Lampiran 1
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN
Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Tingkat Pengetahuan Remaja Tentang
Kesehatan Reproduksi Remaja di Kecamatan Gunungsitoli
Saya yang bernama Petra Diansari Zega adalah mahasiswa Fakultas
Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Saat ini saya sedang melakukan
penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan pola asuh orang tua dengan
tingkat pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi remaja di Kecamatan
Gunungsitoli. Penelitian ini merupakan salah satu syarat dalam menyelesaikan
tugas akhir di Fakultas Keperawatan. Untuk keperluan tersebut saya mohon
kesediaan untuk menjadi responden dalam penelitian ini. Selanjutnya saya mohon
kesediaan mengisi kuesioner dengan jujur dan apa adanya. Jika bersedia, silahkan
menandatangani lembar persetujuan ini sebagai bukti kesukarelaan.
Partisipasi dalam penelitian ini bersifat sukarela, sehingga bebas untuk
mengundurkan diri setiap saat tanpa adanya sanksi apapun. Identitas pribadi dan
semua informasi yang diberikan akan dirahasiakan dan hanya akan digunakan
untuk penelitian ini.
Terima kasih atas partisipasi bapak/ibu dalam penelitian ini.
Gunungsitoli,
INSTRUMEN PENELITIAN
Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Tingkat Pengetahuan Remaja Tentang Kesehatan Reproduksi Remaja di Kecamatan Gunungsitoli
1. KUESIONER DATA DEMOGRAFI Petunjuk Pengisian :
a. Menjawab setiap pertanyaan yang tersedia dengan memberikan tanda
checklist(√) dan menjawab titik pada tempat yangdisediakan.
b. Semua pertanyaan harus dijawab.
c. Setiap pertanyaan diisi dengan satu jawaban.
d. Bila ada yang kurang dimengerti dapat ditanya kepada peneliti.
No. Responden :
1. Usia
( ) 11-14 tahun ( ) 15-17 tahun
( ) 18-21 tahun
2. Jenis Kelamin
( ) Laki-laki ( ) Perempuan
3. Agama
( ) Islam ( ) Protestan
( ) Katolik ( ) Hindu
4. Suku
( ) Nias ( ) Batak
( ) Jawa ( ) Lain-lain :...
5. Pendidikan terakhir orang tua
( ) Tamat SD ( ) SMP
( ) SMA ( ) Sarjana
6. Pekerjaan orang tua
( ) Pegawai Negeri/Swasta ( ) TNI/Polri
( ) Wiraswasta ( ) Petani
( ) Lain-lain :...
7. Status Orang Tua
( ) Kandung ( ) Ayah Tiri
( ) Ibu Tiri
2. KUESIONER POLA ASUH ORANG TUA
Berilah tanda checklist(√) pada kolom yang tersedia di samping pertanyaan
kelompok pola asuh sesuai dengan pola asuh yang diterapkan orang tua anda
kepada anda.
Petunjuk pengisian:
SL = Selalu
No PERTANYAAN
SL SR JR TP
1.
Orang tua saya memerintahkan untuk melakukan
sesuatu tanpa berdiskusi terlebih dahulu
2.
Orang tua saya melontarkan (mengucapkan )
kata-kata yang menyakitkan hati ketika saya melakukan
kesalahan
3.
Orang tua saya menggunakan hukuman fisik (misal:
memukul, mencubit, menampar, dan lain-lain)
ketika saya berbuat kesalahan
4.
Jika saya menaati peraturan yang dibuat oleh
orang tua saya, maka orang tua saya menghargai
ketaatan yang saya lakukan dengan memberikan
pujian
5.
Saya harus menuruti kehendak orang tua saya
tanpa mempedulikan keinginan saya
6.
Segala aturan yang dibuat oleh orang tua saya
harus saya turuti
7.
Saya diberi kesempatan oleh orang tua untuk
bertanggung jawab pada setiap kegiatan yang saya
lakukan
8.
Orang tua saya melibatkan saya untuk berdiskusi
bersama, ketika saya berkumpul dengan keluarga
kegiatan yang saya lakukan
10.
Orang tua saya menentukan kebebasan untuk
melakukan tindakan yang terbaik buat saya
11.
Orang tua saya bersikap harmonis dalam
membimbing saya (komunikasi terbuka)
12.
Orang tua saya menghargai setiap kegiatan yang
saya lakukan
13.
Orang tua saya memantau aktivitas yang saya
lakukan secara terus-menerus
14.
Orang tua saya mengizinkan saya untuk berbuat
sesuatu sesuai dengan kehendak yang saya mau
15.
Saya diberikan kebebasan penuh oleh orang tua
saya sesuai keinginan saya sendiri
16.
Orang tua saya memberikan kelonggaran hukuman
kepada saya, apabila saya melakukan kesalahan
17.
Orang tua saya memberikan perhatian penuh
terhadap kebutuhan saya
18.
Orang tua saya tetap membela, walaupun saya
REPRODUKSI REMAJA
Lingkaran jawaban yang menurut anda benar Petunjuk pengisian:
A. Pubertas
1. Apakah yang dimaksud dengan kesehatan reproduksi ?
a. Keadaan sehat fisik pada masa remaja dan terhindar dari berbagai penyakit.
b. Keadaan sehat mental pada masa remaja.
c. Keadaan sehat fisik, mental, dan sosial yang utuh dan terbebas dari
berbagai penyakit.
2. Apakah yang dimaksud dengan masa puber?
a. Masa di mana seseorang mengalami perubahan struktur tubuh ; masa
peralihan dari anak-anak ke dewasa.
b. Masa dimana seseorang mulai tertarik dengan lawan jenisnya.
c. Masa di mana seseorang mulai memasuki jenjang pendidikan Sekolah
Menengah Pertama (SMP).
3. Perubahan-perubahan apa saja yang terjadi pada masa puber?
a. Kematangan organ-organ reproduksi saja seperti produksi sperma
(laki-laki) dan produksi sel telur (pada perempuan).
b. Pada laki-laki timbulnya kumis, jakun, suara membesar, rambut di sekitar
ketiak dan alat kelamin, dan alat kelamin membesar. Pada wanita payudara
mulai membesar, panggul mulai membesar, tumbuh bulu di ketiak dan
c. Kedua jawaban di atas (a dan b) benar.
4. Kapankah seseorang dikatakan sudah memasuki masa puber?
a. Pada saat umur 12 tahun.
b. Pada saat mulai tertarik pada lawan jenisnya.
c. Pada saat mulai menstruasi (perempuan) dan mimpi basah (laki-laki)
5. Apakah fungsi utama dari sistem reproduksi?
a. Untuk memberikan kesenangan dan kenyamanan hidup sesuai dengan
kebutuhan.
b. Untuk menghasilkan keturunan dan kelestarian manusia dengan kehendak
Tuhan Yang Maha Esa.
c. Untuk mengeluarkan urine (air kencing).
6. Di bawah ini yang menjadi ciri-ciri seseorang mulai memasuki usia subur
adalah ?
a. Pada laki-laki dan perempuan tertarik pada lawan jenis, mulai berpacaran,
dan ingin mendapatkan perhatian yang lebih dari orang lain.
b. Pada laki-laki akan menghasilkan sperma, yaitu ditandai dengan mimpi
basah dan pada perempuan mulai menghasilkan seltelur (ovum) yang
ditandai dengan menstruasi.
c. Jawaban di atas (a dan b) salah.
kelamin perempuan.
c. Adanya kematangan alat reproduksi pada perempuan tanpa pertemuan sel
sperma dan sel telur (ovum).
8. Di bawah ini yang merupakan tanda utama kehamilan pada perempuan
adalah:
a. Perut membesar.
b. Pusing dan muntah pada pagi hari.
c. Tidak datang haid.
9. Keadaan ideal untuk hamil adalah keadaan di mana seseorang perempuan siap
secara fisik (pertumbuhan tubuh yang telah selesai), mental, psikologi, emosi,
dan kesiapan sosio-ekonomi. Apakah dampak negatif dari kehamilan yang
tidak siap secara fisik (umur < 20 tahun)?
a. Ketidakteraturan pada tekanan darah yang berdampak pada kematian.
b. Resiko terjadinya kanker rahim karena pertumbuhan organ reproduksinya
belum sempurna.
c. Jawaban di atas (a dan b) benar.
10. Bagaimanakah cara untuk mencegah kehamilan yang paling efektif pada
remaja?
a. Tidak melakukan hubungan seksual (abstinence).
b. Memakai alat dan obat kontrasepsi.
c. Jawaban di atas (a dan b) salah.
11. Aborsi adalah usaha untuk menggugurkan janin atau terjadinya kelahiran
disengaja (aborsi spontan). Di bawah ini yang merupakan dampak yang
terjadi ketika melakukan aborsi adalah?
a. Pingsan.
b. Perdarahan.
c. Kanker mulut rahim.
C. Penyakit Menular Seksual (PMS)
12. PMS / penyakit menular seksual. Apa yang dimaksud dengan PMS?
a. Penyakit akibat melakukan hubungan seksual.
b. Penyakit yang bisa ditularkan melalui hubungan seksual.
c. Penyakit yang bisa menular atau tanpa hubungan seksual.
13. Salah satu contoh penyakit menular seksual adalah?
a. TBC
b. Sifilis
c. Apendisitis
14. Bagaimana cara mencegah penyakit menular seksual?
a. Membersihkan alat kelamin sebelum melakukan hubungan seksual.
b. Meminum obat sebelum melakukan hubungan seksual.
c. Tidak melakukan hubungan seksual.
15. Penyakit AIDS dapat ditularkan jika?
Lampiran 3
JADWAL TENTATIF PENELITIAN
No. Uraian Kegiatan
2016 2017
Sept Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agust
1. Mengajukan judul penelitian dan penyusunan Bab 1
2. Menyusun Bab 2
3. Menyusun Bab 3
4. Menyusun Bab 4
5. Menyerahkan proposal penelitian
6. Sidang proposal penelitian
Revisi instrumen berdasarkan hasil uji
10. Pengumpulan data responden
11. Analisis data
12. Penyusunan laporan
13. Sidang akhir penelitian
14. Perbaikan laporan akhir
15. Penyusunan manuskrip
Lampiran 4
TAKSASI DANA PENELITIAN
No Kegiatan Biaya
1. Menyiapkan proposal sampai sidang proposal
a. Biaya internet dan pulsa modem Rp. 70.000,00
b. Kertas A4 80 gram 1 rim Rp. 35.000,00
c. Biaya rental dan print proposal Rp. 70.000,00
d. Fotocopy sumber-sumber daftar pustaka Rp. 30.000,00
e. Memperbanyak proposal Rp. 100.000,00
2. Pengumpulan data dan analisa data
a. Ethical clearance Fakultas Keperawatan USU Rp. 100.000,00
b. Fotocopy informed consent dan instrumen penelitian Rp. 100.000,00
3. Pengumpulan laporan skripsi
a. Kertas A4 80 gram 2 rim Rp. 70.000,00
b. Biaya tinta print 2 kotak Rp. 20.000,00
c. Penjilidan Rp. 100.000,00
d. Fotokopi laporan penelitian Rp. 100.000,00
e. Sidang Skripsi Rp. 200.000,00
4. Biaya tak terduga Rp. 100.000,00
HASIL PENGHITUNGAN VALIDITAS Koefisien Validitas Isi – Aiken’s
V = ∑S / n (C-1)
Keterangan: S = R – Lo
Lo = angka penilaian validitas terendah
C = angka penilaian validitas tertinggi
R = angka yang diberikan oleh penilai
n = jumlah penilai ahli
Uji Validitas Isi Instrumen Pola Asuh Orang Tua
Penilai Pernyataan Skor S Validitas Indeks
A Item 1 4 3 V = 3/1(3) = 1
Item 2 4 3 V = 3/1(3) = 1
Item 3 4 3 V = 3/1(3) = 1
Item 4 4 3 V = 3/1(3) = 1
Item 5 4 3 V = 3/1(3) = 1
Item 6 4 3 V = 3/1(3) = 1
Item 7 4 3 V = 3/1(3) = 1
Item 8 4 3 V = 3/1(3) = 1
Item 9 4 3 V = 3/1(3) = 1
Item 10 4 3 V = 3/1(3) = 1
Item 11 4 3 V = 3/1(3) = 1
Item 12 4 3 V = 3/1(3) = 1
Item 13 4 3 V = 3/1(3) = 1
Penilai Pernyataan Skor S Validitas Indeks
Item 15 4 3 V = 3/1(3) = 1
Item 16 4 3 V = 3/1(3) = 1
Item 17 4 3 V = 3/1(3) = 1
Item 18 4 3 V = 3/1(3) = 1
V = 18/18 =1
Uji Validitas Isi Instrumen Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Penilai Pernyataan Skor S Validitas Indeks
A Pertanyaan 1 4 3 V = 3/1(3) = 1
Pertanyaan 2 4 3 V = 3/1(3) = 1
Pertanyaan 3 4 3 V = 3/1(3) = 1
Pertanyaan 4 4 3 V = 3/1(3) = 1
Pertanyaan 5 4 3 V = 3/1(3) = 1
Pertanyaan 6 4 3 V = 3/1(3) = 1
Pertanyaan 7 4 3 V = 3/1(3) = 1
Pertanyaan 8 4 3 V = 3/1(3) = 1
Pertanyaan 9 4 3 V = 3/1(3) = 1
Pertanyaan 10 4 3 V = 3/1(3) = 1
Pertanyaan 11 4 3 V = 3/1(3) = 1
Pertanyaan 12 4 3 V = 3/1(3) = 1
Pertanyaan 13 4 3 V = 3/1(3) = 1
Pertanyaan 14 4 3 V = 3/1(3) = 1
Pertanyaan 15 4 3 V = 3/1(3) = 1
HASIL UJI RELIABILITAS POLA ASUH ORANG TUA Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.744 18
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
P1 51.63 32.999 .403 .725
P2 51.57 35.426 .219 .742
P3 52.00 32.483 .530 .714
P4 50.67 35.057 .333 .733
P5 51.03 34.171 .352 .731
P6 50.57 34.806 .337 .732
P7 50.67 34.575 .438 .726
P8 51.07 34.961 .236 .741
P9 50.77 32.185 .670 .705
P10 50.67 34.851 .360 .731
P11 50.50 35.638 .349 .733
P12 50.57 35.702 .326 .734
P14 51.80 34.097 .395 .727
P15 51.83 34.144 .340 .732
P16 51.60 36.593 .109 .750
P17 50.47 35.292 .323 .734
HASIL UJI RELIABILITAS PENGETAHUAN TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA NO p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10 p11 p12 p13 p14 p15 skor
total X 2
1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 6 36
2 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 6 36
3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 14 196
4 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 4 16
5 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 5 25
6 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 10 100
7 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 10 100
8 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 4 16
9 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 8 64
10 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 12 144
11 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 10 100
12 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 11 121
14 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 6 36
15 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 6 36
16 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 6 36
17 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 13 169
18 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 13 169
19 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 5 25
20 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 13 169
21 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 11 121
22 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 12 144
23 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 13 169
24 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 12 144
25 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 4 16
26 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 9 81
p 0,60 0,93 0,67 0,67 0,63 0,80 0,57 0,67 0,40 0,47 0,73 0,33 0,63 0,60 0,60
q 0,40 0,07 0,33 0,33 0,37 0,20 0,43 0,33 0,60 0,53 0,27 0,67 0,37 0,40 0,40
pq 0,24 0,06 0,22 0,22 0,23 0,16 0,25 0,22 0,24 0,24 0,20 0,22 0,23 0,24 0,24 3,23
Keterangan : r11
N = banyaknya sampel
= reliabilitas tes secara keseluruhan
Vt
p = jawaban benar = Varians soal
q = jawaban salah
Lampiran 7
DATA POLA ASUH ORANG TUA REMAJA DI KECAMATAN GUNUNGSITOLI
NO Inisial PILIHAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 Total 1 JT 3 4 3 4 3 4 3 3 4 4 3 3 4 1 1 2 4 1 54
2 JMJW 3 4 3 4 3 4 3 3 4 4 3 3 4 1 1 2 4 1 54
3 WAH 3 3 2 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 1 51
4 FYT 1 2 2 3 2 3 4 2 4 3 4 4 3 2 2 3 3 1 48
5 IMM 1 2 2 4 2 2 4 4 2 4 4 4 2 2 1 2 4 1 47
6 DJKT 2 2 2 2 2 3 3 3 4 3 2 2 2 2 2 1 2 1 40
7 YZ 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 4 1 46
8 WSZ 2 1 2 3 2 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 2 4 1 53
9 RP 4 2 2 3 3 4 4 2 3 3 3 4 3 4 3 3 3 1 54
16 VZ 1 2 1 3 4 3 2 3 4 3 2 1 1 2 3 1 3 1 40
17 PBH 1 3 2 3 2 3 3 2 4 3 4 3 3 2 2 3 4 1 48
18 AZ 1 3 3 3 1 4 4 4 4 3 4 4 4 3 2 3 4 1 55
19 RH 1 2 1 4 2 4 3 4 4 2 3 4 4 3 4 3 4 1 53
20 AT 2 3 2 2 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 51
21 MWT 1 3 2 3 2 4 4 3 3 3 3 3 4 2 1 2 3 1 47
22 YL 1 2 2 4 3 4 4 2 2 1 2 2 3 2 3 3 4 2 46
23 TMH 2 1 1 3 3 2 3 3 4 3 3 4 2 2 2 2 4 1 45
24 DZ 2 2 3 4 4 3 4 3 4 3 2 3 1 2 2 3 2 1 48
25 NOTN 4 2 2 2 4 4 3 1 3 2 3 3 2 4 2 3 4 1 49
26 HC 2 2 2 3 3 3 2 2 4 4 4 4 4 2 2 3 4 1 51
27 WLPN 4 2 2 4 2 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 2 4 1 57
28 JH 2 3 2 2 2 2 3 2 4 4 4 2 2 2 2 1 2 1 42
29 EW 2 4 3 2 4 2 3 4 4 4 4 4 3 1 1 2 2 2 51
30 VON 2 2 2 4 4 2 3 4 4 4 4 4 2 1 1 2 4 1 50
31 ASP 1 2 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 45
32 SNW 3 4 2 3 2 3 4 4 4 3 4 4 3 2 2 1 4 1 53
33 LIL 3 4 2 3 2 3 4 4 4 3 4 4 3 2 2 1 4 1 53
35 MZ 1 2 2 4 2 4 4 4 4 3 3 4 2 1 1 1 3 2 47
36 GH 2 2 2 3 2 4 4 4 4 3 4 3 4 2 1 2 4 1 51
37 RS 2 2 1 3 2 2 4 4 4 3 4 3 4 2 1 2 4 1 48
38 RI 3 2 3 2 2 4 4 3 3 4 3 4 4 2 2 2 4 1 52
39 PPG 1 2 2 4 2 3 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 2 56
40 NFJC 1 2 1 2 2 2 4 4 4 2 4 4 2 2 2 2 4 2 46
41 MFNN 1 1 2 2 1 2 4 4 4 2 4 4 4 2 1 2 4 1 45
42 MKL 3 1 2 3 3 3 4 2 4 2 3 3 2 2 3 2 3 2 47
43 ANM 2 1 2 3 4 3 4 4 4 3 4 4 3 2 2 3 4 2 54
44 LHKTD 2 2 2 3 2 3 4 3 3 2 2 2 3 2 2 3 3 2 45
45 SENM 2 3 1 3 1 4 4 2 3 4 2 3 1 1 1 2 4 1 42
46 SHL 2 3 1 4 4 2 3 2 3 4 2 3 1 1 1 1 4 1 42
47 BKW 2 2 2 4 4 4 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 3 1 48
48 TPSHG 3 4 3 2 4 4 2 2 4 3 4 4 2 2 2 3 3 2 53
49 HMT 2 1 2 4 4 4 4 2 4 4 2 4 4 2 2 1 4 1 51
56 RCZ 3 2 2 3 2 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 3 57
57 SL 1 2 3 4 3 4 4 4 4 4 2 4 4 2 2 2 4 2 55
58 PD 2 2 2 4 4 4 2 2 2 3 4 4 2 2 2 2 4 1 48
59 MG 2 4 2 3 3 3 3 2 2 3 4 4 4 2 2 3 3 1 50
60 FZ 1 1 2 3 4 4 4 3 3 2 3 4 2 4 4 4 3 4 55
61 MDL 1 1 1 4 3 3 4 3 4 4 3 3 3 2 2 3 3 4 51
62 PG 1 1 1 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 2 1 3 4 2 52
63 DZ 2 2 2 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 4 1 56
64 TT 1 1 2 3 1 4 2 2 2 4 4 4 2 3 2 2 4 1 44
65 AH 1 3 2 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 1 1 2 4 1 51
66 PSH 2 3 2 3 4 2 3 1 3 3 3 4 1 3 4 3 4 3 51
67 NAZ 2 3 2 4 3 4 3 3 3 4 4 3 2 2 1 2 4 3 52
68 AFH 2 2 2 4 3 3 3 3 2 2 3 2 3 2 1 2 3 2 44
69 YPH 3 1 2 4 2 2 4 3 4 4 4 4 2 3 3 2 4 1 52
70 DEH 1 2 2 4 2 3 4 4 3 3 3 4 3 2 2 2 3 1 48
71 YB 1 1 1 4 2 2 2 2 4 2 4 4 2 2 2 2 4 1 42
72 NL 2 2 2 2 4 4 3 3 3 3 3 2 2 1 2 1 1 2 42
73 WAT 2 2 2 4 4 3 4 4 3 1 2 2 4 3 3 3 2 1 49
75 NZ 2 2 1 4 2 4 3 2 4 3 4 4 2 2 2 2 4 1 48
76 BRZ 2 2 2 4 4 4 3 3 3 3 3 2 2 2 1 1 4 1 46
77 MTZ 3 3 2 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 1 51
78 LLZ 2 1 1 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 2 47
79 DG 1 2 2 3 3 4 4 2 3 3 4 3 4 3 1 1 3 1 47
80 DM 1 1 2 4 2 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 1 56
81 RCL 2 1 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 4 1 45
82 PPL 1 2 2 1 1 2 2 2 3 2 4 4 2 2 1 3 2 1 37
83 MG 1 1 2 4 2 2 2 2 4 3 3 3 2 2 1 1 3 1 39
84 JS 1 1 1 3 2 2 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 4 2 49
85 SG 1 2 2 4 4 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 53
86 FG 1 2 1 4 3 2 2 2 3 2 4 4 3 1 1 2 4 1 42
87 RG 1 1 2 3 3 2 1 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 43
88 YWZ 1 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 1 2 4 2 45
89 CGL 1 2 1 3 3 2 2 2 3 3 2 4 4 3 3 3 4 2 47
96 PL 1 4 2 3 2 3 3 4 3 4 3 3 1 1 2 1 4 1 45
97 SMCT 1 3 2 1 3 3 4 2 4 4 4 3 2 4 2 4 4 3 53
98 MW 2 2 3 3 4 3 3 2 3 4 2 2 3 1 1 3 2 2 45
99 MG 1 2 2 4 2 2 3 2 2 3 4 3 2 2 2 2 3 1 42
Lampiran 8
HASIL PENGOLAHAN DATA a. Data DemografiStatistics
umur responden
jenis kelamin
responden
agama
responden suku responden jenjang pend ortu
pekerjaan orang
tua statusortu
N Valid 100 100 100 100 100 100 100
Missing 0 0 0 0 0 0 0
umur responden
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Umur 11-14 tahun 15 15.0 15.0 15.0
Umur 15-17 tahun 69 69.0 69.0 84.0
Umur 18-21 tahun 16 16.0 16.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
HASIL PENGOLAHAN DATA a. Data DemografiStatistics
umur responden
jenis kelamin
responden
agama
responden suku responden jenjang pend ortu
pekerjaan orang
tua statusortu
N Valid 100 100 100 100 100 100 100
Total 100 100.0 100.0
agama responden
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Islam 10 10.0 10.0 10.0
Katolik 10 10.0 10.0 20.0
Protestan 80 80.0 80.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
suku responden
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Batak 1 1.0 1.0 95.0
Lain-lain 5 5.0 5.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
jenjang pend ortu
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid SD 27 27.0 27.0 27.0
SMP 16 16.0 16.0 43.0
SMA 44 44.0 44.0 87.0
Sarjana 13 13.0 13.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
pekerjaan orang tua
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Total 100 100.0 100.0
Statusortu
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Kandung 100 100.0 100.0 100.0
b. Pola Asuh Orang Tua Statistics
klasifikasi
N Valid 100
Missing 0
klasifikasi
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid otoriter 15 15.0 15.0 15.0
demokratis 74 74.0 74.0 89.0
permisif 11 11.0 11.0 100.0
c. Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Remaja
Statistics
Tingkatpengetahuanremaja
N Valid 100
Missing 0
tingkatpengetahuanremaja
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid pengetahuan buruk 9 9.0 9.0 9.0
pengetahuan sedang 60 60.0 60.0 69.0
pengetahuan baik 31 31.0 31.0 100.0
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
polaasuh *
tingkatpengetahuan 100 100.0% 0 .0% 100 100.0%
polaasuh * tingkatpengetahuan Crosstabulation
Count
tingkatpengetahuan
Total pengetahuan
buruk
pengetahuan
sedang
pengetahuan
baik
polaasuh otoriter 3 12 0 15
demokratis 0 43 31 74
permisif 6 5 0 11
Total 9 60 31 100
Value df
Asymp. Sig.
(2-sided)
Pearson Chi-Square 46.354a 4 .000 Likelihood Ratio 46.454 4 .000
Linear-by-Linear Association .490 1 .484
N of Valid Cases 100
a. 4 cells (44,4%) have expected count less than 5. The minimum
RIWAYAT HIDUP Nama : Petra Diansari Zega
NIM : 131101097
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat tanggal lahir : Sawo, 5 Juni 1995
Agama : Kristen Protestan
No Hp : 085261303974
e-mail : petradiansarizega56@gmail.com
Alamat : Jalan Jamin Ginting Gang Pelita Jaya No.9
Riwayat pendidikan :
Tahun 2001 – 2007 : SD Negeri 075017 Gunungsitoli
Tahun 2007 – 2010 : SMP Negeri 1 Gunungsitoli
Tahun 2010 – 2013 : SMA Negeri 1 Gunungsitoli
Remaja Tentang Kesehatan Reproduksi Remaja
di Kecamatan Gunungsitoli
SKRIPSI
Oleh
Petra Diansari Zega 131101097
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Judul : Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Tingkat Pengetahuan Remaja Tentang Kesehatan Reproduksi Remaja di Kecamatan Gunungsitoli.
Nama Mahasiswa : Petra Diansari Zega NIM : 131101097
Jurusan : Sarjana Keperawatan (S.Kep) Tahun : 2017
ABSTRAK
Pola asuh orang tua merupakan interaksi orang tua dan remaja dalam mendidik, membimbing, dan mendisplinkan serta melindungi remaja untuk mencapai kedewasaan sesuai dengan norma-norma yang ada dalam masyarakat. Pengetahuan remaja tentangkesehatanreproduksiremaja adalah segala sesuatuyang diketahui remaja mengenai kesehatan reproduksinya. Peran orang tua dalam menerapkan pola asuh diperlukan dalam mengembangkan pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengindentifikasi hubungan pola asuh orang tua dengan tingkat pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi remaja di Kecamatan Gunungsitoli dengan jumlah remaja 100 orang. Desain penelitian yang digunakan adalah deskripsi korelasi dengan pengambilan sampel purposive sampling. Instrumen penelitian berupa kuesioner data demografi, kuesioner pola asuh orang tua dan kuesioner pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi. Hasil penelitian diuji dengan Chi Square dan menunjukkan hasil bahwa orang tua remaja mayoritas menerapkan pola asuh demokratis sebanyak 74 remaja (74%) dan tingkat pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi mayoritas pada tingkat sedang sebanyak 60 remaja (60%). Hasil uji Chi Square didapat nilai p sebesar 0,000 yang menujukkan terdapat hubungan antara pola asuh orang tua dengan tingkat pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi remaja. Penelitian ini memberikan implikasi kepada orang tua agar mampu bertukar pikiran dan melakukan interaksi yang baik kepada remaja untuk mengembangkan pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi.
Parents’ care pattern is an interaction between parents and adolescents in educating, guiding, disciplining, and protecting adolescents toward their adulthood according to the existing norms in the community. Adolescents’ knowledge of their reproductive health should be known well. The objective of the research was to identify the correlation of parents’ care pattern with adolescents’ level of knowledge of their reproductive health in Gunungsitoli Subdistrict. The samples were 100 adolescents, taken by using purposive sampling technique. The data were gathered by using questionnaires on demography, parents’ care pattern, and adolescents’ knowledge of their reproductive health. The result of the research showed that 74 respondents (74%) obtained democratic care pattern, and 60 respondents (60%) had moderate knowledge of reproductive health. The result of Chi Square test showed that p-value = 0.000 which indicated that there was the correlation of parents’ care pattern with adolescents’ level of knowledge of their reproductive health. This research had the implication on parents to discuss and do interaction properly with adolescents in developing their knowledge of reproductive health.
Pendahuluan
Perjalanan hidup manusia dikelompokkan dalam beberapa tahapan kehidupan, yaitu : masa pra kelahiran, masa bayi, masa kanak-kanak, masa remaja, dan masa dewasa. Masa remaja merupakan masa yang sangat penting, sangat kritis, dan sangat rentan. Jika manusia melewati masa remajanya dengan kegagalan, dimungkinkan akan menemukan kegagalan dalam perjalanan kehidupan pada masa berikutnya. Demikian pula sebaliknya, jika remaja itu diisi dengan penuh kesuksesan, kegiatan yang sangat produktif dan berhasil guna dalam rangka menyiapkan diri untuk memasuki tahapan kehidupan selanjutnya, dimungkinkan remaja itu akan mendapatkan kesuksesan dalam perjalanan kehidupannya.
Remaja mengalami berbagai perubahan baik secara fisik maupun kejiwaan. Perubahan fisik berkembang dengan cepat pada masa remaja, termasuk perkembangan organ reproduksi untuk mencapai kematangan sehingga mampu melangsungkan fungsi reproduksi yang ditandai dengan munculnya tanda seks primer dan sekunder. Pada proses perubahan kejiwaan terjadi perubahan emosi dan perubahan intelegensia. Remaja lebih sensitif dan agresif serta mudah bereaksi terhadap rangsangan dari luar yang berpengaruh. Remaja sudah mampu berpikir abstrak dan ingin mencoba segala hal baru
dapat membawa remaja, khususnya remaja perempuan terjerumus dalam hubungan seks pranikah dengan segala akibatnya (Pinem, 2011).
Perumusan Masalah
Apakah ada hubungan pola asuh orang tua dengan tingkat pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi remaja di Kecamatan Gunungsitoli?.
Tujuan Penelitian
Tujuan umum adalah mengidentifikasi hubungan pola asuh orang tua dengan tingkat pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi remaja. sedangkan tujuan khususnya adalah: a. Mengidentifikasi pola asuh
orang tua yang diterapkan kepada remaja di Kecematan Gunungsitoli.
b. Mengidentifika
si tingkatpengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi remaja di Kecamatan Gunungsitoli.
c. Mengidentifika
si hubungan pola asuh orang tua dengan tingkat pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi remaja di Kecamatan Gunungsitoli
Metode
sampling yaitu teknik purposive
samplingyang dilakukan di
Kecamatan Gunungsitoli pada bulan Mei 2017.
Populasi dalam penelitian ini adalah remaja di Kecamatan Gunungsitoli yang berumur 11-21 tahun dan tinggal bersama dengan orang tua dengan jumlah populasi 22.029 orang. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 100 orang yang diperoleh dari rumus Slovin (Setiadi,2013).
Analisa data yang digunakan adalah analisis univariat dan bivariat.
Hasil dan Pembahasan A. Data Demografi
Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi dan Persentase Karakteristik Remaja (n=100)
Ayah tiri
Hasil penelitian yang telah diperoleh menunjukkan bahwa mayoritas usia remaja adalah umur 15 – 17 tahun sebanyak 69 remaja (69%) dan mayoritas berjenis kelamin laki-laki sebanyak 54 remaja (54%). Mayoritas remaja menganut agama Kristen Protestan sebanyak 80 remaja (80%). Berdasarkan variasi suku remaja mayoritas bersuku Nias sebanyak 94 remaja (94%). Pendidikan terakhir orang tua remaja mayoritas tamatan SMA sebanyak 44 remaja (44%) dengan pekerjaan orang tua mayoritas adalah petani sebanyak 36 remaja (36%). Status orang tua remaja adalah kandung (100%).
B. Pola Asuh Orang Tua
Tabel 5.2.Distribusi Frekuensi dan
Persentase Pola Asuh
Orang Tua di Kecamatan
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa mayoritas remaja dengan pola asuh demokratis sebanyak 74 remaja (74%). Hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa pola asuh orang tua demokratis
dan otoriter dengan tujuan untuk menyeimbangkan pemikiran, sikap dan tindakan antara anak dan orang tua. Pola asuh demokratis merupakan suatu bentuk pola asuh yang memperhatikan dan menghargai kebebasan anak, namun kebebasan itu tidak mutlak dan dengan bimbingan yang penuh pengertian antara orang tua dan anak.
Menurut Agustiwati (2014) pola asuh demokratis memberikan kebebasan kepada anak untuk
mengemukakan pendapat, melakukan apa yang diinginkannya
dengan tidak melewati batas-batas atau aturan-aturan yang telah ditetapkan orang tua. Dalam pola asuh ini ditandai sikap terbuka antara orang tua dengan anak. Mereka membuat aturan-aturan yang telah disetujui bersama. Anak diberi kebebasan untuk mengemukakan pendapat, perasaan dan keinginannya. Pola asuh demokratis terdapat komunikasi yang baik antara orang tua dengan anak.
penghargaan dengan bentuk pujian atau pernyataan persetujuan lain.
Hasil penelitian Kholikun (2017) menyatakan bahwa pola asuh orang tua yang demokratis tidak memaksakan anak untuk sesuatu yang melebihi kemampuan anaknya. Orang tua bersikap rasional dan selalu mendasari tindakannya pada rasio atau pemikiran-pemikiran. Selain itu juga, orang tua memberikan kebebasan kepada anak untuk memilih dan melakukan suatu tindakan dan pendekatannya kepada anak sangat hangat. Akan tetapi, orang tua tidak ragu-ragu untuk mengendalikan anaknya.
Orang tua dengan pola asuh demokratis memberikan kepercayaan kepada anak untuk melakukan sesuatu dengan caranya sendiri agar anak tersebut mandiri. Misalnya orang tua memberi izi kepada anaknya memiliki hubungan dekat dengan lawan jenis. Namun, orang tua memberikan bimbingan dan mempunyai aturan agar anak dapat bertanggung jawab dan memiliki kepribadian yang matang. Pola asuh demokratis harus didukung pola komunikasi yang baik yang dikembangan oleh orang tua dengan anaknya. (Safitri dan Hidayati, 2013).
MenurutAtok (2015) d alamkehidupansehari-hari orang tuatidakhanya menerapkan satu tipe pola asuh saja, tetapi orang tua menerapkan gabungan dari tiga tipe pola asuh yang ada. Akan tetapi, hanya ada satu pola asuh yang lebih sering diterapkan orang tua kepada anaknya.
B. Tingkat Pengetahuan Tentang Kesehatan Reproduksi Remaja
Tabel 5.3.Distribusi Frekuensi dan Persentase Tingkat Pengetahuan Remaja Tentang Kesehatan
Reproduksidi Kecamatan
a. Tingkat Pengetahuan Remaja Tentang Pubertas
Tabel 5.4.Distribusi Frekuensi dan Persentase Tingkat Pengetahuan Remaja Tentang Pubertasdi Kecamatan Gunungsitoli (n=100)
Tingkat
b. Tingkat Pengetahuan Remaja Tentang Kehamilan
Tabel 5.5.Distribusi Frekuensi dan Persentase Tingkat Pengetahuan Remaja Tentang Kehamilandi Kecamatan Gunungsitoli (n=100)
Tingkat
Tabel 5.6.Distribusi Frekuensi dan Persentase Tingkat Pengetahuan Remaja Tentang Penyakit Menular Seksualdi Kecamatan Gunungsitoli (n=100) menunjukkan bahwa remaja di Kecamatan Gunungsitoli mayoritas memiliki tingkat pengetahuan sedang tentang kesehatan reproduksi sebanyak 60 remaja (60%).
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa mayoritas remaja memiliki tingkat pengetahuan sedang tentang kesehatan reproduksi sebanyak 60 remaja (60%), dimana pengetahuan remaja tentang pubertas mayoritas pada tingkat pengetahuan sedang sebanyak 73 remaja (73%), pengetahuan remaja tentang kehamilan mayoritas pada tingkat pengetahuan baik sebanyak 67 remaja (67%) dan pengetahuan remaja tentang penyakit menular seksual pada tingkat pengetahuan sedang seksual sebanyak 69 remaja (69%).
Pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi dapat diperoleh dari pendidikan kesehatan, penyuluhan, pengalaman, membaca materi tentang kesehatan reproduksi
mungkin disebabkan karena remaja kurang mendapat informasi tentang kesehatan reproduksi, khususnya tentang perawatan dan menjaga organ reproduksi, kebanyakan remaja hanya mendapat informasi dari teman sebaya yang persepsi mereka sendiri yang belum tentu kebenarannya. Pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi merupakan hasil tahu, ini terjadi setelah remaja melakukan penginderaan terhadap suatu objek tentang kesehatan reproduksi yang ia peroleh dari jalur formal (pendidikan) maupun norformal diluar pendidikan seperti membaca buku, orang tua, lingkungan pergaulan dan sebagainya. Pengetahuan seseorang terhadap sesuatu mempengaruhi sikapnya, sikap kemudian mempengaruhi adanya niat untuk mewujudkannya dalam bentuk tindakan. (Notoatmodjo, 2010).
dikarenakan remaja telahmenerima pendidikantentangsistem reproduksi yang
terdapatdalamkurikulumpelajaranbio logiSMPyang mencakuptopik sistem reproduksipria,
sistemreproduksiwanita,siklus
menstruasi,pertumbuhan dan perkembangan embrio, dan kelainan
dan penyakitpada sistem reproduksi. Penelitian Kusparlina (2016) pada siswa-siswi XI SMK PGRI I Mejayan menunjukkan bahwa mayoritas remaja mempunyai tingkat pengetahuan sedang dan baik tentang kesehatan reproduksi dan seks bebas. Baiknya tingkat pengetahuan responden mengenai kesehatan reproduksi dan seks bebas adalah suatu yang wajar, mengingat semakin mudahnya akses informasi tentang kesehatan, baik yang diperoleh dari sekolah atau dari media cetak maupun elektronik. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas responden sudah pernah mendapatkan informasi tentang kesehatan reproduksi dan seks bebas.
Menurut Nasution (2015) Pendidikan mengenai kesehatan reproduksi perlu diberikan sejak dini, agar para remaja mendapatkan informasi yang benar dan akurat. Pendidik dan orang tua membicarakan masalah reproduksi dan seksualitas secara jujur, terbuka dan profesional. Pendidikan seksual berbasis sekolah tidak menyebabkan terjadinya hubungan seksual lebih dini, juga tidak menyebabkan bertambahnya kegiatan seksual remaja. Sebaliknya justru berdampak pada penundaan kegiatan seks dini. Pendidikan seksual membantu remaja memiliki pengetahuan menenai kesehatan reproduksinya.
Tua dengan Tingkat Pengetahuan Remaja tentang Kesehatan Reproduksi
Tabel 5.7. Tabulasi Silang Pola Asuh Orang Tua dengan Tingkat Pengetahuan Remaja Tentang Kesehatan Reproduksi Remaja
Pola Asuh
Tabel 5.8. Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Tingkat Pengetahuan Remaja Tentang Kesehatan Reproduksi
Pearson
Chi-Square Sig
Hubungan pola
asuh orang tua
dengan tingkat
Hasil penelitian yang dilakukan dapat dideskripsikan dalam 3 point utama yaitu: pertama,
remaja (3%) yang memiliki tingkat pengetahuan yang buruk terhadap kesehatan reproduksi. Kedua, dari 74 remaja (74%) yang diterapkan pola asuh demokratis, terdapat 43 remaja (43%) yang memiliki tingkat pengetahuan sedang tentang kesehatan reproduksi dan 31 remaja (31%) yang memiliki tingkat pengetahuan yang baik tentang kesehatan reproduksi remaja. Ketiga,
dari 11 remaja (11%) yang diterapkan pola asuh permisif, terdapa 6 remaja (6%) yang mempunyai tingkat pengetahuan buruk tentang kesehatan reproduksi dan 5 remaja (%) yang memiliki tingkat pengetahuan sedang tentang kesehatan reproduksi remaja.
Hal ini sejalan dengan penelitian Oktiva (2010) tentang hubungan antara tingkat pengetahuan tentang kesehatan reproduksi remaja dan pola asuh orang tua dengan sikap remaja tentang seks bebas di SMA N 1 Tawangsari Sukoharjo yang menyatakan bahwa pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi merupakan hasil tahu, ini terjadi setelah remaja melakukan penginderaan terhadap suatu objek tentang kesehatan reproduksi yang ia peroleh dari jalur formal (pendidikan) maupun nonformal diluar pendidikan seperti membaca buku, orang tua, lingkungan pergaulan dan sebagainya. Orang tua juga memiliki peran untuk membantu remaja memahami kesehatan reproduksi dan salah satu pola asuh yang sangat membantu adalah pola asuh demokratis. Pola
demokratis itu sendiri adalah orang tua memberikan peraturan dengan luwes dan memberikan penjelasan tentang sebab diberikannya hukuman dan imbalan tersebut. Orang tua mengajarkan pada anak bagaimana orang tua menghargai perilaku jika anak bertingkah laku sesuai dengan yang diajarkan orang tua. Aturan-aturan yang diberlakukan di rumah cukup beralasan serta didasarkan pada usia dan kebutuhan. Aturan tersebut berkembang seiring perkembangan waktu untuk memberikan kesempatan pada remaja lebih besar dan bertanggung jawab.
Penelitian ini juga didukung oleh penelitian Julianti (2011) tentang hubungan pola asuh orang tua dengan sikap remaja tentang kesehatan reproduksi di SMA Negeri 18 Medan diperoleh hasil adanya hubungan pola asuh dengan sikap remaja tentang kesehatan reproduksi. Pola asuh yang paling kondusif yang diterapkan orang tua terhadap sikap remaja tentang kesehatan reproduksi adalah pola asuh demokratis. Polaasuhdemokratis memperlihatkan emosionalpositif,sikappositif,sosial danpengembangankognitif.
asuh demokrasi akan menghasilkan anak dengan karakteristik mandiri, dapat mengontrol diri, mempunyai hubungan baik dengan teman, mampu menghadap stress, mempunyai minat terhadap hal-hal baru dan dapat kooperatif terhadap orang lain
Menurut Wulandari (2010) dalam penelitiannya tentang hubungan pola asuh demokratis dengan perilaku seksual remaja diperoleh hasil bahwa ada hubungan signifikan antara pola asuh demokratis dengan perilaku seksual remaja. Pola asuh demokratis membantu mencegah terjadi perilaku seksual dikalangan remaja. Apabila pola asuh demokratis diterapkan dengan baik maka tingkat perilaku seksual remaja akan rendah.
Dari hasil penelitian menunjukkan adanya kecenderungan perbedaan tingkat pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi disetiap pola asuh orang tua yang diterapkan kepada remaja. Pola asuh orang tua yang demokratis cenderung memiliki remaja yang mempunyai tingkat pengetahuan yang sedang dan baik tentang kesehatan reproduksi remaja. Hal ini semakin nyata melalui hasil uji statistik dengan analisa chi-squarediperolehnilai ρ=0,000 (Ho ditolak),iniberarti
terdapathubunganpolaasuhorang tua dengantingkat pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi remaja.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pola asuh demokratis sangat menolong remaja memiliki pengetahuan tentang kesehatan reproduksi.
Kesimpulan dan Saran
A. Kesimpulan
1. Pola asuh orang tua pada remaja di
Kecamatan Gunungsitoli mayoritas menerapkan pola asuh
demokratis sebanyak 74 remaja (74%), 15 remaja (15%) diterapkan pola asuh otoriter dan 11 remaja (11%) diterapkan pola asuh permisif.
2.Tingkat pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi remaja di Kecamatan Gunungsitoli mayoritas remaja memiliki pengetahuan sedang sebanyak 60 remaja (60%), pengetahuan baik sebanyak 31 remaja (31%), dan sebanyak 9 remaja (9%) memiliki pengetahuan buruk.
3.Terdapat hubungan yang signifikan antara pola asuh orang tua dengan tingkat pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi remaja di Kecamatan Gunungsitoli
(p=0,000<0,05;X2=46,354a),maka hipotesisdalampenelitianiniditeri ma (Haditerima)dan Ho ditolak.
B. Saran
1. Pelayanan Keperawatan Dalampelayanankeperawatan keluarga perlu diadakan penyuluhan kepadaorang tuatentang tahapanperkembangan
remaja dan
mengenaipolaasuhorang tua dalam membantu remaja memiliki pengetahuan tentang kesehatan reproduksi.
2. Pendidikan Keperawatan Pendidikankeperawatan
reproduksi remajadan dapat diterapkan dalam mengasuhanak.
3. Penelitian Keperawatan
Penelitian selanjutnyadapat dilakukanyang berkaitan dengan judul
penelitianinidisarankanuntukmene litifaktor-faktoryang
mempengaruhi pengetahuan remaja tentang kesehatan
reproduksi remaja
Aguma, R.P. dkk (2014). Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Perilaku Seksual Remaja Di SMA Tri Bhakti Pekanbaru.
Pekanbaru: Jurnal Ilmu Keperawatan Universitas Riau.
Agustiawati, I. 2014. Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS di SMA Negeri 26 Bandung. Bandung: Skripsi Universitas Pendidikan Indonesia
Anggraini, R. 2014. Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Motivasi Belajar. Semarang : Skripsi IKIP Veteran Semarang.
Annuzul, A. F. 2012. Pengaruh Pola
Arikunto. 2013. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Atok, C.C. 2015. Dampak Gaya Pola Asuh Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar IPA Siswa Kelas VII B “Aprreciaton” SMP Joannes Bosco Semester Genap Tahun Ajaran
2014/2015. Yogyakarta:
Skripsi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Badan Pusat Statistik. 2015. Statistik Indonesia 2015. Jakarta : Badan Pusat Statistik.
BKKBN. 2011. Makin Banyak Remaja Lakukan Seks Pranikah. Diunduh tanggal 30 november
_______. 2007. Kurikulum dan Model Pelatihan Pengelolaan Pusat Informasi dan Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja
(PIK-KRR). Jakarta : BKKBN,
Direktorat Bina Ketahanan Remaja.
Daeli, D. K. 2016. Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Dan Kelompok Sebaya Terhadap Perilaku Seks Berisiko Pada Remaja Di Smk Negeri 1 Kota Gunungsitoli. Medan : Tesis
Dinas Kesehatan Kota Gunungsitoli. 2015. Profil Kesehatan Kota
Gunungsitoli 2015.
Gunungsitoli : Dinas Kesehatan Kota Gunungsitoli.
Friedman, M. M. (2010). Buku Ajar Keperawatan Keluarga : Riset, Teori dan Praktek. Jakarta : EGC
Gultom, B. M. 2016. Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Kecerdasan Emosional Remaja di SMA Katolik Trisakti
Medan. Medan, Skripsi
Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
Harahap, I. E.2010. Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri Tentang Seks Pranikah di SMK Bisnis Manajemen Persatuan Amal Bakti III Medan Estate. Medan : Skripsi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
Hurlock, E. B. 2007. Psikologi
Perkembangan. Jakarta :
Erlangga.
Irianto, K. 2013. Permasalahan Seksual. Bandung : Yrama Widya.
Julianti, C. 2011. Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Sikap Remaja Tentang Kesehatan Reproduksi di SMA Negeri 18 Medan. Medan: Karya Tulis Ilmiah Universitas Sumatera Utara.
Lestari, E. 2006. Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Perkembangan Moral Remaja Usia 16 – 19 Tahun di SMU
Negeri 1 Medan. Medan :
Skripsi Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
Lestari, T. W. 2014. Buku Ajar Kesehatan Reproduksi : Berbasis Kompetensi. Jakarta : EGC.
Kholikun, N. 2017. Pola Asuh Orang Tua Dalam Mengembangkan Religiousitas Anak Remaja di Desa Gedung Boga Kecamatan Way Serdang Kabupaten
Mesuji. Lampung: Skripsi
Institut Agama Islam Negeri Raden Intan.
Kusmiran, E. 2011. Kesehatan Reproduksi Remaja Dan Wanita. Jakarta : Salemba Medika.
Kusparlina, E. P. 2016. Hubungan Tingkat Pengetahuan Remaja Tentang Kesehatan Reproduksi Dengan Perilaku Seks Bebas. Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes
Maolinda, N., Sriati, A., Maryati, I. 2012. Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Siswa Terhadap
Pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja di SMAN 1
Margahayu. Bandung:
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjajaran.
Nasution, S. L. 2015. Pengaruh
Pengetahuan Tentang Kesehatan Reproduksi Remaja
Pranikah Remaja Di Indonesia. Jakarta : Pusat Penelitian dan Pengembangan KB dan Keluarga Sejahtera Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Notoatmodjo, S. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Asdi Mahasatya.
_______________.2010. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Oktiva, Y.D 2010. Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Tentang Kesehatan Reproduksi Remaja dan Pola Asuh Orang Tua dengan Sikap Remaja Tentang Seks Bebas Di SMA N 1
Tawangsari Sukoharjo.
Surakarta: Skripsi Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Pinem, S. 2011. Kesehatan Reproduksi & Kontrasepsi. Jakarta : TIM.
Polit, D. F., & Beck, C. T. (2012).
Nursing research: Generating and assesing evidence for nursing practice (9th ed.).
Philadelphia: Lippincott
Respati, W.S. 2012. Problematika Remaja Akibat Kurangnya
Informasi Kesehatan Reproduksi. Jakarta : Jurnal
Psikologi Universitas Esa Unggul Jakarta
Remaja Terhadap Seks Pranikah. Surabaya : Skripsi Fakultas Psikologis Universitas Airlangga.
SKDI. 2012. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012. Jakarta : Kementerian Kesehatan RI.
Safitri, N & Hidayati, E. 2013.
Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Tingkat Depresi Remaja di SMK 10 November. Semarang. Semarang : Jurnal Keperawatan Jiwa.
Santrock, J. W. 2007. Perkembangan anak. Edisi kesebelas. Jakarta : Erlangga.
Setiadi. 2007. Konsep & Penulisan
Riset Keperawatan.
Yogyakarta : Graha Ilmu
Silalahi, A. C.A. 2014. Tingkat Pengetahuan Siswa-Siswi SMA Negeri 1 Lubuk Pakam tentang Kesehatan Reproduksi Remaja. Medan : Skripsi Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Sunarti. E. 2004. Mengasuh Dengan Hati. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo.
Widyastuti, Y. 2011. Kesehatan
Reproduksi. Yogyakarta:
Fitramaya.
Masyarakat.
Wulandari, I. (2010). Hubungan pola asuh demokratis terhadap perilaku seksual remaja.
Diperoleh tanggal 11 Juli 2017. http://digilib.uin-suka.ac
Yinyang. 2010. Keluarga dan Pola Pengasuhan Anak. Purwokerto
Anak.
Zaluchu, F. 2011. Praktis Penelitian
Kesehatan. Medan : Perdana