• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Akhir Praktikum Pemeriksaan Parasit Pada Ikan Mas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Laporan Akhir Praktikum Pemeriksaan Parasit Pada Ikan Mas"

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)

Disusun oleh : Disusun oleh : Haikal

Haikal Munfaridzi Munfaridzi Yusup Yusup 230110150102301101501011

Indra 230110150136

Indra 230110150136

Sania

Sania Malika Malika 230110150132301101501377

Kelas : Kelas : PerIkanan B/ Kelompok 9 PerIkanan B/ Kelompok 9

UNIVERSITAS PADJADJARAN

UNIVERSITAS PADJADJARAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

PROGRAM STUDI PERIKANAN

PROGRAM STUDI PERIKANAN

JATINANGOR

JATINANGOR

2017 2017

(2)

ii

KATA PENGANTAR  KATA PENGANTAR 

Kami ucapkan puji dan syukur kepada Allah SWT, yang telah Kami ucapkan puji dan syukur kepada Allah SWT, yang telah memberIkan rahmat, hikmah, serta hidayahnya sehingga kami dapat memberIkan rahmat, hikmah, serta hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaIkan laporan praktikum Parasit dan Penyakit Ikan ini dengan baik. menyelesaIkan laporan praktikum Parasit dan Penyakit Ikan ini dengan baik. Adapun materi yang kami bahas dalam laporan ini adalah mengenai Adapun materi yang kami bahas dalam laporan ini adalah mengenai “

“Pemeriksaan Parasit pada Ikan Mas (Pemeriksaan Parasit pada Ikan Mas (

C

Cyp

yprriinus ca

nus carrp

piio

o

))””..

Segala sesuatu yang ada di dunia ini pasti memiliki tujuan. Begitu pula Segala sesuatu yang ada di dunia ini pasti memiliki tujuan. Begitu pula dengan pembuatan laporan ini. Tujuan penulisan laporan ini adalah memenuhi dengan pembuatan laporan ini. Tujuan penulisan laporan ini adalah memenuhi salah satu tugas laporan akhir praktikum Parasit dan Penyakit Ikan semester genap salah satu tugas laporan akhir praktikum Parasit dan Penyakit Ikan semester genap tahun akademik 2016-2017.

tahun akademik 2016-2017.

Akhir kata, semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan karunia-Nya dan Akhir kata, semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan karunia-Nya dan membalas segala amal budi serta kebaIkan pihak-pihak yang membantu kami membalas segala amal budi serta kebaIkan pihak-pihak yang membantu kami dalam penyelesaian laporan ini. Sekali lagi, kami sangat berharap laporan ini dalam penyelesaian laporan ini. Sekali lagi, kami sangat berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan. Semoga di masa yang dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan. Semoga di masa yang akan datang penyusun mampu menulis karya

akan datang penyusun mampu menulis karya yang lebih baik.yang lebih baik.

Jatinangor, Juni 2017 Jatinangor, Juni 2017

Penyusun Penyusun

(3)

ii

menyelesaIkan laporan praktikum Parasit dan Penyakit Ikan ini dengan baik. menyelesaIkan laporan praktikum Parasit dan Penyakit Ikan ini dengan baik. Adapun materi yang kami bahas dalam laporan ini adalah mengenai Adapun materi yang kami bahas dalam laporan ini adalah mengenai “

“Pemeriksaan Parasit pada Ikan Mas (Pemeriksaan Parasit pada Ikan Mas (

C

Cyp

yprriinus ca

nus carrp

piio

o

))””..

Segala sesuatu yang ada di dunia ini pasti memiliki tujuan. Begitu pula Segala sesuatu yang ada di dunia ini pasti memiliki tujuan. Begitu pula dengan pembuatan laporan ini. Tujuan penulisan laporan ini adalah memenuhi dengan pembuatan laporan ini. Tujuan penulisan laporan ini adalah memenuhi salah satu tugas laporan akhir praktikum Parasit dan Penyakit Ikan semester genap salah satu tugas laporan akhir praktikum Parasit dan Penyakit Ikan semester genap tahun akademik 2016-2017.

tahun akademik 2016-2017.

Akhir kata, semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan karunia-Nya dan Akhir kata, semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan karunia-Nya dan membalas segala amal budi serta kebaIkan pihak-pihak yang membantu kami membalas segala amal budi serta kebaIkan pihak-pihak yang membantu kami dalam penyelesaian laporan ini. Sekali lagi, kami sangat berharap laporan ini dalam penyelesaian laporan ini. Sekali lagi, kami sangat berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan. Semoga di masa yang dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan. Semoga di masa yang akan datang penyusun mampu menulis karya

akan datang penyusun mampu menulis karya yang lebih baik.yang lebih baik.

Jatinangor, Juni 2017 Jatinangor, Juni 2017

Penyusun Penyusun

(4)

ii ii DAFTAR ISI DAFTAR ISI Bab Halaman Bab Halaman DAFTAR TABEL

DAFTAR TABEL ... ... ... iiiiii DAFTAR GAMBAR  DAFTAR GAMBAR  ... ... ... iviv DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR LAMPIRAN ... ... ... vv I PENDAHULUAN I PENDAHULUAN 1.1

1.1 Latar Belakang Latar Belakang ... ... 11 1.2

1.2 Tujuan Tujuan ... ... 22 1.3

1.3 Manfaat Manfaat ... .... 22 II

II TINJAUAN TINJAUAN PUSTAKAPUSTAKA 2.1

2.1 Ikan Mas Ikan Mas ... .... 33 2.1.1

2.1.1 Klasifikasi...Klasifikasi... ... 33 2.1.2

2.1.2 Biologi dan Morfologi Ikan Biologi dan Morfologi Ikan Mas Mas ... ... 33 2.2

2.2 Parasit Ikan Parasit Ikan ... ... 44 2.2.1

2.2.1 Ektoparasit Ektoparasit ... ... 55 2.2.2

2.2.2 Endoparasit Endoparasit ... ... 66 2.3

2.3 Pemeriksaan Parasit Ikan Pemeriksaan Parasit Ikan ... ... 66 2.3.1

2.3.1 Pemeriksaan Bagian Kulit, Sisik dan Sirip Pemeriksaan Bagian Kulit, Sisik dan Sirip ... ... 77 2.3.2

2.3.2 Pemeriksaan Parasit pada Insang ..Pemeriksaan Parasit pada Insang ... .... 88 2.3.3

2.3.3 Pemeriksaan Parasit pada Usus Pemeriksaan Parasit pada Usus ... ... 99 2.3.4

2.3.4 Pemeriksaan Parasit Pemeriksaan Parasit pada Otot pada Otot Daging Daging ... ... 1010 III

III METODOLOGI METODOLOGI PRAKTIKUMPRAKTIKUM 3.1

3.1 Waktu dan Tempat...Waktu dan Tempat... ... 1111 3.2

3.2 Alat dan Bahan ...Alat dan Bahan ... ... 1111 3.2.1

3.2.1 Alat ...Alat ... 11.... 11 3.2.2

3.2.2 Bahan .Bahan ... .... 1111 3.3

3.3 Prosedur Kerja ...Prosedur Kerja ... ... 1111 IV

IV HASIL HASIL DAN DAN PEMBAHASANPEMBAHASAN 4.1

4.1 Hasil Hasil ... 13... 13 4.1.1

4.1.1 Data Data Kelompok ...Kelompok ... 13... 13 4.1.2

4.1.2 Data Data Angkatan Angkatan ... 13... 13 4.2 4.2 Pembahasan ...Pembahasan ... 20... 20 V PENUTUP V PENUTUP 5.1 5.1 Kesimpulan Kesimpulan ... ... 3030 5.2 5.2 Saran Saran ... ... 3030 DAFTAR PUSTAKA DAFTAR PUSTAKA... ... 3131 LAMPIRAN LAMPIRAN ... ... 3333

(5)

iii iii 2

2 Hasil Hasil Pemeriksaan Pemeriksaan Endoparasit Endoparasit Ikan Ikan Mas Mas Kelompok Kelompok ... .... 1313 3

3 Data Data Ektoparasit Ektoparasit Ikan Ikan Mas Mas Angkatan Angkatan ... .... 1414 4

(6)

iv iv

DAFTAR GAMBAR DAFTAR GAMBAR

 Nomor

 Nomor  Judul  Judul    HalamanHalaman

1

1 Morfologi Morfologi Ikan Ikan Mas Mas ... ... 44 2

2 Grafik Grafik Prevalensi Prevalensi Ektoparasit Ektoparasit pada pada Ikan Ikan Mas Mas ... ... 2323 3

3 Grafik Grafik Intensitas Intensitas Ektoparasit Ektoparasit pada pada Ikan Ikan Mas Mas ... ... 2424 4

4 Grafik Grafik Prevalensi Prevalensi Endoparasit Endoparasit pada pada Ikan Ikan Mas Mas ... ... 2525 5

(7)

v

2 Dokumentasi Bahan yang Digunakan ... 34

3 Dokumentasi Pengamatan Praktikum ... 35

4 Prosedur Praktikum ... 36

(8)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyakit ikan merupakan permasalahan yang sangat serius dalam kegiatan  budidaya ikan, karena hal ini dapat mengakibatkan penurunan mutu ikan dan juga kematian ikan. Menurut penyebabnya, penyakit ikan dibedakan atas penyakit infeksi dan non infeksi. Penyakit infeksi adalah penyakit yang menular yang disebabkan oleh jasad parasitik, bakteri, jamur dan virus sedangkan penyakit non infeksi adalah penyakit yang tidak menular. Penyakit parasiter ditakuti  pembudidaya karena sangat cepat menyerang/menginfeksi ikan dalam suatu  populasi sehingga akan menurunkan produksi.

Berdasarkan lokasinya tubuh inang diketahui ada organisme yang tergolong sebagai ektoparasit. Ektoparasit Ikan meliputi protozoa, cacing dan krustase. Kelimpahan, keragaman jenis dan sensifitas ektoparasit mungkin berbeda antara  jenis Ikan dan spesifitas ektoparasit mungkin berbeda antara jenis Ikan. Sumber untuk memperoleh ektoparsit adalah lapisan lendir sirip, tubuh dan insang (Hadioetomo 1993)

Endoparasit dan meso parasit merupakan parasit yang berlokasi dalam tubuh insang. Dapat ditemukan pada otot daging, organ internal, usus, lumen dan rongga tubuh inang. Meso dan endoparasit Ikan meliputi protozoa dan cacing. Kelimpahan, keanekaragaman dan sensifitasnya mungkin berbeda antara jenis Ikan. Dari organ tersebut dapat dilihat adanya nodul-nodul sebagai kelainan yang tampak makroskopik yang mungin disebabkan oleh adanya kista protozoa (terutama myxosporea  atau microspora) maupun kista parasit cacing. Parasit cacing pada usus dapat terlihat dengan mata telanjang, sedangkan parasit usus  protozoa tidak terlihat secara makroskopik (Hadioetomo 1993).

Atas dasar tersebut, maka penting dilakukan identifikasi dan pemeriksaan  pada Ikan untuk mencegah dan meminimalisir kemungkinan kerugian dari parasit

(9)

1.2 Tujuan

Tujuan dari praktikum ini adalah :

1. Praktikan dapat mengidentifikasi jenis-jenis ektoparasit dan endoparasit  pada Ikan mas yang berasal dari ciparanje

2. Praktikan dapat menghitung prevalensi dan intensitas parasit pada Ikan yang terinfeksi

1.3 Manfaat

Manfaat dari praktikum ini adalah dapat mengetahui spesies - spesies parasit yang ada pada Ikan dan menghitung jumlah parasit yang terdapat pada Ikan dan dapat membuat preparat parasit untuk bahan praktikum pengamatan parasit.

(10)

3 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ikan Mas

Ikan Mas dalam istilah umum disebut sebagai Ikan Karper. Ikan Mas sebagai ikan konsumsi dibagi menjadi dua kelompok yakni ras Ikan Mas bersisik  penuh dan ras Ikan Mas bersisik sedikit. Kelompok ras Ikan Mas yang bersisik  penuh adalah ras-ras Ikan Mas yang memiliki sisik normal, tersusun teratur dan

menyelimuti seluruh tubuh (Santoso 1993). 2.1.1 Klasifikasi

Klasifikasi Ikan Mas (Cyprinus carpio)  menurut Linnaeus (1758) dalam Page dan Burr 1991 adalah :

Filum : Chordata

Sub Filum : Vertebrata Super Kelas : Pisces

Kelas : Actinopterygii

Ordo : Cypriniformes

Famili : Cyiprinidae

Genus : Cyprinus

Spesies : Cyprinus carpio

2.1.2 Biologi dan Morfologi Ikan Mas

Ikan Mas merupakan ikan konsumsi air tawar, ikan mas sudah dipelihara sejak tahun 475 sebelum masehi di Cina. Di Indonesia ikan mas mulai dipelihara sekitar tahun 1920. Ikan mas yang terdapat di Indonesia merupakan ikan mas yang dibawa dari Cina, Eropa, Taiwan dan Jepang (Susanto 2007).

Ikan Mas biasa hidup di perairan sungai atau danau yang berada pada ketinggian 150-1600 m di atas permukaan laut dengan pH 7-8, suhu optimal 20-25o  C dan tergolong ke dalam kelompok Omnivora atau pemakan segala. Ikan mas dapat tumbuh cepat pada suhu antara 20-28oC. Bila suhu lingkungan lebih rendah, maka ikan akan mengalami penurunan pertumbuhan. Pertumbuhan ikan mas akan menurun dengan cepat apabila suhu berada di bawah 13oC bahkan pada suhu di bawah 5oC, dapat menyebabkan aktifitas makan terhenti. Pada

(11)

kolam-kolam budidaya dengan suhu rata-rata 15-18oC, Ikan Mas dapat hidup dan tumbuh namun tidak dapat berkembang biak (Huet 1970).

Gambar 1. Morfologi Ikan Mas

Bentuk tubuh ikan mas agak memanjang dan memipih tegak (compressed ). Mulutnya terletak di bagian tengah ujung kepala (terminal) dan dapat disembulkan (protaktil). Di bagian anterior mulut terdapat dua pasang sungut, secara umum hampir seluruh tubuh ikan mas ditutupi sisik. Sisik ikan mas  berukuran besar dan digolongkan kedalam sisik tipe sikloid (lingkaran), sirip  punggungnya (dorsal) memanjang dengan bagian belakang berjari keras dan di  bagian akhir (sirip ketiga dan keempat) bergerigi. Letak sirip punggung  berseberangan dengan permukaan sirip perut (ventral). Sirip duburnya (anal) mempunyai ciri-ciri seperti sirip punggung, yaitu berjari keras dan bagian akhirnya bergerigi. Garis gurat sisi (linea lateralis) berada di pertengahan tubuh dengan bentuk melintang dari tutup insang sampai ke ujung belakang pangkal ekor (Amri 2008).

2.2 Parasit Ikan

Parasit merupakan organisme yang kelangsungan hidupnya bergantung dari makhluk hidup lain sebagai inangnya. Kebergantungan ini dapat berupa kebutuhan nutrien oleh parasit yang terdapat dalam tubuh inang, maupun lingkungan internal inang (Dogiel et al . 1970). Berdasarkan habitatnya, parasit dalam tubuh Ikan dibagi menjadi dua yaitu ektoparasit (parasit yang menyerang  bagian luar tubuh Ikan, misalnya pada insang, sirip dan kulit), dan endoparasit

(12)

5

(parasit yang menyerang bagian dalam tubuh Ikan, misalnya usus, ginjal dan hati) (Balai Karantina Ikan Batam 2007).

2.2.1 Ektoparasit

Menurut Grabda (1991) dalam  Adji (2008), ektoparasit adalah parasit yang hidup di kulit, insang, dan bagian permukaan luar tubuh. Arnott et al . (2000) menyatakan bahwa umumnya ektoparasit pada ikan adalah golongan crustacea, cacing (trematoda, nematoda dan cestoda) dan protozoa. Ektoparasit ini menginfeksi sirip, sisik, operkulum dan insang ikan. Silsilia (2000) menyatakan  bahwa ektoparasit menginfeksi inangnya pada bagian yang berbeda-beda sesuai

dengan kebutuhan nutrient untuk kelangsungan hidupnya. Sumber untuk memperoleh ektoparsit adalah lapisan lendir sirip, tubuh dan insang (Hadioetomo 1993).

Dogiel et al. (1970) menyatakan, bahwa meningkatnya keberadaan  beberapa ektoparasit misalnya Trichodina sp.  dan Cylodonella cyprini tidak

ditentukan oleh umur. Sementara Noble et al. (1989), menyebutkan bahwa pada  beberapa spesies Ikan, semakin meningkatnya umur Ikan maka intensitas ektoparasitnya cenderung semakin berkurang. Namun menurur Kennedy (1975), semakin tua Ikan, berarti semakin lama waktu yang dimiliki Ikan untuk kontak dengan ektoparasit, sehingga prevalensi dan intensitas ektoparasit meningkat sesuai dengan umur Ikan. Tubuh inang merupakan tempat untuk kolonisasi ektoparasit. Semakin luas permukaan tubuh Ikan, maka koloni ektoparasit juga  bertambah, sehingga nilai intensitas dan prevalensi ektoparasit meningkat.

Beberapa parasit memiliki inang spesifik tertentu. Hal ini dapat ditunjukkan dengan adanya beberapa jenis Ikan yang hanya terinfeksi oleh satu  jenis ektoparasit saja (secara spesifik), atau hanya satu organ saja yang terinfeksi

oleh ektoparasit tersebut (organ spesifik), selain itu masih ada beberapa spesifitas lainnya seperti spesifitas geografi dan spesifitas ekologi (Grabda 1981). Hubungan spesifik antara inang dengan ektoparasit tersebut ditemukan oleh keberhasilan ektoparasit dalam menginfeksi, menempati, dan berkembangbiak  pada habitat tertentu pada bagian tubuh inang (Olsen 1974).

(13)

2.2.2 Endoparasit

Endoparasit dan meso parasit merupakan parasit yang berlokasi dalam tubuh inang. Dapat ditemukan pada otot daging, organ internal, usus, lumen dan rongga tubuh inang. Meso dan endoparasit Ikan meliputi protozoa dan cacing. Kelimpahan, keaneka ragaman dan sensifitasnya munkin berbeda antara jenis Ikan. Dari organ tersebut dapat dilihat adanya nodul-nodul sebagai kelainan yang tampak makroskopik yang mungin disebabkan oleh adanya kiste protozoa (terutama myxosporea atau microspora) maupun kiste parasit cacing. Parasit cacing pada usus dapat terlihat dengan mata telanjang, sedangkan parasit usus  protozoa tidak terlihat secara makroskopik (Hadioetomo 1993).

Keberadaan endoparasit dapat menyebabkan kematian pada populasi inang dan konsekuensinya dapat menyebabkan kerugian besar bagi industri perIkanan. Infeksi endoparasit dapat menyebabkan dampak yang dapat merugikan secara ekonomi, yaitu Ikan kehilangan berat badan, penolakan oleh konsumen karena  perubahan patologi pada inang, penurunan fekunditas Ikan dan penurunan jumlah

dalam penetasan Ikan dan larva (Anshary 2008).

Perkembangan endoparasit dalam tubuh Ikan dipengaruhi oleh beberapa faktor lingkungan, diantaranya suhu dan kandungan bahan kimia suatu perairan (Hassan 2008). Selain itu, adanya organisme invertebrata yang hidup di sekitar karamba jaring apung juga menjadi faktor penyebaran endoparasit pada Ikan, karena organisme tersebut dapat berperan sebagai inang perantara dari beberapa spesies endoparasit (Ruckert et al . 2009).

2.3 Pemeriksaan Parasit Ikan

Pada waktu pemeriksaan atau mengamati parasit Ikan, maka sampel Ikan yang diambil harus masih hidup (segar). Jika Ikan sudah mati meskipun beberapa menit saja parasit yang bersifat ektoparasit akan meninggalkan inangnya terutama yang terdapat pada insang dan kulit. Untuk pemeriksaan endoparasit, jika Ikan  baru mati asalkan tidak membusuk atau hancur masih dapat diperiksa isi ususnya,

untuk darah dan otot daging sudah tidak dapat dilakukan pemeriksaan (Trimariani 1994).

(14)

7

Pemeriksaan parasit dapat dilakukan secara natif (langsung) atau dengan  pewarnaan. Untuk melihat parasit diluar tubuh dapat menggunakan lup dengan  perbesaran 10× - 30× ; jika menggunakan mikroskop yaitu antara 5× - 100×  perbesaran, hal ini tergantung dari objek yang diamati. Untuk protozoa biasanya menggunakan perbesaran antara 45× - 100× objektivenya, untuk arthropoda dan cacing perbesaran 50× 150× atau dengan menggunakan objektive berukuran 5× -45× (Trimariani 1994).

2.3.1 Pemeriksaan bagian kulit, sisik dan sirip

Parasit yang menyerang bagian kulit ikan relatif mudah dideteksi. Apabila organisme penyebabnya berukuran cukup besar, maka dengan mudah dapat langsung diidentifikasi. Akan tetapi bila berukuran kecil harus diidentifikasi dengan mempergunakan sebuah mikroskop atau dengan mengamati akibat yang timbulkan oleh serangan organisme-organisme tersebut. Biasanya ikan yang terserang akan terlihat menjadi pucat dan timbul lendir secara berlebihan. Organisme yang menyerang bagian kulit dapat berasal dari golongan bakteri, virus, jamur atau lainnya. Bila disebabkan oleh jamur, maka akan terlihat bercak- bercak berwama putih, kelabu atau kehitam-hitaman pada kulit ikan. Ikan yang mengalami serangan penyakit atau parasit pada kulitnya, biasanya akan menggosok-gosokkan badannya kebenda-benda disekelilingnya sehingga sering kali menimbulkan luka baru yang dapat menyebabkan terjadinya infeksi sekunder. Pemeriksaan pada kulit, sirip, dan sisik ikan dilakukan ketika ikan masih hidup.

Langkah untuk mengindentifikasi parasit menggunakan mikroskop,  pertama-tama Ikan dikerok di beberapa bagian tubuh setelah dibunuh dengan

menusukkan jarum ke daerah otak. Hasil kerokan dikumpulkan dalam gelas petri atau gelas erloji yang telah diberi larutan NaCl fisiologis atau air akuades. Jika  jumlah kerokan sedikit misalnya dari benih ukuran kebul maka hasil kerokan dapat langsung ditaruh di atas gelas objek yang telah diberi la rutan NaCl fisiologis atau akuades (Trimariani 1994).

Bahan hasil kerokan dapat langsung diamati dibawah mikroskop. Pemeriksaan cara ini disebut pemeriksaan secara natif atau langsung. Selain  pemeriksaan langsung, dapat juga dengan cara pewarnaan yaitu pewarnaan

(15)

Giemsa, Malachiet Green, Haematoxilin eosin  dan lain sebagainya. Sebelum diberi warna, maka preparat di atas gelas objek perlu difiksasi terlebih dahulu artinya bahan dibunuh dengan larutan fiksatif agar bentuk organisme parasit tersebut masih dalam bentuk utuh (tidak banyak mengalami perubahan bentuk. Setelah itu kemudian diberi warna yang diinginkan. Demikian pula untuk  pemeriksaan sirip dilakukan dengan pengerokan atau dilihat langsung dibawah

mikroskop setelah diambil sebagian dari siripnya. Untuk mencegah agar jangan kering, maka diberi larutan NaCl fisiologi 0,8 –  0,9 % (Trimariani 1994).

2.3.2 Pemeriksaan parasit pada insang

Penyakit atau parasit yang menyerang organ insang agak sulit untuk dideteksi secara dini karena kaena tertutup operculum. Salah satu cara yang dianggap cukup efektif untuk mengetahui adanya serangan penyakit atau parasit  pada insang adalah mengamati pola tingkah laku ikan. Ciri utama ikan yang

terserang organ insangnya adalah menjadi sulit untuk bernafas. Selain itu, tutup insang akan mengembang sehingga sulit untuk ditutup dengan sempurna. Jika serangannya sudah meluas, lembaran-lembaran insang menjadi semakin pucat. Sering pula dijumpai adanya bintik-bintik merah pada insang yang menandakan telah terjadi pendarahan (peradangan). Jika terlihat bintik putih pada insang, kemungkinan besar di sebabkan oleh serangan parasit kecil yang menempel.

Pemeriksaan parasit pada insang dilakukan dengan mengeluarkan insang dari rongga insang. Agar insang tidak kering dan parasit tidak mati, maka setelah insang dikeluarkan dan ditaruh di gelas petri atau gelas erloji maka diberi  beberapa tetes larutan NaCl fisiologis atau akuades (Trimariani 1994).

Sebelum insang dikerok diamati dahulu dengan lup atau disekting mikroskop, ada tidaknya butir-butir halus seperti pasir pada insang atau ada tidaknya organisme yang melekat. Jika telah dikerok, maka hasil kerokan diamati di bawah mikroskop setelah ditaruh bahan kerokan itu di atas gelas objek yang diberi setetes larutan NaCl fisiologis (Trimariani 1994).

Jika insang tidak dikeluarkan untuk dikerok maka Ikan yang akan diperiksa insangnya dipegang pada bagian kepala dengan tutup insang ditaruh

(16)

9

diantara ibu jari dan telunjuk dan ekornya ada dekat kelingking. Kemudian kepala Ikan dimasukkan ke dalam larutan NaCl fisiologis sambil dikocok perlahan-lahan. Setelah itu, cairan NaCl tersebut diperiksa terhadap ada tidaknya parasit setelah diendapkan selama setengah jam (Trimariani 1994).

2.3.3 Pemeriksaan Parasit pada Usus

Ciri utama ikan yang terkena serangan penyakit atau parasit pada organ (alat-alat) dalamnya adalah terjadi pembengkakan di bagian perut disertai dengan  berdirinya sisik. Akan tetapi dapat terjadi pula bahwa ikan yang terserang organ

dalamnya memiliki perut yang sangat kurus. Jika pada kotoran ikan sudah dijumpai bercak darah, ini berarti pada usus terjadi pendarahan (peradangan). Jika serangannya sudah mencapai gelembung renang biasanya keseimbangan badan ikan menjadi terganggu sehingga gerakan berenangnya jungkir balik tidak terkontrol.

Pemeriksaan parasit pada usus dilakukan dengan membuka bagian  perutnya. Setelah perut dibuka kemudian diambil isi perutnya dengan memotong  bagian oesophagus dan bagian rektum. Setelah isi perut dikeluarkan dan dipisah- pisahkan dari organ-organ lainnya, baru usus dibelah dua sepanjang usus. Dengan menggunakan ose, jika ingin mengamati setiap bagian usus, diambil sedikit dari  bahan yang akan diamati tersebut kemudian bahan tersebut ditaruh diatas gelas

objek, setelah itu baru diamati dibawah mikroskop (Trimariani 1994).

Jika tidak mengamati setiap bagian usus maka seluruh isi usus dikeluarkan dan dimasukkan ke dalam gelas petri yang telah diberi l arutan NaCl fisiologis atau akuades. Isi usus diambil sebagian lalu ditaruh di atas gelas objek untuk diamati. Untuk mengamati ada-tidaknya parasit yang menempel pada dinding usus maka usus dibersihkan dalam larutan NaCl pada gelas petri, kemudian dengan lup atau  binokuler diperiksa dengan cermat. Parasit cacing cestoda dapat dilihat dengan

mudah karena berwarna putih dan bersegmen, serta ukurannya panjang. Terhadap nematoda ada yang dapat dilihat tanpa mikroskop dan ada yang mikroskopis. Terhadap protozoa bahan diperiksa di bawah mikroskop (Trimariani 1994).

(17)

2.3.4 Pemeriksaan Parasit pada Otot Daging

Pemeriksaan otot daging dilakukan dengan membuat sayatan tipis kemudian ditaruh diantara dua buah gelas objek. Setelah itu, ditekan agar sayatan menjadi lebih tipis. Setelah itu, diperiksa di bawah mikroskop terhadap larva cacing dan kista protozoa seperti  Ichthyopthirius. Sebelum mengambil sayatan otot untuk diamati seluruh otot, setelah Ikan diperiksa ada-tidaknya kista-kista atau gumpalan yang berwarna kuning atau putih susu. Kemudian kista dikeluarkan dengan sayatan dan ditaruh di atas gelas objek dan dipecahkan. Setelah itu,  preparat diamati dibawah mikroskop atau diberi warna dahulu kemudian diperiksa

dibawah mikroskop (Trimariani 1994).

Cara lain untuk memisahkan larva atau kista dari jaringan otot daging, dapat juga dengan menggunakan larutan enzim. Metode ini disebut metode  pencernaan. Larutan yang digunakan adalah pepsin 0,5 % dalam air yang

mengandung 0,5 % asam hydrochlorida (Larutan Pepsin HCl). Teknik ini juga digunakan untuk pemeriksaan parasit pada organ tubuh lain dari Ikan misalnya hati, ginjal, otak dan lain-lainnya (Trimariani 1994).

(18)

11 BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum Parasit dan Penyakit Ikan mengenai Pemeriksaan Parasit pada Ikan Mas ini dilaksanakan pada hari Senin, 22 Mei 2017 yang bertempat di Laboratorium FHA (Fisiologi Hewan Air) Fakultas PerIkanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Padjadjaran.

3.2 Alat dan Bahan 3.2.1 Alat

1. Cawan petri, sebagai wadah sampel. 2. Object glass, sebagai wadah pengamatan.

3. Pipet tetes, sebagai alat untuk mengambil air atau darah ikan. 4. Jarum ose, sebagai alat untuk memingsankan ikan.

5. Toples, sebagai wadah ikan uji.

6. Gunting, sebegai alat untuk membedah ikan.

7. Pisau bedah, sebagai alat untuk pembedah dan mengambil lendir ikan. 8. Mikroskop, sebagai alat untuk mempermudah mengemati sampel. 9. Kamera, untuk mendokumentasIkan kegiatan praktikum

3.2.2 Bahan

1. Ikan Mas, sebagai sampel yang akan diteliti. 2. Akuades, sebagai pengencer sampel.

3.1. Prosedur Kerja

1. Ikan mas Cyprinus carpio diambil untuk dijadikan sampel penelitian  praktikum identifikasi parasit

2. Diambil lendir ikan bagian kulit dan disimpan di atas object glass. Diamati dibawah mikroskop dan dicatat hasilnya.

(19)

3. Diambil lendir dan sedikit filamen insang lalu dicacah dan disimpan diatas object glass. Diamati dibawah mikroskop dan dicatat hasilnya.

4. Diambil beberapa sisik ikan dan disimpan di atas object glass. Diamati dibawah mikroskop dan di catat asilnya.

5. Ikan dipingsankan dengan ditusuk bagian kepala dengan jarum s onde. 6. Ikan dibedah di bagian perut untuk pengamatan mesoparasit dan

endoparasit. Diambil lendir di bagian otot ikan dan disimpan di atas object  glass. Diamati dibawah mikroskop dan di catat asilnya.

7. Dipotong bagian usus ikan, dikeluarkan isinya dan diamati dibawah mikroskop lalu dicatat hasilnya.

(20)

13 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Pada praktikum parasit dan penyakit ikan yang bertujuan untuk melakukan  pemeriksaan parasit pada ikan mas, didapatkan data kelompok dan data angkatan yang bisa digunakan untuk mengidentifikasi dan menganalisa parasit pada ikan mas. Data yang dihasilkan berasal dari pengamatan terhadap bagian luar tubuh ikan yaitu kulit, lendir, sisik, insang dan sirip yang menghasilkan parasit jenis eksoparasit serta pengmatan terhadap bagian dalam ikan yaitu usus dan otot yang menghasilkan parasite jenis endoparasit.

4.1.1 Data Kelompok

Pada praktikum pemeriksaan parasit pada ikan mas (Cyprinus carpio), kelompok 9 kelas perikanan B mendapatkan hasil sebagai berikut:

Tabel 1. Data Eksoparasit di Ikan Kelompok 9

Kel Kulit/Lendir/Sisik Insang Sirip

9 2 ekor Gyrodactylus sp. 18 ekor Dactylogyrus sp. Tidak ditemukan  parasit 2 ekor Trichodinella sp.

Tabel 2. Data Endoparasit di Ikan Kelompok 9

Kel Usus Otot

9 Tidak ditemukan parasite Tidak ditemukan parasite

4.1.2 Data Angkatan

Data angkatan yang didapatkan dalam praktikum pemeriksaan parasit pada ikan mas adalah berupa prevalensi parasit terhadap ikan dan intensitas infeksi  parasit pada Ikan mas.

(21)

Kel ke c t y l o g y r u s s p a n s v e r s o t r e m a s p i s t o r c h i s s p r o d a c t y l u s s p r i c h o d i n a s p h a b d i t i s s p A r g u l u s s p y x o s o m a s p y c t h o t e r u s s p a r s i p o m e t r a s h a n t o c e p h a l a s C c l o s s i r o n o m u s s p a m a l l a n u s s p y x o b o l u s s p E i s t i l i s s h i n o r h y n c u s s c t y l o g y r u s s p i n o s t o n u m s p r i c h o d i n a s p r i c h o d i n e l l a s r o d a c t y l u s s p i p l o z o o n s p E p i s t y l i s s p h t y o p t h i r i u s y x o b o l u s s p A c a r u s s p a m a l l a n u s s p h a b d i t i s s r i c h o d i n a s p i r o d i n e l l a s p 1A 1 - - - 1 20 - - - 3 - - - -2A 1 1 - - 1 - - - 6 - - - -3A 1 3 - - - 5 - - - 10 - - 73 - - - -4A 1 3 - - - 73 - - - 10 - 5 - - - -5A 1 - - - 1 - - - -6A 1 4 - - - 3 - - - 17 - - - - 1 - - - -7A 1 - - - 1 1 - - - 20 - - - - 1 - - - -8A 1 - - - 1 - - - 3 - - - -9A 1 - - - 1 - - - 3 - - - -10A 1 3 - - - -11A 1 - - 1 - - - 6 - - - -12A 1 - - - - 2 - - - 5 - - - -13A 1 - - - 3 - - - -14A 1 - - - 13 - - - -15A 1 - - - - 1 - - - 4 - - - -16A 1 - - - 10 - - - - 1 - - - -17A 1 - - - - 1 - - - 1 - - - 1 - - - -18A 1 - - - 4 - - - 3 - - - -19A 1 - - - - 3 - - - 6 - - - -20A 1 - - - 1 - - - -21A 1 - - - 1 1 - - - 5 1 - - - - 3 - - - -15 Kel Ikan ke Ektoparasit Kulit / Lendir / Sisik Insang Sirip D a c t y l o g y r u s s T r a n s v e r s o t r e m a s O p i s t o r c h i s s p G y r o d a c t y l u s s T r i c h o d i n a s p R h a b d i t i s s p A r g u l u s s p M y x o s o m a s p N y c t h o t e r u s s p M a r s i p o m e t r a s A c h a n t o c e p h a l a s C c l o s s C h i r o n o m u s s p C a m a l l a n u s s p M y x o b o l u s s p E i s t i l i s s E c h i n o r h y n c u s s D a c t y l o g y r u s s C l i n o s t o n u m s p T r i c h o d i n a s p T r i c h o d i n e l l a s G y r o d a c t y l u s s D i p l o z o o n s p E p i s t y l i s s p I c h t y o p t h i r i u s M y x o b o l u s s p A c a r u s s p C a m a l l a n u s s p R h a b d i t i s s T r i c h o d i n a s p C h i r o d i n e l l a s p 22A 1 - - - - 3 - - - 1 - - - 1 - - - - 1 - - - -23A 1 - - - 1 - - - 1 - - - -24A 1 - - - 1 - - - -1B 1 - - - 3 - - - 2 - - - -2B 1 - - - 1 - - - - 3 - - - -3B 1 2 1 - - - 1 - - - -4B 1 1 - - - 1 - - - -5B 1 - - - 1 1 - - - 1 - - - -6B 1 - 2 - - - 1 1 - - - -7B 1 - - - 27 - - - 3 - - - -8B 1 - - - 1 - - - - 1 - - - -9B 1 - - - 2 - - - 18 - - 2 - - - -10B 1 - - - - 3 - - 32 2 - - - 15 - - 2 - - - -11B 1 - - - - 2 - - - 4 - - - -12B 1 - - - 2 1 - - - 4 - - - -13B 1 - - 1 - - - 12 - - - - 2 - - - -14B 1 - - - 4 - - - 23 - - - -15B 1 - - - - 1 - - - 4 - - - -16B 1 - - - 15 - - - -17B 1 87 - - - -18B 1 252 - - - 3 - - - -19B 1 - - - - 1 - - - 1 - - - -20B 1 - - - - 22 - - - 35 - - - 3 - - -

(22)

-15

Kel Ikan ke

Ektoparasit

Kulit / Lendir / Sisik Insang Sirip

D a c t y l o g y r u s s T r a n s v e r s o t r e m a s O p i s t o r c h i s s p G y r o d a c t y l u s s T r i c h o d i n a s p R h a b d i t i s s p A r g u l u s s p M y x o s o m a s p N y c t h o t e r u s s p M a r s i p o m e t r a s A c h a n t o c e p h a l a s C c l o s s C h i r o n o m u s s p C a m a l l a n u s s p M y x o b o l u s s p E i s t i l i s s E c h i n o r h y n c u s s D a c t y l o g y r u s s C l i n o s t o n u m s p T r i c h o d i n a s p T r i c h o d i n e l l a s G y r o d a c t y l u s s D i p l o z o o n s p E p i s t y l i s s p I c h t y o p t h i r i u s M y x o b o l u s s p A c a r u s s p C a m a l l a n u s s p R h a b d i t i s s T r i c h o d i n a s p C h i r o d i n e l l a s p 22A 1 - - - - 3 - - - 1 - - - 1 - - - - 1 - - - -23A 1 - - - 1 - - - 1 - - - -24A 1 - - - 1 - - - -1B 1 - - - 3 - - - 2 - - - -2B 1 - - - 1 - - - - 3 - - - -3B 1 2 1 - - - 1 - - - -4B 1 1 - - - 1 - - - -5B 1 - - - 1 1 - - - 1 - - - -6B 1 - 2 - - - 1 1 - - - -7B 1 - - - 27 - - - 3 - - - -8B 1 - - - 1 - - - - 1 - - - -9B 1 - - - 2 - - - 18 - - 2 - - - -10B 1 - - - - 3 - - 32 2 - - - 15 - - 2 - - - -11B 1 - - - - 2 - - - 4 - - - -12B 1 - - - 2 1 - - - 4 - - - -13B 1 - - 1 - - - 12 - - - - 2 - - - -14B 1 - - - 4 - - - 23 - - - -15B 1 - - - - 1 - - - 4 - - - -16B 1 - - - 15 - - - -17B 1 87 - - - -18B 1 252 - - - 3 - - - -19B 1 - - - - 1 - - - 1 - - - -20B 1 - - - - 22 - - - 35 - - - 3 - - - -16 Kel Ikan ke Ektoparasit

Kulit / Lendir / Sisik Insang Sirip

D a c t y l o g y r u s s T r a n s v e r s o t r e m a s O p i s t o r c h i s s p G y r o d a c t y l u s s T r i c h o d i n a s p R h a b d i t i s s p A r g u l u s s p M y x o s o m a s p N y c t h o t e r u s s p M a r s i p o m e t r a s A c h a n t o c e p h a l a s C c l o s s C h i r o n o m u s s p C a m a l l a n u s s p M y x o b o l u s s p E i s t i l i s s E c h i n o r h y n c u s s D a c t y l o g y r u s s C l i n o s t o n u m s p T r i c h o d i n a s p T r i c h o d i n e l l a s G y r o d a c t y l u s s D i p l o z o o n s p E p i s t y l i s s p I c h t y o p t h i r i u s M y x o b o l u s s p A c a r u s s p C a m a l l a n u s s p R h a b d i t i s s T r i c h o d i n a s p C h i r o d i n e l l a s p 21B 1 - - - 1 - - - 5 1 - - - -22B 1 - - - 1 - - - 1 - - - -23B 1 - - - 2 - - - 1 1 - - - 1 - - - -1C 1 - - - 4 - - - 3 - - - 1 - - - -2C 1 - - - 2 - - 1 - - - 6 - - - 1 - - -3C 1 - - - 1 - - - 1 - - - 2 - -4C 1 - - - 3 - - - 1 - - - -5C 1 - - - 4 - - - 4 - - - -6C 1 - - - 1 - - - 4 - 1 - - - -7C 1 - - - 1 - - - -8C 1 - - - 5 1 - - - 1 - -9C 1 - - - 2 - - 5 - - - 1 - - - -10C 1 - - - 4 - - - 11 - - - -11C 1 - - - - 15 - - - 1 - - - - -12C 1 - - - - - - - - 8 - - - -13C 1 - - - - 19 - - - 7 - - - -14C 1 - - - - 2 - - - -15C 1 - - - - 14 - - - -16C 1 - - - - 11 - - - -17C 1 2 - - 3 - - - - 5 - - - -18C 1 - 2 - - - 2 - - 5 - - - -19C 1 - - - 2 - - - - 24 - - - - 1 - - - -20C 1 - - - - 2 - - - - 14 - - -

(23)

-g y r u s s r s o t r e m s c h i s s p t y l u s s d i n a s p i t i s s p l u s s p o m a s p t e r u s s p o m e t r a o c e p h a l s s s m u s s p a n u s s p o l u s s p l i s s h y n c u s g y r u s s n u m s p d i n a s p d i n e l l a t y l u s s o o n s p l i s s p t h i r i u s o l u s s p u s s p a n u s s p i t i s s d i n a s p n e l l a s p 21B 1 - - - 1 - - - 5 1 - - - -22B 1 - - - 1 - - - 1 - - - -23B 1 - - - 2 - - - 1 1 - - - 1 - - - -1C 1 - - - 4 - - - 3 - - - 1 - - - -2C 1 - - - 2 - - 1 - - - 6 - - - 1 - - -3C 1 - - - 1 - - - 1 - - - 2 - -4C 1 - - - 3 - - - 1 - - - -5C 1 - - - 4 - - - 4 - - - -6C 1 - - - 1 - - - 4 - 1 - - - -7C 1 - - - 1 - - - -8C 1 - - - 5 1 - - - 1 - -9C 1 - - - 2 - - 5 - - - 1 - - - -10C 1 - - - 4 - - - 11 - - - -11C 1 - - - - 15 - - - 1 - - - - -12C 1 - - - - - - - - 8 - - - -13C 1 - - - - 19 - - - 7 - - - -14C 1 - - - - 2 - - - -15C 1 - - - - 14 - - - -16C 1 - - - - 11 - - - -17C 1 2 - - 3 - - - - 5 - - - -18C 1 - 2 - - - 2 - - 5 - - - -19C 1 - - - 2 - - - - 24 - - - - 1 - - - -20C 1 - - - - 2 - - - - 14 - - - -17 Kel Ikan ke Ektoparasit

Kulit / Lendir / Sisik Insang Sirip

D a c t y l o g y r u s s T r a n s v e r s o t r e m a s O p i s t o r c h i s s p G y r o d a c t y l u s s T r i c h o d i n a s p R h a b d i t i s s p A r g u l u s s p M y x o s o m a s p N y c t h o t e r u s s p M a r s i p o m e t r a s A c h a n t o c e p h a l a s C c l o s s C h i r o n o m u s s p C a m a l l a n u s s p M y x o b o l u s s p E i s t i l i s s E c h i n o r h y n c u s s D a c t y l o g y r u s s C l i n o s t o n u m s p T r i c h o d i n a s p T r i c h o d i n e l l a s G y r o d a c t y l u s s D i p l o z o o n s p E p i s t y l i s s p I c h t y o p t h i r i u s M y x o b o l u s s p A c a r u s s p C a m a l l a n u s s p R h a b d i t i s s T r i c h o d i n a s p C h i r o d i n e l l a s p 21C 1 - - - 9 - - - 3 - 1 - - - -22C 1 - - - 5 - - - - - - - - - 1 - - - -23C 1 1 - - 1 - - - - 1 - - - - 1 - - - -Jumlah 359 5 2 76 147 2 0 32 37 1 16 1 3 3 8 3 10 361 5 6 78 31 12 6 0 1 7 1 3 0 0

(24)

17

Kel Ikan ke

Ektoparasit

Kulit / Lendir / Sisik Insang Sirip

D a c t y l o g y r u s s T r a n s v e r s o t r e m a s O p i s t o r c h i s s p G y r o d a c t y l u s s T r i c h o d i n a s p R h a b d i t i s s p A r g u l u s s p M y x o s o m a s p N y c t h o t e r u s s p M a r s i p o m e t r a s A c h a n t o c e p h a l a s C c l o s s C h i r o n o m u s s p C a m a l l a n u s s p M y x o b o l u s s p E i s t i l i s s E c h i n o r h y n c u s s D a c t y l o g y r u s s C l i n o s t o n u m s p T r i c h o d i n a s p T r i c h o d i n e l l a s G y r o d a c t y l u s s D i p l o z o o n s p E p i s t y l i s s p I c h t y o p t h i r i u s M y x o b o l u s s p A c a r u s s p C a m a l l a n u s s p R h a b d i t i s s T r i c h o d i n a s p C h i r o d i n e l l a s p 21C 1 - - - 9 - - - 3 - 1 - - - -22C 1 - - - 5 - - - - - - - - - 1 - - - -23C 1 1 - - 1 - - - - 1 - - - - 1 - - - -Jumlah 359 5 2 76 147 2 0 32 37 1 16 1 3 3 8 3 10 361 5 6 78 31 12 6 0 1 7 1 3 0 0 18

Tabel 4. Data Endoparasit Ikan Angkatan

Kel PERIKANAN A Usus Otot C h ir o n o m u s sp C u le x sp T ri ch o d in a sp R h a b d it is sp C o rc o ca ec u m sp E p is ty li s sp D a ct yl o g yr u s sp L a m p ro g le n a sp 1 - - - -2 - - - -3 - - - -4 - - - -5 - - - -6 - - - -7 - 1 - - - -8 - - - -9 - - - -10 - - -

(25)

-Tabel 4. Data Endoparasit Ikan Angkatan Kel PERIKANAN A Usus Otot C h ir o n o m u s sp C u le x sp T ri ch o d in a sp R h a b d it is sp C o rc o ca ec u m sp E p is ty li s sp D a ct yl o g yr u s sp L a m p ro g le n a sp 1 - - - -2 - - - -3 - - - -4 - - - -5 - - - -6 - - - -7 - 1 - - - -8 - - - -9 - - - -10 - - - -11 - - - -12 - - - -13 - - - -14 - - - -15 - - - -16 - - - -17 - - - -18 - - - -19 - - - -20 - - - -21 - - - -22 - - - -23 - - - -24 - - - -Jumlah 0 1 0 0 0 0 0 0

(26)

19 Kel PERIKANAN B Usus Otot C h i r o n o m u s s p C u l e x s p T r i c h o d i n a s p R h a b d i t i s s p C o r c o c a e c u m s p E p i s t y l i s s p D a c t y l o g y r u s s p L a m p r o g l e n a s p 1 - - - -2 1 - - - -3 - - - 2 -4 - - - -5 - - - -6 - 1 - - - -7 - - - 1 8 - - - -9 - - - -10 - - 10 - - - - -11 - - - -12 - - - -13 - - - -14 - - - -15 - - - -16 - - - 1 - - - -17 - - - -18 - - - -19 - - - -20 - - - -21 - - - -22 - - - -23 - - - - 1 1 - -Jumlah 1 1 10 1 1 1 2 1

(27)

Kel PERIKANAN C Usus Otot C a m a ll a n u s sp C u le x sp T ri ch o d in a sp R h a b d it is sp A n is a k is sp E p is ty li s sp D a ct yl o g yr u s sp L a m p ro g le n a sp R h a b d it is sp C a m a ll a n u s sp T ri ch in el la sp 1 - - - - 1 - - - -2 1 - - - -3 - - - -4 - - - - 1 - - - -5 - - - 6 6 - - - -7 1 - - - 1 8 - - - 1 9 - - - - 3 - - - -10 - - - -11 - - - -12 - - - -13 - - - -14 - - - -15 - - - -16 - - - -17 - - - -18 - - - -19 - - - -20 - - - -21 - - - -22 - - - -23 - - - -Jumlah 2 0 0 0 5 0 0 0 0 0 8 4.2 Pembahasan

Pada pembahasan ini akan menganalisa data kelompok dan data angkatan yang didapatkan pada praktikum pengamatan parasite pada ikan mas ( Cyprinus carpio).

(28)

21

4.2.1 Data Kelompok

Pemeriksaan parasit pada praktikum kali ini dilakukan pada Ikan Mas yang berasal dari Kolam Ciparanje, Jawa Barat. Pemeriksaan ektoparasit pada Ikan Mas dilakukan dengan mengerok bagian lendir yang terdapat pada kulit, sisik dan sirip dengan kondisi Ikan dalam keadaan hidup, karena ektoparasit akan lepas dari inangnya jika inangnya sudah mati. Karena hal tersebut, perlakuan yang diberikan pada Ikan setelah lendir Ikan diambil, Ikan dimasukan kembali ke wadah yang berisi air, agar Ikan tetap hidup untuk selanjutnya dilakukan  pemeriksaan pada insang, dimana insang masih termasuk ke dalam pemeriksaan

ektoparasit.

Sementara itu, dalam pemeriksaan endoparasit, Ikan terlebih dahulu dimatikan dengan menusuk bagian kepalanya. Kemudian dilakukan pembedahan  pada bagian perut dengan menggunting bagian urogenital melingkar ke arah anterior dekat operculum. Kemudian diambil sampel usus dan otot untuk dilakukan pemeriksaan, dalam perlakuannya harus dilakukan secara cepat, tepat dan cermat, sebab kesulitan dalam pemeriksaan endoparasit lebih sulit dibandingkan dengan pemeriksaan ektoparasit.

Semua pemeriksaan parasit dilakukan menggunakan mikroskop dengan  perbesaran 10× dan penggunaan akuades pada sampel yang disimpan pada objek gelas yang bertujuan agar sampel tidak mengering dan terlihat jelas pada mikroskop.

Hasil pemeriksaan parasit pada Ikan Mas, kelompok kami mendapatkan hasil dari Ikan Mas yang dilakukan pemeriksaan teridentifikasi terdapat parasit. Terdapat 3 spesies ektoparasit pada tubuhnya. Spesies parasit tersebut antara lain Gyrodactylus sp. pada bagian sisik, serta  Dactylogyrus sp. dan Trichodinella sp.  pada bagian insang.

Gyrodactylus sp. ini teridentifikasi ketika pemeriksaan sisik dilakukan. Walaupun dalam pendukomentasian agak sulit karena ukuran yang sangat mikroskopis dan keterbatasan alat pengamat, namun dari ciri morfologi parasit dapat diketahui bahwa parasit tersebut adalah Gyrodactylus sp. Selain itu  pengamatan juga dilakukan dari tanda klinis pada ikan. Tanda klinis dari infeksi

(29)

 parasit ini adalah kulit ikan mas yang diamati terdapat bercak-bercak kemerahan  pada bagian sisiknya, kulitnya berwarna pucat dan lendirnya relatif banyak dari  pada ikan biasa.

 Dactylogyrus sp. ini teridentifikasi ketika pemeriksaan insang dilakukan. Dalam penginfeksian organ inang, parasit  Dactylogyrus sp. menyebakan tanda –  tanda yaitu, insang ikan rusak, luka dan timbul perdarahan, sirip ikan menguncup,  bahkan kadang terjadi kerontokan pada sirip ekor, ikan menggosok-gosokkan  badannya ke dasar kolam atau benda keras lainnya, kulit menjadi berlendir dan  berwarna pucat. Hasil identifikasi tersebut sesuai dengan tanda klinis serangan  Dactylogyrus sp. yang dikemukakan Tiuria (2013), ikan yang terinfeksi

Dactylogyrus sp. akan memperlihatkan sekresi mukosa yang berlebihan, warna kulit menjadi gelap, epitel insang hiperplasia, dan insang pucat. Gejala ikan yang terinfeksi Dactylogyrus sp. dapat ditangani dengan menjaga kualitas air agar tetap  bersih. Hal ini disebabkan karena kualitas air yang bersih mampu mempercepat  penyembuhan luka akibat infeksi Dactylogyrus sp. serta dapat mencegah terjadinya infeksi ulang. Dactylogyrus sp.yang teridentifikasi pada sampel insang ikan Mas ini adalah seperti pada gambar berikut ini.

Trichodinella  sp. teridentifikasi berada pada bagian insang Ikan Mas yang diteliti. Trichodinella sp. ini termasuk golongan protozoa. Keberadaan  parasit Trichodinella sp.  dan Trichodina sp. pada ikan, akan menyebabkan ikan akan terkena penyakit trichodiniasis. Penyakit trichodiniasis yang sudah parah ini dapat menyebabkan gejala klinis ikan yang terinfeksi yaitu ikan lemah, warna tubuh tidak cerah (kusam) dan sering menggosok-gosokkan tubuhnya pada bagian dinding atau dasar kolam. Penularan penyakit ini bisa melalui air dan kontak langsung antara ikan yang terinfeksi penyakit dan ikan yang sehat. Faktor yang mendukung berkembangnya penyakit trichodiniasis adalah menurunnya kadar oksigen dalam air hingga kurang dari 4 ppm, suhu air yang fluktuatif, dan bahan organic yang tinggi di dalam air kolam. Pengendalian penyakit trichodiniasi dapat dilakukan dengan pemberian makanan yang baik (mutu dan jumlahnya), kondisi air kolam cukup oksigen, air kolam banyak mengandung bahan organic, dan suhu air kolam sesuai dengan kehidupan ikan. Ikan yang sudah terinfeksii penyakit

(30)

23

segera ditangkap dan dipindahkan ke dalam kolam tersendiri, kemudian diobati dengan cara direndam dalam larutan formalin 40 ppm selama 24 jam.

4.2.2 Data Angkatan

Berdasarkan jenis parasit yang menyerang, yaitu ektoparasit dan endoparasit, dapat dihitung nilai prevalensinya sebagai berikut :

a. Ektoparasit

Prevalensi =

Jumlah Ikan Terinfeksi

Jumlah Total Ikan

 × 100%

Prevalensi =

70

70

  × 100%

Prevalensi = 100 %

b. Endoparasit

Prevalensi =

Jumlah Ikan Terinfeksi

Jumlah Total Ikan

 × 100%

Prevalensi =

14

70

  × 100%

Prevalensi = 20 %

Berdasarkan data prevalensi ektoparasit, maka dapat dibuat grafik histogram prevalensi ektoparasit parasit per spesies parasit sebagai berikut ini :

(31)

Berdasarkan data prevalensi endoparasit, maka dapat dibuat grafik histogram prevalensi endoparasit parasit per spesies parasit sebagai berikut ini :

Gambar 3. Grafik Prevalensi Endoparasit pada Ikan Mas

Berdasarkan jenis parasit yang menyerang, yaitu ektoparasit dan endoparasit, dapat dihitung nilai intensitas sebagai berikut :

a. Ektoparasit

Intensitas =

Jumlah Parasit 

Jumlah Ikan Terinfeksi

Intensitas =

792

70

Intensitas = 11,31 ≅ 11 Individu Parasit  Ekor Inang

b. Endoparasit

Intensitas =

Jumlah Parasit 

Jumlah Ikan Terinfeksi

Intensitas =

34

14

Intensitas = 2,43 ≅ 2 Individu Parasit  Ekor Inang

Berdasarkan data prevalensi ektoparasit, maka dapat dibuat grafik histogram Intensitas ektoparasit parasit per spesies parasit sebagai berikut ini :

(32)

25

Gambar 4. Grafik Intensitas Ektoparasit pada Ikan Mas

Berdasarkan data prevalensi ektoparasit, maka dapat dibuat grafik histogram Intensitas ektoparasit parasit per spesies parasit sebagai berikut ini :

Gambar 5. Grafik Intensitas Endoparasit pada Ikan Mas

Berdasarkan hasil pengamatan pada praktikum pemeriksaan parasit pada Ikan Mas ini, maka didapatkan berbagai macam ektoparasit maupun endoparasit yang menyerang Ikan. Ektoparasit yang menyerang Ikan Mas berdasarkan data angkatan terdapat 19 spesies, antara lain  Dactylogyrus  sp., Transversometra sp.,

(33)

Ophistorchis  sp., Gyrodactylus  sp., Trichodina  sp., Trichodinella  sp.,  Rhabditis sp., Camallanus  sp.,  Myxosoma  sp.,  Ichtyopthirius  sp.,  Micthoterus  sp.,  Marsipometra sp., Acanthocephala sp., Cyclops sp., Chironomus sp., Epistylis sp.,  Diplozoon  sp.,  Echinorhyncus  sp. dan Cinostonum sp. sedangkan endoparasit yang menyerang ikan mas menurut data angkatan terdapat 11 spesies, antara lain adalah Chironomus sp., Culex sp., Trichodina sp., Rhabditis sp., Corocaecum sp.,  Epistylis  sp.,  Anisakis  sp.,  Camallanus  sp.,  Dactylogyrus  sp.,  Lamproglena  sp.

dan Trichinella sp.

Berdasarkan hasil perhitungan prevalensi, maka ektoparasit memiliki tingkat serangan terhadap inang yang lebih besar dibandingkan dengan endoparasit. Hal tersebut juga dapat dilihat dari banyaknya spesies ektoparasit yang menyerang ikan dibandingkan dengan endoparasit. Hal yang demikian dikarenakan sirip, kulit/lendir/sisik, insang berhubungan langsung dengan lingkungan. Dimana dalam kondisi lingkungan yang kurang baik dan manajemen  budidaya yang jelek seperti kepadatan ikan yang terlalu tinggi pada satu kolam

ataupun kurangnya pengontrolan kualitas air, sehingga dengan manajemen yang kurang sempurna akan mengakibatkan parasit akan lebih muda menyerang ikan, hal ini sesuai dengan pernyataan Sinderman (1990) dalam Rustikawati et al. (2004), jika keadaan ikan terganggu antara lain karena kepadatan yang tinggi, nutrisi yang kurang serta kualitas air yang jelek akan menyebabkan kondisi ikan menjadi lemah sehingga mudah terserang penyakit. Untergasser (1989) dalam Rustikawati et al. (2004), menambahkan bahwa semakin tinggi kepadatan, maka semakin besar kemungkinan gesekan yang dapat terjadi antara ikan yang dapat menularkan parasit secara langsung atau menimbulkan luka yang dapat menjadi sasaran organisme patogen lain (infeksi sekunder).

Berdasarkan grafik prevalensi parasit pada Ikan Mas (gambar 6), maka dapat dianalisis bahwa prevalensi parasit  Dactylogyrus  sp. memiliki persentase  prevalensi yang paling besar dibandingkan parasit lainnya, yaitu sebes ar 79%. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat infeksi parasit  Dactylogyrus sp. cukup tinggi. Kondisi seperti ini bisa terjadi jika kondisi lingkungan tempat hidup Dactylogyrus sp. tumbuh mendukung, baik dari kondisi perairan dan juga kondisi inangnya.

(34)

27

Faktor yang mendukung berkembangnya parasit pada dasarnya adalah kepadatan  populasi yang tinggi, suhu air yang berubah-ubah dan kekurangan pakan

(Cahyono 2000).

Hal ini juga dikarenakan cara perkembangbiakan  Dactylogyrus sp. yang  berkembangbiak dengan bertelur dimana dalam satu kali pemijahan Dactylogyrus sp. dapat menghasilakan beratus-ratus telur sehingga mampu menginfeksi banyak ikan. Alasan tersebut sesuai dengan pernyataan Rustikawati et al. (2004) yang menyatakan bahwa,  Dactylogyrus  sp. berkembangbiak dengan cara bertelur dan ratusan ekor parasit dapat menginfeksi satu ekor ikan. Serangan  Dactylogyrus sp. terutama terjadi pada benih ikan berukuran 3-5 cm yang berada pada kondisi  perairan terburuk (Huet 1979 dalam Rustikawati et al. 2004). Selain itu lingkungan dari perairan yang mendukung  Dactylogyrus sp. untuk  berkembangbiak dan karena kepadatan dari lingkungan budidaya sehingga ikan yang terinfeksi oleh  Dactylogyrus sp.  bergesekan dengan ikan sehat sehingga ikan yang sehat terkontaminasi oleh ikan yang terkena parasit sehingga dapat menyebabkan intensitas Dactylogyrus sp. tinggi.

Selanjutnya dengan prevalensi yang cukup tinggi pula yaitu Trichodina sp. dengan persentase sebesar 29 %, hal tersebut juga dapat terjadi karena Trichodina sp. merupakan parasit yang hidup pada inang (ikan) berbagai ukuran, tetapi kebanyakan menyerang ikan yang sudah berukuran besar. Parasit ini akan menyebabkan penyakit trichodiniasis. Penyakit ikan ini menimbulkan kerusakan  pada tubuh ikan dan insang. Penyakit trichodiniasis yang sudah parah ini dapat menyebabkan gejala klinis ikan yang terinfeksi yaitu ikan lemah, warna tubuh tidak cerah (kusam) dan sering menggosok-gosokkan tubuhnya pada bagian dinding atau dasar kolam dan jika sudah sangat parah kematian ikan akibat serangan parasit ini cukup sering terjadi.

Berdasarkan data pada data angkatan, juga dapat dianalisis hasil prevalensi  pada endoparasit yang memiliki prevalensi yang hampir sama pada tiap spesiesnya yaitu berkisar 1-4%, hal ini dikarenakan imunitas ikan dewasa pada umumnya sudah cukup baik sehingga walaupun ada parasit yang masuk ke dalam tubuh, maka sistem imunnya akan berusaha untuk melawan parasit tersebut.

(35)

Selain itu, beberapa spesies parasit yang ditemukan di dalam tubuh ikan tersebut  juga, merupakan spesies-spesies yang umum ditemukan pada ikan, hal tersebut

karena parasit juga membutuhkan inang yang sesuai dengan karakteristik hidup mereka.

Berdasarkan data hasil praktikum pemeriksaan parasit pada Ikan Mas, maka dapat dianalisis Intensitas ektoparasit yang menginfeksi Ikan Mas secara keseluruhan cukup besar yaitu berkisar antara 1-32 individu parasit/ekor inang, yang menandakan bahwa dalam 1 ekor Ikan Mas terdapat 1-32 parasit yang menyerang. Dimana Nilai intensitas jenis ektoparasit yang paling tinggi terdapat  pada spesies  Myxosoma sp. yang memiliki nilai intensitas sebesar 32. Tingginya intensitas jenis ektoparasit tersebut dikarenakan  Myxosoma sp. merupakan ektoparasit yang umumnya menyerang Ikan dikarenakan kondisi perairan yang sangat mendukung bagi pertumbuhan parasit  Myxosoma sp. Sedangkan intensitas yang paling rendah diantaranya terdapat pada spesies Chironomis sp., Cyclops sp. dan Marsipometra sp. yang semuanya memiliki nilai intensitas yang sama yaitu 1, hal ini diakibatkan karena pada Ikan Mas yang dilakukan pemeriksaan, banyak terdapat spesies parasit yang berbeda sehingga akan terjadi persaingan yang tinggi antar parasit untuk dapat menyerap nutrisi yang terdapat pada Ikan sehingga dengan adanya persaingan tersebut maka akan menyebabkan adanya spesies  parasit yang mendominasi di bandingkan parasit yang lain, salah satu yang

mendominasi adalah Trichodina sp. dan  Michtoterus sp. Sedangkan  Chironomis sp., Cyclops sp. dan Marsipometra sp. memiliki daya saing yang rendah sehingga intensitas dari ketiga jenis parasit itu juga sangan rendah.

Pada parasit yang bersifat endoparasit yang memiliki nilai intensitas yang  paling tinggi ada pada spesies Trichodina sp., dimana Trichodina sp. merupakan endoparasit yang memiliki nilai intensitas yang cukup tinggi dibandingkan endoparsit lainnya yaitu sebesar 10 individu/ekor yang menunjukkan bahwa dalam 1 ekor Ikan terdapat 10 Trichodina sp. yang menyerang Ikan. Hal ini juga dapat menunjukan bahwa ikan mas yang diteliti banyak yang terkena penyakit trichodiniasi, karena penyakit ini bisa disebabkan oleh parasite Trichodina sp. dan Trichodinella sp., yang pada ikan mas yang diteliti ini jumlahnya lumayan banyak

(36)

29

intensitasnya. Sedangkan 10 parasit yang bersifat endoparasit lain yang menyerang ikan mas tingkat intensitasnya hampir sama, contohnya ada spesies Culex  sp., Chironomus  sp., dan  Rhabditis  sp. yang memiliki tingkat intensitas 1  parasit/inang ikan.

(37)

30

Berdasarkan hasil pemeriksaan parasit pada Ikan Mas, maka dapat disimpulkan hasilnya sebagai berikut :

1. Didapatkan prevalensi ektoparasit tertinggi dari cacing Dactylogyrus (79%), Gyrodactylus (34%), dan protozoa Trichodina (29%), sementara prevalensi endoparasit umumnya hanya sedikit dengan yang paling banyak adalah  Anisakis dan Trichinella sebanyak 4%

2. Didapatkan intensitas ektoparasit tertinggi dari protozoa  Myxosoma  (32 ind/ekor) dan Trichodinella (19,5 ind/ekor), sementara intensitas endoparasit terbanyak adalah Trichodina dengan 10 ind/ekor.

3. Berdasarkan data angkatan yang di dapatkan dan dibuat diagram ditemukan intensitas parasit Ektoparasit lebih dominan sedangkan Endoparasit lebih sedikit. Jumlah yang diketahui dalam data angkatan juga sangat beragam, hal tersebut berarti jumlah parasit yang ditemukan dalam suatu ikan yang terinfeksi, sangat tinggi dan ikan terinfeksi berat.

5.2 Saran

Pada praktikum pemeriksaan parasit Ikan ini sudah cukup baik, namun perlu ada peningkatan kembali dari segala aspeknya, baik dari Praktikan dan laboran sendiri. Masih perlunya bimbingan dari asisten dan laboran untuk mengontrol kegiatan praktikum ini, agar Praktikan tidak salah dalam mengidentifikasi jenis  parasit pada praktikum pemeriksaan parasit ini.

(38)

31

DAFTAR PUSTAKA

Amri. 2008. Membuat Pakan Ikan Konsumsi. Agromedia Pustaka, Tanggerang. Anshary, H. 2008. Modul Pembelajaran Berbasis Student Center Learning (SCL)

Mata Kuliah Parasitologi Ikan. Lembaga Kajian dan Pengembangan PendidIkan (LKPP). Universitas Hasanuddin. Makassar. 126 hal.

Arnott, S.A., I. Barber and F.A. Huntingford. 2000.  Parasiteassociated growth enchancement in a fish-cestode system. Proc. Roy. Soc. B. 267:657-663.

Balai Karantina Ikan Batam. 2007. Laporan Pemantauan HPI/HPIK Tahun 2007. Balai Karantina Ikan Batam. Batam. 52 hal.

Dogiel, V.A.G., G.K. Petrushevski dan I. Polyanski. 1970.  Parasitology of Fishes. T.F.H. Publisher, Hongkong. 384 p.

Grabda, J. 1991. Marine Fish Parasitology. Polish Scientific Publishers. Poland. Hadioetomo RS. 1993. Mikrobiologi Dasar Dalam praktek : Teknik dan Prosedur

 Dasar Laboratorium. Granmedia Pustaka Utama: Jakarta

Hassan, M. 2008. Parasites of Native and Exotic Freshwater Fishes in the South-West of South-Western Australia. Thesis. Murdoch University. Perth, Western Australia. 173 hal.

Kennedy, C.R. 1975.  Ecological Animal Parasitology. Blackwell Scientific Publications, Oxford.

 Noble, E.R., G.A. Noble, G.A Schad and A.J. Mclnnes. 1989.  Parasitology. The Biology of Animal Parasites. 6thEdition. Lea and Febiger Philadelphia London.

Olsen, O.W. 1974.  Animal Parasites, Their Life Cycles and Ecology. Univ. Park  Press, Baltimore, London, Tokyo.

Page, L.M., and B.M. Burr. 1991.  A field guide to freshwater fishes of North  America north of Mexico. The Peterson Field Guide Series, volume

42. Houghton Mifflin Company, Boston, MA.

Rochdianto. 2007. Kiat Budidaya Ikan Mas. Penebar Swadaya, Jakarta.

Ruckert, S., S.Klimpel, S. Al-Quraishy, H. Mehlhorn, and H.W. Palm. 2009. Transmission of Fish Parasites into Grouper Mariculture (Serranidae:  Epinephelus coioides (Hamilton, 1882)) in Lampung Bay, Indonesia.

Journal Parasitology Reseach (2009) 104: 523-532.

Santoso, Budi. 1993. Petunjuk teknis budidaya ikan mas. Kanisius, Yogyakarta Silsilia, N. S. 2000. Parasit Pada Ikan Neon Tetra (Paracheirodon innesimyers)

 yang Diekspor Melalui Badan Karantina Ikan Bandara Soekarno- Hatta, Jakarta. Skripsi, Institut Pertanian Bogor. Bogor.

(39)

Susanto. 2007.  Kiat Budidaya Ikan Mas di Lahan Kritis. Penebar Swadaya, Jakarta.

Trimariani, Agnes. 1994.  Petunjuk Praktikum Parasit dan Penyakit Ikan. Jatinangor : Fakultas PerIkanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Padjadjaran

(40)

33

LAMPIRAN

Lampiran 1. Alat Praktikum

Pisau, Gunting, Pinset, dan Jarum Ose, Petri Disk, Penggaris, Gelas

Objek dan Pipet

Mikroskop

(41)

Lampiran 2. Bahan Praktikum

(42)

35

Lampiran 3. Kegiatan Praktikum

Infeksi Gyrodactylus

Infeksi Dactylogyrus

Infeksi Dactylogyrus

Infeksi Dactylogyrus dan Trichodinella

(43)

Lampiran 4. Prosedur Praktikum Pengamatan pada Lendir Ikan

Pengamatan pada Sisik Ikan

Diambil ikan dari wadah

Diambil lendir ikan menggunakan pisau dan disimpan pada cawan petri

Diambil lendir ikan den an i et tetes

Dilakukan en amatan den an mikrosko

Dicatat enis arasit an ditemukan

Diambil sisik ikan men unakan isau dan disim an ada cawan etri

Diambil air den an men unakan i et

Diambil air dari cawan etri dan sim an

Dilakukan en amatan den an mikrosko

(44)

37

Pengamatan pada Insang

Pengamatan Pada Daging dan Otot

Diambil insan ikan men unakan untin dan disim an ada cawan etri

Diambil sisik seba ian kemudian dicacah

Diambil air den an i et tetes kemudian dicam urkan den an cacahan insan

Dilakukan en amatan den an mikrosko

Dicatat enis arasit an ditemukan

Dilakukan embedahan ada ikan

Diambil seba ian otot dan da in ikan kemudian dicacah ada ob ek lass

Diambil air den an i et tetes kemudian dicam urkan den an cacahan otot dan da in

Dilakukan en amatan den an mikrosko

(45)

Pengamatan Pada Usus

Dilakukan embedahan ada ikan

Diambil seba ian usus ikan kemudian dicacah ada ob ek lass

Diambil air den an i et tetes kemudian dicam urkan den an cacahan usus

(46)

39

Lampiran 5. Tabel Hasil Pengamatan

Identifikasi Ektoparasit di Tubuh Ikan Mas Kelas A

K  e l-I k  a n k  e -Ektoparasit Kulit /

Lendir / Sisik Insan

g Si ri p D a c t l o r u s s T r a n s v e r s o t r e m a s O i s t o r c h i s s G r o d a c t l u s s T r i c h o d i n a s R h a b d i t i s s A r u l u s s M x o s o m a s N c t h o t e r u s s M a r s i o m e t r a s A c h a n t o c e h a l a s C c l o s s C h i r o n o m u s s E c h i n o r h n c u s s D a c t l o r u s s C l i n o s t o n u m s p T r i c h o d i n a s T r i c h o d i n e l l a s G r o d a c t l u s s D i l o z o o n s E i s t l i s s I c h t o t h i r i u s s T r i c h o d i n a s p C h i r o d i n e l l a s 1 1 - - - 1 2 0 - - - 3 - - - -2 1 1 - - 1 - - - 6 - - - -3 1 3 - - - 5 - - - - 1 0 - -7 3 - - - - -4 1 3 - - - 7 3 -1 0 - 5 - - - -5 1 - - - 1 - - - -6 1 4 - - - 3 - - - - 1 7 - - - - 1 - - - -7 1 - - - 1 1 - - - - 2 0 - - - - 1 - - - -8 1 - - - 1 - - - 3 - - - -9 1 - - - 1 - - - 3 - - - -1 0 1 3 - - - -1 1 1 - - 1 - - - 6 - - - -1 2 1 - - - - 2 - - - 5 - - - -1 3 1 - - - 3 - - - -1 4 1 -1 3 - - - -1 5 1 - - - - 1 - - - 4 - - - -1 6 1 -1 0 - - - - 1 - - -

(47)

-1 7 1 - - - - 1 - - - 1 - - - 1 - - -1 8 1 - - - 4 - - - 3 - - - -1 9 1 - - - - 3 - - - 6 - - - -2 0 1 - - - 1 - - - -2 1 1 - - - 1 1 - - - 5 1 - - - - 3 - - - -2 2 1 - - - - 3 - - - 1 - - - - 1 - - - - 1 - - -2 3 1 - - - 1 - - - 1 - - -2 4 1 - - - 1 - - - -J u m l a h 2 4 1 4 0 1 7 1 1 3 0 0 0 0 0 7 0 0 5 1 2 4 1 5 7 3 0 7 3 0 0 0

Identifikasi Endoparasit di Tubuh Ikan Mas Kelas A

Ke l-Ika n ke-Endoparasit Usus Otot Chiro nomus  sp Cul ex  sp Trich odina  sp Rhab ditis  sp Corcoc  aecum  sp Epist   ylis  sp Dactylogyrus  sp Lampr  oglena  sp 1 1 - - - -2 1 - - - -3 1 - - - -4 1 - - - -5 1 - - - -6 1 - - - -7 1 - 1 - - -

(48)

-41 8 1 - - - -9 1 - - - -10 1 - - - -11 1 - - - -12 1 - - - -13 1 - - - -14 1 - - - -15 1 - - - -16 1 - - - -17 1 - - - -18 1 - - - -19 1 - - - -20 1 - - - -21 1 - - - -22 1 - - - -23 1 - - - -24 1 - - - -Ju ml ah 24 0 1 0 0 0 0 0 0

Identifikasi Ektoparasit di Tubuh Ikan Mas Kelas B

K  e l-I k  a n k  e -Ektoparasit Kulit /

Lendir / Sisik Insan

g Si ri p D a c t l o r u s s T r a n s v e r s o t r e m a s O i s t o r c h i s s G r o d a c t l u s s T r i c h o d i n a s R h a b d i t i s s A r u l u s s M x o s o m a s N c t h o t e r u s s M a r s i o m e t r a s A c h a n t o c e h a l a s C c l o s s C h i r o n o m u s s E c h i n o r h n c u s s D a c t l o r u s s C l i n o s t o n u m s p T r i c h o d i n a s T r i c h o d i n e l l a s G r o d a c t l u s s D i l o z o o n s E i s t l i s s I c h t o t h i r i u s s T r i c h o d i n a s p C h i r o d i n e l l a s 1 1 - - - 3 - - - 2 - - - -2 1 - - - 1 - 3 - - - -3 1 2 1 - - - 1 - - - - -4 1 1 - - - 1 - - - - -5 1 - - - 1 1 - - - 1 - - - -6 1 - 2 - - - 1 1 - - -

(49)

-7 1 - - - 2 7 - - - 3 - - - -8 1 - - - 1 - 1 - - - -9 1 - - - 2 - - - - 1 8 - - 2 - - - -1 0 1 3 -3 2 2 -1 5 - - 2 - - - -1 1 1 - - - - 2 - - - 4 - - - -1 2 1 - - - 2 1 - - - 4 - - - -1 3 1 1 -1 2 - - - - 2 - - - -1 4 1 4 -2 3 - - - -1 5 1 - - - - 1 - - - 4 - - - -1 6 1 -1 5 - - - -1 7 1 8 7 - - - -1 8 1 2 5 2 - - - 3 - - -1 9 1 - - - - 1 - - - 1 - - - -2 0 1 -2 2 -3 5 - - - 3 - - - -2 1 1 - - - 1 - - - 5 1 - - - -2 2 1 - - - 1 - - - - 1 - - - -2 3 1 - - - 2 - - - 1 1 - - - 1 - - - - -J u m l a h 2 3 3 4 2 3 1 4 0 3 1 2 0 3 2 3 7 1 2 1 3 5 1 0 7 4 0 4 3 2 3 0 0 0

(50)

43

Identifikasi Endoparasit di Tubuh Ikan Mas Kelas B

Kel -Ika n ke-Endoparasit Usus Otot Chiron omus  sp Cul ex  sp Trich odina  sp Rhab ditis  sp Corcoc  aecum  sp Epist   ylis  sp Dactylogyrus  sp Lampr  oglena  sp 1 1 - - - -2 1 1 - - - -3 1 - - - 2 -4 1 - - - -5 1 - - - -6 1 - 1 - - - -7 1 - - - 1 8 1 - - - -9 1 - - - -10 1 - - 10 - - - - -11 1 - - - -12 1 - - - -13 1 - - - -14 1 - - - -15 1 - - - -16 1 - - - 1 - - - -17 1 - - - -18 1 - - - -19 1 - - - -20 1 - - - -21 1 - - - -22 1 - - - -23 1 - - - - 1 1 - -Ju ml ah 23 1 1 10 1 1 1 2 1

(51)

Identifikasi Ektoparasit di Tubuh Ikan Mas Kelas C K  e l-I k  a n k  e -Ektoparasit Kulit /

Lendir / Sisik Insa

ng Si ri p D a c t l o r u s s T r i c h o d i n a s O i s t o r c h i s s G r o d a c t l u s s T r i c h o d i n a s R h a b d i t i s s C a m a l l a n u s s M x o s o m a s T r a n s v e r s o t r o m a s M x o b o l u s s A c h a n t o c e h a l a s E i s t i l i s s C h i r o n o m u s s M x o b o l u s s D a c t l o r u s s A c a r u s s p T r i c h o d i n a s T r i c h o d i n e l l a s G r o d a c t l u s s D i l o z o o n s E i s t l i s s C a m a l l a n u s s R h a b d i t i s s T r i c h o d i n a s p C h i r o d i n e l l a s 1 1 - - - 4 - - - 3 - - - 1 - - - -2 1 - - - 1 - - - -2 - - - 6 - - 1 2 - -3 1 - - - 1 - - - 1 - - - -4 1 - - - 3 - - - 1 - - - -5 1 - - - 4 - - - 4 - - - -6 1 - - - 1 - - - 4 - 1 - - - -7 1 - - - 1 - - - 1 - -8 1 - - - 5 1 - - - -9 1 - - - 2 - - - - 5 - - - 1 - - - -1 0 1 - - - 4 - - - -1 1 - - - -1 1 1 - - - 1 1 5 - - - -1 2 1 - - - 8 - - - -1 3 1 -1 9 7 - - - -1 4 1 - - - 2 - - - -1 5 1 -1 4 - - - -1 6 1 -1 1 - - - -1 7 1 2 - - 3 - - - 5 - - - -1 8 1 - - - 2 - - - - 5 - - - -1 9 1 2 -2 4 - - - - 1 - - - - -2 0 1 2 -1 4 - - -

(52)

-45 2 1 1 - - - 9 - - - - 2 - - 3 - - 1 - - - -2 2 1 - - - 5 - - - 1 - - - - -2 3 1 1 - - 1 - - - 1 - - - - 1 - - - - -J u m l a h 2 3 3 2 0 2 9 1 0 3 0 2 8 7 3 0 1 1 3 0 7 1 1 2 8 3 0 1 3 0 0

Identifikasi Endoparasit di Tubuh Ikan Mas Kelas C

K  el -Ik  an ke -Endopara sit Usu s Otot Otot Cam alla nus  sp C  ul ex  sp Tric  hodi  na  sp Rha bdit  is sp  Ani   saki   s sp E pi   styl is  sp Dactylog  yrus sp Lam  prog lena  sp Rh abd  itis  sp Cam alla nus  sp Tric  hine lla  sp 1 1 - - - - 1 - - - -2 1 1 - - - -3 1 - - - -4 1 - - - - 1 - - - -5 1 - - - 6 6 1 - - - -7 1 1 - - - 1 8 1 - - - 1 9 1 - - - - 3 - - - -10 1 - - - -11 1 - - - -12 1 - - - -13 1 - - - -14 1 - - - -15 1 - - - -16 1 - - - -17 1 - - -

(53)

-18 1 - - - -19 1 - - - -20 1 - - - -21 1 - - - -22 1 - - - -23 1 - - - -J u m la h 23 2 0 0 0 5 0 0 0 0 0 8

Prevalensi Parasit pada Ikan Mas Data Angkatan

No Jenis Parasit Jumlah Parasit yang Jumlah Ikan yang Jumlah

Ikan yang Prevalensi ditemukan (ekor) terinfeksi (ekor) diperiksa (ekor) (%) 1 Gyrodactylus sp. 107 30 70 42.86% 2  Dactylogyrus sp. 722 61 70 87.14% 3 Transversotrema sp 5 3 70 4.29% 4 Ophistorchis sp. 2 2 70 2.86% 5 Trichodina sp. 161 22 70 31.43% 6  Rhabditis sp. 6 4 70 5.71% 7 Camallanus sp. 7 7 70 10.00% 8  Myxosoma 32 1 70 1.43% 9  Nyctotherus 39 3 70 4.29% 10  Marsipometra 9 4 70 5.71% 11  Acanthocephala 16 9 70 12.86% 12 Cyclops 1 1 70 1.43% 13 Chironomus sp. 3 3 70 4.29% 14  Echinorhynchus 10 2 70 2.86% 15  Myxobolus sp. 9 4 70 5.71% 16  Epistylis sp. 7 5 70 7.14% 17 Clinostomum sp. 5 3 70 4.29% 18 Trichodinella sp. 78 4 70 5.71% 19  Epystilis sp. 296 4 70 5.71% 20  Diplozoon 12 9 70 12.86% 21  Acarus sp. 7 1 70 1.43% 22 Culex 2 2 70 2.86% 23 Corcocaecum 1 1 70 1.43%

Gambar

Gambar 1.  Morfologi Ikan Mas
Tabel 4. Data Endoparasit Ikan Angkatan
Tabel 4. Data Endoparasit Ikan Angkatan
Gambar 2. Grafik Prevalensi Ektoparasit pada Ikan Mas
+3

Referensi

Dokumen terkait

Monocystis merupakan parasit yang memiliki inang spesifik, tetapi dapat juga ditemukan spesies Monocystis yang sama pada cacing yang berbeda

Hanya Ergasilus betina yang akan menyerang dan menempel pada ikan sebagai parasit, sedangkan Ergasilus jantan akan berenang bebas sebagai plankton.. Insang ikan

Pertambahan bobot dan panjang individu benih ikan mas (C. carpio) strain rajadanu pada perlakuan padat tebar yang berbeda selama 40 hari pemeliharaan.. Pertumbuhan panjang ikan

Untuk mengidentifikasi jenis parasit yang menginfeksi sampel ikan, dilakukan pemeriksaan parasit pada organ permukaan tubuh, insang dan sirip menggunakan mikroskop

Hasil pemeriksaan residu logam berat pada ikan (ikan nila dan ikan mas) menunjukkan hasil yang masih berada dalam batas aman sehingga ikan yang ada di waduk ini masih

Prevalensi menggambarkan persentase ikan yang terinfeksi oleh parasit tertentu dalam populasi ikan, intensitas menggambarkan jumlah parasit tertentu yang ditemukan pada ikan

Ikan komet (Carassius auratus auratus) merupakan salah satu jenis ikan mas hias, ciri yang membedakan dengan ikan mas hias lainnya adalah caudal fin atau sirip ekornya lebih panjang

Organ yang Terinfeksi dan Jenis Parasit Pemeriksaan ikan sampel dari pasar Banjarbaru sebanyak 30 ekor ditemukan dua organ yang terinfeksi oleh parasit yaitu pada bagian insang dan