• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Resistensi Insulin Dengan Jumlah Lesi Skin Tag di RSUP H.Adam Malik Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan Resistensi Insulin Dengan Jumlah Lesi Skin Tag di RSUP H.Adam Malik Medan"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Skin tag

Skin tag dikenal juga sebagai acrochordons merupakan tumor kulit fibroepitelioma yang paling sering di dermis yang dijumpai lunak dan berwarna

seperti kulit, bertangkai atau tonjolan pada fleksura pada orang tua dan umur

pertengahan. Terdapat faktor keturunan dan sering timbul pada individu yang

gemuk, terkadang tumpang tindih dengan akantosis nigrikan. Kebanyakan ukuran

acrochordons bervariasi dari 2-5 mm, walaupun ukuran sampai 5 cm dapat dijumpai. Lokasi yang paling sering adalah colli, axilla, inguinal, femur, perineal

dan inframamae, palpebrae dan lipatan intergluteal.5,10,11 Lesi cenderung tumbuh

cepat dan tidak dapat involusi secara spontan.12

2.1.1 Epidemiologi

Berdasarkan statisitik tahun 2006 di Brazil menunjukkan 0,9 sampai 1,2 %

dari seluruh diagnosis dermatologi yang ditegakkan skin tag. Lesi ini sering

dijumpai pada populasi lebih dari 40 tahun usianya (46%), dan insidennya

meningkat pada usia lebih tua mencapai 59% pada usia 70 tahun. Terdapat faktor

komponen turunan, meskipun pemisahan pola genetik dan karakteristik etnik

(2)

2.1.2 Etiologi dan pathogenesis

Etiologi skin tag belum sepenuhnya diketahui, terdapat hubungan dengan diabetes mellitus (DM), obesitas, gesekan, akromegali, polip kolon dan human

papilloma virus (HPV), peningkatan sel mast dan leptin.13 Erkek et al pada tahun 2011 menemukan kadar leptin berhubungan dengan jumlah dan durasi skin tag. Penemuan ini menyinggung leptin resisten, sebagai mekanisme perkembangan skin

tag.10 Skin tag atau polip fibroepitelioma diketahui berkembang di lokasi kulit yang terkena gesekan, menyebabkan gangguan kulit, yang dapat memungkinkan

masuknya virus. Kehadiran DNA HPV dan mekanikal gesekan terlihat sebagai

kofaktor signifikan dalam patogenesis skin tag.14 Diazani et al menemukan HPV 6/11 dengan persentase tinggi pada biopsi dari skin tag yang dianggap sebagai

patogenesis skin tag, begitu juga dengan penelitian sallam et al pada tahun 2003 menemukan HPV 6 & 11 positif pada 78% pasien skin tag. Bagaimanapun

proliferasi fibroblast dan hiperplasia epidermis merupakan abnormalitas patologik

utama yang tampak pada skin tag. Sel mast dijumpai peningkatan pada

pemeriksaan ST tanpa memperhatikan dijumpai diabetes mellitus atau obesitas dan

mungkin menyebabkan ST melalui interaksi dengan fibroblast dan keratinosit.13-15

Iritasi berulang juga tampak sebagai faktor penyebab yang penting,

khususnya pada orang gemuk. Ketidakseimbangan hormon dapat menyebabkan

perkembangan achrocordons (seperti kadar estrogen dan progesteron yang tinggi

(3)

perkembangan tumor. Pendapat lain mengtakan bahwa insulin dapat memediasi

penurunan dari IGFBP-3 insulin growth factor binding protein) yang merupakan ikatan untuk retinoid X reseptor alpha, dimana ini dapat mengurangi transkripsi dari

gen proliferasi yang secara normal dapat mengaktivasi retinoid endogen. Perubahan

endokrin ini dapat menyebabkan proliferasi selular dan pertumbuhan yang dapat

bermanifestasi sebagai papiloma kutaneus ( skin tag) sebagai konsekuensi skin tag

dapat dikatakan secara khusus berhubungan dengan sindroma X ( hipertensi,

diabetes melitus tipe 2, dislipidemia, penyakit arteri koroner, obesitas dan toleransi

glukosa abnormal ). 12

2.1.3 Gambaran klinis

Skin tag merupakan tumor jaringan ikat jinak pada dermis yang tampak lunak

dan berwarna seperti kulit, pedunkulasi atau tonjolan, terkadang tangkai panjang,

terutama pada leher, aksila dan fleksor. Ketika dalam jumlah banyak dapat

dijumpai pada wajah, dada dan tubuh bagian belakang.10,16 Tumor biasanya asimtomatis dan tidak nyeri kecuali kalau inflamasi atau iritasi. Pasien mengeluh

gatal atau merasa tidak nyaman ketika tersentuh perhiasan atau pakaian. Lesi

bertangkai dapat terbelit, infark dan lepas secara spontan.17 Skin tag dapat terjadi dengan lesi tunggal atau multipel dan terutama terjadi pada daerah intertriginosa (

axilla, colli anterior, palpebra ) juga sering ditemukan pada tubuh, perut,

punggung, paha. 18-20 Ada 3 tipe dari skin tag yang dapat dijumpai: Multipel, 1-2

mm merupakan papul yang berkerut dan terutama pada daerah leher dan ketiak.

(4)

berbagai tempat, sampai dengan 5 mm. Soliter, bertangkai atau pertumbuhan

seperti “baglike” biasanya berdiameter sekitar 10 mm tetapi bisa lebih besar, lebih

sering pada tubuh bagian bawah. 18

Dikutip dari kepustakaan no 11

2.1.4 Histopatologi

Pada gambaran histopatologi menunjukkan adanya gambaran papul

berkerut yang memperlihatkan adanya gambaran papilomatosis, hiperkeratosis dan

akantosis yang reguler. Epidermis menunjukkan bentuk filiform, gambaran

pertumbuhan yang lunak menunjukkan adanya akantosis yang ringan sampai

sedang dan kadang kadang dijumpai papilomatosis. Pada tangkai jaringan konektif terdiri dari jaringan kolagen longgar dan sering mengandung kapiler yang

berdilatasi yang berisi eritrosit. Pada bentuk bertangkai yang lebih besar secara

(5)

dan adanya sel yang matur pada bagian tengah. Pada beberapa keadaan dijumpai

adanya sel lemak, mengindiksikan adanya pembentukan lipofibroma. Diagnosis

skin tag ditegakkan terutama secara klinis, pemeriksaan hisopatologi hanya

digunakan sebagai konfirmasi.20

Gambar 2.2 Histopatologi SkinTag : a. Skin tag yang berbatasan dengan kulit normal (H

& E,X100). b. Adanya hiperplasia epidermis dan inflamasi kronis pada dermis atas, c. Skin tag dengan adanya hiperplasia epidermis (IHC, X400). d. Skin tag dengan sejumlah sel

mast (IHC,X200). e. Pada kulit normal tampak sel mast di dermis atas (IHC,x400). f.

Dengan pembesaran lebih tinggi dari sel mast tampak granul sitoplasma (IHC,x1000).

Dikutip sesuai aslinya dari kepustakaan no 13

2.1.5 Diagnosis Banding

(6)

adanya pembentukan tumor yang bersifat jinak, multipel yang tumbuh pada saraf,

merupakan suatu tumor dengan kelainan autosomal dominan yang mempunyai 2

tipe,yaitu neurofibromatosis tipe 1 dan tipe 2. Gambaran klinis dari

neurofibromatosis yaitu adanya bercak pigmentasi pada kulit (cafe au lait spots). 21 Keratosis seboroika merupakan suatu lesi hiperkeratotik pada epidermis

yang sering terlihat pada permukaan kulit, mempunyai banyak variasi bentuk yang

berwarna coklat sampai hitam. Lesi mempunyai permukaan yang kasar, dengan

diameter 2 mm - 3 cm dan dapat lebih besar, merupakan suatu makula

hiperpigmentasi sampai bentuk plak, sering dijumapi pada tubuh tetapi juga pada

wajah, ekstermitas dan skalp.21

Verucca merupakan suatu proliferasi jaringan kulit dan mukosa yang

disebabkan oleh human papilloma virus (HPV), merupakan suatu lesi papul hiperkeratotik dengan permukaan yang kasar dan irreguler yang mempunyai

diamter 1 mm sampai 1 cm dan dapat mengenai seluruh bagian tubuh tetapi lesi ini

lebih sering mengenai tangan dan kaki.21

2.1.6 Pengobatan

Pengobatan untuk skin tag ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, tumor

dengan ukuran lebih kecil dengan memakai gunting (curved blade scissors) atau

dengan menggunakan elektrokauterisasi pada dasar lesi. Lokal anestesi tidak

dibutuhkan untuk lesi kecil yang di terapi dengan eksisi gunting. Krioterapi juga

merupakan pengobatan yang efektif. 22 Cairan nitrogen ini merupakan alat semprot

(7)

penatalaksanaan lesi jinak, premaligna ataupun maligna. Dosis dari pemakaian

krioterapi ini tergantung dari besarnya lesi, jenis kulit dan kedalaman lesi. 23

2.2 Insulin

Insulin adalah hormon polipeptida diproduksi oleh sel beta pulau

langerhans pankreas dalam bentuk preproinsulin yang merupakan prekursor akhir

dan gen untuk lokasi sama pada kromosom 11 yang berefek untuk insulin like

growth factor-2 (IGF-2). Insulin berikatan dengan reseptor insulin terhadap reseptor autofosforilasi dan merekrut molekul adaptor seperti insulin receptor

substrates (IRS 1-6) atau Shc yang merubah fosforilase dan menyajikan suatu ikatan untuk memulai aktivasi kaskade signal berbeda termasuk pathway

mitogen-activated protein kinase (MAPK) dan phosphoinositide 3-kinase (PI3-K). Pathway

ini tidak hanya meregulasi metabolisme glukosa, lipid dan protein tapi juga

mengkontrol respon mitogenik melalui kontrol proliferasi, differensiasi dan

apoptosis (gambar 1).9,24

Reseptor insulin merupakan heterotetramer berisi dua subunit α dan dua β

yang berhubungan dengan ikatan disulfida menjadi komplek heterotetramerik α1 α2 dan β1β2.25 Reseptor insulin termasuk famili reseptor tirosin kinase, yaitu insulin

like growth factor (IGF), epidermal growth factor (EGF), fibroblast growth factor

(FGF), platelet-derived growth factor, colony-stimulating factor I dan beberapa reseptor sitokin. Konsentrasi insulin yang tinggi menyebabkan aktivasi langsung

dan tidak langsung dari reseptor IGF-1 pada keratinosit dan fibroblast,

menyebabkan proliferasi. Mediator lain dapat berkontribusi, termasuk selain

(8)

Gambar 2.3 Pathway sinyal insulin

Gambar 2.3 dikutip dari kepustakaan no 9

Insulin mempunyai peran penting dalam homeostasis dan fisiologi dari

kulit, walaupun fungsi tepat dari sinyal insulin masih kontroversi. Dalam kondisi

sehat, insulin meregulasi keseimbangan antara proliferasi dan diferensiasi

(9)

(seperti akne atau psoriasis), kadar yang tinggi dari sitokin proinflammatori

mengaktifkan p38MAPK, menginduksi IR oleh serin fosforilasi dari insulin receptor substrates (IRS), menyebabkan penghambatan diferensiasi dan pada saat

yang sama meningkatkan proliferasi keratinosit basal. 9

2.3 Resistensi Insulin

Resistensi insulin adalah suatu kondisi dimana terjadi penurunan

sensitivitas jaringan terhadap kerja insulin sehingga terjadi peningkatan sekresi

insulin sebagai bentuk kompensasi sel beta pankreas. Resistensi terjadi beberapa

dekade sebelum timbulnya penyakit diabetes mellitus dan kardiovaskular lainnya.26 Resistensi insulin telah dikemukakan sebagai penyebab utama pemisah pathway

akhir untuk faktor lingkungan negatif, yang berinteraksi dengan genetik individu

yang menyebabkan perubahan metabolik dan hemodinamik dan berhubungan

dengan inflamasi. Perkembangan resistensi insulin menyebabkan sejumlah

kelainan metabolik yang berhubungan dengan sindrom ini.25,27 Seorang dengan obesitas dapat tidak berkembang menjadi resistensi insulin, dan sebaliknya

resistensi insulin dapat ditemukan pada individu tanpa obes (lean subjects ).

Interaksi faktor genetik dan lingkungan akan memodifikasi tampilan metabolik

dari suatu resistensi insulin maupun obesitas.26 Terdapat tiga tipe resistensi insulin:

tipe A disebabkan oleh penurunan jumlah dan gangguan reseptor insulin, tipe B

disebabkan oleh pembentukan antibodi melawan reseptor insulin, tipe C

berhubungan dengan defek post reseptor. Pasien obesitas dan pasien dengan

(10)

Terdapat dua hal penjelasan mengenai resistensi insulin, pertama perubahan

pada IRS-1 yang disebabkan mutasi atau serine phosphorylation dari protein IRS yang dapat mengurangi kemampuan menarik PI 3-kinase dengan cara

meminimalisasi aktivasinya. Sejumlah serine kinase yang meresidu phosphorylate serin dari IRS-1 dan melemahkan transduksi sinyal insulin telah diidentifikasi. Disfungsi mitokondria diduga sebagai pemicu aktivasi beberapa serine kinase yang

menyebabkan serine phosphorylation dari IRS-1. Protein IRS-1 adalah produk gen

dari gen IRS-1. Pada manusia mutasi yang jarang dari protein berhubungan dengan

resistensi insulin dan gangguan dari gen IRS-1 pada tikus menyebabkan resistensi

insulin terutama di otot dan lemak. Kedua, mekanisme yang melibatkan

peningkatan ekspresi p85α yang berperan penting dalam patogenesis resistensi

insulin. Kombinasi antara ekspresi p85α dan peningkatan serine phosphorylation

IRS-1 diperlukan untuk menimbulkan resistensi secara klinis.25

Pada otot skeletal resistensi insulin berakibat gangguan ambilan glukosa

serta gangguan pembentukan glikogen. Resistensi insulin di hati mengakibatkan

kegagalan insulin untuk menekan produksi glukosa di hati, sedangkan di jaringan

lemak resistensi insulin akan menyebabkan meningkatnya lipolisis , Ambilan

glukosa di jaringan lemak menurun sebaliknya terjadi peningkatan pelepasan

gliserol dan asam lemak bebas. Hal ini ada kaitannya dengan timbunan lemak

abdomen pada obesitas. Timbunan lemak abdomen akan memasuki aliran darah

vena porta dalam jumlah besar membuat hati akan terpapar dengan jumlah besar

asam lemak bebas mengakibatkan di hati terjadi peningkatan proses

(11)

bebas juga mengganggu insulin di hati dan lebih memperhebat hiperinsulinemia

dan berpengaruh terhadap mekanisme pensinyalan di otot skeletal serta

menurunkan ambilan glukosa dan peningkatan asam lemak bebas di peredaran

darah portal (menuju hati) akan meningkatkan produksi trigliserida , apoprotein B

100 dan VLDL dari hati.28-29 Lipid yang disintesis di hati dan usus harus ditransportasikan ke berbagai jaringan untuk menyelesaikan fungsi metabolik, oleh

karena sifatnya yang tidak mudah larut, lipid diangkut di dalam plasma dalam

bentuk makromolekul kompleks yang disebut lipoprotein. lipoprotein

dikategorikan sebagai kilomikron, very low density lipoproteins (VLDL), intermediate density lipoproteins (IDL), low density lipoproteins (LDL), high density lipoproteins (HDL) dan lipoprotein A .30-31

Adanya peningkatan asam lemak juga berperan penting dalam patogenesis

skin tag yang menyatakan bahwa peningkatan asam lemak yang tidak diesterifikasi

yang disebabkan oleh karena adanya hiperinsulinemia akan menghasilkan ekspresi

epidermal growth factor (EGF) dan berkontribusi terjadinya skin tag, selain itu peningkatan produksi EGF dan tumor necrosis factor (TNF) beta sebagai akibat

keadaan hiperinsulinemia akan mengakibatkan keadaan yang sinergis yaitu

meningkatkan insulin growth factor (IGF) 1 bebas dan penurunan IGFBP 3 sebagai

efek mitogenik pada keratinosit.32

2.4 Hubungan resistensi insulin dengan skin tag

Skin tag multipel sering dijumpai pada obesitas dan individu

(12)

melalui aktivasi reseptor insulin –like growth factor (IGF-1) pada permukaanya.

Skin tag berhubungan erat dengan kadar insulin puasa. Pada beberapa tahun terakhir ini beberapa penelitian mencoba menunjukkan hubungan antara skin tag

dan resistensi insulin, kadar serumnya dan kadar IGF -1. Rasi et al menunjukkan

bahwa pasien dengan jumlah lesi skin tag lebih dari 30 berisiko lebih tinggi menderita diabetes (52%).33 Tamega et al mengidentifikasi hubungan tidak

tergantung antara dijumpai lesi skin tag lebih dari lima dan peningkatan 1,4 Unit pada indeks HOMA-IR.3

2.5 Metode pengukuran resistensi insulin

Terdapat beberapa penilaian dan diagnosis resistensi insulin. Homeostasis model assesment-insulin resistance (HOMA-IR) merupakan penilaian secara

matematik untuk memprediksi resistensi insulin dengan rasio glukosa/insulin puasa

(FIGR). .Homa ditemukan oleh Matthew pada tahun 1985 merupakan metode yang

digunakan untuk menilai resistensi insulin dan fungsi sel beta dari konsentrasi

glukosa puasa dan insulin. Tingkat resistensi insulin sebanding dengan besarnya

indeks HOMA-IR.3,34

Pemakaian obat-obatan, penyakit kronis, latihan fisik, diet dan status nutrisi

merupakan faktor yang mempengaruhi penentuan resistensi insulin berdasarkan

(13)

2.6 Kerangka Teori

Gambar 2.4 Diagram kerangka teori penelitian

Hiperinsulinemia

Gangguan

metabolisme glukosa

Skin tag

Resistensi insulin

Diabetes Mellitus

Obesitas

Gesekan

Akromegali

Polip kolon

HPV 6/11

↑Sel Mast

↑Leptin

Faktor Risiko

↑Kadar insulin serum

↑ IGF-1

Proliferasi fibroblast

(14)

2.5 Kerangka Konsep

Gambar 2.5 Diagram kerangka konsep penelitian

Resistensi Insulin (HOMA-IR)

Gambar

Gambar 2.1 Skin tag
Gambar 2.2 Histopatologi SkinTag :  a. Skin tag yang berbatasan dengan kulit normal (H
Gambar 2.3 Pathway sinyal insulin
Gambar 2.4  Diagram kerangka teori penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Benign Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV) adalah salah satu jenis vertigo vestibular tipe perifer yang paling sering dijumpai dan ditandai dengan serangan-serangan

penelitian Hakim (2005) yang menemukan bahwa di Medan pada tahun 2003- 2004, meningioma merupakan tumor otak yang paling banyak dijumpai, yaitu sebanyak 12 dari 48 orang

Hasil: Pada penelitian ini dijumpai penderita polip nasi pada Januari 2010 sampai Desember 2010 dijumpai sebanyak 43 penderita dan paling banyak ditemukan pada

Dari hasil penelitian, didapatkan bahwa gambaran histopatologi yang paling sering dijumpai pada kanker lambung adalah tipe poorly differentiated (18,9%), diikuti oleh

Kontusio paru sering dijumpai pada kasus trauma tumpul toraks dandapat pula terjadi pada trauma tajam dengan mekanisme perdarahan dan edema parenkim konsolidasi.. Patofisiologi

Serat ini memiliki bagian yang sangat kecil sekali dalam konsumsi makanan keseharian (1g/hari) dan paling sering ditemukan di kulit buah yang dapat dimakan dan

Kelainan refraksi merupakan salah satu masalah pada kesehatan mata yang.. paling sering

Yolk sac tumor atau yang sering disebut juga endodermal sinus tumor adalah tumor germ cell ganas kedua yang paling sering ditemukan sesudah disgerminoma dengan