• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH OKSIGEN kimia anorganik 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MAKALAH OKSIGEN kimia anorganik 1"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Oksigen atau zat asam adalah unsur kimia dalam sistem tabel periodik yang mempunyai lambang O dan nomor atom 8. Ia merupakan unsur golongan kalkogen dan dapat dengan mudah bereaksi dengan hampir semua unsur lainnya (utamanya menjadi oksida). Pada Temperatur dan tekanan standar, dua atom unsur ini berikatan menjadi dioksigen, yaitu senyawa gas diatomik dengan rumus O2 yang tidak

berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau. Oksigen merupakan unsur paling melimpah ketiga di alam semesta berdasarkan masse dan unsur paling melimpah di kerak Bumi. Gas oksigen diatomik mengisi 20,9% volume atmosfer bumi.

Semua kelompok molekul struktural yang terdapat pada organisme hidup, seperti protein, karbohidrat, dan lemak, mengandung oksigen. Demikian pula senyawa anorganik yang terdapat pada cangkang, gigi, dan tulang hewan. Oksigen dalam bentuk O2 dihasilkan dari air oleh sianobakteri, ganggang, dan tumbuhan

selama fotosintesis, dan digunakan pada respirasi sel oleh hampir semua makhluk hidup, Oksigen beracun bagi organisme anaerob, yang merupakan bentuk kehidupan paling dominan pada masa-masa awal evolusi kehidupan. O2 kemudian mulai

berakumulasi pada atomsfer sekitar 2,5 milyar tahun yang lalu. Terdapat pula alotrop oksigen lainnya, yaitu ozon (O3). Lapisan ozon pada atomsfer membantu melindungi

biosfer dari radiasi ultraviolet, namun pada permukaan bumi adalah polutan yang merupakan produk samping dari asbut.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang,rumusan masalah makalah ini adalah: 1. Bagaimana sejarah penemuan dari unsur oksigen?

2. Bagaimana keberadaan unsur oksigen di alam?

3. Bagaimana sifat fisika dan sifat kimia dari unsur oksigen?

4. Bagaimana cara pembuatan unsur oksigen baik di laboratorium maupun secara industri?

(2)

6. Apa saja senyawaan dari unsur oksigen serta sifat dan pembuatannya?

1.3 TUJUAN

Berdasarkan rumusan masalah di atas,tujuan penulisan makalah ini adalah: 1. Mengetahui sejarah penemuan oksigen

2. Mengetahui keberadaan unsur oksigen di alam

3. Memahami sifat fisikan dan sifat kimia dari unsur oksigen

4. Mengetahui dan memahami cara pembuatan unsur oksigen baik di laboratorium maupun secara industri

5. Mengetahui kegunaan dari unsur oksigen

(3)

BAB II PEMBAHASAN

2.1 SEJARAH OKSIGEN

Salah satu percobaan pertama yang menginvestigasi hubungan antara pembakaran dengan udara dilakukan oleh seorang penulis Yunani abad ke-2, Philo dari Bizantium. Dalam karyanya Pneumatica, Philo mengamati bahwa dengan membalikkan labu yang di dalamnnya terdapat lilin yang menyala dan kemudian menutup leher labu dengan air akan mengakibatkan permukaan air yang terdapat dalam leher labu tersebut meningkat. Philo menyimpulkan bahwa sebagian udara dalam labu tersebut diubah menjadi unsur api sehingga dapat melepaskan diri dari labu melalui pori-pori kaca. Beberapa abad kemudian, Leonardo da Vinci merancang eksperimen yang sama dan mengamati bahwa udara dikonsumsi selama pembakaran dan respirasi.

Pada akhir abad ke-17, Robert Boyle membuktikan bahwa udara diperlukan dalam proses pembakaran. Kimiawan Inggris, John Mayow, melengkapi hasil kerja Boyle dengan menunjukkan bahwa hanya sebagian komponen udara yang ia sebut sebagai spiritus nitroaereus atau nitroaereus yang diperlukan dalam pembakaran. Pada satu eksperimen, ia menemukan bahwa dengan memasukkan seekor tikus ataupun sebatang lilin ke dalam wadah penampung yang tertutup oleh permukaan air akan mengakibatkan permukaan air tersebut naik dan menggantikan seperempatbelas volume udara yang hilang. Dari percobaan ini, ia menyimpulkan bahwa nitroaereus digunakan dalam proses respirasi dan pembakaran.

Teori flogiston dikemukakan oleh alkimiawan Jerman, J. J. Becher pada tahun 1667, dan dimodifikasi oleh kimiawan Georg Ernst Stahl pada tahun 1731. Teori flogiston menyatakan bahwa semua bahan yang dapat terbakar terbuat dari dua bagian komponen. Salah satunya adalah flogiston, yang dilepaskan ketika bahan tersebut dibakar, sedangkan bagian yang tersisa setelah terbakar merupakan bentuk asli materi tersebut.

(4)

berbagai nitrat sekitar tahun 1772. Scheele menyebut gas ini 'udara api' karena ia merupakan satu-satunya gas yang diketahui mendukung pembakaran. Ia menuliskan pengamatannya ke dalam sebuah manuskrip yang berjudul Treatise on Air and Fire, yang kemudian ia kirimkan ke penerbitnya pada tahun 1775. Namun, dokumen ini tidak dipublikasikan sampai dengan tahun 1777.

Pada satu eksperimen, Lavoisier menamai 'udara vital' menjadi oxygène pada tahun 1777. Nama tersebut berasal dari akar kata Yunani ὀξύς (oxys) (asam, secara harfiah "tajam") dan -γενής (-genēs) (penghasil, secara harfiah penghasil keturunan). Ia menamainya demikian karena ia percaya bahwa oksigen merupakan komponen dari semua asam.Ini tidaklah benar, namun pada saat para kimiawan menemukan kesalahan ini, nama oxygène telah digunakan secara luas dan sudah terlambat untuk menggantinya. Sebenarnya gas yang lebih tepat untuk disebut sebagai "penghasil asam" adalah hidrogen.

Oxygène kemudian diserap menjadi oxygen dalam bahasa Inggris walaupun terdapat penentangan dari ilmuwan-ilmuwan Inggris dikarenakan bahwa adalah seorang Inggris, Priestley, yang pertama kali mengisolasi serta menuliskan keterangan mengenai gas ini. Penyerapan ini secara sebagian didorong oleh sebuah puisi berjudul "Oxygen" yang memuji gas ini dalam sebuah buku popular The Botanic Garden (1791) oleh Erasmus Darwin, kakek Charles Darwin.

2.2 STRUKTUR OKSIGEN

Pada temperatur dan tekanan standar, oksigen berupa gas tak berwarna dan tak berasa dengan rumus kimia O2, di mana dua atom oksigen secara kimiawi

berikatan dengan konfigurasi elektron triplet spin. Ikatan ini memiliki orde ikatan dua dan sering dijelaskan secara sederhana sebagai ikatan ganda ataupun sebagai kombinasi satu ikatan dua elektron dengan dua ikatan tiga elektron.

Oksigen triplet merupakan keadaan dasar molekul O2. Konfigurasi

(5)

Dalam bentuk triplet yang normal, molekul O2 bersifat paramagnetik oleh

karena spin momen magnetik elektron tak berpasangan molekul tersebut dan energi pertukaran negatif antara molekul O2 yang bersebelahan. Oksigen cair

akan tertarik kepada magnet, sedemikiannya pada percobaan laboratorium, jembatan oksigen cair akan terbentuk di antara dua kutub magnet kuat.

Oksigen singlet, adalah nama molekul oksigen O2 yang kesemuaan spin

elektronnya berpasangan. Ia, lebih reaktif terhadap molekul organik pada umumnya. Secara alami, oksigen singlet umumnya dihasilkan dari air selama fotosintesis. Lalu, juga dihasilkan di troposfer melalui fotolisis ozon oleh sinar berpanjang gelombang pendek, dan oleh sistem kekebalan tubuh sebagai sumber oksigen aktif. Karotenoid pada organisme yang berfotosintesis (kemungkinan juga ada pads hewan) memainkan peran yang penting dalam menyerap oksigen singlet dan mengubahnya menjadi berkeadaan dasar tak tereksitasi sebelum ia menyebabkan kerusakan pada jaringan.

2.3 KEBERADAAN DI ALAM

Menurut massanya, oksigen merupakan unsur kimia paling melimpah di biosfer, udara, laut, dan tanah bumi. Oksigen merupakan unsur kimia paling melimpah ketiga di alam semesta, setelah hidrogen dan helium. Sekitar 0,9% massa Matahari adalah oksigen. Oksigen mengisi sekitar 49,2% massa kerak bumi dan merupakan komponen utama dalam samudera (88,8% berdasarkan massa). Gas oksigen merupakan komponen paling umum kedua dalam atmosfer bumi, menduduki 21,0% volume dan 23,1% massa (sekitar 1015 ton) atmosfer.

Bumi memiliki ketidaklaziman pads atmosfernya dibandingkan planet-planet lainnya dalam sistem tata surya karena memiliki konsentrasi gas oksigen yang tinggi di atmosfernya. Bandingkan dengan Mars yang hanya memiliki 0,1% O2

berdasarkan volume dan Venus yang bahkan memiliki kadar konsentrasi yang lebih rendah. Namun, O2 yang berada di planet-planet selain bumi hanya

dihasilkan dari radiasi ultraviolet yang menimpa molekul-molekul beratom oksigen, misalnya karbon dioksida.

(6)

dalam dan di antara tip reservoir utama bumi: atmosfer, biosfer, dan litosfer. Faktor utama yang mendorong siklus oksigen ini adalah fotosintesis. Fotosintesis melepaskan oksigen ke atmosfer, manakala respirasi dan proses pembusukan mengeluarkannya dari atmosfer. Dalam keadaan kesetimbangan, laju produksi dan konsumsi oksigen adalah sekitar 1/2000 keseluruhan oksigen yang ada di atmosfer setlap tahunnya.

Oksigen bebas juga terdapat dalam air sebagai larutan. Peningkatan kelarutan O2 pada temperatur yang rendah memiliki implikasi yang besar pada

kehidupan laut. Lautan di sekitar kutub bumi dapat menyokong kehidupan laut yang lebih banyak oleh karena kandungan oksigen yang lebih tinggi. Air yang terkena polusi dapat mengurangi jumlah O2 dalam air tersebut. Para ilmuwan

menaksir kualitas air dengan mengukur kebutuhan oksigen biologis atau jumlah O2 yang diperlukan untuk mengembalikan konsentrasi oksigen dalam air itu

seperti semula.

2.4 SIFAT FISIK DAN KIMIA A. SIFAT FISIK

Warna oksigen cair adalah biru seperti warna biru langit. Fenomena ini tidak berkaitan; warna biru langit disebabkan oleh penyebaran Rayleigh. Oksigen lebih larut dalam air daripada nitrogen. Air mengandung sekitar satu molekul O2 untuk setiap dua molekul N2, bandingkan dengan rasio atmosferik

yang sekitar 1:4. Kelarutan oksigen dalam air bergantung pada suhu. Pada suhu 0 °C, konsentrasi oksigen dalam air adalah 14,6 mg·L−1, manakala pada suhu 20

°C oksigen yang larut adalah sekitar 7,6 mg·L−1. Pada suhu 25 °C dan 1 atm

udara, air tawar mengandung 6,04 mililiter (mL) oksigen per liter, manakala dalam air laut mengandung sekitar 4,95 mL per liter. Pada suhu 5 °C, kelarutannya bertambah menjadi 9,0 ml, (50% lebih banyak daripada 25 °C) per liter untuk air murni dan 7,2 mL (45% lebih) per liter untuk air laut.

(7)

distilasi bertingkat udara cair; Oksigen cair juga dapat dihasilkan dari pengembunan udara, menggunakan nitrogen cair dengan pendingin. Oksigen merupakan zat yang sangat reaktif dan harus dipisahkan dari bahan-bahan yang mudah terbakar.

Keterangan Umum Unsur

Nama, Lambang, Nomor atom oksigen, O, 8

Deret kimia non-logam

Golongan, Periode, Blok 16, 2, p

Penampilan tak berwarna

Massa atom 15,9994(3) g/mol

Konfigurasi elektron 1s2 2s2 2p4

Jumlah elektron tiap kulit 2, 6

Ciri-ciri fisik

Fase gas

Massa jenis (0 °C; 101,325 kPa) 1,429 g/L

Titik lebur 54,36 K

(-218,79 °C, -361,82 °F)

Titik didih 90,20 K

(-182,95 °C, -297,31 °F) Kalor peleburan (O2) 0,444 kJ/mol

Kalor penguapan (O2) 6,82 kJ/mol

Kapasitas kalor (25 °C) (O2)

(8)

Pada suhu dan tekanan biasa, oksigen didapati sebagai dua atom oksigen dengan formula kimia O2. Oksigen merupakan gas yang dibebaskan oleh

tumbuhan ketika prosesfotosintesis, dan diperlukan oleh haiwan untuk pernafasan. Perkataan oksigen terdiri daripada dua perkataan Greek, oxus (asid) dan gennan (menghasilkan). Oksigen cair dan pepejal mempunyai warna biru lembut dan mempunyai sifat paramagnet (mudah menjadi magnet). Oksigen cair biasanya dihasilkan dengan proses perbedaan suhu dari udara cair (disejukkan sehingga menjadi cair).

2.5 PEMBUATAN OKSIGEN

Oksigen dapat dibuat dalam skala kecil di laboratorium dan dapat juga dibuat dalam skala besar di industri.

CIRI-CIRI ATOM

Struktur kristal Kubus

Bilangan oksidasi −2, −1(oksida netral) Elektronegativitas 3,44 (skala Pauling) Energi ionisasi pertama: 1313,9 kJ/mol

ke-2: 3388,3 kJ/mol ke-3: 5300,5 kJ/mol

Jari-jari atom 60 pm

(9)

a. Pembuatan secara di laboratorium

1. Penguraian katalitik hidrogen peroksida 2 H2O2(l) MnO2 2 H2O(l) + O2

2. Penguraian termal senyawa yang mengandung banyak oksigen 2 KMnO4(s) K2MnO4(s) + MnO2(s) + O2(g)

2 KClO3(s) 2 KCl (s) + 3 O2 (g)

2 KNO3 (s) 2 KNO2 (s) + O2 (g)

3. Reaksi antara peroksida dan air.

2 Na2O2 (s) + 2 H2) (l) 4 NaOH (g) + O2 (g)

4. Pemanasan garam Kalium klorat dengan katalisator MnO2

2KClO3(s) + MnO2 2 KCl(s) + 3O2(g)

b. Pembuatan oksigen secara komersial dilakukan dengan cara : 1) Destilasi bertingkat udara cair

(10)

Berturutturut titik didih normal nitrogen, argon, dan oksigen adalah -195,8; -185,7, dan -183,0°C.

2) Elektrolisis air dengan bantuan elektrolit , menghasilkan hidrogen di katode dan oksigen di anode.O2 yang diperoleh dengan cara ini sangat

murni. Reaksi keseluruhan yang terjadi: 2H2O (l) 2 H2 (g) + O2 (g)

2.6 SENYAWAAN UNSUR OKSIGEN DAN PEMBUATANNYA 1. Air

Air adalah substansi kimia dengan rumus kimia H2O: satu molekul air

tersusun atas dua atom hidrogen yang terikat secara kovalen pada satu atom oksigen. Air bersifat tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau pada kondisi standar, yaitu pada tekanan 100 kPa (1 bar) and temperatur 273,15 K (0 °C). Zat kimia ini merupakan suatu pelarut yang penting, yang memiliki kemampuan untuk melarutkan banyak zat kimia lainnya, seperti garam-garam, gula, asam, beberapa jenis gas dan banyak macam molekul organik.

(11)

molekul-molekul air akibat adanya dipol ini membuat masing-masing molekul-molekul saling berdekatan, membuatnya sulit untuk dipisahkan dan yang pada akhirnya menaikkan titik didih air. Gaya tarik-menarik ini disebut sebagai ikatan hidrogen.

Air sering disebut sebagai pelarut universal karena air melarutkan banyak zat kimia. Air berada dalam kesetimbangan dinamis antara fase cair dan padat di bawah tekanan dan temperatur standar. Dalam bentuk ion, air dapat dideskripsikan sebagai sebuah ion hidrogen (H+) yang berasosiasi (berikatan)

dengan sebuah ion hidroksida (OH-).

2. Hidrogen Peroksida

H2O2 cairan tak berwarna dengan titik didih 152.1 oC. Membentuk ikatan

hidrogen lebih padat dari air (40%). Merupakan oksidator kuat, dan mudah terdekomposisi dengan adanya muatan ion logam berat, sesuai reaksi:

2 H2O2 2 H2O + O2 ΔH = -99 Kj/mol

Dalam larutan aqua encer, lebih asam dari air.

H2O2 H+ + HO2- K20 = 1.5 x 10-12.

b. Terdapat dua cara dalam memperoleh H2O2 dalam skala besar:

 Otooksidasi anthrakuinol, seperti 2-etilanthrokuinol

 Oksidasi elektrolitik asam sulfat (ammonium sulfat) Asam Sulfat menghasilkan asam peroksodisulfat, yang kemudian dihidrolisis.

H2SO4 H+ + HSO4

-2 HSO4- HO3S-O-O-SO3H + 2e

(12)

H2SO5 + H2O H2SO4 + H2O2 (lambat).

Kemudian didistilasi bertingkat dapat memberikan H2O2 90-98 %.

3. Peroksida

Dalam kimia anorganik ion peroksida adalah anion O22−, yang juga

memiliki ikatan tunggal oksigen-oksigen. Ion ini bersifat amat basa, dan sering hadir sebagai ketidakmurnian dalam senyawa-senyawa ion. Peroksida murni yang hanya mengandung kation dan anion peroksida, biasanya dibentuk melalui pembakaran logam alkali atau logam alkali tanah di udara atau

oksigen. Salah satu contohnya adalah natrium peroksida Na2O2.

Ion perokida mengandung dua elektron lebih banyak daripada molekul oksigen. Menurut teori orbital molekul, kedua elektron ini memenuhi dua orbital π* (orbital antiikatan). Hal ini mengakibatkan lemahnya kekuatan ikatan O-O dalam ion peroksida dan peningkatan panjang ikatannya: Li2O2

memiliki panjang ikatan 130 pm dan BaO2 147 pm. Selain itu, hal ini juga

menyebabkan ion peroksida bersifat diamagnetik.

4. Oksida

Oksida adalah senyawa kimia yang sedikitnya mengandung sebuah atom oksigen serta sedikitnya sebuah unsur lain. Sebagian besar kerak bumi terdiri atas oksida. Oksida terbentuk ketika unsur-unsur dioksidasi oleh oksigen di udara. Pembakaran hidrokarbon menghasilkan dua oksida utama karbon, karbon monoksida, dan karbon dioksida. Bahkan materi yang dianggap sebagai unsur murni pun seringkali mengandung selubung oksida. Misalnya aluminium foil memiliki kulit tipis Al2O3 yang melindungi foil dari korosi. Oksida-oksida dari unsur-unsur periode 3:

Na2O, MgO, Al2O3, SiO2, P4O10, SO3, Cl2O7, P4O6, SO2, Cl2O

(13)

periode 3 berada pada keadaan oksidasi tertinggi. Pada oksida-oksida ini, semua elektron terluarnya terlibat dalam pembentukkan ikatan mulai dari natrium yang hanya memiliki satu elektron terluar hingga klor dengan 7 elektron terluar.

Struktur

Kecenderungan pada struktur adalah dari oksida logam mengandung struktur ionik raksasa pada bagian kiri periode, oksida kovalen raksasa (silikon dioskida) pada bagian tengah dan oksida molekuler di bagian kanan periode.

Titik leleh dan titik didih

Struktur raksasa (oksida logam dan silikon dioksida) memiliki titik leleh dan titik didih yang tinggi karena dibutuhkan energi yang besar untuk memutuskan ikatan yang kuat (ionik atau kovalen) yang bekerja pada tiga dimensi.

Oksida-oksida fosfor, sulfur dan klor terdiri dari molekul-molekul individual, beberapa di antaranya kecil dan sederhana, dan yang lainya berupa polimer.

5. Silikon oksida

Silikon oksida dibentuk dengan menggunakan sebagai satuan struktural dan menggunakan bersama atom oksigen di sudut-sudutnya. Silikon dioksida ini diklasifikasikan berdasarkan jumlah atom oksigen dalam tetrahedra SiO4

yang digunakan bersama, karena hal ini akan menentukan komposisi dan strukturnya. Bila tetrahedra SiO4 dihubungkan dengan menggunakan bersama

(14)

tersebut jumlah oksigen yang digunakan bersama dan pembaginya 2, yang berarti satu atom oksigen digunakan bersama dua tetrahedra.

Satu oksigen digunakan bersama (SiO3O1/2)3- = Si2O7

6-Dua oksigen digunakan bersama (SiO2O2/2)n2n- = (SiO3)n

2n-Tiga atom oksigen digunakan bersama (SiOO3/2)nn- = (Si2O5)n

2n-Amalgamasi antara penggunaan bersama dua dan tiga oksigen [(Si2O5)

(SiO2O2/2)2]n6- = (Si4O11)n

6-Empat atom oksigen digunkan bersama. (SiO4/2)n = (SiO2)n

Silikat dengan berbagai metoda struktur ikatan silang terdapat dalam batuan, pasir, tanah, dsb. Rumus empiris dan setiap strukturnya dalam bentuk polihedra koordinasi diilustrasikan dalam gambar berikut.

6. Oksida Fosfor

a. Fosfor (III) oksida

(15)

membentuk V seperti pada air, tapi tidak akan disalahkan bila menggambarnya dengan garis lurus antara atom-atom fosfor, seperti contoh

Fosfor hanya menggunakan tiga elektron terluar (3 elektron p yang tidak berpasangan) membentuk tiga ikatan dengan oksigen. Senyawa ini dihasilkan bila fosfor putih dioksidasi pada suhu rendah dengan oksigen terbatas.

b. Fosfor (V) oksida

Fosfor (V) oksida (P4O10) juga berupa padatan putih yang dapat menyublim (berubah dari padat ke gas) pada suhu 300 °C, terbentuk bila fosfor dioksidasi dengan sempurna. Dalam kasus ini, fosfor menggunakan semua elektron terluar untuk berikatan. Padatan fosfor (V) oksida berada dalam beberapa bentuk berbeda, beberapa di antaranya berbentuk polimer. Karena atom oksigen diikat ke setiap atom fosfor, polihedra koordinasi oksigen juga tetrahedral. Bila P4O10 molekular dipanaskan, terbentuk isomer yang

berstruktur gelas. Bentuk gelas ini merupakan polimer yang terdiri atas tetrahedra fosfor oksida dengan komposisi yang sama dan dihubungkan satu sama lain dalam lembaran-lembaran.

Karena senyawa ini sangat reaktif pada air, senyawa ini digunakan sebagai bahan pengering. Tidak hanya sebagai desikan, tetapi merupakan bahan dehidrasi yang kuat, dan N2O5 atau SO3 dapat dibentuk dengan

mendehidrasikan HNO3 dan H2SO4 dengan fosfor pentoksida. Fosfor

pentoksida membentuk asam fosfat, H3PO4, bila direaksikan dengan sejumlah

air yang cukup, tetapi bila air yang digunakan tidak cukup, berbagai bentuk asam fosfat terkondensasi akan dihasilkan bergantung kuantitas air yang digunakan.

7. Sulfur oksida a. Sulfur dioksida

(16)

Sulfur menggunakan empat elektron terluarnya untuk membentuk ikatan rangkap dengan oksigen, menyisakan dua elektron yang berpasangan pada sulfur. Bentuk bengkok dari SO2 adalah akibat dari adanya pasangan

elektron bebas ini.

b. Sulfur trioksida

Sulfur trioksida SO3, dihasilkan dengan oksidasi katalitik belerang

dioksida dan digunakan dalam produksi asam sulfat. Sulfur trioksida murni merupakan padatan putih dengan titik leleh dan titik didih yang rendah. Sulfur trioksida bereaksi cepat dengan uap air di udara membentuk asam sulfat. Ini berarti bahwa jika kita membuatnya di laboratorium, maka akan tampak sebagai padatan dengan asap di udara (membentuk kabut asam sulfat).

Sulfur trioksida dalam keadaan gas, terdiri dari molekul sederhana SO3

di mana semua elektron terluar dari sulfur terlibat dalam pembentukkan ikatan.Terdapat bermacam-macam bentuk sulfut trioksida. Yang paling sederhana adalah trimer, S3O9, di mana 3 molekul SO3 bergabung membentuk

cincin.

Terdapat bentuk polimer lainnya di mana molekul SO3 bergabung

membentuk rantai panjang. Sebagai contoh:

Kenyataanya molekul-molekul sederhana bergabung dengan cara ini membentuknya struktur yang lebih besar membentuk padatan SO3.

c. Asam-asam okso belerang

Walaupun dikenal banyak asam okso dari belerang, sebagian besar tidak stabil dan tidak dapat diisolasi. Asam-asam okso ini dibentuk dengan kombinasi ikatan S=O, S-OH, S-O-S, dan S-S dengan atom pusat belerang. Karena bilangan oksidasi belerang bervariasi cukup besar, di sini terlibat berbagai kesetimbangan redoks.

(17)

cairan kental (mp 10.37 oC), dan melarut dalam air dengan menghasilkan

sejumlah besar panas menghasilkan larutan asam kuat.

Asam tiosulfat, H2S2O3. Walaupun asam ini akan dihasilkan bila tiosulfat diasamkan, asam bebasnya tidak stabil. Ion S2O32- dihasilkan dengan

mengganti satu oksigen dari ion SO42- dengan belerang, dan asam tiosulfat ini

adalah reduktor sedang.

Asam sulfit, H2SO3. Garam sulfit sangat stabil namun asam bebasnya belum pernah diisolasi. Ion SO32- memiliki simetri piramida dan

merupakan reagen pereduksi. Dalam asam ditionat, H2S2O6, ion ditionat,

S2O62-, bilangan oksidasi belerang adalah +5, dan terbentuk ikatan S-S.

Senyawa ditionat adalah bahan pereduksi yang sangat kuat. 8. Klor (I) oksida

Klor (I) oksida adalah gas berwarna merah kekuningan pada suhu ruangan. Ini terdiri dari molekul ionik sederhana. Tidak ada yang mengejutkan tentang molekul ini dan sifat fisiknya hanya memperkirakan dari ukuran molekulnya.

9. Klor (VII) oksida

Dalam klor (VII) oksida, klor menggunakan 7 elektron terluarnya untuk membentuk ikatan dengan oksigen. Ini menghasilkan molekul yang lebih besar sehingga dapat diperkirakan bahwa titik leleh dan titik didihnya lebih tinggi dari pada klor (I) oksida.

Klor (VII) oksida adalah cairan seperti minyak yang tak berwarna pada suhu ruangan. Pada diagram, digambarkan rumus struktur yang standar. Pada kenyataannya, bentuknya adalah tetrahedral di sekitar kedua Cl dan berbentuk V di sekitar oksigen pusat.

10. Oksida nitrogen

a. Dinitrogen monoksida

Dinitrogen monoksida ,N2O. Oksida monovalen nitrogen. Pirolisis

(18)

Walaupun bilangan oksidasi hanya formalitas, merupakan hal yang menarik dan simbolik bagaimana bilangan oksidasi nitrogen berubah dalam NH4NO3

membentuk monovalen nitrogen oksida (+1 adalah rata-rata dari -3 dan +5 bilangan oksidasi N dalam NH4+ dan NO3-). Jarak ikatan N-N-O dalam N2O

adalah 112 pm (N-N) dan 118 pm (N-O), masing-masing berkaitan dengan orde ikatan 2.5 dan 1.5. N2O (16e) isoelektronik dengan CO2 (16 e). Senyawa

ini digunakan secara meluas untuk analgesik.

b. Nitrogen oksida

Nitrogen oksida, NO. Oksida divalen nitrogen. Didapatkan dengan reduksi nitrit melalui reaksi berikut:

KNO2 + KI + H2SO4 → NO + K2SO4 + H2O + ½ I2

Karena jumlah elektron valensinya ganjil (11 e), NO bersifat paramagnetik. Walaupun NO sebagai gas monomerik bersifat paramagnetik, dimerisasi pada fasa padatnya akan menghasilkan diamagnetisme. Akhir-akhir ini semakin jelas bahwa NO memiliki berbagai fungsi kontrol biologis, seperti aksi penurunan tekanan darah, dan merupakan spesi yang paling penting, setelah ion Ca2+, dalam transduksi

sinyal.

c. Dinitrogen trioksida

Dinitrogen trioksida, N2O3. Bilangan oksidasi nitrogen dalam senyawa ini adalah +3, senyawa ini tidak stabil dan akan terdekomposisi menjadi NO dan NO2 di suhu kamar. Senyawa ini dihasilkan bila kuantitas

ekuivalen NO dan NO2 dikondensasikan pada suhu rendah. Padatannya

berwarna biru muda, dan akan bewarna biru tua bila dalam cairan, tetapi warnanya akan memudar pada suhu yang lebih tinggi.

(19)

Nitrogen dioksida, NO2, merupakan senyawa nitrogen dengan nitrogen berbilangan oksidasi +4. NO2 merupakan senyawa dengan jumlah elektron

ganjil dengan elektron yang tidak berpasangan, dan berwarna coklat kemerahan. Senyawa ini berada dalam kesetimbangan dengan dimer dinitrogen tetraoksida, N2O4, yang tidak bewarna. N2O4 dapat dihasilkan

dengan pirolisis timbal nitrat

2 Pb(NO3)2 → 4NO2 + 2PbO+O2 pada 400 oC

Bila NO2 dilarutkan dalam air dihasilkan asam nitrat dan nitrit:

2 NO2 + H2O → HNO3+HNO2

e. Dinitrogen pentaoksida

Dinitrogen pentoksida, N2O5, didapatkan bila asam nitrat pekat secara perlahan didehidrasi dengan fosfor pentoksida pada suhu rendah. Senyawa ini menyublim pada suhu 32.4o C. Karenadengan melarutkannya dalam air

akan dihasilkan asam nitrat, dinitrogen pentoksida juga disebut asam nitrat anhidrat.

N2O5 + H2O → 2 HNO3

Walaupun pada keadaan padat dinitrogen pentoksida merupakan pasangan ion NO2NO3 dengan secara bergantian lokasi ion ditempati oleh ion lurus

NO2+ dan ion planar NO3-, pada keadaan gas molekul ini adalah molekular.

f. Asam okso

Asam okso nitrogen meliputi asam nitrat, HNO3, asam nitrit, HNO2, dan

asam hiponitrat H2N2O2. Asam nitrat HNO3 merupakan asam yang paling

penting di industri kimia, bersama dengan asam sulfat dan asam klorida. Asam nitrat diproduksi di industri dengan proses Ostwald, yakni oksida amonia dari bilangan oksidasi -3 ke +5. Karena energi bebas Gibbs konversi langsung dinitrogen ke nitrogen terdekatnya NO2 mempunyai

(20)

N2 NH3 NO2 HNO3

0 -3 +4 +5

2.7 KEGUNAAN OKSIGEN

Di alam, oksigen bebas dihasilkan dari fotolisis air selama fotosintesis oksigenik. Ganggang hijau dan sianobakteri di lingkungan lautan menghasilkan sekitar 70% oksigen bebas yang dihasilkan di bumi, sedangkan sisanya dihasilkan oleh tumbuhan daratan.

Persamaan kimia yang sederhana untuk fotosintesis adalah: 6CO2 + 6H2O + foton → C6H12O6 + 6O2

Evolusi oksigen fotolitik terjadi di membran tilakoid organisme dan memerlukan energi empat foton. Terdapat banyak langkah proses yang terlibat, namun hasilnya merupakan pembentukan gradien proton di seluruh permukaan tilakod. Ini digunakan untuk mensintesis ATPvia fotofosforilasi. O2 yang

dihasilkan sebagai produk sampingan kemudian dilepaskan ke atmosfer.

Dioksigen molekuler, O2, sangatlah penting untuk respirasi sel organisme

aerob. Oksigen digunakan di mitokondria untuk membantu menghasilkan adenosina trifosfat (ATP) selama fosforilasi oksidatif. Reaksi respirasi aerob ini secara garis besar merupakan kebalikan dari fotosintesis, secara sederhana:

C6H12O6 + 6O2 → 6CO2 + 6H2O + 2880 kJ·mol-1

Pada vetebrata, O2 berdifusi melalui membran paru-paru dan dibawa oleh

sel darah merah. Hemoglobin mengikat O2, mengubah warnanya dari merah

kebiruan menjadi merah cerah.. Terdapat pula hewan lainnya yang menggunakan hemosianin (hewan moluska dan beberapa antropoda) ataupun hemeritrin (laba-laba dan lobster). Satu liter darah dapat melarutkan 200 cc O2.

Spesi oksigen yang reaktif, misalnya ion superoksida (O2−) dan hidrogen

peroksida (H2O2), adalah produk sampingan penggunaan oksigen dalam tubuh

(21)

mikroba. Spesi oksigen reaktif juga memainkan peran yang penting pada respon hipersensitif tumbuhan melawan serangan patogen.

Dalam keadaan istirahai, manusia dewasa menghirup 1,8 sampai 2,4 gram oksigen per menit. Jumlah ini setara dengan 6 milyar ton oksigen yang dihirup oleh seluruh manusia per tahun.

Manfaat oksigen lainnya antara lain :

1. Meningkatkan daya ingat dan kecerdasan otak. 2. Mencegah kanker, asthma, dan berbagai penyakit. 3. Meningkatkan metabolisme.

4. Mengurangi racun dalam darah. 5. Menstabilkan tekanan darah.

6. Memperkuat jantung dan sistem kekebalan tubuh. 7. Mencegah stress dan gugup

(22)

BAB III PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Oksigen atau zat asam adalah unsur kimia dalam sistem tabel periodik yang mempunyai lambang O dan nomor atom 8. Ia merupakan unsur golongan kalkogen dan dapat dengan mudah bereaksi dengan hampir semua unsur lainnya (utamanya menjadi oksida). Karena sifatnya yang mudah bereaksi oksigen dapat ditemukan dalam banyak senyawaan dan mineral.

Pada Temperatur dan tekanan standar, dua atom unsur ini berikatan menjadi dioksigen, yaitu senyawa gas diatomik dengan rumus O2 yang tidak berwarna, tidak

berasa, dan tidak berbau. Oksigen merupakan unsur paling melimpah ketiga di alam semesta berdasarkan massa dan unsur paling melimpah di kerak Bumi. Gas oksigen diatomik mengisi 20,9% volume atmosfer bumi.

3.2 SARAN

(23)

DAFTAR PUSTAKA

Cotton dan Wilkinson. 2007. Kimia Anorganik Dasar. Jakarta: Universitas Indonesia (UI- press).

http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-anorganik-universitas/kimia-unsur-non-logam/oksida-nitrogen/, diakses pada 14 Oktober 2013.

http://muhammadrizky17.wordpress.com/2012/09/14/unsur-dan-senyawaan-oksigen/, diakses pada 14 Oktober 2013.

(24)

MAKALAH

KIMIA ANORGANIK 1

OKSIGEN

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 2

(25)

PENDIDIKAN KIMIA REGULER

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI

2013

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang tak henti-hentinya memberikan nikmat kepada kita sehingga selalu terbuka jalanuntuk kita meraih apa yang kita cita-citakan. Shalawat serta salam tercurah kepada Rasululah Muhammad SAW sebagai teladan dan guru besar bagi seluruh umat manusia.

Kami sangat bersyukur atas selesainya makalah kimia anorganik I yang berjudul “Oksigen “. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada dosen pengampu Bapak Drs. Abu Bakar, M.Pd , serta teman-teman yang turut membantu selesainya makalah ini.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kimia Anorganik I serta sebagai upaya untuk membantu mahasiswa dalam memahami masalah-masalah dan konsep-konsep yang berhubungan dengan Oksigen.

Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, untuk itu kritik dan saran dari pembaca sangat dibutuhkan dalam penyempurnaan makalah ini. Akhirnya semoga makalah ini bermanfaat bagi para mahasiswa khususnya dan pembaca pada umumnya.

(26)

Kelompok 2

DAFTAR ISI

Kata Pengantar Daftar Isi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 1

1.3 Tujuan ... 2

BAB II PEMBAHASAN ... 3

2.1 Sejarah Oksigen ... 3

2.2 Struktur Oksigen ... 4

2.3 Keberadaan di Alam ... 5

2.4 Sifat Fisik dan Kimia ... 6

2.5 Pembuatan Oksigen ... 8

2.6 Senyawaan Oksigen dan Pembuatannya ... 10

2.7 Kegunaan Oksigen ... 19

BAB III PENUTUP ... 22

3.1 Kesimpulan ... 22

Referensi

Dokumen terkait

Kegiatan Usaha Bergerak dalam bidang industri spare parts kendaraan bermotor khususnya pegas Jumlah Saham yang ditawarkan 210.000.000 Saham Biasa Atas Nama dengan Nilai Nominal

Sehubungan dengan hal tersebut, tulisan ini difokuskan pada kajian kapasitas respon masyarakat Kota Padang terhadap media peringatan dini bahaya tsunami dan

Aplikasi dapat digunakan untuk membantu pengguna (karyawan) dengan cara memindai ID yang akan ditempelkan pada masing-masing asset diakses dalam perangkat mobile yang digunakan

Tradisi nyastra merupakan wari- san sebagai modal budaya yang telah dipraktikkan secara turun-temurun sehingga telah menjadi kebi- asaan (habitus) yang dilaksanakan dalam

Dengan mempergunakan metode analisis varians, dapat diambil suatu kesimpulan tentang apakah sample tersebut berasal dari populasi yang. memiliki nilai rata-rata yang sama

Pola tatalaksana penderita yang dipakai dalam pelaksanaan Pengendalian ISPA untuk pengendalian pneumonia pada Balita didasarkan pada pola tatalaksana penderita ISPA

Dengan demikian semakin meningkatnya debt to total asset ratio, maka hal tersebut berdampak terhadap semakin berkurang laba bersih yang tersedia untuk dibagikan

Skripsi yang berjudul “ Profile Analysis via Multidimensional Scaling ( PAMS ) dan Aplikasinya untuk Menggambarkan Pola Profil Nilai Ujian Sekolah” ini digunakan sebagai