iii ABSTRAK
Penyakit Demam Berdarah Dengue merupakan penyakit endemis di Indonesia. Penyakit DBD disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti. Untuk menghindari gigitan dari nyamuk biasanya masyarakat menggunakan repellent yang mengandung N,N-dietil-metoluamida (DEET) yang dapat menimbulkan efek racun jika digunakan dalam jangka waktu yang lama. Oleh sebab itu perlu ditemukan bahan alami untuk mengendalikan nyamuk, salah satu bahan alami yang dapat digunakan adalah dari daun kecombrang (Etlingera elatior)dalam bentuk sabnun sebagai repellent.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas berbagai konsentrasi sabun ekstrak daun kecombrang (Etlingera elatior) terhadap tidak hinggapnya nyamuk Aedes aegypti pada subjek penelitian yaitu kelinci.
Penelitian ini adalah penelitian eksperimen murni dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap. Sampel penelitian adalah nyamuk Aedes aegypti dewasa dan pada tiap perlakuan digunakan 20 ekor nyamuk. Konsentrasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: 0% (kontrol), 5%, 7,5%, dan 10% dengan 3 kali pengulangan selama 60 menit waktu pengamatan. Ekstrak daun kecombrang (Etlingera elatior) diperoleh melalui destilasi dengan pelarut n-heksan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata daya tolak terhadap nyamuk Aedes aegypti yang tidak hinggap selama 60 menit percobaan yaitu pada konsentrasi 5% sebesar 45%, pada konsentrasi 7,5% sebesar 60%, dan pada konsentrasi 10% sebsesar 84%. Hasil uji Anova Satu Arah menunjukkan adanya perbedaan bermakna pada berbagai konsentrasi sabun ekstrak daun kecombrang (Etlingera elatior) terhadap tidak hinggapnya nyamuk Aedes aegypti (p=0,001). Uji lanjutan Beda Nyata Terkecil (BNT) menunjukkan ada perbedaan bermakna pada beberapa konsentrasi sabun ekstrak daun kecombrang (Etlingera elatior) terhadap tidak hinggapnya nyamuk Aedes aegypti (p<0,05) dan pada pasangan konsentrasi 7,5% dan 10% tidak menunjukkan perbedaan yang bermakna (p>0,05).
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan sabun ekstrak daun kecombrang (Etlingera elatior) agar dapat dikatakan efektif menjadi penolak nyamuk.
iv ABSTRACT
Dengue Fever is a endemic disease in Indonesia. DHF is caused by dengue virus and is transmitted by the mosquito Aedes aegypti. To avoid bites from mosquitoes usually people use repellent containing N, N-diethyl-metoluamida (DEET) that can cause toxic effects if used for long periods of time. Therefore necessary to find natural substances to control mosquitoes, one of the natural ingredients that can used from the leaves kecombrang (Etlingera elatior) in the form of soaps as a repellent.
This study aims to determine the effectiveness of various concentrations of kecombrang leaf extract (Etlingera elatior) soap against the Aedes aegypti mosquito perching on the subject is a rabbit.
This research is a pure experiment using completely randomized design. Samples are Aedes aegypti adults and on each treatment used 20 mosquitoes. The concentrations used in this study, namely: 0% (control), 5%, 7.5%, and 10% with 3 repetitions during the 60-minute observation time. Kecombrang leaf extract (Etlingera elatior) obtained by distillation with n-hexane solvent.
The results showed that the average thrust against Aedes aegypti mosquitoes are not settled for 60 minutes the experiment is at a concentration of 5% is 45%, at a concentration of 7.5% is 60%, and at a concentration of 10% is 84%. One Way Anova test results showed significant differences in various concentrations kecombrang leaf extract (Etlingera elatior) soap against the Aedes aegypti mosquito is not perching (p = 0.001). Further tests Significant Difference (LSD) test results showed significant differences in various concentrations kecombrang leaf extract (Etlingera elatior) soap against the Aedes aegypti mosquito is not perching (p <0.05) and in pair concentration of 7.5% and 10% showed no difference significance (p> 0.05).
Further studies should be done with soap kecombrang leaf extract (Etlingera elatior) in order to be considered effective mosquito repellent.
Keywords:repellent, Aedes aegypti, and kecombrang leaves (Etlingera