• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGGUNAAN ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK"

Copied!
76
0
0

Teks penuh

(1)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada Era Globalisasi ini, perusahaan dituntut untuk dapat bersaing dengan para pesaingnya agar dapat bertahan hidup. Tuntutan dapat berasal dari pelanggan yaitu tentang mutu pelayanan dan kepuasan standar global yang harus dipenuhi oleh perusahaan. Untuk itu perusahaan harus berusaha untuk mendapat penilaian yang baik dari pihak luar perusahaan baik dalam hal keuangan, pelayanan kepada konsumen, maupun kerapian dalam administrasi agar mendapat kepercayaan dari mereka.

Laporan keuangan perusahaan merupakan suatu deskripsi usaha yang dapat memberikan gambaran tentang keadaan keuangan perusahaan yang merupakan umpan balik atas segala apa yang telah dilakukan dan imbasnya terhadap perusahaan. Pimpinan Perusahaan atau manajer sangat berkepentingan terhadap laporan keuangan. Dengan menganalisis laporan keuangan maka manajer dapat mengetahui keadaan dan perkembangan keuangan perusahaan dari waktu yang terdahulu maupun waktu yang sedang berjalan. Dengan menganalisis data keuangan tahun-tahun yang lalu maka dapat diketahui kelemahan dari perusahaan serta hasil-hasil yang dianggap cukup baik. Hasil analisis historis tersebut sangat penting artinya bagi perbaikan penyusunan rencana atau kebijakan yang akan di lakukan di waktu yang akan datang.

(2)

Dalam mengadakan interpretasi dan analisis laporan keuangan suatu perusahaan, diperlukan adanya ukuran atau standar tertentu. Ukuran yang sering digunakan dalam analisis keuangan adalah rasio. Pengertian rasio adalah gambaran suatu hubungan dari dua unsur (suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain) secara sistematis sehingga dapat diketahui deskripsi tentang baik buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan, terutama apabila angka rasio tersebut dibandingkan dengan angka standar (Bambang Riyanto, 2001).

Analisis laporan keuangan meliputi penelaahan tentang hubungan dan hasil kecenderungan atau trend dan untuk mengetahui apakah keadaaan keuangan, hasil usaha dan kemajuan keuangan perusahaan : memuaskan atau tidak memuaskan. Analisis dilakukan dengan mengukur hubungan antara unsur-unsur itu dari tahun ke tahun untuk mengetahui arah perkembangannya (Djarwanto, 2001). Sedangkan analisis rasio keuangan sangat diperlukan bagi penilaian prestasi yang telah dilakukan oleh sebuah perusahaan. Dengan dilakukan analisis rasio keuangan ini, diharapkan dapat membantu dalam mengadakan analisis kondisi intern perusahaan pada umumnya dan kondisi keuangan pada khususnya.

Perusahaan Umum Pegadaian merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) milik Departemen Keuangan RI dan merupakan salah satu lembaga perkreditan yang khas, karena hanya bergerak dalam bidang penyaluran kredit kepada masyarakat atas dasar hukum gadai dengan jaminan benda-benda bergerak. Perum Pegadaian merupakan salah satu alternatif dalam memenuhi kebutuhan kredit masyarakat, karena mampu melayani kebutuhan akan uang pinjaman dalam waktu yang relatif singkat, sehingga sangat diminati masyarakat, hal ini dapat diketahui dengan layanan pemberian kredit yang telah disalurkan baik untuk kebutuhan produksi, semi produksi maupun konsumtif.

(3)

dan mengevaluasi laporan keuangan. Dari laporan Keuangan tersebut dapat dianalisis dengan menggunakan rasio-rasio keuangan yang dapat menunjukkan posisi, kondisi maupun hasil kerja yang telah dicapai. Dengan demikian, selain digunakan untuk sumber informasi laporan keuangan dapat digunakan sebagai alat pertanggung jawaban.

Berdasarkan uraian diatas dapat diketahui bahwa laporan keuangan sangat diperlukan oleh berbagai pihak dengan bebagai kepentingan. Mengingat pentingnya laporan keuangan tersebut maka penulis merasa tertarik untuk menyusun skripsi dengan judul : “PENGGUNAAN ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENGEVALUASI TINGKAT KESEHATAN DAN PERKEMBANGAN USAHA PADA “PERUM PEGADAIAN” CABANG PURWOKERTO”

B. Perumusan Masalah

(4)

1. Apakah Perum Pegadaian Cabang Purwokerto, telah memenuhi klasifikasi sehat berdasarkan kriteria kinerja keuangan yang berlaku ? 2. Apakah usaha Perum Pegadaian Cabang Purwokerto, telah menunjukkan

perkembangan apabila ditinjau dari Rentabilitas Ekonominya ?

C. Pembatasan Masalah

Kinerja perusahaan dapat diukur dengan banyak faktor seperti Sumber Daya Alam ( human resoures ), Operasional ( Operation on production ) dan keuangan ( finance ). Demikian juga dengan penilaian yang dilakukan terhadap Badan Usaha Milik Negara (BUMN) meliputi tiga aspek yaitu aspek keuangan, operasional, dan administrasi. Dalam penelitian ini dibatasi hanya pada masalah pengukuran nilai kinerja perusahaan yang didasarkan atas aspek keuangan dari tahun 2001-2005. Rasio keuangan yang digunakan untuk mengukur tingkat kesehatan keuangan perusahaan adalah rasio keuangan yang didasarkan pada SK Menteri BUMN Nomor KEP-100/MBU/2002.

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengevaluasi tingkat kesehatan keuangan Perum Pegadaian Cabang Purwokerto tahun 2001 – 2005.

b. Untuk mengetahui perkembangan usaha Perum Pegadaian cabang Purwokerto, ditinjau dari segi Rentabilitas Ekonominya.

2. Kegunaan Penelitian

a. Bagi Perusahaan

(5)

b. Bagi Peneliti

1. Untuk memenuhi persyaratan menulis skripsi pada Fakultas Ekonomi Universitas Wijayakusuma Purwokerto.

2. Sebagai penerapan praktikum dari teori-teori yang telah didapat peneliti di bangku kuliah.

c. Bagi Fakultas

Hasil penelitian ini diharapkan sebagai bahan pertimbangan bacaan ilmiah guna melengkapi kepustakaan Fakultas Ekonomi Universitas Wijayakusuma Purwokerto.

E. Kerangka Pemikiran Penelitian

Perum Pegadaian sebagai salah satu Badan Usaha Milik Negara yang bergerak dalam bidang kredit mempunyai dua misi, yaitu menyalurkan kredit bagi masyarakat ekonomi lemah, dan disisi lain sebagai kesatuan usaha ekonomi yang diharuskan untuk mampu mempertahankan dan mengembangkan kelangsungan hidupnya. Untuk itu pengelolaan keuangan harus dilakukan dengan baik dan kesehatan keuangan harus selalu tetap dijaga. Tingkat kesehatan keuangan Perum Pegadaian Cabang Purwokerto dapat diketahui dengan menganalisis laporan keuangan ( Neraca dan Laporan Laba Rugi ) menggunakan rasio keuangan, yaitu Return On Equity, Retrun On Investment, Cash Ratio, Current Ratio, Collection Periods, Inventory Turnover, Total Assets Turnover,Rasio TMS terhadap TA, hal ini sesuai dengan SK Menteri BUMN No. KEP-100/MBU/2002. Dari hasil analisis ini maka kita dapat mengetahui kondisi kesehatan keuangan Perum Pegadaian Cabang Purwokerto termasuk sehat atau tidak sehat.

(6)

Gambar 1: Kerangka pemikiran penelitian ini akan nampak sebagai berikut:

PERUM PEGADAIAN CABANG

PURWOKERTO

Laporan Keuangan

Laporan Laba Rugi Neraca

Analisis Laporan Keuangan

Penilaian Tingkat Kesehatan berdasarkan SK Menteri BUMN

No. KEP-100/MBU/2002 ROI

ROE Cash Ratio Current Ratio Collection Periods Inventory Turnover Total assets Turn over Rasio TMS terhadap TA

Analisis perkembangan Usaha dengan Rentabilitas Ekonomis

Analisis trend least square

Tidak Meningkat Meningkat

(7)

F. Hipotesis

1. Diduga tingkat kesehatan finansial Perum Pegadaian Cabang Purwokerto selama periode penelitian telah memenuhi klasifikasi sehat. 2. Diduga perkembangan usaha Perum Pegadaian Cabang Purwokerto

(8)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Kredit Gadai

1. Pengertian Gadai

Gadai adalah suatu hak yang diperoleh seorang berpiutang atas suatu barang bergerak, yang diserahkan kepadanya oleh seorang berhutang atau oleh seorang lain atas namanya dan yang memberikan kekuasaan kepada si piutang itu untuk mengambil pelunasan dari barang tersebut secara didahulukan dari pada orang-orang berpiutang lainnya dengan kekecualian biaya untuk melelang barang tersebut dan biaya yang telah dikeluarkan untuk menyelamatkannya setelah barang itu digadaikan, biaya-biaya mana yang harus didahulukan (Badrul Zaman, 1991).

2. Sifat-sifat umum gadai.

a. Gadai adalah untuk benda bergerak

Artinya obyek gadai adalah benda bergerak baik berwujud maupun tidak berwujud (hak tagihan).

b. Sifat kebendaan.

Artinya memberikan jaminan bagi pemegang gadai bahwa dikemudian hari piutangnya pasti dibayar dari nilai barang jaminan.

c. Benda gadai dikuasai oleh pemegang gadai.

Artinya benda gadai harus diserahkan oleh pemberi gadai kepada pemegang gadai.

d. Hak menjual sendiri benda gadai.

Artinya hak untuk menjual sendiri benda gadai oleh pemegang gadai. e. Hak yang didahulukan

f. Hak accessoir.

(9)

3. Barang yang dapat digadai

Barang yang dapat digadaikan yaitu semua barang bergerak seperti barang-barang perhiasan, elektronik, peralatan rumah tangga, mesin, tekstil dan lain-lain.

Barang yang tidak dapat digadaikan seperti barang milik pemerintah, surat-surat berharga, hewan dan tanaman, bahan makanan dan benda yang mudah busuk, benda-benda yang kotor, benda-benda yang untuk menguasai dan memindahkan dari satu tempat ke tempat lain memerlukan izin, barang yang karena ukurannya yang besar maka tidak dapat disimpan digadaian, barang yang tidak tetap harganya. (Badrul Zaman, 1991).

4. Hak dan kewajiban pemegang gadai. a. Hak pemegang gadai.

Menjual gadai dengan kekuasaan sendiri dan atau dengan perantara hakim, atas izin hakim tetap menguasai benda gadai, mendapat ganti rugi, retorsi dan hak undang-undang untuk didahulukan.

b. Kewajiban pemegang gadai.

Bertanggung jawab atas kehilangan atau kerusakan barang gadai karena kelalaiannya, memberitahukan kepada pemberi gadai apabila barang gadai itu di jual dan bertanggung jawab terhadap hasil penjualan barang gadai tersebut. (Badrul Zaman, 1991).

5. Berakhirnya gadai.

(10)

B. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan

Media yang dapat dicapai untuk meneliti kondisi kesehatan perusahaan adalah laporan keuangan yang terdiri dari neraca, perhitungan laba rugi dan perubahan modal. Laporan keuangan adalah hasil akhir dari proses akuntansi. Setiap transaksi yang dapat diukur dengan nilai uang, dicatat dan diolah sedemikian rupa. Laporan akhirpun disajikan dalam nilai uang. Menurut Standar Akuntansi Keuangan, tujuan laporan keuangan adalah sebagai berikut:

a. Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan , kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. b. Laporan keuangan disusun untuk memenuhi kebutuhan bersama oleh

sebagian besar pemakainya, yang secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian masa lalu.

c. Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang dilakukan manajemen atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya.

Adapun bentuk dari laporan keuangan suatu perusahaan adalah sebagai berikut :

a. Neraca

Neraca adalah laporan yang sistematis tentang aktiva, utang serta modal dari suatu perusahaan pada saat tertentu.

(11)

Modal adalah kelebihan nilai aktiva yang dimililki oleh perusahaan terhadap seluruh utang-utangnya.

b. Laporan laba rugi

Laporan laba rugi menggambarkan hasil usaha suatu perusahaan selama satu periode tertentu.

1. Pendapatan(Revenue)

Adalah aliran masuk atau kenaikan lain aktiva suatu badan usaha atau pelunasan utang-utangnya (atau kombinasi keduanya) selama suatu periode yang berasal dari penyerahan atau pembuatan barang, penyerahan jasa atau dari kegiatan lain yang merupakan kegiatan utama badan usaha.

2. Biaya (Expense)

Adalah aliran keluar atau pemakaian lain aktiva atau timbulnya utang (atau kombinsi keduanya) selama suatu periode tertentu yang berasal dari penyerahan atau pembuatan barang, penyerahan jasa atau dari pelaksanaan kegiatan lain yang merupakan kegiatan utama badan usaha.

3. Penghasilan (Income)

Adalah selisih penghasilan-penghasilan setelah dikurangi biaya-biaya.

4. Laba (Gain)

Adalah kenaikan modal (aktiva bersih) yang berasal dari transaksi sampingan atau transaksi yang jarang terjadi dari suatu badan usaha dan dari semua transaksi atau kejadian lain yang mempengaruhi badan usaha selama suatu periode kecuali yang timbul dari pendapatan atau investasi oleh pemilik, misalnya laba yang timbul dari penjualan surat berharga.

5. Rugi (Loss)

(12)

mempengaruhi badan usaha selama suatu periode kecuali yang timbul dari biaya atau distribusi pada pemilik, misalnya rugi yang timbul dari penjualan surat berharga.

6. Harga Perolehan (Cost)

Adalah jumlah uang yang dikeluarkan atau utang yang timbul untuk memperoleh barang atau jasa. Jumlah ini pada saat terjadinya transaksi akan dicatat sebagai aktiva, misalnya pembelian mesin dan persekot.

c. Perubahan modal

Perubahan modal yaitu laporan yang menunjukkan sebab-sebab perubahan modal dari jumlah pada awal periode menjadi jumlah modal pada akhir periode.

( Hanafi M Mamduh dan Abdul Halim, 2004 ) 2. Sifat Laporan Keuangan

Laporan keuangan dipersiapkan atau dibuat dengan maksud untuk memberikan gambaran atau laporan kemajuan (Progress Report) secara periodik yang dilakukan pihak manajemen yang bersangkutan. Jadi laporan keuangan adalah bersifat historis serta menyeluruh dan sebagai suatu progress report. Laporan keuangan terdiri dari data-data yang merupakan hasil dari suatu kombinasi antara :

a.) Fakta yang telah dicatat (Recorded Fact ).

b.) Prinsip-prinsip dan kebiasaan-kebiasaan di dalam akuntansi (accounting convention and postulate).

c.) Pendapat pribadi (personal judgment). 3. Keterbatasan Laporan Keuangan.

Dengan mengingat atau memperhatikan sifat-sifat laporan keuangan tersebut diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa laporan keuangan itu mempunyai beberapa keterbatasan antara lain :

(13)

yang final. Karena itu semua jumlah-jumlah atau hal-hal yang dilaporkan dalam laporan keuangan tidak menunjukan realisasi di mana dalam intern report ini terdapat atau terbanding pendapat-pendapat pribadi (personal judgment) yang telah dilakukan oleh akuntan atau manajemen yang bersangkutan.

b.) Laporan keuangan menunjukan angka dalam rupiah yang kelihatannya bersifat pasti dan tepat, tetapi sebenarnya dasar penyusunannya dengan standar nilai yang mungkin berbeda atau berubah-ubah.

c.) Laporan keuangan berdasarkan hasil pencatatan transaksi keuangan atau nilai rupiah dari berbagai waktu atau tanggal yang lalu padahal daya beli uang tersebut semakin menurun dibandingkan dengan tahun yang sebelumnya.

d.) Laporan keuangan tidak dapat mencerminkan berbagai faktor yang dapat mempengaruhi posisi atau keadaan keuangan perusahaan karena faktor-faktor tersebut tidak dapat dinyatakan dengan satuan uang, misal reputasi dan prestasi perusahaan. ( S. Munawir, 2004 )

C. Analisis Laporan Keuangan 1. Arti penting Analisis Laporan Keuangan

Untuk dapat memperoleh gambaran tentang perkembangan finansial suatu perusahaan, kita perlu mengadakan interpretasi atau analisis terhadap data keuangan dari perusahaan yang bersangkutan. Data keuangan itu akan tercermin di dalam laporan keuangannya.

Laporan keuangan memberikan ikhtisar mengenai keadaan finansial suatu perusahaan, dimana neraca mencerminkan nilai aktiva, utang dan modal sendiri pada saat tertentu, sedangkan laporan rugi laba mencerminkan hasil-hasil yang dicapai selama satu periode tertentu biasanya meliputi periode satu tahun.

(14)

mengetahui keadaan dan perkembangan finansial perusahaan yang bersangkutan.

Pimpinan suatu perusahaan atau manajemen sangat berkepentingan terhadap laporan finansial dari perusahaan yang dipimpinnya. Dengan mengadakan analisis laporan finansial dari perusahaan, manajer akan dapat mengetahui keadaan dan perkembangan finansial dari perusahaannya dan akan dapat diketahui hasil-hasil keuangan yang telah dicapai di waktu-waktu yang telah lalu dan waktu-waktu yang sedang berjalan.

Para krediturpun berkepentingan terhadap laporan keuangan dari perusahaan yang telah atau akan menjadi nasabahnya. Para kreditur berkepentingan untuk “keamanan” mereka sendiri. Kreditur sebelum mengambil keputusan untuk memberikan atau menolak permintaan kredit dari suatu perusahaan, perlulah kiranya mengadakan suatu analisis terlebih dahulu terhadap laporan keuangan dari perusahaan yang mengajukan kredit, untuk dapat mengukur kemampuan perusahaan tersebut dalam membayar kembali utang ditambah bunganya.

Para investorpun berkepentingan terhadap laporan keuangan suatu perusahaan dalam rangka penentuan keputusan penanaman modal. Bagi investor yang penting adalah “rate of return” (tingkat imbalan hasil) dari dana yang diinvestasikan dalam surat-surat berharga yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan.

Dengan demikian maka jelaslah bahwa mengadakan interpretasi atau analisis laporan keuangan suatu perusahaan adalah sangat penting artinya bagi pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan meskipun kepentingan tersebut jelas berbeda.( S. Munawir, 2004 )

2. Prosedur analasis

Prosedur-prosedur analisis yang dilakukan dalam analisis laporan keuangan antara lain:

(15)

demikian pihak penganalisa akan dapat mengetahui keadaan keuangan dan latar belakang dari data keuangan tersebut sehingga dapat membuat inter prestasi yang memuaskan.

b. Adakah penelitian mengenai penyusunan pos-pos laporan keuangan. Jika dianggap perlu dapat dilakukan penyusunan kembali dari data-data yang akan dianalisis

Tujuan prosedur ini ialah untuk memastikan bahwa laporan keuangan yang akan dianalisis sudah menggambarkan data keuangan yang relefan dan telah menerapkan metode penelitian yang tepat secara konsisten sesuai dengan prinsip-prinsip ekonomi yang lazim. Akhirnya akan didapatkan laporan keuangan yang benar-benar dapat dibadingkan (comparable).

c. Mengadakan perhitungan-perhitungan dengan mempergunakan metode dan teknik analisis yang sesuai dengan tujuan analisis.

d. Memberikan interpretasi terhadap hasil-hasil perhitungan sehingga dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan, (S.Munawir, 2004).

3. Metode dan Teknik Analisis

Ada bermacam-macam metode dan teknik analisis yang dapat digunakan dalam laporan keuangan. Metode dan teknik tersebut mempunyai tujuan yang sama yaitu menyederhanakan informasi sehingga mudah dipahami dan akhirnya digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan, jadi pemilihan metode dan teknik analisis tergantung dari tujuan analisis itu sendiri.

Ada dua macam metode analisis yang bisa dipakai yaitu: a. Metode analisis horizontal ataumetode analisis dinamis.

(16)

b. Metode analisis vertikal atau metode analisis statis.

Metode analisis vertikal yaitu analisis dengan cara membandingkan antara pos yang satu dengan yang lainnya pada laporan keuangan yang sama atau antar laporan keuangan pada satu periode saja.

Teknik analisis yang digunakan dalam teknik laporan keuangan, adalah :

a. Analsis perbandingan laporan keuangan, adalah metode dan teknik analisis dengan cara memperbandingkan laporan keuangan untuk dua periode atau lebih, dengan menunjukkan:

1. Data absolut atau jumlah-jumlah dalam rupiah 2. Kenaikan atau penurunan dalam jumlah rupiah 3. Kenaikan atau penurunan dalam prosentase 4. Perbandingan yang dinyatakan dalam resiko 5. Prosentase dari total

b. Trend atau tendensi posisi dan kemajuan keuangan perusahaan yang dinyatakan dalam prosentase (trend percentage analisis), adalah suatu metode atau teknik analisis untuk mengetahui tendensi dari pada keadaan keuangannya, apakah menunjukkna tendensi tetap, naik atau bahkan turun.

c. Laporan dengan presentanse perkomponen atau common size statement, adalah suatu meteode analisis untuk mengetahui struktur permodalannya dan komposisi perongkosan yang terjadi dihubungkan dengan jumlah penjualannya.

d. Analisis sumber dan penggunaan modal kerja, adalah suatu analisis untuk mengetahui sumber-sumber serta penggunaan modal kerja atau untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya modal kerja dalam periode tertentu.

(17)

mengetahui sumber-sumber serta penggunaan uang kas selama periode tertentu

f. Analisis rasio, adalah suatu metode analisis untuk mengetahui hubungan pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan rugi laba secara individu atau kombinasi dari kedua laporan rugi laba secara kombinasi dari kedua laporan tersebut.

g. Analisis perubahan laba kotor (Gross Profit Analysis), adalah suatu analisis untuk mengetahui sebab-sebab perubahan laba kotor suatu perusahaan dalam periode-periode yang lain atau perubahan laba kotor suatu periode dengan laba kotor suatu periode dengan laba yang dibugetkan untuk periode tertentu.

h. Analisis break-even adalah suatu analisis untuk menentukan tingkat penjualan yang harus dicapai oleh suatu perusahaan tersebut tidak menderita kerugian, tetapi juga belum memperoleh kuntungan. (S.Munawir, 2004).

4. Analisis Rasio Keuangan

Analisisrasio dapat diartikan sebagai gambaran suatu hubungan atau perimbangan (mathematical relation ship) antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain.

Analisis ratio dapat digunakan untuk memberikan gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan terutama apabila angka rasio tersebut dibandingkan dengan angka rasio pembanding yang digunakan sebagai standard.

Angka rasio keuangan ini dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu:

1. Berdasarkan sumber datanya, angka rasio dapat digolongkan antara lain:

a. Rasio-rasio Neraca (Balance Sheet Ratio)

(18)

2. Berdasarkan tujuan analisis, angka rasio dapat digolongkan antara lain:

a. Rasio likuiditas b. Rasio solvabilitas

c. Rasio rentabilitas dan rasio-rasio lain yang sesuai dengan kebutuhan penganalisis

( S. Munawir, 2004 ) 5. Likuiditas

Likuiditas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya yang segera harus dipenuhi. Jumlah alat-alat pembayaran (alat-alat likuid) yang dimiliki oleh perusahaan pada saat tertentu merupakan “kekuatan membayar” dari perusahaan yang bersangkutan tetapi hal ini tidak menjamin perusahaan tersebut dapat memenuhi segala kewajiban finansial yang segera harus terpenuhi atau perusahaan tersebut belum tentu mempunyai “kemampuan membayar”. “Kemampuan” membayar dari suatu perusahaan dapat diketahui dengan membandingkan “ kekuatan pembayarannya” di suatu pihak dengan kewajiban finansialnya yang segera harus dipenuhi dilain pihak. Perusahaan dikatakan likuid jika jumlah aktiva lancar yang merupakan alat bayar lebih besar dari pada kewajiban yang harus segera dipenuhi. Sebaliknya perusahaan dikatakan illikuid jika jumlah aktiva lancar yang merupakan alat bayar lebih kecil dari pada kewajiban-kewajiban yang harus segera dipenuhi.

Apabila perusahaan tingkat likuiditasnya terlalu rendah atau illikuid maka maka perusahaan harus dapat mengusahakan agar likuiditasnya dapat dinaikan lebih tinggi lagi.

Tingkat likuiditas dapat dipertinggikan dengan jalan sebagai berikut: 1 Dengan utang lancar (current liabilitas) tertentu, diusahakan untuk

menambah aktiva lancar (current asset)

(19)

3 Dengan mengurangi jumlah utang lancar bersama-sama dengan mengurangi aktiva lancar. (Bambang Riyanto, 2001).

6. Solvabilitas

Solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi segala kewajiban finansialnya apabila sekiranya perusahaan pada saat itu dilikuidasi.(kemampuan suatu perusahaan untuk membayar semuanya utang-utangnya baik jangka pendek maupun jangka panjang)

Suatu perusahaan yang solvabel berarti bahwa perusahaan tersebut mempunyai aktiva atau kekayaan yang cukup untuk membayar semua hutang-hutangnya sebaliknya perusahaan yang insolvabel ( tidak solvabel ) berarti bahwa perusahaan tersebut tidak mempunyai aktiva atau kekayaan yang cukup untuk menbayar semua hutang-hutangnya. Makin kecil tingkat solvabilitas suatu perusahaan maka makin berat beban tetap perusahaan yang berupa bunga tetap. Sehingga makin sedikit keuntungan yang diperoleh maka makin berbahayalah kedudukan perusahaan.

Tingkat solvabilitas dapat dipertinggi dengan jalan sebagai berikut:

1. Menambah aktiva tanpa menambah utang atau manambah aktiva relatif lebih besar dari pada tambahnya utang.

2. Mengurangi utang tanpa mengurangi aktiva atau mengurangi utang relatif lebih besar dari pada berkurangnya aktiva.

(Bambang Riyanto, 2001). 7. Rentabilitas

Rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Rentabitas suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Rentabilitas suatu perusahaan menunjukan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut.

Ada 2 (dua) macam rentabilitas yaitu: a. Rentabilitas ekonomis

(20)

menghasilkan laba tersebut dan dinyatakan dalam presentase. Atau dengan kata lain rentabilitas ekonomis adalah kemampuan suatu perusahaan dengan seluruh modal yang bekerja didalamnya untuk menghasilkan laba.

Modal yang diperhitungkan untuk menghitung Rentabilitas ekonomis hanyalah modal yang bekerja didalam perusahaan (Operating capital/asset) sedangkan laba yang diperhitungkan Rentabilitas Ekonomis hanyalah laba yang berasal dari operasi perusahaan, yaitu yang disebut dengan usaha (net operating income).

Tinggi rendahnya Rentabilitas Ekonomis (earning power) ditentukan 2 faktor, yaitu:

1. Profit margin

Profit margin yaitu perbandingan antara “net operating income” dengan. “net sales” perbandingan ini dinyatakan dalam presentase profit margin dimaksudkan untuk mengetahui efisiensi perusahaan dengan melihat besar kecilnya laba usaha dalam hubungannya dengan sales.

Profit margin dapat dipertinggi dengan cara menaikan sales relatif lebih besar dari pada kenaikan operating expenses relative lebih besar dari pada kenaikan operating expenses dan menurunkan operating ekpenses relative lebih besar dari pada berkurangnya sales.

(21)

sales yang sebesar-besarnya dan mengurangi sales sampai tingkat tertentu diusahakan penurunan atau pengurangan operating asset sebesar-besarnya.

Oleh karena itu makin tinggi tingkat profit margin atau operating assets turnover masing-masing atau kedua-duanya akan mengakibatkan naiknya earning power.

b. Rentabilitas modal sendiri

Rentabilitas modal sendiri sering disebut juga rentabilitas usaha adalah perbandingan antara jumlah laba yang tersedia bagi pemilik modal sendiri dari satu pihak dengan jumlah modal sendiri yang menghasilkan laba tersebut dilain pihak. Atau dengan kata lain rentabilitas modal sendiri adalah kemampuan suatu perusahaan dengan modal sendiri yang bekerja didalamnya untuk menghasilkan keuntungan, laba yang diperhitungkan untuk menghitung Rentabilitas modal sendiri adalah laba usaha setelah dikurangi dengan bunga modal asing dan pajak perseroan atau income tax (EAT = Earning After Tax). Sedangkan modal yang diperhitungkan hanyalah modal sendiri yang bekerja didalam perusahaan.

Tingkat rentabilitas mencerminkan kemampuan modal perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Tingkat rentabilitas yang tinggi dapat merupakan pencerminan efisiensi yang tinggi pula. Mengukur efisiensi perusahaan dengan mendasarkan pada jumlah keuntungan semata-mata kuranglah tepat. Sebab keuntungan yang tinggi belum tentu disertai dengan tingkat rentabilitas yang tinggi pula.

(22)

itu pada umumnya usaha perusahaan lebih diarahkan untuk mendapatkan titik rentabilitas maksimal dari pada laba maksimal. (Bambang Riyanto, 2001).

8. Penggunaan analisis rasio keuangan untuk mengukur tingkat kesehatan dan perkembangan Perum Pegadaian

Analisis rasio keuangan yang digunakan sebagai dasar penilaian tingkat kesehatan keuangan perum penggadaian telah diatur dalam Sk Mentri Badan Usaha Milik Negara No.10 kep.100/MBU/2002 tanggal 4 Juni 2002 yang meliputi delapan (8) rasio, yaitu:

1. Return On Equity (ROE) atau imbalan pada pemegang saham

Merupakan suatu kemampuan dari suatu perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dengan modal sendiri yang dimiliki.

2. Return On Investemen (ROI) atau imbalan isvestasi.

Merupakan suatu kemampuan dari perusahaan untuk menghasilkan keuntungan yang akan digunakan untuk menutup investasi yang akan dikeluarkan.

3. Cash Ratio/Rasio kas.

Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan untuk membayar hutang yang harus segera dipenuhi dengan kas yang tersedia dalam perubahan dan surat berharaga yang dapat segera diuangkan.

4. Rasio lancar (Current Ratio).

Merupakan suatu kemampuan dari suatu perusahaan untuk membayar utang yang harus segera dipenuhi dengan aktiva lancar.

5. Collection Periods (COP)

Merupakan nilai yang digunakan untuk mengukur efisiensi pengelolaan piutang usaha setelah melakukan penjualan.

6. Perputaran Persediaan

(23)

7. Perputaran total asset /Total Assets turn Over (TATO)

Rasio ini digunakan untuk mengukur atau menghitung efektivitas penggunaan total aktiva dalam menghasilkan penjualan.

8. Rasio modal sendiri terhadap total aktiva.

(24)

III. METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS

A. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan studi kasus pada Perum Pegadaian Cabang Purwokerto.

2. Objek Penelitian

Penelitian dilakukan pada Perum Pegadaian Cabang Purwokerto yang beralamat di Jalan Jendral Sudirman 299.

3. Metode Pengumpulan Data

a. Studi pustaka

Studi pustaka yaitu teknik pengumpulan informasi dengan cara mempelajari buku-buku literatur yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

b. Studi Lapangan

Studi lapangan yaitu penelitian langsung terhadap masalah yang akan dibahas pada Perusahaan yang menjadi obyek penelitian dengan cara observasi dan wawancara dengan pihak yang terkait.

4. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari hasil publikasi perusahaan.

Data sekunder yang digunakan: a. Neraca tahun 2001-2005

b. Laporan Rugi Laba tahun 2001-2005

B. Metode Analisis

1. Evaluasi Tingkat Kesehatan Finansial

(25)

tentang penilaian tingkat kesehatan Badan Usaha Milik Negara yang meliputi :

a. Imbalan kepada pemegang saham / Return On Equity

%

1). Laba setelah Pajak adalah Laba bersih dikurangi dengan laba hasil penjualan dari : neraca perusahaan pada posisi akhir tahun buku dikurangi dengan komponen Modal sendiri yang digunakan untuk membiayai Aktiva Tetap dalam Pelaksanaan dan laba tahun berjalan. Dalam Modal sendiri tersebut di atas termasuk komponen kewajiban yang belum ditetapkan statusnya.

3). Aktiva Tetap dalam pelaksanaan adalah posisi pada akhir tahun buku aktiva Tetap yang sedang dalam tahap pembangunan.

Tabel 1 : Daftar skor penilaian ROE

(26)

b. Imbalan Investasi / Return On Investment

1). EBIT adalah laba sebelum bunga dan pajak dikurangi laba dari hasil penjualan dari :

 Aktiva Tetap

 Aktiva lain-lain

 Aktiva Non Produktif

 Saham penyertaan langsung

2). Penyusutan adalah depresiasi, amortisasi dan deplesi

3). Capital Employed adalah posisi pada akhir tahun buku Total Aktiva dikurangi Aktiva Tetap dalam pelaksanaan.

Tabel 2 : Daftar skor penilaian ROI

(27)

2). Current Liabilities adalah posisi seluruh kewajiban Lancar pada akhir tahun buku.

Tabel 3 : Daftar Skor Penilaian Cash Ratio

Cash Ratio (%) Skor

d. Rasio Lancar / Current Ratio

s

1). Current Asset adalah posisi Total Aktiva Lancar pada akhir tahun buku.

2). Current Liabilities adalah posisi Total Kewajiban Lancar pada akhir tahun buku .

Tabel 4 : Daftar Skor Penilaian Current Ratio

Current Ratio (%) Skor

(28)

2). Total Pendapatan Usaha adalah jumlah Pendapatan Usaha selama tahun buku.

Tabel 5 : Daftar Skor Penilaian Collection Periods Collectio Periods (hari) Skor

X ≤ 60 5

60 < x ≤ 90 4,5

90 < x ≤ 120 4

120 < x ≤ 150 3,5

150 < x ≤ 180 3

180 < x ≤ 210 2,4

210 < x ≤ 240 1,8

240 < x ≤ 270 1,2

270 < x ≤ 300 0,6

300< x 0

f. Perputaran Persediaan

hari X

Usaha Pendapa

Total

Persediaan Total

PP 365

tan 

Definisi :

1). Total Persediaan adalah seluruh persediaan yang digunakan untuk proses produksi pada akhir tahun buku yang terdiri dari persediaan bahan baku, persediaan barang setengah jadi dan persediaan barang jadi ditambah persediaan peralatan dan suku cadang.

2). Total Pendapatan Usaha adalah Total Pendapatan Usaha dalam tahun buku yang bersangkutan.

(29)

Perputaran Persediaan (hari) Skor

g. Perputaran Total Aset / Total Asset Turn Over

% tidak termasuk pendapatan hasil penjualan aktiva tetap

2). Capital Employed adalah posisi pada akhir tahun buku total aktiva dikurangi aktiva tetap dalam pelaksanaan.

Tabel 7 : Daftar Skor Penilaian Perputaran Total Aset TATO (%) Skor

(30)

%

1). Total Modal Sendiri adalah seluruh komponen Modal Sendiri pada akhir tahun buku diluar dana-dana yang belum ditetapkan statusnya.

2). Total Asset adalah Total Asset dikurangi dengan dana-dana yang belum ditetapkan statusnya pada poisisi akhir tahun buku yang bersangkutan.

(31)

Kinerja Keuangan = Return On Equity + Return On Investment + Cash Ratio + Current Ratio + Collection Periods + Perputaran Persediaan + Total Assets Turn over + Rasio Modal Sendiri terhadap Total Aset.

Untuk mengetahui rata-rata kinerja keuangan selama periode penelitian digunakan metode statistik induktif sebagai berikut(J.Supranto 2001) :

n X

X

Keterangan :

X = Rata-rata nilai kinerja keuangan

∑x = Total Nilai Kinerja Keuangan n = Periode penelitian

Untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan termasuk klasifikasi sehat atau tidak, maka jumlah nilai yang dicapai dalam penelitian kinerja keuangan Perum Pegadaian Cabang Purwokerto disesuaikan ke dalam klasifikasi kinerja keuangan berdasarkan Surat Keputusan Menteri BUMN No. KEP-100/MBU/2002 untuk diketahui kesehatannya, yaitu apabila nilai yang dicapai :

A. Sehat, yang terdiri atas :

Predikat AAA apabila TS > 66,5 Predikat AA apabila 56 < TS ≤ 66,5 Predikat A apabila 45,5 < TS ≤ 56

B. Kurang sehat, yang terdiri dari :

Predikat BBB apabila 35 < TS ≤ 45,5 Predikat BB apabila 28 < TS ≤ 35 Predikat B apabila 21 < TS ≤ 28

C. Tidak Sehat, yang terdiri dari :

(32)

Kriteria pengujian hipotesis pertama :

- Jika jumlah skor kinerja keuangan yang dicapai ber-skor lebih dari 45,5 maka hipotesis penelitian pertama diterima.

- Jika jumlah skor kinerja keuangan yang dicapai ber-skor kurang dari atau sama dengan 45,5 maka hipotesis penelitian pertama ditolak.

2. Analisis Perkembangan Usaha

Perkembangan Perum Pegadaian Cabang Purwokerto, ditinjau dari rentabilitas ekonomis selama periode yang diteliti dapat dianalisis dengan cara sebagai berikut:

a. Menghitung besarnya Rentabilitas Ekonomis (RE) untuk periode yang diteliti, dengan rumus (Bambang Riyanto, 2001)

RE = Profit Margin X Operating Assets Turn Over

%

Operating Assets Turn Over Net OperatingNet SalesAssets

b. Untuk menguji hipotesis yang kedua digunakan rumus analisis trend linier dengan metode least square sebagai berikut (Djarwanto PS, 2001) X = Periode Waktu (tahun) a = Konstanta

(33)

Perumusan Hipotesis

Ho : b ≤ 0 Perkembangan (Rentabilitas Ekonomis) menurun atau tetap

Ha : b > 0 Perkembangan (Rentabilitas Ekonomis) meningkat Hipotesis kedua diterima apabila Ho ditolak atau menerima Ha. Kriteria Pengujian:

- Perkembangan usaha Perum Pegadaian Cabang Purwokerto meningkat apabila koefisien garis trend (b) ber-skor positif (+), yang berarti hipotesis penelitian kedua diterima.

(34)

IV. HASIL PENELITIAN

A. Tinjauan Umum Perusahaan 1. Sejarah Singkat Perusahaan

Lembaga kredit dengan sistem gadai bermula dari Italia dan kemudian berkembang hampir diseluruh daratan (wilayah) Eropa. Lembaga ini masuk ke Indonesia bersamaan masuknya VOC (Vareenigse Oost Indische Compagnie) Belanda dan dilaksanakan oleh swasta dalam wujud Bank Van Leening sampai kekuasaan VOC dialihkan kepada pemerintah Belanda di Indonesia. Sejak tanggal 1 April 1901 dengan statsblad No. 131 tanggal 12 Maret 1901 dikelola oleh pemerintah dengan ditandai berdirinnya kantor jawatan Pegadaian Negara yang pertama di Sukabumi, Jawa Barat. Tanggal 1 April, kemudian dijadikan hari lahir pegadaian.

Dalam perkembangannya, sebagai bentuk usaha, pegadaian telah mengalami perubahan seiring dengan perubahan peraturan yang berlaku. Pegadaian yang semula berstatus sebagai jawatan, pada tahun 1961 berubah menjadi Perusahaan Negara (PN) Pegadaian. Pada tahun 1969 diubah menjadi Perusahaan Jawatan (PERJAN), berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 7 tanggal 11 Maret 1969 sampai dengan tahun 1989.

(35)

memungkinkan terciptanya pertumbuhan yang bukan saja makin banyak cabangnya, tetapi juga makin banyak jenis kredit yang disalurkan, makin banyak nasabah yang dilayani sehingga pendapatan dan laba perusahaan pun meningkat.

Tugas pokok pegadaian sejak didirikan sampai dengan kini tidak berubah, yaitu menjembatani kebutuhan dana masyarakat dengan memberian kredit melalui hukum gadai. Sedangkan tujuannya adalah agar masyarakat tidak terjerat dengan praktek-praktek riba, lintah darat, ijon dan pelepasan uang lainnya yang kala itu sangat meraja lela. Dalam waktu relatif singkat pegadaian sangatlah berkembang pesat. Pada Zaman kolonial jumlah pegadaian mencapai 492 buah, tersebar diseluruh indonesia.

Tujuan Perum Pegadaian kembali dipertegas dalam Peraturan Pemerintah RI No.103 Tahun 2000 yakni, meningkatkan kesejahteraan masyarakat terutama golongan menengah kebawah, melalui penyediaan dana atas dasar hukum gadai. Juga menjadi penyedia jasa dibidang keuangan lainnya, berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Dengan status Perum, pegadaian diharapkan akan lebih mampu mengelola usahanya dengan lebih profesional, bisnis oriented tanpa meninggalkan ciri khusus dan misinya yaitu penyaluran uang pinjaman atas dasar hukum gadai dengan sasaran masyarakat golongan ekonomi lemah.

(36)

2. Kegiatan Usaha Perum Pegadaian

Perum Pegadain adalah satu-satunya lembaga Pemerintahan yang bergerak dibidang jasa penyaluran uang pinjaman kepada masyarakat atas dasar hukum gadai dengan jaminan barang bergerak.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 10 tahun 1990 dan terakhir PP No. 103 tanggal 10 November 2000 tentang pengalihan bentuk Perusahaan Jawatan (PERJAN) Pegadaian menjadi Perusahaan Umum (PERUM) Pegadaian dan selaku salah satu BUMN dalam lingkungan Departemen Keuangan RI, Perusahaan Umum (PERUM) Pegadaian mempunyai misi utama yaitu:

a. Turut melaksanakan dan menunjang pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya melalui penyaluran uang pinjaman atas dasar hukum gadai.

b. Mencegah ijon, lintah darat, riba dan pinjaman tidak wajar lainnya. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut Perum Pegadaian telah melaksanakan kegiatan usaha sebagai barikut:

1. Usaha inti terdiri dari:

a. Kredit Cepat Aman (KCA)

Kredit yang menyalurkan uang pinjaman untuk masyarakat dengan mengunakan sistem gadai.

b. Jasa taksiran

Suatu layanan kepada masyarakat yang peduli akan harga atau nilai harta benda miliknya yang diperiksa dan ditaksir oleh juru taksir terutama untuk emasdan permata.

c. Jasa titipan

(37)

2. Usaha lain terdiri dari:

a. Unit Toko Emas Galeri ‘’24”

Merupakan toko emas yang khusus merancang desain dan menjual perhiasan emas dengan sertifikat jaminan sesuai kartase perhiasan emas.

b. Koin Emas ONH

Merupakan cara menabung di pegadaian dalam bentuk barang atau emas, terutama untuk persiapan menunaikan ibadah haji. c. Kredit Angsuran Sistem Gadai (Krasida)

Pemberian pinjaman uang kepada para pengusaha mikro dan kecil dengan menggunakan kontruksi pinjaman kredit atas dasar gadai.

d. Kredit Angsuran Sistem Fidusia (Kreasi).

Pemberian pinjaman uang yang ditujukan kepada pengusaha mikro dan kecil dengan menggunakan kontruksi pinjaman kredit atas dasar Fidusia.

e. Usaha Persewaan Gedung

3. Usaha Syariah, yaitu Unit Layanan Gadai Syariah. 3. Operasional

a. Barang Jaminan.

Besarnya uang pinjaman ditetapkan berdasarkan presentase tertentu dari taksiram barang jaminan. Penggolongan barang jaminan menurut besarnya sewa modal (bunga) dibagi kedalam empat golongan yaitu seperti pada tabel berikut:

Tabel 9. Klasifikasi besarnya uang pinjaman yang diberikan.

Golongan Pinjaman yang diberikanBesarnya uang Besarnya sewa modalPer 15 hari

Jangka Waktu (Hari)

A 20.000 – 150.000 1,25 % 120

B 151.000 – 500.000 1,6 % 120

C 505.000 – 20.000.000 1,6 % 120

D 20.050.000 ke atas 1 % 120

(38)

b. Cara Menyimpan Barang Jaminan

Untuk memudahkan pengelolaan penyimpanan barang jaminan, maka penggolongan barang jaminan yang dapat diterima sebagai barang jaminan dibagi kedalam berapa “Rubrik” yaitu:

1. Kain (Kn), terdiri : pakaian, kain sarung, seprei, dan sejenisnya. 2. Kantong (K), terdiri : emas, perak, berlian, jam tangan.

3. Gudang (G), terdiri: sepeda motor, sepeda, alat atau prabot, perlengkapan (elektronik, gerabah).

4. Mobil (M), terdiri : sedan, minibus, mobil niaga, jeep, truk,pick up

c. Tata Usaha Barang Jaminan

1. Untuk tiap-tiap bulan disediakan satu buku gudang yang diisi menurut golongan, rubrik dan ribuan.

2. Pengisian buku gudang dilaksanakan tiap hari oleh petugas gudang dengan cara pengisian:

a. Kolom masuk di isi menurut rekapitulasi kredit b. Kolom keluar di isi dari rekapitulasi pelunasan c. Saldo barang jaminan ditetapkan setiap hari

3. Barang yang sudah dilelang harus dikeluarkan dari buku gudang dengan keterangan “lelang”.

d. Lelang

Lelang adalah upaya pengembalian uang jaminan beserta sewa modal, yang tidak dilunasi sampai batas waktu yang telah ditentukan. Usaha ini dilakukan dengan penjualan barang jaminan tersebut kepada umum pada waktu yang telah ditentukan.

4. Struktrur Organisasi Perusahaan a. Kedudukan Organisasi

(39)

1. Cabang Utama 2. Cabang Kelas I 3. Cabang Kelas II 4. Cabang Kelas III 5. Cabang Kelas IV

Berdasarkan penilaian tersebut Perum Pegadaian Cabang Purwokerto diklasifikasikan kedalam cabang kelas II.

b. Susunan Organisasi

(40)

Adapun tugas dan fungsi masing-masing bidang adalah sebagai berikut a). Manajer cabang

Manajer cabang mempunyai fungsi merencanakan, mengkoordinasi, dan menyelenggarakan serta mengawasi atas kegiatan operasional perusahaan yang langsung berhubungan dengan masyarakat (nasabah) sesuai dengan peraturan yang berlaku dan kebijakan yang ditetapkan oleh direksi/ Pimpinan Wilayah.

Untuk menyelenggarakan fungsinya, Manajer cabang mempunyai tugas: 1). Menyiapkan rencana penyaluran uang pinjaman atas dasar hukum

gadai,

2). Mengkoordinasi bawahan untuk pelaksanaan kegiatan operasional perusahaan,

3). Menyelenggarakan penyaluran kredit, penerimaan, penyimpanan, dan pengeluaran modal kerja kantor cabang,

4). Mengurus penerimaan, menyimpan, dan pengeluaran barang jaminan,

5). Mengurus dan memelihara kekayaan perusahaan yang ada dikantor cabang-cabang,

6). Menyelenggarakan pembukuan, penyusunan anggaran, pembinaan pegawai, tata usaha, dan pelaporan kegiatan kantor cabang,

7). Mewakili kepentingan perusahaan baik kedalam maupun keluar berdasarkan kewenangan yang dilimpahkan oleh direksi atau pimpinan wilayah,

8). Memeliahara dan membina hubungan baik dengan nasabah dan pihak lain dalam rangka pengembangan perusahaan,

9). Menyelenggarakan penerimaan pelunasan, pelaksaan lelang barang jaminan, dan penjualan barang sisa lelang serta pembayaran uang kelebihan,

(41)

b). Asisten Manajer Operasional

Asisten manajer opersaional mempunyai fungsi merencanakan, mengkoordinasikan, dan melaksanakan pemberian uang pinjaman dan usaha lain. Tugasnya adalah:

1). Membantu dan melakukan perencanaan tugas operasional cabang, 2). Mengkoordinasikan penaksiran barang jaminan, penetapan uang

pinjaman, dan penyelesaian pelunasan uang pinjaman serta mengadministrasikannya,

3). Mengumpulkan bahan untuk penentuan harga pasar setempat sebagai dasar penetapan harga taksiran jaminan,

4). Mengkoordinasikan pengelolaan lelang barang jaminan, barang sisa lelang, dan kredit bermasalah serta pembayaran uang kelebihan. 5). Mengelola usaha lain,

6). Mengevaluasi hasil kegiatan opersional kantor cabang, c). Penaksir

Penaksir mempunyai fungsi melaksanakan penaksiran terhadap barang jaminan untuk menentukan mutu dan nilai barang dalam rangka mewujudkan penerapan uang pinjaman wajar. Tugasnya adalah:

1). Melaksanakan penaksiran terhadap barang jaminan untuk mengetahui mutu dan nilai barang, guna menentukan dan menetapkan uang kredit gadai.

2). Melaksanakan penaksiran terhadap barang jaminan yang akan dilelang, untuk mengetahui mutu dan nilai, guna menentukan harga dasar barang yang akan dilelang,

3). Merencanakan dan menyiapkan barang jaminan yang akan disimpan guna keamanan.

d). Penyimpan

(42)

1). Secara berkala melakukan pemeriksaan keadaan gudang penyimpanan barang jaminan emas, guna terciptanya keamanan dan keutuhan barang jaminan untuk serah terima jabatan,

2). Menerima barang jaminan emas dan perhiasan dari asisten manajer operasional,

3). Mengeluarkan barang jaminan emas dan perhiasan untuk keperluan pelunasan, pemeriksaan atasan dan pihak lain,

4). Merawat barang jaminan dan gudang penyimpanan, agar barang jaminan dalam keadaan baik dan aman,

5). Melakukan pencatatan mutasi penerimaan atau pengeluaran barang jaminan yang menjadi tanggung jawabnya,

e). Pemegang gudang

Pemegang gudang mempunyai fungsi melakukan pemeriksaan, penyimpanan dan pengeluaran barang jaminan, selain barang kantong dalam rangka ketertiban dan keamanan serta keutuhan barang jaminan. Tugasnya adalah:

1). Melakukan pemeriksaan secara berkala terhadap keadaan gudang penyimpanan barang jaminan selain barang kantong;

2). Menerima barang jaminan selain barang kantong dari asisten manajer operasional atau manajer cabang;

3). Melakukan pengelompokan barang jaminan sesuai dengan rubrik dan bulan kreditnya, secara menyusun sesuai dengan urutan nomor surat buku kredit, dan mengatur penyimpanannya;

4). Merawat, memelihara, dan membersihkan barang jaminan;

5). Mengeluarkan barang jaminan dari gudang penyimpanan untuk keperluan penebusan, pemeriksaan oleh atasan atau keperluan lain; 6). Melakukan pencatatanan pengadministrasian mutasi (penambah atau

pengeluaran) barang jaminan yang menjadi tanggung jawabanya. f). Kasir

(43)

Tugas:

1). Melakukan penerimaan pelunasan uang pinjaman dari nasabah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

2). Melakukan penerimaan uang dari hasil penjualan barang jaminan yang dilelang.

3). Melaksanakan pembayaran untuk pinjaman kredit terhadap nasabah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

4). Melakukan pembayaran terhadap semua pengeluaran yang terjadi dikantor cabang.

g). Layanan konsumen

Layanan konsumen mempunyai fungsi memberikan informasi dan saran kepada nasabah yang tidak puas terhadap semua kegiatan operasional pada kantor cabang. Tugas:

1). Memberikan penjelasan yang sedetail atau sejelas mungkin terhadap nasabah dan memberikan informasi lain yang dibutuhkan; 2). Memberikan pelayanan terhadap nasabah yang mengalami ketidak

puasan baik terhadap pelaksanaan pelayanan maupun permasalahan lain yang terjadi dikantor cabang;

3). Melakukan tugas-tugas lain yang diberikan oleh pimpinan/atasan h). Keamanan

Keamanan menpunyai fungsi menyelenggarakan dan mengendalikan ketertiban dan keamanan di lingkungan kantor cabang. Tugasnya:

1). Melakukan ketertiban dan keamanan di lingkungan kantor cabang; 2). Memberikan informasi kepada nasabah sesuai dengan kebutuhan; 3). Mengatur dan mengawasi keluar masuknya kendaraan dinas/non

dinas dari dan kedalam lingkungan kantor cabang;

(44)

i). Usaha lain

Usaha lain mempunyai fungsi merencanakan, mengkoordinasikan, dan menyelenggarakan kegiatan operasional usaha lain yang berada dikantor cabang.

Tugas.

1). Menyelenggarakan kegiatan pemasaran usaha lain; 2). Menyelenggarakan kegiatan operasional usaha lain;

(45)

B. Analisis Data dan Pembahasan.

1. Analisis tingkat kesehatan perusahaan. a. Return On Equity

Return on equitymerupakan tingkat pengembalian investasi dari modal sendiri yang dimiliki oleh perusahaan. Return on equity diperoleh dari hasil pembagian antara laba setelah pajak dengan modal sendiri. Perhitungan Return On Equity dapat dilihat pada tabel 10. Tabel 10. Return On Equity Perum Pegadaian Cabang Purwokerto

2001 938.110.028,00 4.296.105.080,00 21,84 % 20 2002 1.441.708.622,00 5.529.772.111,00 26,07 % 20 2003 761.359.837,00 6.310.519.663,00 12,06 % 16 2004 998.267.714,00 8.692.369.582,00 11,48 % 16 2005 867.558.513,00 7.721.336.483,00 11,24 % 16 Jumlah 5.007.004.712,00 32.550.102.916,00 82,69 % 88 Rata-rata 1.001.400.942,40 6.510.020.583,20 16,54 % 18 Sumber: lampiran 11

Berdasarkan tabel 10 dapat diketahui Return On Equity adalah berkisar antara 11,24% sampai dengan 26,07% dari tahun 2001 sampai dengan tahun 2005. komponen modal sendiri terdiri dari modal awal, penyertaan modal, pemerintah, cadangan umum, cadangan tujuan, cadangan pelunasan obligasi, selisih revaluasi aktiva tetap. Dan laba tahun lalu. Akan tetapi bagi kantor cabang rekening tersebut selalu bernilai nol, karena setiap akhir tahun berjalan dan rekening antar kantor saja yang diperhitungkan sebagai modal sendiri.

(46)

b. Return On Investement

Return on Investement merupakan tingkat pengembalian investasi dari modal asing yang dimiliki oleh perusahaan. Pada perum pegadaian. Modal yang diperhitungkan adalah modal selain aktiva tetap, oleh karena itu dalam penilaian kesehatan kinerja keuangan yang diperhitungkan sebagai nilai investasi adalah aktiva lancar saja. Hasil perhitungan Return on Investement terdapat pada tabel 11.

Tabel 11. Return on Investement Perum Pegadaian Cabang Purwokerto tahun 2001-2005.

Tahun EBIT Penyusutan Capital Return Nilai

Employed on Invesment

(1) (2) (3) (4) (5)={(2)+(3)}:(4)x100% (6) 2001 938.110.028,00 231.461.656,00 3.534.479.400,00 33,09% 15 2002 1.441.708.622,00 265.347.432,00 4.803.765.200,00 35,54% 15 2003 761.359.837,00 301.536.389,00 5.409.148.372,00 19,65% 15 2004 998.267.714,00 438.036.278,00 7.818.841.965,00 18,37% 15 2005 867.558.513,00 365.030.232,00 6.798.993.013,.00 18,13% 15 Jumlah 5.007.004.712,00 1.601.411.987,00 28.365.227.950,00 124,78% 75 Rata-rata 1.001.400.942,40 320.282.397,40 5.673.045.590,00 24,96% 15

Sumber: lampiran 12

Berdasarkan tabel 11 dapat diketahui Return On Investement berkisar antara 18,13% sampai dengan 35,54%. Yang berarti bahwa setiap Rp 1,00 yang digunakan dalam invsetasi akan menghasilkan laba operasional sebesar Rp 0,1813 sampai dengan Rp 0,3554. pencapaian Return On Investement tersebut bernilai lebih besar dari 18%, sehingga nilai yang diperoleh dari tahun 2001 sampai dengan tahun 2005 adalah 15.

c. Cash ratio.

(47)

Tabel 12. Cash ratio Perum Pegadaian Cabang Purwokerto tahun 2001-2005

Tahun Kas dan Bank Current liabilities Cash ratio Nilai (1) (2) (3) (4)=(2):(4)x100% (5)

2001 174.176.400,00 3.104.022,00 56,11 5

2002 170.994.600,00 11.620.395,00 14,72 2

2003 123.584.800,00 49.846.341,00 2,48 0

2004 256.744.440,00 86.200.871,00 2,98 0

2005 223.256.035,00 75.492.586,00 2,96 0

Jumlah 948.756.275,00 226.264.215,00 79,25 7

Rata-rata

189.751.25 5,00

45.252.843,

00 15,85 1

Sumber: lampiran 13

Berdasarkan tabel 12 dapat diketahui, cash ratio berkisar antara 2,48 % sampai dengan 56,11 %, dengan rata-rata 15,85 % yang berarti bahwa setiap Rp 1,00 hutang lancar akan dijamin oleh kas yang tersedia serta bank yang segera dapat diuangkan sebesar 1584,8. Pada tahun 2003 sampai dengan tahun 2005 nilai sama dengan nol, hal ini disebabkan oleh pencapaian Cash ratio lebih kecil dari 5 %.

d. Current ratio.

(48)

Tabel 13 Current Ratio Perum Pegadaian Cabang Purwokerto tahun

2001 3.534.479.400,00 3.104.022,00 1.138,68% 5

2002 4.803.765.200,00 11.620.395,00 413,39% 5

2003 5.409.148.372,00 49.846.341,00 108,52% 3

2004 7.818.841.965,00 86.200.871,00 90,70% 1

2005 6.798.993.013,00 75.492.586,00 90,06% 1

Jumlah 28.365.227.950,00 226.264.215,00 1.841,34% 15 Rata-rata 5.673.045.590,00 45.252.843,00 368,27% 3 Sumber: lampiran 14.

Berdasarkan tabel 13 dapat diketahui bahwa current ratio berkisar antara 90,06 % sampai dengan 1.138,68 %. Hal ini menjukkan perusahaan mampu memenuhi kewajiban jika dilakukan penagihan atas hutang-hutang yang dimiliki. Nilai yang diperoleh pada tahun 2001 dan 2002 sebesar 5, hal ini karena current ratio yang diperoleh lebih besar dari 125 %. Pada tahun 2003 memperoleh nilai 3 karena terletak pada rentang 100 % sampai dengan 110 % dan pada tahun 2004 dan 2005 memperoleh nilai 1, karena nilainya terletak pada rentang 90 sampai dengan 95 %.

e. Collection period.

(49)

Tabel 14. Collection Period Perum Pegadaian Cabang Purwokerto

2001 3.148.563.700,00 1.235.049.348,00 930,51 0 2002 4.330.605.200,00 1.907.228.711,00 828,78 0 2003 4.980.092.180,00 2.183.686.291,.00 832,42 0 2004 7.168.275.968,00 2.605.578.287,00 1.006,68 0 2005 6.248.935.624,00 2.265.720.249,00 1.006,68 0 Jumlah 25.876.472.672,00 10.197.262.886,00 4.605,07 0 Rata-rata 5.175.294.534,40 2.039.452.577,20 921,01 0 Sumber: lampiran 15.

Berdasarkan tabel 14 dapat diketahui collection period berkisar antara 828,78 hari sampai dengan 1.006,68 hari, dengan rata-rata sebesar 921,01 hari. Hal ini menunjukan pengumpulan piutang yang dilakukan oleh perusahaan membutuhkan waktu yang lama. Hal ini juga menunjukkan jangka waktu pinjaman pada nasabah dapat dilunasi dalam waktu yang lama juga. Nilai yang diperoleh dari tahun 2001 sampai tahun 2005 adalah nol. Hal ini disebabkan waktu pengumpulan piutang lebih dari satu tahun.

f. Perputaran persediaan

(50)

Tabel 15. Perputaran Persediaan Perum Pegadaian Cabang Purwokerto

2001 64.990.666,00 1.235.049.348,00 19,21 5

2002 7.617.935,00 1.907.228.711,00 1,46 5

2003 4.240.180,00 2.183.686.291,00 0,71 5

2004 3.818.628,00 2.605.578.287,00 0,53 5

2005 3.320.546,00 2.265.720.249,00 0,53 5

Jumlah 83.987.955,00 10.197.262.886,00 22,44 25 Rata-rata 16.797.591,00 2.039.452.577,20 4,49 5 Sumber: lampiran 16.

Berdasarkan tabel 15 diatas, maka dapat diketahui bahwa perputaran persediaan berkisar antara 0,53 hari sampai dengan 19,21 hari, dengan rata-rata 4,49 hari. Nilai yang diperoleh dari tahun 2001 sampai dengan tahun 2005 adalah 5. hal ini disebabkan perputaran persediaan yang terjadi lebih kecil dari 60 hari.

g. Perputaran total asset.

(51)

Tabel 16. Perputaran Total Asset Perum Pegadaian Cabang Purwokerto 2001 1.235.049.348,00 3.534.479.400,00 34,94 % 2 2002 1.907.228.711,00 4.803.765.200,00 39,70 % 2 2003 2.183.686.291,00 5.409.148.372,00 40,37 % 3 2004 2.605.578.287,00 7.818.841.965,00 33,32 % 2 2005 2.265.720.249,00 6.798.993.013,00 33,32 % 2 Jumlah 10.197.262.886,00 28.365.227.950,00 181,66 % 11 Rata-rata 2.039.452.577,20 5.673.045.590,00 36,33 % 2 Sumber: lampiran 17.

Berdasarkan tabel 16 dapat diketahui perputaran total asset berkisar antara 33,32% sampai dengan 40,37%, dengan rata-rata 36,33%. Hal ini menunjukan perusahaan berhasil memperoleh 36,33% dari setiap rupiah yang dimiliki pada aktiva yang digunakan untuk menjalankan usaha. Nilai yang diperoleh dari tahun 2001, 2002, 2004 dan 2005 adalah 2, karena perputaran total assets yang diperoleh terletak pada rentang 20 sampai 40%. Sedangkan pada tahun 2003 nilai yang diperoleh sebesar 2,5% karena terletak pada rentang 40 sampai dengan 60%.

h. Rasio total modal sendiri terhadap total asset

(52)

Table17. Rasio Total modal sendiri terhadap total asset Perum Pegadaian Cabang

2001 4.296.105.080,00 4.299.209.102,00 99,93 % 7 2002 5.529.772.111,00 5.541.392.506,00 99,79 % 7 2003 6.310.519.663,00 6.360.366.004,00 99,22 % 7 2004 8.692.369.582,00 8.778.570.450,00 99,03 % 7 2005 7.721.336.483,00 7.796.829.069,00 99,02 % 7 Jumlah 32.550.102.917,00 32.776.367.131,00 496,98 % 33 Rata-rata 6.510.020.583,40 6.555.273.426,20 99,40 % 7 Sumber: lampiran 18.

Berdasarkan tabel 17 dapat diketahui rasio total aktiva modal sendiri terhadap total asset berkisar 99,40%, yang berarti bahwa setiap Rp 1,00 aktiva yang akan dibiayai oleh modal sendiri sebesar Rp 0,9940. Hal ini menujukkan perusahaan menggunakan modal sendiri dalam proposi yang besar, dan hanya menggunakan modal asing dalam jumlah yang lebih kecil. Nilai yang diperoleh pada tahun 2001 sampai dengan tahun 2005 adalah sebesar 6,5 karena rasio total modal sendiri terhadap total asset terletak pada rentang 90 sampai 100.

i. Total nilai kinerja keuangan.

(53)

Tabel 18. Total nilai kinerja keuangan Perum Pegadaian Cabang dalam kondisi sehat A, karena berada pada rentang 45,5 sampai dengan 56. Rata-rata nilai sebesar 50,6 atau memiliki rata-rata kinerja yang sehat kategori A. Dengan demikian hipotesis pertama yang menyatakan kinerja Perum Pegadaian Cabang Purwokerto telah memenuhi klasifikasi sehat berdasarkan kriteria kinerja keuangan yang berlaku dapat diterima.

2. Analisis Perkembangan Usaha

Analisis perkembangan usaha dilakukan dengan analsis perkembangan rentabiliatas ekonomis. Perkembangan rentabilitas ekonomis dapat diketahui dengan melakukan trend rentabilitas ekonomis dari tahun 2001 sampai dengan tahun 2005. Rentabilitas ekonomis diperoleh dari hasil perkalian antara profit margin dengan operating assets turnover. Hasil analisis rentabilitas ekonomis dapat dilihat pada tabel 19.

(54)

Tahun

Rata-rata 52,06 % 0,31 16,46 %

Sumber: lampiran 21

Berdasarkan tabel 19 dapat diketahui rentabilitas berkisar antara 11,13% sampai dengan 26,02%. Rata-rata Rentabilitas Ekonomis sebesar 16,46%, artinya rata-rata perusahaan berhasil menjalankan usahanya secara efisien, sehingga mampu memperoleh keuntungan. Perusahaan dikatakan efisien bila rentabilitas ekonomis yang diperoleh lebih besar dari biaya modal. Modal yang digunakan oleh Perum Pegadaian Cabang Purwokerto adalah modal sendiri, sehingga biaya modal yang dimiliki adalah sama dengan suku bunga simpanan di bank umum yaitu sebesar 12%.

Analisis trend yang digunakan adalah trend least square. Berdasarkan perhitungan trend least square pada lampiran 22 diperoleh persamaan trend sebagai berikut:

Y= 16.46134-3.60323 X

Konstanta bernilai 16,46134 artinya Rentabilitas Ekonomis akan bernilai 16,46134 jika Profit Margin bernilai nol atau konstan. Nilai koefisien rehresi variebel Profit Margin (X) sebesar 3,60323 artinya semakin tinggi Profit Margin maka semakin tinggi Rentabilitas Ekonomisnya.

(55)

persen. Dengan demikian hipotesis kedua yang menyatakan perkembangan rentabilitas ekonomis Perum Pegadaian Cabang Purwokerto cenderung meningkat ditolak.

Rentabilitas ekonomis cenderung mengalami penurunan, hal ini disebabkan oleh, adanya penurunan profit margin. Meskipun nilai penjualan mengalami peningkatan, tetapi peningkatan penjualan ternyata diikuti dengan peningkatan biaya operasional, sehingga peningkatan laba operasional, lebih kecil dibandingkan dengan peningkatan penjualan. Selain disebabkan oleh penurunan profit margin, penurunan rentabilitas ekonomis juga disebabkan oleh penurunan turnover of operating assets, terutama pada tahun 2005, yaitu dari 0,30 menjadi 0,29.

3. Pembahasan

Setiap perusahaan selalu mengevaluasi kinerjanya dalam satu periode, terutama kinerja keuangan. Demikian juga dengan Perum Pegadaian Cabang Purwokerto melakukan penilaian kinerja keuangan berdasarkan Surat Keputusan Menteri BUMN No KEP-100/MBU/2002.

Berdasarkan analisis kinerja keuangan dapat diketahui bahwa Perum Pegadaian Cabang Purwokerto dalam kondisi yang sehat kategori A, karena rata-rata nilai kinerja keuangan dari tahun 2001-2005 memiliki nilai yang berada pada rentang 45,5 sampai dengan 56. Dengan pencapaian kategori A tersebut menunjukkan kinerja keuangannya belum maksimal, karena dalam klasifikasi sehat terdapat kategori AA dan AAA. Kategori AA diperoleh jika nilai terletak pada rentang 56 sampai dengan 66,5, sedangkan kategori AAA jika nilainya lebih dari 66,5.

(56)

yaitu sebesar 18,13 persen. Penurunan-penurunan ini merupakan masalah bagi perusahaan karena peningkatan aktiva ternyata tidak diikuti dengan peningkatan profitabilitas, hal ini menunjukan perusahaan belum memutar aktivanya secara maksimal, sehingga aktiva yang dimiliki belum menghasilkan keuntungan yang maksimal.

Pengukuran profitabilitas selain menggunakan return on investment dan return on equity dilakukan dengan rentabilitas ekonomis. Sama halnya dengan rasio profitabilitas yang lain rentabilitas ekonomis juga mengalami penurunan, yaitu pada tahun 2002 sebesar 26,02 persen, sedangkan pada tahun 2005 sebesar 11,13 persen. Penurunan pada salah satu rasio profitabilitas ternyata mengakibatkan penurunan pada rasio profitabilitas yang lainnya, yaitu terjadi penurunan rasio return on investment, return on equity dan rentabilitas ekonomis.

Nilai cash ratio juga mengalami penurunan, hal ini ditunjukkan dari cash ratio pada tahun 2001 sebesar 56,11 persen, sedangkan pada tahun 2003, 2004 dan 2005 menjadi 2,48; 2,98; dan 2,96 persen atau masuk pada kategori nilai nol. Penurunan cash rasio ini disebabkan oleh meningkatnya current liabilities. Demikian juga dengan current ratio yang mengalami penurunan, yaitu pada tahun 2001 sebesar 1138,88 kali menjadi 90,06 kali pada tahun 2005 karena adanya peningkatan current liabilities.

Dalam penilaian kinerja keuangan terdapat juga aspek collection period, yaitu periode pengumpulan piutang. Berdasarkan analisis collection period dapat diketahui bahwa collection period lebih dari 300 hari, sehingga nilai yang diperoleh nol. Rata-rata collection period sebesar 921,01, hal ini berarti pengumpulan piutang membutuhkan waktu rata-rata 921,01 hari. Hal ini berarti pengumpulan piutang membutuhkan waktu yang terlalu lama tidak sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh perusahaan sebesar 300 hari.

(57)

Pegadaian. Nilai perputaran persediaan dari tahun 2001 sampai dengan tahun 2005 adalah 5, karena perputaran persediaan lebih kecil dari 60 hari. Hal ini berarti dalam 60 hari perusahaan berhasil memutar persediaannya.

Perputaran total assets juga mengalami penurunan terutama pada tahun 2004 dan 2005 sebesar 33,32 persen, sedangkan pada tahun 2003 sebesar 40,37 persen. Penurunan perputaran total assets ini disebabkan oleh peningkatan modal kerja. Meskipun penjualan mengalami peningkatan, tetapi peningkatan penjualan lebih kecil dibandingkan dengan peningkatan modal kerja ( capital employed ), sehingga secara keseluruhan mengakibatkan penurunan perputaran total assets.

Perum Pegadaian mampu menjaga komposisi permodalannya yaitu ditunjukkan oleh rasio antara modal sendiri dengan total assets, dengan rata-rata komposisi sebesar 99,40 persen. Hal ini menunjukkan Perum Pegadaian Cabang Purwokerto menggunakan sebagian besar modal kerja berasal dari modal sendiri. Dengan pemakaian modal sendiri tersebut maka perusahaan tidak terbebani dengan biaya modal asing yang terlalu besar.

Berdasarkan analisis trend rentabilitas ekonomis diperoleh adanya trend negatif. Hal ini menunjukkan rentabilitas ekonomis Perum Pegadaian Cabang Purwokerto cenderung mengalami penurunan. Penurunan rentabilitas ekonomis ini juga menunjukan bahwa perusahaan semakin tidak efisien. Hal ini disebabkan oleh adanya pengeluaran biaya yang terlalu besar. Oleh karena itu untuk meningkatkan rentabilitas ekonomis dapat dilakukan dengan cara efisiensi biaya operasional dan memaksimalkan penjualan.

(58)

A.Kesimpulan

1. Kinerja keuangan Perum Pegadaian Cabang Purwokerto pada tahun 2001 sampai dengan tahun 2005 memiliki rata-rata kondisi yang sehat dengan kategori A. Hal ini ditunjukan oleh rata-rata penilaian kinerja keuangan diperoleh nilai sebesar 50,6. Nilai tersebut lebih besar dari batas minimal perusahaan sehat sebesar 45,5 sehingga hipotesis pertama yang menyatakan bahwa tingkat kesehatan finansial Perum Pegadaian Cabang Purwokerto selama periode penelitian telah memenuhi klasifikasi sehat diterima.

2. Pencapaian rentabilitas ekonomis dari tahun 2001 sampai dengan tahun 2005 cenderung mengalami penurunan, hal ini ditunjukan dari hasil analisis trend yang diperoleh berkoefisien negatife, yaitu sebesar –3,60323 sehingga hipotesis kedua yang menyatakan bahwa perkembangan usaha Perum Pegadaian Cabang Purwokerto selama periode penelitian mengalami peningkatan ditolak.

B. IMPLIKASI

1. Untuk mempertahankan pencapaian kinerja keuangan perusahaan perlu memperbaiki indikator kinerja keuangan yang nilainya belum maksimal, yaitu pada Cash Ratio, Current Ratio, Collection Period, Perputaran Total Assets dan rasio total modal sendiri terhadap total assets. Hal ini dilakukan dengan meningkatkan aktiva lancar melalui peningkatan perputaran kas dan bank, meningkatkan jumlah penyaluran pinjaman serta menjaga pembayaran angsuran pinjaman agar tidak terjadi kemacetan dalam pembayan angsuran.

(59)
(60)

Badrul Zaman, 1991, Bab-Bab Tentang KreditverbandGadai dan Fiducia, Pt Citra Aditya Bakti, Bandung.

Bambang Riyanto, 2001, Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan, BPFE Universitas Gajah mada, Yogyakarta.

Djarwanto Ps, 2001, Statistik Sosial Ekonomi Edisi Ketiga, BPFE Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.

Hanafi M Mamduh dan Halim Abdul, 2004, Analisis Laporan Keuangan, UPP AMP YKPN, Yogyakarta.

Ikatan Akuntan Indonesia, 2004, Standar Akuntansi Keuangan, Salemba Empat Jakarta.

S. Munawir, 2004, Analisis Laporan Keuangan, Liberty, Yogyakarta.

Supranto J, 2001, Statistik Teori dan Aplikasi Jilid 1. Penerbit Erlangga, Jakarta.

Sutrisno, 2003, Manajemen Keuangan : Teori, Konsep dan Aplikasi, Ekonisia FE Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.

Gambar

Gambar 1: Kerangka pemikiran penelitian ini akan nampak sebagai berikut:
Tabel 1 : Daftar skor penilaian ROE
Tabel 4 : Daftar Skor Penilaian Current Ratio
Tabel 7 : Daftar Skor Penilaian Perputaran Total Aset
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pengaruh kinerja keuangan yang ditunjukkan dengan hasil analisis rasio keuangan terhadap kemampuan koperasi serba usaha untuk menghasilkan laba (rentabilitas

Rentabilitas modal sendiri adalah perbandingan antara jumlah laba yang tersedia bagi pemilik modal sendiri disatu pihak dengan jumlah sendiri yang menghasilkan laba

Dengan diketahuinya analisis rasio likuiditas, solvabilitas, rentabilitas, aktivitas, dan profitabilitas yang dikemukakan sebelumnya, maka dapat diketahui kinerja keuangan

Perumusan masalah apakah terdapat perbedaan yang signifikan dari rasio likuiditas, Solvabilitas, Rentabilitas, Profit Margin, Rasio Operasi, dan Produktifitas Tenaga

Bagi setiap perusahaan dalam hal ini termasuk di dalamnya adalah sebuah bank, masalah rentabilitas jauh lebih penting dari masalah laba.Laba yang besar

Rasio likuiditas merupakan rasio untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya pada saat ditagih, rasio rentabilitas digunakan untuk

Diketahui bahwa pengembalian asset perusahaan tersebut dari Bank Panin Dubay Syariah belum memenuhi standar (Kurang dari standar ROA) hanya saja pada tahun 2013 dan

Atas dasar masalah tersebut maka peneliti akan melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Kinerja Keuangan Ditinjau Dari Rasio Likuiditas, Rentabilitas, Dan Solvabilitas Pada