BAB I
PENDAHULUAN
1.1LATAR BELAKANG
Pisang adalah tanaman buah herbal yang berasal dari kawasan di Asia
Tenggara (termasuk Indonesia). Tanaman ini kemudian menyebar ke Afrika
(Madagaskar), Amerika Selatan dan Tengah. Di Jawa Barat, pisang disebut
dengan Cau, di Jawa Tengah dan Jawa Timur dinamakan gedang [1]. Produksi
pisang di Indonesia cukup besar, pada tahun 1990 produksi sebanyak 2.457.760
ton. Menurut data Badan Pusat Statistik (2015) volume produksi pisang di
Indonesia dari tahun 2011 hingga tahun 2014 berturut–turut sebesar 6.132.695
ton, 6.189.052 ton, 6.279.290 ton, dan 6.862.567 ton [2]. Di Asia, Indonesia
termasuk penghasil pisang terbesar karena 50% dari produksi Asia dihasilkan
Indonesia dan setiap tahun produksinya terus meningkat [3]. Ia memberikan salah
satu buah yang paling banyak dikonsumsi di seluruh dunia dengan nilai ekonomi
yang sangat besar dan sosial ekonomi yang penting [4]. Pisang merupakan salah
satu komoditi buah yang penting di Indonesia. Buah ini memiliki nilai gizi dengan
kandungan vitamin, mineral dan karbohidrat yang tinggi. Selain itu, bagian lain
dari tanaman pisang juga dapat dimanfaatkan [5].
Kulit buah pisang merupakan bagian dari buah pisang yang umumnya dibuang
sebagai sampah. Hal ini berdampak terhadap meningkatnya limbah padat yang
dibuang ke lingkungan [6]. Jika limbah kulit pisang dibuang begitu saja tanpa
dimanfaatkan akan sangat disayangkan, karena limbah kulit pisang mengandung
komponen bernilai seperti karbohidrat, vitamin C dan nutrien lainnya berpotensi
untuk diolah menjadi bahan baku yang berguna dan bernilai lebih [7]. Sehingga
membutuhkan pemecahan masalah bagaimana cara untuk memanfaatkan limbah
ini sehingga menjadi barang yang bermanfaat. Adanya bahan-bahan buangan yang
berupa limbah industri tersebut, tentunya menuntut suatu teknologi yang bisa
mengolah dan meningkatkan kualitas atau mutu bahan limbah tersebut. Salah satu
bahan berharga yang dapat diolah dari kulit buah pisang adalah sumber alkali
yang terkandung dalam abu.
Tabel 1. Beberapa penelitian yang melakukan analisa logam alkali pada beberapa
jenis biomassa
Peneliti Terdahulu Judul Penelitian Intisari
Mahendra K Misra et al,
(1993) [8]
Wood Ash Composition
As a Function of Furnace
Temperature dalam
Biomass and Bioenergy,
4 (2) 1993
Solid soap production
using plantain peel ash
as source of alkali
Menggunakan abu kulit
pisang raja sebagai sumber
alkali. Sabun yang dibuat
sabun padat karena
menggunakan NaCl
selama reaksi safonifikasi.
Campuran minyak kelapa
sawit dan direaksikan 30
derived alkalis from
banana and plaintain
peels (Musa spp) in soap
making
Prosedur pembuatan sama
dengan penelitian
Onyegbabo dkk. Suhu
pirolisis yang dilakukan
dan waktu pirolisis yaitu
500 oC selama 6 jam.
H.O. Ogunsuyi; dan C.A.
Akinnawo. (2012) [11]
Quality Assessment of
Soaps Produced from
Palm Bunch
Ash-Derived Alkali and
Menggunakan abu dari
kulit inti sawit sebagai
sumber alkali. Limbah
kulit inti sawit dibakar
Coconut Oil dalam J.
Appl. Sci. Environ. Mgt.
Vol. 16 (4) 363-366.
pada suhu 550 oC selama 8
jam. Minyak kelapa
sebanyak 150 mL
dimasukkan ke dalam
beaker glass 500 mL dan
dipanaskan hingga 60 oC.
Alkali hasil pembakaran
dan sebanyak 20 mL NaCl
ditambahkan hingga
campuran homogen
selama 30 menit. Hasil
yang diperoleh merupakan
sabun dengan kualitas
yang sama dengan sabun
berbahan alkali sintetis.
Dari berbagai penelitian terdahulu seperti tertera pada tabel 1, dapat disimpulkan bahwa limbah dari biomassa yang telah di abukan dapat dijadikan sebagai sumber alkali alternatif. Pada penelitian ini, akan dikaji pemanfaatan abu dari kulit buah pisang untuk dijadikan sebagai sumber alkali alternatif.
1.2PERUMUSAN MASALAH
Dalam penelitian ini yang menjadi rumusan masalah adalah menentukan
waktu optimum pembentukan abu untuk memperoleh kandungan alkali terbanyak.
1.3TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui waktu terbaik pada
pembuatan abu dari kulit buah pisang.
1.4MANFAAT PENELITIAN
Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu memberikan informasi bahwa kulit
buah pisang mengandung alkali yang dapat dijadikan sumber alkali alternati
1.5RUANG LINGKUP PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Analisa dan Labratorium
Proses Industri Kimia, Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik Universitas
Sumatera Utara, Medan. Penelitian ini memiliki ruang lingkup dan batasan
sebagai berikut :
1. Bahan baku adalah abu kulit pisang kepok (Musa paradisiaca Linn cv.
„Saba‟).
2. Proses utama yang diterapkan dalam penelitian ini adalah pembuatan abu
dari kulit buah pisang kepok (Musa paradisiaca Linn cv. „Saba‟).
3. Variabel penelitian antara lain :
variabel Tetap :
- Suhu Furnace : 600 oC
Variabel Bebas :
- Lama pembakaran : 1, 2, 3, 4, dan 5 jam
4. Parameter uji yang dilakukan antara lain : Normalitas basa
pH
konduktivitas
kandungan K2O dengan metode AAS (Atomic Absorption
Spectroscopy)