MODUL PEMBELAJARAN
Statistik Pendidikan
Prasetyo Dwi Hatmoko, M.Pd.
Anjelis Ratu Wulan, M.Pd.
STKIP Kusuma Negara Jakarta
2020
MODUL PEMBELAJARAN STATISTIK PENDIDIKAN
PENULIS :
Prasetyo Dwi Hatmoko, M.Pd.
Anjelis Ratu Wulan, M.Pd.
EDITOR :
Dr. Yatha Yuni, M.Pd.
ISBN :
PENERBIT :
STKIP Kusuma Negara Publishing
Jl. Raya Bogor KM. 20, Cijantung, Jakarta Timur, DKI Jakarta
Cetakan Pertama, Juli 2020
Hak Cipta dilindungi Undang–Undang.
Dilarang memperbanyak karya tulis ini dalam bentuk dan dengan cara apapun tanpa izin tertulis dari penerbit.
STKIP Kusuma Negara Jakarta 2020
978-602-50134-7-8
KATA PENGANTAR Assalamualaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah, puji syukur atas kehadirat Allah SWT dengan rahmat dan izin–Nya, akhirnya penulis dapat menyelesaikan modul pembelajaran yang berjudul STATISTIK PENDIDIKAN yang berdasarkan dari ilmu yang diperoleh pada saat menempuh pendidikan pada jenjang S2 dan juga merupakan pengembangan dari bahan ajar perkuliahan yang disampaikan pada jenjang S1 Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris STKIP Kusuma Negara Jakarta.
Dalam penyusunan modul pembelajaran, pengetahuan dan pemahaman tentang statistik yang dimiliki penulis tidak terlepas dari ikhtiar belajar kepada dosen–dosen selama penulis menempuh studi serta penulis juga menyadari masih terdapat kekurangan dan perlu ditingkatkan lagi dalam pembahasan. Maka untuk itu, penulis mohon kritik, saran, dan masukan yang membangun untuk dapat menyempurnakan karya.
Penulis berharap modul pembelajaran ini dapat bermanfaat kepada para mahasiswa dan para pembaca yang ingin memahami dan menganalisis data statistik serta menerapkan metode statistik dalam penelitian pada bidang pendidikan, manajemen, dan ilmu sosial lainnya dalam rangka menjawab pada kehidupan sosial.
Aamiin.
Wasalamualaikum Wr. Wb.
Bekasi, Juli 2020
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... ii
BAB 1 PENDAHULUAN ... 1
A. PENGERTIAN STATISTIKA DAN STATISTIK ... 1
B. JENIS STATISTIK ... 2
C. POPULASI DAN SAMPEL ... 2
D. TEKNIK SAMPLING ... 3
1. Probability Sampling ... 3
2. Nonprobability Sampling ... 4
E. PENGELOMPOKAN DATA ... 5
1. Data Berdasarkan Sifatnya ... 5
2. Data Berdasarkan Sumbernya ... 5
3. Data Berdasarkan Cara Memperolehnya ... 6
4. Data Berdasarkan Waktu Pengumpulannya ... 6
BAB 2 VALIDITAS DAN RELIABILITAS ... 7
A. PERHITUNGAN UJI VALIDITAS BERBENTUK KONTINUM ... 7
1. Tabel Persiapan Pengujian Validitas Berbentuk Kontinum ... 8
2. Rekapitulasi Perhitungan Uji Validitas ... 10
B. RELIABILITAS INSTRUMEN BERBENTUK KONTINUM ... 11
C. PERHITUNGAN UJI VALIDITAS BERBENTUK DIKOTOMI ... 15
1. Tabel Persiapan Pengujian Validitas Instrumen Berbentuk Dikotomi ... 16
2. Rekapitulasi Perhitungan Uji Validitas ... 19
D. RELIABILITAS INSTRUMEN BERBENTUK DIKOTOMI ... 20
BAB 3 PENYAJIAN DATA, DISTRIBUSI FREKUENSI, UKURAN
KECENDERUNGAN MEMUSAT DAN UKURAN PENYEBARAN ... 23
A. PENYAJIAN DATA ... 23
1. Variabel X ... 23
2. Variabel Y ... 24
B. PERHITUNGAN DISTRIBUSI FREKUENSI ... 25
1. Variabel X ... 25
2. Variabel Y ... 26
C. HISTOGRAM DAN POLIGON ... 27
1. Variabel X ... 27
2. Variabel Y ... 28
D. UKURAN KECENDERUNGAN MEMUSAT ... 28
1. Data Tunggal ... 28
2. Data Kelompok ... 29
E. UKURAN PENYEBARAN (VARIABILITAS) ... 32
1. Data Tunggal ... 32
2. Data Kelompok ... 34
BAB 4 UJI NORMALITAS, UJI HOMOGENITAS DAN ANALISIS REGRESI ... 37
A. UJI NORMALITAS DATA DENGAN UJI LILLIEFORS ... 37
1. Uji Normalitas Variabel X ... 37
2. Uji Normalitas Variabel Y ... 39
3. Perhitungan Uji Normalitas Galat Taksiran ... 40
B. PENGUJIAN HOMOGENITAS DENGAN UJI FISHER ... 47
1. Perhitungan nilai varians Variabel X ... 49
2. Perhitungan nilai varians Variabel Y ... 49
C. ANALISIS REGRESI ... 50
1. Persamaan Regresi Linier Sederhana ... 52
2. Diagram Pencar (Scatter Plot) ... 53
3. Perhitungan Jumlah Kuadrat Galat (JKGalat) ... 54
4. Uji Kelinieran Regresi dan Uji Signifkansi Regresi Y Atas X ... 55
5. Menyusun tabel Analisis Varians Regresi ... 57
6. Persamaan Regresi Linier Berganda 3 Variabel ... 59
7. Persamaan Regresi Linier Berganda 4 Variabel ... 64
BAB 5 PERHITUNGAN KOEFISIEN KORELASI, UJI SIGNIFIKAN DAN KOEFISIEN DETERMINASI ... 71
A. PERHITUNGAN KOEFISIEN KORELASI (rxy) ... 71
B. PERHITUNGAN UJI SIGNIFIKAN ... 71
1. Uji Signifikan antarvariabel yang berkorelasi ... 71
2. Uji Signifikan Perbedaan Dua Rerata untuk Sampel Bebas ... 72
C. PERHITUNGAN UJI KOEFISIEN DETERMINASI (KD) ... 74
D. KOEFISIEN KORELASI GANDA ... 74
1. Korelasi Ganda 3 Variabel ... 74
2. Uji Signifikansi Korelasi Ganda 3 Variabel ... 75
3. Korelasi Ganda 4 Variabel ... 75
4. Uji Signifikansi Korelasi Ganda 4 Variabel ... 75
E. KOEFISIEN KORELASI PARSIAL ... 77
1. Koefisien Korelasi Parsial X1 dengan X2 dikontrol oleh X3 ... 77
2. Koefisien Korelasi Parsial X1 dengan X3 dikontrol oleh X2 ... 77
3. Koefisien Korelasi Parsial X2 dengan X3 dikontrol oleh X1 ... 77
4. Koefisien Korelasi Parsial X1 dengan Y dikontrol oleh X3 ... 78
5. Koefisien Korelasi Parsial X2 dengan Y dikontrol oleh X3 ... 78
6. Koefisien Korelasi Parsial X1 dengan X2 dikontrol oleh X3 dan Y ... 78
BAB 6 ANALISIS JALUR ... 79
A. ANALISIS JALUR 3 VARIABEL ... 79
1. Tabulasi Data ... 79
2. Nilai Koefisien Jalur Struktural 1 ... 80
3. Nilai Koefisien Jalur Struktural 2 ... 80
4. Uji Signifikansi Koefisien Jalur ... 81
5. Uji F pada Koefisien Determinasi ... 83
6. Ringkasan ... 84
B. ANALISIS JALUR 4 VARIABEL ... 84
1. Tabulasi Data ... 84
2. Nilai Koefisien Jalur Struktural 1 ... 85
3. Nilai Koefisien Jalur Struktural 2 ... 86
4. Nilai Koefisien Jalur Struktural 3 ... 86
5. Uji Signifikansi Koefisien Jalur ... 87
6. Uji F pada Koefisien Determinasi ... 92
7. Ringkasan ... 93
8. Pengaruh Tak Langsung ... 93
LATIHAN SOAL ... 95
A. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Instrumen berbentuk Kontinum ... 95
B. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Instrumen berbentuk Dikotomi ... 95
C. Tabulasi Data ... 96
1. Perhitungan 2 Variabel ... 96
2. Perhitungan 3 Variabel ... 96
3. Perhitungan 4 Variabel ... 97
DAFTAR PUSTAKA ... 98
TENTANG PENULIS ... 99
LAMPIRAN NILAI TABEL ... 100
BAB 1 PENDAHULUAN A. PENGERTIAN STATISTIK DAN STATISTIKA
Statistik dan Statistika merupakan dua hal yang sangat berbeda. Statistik mempunyai beberapa pengertian. Dalam pengertian yang paling sederhana statistik artinya data. Dalam pengetian yang lebih luas, statistik artinya kumpulan data dalam bentuk angka maupun bukan angka yang disusun dalam tabel (daftar) dan atau diagram yang menggambarkan (berkaitan) dengan suatu masalah tertentu. Biasanya suatu data diikuti atau dilengkapi dengan keterangan–
keterangan yang berkaitan dengan suatu peristiwa atau keadaan tertentu. Statistik juga menyatakan ukuran atau karakteristik pada sampel seperti nilai rata–rata, standar deviasi, variansi, dan koefisien korelasi.
Sedangkan statistika adalah pengetahuan yang berkaitan dengan metode, teknik, atau cara mengumpulkan data, mengolah data, menyajikan data, menganalisis data, dan menarik kesimpulan data atau menginterpretasikan data.
Dengan singkat dapat didefinisikan bahwa statistika adalah pengetahuan yang berkaitan dengan statistik, atau statistika adalah ilmu yang mempelajari tentang statistik.
Aplikasi Statistik dalam ilmu lainnya sudah begitu majunya sehingga kadang–
kadang memerlukan teknik–teknik yang berlainan untuk pemecahan persoalan yang berbeda. Misalnya, statistik yang diterapkan dalam ekonomi disebut ekonometrik, dalam biologi disebut biometrik, dalam psikologi disebut psikometrik, dalam teknologi disebut teknometrik, dan dalam sosiologi disebut sosiometrik.
Untuk tujuan ini, dalam penerapan metode atau teknik statistik sering dilakukan penyesuaian seperlunya atau harus dikembangkan suatu metode atau teknik yang
baru. Statistik juga memberikan metode untuk melakukan peramalan yang sangat berguna sebagai dasar perencanaan dan metode pengujian hipotesis yang sangat berguna untuk riset dan pengambilan keputusan dalam rangka pemecahan persoalan. Karena pada dasarnya suatu riset merupakan kegiatan pengumpulan dan analisis data, maka metode pengumpulan dan analisis data yang dikembangkan para ahli statistik sangat berguna untuk keperluan riset. Untuk keperluan riset statistik menyediakan metode pungumpulan data, pengolahan, penyajian data, metode analisis, dan pengujian hipotesis serta metode perkiraan/ramalan interval.
B. JENIS STATISTIKA
Jenis statistik terbagi menjadi 2 jenis, yaitu statistik deskriptif dan statistik inferensial. Statistik Deskriptif adalah metode–metode yang berkaitan dengan pengumpulam dan penyajian suatu gugus data sehingga memberikan informasi yang berguna. Statistik Inferensial mencakup metode yang berhubungan dengan analisis sebagian data untuk kemudian sampai pada peramalan atau penarikan kesimpulan mengenai keseluruhan gugus tugas induknya.
C. POPULASI DAN SAMPEL
Populasi adalah keseluruhan pengamatan yang menjadi perhatian peneliti.
Populasi juga dapat diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas : Obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga objek dan benda–benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada objek/subjek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/ sifat yang dimiliki oleh subjek atau objek itu.
Sedangkan sampel adalah bagian dari populasi yang menjadi perhatian peneliti. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul–betul representatif (mewakili).
D. TEKNIK SAMPLING
Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel. Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai sampling yang digunakan. Teknik sampling terbagi menjadi dua macam, yaitu probability sampling dan nonprobability sampling.
1. Probability Sampling
Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Teknik ini meliputi Simpel Random Sampling, Propotionate Stratified Random Sampling, Dispropotionate Stratified Random Sampling, Cluster Sampling.
a) Simpel Random Sampling
Dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada di dalam populasi itu.
b) Propotionate Stratified Random Sampling
Teknik ini digunakan jika populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional. Suatu organisasi yang pegawainya mempunyai pegawai dari latar belakang pendidikan yang berstrata, maka populasi pegawai pegawai itu berstrata.
c) Dispropotionate Stratified Random Sampling
Teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel, jika populasi berstrata tetapi kurang proporsional.
d) Cluster Sampling (Area Sampling)
Teknik sampling daerah digunakan untuk menentukan sampel bila objek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas, misalnya penduduk dari suatu negara, propinsi, kabupaten/kota. Untuk menentukan penduduk mana yang akan dijadikan sumber data, maka pengambilan sampelnya berdasarkan daerah populasinya yang telah ditetapkan.
2. Nonprobability Sampling
Nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik sampel ini meliputi Sampling Sistematis, Kuota, Insidental, Purposive, Jenuh, Snowball.
a) Sampling sistematis
Sampling sistematis adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan dari anggota organisasi populasi yang telah diberikan nomor urut.
b) Sampling Kuota
Sampling Kuota adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri–ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan.
c) Sampling Insidental
Sampling insidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti dapat dipergunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan yang ditemui itu cocok sebagai sumber data.
d) Sampling Purposive
Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Sampel ini lebih cocok digunakan untuk penelitian kualitatif atau penelitian yang tidak melakukan generalisasi.
e) Sampling Jenuh
Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.
f) Snowball Sampling
Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula–mula jumlahnya kecil kemudian membesar.
E. PENGELOMPOKKAN DATA
Dapat dapat dikelompokkan antara lain, menurut sifat, sumber, cara memperoleh, dan waktu pengumpulan.
1. Data berdasarkan sifatnya
Dapat dibedakan menjadi 2 sifatnya, yaitu data kualitatif dan data kauntitatif.
Data kualitatif adalah data uang tidak berbentuk angka (nonnumeris). Data kuantitatif adalah data yang dimyatakan dengan angka.
Labih jelasnya, data sebagai nilai variabel. Ada 4 tingkatan variabel yang disebut 4 skala utama, yaitu skala Nominal, Ordinal, Interval, dan Rasio.
Nominal adalah angka yang berfungsi hanya membedakan, sebagai lambang/simbol.
Ordinal adalah angka yang selain berfungsi sebagai nominal juga menunjukan urutan dengan jarak yang tidak sama. Tidak sampai menunjukkan berapa kali.
Interval adalah angka yang selain berfungsi sebagai nominal dan ordinal
juga menunjukkan jarak yang sama tetapi tidak sampai menunjukkan berapa kali, tidak mempunyai titik asal nol.
Rasio adalah angka yang selain berfungsi sebagai nominal, ordinal, dan
interval juga menunjukkan berapa kali, sebab mempunyai titik asal.
2. Data berdasarkan sumbernya
Mengacu kepada perolehan data, yaitu eksternal dan internal. Data eksternal adalah data yang bersumber dari luar suatu kelompok atau organisasi. Data internal adalah data yang bersumber dari keadaan atau kegiatan suatu organisasi atau kelompok.
3. Data berdasarkan cara memperolehnya
Dapat dibedakan menjadi 2 data, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang dikumpulkan dan diolah sendiri oleh suatu organisasi atau perorangan langsung dari objeknya. Data sekunder adalah data yang diperoleh dalam bentuk jadi dan telah diolah oleh pihak lain, yang biasanya dalam bentuk publikasi.
4. Data berdasarkan waktu pengumpulan
Dapat dibedakan menjadi 2 data, yaitu cross section dan data berkala (time series). Data cross section adalah data yang dikumpulkan dalam suatu periode tertentu, biasanya menggambarkan keadaan atau kegiatan dalam periode tersebut. Data berkala adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu untuk melihat pembahasan yang terjadi.
BAB 2
VALIDITAS DAN RELIABILITAS
Validitas ialah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu instrumen betul–betul mengukur apa yang perlu diukur. Selama ini uji validitas dilakukan dengan menggunakan korelasi antara skor item dan Skor Total (Item–Total Correlation).
Korelasi antara skor item dengan skor total haruslah signifikan berdasarkan ukuran statistik tertentu. Jika skor semua pertanyaan atau pernyataan yang disusun berdasarkan dimensi konsep berkorelasi dengan skor total, maka dapat dikatakan bahwa instrumen tersebut mempunyai validitas.
Reliabilitas merupakan penerjemahan dari kata reliability yang mempunyai asal kata rely dan ability. Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi disebut sebagai pengukuran yang reliabel. Reliabilitas memiliki istilah atau nama lain seperti keterpercayaan, keterhandalan, keajegan, kestabilan, konsistensi. Berdasarkan arti kata tersebut, maka instrumen yang reliabel adalah instrumen yang hasil pengukurannya dapat dipercaya. Salah satu kriteria instrumen yang dapat dipercaya jika instrumen tersebut digunakan secara berulang–ulang, hasil pengukurannya tetap.
Sebuah tes dapat dikatakan reliabel jika tes tersebut digunakan secara berulang terhadap peserta didik yang sama hasil pengukurannya relatif tetap sama.
A. PERHITUNGAN UJI VALIDITAS BERBENTUK KONTINUM
Pengujian validitas instrumen berbentuk kontinum yaitu penghitungan koefisien korelasi antara skor butir kuesioner dengan skor total instrumen yang menggunakan rumus Pearson Product Moment. Berikut adalah rumus koefisien korelasi Pearson Product Moment :
rxy = (N) x (∑ XY) – (∑ X) x (∑ Y)
√{((N) x (∑ X2) – ((∑ X)2))} x {((N) x (∑ Y2) – ((∑ Y)2))}
Keterangan :
rxy = Koefisien Validitas N = Jumlah Responden
X = Jumlah Skor X
Y = Jumlah Skor Y
X2 = Jumlah Kuadrat Skor X
Y2 = Jumlah Kuadrat Skor Y
XY = Jumlah Perkalian Skor X dan Y
1. Tabel Persiapan Pengujian Validitas Berbentuk Kontinum
Berikut ini tabel persiapan untuk menghitung butir item dengan rumus Pearson Product Moment :
No.
Resp.
Butir Item Instrumen
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Y
1 5 4 4 4 3 4 5 4 5 4 42
2 3 3 4 5 3 2 3 4 3 4 34
3 4 3 4 5 4 3 3 3 2 3 34
4 2 3 3 2 1 2 2 3 2 2 22
5 2 2 3 3 2 3 3 2 1 2 23
6 5 3 4 4 4 4 3 5 2 3 37
7 3 2 2 3 2 2 3 3 1 2 23
8 4 3 4 4 2 3 1 2 3 2 28
9 2 3 5 4 3 2 3 4 3 1 30
10 5 3 4 3 2 3 3 4 2 3 32
11 4 3 3 3 2 3 2 3 3 2 28
12 4 4 4 5 4 4 4 4 5 2 40
13 4 5 5 4 3 4 3 4 4 1 37
14 3 3 3 1 2 3 2 2 3 3 25
15 4 2 3 2 3 4 2 3 2 2 27
No.
Resp.
Butir Item Instrumen
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Y
16 5 3 3 2 3 3 3 1 3 3 29
17 4 4 3 3 2 5 3 2 4 2 32
18 3 3 2 2 1 2 1 3 3 3 23
19 3 3 4 3 3 4 3 5 3 4 35
20 5 3 4 2 2 5 3 4 2 5 35
21 4 3 3 3 2 3 2 3 3 3 29
22 4 4 4 3 3 4 2 4 5 4 37
23 4 5 5 2 3 4 3 4 4 3 37
24 3 3 4 1 2 4 2 2 3 2 26
25 4 2 3 2 3 4 2 3 2 3 28
26 5 3 3 2 3 3 3 1 3 3 29
27 4 4 3 3 2 5 3 2 4 3 33
28 4 4 4 5 3 4 2 4 5 4 39
29 4 5 5 2 3 4 3 4 4 3 37
30 1 3 2 2 3 2 2 2 3 4 24
X 111 98 107 89 78 102 79 94 92 85 935
Perhitungan nilai X2 butir item no. 1
X2 = 52 + 32 + 42 + ... + 12
X2 = 25 + 9 + 16 + ... + 1
X2 = 441
Perhitungan nilai Y2
Y2= 422 + 342 + 342 + ... + 242
Y2= 1764 + 1156 + 1156 + ... + 576
Y2= 30081
Perhitungan nilai XY butir item no. 1
XY = (5 x 42) + (3 x 34) + (4 x 34) + ... + (1 x 24)
XY = 210 + 102 + 136 + ... + 24
XY = 3556
Perhitungan validitas butir item no. 1 Diketahui :
N : 30 X : 111 Y : 935 X2 : 441 Y2 : 30081 XY : 3556 Jawab :
rxy = (N) x (∑ XY) – (∑ X) x (∑ Y)
√{((N) x (∑ X2) – ((∑ X)2))} x {((N) x (∑ Y2) – ((∑ Y)2))}
rxy = (30) x (3556) – (111) x (935)
√{((30) x (441) – ((111)2))} x {((30) x (30081) – ((935)2))}
rxy = 106680 – 103785
√{(13230 – 12321)} x {(902430 – 874225)}
rxy = 2895
√909 x 28205 rxy = 2895
√25638345 rxy = 2895
5063,43 rxy = 0,572
Berdasarkan perhitungan diatas, diperoleh nilai rxy sebesar 0,572. Maka dapat disimpulkan bahwa butir item instrumen pada nomor 1 ialah VALID.
Karena rxy ≥ rtabel (0,572 ≥ 0,361).
2. Rekapitulasi Perhitungan Uji Validitas
Tabel berikut ini adalah rekapitulasi perhitungan butir item dengan rumus Pearson Product Moment :
No.
Butir N X X2 Y Y2 XY rxy rtabel Ket.
1 30 111 441 935 30081 3556 0,572 0,361 Valid 2 30 98 340 935 30081 3149 0,693 0,361 Valid 3 30 107 403 935 30081 3436 0,714 0,361 Valid 4 30 89 303 935 30081 2880 0,555 0,361 Valid 5 30 78 220 935 30081 2512 0,637 0,361 Valid 6 30 102 372 935 30081 3271 0,598 0,361 Valid 7 30 79 227 935 30081 2542 0,598 0,361 Valid 8 30 94 328 935 30081 3042 0,633 0,361 Valid 9 30 92 318 935 30081 2990 0,668 0,361 Valid 10 30 85 267 935 30081 2703 0,343 0,361 Drop Berdasarkan dari rekapitulasi perhitungan butir item dengan rumus Pearson Product Moment, dari 10 butir diperoleh 9 butir item yang dinyatakan Valid dan 1 butir item yang dinyatakan Drop.
B. RELIABILITAS INSTRUMEN YANG BERBENTUK KONTINUM
Reliabilitas untuk instrumen yang berbentuk kontinum yaitu instrumen dengan pemberian skor yang skornya merupakan rentangan 0–10, 0–100 atau berbentuk skala 1–3, 1–5 atau 1–10, maka pengujiannya dapat dilakukan dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach yaitu :
r11 = k
k – 1 x (1 – ∑ Si2 St2 ) Keterangan :
r11 = Nilai reliabilitas variabel k = Jumlah butir item
Si2 = Jumlah varians skor dari tiap–tiap item pernyataan St2 = Varians Total
Berikut ini tabel persiapan pengujian reliabilitas dari butir kuesioner/angket yang valid untuk rumus Alpha Cronbach :
No.
Resp.
Butir Item
1 2 3 4 5 6 7 8 9 Y
1 5 4 4 4 3 4 5 4 5 38
2 3 3 4 5 3 2 3 4 3 30
3 4 3 4 5 4 3 3 3 2 31
4 2 3 3 2 1 2 2 3 2 20
5 2 2 3 3 2 3 3 2 1 21
6 5 3 4 4 4 4 3 5 2 34
7 3 2 2 3 2 2 3 3 1 21
8 4 3 4 4 2 3 1 2 3 26
9 2 3 5 4 3 2 3 4 3 29
10 5 3 4 3 2 3 3 4 2 29
11 4 3 3 3 2 3 2 3 3 26
12 4 4 4 5 4 4 4 4 5 38
13 4 5 5 4 3 4 3 4 4 36
14 3 3 3 1 2 3 2 2 3 22
15 4 2 3 2 3 4 2 3 2 25
16 5 3 3 2 3 3 3 1 3 26
17 4 4 3 3 2 5 3 2 4 30
18 3 3 2 2 1 2 1 3 3 20
19 3 3 4 3 3 4 3 5 3 31
20 5 3 4 2 2 5 3 4 2 30
21 4 3 3 3 2 3 2 3 3 26
22 4 4 4 3 3 4 2 4 5 33
23 4 5 5 2 3 4 3 4 4 34
24 3 3 4 1 2 4 2 2 3 24
25 4 2 3 2 3 4 2 3 2 25
26 5 3 3 2 3 3 3 1 3 26
No.
Resp.
Butir Item
1 2 3 4 5 6 7 8 9 Y
27 4 4 3 3 2 5 3 2 4 30
28 4 4 4 5 3 4 2 4 5 35
29 4 5 5 2 3 4 3 4 4 34
30 1 3 2 2 3 2 2 2 3 20
X 111 98 107 89 78 102 79 94 92 850
Perhitungan nilai X2 butir item no. 1
X2 = 52 + 32 + 42 + ... + 12
X2 = 25 + 9 + 16 + ... + 1
X2 = 441
Perhitungan nilai Y2
Y2 = 382 + 302 + 312 + ... + 202
Y2 = 1444 + 900 + 961 + ... + 400
Y2 = 24942
Perhitungan nilai Varians Butir (Si2) Butir item no. 1
Diketahui :
N : 30 X : 111 X2 : 441 Jawab :
Si2 =
∑ X2 – ((∑ X)2 N ) N
Si2 =
441 – ((111)2 30 ) 30
Si2 =
441 – (12321 30 ) 30
Si2 = 441 – 410,7 30 Si2 = 30,30
30 Si2 = 1,01
Rekapitulasi nilai Varians Butir No. Si2
1 1,01 2 0,66 3 0,71 4 1,3 5 0,57 6 0,84 7 0,63 8 1,12 9 1,2
8,04
Perhitungan nilai Varians Total (St2) Diketahui :
N : 30 Y : 850 Y2 : 24942 Jawab :
St2 = ∑ Y2 – ((∑ Y)2 N ) N
St2 =
24942 – ((850)2 30 ) 30
St2 =
24942 – (722500 30 ) 30
St2 = 24942 – 24083 30 St2 = 858,67
30 St2 = 28,62
Perhitungan Reliabilitas Diketahui :
k : 9 Si2 : 8,040 St2 : 28,622 Jawab :
r11 = k
k – 1 x (1 – ∑ Si2 St2 ) r11 = 9
9 – 1 x (1 – 8,040 28,622) r11 = 9
8 x (1 – 0,281) r11 = 1,125 x 0,719 r11 = 0,809
Berdasarkan perhitungan pengujian diatas, diperoleh nilai reliabilitas sebesar 0,809. Maka dapat disimpulkan bahwa instrumen yang digunakan reliabel.
C. PERHITUNGAN UJI VALIDITAS BERBENTUK DIKOTOMI
Tes berbentuk objektif seperti pilihan ganda (multiple choice), benar–salah (true–false), menjodohkan (matching) merupakan tes dengan skor butir berbentuk dikotomi dengan penilaian 0 dan 1. Menurut Djaali dan Muljono menjelaskan jika skor butir dikotomi maka untuk menguji validitas butir tes dilakukan dengan
menghitung koefisien korelasi antara skor butir dengan skor total instrumen dengan menggunakan rumus :
rpbi = Mp – Mt SDt x √p
q Keterangan :
rpbi = Koefisien Korelasi Point Biserial
Mp = Nilai rata–rata dari butir item yang menjawab benar Mt = Nilai rata–rata skor total
SDt = Standar Deviasi
p = Proporsi nilai dari siswa yang menjawab benar q = Proporsi nilai dari siswa yang menjawab salah
1. Tabel Persiapan Pengujian Validitas Berbentuk Dikotomi
Berikut ini tabel persiapan untuk menghitung butir kuesioner/angket dengan rumus Point Biserial :
No.
Resp.
Butir Item
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Y
1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 9
2 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9
3 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 3
4 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 2
5 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 3
6 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 9
7 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9
8 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
9 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
10 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 5
11 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 8
No.
Resp.
Butir Item
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Y
12 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 4
13 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 5
14 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 8
15 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 9
16 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 7
17 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 8
18 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 8
19 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 8
20 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 5
21 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9
22 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 4
23 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 6
24 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9
25 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 9
26 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 8
27 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 8
28 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 6
X 20 24 10 10 14 24 23 24 23 24 196 Perhitungan nilai p butir item no. 1
p = ∑ X N p = 20
28 = 0,71
Perhitungan nilai q butir item no. 1 q = 1 – p
q = 1 – 0,71 = 0,29 Perhitungan nilai Y2
Y2= 92 + 92 + 32 + ... + 62
Y2 = 81 + 81 + 9 + ... + 36 = 1508 Perhitungan nilai Mp butir item no. 1
Mp = (1 x 9) + (1 x 9) + (0 x 3) + … + (0 x 6) 1 + 1 + 0 + … + 0
Mp = 9 + 9 + 0 + … + 0 1 + 1 + 0 + … + 0 Mp = 153
20 = 7,650 Perhitungan nilai Mt Mt = ∑ Y
N Mt = 196
28 = 7,0
Perhitungan nilai SDt
SDt = √(∑ Xt2
N ) – ((∑ Xt N )
2
)
SDt = √(1508
28 ) – ((196 28)
2
)
SDt = √(53,857) – (72)
SDt = √53,857 – 49 SDt = √4,857 = 2,204
Contoh perhitungan validasi butir item no. 1 Diketahui :
Mp : 7,650 Mt : 7,00 p : 0,71 q : 0,29 SDt : 2,204 Jawab :
rpbi = Mp – Mt SDt x √p
q
rpbi = 7,650 – 7,00
2,204 x √0,71 0,29
rpbi = 0,295 x √2,500
rpbi = 0,295 x 1,851 = 0,466
Berdasarkan perhitungan diatas, diperoleh nilai rpbi sebesar 0,466. Maka dapat disimpulkan bahwa butir pernyataan no. 1 dinyatakan VALID. Karena rpbi
≥ rtabel (0,466 ≥ 0,374).
2. Rekapitulasi Perhitungan Uji Validitas
Tabel berikut ini adalah rekapitulasi perhitungan butir item dengan rumus Point Biserial :
No. p Q Mt Mp SDt rpbi rtabel Keterangan
1 0,71 0,29 7,00 7,65 2,20 0,466 0,374 Valid 2 0,86 0,14 7,00 7,63 2,20 0,695 0,374 Valid 3 0,36 0,64 7,00 8,50 2,20 0,507 0,374 Valid 4 0,36 0,64 7,00 8,40 2,20 0,473 0,374 Valid 5 0,50 0,50 7,00 8,14 2,20 0,519 0,374 Valid 6 0,86 0,14 7,00 7,29 2,20 0,324 0,374 Drop 7 0,82 0,18 7,00 7,65 2,20 0,635 0,374 Valid 8 0,86 0,14 7,00 7,54 2,20 0,602 0,374 Valid 9 0,82 0,18 7,00 7,61 2,20 0,592 0,374 Valid 10 0,86 0,14 7,00 7,58 2,20 0,648 0,374 Valid Berdasarkan dari rekapitulasi perhitungan butir dengan rumus point biserial, dari 10 butir diperoleh 9 butir yang valid dan 1 butir yang drop.
D. RELIABILITAS INSTRUMEN YANG BERBENTUK DIKOTOMI
Reliabilitas untuk instrumen yang berbentuk dikotomi yaitu instrumen dengan pemberian skor 0 dan 1 maka pengujiannya dapat dilakukan dengan menggunakan rumus Kuder Richardson 20 (KR–20). Penggunaan rumus KR–20 digunakan apabila alternatif jawaban pada instrumen bersifat dikotomi. Adapun rumus KR–20 sebagai berikut :
r11 = k
k – 1 x (St2 – ∑ pq St2 ) Keterangan :
r11 = Reliabilitas tes secara keseluruhan
pq = Jumlah hasil kali p dan q
k = Banyaknya item St = Varians Total
Berikut ini tabel persiapan pengujian reliabilitas dari butir item yang valid untuk rumus KR–20 :
No.
Resp.
Butir Item
1 2 3 4 5 6 7 8 9 Y
1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 8
2 1 1 0 1 1 1 1 1 1 8
3 0 0 0 0 1 0 0 1 0 2
4 0 0 0 0 0 1 0 0 1 2
5 0 1 0 0 0 0 1 0 0 2
6 1 1 1 0 1 1 1 1 1 8
7 1 1 0 1 1 1 1 1 1 8
8 0 1 1 1 1 1 1 1 1 8
9 0 1 1 1 1 1 1 1 1 8
10 1 1 0 0 0 1 0 0 1 4
No.
Resp.
Butir Item
1 2 3 4 5 6 7 8 9 Y
11 1 1 0 0 1 1 1 1 1 7
12 1 0 0 0 0 0 1 1 0 3
13 0 1 0 0 0 1 1 1 1 5
14 1 1 1 0 0 1 1 1 1 7
15 1 1 1 0 1 1 1 1 1 8
16 1 1 0 0 0 1 1 1 1 6
17 1 1 0 0 1 1 1 1 1 7
18 1 1 1 0 0 1 1 1 1 7
19 1 1 0 1 0 1 1 1 1 7
20 1 1 0 0 0 1 0 0 1 4
21 1 1 0 1 1 1 1 1 1 8
22 1 0 0 0 0 0 1 1 0 3
23 0 1 0 0 1 1 1 1 1 6
24 1 1 1 1 0 1 1 1 1 8
25 1 1 1 0 1 1 1 1 1 8
26 1 1 0 1 0 1 1 1 1 7
27 1 1 0 1 1 1 1 1 1 8
28 0 1 1 1 0 0 1 0 1 5
X 20 24 10 10 14 23 24 23 24 172 Perhitungan nilai Varians Total (St2)
St2 =
∑ Y2 – ((∑ Y)2 N ) N
St2 =
1182 – ((172)2 28 )
28 =
1182 – (29584 28 ) 28
St2 = 1182 – 1056,571
28 = 125,429
28 = 4,480
Contoh perhitungan reliabilitas Diketahui :
k : 9 St2 : 4,480 pq : 1,574 Jawab :
r11 = k
k – 1 x (St2 – ∑ pq St2 ) r11 = 9
9 – 1 x (4,480 – 1,574 4,480 ) r11 = 9
8 x (2,906 4,480) r11 = 1,125 x 0,649 r11 = 0,730
Berdasarkan perhitungan pengujian diatas, diperoleh nilai reliabilitas sebesar 0,730. Maka dapat disimpulkan bahwa instrumen yang digunakan reliabel.
BAB 3
PENYAJIAN DATA, DISTRIBUSI FREKUENSI, HISTOGRAM DAN POLIGON, UKURAN KECENDERUNGAN MEMUSAT, DAN UKURAN PENYEBARAN A. PENYAJIAN DATA
Berikut ini adalah contoh tabel data penelitian Variabel X dan Variabel Y : 1. Variabel X
No.
Resp.
Butir Item
1 2 3 4 5 6 7 8 9 Y
1 2 2 3 4 3 4 3 4 3 28
2 3 3 4 5 3 2 3 4 3 30
3 4 5 3 5 4 4 5 3 2 35
4 4 3 4 5 4 3 3 3 2 31
5 2 3 3 3 4 4 5 3 4 31
6 2 2 3 3 2 5 3 2 3 25
7 4 3 2 3 3 3 3 3 2 26
8 3 2 2 3 5 5 3 5 4 32
9 3 2 3 2 3 2 3 4 4 26
10 4 2 3 3 2 3 3 3 3 26
11 2 3 5 4 3 4 3 5 4 33
12 5 3 4 3 2 3 3 4 2 29
13 4 3 3 3 2 3 2 3 3 26
14 4 4 4 5 4 4 2 3 2 32
15 3 2 2 2 3 4 3 2 3 24
16 3 3 3 4 2 3 2 2 3 25
17 2 3 3 2 2 2 3 4 3 24
18 5 3 3 2 3 3 3 4 3 29
19 4 4 3 3 2 5 3 2 4 30
20 3 3 2 2 3 3 3 5 3 27
21 5 3 4 2 2 5 3 4 2 30
No.
Resp.
Butir Item
1 2 3 4 5 6 7 8 9 Y
22 4 4 3 3 2 5 3 2 4 30
23 3 3 4 3 3 4 3 5 3 31
24 3 3 4 3 5 4 4 2 4 32
25 4 4 4 3 3 4 2 4 5 33
26 4 4 4 5 3 4 2 4 5 35
27 4 5 5 2 3 4 3 4 4 34
28 2 3 2 2 3 3 5 4 4 28
29 4 3 3 3 2 3 4 3 3 28
30 5 3 3 2 3 3 3 3 3 28
X 104 93 98 94 88 108 93 103 97 878 2. Variabel Y
No.
Resp.
Butir Item
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Y
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13
2 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 7
3 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 3
4 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 2
5 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 6
6 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 6
7 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 7
8 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 7
9 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 6
10 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 5
11 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 3
12 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 5
13 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 8
14 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 11
15 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12
No.
Resp.
Butir Item
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Y
16 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 9
17 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 10
18 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 11
19 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 10
20 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 5
21 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 11
22 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 5
23 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9
24 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 12
25 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12
26 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 10
27 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 8
28 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 8
29 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 9
30 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 8
X 21 23 11 12 14 21 22 21 7 21 23 22 20 238 B. PERHITUNGAN DISTRIBUSI FREKUENSI
Setelah dilakukan penginputan data Variabel X dan Variabel Y ke dalam tabel, maka susunlah nilai terkecil hingga nilai terbesar dari kolom Y masing–masing variabel untuk pehitungan distribusi frekuensi.
1. Variabel X
Rentang = Nilai Tertinggi – Nilai Terendah
= 35 – 24
= 11
Banyak Kelas = 1 + ( 3,3 x Log (n) ) (Aturan Sturgess)
= 1 + ( 3,3 x Log (30) )
= 1 + ( 3,3 x 1,48 )
= 1 + 4,87
= 5,87 ≈ 6 Panjang Kelas = Rentang
Banyak Kelas Panjang Kelas = 11
6
Panjang Kelas = 1,83 ≈ 2
Tabel Distribusi Frekuensi Variabel X
Interval Kelas
Batas Bawah
(BB)
Batas Tengah
(xi)
Batas Atas (BA)
Frek.
Relatif (f)
Frek.
Kumulatif (fKum)
(f) x (xi)
24 – 25 23,5 24,5 25,5 4 13% 98
26 – 27 25,5 26,5 27,5 5 17% 132,5
28 – 29 27,5 28,5 29,5 6 20% 171
30 – 31 29,5 30,5 31,5 7 23% 213,5
32 – 33 31,5 32,5 33,5 5 17% 162,5
34 – 35 33,5 34,5 35,5 3 10% 103,5
30 100% 881
2. Variabel Y
Rentang = Nilai Tertinggi – Nilai Terendah
= 13 – 2
= 11
Banyak Kelas = 1 + ( 3,3 x Log (n) ) (Aturan Sturgess)
= 1 + ( 3,3 x Log (30) )
= 1 + ( 3,3 x 1,48 )
= 1 + 4,87
= 5,87 ≈ 6 Panjang Kelas = Rentang
Banyak Kelas
Panjang Kelas = 11 6
Panjang Kelas = 1,83 ≈ 2
Tabel Distribusi Frekuensi Variabel Y
Interval Kelas
Batas Bawah
(BB)
Batas Tengah
(xi)
Batas Atas (BA)
Frek.
Relatif (f)
Frek.
Kumulatif (fKum)
(f) x (xi)
2 – 3 1,5 2,5 3,5 3 10% 7,5
4 – 5 3,5 2,5 5,5 4 13% 10
6 – 7 5,5 6,5 7,5 6 20% 39
8 – 9 7,5 8,5 9,5 7 23% 59,5
10 – 11 9,5 10,5 11,5 6 20% 63
12 – 13 11,5 12,5 13,5 4 13% 50
30 100% 229
C. HISTOGRAM DAN POLIGON 1. Variabel X
4
5
6
7
5
3
0 1 2 3 4 5 6 7 8
Histogram dan Poligon
23,5 25,5 27,5 29,5 31,5 33,5 35,5
2. Variabel Y
D. UKURAN KECENDERUNGAN MEMUSAT 1. DataTunggal
a. Rata–rata (Mean)
Rata–rata (mean) adalah estimasi terhadap nilai tertentu yang mewakili seluruh data. Rata–rata (mean) dinotasikan dengan X̅. Adapun rumus rata–
rata (Mean) sebagai berikut : X̅ = ∑ X
N
Perhitungan rata–rata (mean) Variabel X dan Variabel Y adalah sebagai berikut :
a) Untuk Variabel X, maka rata–rata (mean)–nya adalah : X̅ = ∑ X
N X̅ = 878
30 X̅ = 29,27
3
4
6
7
6
4
0 1 2 3 4 5 6 7 8
Histogram dan Poligon
1,5 3,5 5,5 7,5 9,5 11,5 13,5
b) Untuk Variabel Y, maka rata–rata (mean)–nya adalah : Y̅ = ∑ Y
N Y̅ = 238
30 Y̅ = 7,93 b. Median (Me)
Median didefinisikan sebagai ukuran tengah setelah data diurutkan.
Setelah data Variabel X disusun dari nilai terkecil hingga nilai terbesar, maka nilai ukuran tengahnya adalah : Me = 29,50. Dan untuk data Variabel Y disusun dari nilai terkecil hingga nilai terbesar, maka nilai ukuran tengahnya adalah : Me = 8,00.
c. Modus (Mo)
Modus dari suatu distribusi data adalah nilai yang paling sering terjadi atau nilai dengan frekuensi terbanyak. Untuk data Variabel X, maka modusnya adalah : Mo = 28,00 dan untuk data Variabel Y, maka modusnya adalah : Mo = 5,00.
2. Data Kelompok a. Rata–Rata (Mean)
X̅ = (∑ f.x
∑ f )
Perhitungan rata–rata (mean) Variabel X dan Variabel Y adalah sebagai berikut :
a) Untuk Variabel X, maka rata–rata (mean)–nya adalah : X̅ = (∑ f.x
∑ f )
X̅ = (881 30) X̅ = 29,37
b) Untuk Variabel Y, maka rata–rata (mean)–nya adalah : Y̅ = (∑ f.x
∑ f )
Y̅ = (229 30) Y̅ = 7,63 b. Median (Me)
Me = b + p x ( 1 2 n – F
f )
Keterangan : Me = Median
b = Batas bawah kelas median (batas bawah – 0,5) p = Panjang kelas
n = Banyak data
F = Jumlah frekuensi kelas–kelas sebelum kelas median f = Frekuensi kelas median
Perhitungan Median Variabel X dan Variabel Y adalah sebagai berikut : a) Untuk Variabel X, maka median–nya adalah :
Me = b + p x ( 1 2 n – F
f )
Me = 29,5 + 2 x ( 1
2 30 – 15
7 )
Me = 31,5 x (0 7) Me = 0
b) Untuk Variabel Y, maka median–nya adalah :
Me = b + p x ( 1 2 n – F
f )
Me = 8,5 + 2 x ( 1
2 30 – 13
7 )
Me = 10,5 x (2 7) Me = 3
c. Modus
Mo = b + p x ( d1 d1 – d2) Keterangan :
Mo = Modus
b = Batas bawah kelas modus p = Panjang kelas
d1 = Selisih frekuensi kelas modus dengan frekuensi kelas sebelumnya d2 = Selisih frekuensi kelas modus dengan frekuensi kelas sesudahnya
Perhitungan Modus Variabel X dan Variabel Y adalah sebagai berikut : a) Untuk Variabel X, maka modus–nya adalah :
Mo = b + p x ( d1 d1 – d2) Mo = 29,5 + 2 x ( –8
–8 – –1)
Mo = 31,5 x (–8 –7) Mo = 36
b) Untuk Variabel Y, maka modus–nya adalah : Mo = b + p x ( d1
d1 – d2) Mo = 8,5 + 2 x ( –6
–6 – –3) Mo = 10,5 x (–6
–3) Mo = 21
E. UKURAN PENYEBARAN (VARIABILITAS) 1. Data Tunggal
a. Varians
Varians untuk populasi dinotasikan dengan s2 dan dirumuskan sebagai berikut :
s2 =
∑ X2 – ((∑ X)2 N ) N
Berikut adalah langkah perhitungan varians pada Variabel X dan Variabel Y :
a) Varians Variabel X
s2 = ∑ X2 – ((∑ X)2 N ) N
s2 =
25992 – ((878)2 30 ) 30
s2 = 25992 – 25696 30
s2 = 295,87 30 s2 = 9,86
b) Varians Variabel Y
s2 = ∑ Y2 – ((∑ Y)2 N ) N
s2 =
2140 – ((238)2 30 ) 30
s2 = 2140 – 1888,1 30 s2 = 251,87
30 s2 = 8,40
b. Standar Deviasi (Simpangan Baku)
Standar deviasi untuk populasi dinotasikan σ2 merupakan akar dari varians dan dirumuskan sebagai berikut :
σ2 = √s2
Berikut adalah langkah perhitungan Standar Deviasi pada Variabel X dan Variabel Y :
1. Variabel X σ2 = √s2
σ2 = √9,86 = 3,14 2. Variabel Y
σ2 = √s2
σ2 = √8,40 = 2,90
2. Data Kelompok a. Varians
Berikut ini adalah rumus Varians untuk data kelompok :
s2 = ∑ fxi2 – ∑ (fxi)2 n n – 1
Berikut adalah langkah perhitungan varians pada Variabel X dan Variabel Y :
a) Variabel X
Tabel perhitungan varians Variabel X : Batas
Tengah (xi)
Frek. Relatif
(f) (xi2) (f) x (xi) (f) x (xi2)
24,5 4 600,25 98 2401
26,5 5 702,25 132,5 3511,25
28,5 6 812,25 171 4873,5
30,5 7 930,25 213,5 6511,75
32,5 5 1056,25 162,5 5281,25
34,5 3 1190,25 103,5 3570,75
30 881 26149,5
Berikut adalah langkah perhitungan Varians Variabel X :
s2 = ∑ fxi2 – ∑ (fxi)2 n n – 1
s2 = 26149,5 – (881)2 30 30 – 1
s2 = 26149,5 – 25872,0 29
s2 = 277,5 29 = 9,6
b) Variabel Y
Tabel perhitungan varians Variabel Y : Batas
Tengah (xi)
Frek. Relatif
(f) (xi2) (f) x (xi) (f) x (xi2)
2,5 3 6,25 7,5 18,75
2,5 4 6,25 10 25
6,5 6 42,25 39 253,5
8,5 7 72,25 59,5 505,75
10,5 6 110,25 63 661,5
12,5 4 156,25 50 625
30 229 2089,5
Berikut adalah langkah perhitungan Varians Variabel Y :
s2 = ∑ fxi2 – ∑ (fxi)2 n n – 1
s2 = 2089,5 – (229)2 30 30 – 1 s2 = 2089,5 – 1748,0
29 s2 = 341
29 = 12 b. Standar Deviasi
Berikut ini adalah rumus Standar Deviasi : s = √s2
Berikut adalah langkah perhitungan Standar Deviasi pada Variabel X dan Variabel Y :
a) Variabel X
Langkah perhitungan Standar Deviasi Variabel X : s = √s2
s = √9,6 s = 3,1 b) Variabel Y
Langkah perhitungan Standar Deviasi Variabel Y : s = √s2
s = √12 s = 3,4
BAB 4
UJI NORMALITAS, UJI HOMOGENITAS, DAN ANALISIS REGRESI A. UJI NORMALITAS DATA DENGAN UJI LILLIEFORS
Untuk pengujian hipotesis nihil tersebut kita tempuh dengan prosedur berikut:
(1) Pengamatan x1, x2, ..., xn dijadikan bilangan baku z1, z2, ..., zn dengan menggunakan rumus z = Xi – X̅
N
,
dimana X̅ dan masing–masing merupakan rata–rata dan simpangan baku sampel.(2) Untuk tiap bilangan baku ini dan menggunakan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung peluang F(zi) = P (z < zi).
(3) Selanjutnya dihitung proporsi z1, z2, ..., zn yang ≤ zi. Jika proporsi ini dinyatakan oleh S(zi), maka S(zi) = banyaknya z1, z2, ..., znyang ≤ zi
N
(4) Hitunglah selisih F(zi) – S(zi) kemudian tentukan harga mutlaknya.
(5) Ambil harga yang paling besar diantara harga–harga mutlak selisih tersebut.
Sebutlah harga terbesar ini L0.
Berikut adalah contoh perhitungan uji normalitas : 1. Uji Normalitas Variabel X
No.
Resp. X Zi F(Zi) S(Zi) F(Zi) – S(Zi)
1 24 –1,677 0,047 0,067 0,020
2 24 –1,677 0,047 0,067 0,020
3 25 –1,359 0,087 0,133 0,046
4 25 –1,359 0,087 0,133 0,046
5 26 –1,040 0,149 0,267 0,118
6 26 –1,040 0,149 0,267 0,118
7 26 –1,040 0,149 0,267 0,118
No.
Resp. X Zi F(Zi) S(Zi) F(Zi) – S(Zi)
8 26 –1,040 0,149 0,267 0,118
9 27 –0,722 0,235 0,300 0,065
10 28 –0,403 0,343 0,433 0,090
11 28 –0,403 0,343 0,433 0,090
12 28 –0,403 0,343 0,433 0,090
13 28 –0,403 0,343 0,433 0,090
14 29 –0,085 0,466 0,500 0,034
15 29 –0,085 0,466 0,500 0,034
16 30 0,234 0,592 0,633 0,041
17 30 0,234 0,592 0,633 0,041
18 30 0,234 0,592 0,633 0,041
19 30 0,234 0,592 0,633 0,041
20 31 0,552 0,710 0,733 0,024
21 31 0,552 0,710 0,733 0,024
22 31 0,552 0,710 0,733 0,024
23 32 0,870 0,808 0,833 0,025
24 32 0,870 0,808 0,833 0,025
25 32 0,870 0,808 0,833 0,025
26 33 1,189 0,883 0,900 0,017
27 33 1,189 0,883 0,900 0,017
28 34 1,507 0,934 0,933 0,001
29 35 1,826 0,966 1,000 0,034
30 35 1,826 0,966 1,000 0,034
X̅ 29,27
SD 3,14
Lhitung 0,118
Ltabel 0,161
Dari hasil analisis uji normalitas diatas, diperoleh Lhitung sebesar 0,118.
Sedangkan Ltabel sebesar 0,161. Karena Lhitung < Ltabel, maka dapat disimpulkan bahwa data diatas berdistribusi normal.
2. Uji Normalitas Variabel Y No.
Resp. X Zi F(Zi) S(Zi) F(Zi) – S(Zi)
1 2 –2,048 0,020 0,033 0,013
2 3 –1,703 0,044 0,100 0,056
3 3 –1,703 0,044 0,100 0,056
4 5 –1,012 0,156 0,233 0,078
5 5 –1,012 0,156 0,233 0,078
6 5 –1,012 0,156 0,233 0,078
7 5 –1,012 0,156 0,233 0,078
8 6 –0,667 0,252 0,333 0,081
9 6 –0,667 0,252 0,333 0,081
10 6 –0,667 0,252 0,333 0,081
11 7 –0,322 0,374 0,433 0,060
12 7 –0,322 0,374 0,433 0,060
13 7 –0,322 0,374 0,433 0,060
14 8 0,023 0,509 0,567 0,057
15 8 0,023 0,509 0,567 0,057
16 8 0,023 0,509 0,567 0,057
17 8 0,023 0,509 0,567 0,057
18 9 0,368 0,644 0,667 0,023
19 9 0,368 0,644 0,667 0,023
20 9 0,368 0,644 0,667 0,023
21 10 0,713 0,762 0,767 0,005
22 10 0,713 0,762 0,767 0,005
23 10 0,713 0,762 0,767 0,005
24 11 1,058 0,855 0,867 0,012
No.
Resp. X Zi F(Zi) S(Zi) F(Zi) – S(Zi)
25 11 1,058 0,855 0,867 0,012
26 11 1,058 0,855 0,867 0,012
27 12 1,404 0,920 0,967 0,047
28 12 1,404 0,920 0,967 0,047
29 12 1,404 0,920 0,967 0,047
30 13 1,749 0,960 1,000 0,040
X̅ 7,93
SD 2,90
Lhitung 0,081
Ltabel 0,161
Dari hasil analisis uji normalitas diatas, diperoleh Lhitung sebesar 0,081.
Sedangkan Ltabel sebesar 0,161. Karena Lhitung < Ltabel, maka dapat disimpulkan bahwa data diatas berdistribusi normal.
3. Perhitungan Uji Normalitas Galat Taksiran
No. X1 X2 Y No. X1 X2 Y No. X1 X2 Y 1 121 113 126 11 143 99 147 21 129 107 143 2 121 140 156 12 132 111 139 22 150 131 144 3 148 144 158 13 138 134 138 23 127 100 139 4 118 103 149 14 130 118 133 24 152 149 157 5 133 124 130 15 134 124 138 25 131 117 140 6 122 92 142 16 139 94 142 26 127 123 152 7 136 143 149 17 141 138 148 27 135 109 148 8 140 122 155 18 124 96 148 28 120 111 150 9 143 139 153 19 133 122 150 29 128 141 144 10 131 105 140 20 141 112 147 30 158 136 158
B. PENGUJIAN HOMOGENITAS DATA DENGAN UJI FISHER
Pengujian homogenitas dengan uji Fisher atau disingkat dengan F dilakukan apabila data yang akan diuji hanya ada 2 (dua) kelompok data atau sampel. Uji F dilakukan dengan cara membandingkan varians data terbesar dibagi varians data terkecil.
Prosedur pengujian homogenitas data sebagai berikut:
1. Menentukan taraf signifikan, misalnya taraf nyata () = 0,05 untuk menguji hipotesis:
H0 : 12 = 2 (varians 1 sama dengan varians 2 atau data homogen) H1 : 12 ≠ 22 (varians 1 tidak sama dengan varians 2 atau data tidak
homogen).
Kriteria pengujian :
Terima H0 jika Fhitung < Ftabel Tolak H0 jika Fhitung > Ftabel
2. Menghitung varians tiap kelompok data dengan rumus:
St2 =
∑ X2 – ((∑ X)2 N ) N
3. Tentukan nilai Fhitung yaitu:
Fhitung = Varians Terbesar Varians Terkecil
Menentukan nilai Ftabel untuk taraf signifikansi (), dk1 = dkpembilang = na – 1 dan dk2 = dkpenyebut = nb – 1. Dalam hal ini, na = banyaknya data kelompok varians terbesar (pembilang) dan nb = banyaknya data kelompok varians terkecil (penyebut).
Membandingkan nilai Fhitung dengan nilai Ftabel yaitu:
Jika Fhitung < Ftabel maka H0 diterima.
Jika Fhitung > Ftabel maka H0 ditolak.
Berikut ini tabel pengujian homogenitas sebagai berikut :
No. X Y XY X2 Y2
1 28 7 196 784 49
2 30 8 240 900 64
3 35 12 420 1225 144
4 31 9 279 961 81
5 31 11 341 961 121
6 25 5 125 625 25
7 26 5 130 676 25
8 32 10 320 1024 100
9 26 6 156 676 36
10 26 6 156 676 36
11 33 10 330 1089 100
12 29 7 203 841 49
13 26 7 182 676 49
14 32 12 384 1024 144
15 24 2 48 576 4
16 25 3 75 625 9
17 24 3 72 576 9
18 29 8 232 841 64
19 30 8 240 900 64
20 27 6 162 729 36
21 30 9 270 900 81
22 30 9 270 900 81
23 31 12 372 961 144
24 32 10 320 1024 100