MAKALAH
“POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN”
Di Susun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metodologi
Penelitian
Dosen Pengampu :
Dr. Afiful Ikhwan, M.Pd.I
Oleh : Eni Wulandari NIM: 20154711055
SEMESTER 4
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
TULUNGAGUNG 2016/2017
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah kami panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah
Subhanahuwata’ala yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Populasi dan Sampel Penelitian” ini dengan baik.
Dalam penyusunan makalah ini, dengan kerja keras dan dukungan dari berbagai pihak, kami telah berusaha untuk dapat memberikan yang terbaik dan sesuai dengan harapan, walaupun didalam pembuatannya kami menghadapi kesulitan, karena keterbatasan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang kami miliki. Oleh karena itu pada kesempatan ini, dengan segala hormat kami sampaikan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :
1. Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Muhammadiyah (STAIM) Tulungagugng Bapak Nurul Amin. M.Ag.
2. Dosen pengampu yang telah memberikan bimbingan dalam penyusunan makalah ini Dr. Afiful Ikhwan, M.Pd.I.
3. Teman-teman dan seluruh pihak yang ikut berpartisipasi dalam penyelesaian makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini terdapat banyak kekurangan, oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat kami butuhkan agar dapat menyempurnakannya di masa yang akan datang. Semoga apa yang disajikan dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi teman-teman dan pihak yang berkepentingan.
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ………. i
KATA PENGANTAR ………... ii
DAFTAR ISI ………. iii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ………..……….. 1 B. Rumusan Masalah ……….. 1 C. Tujuan Masalah …..……… 1 BAB II : PEMBAHASAN
A. Pengertian Populasi ………...………..………….. 2 B. Pemilihan Sampel ……...………...………….. 3 C. Teknik Sampling ……….... 4 BAB III : PENUTUP
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam melakukan penelitian, populasi dan sampel merupakan satu komponen yang sangat diperlukan. Dalam menentukan populasi dan sampel penelitian, sudah barang tentu haruslah sesuai dengan langkah-langkah yang ditentukan serta haruslah tepat dan efisien. Kendala-kendala yang timbul selayaknya dapat diantisipasi oleh peneliti. Oleh karenanya, dalam menentukan populasi dan sampel peneliti hendaklah memperhatikan hal-hal yang memang berkaitan dengan populasi dan sampel, sehingga didapatkan sampel yang tepat.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian populasi ?
2. Apa saja yang digunakan dalam pemilihan sampel ? 3. Apa saja teknik sampling ?
C. Tujuan Masalah
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Populasi
Populasi berasal dari kata bahasa inggris yaitu population, yang berarti jumlah penduduk. Oleh karena itu, apabila disebutkan kata populasi, orang kebanyakan menghubungkannya dengan masalah-masalah kependudukan. Hal tersebut ada benarnya juga, karena itulah makna kata populasi sesungguhnya. Kemudian pada perkembangan selanjutnya, kata populasi menjadi amat populer, dan digunakan di berbagai disiplin ilmu.
Dalam metode penelitian kata populasi digunakan untuk menyebutkan serumpun atau sekelompok objek yang menjadi sasaran penelitian. Oleh karenanya, populasi penelitian merupakan keseluruhan (universal) dari objek penelitian yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup, dan sebagainya, sehingga objek-objek ini dapat menjadi sumber data penelitian.
Karena pengertian populasi yang dikemukakan diatas, maka populasi menjadi amat beragam. Kalau populasi dilihat dari penentuan sumber data, maka populasi dapat dibedakan menjadi:1
1. Populasi terbatas, yaitu populasi yang memiliki sumber yang jelas batas-batasnya secara kuantitatif.
2. Populasi tak terhingga, yaitu populasi yang memiliki sumber data yang tidak dapat ditentukan batas-batasnya secara kuantitatif.
Dilihat dari kompleksitas objek populasi, maka populasi dapat dibedakan menjadi:
1. Populasi homogen, yaitu keseluruhan individu yang menjadi anggota populasi, memiliki sifat yang relatif sama satu sama lainnya.
1H. Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, (Yogyakarta: Gajah Mada University
2. Populasi heterogen, yaitu keseluruhan individu anggota populasi relatif memiliki sifat-sifat individual, dimana sifat tersebut membedakan individu anggota populasi yang satu dengan yang lainnya.
B. Pemilihan Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang diharapkan mampu mewakili populasi dalam penelitian. Adapun alasan-alasan penelitian dilakukan dengan mempergunakan sampel, yaitu:
1. Ukuran populasi
Dalam hal populasi tak terbatas (tak terhingga) berupa parameter yang jumlahnya tidak diketahui dengan pasti, pada dasarnya bersifat konseptual. Karena itu sama sekali tidak mungkin mengumpulkan data dari populasi seperti itu, demikian juga dalam populasi terbatas (terhingga) yang jumlahnya sangat besar dan tidak praktis untuk mengumpulkan data dari populasi. Mislanya, populasi 50 juta murid sekolah dasar yang tersebar diseluruh pelosok Indonesia.
2. Masalah biaya
Besar kecilnya biaya tergantung juga dari banyak sedikitnya objek yang diselidiki. Semakin besar jumlah objek, maka semakin besar biaya yang diperlukan, lebih-lebih bila objek itu tersebar di wilayah yang cukup luas. Oleh karena itu, sampling ialah salah satu cara untuk mengurangi biaya.
3. Masalah waktu
Penelitian sampel selalu memerlukan waktu yang lebih sedikit daripada penelitian populasi. Sehubungan dengan hal itu, apabila waktu yang tersedia terbatas, dan kesimpulan yang diinginkan dengan segera, maka penelitian sampel dalam hal ini lebih cepat.
4. Percobaan yang sifatnya merusak
keadaan darahnya, juga tidak mungkin mencoba seluruh neon untuk diuji kekuatannya. Karena itu penelitian harus dilakukan hanya pada sampel. 5. Masalah ketelitian
Adalah salah satu segi yang diperlukan agar kesimpulan dapat dipertanggung jawabkan. Ketelitian dalam hal ini, meliputi pengumpulan, pencatatan, dan analisis data. Penelitian terhadap populasi belum tentu ketelitian terselengara. Boleh jadi peneliti akan menjadi bosan dalam melaksanakan tugasnya. Untuk menghindarkan itu semua, penelitian terhadap sampel memungkinkan ketelitian dalam suatu penelitian.
6. Masalah ekonomis
Pertanyaan yang harus selalu diajukan oleh seseorang penelitian: apakah kegunaan dari hasil penelitian sepadan dengan biaya, waktu, dan tenaga yang telah dikeluarkan? Jika tidak, mengapa harus dilakukan penelitian? Dengan kata lain penelitian sampel pada dasarnya akan lebih ekonomis daripada penelitian populasi.
Dalam penyusunan sampel perlu disusun kerangka sampling yaitu daftar dari semua unsur sampling dalam populasi sampling, dengan syarat:
1. Harus meliputi seluruh unsur sampel.
2. Tidak ada unsur sampel yang dihitung dua kali. 3. Harus up to date.
4. Batas-batasnya harus jelas. 5. Harus dapat dilacak dilapangan.
C. Teknik Sampling
Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel yang secara umum terbagi dua yaitu probability sampling dan non probability sampling. Beberapa rumus untuk menentukan jumlah sampel antara lain :2
2Radiany, Rahmady. HM, Rumus dan contoh penghitungan, (Surabaya, 2004), Hal, 109.
1. Tabel Isaac dan Michael
Tabel penentuan jumlah sampel dari Isaac dan Michael memberikan kemudahan penentuan jumlah sampel berdasarkan tingkat kesalahan 1%, 5% dan 10%. Dengan tabel ini, peneliti dapat secara langsung menentukan besarnya sampel berdasarkan jumlah populasi dan tingkat kesalahan yang dikehendaki.
2. Rumus Slovin n = N/N(d)2 + 1 Keterangan: n = sampel N = populasi
d = nilai presisi 95% atau sig. = 0,05.
Misalnya, jumlah populasi adalah 125, dan tingkat kesalahan yang dikehendaki adalah 5%, maka jumlah sampel yang digunakan adalah : N = 125/125 (0,05)2 + 1 = 95,23, dibulatkan 95
Adapun teknik sampling dalam penelitian, yaitu: a. Probability Sampling
Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama kepada setiap anggota populasi untuk menjadi sampel. Teknik ini meliputi:
1) Simple Random Sampling
Teknik ini adalah teknik yang paling sederhana (simple). Sampel diambil secara acak, tanpa memperhatikan tingkatan yang ada dalam populasi.3 Misalnya: Populasi siswa SD Negeri XX Jakarta yang berjumlah 500 orang. Jumlah sampel ditentukan dengan Tabel Isaac
dan Michael dengan tingkat kesalahan adalah sebesar 5% sehingga jumlah sampel ditentukan sebesar 205. Jumlah sampel 205 ini
3Bambang Prasetyo, Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: PT Raja
selanjutnya diambil secara acak tanpa memperhatikan kelas, usia dan jenis kelamin.
2) Sampling Sistematis
Adalah teknik sampling yang menggunakan nomor urut dari populasi, baik yang berdasarkan nomor yang ditetapkan sendiri oleh peneliti maupun nomor identitas tertentu, ruang dengan urutan yang seragam atau pertimbangan sistematis lainnya. Contohnya: Akan diambil sampel dari populasi karyawan yang berjumlah 125. Karyawan ini diurutkan dari 1–125 berdasarkan absensi. Peneliti bisa menentukan sampel yang diambil berdasarkan nomor genap (2, 4, 6, dan seterusnya) atau nomor ganjil (1, 2, 3, dan seterusnya), atau bisa juga mengambil nomor kelipatan (2, 4, 8, 16, dan seterusnya).
3) Proportionate Stratified Random Sampling
Teknik ini hampir sama dengan simple random sampling namun penentuan sampelnya memperhatikan strata (tingkatan) yang ada dalam populasi. Misalnya, populasi karyawan PT. XYZ berjumlah 125. Dengan rumus Slovin (lihat contoh di atas) dan tingkat kesalahan 5% diperoleh besar sampel adalah 95. Populasi sendiri terbagi ke dalam tiga bagian (marketing, produksi dan penjualan) yang masing-masing berjumlah:
Marketing: 15 Produksi : 75 Penjualan : 35
Maka jumlah sample yang diambil berdasarkan masing-masing bagian tersebut ditentukan kembali dengan rumus n = (populasi kelas/jumlah populasi keseluruhan) X jumlah sampel yang ditentukan
Marketing : 15 / 125 x 95 = 11,4 dibulatkan 11 Produksi : 75 / 125 x 95 = 57
Penjualan : 35 / 125 x 95 = 26.6 dibulatkan 27
Sehingga dari keseluruhan sample kelas tersebut adalah 11 + 57+ 27 = 95 sampel.
Teknik ini umumnya digunakan pada populasi yang diteliti adalah heterogen (tidak sejenis) yang dalam hal ini berbeda dalam hal bidang kerja, sehingga besarnya sampel pada masing-masing strata atau kelompok diambil secara proporsional.
4) Disproportionate Stratified Random Sampling
Disproporsional stratified random sampling adalah teknik yang hampir mirip dengan proportionate stratified random sampling dalam hal heterogenitas populasi. Namun, ketidak proporsionalan penentuan sample didasarkan pada pertimbangan jika anggota populasi berstrata namun kurang proporsional pembagiannya.
Misalnya, populasi karyawan PT. XYZ berjumlah 1000 orang yang berstrata berdasarkan tingkat pendidikan SMP, SMA, DIII, S1 dan S2. Namun jumlahnya sangat tidak seimbang, yaitu :
SMP : 100 orang seimbang (terlalu kecil dibandingkan dengan strata yang lain) sehingga dua kelompok ini seluruhnya ditetapkan sebagai sampel.
5) ClusterSampling
Contoh: Peneliti ingin mengetahui tingkat efektivitas proses belajar mengajar di tingkat SMU. Populasi penelitian adalah siswa SMA seluruh Indonesia. Karena jumlahnya sangat banyak dan terbagi dalam berbagai provinsi, maka penentuan sampelnya dilakukan dalam tahapan sebagai berikut :
a) Menentukan sample daerah. Misalnya, ditentukan secara acak 10 Provinsi yang akan dijadikan daerah sampel.
b) Mengambil sampel SMU di tingkat Provinsi secara acak yang selanjutnya disebut sampel provinsi. Karena provinsi terdiri dari Kabupaten/Kota, maka diambil secara acak SMU tingkat Kabupaten yang akan ditetapkan sebagai sampel (disebut Kabupaten Sampel), dan seterusnya, sampai tingkat kelurahan/Desa yang akan dijadikan sampel. Setelah digabungkan, maka keseluruhan SMU yang dijadikan sampel ini diharapkan akan menggambarkan keseluruhan populasi secara keseluruhan. b. Non Probabilty Sample
Non Probability artinya setiap anggota populasi tidak memiliki kesempatan atau peluang yang sama sebagai sampel. Teknik-teknik yang termasuk ke dalam Non Probability ini antara lain:
1) Sampling Kuota
Sampling Kuota adalah teknik sampling yang menentukan jumlah sampel dari populasi yang memiliki ciri tertentu sampai jumlah kuota yang diinginkan. Misalnya akan dilakukan penelitian tentang persepsi siswa terhadap kemampuan mengajar guru. Jumlah sekolah adalah 10, maka sampel kuota dapat ditetapkan masing-masing 10 siswa per sekolah.
2) Sampling Insidential
kepuasan pelanggan pada pelayanan Mall A. Sampel ditentukan berdasarkan ciri-ciri usia di atas 15 tahun dan baru pernah ke Mall A tersebut, maka siapa saja yang kebetulan bertemu di depan Mall A dengan peneliti (yang berusia di atas 15 tahun) akan dijadikan sampel. 3) Sampling Purposive
Purposive sampling merupakan teknik penentuan sampel dengan pertimbangan khusus sehingga layak dijadikan sampel. Misalnya, peneliti ingin meneliti permasalahan seputar daya tahan mesin tertentu. Maka sampel ditentukan adalah para teknisi atau ahli mesin yang mengetahui dengan jelas permasalahan ini. Atau penelitian tentang pola pembinaan olahraga renang. Maka sampel yang diambil adalah pelatih-pelatih renang yang dianggap memiliki kompetensi di bidang ini. Teknik ini biasanya dilakukan pada penelitian kualitatif.
4) Sampling Jenuh
Sampling jenuh adalah sampel yang mewakili jumlah populasi. Biasanya dilakukan jika populasi dianggap kecil atau kurang dari 100. Misalnya akan dilakukan penelitian tentang kinerja guru di SMA XXX Jakarta. Karena jumlah guru hanya 35, maka seluruh guru dijadikan sampel penelitian.
5) Snowball Sampling
BAB III PENUTUP
Kesimpulan
1. Metodologi penelitiaan adalah ilmu yang membahas tentang suatu kegiatan yang dilakukan untuk memecahkan masalah ataupun sebagai pengembangan ilmu pengetahuan dengan menggunakan metode-metode ilmiah.
2. a. Jenis-Jenis Penelitian
1) Adapun jenis-jenis penelitian secara umum dapat dibedakan menjadi: a) Penelitian Historis
b) Penelitian Deskriptif c) Penelitian Perkembangan
d) Penelitian Kasus dan Penelitian Lapangan e) Penelitian Korelasional
f) Penelitian Kausal Komparatif g) Penelitian Eksperimental h) Penelitian Tindakan
2) Adapun jenis-jenis penelitian berdasarkan tujuan, penelitian dapat dibedakan menjadi:
a) Penelitian Dasar a) Penelitian Terapan b. Tujuan Penelitian
Beberapa tujuan penelitian diantaranya:
1) Meningkatkan atau mengembangkan pengetahuan. 2) Menyelidiki masalah tertentu yang memerlukan jawaban.
3) Memverifikasi fenomena yang terjadi dengan suatu teori yang telah ada. 4) Melakukan pengujian terhadap suatu fenomena untuk menemukan suatu
teori yang baru.
Emzir. 2012. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo.
Hadi, dkk. 1998. Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia. Hasan, Iqbal. 2002. Metodologi Penelitian dan Aplikasinya. Jakarta: Ghalia
Indonesia.
Kasiram, Moh. 2008. Metodologi Penelitian. Malang: UIN-Malang Press. Nazir, Muhammad. 2003. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Ruslan, Rosdy. 2003. Metode Penelitian Publik. Surabaya: PT Raja Grafindo Persada.
Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara.