• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS OPTIMASI STRUKTUR MODAL PADA PT. PUSRI (PERSERO) Oleh WIRDA MARDYANINGSIH H

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS OPTIMASI STRUKTUR MODAL PADA PT. PUSRI (PERSERO) Oleh WIRDA MARDYANINGSIH H"

Copied!
125
0
0

Teks penuh

(1)

Oleh

WIRDA MARDYANINGSIH

H24080028

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2012

(2)

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA EKONOMI

pada Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh :

WIRDA MARDYANINGSIH

H24080028

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2012

(3)

iii

NRP : H24080028

Menyetujui, Dosen Pembimbing

(Dr. Ir. Abdul Kohar Irwanto, M.Sc.) NIP : 19491210 197803 1002

Mengetahui, Ketua Departemen

(Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc.) NIP : 19610123 198601 1002

(4)

iv

PT Pusri (Persero). Di bawah bimbingan ABDUL KOHAR IRWANTO.

PT Pupuk Sriwidjaja (Persero) yang merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menjalankan usaha di bidang produksi dan pemasaran pupuk. PT Pusri diberi tugas oleh pemerintah melaksanakan distribusi dan pemasaran pupuk bersubsidi kepada petani sebagai bentuk pelaksanaan Public Service

Obligation (PSO). Mengingat pentingnya peranan struktur modal dalam

peningkatan nilai perusahaan, maka perlu dilakukan penelitian untuk menganalisis struktur modal yang optimal untuk dijalankan oleh PT Pusri. Dengan demikian analisis optimasi struktur modal pada PT Pusri diharapkan akan memberikan jawaban struktur modal yang optimal bagi PT Pusri sehingga dapat meningkatkan profitabilitas yang berdampak pada peningkatan nilai perusahaan.

Penelitian ini bertujuan untuk : 1) Menganalisis kondisi keuangan PT Pusri , 2) Melihat perkembangan tren dari debt, modal, dan laba bersih serta melihat

forecasting kedepannya, 3) Melihat pengaruh debt terhadap peningkatan

profitabilitas, dan 4) Menganalisis Strategi Pendanaan terbaik bagi PT Pusri. Data yang digunakan adalah data sekunder. Data sekunder diperoleh melalui pengumpulan data informasi dari PT Pusri (Persero) seperti gambaran umum perusahaan, laporan keuangan perusahaan, serta rencana jangka panjang perusahaan. Pengolahan data menggunakan software Microsoft Excell, dan MINITAB 14.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada analisis rasio keuangan yang terlihat dari empat rasio yaitu pada rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio solvabilitas, dan pada rasio profitabilita, kinerja PT Pusri dapat tergolong baik. Pada analisis tren dilakukan pada modal, kewajiban jangka panjang, dan laba bersih, terlihat ketiga akun menunjukkan tren yang meningkat. Untuk melihat pengaruh antara hutang jangka panjang dengan profitabilitas maka menggunakan analisis korelasi dan regresi linear sederhana. Pada anaisis korelasi menunjukkan adanya hubungan antara kedua variabel sempurna dan positif. Sedangkan pada analisis regresi menunjukkan adanya pengaruh anatar kedua variabel yang dilihat dari nilai p-value < taraf nyata yaitu 0,043<0,05 maka hutang jangka panjang berpengaruh terhadap laba bersih dengan tingkat keeratan yang dilihat dari nilai R-sq sebesar 72,35%.

Analisis valuasi untuk melihat nilai perusahaan, menggunakan dua metode yaitu FCFF (Free Cash Flow of Firm) dan APV (Adjusted Present Value). Nilai perusahaan terlihat dari FCFF dan APV 2006-2010 cukup berfluktuasi, rata-rata nilai perusahaan tahun 2006-2010 yaitu FCFF sebesar Rp 732.421.399.000,00 dan APV sebesar Rp 933.827.133.000,00. Hasil pada skenario pengembangan tahun 2013 peningkatan pada nilai perusahaan menjadi Rp 3.481.118.000.000,00. Analisis optimasi struktur modal dilakukan setelah diperoleh hasil valuasi. Optimasi terjadi ketika tingkat hutang berbanding dengan ekuitas sebesar 20%:80%. Pada tahun 2010 perusahaan menggunakan tingkat hutang sebesar 36%, dengan demikian perusahaan mengalami penurunan nilai perusahaan hampir mencapai 2,29%. Analisis optimasi yang dilakukan pada skenario tahun 2013 menggunakan tingkat hutang optimal 20% dan ekuitas 80%, rencana yang akan dilakukan PT Pusri dengan menggunakan tingkat hutang 62,76%, akan

(5)

v

meningkatkan kinerjanya yaitu dengan meningkatkan penjualan yang berdampak pada peningkatan profitabilitas. Penurunan leverage hendaknya dilakukan secara bertahap bersamaan dengan pelaksanaan investasi, adapun kekurangan dana kebutuhan investasi sebesar 42,76% dapat dilakukan dengan divestasi, joint

(6)

vi

Penulis dilahirkan di Palembang pada tanggal 7 Maret 1991 dari pasangan suami istri, ayahanda Abdul Syukur dan ibunda Tukini. Penulis yang bernama lengkap Wirda Mardyaningsih merupakan anak kedua dari dua bersaudara. Penulis merupakan adik kandung dari Deddy Kurniawan.

Penulis memulai pendidikan di taman kanak-kanak YSPP Pusri Palembang pada tahun 1994 hingga tahun 1996. Kemudian penulis melanjutkan pendidiknnya di Sekolah Dasar Xaverius 3 Palembang dan lulus pada tahun 2002. Penulis menamatkan pendidikan menengah pertama di Sekolah Menengah Pertama Negeri 8 Palembang pada tahun 2005. Penulis melanjutkan pendidikan menegah atas di Sekolah Menegah Atas Negeri 5 Palembang dan lulus pada tahun 2008. Kemudian pada tahun 2008 penulis diterima di Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI).

Selama menuntut ilmu di IPB, penulis aktif di organisasi diantaranya yaitu Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) CENTURY yaitu Centre of Entrepreneur

Development for Youth. Pada periode 2009-2011 penulis mendapat amanah

sebagai Anggota Divisi Human Resource Development (HRD). Selanjutnya penulis memulai belajar berorganisasi setelah masuk departemen manajemen dengan memulai mengikuti BEM Muda BEM FEM yaitu program magang yang diselenggarakan BEM FEM pada tahun 2009. Penulis mulai tertarik berkontribusi untuk FEM, oleh karena itu pada akhirnya penulis selama dua tahun berturut-turut bergabung dengan BEM FEM. Pada periode tahun 2009-2010 penulis diamanahkan menjadi bendahara teknis BEM FEM. Periode selanjutnya yaitu pada tahun 2010-2011 penulis kembali diamanahkan untuk menjadi Direktur Audit Internal BEM FEM.

(7)

vii

Puji dan syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa apa yang telah dilimpahkan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan penelitian ini dengan judul “Analisis Optimasi Struktur Modal Pada PT. Pusri (Persero)” yang mana penulisan ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Dalam penulisan penelitian ini penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan ini masih kurang sempurna. Namun demikian, besar harapan penulis semoga penulisan ini berguna sebagai tonggak dalam menekuni ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran-saran, kritik, dan petunjuk yang membangun untuk kesempurnaan penulisan.

Akhir kata, semoga Allah yang Maha Esa melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepda semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyusun usulan penelitian ini.

Bogor, April 2012

(8)

viii

Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian skripsi ini. Shalawat serta salam selalu tercurah kepada junjungan besar Nabi Muhammad SAW dan keluarganya. Skripsi ini disusun dengan judul “Analisis Optimasi Struktur Modal Pada PT Pusri (Persero)”. Rasa syukur dan terima kasih tak terhingga serta penghargaan setinggi-tingginya tak lupa penulis sampaikan kepada :

1. Keluarga tercinta : Mama, Papa, Kak Deddy, Bude atas kasih sayang, motivasi, perhatian serta dukungan materil maupun non materil yang telah diberikan. Semoga Allah senantiasa memberikan kesempatan untuk dapat membahagiakan mereka.

2. Dr. Ir. Abdul Kohar Irwanto, M.Sc yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga, pikiran serta kesabarannya dalam memberikan bimbingan, saran, dan kritik dalam menyusun penulisan tugas akhir ini.

3. Ibu Yusrina Permana Sari, Sos, ME dan Bapak Alim Setiawan Slamet, S.Tp. M.Si. selaku dosen penguji yang telah bersedia untuk menjadi penguji pada sidang skripsi dan memberikan masukan serta saran untuk skripsi ini.

4. Manajer Keuangan PT Pusri (Pak Rizal), Staf diklat PT Pusri (Pak Basir), pak deswan, pak mariyanto, serta seluruh staff dan karyawan di departemen keuangan, dinas pengelolaan dana, dinas hutang piuutang, dan sub bagian pengelolaan dana atas bantuan dalam perolehan data penelitian. 5. Ramdhani yang telah meluangkan waktu, tenaganya dan dukungan yang

diberikan kepada penulis.

6. Kak anto yang telah meluangkan waktu, pikiran dan saran yang diberikan dalam penyelesaiaan penelitian ini.

7. Sahabat tersayangku Merry, Mia, Dwi, Wina, Sapri, Dino dan Reza yang selalu memberikan motivasi bagi penulis.

8. Sahabat seperjuangan Kikay, Rima, I.k, Dwi dan Rara. Terima kasih atas perhatian dan kasih sayang yang telah diberikan, dan menjaga penulis selama menempuh pendidikan di IPB.

(9)

ix

10. Teman satu bimbingan skripsi : Rida, Amel, Sheila, Mumun, Nisaul, Wita, dan Ratu yang selalu memberikan motivasi dan semangat untuk berjuang bersama selama penelitian.

11. Ibu Yeyet, Teh Asih, Pak Hadi, Mas Entis beserta staf TU yang telah memberikan kemudahan birokrasi dalam penyelesaian administrasi skripsi ini.

12. Teman-teman Manajemen 45 dalam kebersamaan dan kekeluargaannya selama perkuliahan. Semoga tali silaturrahim akan selalu terjalin diantara kita.

13. Fennyka, Meylisa, Satchie dan teman-teman “Pondok Putri YN” yang selalu dalam kebersamaan dan jalinan persaudaraan.

14. Teman-teman BEM FEM dan CENTURY yang selalu memberikan warna berupa pelajaran berharga serta pengalaman tak terlupakan selama kuliah di IPB dan kekeluargaan yang tidak akan terlupakan.

15. Seluruh pihak yang telah ikut serta membantu dalam penyelesaian tugas akhir ini dan juga pihak yang telah berpartisipasi selama kuliah di IPB yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

(10)

x

Halaman RINGKASAN

RIWAYAT HIDUP ... ... ... vi

KATA PENGANTAR ... ... ... vii

UCAPAN TERIMA KASIH ... ... ... viii

DAFTAR TABEL ... ... ... xii

DAFTAR GAMBAR ... ... ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... ... ... xiv

I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 4

1.3. Tujuan Penelitian ... 5

1.4. Manfaat Penelitian ... 5

1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 5

II TINJAUAN PUSTAKA ... 7

2.1. Struktur Modal ... 7

2.1.1. Perkembangan Teori Struktur Modal ... 8

2.1.2. Faktor-Faktor Penentu Struktur Modal ... 9

2.2. Teori Struktur Modal Modigliani-Miller (MM) ... 11

2.2.1. Modiliani-Miller Model 1 (without corporate taxes) . 11 2.2.2. Modiliani-Miller Model 2 (with corporate taxes) ... 13

2.3. Financial Distress dan Agency Theory... 15

2.3.1. Financial Distress ... 15

2.3.2. Agency Theory ... 16

2.4. Pecking Order Theory ... 16

2.5. Analisis Laporan Keuangan ... 17

2.5.1. Rasio Keuangan ... 18

2.5.2. Analisis Tren ... 19

2.6. Regresi dan Korelasi Linear Langsung ... 19

2.7. Biaya Modal ... 20

2.7.1. Biaya Modal Rata-Rata Tertimbang ... 20

2.7.2. Cost of Equity ... 21

2.8. Hutang ... 22

2.9. Struktur Modal Optimal ... 23

2.10. Valuasi ... 26

2.11. Penelitian Terdahulu ... 29

III METODE PENELITIAN ... 30

3.1. Kerangka Pemikiran ... 30

(11)

xi

3.5.1. Analisis Laporan Keuangan ... 34

3.5.2. Analisis Korelasi dan Regresi Linear Sederhana ... 37

3.5.2. Perhitungan Biaya Modal ... 38

3.5.4. Analisis Valuasi ... 39

3.5.5. Optimasi Struktur Modal ... 42

3.6. Hasil yang Diharapkan ... 42

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 43

4.1. Sejarah PT Pusri Palembang ... 43

4.1.1. PT Pupuk Sriwidjaja Menjadi Perusahaan Induk ... 44

4.1.2. Pemisahan Perseroan Kepada PT Pusri Palembang .... 44

4.2. Analisis Perusahaan PT Pusri ... 45

4.2.1. Analisis Rasio Keuangan ... 45

4.2.2. Analisis Perkembangan & Peramalan ... 52

4.3. Analisis Pengaruh dan Hubungan Debt dan Profitabilitas ... 57

4.4. Analisis Valuasi ... 59

4.4.1. Beta ... 59

4.4.2. Risk Free Rate ... 60

4.4.3. Risk Premium ... 60

4.4.4. Cost of Equity ... 61

4.4.5. Cost of Debt ... 62

4.5. Skenario ... 62

4.6. Optimasi Struktur Modal ... 64

4.7. Implikasi Manajerial ... 68

KESIMPULAN DAN SARAN ... 72

1. Kesimpulan ... 72

2. Saran ... 73

DAFTAR PUSTAKA ... 75

(12)

xii

No. Halaman

1. Komposisi Struktur Modal PT Pusri ... 3

2. Perbandingan Struktur Modal di Beberapa Negara ... 25

3. Struktur Modal Beberapa Industri Di Amerika Serikat ... 26

4. Indikator Kinerja Keuangan ... 45

5. Pertumbuhan Pendapatan dan Neraca Tahun 2006-2010 ... 52

6. Hasil Uji Coba Tren Dari Tiga Model ... 53

7. Peramalan Laporan Laba/Rugi & Neraca 2012-2014 ... 56

8. Analisis Regresi Laba Bersih Dengan Hutang Jangka Panjang ... 58

9. Rata-rata Beta Berbobot Perusahaan Kimia di Indonesia ... 59

10. Beta Levered untuk Rasio Hutang Terhadap Ekuitas ... 61

11. Estimasi Spread (Rating Standar Poor’s & Moody’s) ... 62

12. Komposisi Nilai Perusahaan dengan Metode APV 2006-2010 ... 63

13. Komposisi Nilai Perusahaan dengan Metode APV Skenario ... 64

14. Optimasi Struktur Modal PT Pusri (Persero) Tahun 2010 ... 66

15. Optimasi Struktur Modal PT Pusri (Persero) Tahun 2013 ... 67

16. Perbandingan Sebelum Optimasi dan Sesudah Optimasi ... 68

(13)

xiii

No. Halaman

1. Gambaran Penggunaan Hutang dan Ekuitas 2004-2010 ... 3

2. Hubungan Cost of Capital dengan Debt Equity Ratio ... 13

3. Biaya Modal dan Nilai Perusahaan Model MM-2 ... 15

4. Biaya Modal dan Nilai Perusahaan (dalam Kenyataan)... 24

5. Metode Valuasi ... 27

6. Kerangka Pemikiran Penelitian ... 31

7. Alur Pikir ... 32

8. Grafik Rasio Likuiditas 2006-2010 ... 46

9. Grafik Rasio Aktivitas 2006-2010 ... 48

10. Grafik Rasio Solvabilitas 2006-2010 ... 49

11. Grafik Rasio Profitabilitas 2006-2010 ... 50

12. Grafik Tren Kewajiban Jangka Panjang 2006-2010 ... 54

13. Grafik Tren Modal 2006-2010 ... 55

14. Grafik Tren Laba Bersih 2006-2010 ... 55

(14)

xiv

No. Halaman

1. Daftar Istilah (Glossary) ... 78

2. Neraca Konsolidasi PT Pusri 2006-2010 ... 80

3. Laporan Laba/Rugi Konsolidasi PT Pusri 2006-2010 ... 82

4. Laporan Arus Kas Konsolidasi PT Pusri 2006-2010 ... 83

5. Proyeksi Laba/Rugi Konsolidasi PT Pusri 2013-2015 ... 86

6. Proyeksi Neraca Konsolidasi PT Pusri 2013-2015 ... 87

7. Proyeksi Penggunaan Dana Untuk Investasi Pengembangan ... 89

8. Hasil Perhitungan Rasio Keuangan PT Pusri 2006-2010 ... 91

9. Hasil Perhitungan FCFF & APV PT Pusri 2006-2010 ... 94

10. Hasil Perhitungan FCFF & APV PT Pusri 2013-2015 ... 95

11. Daftar Risk Premium Beberapa Negara ... 96

12. Daftar Rating Standar Poor’s & Moody’s ... 99

13. Perhitungan Beta Unlevered ... 100

14. Hasil Perhitungan Optimasi Struktur Modal PT Pusri 2010 ... 101

15. Hasil Perhitungan Optimasi Struktur Modal PT Pusri 2011 ... 103

16. Hasil Perhitungan Optimasi Struktur Modal PT Pusri 2012 ... 104

17. Hasil Perhitungan Optimasi Struktur Modal PT Pusri 2013 ... 105

18. Hasil Perhitungan Optimasi Struktur Modal PT Pusri 2014 ... 106

19. Hasil Perhitungan Optimasi Struktur Modal PT Pusri 2015 ... 107

20. Hasil Perhitungan Interpolasi WACC dan Nilai Perusahaan yang Diterapkan PT Pusri Tahun 2010-2015 ... 108

(15)

1.1 Latar Belakang

Setiap perusahaan memiliki suatu modal yang dijadikan sebagai sumber dana perusahaan dalam menjalankan usahanya. Bentuk yang mendasar tentang pendanaan bagi perusahaan adalah modal sendiri (Equity) dan hutang (Debt). Kombinasi optimal equity dan debt dalam struktur permodalan perusahaan telah lama menjadi salah satu topik utama dalam teori corporate financial.

Tidak dapat disangkal bahwa pendanaan melalui hutang akan

memungkinkan perusahaan untuk merealisasi kesempatan investasi yang menguntungkan ditengah kondisi keterbatasan ekuitas. Disamping itu sifat

tax deductability, dari interest payment juga seringkali dipandang sebagai

daya tarik pendanaan. Namun penggunaan hutang, sampai suatu titik tertentu (berlebihan), justru dapat menimbulkan beban bagi perusahaan, seperti terganggunya arus kas karena beban pembayaran dan bunga yang berlebihan. Kesalahan mengelola keuangan perusahaan dapat berakibat fatal bagi kelangsungan hidup perusahaan itu sendiri. Misalnya menggunakan pinjaman jangka pendek untuk investasi jangka panjang, tidak menggunakan lindung nilai (hedging) atas pinjaman dalam mata uang asing dan sebagainya.

PT Pupuk Sriwidjaja (Persero) yang merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menjalankan usaha di bidang produksi dan pemasaran pupuk. PT Pusri merupakan produsen pupuk urea pertama di Indonesia. PT Pusri diberi tugas oleh pemerintah melaksanakan distribusi dan pemasaran pupuk bersubsidi kepada petani sebagai bentuk pelaksanaan Public Service Obligation (PSO) untuk mendukung program pangan nasional dengan memprioritaskan produksi dan pendistribusian pupuk bagi petani di seluruh wilayah Indonesia.

Pada tahun 2010, dilakukan Pemisahan (Spin Off) dari Perusahaan Perseroan PT Pusri (Persero) kepada PT Pupuk Sriwidjaja Palembang, serta telah terjadinya pengalihan hak dan kewajiban PT Pusri (Persero)

(16)

kepada PT Pusri Palembang, sebagaimana tertuang didalam RUPS-LB tanggal 24 Desember 2010 yang berlaku efektif 1 Januari 2011, yang tertuang dalam Perubahan Anggaran Dasar PT Pupuk Sriwidjaja Palembang. Pemisahan ini mengakibatkan perubahan pada struktur modal yang diterapkan oleh PT Pusri, dikarenakan pada komposisi ekuitas mengalami peningkatan yang bersumber dari penambahan penyertaan pemerintah terhadap PT Pusri. Pemisahan ini diharapkan agar terjadinya peningkatan kinerja PT Pusri dan anak perusahaan dalam industri pupuk di Indonesia serta dapat meningkatkan pelayanan kepada konsumen. Peningkatan kinerja hendaknya berdampak pada efisiensi dan efektifitas keuangan PT Pusri, sehingga diharapkan dapat mengurangi subsidi yang diberikan pemerintah kepada PT Pusri, dan berdampak pada pengurangan anggaran negara dalam subsidi yang diberikan pemerintah.

Struktur modal merupakan salah satu keputusan keuangan yang penting bagi perusahaan karena berhubungan dengan keputusan keuangan lainnya seperti pada keputusan pendanaan dan penganggaran. Keputusan struktur modal dipengaruhi oleh biaya modal dimana biaya tersebut terdiri dari biaya hutang dan biaya ekuitas. Setiap perusahaan pasti berusaha meminimumkan biaya modal karena biaya ini merupakan suatu beban yang ditanggung oleh perusahaan. Biaya modal yang timbul dari keputusan pendanaan tersebut merupakan konsekuensi yang secara langsung timbul dari keputusan yang dilakukan. Ketika menggunakan hutang maka timbul biaya sebesar biaya bunga, sedangkan apabila menggunakan dana internal akan timbul biaya ekuitas.

Menurut Prabansari Y dan Kusuma H (2005) menyatakan bahwa keputusan pendanaan yang dilakukan secara tidak cermat akan menimbulkan biaya tetap dalam bentuk biaya modal yang tinggi, yang selanjutnya dapat berakibat pada rendahnya profitabilitas perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan membutuhkan perimbangan antara komposisi hutang dan ekuitas yang akan mengakibatkan biaya modal minimum sehingga dapat mengakibatkan pada peningkatan profitabilitas dan nilai perusahaan. Bila biaya modal dapat dipengaruhi oleh struktur modal, maka

(17)

manajemen struktur modal merupakan bagian penting dari manajemen keuangan bisnis. Pengelolaan struktur modal yang diterapkan pada PT Pusri pada tahun 2004-2010. dapat terlihat dari Gambar 1 dan Tabel 1 yang menunjukkan perbandingan penggunaan komposisi hutang dan ekuitas.

Gambar 1.Gambaran Penggunaan Hutang dan ekuitas 2004-2010

Tabel 1. Komposisi Struktur Modal PT Pusri

Tahun 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Ekuitas 49,62% 52,22% 55,48% 60,16% 59,28% 59,20% 61,91% Hutang 50,38% 47,78% 44,52% 39,84% 40,72% 40,80% 38,09% Sumber : Annual Report PT Pusri

Berdasarkan gambar 1 dan tabel 1, dapat dilihat kebijakan struktur modal yang diterapkan PT Pusri tahun 2004-2010. Terlihat penggunaan komposisi ekuitas yang semakin meningkat hampir setiap tahunnya, hal ini berbeda dengan penggunaan komposisi hutang yang mengalami penurunan, padahal menurut moeljadi (2006) menyatakan bahwa hutang merupakan suatu tax deductible atau sebagai pengurang pajak sehingga pemerintah yang memberikan subsidi bagi perusahaan yang menarik dana dari pinjaman, namun hutang tidak selalu memberikan manfaat kepada nilai perusahaan. Apabila komposisi ekuitas dan hutang dapat diterapkan pada suatu kondisi yang mengakibatkan biaya modal minimum maka akan mengakibatkan perusahaan dapat meminimumkan biaya yang dikeluarkan akibat ekuitas dan hutang. Oleh karena itulah maka dilakukan penelitian

(18)

untuk menganalisis struktur modal yang optimal pada PT Pusri untuk menghasilkan perimbangan anatara penggunaan hutang dan ekuitas yang mengakibatkan biaya modal minimum sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan yang berdampak pada peningkatan keuntungan secara maksimal, Dengan keuntungan yang meningkat diharapkan dapat mengurangi subsidi pupuk yang diberikan pemerintah serta mendukung rencana pengembangan usahanya dan prospek yang lebih baik kedepannya bagi PT Pusri.

1.2 Rumusan Masalah

Pemikiran mengenai apa yang akan dilakukan PT Pusri sebagai sumber pembiayaan perusahaan merupakan suatu bagian perencanaan strategik yang akan mempengaruhi keputusan perusahaan dan akan berlangsung dalam jangka waktu yang panjang (lebih dari satu tahun), Dilandasi pemikiran bahwa pentingnya keputusan struktur modal bagi perusahaan sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan. Perusahaan dapat memperoleh dana dan menggunakan dana tersebut untuk melakukan pengembangan usaha melalui pengeluaran obligasi atau alat-alat lainnya yang telah diatur oleh peraturan pemerintah. Pembahasan dalam skripsi ini hendaknya dapat membantu perusahaan dalam memutuskan sumber pendanaan yang tepat, sehingga didapatkan permasalahan yang akan dibahas pada penelitian ini adalah:

1. Apakah kondisi keuangan PT Pusri mendukung usahanya dalam meningkatkan keuntungan dan merealisasikan rencana investasi? 2. Bagaimana perkembangan tren dari hutang jangka panjang, modal,

dan laba bersih dari tahun 2006-2010 dan forecasting kedepannya? 3. Bagaimana pengaruh hutang jangka panjang terhadap peningkatan

laba bersih PT Pusri?

4. Strategi pendanaan apa yang terbaik bagi PT Pusri dalam meningkatkan keuntungan dan merealisasikan rencana investasi?

(19)

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang dihadapi, maka tujuan dalam penelitian ini adalah:

1. Menganalisis kondisi keuangan PT Pusri dalam mendukung usahanya untuk dapat meningkatkan keuntungan dan merealisasikan rencana investasinya,

2. Melihat perkembangan tren dari hutang jangka panjang, modal, dan laba bersih dari tahun 2006-2010 dan melihat forecasting kedepannya,

3. Melihat pengaruh hutang jangka panjang terhadap peningkatan laba bersih PT Pusri,

4. Menganalisis strategi pendanaan terbaik bagi PT Pusri dalam meningkatkan keuntungan dan merealisasikan rencana investasi,

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi perusahaan, penelitian ini berguna sebagai input mengenai strategi penggalangan dana dan optimasi struktur modal terbaik yang mungkin diterapkan oleh PT Pusri dalam mendukung usahanya untuk dapat meningkatkan keuntungan dan merealisasikan rencana investasinya,

2. Bagi pemerintah, hasil penelitian ini berguna untuk memberikan prediksi kondisi PT Pusri, sehingga dapat menjadi pertimbangan dalam melakukan kebijakan,

3. Bagi masyarakat, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan memberikan kontribusi dalam bidang pendidikan, 4. Bagi penelitian selanjutnya, penelitian ini dapat dijadikan sebagai

rujukan apabila topik yang akan diangkat serupa,

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada PT Pusri. Analisis terfokus pada struktur modal optimal yang mungkin dapat diterapkan oleh PT Pusri untuk pengembangan usaha yang akan dijalankan PT Pusri. Terlihat dari sisi keuangan dan operasional PT Pusri dalam usahanya untuk

(20)

memperoleh dana segar dalam meningkatkan keuntungan dengan menggunakan analisis perusahaan, analisis Valuation, analisis regresi, dan analisis optimasi.

Dalam analisis optimasi terdapat unsur-unsur resiko yang mempengaruhi seperti resiko keuangan dan operasional, namun dalam penelitian ini dikarenakan menggunakan model CAPM sehingga menganggap bahwa biaya ekuitas sama dengan tingkat pengembalian bebas resiko ditambah premi resiko yang mencerminkan risiko yang ada setelah diversifikasi. Dimana risiko pasar dianggap konstan sehingga biaya modal akan berpengaruh langsung pada nilai beta. Beta menunjukkan rata-rata resiko dari ekuitas. Untuk mempermudah dalam analisis sehingga resiko yang dimasukkan dalam perhitungan analisis hanya resiko yang tercermin dari nilai beta. Selain itu, penulis akan melakukan analisis kuantitaif menyangkut upaya PT Pusri kedepannya dan memberikan alternatif optimasi struktur modal terbaik yang mungkin untuk diterapkan PT Pusri.

(21)

2.1 Struktur Modal

Modal menurut Munawir dalam Prabanasari dan Kusuma (2005) adalah hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik perusahaan yang ditujukan dalam pos modal (modal saham), surplus dan laba ditahan atau kelebihan aktiva yang dimiliki oleh perusahaan terhadap seluruh hutang-hutangnya. Menurut Sugihen (2003) teori struktur modal adalah teori yang menjelaskan bahwa kebijakan pendanaan (financing mix) perusahaan dalam menentukan bauran (mix) antara hutang dan ekuitas bertujuan untuk memaksimumkan nilai perusahaan (value of the firm). Sumber dari modal adalah apa yang dapat dilihat berupa hutang lancar, hutang jangka panjang dan modal sendiri. Modal menggambarkan hak pemilik atas perusahaan, yang timbul sebagai akibat penanaman (investasi) yang dilakukan oleh pemilik atau para pemilik. Menurut Brigham dan Houston (2001) struktur modal adalah bauran dari hutang, saham preferen, dan saham biasa.

Struktur modal dalam perusahaan berkaitan erat dengan investasi sehingga dalam hal ini akan menyangkut sumber dana yang akan digunakan untuk membiayai proyek investasi tersebut. Sumber dana tersebut pada dasarnya terdiri dari penerbitan saham (equity financing), penerbit obligasi (debt financing) dan laba ditahan (retained earning). Penerbitan saham dan obligasi sering disebut dengan sumber dana yang berasal dari luar perusahaan atau external financing sedang laba untuk laba ditahan sering disebut dengan retained earning atau sumber dana sebagai pembelanjaan yang berasal dari dalam perusahaan itu sendiri atau internal

financing. Keputusan struktur modal perusahaan yang jelek dapat

menimbulkan biaya modal yang tinggi, sehingga menurunkan net present

benefit proyek yang akhirnya hanya dapat menerima sedikit proyek.

Keputusan keuangan yang efektif dapat membuat biaya modal menjadi rendah, dan menghasilkan net present benefit yang lebih tinggi, dapat menerima lebih banyak proyek, yang akhirnya dapat meningkatkan nilai perusahaan.

(22)

Christianti (2006) berpendapat bahwa seorang manajer keuangan dalam mengambil keputusan pendanaan harus mempertimbangkan secara teliti mengenai sifat dan biaya dari sumber dana yang akan dipilih. Static

Tradeoff Theory yang dikemukakan oleh Stiglitz (1969) menjelaskan

bahwa suatu perusahaan mempunyai tingkat hutang yang optimal dan berusaha untuk menyesuaikan tingkat hutang ke arah titik optimal tersebut ketika perusahaan tersebut berada pada tingkat hutang yang terlalu tinggi (overlevered) atau terlalu rendah (underlevered). Pada kondisi yang stabil, perusahaan akan menyesuaikan tingkat hutangnya kepada tingkat rata-rata hutangnya dalam jangka panjang. Titik optimal ini terjadi karena adanya pajak, yaitu sebagai faktor yang mendorong perusahaan untuk meningkatkan hutangnya. Sedangkan biaya kebangkrutan merupakan faktor yang mendorong perusahaan untuk membatasi tingkat hutangnya.

Struktur modal menjelaskan pengaruh struktur modal terhadap nilai perusahaan. Nilai perusahaan dapat diartikan sebagai ekspektasi nilai investasi pemegang saham atau ekspektasi nilai total perusahaan. Pemilihan sumber dana eksternal (hutang dan ekuitas) harus berhati-hati, karena masing-masing sumber dana tersebut memiliki kelebihan dan kelemahan.

2.1.1 Perkembangan Teori Struktur Modal

Penelitian secara teoritis dan empiris menemukan bahwa ada sebaran struktur modal yang optimal bagi suatu perusahaan. Kecenderungan perusahaan yang makin banyak menggunakan hutang, tanpa disadari secara berangsur-angsur, akan menimbulkan kewajiban yang makin berat bagi perusahaan saat harus melunasi (membayar kembali) hutang tersebut. Tidak jarang perusahaan-perusahaan yang akhirnya tidak mampu memenuhi kewajiban tersebut, dan bahkan dinyatakan pailit. Hingga kini belum ada rumus matematik yang tepat untuk menentukan jumlah optimal dari hutang dan ekuitas dalam struktur modal (Seitz, 1984). Teori struktur modal dibagi menjadi dua kelompok besar yaitu:

(23)

a. Pendekatan laba bersih (Net Income Approach)

b. Pendekatan laba operasi bersih (Net Operating Income

Approach = NOI Approach),

c. Pendekatan tradisional (Traditional Approach).

Ketiga pendekatan struktur modal tradisional pada mulanya dikembangkan oleh David Durand pada tahun 1952.

2. Teori Struktur Modal Modern yang terdiri dari : a. Model Modigliani-Miller (MM) Tanpa Pajak, b. Model Modigliani-Miller (MM) Dengan Pajak, c. Model Miller,

d. Financial Distress dan Agency Costs,

e. Model Trade Off (Model gabungan antara Model Modigliani-Miller, Model Miller, dan Financial Distress dan Agency Costs),

f. Teori Informasi Tidak Simetris (Asymetric Information

Theory). (Sjahrial D, 2010) 2.1.2 Faktor-faktor Penentu Struktur Modal

Salah satu tugas manajer keuangan adalah memenuhi kebutuhan dana. Di dalam melakukan tugas tersebut manajer keuangan dihadapkan adanya suatu variasi dalam pembelanjaan, dalam artian terkadang perusahaan lebih baik menggunakan dana yang bersumber dari hutang (debt), dan terkadang perusahaan lebih baik kalau menggunakan dana yang bersumber dari modal sendiri

(Equity).

Oleh karena itu manajer keuangan didalam operasinya perlu berusaha untuk memenuhi suatu sasaran tertentu mengenai perimbangan antara besarnya hutang jumlah modal sendiri yang tercermin dalam struktur modal perusahaan, perlu diperhitungkan berbagai faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal, yang dapat diuraikan antara lain:

1. Struktur Aktiva : Kebanyakan perusahaan industri dimana sebagian besar daripada modalnya tertanam dalam aktiva

(24)

tetap (fixed assets), akan mengutamakan pemenuhan modalnya dari modal yang permanen, yaitu modal sendiri, sedang hutang sifatnya sebagai pelengkap. Hal ini dapat dihubungkan dengan adanya aturan struktur finansial konservatif horizontal yang menyatakan bahwa besarnya modal sendiri hendaknya paling sedikit dapat menutup jumlah aktiva tetap plus aktiva lain yang sifatnya permanen. Dan perusahaan yang sebagian besar dari aktivanya terdiri atas aktiva lancar akan mengutamakan kebutuhan dananya dengan hutang. Jadi dapat dikatakan bahwa struktur aktiva mempunyai pengaruh terhadap struktur modal.

2. Tingkat Pertumbuhan Penjualan : Brigham dan Houston mengatakan bahwa perusahaan dengan penjualan yang relatif stabil dapat lebih aman memperoleh lebih banyak pinjaman dan menanggung beban tetap yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang penjualannya tidak stabil.

3. Tingkat Pertumbuhan Aktiva : Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang cepat harus lebih banyak mengandalkan pada modal eksternal. Floating cost pada emisi saham biasa adalah lebih tinggi dibanding pada emisi obligasi. Dengan demikian perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi cenderung lebih banyak menggunakan hutang (obligasi) dibanding perusahaan yang lambat pertumbuhannya.

4. Profitabilitas : Brigham dan Hauston (2001) mengatakan bahwa perusahaan dengan tingkat pengembalian yang tinggi atas investasi menggunakan hutang yang relatif kecil. Tingkat pengembalian yang tinggi memungkinkan untuk membiayai sebagian besar kebutuhan pendanaan dengan dana yang dihasilkan secara internal. (Prabansari dan Kusuma, 2005)

(25)

2.2 Teori Struktur Modal Modigliani-Miller (MM)

Franco Modigliani dan Merton Miller adalah bapak dari teori struktur modal. Pada tahun 1958, dalam American Economic Review 48

(1958, June) yang berjudul The Cost of Capital, Corporate Finance, and the Theory of Investment, mereka mengemukakan teori struktur modal

dengan berbagai asumsi yang tidak mungkin terjadi, akan tetapi sangat membantu dalam memahami bagaimana perusahaan menentukan bauran pendanaan yang berasal dari hutang dan ekuitas secara benar (Siaw, 1999). Asumsi-asumsi yang mendasari adalah (Megginson, 1997):

a. Semua aktiva berwujud dimiliki oleh perusahaan.

b. Pasar modal sempurna (tidak ada pajak, tidak ada biaya transaksi, dan tidak ada biaya kebangkrutan).

c. Perusahaan hanya dapat menerbitkan dua macam sekuritas, yakni ekuitas yang berisiko dan hutang bebas (tanpa) risiko.

d. Individu maupun perusahaan dapat meminjam atau meminjamkan uang dengan tingkat suku bunga bebas risiko.

e. Para investor mempunyai ekspektasi yang sama (homogen) terhadap keuntungan perusahaan di masa mendatang.

f. Semua perusahaan tidak mengalami pertumbuhan (arus kas diasumsikan konstan dan perpetual, dan semua laba dibagikan dalam bentuk dividen).

g. Semua perusahaan dapat dikelompokkan dalam satu kelompok kembalian, dan kembalian saham dari semua perusahaan dalam kelompok tersebut adalah proporsional.

2.2.1 Modigliani-Miller Model 1 (MM Model without corporate taxes)

Berdasarkan asumsi-asumsi tersebut, maka nilai perusahaan yang tidak menggunakan hutang (unlevered firm) sama persis dengan perusahaan yang menggunakan hutang (levered firm). Apabila nilai perusahaan yang tidak menggunakan hutang diberi notasi VU dan nilai perusahaan yang menggunakan hutang diberi notasi VL, maka VU = VL.

(26)

Semua laba dibagikan dalam bentuk dividen dan laba diperkirakan konstan untuk jangka waktu yang tidak terbatas. Jadi, saham biasa dianggap sama seperti saham preferen. Model tersebut dikenal sebagai model MM Proposisi 1 tanpa pajak. Proposisi tersebut mengakui bahwa nilai perusahaan tidak dipengaruhi oleh strategi pendanaan. Dengan kata lain, nilai perusahaan bergantung pada bagaimana bisnis itu dijalankan dan tidak pada bagaimana uang itu diperoleh.

Ketika nilai unlevered firm sama persis dengan levered firm, menurut model MM (tanpa pajak), biaya modal rata-rata tertimbang (WACC = weighted average cost of capital) kedua perusahaan juga identik.

Sesuai dengan Proposisi 1, perubahan keputusan pendanaan (struktur modal) tidak akan mempengaruhi nilai perusahaan. Dengan kata lain, pemegang saham dihadapkan pada peningkatan risiko keuangan tanpa kompensasi dari meningkatnya nilai perusahaan. Jadi, pemegang saham akan menuntut kembalian (return) yang lebih tinggi sebagai kompensasi dari meningkatnya risiko, dan hal ini disebut biaya penggunaan saham biasa yang lebih tinggi bagi levered firm.

Pada umumnya biaya hutang lebih murah daripada biaya saham biasa, sehingga perusahaan memperoleh “penghematan” ketika perusahaan mengalihkan pendanaan ekuitas ke pendanaan hutang. Mengacu pada proposisi 1 bahwa WACC unlevered firm dan levered firm adalah identik, maka “penghematan” dari penggunaan hutang tercermin pada peningkatan biaya saham biasa tersaji pada Gambar 2.

(27)

Gambar 2. Hubungan Cost Of Capital dengan Debt Equity Ratio

(Sumber: Brigham dan Ehrhardt, 2005)

Dari model MM-1 (model MM tanpa pajak) yang dikemukakan oleh Franco Modigliani dan Merton Miller, dapat dipetik dua hal utama yaitu:

1. Dalam situasi tanpa pajak, nilai perusahaan tidak dipengaruhi oleh struktur modal. Jadi, nilai perusahaan tidak dipengaruhi oleh jumlah hutang, sehingga WACC juga tidak dipengaruhi oleh struktur modal.

2. Kecenderungan perusahaan yang makin banyak menggunakan hutang akan lebih berisiko, sebab harus membayar biaya bunga yang lebih banyak pula. Perusahaan tidak dapat mengabaikan pembayaran biaya bunga, sehingga pemegang saham “menuntut” kembalian yang lebih tinggi yang tercermin pada biaya ekuitas yang lebih tinggi. Dalam kondisi demikian, perusahaan memperoleh “penghematan” yang makin banyak dengan menggunakan hutang yang lebih banyak karena lebih murah daripada ekuitas. Meskipun demikian, biaya ekuitas akan meningkat selaras dengan penambahan hutang. “Penghematan” yang dihasilkan dari penggunaan hutang otomatis akan meningkatkan biaya ekuitas, sehingga WACC tidak berubah.

2.2.2 Modiliani-Miller Model 2 (MM Model with corporate taxes)

Pada tahun 1963, Modigliani dan Miller mempublikasikan sebuah artikel dalam American Economic Review 53 (1963, June) yang berjudul Corporate Income Taxes an the Cost of Capital: A

(28)

memperhitungkan adanya pajak perseroan (akan tetapi tetap mengabaikan pajak perorangan). Untuk selanjutnya model tersebut dikenal dengan sebutan model MM-2 atau model MM dengan pajak perseroan (Brigham dan Ehrhardt, 2005). Dari model MM-2, dapat dipetik dua hal utama yang berbeda dengan model MM-1 sebelumnya adalah:

1. Dalam Proposisi 1, struktur modal tidak mempengaruhi nilai perusahaan. Dalam kenyataan, struktur modal mempunyai pengaruh positif terhadap nilai perusahaan: bertambahnya penggunaan hutang akan meningkatkan nilai perusahaan. Dengan kata lain, pajak memberi manfaat dalam pendanaan yang berasal dari hutang. Manfaat pajak dari penggunaan hutang diperoleh dari beban hutang yang dapat diperhitungkan sebagai elemen biaya yang mengurangi besaran laba kena pajak, sedangkan pembayaran dividen tidak dapat diperhitungkan sebagai elemen biaya. Jadi, perusahaan seperti menerima subsidi dari pemerintah atas penggunaan hutang untuk menambah modal.

2. Dengan adanya pajak perseroan, maka perhitungan cost of equity (rs) dari perusahaan yang menggunakan debt levered

akan lebih tinggi dibandingkan dari perusahaan yang

unlevered. Perhitungan cost of capital (r wacc) akan menurun

seiring dengan penambahan debt pada struktur modal karena penambahan debt juga meningkatkan keuntungan dari tax

(29)

Gambar 3. Biaya Modal dan Nilai Perusahaan Model MM-2

(Sumber : Brigham dan Ehrhardt, 2005) 2.3 Financial Distress dan Agency Theory

Setelah model MM dan Miller, muncul model lainnya yang memperhitungkan biaya diantaranya yaitu model biaya beban keuangan (financial distress) dan biaya keagenan (Agency Theory), kedua biaya tersebut ditanggung perusahaan ketika perusahaan mengambil keputusan untuk menggunakan hutang.

2.3.1 Financial Distress

Perusahaan dapat memilih menghemat pajak dari perolehan bertambahnya hutang, namun perusahaan dihadapi dengan peningkatan kemungkinan terjadinya kebangkrutan dikarenakan bertambahnya beban bunga yang harus dibayarkan akibat penggunaan hutang. Perusahaan dapat menangguhkan pembayaran dividen, akan tetapi perusahaan tidak dapat menangguhkan pembayaran bunga. Perusahaan tidak dapat menanggung beban bunga diakibatkan kas yang dimiliki tidak cukup, sehingga perusahaan harus menanggung beban keuangan. Beban keuangan yang paling berat yaitu kebangkrutan.

Biaya beban terbagi menjadi dua jenis yaitu: 1. Biaya beban keuangan langsung

Biaya yang ditanggung perusahaan yaitu biaya pengesahan secara hukum dan biaya administrasi yang berkaitan dengan kebangkrutan.

(30)

2. Biaya beban keuangan tidak langsung

Biaya ini bersifat implisit. Biaya yang termasuk dalam kategori ini adalah biaya dalam situasi yang sangat berat (tetapi tidak bangkrut).

2.3.2 Biaya keagenan (Agency Theory)

Selain biaya kebangkrutan yang berpengaruh terhadap struktur modal dan nilai perusahaan adalah biaya keagenan. Dimana perusahaan bertindak sebagai agen, dimana para pemegang saham mengharapkan agen melakukan kepentingan pemegang saham. Teori ini dikemukakan oleh Michael C. Jensen dan William H. Meckling pada tahun 1976, manajemen merupakan agen dari pemegang saham, sebagai pemilik perusahaan. Para pemegang saham berharap agen akan bertindak atas kepentingan mereka sehingga mendelegasikan wewenang kepada agen.

Untuk dapat melakukan fungsinya dengan baik, manajemen harus diberikan insentif dan pengawasan yang memadai. Kegiatan pengawasan tentu saja membutuhkan biaya yang disebut dengan biaya agensi. Biaya agensi adalah biaya-biaya yang berhubungan dengan pengawasan manajemen untuk meyakinkan bahwa manajemen bertindak konsisten sesuai dengan perjanjian kontraktual perusahaan dengan kreditor dan pemegang saham. Biaya pengawasan berfungsi sebagai disinsentif dalam penerbitan obligasi, terutama dalam jumlah yang besar.

2.4 Pecking Order Theory

Menurut Myers (1984) menyatakan bahwa ada semacam tata urutan (pecking order) bagi perusahaan dalam menggunakan modal. Apabila perusahaan membutuhkan pendanaan eksternal, pertama kali akan menerbitkan hutang sebelum menerbitkan saham baru. Penerbitan saham baru menduduki urutan terakhir sebab penerbitan saham baru merupakan tanda atau sinyal bagi pemegang saham dan calon investor tentang kondisi perusahaan saat sekarang dan prospek mendatang yang tidak baik. Kontra

(31)

terhadap Trade off theory, maka yang paling menarik dari the pecking

order theory menurut Myers (1984) adalah:

1. Perusahaan akan lebih mengutamakan internal financing, karena

pecking order theory membedakan ekuitas yang diperoleh dari laba

ditahan dan penerbitan saham baru karena urutan pilihan atau prioritas sumber pendanaan menempatkan laba ditahan pada posisi yang paling atas, sedangkan penerbitan saham baru berada pada urutan terbawah.

2. Perusahaan menyesuaikan target pembayaran dividen terhadap peluang investasi. Hal ini membawa implikasi bahwa kebijakan dividen lebih relevan dengan keputusan investasi daripada dengan keputusan pendanaan.

3. Kebijakan deviden bersifat sticky, sehingga dampak fluktuasi profitabilitas dan peluang pada aliran kas internal bisa lebih besar atau lebih kecil dari pengeluaran investasi.

4. Bila dana eksternal dibutuhkan, maka barulah perusahaan memilih sumber dana dari utang karena dipandang lebih aman dari ekuitas. Ekuitas merupakan pilihan terakhir dari Pecking order theory sebagai sumber untuk memenuhi kebutuhan investasi.

2.5 Analisis Laporan Keuangan

Agar laporan keuangan menjadi lebih berarti maka dilakukan analisis keuangan. Bagi pihak pemilik dan manajemen perusahaan analisis keuangan dilakukan agar mengetahui posisi keuangan perusahaan. Dalam praktiknya terdapat dua macam metode dalam menganalisis laporan keuangan, yaitu:

1. Analisis Vertikal (statis) merupakan analisis yang dilakukan terhadap hanya satu periode laporan keuangan saja. Analisis dilakukan antara pos-pos pada satu periode saja. Informasi yang diperoleh juga hanya untuk satu periode.

2. Analisis Horizontal (Dinamis) merupakan analisis yang dilakukan dengan membandingkan laporan keuangan untuk beberapa periode.

(32)

Selain kedua metode di atas, ada pula teknik analisis keuangan yang dapat digunakan perusahaan. Terdapat sembilan teknik analisis yang dapat dilakukan yaitu analisis perbandingan antar laporan keuangan, analisis trend, analisis persentase per komponen, analisis sumber dan penggunaan dana, analisis sumber dan penggunaan kas, analisis rasio, analisis kredit, analisis laba kotor, serta analisis titik pulang pokok.

2.5.1 Rasio Keuangan

Pengertian rasio keuangan menurut James C Van Home dalam Kasmir (2010) merupakan indeks yang menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu angka dengan angka lainnya. Rasio keuangan digunakan untuk mengevaluasi kondisi keuangan dan kinerja perusahaan. Dari hasil rasio keuangan ini akan terlihat kondisi kesehatan perusahaan yang bersangkutan. Adapun jenis dari rasio keuangan adalah sebagai berikut:

1. Rasio Likuiditas : menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek. Selain itu juga menunjukkan atau mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya yang jatuh tempo, baik kewajiban kepada pihak luar perusahaan maupun didalam perusahaan. 2. Rasio Aktivitas : rasio yang digunakan untuk mengukur

tingkat efisiensi pemanfaatan sumber daya perusahaan atau rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari.

3. Rasio Solvabilitas : rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang. Artinya besarnya jumlah hutang yang digunakan perusahaan untuk membiayai kegiatan usahanya jika dibandingkan dengan menggunakan modal sendiri.

4. Rasio Profitabilitas : rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan atau laba dalam suatu periode tertentu. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat

(33)

efektivitas menajemen suatu perusahaan yang ditunjukkan dari laba yang dihasilkan dari penjualan atau dari pendapatan investasi.

2.5.2 Analisis Tren

Analisis tren merupakan analisis laporan keuangan yang biasanya dinyatakan dalam presentase tertentu. Dalam analisis tren perbandingan analisis dapat dapat dilakukan dengan menggunakan analisis horisontal atau dinamis.

Selain menggunakan analisis rasio penelitian ini juga menggunakan analisis tren bertujuan untuk melihat tren dari struktur modal. Dalam analisis trend harus ditentukan terlebih dahulu tahun dasar sebagai pembanding, baru dicarikan angka indeksnya (Kasmir, 2010).

Dalam analisis tren dalam presentase, penganalisis tidak dapat membandingkan atau tidak dapat memperoleh gambaran tentang perubahan dalam masing-masing unsur dari tahun ke tahun dalam hubungannya dengan total aktiva, total utang, dan modal sendiri, dan jumlah atau nilai penjualan neto. (Jumingan, 2008)

2.6 Regresi dan Korelasi Linear Sederhana

Salah satu tujuan analisis data ialah untuk memperkirakan / memperhitungkan besarnya efek kuantitatif dari perubahan suatu kejadian terhadap kejadian lainnya. Regresi sederhana adalah suatu alat ukur yang juga digunakan untuk mengukur ada atau tidaknya korelasi antar variabel. Analisis regresi lebih akurat dalam melakukan analisis korelasi, karena pada analisis itu kesulitan dalam menunjukkan slop. Jadi dengan analisis regresi, peramalan atau perkiraan nilai variabel terikat pada nilai variabel bebas lebih akurat pula. Regresi linear adalah regresi yang variabel bebasnya berpangkat paling tinggi satu.

Dalam regresi sederhana akan dibahas hanya dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas merupakan variabel yang nilai-nilainya tidak bergantung pada variabel lainnya, biasanya disimbolkan dengan X, sedangkan variabel terikat adalah variabel yang

(34)

nilai-nilainya bergantung pada variabel lainnya, biasanya disimbolkan dengan Y.

Analisis korelasi merupakan cara untuk mengetahui ada atau tidak adanya hubungan antar variabel misalnya hubungan dua variabel. Korelasi yang terjadi pada dua variabel dapat berupa korelasi positif, korelasi negatif, tidak ada korelasi, ataupun korelasi sempurna. Korelasi positif adalah korelasi dari dua variabel, yaitu apabila variabel satu meningkat atau menurun maka variabel lainnya cenderung untuk meningkat atau menurun pula. Korelasi negatif yaitu apabila variabel yang satu meningkat atau menurun maka variabel lainnya cenderung menurun atau meningkat. Tidak ada korelasi yaitu kedua variabel tidak menunjukkan adanya hubungan. Sedangkan korelasi sempurna yaitu apabila kenaikan atau penurunan variabel yang satu berbanding dengan kenaikan atau penurunan variabel lainnya. (Hasan I, 2008)

2.7 Biaya Modal

Biaya modal merupakan tingkat pengembalian yang harus dihasilkan oeh perusahaan atas investasi proyek untuk mempertahankan nilai pasar sahamnya. Biaya modal juga dapat dianggap sebagai tingkat pengembalian yang diharapkan oleh penggalang dana atas investasi yang ditanamkan. (Ridwan. S, dkk, 2003)

2.7.1 Biaya Modal Rata-rata Tertimbang

Perusahaan dalam membiayai proyek investasinya dapat dilakukan dengan modal sendiri, sehingga cost of capital sebesar

cost of rate sebesar biaya modal sendiri. Terkadang perusahaan

seringkali tidak hanya menggunakan satu sumber dana melainkan dari berbagai sumber dana. Apabila perusahaan menggunakan kombinasi beberapa jenis sumber dana, maka cost of capital yang diperlukan diperhitungkan adalah keseluruhan biaya modal atau disebut sebagai weighted average cost of capital atau biaya modal rata-rata tertimbang.

Biaya modal rata-rata tertimbang sering digunakan dalam perhitungan cost of capital, dengan formula sebagai berikut:

(35)

RWACC = (B/(B+S)) x rB x (1-Tc) + (s/(B+S)) x rS ... (2.1)

 rs = cost of equity

 rB = cost of debt

 rWACC = weighted average cost of capital

 B = The value of Debt  S = The value of equity  Tc = Pajak Perusahaan

Nilai estimasi untuk cost of debt dapat ditentukan melalui perhitungan tingkat rata-rata suku bunga pinjaman yang digunakan perusahaan. Apabila pinjaman perusahaan tidak dapat dinilai

market value nya, maka dapat dinilai dari book value. 2.7.2 Cost of Equity

Biaya ekuitas merupakan biaya yang mengacu pada hak investor atas investasi yang ditanamkannya. Dalam subyek cost of

capital secara keseluruhan, maka cost of equity ini adalah yang

paling sulit, karena tidak ada cara untuk mengamati atau mengetahui secara langsung tingkat return yang diharapkan oleh investor. Biaya ekuitas dipengaruhi oleh tingkat disclosure, risiko (BETA) dan nilai pasar ekuitas. Profesi keuangan mengalami kesulitan dalam mengembangkan suatu pendekatan dalam menghitung tingkat pengembalian yang diinginkan oleh investor. Namun ada satu metode yang sering digunkan untuk mengitung tingkat pengembalian investor yaitu model CAPM (capital asset

pricing model). Model ini merupakan suatu persamaan yang

menyamakan tingkat pengembalian yang diharapkan dengan tingkat premi ditambah dengan premi asuransi untuk resiko sistematis. Model ini tergantung pada tiga hal: (Keown, 2008) 1. Tingkat bebas resiko, krf,

2. Resiko sistematis dari pengembalian saham biasa relatif teradap pasar secara kesulurahan.

(36)

3. Premi resiko pasar, yang sama dengan perbedaan tingkat pengembalian yang diharapkan untuk pasar secara keseluruhan.( km – krf)

Dengan CAPM, tingkat pengembalian yang diharapkan oleh investor dapat ditulis sebagai berikut:

kc = krf + β(km – krf) ... (2.2)

kc = Cost of equity

krf = risk free interest rate

km = expected market return

β = Beta coeficient

Persamaan diatas menggambarkan pengembalian risiko yang ada di pasar, dimana resiko ditetapkan dengan istilah beta. Tingkat bebas resiko merupakan instrumen keuangan yang tidak memiliki resiko, biasanya adalah tingkat suku bunga obligasi pemerintah.

Robert S Hamada memperkenalkan suatu formulasi yang mengkombinasikan antara teori MM (setelah pajak) dengan CAPM untuk mencari perkiraan nilai cost of equity pada perusahaan leverage (Brigham & Gapensky, 1997).

Dalam trade off theory faktor financial risk termasuk kedalam financial distress cost yang akan mengurangi nilai perusahaan. Untuk mengetahui hubungan beta unleverage dengan beta leverage dapat dilihat sebagai berikut:

βL = βu[1+(1-Tc) x (D/E)] ... (2.3)

2.8 Hutang

Hutang merupakan sumber dana eksternal yang sangat diperlukan apabila perusahaan mengalami pertumbuhan. Keputusan penggunaan dana ekternal diambil setelah sumber dana internal tidak mampu membiayai keseluruhan dana yang diperlukan perusahaan. Sumber dana dari hutang menimbulkan kewajiban membayar bunga dan pokok pinjaman. Pembayaran bunga dan pokok pinjaman memiliki prioritas sebelum sisa keuntungan tersedia untuk para pemegang saham. Perusahaan dikatakan mempunyai financial leverage apabila perusahaan tersebut menggunakan

(37)

sumber dana dengan beban tetap (salah satu diantaranya adalah hutang). Tujuan financial leverage adalah untuk meningkatkan nilai perusahaan (value of the firm) yang lebih tinggi. Untuk mewujudkan tujuan tersebut diperlukan strategi penentuan struktur modal. (Sugihen SG, 2003)

Pajak penghasilan badan usaha merupakan biaya bisnis yang utama bagi hampir kebanyakan perusahaan. Akibatnya perusahaan menghabiskan banyak waktu dan usaha untuk meminimalkan beban pajaknya. Salah satu upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan memilih pendanaan melalui hutang karena sifat bunga yang dibayarkan kepada pemberi pinjaman yang bersifat deductible atas laba usaha sehingga mengurangi beban pajak perusahaan. Brigham dan Houston (2001) mengemukakan bahwa bunga merupakan beban yang dapat dikurangkan dengan tujuan perpajakan, dan pengurangan tersebut sangat bernilai bagi perusahaan yang terkena tarif pajak yang tinggi. Karena itu, makin tinggi tarif pajak perusahaan makin besar penggunaan hutang (Siahaan, Lubis dan Bahri, 2009). Manfaat dari hutang dapat terlihat pada perolehan laba seperti berikut ini.

EBT = EBIT - Beban bunga ... (2.4) EAT = EBT – Beban Pajak ... (2.5) Perhitungan beban pajak dihitung berdasarkan nilai dari earning

before tax (EBT) sehingga apabila beban bunga semakin tinggi maka akan

mengurangi nilai EBT yang akan mengakibatkan beban pajak semakin kecil. Dengan kata lain penggunaan hutang akan mengurangi beban pajak perusahaan. Namun pada suatu titik tertentu beban bunga (hutang) yang terlalu tinggi akan berdampak pada ketidakstabilan kondisi perusahaan dan mengakibatkan resiko terjadi kebangkrutan. Beban bunga yang terjadi karena adanya hutang merupakan prioritas pertama dalam segi pembayaran dibandingkan dengan beban pajak, selain itu juga perusahaan tidak bisa menangguhkan beban bunga. Oleh karena itu dibutuhkan kondisi penggunaan hutang yang tepat.

2.9 Struktur Modal Optimal

Dalam memahami struktur modal optimal dapat dilihat dari hubungan dasar keuangan. Dapat dikatakan bahwa nilai perusahaan dapat

(38)

optimal ketika biaya modal minimal. Dengan menggunakan nilai sederhana pertumbuhan nol maka nilai perusahaan dapat dihitung sebagai berikut:

... (2.6)

N = Nilai Perusahaan

EBIT = Laba sebelum bunga dan pajak Tax = Tarif Pajak

rWACC = Biaya modal rata-rata tertimbang

Jika EBIT dianggap konstan maka nilai perusahaan dapat maksimal dengan cara meminimalkan biaya modal rata-rata tertimbang. Umumnya semakin rendah biaya modal rata-rata tertimbang, semakin besar perbedaan antara biaya dari hasil proyek, dan menyebabkan semakin besar penghasilan pemilik. Dengan meminimalkan biaya modal rata-rata tertimbang memungkinkan manajemen untuk dapat mengambil lebih banyak proyek yang menguntungkan dan dapat meningkatkan nilai perusahaan. Dalam kenyataannya, WACC perusahaan akan meningkat dan nilai perusahaan akan menurun setelah mencapai titik tertentu, seperti terlihat pada Gambar 4 sebagai berikut ini:

Gambar 4. Biaya Modal dan Nilai Perusahaan (dalam kenyataan)

(Sumber : Siaw, 1999)

Dari gambar tersebut, terlihat ada kombinasi hutang dan ekuitas tertentu yang menghasilkan biaya modal minimum dan nilai perusahaan maksimum. Salah satu perhatian utama dari manajer keuangan adalah menetukan struktur modal optimal yang akan meminimumkan biaya modal dan memaksimumkan nilai perusahaan.

(39)

Pada kenyataannnya sulit untuk mendapatkan struktur modal yang optimal, hal ini dikarenakan tidak mungkin untuk mengetahui posisi pasti dimana struktur modal yang optimal. Pada umumnya perusahaan hanya berada pada struktur modal yang diyakini mendekati optimal. Kenyataannya laba ditahan dan segala sumber serta jumlah pembiayaan baru akan mengakibatkan perubahan pada struktur modal, hal inilah yang mengakibatkan struktur modal selalu berubah dan tidak akan pernah berada pada suatu kondisi struktur modal yang optimum, melainkan berada pada sebaran struktur modal.

Dalam pemilihan pendanaan dengan hutang dan ekuitas, tidak ada teori yang berlaku umum, karena masing-masing perusahaan memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Ada beberapa teori keuangan yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pemilihan pendanaan. Menurut balanced theory, perusahaan mendasarkan keputusan pendanaan pada struktur modal yang optimal. Struktur modal yang optimal dibentuk dengan menyeimbangkan manfaat dari penghematan pajak atas penggunaan hutang terhadap biaya

Stephen A. Ross menyatakan bahwa perusahaan-perusahaan

manufacturing umumnya memiliki komposisi hutang jangka panjang

antara 0%-50% dari total kapitalisasi, sedangkan perusahaan utilities sekitar 30%-60%. Sementara banyak studi mengenai struktur modal yang menyimpulkan aturan umum bahwa cost of capital akan minimum dalam komposisi hutang berbanding ekkuitas 1:2 berbeda data struktur modal untuk perusahaan di beberapa Negara dan Amerika Serikat diberikan dalam Tabel 2 dan Tabel 3.

Tabel 2. Perbandingan Struktur Modal di Beberapa Negara

Negara Persentase debt terhadap Nilai pasar Amerika 48% Jepang 72% Jerman 49% Kanada 45% Perancis 58% Italia 59% Sumber : Ross SA (1997)

(40)

Tabel 3. Struktur modal beberapa industri di Amerika Serikat Perusahaan Presentase Debt terhadap nilai pasar

Leverage tinggi Konstruksi bangunan 60,2% Industri perhotelan 55,4% Transportasi udara 38,8% Logam Dasar 29,1% Kertas 28,2 Leverage Rendah

Industri kimia dan obat 4,80%

Elektronika 9,10%

Jasa manajemen 12,30%

Komputer 9,60%

Pelayanan Kesehatan 15,20%

Sumber : Ross SA(1997)

2.10 Valuasi

Tujuan dilakukannya penilaian bisnis (valuasi bisnis) adalah disamping untuk melakukan aktivitas merger dan akuisisi, tetapi juga untuk 1) divestasi ataupun penambahan ekuitas dari mitra baru dalam perusahaan, 2) penjualan sebagian saham kepada publik. Dengan business

valuation, pelaku bisnis dapat mengetahui nilai wajar ekuitas suatu

perusahaan untuk perolehan pendanaan dan investor perlu mengukur berapa capital gain dari saham untuk menilai perkembangan kekayaannya (Nurhayati E, 2009). Melakukan valuasi perusahaan berarti mengukur tidak hanya kekayaan (aset) tetapi juga keterkaitannya dengan utang dan ekuitas. Secara umum dikenal tiga pendekatan dalam melakukan valuasi yaitu metode discounted cash flow, metode penilaian relatif (relative

valuation) dan metode contingent claim valuation. Berikut ini adalah

penjelasan masing-masing dari ketiga model tersebut (Prasetyo AH, 2011):

1. Metode Discounted Cash Flow: metode ini menekankan penerapan

(41)

sisi, metode ini dapat digunakan untuk memprediksi nilai perusahaan beberapa periode kedepan. Di sisi lain, metode ini dipandang sebagai salah satu metode yang termasuk dalam kategori cukup realistis.

2. Metode Penilaian Relatif : Metode ini mendasarkan perhitungan pada keterkaitan antara aset yang divaluasi dengan aset yang menjadi benchmark. Metode ini juga mendasarkan nilai aset pada nilai pasarnya.

3. Contingent Claim Valuation : Metode ini umumnya digunakan untuk menilai sekuritas yang diterbitkan oleh perusahaan. Sekuritas tersebut dapat berupa saham biasa, warrant, maupun obligasi. Dari metode yang telah dijelaskan sebelumnya, setiap metode memiliki jenis metodenya masing-masing yang dapat dilihat pada Gambar 5 sebagai beikut:

Gambar 5. Metode Valuasi

(Sumber : Damodaran Aswath, 2002)

Untuk menilai perusahaan maka digunakan metode discounted

cash flow, dalam metode DCF nilai dari suatu aset merupakan present value dari expected cash flow asset tersebut yang kemudian didiskontokan

pada suatu nilai discount rate yang menggambarkan tingkat risiko dari

(42)

aplikasinya tidak terlepas dari kelebihan dan kekurangan. Hal inilah yang membuat terjadinya perkembangan valuasi dalam dunia keuangan. Menurut Mun dalam Baroto (2008) terdapat kelebihan dari metode DCF yaitu:

1. Jelas serta konsisten dalam decision criteria untuk seluruh proyek. 2. Terdapat faktor time value of money yang menunjukkan nilai

sesungguhnya sekarang. Serta struktur risiko yang sudah terkandung didalam time value of money.

3. Mudah dalam menjelaskan kepada pihak manajemen.

Namun diantara kelebihan tersebut, metode DCF juga memiliki banyak kekurangan seperti:

1. Ketidakpastian dimasa yang akan datang membuat hasil dari metode DCF yang statis menjadi kurang dinamis.

2. Proyek-proyek yang dinilai berdasarkan metode DCF bersifat lebih pasif.

3. Seluruh tingkat risiko diasumsikan sudah diwakilkan oleh factor

discount rate, padahal dalam kenyataan tingkat risiko tersebut

dapat berubah tiap waktu.

4. Metode DCF mengasumsikan cash flow dimasa depan dapat diramalkan dengan tepat.

Metode DCF memiliki kelemahan dalam kasus terjadi perubahan struktur modal perusahaan, yang berdampak juga pada nilai perusahaan. Hal ini diantisipasi oleh metode Adjusted Present Value (APV), metode ini memisahkan free cash flow atas arus kas dari operasi dan arus kas dari sumber lain-lain yang umumnya didominasi oleh perlindungan pajak (tax

shield). Pendekatan APV, dimulai dengan nilai perusahaan tanpa hutang.

Dengan menambah hutang perusahaan, Damodaran mempertimbangkan efek pada nilai bersih dengan mempertimbangkan baik manfaat dan biaya pinjaman. Untuk melakukan ini, Damodaran mengasumsikan bahwa manfaat dari pinjaman adalah risiko tambahan kebangkrutan. (Damodaran A, 2002)

(43)

2.11 Penelitian Terdahulu

Penelitian ini merujuk kepada penelitian terdahulu mengenai analisis optimasi struktur modal. Skripsi yang disusun oleh Mohamat Emir Ferdian (2008) yang berjudul Analisa Optimasi Struktur Modal dan Manajemen Kas PT Indonesia Power Dalam Usahanya Untuk Memenuhi Ekspansi Usaha yang Dimiliki menggunakan model MM dengan perhitungan WACC dan asumsi optimasi struktur modal didapat ketika WACC minimum. Hasil valuasi pada penelitian tersebut menunjukkan bahwa perusahaan masih memiliki prospek yang sangat baik untuk berkembang. Dari aspek optimasi struktur modal, struktur modal yang paling optimal dengan rasio hutang sebesar 30% .

Selain penelitian oleh Ferdian (2008) terdapat rujukan berupa tesis yang disusun oleh Dini S. Mardiani (2001) dengan judul penelitian yaitu Analisis Struktur Modal yang Optimal LASMO PLC. Pada penelitian tersebut menggunakan anlisis sensitivitas dengan melihat pengaruh perubahan struktur modal LASMO terhadap biaya modal dan nilai perusahaan. Adapun hasil penelitian tersebut memberikan dua alternatif struktur modal optimal yaitu pada saat rasio hutang 60% dan 40%.

(44)

3.1 Kerangka Pemikiran

Tahapan awal yang dilakukan untuk menganalisis optimasi struktur modal pada PT Pusri adalah dengan menganalisis laporan keuangan. Selain itu melihat rencana jangka panjang tahun 2012-2014 untuk membiayai investasi-investasi yang akan dilakukan. Sumber dana sendiri terbagi menjadi dua yaitu sumber dana hutang yang akan dilihat pada hutang jangka panjang, dan sumber dana modal sendiri.

Analisis lainnya yang akan dilakukan yaitu analisis perusahaan, analisis regresi linear sederhana dan analisis valuasi. Alat analisis yang digunakan untuk menganalisis perusahaan yaitu analisis rasio serta analisis tren. Sedangkan pada analisis valuasi menggunakan metode penilaian langsung. Alat analisis yang digunakan dalam penilaian langsung yaitu

discounted cash flow yang dikembangkan, untuk dapat mengantisipasi

kelemahan DCF maka dibantu dengan metode Free Cash Flow of Firm (FCFF) dan Adjusted Present Value (APV). Hasil dari analisis ini dapat digunakan oleh perusahaan sebagai pedoman dalam menetapkan keputusan manajerial dimasa yang akan datang. Untuk lebih jelasnya kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 6.

(45)

PT Pupuk Sriwidjaya

Analisis Perusahaan

Analisis Rasio, Tren

Analisis Optimasi Struktur Modal

- Regresi linear sederhana - Korelasi

Pearson

Optimasi Struktur Modal Pada PT Pusri Analisis Valuasi

FCFF, APV

Keterangan:

: Alat Analisis

Gambar 6. Kerangka Pemikiran Penelitian

Penelitian ini didasarkan pada suatu proses alur pikir peneliti. Alur pemikiran menggambarkan suatu proses pelaksanaan penelitian hingga mencapai suatu hasil. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 7.

Struktur modal dan strategi pendanaan

Kebutuhan modal yang dibutuhkan untuk membiayai investasi-investasi yang akan dilakukan

Laporan Keuangan

Periode 2006-2010 Sebelum pelaksanaan Spin Off

Analisis Regresi Rencana Jangka

Panjang

Kebutuhan Investasi

(46)

Gambar 7. Alur Pikir

FBYDD:

Biaya Modal, harga, maupun profit.

FBYTDD:

Kondisi Perekonomian, Waktu, Penilaian, Resiko. Existing Problem: Struktur modal penting untuk diperhatikan perusahaan agar dapat meningkatkan nilai perusahaan Data Sekunder Internet, Buku, Annual Report. Data & Informasi : Profil Perusahaan, Laporan Keuangan (2006-2010), Rencana Jangka Panjang Proses: Analisis perusahaan (anilisis rasio, analisis trend), Analisis valuasi (analisis FCFF, APV), analisis regresi dan korelasi linear sederhana. Output : Kondisi keuangan perusahaan, debt berpengaruh terhadap laba berih, Nilai WACC minimum. Outcome: Kombinasi Rasio hutang & ekuitas agar struktur modal optimal, Rumusan strategi, Implikasi manajerial Impact : Struktur modal optimal, Peningkatan nilai perusahaan Parameter Kontrol :

1. komposisi hutang jangka panjang antara 0%-50% dari total kapitalisasi.

2. cost of capital akan minimum dalam komposisi hutang berbanding ekkuitas 1:2

Feed Back Lingkungan Eksternal: Kebijakan Politik, Globalisasi

Gambar

Gambar 2. Hubungan Cost Of Capital dengan Debt Equity Ratio  (Sumber: Brigham dan Ehrhardt, 2005)
Gambar 3. Biaya Modal dan Nilai Perusahaan Model MM-2  (Sumber : Brigham dan Ehrhardt, 2005)
Gambar 5. Metode Valuasi  (Sumber : Damodaran Aswath, 2002)
Gambar 6. Kerangka Pemikiran Penelitian
+6

Referensi

Dokumen terkait

Sekretariat Wilayah :Gedung FMIPA Terpadu, Ilmu Komputer – FMIPA UNILA Jl.. Soemantri

Bagian Hukum dipimpin oleh seorang Kepala Bagian yang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Asisten Pemerintahan dalam merencanakan teknis operasional,

pengaruh pemanfaatan sumber belajar Terhadap hasil belajar akuntansi pada siswa Kelas xi semester ii sma negeri 2 wonogiri..

Ada pengaruh Model Pembelajaran problem possing Materi Bangun Datar Terhadap Hasil Belajar siswa kelas VII MTs Darussalam Ngentrong Tulungagung Tahun Ajaran

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah (1) Mendeskripsikan kemampuan komunikasi matematika siswa laki-laki dalam menyelesaikan masalah soal cerita materi pokok

Dalam memb uat pe ra ngka t pembela ja ran maka langkah-lan gkah ya ng diam bil adalah : 1.. Pi rin g dan gelas dia tas me ja tidak ja tuh saat taplak me ja di ta rik den

jawaban Anda, karena saya mengharapkan tidak ada pernyataan yang terlewati. Bantuan Anda dalam menjawab pernyataan dalam kuesioner ini

25 (2) Dalam hal pengajuan keberatan tidak dapat dipertimbangkan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepala Dinas dalam waktu paling lama 14 hari kerja sejak tanggal