• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konvensi Inter-Amerika untuk Mencegah dan Menghukum Penyiksaan Diadopsi pada 9 Desember Berlaku pada 28Januari 1987

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Konvensi Inter-Amerika untuk Mencegah dan Menghukum Penyiksaan Diadopsi pada 9 Desember Berlaku pada 28Januari 1987"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Menghukum Penyiksaan Diadopsi pada 9 Desember 1985.

Berlaku pada 28Januari 1987

Mukadimah

Negara-negara Amerika penandatangan Konvensi ini,

/vfenmdari, kctcntuan Konvensi Amerika mengenai Hak-hak Asasi Manusia bahwa tidak seorang pun dapat dijadikan sasaran penyiksaan atau perlakuan yang kejam, tidak manusiawi, atau hukuman yang menghinakan;

Menguatkan kembali bahwa semua perbuatan penyiksaan atau perlakuan lain yang kejam

apapun, tidak manusiawi atau hukuman yang menghinakan rnerupakan pelanggaran terhadap martahat manusia dan pengingkaran terhadap asas-asas yang dinyatakan dalam Piagam Organisasi Negara-negara Amerika dan dalam Piagam Pcrserikatan Bangsa-Bangsa dan mcrupakan pclanggaran-pelanggaran terhadap hak-hak manusia dan kebebasan-kehebasan fundamental, yang dinyatakan dalam Deklarasi Am erika mengenai Hak-hak dan Tanggung- jawah Manusia dan Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia;

Mencatat bahwa, agar peraturan-peraturan yang berkaitan yang dimuat dalam instrumen-

instrumen global dan regional tersebut sebelumnya dapat berlaku, perlu untuk merancang suatu Konvensi Inter-Amerika yang mencegah dan menghukum penyiksaan;

Menguatkan kembali tujuan mereka untuk mengkonsolidasikan belahan dunia, keadaan-

keadaan yang memperkenankan pengakuan terhadap dan penghormatan bagi martabat manusia yang melekat, dan menjamin pelaksanaan sepenuhnya hak-hak dan kebebasan- kebebasan fundamentalnya,

Menyetujui sebagai berikut:

Pasall

Para Negara Pihak harus mencegah dan menghukum penyiksaan sesuai dengan ketentuan- ketentuan Konvensi ini.

(2)

Pasal2

Untuk tujuan-tujuan Konvensi ini, maka penyiksaan harus diartikan sebagai setiap perbuatan yang dengan ;eng:1p dilaksanakan di mana sakit fisik atau mental atau penderitaan fisik atau mental dikenakan pacta seseorang untuk tujuan-tujuan penyelidikan pidana, sebagai suatu sarana intirnidasi, sebagai tindakan penccgahan, sebagai hukuman pribadi atau untuk setiap tujuan lain. Pcnyiksaanjuga akan diartikan sebagai penggunaan metode-metode atas seseorang yang dimaksudkan untuk melenyapkan personalitas korban atau mengurangi kemampuan-kemampuan fisik atau mentalnya, meskipun tidak menyebabkan sakit fisik atau dcrita mental.

Konsep penyiksaan ini tidak akan mencakup sakit fisik atau mental, atau penderitaan yang melekat pacta atau semata-mata merupakan akibat tindakan-tindakan yang sah, asalkan tidak mencakup pelaksanaan perbuatan-perbuatan atau penggunaan metode-metode yang ditunjuk dalam pasal ini.

Pasal3

Berikut ini dapat dianggap sebagai bersalah karena kejahatan penyiksaan:

(a) Seorang pegawai negeri atau karyawan yang bertindak dalam kedudukan tersebut memerintahkan atau mcmbujuk penggunaan penyiksaan, atau orang yang secara langsung mclakukannya atau yang, dapat mencegahnya namun gaga! mclakukan demikian. (b) Seorang karena hasutan pegawai negeri atau karyawan yang disebutkan dalam sub- ayat

(a), memerintahkan, menghasut atau membujuk penggunaan penyiksaan, secara langsung melakukannya atau menjadi kaki tangannya.

Pasal4

Kenyataan telah berbuat di bawah perintah seorang atasan akan memberikan pengecualian dari pertanggungJawaban pidana yang bersamaan.

Pasal 5

Kebcradaan kcadaan-kcadaan scperti keadaan perang, ancaman perang, kcadaan terkepung atau darurat, kekacauan domestik atau perselisihan domestik, penundaanjaminan konstitusi, ketidakstabilan politik domcstik atau keadaan-keadaan darurat umum yang lain atau bencana- bencana, tidak dapat dijadikan sandaran atau tidak dapat diperkenankan sebagai pembcnaran untuk kejahatan pcnyiksaan.

Baik sifat bahayanya tahanan atau narapidana, atau ketiadaan keamanan pcmbentukan Iembaga keamanan, maka kmbaga pcmasyarakatan atau penjara tidak dapat membcnarkan tindakan peny1ksaan.

(3)

Pasal 6

Sesuai Jengan pcrsyaratan-persyaratan Pasal 1. para Negara Pihak brus mengambil Iangkah- Iangkah yang efektif untuk mencegah dan menghukum penyiksaan di dalam yurisdiksi mereka. Negara Pihak harus menjamin bahwa semua perbuatan penyiksaan atau usaha-usaha untuk melakukan pcnyiksaan merupakan pelanggaran-pelanggaran menurut hukum pidana mereka dan harus membuat perbuatan-perbuatan tersebut dapat dihukurn deng:m hukuman-hukuman yang berat mengingat jenis perbuatannya yang berbahaya.

Para Negara Pihak juga harus mengambil langkah-Iangkah yang efcktif untuk mencegah dan mcnghukum perlakuan lain yang kejam, tidak manusiawi, atau hukuman yang menghinakan di dalam yurisdiksi mereka.

Pasal 7

Para Negara Pihak harus mcngambil langkah-Iangkah scdcmikian rupa sehingga, dalam pelatihan para petugas polisi dan para pejabat pemerintah yang lain. bertanggung jawab atas penahanan orang-orang untuk sementara waktu atau yang pasti d:rampas kebcbasannya, maka penekanan khusus harus diletakkan pada pelarangan penggunaan penyiksaan dalam interogasi, penahanan atau penangkapan.

Para Negara Pihakjuga harus mengambil langkah-langkah serupa untuk mencegah perlakuan lain yang kejam, tidak manusiawi, atau hukuman yang menghindkan.

Pasal 8

Para Negara Pihak harus menjamin bahwa orang manapun yang membuat suatu tuduhan telah dijadikan sasaran penyiksaan di dalam yurisdiksi mereka berhak atas suatu pemeriksaan yang adil terhadap kasusnya.

Demikianjuga, jika ada suatu tuduhan atau alasan yang tepat untuk meyakini bahwa suatu tindakan penyiksaan telah dilakukan di dalam yurisdiksi mercka, maka para Negara Pihak harus menjamin bahwa para pcnguasa mereka masing-masing akan memulai secara e t- ojjicio

dan dengan segera melakukan suatu penyelidikan ke dalam kasus itu dan memulai, setiap waktu tepat, proses pidana yang bersamaan.

Sesudah semua prosedur hukum domestik masing-masing Negara dan pcrnuntaan handing yang bcrkaitan telah digunakan secara maksirnal mungkin, kasus tersebut dapat diajukan ke forum internasional yang kcwenangannya sudah diakui oleh Negara Pihak yang bcrsangkutan.

(4)

l'asal 9

Para Negara Pihak berusaha memasukkan ke dalam undang-undang nasional mereka peraturan-peraturan yang menjamin kompensasi yang memadai bagi para korban penyiksaan. Tidak satu pun dari ketentuan-ketentuan dalam pasal ini dapat memengaruhi hak untuk menerima kompensasi sehingga korban atau orang-orang lain mungkin memperolehnya herdasarkan perundang-undangan nasional yang ada.

Pasal10

Tidak satu pun pernyataan yang didapat melalui penyiksaan dapat diterima sehagai bukti dalam suatu tindakan hukum, kecuali dalam suatu tindakan hukum yang diambil terhadap seorang atau orang-orang yang dituduh karena telah memperolehnya melalui langkah-langkah penyiksaan, dan hanya sebagai bukti bahwa tertuduh memperoleh pernyataan tersebut dengan cara-cara semacam itu.

Pasal 11

Para Negara Pihak harus mengambil langkah-langkah yang perlu untuk mengekstradisi siapapun yang dituduh telah melakukan kejahatan penyiksaan atau dihukum karena melakukan kejahatan tersebut sesuai dengan undang-undang nasional mercka masing-masing mengenai ekstradisi dan tanggung jawab internasional mereka pada masalah ini.

Pasal 12

Setiap Ncgara Pihak harus mengambil langkah-langkah yang perlu untuk melaksanakan yurisdiksinya atas kejahatan yang digambarkan dalam Konvensi ini dalam kasus-kasus berikut: (a) Apabila penyiksaan telah dilakukan di dalam yurisdiksinya;

(b) Apabila yang dituduh sebagai penjahat adalah seorang warga negara dari Negara tersebut; atau

(c) Apabila korban adalah seorang warga negara dari Negara tersebut dan dia demikian menganggap tepat.

Setiap Negara Pihak harus juga mcngambillangkah-langkah yang perlu untuk melaksanakan yurisdiksinya atas kejahatan yang dimuat dalam Konvensi ini apabila yang dituduh sebagai pcnjahat berada di dalam wilayah eli bawah yurisdiksinya, dan Negara Pihak yang bersangkutan tidak memulai untuk mengekstradisi dia sesuai dcngan ketentuan Pasal I.

Kom ensi ini tidak mengesampingkan yurisdiksi pidana yang dilakukan sesuai dcngan hukum domestik.

(5)

Pasal 13

Kejahatan yang ditunjuk dalam Pasal 2 harus dianggap dimasukkan di antara kejahatan- kejahatan yang dapat diekstradisi dalam setiap perjanjian internasional tentang ekstradisi yang dibuat antarct para Negara Pihak. Para Negara Pihak berusaha memasukkan kejahatan penyiksaan sebagai pelanggaran yang dapat diekstradisi dalam sc:tiap perjanjian ekstradisi yang dibuat di antara mereka.

Setiap Negara Pihak yang membuat ekstradisi, dengan persyaratan adanya suatu perianjian intcrnasional, jika Negara Pihak yang bersangkutan menerima permintaan ekstradisi dari Negar:1 Pihak lainnya, yang Negara Pihak yang bersangkutan tidak m mpunyai perjanjian ekstradisi. dapat menganggap Konvensi ini scbagai dasar hukum untuk ekst:adi\i .c:esuai dcngan kejahatan penyiksaan. Ekstrad1si haru tunduk pada syarat-syarat !ain yang mungkin diminta oleh undang-umlang Negara yang diminta.

Para Ncgara Pihak yang tidak membuat ekstradisi dengan persyaratan ad:mya 'illc\tu pe:janjian

internasional harus mengakui kejahatan-kejahatan tersebut scbagai pelanggarcm yang dapat dit:f;stradisi di antara mercka scndiri, dengan tunduk pacta syarat-syarat yang Lilminta oleh undang-undang Ncgara yang diminta.

Ekstradisi tidak dapat c!iberikan atau orang-orang yang dicari juga tidak akan dikembaLLa:: apabila ada a!Jsan-alasan untuk meyakini bahwa kehidupan orang itu dalam bahay:1, bah\\ a dn al-.an dijadikan sasaran penyiksaan. atau sehingga perlakuan y:mg keiam, tidak manusiawi atau yang menghinakan, atau bahwa dia akan diadili oleh pengadilan khu:; ts atau Ad Hoc di Negara yang mengajukan permintaan.

Pasal14

Apabila suatu Negara Pihak tidak memberikan ekstradisi, maka kasus itu harus diajukan ke para penguasanya yang berwcnang, seolah-olah kejahatan itu telah dilakukan di dalam yurisdiksinya, untuk tujuan-tujuan penyelidikan, dan apabila tepat, untuk langkah-langkah pidana, sesuai dengan hukum nasionalnya. Keputusan apapun yang diambil oleh para penguasa ini harus disampaikan kepada Negara Pihak yang bersangkutan yang telah meminta ekstradisi.

Pasal15

Tidak satu pun ketentuan dari Konvcnsi ini dapat ditafsirkan sebagai me;nbatasi hak untuk suaka, bilamana disediakan. juga tidak dapat ditafsirkan sebag:.1i mengubah kewajiban- kcwajiban para Negara Pihak dalam masa!ah ekstradiksi.

Pasal 16

Kori\'L'nsi ini tidak dap:llmemt:ng,lnihi ketentuan-k tentuan dalam Kom cnsi Amerika tentang lLiJ.; A asi M:musia. Konvensi-konvensi yang lain mengenai suhyek itu, ;ttau Statuta Komisi

(6)

Pasal 17

Para Negara Pihak harus menginformasikan kepada Komisi Hak Asasi Manusia Inter- Amerika mcngenai langkah-langkah legislatif, yudisial, administratif apapun, atau lainnya yang mereka ambil dalam penerapan Konvensi ini.

Sepadan dengan kewajihan dan tanggung jawabnya, Komisi Hak Asasi Manusia Inter- Amcrika akan berusaha dalam laporan tahunannya untuk menganalisis situasi yang ada di Negara-negara anggota Organisasi Negara-negara Amerika mengenai penccgahan dan penghapusan penyiksaan.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian Solichin (2007) yang ditunjukkan pada Tabel 9, juga menunjukkan nilai PRI yang lebih tinggi dengan menggunakan bahan koagulan asap cair cangkang kelapa

Tujuan pengkajian adalah untuk merancang model Sistem Manajemen Ahli dalam merencanakan pertanian buah-buahan di Jawa Barat.. Model FRUTY95 dirancang dengan menggunakan bahasa

Perbedaan dengan penelitian yang dilakukan adalah lokasinya, yaitu populasi remaja Indonesia terbatas pada etnis Asia, dan tidak hanya meneliti hubungan

Pelayanan kesehatan yang ada pada waktu itu adalah klinik umum, klinik spesialis (bedah, kandungan, penyakit dalam dan kesehatan anak), klinik gigi, instalasi gawat darurat,

Setiap Negara Pihak mengikatkan dirinya untuk mencegah di dalam wilayah yang termasuk jurisdiksinya tindakan-tindakan lain yang merupakan perlakuan atau penghukuman yang kejam,

Secara jasmani, kaum muda adalah manusia yang sedang mencari identitas diri. Dalam masa ini mereka dihadappkan dengan berbagai macam permasalahan hidup baik dari dalam maupun

Perlakuan yang adil yang dikembangkan sebagai nilai budaya dalam SOHO Global Health adalah memperlakukan karyawan/pelanggan sesuai dengan ketentuan, prosedur,

Penelitian ini mengusulkan sebuah metode estimasi titik pandang 3D dengan proyeksi orthographic untuk merepresentasikan posisi masing-masing mata dalam ruang dunia