• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tinjauan Yuridis Terhadap Perjanjian Jual Beli Ikan Segar Hasil Laut (Studi Pada UD. CTK)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Tinjauan Yuridis Terhadap Perjanjian Jual Beli Ikan Segar Hasil Laut (Studi Pada UD. CTK)"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pertumbuhan ekonomi dunia jelas dapat dilihat dari maraknya transaksi bisnis yang mewarnainya. Pertumbuhan ini menimbulkan banyak variasi bisnis yang menuntut para pelaku bisnis melakukan mekanisme penyesuaian dengan menempuh kerjasama di antara pelaku bisnis. Pelaksanaan kegiatan bisnis sehari-hari, ternyata dapat dilakukan dengan berbagai macam cara. Ada yang melakukannya dengan bekerja sama dengan pihak lokal dan ada yang melakukannya dengan pihak asing. Ada yang melakukannya untuk pribadi, dan ada pula yang melakukannya untuk kepentingan perusahaan.

Hubungan-hubungan bisnis demikian tentunya dilakukan karena mempunyai kepentingan dan tujuan sendiri-sendiri. Secara pasti, tujuan mereka melakukan hubungan bisnis tidak lain dimaksudkan untuk saling mencari keuntungan satu sama lain. Selain itu ada tujuan lain seperti untuk mempercepat proses pemasaran produknya kemasyarakat luas, ada pula yang bertujuan membantu pihak lain karena tidak diizinkannya pihak lain memasarkan produknya secara langsung di suatu negara. Namun ada pula yang melakukannya karena ketidakmampuannya untuk berbisnis, atau pun masalah permodalannya, serta tujuan-tujuan lainnya.

(2)

2

sebidang tanah, diperlukan kerja sama dalam suatu kegiatan usaha dengan pihak lain, maka kita dapat mengadakan suatu perjanjian kerja sama dan lain sebagainya.

Janji adalah sebuah kontrak psikologis yang menandakan transaksi antara 2 (dua) orang di mana orang pertama mengatakan pada orang kedua untuk memberikan layanan maupun pemberian yang berharga baginya sekarang dan akan digunakan maupun tidak.

Istilah kontrak ini sering disebut dengan istilah “perjanjian” sebagai terjemahan dari “agreement” dalam bahasa Inggris, atau “overeenkomst” dalam bahasa Belanda, di samping itu, ada juga istilah yang sepadan dengan istilah kontrak, yaitu istilah “transaksi” yang merupakan terjemahan dari istilah Inggris “transaction”. Namun demikian, istilah “kontrak” (sebagai terjemahan dari istilah Inggris “contract” adalah yang paling modern, paling luas dan paling lazim digunakan, termasuk pemakaiannya dalam dunia bisnis.1

Pengertian perjanjian atau kontrak diatur di dalam Pasal 1313 KUH Perdata, yang berbunyi : “Perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu pihak atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih”.2

1

Munir Faudy (1), Pengantar Hukum Bisnis, (Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2005), Hlm 9.

2

Pasal 1313 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.

(3)

3

Suatu perjanjian harus memenuhi syarat sahnya perjanjian, yaitu kata sepakat, cakap dalam hukum, hal tertentu dan suatu sebab yang halal, sebagaimana yang ditentukan dalam Pasal 1320 KUH Perdata. Apabila dalam suatu perjanjian telah terpenuhinya empat syarat sahnya perjanjian tersebut, maka suatu perjanjian menjadi sah dan mengikat secara hukum bagi para pihak yang membuatnya.3

Kebebasan berkontrak adalah suatu kebebasan para pihak yang terlibat dalam suatu kontrak untuk mengadakan atau tidak mengadakan suatu perjanjian, kebebasan untuk menentukan dengan siapa mengadakan perjanjian, kebebasan untuk menentukan isi perjanjian, dan kebebasan untuk menentukan bentuk dari perjanjian.4

Jual beli merupakan kontrak yang sangat populer dan sangat banyak di gunakan orang, baik jual beli yang besar-besaran sampai dengan jual beli yang kecil-kecil semacam jual beli permen di kios-kios terhadap jenis jual beli tersebut berlaku ketentuan hukum tentang jual beli.5

Perjanjian jual beli adalah persetujuan di mana penjual mengikatkan dirinya untuk menyerahkan kepada pembeli suatu barang sebagai milik (en eigendom te leveren) dan menjaminnya (vrijwaren) pembeli mengikatkan diri untuk membayar harga yang diperjanjikan. Ada tiga hal yang tercantum dalam defenisi ini, yaitu mengikatkan dirinya untuk menyerahkan barang kepada pembeli, menjaminnya, serta membayarnya.6

3

Komariah, Hukum Perdata, (Malang: Penerbit UMM Press, 2008), Hlm. 138.

4

Ridwan Khairandy, Itikad Baik Dalam Kebebasan Berkontrak, (Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2004), Hlm. 38.

5

Munir Faudy (1), Op.Cit. Hlm. 25.

6

(4)

4

Terjadinya kontrak jual beli antara pihak penjual dan pembeli adalah pada saat terjadinya persesuaian kehendak dan pernyataan antara mereka tentang barang dan harga, meskipun barang itu belum diserahkan maupun harganya belum dibayar lunas (Pasal 1458 KUH Perdata). Walaupun telah terjadinya persesuaian antara kehendak dan pernyataan, namun belum tentu barang itu menjadi milik pembeli, karena harus diikuti proses penyerahan (levering) benda.7

Indonesia merupakan negara maritim yang memiliki luas perairan mencapai 3,25 juta km2 atau sekitar 63 persen wilayah Indonesia. Laut Indonesia memiliki potensi produksi lestari ikan laut yang cukup besar, dengan asumsi sekitar 6,51 juta ton/tahun atau 8,2 persen dari total potensi produksi ikan laut dunia.

Tujuan dari segala perjanjian ialah untuk dipenuhi oleh seseorang yang berjanji. Kalau semua orang melaksanakan teori yang dikemukakan Hugo de Groot bahwa suatu janji harus ditepati, maka tidak perlu hukum perjanjian. Akan tetapi sesuai dengan kodrat manusia yang hanya mementingkan dirinya sendiri tanpa mau memperdulikan kepentingan orang lain, maka tidaklah mengherankan kalau dalam bidang perjanjian banyak orang yang tidak menepati janji kepada siapa janji itu diucapkan. Disinilah letak hukum perjanjian itu, yaitu untuk mengatur hal-hal yang menyangkut janji atau dengan perkataan lain yang mereka adakan.

8

Industri perikanan dan kelautan di tanah air nampaknya akan menjadi salah satu sektor primadona di tahun ini hingga tahun-tahun mendatang. Pasalnya, pemerintahan Joko Widodo sudah mencanangkan sektor maritim sebagai salah

7

Ibid. Hlm 49.

8

(5)

5

satu fokus pengembangan negara ini.Sektor perikanan memang memiliki potensi yang besar bagi perekonomian Indonesia, dengan luas perairan sekitar 70 persen dari total wilayah Indonesia, sektor perikanan menyimpan kekayaan terpendam yang patut terus dikembangkan.

Pengembangan bisnis jual beli ikan diperlukan penanganan ikan yang baik. Penanganan ikan setelah penangkapan atau pemanen pemegang peranan penting untuk memperoleh nilai jual ikan yang maksimal. Salah satu faktor yang menentukan nilai jual ikan dan hasil perikanan yang lain adalah tingkat kesegarannya. Semakin segar ikan sampai ke tangan pembeli maka harga jual ikan tersebut akan semakin mahal. Tingkat kesegaran ikan ini sangat terkait dengan cara penanganan ikan. Penanganan yang tepat merupakan kunci keberhasilan mempertahankan kesegaran ikan, karena hal tersebut menjadi salah satu faktor yang sangat penting untuk menentukan nilai jualnya.

(6)

6

kembali mengacu kepada perjanjian yang telah disepakati.Pihak-pihak yang mengadakan jual beli diharuskan untuk melaksanakan kewajiban yang sudah menjadi tanggungannya. Apabila salah satu pihak tidak dapat atau lalai melaksanakan apa yang sudah menjadi kewajibannya, maka pihak yang lain dapat menuntut ganti rugi atas kesalahannya.

Bagi pihak penjual ada dua kewajiban utama yaitu : a. Menyerahkan hak milik atas barang yang diperjual-belikan;

b. Menanggung kenikmatan tenteram atas barang tersebut dan menanggung terhadap cacat-cacat yang tersembunyi.

Kewajiban utama si pembeli ialah membayar harga pembelian pada waktu dan ditempat sebagaimana ditetapkan menurut perjanjian.

Ketentuan-ketentuan yang mengatur tentang pelaksanaan perjanjian jual beli ikan ini terdapat konsekuensi yaitu kesepakatan untuk melakukan jual beli yang tidak bertentangan dengan ketertiban umum, kesusilaan dan undang-undang, tetapi dalam kenyataannya pelaksanaan perjanjian jual beli ikan segar kadang terjadi suatu perselisihan antara para pihak UD. CTK dengan konsumen. Fenomena mengenai perjanjian yang tidak seimbang dapat dicermati dalam beberapa perjanjian konsumen dalam bentuk standar baku yang di dalamnya memuat klausul-klausul yang cenderung berat sebelah.

Berdasarkan hal inilah yang membuat penulis selaku Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara tertarik mengangkat judul skripsi:

“TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN JUAL BELI IKAN

(7)

7

B. Permasalahan

Adapun yang menjadi permasalahan dalam skripsi ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah pelaksanaan perjanjian jual beli ikan segar hasil laut pada UD.

CTK ?

2. Bagaimanakah hak dan kewajiban para pihak dalam pelaksanaan perjanjian jual beli ikan segar hasil laut pada UD. CTK ?

3. Bagaimanakah penyelesaian sengketa jika terjadi wanprestasi dalam pelaksanaan perjanjian jual beli ikan segar hasil laut pada UD. CTK ?

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pelaksanaan perjanjian jual beli ikan segar hasil laut pada UD.CTK

2. Untuk mengetahui hak dan kewajiban para pihak dalam pelaksanaan perjanjian jual beli ikan segar hasil laut pada UD. CTK.

3. Untuk mengetahui penyelesaian sengketa jika terjadi wanprestasi dalam pelaksanaan perjanjian jual beli ikan segar hasil laut pada UD. CTK.

D. Manfaat Penulisan

Adapun penulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

(8)

8

sengketa jika terjadi wanprestasi dalam pelaksanaan perjanjian jual beli tersebut.

2. Secara praktis penulisan ini diharapkan agar dapat memberikan masukan bagi para pihak yang melaksanakan perjanjian jual beli ikan segar hasil laut pada UD. CTK. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan informasi bagi masyarakat dalam mengembangkan ilmu pengetahuan di bidang perjanjian jual beli ikan segar hasil laut.

E. Metode penelitian

Penelitian hukum pada dasarnya merupakan suatu kegiatan ilmiah yang didasarkan pada metode, sistematika, dan pemikiran tertentu, yang bertujuan untuk mempelajari satu atau beberapa gejala hukum tertentu dengan jalan menganalisisnya, kecuali itu, maka juga diadakan pemeriksaan yang mendalam terhadap fakta hukum tersebut untuk kemudian mengusahakan suatu pemecahan atas permasalahan-permasalahan yang timbul di dalam gejala bersangkutan.9

1. Jenis dan Sifat Penelitian

Metode penulisan yang digunakan dalam penulisan skripsi ini antara lain:

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah yuridis normatif dan yuridis empiris. Penelitian yuridis normatif merupakan pendekatan yang dilakukan atau ditujukan hanya pada peraturan-peraturan yang tertulis atau bahan-bahan hukum lain. Penelitian dengan yuridis normatif secara garis besar ditujukan kepada penelitian terhadap asas-asas hukum, sistematika hukum, dan taraf

9

(9)

9

sinkronisasi hukum.10 Sedangkan jenis penelitian yuridis empiris adalah penelitian dengan melihat suatu kenyataan hukum di dalam masyarakat.11

2. Sumber Data

Data dalam penelitian ini diperoleh dengan mengumpulkan data sekunder yaitu data yang dikumpulkan melalui studi dokumen terhadap bahan kepustakaan yang terdiri dari:

Penelitian yuridis empiris dapat direalisasikan kepada penelitian terhadap efektivitas hukum yang sedang berlaku ataupun penelitian terhadap identifikasi hukum.

Sifat dari penelitian ini deskriptif analistis, maksudnya adalah dari penelitian ini dapat diperoleh gambaran secara rinci dan sistematis tentang permasalahan yang diteliti dan menguraikan permasalahan-permasalahan yang disertai dengan pembahasan mengenai permasalahan-permasalahan yang tersebut.

a. Bahan Hukum Primer

Bahan-bahan hukum yang mengikat yang berupa norma/peraturan dasar dan peraturan perundang-undangan yang terkait objek penelitian. Dalam penelitian ini bahan hukum primer seperti Kitab Undang-Undang Hukum Perdata dan Perjanjian Jual Beli Ikan Segar Hasil Laut Pada UD. CTK serta hasil wawancara dengan staff maupun General Manager pada UD. CTK. b. Bahan Hukum Sekunder

Bahan hukum sekunder yaitu bahan yang memberi penjelasan mengenai bahan hukum primer seperti buku-buku, jurnal, tulisan-tulisan ilmiah hukum, yang terkait dengan objek penelitian ini.

10

Bambang Waluyo, Penelitian Hukum Dalam Praktek, (jakarta: Sinar Grafika,1996), Hlm. 13.

11

(10)

10 c. Bahan Hukum Tersier

Bahan hukum tersier yaitu bahan yang memberi petunjuk dan penjelasan mengenai bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder seperti kamus hukum, jurnal, buku-buku mengenai perjanjian, dan lain sebagainya.

3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data sekunder (bahan hukum) dalam penelitian ini dilakukan dengan cara penelitian kepustakaan (library research). Alat pengumpulan data yang digunakan yaitu dengan studi dokumen untuk memperoleh data sekunder, dengan membaca, mempelajari, dan menganalisa data primer, sekunder maupun tersier yang berkaitan dengan penelitian ini. Di samping itu ada teknik wawancara dengan pekerja ataupun Direktur UD. CTK yang dalam penelitian ini memiliki kapasitas sebagai informan dan narasumber.

F. Keaslian Penulisan

Penelitian ini berjudu l: “Tinjauan Yuridis Terhadap Perjanjian Jual Beli Ikan Segar Hasil Laut (studi pada UD. CTK)”. Berdasarkan hasil penelusuran sementara yang telah dilakukan di Perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara (USU) sejauh yang diketahui tidak ditemukan judul yang sama dengan judul penulisan skripsi ini. Adapun judul skripsi yang ada kaitannya dengan masalah yang penulis bahas adalah sebagai berikut:

1. Putri Indah Sari (090200247)

“Perjanjian Jual Beli Tandan Buah Segar (TBS) Kelapa Sawit Antara PTPN. IV Dolok Sinumbah Dengan PT. Habonaron Do Bona”.

(11)

11

“Tinjauan Hukum Jual Beli Rumah Dalam Perjanjian Kredit (Studi Pada PT. Bank Tabungan Negara Cabang Pematang siantar)”.

3. Chandra Yadi Simatupang (060200024)

“Perjanjian Jual Beli Melalui Internet Ditinjau Dari Aspek Hukum Perjanjian”.

Substansi yang dibahas dalam ketiga penulisan di atas tersebut adalah berbeda pembahasannya dengan pembahasan dalam penulisan ini. Oleh karena itu penulisan ini adalah asli adanya, artinya secara akademis, penulisan ini dapat dipertanggung jawabkan keasliannya karena belum ada yang membuat penulisan yang sama dengan judul ini.

G. Sistematika Penulisan

Sebagai karya ilmiah skripsi ini memiliki sistematika yang teratur dan saling berkaitan di dalam penulisannya agar dimengerti dan dipahami maksud dan tujuannya. Tulisan ini terdiri dari 5 (lima) bab yang akan diperinci lagi dalam sub bab, adapun dalam kelima bab tersebut terdiri dari:

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan tentang latar belakang, permasalahan, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penelitian, keaslian penulisan, serta sistematika penulisan dari skripsi ini.

BAB II : TINJAUAN UMUM MENGENAI PERJANJIAN MENURUT KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA

(12)

12

KUHPerdata dan asas-asas umum dalam perjanjian, hak dan kewajiban para pihak dalam perjanjian, akibat hukum dan berakhirnya suatu perjanjian, prestasi dan wanprestasi dalam perjanjian, serta pembelaan debitur yang prestasi

BAB III : TINJAUAN UMUM MENGENAI JUAL BELI

Bab ini membahas tentang perjanjian jual beli yang dimulai dari pengertian perjanjian jual beli, subjek dan objek perjanjian jual beli, hak dan kewajiban para pihak dalam perjanjian jual beli, bentuk-bentuk perjanjian jual beli, serta risiko dalam perjanjian jual beli. BAB IV : PELAKSANAAN PERJANJIAN JUAL BELI IKAN SEGAR HASIL

LAUT PADA UD. CTK

Bab ini menguraikan pokok dari permasalahan yakni mengenai pelaksanaan perjanjian jual beli ikan segar hasil laut, hak dan kewajiban para pihak dalanm pelaksanaan perjanjian jual beli ikan segar hasil laut, serta penyelesaian sengketa jika terjadi wanprestasi dalam perjanjian jual beli tersebut.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis apakah perjanjian jual- beli rumah berdasarkan pada perjanjian hutang piutang sebagai perjanjian pokok

Permasalahan yang diajukan dalam penelitian tesis ini adalah bagaimanakah hak dan kewajiban para pihak dalam perjanjian kerjasama jual beli tandan buah segar kelapa sawit di PKS

Sesuai dengan judul ini yaitu Analisis yuridis penyelesaian perselisihan kontrak akibat keterlambatan pembayaran (studi terhadap perjanjian kerjasama jual beli tandan buah

Pelaksanaan perjanjian jual beli dalam forum jual beli online daerah Mataram secara garis besar sama dengan perjanjian jual beli pada umumnya, hanya saja terdapat

Perjanjian jual beli antara penjual dengan pembeli itu dibuat oleh salah satu pihak dengan cara menyiapkan syarat-syarat baku pada formulir perjanjian yang sudah

Selanjutnya penyelesaian problematika lainya yaitu penyelesaian untuk problematika jual beli ikan pada saat ikan mati dalam proses pengiriman, apabila ikan mati dalam proses

walaupun barang tersebut belum diserahkan dan harganyapun belum dibayar, perjanjian jual beli ini dianggap sudah jadi. 2) Jual beli yang memakai masa percobaan dianggap

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis apakah perjanjian jual- beli rumah berdasarkan pada perjanjian hutang piutang sebagai perjanjian pokok