepada orang yang tetap jika berhalangan hadir masuk kantor.”143.

Dari hasil pernyataan keenam informan pada saat dilakukan wawancara perihal mengenai perbedaan gaya komunikasi yang dilakukan kepala departemen retention berdasarkan situasi dan kondisi pekerjaan yang berbeda. Dalam hal ini

informan pertama, ketiga, keempat, kelima dan keenam mengemukakan bahwa

gaya komunikasi yang dilakukan oleh Ibu Nancy Gerda L Purba dalam situasi dan kondisi pekerjaan yang berbeda, gaya komunikasinya tetap sama yaitu the

structuring style

Sedangkan informan kedua mengemukakan pernyataan sebaliknya bahwa gaya komunikasi yang dilakukan pimpinan bisa berbeda melihat dengan situasi dan kondisi pekerjaan yang berbeda pula, jadi disini kadang kala pimpinan bisa

143

(42)

menggunakan gaya komunikasi the equalitarian style dan kala juga bisa menggunakan the relinguishing style. Oleh karena itulah berdasarkan uraikan diatas untuk lebih jelasanya dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel VI.7

Perbedaan Gaya Komunikasi Sesuai Dengan Situasi Komunikasi Dalam Situasi

Yang Berbeda No Informan

Ada Perbedaan Tidak Ada Perbedaan

1 Elis Yulistiani • Tetap sama, tidak ada

perbedaan yaitu the controlling style dan the structuring style

2 Dwi Ferdiani • Tetap sama, tidak ada

perbedaan, yaitu the controlling style dan the structuring style

3 Satrio Rohadi • Tetap sama, tidak ada

perbedaan, yaitu the controlling style dan the structuring style

4 Ahmad Ramdani • Tetap sama, tidak ada

perbedaan, yaitu the equalitarian style dan the structuring style

5 Arie Fajriyansah • Tetap sama, tidak ada

perbedaan, yaitu the equalitarian style dan the structuring style

6 Lisa Tandirerung • Ada perbedaan sesuai dengan situasi dan kondisi pekerjaan yang berbeda yaitu the equalitarian style dan the relinguishing style

(Sumber : Hasil olahan berdasarkan hasil wawancara)

4.2.7 Dorongan Motivasi Karyawan Untuk Tetap Bekerja.

Mengenai dorongan motivasi karyawan untuk tetap bekerja yang mana dalam hal ini untuk memenuhi kebutuhan. Dari keenam informan yang ada dalam penelitian ini mencoba mengemukakan pernyataan berdasarkan pendapatnya.

(43)

Dimana beberapa informan memberikan pernyataan yang berbeda mengenai hal tersebut. Dalam hal ini ibu Elis Yulistiani Luthfi menyatakan bahwa :

”Menurut saya dorongan yang memotivasi karyawan tetap bekerja walaupun dengan gaya komunikasi pimpinan yang tidak sesuai dengan keinginan karyawan adalah masalah keuangan, dimana dengan peneriman gaji yang diperoleh karyawan setiap bulan serta dengan pencapaian target reconnet yang didapatkan karyawan setiap bulan, maka karyawan juga akan menerima insentif. Berarti disini karyawan memotivasi dirinya dengan pendapatkan gaji dan insentif yang diterima untuk dapat memenuhi kebutuhan utama seperti makan, minum, pakaian, dan tempat tinggal. Selain itu apabila kebutuhan utama telah terpenuhi biasanya karyawan juga akan memenuhi kebutuhan lainnya yaitu kebutuhan rasa aman seperti kondisi kerja, jaminan kesehatan, asuransi, serta jaminan kecelakan kerja. Setelah kebutuhan rasa aman terpenuhi karyawan juga akan memenuhi kebutuhan lain seperti kebutuhan sosial yaitu persabahatan dan kekeluargaan antar karyawan yang ada di departemen retention dan yang terakhir juga ingin memenuhi kebutuhan penghargaan seperti pengakuan diri dalam lingkungan sosial. Mengenai faktor lain yang membuat karyawan tetap bekerja adalah karena adanya kekompakkan dan rasa kebersamaan yang tinggi diantara karyawan walaupun dengan beban kerja yang berat.”144.

Ternyata pernyataan yang dikemukan oleh ibu Elis Yulistiani Luthfi didukung oleh pernyataan yang disampaikan oleh ibu Lisa Tandirerung. Dimana menurut Ibu Lisa Tandirerung adalah :

”Menurut saya dorongan yang memotivasi karyawan untuk tetap bekerja karena dipenuhi keinginan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari yaitu makan dan minum. Selain itu juga apabila kebutuhan sehari-hari terpenuhi, maka karyawan juga menginginkan memenuhi kebutuhan rasa aman seperti adanya stabilitas dan perlindungan dari pihak perusahaan. Selain itu juga karyawan menginginkan adanya jaminan kesehatan dan asuransi dari perusahaan. Setelah kebutuhan tersebut sudah terpenuhi biasanya karyawan ingin memenuhi kebutuhan lainnya seperti kebutuhan sosialnya yang mana dalam hal ini seperti rasa cinta, persabahatan, diterima dalam kelompok dan pengakuan diri serta bersifat kekeluargaan dalam lingkungan kerja. terakhir karyawan ingin tetap bekerja karena ingin memenuhi kebutuhan penghargaan seperti kepercayaan diri dan pengakuan dalam lingkungan sosial. Disisi lain faktor lain yang membuat karyawan tetap bekerja adalah lingkungan kerja yang nyaman dan rekan kerja yang menyenangkan.”145.

144

Wawancara dengan Kepala bagian Disc TVRI I, Senin, 08 Februari 2010

145

Gambar

Gambar IV.1
TABEL VI.I
Tabel VI.2
Tabel VI.3
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sektor perikanan merupakan suatu komoditas yang bernilai bagi suatu negara, mengingat konsumsi ikan di merupakan suatu komoditas yang bernilai bagi suatu negara,

Hal ini mengingat bahwa obesitas yang terjadi di saat remaja akan memberikan potensi untuk mengalami obesitas pada usia dewasa sebesar 80%, artinya dari 10

Definisi lain mengenai citra merupakan manifestasi dari pengalaman dan harapan sehingga ia mampu memengaruhi kepuasan konsumen akan suatu barang atau jasa

Setelah dilakukan analisis data penelitian variabel UTAUT yang mempengaruhi minat mahasiswa melakukan akses ke dalam sistem informasi Akper Alkautsar dan variabel

Jadi dalam penelitian ini fenomena yang akan diteliti adalah mengenai keadaan penduduk yang ada di Kabupaten Lampung Barat berupa dekripsi, jumlah pasangan usia

Sedangkan lingkungan kerja tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kecelakaan kerja (R = 0,003), dan pada tingkat pendidikan mempengaruhi secara signifikan

Untuk mengetahui apakah suatu rekayasa sudah cukup efektif, diperlukan suatu pengukuran sebagai patokan selain visual, yaitu waktu tempuh pada sebuah ruas jalan, permasalahan terse-

Lampiran 2 : Penjelasan Penelitian Kelompok Kontrol Lampiran 3 : Penjelasan Penelitian Kelompok Perlakuan Lampiran 4 : Surat Persetujuan Menjadi Responden Lampiran 5 :